• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DANA BOPTN 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DANA BOPTN 2015"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKHIR

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

DANA BOPTN 2015

PROKSI (PROGRAM MENGATASI KEBISINGAN) APLIKASI

INSULASI MATERIAL DALAM UPAYA MENCAPAI

PERFORMA AKUSTIKA RUANG YANG STANDART UNTUK

PEMUKIMANDI RUMAH SUSUN URIP SUMOHARJO

SURABAYA

Tim Pengabdian:

Susilo Indrawati, M.Si( Fisika/MIPA ) Prof. Dr. Ir. Eddy Yahya, M.Sc ( Fisika/MIPA )

Ir. Didiek Basuki Rachmat ( Fisika/MIPA ) Drs. Bachtera Indarto, M.Si ( Fisika/MIPA ) Dr. Melania Suweni Muntini, MT ( Fisika/MIPA )

Drs. Gontjang Prajitno, M.Si ( Fisika/MIPA ) Diky Anggoro, M.Si ( Fisika/MIPA )

Iim Fatimah, M.Si( Fisika/MIPA ) Fahmi Astuti, M.Si ( Fisika/MIPA )

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DANA BOPTN 2015 1. Judul Pengabdian : Proksi(program mengatasi kebisingan aplikasi &

insulasi material dalam upaya mencapai performa akustika ruang yang standart untuk pemukiman di Rumah susun urip sumoharjo Surabaya.

2. Ketua Tim

a) Nama lengkap : Susilo Indrawati, M.Si b) Jenis Kelamin : Perempuan

c) NIP : 1100201301001

d) Jabatan Fungsional : - e) Pangkat/Golongan : III b f) Jabatan struktural :-

g) Bidang keahlian : Instrumentasi Akustik h) Fakultas/Jurusan : MIPA/Fisika

i) Perguruan Tinggi : ITS j) Tim

No Nama Lengkap NIP FakultasJurusan Instansi

1 Prof. Dr. Ir. Eddy Yahya, M.Sc 19471126 197210.1.001 FMIPA Fisika ITS 2 Ir. Didiek Basuki Rachmat 19561026 198303.1.005 FMIPA Fisika ITS 3 Drs. Bachtera Indarto, M.Si 19610404 199003.1.001 FMIPA Fisika ITS 4 Dr. Melania Suweni Muntini, MT 19641229 199002.2.001 FMIPA Fisika ITS 5 Drs. Gontjang Prajitno, M.Si 19660102 199003.1.001 FMIPA Fisika ITS

6 Diky Anggoro, M.Si 19850809 201404 1 003 FMIPA Fisika ITS

7 Iim Fatimah, M.Si 1100201405001 FMIPA Fisika ITS

8 Fahmi Astuti, M.Si 1100201405003 FMIPA Fisika ITS

3. Dana dan Waktu

a) Jangka waktu program yang diusulkan : 1 Tahun

b) Biaya total yang diusulkan : Rp 25.000.000,- c) Biaya yang disetuhui BOPTN 2015 : Rp 19.500.000,;

Surabaya, 12 Nopember 2015 Menyetujui,

Ketua Jurusan Fisika

Dr. Yono Hadi Pramono, M.Eng NIP. 196003031987011002

Ketua Peneliti,

Susilo Indrawati NIP. 110201301001 Ketua LPPM,

Prof. Dr. Ir. Adi Soeprijanto M.T NIP 196404051990021001

(3)

Ringkasan

Kebisingan yang terjadi di kehidupan sehari-hari umumnya berasal dari industri, kereta api, pesawat terbang, dan lalu lintas jalan raya. Namun dewasa ini, jalan raya adalah sumber utama kebisingan. Hal ini dikarenakan kebisingan dari jalan raya memiliki dampak yang menyeluruh, sementara yang lain hanya bersifat lokal yang artinya hanya pada daerah-daerah tertentu. Manusia, baik yang beraktifitas di luar maupun di dalam bangunan pada area yang berdekatan dengan jalan raya, sangatlah potensial menjadi korban kebisingan. Rumah susun Urip Sumoharjo, merupakan salah satu rumah susun yang dikelola oleh Pemerintah kota Surabaya. Lokasi rumah susun tersebut ada di jalan Urip Sumoharjo, yang menempati jalan arteri di kota Surabaya. Pembangunan rumah susun berdasarkan pasal 3 UU No. 1 Tahun 2011, yakni Perumahan dan permukiman diselenggarakan salah satunya untuk “menjamin terwujudnya rumah yang layak huni dan terjangkau dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi, teratur, terencana, terpadu, dan berkelanjutan. Lokasi Rumah susun di jalan Urip Sumoharjo mengalami gangguan kebisingan yang tinggi karena bertambahnya pengguna jalan semakin lama menimbulkan bising. Keluhan dari beberapa penghuni rumah susun khususnya di lantai 3 dan 4 yang sangat terganggu oleh kebisingan terutamapada penghuni yang masih pelajar dan balita. Dari fakta tersebut perlu dilakukan tidakan lanjutan untuk mereduksi kebisingan menggunakan konsep performa akustika ruang. Tujuannya adalah upaya mengatasi kebisingan agar rumah susun tersebut dapat berfungsi secara optimal sebagaimana mestinya.

Dari hasil pengukuran yang telah dilakukan tingkat kebisingan di Rumah susun urip sumoharjo paling tinggi terjadi pada malam hari, khususnya di lantai 4 mencapai angka 80 dBA pada frekuensi 1000 Hz. Penambahan gorden mampu meningkatkan daya partisi dalam mereduksi bunyi sebesar 3-17 dBA Penambahan kerai dalam pencahayaan yaitu mampu mereduksi intensitas cahaya dari 3000-300 lux (89%).

(4)

Summary

Noise that occurs in daily life generally come from industry, trains, airplanes, and highway traffic. But today, the highway is the main source of noise. It happen because noise from the highway have a thorough impact, while others are only local meaning in certain areas. The human, both of which activities outside and inside the building in the area adjacent to the highway, is potentially becoming a victim of noise. Urip Sumoharjo flat is one of the flats managed by the city government of Surabaya. The location of the flat is in the Urip Sumoharjo street which occupies the arterial road in Surabaya. The construction of flats is under the 3rd article of Law No. 1 In 2011, the Housing and settlements held one of them to "ensure the realization of decent housing and affordable in the environment that is healthy, safe, harmonious, orderly, well-planned, integrated, and sustainable. Home Location interchanges in Urip Sumoharjo road experiencing high noise disturbance due to the increase in the longer road users causing noise. Complaints from some residents of the apartment, especially on the 3rd and 4th floor are very disturbed by noise, especially the residents who are still students and toddlers. From this fact needs to be done to reduce the noise further act of using the concept of space acoustics performance. The aim attempts to overcome the noise that the flats are optimally properly functioning.

Based on the results of measurements The noise level in the flats urip Sumoharjo highest occurs at night , especially on the floor 4 to reach 80 dBA. The curtain addition was able to reduce the noise with an amount of 3- 12 dBA. The addition of blinds can increase NR value 3-17 dBA. In addition to reducing noise so a significant increase in the lighting sunshade that is capable of reducing the intensity of light from 3000-300 lux (89%).

(5)

Prakata

Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena hanya berkat rahmat, hidayah dan karunia-Nya penulis berhasil menyelesaikan laporan akhir pengabdian masyarakat yang berjudul

“PROKSI (program mengatasi kebisingan) aplikasi insulasi material akustik dalam upaya mencapai performa akustika ruang yang standart untuk pemukiman di Rumah susun Urip sumoharjo Surabaya”.

Kebisingan merupakan suatu hal yang tidak diinginkan selain menggangu dalam suatu aktivitas, kebisingan yang terus menerus dengan level yang tinggi mampu mengakibatkan ketulian yang bersifat permanen. Salah satu contoh kasus seperti yang dirasakan oleh penghuni rumah susun urip sumoharjo. Lokasi perumahan ini terletak dekat Jalan raya yang merupakan Jantung kota Surabaya. Adanya keluhan dari warga maka dirasa perlu dilakukan penelitian pengabdian masyarakat.

Laporan akhir pengabdian ini dimaksudkan agar dalam pelaksanaan pengabdian masyarakat sesuai dengan apa yang telah dituliskan dalam penyusunan proposal serta dapat diketahui seberapa kendala yang dialami selama proses kegiatan. Dalam jangka panjang diharapkan agar dengan adanya laporan akhir ini dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi kegiatan yang telah dilakukan serta langkah kegiatan selanjutnya dapat lebih baik dan terencana

Demikian laporan akhir ini kami susun, kami mengharap saran dan kritik dari pembaca agar dapat menjadi masukan dalam kegiatan. Kami seluruh tim pengabdi mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam penyelesaian laporan akhir.

Surabaya, Nopember2015

(6)

23

Daftar Isi Halaman Judul i Halaman Pengesahan ii Ringkasan iii Summary iv Prakata v Daftar Isi vi

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel ix

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Perumusan Konsep dan Strategis Kegiatan 2

1.3 Tujuan, Manfaat, dan Dampak Kegiatan yang Diharapkan 2

1.4 Target Luaran 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Noise atau Kebisingan 4

2.2 Terjadinya Kebisingan 4

2.3 Jenis Kebisingan 4

2.4 Penanggulangan Kebisingan 6

2.5 Pencahayaan Alami 7

BAB III STRATEGI DAN PERENCANAAN KEGIATAN

3.1 Strategi 8

3.2 Rencana Kegiatan 9

BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN KEBERLANJUTANNYA 10

4.1 Pengukuran awal 10

4.2 Distribusi Kebisingan rumah susun 10

4.3 Pengukuran Noise Criteria (NC) 11

(7)

analisis Kebocoran

4.5 Hasil Pengukuran NC dan NR setelah Penambahan Gorden 13 4.6 Hasil Pengukuran NC dan NR setelah Penambahan Kerey 15 4.7 Hasil pengukuran Intensitas Cahaya setelah Penambahan kerey 18 4.8 Analisis Capaian Luaran Terhadap Target Luaran 20

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 22

5.1 Kesimpulan 22

5.2 Saran 22

BAB VI RENCANA SELANJUTNYA 23

(8)

Daftar Gambar

Gambar 2.1 Gambar 3.1

Kurva noise criteria

Rusunawa Urip Sumoharjo

5 8 Gambar 3.2 Beberapa peralatan yang digunakan dalam penelitian 6 Gambar 4.1 Grafik SPL yang diakibatkan oleh kebisingan jalan raya 10 Gambar 4.2 Kurva grafik pengukuran NC rusun lantai 4 pada malam

hari

11

Gambar 4.3 Gambar kontur distribusi NR pada dinding muka 12 Gambar 4.4 Detail gorden yang digunakan pada penelitian 13 Gambar 4.5 Gambar kontur distribusi NR pada jendela a) sebelum

penambahan gorden b). setelah penambahan gorden

13

Gambar 4.6 Kurva grafik pengukuran NC rusun lantai 4 pada malam hari setelah penambahan gorden

14

Gambar 4.7 Kerai yang dipasang di rumah susun urip Sumoharjo 15 Gambar 4.8 Nilai NR dinding sebelum dan sesudah pemasangan

kerai

16

Gambar 4.9 Nilai NR dinding setelah pemasangan kerai 16

Gambar 4.10 Kurva Noise criteria(NC) setelah pemasangan kerai 17 Gambar 4.11 Kuat penerangan sebelum dan sesudah pemasangan

kerai

(9)

Daftar Tabel

Tabel 2.1 Baku Tingkat kebisingan 6

Tabel 4.1 Perbandingan Nilai NC pada Rusun Lantai 4 dengan NC rekomendasi

11

Tabel 4.2 Perbandingan Nilai NC pada Rusun lantai 4 dengan NC rekomendasi

14

Tabel 4.3 Perbandingan Nilai NC pengukuran dan NC rekomendasi 17 Tabel 4.4 Perbandingan Intensitas cahaya pengukuran dan

rekomendasi

(10)

Lampiran

Lampiran 1 Biodata tim peneliti/pengabdi 25

Lampiran 2 Daftar Luaran 34

Lampiran 3 Bukti Luaran 36

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persoalan kebisingan di negara berkembang, seperti Indonesia, seringkali lebih rumit apabila dibandingkan dengan yang dihadapi oleh negara maju. Di negara berkembang, dengan tingkat pendidikan dan ekonomi masyarakatnya yang masih rendah, orang cenderung mengabaikan permasalahan kebisingan. Beberapa alasan yang mendasari sikap ini diantaranya adalah, belum adanya informasi yang jelas mengenai akibat buruk kebisingan bagi kenyamanan dan kesehatan manusia secara umum, serta adanya anggapan bahwa solusi untuk mengatasi kebisingan selalu rumit dan mahal. Sementara itu, perkembangan yang terjadi menunjukkan bahwa kebisingan yang dihasilkan kendaraan bermotor pada jalan-jalan di tingkat perumahanpun terus meningkat dan kian lama kian parah.

Faktor-faktor yang memengaruhi akustik pada bangunan dikarenakan adanya kecenderungan penggantian konstruksi bangunan yang lazimnya berat dan tebal dengan bahan pengganti yang relatif lebih ringan, tipis dan bersifat ‘prefabricated’, pemilihan lokasi yang kurang tepat, serta tidak memperhatikannya segi akustik bangunan. Padahal akustik merupakan faktor penting dalam perencanaan arsitektural yang berkaitan dengan metode pengendalian kebisingan yang berlebihan pada bangunan sehingga tercipta kondisi mendengarkan yang ideal diluar maupun di dalam ruangan

Sama halnya dengan yang dikemukakan Schaudinisky bahwa apabila lokasi bangunan berada di tepi jalan besar yang sangat padat, bangunan sebaiknya diletakkan dengan sisi lebar menghadap jalan, sedangkan sisi yang tidak menghadap jalan didesain untuk bukaan jendela.Namun pada kenyataannya, terkadang peletakan bangunan di desain dengan pertimbangan iklim maupun pertimbangan lain, sedangkan pertimbangan dari segi akustik dikesampingkan. Menurut Stein (1986) menyatakan bahwa: “Bunyi dan udara harus dipertimbangkan secara bersama-sama karena keduanya sulit dipisahkan”.

Pernyataan yang diberikan oleh Schaudinisky diatas, ternyata ada kalanya tidak sesuai dengan kenyataan desain bangunan, terutama bangunan tempat tinggal pada umumnya.Tidak sedikit bangunan-bangunan umum yang berada di pinggir jalan raya dengan tingkat kebisingann yang cukup tinggi, namun peletakan ventilasi menghadap langsung ke arah sumber kebisingan jalan raya. Maka permasalahan kebisingan yang dialami bangunan ini akan menjadi sangat krusial saat bangunan tersebut membutuhkan pengendalian kebisingan namun struktur, material, dan desain bangunan tidak dapat menahan bising tersebut.

Hal ini dialami bangunan Rumah Susun Urip Sumaharjo, yang dikelola oleh Pemerintah Kota Surabaya. Pembangunan rumah susun

(12)

berdasarkan pasal 3 UU No. 1 Tahun 2011, yakni Perumahan dan permukiman diselenggarakan salah satunya untuk “menjamin terwujudnya rumah yang layak huni dan terjangkau dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi, teratur, terencana, terpadu, dan berkelanjutan.Sehingga perlu dilakukan tidakan lanjutan dengan menggunakan konsep akustik ruang sebagai upaya penanggulangan kebisingan agar rumah susun tersebut dapat berfungsi secara optimal sebagaimana mestinya. Selain hal kebisingan bangunan Rusun Urip sumoharjo khususnya di lantai empat(4), Juga mengalami permasalahan mengenai pencahayaan. Hal ini diakibatkan karena teras langsung menghadap ke Utara/ berhadapan langsung dengan sinar matahari. Untuk Itu dalam pengabdian masyarakat ini selain tentang kebisingan juga akan diangkat mengenai permasalahan pencahayaan.

1.2 Perumusan Konsep dan Strategi Kegiatan

Masalah kebisingan menjadi permasalahan yang sangat krusial, sehingga perlu diatasi sedini mungkin dampak yang dihasilkannya dapat menyebabkan tidak fokusnya dalam beraktivitas, selain itu dapat menimbulkan dampak terhadap pendengaran apabila bising yang diakibatkan terus menerus dan diatas ambang pendengaran. Oleh karena itu, diperlukan suatu program untuk pengendali kebisingan dengan mengaplikasikan bahan insulasi ke dalam ruangan.

1.3 Tujuan,

Manfaat,

dan

Dampak

Kegiatan

yang

Diharapkan

1.3.1 Tujuan

Adapun tujuan dilakukannya program ini adalah:

a. Memberikan penjelasan tentang dampak dari kebisingan dan pencahayaan

b. Memberikan bentuk solusi dalam pemecahan kebisingan dan pencahayaan

1.3.1 Manfaat

Adapun manfaat yang diharapkan antara lain:

a. Penghuni Rumah Susun Urip Sumoharjo dapat menikmati perumahan yang tidak terganggu oleh kebisingan

b. Tercapainya pembangunan yang berdasarkan pasal 3 UU No. 1 Tahun 2011 yaitu terwujudnya rumah yang layak huni dan terjangkau dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi, teratur, terencana, terpadu, dan berkelanjutan

1.4 Target Luaran

Luaran yang diharapkan dari hasil program pengabdian masyarakat ini adalah adanya produk desain dinding dan pemberian karet pada pintu sebagai salah satu solusi aplikatif dalam mengurangi kebisingan yang terjadi pada rumah susun Urip Sumoharjo. Serta artikel ilmiah dan publikasi makalah pada jurnal

(13)

kegiatan pengabdian masyarakat dalam seminar nasional keterlibatan mahasiswa sehingga dpat terbentuk program PKMT/PKMM.

(14)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Noise atau Kebisingan

Noise atau kebisingan adalah bunyi yang tidak dikehendaki

karena tidak sesuai dengan konteks tuang dan waktu sehingga menimbulkan gangguan kenyamanan dan kesehatan manusia (Harris, 1979). Noise bersifat objektif, sehingga batasan noise bagi orang yang satu bisa saja berbeda dengan batasan noise bagi orang yang lain. Namun demikian, ada jenis bunyi yang dianggap noise bagi kebanyakan orang yaitu bunyi keras yang muncul mendadak, bunyi keras yang muncul terus-menerus serta bunyi mesin-mesin, entah mesin atau mesin sarana angkut (Sanders dan McCormick, 1987). Dalam noise dikenal istilah

noisee (noise), background noisee (noise latar belakang), dan ambient noisee (noise ambien) yang merupakan total kebisingan yang terjadi pada

suatu area, yakni hasil kompilasi kebisingan yang sumbernya dekat maupun jauh.

2.2 Terjadinya Kebisingan

Suara merupakan gangguan fisik dalam suatu medium udara berlangsung melalui pola mampatan dan renggangan molekul-molekul udara yang dilalui.Gelombang yang merambat dengan pola seperti ini disebut gelombang longitudinal.Banyaknya rapatan dan renggangan yang terjadi dalam suatu interval waktu tertentu disebut frekuensi suara.Satuan frekuensi suara ini dinyatakan dalam hertz (Hz) jika satuan waktu interval waktu kejadian dinyatakan dalam detik.

Menurut Harris, apabila ada desakan pada lapisan udara, selama tekanan dalam lapisan yang tertekan lebih tinggi daripada atmosfer disekelilingnya, partikel udara dalam lapisan yang bersangkutan akan bergerak keluar dan menekan lapisan kedua. Lapisan kedua berpindah, bergerak ke lapisan berikutnya dan seterusnya. Lapisan regangan menyusul lapisan rapatan dalam arah keluar dan merambat dalam tingkatan yang sama, disebut ‘speed of sound’ (kecepatan bunyi). Bunyi merambat lebih cepat pada benda padat daripada di udara.Sebagai contoh bunyi di dalam pasangan batu bata adalah berkisar 11 kali lebih cepat daripada kecepatan bunyi di udara.

2.3 Jenis Kebisingan

Berdasarkan asal sumber, kebisingan dapat diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) macam kebisingan, yaitu (Wardhana, 1999):

1. Kebisingan impulsive, yaitu kebisingan yang datangnya tidak secara terus menerus, akan tetapi sepotong-sepotong. Misalnya, kebisingan yang datang dari suara palu yang dipukulkan, kebisingan yang datang dari mesin pemancang tiang pancang.

(15)

2. Kebisingan kontinyu, yaitu kebisingan yang datang secara terus menerus dalam waktu yang cukup lama. Misalnya, kebisingan yang datang dari suara mesin yang dijalankan (dihidupkan).

3. Kebisingan semi kontinyu, yaitu kebisingan kontinyu yang hanya sekejap, kemudian hilang dan mungkin akandatang lagi. Misalnya suara mobil atau pesawat terbang yang sedang lewat.

Kriteria noise adalah bunyi di sekitar kita yang muncul secara tetap dan stabil pada tingkat tertentu, tanpa adanya sumber noise yang muncul secara menonjol.Noise latar belakang yang nyaman berada pada tingkat kekerasan yang tidak melebihi 40 dB.Selain ditentukan oleh tingkat kebisingan (dB), tingkat gangguan noise latar belakang juga ditentukan oleh frekuensi bunyi yang muncul.Oleh karenanya, kedua faktor itu kemudian dipertimbangkan bersama dalam sebuah pengukuran yang disebut Noisee Criteria (NC).Sebagaimana pada Gambar 2.3, semua kurva menunjukkan tingkat ketenggangan telinga manusia pada bunyi multifrekuensi yang menjadi noise latar belakang.Selain itu, dari gambar tersebut dapat dipelajari bahwa meski setiap kurva mewakili nilai NC tertentu, namun pada frekuensi tinggi secara umum nilai SPL-nya rendah atau menurun.Hal ini menunjukkan bahwa telinga manusia lebih nyaman (tidak merasa sakit) mendengar bunyi berfrekuensi rendah daripada bunyi berfrekuensi tinggi.Spektrum bunyi yang dikeluarkan oleh objek yang menghasilkan noise latar belakang idealnya persis seperti tergambar, untuk mencegah ketidaknyamanan. Pergeseran bentuk kurva dimungkinkan pada posisi sebanyak-bannyaknya lebih tinggi 3 dB pada salah satu atau dua frekuensi seperti tercantum asalkan dua sampai empat frekuensi yang lain lebih rendah 3 dB dari kurva tergambar.

Gambar 2.3 Kurva Noisee Criteria

Kebisingan yang mengganggu lingkungan habitat manusia akan dapat memberikan dampak yang merugikan manusia itu sendiri, baik secara fisiologis maupun psikologis. Dikemukakan pula bahwa pengaruh kebisingan terhadap manusia tergantung pada karakter fisis, waktu

(16)

berlangsung dan waktu kejadiannya (Sasongko dan Agus H, 2000). Bentuk gangguan yang diakibatkan kebisingan antarala lain gangguan pendengaran dan gangguan percakapan.

Tabel 2.1 Baku Tingkat Kebisingan

Peruntukan Kawasan/Lingkungan Kesehatan Tingkat Kebisingan (dBA)

1 Peruntukan kawasan

a. Perumahan dan pemukiman 55

b. Perdagangan dan jasa 70

c. Perkantoran dan perdagangan 65

d. Ruang terbuka hijau 50

e. Industri 70

f. Pemerintahan dan fasum 60

g. Rekreasi 70

2 Lingkup kegiatan

a. Rumah sakit atau sejenisnya 55

b. Sekolah atau sejenisnya 55

c. Tempat ibadah atau sejenisnya 55

Sumber: Menteri Negara Lingkungan Hidup, 1996 2.4 Penanggulangan Kebisingan

Penanggulangan gangguan bunyi dapat dibagi dalam tiga lokasi yaitu, pada sumber bunyi itu sendiri, pada jalan-jalan yang dilalui bunyi, dan pada benda atau ruang yang harus dilindungi terhadap gangguan bunyi.Ketiganya menyangkut persoalan pencegahan atau pembatasan resonansi, peningkatan penyerapan bunyi yang timbul atau datang, penghalangan jalan-jalan bunyi oleh cara-cara berkonstruksi yang tepat, pemilihan dan atau pengaturan daerah sekeliling secara betul, serta perencanaan denah bangunan yang lebih baik.

Penanggulangan kebisingan juga akan sangat efektif bila dilakukan secara menyeluruh. Artinya kita tidak hanya memperhatikan elemen-elemen yang menempel atau berada pada bangunan, namun juga merancang ruang luar yang mampu menahan atau setidaknya mengurangi masuknya kebisingan dari jalan ke lahan bangunan yang dimaksud. Adapun langkah-langkah perancangan akustik luar ruangan yang dapat ditempuh adalah:

1. Menciptakan jarak sejauh mungkin antara dinding muka bangunan dengan jalan pada lahan yang tersedia melalui siasat penataan (layout) bangunan.

2. Menempatkan elemen terbuka tidak secara langsung menghadap ke jalan.

3. Mendirikan penghalang untuk menahan atau mengurangi merambatnya kebisingan dari jalan ke lahan bangunan.

4. Memilih material dinding muka bangunan dengan kombinasi elemen desain yang memberikan nilai insulasi tinggi.

(17)

2.5 Pencahayaan Alami

Negara Indonesia terletak di daeah khatulistiwa, dimana sinar matahari pada siang hari selama kurang lebih 12 jam dapat memberikan kebutuhan terhadap makhluk hidup. Sinar matahari merupakan Sinar alami. Sinar alami mempunyai banyak keuntungan, selain menghemat energy listrik juga dapat membunuh kuman. Untk mendapatkan pencahayaan alami pada suatu ruang diperlukan jendela – jendela yang besar ataupun dinding kaca sekurang-kurangnya 1/6 dari pada luas lantai.

Sumber pencahayaan alami kadang dirasa kurang efektif dibanding dengan penggunaan pencahayaan buatan, selain karena intensitas cahaya yang tidak tetap, sumber alami menghasilkan panas terutama saat siang hari. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan agar penggunaan sinar alami mendapat keuntungan, yaitu:

- Variasi intensitas cahaya matahari - Distribusi dari terangnya cahaya

- Eek dari lokasi, pemantulan cahaya, jarak antar bangunan. - Letak geografis dan kegunaan bangunan gedung

System pencahayaan yang baik akan memungkinkan kita beraktivitas dengan baik, tepat tanpa upaya yang tidak perlu, pencahayaan mempunyai pengaruh terhadap kesehatan mata sendiri. Pencahayaan yang terlalu banyak/ secara langsung menimbulkan stress pada penglihatan yaitu kelelahan mata dan kelelahan syaraf.

(18)

BAB III

STRATEGI DAN PERENCANAAN KEGIATAN

3.1 Strategi

Rumah susun Urip Sumoharjo yang terletak di jalan arteri kota surabaya dan dekat dengan jalan raya memeiliki masalah terhadap kebisingan. Masalah kebisingan sangat mengganggu penghuni Rusun tersebut khususnya yang berada di lantai 3 dan 4 hal ini dapat dilihat pada Gambar 3.1

Gambar 3.1 Rusunawa Urip Sumoharjo

Jelas terlihat pada Gambar bahwa jalan raya yang berada di depan Rusun tersebut sangatlah padat, kegiatan warga menggunakan elekton disebuah tempat makan sangatlah mengganggu bagi penghuni. Selain itu peletakan pintu dan jendela langsung menghadap jalan raya, sehingga sangat mudah bising menembus rusun tersebut. Strategi awal yang akan dilakukan adalah dengan mengukur tingkat tekanan bunyi, diantaranya:

a) Berapakah kebisingan yang dihasilkan dari transportasi di dekat jalan raya,

b) Pengukuran akan dilakukan di teras-teras depan rumah warga, seberapa besar tingkat kebisingannya

c) Pengukuran di dalam rumah.

Selain pengukuran tingkat kebisingan pada pengabdian masyarakat ini juga dirasa penting untuk mengukur tingkat intensitas cahaya. Karena khususnya Rumah susun di Lantai empat (4) blum dipasang barrier sehingga pada pukul 09:00 – 15:00 masih silau dan panas.

(19)

Dari strategi yang dilakukan langkah selanjutnya adalah rencana kegiatan yaitu menentukan titik-titik pengukuran yang sekiranya mewakili

a) Pengukuran tingkat tekanan bunyi seperti yang telah dijelaskan di atas yaitu di dekat jalan raya, depan teras rumah dan di dalam rumah. Pengukuran akan dilakukan pada saat lalu lintas sibuk yaitu pada pagi hari jam 07:00 – 08:00 siang hari jam 12:00 – 13:00 dan sore hari 16:00- 17:00.

b) Kemudian dilakukan pengujian kebocoran kebisingan yang diakibatkan pintu, jendela atau bahkan mungkin tembok.

c) Dilakukan pengukuran Noise criteria dan Noise reduksi ketika tanpa dan dengan pemberian gorden.

d) Dilakukan pengukuran Noise criteria dan Noise reduksi ketika tanpa dan dengan penambahan kerei.

e) Dilakukan pengukuran intensitas cahya ketika tanpa dan dengan penambahan kerei.

(20)

BAB IV

HASIL YANG DICAPAI DAN KEBERLANJUTANNYA

4.1. Pengukuran Awal

Pada tahap awal dilakukan pengukuran distribusi kebisingan untuk menentukan waktu paling bising dan bagian dari rumah susun yang menerima bising paling tinggi. Hasil tersebut digunakan sebagai syarat pada pengukuran selanjutnya yaitu noise criteria. Kemudian dilakukan pengukuran noise reduction pada dinding muka, untuk melakukan analisis kebocoran yang terjadi pada dinding tersebut.

4.2 Distribusi Kebisingan Rumah Susun

Distribusi kebisingan dapat ditentukan dari pengukuran SPL (sound

pressure level) atau tingkat tekanan bunyi pada 3 waktu yaitu pagi (07.30

WIB), siang (12.30 WIB), dan malam (20.30 WIB) meliputi trotoar jalan raya, food court rusun, dan rumah susun lantai 1, rusun lantai 2, rusun lantai 3 dan rusun lantai 4.Hasil pengukuran distribusi kebisingan didapat dalam satuan dBA. Grafik distribusi SPL waktu pagi-siang-malam pada semua frekuensi dapat dilihat pada Gambar 4.1

.

Gambar 4.1 Grafik tingkat tekanan bunyi yang diakibatkan oleh kebisingan jalan raya meliputi traffic, food court, rusun lantai 1, rusun lantai 2, rusun lantai 3 dan

rusun lantai 4.

Pada Gambar tersebut terlihat jelas bahwa pengukuran distribusi kebisingan sangat tinggi pada malam hari. Pada malam hari merupakan waktu yang digunakan untuk istirahat danbelajar sehingga dengan kebisingan yang cukup tinggi tersebut sangat mengganggu penghuni rusun. Selanjutnya yang akan diteliti adalah rusun lantai 4 khususnya pada waktu malam hari.

(21)

4.3 Pengukuran Noise Criteria (NC)

Pengukuran yang selanjutnya untuk mengetahui pengaruh kebisingan terhadap rusun adalah dengan mengukur besarnya noise criteria di dalam rusun tersebut. Waktu pengukuran yang diambil adalah pada malam hari karena pada malam hari adalah waktu yang mengalami bising paling besar khususnya salah satu rusun yang berada di lantai 4. Pengukuran NC dilakukan di tiga titik ukur yaitu ruang tamu, tempat tidur, dapur dan kamar mandi. Adapun hasil pengukuran noise dapat dilihat pada Gambar kurva noise criteria Gambar 4.2 dan tabel 4.1.

Gambar 4.2 Kurva grafik pengukuran Noise creteria rusun lantai 4 pada malam hari

Tabel 4.1Perbandingan nilai NC pada rusun lantai 4 dengan NC rekomendasi

Fungsi Ruang NC NC Rekomendasi

ruang tamu 63 NC 35 – NC 40

tempat tidur 64 NC 20 – NC 30

dapur dan kamar

mandi 63 NC 45 – NC 55

Pada Gambar kurva NC yang diperoleh didapat bahwa nilai NC yang diperoleh sangat tinggi jika dibandingkan dengan NC rekomendasi yang sesuai untuk pemukiman. NC yang diperoleh sangat tinggi terutama pada frekuensi 500 Hz – 4000 Hz, dimana frekuensi ini merupakan frekuensi yang peka terhadap pendengaran. Sehingga sangat diperlukan suatu pengendalian khusus terhadap rusun melihat dari dampak yang sangat besar terhadap kesehatan khususnya pendengaran. salah satu pengendalian yang cocok yaitu dengan pemberian material tertentu

(22)

terhadap rumah susun sehingga dapat menurunkan kebisingan.

4.4 Pengukuran Noise Reduction (NR) Dinding Muka Ruang dan

Analisis Kebocoran

Pengukuran NR ini merupakan salah satu pengukuran untuk mengetahui kemampuan material rusun dalam meloloskan bunyi khususnya bagian dinding muka yang langsung berhadapan langsung dengan jalan raya. Bagian dinding muka tersebut meliputi dinding, jendela, dan pintu. Pengukuran NR dilakukan pada jenis material yang ada pada dinding muka ruangan, yaitu jendela (kaca), pintu (kayu), dan dinding (tembok). Adapun kontur distribusi NR pada titik pengukuran yang dilakukan dapat dilihat pada Gambar 4.3.

Gambar 4.3Gambar kontur distribusi NR (kemampuan meloloskan bunyi) pada dinding muka.

Dari Gambar kontur yang telah diperoleh dari hasil pengukuran diperoleh bahwa gambar semakin gelap menandakan kemampuan dalam meloloskan bunyi sangatlah rendah. Kemampuan yang paling besar dalam meloloskan bunyi adalah tembok yaitu berkisar 28 dB. Namun kemampuan yang terburuk adalah pada lubang angin-angin yang terlalu besar yaitu( 30 x 30 cm), sedangkan pada jendela dan pintu hanya mampu meloloskan bunyi sekitar 18 dB, kemampuan ini sangatlah rendah sehingga menjadi penting untuk dilakukan penambahan material sehingga mengoptimalkan kemampuan dalam meloloskan bunyi.

4.5 Pengukuran NR dan NC setelah pemambahan gorden

Dalam penanggulangan kebisingan terhadap rusun tidak memungkinkan untuk dilakukan renovasi secara keseluruhan, salah satu yang dapat dilakukan yaitu dengan

penambahan bahan pada salah satu material di dinding muka. Penambahan bahan dilakukan pada material jendela karena memiliki nilai NR yang kecil (Gambar 4.4). Bahan uji yang digunakan adalah gorden dengan jenis bahan cotton 100% tebal dengan lipatan dan memiliki tebal

(23)

0,1 cm, detail bahan dapat dilihat pada Gambar 4.4

Gambar 4.4Detail gorden yang digunakan pada penelitian

Pemilihan gorden dilakukan berdasarkan ketebalan dan serat. Apabila dibandingkan dengan gorden pada umumnya, gorden yang digunakan pada penelitian lebih tebal dan lebih berat. Jenis bahan yang 100% cotton tanpa polyester membuat gorden ini memiliki serat yang banyak. Adapun kontur distribusi NR setelah penambahan gorden dapat dilihat pada Gambar 4.5

a) b)

Gambar 4.5 Gambar kontur distribusi NR pada jendela a) sebelum penambahan gorden b) setelah penambahan gorden

Berdasarkan kontur gambar yang diperoleh pada Gambar 4.5 a) sebelum penambahan gorden diperoleh NR sebesar yang terkecil adalah 10 dB sampai 22.5 dB. Sedangkan ketika pemasangan gorden diperoleh kenaikan sebesar 4.5 dB. Penambahn gorden disini tidak cukup berpengaruh besar terhadap kebisingan sehingga diperlukan penambahan material khusus di daerah lainnya, terutama pada lubang angin-angin.

Dari hasil pengukuran NR setelah pemasangan gorden juga dilakukan pengukuran ulang untuk menentukan Noise criteria. Adapun data yang diperoleh adalah sebagai berikut terlihat pada Gambar 4.6 Gambar kurva Noise criteria setelah penambahan gorden.

(24)

Gambar 4.6 Kurva grafik pengukuran Noise creteria rusun lantai 4 pada malam hari

Dari hasil pengukuran NC sebelum pemberian gorden dan setelah pemberian gorden ada pengurangan NC. Untuk lebih detailnya dapat dilihat dalam bentuk tabel 4.2 di bawah ini.

Tabel 4.2 Perbandingan nilai NC pada rusun lantai 4 dengan NC rekomendasi

NC Fungsi Ruang

Tanpa gorden Dengan gorden

ruang tamu 63 60

tempat tidur 64 60

dapur dan kamar

mandi 63 58

Jelas terlihat dari hasil perbandingan sebelum pemberian gorden dan setelah pemberian gorden ada penurunan NC sebesar 3 dB. Pengurangan NC disini menjadi NC 60 yang berarti masih jauh jika dibandingkan dengan NC yang direkomendasikan yaitu 35 – 40 dB. Untuk itu perlu dilakukan penelitian lanjutan unutk menurunkan nilai NC agar pemukiman rusun urip sumoharjo sesuai dengan standart.

4.6 Hasil Pengukuran NC dan NR setelah Penambahan Kerei

Pada Pengabdian masyarakat selain penambahan gorden juga dilakukan penambahan kerei. Kerei yang digunakan ini merupakan kerei yang terbuat dari bambu pada umunya namun bentuk, ukuran dan pemasangannya yang berbeda. Spesifikasi bambu yang digunakan adalah bambu dengan ketebalan 0.5 cm, lebar 2 cm, dengan pemasangan yang lebih rapat dari sebelumnya. Gambar kerai dapat dilihat pada

(25)

Gambar 4.7.

Gambar 4.7 Kerei yang dipasang di Rumah susun Urip Sumoharjo Pada pengujian kualitas akustik ruang, digunakan pengukuran noise

reduction (NR) dinding dan noise criteria (NC) ruang. Pengambilan data

NR dilakukan untuk mengetahui pengaruh kerai terhadap kualitas dinding ruang dalam mengahalangi bising. Pengukuran dilakukan di 5 titik ukur yaitu titik 1 di pintu tengah, titik 2 di celah antara ointu dan jendela, titik 3 di tengah jendela, titik 4 celah antara jendela dan tembok, titik 5 tembok. Data NR yang dihasilkan berupa perbedaan nilai Sound Pressure Level (SPL) antara sebelum dan sesudah partisi, dengan sumber bunyi white

noise pada software YMEC.

Pada pengukuran NR dilakukan pengambilan data pada dinding sebelum dan sesudah pemasangan kerai. Hasil pengukuran NR dalam all frekuensi dapat dilihat pada Gambar 4.8.

Gambar 4.8 Nilai NR Dinding Sebelum Dan SesudahPemasangan Kerai. Dari Gambar 4.8 terlihat bahwa setelah pemasangan kerai nilai NR yang dihasilkan menjadi semakin tinggi. Hal ini menujukkan kualitas dinding dalam mengisolasi bunyi yang semakin baik dengan adanya pemasangan kerai.

(26)

Gambar 4.9 Nilai NR Dinding Setelah Pemasangan Kerai . Gambar 4.9 menunjukkan fluktuasi nilai NR dinding setelah pemasangan kerai di semua titik dengan frekuensi 1 pita oktaf.Dari fluktuasi nilai NR tersebut dapat diketahui bahwa kerai sangat baik mereduksi bunyi pada frekuensi sedang dan tinggi.

Selanjutnya pada pengukuran NC pengambilan data berupa nilai

background noise pada daerah ruang tamu, daerah ruang tidur, dan dapur.

Hasil pengukuran NC di ruang tamu pada frekuensi 1 pita oktaf dapat dilihat pada Gambar 4.10.

Gambar 4.10 Kurva Noise criteria (NC) setelah pemasangan kerei Gambar 4.10 menunjukkan kebisingan dalam bentuk nilai SPL dengan frekuensi 1 pita oktaf. Berdasarkan nilai SPL pengukuran, bising yang terjadi banyak diakibatkan oleh frekuensi sedang yaitu sekitar 500 Hz – 1000 Hz. Selain itu, dari perbandingan antara nilai NC dengan kerai dibuka dan ditutup dapat dilihat bahwa perbedaan NC yang dihasilkan tidak signifikan, yaitu 1 NC yang setara dengan 1 – 1,5 dB.

(27)

Dari grafik pengukuran yang diplot ke dalam kurva NC, selanjutnya akan didapat nilai NC atau tingkat kebisingan dalam ruang, dengan mengacu pada nilai SPL antara frekuensi 1000 Hz dan 2000 Hz. Data NC keseluruhan pada 3 titik dalam ruang dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Perbandingan Nilai NC Pengukuran Dan NC Rekomendasi Fungsi Ruang Nilai NC NC Rekomendasi Ruang Tamu 59-60 NC 35 - NC 40 Ruang Tidur 58-59 NC 20 - NC 30 Dapur 56-57 NC 45 - NC 55

Dari Tabel 4.3 terlihat bahwa dengan pemasangan kerai nilai NC yang diperoleh masih belum menghasilkan nilai NC yang sesuai dengan rekomendasi, kecuali pada daerah dapur yang nilai NC pengukuran sudah mendekati dengan NC rekomendasi.

Secara umum dapat dikatakan bahwa pemasangan kerai tidak berpengaruh banyak dalam mengurangi kebisingan. Padahal kerai memiliki karakteristik yang lebih banyak mereduksi bunyi pada frekuensi sedang dan tinggi yaitu pada 500 Hz – 2000 Hz, sementara kebisingan yang yang ada banyak diperoleh dari frekuensi sedang yaitu antara 500 Hz – 1000 Hz. Tidak signifikannya pengaruh yang dihasilkan oleh kerai ini dimungkinkan akibat masih adanya celah pada kerai, sehingga masih banyak bising yang tidak tereduksi. Selain itu, nilai NC yang tinggi juga dikarenakan material pada struktur bangunan yang kurang memiliki daya isolasi bunyi yang baik. Sehingga selain dengan penambahan bahan, sebaiknya dilakukan pula penggantian material pada struktur bangunan dengan material yang berdaya isolasi baik.

4.7 Hasil Pengukuran Intensitas Cahaya setelah penambahan kerei Pada pengabdian masyarakat ini sebelumnya tidak dilakukan pengukuran intensitas cahaya. Pengukuran ini perlu dilakukan khususnya di Rusun urip sumoharja lantai 4 karena pada teras depan belum ada barrier. Untuk itu pada pengabdian masyarakat memilih selain pemasangan gorden juga akan dilakukan pemasangan kerai. Pengukuran intensitas cahaya akan dilakukan dengan dan tanpa pemasangan kerai. Pengukuran ini dilakukan di tiga titik ukur yaitu yaitu daerah ruang tamu, daerah ruang tidur, dan daerah dapur, dengan kondisi kerai dibuka dan ditutup. Adapun hasil pengukuran intensitas cahaya dapat dilihat pada Gambar grafik 4.11.

(28)

Gambar 4.11. Kuat Penerangan Sebelum dan Sesudah Pemasangan Kerai.

Dari Gambar grafik tersebut dapat dilihat bahwa dari hasil pengukuran intensitas cahaya di teras Rusun Urip sumoharjo pada lantai 4 sangatlah tinggi yaitu mencapai angka 3000 an. Setelah pemasangan kerai mampu berkurang secara significan yaitu menjadi angka 300 lux. Jika dibandingkan dengan tingkat intensitas pencahyaan yang direkomendasikan dapat dilihat pada Tabel 4.4 di bawah ini.

Tabel 4.4 Perbandingan Nilai Intensitas Cahaya Pengukuran Dan Rekomendasi.

Ruangan Intensitas Cahaya Pengukuran (Lux) Intensitas Cahaya Rekomendasi (Lux) Teras 391 ± 2.54 60 Ruang Tamu 318 ± 1.75 120-250 Ruang Tidur 287 ± 1.89 250 Dapur 256 ± 2.54 250

Berdasarkan data pada Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa sebelum pemasangan kerai intensitas cahaya di teras maupun di dalam ruangan tergolong cukup tinggi jika dibandingkan dengan penerangan rekomendasi. Intensitas cahaya yang besar ini dikarenakan posisi tempat pengukuran yang cukup tinggi sehingga meminimalisir adanya penghalang.

Selain itu dapat pula kita ketahui bahwa, perbedaan intensitas cahaya antara sebelum dan setelah pemasangan cukup signifikan. Pengurangan intensitas cahaya ini terjadi karena cahaya matahari yang datang terhalang oleh kerai. Cahaya yang mengenai bagian bambu dari kerai akan dipantulkan, sementara cahaya yang mengenai celah akan diteruskan. Namun karena jenis kerai yang digunakan meminimalisir besar celah, sehingga kemungkinan cahaya diteruskan oleh celah juga semakin kecil.

Dari perbandingan antara intensitas cahaya sebelum dan sesudah pemasangan kerai, dapat dihitung bahwa kerai dapat mereduksi cahaya yang masuk sebesar ±88% dari cahaya yang datang. Selain itu, apabila dibandingkan dengan penerangan rekomendasi, intensitas cahaya yang dihasilkan setelah pemasangan kerai lebih mendekati

(29)

dengan rekomendasi. Sehingga pemasangan kerai ini cukup efektif untuk pengurangan silau dalam ruangan agar tidak menggangggu kenyamanan visual penghuni.

(30)

4.8 Analisis Capaian Luaran

Berdasarkan hasil pengukuran di peroleh bahwa dengan penambahan gorden mampu mereduksi bising sebesar 10 dB, Sedangkan dilihat dari besarnya Noise Criteria (NC) ketika penambahan gorden mampu mengurangi dari 64 dB menjadi 60 dB. Dari penambahan gorden tersebut ternyata belum begitu significan untuk mengurangi bising. Untuk itu perlu dilakukan treadment lanjutan untuk menambahkan material akustik yang khusus. Namun dalam pengabdian masyarakat disini terbentuk masalah perijinan. Perijinan dalam pengabdian masyarakat meliputi Badan kesatuan kebangsaan bangsa, politik dan perlindungan masyarakat (BAKESBANG LINMAS) dan Ka. Bid. Pemanfaatan Bangunan. Pada perijinan tersebut tidak boleh merubah bangunan sehingga pada pengabdian masyarakat disini hanya bisa menambah bahan gorden dan kerai.

Target luaran yang diharapkan dari pelaksanaan pengabdian masyarakat ini belum sepenuhnya tercapai secara optimal. Berikut akan dianalisa bagaimana capaian dari pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini terhadap target yang telah ditetapkan sebelumnya.

a) Produk desain dinding dan pemberian karet pada pintu sebagai salah satu solusi aplikatif dalam mengurangi kebisingan di Rumah susun Urip Sumoharjo.

dalam pengabdian masyarakat ini pada mulanya akan dilakukan suatu renovasi terhadap salah satu dinding Rumah Susun Urip sumoharjo khususnya pada lantai 4. Ternyata pada kegiatan ini tidak mendapat ijin dari BAKESBANG linmas dan Ka. Bid pertanahan. Sehingga pada pengabdian masyarakat ini tidak dilakukan perubahan terhadap dinding. Pada pengabdian masyarakat ini digunakan 2 material.

1. Gorden. Gorden disini dilakukan penambahan karena berdasarkan hasil pengukuran Noise reduksi. Nilai yang paling kecil yaitu pada jendela. Karena jendela terbuat dari kaca tipis dg ukuran 3 mm. sehingga dilakukan penambahan gorden tebal Uk 0.1 mm berbahan 100 % katun

2. Kerai. Penambahan kerai disini dengan di desain beda yaitu dengan ketebalan bamboo yang lebih tebal dan dengan lebar antar bambu 2 cm dengan pemasangan yang sangat rapat. Dari hasil tersebut di dapatkan Nilai Noise reduksi yang cukup significan bila dibandingkan dengan gorden. Pada penambahan kerai ternyata disini juga sangat bermanfaat dalam pencahayaan. Rusun pada lantai 4 belum diberikan barrier sehingga pada pukul 09:00 – 15:00 sangat terasa silau dan panas. Dari pemasangan kerai ternyata sangat membantu untuk mereduksi silau da nada efik psikologisnya yaitu terkesan sejuk. b) Target seminar internasional

Pengabdian masyarakat ini salah satunya adalah seminar international, dan dalam target ini sudah dilakukan yaitu pada seminar The 2nd International conference on sensor, sensor system, and actuator (ICSSSA 2015) Bali, Indonesia august 05-06 2015

(31)

dengan judul. Analysis of Noise, Noise Criteria, and Effect of curtain addition to attain Standart Acoustics performance for Flat Settlement in Urip Sumoharjo Surabaya.

c) Target seminar nasional

Pada Target ini belum selesai karena masih akan dilakukan pada tanggal 28 Nopember di KAmpus UNESA Surabaya dalam Seminar Nasional Fisika 2015. Yang akan di hadirkan oleh salah satu mahasiwa yaitu dengan judul “ Analisis Pengaruh Penambahan Kerai Terhadap Kualitas Akustik dan Pencahyaan di permukiman Rumah Susun Urip Sumoharjo Surabya”

d) Target Tugas akhir

Target Ini sudah selesai mahasiwa sudah selesai tugas akhir yaitu dengan Judul “ Analisis Kebisingan dan rancangan partisi dalam pencapaian standart Noise criteria bangunan pemukiman di rumah Susun Urip Sumoharjo Surabaya.

e) Target program PKM

Target PKM masih dalam proses yaitu dengan judul “ Indentifikasi cangkang kerang dara sebagai alternative material akustik dalam upaya pengendalian Noise dan echo”. Dalam PKM ini menghasilkan produk yang selanjutnya akan diaplikasikan dalam menangani kebisingan dan gema.

(32)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari pelaksanaan kegiatan pengabdian pada masyarakat yang telah dilakukan adalah:

1. Tingkat kebisingan di rumah susun urip sumoharjo paling tinggi terjadi pada malam hari, khususnya dilantai 4 mencapai angka 80 dBA pada frekuensi 1000 Hz.

2. Nilai noise criteria (NC) di rumah susun lantai 4 untuk ruang tamu, tempat tidur, dapur dan kamar mandi berturut-turut 63 dBA, 64 dBA, dan 63 dBA.

3. Nilai noise reduction (NR) pada dinding muka rumah susun urip sumoharjo untuk pintu 18 dB, jendela kaca 16 dB, tembok 23 dB, dan luang angin-angin 8 dB.

4. Pengaruh penambahan gorden pada jendela dapat menurunkan nilai NC 3 dB dan mampu maikkan nilai NR sebesar 4- 5 dB. 5. Pengaruh pemasangan kerai terhadap noise reduction (NR) adalah

mampu meningkatkan daya partisi dalam mereduksi bunyi sebesar 3-17 dBA.

6. Pengaruh pemasangan kerai terhadap noise criteria (NC) tidak signifikan, yaitu sebesar 1 NC yang setara dengan 1 – 1,5 dB. 7. Pengaruh pemasangan kerai terhadap kuat pencahayaan adalah

mampu mereduksi intensitas cahaya sebesar 89%, dan mampu menghasilkan kuat penerangan yang mendekati nilai rekomendasi. 5.2 Saran

Beberapa saran untuk kelanjutan kegiatan pengabdian masyarakat yang dapat kami sampaikan adalah:

1. Adanya ijin dari pihak dinas untuk menambah material kontruksi bangunan pada salah satu dinding rumah susun. Hal ini dikarenakan struktur dasar dari bangunan yang tidak mengisolasi bunyi. Sehingga perlu ditambahkan material baru pada kontruksi tersebut. Missal pemberian gypsum pada sisi tembok.

2. Perlu untuk menyebarkan pandangan dampak dari kebisingan di Rumah Susun lainnya.

BAB VI

(33)

Dari hasil diskusi dengan penghuni Rumah Susun Urip Sumoharjo khususnya lantai empat (4). Mereka sangat senang karena sudah terbantukan dari program pengabdian masyarakat. Penegndalian bising dengan penambahan gorden dan kerai meskipun tidak signifikan, namunmampu mengurangi kesan kebisingan terlebih lagi dalam segi pencahayaan mereka merasa terbantukan karena Rumah susun di Lantai empat sangat silau sekali dan panas. Lanjutan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini nantinya akan melakukan pengujian terhadap material- material akustik sebagai pengendali kebisingan mengingat dampak dari kebisingan yang sangat buruk. Kami selaku tim pengabdian masyarakat sangat berharap agar lembaga penelitian dan pengabdian masyarakat (LPPM) ITS masih tetap bersedia untuk mendanai lanjutan dari kegiatan kami tersebut. Kami berharap dengan kebisingan yang tereduksi, masyarakat dapat lebih produktif dalam beraktivitas. Hal ini dimaksudkan dengan tempat tinggal yang nyaman, aktivitas masyarakat tidak terganggu akibat istirahat yang kurang karena kebisingan.

(34)

DAFTAR PUSTAKA

1. Doelle, Leslie L. 1972. Environmental Acoustic. New York: Mc Graw-Hill.

Frick, Heinz., Ardiyanto, Antonius., Darmawan, AMS. 2008. Ilmu

Fisika Bangunan.Yogyakarta: Kanisius.

2. K

eputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 48 Tahun 1996 tentang BAKU Tingkat Kebisingan.

3. K

eputusan Menteri Tenaga Kerja No. 51 Tahun 1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja.

4. Mediastika, Christina E. 2005. Akustika Bangunan: Prinsip-prinsip

dan Penerapannya di Indonesia. Jakarta: Erlangga

5. Mediastika, Christina E. 2009. Material Akustik Pengendali Kualitas

Bunyi pada Bangunan. Yogyakarta: Andi.

6. P

rasetio, Lea. 2003. Akustik. Surabaya: Jurusan Fisika FMIPA ITS 7. Smith, B. J., R. J. Peters, Owen, Stephani. 1995. Accoustic and

Noise Control, 2nd ed. England: Addison Wesley Longman.

8. UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan permukiman.

9. L.K.Irvine, R.L.Richards, “Acoustics and Noise ControlHandbook for Architects and Bulders”, Krieger Publishing Co, Florida, 1998

(35)

1.

LAMPIRAN I

2. BIODATA TIM PENELITI/PENGABDI 1. Ketua

a. Nama : Susilo Indrawati, M.Si

b. NIP/NIK : 1100201301001 c. NIDN : 0720088602

d. Tempat dan Tanggal Lahir : Sumenep, 20 Agustus 1986 e. JenisKelamin : Perempuan

f. Golongan / Pangkat : iiib g. JabatanFungsional Akademik: -

h. PerguruanTinggi : InstitutSepuluhNopember Surabaya (ITS) i. Alamat : Kampus ITS, Jl. Arif Rahman Hakim, Sukolilo,

Surabaya

j. Telp./Faks. : (031)5943351/(031)5943351

k. Alamat Rumah : PERUM BumiAyu, Jl. TambakMedokanAyu G 11b/24, Surabaya

l. Telp./HP : 087814822828 m. Riwayatpenelitian :

Tahun JudulPenelitian Jabatan Sumber

Dana 2015 Study Pengaruhpemberiankeranghijau

(pernaviridis) sebagai material akustik terhadapkemampuanmengabsorbsibunyi

ketua -

2015 Analysis of Noise, Noise Criteria, and Effect of Curtain Addition to Attain Standart Acoustics Performance For Flat Settlement in Urip Sumoharjo Surabaya ICSSA Bali 2015 di Bali

ketua BOPTN 2015

n. Riwayatpengabdian :

Tahun JudulPenelitian Jabatan Sumber Dana

2014 PengenalanAlat-alatfisikabagi guru

pendampingolimpiadeFisika Tingkat SMP dan SMA

Anggota -

o. Publikasiilmiah

• Karakterisasiduadimensi diffuser MLS (Maximum length sequence) dengan model 10101010 yang terbuatdarilimbahkertasdanbahankayu,

JurnalFisikadanAplikasinya, 2015

• Study Pengaruhpemberiankeranghijau (pernaviridis) sebagai material akustik terhadapkemampuanmengabsorbsibunyiJurnalFisikadanAplikasinya, 2015

p. Paten : -

2. Anggota 1

a. Nama : Prof. Ir. Eddy Yahya, M.Sc. Ph.D. b. NIP/NIK : 19471126 197210.1.001

c. NIDN : -

(36)

e. Jenis Kelamin : Laki-laki

f. Golongan / Pangkat : Pembina Utama Madya (IV/D) g. JabatanFungsional Akademik: Guru Besar

h. PerguruanTinggi : InstitutSepuluhNopember Surabaya (ITS)

i. Alamat : Kampus ITS, Jl. Arif Rahman Hakim, Sukolilo, Surabaya

j. Telp./Faks. : (031)5943351/(031)5943351 k. Alamat Rumah :

l. Telp./HP : m. Riwayat penelitian :

Tahun Judul Penelitian Jabatan Sumber Dana

2010 - 2011

“Studi Absorpsi

Elektromagnetik Pada M-HexaFerrites untuk Aplikasi Anti Radar”, Insentif Riset Terapan Tahun 2010 dan 2011, Dr. Mochamad Zainuri, M.Sc, Prof. Dr. Darminto, Prof. Ir. Eddy Yahya, M.Sc, 2010-2011.

- -

2009 Analis Penghambatan Korosi pada Aluminium 2024 dalam Larutan Asam,Netral, dan Basa dengan Inhbitor Surfaktan Sodium Lauryl Sulfat, Pembimbing S2, 2009.

- -

n. Riwayatpengabdian :

Tahun Judul Penelitian Jabatan Sumber Dana

2014 Pelatihan Virtual Laboratory untuk guru – guru SMA/SMP Hibah Abmas ITS tahun 2014

Anggota -

2013 Pembuatan Alat Peraga Laboratorium Optika Geometri Untuk SMAN 17 Surabaya tahun 2013

Anggota -

o. Publikasi ilmiah

• Enny Kusumawati dan Eddy Yahya, “Homogenitas Ketebalan, Konduktivitas Listrik dan Band Gap Lapisan Tipis a-Si:H tipe-p dan tipe-p Doping Delta yang dideposisi dengan Sistem PECVD”, Jurnal Fisika dan Aplikasinya (JFA), 2012.

• Ismail, Eddy Yahya, “Pengaruh Optis Kontak Belakang Terhadap Parameter Optis Lapisan a-Si:H”, Jurnal Fisika dan Aplikasinya (JFA), 2012.

(37)

3. Anggota 2

a. Nama : Ir. Didiek Basuki Rahmat b. NIP/NIK : 195610261983031005 c. NIDN : -

d. Tempat dan Tanggal Lahir: Tulungagung, 10 April 1989 e. Jenis Kelamin : Laki-laki

f. Golongan / Pangkat : Pembina/IVA g. JabatanFungsional Akademik: Lektor Kepala

h. PerguruanTinggi : InstitutSepuluhNopember Surabaya (ITS)

i. Alamat : Kampus ITS, Jl. Arif Rahman Hakim, Sukolilo, Surabaya

j. Telp./Faks. : (031)5943351/(031)5943351

k. Alamat Rumah : Beringin Indah I/41 Taman Sidoarjo

l. Telp./HP : 085732842347 m. Riwayat penelitian :

Tahun Judul Penelitian Jabatan Sumber Dana

- - - -

n. Riwayatpengabdian :

Tahun Judul Penelitian Jabatan Sumber Dana

2014 Pelatihan Virtual Laboratory untuk guru – guru SMA/SMP Hibah Abmas ITS tahun 2014

Anggota -

2013 Pembuatan Alat Peraga Laboratorium Optika Geometri Untuk SMAN 17 Surabaya tahun 2013

Anggota -

o. Publikasi ilmiah

• PengaruhVariasiLapisanPelatSejajarpadaLajuProduksi HHO dari Generator OxyhydrogenBerbasisSelElektrolisis; JFA Volume11,Nomor 1 ( 2015 ) ( sebagaianggota )

(38)

4. Anggota 3

a. Nama : Drs. Bachtera Indarto b. NIP/NIK : 19610404 199102.1.001 c. NIDN :

d. Tempat dan Tanggal Lahir: Sumenep, 04 April 1961 e. Jenis Kelamin : Laki-laki

f. Golongan / Pangkat : Penata Muda Tk. I (III/B) g. JabatanFungsional Akademik: Lektor

h. PerguruanTinggi : InstitutSepuluhNopember Surabaya (ITS)

i. Alamat : Kampus ITS, Jl. Arif Rahman Hakim, Sukolilo, Surabaya

j. Telp./Faks. : (031)5943351/(031)5943351 k. Alamat Rumah :

l. Telp./HP : 08123578211 m. Riwayat penelitian :

Tahun JudulPenelitian Jabatan Sumber Dana

2011 “Implementasi Algoritma Genetik untuk Optimasi Transfer Daya Sensor Gas pada Sistem Monitoring Produksi Biogas”, Penelitian Kompetensi (Dana ITS), Dr. Melania Suweni M., MT, Bahtera indarto, 2011.

- -

n. Riwayatpengabdian :

Tahun JudulPenelitian Jabatan Sumber Dana

2012 Optimalisasi Pemanfaatan Konten Internet sebagai Sumber dan Media Pembelajaran di Madrasah Aliyah Negeri

(MAN) Lamongan, PPM

(PNBP ITS), 2012

Anggota -

o. Publikasi ilmiah

• Yono Hadi Pramono, Ayi Syaeful Bahri, Bachtera Indarto, Ali Yunus Rohedi, dan Eddy Yahya, “Sistem Detektor Gempa dan Tsunami On-Line Berbasis Antena WI-FI 2,4 GHz”, Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika, Quantum 2012, Pendidikan Fisika UAD, Yogyakarta 24 Juni 2012.

• Yono Hadi Pramono, Ayi Syaeful Bahri, Bactera Indarto, Ali Yunus Rohedi, Eddy Yahya, “Sistem Detektor Gempa dan Tsunami On-Line Berbasis Antena Wi-Fi 2,4 GHz”, Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika, 2012.

(39)

5. Anggota 4

a. Nama : Melania Suweni Muntini b. NIP/NIK : 1964122919199002.201 c. NIDN : 0029126404

d. Tempat dan Tanggal Lahir: Sleman, 29 Desember 1964 e. Jenis Kelamin : Perempuan

f. Golongan / Pangkat : Penata (III/C) g. Jabatan Fungsional Akademik: Lektor

h. PerguruanTinggi : InstitutSepuluhNopember Surabaya (ITS)

i. Alamat : Kampus ITS, Jl. Arif Rahman Hakim, Sukolilo, Surabaya

j. Telp./Faks. : (031)5943351/(031)5943351

k. Alamat Rumah : PERUM ITS, Jl. Teknik Sipil W-16, Surabaya 60111 l. Telp./HP : (031) 72751094/0817439029

m. Riwayat penelitian :

Tahun Judul Penelitian Jabatan Sumber Dana

2012 Pengembangan Sensor Serat Optik Polimer (POF)

Ketua Dana Penerimaan Negara Bukan Pajak

2011 Implementasi Algoritma Genetik untuk Optimasi Transfer Daya Sensor Gas Pada Sistem monitoring Produksi Biogas

Ketua Dana ITS

n. Riwayatpengabdian :

Tahun Judul Penelitian Jabatan Sumber Dana

2014 Kajian Energi Terbarukan Sebagai Pengganti Energi Berbahan Bakar Diesel di Desa Besuki Kabupaten Tulung Agung

Ketua

2015 Pengenalan ala-alat

Laboratorium Fisika Bagi Guru Pendamping Olimpiade Fisika Tingkat SMP dan SMA

o. Publikasi ilmiah

• “Implementasi Algoritma Genetik untuk Optimasi Transfer Daya Sensor Gas pada Sistem Monitoring Produksi Biogas”, Penelitian Kompetensi (Dana ITS), Dr. Melania Suweni M., MT, Bahtera indarto, 2011.

(40)

6. Anggota 5

a. Nama : Drs. Gontjang Prajitno, M.Si. b. NIP/NIK : 19660102 199003.1.001 c. NIDN : 0002016601

d. Tempat dan Tanggal Lahir: Balikpapan, 02 Januari 1966 e. Jenis Kelamin : Laki-laki

f. Golongan / Pangkat : Penata (III/C) g. Jabatan Fungsional Akademik: Lektor

h. PerguruanTinggi : InstitutSepuluhNopember Surabaya (ITS)

i. Alamat : Kampus ITS, Jl. Arif Rahman Hakim, Sukolilo, Surabaya

j. Telp./Faks. : (031)5943351/(031)5943351 k. Alamat Rumah : Pondok Maritim QQ 17 l. Telp./HP : 081357001993 m. Riwayat penelitian :

Tahun Judul Penelitian Jabatan Sumber Dana

2012 Perancangan dan Pembuatan Antena Panel Mikrostrip Biquad 4 Array yang Bekerja Pada Frekuensi 2,4GHz, Penelitian Laboratorium (PNBP ITS), 2012

- -

n. Riwayatpengabdian :

Tahun Judul Penelitian Jabatan Sumber Dana

2014 Pelatihan Virtual Laboratory untuk guru – guru SMA/SMP Hibah Abmas ITS tahun 2014

Anggota -

2013 Pembuatan Alat Peraga Laboratorium Optika Geometri Untuk SMAN 17 Surabaya tahun 2013

Anggota -

o. Publikasi ilmiah

• Anita Wahyuni, M. Arief Bustomi, Gontjang Prajitno, Agus Rubiyanto. Analysis of Position Acoustic Detector on Cylindrical Photoacoustic Resonator.

International Conference on Mathematics and Series. Surabaya 2011.

p. Paten : -

7. Anggota 6

a. Nama : Diky Anggoro

(41)

c. NIDN : 0009088501

d. Tempat dan Tanggal Lahir: Bandung 09 Agustus 1985 e. JenisKelamin : Laki-laki

f. Golongan / Pangkat : IIIB g. JabatanFungsional Akademik: -

h. PerguruanTinggi : InstitutSepuluhNopember Surabaya (ITS)

i. Alamat : Kampus ITS, Jl. Arif Rahman Hakim, Sukolilo, Surabaya

j. Telp./Faks. : (031)5943351/(031)5943351

k. AlamatRumah : PERUM ITS, blok D no 13, Surabaya 60111 l. Telp./HP : 08986477109

m. Riwayat penelitian :

Tahun JudulPenelitian Jabatan Sumber Dana

2014 Pengaruh Pengenceran HidrogenTerhadap Hasil Penumbuhan Silikon Nanowire dengan Metode HWC-in Plasma-VHF-PECVD

Berbantuan Nanokatalis Perak. Prosiding Seminar dan Simposium Fisika,, 99-102.2014

- -

2015 Evaluating Capacitive Deionization for Measurements of The salt-removal of NaCl, KCl and MgCl at Various Cell Voltages. material science and engineering, 2015

- -

n. Riwayatpengabdian :

Tahun JudulPenelitian Jabatan Sumber Dana

2014 PengenalanAlat-alat fisikabagi guru

pendampingolimpiadeFisika Tingkat SMP dan SMA

Anggota -

o. Publikasi ilmiah

D Anggoro, T Winata. Penumbuhan Silikon Nanowire Dengan

Nanokatalis Perak Menggunakan Metode HWC-In Plasma-VHF-PECVD Melalui Optimasi Tekanan. Jurnal Fisika dan Aplikasinya, ISSN: 1858-036X, 2014

• RA Salam, A Rosikhin, GM Kartiwa, D Anggoro, T Winata. Studi Preparasi Nanokatalis Perak (Ag) untuk Penumbuhan Silikon Nanowire, Prosiding Seminar Nasional Material 2013, 54-56.

(42)

8. Anggota 7

a. Nama : Iim Fatimah

b. NIP/NIK : 1100201405001 c. NIDN : -

d. Tempat dan Tanggal Lahir: Jombang, 8 Januari 1987 e. JenisKelamin : Perempuan

f. Golongan / Pangkat : - g. Jabatan Fungsional Akademik: -

h. Perguruan Tinggi : Institut Sepuluh Nopember Surabaya (ITS)

i. Alamat : Kampus ITS, Jl. Arif Rahman Hakim, Sukolilo, Surabaya

j. Telp./Faks. : (031)5943351/(031)5943351

k. AlamatRumah : Dsn. Mojodadi Rt/Rw. 6/2 Selorejo Mojowarno Jombang

l. Telp./HP : 085648023848 m. Riwayat penelitian :

Tahun JudulPenelitian Jabatan Sumber Dana

2008 Pembuatan Sistem Sensor Level menggunakan Fiber Optik Plastik Single Mode berbasis

Personal Computer

Anggota DIKTI

(PKMT)

2013 Fabrikasi dan Karakterisasi Elektroda untuk Sistem

Capasitive Deionization (CDI) pada Proses Desalinasi Larutan NaCl dengan Metode

Freezing-Thawing

- -

n. Riwayatpengabdian :

Tahun JudulPenelitian Jabatan Sumber Dana

2014 PengenalanAlat-alat fisikabagi guru

pendampingolimpiadeFisika Tingkat SMP dan SMA

Anggota -

o. Publikasi ilmiah

“Fabrikasi dan Karakterisasi Elektroda untuk Sistem Capasitive Deionization (CDI) pada Proses Desalinasi Larutan NaCl dengan Metode Freezing -Thawing” Jurnal Teori dan Aplikasi Fisika (JTAF) Universitas Lampung (2013)

p. Paten : -

9. Anggota 8

a. Nama : Fahmi Astuti

b. NIP/NIK : 1100201405003 c. NIDN : -

d. Tempat dan Tanggal Lahir: Sampang, 13 Juni 1990 e. JenisKelamin : Perempuan

(43)

f. Golongan / Pangkat : -

g. JabatanFungsional Akademik: Dosen Tetap Non PNS

h. PerguruanTinggi : InstitutSepuluhNopember Surabaya (ITS)

i. Alamat : Kampus ITS, Jl. Arif Rahman Hakim, Sukolilo, Surabaya

j. Telp./Faks. : (031)5943351/(031)5943351

k. AlamatRumah : Keputih Gang 2C no.34, Surabaya 60111 l. Telp./HP : 082233587219

m. Riwayat penelitian :

Tahun JudulPenelitian Jabatan Sumber Dana

2012 Synthesis Of Nano Particle Superconductor

Bi2Sr2CaCu2O8+ä and

Bi1,6Pb0,4Sr2CaCu2O8+ä Prepared by using Wet Mixing Method

Anggota Hibah Penelitian

2014 Synthesis Of Reduced Graphene Oxide Prepared by using Heating Coconut Shell

Anggota Hibah Penelitian

n. Riwayatpengabdian :

Tahun JudulPenelitian Jabatan Sumber Dana

2014 PengenalanAlat-alat fisikabagi guru

pendampingolimpiadeFisika Tingkat SMP dan SMA

Anggota -

o. Publikasi ilmiah

• Paper ilmiah (2014), “Muon Site Estimations by DFT Calculations in Metal and Insulating Systems”, diseminarkan pada 2nd International Conference on Functional Materials Science di Lombok.

• Paper Ilmiah (2013), “Room temperature magnetic properties of Bi 2212 and (Bi,Pb) 2212 nanosuperconductors synthesized by Dissolved Mixing Method, diseminarkan di Padjajaran International Physics Symposium (PIPS), UNPAD.

(44)

3.

LAMPIRAN II

Daftar Luaran

Program : Pengabdian masyarakat Dana BOPTN 2015

Nama Ketua Tim : Susilo Indrawati, M.Si

Judul : Proksi (Program Mengatasi Kebisingan) Aplikasi Insulasi Material Dalam Upaya Mencapai Performa Akustika Ruang yang Standart Untuk Pemukiman Di Rumah Susun Urip Sumoharjo Surabaya

1. Mengikuti seminar internasional “ The 2nd International Conference on Sensor, Sensor system, and Actuator (ICSSSA 2015) Bali, Indonesia August 05-06 2015.

Dengan judul : Analysis of Noise, Noise Criteria, and Effect of Curtain Addition to Attain Standart Acoustics Performance For Flat Settlement in Urip Sumoharjo Surabaya

2. Mengikuti Seminar Nasional Fisika SNF 2015

Hasil Kegiatan Pengabdian masyarakat ini juga akan kami seminarkan di seminar nasional fisika 2015 di Unesa yang akan dilaksanakan pada 28 Nopember 2015 yang merupakan keberlanjutan seminar ICSSSA di Bali

Dengan Judul : Analisis Pengaruh Penambahan kerai terhadap kualitas akustik ruang dan pencahayaan di pemukiman Rumah susun Urip Sumoharjo Surabaya

3. Tugas Akhir yang dihasilkan No Nama

Mahasiswa

NRP Judul Status *)

1 Ayu Sholah 1111100043 Analisis kebisingan dan rekomendasi rancangan partisi dalam pencapaian standart noise criteria bangunan pemukiman di

rumah susun urip

sumoharjo surabaya Tugas akhir Lulus tahun 2015 2 Dita Aulia Alfianti 1112100026 Indentifikasi cangkang kerang dara sebagai alternative material akustik dalam upaya pengendalian Noise dan echo.

PKM In progres

(45)
(46)
(47)
(48)

5.

LAMPIRAN IV

6. DOKUMENTASI

(49)

Rumah Susun Urip Sumoharjo tampak dari depan

Foto Bersama dengan Bapak RW Rusun Urip Sumoharjo Surabaya

(50)

Foto Ketika Pengukuran

Traffic Light di Rusun Urip Sumoharjo

(51)

Ibu Iim ketika Pengukuran NC di Urip Sumoharjo

Ibu Fahmi Ketika Pengukuran NC di teras depan Rusun

(52)

Pemasangan Keray di Rusun

3 keray yang dipasang di Rusun Urip Sumoharjo

(53)

Bapak Heru Ketika pengukuran Intensitas cahaya sebelum dan setelah penambhan keray

Gambar

Gambar 2.1  Gambar 3.1
Gambar 2.3 Kurva Noisee Criteria
Tabel 2.1 Baku Tingkat Kebisingan
Gambar 3.1 Rusunawa Urip Sumoharjo
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian tesis ini menguraikan bagaimana implementasi strategi yang dilaksanakan oleh Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpol dan Linmas)

TAHUN ANGGARAN : 2015 SKPD : BADAN KESATUAN BANGSA, POLITIK DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT KEPALA SKPD : Drs.. ACHMAD

TAHUN ANGGARAN : 2015 SKPD : BADAN KESATUAN BANGSA, POLITIK DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT KEPALA SKPD : Drs.. ACHMAD

Target dari pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah terlaksananya workshop bagi para siswa SMK atau mahasiswa Program Pendidikan Vokasi di Surabaya, khusunya

Pengabdian masyarakat yang dilakukan memiliki tujuan untuk memperbaiki tingkat keselamatan dan kesehatan penambang belerang dengan mendesain alat angkut sebagai sarana

Puji syukur dipajatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan berkat dan hidayah-Nya sehingga tim pengabdian kepada masyarakat dapat menyelesaikan laporan

Analisi capaian kegiatan pengabdian masyarakat yang telah dilakukan menyimpulkan bahwa (1) nelayan memahami dan dapat mengaplikasikan metode jaring lepas dasar

Badan Standarisasi Nasional (BSN) (2002) pada SNI.01-6638-2002 mendefinisikan nugget ayam sebagai produk olahan ayam yang dicetak, dimasak, dibuat dari campuran