PENDAPATAN & BEBAN
AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN LABA PER LEMBAR SAHAM
KOREKSI KESALAHAN*)
Dwi Martani
Pendapatan, Beban dan Laba
PSAK 1 Penyajian laporan keuangan
PSAK 23 Pendapatan
PSAK 46 Akuntansi Pajak Penghasilan
PSAK 25 Kesalahan Mendasar dan
PSAK 25 Kesalahan Mendasar dan Koreksi pada Periode Berjalan
PSAK Laba per lembar saham
IFRS / IAS
IAS 12 : Income Tax
IAS 18 : Revenue
IAS 33 : Earning Per Share
Penghasilan
Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan
kewajiban yang mengakibatkan kenaikan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal.
Penghasilan (income) meliputi pendapatan
(revenue) maupun keuntungan (gain).
Penghasilan
Penghasilan diakui dalam laporan laba rugi kalau kenaikan manfaat ekonomi di masa depan yagn
berkaitan dengan peningkatan aktiva atau penurunan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur dengan
andal.
Penghasilan diakui jika telah earned, and realized or
Penghasilan diakui jika telah earned, and realized or realizable
Revenue is earned when the earnings process is substantially complete.
Revenue is realized when goods and services are exchanged for cash or claims to cash.
Revenue is realizable when assets received are
convertible into a known amount of cash.
Beban (expense)
Beban (expense) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi
dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang
mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam
modal.
Beban mencakupi baik kerugian maupun
beban yang timbul dalam pelaksanaan
Beban (expense)
Beban diakui dalam laporan laba rugi kalau
penurunan manfaat ekonomi masa depan yang
berkaitan dengan penurunan aktiva atau peningkatan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur dengan
andal.
Diakui atas dasar hubungan langsung antara biaya yang timbul dan pos penghasilan tertentu yang
Diakui atas dasar hubungan langsung antara biaya yang timbul dan pos penghasilan tertentu yang
diperoleh (Matching cost with revenue)
Penerapan matching tidak memperkenankan
pengakuan pos dalam neraca yang tidak memenuhi definisi aktiva dan kewajiban.
Prosedur alokasi yang rasional dan sistematis untuk
manfaat terjadi di beberapa peiode.
Beban (expense)
Perusahaan menyajikan laporan laba rugi atau di Catatan atas Laporan keuangan, rincian beban dengan menggunakan
klasifikasi yang didasarkan pada sifat atau fungsi beban di dalam perusahaan.
fungsi beban di dalam perusahaan.
Perusahaan mengklasifikasikan beban
menurut fungsinya harus mengungkapkan
informasi tambahan mengenai sifat beban
termasuk penyusuta, amortisasi dan biaya
PSAK 23
Pendapatan adalah arus masuk bruto manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal
perusahaan selama suatu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi pemilik.
Pendapatan harus diukur dengan dengan nilai wajar
Pendapatan harus diukur dengan dengan nilai wajar yang dapat diterima.
Jenis pendapatan :
(a) penjualan barang;
(b) penjualan jasa; dan
(c) penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak-pihak
lain yang menghasilkan bunga, royalti dan dividen.
Pengakuan pendapatan
Pendapatan dari penjualan barang diakui bila seluruh kondisi berikut dipenuhi :
Perusahaan telah memindahkan resiko secara signifikan dan telah memindahkan manfaat
kepemilikan barang kepada pembeli
Perusahaan tidak lagi mengelola atau melakukan pengendalian refaktif atas barang yang dijual.
Perusahaan tidak lagi mengelola atau melakukan pengendalian refaktif atas barang yang dijual.
Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal.
Besar kemungkinan manfaat ekonomi yang
dihubungkan dengan transaksi akan mengalir kepada perusahaan tersebut.
Biaya yang terjadi atau uang akan terjadi sehubungan
dengan transaksi penjualan dapat diukur dengan andal
Pengakuan pendapatan
Pendapatan dari penjualan jasa dipenuhi jika seluruh kondisi berikut dipenuhi
Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal.
Besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan diperoleh perusahaan.
Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada tanggal
Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada tanggal neraca dapa diukur dengan andal
Biaya yang terjadi untuk transaksi tersebut dan biaya untuk menyelesaikan transaksi tersebut dapat diukur dengan andal
Bila hasil transaksi yang meliputi penjualan jasa tidak dapat diestimasi dengan andal, pendapatan diakui hanya yang
berkaitan dengan beban yang telah diakui yang dapat diperoleh.
Pengakuan pendapatan
Pendapatan bunga, royalti, deviden diakui bila:
Besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan diperoleh perusahaan.
Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal
Dasar pengakuan:
Bunga harus diakui atas dasar porsi waktu yang memperhitungkan hasil efektif aktiva tersebut.
Royalti harus diakui atas dasar akrual sesuai dengan substansi perjanjian yang relevan
Dalam metode biaya, deviden tunai harus diakui bila
hak pemegang saham untuk menerima pembayaran
ditetapkan.
Pengakuan pendapatan
Pada umumnya, imbalan tersebut berbentuk kas atau setara kas dan jumlah pendapatan adalah jumlah kas atau setara kas yang diterima atau yang dapat diterima.
Bila arus masuk dari kas atau setara kas ditangguhkan, nilai
wajar dari imbalan tersebut mungkin kurang dari jumlah nominal dari kas yang diterima atau yang dapat diterima.
Misalnya, suatu perusahaan dapat memberikan kredit bebas bunga
Misalnya, suatu perusahaan dapat memberikan kredit bebas bunga kepada pembeli atau menerima wesel tagih dari pembeli dengan tingkat bunga di bawah pasar sebagai imbalan dari penjualan barang.
Bila perjanjian tersebut secara efektif merupakan suatu transaksi finansial, nilai wajar imbalan ditentukan dengan pendiskontoan seluruh penerimaan di masa depan dengan menggunakan suatu tingkat bunga tersirat (imputed).
Pengakuan pendapatan
Bila barang atau jasa dipertukarkan (barter) untuk barang atau jasa dengan sifat dan nilai yang sama, maka pertukaran
tersebut tidak dianggap sebagai suatu transaksi yang mengakibatkan pendapatan.
Hal ini sering terjadi dengan komoditi seperti minyak atau susu di mana penyalur menukarkan (swap) persediaan di berbagai lokasi untuk memenuhi permintaan dengan suatu dasar tepat lokasi untuk memenuhi permintaan dengan suatu dasar tepat waktu dalam suatu lokasi tertentu.
Bila barang dijual atau jasa diberikan untuk dipertukarkan
dengan barang dan jasa yang tidak serupa, pertukaran tersebut dianggap sebagai transaksi yang mengakibatkan pendapatan.
Pendapatan tersebut diukur pada nilai wajar dari barang atau jasa yang diserahkan, disesuaikan dengan jumlah kas atau setara kas yang ditransfer.
Pengungkapan pendapatan
Kebijakan akuntansi yang dianut untuk pengakuan pendapata termasuk metode untuk menentukan tingkat penyelesaian transaski penjualan.
Jumlah setiap kategori signifikan dari pendapatan yang diakui selama periode tersebut termasuk
yang diakui selama periode tersebut termasuk
pendapatan dari Penjualan barang, penjualan jasa dan bunga, royalti dan dividen.
Jumlah pendapatan yang berasal dari pertukaran barang atau jasa dimasukkan dalam setiap kategori yang signifikan dari pendapatan.
Pendapatan yang ditunda pengakuannya.
Revenue Recognition Classified by Revenue Recognition Classified by Nature of Transaction
Nature of Transaction
Revenues from manufacturing and selling are commonly recognized at point of sale.
Exceptions:
1.
Sales with buyback agreements
Revenue Recognition at Point of Revenue Recognition at Point of Sale
Sale
1.
Sales with buyback agreements
2.
Sales when right of return exists (high rates that are not reliably estimable)
3. Trade loading
and channel stuffing
Revenue may be recognized before delivery under certain circumstances.
Long-term construction contracts are a notable example
Revenue Recognition Before Revenue Recognition Before Delivery
Delivery
example
Two methods are available:
The percentage-of-completion method, and
The completed contract method
Long-Term Construction Accounting Methods
Percentage-of-Completion Completed Contract
Revenue Recognition Before Revenue Recognition Before Delivery
Delivery
1) Terms of contract must be certain, enforceable.
2) Certainty of performance by both parties
3) Estimates of completion can be made reliably
1) To be used only when
the percentage method is inapplicable [uncertain]
2) For short-term contracts
Percentage-of-Completion Method
Completed Contract
Method
Costs incurred to date = Percent complete Most recent estimated total costs
1 1
Estimated total revenue x Percent complete
=
Revenue to be recognized to date2 2
Percentage
Percentage--of of--Completion: Steps Completion: Steps
=
Revenue to be recognized to dateTotal revenue to be recognized to date less Revenue
recognized in PRIOR periods = Current period revenue 3
3
Current Period Revenue less current costs = Gross profit 4
4
Data: Contract price: $4,500,000 Estimated cost: $4,000,000 Start date: July, 2003 Finish: October, 2005
Balance sheet date: Dec. 31
Given: 2003 2004 2005
Percentage
Percentage--of of--Completion: Example Completion: Example
Given: 2003 2004 2005
Costs to date $1,000,000 $2,916,000 $4,050,000 Estimated costs to complete $3,000,000 $1,134,000 $ -0- Progress Billings during year $900,000 $2,400,000 $1,200,000 Cash collected during year $750,000 $1,750,000 $2,000,000
What is the percent complete, revenue and gross
PSAK 25
Laba rugi bersih untuk periode berjalan
Kesalahan mendasar
Perubahan kebijakan akuntansi
Definisi
Pos luar biasa adalah penghasilan atau beban yang timbul dari kejadian atau transaksi yag secara jelas berbeda dari aktivitas normal perusahaan dan karenanya tidak diharapkan untuk sering kali terjadi atau terjadi secara teratur
Aktivitas normal adalah setiap aktivitas yang dilakukan oleh sebuah perusahaan sebagai bagian dari usahanya dan
aktivitas-aktivitas yang terkait dengan kegiatan usaha utama perusahaan tersebut.
perusahaan tersebut.
Suatu operasi yang tidak dijelaskan terjadi sebagai akibat dari penjualan atau penghentian suatu lini usaha yang terpisah di mana aktiva, laba rugi bersih dan aktivitas dapat dipisahkan baik secara fisik, operasional maupun untuk tujuan pelaporan keuangan.
Kesalahan mendasar adalah kesalahan yang cukup signifikan yang ditemukan pada periode berjalan sehingga laporan
keuangan dari satu atau lebih periode sebelumnya tidak dapat diandalkan lagi pada tanggal penerbitannya.
Laba atau rugi periode berjalan
Semua unsur pendapatan dan beban yang diakui dalam suatu periode harus tercakup dalam penetapan laba atau rugi bersih untuk periode tersebut kecuali jika standar
akuntansi keuangan yang berlaku akuntansi keuangan yang berlaku
mensyaratkan atau memperbolehkan sebaliknya.
Terdiri dari :
Laba atau rugi dari aktivitas normal
Pos luar biasa
Pos Luar Biasa
Kriteria pos luar biasa :
Bersifat tidak normal. Kejadian atau transaksi yang
bersangkutan memiliki tingkat abnormalitas yang tinggi dan tidak mempunyai hubungan dengan kegiatan
normal perusahaan
Tidak sering terjadi. Kejadian atau transaksi tidak sering terjadi dalam kegiatan normal perusahaan.
Pos luar biasa dalam laporan keuangan disajikan
setelah laba yang berasal dari kegiatan normal
perusahaan.
Laba / rugi dari aktivitas normal
Bila dalam laba rugi dari aktivitas normal terdapat unsur penghasilan dan/ beban yang pengungkapannya dianggap relevan untuk menjelaskan kinerja suatu perusahaan selama periode tertentu, maka hakekat dan jumlah unsur tersebut harus diungkapkan secara terpisah.
Walaupun unsur penghasilan dan beban dari aktivitas normal bukan pos luar biasa, tetapi jika dianggap relevan maka
bukan pos luar biasa, tetapi jika dianggap relevan maka pengungkapannya perlu dibuat.
Pengungkapan dibuat dalam catatan atas laporan keuangan.
Laba / rugi dari aktivitas normal
Kondisi-kondisi yang menimbulkan unsur-unsur penghasilan dan beban tertentu :
penurunan nilai (write-down) persediaan sampai jumlah yang diperkirakan dapat direalisasi (net realizable value), maupun pemulihan kembali penurunan nilai tersebut;
penurunan nilai tersebut;
restrukturisasi (restructuring) aktivitas-aktivitas suatu perusahaan dan pembalikan (reversal) setiap
penyisihan untuk biaya restrukturisasi;
pelepasan (disposal) aktiva tetap;
pelepasan investasi jangka panjang;
operasi yang tidak dilanjutkan;
penyelesaian gugatan hukum.
Operasi yang tidak dilanjutkan
Pelepasan suatu investasi jangka panjang atau aktiva utama lainnya adalah penting sehingga memerlukan pengungkapan atas unsur suatu penghasilan dan beban yang berkaitan.
Adakalanya suatu perusahaan tidak melanjutkan suatu lini
usaha utama yang terpisah yang dapat dibedakan dari aktivitas usaha lain sebagai contoh suatu segmen usaha yang diatur sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 5 sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 5 tentang Pelaporan Informasi Keuangan Menurut Segmen.
Jika pelepasan tersebut merupakan operasi yang tidak dilanjutkan seperti yang didefinisikan dalam Pernyataan
pengungkapan- pengungkapan yang dimuat dalam paragraf 15 adalah relevan pemakai laporan keuangan.
Operasi yang tidak dilanjutkan
Pengungkapan yang diperlukan
Hakekat operasi yang tidak dijelaskan
Segmen industri yang tidak dilanjutkan
Tanggal efektif
Tanggal efektif
Cara penghentian
Pendapatan dan laba atau rugi dari aktivitas normal bersamaan dengan jumlah pd periode sebelumnya yang disajikan dalam laporan
keuangan.
Perubahan estimasi
Perubahan etimasi akuntansi dimasukkan dalam perhitungan laba atau rugi bersih dalam:
Periode perubahan, jika perubahan terjadi hanya mempengaruhi periode tersebut.
hanya mempengaruhi periode tersebut.
Periode perubahan dan periode yang akan datang, jika perubahan tersebut
mempengaruhi keduanya
Kesalahan mendasar
Jumlah koreksi yang berhubungan dengan periode sebelumnya harus dilaporkan dengan menyesuaikan saldo laba awal periode.
Pengungkapan
Hakekat kesalahan mendasar.
Jumlah koreksi untuk periode berjalan dan periode sebelumnya
Jumlah koreksi yang berhubungan dengan periode- periode sebelum periode yang tercakup dalam
informasi komparatif.
Kenyataan bahwa informasi komparatif telah
dinyatakan kembali atau kenyataan bahwa informasi
komparatif tidak praktis untuk dinyatakan kembali
Perubahan kebijakan akuntansi
Dilakukan jka penerapan suatu kebijakan akuntansi yang berbeda diwajibkan oleh peraturan atau standar atau jika diperkirakan bahwa perubahan tersebut
akan menghasilkan penyajian kejadian atau transaksi lebih sesuai.
Untuk perubahan standar dipertanggungjawabkan
Untuk perubahan standar dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan masa transisi.
Suatu perubahan kebijakan akuntansi harus
diterapkan secara retrospektif dengan melaporkan jumlah setiap penyesuaian yang terjadi yang
berhubungan dengan periode sebelumnya sebagai
penyesuaian saldo laba awal periode kecuali jika
Perubahan kebijakan akuntansi
Perubahan kebijakan akuntansi harus diterapkan secara prospektif jika jumlah penyesuaian terhadap saldo awal periode yang diwajibkan tidak dapat
ditentukan secara wajar.
Pengungkapan untuk perubahan kebijakan yang mempunyai pengaruh material terhadap sekarang atau sebelumnya
mempunyai pengaruh material terhadap sekarang atau sebelumnya
Alasan dilakukan perubahan
Jumlah penyesuaian periode berjalan dan sebelumnya
Jumlah penyesuaian
Kenyataan bahwa informasi komparatif telah
dinyatakan atau menyatakan kembali dianggap tidak
praktis
Laba per lembar saham
Laba per saham (LPS) adalah data yang banyak digunakan sebagai alat analisis keuangan.
LPS dengan ringkas menyaji kan kinerja perusahaan dikaitkan dengan saharn beredar.
LPS yang dikaitkan dengan harga pasarsaham (price-earning ratio) bisa memberikan gambaran tentang kinerja perusahaan dibanding dengan uang yang ditanam pemilik perusahaan.
dibanding dengan uang yang ditanam pemilik perusahaan.
Terdapat berbagai cara untuk menentukan dua variabel
penentu LPS yang sama-sama sulit untuk dihitung, yaitu:
jumlah laba dalam satu periode; dan
jumlah saham biasa yang beredar selama periode ber sangkutan.
Laba per lembar saham
Laba per saham dasar (LPS dasar adalah jumlah laba pada suatu periode yang tersedia untuk setiap saham biasa yang beredar selama periode
pelaporan.
Laba per saham dilusian (LPS dilusian) adalah
Laba per saham dilusian (LPS dilusian) adalah
jumlah laba pada suatu periode yang tersedia untuk setiap saham biasa yang beredar selama periode pelaporan dan efek lain yang asumsinya diterbitkan bagi semua efek berpotensi saham biasa yang
sifatnya dilutif yang beredar sepanjang periode
pelaporan.
Saham & Opsi
Saham biasa adalah instrumen ekuitas yang
memiliki hak sisa atas kekayaan (residu) setelah hak instrumeninstrumen ekuitas lainnya.
Saham utama adalah saham yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk menerima pembagian kepada pemegangnya untuk menerima pembagian dividen lebih dahulu dari pemegang saham klasifikasi lainnya.
Waran atau opsi adalah instrumen keuangan yang membcrikan hak kepada pemiliknya untuk membeli saham biasa dengan harga tertentu dan dalam
periode (jangka waktu) tertentu.
Laba per lembar saham
Merupakan data yang banyak digunakan sebagai alat analisis keuangan.
LPS menyajikan kinerja perusahaan.
LPS ditentukan oleh :
LPS ditentukan oleh :
Jumlah laba periode dalam satu periode
Jumlah saham yang beredar
Jenis LPS
LPS dasar
LPS dilusian
Laba per lembar saham
LPS dasar dihitung dengan membagi laba atau rugi bersih yang tersedia bagi
pemegang saham biasa (laba bersih residual) dengan jumlah rata-rata tertimbang saham
biasa yang beredar dalam satu periode.
biasa yang beredar dalam satu periode.
Untuk tujuan penghitungan LPS dasar, laba
bersih residual adalah laba bersih dikurangi
dengan dividen saham utama.
Jumlah lembar saham
Jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang
beredar dalam suatu periode mencerminkan fakta bahwa modal saham dapat bervariasi
Jumlah modal saham dapat naik dengan adanya penerbitan saham atau turun dengan adanya
pembelian kembali saham pembelian kembali saham
Jumlah saham yang beredar selama jangka waktu tertentu akan dikalikan dengan faktor pembobot waktu.
Faktor pembobot waktu adalah jumlah hari
beredarnya sekelompok saham dibandingkan
dengan jumlah hari dalam suatu periode (contoh
penghitungan jumlah rata-rata tertimbang saham
biasa, lihat contoh 1 pada Lampiran).
Jumlah lembar saham
Jumlah lembar saham
Laba per Lembar Saham
Laba per Lembar Saham
Efek berpotensi saham
Efek utang yang dapat ditukar dengan saham biasa
Waran atau opsi saham
Kebijakan kepegawaian dengan memberikan
Kebijakan kepegawaian dengan memberikan hak kepada karyawan untuk menerima
saham biasa sebagai bagian dari remunerasi.
Saham yang akan diterbitkan saat
terpenuhinya kondisi-kondisi tertentu.
LPS Dilusian
Untuk tujuan penghitungan LPS dilusian, laba bersih residual dan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa beredar harus disesuaikan dengan memperhitungkan dampak dari semua efek berpotensi
dampak dari semua efek berpotensi saham biasa yang dilutif.
LPS dasar, namun LPS dilusian
memperhitungkan dampak dilusi dari semua
efek berpotensi saham biasa yang beredar
dalam suatu periode,
Penyesuaian
Pada sisi pembilang (numerator), laba bersih residual perlu ditambahkan dengan dividen dan bunga
(keduanya menggunakan jumlah setelah pajak) yang diakui dalam suatu periode berkaitan dengan efek berpotensi saham biasa yang dilutif.
Laba bersih residual juga harus disesuaikan dengan perubahan dalam penghasilan dan beban yang
Laba bersih residual juga harus disesuaikan dengan perubahan dalam penghasilan dan beban yang
disebabkan konversi efek berpotensi saham biasa;
Pada sisi penyebut (denominator) jumlah rata-rata tertimbang saham biasa beredar ditambahkan
dengan jumlah rata-rata tertimbang dari saham biasa yang akan beredar dengan asumsi bahwa semua
efek berpotensi saham biasa yang dilutif
dikonversikan menjadi saham biasa
Relation between Basic and Diluted Relation between Basic and Diluted EPS
EPS
Simple capital structure:
Common stock only with no potentially dilutive securities
Basic EPS:
Simple Capital Structure: Basic EPS Simple Capital Structure: Basic EPS
Basic EPS:
Net income — Preferred dividends
Weighted average outstanding common
shares
Complex capital structures have potentially dilutive securities, such as:
Convertible bonds or preferred stock.
Options or warrants, or
Complex Capital Structures Complex Capital Structures
Options or warrants, or
Other rights that could reduce earnings per share.
Securities that could reduce EPS are dilutive.
Securities that could increase EPS are anti-dilutive.
The dilutive effect of convertible securities is measured by the if-converted method.
The dilutive effect of options and warrants is measured by the treasury stock method.
Diluted Earnings Per Share:
Diluted Earnings Per Share:
Methods Methods
measured by the treasury stock method.
For computing dilution, the rate of conversion most advantageous to the security holder is used
(maximum dilutive conversion rate).
The conversion of the securities into common stock is assumed to occur at the beginning of the year or date of issue, if later.
Convertible bonds: The interest expense (net of tax) is added back to net income.
The If
The If--Converted Method Converted Method
added back to net income.
Convertible preferred: No deduction for preferred dividends.
The weighted average number of shares is increased
by the additional common shares assumed issued.
Applies to options and warrants (and their equivalents).
Options and warrants are assumed exercised at the beginning of the year.
The Treasury Stock Method The Treasury Stock Method
The proceeds from the exercise of options are assumed used to buy back common shares at average market price.
The exercise price per share must be less than the
market price per share for dilution to occur.
Dual EPS Presentation
Basic EPS Diluted EPS
Earnings Per Share: Complex Earnings Per Share: Complex Structures: Summary
Structures: Summary
Basic EPS Diluted EPS
Dilutive Convertibles Dilutive Options and
Warrants
Dilutive Contingent Issues
Net income adjusted for interest (net of tax) and preferred dividends
Weighted average number of common shares assuming maximum
dilution
Laba per Lembar Saham
Laba per Lembar Saham
Laba per Lembar Saham
Laba per Lembar Saham
Laba per Lembar Saham
Laba per Lembar Saham
AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN
Dwi Martani
Agenda
Perpajakan & Akuntansi
Konsep Akuntansi Pajak Penghasilan
Pajak penghasilan dalam Laporan Keuangan
Pajak penghasilan dalam Laporan Keuangan
Tanya Jawab
Ilustrasi dan Contoh
PERTANYAAN MENDASAR
Bagaimana mencatat penjualan, pembayaran gaji, pembayaran sewa, penerimaan pendapatan jasa?
Dari mana pos-pos pajak dalam Laporan Keuangan diperoleh ?
Dari mana Beban Pajak dalam Laporan Laba Rugi
Dari mana Beban Pajak dalam Laporan Laba Rugi diperoleh?
Dari mana Utang Pajak Penghasilan Badan dalam Neraca diperoleh ?
Apakah yang dimaksud dengan Aktiva /Kewajiban Pajak Tangguhan dan Beban Pajak Tangguhan ?
Pengungkapan apakah yang diperlukan untuk Akuntansi Pajak Penghasilan dan Pajak ?
Pajak daLAM LAPORAN KEUANGAN
Aktiva
Kewajiban
Beban Pajak
Arus kas
PAJAK Dalam perusahaan
Pajak atas Penghasilan Perusahaan
Dibayar langsung oleh perusahaan :
Angsuran pajak (PPh 25)
Pembayaran pajak akhir tahun (PPh 28/29)
Dipotong oleh pihak lain (final, tidak final, 22, 23)
Laporan laba rugi akan mempengaruhi jumlah beban pajak dan di
Laporan laba rugi akan mempengaruhi jumlah beban pajak dan di Neraca utang pajak / pajak dibayar dimuka
Kewajiban memotong pajak pihak lain (with holding tax)
Pajak atas penghasilan yang diterima pihak lain (21, 23, 26)
PPN pajak atas penyerahan barang / jasa kena pajak
Tidak muncul dalam laporan laba rugi, tetapi di Neraca sebagai utang atau pajak dibayar dimuka
Akuntansi pajak penghasilan
Fokus pada pajak penghasilan perusahaan
Sebelum PSAK 46:
Beban pajak dalam laporan laba rugi adalah pajak terutang menurut fiskal
pajak terutang menurut fiskal
PSAK 46 (eff 1 Jan 1999 perusahaan listed dan 1 Jan 2001 non listed)
Beban pajak kini pajak terutang menurut fiskal
Beban / penghasilan pajak tangguhan
Aktiva / kewajiban pajak tangguhan
Pajak penghasilan
Pajak penghasilan merupakan beban bagi perusahaan.
Terdapat perbedaan konsep penghasilan antara pajak dan akuntansi sehingga Penghasilan Kena Pajak (menurut pajak) berbeda dengan Laba
Pajak (menurut pajak) berbeda dengan Laba sebelum pajak (menurut Akuntasi)
?? Beban pajak dihitung dari penghasilan yang mana
!!
Karena merupakan beban dibebankan menurut kapan penghasilan diterima matching principles
Pajak Penghasilan harus diasosiasikan dengan laba dimana
Metode alokasi (1)
Deferred Method
Selisih jumlah Pajak Penghasilan Terhutang (berdasar SPT) dengan Biaya Pajak Penghasilan (berdasar laba akuntansi) dalam suatu periode harus dicatat dan disajikan dalam Laporan Keuangan sebagai Pajak yang Ditangguhkan.
Jumlah Pajak yang Ditangguhkan ditentukan berdasar tarif pajak yang berlaku pada saat terjadinya transaksi atau item yang menyebabkan berlaku pada saat terjadinya transaksi atau item yang menyebabkan terjadinya perbedaan atau selisih antara laba kena pajak dan laba akuntansinya.
Deffered Method berorientasi pada Laporan Rugi – Laba dan menitik beratkan pada tercapainya matching principles
Metode alokasi (2)
Liability Method
Mengakui eksistensi perbedaan akuntansi dan pajak sebagai pajak ditangguhkan
Pajak yang Ditangguhkan ditentukan berdasar tarif pajak yang diharapkan akan berlaku dalam periode di mana selisih pajak akan dikompensasikan.
Perhitungan Pajak yang Ditangguhkan bersifat tentatif yang selalu memerlukan penyesuaian pada setiap kali terjadi perubahan tarif pajak memerlukan penyesuaian pada setiap kali terjadi perubahan tarif pajak penghasilan.
Menurut liability method, Pajak yang Ditangguhkan harus dipandang sebagai kewajiban ekonomis untuk Pajak yang Terhutang atau sebagai aktiva untuk Pajak yang Dibayar Dimuka.
Balance Sheet orientation
Metode alokasi (3)
Net of Tax Method
Menurut metode ini, melaporkan Pajak yang Ditangguhkan dalam neraca tidak dibenarkan karena Biaya Pajak Penghasilan yang dilaporkan dalam Laporan Rugi – Laba harus sama dengan jumlah Pajak Penghasilan Terhutang atau pajak yang harus dibayar untuk periode yang bersangkutan.
Selisih yang terjadi karena adanya perbedaan laba kena pajak dan laba akuntansi tidak dibukukan dalam akun tersendiri, tetapi ditambahkan atau akuntansi tidak dibukukan dalam akun tersendiri, tetapi ditambahkan atau dikurangkan kepada aktiva atau hutang tertentu serta unsur pendapatan atau biaya yang bersangkutan.
Perbedaan akuntansi – pajak
Perbedaan antara pajak dan akuntansi diklasifikasikan menjadi dua :
Perbedaan permanen : perbedaan secara subtantif sehingga perbedaan ini selamanya akan muncul
Sumbangan
Pemberian natura kepada karyawan
Pemberian natura kepada karyawan
Beban yang tidak terkait dengan kegiatan memperoleh, menagih dan memelihara pendapatan
Penghasilan yang telah dikenakan pajak final, dll
Perbedaan temporer : perbedaan waktu pengakuan, sehingga secara total tidak terjadi perbedaan namun pengakuan pendapatan / beban dalam satu periode terdapat perbedaan.
Tujuan PSAK 46
Mengatur perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan
Bagaimana mempertanggungjawabkan
konsekuensi pajak pada periode berjalan dan konsekuensi pajak pada periode berjalan dan periode mendatang untuk hal-hal berikut ini:
pemulihan nilai tercatat aktiva yang diakui
pada neraca perusahaan atau pelunasan nilai tercatat kewajiban yang diakui pada neraca perusahaan; dan
transaksi-transaksi atau kejadian-kejadian lain
pada periode berjalan yang diakui pada
Tujuan PSAK 46
Apabila besar kemungkinan bahwa pemulihan aktiva atau
pelunasan kewajiban tersebut akan mengakibatkan pembayaran pajak pada periode mendatang yang lebih besar atau lebih kecil dibandingkan pembayaran pajak sebagai akibat pemulihan
aktiva atau pelunasan kewajiban yang tidak memiliki konsekuensi pajak, maka Pernyataan ini mengharuskan konsekuensi pajak, maka Pernyataan ini mengharuskan
perusahaan untuk mengakui kewajiban pajak tangguhan atau aktiva pajak tangguhan, dengan beberapa pengecualian.
Konsekuensi pajak dari suatu transaksi dan kejadian lain sama dengan cara perusahaan memperlakukan transaksi dan kejadian tersebut.
Pernyataan ini juga mengatur pengakuan aktiva pajak
tangguhan yang berasal dari sisa rugi yang dapat dikompensasi
DEFINISI
Pajak Penghasilan adalah pajak yang dihitung berdasarkan
peraturan perpajakan dan pajak ini dikenakan atas penghasilan kena pajak perusahaan.
Pajak Penghasilan Final adalah pajak penghasilan yang bersifat final, yaitu bahwa setelah pelunasannya, kewajiban pajak telah selesai dan penghasilan yang dikenakan pajak penghasilan final selesai dan penghasilan yang dikenakan pajak penghasilan final tidak digabungkan dengan jenis penghasilan lain yang terkena pajak penghasilan yang bersifat tidak final.
Laba akuntansi adalah laba atau rugi bersih selama satu periode sebelum dikurangi beban pajak.
Penghasilan kena pajak atau laba fiskal (taxable profit) atau rugi pajak (tax loss) adalah laba atau rugi selama satu periode yang dihitung berdasarkan peraturan perpajakan dan yang menjadi dasar penghitungan pajak penghasilan.
definisi
Beban pajak (tax expense) atau penghasilan pajak (tax income) adalah jumlah agregat pajak kini (current tax) dan pajak
tangguhan (deferred tax) yang diperhitungkan dalam penghitungan laba atau rugi pada satu periode.
Pajak kini (current tax) adalah jumlah pajak penghasilan terutang (payable) atas penghasilan kena pajak pada satu periode.
(payable) atas penghasilan kena pajak pada satu periode.
Kewajiban pajak tangguhan (deferred tax liabilities) adalah jumlah pajak penghasilan terutang (payable) untuk periode mendatang sebagai akibat adanya perbedaan temporer kena pajak.
Aktiva pajak tangguhan (deferred tax assets) adalah jumlah pajak penghasilan terpulihkan (recoverable) pada periode mendatang sebagai akibat adanya:
perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, dan
definisi
Perbedaan temporer (temporary differences) adalah perbedaan antara jumlah tercatat aktiva atau kewajiban dengan DPP-nya
perbedaan temporer kena pajak (taxable temporary differences) adalah perbedaan temporer yang menimbulkan suatu jumlah kena pajak (taxable amounts) dalam penghitungan laba fiskal periode mendatang
perbedaan temporer yang boleh dikurangkan (deductible temporary differences) adalah perbedaan temporer yang menimbulkan suatu jumlah yang boleh dikurangkan (deductible amounts) dalam
penghitungan laba fiskal periode mendatang
Dasar pengenaan pajak (DPP) aktiva atau kewajiban adalah nilai aktiva atau kewajiban yang diakui oleh Direktorat Jendral Pajak dalam penghitungan laba fiskal.
DPP
Piutang bunga mempunyai nilai tercatat 100.
Untuk tujuan fiskal, pendapatan bunga diakui dengan dasar kas. DPP piutang bunga
adalah nihil.
Piutang usaha mempunyai nilai tercatat 100.
Pendapatan usaha terkait telah diakui untuk tujuan fiskal. DPP piutang adalah 100.
Nilai tercatat beban yang masih harus
dibayar (accured expenses) 100. Biaya
DPP - konsolidasi
Dalam laporan keuangan konsolidasi, perbedaan temporer ditentukan dengan membandingkan nilai tercatat aktiva dan kewajiban pada laporan keuangan
konsolidasi dengan DPP-nya.
konsolidasi dengan DPP-nya.
Berhubung peraturan perundangan perpajakan di Indonesia tidak
memperkenankan SPT konsolidasi, maka
DPP aktiva dan kewajiban ditentukan dengan
merujuk pada SPT masing-masing entitas.
Pengakuan pajak kini
Jumlah pajak kini, yang belum dibayar harus diakui sebagai kewajiban.
Apabila jumlah pajak yang telah dibayar untuk periode berjalan dan periode-
untuk periode berjalan dan periode-
periode sebelumnya melebihi jumlah pajak yang terutang untuk periode-periode
tersebut, maka selisihnya, diakui sebagai
aktiva.
Perbedaan temporer
Semua perbedaan temporer kena pajak
diakui sebagai kewajiban pajak tangguhan, kecuali perbedaan temporer dari :
Dari goodwill yang amortisasinya tidak dapat dikurangkan untuk tujuan fiskal.
dikurangkan untuk tujuan fiskal.
Pada saat pengakuan awal aktiva atau kewajiban dari suatu transaksi yang :
Bukan transaksi penggabungan usaha
Pada saat transaksi tidak mempengaruhi laba
akuntansi dan laba fiskal
PENGGABUNGAN USAHA
Biaya pemerolehan akuisisi dialokasi pada aktiva dan kewajiban teridentifikasi dengan dasar nilai wajar aktiva dan kewajiban
pada tanggal transaksi pertukaran.
Perbedaan temporer muncul apabila DPP aktiva dan kewajiban teridentifikasi tidak dipengaruhi oleh penggabungan usaha.
Apabila nilai tercatat suatu aktiva disesuaikan ke nilai wajarnya tetapi DPP aktiva tersebut tetap sebesar harga pemerolehan sebelumnya, maka timbul perbedaan temporer yang
mengakibatkan timbulnya kewajiban pajak tangguhan.
Kewajiban pajak tangguhan tersebut mempengaruhi goodwill
Kewajiban (aktiva) pajak tangguhan tidak diakui atas goodwill (goodwill negatif ) yang diakui sesuai dengan PSAK 22 tentang
PENGAKUAN AWAL TRANSAKSI
Perbedaan temporer mungkin timbul pada saat pengakuan awal suatu aktiva atau kewajiban, sebagai contoh apabila sebagian atau seluruh harga pemerolehan suatu aktiva tidak dapat
dikurangkan untuk tujuan fiskal.
apabila sifat transaksi:
(1) bukan transaksi penggabungan usaha,
(1) bukan transaksi penggabungan usaha,
(2) tidak mempengaruhi laba akuntansi atau laba fiskal,
(3) tidak dikecualikan dalam paragraf 15 dan 21,
maka perusahaan tidak diperkenankan mengakui kewajiban atau aktiva pajak tangguhan pada pengakuan awal ataupun pada periode selanjutnya
Contoh aktiva diperoleh dari sumbangan
Aktiva pajak tangguhan
Aktiva pajak tangguhan diakui untuk seluruh perbedaan temporer yang boleh dikurangkan,
sepanjang besar kemungkinan perbedaan temporer yang boleh dikurangkan tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba fiskal pada masa yang akan datangn(kecuali goodwill negatif dan pengakuan
datangn(kecuali goodwill negatif dan pengakuan awal aktiva lihat kewajiban)
Saldo rugi fiskal yang dapat dikompensasi diakui
sebagai aktiva pajak tangguhan apabila besar
kemungkinan laba fiskal pada masa yang akan
datang memadai untuk dikompensasi.
KOMPENSASI KERUGIAN
Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam menentukan apakah penghasilan kena pajak akan tersedia dalam jumlah memadai untuk dikompensasikan
apakah perusahaan mempunyai perbedaan temporer kena pajak dalam jumlah yang memadai yang memungkinkan sisa kompensasi dapat digunakan sebelum masa berlakunya kadaluwarsa;
dapat digunakan sebelum masa berlakunya kadaluwarsa;
apakah perusahaan mungkin memperoleh laba fiskal agar saldo rugi fiskal yang dapat dikompensasi kerugian dapat digunakan sebelum masa berlakunya daluwarsa;
apakah saldo rugi fiskal yang dapat dikompensasi timbul dari kasus-kasus tertentu yang hampir tidak mungkin berulang.
Apabila laba fiskal tidak mungkin tersedia dalam jumlah yang memadai untuk dapat dikompensasi dengan saldo rugi fiskal yang dapat dikompensasi, maka aktiva pajak tangguhan tidak diakui.
penilaian kembali aktiva pajak tangguhan
Pada setiap tanggal neraca, perusahaan menilai kembali aktiva pajak tangguhan yang tidak diakui.
Perusahaan mengakui aktiva pajak tangguhan yang
sebelumnya tidak diakui apabila besar kemungkinan bahwa laba fiskal pada masa yang akan datang akan tersedia untuk pemulihannya.
pemulihannya.
Sebagai contoh, perbaikan dalam kondisi perekonomian
mengingkatkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba fiskal dalam jumlah yang memadai pada periode
mendatang aktiva pajak tangguhan yang sebelumnya tidak diakui menjadi memenuhi kriteria pengakuan.
pengukuran
Kewajiban (aktiva) pajak kini untuk periode berjalan dan
periode sebelumnya, diakui sebesar jumlah pajak terhutang (restitusi pajak), yang dihitung dengan menggunakan tarif pajak (peraturan pajak) yang berlaku atau yang telah secara substantif berlaku pada tanggal neraca.
Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan harus diukur dengan
Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan harus diukur dengan menggunakan tarif pajak yang akan berlaku pada saat
aktiva dipulihkan atau kewajiban dilunasi, yaitu dengan tarif pajak (peraturan pajak) yang telah berlaku atau yang telah secara substantif berlaku pada tanggal neraca.
pengukuran
Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan harus mencerminkan konsekuensi pajak untuk pemulihan nilai tercatat aktiva atau penyelesaian kewajiban yang diharapkan perusahaan pada tanggal neraca.
Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan tidak boleh didiskonto (discounted).
(discounted).
Nilai tercatat aktiva pajak tangguhan harus ditinjau kembali (pada tanggal neraca).
Perusahaan harus menurunkan nilai tercatat tersebut apabila laba fiskal tidak mungkin memadai untuk mengkompensasi sebagian atau semua aktiva pajak tangguhan. Penurunan
tersebut harus disesuaikan kembali apabila besar kemungkinan laba fiskal memadai.
Laporan laba rugi
Pajak kini dan pajak tangguhan diakui sebagai penghasilan atau beban pada
laporan laba rugi periode berjalan, kecuali untuk pajak penghasilan yang berasal dari
transaksi atau kejadian yang langsung dikreditkan atau dibebankan ke ekuitas
pada periode yang sama atau periode yang berbeda
penggabungan usaha yang secara
substansi adalah akuisisi
penyajian
Aktiva pajak dan kewajiban pajak harus disajikan terpisah dari aktiva dan kewajiban lainnya dalam neraca.
Aktiva pajak tangguhan dan kewajiban pajak tangguhan harus dibedakan dari aktiva pajak kini dan kewajiban pajak kini.
Apabila dalam laporan keuangan suatu perusahaan, aktiva dan kewajiban lancar disajikan terpisah dari aktiva dan kewajiban kewajiban lancar disajikan terpisah dari aktiva dan kewajiban tidak lancar maka aktiva (kewajiban) pajak tangguhan tidak boleh disajikan sebagai aktiva (kewajiban) lancar.
Aktiva pajak kini harus dikompensasi (offset) dengan kewajiban pajak kini dan jumlah netonya harus disajikan pada neraca.
Beban (penghasilan) pajak yang berhubungan dengan laba atau rugi dari aktivitas normal harus disajikan tersendiri pada
Pajak penghasilan final
Apabila nilai tercatat aktiva atau kewajiban yang
berhubungan dengan pajak penghasilan final berbeda dari DPP-nya maka perbedaan tersebut tidak diakui sebagai aktiva atau kewajiban pajak tangguhan.
Atas penghasilan yang telah dikenakan PPh Final, beban pajak diakui proporsional dengan jumlah pendapatan pajak diakui proporsional dengan jumlah pendapatan menurut akuntansi yang diakui pada periode berjalan.
Selisih antara jumlah PPh Final yang terhutang dengan jumlah yang dibebankan sebagai pajak kini pada
perhitungan laba rugi diakui sebagai Pajak Dibayar Dimuka dan Pajak yang Masih Harus Dibayar.
Akun Pajak penghasilan final dibayar di muka harus
disajikan terpisah dari pajak penghasilan final yang masih harus dibayar.
Akuntansi untuk hal khusus
Jumlah tambahan pokok dan denda pajak yang ditetapkan dengan Surat Ketetapan Pajak (SKP) harus dibebankan sebagai pendapatan atau beban lain-lain pada Laporan Laba Rugi periode berjalan,
Kecuali apabila diajukan keberatan dan atau banding
jumlah tambahan pokok pajak dan denda yang ditetapkan jumlah tambahan pokok pajak dan denda yang ditetapkan dengan SKP ditangguhkan pembebanannya.
Apabila terdapat kesalahan mendasar maka perlakuan akuntansinya mengacu pada PSAK 25 tentang Laba atau Rugi Bersih untuk Periode Berjalan, Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi.
Pengungkapan - 1
unsur-unsur utama beban (penghasilan) pajak;
jumlah pajak kini dan pajak tangguhan yang berasal dari
transaksi-transaksi yang langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas;
beban (penghasilan) pajak yang berasal dari pos-pos luar biasa yang diakui pada periode berjalan;
biasa yang diakui pada periode berjalan;
penjelasan mengenai hubungan antara beban (penghasilan) pajak dan laba akuntansi dalam salah satu atau kedua bentuk berikut ini:
rekonsiliasi antara beban (penghasilan) pajak dengan hasil perkalian laba akuntansi dan tarif pajak yang berlaku, dengan mengungkapkan dasar penghitungan tarif pajak yang berlaku; atau
rekonsiliasi antara tarif pajak efektif rata-rata (average effective tax rate) dan tarif pajak yang berlaku, dengan mengungkapkan dasar penghitungan tarif pajak yang berlaku.
Pengungkapan - 2
penjelasan mengenai perubahan tarif pajak yang berlaku dan perbandingan dengan tarif pajak yang berlaku pada periode akuntansi sebelumnya;
jumlah (dan batas waktu penggunaan, jika ada) perbedaan temporer yang boleh dikurangkan dan sisa rugi yang dapat dikompensasi ke periode berikut, yang tidak diakui sebagai dikompensasi ke periode berikut, yang tidak diakui sebagai aktiva pajak tangguhan pada neraca;
untuk setiap kelompok perbedaan temporer dan untuk setiap kelompok rugi yang dapat dikompensasi ke tahun berikut:
jumlah aktiva dan kewajiban pajak tangguhan yang diakui pada neraca untuk setiap periode penyajian;
jumlah beban (penghasilan) pajak tangguhan yang diakui pada laporan
Pengungkapan - 3
untuk operasi yang tidak dilanjutkan, beban pajak yang berasal dari:
keuntungan atau kerugian atas penghentian operasi; dan
laba atau rugi dari aktivitas normal operasi yang tidak
dilanjutkan untuk periode pelaporan, bersama dengan jumlah periode akuntansi sebelumnya yang disajikan pada laporan periode akuntansi sebelumnya yang disajikan pada laporan keuangan.
Perusahaan harus mengungkapkan jumlah aktiva pajak
tangguhan dan sifat bukti yang mendukung pengakuannya, jika:
penggunaan aktiva pajak tangguhan tergantung pada apakah laba fiskal yang dapat dihasilkan pada periode mendatang
melebihi laba dari realisasi perbedaan temporer kena pajak yang telah ada; dan
perusahaan telah menderita kerugian pada periode berjalan atau