• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAGIAN I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAGIAN I PENDAHULUAN"

Copied!
120
0
0

Teks penuh

(1)

A. Latar Belakang

Berdasarkan Petunjuk Teknis Operasional PNPM MP bahwa sistem pengendalian PNPM MP dilakukan melalui kegiatan pemantauan, pengawasan, evaluasi dan pelaporan terhadap seluruh proses dan tahapan kegiatan.

Pengertian dari Sistem Pengendalian Internal disini adalah rencana, metoda, prosedur dan kebijakan yang didesain oleh manajemen program untuk memberi jaminan yang memadai atas tercapainya efisiensi dan efektivitas pelaksanaan program, baik terkait dengan kehandalan pengelolaan dan pelaporan keuangan maupun ketaatan/kepatuhan terhadap aturan/kebijakan.

Tujuan Sistem Pengendalian Internal:

1. Menjaga setiap proses PNPM MP selalu sesuai dengan aturan, prinsip dan kebijakan PNPM MP.

2. Menjaga bahwa hasil-hasil selama tahap perencanaan diperoleh melalui proses dan mekanisme yang benar.

3. Mengendalikan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan.

4. Mengendalikan pemanfaatan dana PNPM MP agar sesuai dengan yang direncanakan dan dikelola secara transparan.

5. Menjaga kualitas dari setiap kegiatan yang dilaksanakan agar memuaskan dan memenuhi kriteria yang telah ditetapkan.

6. Mengendalikan agar setiap pelaku PNPM MP dapat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya secara baik sesuai dengan fungsinya masing-masing.

(2)

1. Semua pihak terkait melakukan pemantauan secara obyektif dan mampu memberikan umpan balik terhadap setiap proses dan kegiatan yang dilaksanakan.

2. Pelaku PNPM MP di semua tingkatan menjalankan mekanisme pelaporan baik formal maupun informal dengan disiplin, akurat dan efektif termasuk jika ditemui kendala dan masalah.

3. Dilakukannya pemeriksaan yang detail dan akurat sesuai dengan mekanisme yang ditetapkan terhadap setiap proses dan tahapan kegiatan yang dilaksanakan.

4. Pengawasan yang ketat dan tegas terhadap proses dan kegiatan pada setiap tahapan yang dilaksanakan.

5. Setiap saat dilakukan evaluasi untuk meningkatkan kineja serta menegakkan aturan dengan pemberian sanksi.

B. Pengertian Audit Internal

Salah satu yang merupakan bagian dari kegiatan pengendalian adalah dengan adanya audit internal. Audit Internal mempunyai pengertian sebagai suatu fungsi penilaian yang independen, yang didirikan dalam sebuah organisasi untuk menguji dan mengevaluasi kegiatan organisasi tersebut sebagai sebuah pelayanan terhadap organisasi tersebut.

C. Jenis-jenis Audit Internal

Jenis-jenis audit yang dilakukan oleh Audit Internal adalah:

1. Audit Keuangan adalah melakukan penilaian tentang pengelolaan keuangan

dana yang dikelola.

2. Audit Non-Keuangan yang terdiri dari:

a. Audit Kepatuhan adalah audit internal untuk menentukan apakah aktivitas dan/atau unit kerja (entitas) telah mematuhi peraturan, kebijakan, dan prosedur yang dibuat oleh program.

(3)

(kekayaan) secara ekonomis, efektif dan efisien dalam memenuhi misi dan tujuan program. Pengelolaan sumber daya yang dimaksud meliputi prosedur, proses, dan kinerja personil yang melaksanakan fungsi pengelolaan tersebut.

c. Audit Pengadaan Barang dan Jasa adalah audit pengadaan adalah salah satu fungsi dari Satuan Audit Internal yang bertugas terhadap pengawasan (monitoring) terhadap pelaksanaan pengadaan barang dan/atau jasa oleh masyarakat dalam PNPM Mandiri Perdesaan.

3. Audit Tujuan Khusus yang terdiri dari :

a. Follow up Hasil Audit dan Hasil Supervisi adalah audit internal yang dilaksanakan sebagai tindak lanjut dari hasil audit atau hasil supervisi yang telah dilakukan sebelumnya. Audit ini dilakukan baik berdasarkan permintaan dari audit maupun berdasarkan perintah dari Satker PMD, Team Leader atau lainnya.

b. Audit Investigasi adalah audit internal yang dilaksanakan jika terdapat indikasi adanya penggelapan, penyimpangan, dan/atau penyalahgunaan wewenang dalam suatu unit kerja yang menyebabkan timbulnya kerugian pada program. Audit ini juga dilaksanakan apabila terdapat indikasi adanya tindak pidana atau perdata dalam unit kerja.

D. Waktu Pelaksanaan Audit Internal dibedakan :

1. Audit Berkala/Reguler adalah audit yang dilakukan secara terencana dan

berkala pada masing-masing provinsi dan kabupaten.

2. Audit Insidentil adalah audit yang dilakukan tidak secara terencana sesuai

(4)

Internal sesuai dengan fungsi pengendalian secara menyeluruh terhadap pengelolaan program PNPM MP yaitu :

1. Audit Internal – Dukungan Program.

Adalah pelaksanaan audit internal yang bertujuan melakukan penilaian dukungan manajemen implementasi yang mengacu pada aturan kebijakan yang telah ditentukan oleh Departemen Dalam Negeri ( Ditjen PMD). Pelaksanaan audit internal terhadap dukungan program diatur dalam SOP yang mendasari pelaksanaan Audit Internal – Dukungan Program. Dukungan program mempunyai sifat lintas aturan dan lintas pelaku untuk mendukung program dengan aturan pelaksanaan Kebijakan Dekonsentrasi, TOR RMC dan Petunjuk Pelaksanaan Tugas Pembantuan. SOP Audit Internal –

Dukungan Program merupakan aturan yang terpisah dari Panduan Audit Internal – Pelaksanaan Program.

2. Audit Internal – Pelaksannaan Program.

Dalam pelaksanaan program di lapangan mengacu pada kebijakan dalam Petunjuk Teknis Operasional sehingga pelaksanaan audit internal untuk Pelaksanaan Program diperlukan adanya sebuah panduan yang harus dilakukan oleh jalur fungsional secara berjenjang. Panduan ini dibuat dengan mengacu pada ketentuan-ketentuan yang ada dalam Petunjuk Teknis Operasional dan ketentuan-ketentuan lainnya yang mengatur pengelolaan PNPM MP serta berisi prosedur-prosedur yang bersifat dasar sehingga tidak membatasi inisiatif dan kreatifitas dari pengguna panduan ini sehingga dapat diperkaya baik parameter maupun langkah kerja untuk mencapai masing-masing tujuan dalam panduan ini. Panduan pelaksanaan audit ini meliputi :

i. Panduan Pelaksanaan Audit Proses Perencanaan

Panduan pelaksanaan audit proses perencanaan kegiatan PNPM MP meliputi penilaian terhadap proses perencanaan, dari mulai tahapan MAD Sosialisasi sampai dengan MAD Penetapan Usulan serta pembuatan SPC.

(5)

meliputi penilaian terhadap proses pelaksanaan kegiatan pendidikan masyarakat, penilaian terhadap proses pelaksanaan kegiatan kesehatan, penilaian terhadap proses pelaksanaan kegiatan peningkatan kapasitas, penilaian terhadap proses pelaksanaan kegiatan SPP, serta penilaian terhadap proses pelaksanaan kegiatan sarana prasarana.

iii. Panduan Pelaksanaan Audit Keuangan Dana Bantuan Langsung

Masyarakat

Panduan pelaksanaan audit keuangan BLM meliputi penilaian terhadap kewajaran transaksi, ketaatan aturan, perencanaan keuangan, kualitas administrasi, kualitas pelaporan, dan pengelolaan dokumen keuangan dana BLM yang terdiri dari BLM Dana Kegiatan, DOK Perencanaan dan DOK Pelatihan Masyarakat.

iv. Panduan Pelaksanaan Audit Pengeloloaan Dana Bergulir

Panduan pelaksanaan audit pengelolaan Dana Bergulir PNPM MP meliputi penilaian ketaatan aturan, kewajaran transaksi, kualitas administrasi, kualitas pelaporan, kualitas fasilitasi, pengelolaan dokumen keuangan dana bergulir PNPM MP yang terdiri dari dana bergulir SPP dan UEP.

v. Panduan Pelaksanaan Audit Proses Pengadaan Barang dan Jasa Panduan pelaksanaan audit proses pengadaan barang dan jasa oleh masyarakat dalam proses pelaksanaan kegiatan PNPM MP meliputi penilaian terhadap ketaatan aturan, kualitas proses pengadaan, kualitas supplier, kualitas dan kuantitas barang dan jasa, administrasi, pelaporan, dan kualitas pengelolaan dokumen.

vi. Panduan Pelaksanaan Audit Proses Pemeliharaan, Pemanfaatan dan

Pelestarian.

Panduan pelaksanaan audit proses pemeliharaan dan pelestarian meliputi pemeriksaan terhadap fungsi dan manfaat kegiatan yang dihasilkan, kelembagaan tim pengelola, aturan kelembagaan pengelola, kegiatan

(6)

F. Hasil Audit Internal

Hasil audit internal bertujuan untuk :

1. Memberikan penilaian dan rekomendasi terhadap proses pelaksanaan pengendalian internal di setiap tingkatan konsultan sesuai dengan Sistem Pengendalian Internal dalam PNPM MP (desentralisasi dan berjenjang).

2. Memberikan penilaian dan rekomendasi terhadap kualitas pelaksanaan dari setiap tahapan kegiatan PNPM MP serta pelaksanaan prinsip-prinsip.

3. Memberikan penilaian terhadap tertib administrasi dan laporan keuangan UPK, pengelolaan keuangan dan dana bergulir, serta mengetahui lebih awal adanya indikasi penyalahgunaan dana.

4. Setelah dilakukan review secara periodik terhadap hasil pemeriksaan dan penilaian (audit) yang dilakukan oleh setiap tingkatan konsultan (KM Nasional sampai dengan fasilitator kabupaten) diharapkan tersusun rekomendasi yang dapat menjadi bahan masuk untuk perbaikan program selanjutnya.

(7)

A.Prosedur Pelaksanaan Audit Internal

Pelaksanaan audit internal dalam PNPM MP dilakukan secara desentralisasi dan berjenjang oleh setiap level/tingkatan manajemen dari mulai pusat, provinsi sampai ke tingkat kabupaten dengan tujuan untuk efektifitas pelaksanaan audit internal. Selain itu, Audit Internal juga dilaksanakan secara terstruktur dengan mengikuti fungsi dan peran dari masing-masing tingkatan konsultan/fasilitator yang ada dalam struktur audit internal dengan mekanisme kerja/prosedur pelaksanaan Audit Internal yang dilakukan dari tingkat nasional (pusat) sampai dengan kabupaten diatur dalam uraian di bawah ini:

1. Pelaksanaan Audit Internal oleh Spesialis Internal Audit (NMC)

Audit internal terhadap pengelolaan Dekonsentrasi dalam Pembinaan & Pengendalian Fasilitator, Tugas Pembantuan untuk BLM dan kualitas pengendalian internal konsultan dan fasilitator dilakukan oleh Spesialis Audit Internal yang ada di National Management Consultant dengan ketentuan sebagai berikut :

i. Cakupan Wilayah adalah seluruh provinsi lokasi PNPM Mandiri Perdesaan dengan target :

(1) Minimal 2 (dua) kali dalam satu tahun per provinsi untuk Audit Dukungan Program.

(2) 20 % kabupaten sebagai lokasi Tugas Pembantuan.

(3) 5 % sampling lokasi Kecamatan

ii. Khusus untuk melakukan Audit terhadap Implementasi/Pelaksanaan Program yang dilakukan secara sampling lokasi, dengan tahapan sebagai berikut :

(8)

kabupaten.

(2) Melakukan wawancara dengan Spesialis FMS dan fasilitator kabupaten berkaitan dengan sistem pengawasan dan pengendalian internal .

(3) Melakukan spot check terhadap kabupaten/kecamatan yang sudah diperiksa dan dilakukan penilaian oleh Spesialis FMS dan fasilitator kabupaten.

iii. Cara penentuan sampel lokasi, selain kecamatan yang sudah diaudit baik oleh FMS maupun oleh Fasilitator Kabupaten, juga dapat ditentukan dengan mempertimbangkan besar kecilnya tingkat resiko, lokasi yang jarang dijadikan sampel audit/jarang disupervisi, lokasi yang tingkat penyerapan dananya sudah besar, lokasi yang tidak pernah ada laporan masalah, lokasi yang dianggap paling baik, dll.

2. Pelaksanaan Audit Internal oleh FMS/Korprov (RMC)

Pelaksanaan audit internal Pelaksanaan Program dan pengendalian terhadap pelaksanaan audit internal oleh fasilitator kabupaten dilakukan oleh Spesialis provinsi (khususnya FMS) dan Korprov dengan ketentuan sebagai berikut :

i. Cakupan wilayah adalah seluruh kabupaten dalam wilayah provinsi dengan target sebagai berikut :

(1) Tabel target dalam satu tahun anggaran sebagai berikut : JUMLAH KECAMATAN DALAM PROVINSI TARGET KECAMATAN UNTUK AUDIT INTERNAL Sampai dengan 50 kecamatan Minimal 50 % lokasi kecamatan

(9)

Diatas 100 s/d 200 kecamatan

Minimal 30 % lokasi kecamatan Diatas 200 kecamatan Minimal 20 % lokasi

kecamatan

(2) Target khusus lokasi untuk provinsi : Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat adalah 75 % mengacu tabel tersebut di atas. ii. Lokasi sasaran audit provinsi dilakukan secara berimbang 50 %

merupakan lokasi spot check terhadap pelaksanaan audit internal oleh Fasilitator Kabupaten dan 50 % merupakan audit yang dilakukan oleh FMS sendiri.

iii. Lokasi yang menjadi sampel baik kecamatan maupun desa dapat ditentukan dengan mempertimbangkan besar kecilnya tingkat resiko, lokasi yang jarang dijadikan sampel audit/jarang disupervisi, lokasi yang tingkat penyerapan dananya sudah besar, lokasi yang tidak pernah ada laporan masalah, lokasi yang dianggap paling baik, dll. iv. Tahapan pelaksanaan :

a. Penilaian dilakukan pada saat suatu tahapan telah selesai dilaksanakan (bertahap) atau pada akhir pelaksanaan PNPM MP dengan memeriksa dokumen, klarifikasi langsung kepada pelaku serta validasi langsung ke lapangan (misalnya untuk kegiatan sarana prasarana).

b. Melakukan wawancara dengan fasilitator kabupaten berkaitan dengan sistem pengawasan dan pengendalian internal yang telah mereka lakukan serta memeriksa laporan hasil audit.

(10)

penilaian oleh fasilitator kabupaten, proses audit merupakan penilaian terhadap kualitas pelaksanaan audit internal dengan objek proses pelaksanaan kegiatan program (implementasi program) sekaligus penilaian tindak lanjut temuan internal audit, atau mendapatkan hasil temuan baru. Proses audit dapat dilakukan secara bertahap setiap bulan dengan fokus audit sesuai dengan kebutuhan.

3. Pelaksanaan Audit Internal oleh Fasilitator Kabupaten

i. Audit Internal yang dilakukan oleh fasilitator di tingkat kabupaten (Fasilitator Kabupaten - Pemberdayaan, Fasilitator Kabupaten – Teknik dan Fasilitator Kabupaten Keuangan, selanjutnya disebut fasilitator kabupaten), merupakan audit internal terhadap proses

pelaksanaan kegiatan PNPM MP dari mulai tahap perencanaan sampai pemeliharaannya termasuk pengelolaan dananya, proses pengadaan barang dan jasa serta pengelolaan dana bergulir. Dalam pelaksanaan auditnya sendiri, fasilitator yang ada di kabupaten dapat membagi tugas dan fokus audit berdasarkan bidang kompetensinya. Adapun mekanismenya ditentukan sebagai berikut :

(1) Objek pelaksanaan audit adalah seluruh kecamatan yang ada di wilayah kabupaten dengan penilaian dapat dilakukan secara sampling terhadap beberapa desa atau seluruh desa di setiap kecamatan (tergantung jumlah desa) dengan cakupan pendanaan mencapai minimal 60 % BLM. Penentuan sampel desa dapat

(11)

(2) Penilaian dilakukan pada saat suatu tahapan telah selesai dilaksanakan (bertahap) atau pada akhir pelaksanaan PNPM MP dengan memeriksa dokumen, klarifikasi langsung kepada pelaku serta validasi langsung ke lapangan (misalnya untuk kegiatan sarana prasarana).

(3) Sebelum melakukan audit, fasilitator kabupaten melakukan evaluasi seluruh pelaporan yang dilaporkan oleh fasilitator kecamatan kemudian melakukan wawancara dengan fasilitator kecamatan dan UPK berkaitan dengan sistem pengawasan dan pengendalian internal (keuangan maupun kegiatan) yang telah mereka lakukan, seperti review internal terhadap pengelolaan kas dan rekening baik yang ada di UPK maupun TPK.

ii. Melakukan audit internal dengan seluruh fokus audit secara bertahap

setiap bulan dengan faktor-faktor penilaian disesuaikan dengan perkembangan pelaksanaan, kebutuhan dan kondisi pelaksanaan tahapan di lapangan.

(1) Seluruh Fokus Audit minimal dilakukan satu kali pelaksanaan audit internal dalam Perlaksanaan Tahun Anggaran tertentu.

(2) Khusus untuk pelaksanaan Audit Dana BLM dan Audit Dana Bergulir dilakukan secara reguler per triwulan dengan memberikan scoring yang sesuai dengan ketentuan penilaian dalam setiap indikator. Supervisi tindak lanjut temuan terhadap Audit Dana BLM dan Audit Dana Bergulir dilakukan dengan pemeriksaan dana perlu dilakukan secara rutin dan kontinyu minimal sebulan sekali oleh fasilitator kabupaten.

(3) Tindak lanjut terhadap temuan Audit Internal dengan Fokus Audit Dana BLM dan Dana Bergulir pada tingkat kecamatan dan desa melalui implementasi pengendalian internal dalam pengelolaan dana/keuangan dilakukan oleh fasilitator kecamatan dengan

(12)

bank, buku rekening, buku inventaris, bukti-bukti transaksi, administrasi TPK, administrasi kelompok, dll). Pengawasan dan pemeriksaan ini wajib dilakukan terhadap UPK minimal 2 minggu sekali, serta seluruh TPK dan kelompok peminjam yang mengelola dana program maupun dana bergulir secara bertahap namun terus-menerus.

B.Hasil Temuan Audit

1. Temuan Audit

Temuan audit adalah masalah-masalah penting (material dan substantial) yang ditemukan selama pelaksanaan audit berlangsung dan masalah tersebut pantas untuk dikemukakan dan dikomunikasikan dengan pelaku obyek yang diaudit karena mempunyai dampak terhadap perbaikan kinerja. Setiap perlaksanaan audit harus dibuat laporan yang mengacu pada Panduan Laporan Hasil Audit. Laporan mencakup pada jumlah temuan, lokasi , dan rekomendasi yang dilakukan secara berjenjang.

2. Laporan Hasil Audit

Setiap proses pelaksanaan Audit Internal dilaporkan dalam Laporan Hasil Audit yang mengacu pada ketentuan Lembar Kerja, Pelaporan dan Tindak

Lanjut Audit Internal Pelaksanaan Program.

3. Pengembangan Hasil Temuan Audit Internal

Pengembangan terhadap hasil temuan audit internal dapat dilakukan, terutama bila temuan tersebut menyangkut adanya indikasi permasalahan misalnya penyalahgunaan dana yang belum dapat diketahui secara pasti jumlah dan pelaku-pelakunya. Kegiatan audit lanjutan terhadap temuan tersebut bisa dilakukan oleh tim audit internal NMC, spesialis provinsi atau fasilitator kabupaten.

(13)

Konsultan Provinsi dan Fasilitator Kabupaten melakukan monitoring terhadap tindak lanjut hasil audit internal dan rekomendasinya yang dilakukan secara berjenjang. Yang dimaksud dengan tindak lanjut hasil audit adalah langkah-langkah yang harus diambil baik oleh auditor maupun pihak yang diaudit berdasarkan laporan audit. Hal yang harus dilakukan auditor adalah mengidentifikasi dan mendokumentasikan kemajuan pihak yang diaudit dalam menyelesaikan/melaksanakan rekomendasi audit. Sedangkan pihak yang diaudit harus melaksanakan/menyelesaikan hal-hal yang direkomendasikan dalam laporan audit.

Monitoring terhadap hasil audit spesialis provinsi dilakukan oleh Korprov atau spesialis yang mendapatkan rekomendasi atau mendapatkan tugas untuk melakukan tindak lanjut. Selain itu, monitoring juga dapat dilakukan oleh supervisor dari konsultan/fasilitator yang mendapatkan rekomendasi untuk melakukan tindak lanjut hasil audit.

Jika temuan audit berdampak negatif terhadap program dan berpotensi merugikan masyarakat maka monitoring dilakukan oleh Spesialis Penanganan Masalah baik di tingkat provinsi maupun nasional/pusat melalui laporan penanganan masalah. Oleh karena itu, masalah-masalah yang merupakan hasil temuan audit internal harus dilaporkan juga dalam laporan penanganan masalah, mulai dari laporan fasilitator kabupaten hingga ke NMC.

5. Evaluasi Proses Audit dan Hasil Tindak Lanjut

Setiap akhir tahun anggaran, dilakukan evaluasi terhadap hasil tindak lanjut dari temuan audit termasuk proses audit. Evaluasi terhadap hasil tindak lanjut dapat digunakan sebagai masukan terhadap perbaikan kebijakan atau program PNPM MP selanjutnya. Sedangkan evaluasi terhadap proses audit internal sangat bermanfaat untuk pengembangan sistem audit internal itu sendiri.

(14)

bentuk Laporan Unit Bidang Audit Internal dilampiri dengan rekomendasi. Pelaporan dilakukan secara berjenjang sebagai berikut :

1. Laporan Audit Kabupaten

Dokumen hasil pelaksanaan audit internal (dalam bentuk lembar langkah kerja) yang dilakukan oleh fasilitator kabupaten merupakan laporan hasil audit terhadap beberapa indikator/parameter audit pada kecamatan-kecamatan yang dikunjungi setiap aktifitas audit. Berkas dan dokumen laporan tersebut tetap menjadi dokumentasi fasilitator kabupaten (dalam kebutuhan khusus Korprov dan NMC dapat meminta dokumen laporan tersebut) dan akan selalu diperiksa pada saat konsultan provinsi atau NMC melakukan supervisi, monitoring dan audit ke lapangan. Setiap kabupaten diwajibkan untuk mengirimkan Laporan Hasil Audit secara periodik setiap bulan dengan melakukan review dan membuat kesimpulan tentang hasil audit terhadap pelaksanaan proses PNPM MP dan pengelolaan keuangan di kabupatennya dan dikirim dikirim ke Korprov untuk direview oleh Spesialis FMS. Selanjutnya laporan kabupaten ini akan dikompilasi per provinsi untuk dikirim ke NMC.

2. Laporan Audit Provinsi.

Laporan Audit oleh Spesialis FMS dan konsultan provinsi merupakan laporan hasil audit internal dan pengendalian internal implementasi audit internal yang dilakukan oleh fasilitator kabupaten dan kecamatan serta laporan mengenai kasus-kasus yang menjadi temuannya. Laporan ini tetap menjadi dokumentasi di Spesialis FMS dan akan digabungkan dengan hasil audit fasilitator kabupaten untuk kemudian direview hingga menjadi Laporan Hasil Internal Audit Provinsi yang disampaikan kepada NMC dalam bentuk pelaporan sebagai berikut :

a) Laporan Konsolidasi Kabupaten pada masing-masing provinsi adalah laporan yang bersifat konsolidasi dari kabupaten-kabupaten dibawah

(15)

kualitas implementasi program.

b) Laporan Hasil Audit Provinsi adalah laporan realisasi Audit Internal yang dilakukan oleh Tim Provinsi yang mrencakup spot check dan realisasi Audit Internal

3. Laporan Audit NMC

Laporan Audit NMC merupakan laporan hasil pelaksanaan Unit Audit Internal dan laporan konsolidasi nasional . Laporan terdiri dari :

a) Laporan Konsolidasi Nasional adalah laporan yang bersifat konsolidasi laporan dari provinsi terhadap pelaksanaan audit internal yang terdiri dari Laporan Konsolidasi Kabupaten dan Laporan Konsolidasi Hasil Audit Provinsi

b) Laporan Unit Internal Audit adalah laporan Unit terdiri dari

konsolidasi laporan audit internal semua spesialis Audit Internal yang dapat memberikan gambaran tentang pelaksanaan audit internal yang terdiri dari : Laporan Audit Dukungan Program, Laporan Sampling Pelaksanaan Audit Internal dan Laporan Audit tujuan Khusus.

(16)

A. Tujuan Umum Audit Proses Perencanaan

Secara umum tujuan atas audit proses perencanaan kegiatan PNPM MP adalah untuk memberikan penilaian dan rekomendasi terhadap kualitas perencanaan dari mulai MAD Sosialisasi sampai dengan MAD Penetapan Usulan serta penerapan prinsip-prinsip PNPM MP dalam setiap tahapan proses perencanaan.

B. Ruang Lingkup Audit

Audit meliputi pemeriksaan dan penilaian terhadap hal-hal yang dianggap perlu yang berkaitan dengan pelaksanaan setiap tahapan perencanaan dan implementasi dari prinsip-prinsip PNPM MP, yang mencakup :

1. Penilaian mengenai ketaatan terhadap prinsip dan prosedur PNPM MP yang tercantum dalam Petunjuk Teknis Operasional PNPM MP

2. Penilaian terhadap pencapaian tujuan dan kualitas pelaksanaan dari setiap tahapan perencanaan.

3. Penilaian terhadap administrasi kegiatan (non keuangan). C. Tujuan Khusus Audit

1. Untuk meyakinkan bahwa proses seluruh tahapan dalam proses perencanaan telah dilakukan dengan baik dan matang, serta memenuhi prinsip-prinsip PNPM MP.

2. Untuk meyakinkan bahwa seluruh tahapan dalam proses perencanaan telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dalam Petunjuk Teknis Operasional (PTO) PNPM MP serta penegasan-penegasan teknis yang ada, baik dari sisi peserta, metode/media/materi yang digunakan, output dan dokumen yang dihasilkan, serta kualitas forum dan partisipasi peserta musyawarah.

(17)

Parameter dalam melakukan audit sebagai berikut :

a) Kegiatan MAD sosialisasi dihadiri oleh 6 orang wakil dari setiap desa: Kepala Desa, 2 orang wakil dari BPD/nama lain (jika sudah ada), 3 orang tokoh masyarakat (sekurang-kurangnya 3 dari 6 wakil tersebut adalah perempuan) serta anggota masyarakat lainnya yang berminat untuk hadir, seperti: Tim Koordinasi Kabupaten, Camat, wakil instansi sektoral kecamatan, PjOK, UPK dan Fasilitator Kecamatan.

b) Kegiatan pertemuan antar desa di kecamatan telah dilaksanakan dengan hasil yang diharapkan adalah:

1) Tersosialisasikannya tujuan, prinsip, kebijakan, pendanaan, organisasi, proses dan prosedur PNPM MP,

2) Tersosialisasikannya cara pengambilan keputusan di tingkat desa atau antar desa,

3) Tersosialisasikannya cara pemetaan RTM dan kegunaannya,

4) Tersosialisasikannya konsep BKAD, cara penanganan masalah, pemantauan dan evaluasi, serta pola penyampaian informasi,

5) Tersosialisasikannya perencanaan partisipatif di desa dengan pola MMDD,

6) Disepakatinya mekanisme MAD serta terpilihnya ketua rapat, pokok-pokok kesepakatan dalam penyelenggaraan musyawarah dan penetapan anggota tim perumus,

7) Disepakatinya jadwal MD sosialisasi dan waktu penyusunan detai desain dan RAB usulan kegiatan di setiap desa,

8) Tersosialisasikannya rencana pembentukan UPK dan BPUPK serta tugas dan kewenangan masing-masing,

9) Tersosialisasikannya hasil evaluasi terhadap pelaksanaan PNPM MP tahun sebelumnya,

10) Tersusunnya Rencana Penggunaan DOK Perencanaan dan DOK Pelatihan Masyarakat.

(18)

Masyarakat.

d) Kualitas forum baik, hampir semua peserta berpartisipasi, tidak ada peserta yang mendominasi, serta pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peserta sesuai dengan masalah yang dibahas.

e) Waktu pelaksanaan efisien sesuai dengan kebutuhan untuk mewujudkan musyawarah yang efektif (tujuan musyawarah tercapai).

2. Penilaian/Audit atas Proses Musyawarah Desa (Musdes) Sosialisasi

Parameter dalam melakukan audit sebagai berikut :

a) Kegiatan Musdes sosialisasi dihadiri oleh Kepala Desa dan aparat desa, anggota BPD atau sebutan lainnya, LPM, wakil RTM desa, wakil perempuan, LSM/ormas, tokoh masyarakat, tokoh agama serta sebanyak mungkin anggota masyarakat desa lainnya termasuk anggota masyarakat yang paling miskin dan perempuan.

b) Kegiatan musyawarah desa sosialisasi telah dilaksanakan dengan hasil yang diharapkan adalah:

1) Tersosialisasikannya informasi PNPM MP yang meliputi tujuan, prinsip, kebijakan, pendanaan, organisasi, proses dan prosedur PNPM MP serta keputusan-keputusan yang dihasilkan dalam MAD Sosialisasi, 2) Adanya pernyataan kesanggupan atau kesediaan desa untuk

mematuhi dan melaksanakan ketentuan PNPM MP 3) Terpilihnya Ketua, Sekretaris dan Bendahara TPK,

4) Ditetapkannya BPD sebagai lembaga pengawas PNPM MP di tingkat desa,

5) Dibentuknya tim pemantau dari unsur masyarakat, 6) Dipilih dan ditetapkannya kader desa dan kader teknik 7) Disepakati dan ditetapkannya jadwal Musdes Perencanaan,

8) Disepakatinya pembuatan dan lokasi pemasangan papan informasi serta media informasi lainnya.

(19)

MP.

d) Kualitas forum baik, hampir semua peserta berpartisipasi, tidak ada peserta yang mendominasi, serta pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peserta sesuai dengan masalah yang dibahas.

e) Waktu pelaksanaan efisien sesuai dengan kebutuhan untuk mewujudkan musyawarah yang efektif (tujuan musyawarah tercapai).

3. Penilaian/Audit atas Pelatihan Pelaku Tingkat Desa (KPMD dan TPK)

Parameter dalam melakukan audit sebagai berikut :

a) Kegiatan pelatihan diikuti oleh peserta yang terdiri dari kader desa (KPMD), kader teknik dan TPK yang telah terpilih dalam musyawarah desa sosialisasi.

b) Kegiatan pelatihan pelaku tingkat desa yang dilaksanakan telah berjalan dengan efektif sehingga peserta :

1) Memahami tentang latar belakang, tujuan, prinsip, kebijakan dan tahapan atau mekanisme PNPM MP,

2) Memahami peran dan tugasnya,

3) Terampil dalam melakukan tehnik-tehnik fasilitasi pertemuan masyarakat termasuk perencanaan desa secara partisipatif,

4) Terampil memberikan pendampingan dan pembimbingan kepada masyarakat,

5) Memahami administrasi dan pelaporan yang diperlukan serta memapu menyusun rencana kerja untuk melakukan peran dan tugasnya,

6) Memahami langkah-langkah fasilitasi dalam rangka MMDD,

7) Memahami instrumen pemetaan RTM basis dusun secara partisipatif, diagram Venn kelembagaan masyarakat, pola penyampaian informasi, pola penanganan masalah serta pola pemantauan dan evaluasi.

c) Metode, materi, media serta alat bantu yang digunakan sudah tepat serta sesuai dengan hasil yang diharapkan dari pelatihan pelaku tingkat desa.

(20)

4. Penilaian/Audit atas Penggalian Gagasan

Parameter :

a) Pertemuan dihadiri oleh warga masyarakat (laki-laki, perempuan, atau campuran) yang tergabung dalam:

1) Ikatan kemasyarakatan yang berlatar belakang wilayah seperti; RT/RW/RK/Dusun/Kampung atau yang lainnya;

2) Kelompok–kelompok informal di masyarakat seperti; kelompok arisan, kelompok usaha bersama, kelompok keagamaan;

3) Pengelompokan masyarakat lainnya sesuai kondisi setempat.

b) Pertemuan penggalian gagasan harus merupakan rangkaian kegiatan sbb:

1) diawali dengan penentuan klasifikasi kesejahteraan (mengelompokkan penduduk desa dalam kategori tingkatan ekonomi menurut kriteria/istilah setempat, misalnya kaya, menengah, miskin), pemetaan sosial (membuat peta sosial dusun), pemetaan kelembagaan yang ada di dusun/desa (diagram Venn kelembagaan), serta pemetaan RTM partisipatif,

2) musyawarah penggalian gagasan, dengan hasil: dipahaminya hal-hal pokok tentang PNPM MP; adanya gagasan-gagasan kegiatan maupun visi ke depan masyarakat untuk mengatasi permasalahan dan penyebab kemiskinan berdasarkan potensi dan sumber daya lokal yang dimiliki

c) Kualitas forum baik, hampir semua peserta berpartisipasi, tidak ada peserta yang mendominasi, serta pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peserta sesuai dengan masalah yang dibahas.

(21)

RTM, daftar nama KK RTM); diagram Venn hasil pemetaan kelembagaan. e) Peta sosial yang dibuat telah digunakan sebagai alat bantu dalam

menggali gagasan masyarakat dalam menentukan kegiatan-kegiatan apa saja yang dapat memenuhi kebutuhan dan berguna bagi mayoritas keluarga miskin.

f) Waktu pelaksanaan efisien sesuai dengan kebutuhan untuk mewujudkan musyawarah yang efektif (tujuan pertemuan tercapai).

5. Penilaian/Audit atas Musyawarah Desa Khusus Perempuan

Parameter :

a) Kegiatan Musdes Khusus Perempuan dihadiri oleh kaum perempuan dengan tingkat partisipasi baik secara kuantitas maupun kualitas cukup tinggi.

b) Kegiatan musyawarah desa khusus perempuan telah dilaksanakan dengan hasilnya adalah gagasan-gagasan, kegiatan dan visi ke depan dari kelompok perempuan di desa dalam mengatasi penyebab kemiskinan, ditetapkannya usulan kegiatan SPP jika ada gagasan tentang kegiatan tersebut, ditetapkan usulan lain di luar SPP yang merupakan aspirasi perempuan serta terpilihnya calon-calon wakil perempuan yang akan hadir dalam MAD perencanaan.

c) Metode yang digunakan dalam MKP adalah analisis penyebab kemiskinan yang bertujuan untuk mengajak perempuan mencari permasalahan penyebab kemiskinan yang seringkali dirasakan dalam kehidupan sehari-hari kemudian mencari akar masalahnya serta gagasan kegiatan apa saja yang dapat mengatasi masalah tersebut dari sudut pandang perempuan. d) Waktu pelaksanaan efisien sesuai dengan kebutuhan untuk mewujudkan

(22)

a) Kegiatan Musyawarah dihadiri oleh : Kepala Desa dan aparat desa, anggota Badan Perwakilan Desa, tokoh masyarakat di desa, sebanyak mungkin anggota masyarakat desa lainnya yang berminat untuk hadir. Fasilitator meliputi kader desa dan/ atau FK.

b) Kegiatan musyawarah desa perencanaan telah dilaksanakan dengan hasil sesuai yang diharapkan dalam PTO yaitu tersusunnya peta sosial desa dan prioritas kegiatan dari hasil penggalian gagasan, ditetapkannya satu usulan kegiatan sarana prasarana dasar atau kegiatan peningkatan kualitas hidup masyarakat (kesehatan dan pendidikan), disyahkannya usulan kegiatan hasil MKP yang terdiri dari usulan kegiatan sarana prasarana dasar atau kegiatan peningkatan kualitas hidup masyarakat (kesehatan dan pendidikan) serta usulan kegiatan SPP jika ada, ditetapkannya usulan-usulan kegiatan yang akan diajukan pendanaannya melalui sumber dana lain, terpilihnya TPU, terpilihnya minimal satu orang untuk calon Pengurus UPK serta calon pengamat serta wakil-wakil desa yang akan hadir dalam MAD prioritas usulan yang terdiri dari kepala desa, ketua TPK, 4 orang wakil masyarakat (minimal 3 perempuan dari 6).

c) Metode yang digunakan untuk menyusun skala prioritas adalah menggunakan alat prioritas gagasan yang hasilnya berupa table penilaian gagasan.

d) Kualitas forum baik, hampir semua peserta berpartisipasi, tidak ada peserta yang mendominasi, serta pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peserta sesuai dengan masalah yang dibahas.

e) Waktu pelaksanaan efisien sesuai dengan kebutuhan untuk mewujudkan musyawarah yang efektif (tujuan musyawarah tercapai).

(23)

a) Kegiatan penulisan usulan dilakukan oleh Tim Penulis Usulan yang telah dipilih dalam musdes perencanaan.

b) Tersajinya dokumen proposal usulan kegiatan desa yang telah disetujui dalam musya-warah desa perencanaan dan musyawarah desa khusus perempuan, termasuk data dan isian formulir pendukungnya.

8. Penilaian/Audit atas Verifikasi

Parameter :

a) Kegiatan verifikasi telah dilakukan dengan dibuktikan adanya laporan hasil verifikasi yang memuat hasil penilaian dan rekomendasinya.

b) Kegiatan verifikasi usulan dilakukan oleh Tim Verifikasi yang dibentuk di tingkat kecamatan dengan beranggotakan 5 – 10 orang yang memiliki keahlian sesuai usulan kegiatan.

c) Hasil verifikasi sesuai dengan kriteria penilaian usulan yaitu lebih bermanfaat bagi masyarakat, mendesak untuk dilaksanakan, bisa dikerjakan oleh masyarakat, tingkat keberhasilan dan keberlanjutan cukup tinggi serta didukung oleh sumber daya yang ada di masyarakat.

d) Indikator yang diverifikasi dalam kegiatan verifikasi untuk setiap jenis usulan kegiatan telah sesuai dengan indikator yang ditentukan dalam PTO.

1) Untuk memverifikasi usulan kegiatan pendidikan sudah memperhatikan: pendataan calon penerima sudah dilakukan oleh FD, Kadus dan Komite Sekolah, mengadakan dialog dengan pihak sekolah, memastikan bahwa bantuan pendidikan diusulkan bersifat multiyears.

2) Untuk verifikasi usulan kegiatan kesehatan sudah memperhatikan: kesesuaian antar bentuk kegiatan dengan permasalahan kesehatan yang dihadapi masyarakat, kelayakan paket rangkaian kegiatan yang

(24)

pengorganisasian dan pengelolaan kegiatan.

3) Untuk verifikasi usulan kegiatan SPP sudah memperhatikan: pengalaman kegiatan simpan pinjam, persyaratan kelompok, kondisi simpan pinjam (permodalan, kualitas pinjaman, administrasi dan pengelolaan, pendapatan, likuiditas, penilaian khusus rencana kegiatan, penilaian calon pemanfaat apakah sesuai dengan peta sosial golongan masyarakat miskin.

4) Untuk verifikasi usulan kegiatan sarana prasarana sudah memperhatikan: hasil survey dan pengukuran, jumlah manfaat dan golongan pemanfaat.

9. Penilaian/Audit atas Musyawarah Antar Desa (MAD) Prioritas Usulan

Parameter :

a) Kegiatan MAD dihadiri oleh Camat dan staf terkait, instansi dinas terkait tingkat kecamatan, Tim Pengamat, 6 orang wakil per desa: Kepala Desa, Ketua Tim Pelaksana, 4 orang wakil masyarakat (3 diantaranya perempuan), calon pengurus UPK, dan anggota masyarakat lainnya yang berminat untuk hadir.

b) Kegiatan MAD Prioritas Usulan telah menghasilkan susunan/daftar prioritas usulan sesuai skala prioritas kelayakan dan kebutuhan masyarakat, daftar pengurus UPK terpilih (Ketua, Sekretaris dan Bendahara), ada sanksi-sanksi yang akan diterapkan dalam pelaksanaan PNPM MP di kecamatan tersebut serta adanya jadwal musyawarah desa III.

c) Penyusunan prioritas usulan kegiatan telah didasarkan atas kriteria usulan kegiatan sebagaimana yang digunakan oleh tim verifikasi dalam menilai usulan kegiatan.

(25)

peserta sesuai dengan masalah yang dibahas.

e) Waktu pelaksanaan efisien sesuai dengan kebutuhan untuk mewujudkan musyawarah yang efektif (tujuan musyawarah tercapai).

10. Penilaian/Audit atas Pembuatan Rencana Pelaksanaan Kegiatan dan Desain RAB

Parameter :

a) Pembuatan desain RAB dilakukan oleh Tim Penulis Usulan bersama Kader Tehnis dengan dibimbing oleh FK dan FT.

b) Sebelum dibuat desain RAB terlebih dahulu sudah dilakukan survey dan pengukuran lokasi, survey harga material yang dibuktikan dengan adanya daftar harga material minimal dari 3 toko serta survey untuk material yang bisa diadakan/dipenuhi oleh masyarakat setempat (material lokal). Daftar harga hasil survey dijadikan dasar dalam penentuan harga di RAB serta penentuan proses pengadaan barang (perlu dilelang atau tidak).

c) Desain RAB yang sudah dibuat telah diperiksa dan disertifikasi oleh FT dan KM Tehnik.

d) Untuk beberapa jenis prasarana misalnya sumur bor terlebih dahulu telah dilakukan pengujian/survey keberadaan air di lokasi yang direncanakan serta pengujian terhadap debit dan kualitas air yang dihasilkan.

e) Usulan kegiatan prasarana termasuk rencana pelaksanaan kegiatan dan rencana pengadaan bahan yang diajukan telah memenuhi beberapa criteria tehnik dan aspek lingkungan yang mencakup komponen RAB menyertakan dan swadaya dan dilampiri surat pernyataan kesanggupan memberikan swadaya senilai yang tercantum dalam RAB, kegiatan sesuai dengan standar lingkungan dan kelayakan teknis serta meminimalkan ganti rugi lahan serta menghindari penggusuran penduduk, bila ada biaya ganti rugi harus mengikuti standar setempat namun tidak boleh

(26)

sumber dana yang akan digunakan.

f) Waktu penyusunan efisien sesuai dengan kebutuhan.

g) Telah ada sosialisasi desain RAB dalam forum musyawarah desa yang difasilitasi oleh TPU yang dibuktikan dengan notulen dan berita acara pertemuan.

11. Penilaian/Audit atas Musyawarah Antar Desa (MAD) Penetapan Usulan

Parameter :

a) Kegiatan penetapan usulan yang akan didanai melalui PNPM MP telah diambil dalam suatu Musyawarah antar desa penetapan usulan yang dihadiri oleh Camat dan staf terkait, Ketua dan sekretaris MAD, instansi dinas terkait, Tim Pengamat, 6 orang wakil desa, pengurus UPK, seluruh FD dan Pendamping Lokal serta anggota masyarakat lainnya yang berminat untuk hadir .

b) Keputusan pendanaan mengacu pada peringkat usulan yang telah dibuat pada saat musyawarah antar desa prioritas usulan.

c) Selain ada daftar usulan-usulan yang terdanai juga ada kesepakatan sanksi-sanksi yang akan diberlakukan selama pelaksanaan musyawarah yang dibuktikan dalam notulen dan berita acara, tata cara perguliran, susunan rencana kerja dan tindak lanjut berupa usulan yang tidak terdanai dalam PNPM MP akan diusulkan dalam Musrenbang Kabupaten.

d) Kualitas forum baik, hampir semua peserta berpartisipasi, tidak ada peserta yang mendominasi, serta pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peserta sesuai dengan masalah yang dibahas.

e) Waktu pelaksanaan efisien sesuai dengan kebutuhan untuk mewujudkan musyawarah yang efektif (tujuan musyawarah tercapai).

(27)

a) Hasil penetapan alokasi dana PNPM MP yang diputuskan dalam Musyawarah Antar Desa Penetapan Usulan telah disebarluaskan baik di desa yang mendapatkan dana maupun yang tidak.

b) Bagi desa-desa yang usulannya terdanai, musdes ini telah menghasilkan: 1) susunan lengkap TPK,

2) kesepakatan jadwal pelaksanaan tiap kegiatan, 3) kesepakatan sanksi,

4) kesepakatan realisasi swadaya,

5) besar insentif pekerja dan cara pembayaran,

6) tersosialisasi dan difahaminya mekanisme pengadaan bahan dan alat, 7) ada tim khusus pemantau pelaksanaan.

c) Kualitas forum baik, hampir semua peserta berpartisipasi, tidak ada peserta yang mendominasi, serta pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peserta sesuai dengan masalah yang dibahas.

d) Waktu pelaksanaan efisien sesuai dengan kebutuhan untuk mewujudkan musyawarah yang efektif (tujuan musyawarah tercapai).

13. Penilaian/Audit atas Pengesahan Alokasi Bantuan oleh Camat dan Pengesahan Dokumen SPPB

Parameter :

a) Surat Penetapan Camat (SPC) atas keputusan musyawarah antar desa kedua telah di-buat telah dibuat oleh Camat atas nama Bupati.

b) Surat Perjanjian Pemberian Bantuan (SPPB) telah dibuat oleh Ketua TPK, PjOK dan Ketua UPK, dan diketahui Kepala Desa dan Camat atas nama Bupati serta dilampiri dengan Proposal usulan kegiatan, RAB detail per kegiatan, jadwal pelaksanaan, Ceklis Masalah Dampak Lingkungan, komitmen sumbangan dari masyarakat, foto 0% dari kegiatan yang akan dibangun/ dikerjakan

(28)

penilaian terhadap audit proses perencanaan sesuai dengan parameter yang telah ditentukan di atas. Penilaian dilakukan secara kuantitatif (angka) dengan range score antara 0 – 50 = tidak memadai (TM), 51 – 60 = kurang memadai (KM), 61 – 75 cukup memadai (CM), 76 – 90 = memadai (M) dan 91 – 100 = sangat memadai (SM).

Untuk memberikan penilaian terhadap paramater-paramater dalam fokus audit proses perencanaan, terlebih dahulu ditentukan lokasi/kecamatan/desa yang akan dijadikan benchmark/tolok ukur dalam fokus audit perencanaan ini. Tolok ukur ini untuk selanjutnya dapat dijadikan sebagai pembanding dalam menilai lokasi/kecamatan/desa lainnya, apakah ada di atas atau di bawahnya. Kesimpulan akhir dari hasil penilaian terhadap suatu kegiatan merupakan nilai rata-rata dari keseluruhan parameter yang dinilai yang disampaikan secara kuantitatif dan disertai dengan penilaian secara kualitatif.

No. Penilaian terhadap Parameter Catatan Temuan T M K M C M M S M 1. Musyawarah Antar Desa (MAD)

Sosialisasi

a) Ada daftar hadir.

Tingkat kehadiran mencapai kuorum.

Unsur yang hadir dari setiap desa dan kecamatan telah memenuhi syarat

b) Ada notulensi.

Ada berita acara hasil musyawarah.

Materi kegiatan Musyawarah Antar Desa (MAD) Sosialisasi telah sesuai dengan tujuan dan hasil yang harus dicapai dalam MAD Sosialisasi.

c) Terdapat media dan metode yang digunakan dalam MAD Sosialisasi .

d) Peserta musyawarah aktif. (Dokumen ref. : Notulensi)

(29)

Materi pertanyaan atau diskusi relevan dengan tujuan.

Peserta perempuan aktif.

e) Peserta musyawarah faham terhadap apa yang disosialisasikan dalam MAD Sosialisasi. (Wawancara pada beberapa orang peserta sesuai daftar hadir)

Kesimpulan hasil penilaian terhadap proses MAD Sosialisasi.

2. Musyawarah Desa (MD) Sosialisasi

a) Ada daftar hadir.

Tingkat kehadiran mencapai kuorum. Unsur yang hadir memenuhi syarat b) Ada notulensi.

Ada berita acara hasil musyawarah.

Materi kegiatan Musyawarah Desa (MD) Sosialisasi telah sesuai dengan tujuan dan hasil yang harus dicapai dalam MD Sosialisasi

c) Terdapat media dan metode yang digunakan dalam MD Sosialisasi .

d) Peserta musyawarah aktif. (Dokumen ref : Notulensi)

Materi pertanyaan atau diskusi relevan dengan tujuan.

Peserta perempuan aktif.

e) Peserta musyawarah faham terhadap apa yang disosialisasikan dalam MD Sosialisasi. (Wawancara pada beberapa orang peserta sesuai daftar hadir)

Kesimpulan hasil penilaian terhadap proses MD Sosialisasi.

(30)

3. Pelatihan Pelaku Tingkat Desa

a) Ada daftar hadir.

Tingkat kehadiran mencapai kuorum. Unsur yang hadir memenuhi syarat b) Ada kurikulum pelatihan.

Ada media yang digunakan. Ada metode yang digunakan

c) Peserta pelatihan faham terhadap materi-materi yang disampaikan dalam pelatihan. (Wawancara pada beberapa orang peserta sesuai daftar hadir)

d) Ada dokumen yang dihasilkan dan berkualitas, yaitu: Peta/Sketsa setiap desa.

Kesimpulan hasil penilaian terhadap pelatihan pelaku tingkat desa.

4. Pertemuan Penggalian Gagasan

a) Ada daftar hadir.

Tingkat kehadiran mencapai kuorum. Unsur yang hadir memenuhi syarat

b) Ada instrumen/metode yang digunakan untuk penggalian gagasan dan berkualitas: Peta Sosial Dusun

Analisa akar masalah/akar masalah penyebab kemiskinan

c) Peserta pertemuan aktif. (Dokumen ref. : Notulensi)

Materi pertanyaan atau diskusi relevan dengan tujuan.

Peserta perempuan aktif.

d) Ada dokumen yang dihasilkan dan berkualitas:

(31)

Kriteria RTM

Hasil Pendataan RTM Daftar Potensi dan Masalah Daftar Gagasan

Ada calon wakil ke MD Perencanaan dan MKP.

Kesimpulan hasil penilaian terhadap proses Pertemuan Penggalian Gagasan.

5. Musyawarah Desa Khusus Perempuan

a) Ada daftar hadir.

Tingkat kehadiran mencapai kuorum. Unsur yang hadir memenuhi syarat b) Ada notulensi.

Ada berita acara hasil musyawarah.

Materi kegiatan MDKP telah sesuai dengan tujuan dan hasil yang harus dicapai dalam MDKP

c) Ada instrumen dan metode yang digunakan dalam MDKP:

Peta Sosial Desa

Daftar Potensi dan Masalah Hasil Pagas Daftar Gagasan Hasil Pagas

Hasil Pendataan RTM

d) Peserta musyawarah aktif. (Dokumen ref : Notulensi)

Materi pertanyaan atau diskusi relevan dengan tujuan.

Peserta perempuan aktif. e) Output hasil MDKP :

Daftar Usulan Perempuan (SPP, Sarana Prasarana, Kesehatan atau Pendidikan).

Kesimpulan hasil penilaian terhadap Musyawarah Desa Khusus Perempuan

(32)

6. Musyawarah Desa (Musdes) Perencanaan

a) Ada daftar hadir.

Tingkat kehadiran mencapai kuorum. Unsur yang hadir memenuhi syarat

b) Ada metode dan instrumen yang digunakan untuk mennetukan prioritas usulan:

Kriteria Penentuan Prioritas Gagasan Tabel Penilaian Usulan/Gagasan. Peta sosial desa.

b) Peserta musyawarah aktif. (Dokumen ref. : Notulensi)

Materi pertanyaan atau diskusi relevan dengan tujuan.

Peserta perempuan aktif. c) Ada notulensi.

Ada berita acara hasil musyawarah.

Materi kegiatan MD Perencanaan telah sesuai dengan tujuan dan hasil yang harus dicapai dalam MD Perencanaan

Daftar Prioritas Usulan telah sesuai dengan kriteria penentuan prioritas gagasan.

RPJM Desa RPT Desa

Kesimpulan hasil penilaian terhadap proses MD Perencanaan.

7. Penulisan Usulan Desa

a) Ada Proposal Usulan Desa yang berisi Daftar Usulan dan RAB global.

Usulan yang masuk dalam proposal merupakan hasil MD Perencanaan.

b) Penulisan usulan dilakukan oleh Tim Penulis Usulan yang telah dipilih dalam forum

(33)

musyawarah desa perencanaan

Kesimpulan hasil penilaian terhadap proses Penulisan Usulan

8. V e r i f i k a s i

a) Anggota tim verikasi minimal 5 orang. Anggota tim verifikasi telah dilatih oleh FK. Anggota tim verifikasi mempunyai latar belakang keahlian sesuai usulan kegiatan yang akan diverifikasi.

b) Kegiatan verifikasi telah dilakukan, dibuktikan dengan adanya lembar Hasil Verifikasi.

Ada kriteria/indikator yang diverikasi untuk menentukan layak atau tidaknya suatu usulan dan sesuai

Kesimpulam hasil penilaian terhadap proses verifikasi

9. Musyawarah Antar Desa (MAD) Prioritas Usulan

a) Ada daftar hadir.

Tingkat kehadiran mencapai kuorum. Unsur yang hadir memenuhi syarat b) Ada notulensi.

Ada berita acara hasil musyawarah.

Materi kegiatan Musyawarah Antar Desa (MAD) Prioritas Usulan telah sesuai dengan tujuan dan hasil yang harus dicapai dalam MAD Prioritas Usulan, yaitu:

(1) Kesepakatan cara memeriksa dan menilai usulan kegiatan yang di-ajukan desa. (2) Urutan atau peringkat usulan kegiatan

sesuai skala prioritas ke-layakan dan kebutuhan masyarakat.

(34)

(3) Pengurus UPK (Ketua, Sekretaris, Bendahara).

(4) Kesepakatan sanksi-sanksi yang akan diterapkan selama pelaksana an PNPM MP di tingkat kecamatan tersebut

(5) disampaikannya keputusan desa-desa yang bersepakat untuk membentuk BKAD sekaligus deklarasi pembentukan BKAD, (6) disampaikannya usulan-usulan desa yang

diajukan dan didanai dari sumber lain, (7) dirumuskannya dokumen renstra

kecamatan.

c) Ada indikator/kriteria yang digunakan untuk menentukan prioritas usulan dan sesuai. d) Peserta musyawarah aktif. (Dokumen ref. :

Notulensi)

Materi pertanyaan atau diskusi relevan dengan tujuan.

Peserta perempuan aktif.

Kesimpulan hasil penilaian terhadap MAD Prioritas Usulan

10. Pembuatan Jadwal Pelaksanaan Kegiatan dan RAB Desain

a) Pembuatan desain RAB dilakukan oleh Tim Penulis Usulan bersama Kader Tehnis dengan dibimbing oleh FK dan FT.

b) Sebelum dibuat desain RAB:

(1) Dilakukan survey dan pengukuran lokasi,

(2) Dilakukan survey harga material yang dibuktikan dengan adanya daftar harga

(35)

material minimal dari 3 toko,

(3) Survey untuk material yang bisa diadakan/dipenuhi oleh masyarakat setempat (material lokal),

(4) Harga hasil survey dijadikan dasar dalam penentuan harga pada RAB. c) Desain RAB yang sudah dibuat telah

diperiksa dan disertifikasi oleh FT dan Fastekab yang dibuktikan dengan adanya tanda tangan FKT atau Fastekab.

d) Prasarana khusus misalnya sumur bor, terlebih dahulu telah dilakukan pengujian/survey keberadaan air di lokasi yang direncanakan serta pengujian terhadap debit dan kualitas air yang dihasilkan.

e) RAB untuk usulan kegiatan telah memenuhi kriteria:

Untuk SPP:

(1) kelayakan kelompok, (2) administrasi,

(3) perhitungan kebutuhan dana. Untuk prasarana:

(1) rencana pelaksanaan kegiatan cukup realistis dan dapat dikerjakan,

(2) rencana pengadaan bahan,

(3) menyertakan dana swadaya yang dilampiri surat pernyataan kesanggupan memberikan swadaya senilai yang tercantum dalam RAB,

(4) kegiatan sesuai dengan standar lingkungan dan kelayakan teknis,

(5) meminimalkan ganti rugi lahan serta menghindari penggusuran penduduk, (6) bila ada biaya ganti rugi harus mengikuti

standar setempat namun tidak boleh dialokasikan dari dana PNPM MP,

(7) ada rencana pemeliharaan yang mencakup tugas tim pemelihara,

(36)

persiapan pelatihan dan identifiksi sumber dana yang akan digunakan. f) Telah ada sosialisasi desain RAB dalam

forum musyawarah desa yang difasilitasi oleh TPU yang dibuktikan dengan notulen dan berita acara pertemuan.

Kesimpulan hasil penilaian terhadap pembuatan jadwal pelaksanaan kegiatan dan desain RAB.

11. Musyawarah Antar Desa (MAD) Penetapan Usulan

a) Ada daftar hadir.

Tingkat kehadiran mencapai kuorum. Unsur yang hadir memenuhi syarat

b) Ada notulen dan berita acara yang memuat: (1) keputusan pendanaan yang mengacu

pada peringkat usulan yang telah dibuat pada saat musyawarah antar desa prioritas usulan

(2) kesepakatan sanksi (3) tata cara perguliran (4) rencana kerja

(5) daftar usulan yang tidak terdanai oleh PNPM MP dan akan diusulkan ke sumber dana lain, khususnya APBD. c) Peserta musyawarah aktif. (Dokumen ref. :

Notulensi)

Materi pertanyaan atau diskusi relevan dengan tujuan.

Kesimpulan hasil penilaian terhadap MAD Penetapan Usulan (pendanaan).

(37)

12. Musyawarah Desa (Musdes) Informasi Hasil MAD

a) Hasil penetapan alokasi dana PNPM MP yang diputuskan dalam musyawarah antar desa penetapan usulan telah disebarluaskan baik di desa yang mendapatkan dana maupun yang tidak. (Ref.:Lakukan wawancara dengan beberapa anggota masyarakat).

b) Ada berita acara.

Khusus bagi desa-desa yang mendapatkan dana PNPM MP, berita acara memuat:

(1) Susunan lengkap Tim Pengelola Kegiatan (TPK), yaitu ketua-ketua bidang sesuai dengan jenis kegiatan yang didanai

(2) Kesepakatan jadwal pelaksanaan tiap kegiatan yang akan dilak-sanakan.

(3) Kesepakatan sanksi-sanksi yang akan diberlakukan selama pelak-sanaan PNPM MP di desa tersebut.

(4) Kesepakatan realisasi sumbangan atau kontribusi masyarakat.

(5) Kesepakatan besar insentif bagi pekerja dan tata cara pembayaran nya.

(6) Penjelasan tentang mekanisme pengadaan bahan dan alat.

(7) Tim Khusus yang akan memantau pelaksanaan PNPM MP

c) Peserta musyawarah aktif. (Dokumen ref. : Notulensi)

Materi pertanyaan atau diskusi relevan dengan tujuan.

Kesimpulan hasil peniaian terhadap MD Informasi hasil MAD

(38)

13. Pengesahan Alokasi Bantuan oleh Camat & Pengesahan SPPB

a) Ada Surat Penetapan Camat (SPC) atas hasil MAD Penetapan Usulan yang terdanai beserta alokasi bantuan per kegiatan.

b) Ada Surat Perjanjian Pemberian Bantuan yang dibuat oleh Ketua TPK, PjOK dan Ketua UPK dan diketahui Kepala Desa dan Camat atas nama Bupati segera setelah ada Surat Penetapan Camat serta sudah dilengkapi dengan Proposal usulan kegiatan (1) RAB detail per kegiatan

(2) Jadwal pelaksanaan;

(3) Ceklis Masalah Dampak Lingkungan; (4) Komitmen sumbangan dari masyarakat; (5) Foto 0 % dari kegiatan yang akan

dibangun/ dikerjakan

Kesimpulan Hasil Penilaian terhadap Pengesahan Alokasi Bantuan oleh Camat dan Pengesahan dokumen SPPB.

Kesimpulan hasil penilaian terhadap proses perencanaan di suatu kecamatan merupakan nilai rata-rata dari seluruh tahapan kegiatan perencanaan (MAD Sosialisasi sampai dengan Penetapan Camat), dengan rumusan :

Total nilai rata-rata setiap tahapan kegiatan perencanaan 1 - 13 13

Hasil penilaian ini, selain secara kuantitatif dengan menggunakan angka sehingga suatu perencanaan di kecamatan tertentu mendapat penilaian sangat

memadai, memadai, cukup memadai, kurang memadai atau tidak memadai, juga

dapat dibuat penilaian kualitatif berdasarkan penilaian dari pemeriksa/auditor yang kemudian dibuat beberapa catatan atau rekomendasi

(39)

KEGIATAN

A. Tujuan Umum Audit

Secara umum tujuan atas audit proses pelaksanaan kegiatan PNPM MP adalah untuk memberikan penilaian dan rekomendasi terhadap kualitas proses pelaksanaan kegiatan PNPM MP serta penerapan prinsip-prinsip PNPM MP.

B. Ruang Lingkup Audit

Audit meliputi pemeriksaan dan penilaian terhadap hal-hal yang dianggap perlu yang berkaitan dengan tahapan pelaksanaan dan implementasi dari prinsip-prinsip PNPM MP, yang mencakup :

1) Penilaian mengenai ketaatan terhadap prinsip dan prosedur PNPM MP yang tercantum dalam Petunjuk Teknis Operasional PNPM MP

2) Penilaian terhadap pencapaian tujuan dan kualitas proses pelaksanaan kegiatan.

3) Penilaian terhadap manfaat dan efektifitas pekerjaan/kegiatan sarana prasarana, kesehatan masyarakat, pendidikan masyarakat, SPP serta peningkatan kapasitas masyarakat.

4) Penilaian terhadap administrasi kegiatan (keuangan dan non keuangan).

C. Tujuan Khusus Audit

1) Untuk meyakinkan bahwa kegiatan yang dilaksanakan:

a) telah direncanakan dengan baik dan sesuai dengan usulan masyarakat, b) seusai dengan Design dan RAB yang telah dibuat,

c) telah melibatkan sebanyak mungkin masyarakat setempat,

d) memanfaatkan semaksimal mungkin bahan-bahan yang ada dimasyarakat setempat

(40)

3) Untuk meyakinkan bahwa jenis kegiatan baik pendidikan, kesehatan, prasarana, SPP dan peningkatan kapasitas yang didanai tidak termasuk dalam negative list, sesuai dengan tujuan dari jenis kegiatan tersebut dan benar-benar dibutuhkan masyarakat (sesuai dengan usulan masyarakat) serta memperhitungkan aspek keberlanjutan.

4) Untuk meyakinkan bahwa dana bantuan yang disalurkan telah diterima seluruhnya dan dimanfaatkan sesuai dengan peruntukkannya/proposalnya. 5) Untuk meyakinkan bahwa administrasi kegiatan telah dilakukan secara tertib,

akuntabel dan transparan.

6) Penilaian juga ditujukan untuk meyakinkan bahwa proses pengadaan barang/jasa telah sesuai dengan ketentuan dalam PTO termasuk sistem pengerahan tenaga kerja serta pembayaran upahnya.

D. Parameter Penilaian Proses Pelaksanaan Kegiatan

1. Penilaian/Audit atas Proses Pelaksanaan Kegiatan Pendidikan 1.1. Parameter

a) Jenis kegiatan berdasarkan usulan masyarakat dan dibahas di forum musyawarah baik desa maupun antar desa.

b) Jenis kegiatan tidak termasuk negative list.

c) Jenis kegiatan telah memperhitungkan aspek keberlanjutan.

d) Jenis kegiatan memenuhi kriteria jenis kegiatan pendidikan yang didanai PNPM MP, yaitu :

1) beasiswa, dengan ketentuan: penerima beasiswa tersebut tidak sedang mendapatkan beasiswa dari sumber lain; beasiswa dimanfaatkan untuk iuran bulanan sekolah, biaya praktikum, biaya ujian dan pembelian perlengkapan sekolah (seperti: buku dan alat tulis, buku-buku pelajaran); jangka waktu beasiswa disesuaikan dengan jenjang pendidikan penerima beasiswa; pemberhentian beasiswa dilakukan

(41)

beasiswa melalui papan informasi.

2) peningkatan pelayanan pendidikan, digunakan untuk: pembelian bahan-bahan penunjang belajar mengajar di sekolah; pelatihan guru; penambahan insentif bagi guru honorer/guru bantu dan pembayaran honor guru (tambahan); pembangunan/perbaikan/perawatan gedung sekolah; dan pembelian meubel air.

3) pelatihan keterampilan masyarakat, dengan ketentuan bantuan: pemanfaat adalah anggota RTM usia kerja produktif; dipergunakan untuk: pembelian peralatan dan bahan-bahan kursus/pelatihan, membayar honor instruktur, transportasi dan kebutuhan lain yang relevan; besarnya bantuan biaya disesuaikan dengan kebutuhan riil dan harga setempat; penerima manfaat wajib mengikuti pelatihan sampai selesai dan melakukan alih ketrampilan ke anggota masyarakat lain. 4) pengembangan wawasan dan kepedulian, dengan bentuk bantuan

kegiatan dapat berupa kampanye pendidikan, pertemuan komite sekolah, lokakarya desa dengan tema-tema seperti: gender; lingkungan; hak anak; bahaya penggunaan obat terlarang; bahaya pestisida dan pupuk kimia; hak-hak sipil masyarakat; antisipasi konflik; pendidikan dan kesehatan.

e) Penerima manfaat kegiatan pendidikan adalah masyarakat desa lokasi PNPM MP yang memenuhi kriteria yang ditetapkan program, yaitu:

1) kelompok masyarakat (murid/warga belajar) miskin atau yang tertimpa musibah seperti: kerusuhan, bencana alam,

2) kelompok masyarakat yang belum optimal atau sepenuhnya tidak mendapatkan pelayanan bidang pendidikan yang cukup memadai karena tinggal di tempat terpencil, seperti : fasilitas belajar tidak memadai, atau kurang guru,

(42)

menciptakan lapangan kerja,

4) kelompok masyarakat miskin yang bermaksud meningkatkan kapasitas sumber daya kelompok pedesaan berupa pengembangan wawasan, perubahan pola pikir, keterampilan dan manajemen.

f) Jumlah dana yang diterima sama dengan yang tercantum dalam perjanjian penerimaan bantuan (tidak ada pemotongan) dan dimanfaatkan sesuai proposal peruntukkannya serta tidak ada dana yang disalahgunakan.

g) Penyaluran dana bantuan telah sesuai dengan kesepakatan MAD Penetapan Usulan serta ketentuan dalam PNPM MP seperti :

1) bantuan berupa perlengkapan sekolah diserahkan secara langsung oleh TPK ke semua penerima beasiswa dengan disaksikan oleh orang tua, Kepala Desa, BPD dan Komite Sekolah, dan menandatangani Daftar Tanda Terima. FK memastikan bahwa bantuan tersebut diterima secara utuh.

2) beasiswa berupa iuran bulanan sekolah, dapat dibayarkan langsung (dari rekening Pokja Pendidikan) ke sekolah tiap 6 bulan dan diketahui semua pihak yang terkait (BKAD, UPK, FK, TPK, Kades, Kadus, Komite Sekolah, dll). Pembayaran dana beasiswa sekolah harus dilengkapi surat perjanjian dengan pihak sekolah. Salah satu isi perjanjian tersebut adalah dapat ditariknya kembali beasiswa apabila penerima beasiswa tidak dapat melanjutkan sekolahnya.

3) bantuan untuk peningkatan pelayanan bidang pendidikan tidak diberikan langsung ke sekolah tetapi diberikan melalui Komite Sekolah secara periodik sesuai kebutuhan,

4) penyaluran dana bantuan biaya pelatihan ketrampilan masyarakat disampaikan secara bertahap oleh TPK sesuai kebutuhan kepada penerima bantuan,

(43)

kepada penerima bantuan.

h) Pengeluaran dana telah dicatat, didukung dengan dokumen pendukung pengeluaran yang valid yaitu minimal ada tanda tangan yang menyerahkan, yang menerima dan yang melakukan otorisasi serta dapat dipertanggungjawabkan.

i) Pengelolaan dana kegiatan oleh TPK bidang pendidikan telah memenuhi prinsip transparansi serta ada upaya pengendalian.

1.2. Langkah Kerja

Langkah kerja merupakan hal-hal yang perlu dilakukan dalam rangka melakukan penilaian terhadap proses pelaksanaan kegiatan pendidikan sesuai dengan parameter yang telah ditentukan di atas. Penilaian dilakukan secara kuantitatif (angka) dengan range score antara 0 – 50 = tidak memadai (TM), 51 – 60 = kurang memadai (KM), 61 – 75 cukup memadai (CM), 76 – 90 = memadai (M) dan 91 – 100 = sangat memadai (SM).

Untuk memberikan penilaian terhadap paramater-paramater dalam fokus audit pelaksanaan kegiatan pendidikan, terlebih dahulu ditentukan lokasi/kecamatan/desa yang akan dijadikan benchmark/tolok ukur dalam fokus audit pelaksanaan kegiatan pendidikan ini. Tolok ukur ini untuk selanjutnya dapat dijadikan sebagai pembanding dalam menilai lokasi/kecamatan/desa lainnya, apakah ada di atas atau di bawahnya. Kesimpulan akhir dari hasil penilaian terhadap suatu kegiatan merupakan nilai rata-rata dari keseluruhan parameter yang dinilai yang disampaikan secara kuantitatif dan disertai dengan penilaian secara kualitatif.

(44)

desa dengan daftar prioritas usulan hasil MAD prioritas usulan dan hasil MAD penetapan usulan, apakah jenis kegiatan dalam bidang pendidikan telah sesuai dengan usulan masyarakat.

2. Periksa dan berikan penilaian terhadap jenis kegiatan ada yang termasuk negative list. 3. Periksa dan berikan penilaian terhadap jenis

kegiatan sudah memperhitungkan aspek keberlanjutan dari manfaat kegiatan itu sendiri seperti lamanya beasiswa minimal menyelesaikan tingkat dasar (multiyears), bantuan guru honorer sebaiknya multiyears dengan maksimal 3 tahun dst.

4. Periksa dan berikan penilaian terhadap jenis kegiatan pendidikan sesuai dengan kriteria jenis kegiatan pendidikan yang didanai PNPM MP.

5. Periksa daftar penerima manfaat, lakukan klarifikasi ke lapangan, apakah penerima manfaat kegiatan pendidikan adalah masyarakat desa lokasi PNPM MP yang memenuhi kriteria sesuai ketetapan program, yaitu RTM, anak RTM usia sekolah, SD/MI dan SMP/MTs, guru, dan Komite Sekolah

6. Periksa buku kas harian kolektif BPNPM MP di UPK.. Cek nilai-nilai dalam pengeluaran untuk penyaluran dana pendidikan ke lapangan berikut kuitansinya. Cocokkan dengan catatan dalam penerimaan di buku kas umum TPK, sesuai atau tidak. Selanjutnya periksa daftar penerima manfaat, buku kas harian TPK bidang pendidikan dan bukti transaksi

(45)

oleh TPK diterima oleh yang berhak/sesuai peruntukannya serta dengan jumlah yang sesuai? Lakukan klarifikasi terhadap orang/pihak yang menandatangani tanda terima/kuitansi.

7. Periksa dan berikan penilaian terhadap mekanisme pencairan dan penyaluran dana pendidikan multiyears telah sesuai dengan yang disepakati dalam forum MAD Penetapan Usulan.

8. Periksa dan berikan penilaian tentang pengeluaran dana telah dicatat, didukung dengan dokumen pendukung pengeluaran yang valid yaitu minimal ada tanda tangan yang menyerahkan, yang menerima dan yang melakukan otorisasi serta dapat dipertanggungjawabkan.

9. 1) Periksa dan berikan penilaian terhadap ada laporan bulanan bantuan beasiswa dan diinformasikan melalui papan informasi serta dipertanggungjawabkan pada Musyawarah Desa.

2) Periksa dan berikan penilaian tentang telah dibentuk Tim Pengawas yang anggotanya dapat terdiri dari BPD, unsur orang tua, guru, pemerhati pendidikan, LSM, Komite Sekolah/Dewan Pendidikan dan tokoh masyarakat.

Kesimpulan hasil penilaian terhadap proses pelaksanaan kegiatan pendidikan masyarakat di suatu kecamatan merupakan nilai rata-rata dari seluruh parameter yang dinilai, dengan rumusan :

Total nilai dari parameter 1 - 9 9

Hasil penilaian ini, selain secara kuantitatif dengan menggunakan angka sehingga suatu proses pelaksanaan kegiatan pendidikan masyarakat di kecamatan tertentu mendapat penilaian sangat memadai, memadai, cukup memadai, kurang

(46)

rekomendasi.

Terhadap parameter nomor 6, selain diberikan nilai secara kuantitatif seperti parameter yang lainnya, apabila terjadi pemotongan dana atau ketidaksesuaian dana yang dikeluarkan dan dana yang diterima, maka dapat disimpulkan ada indikasi penyalahgunaan dana yang kemungkinan perlu diklarifikasi lagi lebih detail sampai ketemu jumlah yang pasti dan pelaku yang jelas. Laporan terjadinya penyalahgunaan dana merupakan laporan dalam bentuk naratif yang melengkapi laporan hasil audit yang menguraikan berapa jumlah dana yang disalahgunakan dan siapa pelakunya.

2. Penilaian/Audit atas Proses Pelaksanaan Kegiatan Kesehatan

Masyarakat 2.1. Parameter :

a) Jenis kegiatan berdasarkan usulan masyarakat dan dibahas di forum musyawarah baik desa maupun antar desa.

b) Jenis kegiatan tidak termasuk negative list.

c) Jenis kegiatan telah memperhitungkan aspek keberlanjutan.

d) Jenis kegiatan memenuhi kriteria jenis kegiatan kesehatan yang didanai PNPM MP, yaitu :

1) penyuluhan kesehatan,

2) peningkatan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat, 3) peningkatan kesehatan lingkungan,

4) peningkatan kesehatan mandiri.

e) Penerima manfaat kegiatan kesehatan adalah masyarakat desa lokasi PNPM MP yang memenuhi kriteria yang ditetapkan program, yaitu:

1) semua warga desa di lokasi PNPM MP,

2) diutamakan kelompok rentan kesehatan yaitu ibu, anak usia sekolah, balita dan bayi dari keluarga miskin,

(47)

5) kelompok masyarakat yang akan menjadi pelaksana kegiatan,

6) kelompok masyarakat yang belum optimal atau sepenuhnya mendapatkan pelayanan bidang kesehatan yang cukup memadai, seperti: kekurangan fasilitas pelayanana kesehatan,

7) kelompok masyarakat yang belum terjangkau atau tertangani oleh program pelayanan kesehatan, seperti tempat tinggal terpencil dan tidak tersedia fasilitas kesehatan.

f) Jumlah dana yang diterima sama dengan yang tercantum dalam perjanjian penerimaan bantuan (tidak ada pemotongan) dan dimanfaatkan sesuai proposal peruntukkannya serta tidak ada dana yang disalahgunakan.

g) Penyaluran dana bantuan telah sesuai dengan kesepakatan MAD Penetapan Usulan serta ketentuan dalam PNPM MP yaitu tidak diberikan langsung ke masing-masing individu penerima manfaat melainkan kepada kelompok kegiatan dan dikelola sesuai aturan yang disepakati dalam kelompok.

h) Pengeluaran dana telah dicatat, didukung dengan dokumen pendukung pengeluaran yang valid yaitu minimal ada tanda tangan yang menyerahkan, yang menerima dan yang melakukan otorisasi serta dapat dipertanggungjawabkan.

i) Pengelolaan dana kegiatan oleh TPK bidang kesehatan telah memenuhi prinsip transparansi serta ada upaya pengendalian.

2.2. Langkah Kerja

Langkah kerja merupakan hal-hal yang perlu dilakukan dalam rangka melakukan penilaian terhadap proses pelaksanaan kegiatan kesehatan masyarakat sesuai dengan parameter yang telah ditentukan di atas. Penilaian dilakukan secara kuantitatif (angka) dengan range score antara 0 – 50 = tidak memadai (TM), 51 – 60

Referensi

Dokumen terkait

tentang Penetapan Struktur Organisasi Ketata Usahaan, Struktur Organisasi Operasional, Wali Kelas , Beban Kerja Guru Mengajar dan Tugas Tambahan lainnya, Perpustakaan

Ditinjau dari proses pengolahannya, agregat yang digunakan dalam pembuatan campuran aspal dapat dibedakan menjadi: agregat alam, agregat alam yang mengalami proses pengolahan,

Skripsi yang berjudul “Pembagian Harta Bersama di Pengadilan Agama Martapura (Analisis putusan No 0512/Pdt.G/2013/PA.Mtp)” ditulis oleh Muhammad Ansyori, telah

Kesimpulan : Kadar PGF2α mahasiswi Akper dan Akbid Harapan Mama Deli Serdang saat dismenore primer minimum 57 pg/ml dan maximum 1037pg/ml, Hal ini sesuai dengan

Infeksi kelopak atau blefaritis adalah radang yang sering terjadi pada kelopak mata (palpebra) baik itu letaknya tepat di kelopak ataupun pada tepi

Audit keuangan bertujuan memberikan pendapat terhadap kewajaran laporan keuangan dan menekankan terselenggaranya pengendalian intern perusahaan dan hasil audit

program untuk pengajaran IPA/Sains berbasis multimedia dan antar muka (user interface) aplikasi program untuk materi sistem pencernaan makanan pada manusia sesuai

Kecenderungan-kecenderungan yang dimaksud dalam khasanah literatur perpajakan tersebut diatas dapat diatasi, bila dalam ketentuan peraturan perundang- undangan