• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan fase yang sangat penting untuk membangun. perkembangan dalam dekade pertama kehidupan (Pertiwi, 2018).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan fase yang sangat penting untuk membangun. perkembangan dalam dekade pertama kehidupan (Pertiwi, 2018)."

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Masa remaja merupakan fase yang sangat penting untuk membangun perkembangan dalam dekade pertama kehidupan (Pertiwi, 2018). Ketika menstruasi masih banyak remaja putri di Indonesia belum memiliki Menstrual Hygiene Management (MHM) yang baik (Pradipta, Yanuarini and Hardjito, 2020).

Menstrual Hygiene Management adalah wanita dan remaja perempuan dapat menggunakan material yang bersih saat menstruasi, mempunyai privasi saat mengganti material selama periode menstruasi, serta menggunakan air dan sabun, dan memiliki fasilitas untuk membuang material menstruasi setelah digunakan (WHO, 2017). Mereka tidak mempunyai pemahaman yang benar bahwa menstruasi adalah proses biologis yang normal dan justru baru mengenalnya saat menarche yaitu pertama kali seorang perempuan mengalami menstruasi (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017).

Tingkat pengetahuan tentang menstruasi dan pengelolaan kebersihan menstruasi yang dimiliki anak saat memasuki usia pubertas berpengaruh signifikan terhadap kondisi emosionalnya (UNICEF, 2016). Namun, masih terdapat kesenjangan pengetahuan yang signifikan khususnya terkait dengan konteks sekolah, misalnya belum terdapat penelitian yang mendalam tentang dampaknya terhadap partisipasi sekolah dan hasilnya. Penelitian di Indonesia tentang MHM pada remaja perempuan di tingkat SD dan SMP masih terbatas (Hastuti, Dewi and Pramana, 2019). Akibatnya, faktor penentu dan dampak MHM pada remaja perempuan tidak dipahami dengan baik dan bukti sebagai dasar untuk merumuskan

(2)

program dan intervensi perbaikan MHM sangat kurang (Hastuti, Dewi and Pramana, 2019).

Peneliti sudah melakukan studi pendahuluan terhadap 10 orang remaja putri berusia 13-15 tahun pada wilayah SMP Negeri 1 Sampit pada tanggal 9 Desember 2020 melalui wawancara via whatsapp dan kuisioner Google Form. Dari hasil studi tersebut, 7 dari 10 siswa perempuan memiliki pengetahuan tentang kebersihan menstruasi yang kurang serta tidak memahami hubungan antara alat reproduksi dengan manajemen kesehatan menstruasi; selain itu 5 dari 10 siswa mengganti pembalut tiga kali dalam sehari atau hanya saat terasa penuh saja; masih ada perilaku membuang pembalut bekas dengan di bakar. Selain itu, sebanyak 8 dari 10 siswa masih mempercayai mitos seputar menstruasi. Hal ini disebabkan karena keterbatasan pengetahuan dan pengaruh norma, budaya, serta mitos yang berkembang di keluarga. Sejak pandemi COVID-19, pembelajaran di sekolah dilaksanakan secara online melalui aplikasi whatsapp dan zoom meetings. Namun, hingga saat ini siswa belum pernah mendapatkan pendidikan kesehatan atau penyuluhan tentang kesehatan reproduksi, khususnya Menstrual Hygiene Management (MHM) melalui zoom meetings atau secara online. Metode daring dengan melalui aplikasi zoom merupakan salah satu pilihan untuk pemberian pendidikan kesehatan dengan tetap mengutamakan protokol kesehatan selama pandemi COVID-19. Sehingga berdasarkan fenomena yang terjadi, peneliti memilih melaksanakan penelitian di SMP Negeri 1 Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur.

Menurut UNICEF, sebagian besar permasalahan remaja yang terjadi akibat terinfeksi kuman saat menstruasi antara lain Infeksi Saluran Reproduksi (ISR),

(3)

infeksi Bacterial Vaginosis (BV), dan Infeksi Saluran Kemih (ISK) (UNICEF, 2015). Berdasarkan data survei yang dilakukan World Health Organization (WHO) di beberapa negara, remaja putri berusia 10-14 tahun mempunyai permasalahan terhadap reproduksinya (WHO, 2019). Angka kejadian Infeksi Saluran Reproduksi (ISR) tertinggi di dunia terjadi pada usia remaja (35%-42%) (WHO, 2015). Data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017 menyebutkan perilaku remaja putri dalam menjaga hygiene pada saat menstruasi masih buruk, yaitu 63,9%

(BKKBN, 2017). Dari sisi kebersihan, dari Data Profil Sanitasi Sekolah tahun 2017, terdapat satu dari tiga sekolah tidak memiliki akses air dan dan satu dari dua sekolah tidak mempunyai toilet terpisah untuk murid laki-laki dan perempuan (Kemendikbud, 2017).

Pokok permasalahan pada remaja tentang menstruasi adalah kurangnya pengetahuan mengenai MHM dan buruknya sanitasi air (Kemenkes RI, 2017).

Personal hygiene selama menstruasi pada remaja dapat lebih ditingkatkan dengan cara menggali informasi dan pengetahuan yang dapat diperoleh dari pencarian informasi melalui media massa, teman sebaya, orang tua, keluarga dan buku (Bujawati, Raodhah and Indriyanti, 2017). Salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan reproduksi remaja dengan memberikan penyuluhan kesehatan. Menurut WHO Regional Office for South-East Asia (2019) dalam The Global Strategy on Women’s, Children’s and Adolescents’ Health (2016–2030) menyebutkan bahwa intervensi yang direkomendasikan untuk diberikan kepada remaja antara lain : informasi, konseling, dan pelayanan tentang kesehatan reproduksi dan seks secara komprehensif (WHO, 2019). Pendidikan kesehatan merupakan suatu upaya dalam menyediakan kondisi psikologis dan sasaran agar

(4)

seseorang mempunyai pengetahuan, sikap dan keterampilan yang sesuai dengan tuntutan nilai kesehatan (Notoatmodjo, 2012). Pemerintah mengeluarkan beberapa kebijakan atau langkah yang dapat dilakukan selama pandemi virus COVID-19 ini berlangsung. Salah satu kebijakan yang diambil yaitu meliburkan semua kegiatan belajar mengajar yang kemudian berubah menjadi sistem daring atau online.

Pembelajaran dengan video-conference dapat menggantikan pembelajaran yang biasanya dilakukan dengan tatap muka dikelas menjadi kegiatan tatap muka secara virtual melalui bantuan aplikasi yang terkoneksi dengan jaringan internet.

Pembelajaran yang idealnya memiliki interaktifitas antara pendidik dan peserta didik walaupun tidak dalam satu tempat yang sama, dengan adanya video conference akan membantu proses pembelajaran yang dilakukan, karena pendidik akan terlibat langsung dengan peserta didik (Sandiwarno, 2016). Video-conference termasuk dalam synchronous learning yaitu aktivitas yang dilakukan bersama-sama oleh pendidik dan peserta didik. Oleh karena itu, media ini dinilai tepat dan dapat menjadi solusi untuk digunakan sebagai media pendidikan kesehatan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. Selain itu, media video-conference dipilih karena sebagian besar remaja saat ini mudah menerima perubahan teknologi khususnya dalam penggunaan media pembelajaran daring. Melalui pendidikan kesehatan dengan media video-conference, remaja didorong untuk memperoleh informasi yang tepat, dapat berkomunikasi dan terbuka dengan orang tua atau guru.

Media ini dapat mengembangkan kemampuan mendengarkan serta mengamati secara teliti dan dapat membawa situasi anak ke dalam situasi nyata untuk menghadapi peristiwa serta dapat meningkatkan pengalaman. Selain itu, anak dapat melibatkan seluruh panca indera dalam belajar.

(5)

Salah satu aplikasi yang menyediakan fasilitas interaksi tatap muka secara virtual melalui video-conference dengan menggunakan laptop maupun smartphone adalah Zoom Cloud Meeting. Aplikasi ini dapat diunduh secara gratis dan dinilai punya kualitas yang baik, dibuktikan dengan perusahaan yang masuk dalam fortune 500 telah menggunakan layanan ini (Monica and Fitriawati, 2020). Efektifitas penggunaan media video-conference (zoom meeting) dapat tercapai salah satunya dengan menggunakan media pembelajaran jika dalam prosesnya sesuai dengan situasi dan kondisi, baik dari konten materi ataupun keadaan lingkungan mahasiswa. Media ini menjadi sebuah alternatif pembelajaran yang berbasis elektronik dan memberikan banyak manfaat terutama terhadap proses pendidikan jarak jauh. Selain itu, media ini juga dapat mempercepat proses belajar dan mengajar serta memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar mandiri berdasarkan kemampuan dan minat mereka (Sandiwarno, 2016).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Kaur menyebutkan bahwa pengetahuan yang sedikit, tidak akurat dan tidak lengkap tentang menstruasi merupakan penghalang besar dalam diri individu maupun praktik menstrual hygiene management (Kaur, Kaur and Kaur, 2018). Pada penelitian yang dilakukan oleh Alam pada tahun 2017, disebutkan bahwa banyak remaja perempuan di negara berpenghasilan rendah dan menengah kekurangan fasilitas dan dukungan yang memadai di sekolah untuk mengatur menstruasi. Selain itu, menstruasi yang tidak dikelola dengan baik dapat mengakibatkan anak putus sekolah, ketidakhadiran, dan masalah kesehatan seksual reproduksi lainnya yang memiliki konsekuensi kesehatan serta sosial-ekonomi jangka panjang bagi remaja putri (Alam et al., 2017).

(6)

Menurut penelitian Davis pada tahun 2018 menunjukkan bahwa lebih dari setengah (64,1%) remaja putri melakukan praktik Menstrual Hygiene Management yang terbilang buruk (Davis et al., 2018). Sedangkan menurut penelitian Chandra- Mouli dan Patel menyebutkan bahwa remaja perempuan kebanyakan tidak memiliki pengetahuan yang cukup saat menarche, kurangnya pengetahuan ini sering menimbulkan kesalahan dalam praktik menstrual hygiene di kemudian hari, dan menimbulkan dampak negatif pada kesehatan (Chandra-Mouli and Patel, 2017). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Julie Hennegan dan Paul Montgomery terhadap peningkatan pengetahuan menstrual hygiene menejemen pada remaja menyimpulkan bahwa pemberian intervensi penyuluhan terbukti memberikan dampak positif terhadap pengetahuan dan praktik terhadap menstrual hygiene (Hennegan and Montgomery, 2016). Sedangkan berdasarkan penelitian Cut Rita Zahara pada tahun 2015 tentang Hubungan Penyuluhan Tentang Personal Hygiene Dengan Perilaku Remaja Putri Pada Saat Menstruasi Di SMU Cut Nyak Dhien Langsa menyimpulkan bahwa ada peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan remaja putri tentang personal hygiene saat menstruasi pada kelompok perlakuan sebelum dan sesudah penyuluhan (Zahara, 2015).

Menurut teori Precede-Proceed Model yang dikembangkan oleh Lawrence W.

Green (1991), disebutkan bahwa perilaku kesehatan termasuk di dalam praktik Menstrual Hygiene Management dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu faktor predisposisi, faktor pendorong dan faktor pendukung. Teori Precede-Proceed Model dipilih karena berdasarkan pendekatan integrasi model Lawrence Green diperoleh suatu kesimpulan mengenai pengetahuan dan kesadaran tentang manajemen kebersihan menstruasi yang dapat terwujud dalam sikap, kepercayaan,

(7)

keyakinan dan nilai yang positif sebagai aspek penting dalam pencegahan gangguan kesehatan reproduksi pada remaja. Teori ini pernah dipakai dalam beberapa jenis penelitian terkait yaitu tentang perilaku personal hygiene pada remaja putri saat menstruasi.

Akibat dampak dari praktik menstrual hygiene management yang kurang baik pada remaja maka diperlukan adanya peran dari tenaga kesehatan khususnya perawat dalam mengatasi permasalahan kesehatan reproduksi yaitu khususnya mengenai menstrual hygiene management (MHM). Peran perawat yaitu dapat memberikan layanan konseling serta meningkatkan kesehatan reproduksi pada remaja melalui program intervensi seperti pendidikan dan pelayanan kesehatan.

Pelayanan kesehatan diharapkan mampu mendukung individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk mencapai perilaku hidup sehat.

Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk meneliti “Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Menstrual Hygiene Management dengan Media video-conference terhadap Pengetahuan dan Sikap pada Remaja”.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimanakah pengaruh pendidikan kesehatan tentang Menstrual Hygiene Management dengan media zoom meetings terhadap pengetahuan dan sikap pada remaja?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Menjelaskan pengaruh pendidikan kesehatan tentang Menstrual Hygiene Management dengan media video-conference terhadap pengetahuan dan sikap pada remaja.

(8)

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi pengetahuan tentang menstrual hygiene management pada remaja.

2. Mengidentifikasi sikap tentang menstrual hygiene management pada remaja.

3. Menganalisis pengaruh pendidikan kesehatan tentang menstrual hygiene management dengan media video-conference terhadap pengetahuan remaja sebelum dan sesudah intervensi.

4. Menganalisis pengaruh pendidikan kesehatan tentang menstrual hygiene management dengan media video-conference terhadap sikap remaja sebelum dan sesudah intervensi.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu mengembangkan Ilmu Keperawatan khususnya Keperawatan Maternitas pada remaja dalam hal pemberian pendidikan kesehatan tentang menstrual hygiene management.

1.4.2 Manfaat Praktis 1. Bagi Responden

Bagi responden setelah dilakukan penelitian diharapkan mendapat manfaat berupa pendidikan kesehatan tentang Menstrual Hygiene Management yang tepat sehingga dapat mengelola menstruasi dengan baik dan dalam jangka panjang dapat terhindar dari masalah kesehatan reproduksi.

2. Bagi Tenaga Kesehatan

(9)

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi perawat, khususnya perawat maternitas tentang salah satu metode pembelajaran berbasis video conference untuk memberikan pendidikan kesehatan tentang menstrual hygiene management kepada remaja.

3. Bagi Peneliti selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi bagi peneliti lain yang akan mengangkat tema yang sama namun dengan sudut pandang yang berbeda.

Referensi

Dokumen terkait

Jumlah pendamping kp yang meningkat daya saingnya dalam rangka pemberdayaan masyarakat mendukung peningkatan produksi usaha perikanan

Hero Digital Printing juga bergerak di bidang penjualan alat-alat percetakan. Menjalin kerjasama dengan perusahan yang bergerak di bidang yang sama sehingga Hero

Berdasarkan uraian di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa perlu adanya pengembangan media pembelajaran yang lebih baik dalam proses belajar mengajar pada sekolah yang

I lmu fisiologi dan teknologi pascapanen merupakan dua teori dasar yang harus dipahami dan diterapkan dalam upaya mempertahankan dan atau meningkatkan kualitas tanaman

Kesalahpahaman dapat timbul akibat adanya perbedaan penafsirran. Oleh sebab itu untuk menghindari kesalahpahaman terhadap istilah-istilah yang digunakan pada penelitian

Manfaat untuk institusi yaitu untuk memberikan gambaran dan informasi mengenai karakteristik reservoir Formasi Duri dan Formasi Bekasap, Cekungan Sumatra Tengah meliputi

SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI UTARA. Urusan Pemerintahan

Formulir Penjualan Kembali Unit Penyertaan LAUTANDHANA MAXIMA INCOME FUND yang telah diisi secara lengkap dan ditandatangani oleh Pemegang Unit Penyertaan sesuai dengan