• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN PADA CV. TARUNA ABADI PANGKEP BERDASARKAN PSAK NO. 34 TENTANG KONTRAK KONSTRUKSI HAMLIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN PADA CV. TARUNA ABADI PANGKEP BERDASARKAN PSAK NO. 34 TENTANG KONTRAK KONSTRUKSI HAMLIA"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN PADA CV. TARUNA ABADI PANGKEP BERDASARKAN PSAK NO. 34

TENTANG KONTRAK KONSTRUKSI

HAMLIA 10573 03555 12

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2016

(2)

PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN PADA CV. TARUNA ABADI PANGKEP BERDASARKAN PSAK NO. 34

TENTANG KONTRAK KONSTRUKSI

SKRIPSI

HAMLIA 10573 03555 12

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadyah Makassar untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2016

(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Hamlia, 2016 Pengakuan Pendapatan dan Beban pada CV. Taruna Abadi Pangkep Berdasarkan PSAK No. 34 Tentang Kontrak Konstruksi ( dibimbing oleh Hj. Ruliaty dan Ismail Badollahi )

Penelitian ini dilaksanakan di CV. Taruna Abadi Pangkep yaitu sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa konstruksi. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah perlakuan akuntansi atas pendapatan dan beban yang diterapkan perusahaan telah sesuai dengan prisip akuntansi yang berlaku umum. Dalam penelitian ini, jelas data yang digunakan adalah data primer dan sekunder yaitu data yang diperoleh dari wawancara dan pengamatan langsung dari perusahaan yang meliputi data laporan keuangan. Sedangkan analisis data menggunakan metode deskriptif komperatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa CV. Taruna Abadi Pangkep merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang jasa kontruksi dimana perusahaan mencatat uang muka dan penerimaan termin sebagai pendapatan.

Perusahaan tidak memisahkan antara penyusutan biaya material dengan biaya penyusutan dan pada akhir periode perusahaan tidak melakukan penyesuaian berdasarkan kemajuan fisik pekerjaan.

Dari hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat diketahui bahwa dalam pengakuan pendapatan belum sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum sedangkan pengakuan beban dalam perusahaan telah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Kata kunci : Pengakuan Pendapatan, Pengakuan Beban.

(6)

KATA PENGANTAR

Assalamu alikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN PADA CV. TARUNA ABADI PANGKEP BERDASARKAN PSAK NO. 34 TENTANG KONTRAK KONSTRUKSI.”

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang di ajukan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana Ilmu Akuntansi pada Fakultas Ilmu Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari beberapa pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Bapak Dr. H. Abd. Rahman Rahim, SE., MM, Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membina Universitas dengan sebaik- sebaiknya.

2. Bapak Dr. H. Mahmud Nuhung, MA, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar

3. Bapak Ismail Badollahi, SE, M.Si, Ak, CA, ketua Jurusan Akuntansi

Universitas Muhammadiyah Makassar, untuk semua bimbingan dan

arahannya selama proses perkuliahan.

(7)

4. Ibu Dr. Hj. Ruliaty, MM dan Bapak Ismail Badollahi, SE, M.Si, Ak, CA masing - masing sebagai Pembimbing I dan Pembimbing II, yang telah meluangkan waktu dan pikirannya dalam membimbing dan mengarahkan penulis sehingga berakhir dengan rangkumnya skripsi ini.

5. Ayahanda, Ibunda dan suami tercinta A. Muhammad Irwansyah Djafar, beserta seluruh keluarga yang telah tulus dan ikhlas memberikan kasih sayang, perhatian, doa, dorongan, motivasi, serta kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dan kuliah.

6. Bapak/Ibu Pimpinan dan seluruh CV Taruna Abadi Pangkep yang telah memberi izin untuk meneliti di perusahaannya dan telah memberikan data yang dibutuhkan penulis.

7. Teman-teman seperjuangan, mahasiswa/i Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi angkatan 2012 yang selama ini telah menunjukkan kerjasama dan solidaritasnya yang sangat baik dalam kehidupan penulis sehari-hari

Demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan, semoga hasil skripsi ini bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.

Billahittaufiq Wal Hidayah Wassalamu Alaikum Wr. Wb.

Makassar, 05 September 2016

Penulis

(8)

DAFTAR ISI

SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

1. Manfaat Teoritis ... 6

2. Manfaat Peraktis... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Akuntansi ... 8

B. Perlakuan Akuntansi ... 9

1. Pengakuan ... 9

2. Pengukuran ... 10

3. Pencatatan ... 10

4. Penyajian ... 10

5. Pengungkapan ... 11

C. Laporan Keuangan ... 11

D. Pengertian Pendapatan ... 16

E. Klasifikasi Pendapatan ... 17

F. Pengakuan Pendapatan ... 19

(9)

G. Pengukuran Pendapatan ... 25

H. Pengertian Beban ... 27

I. Pengakuan Beban ... 29

J. Pengukuran Beban ... 33

K. Hubungan Beban dan Pendapatan ... 35

1. Pendapatan ... 36

2. Beban... 36

L. Penyajian Pendapatan dan Beban dalam Laporan Keuangan ... 36

1. Metode Persentase Pneyelesaian ... 36

2. Metode Kontrak Selesai... 37

M. Penelitian Terdahulu ... 38

N. Kerangka Pikir ... 39

O. Hipotesis ... 40

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 41

1. Lokasi Penelitian ... 41

2. Waktu Penelitian ... 41

B. Metode Pengumpulan Data ... 41

1. Observasi ... 41

2. Wawancara ... 41

3. Dokumentasi ... 41

C. Jenis dan Sumber Data ... 42

1. Jenis Data ... 42

2. Sumber Data ... 42

D. Metode Analisis ... 42

E. Definisi Operasional dan Variabel ... 43

1. Pendapatan ... 43

2. Beban... 43

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat... 44

B. Struktur Organisasi... 45

(10)

C. Aktivitas Perusahaan ... 47

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Penelitian Jenis-jenis Pendapatan dan Beban pada CV. Taruna Abadi Pangkep ... 49

1. Jenis-jenis Pendapatan ... 49

2. Jenis-jenis Beban ... 49

B. Pengakuan pendapatan dan beban pada CV. Taruna Abadi Pangkep .. 51

1. Pengakuan pendapatan CV. Taruna Abadi Pangkep... 51

2. Pengakuan beban CV. Taruna Abadi Pangkep ... 52

C. Penerapan Pengakuan Pendapatan dan Beban pada CV. Taruna Abadi Pangkep (Metode Kontrak Selesai) ... 53

1. Contoh kontrak proyek pengerjaan pada CV. Taruna Abadi Pangkep ... 53

2. Penerapan Pengakuan pendapatan pada CV. Taruna Abadi Pangkep (Metode Kontrak Selesai) ... 54

D. Penerapan Pengakuan beban pada CV. Taruna Abadi Pangkep (Metode Kontrak Selesai) ... 57

E. Penerapan Pengakuan Pendapatan dan beban pada CV. Taruna Abadi Pangkep (Metode Presentase Penyelesaian)... 58

1. Penerapan pengakuan pendapatan CV. Taruna Abadi Pangkep (Metode Presentase Penyelesaian) ... 58

2. Penerapan Pengakuan Beban pada CV. Taruna Abadi Pangkep (Metode Presentase Penyelesaian)... 63

BAB VII PENUTUP A. Kesimpulan ... 68

B. Implikasi ... 69

C. Keterbatasan Penelitian ... 70

D. Saran ... 71 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(11)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Tabel 5.1 Perbandingan Biaya Bahan Baku (Material) (Metode Kontrak Selesai dan metode persentase Penyelesaian) CV. Taruna Abadi Pangkep 64 Tabel 5.2 Perbandingan Pendapatan Pada Kontrak konstruksi CV. Taruna Abadi

Pangkep untuk metod kontrak selesai dan persentase Penyelesaian 66

(12)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pikir Penelitian ... 39

Gambar 4.1 Struktur Organisasi CV. Taruna Abadi Pangkep ... 45

(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha kontraktor dimana proses pelaksanaan konstruksi suatu bangunan, dapat diselesaikan sesudah memakan waktu lebih dari satu periode akuntansi. Akibatnya timbul suatu masalah mengenai penentuan pendapatan dan beban yang diakui pada setiap akhir periode akuntansi. Standar Akuntansi Keuangan mengatur suatu cara yang tepat agar pengakuan pendapatan dapat mencerminkan hasil yang sewajarnya. Dalam akuntansi pendapatan dan beban yang menjadi permasalahan bagaimana perusahaan mengakui dan mengukur komponen pendapatan dan beban tersebut dalam suatu periode tertentu.

Berdasarkan PSAK No. 34 paragraf 22 mengenai Akuntansi Kontrak Konstruksi diatur mengenai syarat pengakuan dan pencatatan pendapatan dan beban kontrak untuk pekerjaan kontrak konstruksi yaitu bila hasil (Outcome) kontrak konstruksi dapat diestimasi secara andal, pendapatan kontrak dan biaya kontrak yang berhubungan dengan kontrak konstruksi harus diakui masing-masing sebagai pendapatan dan beban dengan memperhatikan tahap penyelesaian aktivitas kontrak pada tanggal neraca (percentage of completion).

Tahap penyelesaian suatu kontrak (percentage-of completion) dapat

ditentukan dengan berbagai cara (PSAK No. 34 paragraf 28). Perusahaan

(14)

menggunakan metode yang mengukur secara andal pekerjaan yang dilakukan.

Bergantung pada sifat kontrak, metode tersebut antara lain meliputi : proporsi biaya kontrak untuk pekerjaan yang dilaksanakan sampai tanggal total biaya kontrak yang diestimasi, survei atas pekerjaan yang telah dilaksanakan dan penyelesaian suatu bagian secara fisik dari pekerjaan kontrak.

Sebagaimana telah diketahui bahwa pengakuan akuntansi atas pendapatan dan beban merupakandua hal yang sangat berkaitan dengan kegiatan operasional perusahaan, dimana pendapatanmerupakan suatu hasil yang diperoleh dari kegiatan perusahaan sedangkan beban merupakanalat atau jasa yang dipergunakan untuk menghasilkan pendapatan.

Pada dasarnya setiap perusahaanmempunyai tujuan utama yang sama yaitu memperoleh keuntungan yang maksimum darikegiatan operasi perusahaannya. Pemimpin perusahaan yang bijaksana akan selalu berusahauntuk meningkatkan pendapatan dan berusaha untuk menekan biaya seefisien mungkin agardiperoleh laba yang ditargetkan lebih dulu bahkan melebihi target yang lebih ditetapkan.

Pendapatan harus diidentifikasikan dengan periode dimana kegiatan

ekonomi untuk menciptakan dan menjualkan barang dan jasa yang telah

dicapai atau dihasilkan, dengan catatan pengukuran yang handal dan objektif

dapat dilaksanakan. Sedangkan beban sebagai pengurang terhadap

pendapatan harus dilaporkan pada saat yang samadengan pendapatan yang

dihasilkan dari pengorbanan tersebut.

(15)

CV. Taruna Abadi Pangkep merupakan perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi. Metode yang digunakan dalam pengakuan pendapatan dan beban di perusahaan ini menggunakan metode persentase penyelesaian (persentage of completion methode).Dasar perhitungan laba kotor

berdasarkan kemajuan fisik proyek.Dan perusahaan tidak melakukan pencatatan saat pengajuan termin, dan pencatatan dilakukan pada saat penerimaan kas.

Metode pengakuan pendapatan yang dipergunakan oleh CV. Taruna

Abadi Pangkep dalam mengakui pendapatan atas semua pekerjaan –

pekerjaan yang dikerjakan, baik pekerjaan yang berjangka waktu satu periode

akuntansi, maupun proyek yang berjangka waktu lebih dari satu periode

akuntansi, adalah metode persentase penyelesaian. Sedangkan menurut teori

standar akuntansi keuangan, metode persentase penyelesaian lazim digunakan

pada perusahaan yang mengerjakan pekerjaan – pekerjaan yang memakan

waktu beberapa periode akuntansi.Pengakuan pendapatan dan biaya adalah

salah satu perlakuan akuntansi atas pendapatan dan biaya yang harus

diperhatikan.Akuntansi pendapatan dan biaya adalah masalah penting yang

harus dipahami oleh perusahaan untuk menghasilkan laporan keuangan yang

andal dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, karena tidak

sedikit perusahaan mengabaikan dan menganggap tidak penting masalah

akuntansi pendapatan. Berkaitan dengan hal tersebut, untuk mengetahui

sejauh mana pihak perusahaan tersebut menerapkan pengakuanpendapatan

(16)

dan beban, maka penulis tertarik untuk menguraikan permasalahan tentang Pengakuan Pendapatan dan Beban pada CV. Taruna Abadi Pangkep.

Dalam laporan keuangan, sudah merupakan kewajiban setiap perusahaan untuk membuat dan melaporkan keuangan perusahaannya pada suatu periode tertentu. Hal yang dilaporkan kemudian dianalisis sehingga dapat diketahui kondisi dan posisi perusahaan terkini. Kemudian laporan keuangan juga akan menentukan langkah apa yang dilakukan perusahaan sekarang dan kedepan, dengan melihat berbagai persoalan yang ada baik kelemahan maupun kekuatan yang dimilikinya.Dalam praktiknya, laporan keuangan oleh perusahaan tidak dibuat secara serampangan, tetapi harus dibuat dan disusun sesuai dengan aturan atau standar yang berlaku.Hal ini perlu dilakukan agar laporan keuangan mudah dibaca dan dimengerti.Laporan keuangan yang disajikan perusahaan sangat penting bagi manajemen dan pemilik perusahaan.(Dr. Kasmir, 2012:6).

Ajeng Wind (2013:24) mengemukakan bahwa, pendapatan dan beban

memang tidak termasuk dalam persamaandasar akuntansi.Namun, dua hal ini

sangat berpengaruh terhadap perolehan aktiva perusahaan.Dari pencatatan

pendapatan dan beban ini, diperoleh laba atau rugi.Laba terjadi jika

pendapatan lebih besar dari beban (pendapatan > beban). Kondisi ini akan

membuat modal berkurang atau bernilai minus.Akun pendapatan dan beban

merupakan akun ekuitas pemilik yang bersifat temporer dan perlu ditutup

pada setiap akhir periode akuntansi dengan mempergunakan jurnal penutup.

(17)

Akun ini sangat penting untuk mengumpulkan informasi keuangan untuk putusan manajemen.

CV.Taruna Abadi Pangkep selama tiga tahun terakhir 2013-2015 memiliki laba usaha yang setiap tahunnya bertambah, hal ini dapat dilihat dengan melihat daftar pendapatan dan beban yang dihasilkan CV.Taruna Abadi Pangkep selama tiga tahun terakhir

Tahun Pendapatan-HPP Beban Laba Usaha

2013 Rp.2.968.564.206 Rp.2.853.260.585 Rp.115.303.621 2014 Rp.3.365.466.361 Rp.3.124.565.174 Rp.240.901.187 2015 Rp.3.855.976.542 Rp.3.336.175.466 Rp.519.801.076

Penulis akan melakukan penelitian pada CV. Taruna Abadi Pangkepdi Pangkep yang bergerak di bidang Kontraktor, Perdagangan barang dan Jasa.

Memilih penelitian di CV. Taruna Abadi Pangkep karena merupakan salah satu perusahaan terbaik di bidang Kontraktor di wilayah Kabupaten Pangkep.

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang diuraikan di atas,

maka penulis akan membahas masalah ini lebih dalam lagi dan menuangkan

dalam bentuk skripsi yang berjudul ”Pengakuan Pendapatan dan Beban

pada CV. Taruna Abadi Pangkep Berdasarkan PSAK No.34 Tentang

Kontrak Konstruksi”.

(18)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang masalah, masalah yang ada dapat dirumuskan sebagai berikut :

Bagaimana pengakuan pendapatan dan beban pada pada CV.Taruna Abadi Pangkep.

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pengakuan pendapatan dan beban yang terdapat pada CV. Taruna Abadi Pangkep.

D. Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan akan diperoleh informasi yang akurat dan relevan yang dapat bermanfaat untuk:

1. Manfaat Teoritis

Memberikan wawasan dan tambahan Ilmu Ekonomi terkait dengan Pengakuan Akuntansi atas Pendapatan dan Beban. Selain itu, penelitian ini juga dapat menjadi ilmu pengetahuan yang secara teoritis dipelajari oleh penulis.

2. Manfaat Praktis

a) Bagi penulis, sebagai bahan untuk menambah pengetahuan dan

memperluas wawasan terutama dalam masalah akuntansi mengenai

pendapatan dan beban.

(19)

b) Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan menjadi sumber masukan bagi manajemen perusahaan mengenai pengakuan pendapatan dan beban.

c) Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan

sebagai bahan referensi bagi peneliti-peneliti selanjutnya yang

sejenis.

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Akuntansi

Pengertian akuntansi menurut American Accounting Association adalah suatu proses mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas serta tegas bagi pihak yang menggunakan informasi tersebut (Rahman Pura, 2012).

Menurut Danang Sunyoto (2013:17), pengertian akuntansi dapat dirumuskan dari sudut pandang, yaitu 1) sudut pandang pemakai jasa akuntansi, dan 2) sudut pandang proses kegiatannya (Haryono Jusup, 2003).

Sudut pandang pemakai.Dari sudut ini, pengertian akuntansi adalah sebagai suatu disiplin yang menyediakan informasi yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efisien dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan suatu organisasi. Informasi yang dihasilkan akuntansi diperlukan untuk : 1. Membuat perencanaan yang efektif, pengawasan dan pengambilan

keputusan oleh manajemen.

2. Pertanggung jawaban organisasi kepada para investor, kreditur, badan pemerintah dan sebagainya.

Laporan keuangan dianggap bermanfaat apabila mampu memenuhi

beberapa tujuan yaitu :

(21)

1. Berguna bagi investor, kreditor, atau pihak berkepentingan untuk membantu membuat keputusan rasional atas investasi atau kredit.

2. Berguna bagi investor, kreditor atau pihak berkepentingan untuk memperkirakan penerimaan kas dari dividen atau bunga serta

3. Menggambarkan secara jelas sumber daya ekonomi perusahaan dan klaim atasnya.

B. Perlakuan Akuntansi

Menurut Rahman Pura (2012:25), ada beberapa konsep yang terkait dengan perlakuan akuntansi yaitu konsep pengakuan, konsep pengukuran/penilaian, konsep pencatatan, konsep penyajian, dan konsep pengungkapan.

Konsep-konsep perlakuan akuntansi tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Pengakuan

Pengakuan dalam akuntansi adalah sebuah proses penetapan

terpenuhinya criteria pencatatan suatu kejadian atasu peristiwa dalam

catatan akuntansi, sehingga kejadian atau peristiwa itu akan menjadi

bagian yang melengkapi unsure asset, kewajiban, ekuitas, pendapatan,

dan beban sebagaimana akan termuat pada laporan keuangan dari entitas

pelaporan yang bersangkutan. Agar mendapatkan pengakuan, criteria

minimum yang perlu dipenuhi oleh suatu kejadian atau peristiwa yaitu:

(22)

a) Terdapat kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang berkaitan dengan kejadian atau peristiwa tersebut akan mengalir keluar dari atau masuk ke dalam entitas pelaporan bersangkutan.

b) Kejadian atau peristiwa tersebut mempunyai nilai yang dapat diukur atau dapat diestimasi dengan andal

2. Pengukuran

Pengukuran dalam akuntansi adalah sebuah proses penempatan nilai uang demi mengakui dan memasukkan setiap pos pada laporan keuangan. Pengukuran terhadap pos-pos laporan keuangan menggunakan mata uang rupiah.Transaksi yang menggunakan mata uang asing harus dikonversi terlebih dahulu dan dinyatakan dalam mata uang rupiah.

3. Pencatatan

Pencatatan dalam akuntansi adalah sebuah proses analisis atas suatu transaksi atau peristiwa keuangan yang terjadi dalam entitas dengan cara menempatkan transaksi di sisi debet dan sisi kredit. Pencatatan terhadap suatu transaksi keuangan menggunakan sistem tata buku berpasangan (double entry), yaitu pencatatan secara berpasangan atau sering disebut dengan istilah menjurnal. Dalam pencatatan tersebut ada sisi debet dan

4. Penyajian

Penyajian dalam akuntansi adalah sebuah proses penempatan suatu akun secara terstruktur pada laporan keuangan. Akun aset, kewajiban, dan

ASSET = KEWAJIBAN + EKUITAS

(23)

ekuitas (akun riil) disajikan dalam laporan neraca, sedangkan akun pendapatan dan beban (akun nominal) disajikan dalam laporan laba rugi.

5. Pengungkapan

Perlakuan dalam akuntansi adalah sebuah proses penjelasan naratif atau rincian menyangkut angka-angka yang tertera dalam laporan neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas. Penjelasan secara naratif terhadap pos-pos laporan keuangan diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK). Catatan atas laporan keuangan ini juga mencakup informasi tentang kebijakan akuntansi yang digunakan oleh entitas dan informasi lain yang diharuskan serta dianjurkan untuk diungkapkan demi menghasilkan penyajian laporan keuangan yang wajar.

C. Laporan Keuangan

Menurut Ajeng Wind (2013:14), dalam laporan keuangan terdapat elemen dasar yang dipergunakan untuk mengakui sebuah transaksi dan pengelompokannya. Elemen dasar ini harus ada dalam sebuah laporan keuangan. Berikut adalah elemen sebuah laporan keuangan :

1. Asset, kemungkinan keuntungan ekonomi masa mendatang yang diperoleh atau dikelola oleh perusahaan tertentu sebagai hasil dari transaksi atau kejadian masa lalu

2. Kewajiban, kemungkinan pengorbanan keuntungan ekonmi masa

mendatang yang berasal dari obligasi saat ini yang ditransfer menjadi

(24)

asset atau penyediaan jasa untuk perusahaan lain di masa mendatang sebagai hasil dari transaksi atau kejadian masa lalu.

3. Ekuitas, sisa dari aktiva suatu perusahaan setelah dikurangi dengan kewajiban

4. Investasi oleh pemilik, bertambahnya nilai asset bersih dari suatu perusahaan yang diperoleh dari transfer perusahaan lain atau bertambahnya ekuitas pemilik dalam perusahaan. Aktiva adalah yang paling umum dalam investasi oleh pemilik, tapi dapat pula pendapatan jasa atau konversi utang perusahaan.

5. Distribusi pada pemilik, penurunan nilai aktiva bersih perusahaan hasil dari transfer aktiva, pelayanan jasa, atau pelunasan kewajiban oleh perusahaan kepada pemilik. Distribusi pada pemilik akan menurunkan ekuitas pemilik dalam perusahaan.

6. Pendapatan komprehensif, perubahan ekuitas (aktiva bersih) perusahaan selama periode tertentu, dari transaksi dan kejadian lain, serta dari sumber non-pemilik. Ini termasuk semua perubahan dalam ekuitas selama periode tertentu, kecuali yang dihasilkan dari investasi oleh pemilik dan distribusi pada pemilik.

7. Pendapatan, aliran dana masuk, pertambahan aktiva perusahaan, atau

pengakuan kewajiban (atau kombinasi keduanya), selama periode

tertentu yang berasal dari penjualan barang diproduksi, pelaksanaan jasa,

atau aktivitas lain yang terjadi dalam perusahaan atau operasi bisnis

utama.

(25)

8. Beban, aliran dana keluar, penggunaan aktiva, atau pelunasan utang (atau kombinasi keduanya) selama periode tertentu yang berasal dari pengiriman barang diproduksi, pelaksanaan jasa, atau aktivitas lain dalam perusahaan yang merupakan bisnis utama.

9. Laba, penambahan ekuitas atau aktiva bersih dari semua transaksi yang terjadi dalam perusahaan dan kejadian dalam perusahaan pada satu periode, kecuali yang berasal dari pendapatan atau investasi pemilik.

10. Rugi, penurunan ekuitas atau aktiva bersih dari semua transaksi yang terjadi dalam perusahaan dan kejadian dalam perusahaan dalam satu periode, kecuali yang berasal dari beban ataru distribusi pemilik.

Albertus Indratno (2013:141) mengemukakan bahwa menurut Standar Akuntansi Keuangan yang di keluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, tujuan laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.

Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan perubahan modal/ekuitas, dan catatan atas laporan keuangan.Tiap laporan keuangan saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya.

Dr. Kasmir (2012:6) mengatakan bahwa, bagi suatu perusahaan,

penyajian laporan keuangan secara khusus merupakan salah satu tanggung

(26)

jawab manajer keuangan. Hal ini sesuai dengan fungsi manajer keuangan, yaitu :

1. Merencanakan 2. Mencari

3. Memanfaatkan dana-dana perusahaan 4. Memaksimalkan nilai perusahaan.

Dengan kata lain, tugas seorang manajer kauangan adalah mencari dana dari berbagai sumber dan membuat keputusan tentang sumber dana yang harus dipilih. Di samping itu, seorang manajer keuangan juga harus mampu mengalokasikan atau menggunakan dana secara tepat dan benar.

Dalam laporan keuangan, sudah merupakan kewajiban setiap perusahaan untuk membuat dan melaporkan keuangan perusahaannya pada suatu periode tertentu.Hal yang dilaporkan kemudian dianalisis sehingga dapat diketahui kondisi dan posisi perusahaan terkini. Kemudian laporan keuangan juga akan menentukan langkah apa yang dilakukan perusahaan sekarang dan kedepan, dengan melihat berbaai persoalan yang ada baik kelemahan maupun kekuatan yang dimilikinya.

Dalam pengertian yang sederhana, laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu.

Berikut ini beberapa tujuan pembuatan atau penyusunan laporan

keuangan yaitu :

(27)

1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan pada saat ini

2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini

3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu

4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu

5. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap aktiva, pasiva, dan modal perusahaan

6. Memberkan informasi tentang kinerja menajemen perusahaan dalam suatu periode

7. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan 8. Informasi keuangan lainnya.

Jadi, dengan memperoleh laporan keuangan suatu perusahaan, akan

dapat diketahui kondisi keuangan perusahaan secara menyeluruh. Kemudian,

laporan keuangan tidak hanya sekedar cukup dibaca saja, tetapi juga harus

dimengerti dan dipahami tentang posisi keuangan saat ini.Caranya adalah

dengan melakukan analisis kauangan melalui berbagai rasio keuangan yang

lazim dilakukan.

(28)

D. Pengertian Pendapatan

L. M. Samryn (2012:41) mengatakan bahwa pendapatan dan beban merupakan dua akun utama dalam laporan laba rugi perusahaan. Pendapatan merupakan sumber dana sementara beban merupakan objek pembiayaan yang menyebabkan pengeluaran kas atau pengerbonan aktiva lainnya, atau timbulnya utang baru.

Dalam laporan laba rugi terdapat dua kelompok pendapatan yang terdiri dari pendapatan utama dan pendapatan yang lain berasal dari pendapatan yang tidak merupakan kegiatan utama perusahaan.misalnya pendapatan bunga bagi perusahaan perdagangan. Selain itu, juga dalam beberapa kasus terdapat pendapatan dan kerugian dari pos luar biasa.

Menurut Golrida karyawati (2011:22), berdasarkan teori akuntansi, pendapatan itu harus dibuktikan dengan adanya aliran masuk kas atau bukti akan menerima kas (piutang). Pengumuman laba entitas investee tidak serta merta menjadi tanda aliran kas masuk bagi investor kecuali investee berniat membagikan laba tersebut kepada pemegang saham atau dividen.

Pendapatan adalah arus masuk aktiva atau peningkatan lainnya atas aktiva atau penyelesaian kewajiban entitas atau kombinasi dari keduanya dari pengiriman barang, pemberian jasa, atau aktivitas lainnya yang merupakan operasi utama atau operasi sentral perusahaan (Hery, 2009:109).

Menurut Agen Wind (2013:15), Pendapatan adalah aliran dana masuk,

pertambahan aktiva perusahaan, atau pengakuan kewajiban kombinasi

keduanya, selama periode tertentu yang berasal dari penjualan barang

(29)

diproduksi, pelaksanaan jasa, atau aktivitas lain yang terjadi dalam perusahaan atau operasi bisnis utama.

Perbedaan penafsiran pendapatan tercermin pada pandangan yang berlainan dengan apa yang harus dimasukkan ke dalam pendapatan yang pada dasarnya terdiri dari dua pandangan yaitu :

1. Pandangan yang lebih sempit tentang pendapatan, adalah pendapatan yang hanya mencakup hasil-hasil dari kerugian yang diperoleh dari pelepasan harta tetap.

2. Pandangan yang luas dan mendalam tentang pendapatan, yang meliputi semua hasil dari kegiatan bisnis dan investasi perusahaan baik berupa industry maupun jasa.

E. Klasifikasi pendapatan

Pendapatan yang diperoleh perusahaan harus dilakukan pengklasifikasian agar pendapatan tersebut dapat diketahui sumbernya.

Dengan mengetahui sumber pendapatan, maka perusahaan dapat mengadakan evaluasi dalam menargetkan yang akan diperoleh.

Pendapatan dapat dipandang dari beberapa sudut pandang yaitu :

1. Dari sudut pandang perusahaan dan dinyatakan dalam bentuk rupiah.

2. Dari sudut pandang pemilik perusahaan.

Dari pengklasifikasian dan sumber pendapatan di atas, maka dapat dijelaskan secara garis besar sebagai berikut :

1. Dari sudut pandang perusahaan dan dinyatakan dalam bentuk rupiah.

(30)

Pendapatan yang diperoleh perusahaan pada akhirnya ditunjukkan dengan aliran dana yang masuk ke perusahaan dari konsumen sebagai penukar produk perusahaan baik barang ataupun jasa.

2. Dari sudut pandang perusahaan.

Pendapatan dipandang sebagai pendapatan netto yaitu kelebihan aliran sumber ekonomi yang masuk diatas aliran potensi jasa yang keluar dari kesatuan usaha dalam bentuk biaya-biaya yang dapat dibebankan.

Sebagaimana telah dikemukakan pada pengertian pendapatan di atas bahwa, pendapatan pada umumnya berasal atau bersumber dari aktivitas utama perusahaan. Akan tetapi tidak tertutup kemungkinan perusahaan mendapatkan pendapatan tersebut dari luar aktivitas utama itu, seperti yang dikemukakan Soenarso (2004:47) berikut ini:

“Pendapatan (revenue) adalah jumlah yang dibebankan langganan untuk barang dan jasa yang dijual.Pendapatan dapat juga didefinisikan sedbagai kenaikan bruto dalam modal (biasanya melalui diterimanya suatu aktiva dari langganan) yang berasal dari barang dan jasa yang dijual.”

Dengan demikian pendapatan menurut sumbernya terdiri dari dua kelompok yaitu:

1. Pendapatan operasional

2. Pendapatan non operasional (pendapatan lain-lain).

(31)

F. Pengakuan Pendapatan

Pengakuan adalah proses pencatatan item-item dalam jurnal, dimana untuk setiap item yang diakui harus memenuhi salah satu definisi dari unsur laporan keuangan. Sebagai contoh, piutang harus memenuhi definisi aktiva agar dapat dicatat dan dilaporkan sdebagai aktiva dalam neraca. Hal yang sama juga berlaku untuk kewajiban, ekuitas, pendapatan, beban, keuntungan, kerugian, dan unsur laporan keuangan lainnya. Item-item tersebut juga harus dapat diukur dalam satuan unit moneter (satuan mata uang) agar dapat diakui.

Untuk item-item yang memenuhi definisi unsur laporan keuangan, tetapi

tidak dapat diukur, namun besar kemungkinannya untuk terjadi, maka item-

item tersebut seharusnya tidak dicatat (tidak ada pengakuan) sampai item-

item tersebut dapat dikuantifikasi (diukur). Perlakuan akuntansi yang tepat

untuk kondisi seperti ini adalah perlunya pengungkapan (disclosure) secara

memadai atas informasi terkait dalam catatan laporan keuangan (notes to the

financial statement). Sebagai contoh adalah perusahaan yang memiliki

tanggung jawab (kewajiban) untuk membersihkan kerusakan lingkungan

sebagai akibat dari limbah hasil operasional usahanya. Peristiwa ini termasuk

definisi memenuhi kewajiban, tetapi karena jumlahnya belum dapat

ditentukan secara memadai, maka peristiwa ini belum dapat dicatat atau

diakui sebagai kewajiban, namun tetap harus diungkapkan dalam catatan

laporan keuangan, mengingat informasi atas peristiwa ini adalah relevan bagi

pengguna laporan keuangan.

(32)

Hery (2009:103), Berdasarkan akuntansi akrual (sesuai prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum), pengakuan pendapatan tidak harus menunggu sampai kas diterima.Kerangka kerja konseptual FASB telah mengidentifikasi dua kriteria yang seharusnya dipertimbangkan dalam menentukan kapan pendapatan dan keuntungan seharusnya diakui. Pendapatan dan keuntungan umumnya diakui ketika : (1) telah direalisasi atau dapat direalisasi, dan (2) telah dihasilkan/telah terjadi. Pendapatan dikatakan telah direalisasi (realized) jika barang atau jasa telah dipertukarkan dengan kas. Pendapatan dikatakan dapat direalisasi (realized) apabila aktiva yang diterima dapat segera dikonversi menjadi kas. Pendapatan dianggap telah dihasilkan atau telah terjadi (earned) apabila perusahaan telah melakukan apa yang seharusnya dilakukan untuk mendapatkan untuk mendapatkan hak atas pendapatan tersebut.

Kedua kriteria di atas umumnya terpenuhi pada saat titik penjualan

(point of sale), dimana pendapatan akan diakui ketika barang telah dikirim

atau jasa telah diberikan ke pelanggan. Atau dengan kata lain, pendapatan

diakui ketika perusahaan telah memberikan sebagian besar barang atau jasa

yang dijanjikannya kepada pelanggan (dalam hal ini, pendapatan dikatakan

telah dihasilkan atau telah terjadi melalui penyelesaian secara substansial

aktivitas yang terlibat dalam proses pembentukan pendapatan dan ketika

pelanggan telah memberikan pembayaran (telah direalisasi) atau setidaknya

janji pembayaran yang sah kepada perusahaan (dapat direalisasi). Pengakuan

(33)

pendapatan pada saat titik penjualan ini umumnya menyediakan pengujian yang lebih seragam, objektif, dan logis.

Sebagai pengecualian dari pengakuan pendapatan yang dilakukan pada saat titik penjualan, pendapatan juga dapat diakui pada saat : (1) proses produksi masih berlangsung, (2) akhir produksi, atau (3) pada saat kas diterima. Pengakuan pendapatan yang dilakukan pada saat sebelum kontrak atau proyek selesai (selama proses produksi masih berlangsung) diperbolehkan khususnya untuk beberapa kontrak konstruksi jangka panjang.Jika barang atau jasa dikontrak di muka dan periode produksi atau pelaksanaan (pemberian) jasa melebihi satu tahun, maka metode persentase penyelesaian proyek (percentage of completion method) atau metode kinerja proporsional (proportional performance method) diterapkan untuk mengakui pendapatan pada beberapa titik siklus produksi atau jasa. Dalam hal ini, pendapatan diakui secara bertahap seiring dengan proses kemajuan atau tingkat penyelesaian proyek, dan tidak menunggu sampai selesainya proyek, dan tidak menunggu sampai selesainya proyek atau selesainya pelaksanaan jasa. Jadi, walaupun secara teknis belum ada transfer kepemilikan barang (karena proses produksi masih berlangsung), namun pendapatan dianggap telah dihasilkan atau telah terjadi pada berbagai tahap proses konstruksi.

Contoh dari situasi ini adalah dalam hal kontrak konstruksi bangunan, jalan,

jembatan, waduk (dam), dan lain sebagainya. Apabila tidak memungkinkan

untuk mengestimasi biaya dan kemajuan konstruksi secara kurat, maka

(34)

pengakuan pendapatan akan ditunda sampai pekerjaan konstruksi selesai (complete contract method).

Kadang kala, pendapatan bisa juga diakui setelah proses produksi berakhir, tetapi sebelum penjualan terjadi. Ini dapat dilakukan jika pasar atas produk yang dihasilkan telah tersedia, dan penjualan praktis terjamin tanpa memerlukan usaha yang berarti.Contoh dari situasi ini dapat terjadi pada jenis produk logam tertentu (seperti emas) atau produk pertanian tertentu (seperti beras, gandum), dimana adanya jaminan pasar dan kepastian harga dari pemerintah. Dalam situasi ini, pendapatan diakui ketika proses pendambangan (pendulangan) atau produksi telah selesai (masa panen), karena proses pembentukan pendapatan dianggap telah selesai (secara substansial) mengingat adanya kepastian penjualan.

Pendapatan bisa juga diakui pada saat kas diterima jika tingkat kolektibilitas (tertagihnya) piutang atas produk atau jasa yang dijual meragukan. Dalam hal ini, pendapatan akan diakui pada saat kas diterima (bukan pada saat penjualan). Contoh dari situasi ini adalah dalam kasus penjualan real state (dengan metode penjualan cicilan). Dalam metode penjualan cicilan (installement sales method), penerimaan kas terjadi melalui cicilan secara berkala sepanjang periode waktu yang cukup lama. Pengakuan pendapatan dengan menggunakan metode cicilan ini dapat dibenarkan jika risiko tidak tertagihnya piutang begitu besar.

Pengakuan pendapatan untuk kontrak jangka panjang, menurut Ikatan

Akuntan Indonesia (2009:34.5) adalah:

(35)

“Bila hasil kontruksi dapat diestimasi secara andal, pendapatan kontrak dan biaya kontrak yang berhubungan dengan kontrak kontruksi harus diakui masing-masing sebagai pendapatan dan beban dengan harus menyelesaikan tahap penyelesaian aktivitas kontrak pada tanggal neraca (percentage of completion).Taksiran rugi (expected loss) pada kontrak kontruksi harus segera diakui sebagai beban.

Dalam kontrak harga tetap, hasil kontrak kontruksi dapat diestimasi secara andal bila semua hal-hal berikut dapat terpenuhi:

1. Total pendapatan kontrak dapat diukur secara andal

2. Besar kemungkinan manfaat keekonomian yang berhubungan dengan kontrak tersebut dapat tertagih dan mengalir ke perusahaan

3. Baik biaya kontrak untuk menyelesaikan kontrak maupun tahap penyelesaian kontrak pada tanggal neraca dapat diukur secara andal, dan 4. Biaya kontrak yang dapat distribusi ke kontrak dapat diidentifikasi

dengan jelas sehingga biaya kontrak actual dapat dibandingkan dengan estimasi sebelumnya.”

Standar Akuntansi Keuangan selanjutnya menyebutkan bahwa untuk kontrak kontruksi jangka panjang, jika hasil kontrak dapat diestimasi secara andal maka pendapatan kontrak dan biaya kontrak yang berhubungan dengan kontrak kontruksi yang terjadi harus diakui sebagai pendapatan dan beban dengan memperhatikan tahap penyelesaian aktivitas kontrak pada tanggal neraca.

Sebagai pedoman umum, dalam buku ini (L. M. Samryn, 2012:113)

pendapatan selalu diakui dengan dasar akrual.Metode ini dikenal sebagai

(36)

alternative yang memungkinkan mengakui pendapatan sekalipun atas suatu penyerahan barang atau jasa kepada pelanggan belum diikuti dengan penerimaan kas. Penggunaan metode ini menimbulkan adanya akun piutang untuk mencatat pendapatan yang belum diterima dalam bentuk kas.

Namun demikian, kebijakan akuntansi pengakuan pendapatan dengan dasar akrual tidak boleh menghalangi manajemen untuk melakukan penjualan dengan cara tunai. Atau tidak berarti ketika terdapat pelanggan yang melakukan pembelian secara tunai maka perusahaan harus mengubah kebijakan pengakuan pendapatan menjadi dasar kas. Dasar akrual dapat mencakup pendapatan yang diterima secara tunai tetapi tidak berlaku sebaliknya untuk pengakuan pendapatan atas dasar kas. Kebijakan dasar kas tidak dapat mencakup transaksi penjualan kredit.

Dalam pendekatan ini pendapatan tidak selalu sama dengan penerimaan kas. Sebaliknya penerimaan kas juga tidak selalu berarti pendapatan. Dalam sebuah perusahaan, penerimaan kas bias berasal dari pelunasan piutang, penerimaan uang pinjaman, setoran modal, titipan dari pihak lain, dan lain sebagainya. Demikian juga pendapatan dapat diakui.

Selain metode ini dalam teori akuntansi dikenal metode cash basis, yaitu metode yang hanya mengakui pendapatan jika atas penyerahan barang atau jasa kepada pelanggan sudah direalisasi dengan penerimaan kas.

Secara konsep, basis akrual dalam pengakuan pendapatan mempunyai

beberapa variasi seperti pengakuan pendapatan pada saat produksi,

pengakuan pendapatan pada saat penyelesaian produksi, pengakuan

(37)

pendapatan pada saat terdapat kejadian tertentu, produksi pengakuan pendapatan berdasarkan hal-hal khusus lainnya. Metode-metode ini tidak akan dibahas dalam buku ini karena metode-metode tersebut lazim diterapkan pada industri-industri yang memiliki karakteristik khusus. Misalnya usaha pertambangan emas, pertanian, dan lain sebagainya.

Cara pencatatan seperti ini merupakan salah satu konsekuensi penggunaan dasar akrual (akrual basis) dalam metode pengakuan pendapatan.Pencatatan dalam sistem akuntansi pada saat pengakuan pendapatan didasarkan pada tanggal yang tercantum dalam faktur penjualan sebagai bukti transaksinya.Dengan menggunakan dasar akrual, jika terjadi penjualan tunai pengakuan pendapatan dapat dilakukan pada saat penyerahan barang dan jasa, atau penerimaan kas, mana yang lebih dahulu terjadi.

G. Pengukuran Pendapatan

Pendapatan diperoleh dari suatu transaksi ekonomi, harus diukur dengan nilai yang wajar yang diterima atau yang dapat diterima.

Transaksi bukan kas nilai pertukaran (exchange value) ditetapkan

sama dengan nilai pasar yang wajar dan penggantian yang diberikan atau

yang diterima. Dalam memperoleh pendapatan, terdapat kemungkinan pihak

perusahaan memberikan harga potongan harga barang ataupun jasa, terdapat

pula kemungkinan adanya piutang tak tertagih dan juga retur penjualan,

dimana hal tersebut dapat mengurangi pendapatan yang akan diterima

perusahaan.

(38)

Potongan penjualan (sales discount) maupun potongan tunai (cash discount), keduanya mengurangi nilai penjualan yang seharusnya diperoleh perusahaan. Terdapat dua cara pencatatan potongan yang dimaksud, yaitu pencatatan dengan metode bruto dan metode netto.

Penjualan pada barang, apabila barang yang dijual dikembalikan oleh pembeli.Terjadinya retur penjualan ini dicatat sebagai pengurang piutang perusahaan.Komponen lainnya yang juga mengurangi piutang adalah piutang tak tertagih.

Hery (2009:42), Mengenai kriteria pengukuran, saat ini ada beberapa atribut pengukuran yang digunakan dalam praktik akuntansi, yaitu sebagai berikut:

1. Nilai pasar ( current market value ), yaitu harga jual aktiva yang berlaku dipasar saat ini. nilai ini merupakan exit value, di mana berbeda dengan biaya historis dan biaya pengganti yang merupakn entry value atau input value.

2. Nilai bersih yang dapat direalisasi (net realizable value), yaitu jumlah kas yang diperkirakan akan di terima dari konversi aktiva dalam kegiatan normal perusahaan. Contohnya adalah niali bersih piutang, yang merupakan nilai piutang yang kemungkinan besar dapat ditagih atau dikonversi menjadi kas.

3. Nilai sekarang atau nilai yang didiskontokan (present/discounted value),

yaitu jumlah bersih arus kas masuk atau arus kas keluar dimasa yang

akan dating yang didiskontokan ke nilai sekarangnya dengan tingkat suku

(39)

bunga tertentu. Contoh item yang diukur dengan nilai ini adalah piutang wesel jangka panjang, utang obligasi, utang wesel jangka panjang, dan aktiva yang disewa atas dasar capital lease.

H. Pengertian beban

Albertus Indratno (2013:144) mengatakan, bahwa beban merupakan pengorbanan yang timbul ketika terjadi pelaksanaan aktivitas regular perusahaan, seperti beban pajak beban gaji, beban kerugian piutang, beban perlengkapan, bveban pokok penjualan, beban asuransi, beban sewa, beban penyusutan aset tetap.

Selanjutnya menurut Ajeng Wind (2013:16) mengatakan, bahwa beban adalah aliran dana keluar, pengguna aktiva, atau pelunasan utang (atau kombinasi keduanya) selama periode tertentu yang berasal dari pengiriman barang diproduksi, pelaksanaan biasa, atau aktivitas lain dalam perusahaan yang merupakan bisnis utama.

Beban adalah arus keluar aktiva atau pengguna lainnya atas aktiva atau terjadinya (munculnya) kewajiban entitas (atau kombinasi dari keduanya) yang disebabkan oleh pengiriman atau pembuatan barang, pemberian jasa, atau aktivitas lainya yang merupakan operasi utama atau operasi sentral perusahaan Hery (2009:109).

Dalam istilah akuntansi, beban (expense) adalah pengurang dari

pendapatanyang akan menghasilkan laba bersih sebelum pajak pada laporan

laba/rugi. Pada kode perkiraan, beban biasanya merupakan jenis yang paling

(40)

banyak jumlahnya, walaupun secara sederhana, beban dapat diklasifikasikan menjadi:

1. Beban perolehan pendapatan 2. Beban operasi/rutin

3. Beban operasional lainnya 4. Beban lain-lain

Beban adalah berkurangnya nilai aktiva atau bertambahnya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak berhubungan dengan penarikan modal dan pembagian laba kepada penanam modal.

1. Beban Usaha

Beban usaha adalah beban-beban yang secara langsung atau tidak langsung berhubungan dengan aktivitas usaha pokok perusahaan.

Yang termasuk beban usaha : a) Harga Pokok Penjualan

b) Beban Penjualan = gaji pegawai, beban iklan

c) Beban Administrasi = beban perlengkapan kantor, beban penyusutan gedung, beban peralatan kantor.

2. Beban di Luar Usaha

Beban di luar usaha adalah beban yang timbul dari aktivitas di luar usaha pokok perusahaan, misalnya rugi penjualan aktiva tetap dan beban bunga.

Pengertian beban dapat disimpulkan bahwa beban dapat ditandingkan

dengan pendapatan, dimana untuk memperoleh pendapatan maka perusahaan

(41)

mempergunakan jasa jasa ekonomis yang mengakibatkan pengurangan aktiva netto.

Beban dihitung menurut penggunaan aktiva dan pertambahan kewajiban yang berkaitan dengan produksi dengan pengiriman barang serta pemberian jasa. Dalam arti yang terluas, beban mencakup semua biaya yang telah habis terpakai (expired) yang dapat dikurangkan dari pendapatan.

Dengan demikian pengertian pengertian beban ini lebih sempit daripada pengertian biaya (cost), karena beban merupakan biaya yang habis terpakai (expired).

I. Pengakuan Beban

Untuk menentukan laba, tidak hanya kriteria pengakuan pendapatan

dan keuntungan saja yang harus ditetapkan, tetapi juga kriteria pengakuan

beban dan kerugian harus didefinisikan secara jelas. Beberapa beban secara

langsung terkait dengan pendapatan, dan harus dapat diakui dalam periode

yang sama sebagaimana pendapatan tersebut diakui. Pengeluaran-pengeluaran

lainnya tidak dapat diakui sebagai beban untuk periode berjalan karena terkait

dengan pendapatan di masa mendatang, sehingga harus dilaporkan sebagai

aktiva terlebih dahulu (dikapitalisasi). Beban lainnya tidak terkait dengan

pendapatan tertentu dan akan diakui dalam periode ketika beban tersebut

dibayarkan atau telah terjadi. Secara garis besar, pengakuan beban dapat

dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu penandingan langsung (direct matching),

(42)

alokasi secara sistematis dan rasional (systematic and rational allocation), dan pengakuan segera (immediate recognition).

Mengaitkan beban dengan pendapatan tentu sering dikenal dengan

proses penandingan. Sebagai contoh, harga pokok penjualan merupakan

beban langsung yang dapat ditandingkan dengan pendapatan yang dihasilkan

dari penjualan barang. Beban ini akan dilaporkan dalam periode yang sama

sebagaimana pendapatan penjualan diakui. Demikian juga halnya dengan

pengiriman barang (ongkos angkut keluar) dan komisi penjualan, yang

biasanya terkait langsung dengan pendapatan penjualan. Beban langsung juga

tidak hanya meliputi beban-beban yang telah terjadi (seperti yang disebutkan

sebelumnya), tetapi juga meliputi beban yang diantisipasi (beban antisipasi),

yang terkait langsung dengan pendapatan periode berjalan. Setelah barang

dikirim ke pelanggan, masih ada beban penagihan piutang, beban kerugian

piutang tak tertagih, dan beban garansi atas kemungkinan produk yang rusak

(cacat). Beban-beban ini secara langsung terkait dengan pendapatan penjualan

karena itu seharusnya diestimasi dan ditandingkan terhadap pendapatan

penjualan yang diakui dalam periode berjalan.Ingat kembali, dengan

menggunakan metode pencadangan (metode yang disyaratkan oleh prinsip-

prinsip akuntansi yang berlaku umum), beban kerugian piutang tak tertagih

harus diestimasi (yang besarnya ditentukan berdasarkan pengalaman masa

lampau) dan diakui dalam periode dimana penjualan kredit terjadi (timbulnya

piutang), bukan pada saat piutang tersebut dihapuskan. Demikian juga halnya

dengan beban garansi (jaminan produk), yang harus diestimasi dan diakui

(43)

dalam periode yang sama sebagaimana pendapatan penjualan terkait diakui (dilaporkan), bukan pada saat klaim actual terjadi.

Kategori pengakuan beban yang kedua (alokasi secara sistematis dan rasional) melibatkan pengaluaran modal yang memiliki masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi.Ingat kembali, pengeluaran modal (capital expenditure) adalah biaya-biaya yang dikeluarkan dalam rangka memperoleh aktiva tetap, meningkatkan efisiensi operasional dan kapasitas produktif aktiva tetap, serta memperpanjang masa manfaat aktiva tetap.Biaya-biaya ini biasanya dikeluarkan dalam jumlah yang cukup besar (material), namun tidak sering terjadi. Contoh dari pengeluaran modal adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk membeli aktiva tetap , tambahan komponen aktiva tetap, dan/atau untuk mengganti komponen aktiva tetap yang ada, dengan tujuan untuk memperoleh manfaat, meningkatkan efisiensi, kapasitas, dan/atau memperpanjang masa manfaat dari aktiva tetap terkait. Dengan kata lain, pengeluaran modal adalah pengeluaran-pengeluaran yang tidak dibebankan langsung sebagai beban dalam laporan laba rugi, melainkan dikapitalisasi terlebih dahulumsebagai aktiva di neraca, karena pengeluaran-pengeluaran ini akan memberikan manfaat bagi penciptaan pendapatan di masa mendatang.

Pengeluaran-pengeluaran dalam kategori ini akan dicatat dengan cara

mendebet akun aktiva terkait. Nantinya secara sistematis dan rasional, bagian

dari harga perolehan aktiva akan dialokasikan menjadi beban pada masing-

masing periode yang menerima manfaat atas pengeluaran modal tadi. Sebagai

contoh, biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh aktiva tetap (seperti

(44)

bangaunan dan peralatan), aktiva tidak berwujud (seperti paten ), dan asuransi dibayar dimuka. Secara berkala bagian dari biaya atau harga perolehan (cost) ini akan dialokasikan menjadi beban (expense), yaitu beban penyusutan aktiva tetap, beban amortisasi paten, dan beban asuransi pada masing-masing periode yang menerima manfaat. Pada umumnya ini adalah sulit untuk mengkaitkan secara langsung beban-beban tersebut ke pendapatan atau periode tertentu, tetapi yang jelas bahwa beban-beban ini dibutuhkan jika pendapatan ini terjadi.

Kategori pengakuan beban yang ketiga (pengakuan segera) dilakukan atas beban-beban yang hanya memberikan manfaat dalam periode ketika beban tersebut dibayarkan atau terjadi, dan tidak terkait dengan pendapatan tertentu, tetapi secara tidak langsung membantu menciptakan pendapatan.

Sebagai contoh, beban umum dan administrative (seperti gaji karyawan kantor dan beban utilitas). Pengakuan segera juga tepat dilakukan ketika adanya ketidakpastian yang sangat tinggi mengenai manfaat ekonomi yang akan diperoleh di masa mendatang. Sebagai contoh adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk melakukan penelitian (riset) dan pengembangan, dimana biaya-biaya ini mungkin memberikan manfaat yang signifikan di masa mendatang, tetapi perolehan atas manfaatnya ini biasanya sangat tidak pasti.

Biaya riset ini akan segera langsung diakui (dihapus) dalam periode ketika

beban tersebut deikeluarkan. Dengan kata lain, biaya riset tersebut seharusnya

diperlakukan sebagai pengeluaran pendapatan (revenue expenditure) yaitu

biaya-biaya yang hanya akan memberi manfaat dalam periode berjalan,

(45)

sehingga biaya-biaya yang dikeluarkan ini tidak akan dikapitalisasi atau ditangguhkan sebagai aktiva dalam neraca, melainkan akan langsung dibebankan sebagai beban dalam laporan laba rugi periode berjalan dimana biaya tersebut terjadi (dikeluarkan). Argument yang paling kuat untuk membebankan segera biaya riset dan pengembangan ini adalah adanya ketidakmampuan untuk menemukan hubungan sebab akibat antara pengeluaran yang dilakukan dengan penciptaan pendapatan di masa mendatang. Kadang-kadang pengeluaran yang sangat besar tidak menghasilkan pendapatan di masa mendatang, tetapi sebaliknya pengeluaran yang relative kecil justru akan membawa kepada penemuan yang signifikan, yang akan menghasilkan pendapatan yang besar di masa mendatang.

Kebanyakan pengakuan atas kerugian (loss) juga masuk dalam kategori pengakuan segera.Karena kerugian berasal dalam transaksi peripheral (transaksi di luar operasi utama atau operasi sentral perusahaan) atau transaksi insidentil (transaksi yang keterjadiannya jarang), maka kerugian tidak terkait secara langsung dengan pendapatan.Sebagai contoh, kerugian atas penjualan aktiva tetap, penghapusan aktiva tetap, penebusan utang obligasi, penjualan piutang usaha, bencana alam (gempa bumi, banjir, letusan gunung berapi, badai), dan kerugian dari penjualan ivestasi.

J. Pengukuran Beban

Pengukuran beban pada dasarnya merupakan proses di dalam

menetapkan nilai ataupun jumlah uang yang mengakui dan memasukkan

(46)

setiap beban dalam laporan laba rugi perusahaan. Proses ini menyangkut mengenai pemilihan alternatif dasar pengukuran tersebut.

Adapun beberapa alternatif dasar pengukuran menurut Standar Akuntansi Keuangan adalah sebagai berikut :

1. Biaya historis. Dalam hal ini aktiva dicatat sebesar pengeluaran kas yang dibayar sebesar nilai wajar imbalan yang diberikan untuk memperoleh aktiva tersebut saat perolehan. Kewajiban dicatat sebesar jumlah yang diterima sebagai penukar dari keswajiban, atau dalam keadaan tertentu (misalnya pajak penghasilan), dalam jumlah kas atau setara kas yang diharapkan akan dibayar untuk memenuhi kewajiban dalam pelaksanaan usaha yang normal.

2. Biaya kini. Aktiva dinilai dalam jumlah kas atau setara kas yang seharusnya dibayar bila aktiva sama atau setara aktiva diperoleh sekarang. Kewajiban dinyatakan dalam jumlah kas atau setara kas yang tidak didiskontikan yang mungkin akan diperlukan untuk menyelesikan kewajiban sekarang.

3. Nilai realisasi/penyelesaian (realizable/statement value). Aktiva

dinyatakan dalam jumlah kas yang dapat diperoleh sekarang dengan

menjual aktiva dalam pelepasan normal. Kewajiban dinyatakan sebesar

nilai penyesuaian yaitu jumlah kas yang tidak didiskontokan yang

diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi kewajiban dalam

pelaksanaan usaha normal.

(47)

4. Nilai sekarang (present value). Aktiva dinyatakan sebesar arus kas masuk bersih di masa depan yang didiskonatokan ke nilai sekarang dari pos yang dapat diharapkan memberikan hasil dalam pelaksanaan usaha normal. Kewajiban dinyatakan sebesar arus kas keluar bersih di masa depan.

Keempat alternatif dasar pengukuran tersebut di atas yang sering dipergunakan adalah alternatif pertama yaitu dasar biaya historis, yang juga biasanya digabungkan dengan pengukuran yang lainnya

K. Hubungan Beban dan Pendapatan

Ajeng Wind (2013:24) mengemukakan bahwa, pendapatan dan beban memang tidak termasuk dalam persamaan dasar akuntansi.Namun, dua hal ini sangat berpengaruh terhadap perolehan aktiva perusahaan.Dari pencatatan pendapatan dan beban ini, diperoleh laba atau rugi.Laba terjadi jika pendapatan lebih besar dari beban (pendapatan > beban). Kondisi ini akan membuat modal berkurang atau bernilai minus.

Akun pendapatan dan beban merupakan akun ekuitas pemilik yang

bersifat temporer dan perlu ditutup pada setiap akhir periode akuntansi

dengan mempergunakan jurnal penutup. Akun ini sangat penting untuk

mengumpulkan informasi keuangan untuk putusan manajemen.Akun-akun

umumnya cukup jelas. Beberapa akun perusahaan yang masuk dalam kategori

pendapatan dan beban adalah sebagai berikut:

(48)

1. Pendapatan (Pendapatan jasa, Pendapatan bunga, Penjualan, Pendapatan dividen).

2. Beban (Harga pokok penjualan, Gaji pegawai, Bonus pegawai, Pajak penghasilan, Kebersihan, Kontrak kebersihan, Beban kendaraan, Pengangkutan, Listrik, Air, Perizinan dan lisensi, Surat menyurat, Bahan bakar, Bantuan, Kebersihan, Persediaan kantor, Telepon dan internet, Sewa).

L. Penyajian Pendapatan dan Beban dalam Laporan Keuangan

Pengaturan penyajian mengenai pengakuan dan pencatatan pendapatan dan beban kontrak untuk pekerjaan kontrak konstruksi, diatur berdasarkan PSAK No. 34 tentang Kontrak Konstruksi . Penyajian pendapatan dan beban dalam laporan keuangan pada perusahaan kontruksi menurut Skousen (2005:592) dapat menggunakan dua metode :

1. Metode persentasePenyelesaian

perusahaan akanmengakui pendapatan dan bebansesuai dengan

kemajuanperusahaan dan menyelesaikankontrak dan tidak

mengangguhkanpengakuan sampai kontrakdiselesaikan. Jumlah

pendapatanakan diakui didasarkan padaukuran tertentu dari

kemajuanperusahaan. Pengukuran inimemerlukan suatu

taksiranmengenai biaya yang masih akandikeluarkan. Timbulnya

perubahan yang biasa dan penyesuaian yangdiperlukan diperbuat pada

tahuntaksiran itu direvisi. Dengandemikian, pendapatan dan bebandiakui

(49)

dalam satu tahun tertentudipengaruhi oleh pendapatan danbeban yang diakui. Biaya yangsebenarnya dikeluarkan dan laba perusahaan yang diproyeksikan adanya kerugian atas kontrak sebelum penyelesaian, jumlah seluruh kerugian harus diakui.

2. Metode kontrak Selesai

Menurut metode ini, pendapatan suatu kontrak pemborong baru diakui jika kontrak tersebut selesai. Apabila pada kontrak selesai nihil maka tidak ada pencatatan laba rugi kontrak pemborong. Akibat dari situasi ini, biaya umum dan administrasi akan merupakan penyebab kerugian perusahaan kalau diperlakukan biaya periode. Untuk mengatasi hal ini sebaiknya biaya umum dan administrasi dialokasikan sebagai biaya proyek, sehingga terdapat perbandingan beban dan pendapatan apabila perusahaan mewakili banyak kontrak dan pada setiap tahun selalu terdapat kontrak uang dibebankanSebagai biaya periode.

Dalam metode kontrak selesai,pendapatan dan laba kotor diakuihanya pada saat penjualan, yaitu pada saat kontrak telah selesai.

Biaya-biaya kontrak dan penagihan diakumulasi, tetapi tidak ada

pembebanan dan pengkreditan rekening-rekening laporan laba rugi untuk

pendapatan, biaya-biaya dan laba kotor. Kelebihan metode kontrak

selesai adalah pendapatan yang dilaporkan berdasarkan pada hasil akhir

dari pada taksiran.Kelemahannya adalah distorsi terhadap laporandapat

terjadi, karena tidak mencerminkan kinerja periodik, jika periode kontrak

melebihi satu periode akuntansi. Meskipun operasi yang sama dilakukan

(50)

selama periode kontrak, pendapatan tidak dilaporkan sampai dengan tahun penyelesaian. Jurnal untuk mencatat biaya pembangunan, pengihan, dan penerimaan kas dari konsumen.

M. Penelitian Terdahulu

Kajian Terdahulu yang Relevan

Keterangan (Nama,

judul, rumusan masalah) Hasil Penelitian

Persamaan dengan penelitian

terdahulu

Perbedaan dengan penelitian terdahulu Nama : Rismansyah

Nurlaili Safitri Judul Skripsi:

“Analisis Pengakuan Pendapatan dan Beban Pada PT Wahana Bumi Riau Cab.Palembang”.

Tahun Penelitian : 2015

Perumusan Masalah : Bagaimana pengakuan pendapatan dan beban pada PT Wahana Bumi Riau Cab. Palembang apakah telah sesuai dengan PSAK No.34

Hasil Penelitian Terdahulu:

Pengakuan pendapatan dan beban yang dilakukan PT Wahana Bumi Riau

Cab.Palembang belum sesuai dengan PSAK No.34

 Subjek penelitiannya sama

yaitu pengakuan pendapatan dan beban.

Mengacu pada ketentuan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) PSAK No. 34 tentang Kontrak Konstruksi

 Objek penelitiannya berbeda.

Fokus

penyelesaian

berbeda, penelitian

sebelumnya berfokus

padapengakuan

pendapatan dan

beban sedangkan

penelitian sekarang

berfokus pada

perlakuan akuntansi

atas pendapatan dan

beban

(51)

N. Kerangka Pikir

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pikir Penetlitian

Pengumpulan Bukti-Bukti Transaksi dari kontrak konstruksi yang telah dilaksanakan

Metode yang digunakan oleh perusahaan

Metode kontrak selesai menurut Skousen yaitu pendapatan dan laba kotor diakui hanya pada waktu kontrak selesai.

Metode Berdasarkan PSAK No.34 tentang kontrak konstruksi

Metode persentase penyelesaian menurut IAI dalam PSAK No. 34 yaitu pengakuan pendapatan dan beban dengan memerhatikan tahap penyelesaian suatu kontrak .

Pendapatan hanya diakui pada saat penjualan yaitu saat kontrak selesai.

Biaya-biaya kontrak dan penagihan diakumulasi, tetapi tidak ada pembebanan dan pengkreditan rekening-rekening laporan laba rugi untuk pendapatan, biaya-biaya dan laba kotor. (Skousen 2005:592)

Pendapatan kontrak diakui sebagai pendapatan dalam laba rugi pada periode akuntansi dimana pekerjaan dilaksanakan.

Biaya diakui sebagai beban dalam laba rugi pada periode akuntansi dimana pekerjaan yang berhubungan dilakukan. (PSAK No. 34: 2010 paragraf 25)

Perlakuan akuntansi terhadap pengakuan pendapatan dan beban dalam metode pencatatan

cash basic .

Perlakuan akuntansi terhadap pengakuan pendapatan dan beban dalam metode pencatatan accrual basic.

Menghasilkan informasi dalam

penyajian Laporan Keuangan

(52)

O. Hipotesis

Berdasarkan uraian teori di atas, setelah dibandingkan dengan hasil

penelitian, penulis dapat mengemukakan suatu hipotesis yaitu, diduga bahwa

perlakuan akuntansiatas pendapatan dan beban yang diterapkan CV Taruna

Abadi Pangkep, belum sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku

umum.

(53)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis memilih lokasi tempat penelitian pada perusahaan kontraktor, perdagangan barang, dan jasa yaitu CV. Taruna Abadi Pangkep, yang berlokasi di Jalan Kemakmuran Kilometer 52, Kelurahan Mappasaile, Kecamatan Pangkajene, Kabupaten Pangkep, Provinsi Sulawesi Selatan.

2. Waktu Penelitian

Adapun waktu penelitian kurang lebih 2 (dua) bulan.

B. Metode Pengumpulan Data

Dalam penyusunan proposal ini, penulis akan mengumpulkan data yang diperlukan dengan cara :

1. Obervasi, yaitu pengumpulan data dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung dilokasi untuk memperoleh data yang akurat.

2. Wawancara, yaitu pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung pada pimpinan dan karyawan pada CV. Taruna Abadi Pangkep.

3. Dokumentasi, yaitu pengumpulan data yang didasarkan pada pencatatan

atau dokumen-dokumen yang berhubungan dengan objek penelitian.

Gambar

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pikir Penetlitian
Gambar IV.1

Referensi

Dokumen terkait

Pribadi yang satu ini memang gemar sekali menciptakan suasana-suasana yang menyenangkan, tidak hanya untuk menyenangkan dirinya sendiri, tetapi juga untuk orang

Bagi saudara-saudari yang ingin menjadi anggota jemaat GPIB ‘GIBEON‟, dimohon dapat menghubungi Majelis Jemaat yang bertugas saat ini, seusai jam ibadah, atau pada

aman, dan menyeangkan, dan inilah yang menjadi pelerjaan berat bagi para pendidik dalam mengelola dan memperoses agar benar-benar menjadi dewasa baik secara

Strategi pembelajaran adalah salah satu komponen dalam sistem pengajaran. Strategi Strategi pembelajaran adalah salah satu komponen dalam sistem pengajaran.

Menceritakan kepada orangtua tetapi seolah-olah orang lain

 Dari hasil pengamatan Tim TPM, terdapat banyak timbunan material di badan jalan ataupun pada saluran drainase yang cukup tinggi yang belum dihamparkan,

Furniture utama yang dibutuhkan oleh sa- lon adalah cutting chair, hair washing chair dan cermin yang paling utama.Dalam interior salon ada beberapa aksesoris pendukung

Abstrak : Data warehouse merupakan sebuah cara yang digunakan untuk menampung data dalam jumlah besar, untuk membangun sebuah data warehouse dibutuhkan sebuah tools microsft