• Tidak ada hasil yang ditemukan

TESIS. Oleh IMMANUEL TARIGAN /SP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TESIS. Oleh IMMANUEL TARIGAN /SP"

Copied!
144
0
0

Teks penuh

(1)

SITUASI KONDUSIFDI KOTA TANJ UNGBALAI

TESIS

Oleh

IMMANUEL TARIGAN 147024016/SP

PROGRAMSTUDI MAGISTER STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2017

(2)

SITUASI KONDUSIF DI KOTA TANJUNGBALAI

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Magister Studi Pembangunan (MSP) Program Studi Magister Studi Pembangunan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Oleh

IMMANUEL TARIGAN 147024016/SP

PROGRAM STUDI MAGISTER STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2017

(3)

RANGKA PEMELIHARAAN KESATUAN BANGSA DAN SITUASI KONDUSIF DI KOTA TANJUNGBALAI

Nama Mahasiswa : Immanuel Tarigan Nomor Pokok : 1470024016

Program Studi : Magister Studi Pembangunan

Menyetujui : Komisi Pembimbing

(Prof. Subhilhar, Ph.D.) (Drs. Kariono, M.Si

Ketua Anggota

)

Ketua Program Studi, Dekan,

(Prof. Dr. M. Arif Nasution,M.A.) (Dr. Muryanto Amin, M.Si. )

(4)

__________________________________________________________________

PANITIA PENGUJI :

Ketua : Prof. Subhilhar, Ph.D.

Anggota : 1. Drs. Kariono, M.Si.

2. Drs. Agus Suriadi, M.Si.

3. Hatta Ridho, S.Sos, MSP

4. Prof. Dr. M. Arif Nasution, MA.

(5)

IMPLEMENTASI STRATEGI BADAN KESATUAN BANGSA, POLITIK, DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT DALAM RANGKA

PEMELIHARAAN KESATUAN BANGSA DAN SITUASI KONDUSIF DI KOTA TANJUNGBALAI

TESIS

Dengan ini penulis menyatakan bahwa Tesis ini disusun sebgai syarat untuk memperoleh gelar Magister Studi Pembangunan pada Fakutas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara adalah benar hasil karya penulis sendiri. Adapun pengutipan-pengutipan yang penulis lakukan pada bagian-bagian tertentu dari hasil karya orang lain dalam penulisan Tesis ini, telah penulis cantumkan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Januari 2017 Penulis,

Immanuel Tarigan

(6)

ABSTRAK

Penelitian tesis ini menguraikan bagaimana implementasi strategi yang dilaksanakan oleh Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpol dan Linmas) Kota Tanjungbalai dalam rangka pemeliharaan kesatuan bangsa dan situasi kondusif di Kota Tanjungbalai.Sesuai tugas pokoknya, Badan Kesbangpol dan Linmas Kota Tanjungbalai membantu kepala daerah (Walikota Tanjungbalai) dalam menyelenggarakan tugas menyusun dan melaksanakan kebijakan teknis di bidang kesatuan bangsa, politik dan perlindungan masyarakat.Dalam kaitan tugas tersebut, Kepala Badan selaku puncak manajemen dalam Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) ini, melaksanakan perumusan, penyusunan dan pelaksanaan tugas bersama dengan unsur pejabat menengahdan bawah sampai kepada pegawai lini terbawah,mengimplementasikan strategi melalui penerjemahan program dan kegiatan strategis yang disusun dan ditetapkan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.Sesuai hasil penelitian kualitatif dengan metode deskrptif tesis ini, diketahui adanya pelaksanaanstrategi-strategi yang diterjemahkan ke dalam program dan kegiatan. Adapun strategi-strategi tersebutyaitu:

(1) meningkatkan dukungan terhadap sumber daya manusia dan sumber daya lainnya;

(2)meningkatkan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan;

(3)meningkatkan pemeliharaan keamanan, ketenteraman, ketertiban,kenyamanan masyarakat dan lingkungan;

(4) meningkatkan dan mengembangkan wawasan kebangsaan bagi masyarakat;

(5) meningkatkan pencegahan dan pemberantasan penyakit masyarakat;

(6) meningkatkan pemahaman, partisipasi politik dan demokratisasi masyarakat.

Di samping itu, diketahui pula adanya pelaksanaan strategi pada SKPD ini sebagaimana pandangan Higgins tentang sistem implementasi strategi sesuai konsep manajemen strategis, yaitu : (1) perencanaan integral dan sistem pengendalian, (2) kepemimpinan, motivasi dan sistem komunikasi, dan (3) manajemen sumber daya manusia dan kultur organisasi.Dengan implementasi strategi tersebut,pemeliharaan kesatuan bangsa dan situasi kondusif diharapkan dapat terwujud walaupun faktanya terjadi juga konflik sosial tanggal 29 Juli 2016 di Kota Tanjungbalai. Dari peristiwa tersebut,ditemukan pula adanya saran tentang perlunya pembenahan baik dari lingkungan internal maupun eksternal SKPD ini. Hal ini dimaksudkan agar SKPD ini dapat lebih baik lagi memelihara kesatuan bangsa dan situasi kondusif untuk mendukung kelancaran pemerintahan dan pembangunan serta keharmonisan masyarakat di Kota Tanjungbalaisesuai visi Walikota Tanjungbalai sekaligus menyongsong perubahan Badan ini menjadi instansi vertikal.

Kata Kunci : strategi, implementasi strategi, pemeliharaan kesatuan bangsa dan

situasikondusif

(7)

ABSTRACT

This thesis research describes how the implementation of the strategy being pursued by the Agency of National Unity, Politics and Public Protection (Kesbangpol and Linmas) Tanjungbalai Municipaity in order to the maintenance of national unity and conducive situation in Tanjungbalai Municipality.According to its main function, the Agency Kesbangpol and Linmas Tanjungbalai assist regional head (Mayor of Tanjungbalai) in carrying out the task of developing and implementing technical policy in the field of national unity, political and society protection.In regard to these duties, the Head of the Agency as the top management in this regional work unit (SKPD), carry out the formulation, preparation and execution of tasks together with officials of the medium to the bottom line more, implement the strategy through translation program and strategic activities were selected and assigned appropriate legislation and regulations.According to the results of this qualitative with descriptive method thesis research is known about the strategy implementation is translated into programs and activities. The strategies are:

(1) To increase support for human resources and other resources;

(2)To increase the development of the reporting system performance and financial performance;

(3)To increase the maintenance of security, peace, order, convenience of the public and the environment;

(4)To increase and develop a national insight for the community;

(5) To increase the prevention and eradication of diseases of society;

(6)To increase the understanding, political participation and democratization of society.

Besides, it’s also known implementation of strategy as indicated by Higgins as a system implementation strategy, namely: (1) integral planning and control system, (2) leadership, motivation and communication systems, and (3) management of human resources and culture organization which all relate to the concept of strategic management.With the strategy implementation, the maintenance of the nationalunity and conducive situation is expected to realize although in the fact that social conflictalso occuredat July 29, 2016 in Tanjungbalai Municipality.From that event is finded a correction of both the internal and external environment of thisregional work unit so that it can be better maintain the national unity and conducive situation to support the smoothness of administration, development and the harmony of society in Tanjungbalai according Mayor Tanjungbalai ‘s Vision and carry out the changing of this agency into vertical institution.

Keywords: strategy, strategy implementation, the maintenance national unity and

the conducive situation

(8)

dan Juruselamat penulis yang telah memberikan kelimpahan kasih karunia dan anugerah kebenaran dalam kehidupan penulis selama ini, secara khusus dalam penyelesaian tesis yang berjudul : Implementasi Strategi Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Dalam Rangka Pemeliharaan Kesatuan Bangsa dan Situasi Kondusif di Kota Tanjungbalai ini.

Dengan penuh kesabaran, sukacita dan rasa syukur akhirnya penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik. Hal ini tentunya tidak terlepas dari saran dan masukan yang telah penulis terima dari berbagai pihak terutama dari dosen pembimbing dan dosen penguji yang sedikit banyaknya telah menyempurnakan penelitian dan penulisan Tesis ini.

Selama penelitian dan penulisan tesis ini, penulis menyadari telah menerima banyak bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung.

Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada :

1. Bapak Prof.Dr.Runtung Sitepu,S.H.,M.H.,selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr.Muryanto Amin, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Prof. Dr. M. Arif Nasution, M.A., selaku Ketua Program Studi Magister Studi Pembangunan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Prof.Subhilhar, Ph.D., selaku Ketua Komisi Pembimbing yang dengan kesabaran dan profesional telah membimbing penulis dalam penyempurnaan tesis ini.

5. Bapak Drs. Kariono, M.Si., selaku anggota Komisi Pembimbing yang juga telah membimbing penulis dengan baik sehingga dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan Tesis ini dengan baik pula.

6. Bapak Drs. Agus Suriadi, M.Si., dan Bapak Hatta Ridho, S.Sos, MSP, selaku penguji yang telah memberikan kritik dan masukan dalam penyempurnaan Tesis ini.

8. Seluruh dosen dan staf di Program Studi Magister Studi Pembangunan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang telah banyak membantu baik dalam bidang akademik maupun administratif

9. Ibunda tersayang, Mariana Sembiring yang telah melahirkan,

membesarkan dan mendidik penulis sehingga berhasil dalam hidup ini.

(9)

11. Isteri penulis tercinta satu-satunya, Betrich Yunike Rotini Silitonga, S.Sos yang juga adalah alumni Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, Jurusan Sosiologi,yang sangat mendukung dan selalu mendorong saya dalam mengikuti program studi ini dan khususnya pada saat penyelesaian tesis ini.

13. Anak-anak yang penulis kasihi: Felicia Ivana Tarigan, Kezia Eunike Tarigan,TheophilusAndrew Tarigan dan Rati Hutahaean yang menjadi inspirasi serta pendorong semangat penulis dalam mengikuti program studi dan penyelesaian tesis.

14. Adik-adik penulis yaitu : Henri Simon Tarigan dan isterinya Aling Sabrina Br Barus serta anaknya Matius Franklin Tarigan, Oliviany Silitonga, SE dan Deasy Silvana Silitonga, SE, MSi dan suaminya Lodewik Abdi Negara Dolok Saribu, SP serta anaknya Lazaro Gevariel Dolok Saribu yang penulis kasihi.

15. Seluruh informan yakni Hj. Delima, S.Pd,M.M, selaku Kepala Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kota Tanjungbalai beserta Sekretaris, Kepala Bidang Program, Kepala Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik dan Kepala Bidang Pelindungan Masyarakat dan Penanganan Konflik serta informan lainnya yang telah membantu penulis di saat penelitian.

16. Bapak Camat Teluk Nibung, Fachrizal Nasution, S.Sos, MSi beserta seluruh PNS dan TKS Kantor Camat Teluk Nibung yang turut mendukung penyelesaian tesis ini.

17. Seluruh rekan Magister Studi Pembangunan Angkatan 29, khususnya Laurence Ricardo Simanjorang, selaku Ketua Angkatan dan rekan-rekan lainnya yang Penulis harapkan semuanya sehat dan sukses selalu.

Walaupun penulis menyadari akan keterbatasan tesis ini, namun penulis tetap berharap agar tesis ini dapat berguna bagi seluruh pembaca serta pengembangan ilmu pengetahuan yang terkait dengan judul tesis.

Akhir kata, biarlah segala ucapan syukur, puji sembah dan hormat kemuliaan hanya dipersembahkan kepada Tuhan Yesus Kristus dari selama- lamanya sampai selama-lamanya, amin.

Medan, Januari 2017 Penulis,

Immanuel Tarigan

(10)

Nama : Immanuel Tarigan

Tempat/Tgl Lahir : Tanjungbalai/ 16 Mei 1971 Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat /HP : Jln. Singosari Gg. Dahlia Kel. Pahang Kota Tanjungbalai/085261071733 Agama : Kristen

Status : Menikah

Nama Ayah : Neran Tarigan (Alm) Nama Ibu : Mariana Br Sembiring II. Pendidikan

1977-1983 : SDN No. 132416Tanjungbalai 1983-1986 : SMPN 1 Tanjungbalai

1986-1989 : SMAN 1 Tanjungbalai

1989-1994 : S1 FISIP USU Medan Jurusan Ilmu Komunikasi 2014-2017 : S2 MSP FISIP USU Medan

III. Pekerjaan

1997-1998 : CPNS Kantor Sospol Kodya Dati II Tanjungbalai 1998-1999 : Staf Kantor Sosol Kodya Dati II Tanjungbalai 1999-2001 : Kasi Pampol Kantor Sospol Kodya Tanjungbalai 2001-2004 : Kasi Hubungan Antar Lembaga ,Kesbang,Demo Kratisasi, Ketahanan Masyarakat Kelurahan pada Kantor Kesbang, Linmas dan PMK

Kota Tanjungbalai

2004-2009 : Kasi Fasilitasi Kelembagaan dan Pembangunan Politik pada Badan Kesbang dan Linmas

Kota Tanjungbalai

2009-Agustus 2016 : Kabid Kesatuan Bangsa dan Politik pada

Badan Kesbangpol dan Linmas KotaTanjungbalai Agustus 2016 s/d

Sekarang : Sekretaris Camat Teluk Nibung

(11)

ABSTRAK...

iABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR... iii

RIWAYAT HIDUP...v

DAFTAR ISI...vi

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR LAMPIRAN... x

BAB I PENDAHULUAN... ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah... 1

1.2. Perumusan Masalah... 4

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 5

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN... 6

2.1. Strategi dan Strategi Organisasi... 6

2.2. Manajemen Strategis dan Implementasi Strategi... 12

2.2.1. Manajemen Strategis...12

2.2.2. Implementasi Strategi... 13

2.3. Program Pembangunan Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri... 18

2.4. Pemeliharaan Kesatuan Bangsa dan Situasi Kondusif di Kota Tanjungbalai... 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 26

3.1. Jenis Penelitian... 26

3.2. Lokasi Penelitian... 26

3.3 Waktu Penelitian... 27

3.4. Informan Penelitian... 27

3.5. Teknik Pengumpulan Data... 28

3.6. Defenisi Konsep... 29

3.7. Teknik Analisa Data... 31

(12)

4.1. Hasil Penelitian... 33

4.1.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 33

4.1.1.1. Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kota Tanjungbalai... 33

4.1.1.2. Sekilas tentang Keberadaan Kota Tanjungbalai... 60

4.2. Pembahasan... 65

4.2.1. Strategi-strategi yang Diimplementasikan Badan Kesa- tuan Bangsa,Politik dan PerlindunganMasyarakat Kota Tanjungbalai... 65

4.2.2. Implementasi Strategi Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Dalam Rangka Pemeli- haraan Kesatuan Bangsa dan Situasi Kondusif di Kota Tanjungbalai... 80

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...101

5.1. Kesimpulan... 101

5.2. Saran...104

DAFTAR PUSTAKA... 107

(13)

No. Judul Halaman

4.1. Data Personil Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan

Masyarakat Kota Tanjungbalai... 58

4.2. Data Sarana dan Prasarana Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan

Perlindungan Masyarakat Kota Tanjungbalai... 59

4.3. Perolehan Kursi Partai Politik Hasil Pemilihan Umum Anggota

DPRD Kota Tanjungbalai Tahun 2014... 63

4.4. Nama-Nama Instansi Vertikal yang Berlokasi di Kota Tanjungbalai... 64

(14)

No. Judul Halaman

4.1. Bagan Struktur Organisasi Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan

Perlindungan Masyarakat Kota Tanjungbalai... 36

(15)

No. Judul Halaman

1 Matriks Penjabaran Strategi-Strategi ke dalam Program dan Kegiatan yang Diimplementasikan Badan Kesbangpol dan Linmas Dalam Rangka Pemeliharaan Kesatuan Bangsa

dan Situasi Kondusif di Kota Tanjungbalai Tahun 2016... 110

2 Laporan Realisasi Fisik dan Keuangan Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat Kota Tanjungbalai untuk Bulan Desember 2016... 114

3 Pedoman Wawancara... 117

4 Peta Wilayah Administrasi Kota Tanjungbalai... 120

5 Izin Penelitian... 121

(16)

ABSTRAK

Penelitian tesis ini menguraikan bagaimana implementasi strategi yang dilaksanakan oleh Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpol dan Linmas) Kota Tanjungbalai dalam rangka pemeliharaan kesatuan bangsa dan situasi kondusif di Kota Tanjungbalai.Sesuai tugas pokoknya, Badan Kesbangpol dan Linmas Kota Tanjungbalai membantu kepala daerah (Walikota Tanjungbalai) dalam menyelenggarakan tugas menyusun dan melaksanakan kebijakan teknis di bidang kesatuan bangsa, politik dan perlindungan masyarakat.Dalam kaitan tugas tersebut, Kepala Badan selaku puncak manajemen dalam Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) ini, melaksanakan perumusan, penyusunan dan pelaksanaan tugas bersama dengan unsur pejabat menengahdan bawah sampai kepada pegawai lini terbawah,mengimplementasikan strategi melalui penerjemahan program dan kegiatan strategis yang disusun dan ditetapkan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.Sesuai hasil penelitian kualitatif dengan metode deskrptif tesis ini, diketahui adanya pelaksanaanstrategi-strategi yang diterjemahkan ke dalam program dan kegiatan. Adapun strategi-strategi tersebutyaitu:

(1) meningkatkan dukungan terhadap sumber daya manusia dan sumber daya lainnya;

(2)meningkatkan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan;

(3)meningkatkan pemeliharaan keamanan, ketenteraman, ketertiban,kenyamanan masyarakat dan lingkungan;

(4) meningkatkan dan mengembangkan wawasan kebangsaan bagi masyarakat;

(5) meningkatkan pencegahan dan pemberantasan penyakit masyarakat;

(6) meningkatkan pemahaman, partisipasi politik dan demokratisasi masyarakat.

Di samping itu, diketahui pula adanya pelaksanaan strategi pada SKPD ini sebagaimana pandangan Higgins tentang sistem implementasi strategi sesuai konsep manajemen strategis, yaitu : (1) perencanaan integral dan sistem pengendalian, (2) kepemimpinan, motivasi dan sistem komunikasi, dan (3) manajemen sumber daya manusia dan kultur organisasi.Dengan implementasi strategi tersebut,pemeliharaan kesatuan bangsa dan situasi kondusif diharapkan dapat terwujud walaupun faktanya terjadi juga konflik sosial tanggal 29 Juli 2016 di Kota Tanjungbalai. Dari peristiwa tersebut,ditemukan pula adanya saran tentang perlunya pembenahan baik dari lingkungan internal maupun eksternal SKPD ini. Hal ini dimaksudkan agar SKPD ini dapat lebih baik lagi memelihara kesatuan bangsa dan situasi kondusif untuk mendukung kelancaran pemerintahan dan pembangunan serta keharmonisan masyarakat di Kota Tanjungbalaisesuai visi Walikota Tanjungbalai sekaligus menyongsong perubahan Badan ini menjadi instansi vertikal.

Kata Kunci : strategi, implementasi strategi, pemeliharaan kesatuan bangsa dan

situasikondusif

(17)

ABSTRACT

This thesis research describes how the implementation of the strategy being pursued by the Agency of National Unity, Politics and Public Protection (Kesbangpol and Linmas) Tanjungbalai Municipaity in order to the maintenance of national unity and conducive situation in Tanjungbalai Municipality.According to its main function, the Agency Kesbangpol and Linmas Tanjungbalai assist regional head (Mayor of Tanjungbalai) in carrying out the task of developing and implementing technical policy in the field of national unity, political and society protection.In regard to these duties, the Head of the Agency as the top management in this regional work unit (SKPD), carry out the formulation, preparation and execution of tasks together with officials of the medium to the bottom line more, implement the strategy through translation program and strategic activities were selected and assigned appropriate legislation and regulations.According to the results of this qualitative with descriptive method thesis research is known about the strategy implementation is translated into programs and activities. The strategies are:

(1) To increase support for human resources and other resources;

(2)To increase the development of the reporting system performance and financial performance;

(3)To increase the maintenance of security, peace, order, convenience of the public and the environment;

(4)To increase and develop a national insight for the community;

(5) To increase the prevention and eradication of diseases of society;

(6)To increase the understanding, political participation and democratization of society.

Besides, it’s also known implementation of strategy as indicated by Higgins as a system implementation strategy, namely: (1) integral planning and control system, (2) leadership, motivation and communication systems, and (3) management of human resources and culture organization which all relate to the concept of strategic management.With the strategy implementation, the maintenance of the nationalunity and conducive situation is expected to realize although in the fact that social conflictalso occuredat July 29, 2016 in Tanjungbalai Municipality.From that event is finded a correction of both the internal and external environment of thisregional work unit so that it can be better maintain the national unity and conducive situation to support the smoothness of administration, development and the harmony of society in Tanjungbalai according Mayor Tanjungbalai ‘s Vision and carry out the changing of this agency into vertical institution.

Keywords: strategy, strategy implementation, the maintenance national unity and

the conducive situation

(18)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Sebagai salah satu instansi atau organisasi Pemerintah Kota Tanjungbalai, Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpol dan Linmas) Kota Tanjungbalai memiliki tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang kesatuan bangsa, politik dan perlindungan masyarakat.

Oleh karena itu, sesuai dengan tugasnya tersebut, Badan Kesbangpol dan Linmas dikehendaki senantiasa mampu merumuskan maupun mengimplementasikan strategi yang tepat dalam konteks dinamika keberagaman masyarakat dalam rangka memelihara suasana kehidupan masyarakat yang menyatu dan kondusif di Kota Tanjungbalai.

Kota Tanjungbalai yang terdiri dari berbagai ragam suku, agama, adat istiadat, profesi dan golongan masyarakat selama ini sedikit banyaknya mengalami pengaruh baik langsung maupun tidak langsung dari dinamika politik dan kebangsaan di tingkat nasional maupun regional yang dapat berdampak terhadap suasana kemasyarakatan dan kondusivitas daerah.

Di samping itu, lebih dari satu dekade paska reformasi setelah dirasakan terjadinya pelunturan nilai-nilai kebangsaan yakni persatuan dan kesatuan serta adanya kecenderungan perbedaan berbagai kepentingan kelompok elit politik yang muncul ke permukaan dalam nuansa pluralitas masyarakat Indonesia.

Keragaman masyarakat dan perbedaan kepentingan tersebut jika tidak diantisipasi

dengan baik oleh pemerintah, akan menjurus kepada gesekan bahkan konfik

(19)

suku, agama, ras dan antar golongan (SARA) di daerah termasuk di Kota Tanjungbalai.

Secara historis, tercatat berbagai kasus konflik menonjol yang pernah terjadi di Kota Tanjungbalai di antaranya : konflik antara Suku Aceh dan Suku Melayu Tahun 1976, konflik antar agama di Sungai Dua tahun 1988, konflik antar pemuda Etnis Tionghoa dan Etnis Karo tahun 1989, amuk massa dan penjarahan terhadap Etnis Tionghoa tahun 1998, konflik antar Pemuda Pancasila dan Ikatan Pemuda Karya tahun 2001, konflik antar nelayan tradisonal dengan nelayan Pukat Harimau (trawl) tahun 2004, konflik Pemilihan Umum Anggota DPRD Kota Tanjungbalai tahun 2004 konflik pemilihan umum Kepala Daerah dan Wakil kepala daerah tahun 2009, konflik Pendirian Patung Budha tahun 2010 serta aksi sporadis pembakaran dan pengrusakan rumah ibadah dan yayasan sosial Etnis Tionghoa dan pembakaran kapal pukat tarik dua oleh nelayan tradisional di tahun 2016 (sumber : Badan Kesbangpol dan Linmas Kota Tanjungbalai, 2016).

Dari berbagai konflik tersebut di antaranya ada pula yang sampai menimbulkan korban jiwa dan harta benda yang tentunya dapat mengganggu ketentraman dan ketertiban masyarakat, serta mengusik persatuan kesatuan bangsa, keharmonisan masyarakat dan situasi kondusif daerah.

Untuk mengantisipasi, mencegah dan mengatasi berbagai permasalahan yang telah disebut di atas agar tidak terjadi di Kota Tanjungbalai, maka peranan Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kota Tanjungbalai yang dibentuk melalui Peraturan Daerah Kota Tanjungbalai Nomor 16 Tahun 2008 adalah sangat diperlukan dan bersifat strategis.

Oleh karena itul, selaku instansi yang tugasnya adalah membantu

(20)

Walikota Tanjungbalai dalam memelihara kesatuan bangsa dan situasi kondusif daerah, satuan kerja perangkat daerah ini dituntut memiliki kepekaan dan ketanggapan dalam menyusun strategi serta mengimplementasikannya melalui berbagai program dan kegiatan yang terencana dengan baik dan tepat sasaran.

Hal tersebut di atas menimbulkan ketertarikan dalam diri penulis untuk melakukan penelitian tesis ini. Adapun topik peneitian tesis dimaksud adalah tentang bagaimana Badan Kesbangpol dan Linmas Kota Tanjungbalai mengantisipasi dan menghadapi berbagai permasalahan pluralitas dan dinamika kemasyarakatan dengan menyusun serta mengimplementasikan strategi di bidang kesatuan bangsa, politik, dan perlindungan masyarakat agar terpelihara kesatuan bangsa dan situasi kondusif di Kota Tanjungbalai.

Untuk membatasi lingkup bahasan penelitian ini, penulis memusatkan perhatian tentang strategi apa saja yang ditetapkan serta bagaimana implementasi strategi Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat untuk menghadapi dan mengantisipasi dinamika dan perkembangan daerah selama ini, khususnya yang terjadi di tahun 2016 dalam rangka pemeliharaan kesatuan bangsa dan situasi kondusif di Kota Tanjungbalai.

Penulis memilih Badan Kesbangpol dan Linmas Kota Tanjungbalai sebagai lokus penelitian, karena Satuan Kerja perangkat Daerah (SKPD) ini sesuai dengan latar belakang permasalahan yang ada serta menjadi salah satu SKPD yang bertanggung jawab dalam rangka mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa, demokratisasi politik serta ketenteraman dan ketertiban masyarakat.

Berdasarkan hal tersebut di atas, penulis menetapkan judul penelitian tesis

ini yaitu: “Implementasi Strategi Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan

(21)

Perlindungan Masyarakat Dalam Rangka Pemeliharaan Kesatuan Bangsa dan Situasi Kondusif di Kota Tanjungbalai”.

Selanjutnya penulis melihat bahwa kajian terhadap implementasi strategi organisasi dalam rangka memelihara kesatuan bangsa dan situasi kondusif ini belum pernah dilakukan oleh mahasiswa Magister Studi Pembangunan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara serta mahasiswa program magister lainnya. Kalaupun ada penelitian yang berkaitan dengan topik tentang implementasi strategi, namun menurut hemat penulis pokok permasalahan dan lokus penelitiannya adalah berbeda-beda. Penulis menegaskan bahwa penelitian sesuai dengan judul tersebut di atas dapat dipertanggungjawabkan orisinalitasnya secara akademis.

1.2. Perumusan Masalah

Perumusan masalah merupakan pertanyaan yang timbul berdasarkan judul maupun latar belakang masalah yang ada serta hal yang inti dan mengandung pertanyaan apa saja yang akan dicari jawabnya dalam sebuah penelitian (Sujarweni, 2014 :42)

Adapun masalah yang dapat dirumuskan oleh penulis adalah :

1. Strategi apa saja yang diimplementasikan Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat dalam rangka pemeliharaan kesatuan bangsa dan situasi kondusif di Kota Tanjungbalai?

2. Bagaimana implementasi strategi Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan

Perlindungan Masyarakat dalam rangka pemeliharaan kesatuan bangsa

dan situasi kondusif di Kota Tanjungbalai?

(22)

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian a. Tujuan penelitian :

1. Untuk mengetahui strategi-strategi yang diimplementasikan Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat dalam rangka pemeliharaan kesatuan bangsa dan situasi kondusif di Kota Tanjungbalai.

2. Untuk mengetahui gambaran tentang implementasi strategi Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat dalam rangka pemeliharaan kesatuan bangsa dan situasi kondusif di Kota Tanjungbalai.

b. Manfaat penelitian:

1. Untuk menambah khasanah penelitian tentang strategi dan manajemen pembangunan yang dilaksanakan oleh satuan kerja perangkat daerah yang membidangi kesatuan bangsa, politik dan perlindungan masyarakat.

2. Sebagai saran dan masukan yang dapat digunakan oleh Pemerintah

Kota Tanjungbalai c.q. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik dalam hal

penyusunan dan implementasi strategi dalam rangka memelihara

kesatuan bangsa dan situasi kondusif sesuai kebutuhan serta dinamika

perkembangan daerah.

(23)

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

Tinjauan kepustakaan merupakan bagian penting dalam mata rantai proses penelitian, sama pentingnya dengan langkah-langkah lainnya. Tinjauan kepustakaan adalah suatu tinjauan (review), sintesis bahan kepustakaan mencakup kegiatan yang sistematik dalam mengidentifikasi, mencari, menganalisa, mempelajari serta mengevaluasi dokumen/literatur yang memuat informasi yang berkenaan dengan masalah. Dokumen atau literatur berasal dari berbagai sumber seperti jurnal ilmiah, abstrak penelitian, buku-buku, laporan, dokumen pemerintah disertasi dan sebagainya (Nasution, dkk, 2008). Dalam hal ini penulis menggunakan berbagai dokumen atau sumber informasi seperti : buku, majalah, dokumen pemerintah maupun sumber informasi lainnya.

2.1. Strategi dan Strategi Organisasi

Istilah strategy berasal dari kata Yunani strategos, ataustrategus dengan kata jamak berarti jenderal atau perwira negara (state officer) dengan fungsi yang luas. Sedangkan dalam artian sempit menurut Matloff (1976), strategy berarti the art of the general (seni jenderal).

Dari kedua pengertian tersebut terlihat bahwa pengertian strategi itu lebih

memperoleh tempat di kalangan militer hingga sampai pada abad ke-18. Namun,

pada dekade-dekade sesudahnya yakni abad ke-19 dan ke-20, faktor militer telah

bercampur dengan faktor-faktor politik, ekonomi, teknologi, dan psikologi. Istilah

strategi muncul dengan nama baru grandstrategyatau strategi tingkat tinggi,yang

(24)

berarti seni memanfaatkan semua sumber daya suatu bangsa atau kelompok bangsa untuk mencapai sasaran perang dan damai (Matloff, 1967).

McDonald (1949) dalam Salusu (2003) mengatakan :

Dalam masa transisi, dari militer ke organisasi, strategi dipandang sebagai suatu seni situasional, yaitu suatu keterampilan bagaimana seorang pejabat eksekutif mendesain keputusan yang didasarkan pada sumber daya organisasi, nilai-nilai manajerial, dan kemungkinan adanya peluang, tetapi juga tantangan dari lingkungan.

Oleh karena itu, pada pertengahan abad ke-20 pembahasan tentang strategi mulai memperoleh perhatian dari berbagai penulis dan peneliti.

Pengertian strategi, dengan demikian telah menyentuh aspek yang penting dari organisasi, yaitu tujuan (goals).

Selanjutnya Chandler (1966) mengatakan bahwa strategi dapat didefinisikan sebagai ”penetapan dari tujuan dan sasaran jangka panjang suatu organisasi serta penggunaan serangkaian tindakan dan alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.” Dari pendapat ini ada tiga komponen penting yang dapat kita lihat yaitu adanya tujuan dan sasaran, adanya cara bertindak, dan adanya alokasi sumber daya untuk mencapai tujuan itu.

Sedangkan Kenneth Andrew mendefinisikan,“strategi adalah pola tujuan atau sasaran yang dinyatakan sedemikian rupa, yaitu yang menegaskan bisnis apa yang digeluti organisasi itu atau yang akan digeluti, dan macam apa atau akan seperti apa organisasi itu” (Cope, 1981).

Shirley (1978) juga mengemukakan strategi secara lebih spesifik sebagai

“keputusan-keputusan bertindak yang diarahkan dan yang keseluruhannya

diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi. Dia juga mengutip pandangan

Learned, Christensen, Andrews dan Guth menganut pendekatan yang sama

dengan mengatakan, strategi adalah pola tujuan, maksud, sasaran, dan

(25)

kebijaksanaan umum serta rencana-rencana untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.”

Sedangkan Steiss (1985) mengatakan dalam arti umum strategi organisasi adalah setiap langkah kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan dan sasaran utama organisasi.

Sementara Koontz (1976) melihat strategi sebagai program bertindak dengan tekad memanfaatkan sumber daya sebaik-baiknya untuk mencapai misi utama organisasi.

Selanjutnya mengenai strategi organisasi, Vancil (1976) menegaskan bahwa Strategi suatu organisasi adalah konseptualisasi yang diekspresikan oleh pemimpin organisasi itu tentang (1) sasaran jangka panjang dari organisasinya;

(2) kebijakan dan kendala, baik yang dicetuskan oleh pemimpin itu maupun yang diperintahkan oleh atasannya yang justru merintangi kegiatan organisasi, dan (3) seperangkat rencana yang sedang berjalan mengenai tujuan jangka pendek yang dipandang layak memberikan konstribusi bagi pencapaian sasaran organisasi.

Dari berbagai pendapat tersebut di atas, dapat dikatakan peranan

pemimpin sebagai pembuat keputusan adalah penting karena hanya merekalah

sesungguhnya yang akhirnya menetapkan sasaran organisasi, baik jangka pendek,

jangka menengah, maupun jangka panjang. Strategi tersebut dibuat oleh pejabat

tingkat tertinggi dalam organisasi ( dalam hal ini Kepala Badan Kesbangpol dan

Linmas Kota Tanjungbalai). Strategi juga dilihat sebagai seperangkat keputusan

penting yang diangkat dari suatu proses pengambilan keputusan yang sistematis

yang dibuat pada tingkat tertinggi dari suatu organisasi (dalam hal ini proses

(26)

perencanaan strategis yang menghasilkan Dokumen Rencana Strategis Badan Kesbangpol dan Linmas Kota Tanjungbalai tahun 2011-2016) .

Selanjutnya Guth (1976) menyatakan bahwa formulasi strategi mencakup beberapa hal pokok, antara lain :

(1) prakiraan mengenai kondisi lingkungan serta identifikasi ancaman dan peluang, (2) perhitungan mengenai kekuatan dan kelemahan organisasi dalam wilayah pemasaran produk tertentu, (3) identifikasi tujuan, sasaran serta nilai-nilai organisasi yang hendak dicapai, (4) syarat-syarat untuk memilih suatu strategi tertentu yang dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif.

Dari uraian tersebut terlihat betapa pentingnya faktor lingkungan yang harus diperhitungkan dalam mempersiapkan strategi. Hal ini ditegaskan juga oleh Friedrickson (1983), bahwa strategi dari suatu organisasi hendaknya memberi gambaran sampai sejauh mana lingkungan ekstern sebanding atau sejalan dengan struktur dan proses intern. Demikian pula dalam rumusan yang singkat Fahey (1981) melukiskan strategi sebagai karakteristik yang paling mendasar dari kecocokan apa yang dicapai organisasi dengan lingkungannya.

Di samping itu, Salusu (2003) juga menawarkan satu definisi yang lebih sederhana dengan menyatakan bahwa strategi ialah suatu seni menggunakan kecakapan dan sumber daya suatu organisasi untuk mencapai sasarannya melalui hubungannya yang efektif dengan lingkungan dalam kondisi yang paling menguntungkan.

Jadi, dari berbagai definisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa

elemen-elemen strategi sebagaimana yang dikatakan oleh Salusu (2003) meliputi

adanya : seni situasional, tujuan dan sasaran, produk dan keunggulan kompetitif,

pola keputusan, kebijaksanaan dan program, destinasi, sumber daya dan

(27)

lingkungan, program bertindak, formulasi dan arus keputusan, alat yang paling berbahaya dan riskan, dan pemimpin.

Selanjutnya berkaitan dengan elemen-elemen strategi, kita mengenal pula adanya tipe-tipe strategi. Sebahagian ahli ada yang menyebutnya tingkat-tingkat strategi seperti Higgins (1985), Wheelen dan Hunger (1990).

Koteen (1991) menjelaskan tentang tipe-tipe strategi dimaksud, sebagai berikut :

(1) Corporate Strategy (strategi organisasi). Strategi ini berkaitan dengan perumusan misi, tujuan, nilai-nilai, dan inisiatif-inisiatif stratejik yang baru. Pembatasan-pembatasan diperlukan, yaitu apa yang dilakukan dan untuk siapa.

(2)Program Strategy (strategi program). Strategi ini lebih memberi perhatian pada implikasi-implikasi stratejik dari suatu program tertentu.

Apa kira-kira dampaknya apabila suatu program tertentu dilancarkan atau diperkenalkan, apa dampaknya bagi sasaran organisasi.

(3) ResourcesSupportStrategy(strategi pendukung sumber daya). Strategi pendukung sumber daya ini memusatkan perhatian pada memaksimalkan sumber-sumber daya esensial yang tersedia guna meningkatkan kualitas kinerja organisasi. Sumber daya itu dapat berupa tenaga, keuangan, teknologi, dan sebagainya.

(4) InstitutionalStrategy (strategi kelembagaan). Fokus dari strategi institusional ialah mengembangkan kemampuan organisasi untuk melaksanakan inisiatif-inisiatif stratejik.

Dari penjelasan tersebut dapat kita pahami bahwa strategi dalam organisasi tidak hanya satu. Masing-masing dari keempat jenis strategi tersebut yaitu : strategi organisasi, strategi program, strategi pendukung sumber daya dan strategi kelembagaan saling menopang sehingga merupakan satu kesatuan yang mampu menjadikan organisasi sebagai satu lembaga yang kokoh pula, mampu bertahan dalam kondisi lingkungan yang tidak menentu.

Keempat jenis strategi yang saling menopang dan merupakan satu

kesatuan tersebut tentunya dimiliki pula oleh Badan Kesatuan Bangsa, Politik

dan Perlindungan Masyarakat Kota Tanjungbalai selaku organisasi.

(28)

Dalam setiap organisasi khususnya organisasi pemerintahan seperti Badan Kesbangpol dan Linmas Kota Tanjungbalai, kita mengetahui bahwa sebelum suatu kebijakan diimplementasikan haruslah terlebih dahulu kebijakan tersebut dirumuskan dan direncanakan agar dapat diwujudkan hasil yang diinginkan sesuai dengan tugas dan fungsi organisasi.

Winarno (2012) mengatakan bahwa perencanaan kebijakan dilakukan oleh para pembuat kebijakan setelah masalah-masalah kebijakan diidentifikasikan dan didefinisikan. Dengan demikian, tanpa adanya perumusan masalah terlebih dahulu maka proses perencanaan kebijakan tidak akan dapat dilakukan. Artinya, setelah perumusan masalah dibuat maka perencanaan kebijakan mulai dapat dilakukan berdasarkan identifikasi dan pendefinisian masalah-masalah tersebut.

Adapun proses perencanaan kebijakan tersebut bersifat strategis dan merupakan suatu proses manajemen yang sistematis dalam pengambilan keputusan atas program-program yang akan dilaksanakan oleh organisasi dan perkiraan sumber daya selama beberapa tahun mendatang yang menghasilkan rencana strategis. Dengan kata lain, suatu organisasi akan membuat pilihan dan penetapan strategis dalam mewujudkan program-program strategis yang cocok diimplementasikan dalam rangka menjawab kebutuhan dan sasaran yang ingin dicapai oleh organisasi.

Jika dikaitkan dengan makna strategi itu sendiri, menurut Griffin dalam

Sule dan Saefullah (2005) mendefinisikan strategi sebagai rencana komprehensif

untuk mencapai tujuan organisasi. Tidak hanya sekedar mencapai, akan tetapi

strategi juga dimaksudkan untuk mempertahankan keberlangsungan organisasi di

lingkungan di mana organisasi itu menjalankan aktivitasnya.

(29)

Dengan kata lain, bagi organisasi pemerintah seperti Badan Kesbangpol dan Linmas Kota Tanjungbalai, strategi dimaksudkan untuk mencapai tujuan organisasi sekaligus mempertahankan eksistensinya selaku satuan kerja perangkat daerah yang membantu Walikota Tanjungbalai secara teknis dalam perumusan kebijakan maupun pelaksanaan kebijakan di bidang kesatuan bangsa, politik dan perlindungan masyarakat.

2.2. Manajemen Strategis dan Implementasi Strategi 2.2.1. Manajemen Strategis

Dari sudut pandang proses pengelolaan strategi, serangkaian keputusan dan tindakan mendasar dibuat oleh manajemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran suatu organisasi merupakan hakekat dari manajemen strategis. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Siagian (2000) bahwa

“manajemen strategis adalah serangkaian keputusan dan tindakan mendasar yang dibuat oleh manajemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran suatu

organisasi tersebut”

Sedangkan menurut Suwarsono (2000) “manajemen strategis dapat diartikan sebagai usaha manajerial menumbuhkembangkan kekuatan perusahaan untuk mengeksploitasi peluang bisnis yang muncul guna mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sesuai dengan misi yang telah ditentukan”.

Sementara Dirgantoro (2001) mengemukakan pula bahwa manajemen

strategis adalah suatu proses yang berkesinambungan yang membuat organisasi

secara keseluruhan dapat matchdengan lingkungannya, atau dengan kata lain,

organisasi secara keseluruhan dapat selalu responsif terhadap perubahan-

perubahan di dalam lingkungan baik yang bersifat internal maupun eksternal atau

(30)

kombinasi ilmu dan seni untuk memformulasikan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi keputusan yang bersifat cross fungsional yang memungkinkan organisasi mencapai tujuannya.

Dari ketiga pendapat di atas dapat kita pahami bahwa manajemen strategis adalah proses dan usaha manajerial yang dilakukan oleh manajemen puncak melalui serangkaian keputusan dan tindakan mendasar dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran yang berhubungan dengan lingkungan internal maupun eksternal untuk menumbuhkembangkan kekuatan organisasi atau perusahaan dalam mencapai tujuannya sesuai dengan misi yang telah ditetapkan.

2.2.2. Implementasi Strategi

Sule dan Saefullah (2005) menyatakan bahwa implementasi strategi dapat dilihat dari sudut pandang proses manajemen strategis. Mereka berpendapat :

Dari sudut pandang proses manajemen strategis berkenaan dengan pengelolaan strategi setidaknya dapat dibagi dua secara garis besarnya, yaitu perencanaan strategi (strategic planning) dan implementasi strategi (strategic implementation).

Perencanaan Strategi terdiri dari :

-Penentuan tujuan, untuk mencapai tujuan dan mempertahankan keberadaan organisasi.

-Penyusunan strategi, yang terdiri dari tiga fase, yaitu : penilaian keperluan penyusunan strategi , analisis situasi internal dan eksternal dan pemilihan strategi.

Sedangkan implementasi strategi mencakup proses administrasi dan pengendalian strategi.

Jadi, implementasi strategi menurut sudut pandang manajemen strategis, merupakan salah satu bagian dari proses manajemen strategis, yakni penyusunan strategi dan implementasi strategi.

Dari sudut pandangan tersebut, kita mendapatkan pengertian bahwa

implementasi strategi mencakup proses administrasi dan pengendalian strategi.

(31)

Adapun yang hendak dikaji penulis dalam penelitian tesis ini adalah strategi apa saja yang diimplementasikan dan bagaimana implementasi strategi Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat Kota Tanjungbalai dalam rangka pemeliharaan kesatuan bangsa dan situasi kondusif di Kota Tanjungbalai.

Sejalan dengan hal tersebut, Salusu (2003) berpendapat bahwa implementasi adalah seperangkat kegiatan yang dilakukan menyusul satu keputusan. Suatu keputusan selalu dimaksudkan untuk mencapai sasaran tertentu.

Guna merealisasikan pencapaian sasaran itu, diperlukan serangkaian aktivitas.

Sedangkan Higgins (1985) mengatakan bahwa implementasi adalah rangkuman dari berbagai kegiatan yang di dalamnya sumber daya manusia menggunakan sumber daya lain untuk mencapai sasaran dari strategi. Kegiatan itu menyentuh semua jajaran manajemen mulai dari manajemen puncak sampai pada karyawan/pegawai lini paling bawah.

Selanjutnya Higgins berpendapat bahwa implementasi strategi dapat digambarkan sebagai suatu sistem di mana komponen yang satu dengan komponen lainnya merupakan satu kesatuan secara integral yang mampu menyelesaikan berbagai masalah dalam pelaksanaan strategi, yaitu: (1) Perencanaan integral dan sistem pengendalian, (2) Kepemimpinan, motivasi dan sistem komunikasi, (3) manajemen sumber daya manusia dan kultur organisasi.

Higgins menjelaskan tentang sistem implementasi strategi tersebut sebagai berikut :

(1) Perencanaan integral dan sistem pengendalian. Aktivitas ini dimulai

dari pemahaman terhadap strategi induk, kemudian merumuskan semua

rencana yang diangkat dari strategi induk itu.Sasaran-sasaran yang ingin

(32)

dicapai oleh strategi tersebut, dijabarkan secara rinci, lalu untuk itu dibuatkan perencanaan antara dan perencanaan operasional.

Perencanaan antara adalah penghubung antara sasaran-sasaran strategi dan perencanaan operasional. Oleh sebab itu, sering juga disebut “program”

yang mencakup ruang lingkup yang cukup luas, waktu yang memadai, cukup komprehensif, dan memiliki rincian yang cukup detail. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa tugas program itu adalah menerjemahkan strategi ke dalam tugas operasional.

Perencanaan operasional pada umumnya berlaku untuk jangka waktu satu tahun, sungguh pun periode ini bisa bervariasi antara organisasi yang satu dengan yang lain.Tugas dari perencanaan operasional adalah menerjemahkan perencanaan antara ke dalam rencana yang pasti, yaitu kegiatan yang memberikan hasil yang diinginkan. Justru perencanaan operasional inilah yang memberi substansi pada strategi.

Anggaran yang merupakan kunci dari berhasilnya perencanaan operasional, biasanya disebut rencana operasional keuangan atau rencana pembiayaan. Ia menerjemahkan rencana operasional ke dalam komitmen rupiah. Melalui anggaran inilah dapat diketahui apakah rencana operasional mampu mencapai sasaran yang dikehendaki dalam strategi.

(2) Kepemimpinan, motivasi, dan sistem komunikasi. Para pemimpin, eselon atas, hendaknya mampu memberikan motivasi kepada jajaran kepegawaian serta menjalankan sistem komunikasi yang baik kalau mau sukses dalam pelaksanaan strategi.

(3) Manajemen sumber daya manusia dan kultur organisasi. Komponen implementasi ini biasanya ditangani oleh bagian personalia dalam suatu organisasi. Fungsi utamanya adalah : pertama, menempatkan karyawan, yang sekaligus mencakup perencanaan personil, perekrutan, saringan, pelatihan, dan orientasi. Kedua, berfungsi kalau karyawan sudah mulai bekerja, yang mencakup pelatihan dan pengembangan, penyediaan kompensasi dan motivasi jaminan kesehatan dan keselamatan kerja, evaluasi dan pengendalian, perbaikan produktivitas, dan perbaikan komunikasi dalam organisasi.

Mengenai sistem pengendalian di atas dapat diartikan sebagai upaya yang

sistematis dalam mengawasi jalannya berbagai kegiatan sebagaimana yang telah

direncanakan. Hal ini sejalan dengan pendapat Stoner, Freeman dan Gilbert

(2000) di mana menurut mereka control adalah the process of ensuring that actual

activities conform the planned activities; pengendalian adalah proses untuk

(33)

memastikan bahwa segala aktivitas yang terlaksana sesuai dengan apa yang telah direncanakan.

Sementara itu menurut Sule dan Saefullah (2008) kepemimpinan dapat diartikan sebagai proses mempengaruhi dan mengarahkan para pegawai dalam melakukan pekerjaan yang telah ditugaskan kepada mereka.

Selanjutnya mereka mengatakan fungsi kepemimpinan pada dasarnya adalah tindak lanjut dari pemahaman para manajer terhadap keragaman karakteristik motif dan perilaku para pegawai dalam organisasi. Bagaimana semestinya para manajer mengarahkan dan memotivasi para pegawai menjadi esensi pokok dari kepemimpinan. Dalam kaitan dengan motivasi inilah seorang manajer atau pemimpin harus memiliki kemampuan berkomunikasi untuk menyampaikan rencana kerja dan sasaran apa yang ingin dicapai organisasi melalui jajaran pegawai atau bawahannya dengan baik (Sule dan Saefullah, 2008).

Sementara itu manajemen sumber daya manusia juga merupakan fungsi- fungsi pengelolaan personalia yang meliputi perencanaan, pengadaan, pelatihan dan pengembangan, perlindungan sampai kepada pengendalian, evaluasi dan penghargaan terhadap pegawai atau karyawan. Hal ini sejalan dengan pendapat Flamholtz (1989) dalam Lako (2004) yang mengatakan bahwa “fungsi-fungsi khusus dalam pemanajemenan sumber daya manusia meliputi pengadaan (acquistion), pelatihan dan pengembangan (training and development), penempatan pada posisi tertentu (allocation), erlindungan dan pemeliharaan (conservation), pendayagunaan (utilization), evaluasi prestasi (evaluation), dan pemberian imbalan (reward). Pada Hakikatnya fungsi-fungsi tersebut satu sama lainnya saling berintegrasi dan berkesinambungan.”

Di samping manajemen sumber daya manusia, kepemimpinan juga harus memperhatikan dan menerapkan kultur atau budaya organisasi dalam mengimplementasikan strategi yang telah ditetapkan. Mengenai budaya organisasi, Wiliams (2009) menyatakan bahwa “budaya organisasi adalah nilai- nilai, keyakinan, dan sikap yang berlaku di antara anggota organisasi.”

Penerapan budaya organisasi tersebut dimaksudkan agar strategi yang

hendak dijalankan oleh seluruh jajaran atas manajemen sampai kepada para

(34)

pegawai lini terendah dapat dijalankan dengan baik pula sehingga tercapai apa yang diinginkan dari bawahannya.

Sedangkan kunci suksesnya implementasi strategi, seperti diungkapkan oleh Thompson dan Strickland (1992), adalah menyatukan organisasi secara total untuk mendukung strategi dan melihat apakah setiap tugas administratif dan aktivitas dilakukan menurut cara yang memadukan secara tepat semua persyaratan sehingga pelaksanaan dari strategi itu dapat dinikmati.

Selanjutnya dalam kaitan dengan fase implementasi strategi, Salusu (2003) menyatakan :

Fase implementasi strategi adalah fase peralihan tanggung jawab dari CEO kepada para manajer tingkat menengah, dari kepala eksekutif kepada kepala biro, atau kepala bagian,tergantung pada struktur dari setiap organisasi sampai ke setiap karyawan, setiap orang dalam organisasi.

Sungguhpun CEO masih tetap terlibat dalam fase implementasi, porsi keterlibatannya tidak sebanyak pada perumusan strategi.

Seperti telah diuraikan, eselon atas bertugas membuat keputusan strategis, eselon menengah membuat keputusan taktis, sedangkan eselon bawah membuat keputusan operasional. Jadi, strategi itu dijabarkan lebih jauh ke dalam kepingan-kepingan yang memudahkan pelaksanaannya, dibagi kepada setiap individu sebagai pelaksana garis depan.

Sehubungan dengan penelitian ini, peralihan tanggung jawab di atas dari eselon puncak (kepala badan) kepada eselon menengah (kepala bidang) dan eselon bawah (kepala sub bidang/kepala sub bagian) dan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) sampai kepada setiap individu (unsur staf). Proses tersebut ditetapkan dengan keputusan Kepala Badan yang tujuannya untuk memudahkan pelaksanaan strategi secara operasional yakni melalui program dan kegiatan yang telah ditetapkan.

Di samping itu, Salusu (2003) juga mengatakan :

Dalam skenario implementasi itu, selanjutnya direktur program mendesain spesifikasi pekerjaan dan membagi penugasan pekerjaan itu kepada setiap kepala unit kerja yang akan terlibat dalam implementasi. Para kepala unit kerja hendaknya memahami dengan sungguh-sungguh tugas yang harus dikerjakan dan diselesaikan, serta wajib meminta klarifikasi kepada direktur program apabila ada butir-butir penugasan yang belum jelas.

Kalau para kepala unit kerja sudah menghayati penugasan mereka maka

mereka perlu membuat rencana, program, dan anggaran yang menjadi

tanggung jawab unit kerjanya. Dalam program tersebut, setiap tindakan

yang akan dilaksanakan perlu ditulis secara rinci jadwal waktunya, kapan

(35)

tugas-tugas itu rampung dikerjakan, siapa yang akan bertanggung jawab, untuk apa, dan kapan. Rencana dan program ini disampaikan kepada direktur program untuk didiskusikan kemudian direalisasikan.

Dari pandangan tersebut dapat dipahami bahwa peran direktur program (dalam penelitian ini disebut kepala bidang program) membagi pekerjaan kepada setiap unit kerja (bidang) dan tempat klarifikasi hal-hal yang belum jelas dan tempat diskusi kepala unit kerja dalam hal uraian pelaksanaan tugas untuk direalisasikan.

2.3. Program Pembangunan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, program adalah rancangan mengenai asas serta usaha (dalam ketatanegaraan, perekonomian, dan sebagainya) yang akan dijalankan. Artinya, program merupakan perencanaan tentang sesuatu hal atau usaha dalam bidang tertentu yang akan dijalankan.

Adisasmita (2005) menyatakan bahwa program adalah kumpulan kegiatan- kegiatan nyata, sistematis dan terpadu yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa instansi pemerintah ataupun dalam rangka kerjasama dengan masyarakat, atau yang merupakan partisipasi aktif masyarakat, guna mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan.

Sedangkan Higgins dalam Salusu (2003) memahami program dari sudut perencanaan yakni perencanaan antara di mana program menerjemahkan strategi ke dalam tugas operasional. Kemudian tugas dari perencanaan operasional adalah menerjemahkan perencanaan antara ke dalam rencana yang pasti, yaitu kegiatan yang memberi hasil yang diinginkan dan memberi substansi pada strategi.

Berkaitan dengan kegiatan atau aktivitas, Adisasmita (2005) mengatakan bahwa “aktivitas merupakan permainan dari strategi konkrit organisasi untuk diimplementasikan dengan sebaik-baiknya dalam mencapai tujuan dan sasaran.”

Selanjutnya menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun

2010, “program adalah bentuk instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih

kegiatan yang dirumuskan, untuk mencapai sasaran dan tujuan sesuai tugas dan

fungsi SKPD dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah. Sedangkan

kegiatan merupakan bagian dari program yang memuat sekumpulan tindakan

pengerahan sumber daya sebagai masukan (input) untuk menghasilkan keluaran

(output) dalam bentuk barang/jasa” (Pasal 86 Ayat 7 dan 8).

(36)

Maka dapat kita pahami bahwa program adalah alat kebijakan untuk mewujudkan sasaran dan tujuan sesuai tugas dan fungsi SKPD dalam urusan

penyelenggaraan pemerintahan daerah. Sedangkan kegiatan mengelola input dan output untuk menghasilkan barang/jasa.

Dalam kaitan dengan hal tersebut, Program Pembangunan Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri merupakan instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dirumuskan, untuk mencapai tugas dan fungsi Badan Kesbangpol dan Linmas Kota Tanjungbalai dalam urusan pemerintahan daerah.

Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 13 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, urusan pemerintahan daerah adalah fungsi-fungsi pemerintahan yang menjadi hak dan kewajiban setiap tingkatan pemerintahan untuk mengatur dan mengurus fungsi-fungsi tersebut yang menjadi kewena- ngannya dalam rangka melindungi, melayani, memberdayakan, dan mensejahterakan masyarakat. Sedangkan fungsi adalah tugas kepemerintahan di bidang tertentu yang dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan pembangunan nasional (Pasal 1 Ayat 40 dan 39).

Dari pengertian tersebut dapat kita pahami bahwa urusan pemerintahan daerah berkaitan erat dengan perwujudan tujuan pembangunan yaitu pembangunan nasional.

Adapun tujuan pembangunan nasional didasarkan pada tujuan pembentukan Pemerintahan Negara Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 yang mengatakan bahwa tujuan pembentukan Pemerintahan Negara Indonesia adalah untuk “melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.” Dari penggalan kalimat tersebut dapat dipahami adanya suatu tekad dan upaya Pemerintah Indonesia mulai dari tingkat pusat sampai ke seluruh kabupaten/kota untuk menjaga dan memelihara bangsa (masyarakat) Indonesia ini agar terlindungi berbagai ancaman dan gangguan terhadap keberadaan dan kehidupan bangsa di seluruh wilayah Indonesia.

Oleh karena itu, pembangunan yang mengutamakan pendekatan dan

pemeliharaan kesatuan bangsa, keamanan, ketenteraman dan situasi kondusif,

(37)

pada dasarnya adalah sangat penting, di samping pembangunan fisik dan ekonomi yang sering diutamakan dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Hal tersebut di atas terkait pula dengan Program Prioritas Pembangunan Pemerintahan Presiden danWakil Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla yang dikenal dengan nama “Nawacita atau Sembilan Cita-Cita”, khususnya cita-cita pertama : memberi perlindungan dan rasa aman kepada seluruh warga negara, ke delapan: melakukan revolusi karakter bangsa dan kesembilan : memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia. Di mana urusan pemerintah pusat ini dijabarkan melalui perencanaan pembangunan nasional sampai ke seluruh tingkatan pemerintahan yang berada di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sehingga Nawacita yang diprogramkan oleh pusat dapat disusun dan dilaksanakan pula di tingkat provinsi, kabupaten dan kota.

Hal tersebut sejalan pula dengan kewajiban kepala daerah yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

Pada Pasal 67 dikatakan bahwa tugas kepala daerah di antaranya adalah

“memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, UUD 1945 serta mempertahankan keutuhan NKRI, mengembangkan demokrasi, menjaga etika dan norma dalam pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dan melaksanakan program strategis nasional.”

Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa urusan pemerintahan daerah merupakan pengelolaan fungsi pemerintahan yang bersumber dari penjabaran urusan pemerintah pusat sesuai tingkatannya (dalam hal ini Pemerintah Kota Tanjungbalai c.q. Badan Kesbangpol dan Linmas Kota Tanjungbalai) menjalankan urusan pemerintah daerah dalam rangka pemeliharaan kesatuan bangsa dan situasi kondusif di Kota Tanjungbalai sesuai kebutuhan yang ditetapkan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dalam lampiran A.VII Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun

2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, yakni Kode dan Daftar

Program dan Kegiatan Klasifikasi Belanja Daerah Menurut Urusan Pemerintahan

Daerah, salah satunya dicantumkan urusan pemerintahan daerah ( pembangunan)

bidang kesatuan bangsa dan politik dalam negeri, yang terdiri dari program dan

dijabarkan dalam kegiatan masing-masing, sebagai berikut :

(38)

1. Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan Kegiatan :

-Penyiapan Tenaga Pengendali Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan -Pembangunan Pos Jaga/Ronda

-Pelatihan Pengendalian Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan -Pengendalian Kebisingan, dan Gangguan dari Kegiatan

-Pengendalian Keamanan Lingkungan -Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan -Dan seterusnya...

2. Program Pemeliharaan Kantramtibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal -Pengawasan Pengendalian dan Evaluasi Kegiatan Polisi Pamongpraja -Peningkatan Kerjasama dengan Aparat Keamanan dalam Teknik Pencegahan Kejahatan

-Kerjasama Pengembangan Kemampuan Aparat Polisi Pamong Praja dengan TNI/Polri dan Kejaksaan

-Peningkatan Kapasitas Aparat dalam rangka Pelaksanaan Sishankamrata di Daerah

-Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan -Dan seterusnya...

3. Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan

-Peningkatan Toleransi dan Kerukunan dalam Kehidupan Beragama -Peningkatan Rasa Solidaritas dan Ikatan Sosial di Kalangan Masyarakat -Peningkatan Kesadaran Masyarakat akan Nilai-Nilai Luhur Budaya Bangsa

-Dan seterusnya...

4. Program Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan

-Fasilitasi pencapaian halaqohdanberbagaifaham keagamaan lainnya da- lam upaya peningkatan wawasan kebangsaan

-Seminar, talkshow, diskusi peningkatan wawasan kebangsaan

-Pentas seni dan budaya, festival, lomba cipta dalam upaya peningkatan wawasan kebangsaan

-Dan seterusnya...

(39)

5. Program pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan

-Pembentukan satuan keamanan lingkungan di masyarakat -Dan seterusnya...

6. Program peningkatan pemberantasan penyakit masyarakat (pekat) -Penyuluhan pencegahan peredaran/penggunaan minuman keras dan nar- koba

-Penyuluhan pencegahan berkembangnya prostitusi -Penyuluhan pencegahan peredaran uang palsu

-Penyuluhan pencegahan dan penertiban aksi premanisme -Penyuluhanan dan penertiban tindak penyelundupan -Penyuluhan pencegahan praktek perjudian

-Penyuluhan pencegahan eksploitasi anak bawah umur -Monitoring, evaluasi dan pelaporan

-Dan seterusnya...

7. Program pendidikan politik masyarakat Kegiatan :

-Penyuluhan kepada masyarakat

-Fasilitasi penyelesaian perselisihan partai politik -Koordinasi forum-forum diskusi politik

-Penyusunan data base partai politik -Monitoring, evaluasi dan pelaporan -Dan seterusnya...

8. Program pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana alam

-Pemantauan dan penyebarluasan informasi potensi bencana alam

(40)

-Pengadaan tempat penampungan sementara dan evakuasi penduduk dari ancaman/korban bencana alam

-Pengadaan sarana dan prasarana penduduk dari ancaman/korban bencana alam

-Pengadaan logistik dan obat-obatan bagi penduduk di tempat penam pungan sementara

-Dan seterusnya...

Dari uraian program dan kegiatan tersebut di atas, dapat dipahami bahwa ada 9 (sembilan ) program pokok yang dapat disusun dalam perencanaan strategis yang dijabarkan ke dalam Rencana Kerja Badan Kesbangpol dan Linmas Kota Tanjungbalai dari tahun 2011-2016 dalam rangka pemeliharaan kesatuan bangsa dan situasi kondusif di Kota Tanjungbalai.

Adapun setiap program dan kegiatan tersebut di atas selanjutnya dipilih oleh Badan Kesbangpol dan Linmas sesuai dengan strategi-strategi yang telah dirumuskan dan ditetapkan sebelumnya.

2.4. Pemeliharaan Kesatuan Bangsa dan Situasi Kondusif di Kota Tanjungbalai

Ditinjau dari arti kata yang terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, bahwa kalimat Pemeliharaan Kesatuan Bangsa dan Situasi Kondusif di Kota Tanjungbalai dapat diartikan sesuai penggalan kata masing-masing sebagai berikut :

-Pemeliharaan berasal dari kata pelihara ditambahimbuhan ke-an.

Pemeliharaan berarti 1. proses, cara, perbuatan memelihara dan sebagainya. 2. penyelamatan, penghindaran (dari bahaya dan sebagainya).

-Kesatuan bangsa berasal dari dua suku kata yakni kesatuan dan bangsa.

Kesatuan berarti keesaan,ketunggalan, integritas, kebulatan, kepaduan,

keutuhan, dan koherensi. Sedangkan bangsa berarti kelompok masyarakat

yang bersamaan asal keturunan, adat, bahasa,dan sejarahnya, serta

(41)

berpemerintahan sendiri. Jadi, dari kedua pengertian kata tersebut, kesatuan bangsa adalah keutuhan dan kebulatan suatu kelompok masyarakat yang bersamaan asal keturunan, adat, bahasa, dan sejarah serta berpemerintahan sendiri.

-Situasi kondusif juga terdiri dari dua suku kata yaitu situasi dan kondusif.

Kondusif berarti situasi yang memberi peluang pada hasil yang diinginkan yang bersifat mendukung. Situasi berarti keadaan, letak sesuatu, tempat.

Situasi kondusif berarti keadaan yang memberi peluang pada hasil yang diinginkan yang bersifat mendukung.

-Kota Tanjungbalai, terdiri atas dua suku kata, kota dan Tanjungbalai.

Kota berarti daerah pemukiman yang terdiri atas bangunan rumah yang merupakan kesatuan tempat tinggal dari berbagai lapisan masyarakat.

Tanjungbalai adalah nama kota tersebut.

Sedangkan secara administrasi pemerintahan, menurut pengertian Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Kota Tanjungbalai adalah sebuah kota yang dikepalai oleh seorang walikota yang berada di wilayah Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara. Maka, Kota Tanjungbalai berarti suatu wilayah pemerintahan yang berada di Provinsi Sumatera Utara dan dikepalai oleh seorang walikota.

Jadi, pemeliharaan kesatuan bangsa dan situasi kondusif di Kota Tanjungbalai berarti upaya untuk memelihara agar tetap terjaganya keutuhan sekaligus menghindari adanya ancaman serta gangguan konflik, kerusuhan dan disintegrasi bangsa dalam masyarakat sehingga terdukungnya Pemerintahan Kota Tanjungbalai dalam mencapai tujuannya.

Upaya tersebut dilaksanakan oleh Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat untuk membantu Walikota Tanjungbalai dalam hal menyusun kebijakan dan pelaksanaan bidang teknis kesatuan bangsa, politik dan perlindungan masyarakat melalui perumusan dan penyusunan strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi dalam jangka waktu tertentu.

Strategi-strategi tersebut dijabarkan pula ke dalam masing-masing program dan kegiatan yang memberi makna dan gambaran tentang upaya yang dilakukan oleh Badan Kesbangpol dan Linmas Kota Tanjungbalai dalam rangka pemeliharaan kesatuan bangsa dan situasi kondusif di Kota Tanjungbalai.

Artinya, implementasi strategi melalui pelaksanaan program dan kegiatan

(42)

dalam bentuk-bentuk : sosialisasi, penyuluhan, diskusi, seminar, pemantauan, loka karya, bimbingan teknis, pelatihan, pembentukan dan pemberdayaan forum-forum strategis, patroli, kunjungan kerja, rapat-rapat koordinasi, konsultasi dan kerjasama serta bentuk kegiatan lainnya, diharapkan dapat mewujudkan terpeliharanya kesatuan bangsa dan situasi kondusif di Kota Tanjungbalai.

Dengan adanya berbagai program dan kegiatan tersebut dimaksudkan agar Kota Tanjungbalai dapat terhindar dari berbagai ancaman dan bahaya konflik, perpecahan, kerusuhan serta berbagai gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat. Sebab jika hal-hal tersebut tidak diantisipasi dan dicegah melalui kegiatan-kegiatan di atas, pada gilirannya dapat merusak kesatuan bangsa serta mengganggu kondusivitas dan kelancaran pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan di Kota Tanjungbalai.

Jika dikaitkan dengan tujuan pembentukan negara dan kewajiban kepala daerah yang telah disingung sebelumnya, maka tugas pemeliharaan kesatuan bangsa dan situasi kondusif di atas sejalan pula dengan pandangan Nasution (2015), yang mengatakan :

Tugas penting pemerintah pusat dan daerah untuk memberikan jaminan rasa aman kepada warganya yang merupakan kebutuhan dan hak dasar yang memungkinkan setiap warga negara untuk dapat menjalankan aktivitas, mengoptimalikan potensi, dan mewujudkan kesejahteraan hidup secara lancar, terhindar dari rasa takut, gangguan dan tekanan dari pihak lain. Tugas yang tidak kalah penting harus dilaksanakan baik pemerintah pusat maupun daerah adalah menjaga kerukunan, persatuan dan keutuhan negara kesatuan Indonesia, sebagai salah satu pilar kebangsaan, sehingga tidak terjadi perpecahan yang menyebabkan disintegrasi bangsa.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tugas negara dan tugas

pemerintah daerah tersebut wajib dilaksanakan yakni dalam rangka memelihara

kesatuan bangsa dan situasi kondusif daerah, khususnya di Kota Tanjungbalai.

Gambar

Gambar 4.1 Bagan Struktur Organisasi Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan  Masyarakat Kota Tanjungbalai

Referensi

Dokumen terkait

untuk pelaksanaan kegiatan Tahun Anggaran 2013, yang dilaksanakan melalui penyedia barang/jasa pada Badan Kesatuan Bangsa Politik & Perlindungan Masyarakat Kabupaten Manggarai

Satuan Kerja : BADAN KESATUAN BANGSA, POLITIK DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT. Tahun Anggaran

Sedangkan Tim penyusun Renstra Kantor Kesbang Pol dan Linmas berdasarkan Keputusan Kepala Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Pemalang

Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Kesatuan Bangsa dan Politik (BPBD Kesbangpol) melalui Peraturan Walikota Padang Panjang Nomor 21 Tahun 2010 tentang Kedudukan,

NIP.. - Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat : 1.19.. Program Pendidikan Non Formal dan Informal.. ) - KESATUAN BANGSA DAN POLITIK DALAM NEGERI 15.. Brebes dan

Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang kesatuan bangsa

Bapak Aan Trisyadi, S.H., M.H., selaku Kepala Bidang Kewaspadaan Nasional Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (KESBANGPOL), Ibu Ir Wuri Pujiastuti, M.M.,

bahwa untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang kesatuan bangsa dan politik dalam negeri yang dilaksanakan oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik perlu menetapkan