• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN A.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN A."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode quasi eksperimen. pada penelitian ini melibatkan 2 kelas menurut kehomogenan kemampuan-kemampuan kelas. Kelas pertama dinamakan kelas eksperimen dan kelas kedua dinamakan kelas kontrol. Masing- masing kelas diberikan tes awal (pretest) dan tes akhir (postest). Siswa pada kelas eksperimen memperoleh model Realistic Mathematics Education (RME).

Sedangkan siswa pada kelas kontrol memperoleh model pembelajaran konvensional yaitu model pembelajaran ekspositori. Adapun tujuan dilaksanakannya pretest dan postest adalah untuk melihat perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis pada kelas eksperimen yang diberikan perlakuan dan kelas kontrol yang tidak diberikan perlakuan.

Desain yang digunakan adalah The Nonequivalent Pretest-Posttest Control Group Desaign, dimana sebelum dilakukan penelitian kedua kelompok diberikan pretest (O) untuk mengetahui keadaan awalnya. Selama penelitian berlangsung kelas yang pertama diberikan perlakuan (X) dan kelas yang kedua diberi perlakuan.

Kelompok yang diberikan perlakuan dijadikan kelompok eksperimen dan kelas yang tidak diberikan perlakuan adalah kelas kontrol. Selanjutnya di akhir penelitian, kedua kelas diberi postest (O) untuk melihat bagaimana hasilnya, apakah

(2)

ada perbedaan atau tidak dari masing-masing kelompok yang diberikan perlakuan dan yang menggunakan pembelajaran ekspositori.

Pada desain The Nonequivalent Pretest-Posttest Control Group Desaign paradigma penelitian diilustrasikan sebagai berikut :

O X O ---

O O Keterangan :

X = Perlakuan / treatment yang diberikan (variabel independen) O = Pretest / postest (variabel dependen yang diobservasi) --- = pemilihan sempel tidak diacak secara murni

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah SMP Negeri 1 Sagalaherang yang beralamat di jalan Raya Nangkoda No.72, sagalaherang kaler Kecamatan Sagalaherang Kabupaten Subang Provinsi Jawa Barat. Waktu pelaksanaan penelitian ini dimulai pada 17 Mei 2022 sampai 17 Juni 2022.

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subyek atau objek yang menjadi sasaran penelitian yang mempunyai karakteristik tertentu. Dalam penelitian ini melibatkan 2 kelas menurut kehomogenan kemampuan-kemampuan kelas. Kelas pertama dinamakan kelas eksperimen dan kelas kedua dinamakan kelas kontrol. Kedua kelas diberikan soal pretest dan postest, yang dimana diberikan soal pretest bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum diberikan perlakuan dan postest

(3)

diberikan kepada siswa bertujuan untuk mengetahui kemampuan akhir siswa setelah diberikan perlakuan. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sagalaherang tahun pelajaran 2021/2022. Penelitian ini mengambil sampel dua kelas dari populasi kelas VIII SMP Negeri 1 Sagalaherang yaitu kelas VIII C sebagai kelas eksperimen dan VIII G sebagai kelas kontrol dengan masing- masing siswa pada setiap kelas berjumlah 30 siswa.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal tes berbentuk uraian (essay) dan intrumen non tes yang digunakan dalam bentuk lembar observasi dan angket skala sikap untuk mengukur respon siswa terhadap model Realistic Mathematics Education (RME) dan Self-confidence siswa setelah menggunakan model Realistic Mathematics Education (RME). Berikut ini instrumen tes dalam penelitian yang dilakukan diantaranya tes kemampuan pemecahan masalah, lembar observasi, angket self-confidence, dan angket sikap siswa terhadap model Realistic Mathematics Education (RME) sebagai berikut.

1. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah

Tes yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tes berbentuk uraian.

Salah satu alasan pemilihan tes dalam bentuk uraian ini adalah untuk mengetahui bagaimana siswa menentukan konsep matematis untuk menyelesaikan masalah matematis dengan benar. Tes ini dibagi ke dalam dua macam tes, yaitu tes awal (pretest) dan tes akhir (postest) yang diberikan ke masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol, soal yang digunakan dalam pretest dan postest adalah soal yang sama. Tes awal (pretest) bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal pemecahan

(4)

masalah matematis pada siswa sedangkan tes akhir (postest) bertujuan untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematis siswa setelah mendapat perlakuan. Untuk memudahkan peneliti dalam memeriksa hasil lembar jawaban siswa dibuatlah pedoman penskoran. Adapun pedoman penilaian didasarkan pada pedoman penskoran dalam bentuk tabel untuk kemampuan pemecahan masalah diambil modifikasi dari Rosid & Listyani (Purnamasari dan Setiawan 2019) sebagai berikut.

Tabel 3.1

Rubrik Skor Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

No Indikator Respon Skor

1 Mengidentifikasi masalah, memahami masalah dengan benar, menyebutkan apa yang diketahui dan ditanya dalam masalah.

a. Tidak mengerti sama sekali masalah yang

dimaksud 0

b. Tidak mengerti sebagian masalah dengan menyebutkan sebagian apa yang diketahui dan tidak menyebutkan apa yang ditanyakan dari masalah

1

c. Tidak mengerti sebagian masalah dengan menyebutkan sebagian apa yang diketahui dan menyebutkan apa yang ditanyakan dari masalah

2 d. Mampu mengidentifikasi masalah dengan

benar dan tepat. 3

2 Merencanakan penyelesaian masalah,

menyatakan dan menuliskan model atau rumus yang digunakan untuk menyelesaikan masalah

a. Tidak merencanakan masalah sama sekali. 0 b. Merencanakan penyelesaian masalah

tetapi tidak benar (tidak sesuai dengan

masalah sama sekali). 1

c. Merencanakan penyelesaian yang digunakan hanya sebagian saja yang benar 2 d. Merencanakan penyelesaian yang

digunakan hanya sebagian saja yang benar 3 e. Mampu merencanakan penyelesaian

masalah dengan benar dan tepat

4 3 Menyelesaikan

masalah sesuai

a. Tidak mampu menyelesaikan masalah sama sekali

0

(5)

No Indikator Respon Skor dengan rencana,

melakukan operasi hitung dengan benar.

b. Menyelesaikan masalah tidak sesuai dengan rencana

1 c. Menyelesaikan sebagian dari masalah 2 d. Menyelesaikan masalah kurang tepat 3 e. Mampu menyelesaikan masalah dengan

benar dan tepat 4

4 Mengevaluasi, menarik kesimpulan dari jawaban yang diperoleh dan mengecek kembali perhitungan yang diperoleh

a. Tidak menyimpulkan masalah sama sekali 0 b. Dapat menyimpulkan masalah tetapi

kurang tepat

1

c. Dapat menyimpulkan masalah dengan tepat

2

Dalam penelitian ini terdapat dua golongan yaitu Model Realistic Mathematics Education (RME), penulis menyatakan sebagai variabel bebas (X) dan Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa penulis menyatakan variabel terikat (Y). Sebelum melakukan uji validitas hitung instrumen yang akan diujikan terlebih dahulu telah dikonsultasikan kepada dosen pembimbing.

Hasil dari uji coba instrumen tes untuk mengetahui karakteristik validitas soal, realibitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda sebagai berikut :

a. Uji Validitas

Uji validitas dimaksudkan untuk mengetahui kevalidan suatu intrumen. Untuk menguji validitas suatu instrumen digunakan korelasi produk moment dengan rumus sebagai berikut :

𝑟𝑋𝑌= 𝑛 ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋)(∑ 𝑌)

√(𝑛 ∑ 𝑋2− (∑ 𝑋)2) · (𝑛 ∑ 𝑌2− (∑ 𝑌)2)

(6)

Keterangan

𝑟𝑋𝑌 = koefisien validitas butir soal X = Skor item butir soal

Y = jumlah skor total tiap soal n = Jumlah responden

Tabel 3.2

Klasifikasi Koefisien Validitas Soal

Dari perhitungan menggunakan Microsoft Excel berikut adalah hasil uji coba intrumen terkait validitas tiap butir soal sebagai berikut :

Tabel 3.3

Kriteria Validitas Hasil Uji Coba

No 𝒓𝑥𝑦 Kriteria Validitas

1 0,65 Sedang

2 0,63 Sedang

3 0,75 Tinggi

4 0,70 Sedang

b. Uji Reliabitas

Uji Reliabitas instrumen penelitian adalah suatu alat yang memberikan hasil yang tetap sama. Hasil pengukuran itu harus tetap sama (relatif sama) jika pengukurannya diberikan pada subyek yang sama meskipun dilakukan oleh orang yang berbeda, waktu yang berlainan, dan tempat yang berbeda pula Rumus yang

Nilai 𝑟𝑋𝑌 Kriteria

0,90 < 𝑟𝑋𝑌 ≤ 1,00 Validitas Sangat Tinggi (Sangat Baik) 0,70 < 𝑟𝑋𝑌 ≤ 0,90 Validitas Tinggi (Baik)

0,40 < 𝑟𝑋𝑌 ≤ 0,70 Validitas Sedang (Cukup) 0,20 < 𝑟𝑋𝑌 ≤ 0,40 Validitas Rendah (Kurang) 0,00 < 𝑟𝑋𝑌 ≤ 0,20 Validitas Sangat Rendah

𝑟𝑋𝑌 ≤ 0,00 Tidak Valid

(7)

digunakan untuk menghitung koefisien reliabitas tes bentuk uraian digunakan rumus Cronbach’s Alpha (α) ( Sundayana, 2020:69) :

Keterangan :

𝑟11 = Reliabilitas instrumen N = Banyaknya butir pertanyaan

∑ 𝑠𝑡2 = Jumlah varian item 𝑠𝑡2 = Varian total

Dalam penelitian ini menggunakan kriteria penetapan reliabilitas soal dengan menggunakan kriteria dari Guidford (Ruseffendi, 1994 : 144), pada tabel di bawah sebagai berikut :

Tabel 3.4

Klasifikasi Koefisien Reliabitas Hasil Uji Coba Koefisien Reliabitas (r) Interpretasi

0,00 ≤ r < 0,20 Sangat Rendah 0,20 ≤ r < 0,40 Rendah 0,40 ≤ r < 0,60 Sedang / Cukup 0,60 ≤ r < 0,80 Tinggi 0,80 ≤ r < 1,00 Sangat Tinggi

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan Microsoft Excel nilai koefisien reliabilitas adalah 0,62 yang berarti kriteria koefisien korelasi reliabilitas instrumen yang digunakan tinggi.

𝑟11= ( 𝑛

𝑛 − 1) (1 −∑ 𝑠𝑡2 𝑠𝑡2 )

(8)

c. Daya pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk dapat membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dan siswa yang berkemampuan rendah.

Rumus yang digunakan untuk menentukan daya pembeda tiap butir soal menurut Sundayana (2020), yaitu :

Keterangan :

DP = Daya Pembeda

SA = Jumlah skor kelompok atas SB = Jumlah skor kelompok bawah IA = Jumlah skor ideal kelompok atas

Tabel 3.5

Klasifikasi Daya Pembeda

Daya Pembeda Kriteria

DP ≤ 0,00 Sangat jelek

0,00 < DP ≤ 0,20 Jelek 0,20 < DP ≤ 0,40 Cukup 0,40 < DP ≤ 0,70 Baik 0,70 < DP ≤ 1,00 Sangat baik

Setelah didapati hasil uji coba, data yang diperoleh kemudian akan dihitung dengan menggunakan Microsoft Excel diperoleh daya pembeda yang disajikan dalam tabel berikut.

𝐷𝑃 =𝑆𝐴 − 𝑆𝐵 𝐼𝐴

(9)

Tabel 3.6

Daya Pembeda Hasil Uji Coba

No Daya Pembeda Kriteria

1 0,62 Baik

2 0,46 Baik

3 0,68 Baik

4 0,53 Baik

d. Tingkat kesukaran

Tingkat kesukaran adalah keberadaan suatu butir soal apakah dipandang sukar, sedang, atau mudah dalam mengerjakannya, menggunakan rumus menurut Sundayana (2020) sebagai berikut :

Keterangan :

TK = Tingkat Kesukaran

SA = Jumlah skor kelompok atas SB = Jumlah skor kelompok bawah IA = Jumlah skor ideal kelompok atas IB = Jumlah skor ideal kelompok bawah

Dengan klasifikasi untuk daya pembeda sebagai berikut : Tabel 3.7

Klasifikasi Indeks Kesukaran TK = 0,00 Terlalu Sukar 0,00 < TK ≤ 0,30 Sukar 0,30 < TK ≤ 0,70 Sedang / cukup 0,70 < TK ≤ 1,00 Mudah

TK = 1,00 Terlalu mudah 𝑇𝐾 = 𝑆𝐴 + 𝑆𝐵

𝐼𝐴 + 𝐼𝐵

(10)

Setelah didapatkan hasil dari uji coba instrumen yang diberikan kepada siswa akan telah dilakukan pengolahan data untuk mengetahui indeks kesukaran setiap butir soanya yang menggunakan perhitungan Microsoft Excel yang disajikan pada tabel di bawah sebagai berikut.

Tabel 3.8

Klasifikasi Indeks Kesukaran Hasil Uji Coba No Indeks Kesukaran Kriteria

1 0,83 Mudah

2 0,55 Sedang

3 0,75 Sedang

4 0,94 Mudah

Setelah dilakukan perhitungan validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran butir soal kemampuan pemecahan masalah menggunakan software microsoft Excel diperoleh hasil yang dapat dilihat pada rekapitulasi pada tabel di bawah sebagai berikut.

Tabel 3.9

Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen Soal No Validitas Realibitas Daya

Pembeda

Tingkat Kesukaran 1 0,65 Tinggi

0,62 Tinggi

0,62 Baik 0,83 Mudah

2 0,63 Tinggi 0,46 Baik 0,55 Sedang

3 0,75 Tinggi 0,68 Baik 0,75 Sedang

4 0,70 Sedang 0,53 Baik 0,94 Mudah

Berdasarkan data di atas hasil dari analisis soal kemampuan pemecahan masalah matematis maka instrumen yang telah di analisis akan digunakan sebagai instrumen penelitian.

(11)

2. Lembar observasi

Instrumen penelitian ini menggunakan lembar observasi untuk mengumpulkan informasi aktivitas siswa dan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran selama proses kegiatan belajar berlangsung. Adapun lembar observasi yang digunakan dalam penelitian adalah lembar observasi aktivitas siswa dan lembar observasi guru.

a. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Lembar observasi aktivitas siswa dilakukan ketika proses pembelajaran dengan penerapan model Realistic Mathematic Education (RME). Lembar observasi ini berguna untuk mengetahui aktivitas siswa sudah sesuai dengan penerapan model RME dalam proses pemecahan masalah, lembar observasi aktivitas siswa berisi indikator-indikator yang perlu diamati oleh pengamat selama kegiatan belajar berlangsung. Kisi-kisi lembar observasi pada penelitian ini berdasarkan dari Sulistiyowati (2014).

Tabel 3.10

Kisi-Kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa

No Aspek Indikator Jumlah

Item

No.

Item 1 Memahami

masalah

Siswa dapat menanggapi dan memecahkan permasalahan dengan menggunakan pengalaman dan pengetahuan yang dimilikinya secara langsung

2 1,2

2 Menjelaskan masalah

Siswa berperan aktif dalam menyampaikan ide-ide untuk mengembangkan strategi pemecahan masalah

1 4

3 Menyelesaikan masalah

Menyelesaikan masalah kontekstual melalui matematisasi horisontal

2 3,6

Menyelesaikan masalah dengan matematis vertikal

1 9

(12)

No Aspek Indikator Jumlah Item

No.

Item 4 Membandingkan

dan

mendiskusikan jawaban

Dalam kegiatan pembelajaran siswa berinteraksi dengan guru dan teman lainnya.

3 5,7,8

5 Menyimpulkan Siswa dapat menyimpulkan pembelajaran yang telah dilalui

1 10

b. Lembar Observasi Guru

Lembar observasi guru untuk menilai aktivitas guru selama proses pembelajaran dalam penerapan model Realistic Mathematic Education (RME).

Lembar observasi ini digunakan untuk menilai apakah guru sudah menerapkan model Realistic Mathematic Education (RME) dengan baik atau belum. Lembar observasi ini diisi oleh pengamat saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Kisi-kisi lembar observasi dalam penelitian ini berdasarkan dari Sulistiyowati (2014).

Tabel 3.11

Kisi-Kisi Lembar Observasi Guru

No Aspek Indikator Jumlah

Item

No.

Item 1 Memahami

masalah kontekstual

Memulai dengan masalah nyata yang berkaitan dengan materi

2 1,2

2 Menjelaskan masalah kontekstual

Menjelaskan maksud dan contoh cara penyelesaian masalah dengan menggunakan media

2 3,4

3 Menyelesaikan masalah kontekstual

Memberikan kesempatan pada siswa untuk melakukan matematisasi horizontal

1 5

Meningkatkan aktivitas siswa melalui pengalaman belajar dengan berbagai kegiatan

1 6

Membimbing siswa untuk mengarah ke matematisasi vertikal (formal)

1 8

(13)

No Aspek Indikator Jumlah Item

No.

Item 4 Membandingkan

dan

mendiskusikan jawaban

Membimbing siswa dalam berdiskusi dan evaluasi hasil kerja

2 7,9

5 Menyimpulkan Membimbing siswa dalam menyimpulkan materi

1 10

3. Angket Self-Confidence

Penelitian ini menggunakan angket skala sikap self-confidence siswa, sedangkan angket yang digunakan untuk mengukur self-confidence siswa adalah skala likert. Angket self-confidence ini menggunakan skala likert dengan empat pilihan jawaban. yaitu Sering Sekali (SS), Sering (SR), Jarang (JR), dan Jarang Sekali (JS). Pemilihan penggunaan angket skala likert empat bertujuan agar siswa tidak bersikap netral atau tidak memberikan respon. Pengisian angket pada kelas eksperimen yang diberikan setelah mendapatkan perlakuan model Realistic Mathematics Education (RME) yang terdiri dari pernyataan positif dan negatif.

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui peningkatan self-confidence siswa setelah adanya perlakuan dengan model Realistic Mathematics Education (RME).

4. Angket Sikap Siswa Terhadap Model RME

Pada penelitian ini skala sikap siswa terhadap model Realistic Mathematics Education (RME) menggunakan modifikasi skala likert dengan empat pilihan jawaban. Pilihan jawaban pada angket sikap siswa terhadap model Realistic Mathematics Education (RME) yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Setuju (SS). Pemilihan skala empat adalah tidak ada peluang dari

(14)

responden untuk tidak berpendapat atau bersikap netral sehingga membuat responden menentukan salah satu kutub jawaban yang tersedia.

E. Bahan Ajar 1. Silabus dan RPP

Silabus adalah satu komponen perangkat pembelajaran dari rencana pembelajaran yang dijadikan suatu acuan pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Silabus yang digunakan adalah mengenai materi Statistika.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) digunakan sebagai penggambaran prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran satu kompetensi yang terdapat pada silabus. RPP yang digunakan pada penelitian ini disesuaikan dengan model Realistic Mathematics Education (RME) dan Ekspositori.

2. LKPD

Bahan ajar yang digunakan dalam penelitian ini adalah Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dan Modul Matematika yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran.

F. Teknik Pengumpulan Data

Berdasarkan instrumen penelitian yang digunakan maka akan dilakukan pengumpulan data sebagai berikut.

Tabel 3.12

Teknik pengumpulan Data

No Data Sumber

Data

Instrumen Data

Teknik Pengumpulan Data 1 Kemampuan

Pemecahan Masalah Siswa Tes Tertulis

Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 2 Lembar Observasi

Aktivitas Siswa Siswa

Lembar Observasi

Lembar Observasi Aktivitas Siswa

(15)

No Data Sumber Data

Instrumen Data

Teknik Pengumpulan Data 3 Lembar Observasi Guru Guru Lembar

Observasi

Lembar Observasi Guru

4 Angket sikap siswa terhadap model Realistic Mathematics Education (RME)

Siswa Angket Skala Likert 5 Angket Self Confidence Siswa Angket Skala Likert

G. Teknik Analisis Data 1. Analisis Data Hasil Tes

Setelah data didapatkan dari pretest , postest dan N-gain dilakukan pengolahan data sebagai berikut :

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran data berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas distribusi dari kelas eksperimen dan kelas kontrol menggunakan IBM statistic package for the social scienses (SPSS)

Hipotesis :

0 = Data berdistribusi normal ℎ1 = Data tidak berdistribusi normal Dengan kriteria uji :

Jika nilai signifikan ≥ 0,05 maka sebaran data berdistribusi normal atau ℎ0 diterima, dan jika nilai signifikan < 0,05 maka sebaran data tidak berdistribusi normal atau ℎ0 di tolak. Jika kedua kelompok sampel berdistribusi , maka dilanjutkan dengan menguji homogenitas kedua varians.

(16)

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah variansi data dari sampel yang dianalisis homogen atau tidak. Pengujian homogenitas varians dari kelas eksperimen dan kelas kontrol menggunakan dengan bantuan IBM statistic package for the social scienses (SPSS) dengan taraf signifikan 0,05.

Pada uji homogenitas tes, hipotesis yang diujikan adalah merumuskan hipotesis nol dan hipotesis alternatifnya :

𝐻0 : variansi data setiap kelompok homogen.

𝐻1 : variansi data setiap kelompok tidak homogen.

Dengan kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut : Jika signifikansi ≥ 0,05 maka 𝐻0 diterima.

Jika signifikansi < 0,05 maka 𝐻0 ditolak.

Jika data yang diperoleh berdistribusi normal, maka pengujian dilanjutkan dengan uji homogenitas varians dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Jika menghasilakan varians yang homogen, maka dilanjutkan dengan uji t. jika menghasilkan varians yang tidak homogen, maka dilanjutkan dengan uji 𝑡,. Tetapi jika kedua kelompok atau salah satu dari data pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen tidak berdistribusi normal, maka pengujiannya menggunakan uji statistik nonparametik Mann-Whitney.

c. Uji Perbedaan Dua Rerata

Uji perbedaan dua rerata dilakukan untuk mengetahui perbedaan kemampuan awal dan kemampuan akhir kedua kelas. Untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa, digunakan uji perbedaan dua

(17)

rerata (uji t). adapun ketentuan dalam melakukan uji perbedaan dua rerata adalah sebagai berikut :

a) mencari nilai rerata dan simpangan baku dari kedua kelompok;

b) Merumuskan hipotesis nol dan hipotesis alternatifnya;

c) Mengetes normalitas sebaran data kedua kelompok sampel;

d) Jika kedua kelompok sampel berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan menguji homogenitas kedua varians. Jika menghasilkan varians yang homogen, maka dilanjutkan dengan uji t, jika menghasilkan varians yang tidak homogen, maka dilanjutkan dengan uji 𝑡,.

e) Jika kedua kelompok atau salah satu kelompok sampel tidak berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney.

Pada uji dua rerata, hipotesis yang diujikan adalah sebagai berikut : 1) Hipotesis statistik untuk data pretes

𝐻0 ∶ Tidak terdapat perbedaan rerata kemampuan awal siswa kelas eksperimen dan kontrol

𝐻1 ∶ Terdapat perbedaan rerata kemampuan awal siswa kelas eksperimen dan kontrol

2) Hipotesis statistik untuk data postes

𝐻0 ∶ Rerata kemampuan akhir siswa kelas eksperimen tidak lebih baik atau sama dengan kelas kontrol

𝐻1 ∶ Rerata kemampuan akhir siswa kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol

(18)

Kriteria pengujian hipotesis :

Jika :- 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 ≤ 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka 𝐻0 diterima d. Uji N-Gain

N-gain adalah gain yang dinormalisasikan digunakan untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa dengan membandingkan selisih antara nilai postest dan pretest dengan selisih SMI (Skor Maksimum Ideal). Skor postest diambil dari skor tes akhir (sesudah pemberian perlakuan), sedangkan pretest adalah skor awal sebelum pemberian perlakuan (treatment). Nilai N-gain ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Tinggi rendahnya nilai N-gain ditentukan berdasarkan kriteria berikut : Tabel 3.13

Klasifikasi gain

Nilai N-Gain Kriteria

N-gain ≥ 0,70 Tinggi

0,30 < N-gain < 0,70 Sedang

N-gain ≤ 0,30 Rendah

2. Analisis Data Hasil Non Tes a. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Analisis hasil observasi aktivitas siswa yang dilakukan pada kelas eksperimen kemudian dianalisis dengan teknik deskriptif kualitatif dengan mengubah data ke dalam bentuk persentase. Dalam Arikunto (2010) penentuan persentase hasil observasi aktivitas siswa digunakan rumus sebagai berikut :

N-Gain =

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑜𝑠𝑡𝑒𝑠𝑡−𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑆𝑀𝐼−𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡

(19)

Persentase

=

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐽𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙

𝑋 100%

Setelah diketahui persentase maka data tersebut ditafsirkan dengan menggunakan kriteria sesuai dengan tabel di bawah ini:

Tabel 3.14

Kategori Predikat Aktivitas Siswa

No Interval Kategori

1 81%-100% Sangat baik

2 61%-80% Baik

3 41%-60% Cukup

4 21%-40% Kurang Baik

5 0%-20% Tidak Baik

b. Lembar Observasi Guru

Analisis hasil observasi guru yang dilakukan oleh observer kemudian dianalisis dengan teknik deskriptif kualitatif dengan mengolah data ke dalam bentuk persentase. Dalam Arikunto (2010) penentuan persentase hasil observasi guru digunakan rumus sebagai berikut :

Persentase

=

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐽𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙

𝑋 100%

Setelah diketahui persentase maka data tersebut ditafsirkan dengan menggunakan kriteria sesuai dengan tabel di bawah ini:

Tabel 3.15

Kategori predikat Guru

No Interval Kategori

1 81%-100% Sangat baik

2 61%-80% Baik

3 41%-60% Cukup

4 21%-40% Kurang Baik

5 0%-20% Tidak Baik

(20)

c. Angket Self-Confidence Siswa

Data kualitatif diperoleh dari angket self-confidence pada kelas eksperimen untuk mengetahui peningkatan self-confidence siswa dengan penerapan model Realistic Mathematics Education (RME), angket diberikan kepada siswa setelah mendapatkan perlakuan model Realistic Mathematics Education (RME) terdiri dari pernyataan positif dan negatif. Data yang diperoleh jawaban siswa untuk setiap pertanyaan dalam angket akan diubah ke dalam bentuk data kuantitatif.

Tabel 3.16

Pedoman Konversi Skor

Pertanyaan Positif Negatif

Sangat Setuju (SS) 4 1

Setuju (S) 3 2

Tidak Setuju (TS) 2 3

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4

Penentuan persentase jawaban siswa masing-masing item pernyataan/pertanyaan dalam angket, digunakan rumus sebagai berikut :

𝑋̅ = ∑ 𝑥 𝑛

Keterangan : 𝑋̅ = Rata-rata skor

∑ 𝑥 = jumlah total skor tiap aspek n = banyak responden

Data angket yang diperoleh diubah ke dalam data kuantitatif berbentuk skor hasil rerata yang diperoleh dari setiap butir pernyataan. Rerata yang diperoleh kemudian diklasifikasikan sesuai dengan aturan yang ada pada tabel berikut.

(21)

Tabel 3.17

Pedoman Konversi Skor

Kriteria Penafsiran

𝑋̅ >4,2 Sangat Tinggi 3,4 < 𝑋̅ ≤ 4,2 Tinggi 2,6 < 𝑋̅ ≤ 3,4 Sedang

1,8 < 𝑋̅ ≤ 2,6 Rendah 𝑋̅ < 1,8 Sangat Rendah

d. Angket Sikap Siswa Terhadap Model Realistic Mathematics Education (RME) Data kualitatif skala sikap siswa diperoleh dari pengisian angket yang diberikan pada siwa kelas eksperimen untuk mengetahui sikap siswa terhadap pembelajaran matematika dengan penerapan model Realistic Mathematics Education (RME), angket diberikan kepada siswa setelah mendapatkan perlakuan model Realistic Mathematics Education (RME) dalam kegiatan pembelajaran matematika. Pada angket sikap siswa terhadap model Realistic Mathematics Education (RME) terdiri dari pernyataan positif dan negatif. Jawaban siswa untuk setiap pertanyaan dalam angket selanjutnya akan diubah ke dalam data kuantitatif. Penentuan persentase jawaban siswa masing-masing item pertanyaan dalam angket ini digunakan rumus menurut Lestari dan Yudhanegara (2015) sebagai berikut :

𝑃 = 𝑓

𝑛 𝑋 100

Keterangan :

P = Persentase Jawaban f = Frekuensi Jawaban N = banyak Responden

(22)

Kriteria penafsiran persentase sebagai berikut : Tabel 3.18

Kriteria penafsiran persentase Jawaban Angket

Interval Kriteria

P = 0% Tak seorang pun

0% < p < 25% Sebagian kecil 25% ≤ P < 50% Hampir setengahnya

P = 50% Setengahnya

50% < P < 75% Sebagian besar 75% ≤ P < 100% Hampir seluruhnya

P = 100% Seluruhnya

H. Prosedur Penelitian

Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Tahap Persiapan

a. Mengidentifikasi permasalahan yang akan diteliti.

b. Pengajuan judul penelitian c. Penyusunan proposal penelitian d. Seminar proposal penelitian e. Merevisi proposal penelitian

f. Menyusun bahan ajar, RPP dan instrumen penelitian g. Uji coba instrumen penelitian

h. Mengolah hasil coba instrumen.

i. Membuat hasil uji coba instrumen dan melakukan perbaikan diperlukan.

2. Tahap Pelaksanaan

Langkah-langkah yang dilakukan dalam peaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut.

(23)

a. Menentukan sampel penelitian yang dipilih secara acak yang terdiri dari dua kelompok kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol.

b. Melakukan tes awal (pretest) kepada dua kelas yang akan diteliti dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa.

c. Melakukan pembelajaran dengan menggunakan model Realistic Mathematics Education (RME) kepada kelas eksperimen dan model ekspositori kepada kelas kontrol.

d. Memberikan tes akhir (postest) kepada dua kelas yang diteliti dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan akhir siswa.

e. Memberikan angket kepada siswa kelas eksperimen.

3. Tahap Penyelesaian

a. Memeriksa kelengkapan data yang terkumpul.

b. Mengolah dan menganalisis data.

c. Menyususn laporan hasil penelitian.

4. Tahap Kesimpulan

Pada tahap ini membuat kesimpulan dari data yang telah diperoleh kemudian menyimpulkan hasil penelitian serta menyusun laporan.

Referensi

Dokumen terkait

“Religion and M edia in Iran: The Imperative of the Market and the Straightjacket of Islamism”, dalam Westminster Papers in Communication.. Publicly private and privately

Hasil akhir dari penelitian ini adalah terciptanya sebuah media pembelajaran pengenalan warna, bentuk, angka, huruf dan tangga nada berbasis multimedia interaktif

Berkenaan dengan hal tersebut diatas, diharapkan agar Saudara dapat hadir tepat waktu dengan membawa dokumen asli dan 1 (satu) rangkap fotocopy untuk setiap data yang

&#34;Oliver Messel: In the Theatre of Design by Thomas Messel shows the work of one of England’s foremost interior designers whose work spanned the worlds of theater, film,

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006, hlm. Sugiyono menambahkan bahwa jika populasi besar, peneliti cukup memilih beberapa sampel yang

(2013) tentang perbandingan sifat biologi tanah pada ketiga jenis lahan yaitu lahan kebun campuran, lahan irigasi dan lahan sawah pada. masing masing jenis

It is not our intention in this book to deny the distance between our lives today and those of the past, nor to propose a return to a community locked into local place;

Karya Ilmiah Laporan Praktek Kerja Nyata berjudul “Prosedur Perhitungan, Pembayaran, Pemungutan dan Pelaporan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) pada Asuransi Jiwa Bersama