• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Perbandingan Pelat Beton Sistem Bondek Dengan Pelat Beton Sistem Berongga Prategang Pracetak Dari Segi Waktu dan Biaya.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Perbandingan Pelat Beton Sistem Bondek Dengan Pelat Beton Sistem Berongga Prategang Pracetak Dari Segi Waktu dan Biaya."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PERBANDINGAN PELAT BETON SISTEM BONDEK

DENGAN PELAT BETON SISTEM BERONGGA PRATEGANG

PRACETAK DARI SEGI WAKTU DAN BIAYA

Michel A.F. Moningka

NRP : 9621061 NIRM : 41077011960340 Pembimbing : Sonny Siti Sondari, Ir., MT.

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BANDUNG

ABSTRAK

Perkembangan teknologi saat ini sangat memberikan kemudahan dalam pekerjaan kita, demikian juga dalam bidang konstruksi yang telah berkembang teknologi yang sedemikian rupa sehingga dalam suatu pembangunan dapat digunakan bagian-bagian struktur yang merupakan hasil fabrikasi, misalnya penggunaan beton prategang pracetak (HCS) untuk pelat lantai serta sistem decking yaitu lebih dikenal pelat combideck.

Yang mana pelat combideck dan pelat beton berongga prategang pracetak (HCS) merupakan pelat satu arah dan pekerjaan pemasangannya tidak membutuhkan bekisting.

Di dalam laporan Tugas Akhir ini akan dibahas mengenai perbandingan penggunaan pelat combideck dengan pelat beton berongga prategang pracetak (HCS) dari segi waktu dan biaya pelaksanaanya untuk pekerjaan pelat lantai pada bangunan kantor lantai 2.

Dari hasil perhitungan yang didapat dari pelat combideck akan dilakukan pembandingkan dengan pelat beton prategang pracetak (HCS) dengan membuat grafik perbandingan dari segi waktu dan grafik perbandingan dari segi biaya.

(2)

DAFTAR ISI

Halaman

SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR……….. i

SURAT KETERANGAN SELASAI TUGAS AKHIR……… ii

ABSTRAK……… iii

DAFTAR LAMPIRAN……… xvi

BAB I PENDAHULUAN

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konstruksi pelat combideck……… 5

2.1.1 Spesifikasi teknis………. 6

2.1.2 Kelebihan dan kekurangan pelat combideck………... 8

2.1.3 Pelaksanaan pekerjaan pelat combideck………. 8

(3)

2.2 Konstruksi pelat beton berongga prategang pracetak……… 21

2.2.1 Prinsip dan konsep dasar………... 21

2.2.2 Keunggulan pelat beton berongga prategang pracetak... 22

2.2.3 Sambungan dan hubungan struktural... 24

2.2.4 Transportasi, pengangkatan dan pemasangan pelat beton berongga prategang pracetak... 27

2.2.5 Pelaksanaan pekerjaan pelat beton berongga prategang pracetak... 29

2.2.6 Keterbatasan pelat beton berongga prategang pracetak (HCS)... 31

BAB III STUDI KASUS 3.1 Gambar dan spesifikasi dari studi kasus yang dipilih... 32

3.2 Anggaran biaya konstruksi pelat combideck dan pelat HCS... 34

3.3 Sistem biaya konstruksi pelat beton sistem combideck... 34

3.3.1 Biaya material... 34

3.3.2 Biaya tenaga kerja... 39

3.3.3 Biaya peralatan... 41

3.4 Sistem biaya konstruksi pelat beton berongga prategang pracetak……….. 42

3.4.1 Biaya material... 42

3.4.2 Biaya pemasangan dan tenaga kerja………... 43

BAB IV ANALISIS MASALAH 4.1 Analisis konstruksi pelat combideck... 46

4.1.1 Pendisainan balok baja dan pemilihan pelat lantai... 47

4.1.2 Perhitungan biaya material dan upah... 48

4.2 Analisis konstruksi pelat beton berongga prategang pracetak (HCS)... 51

4.2.1. Pendisainan balok baja dan pemilihan tipe pelat... 51

(4)

4.3 Grafik perbandingan biaya pelat combideck dengan pelat beton berongga

prategang pracetak (HCS)... 55

4.4 Perbandingan waktu pemasangan untuk kedua pelat... 56

4.5 Analisis berbagai modul pelat... 57

4.5.1 Konstruksi pelat combideck dan konstruksi pelat beton sistem HCS 57 4.5.2 Grafik perbandingan total biaya antara pelat combidek dengan pelat beton sistem HCS pada berbagai modul... 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 62

5.2 Saran... 63

DAFTAR PUSTAKA... 65

LAMPIRAN A... 66

LAMPIRAN B... 71

LAMPIRAN C……….. 75

LAMPIRAN D……….. 80

LAMPIRAN E……….. 91

LAMPIRAN F……….. 101

LAMPIRAN G………. 110

(5)

DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN

cm = Centimeter

fc = Kuat tekan beton

fu = Tegangan ultimate/maksimum baja fy = Tegangan leleh baja

gr/m2 = Gram per meter persegi HCS = Hollow Corn Slap

kg = Kilogram

kg/m2 = Kilogram per meter persegi

m = Meter

(6)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Profil NC-900………. 6

Gambar 2.2 Cara penempatan decking yang baik di site……… 9

Gambar 2.3 Cara pengangkatan decking yang benar di site……….. 10

Gambar 2.4 Prosedur instalasi decking………... 12

Gambar 2.5 Penggunaan lakban/plester/deck tape pada ujung panel………... 12

Gambar 2.6 Detail penempatan decking untuk berbagai macam jenis tumpuan….. 13

Gambar 2.7 Detail tipikal tumpuan sementara……….. 14

Gambar 2.8 Detail tipikal tumpuan untuk kondisi khusus……… 14

Gambar 2.9 Prosedur pengamatan visual untuk shot fired fastener……….. 15

Gambar 2.10 Jarak minimum fastener dari ujung tumpuan baja dan beton……….. 15

Gambar 2.11 Pengecoran pada decking……… 17

Gambar 2.12 Penandaan Opening………. 17

Gambar 2.13 Arah tipikal tulangan tumpuan……...………. 18

Gambar 2.14 Penempatan beban konstruksi yang tidak boleh diberikan pada decking... 18

Gambar 2.15 Contoh cara penempatan beban konstruksi yang berat pada decking.. 19

Gambar 2.16 Bentuk tipikal fastener yang digunakan……….. 20

Gambar 2.17 Bentuk tipikal fastener antar decking……….. 20

Gambar 2.18 Betuk tipikal end stop dan edge stop………... 21

Gambar 2.19 Sambungan dan hubungan struktural arah memanjang menurut ASSAP……….. 26

(7)

Gambar 2.21 Sambungan dan hubungan arah melintang……….. 27

Gambar 2.22 Konstruksi pemasangan pelat beton berongga prategang pracetak pada struktur profil baja……….. 29

Gambar 2.23 Konstruksi pemasangan pelat beton berongga prategang pracetak pada struktur balok beton……… 29

Gambar 2.24 Ukuran Pelat Beton Berongga Prategang Pracetak………. 31

Gambar 3.1 Denah Lantai 2……….. 33

Gambar 3.2 Desain Penempatan Kaso (tampak atas)……… 36

Gambar 3.3 Desain Penempatan Kaso (tampak samping)……… 36

Gambar 4.1 Denah Dimensian Balok Baja….……….. 47

Gambar 4.2 Denah Arah Pemasangan Pelat Combideck.………. 48

Gambar 4.3 Denah Arah Pemasangan Pelat HCS………. 52

Gambar 4.4 Grafik Perbandingan Biaya Konstruksi Untuk Kedua Pelat…………. 55

Gambar 4.5 Perbandingan Waktu Pemasangan Pelat untuk Kedua Pelat…………. 56

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Berat sendiri NC-900... 7

Tabel 2.2 Contoh fastener yang sesuai untuk jenis tumpuan decking... 19

Tabel 3.1 Harga Satuan Bahan Beton per m3... 38

Tabel 3.2 Biaya Tenaga Kerja Pekerjaan Pemasangan Baja... 40

Tabel 3.3 Biaya Pekerjaan Pemasangan Pelat Combideck + shear connector + pengelasan per m2... 40

Tabel 3.4 Biaya Pekerjaan Pemasangan Wire Mesh... 41

Tabel 3.5 Biaya Pekerjaan Pengecoran Beton per m3... 41

Tabel 3.6 Biaya Pekerjaan Pemasangan Tulangan Baja per 100 kg... 43

Tabel 4.1 Dimensi Balok Dalam Studi Kasus... 46

Tabel 4.2 Tipe Pelat Combideck Pada Berbagai Modul Pelat... 46

Tabel 4.3 Total Biaya dan Upah Balok Baja... 49

Tabel 4.4 Total Biaya Combideck pada Studi Kasus... 50

Tabel 4.5 Tipe Pelat Berongga Prategang Pracetak Pada Berbagai Modul... 51

Tabel 4.6 Total Biaya Shear Connector Pada Tiap Balok Baja... 53

Tabel 4.7 Total Biaya Connecting Bar Pada Tiap Balok Baja... 53

Tabel 4.8 Total Biaya HCS pada Studi Kasus... 54

Tabel 4.9 Total Biaya Untuk Kedua Konstruksi Pelat... 55

Tabel 4.10 Total Biaya Balok Baja pada Berbagai Modul... 58

Tabel 4.11 Total Biaya Combideck pada Berbagai Modul... 58

Tabel 4.12 Total Biaya Balok Baja dan Combideck pada Berbagai Modul... 58

(9)

Tabel 4.14 Total Biaya HCS pada Berbagai Modul... 59

Tabel 4.15 Total Biaya Balok Baja dan HCS pada Berbagai Modul... 59

Tabel 4.16 Total Biaya Untuk Kedua Konstruksi Pelat... 60

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A : Perhitungan tebal pelat combideck dan pendimensian balok baja

Lampiran B : Perhitungan pelat beton berongga prategang pracetak (HCS) dan

pendimensian balok baja

Lampiran C : Analisis struktur balok baja

Lampiran D : Analisis struktur pelat combideck pada suatu studi kasus

Lampiran E : Analisis struktur pelat beton berongga prategang pracetak pada suatu

studi kasus

Lampiran F : Perhitungan biaya material dan upah pelat combideck pada berbagai

modul

Lampiran G : Perhitungan biaya material dan upah pelat beton berongga prategang

pracetak (HCS) pada berbagai modul

Lampiran H : Daftar harga, gambar denah, detail sambungan, brosur pelat

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan teknologi yang pesat saat ini, umumnya memberikan fasilitas

yang membuat segala sesuatu menjadi lebih mudah, cepat, dan terkadang dapat

memberikan penghematan biaya yang cukup besar bagi yang dapat menguasai

teknologi tersebut, tetapi dalam penerapannya kita masih harus memilih antara

teknologi dan tradisi. Hal ini dapat dikarenakan oleh faktor-faktor yang mungkin

terjadi diluar kendali kita.

Demikian juga dengan bidang konstruksi bangunan. Dalam bidang ini telah

berkembang teknologi yang sedemikian rupa sehingga dalam pembangunan suatu

(12)

bangunan tersebut dan nilai kelayakannya untuk ditempati, tetapi juga memenuhi

beberapa syarat seperti nilai fungsional, nilai estetika, nilai ekonomis, dan lain

sebagainya.

Untuk saat ini telah berkembang suatu sistem konstruksi yang dapat pasang

lepas sesuai dengan kebutuhan. Sistem ini dikenal dengan sistem prefab (prefabrikasi)

atau yang lebih dikenal dengan pelat beton berongga prategang pracetak. Selain itu

ada juga sistem decking baja yang dikenal dengan nama pelat combideck.

Namun dari kedua pelat tersebut terdapat pro dan kontra dalam pelaksanaan di

lapangan. Hal ini yang mengakibatkan perlu adanya suatu analisis perbandingan

mengenai keuntungan dan kerugian antara kedua pelat tersebut dari segi waktu dan

biaya.

1.2. Identifikasi Masalah

Inti permasalahan dalam Tugas Akhir ini adalah perbandingan biaya dan

waktu untuk konstruksi pelat beton sistem Combideck dengan pelat beton sistem

berongga prategang (HCS) dalam konstruksi baja.

1.3. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan adalah membandingkan tipe pelat beton sistem combideck

dangan pelat beton sistem berongga prategang pracetak (HCS) pada studi kasus

bangunan kantor lima lantai yang ditinjau dari segi waktu dan biaya.

1.4. Pembatasan Masalah

(13)

2. Tipe pelat bondek yang dipakai adalah dari merk combideck dengan

ketebalan 0,75 mm.

3. Dalam Tugas Akhir ini pelat lantai yang akan dianalisa adalah pelat untuk

proyek Kantor. Dalam hal ini modul pelat yang ditinjau dalam satuan

meter.

4. Beban rencana yang dipikul oleh lantai adalah beban mati dan beban hidup

yang diambil menurut Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk rumah

dan gedung. Beban mati dihitung berdasarkan material finishing yang

dipakai dalam proyek tersebut.

5. Pemakaian untuk dimensi balok pada kedua pelat tersebut ukurannya

sama.

6. Mutu beton untuk pelat lantai combidek adalah K-250 dengan

menggunakan beton ready mix.

7. Untuk menyangga combidek digunakan steckger.

8. Perhitungan pelat beton combideck dan perhitungan pelat beton berongga

prategang pracetak (HCS).

9. Beban material, peralatan, dan tenaga kerja yang dianalisis berdasarkan

harga yang berlaku pada saat Tugas Akhir dibuat (2003).

10. Analisis perbandingan biaya pelat lantai yang dilakukan dalam Tugas

Akhir ini adalah analisis pelat lantai 2.

11. Study kasus pada proyek di jalan Dago no 25.

12. Lokasi proyek dapat dilalui kendaraan berat mobil ready mix, mesin

(14)

1.5. Sistematika penulisan

BAB I Pendahuluan

Berisikan latar belakang, identifikasi masalah, tujuan penulisan, pembatasan

masalah.

BAB II Landasan Teori

Berisikan penjelasan tentang konstruksi pelat beton sistem combideck,

termasuk didalamnya kelebihan dan kekurangan, aksesoris, serta

pelaksanaannya di lapangan.

Penjelasan tentang HCS yang terdiri dari prinsip dan konsep dasar,

keunggulan dari HCS, sambungan dan hubungan struktural dan

pelaksanaannya.

BAB III Studi Kasus

Tentang gambaran dan spesifikasi dari studi kasus, anggaran biaya konstruksi

pelat dan sistem biaya konstruksi kedua pelat.

BAB IV Analisis Masalah

Berisikan tentang analisis biaya kedua pelat dalam studi kasus serta

perbandingan dari segi waktu dan biaya..

BAB V Kesimpulan dan Saran

(15)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil perhitungan biaya bahan dan upah pengerjaan yang telah dilakukan

untuk setiap pelat beton, maka dapat disimpulkan :

1. Perhitungan biaya bahan dan upah pengerjaan pada pelat combideck bila

dibandingkan dengan pelat beton berongga prategang pracetak (HCS) akan

lebih murah.

2. Pekerjaan dan pelaksanaan untuk pemasangan pelat lantai di lapangan sampai

dengan pengecoran, pelat beton berongga prategang pracetak (HCS) lebih

(16)

3. Selisih untuk biaya konstruksi pada kedua pelat cukup besar, yaitu 8,987%. Hal ini disebabkan karena pada pelat HCS memakai cor tambahan yaitu topping setebal 5 cm, dimana terdapat tulangan wire mesh didalamnya.

4. Untuk selisih antara kedua pelat pada modul A sebesar 11,35 %, modul B sebesar 10,59 %, modul C sebesar 8,20 %, dan modul D sebesar 7,35 %. 5. Kedua pelat tersebut yaitu pelat combideck dan pelat beton berongga

prategang pracetak (HCS) merupakan pelat satu arah.

6. Bila ditinjau dari pekerjaan di lapangan, kedua pelat tersebut tidak memerlukan bekisting.

7. Biaya pelat HCS lebih mahal, ini disebabkan pelat HCS memakai topping. Namun bila tidak menggunakan topping, akan mengakibatkan kekuatan dari pelat akan berkurang.

Saran

Beberapa saran yang perlu diperhatikan untuk memilih pelat yang akan dipakai sebagai lantai bangunan adalah :

1. Untuk menyelesaikan suatu proyek bangunan dalam jangka waktu yang pendek, dianjurkan menggunakan pelat beton berongga prategang pracetak (HCS) karena waktu penyelasaiannya lebih cepat.

2. Bila lokasi dari tempat proyek tidak memungkinkan atau mempunyai ruang yang sempit, dianjurkan menggunakan pelat combideck. Karena untuk instalasi menggunakan pelat beton berongga prategang pracetak memerlukan ruang yang cukup lebar.

(17)

DAFTAR PUSTAKA

1. Beton Elemindo Perkasa, PT (2001), Brosur Pelat Beton Berongga Prategang

Pracetak (HCS) Bandung.

2. Departemen Dinas Tata Ruang dan Pemukiman, (2003), Acuan Analisis Harga

Satuan Pekerjaan Propinsi Jawa Barat Tahun Anggaran.

3. Ervin W.Sutiono, (2002), Analisis Studi Perbandingan Konstruksi Pelat Beton

Sistem Konvensional Dan Konstruksi Pelat Beton Berongga Prategang Pracetak Ditijau Dari Segi Biaya.

4. Fanella, David A, Javeed A Munshi, Basile G Rabbat (1999), Notes on ACI 318-99 Portland Cement Assocition.

5. Mukomuko, J. A (1994), Dasar Penyusunan Anggaran Biaya Bangunan, Gaya

Media Pratama, Jakarta.

6. Plannja, PT (2003), Brosur Pelat Beton Combideck, Bandung.

7. PT.Prima Icon Steel, Manual Penanganan dan Instalasi NC-900.

8. Sastraatmadja, A Soedradjat (1984), Anggaran Biaya Pelaksanaan, Nova,

Bandung.

9. Yayasan Badan Penerbit PU (1987), Pedoman Perencanaan Pembebanan Untuk

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai penghulu simbolik, salah satu urutan yang dilakukan Mbah Djaman adalah mempersiapkan seluruh sajen, menata sajen dalam rinjing atau bojok, membawa seluruh sajen

Begitu juga dengan uji F didapatkan hasil F hitung lebih besar dari F tabel yang artinya terdapat pengaruh positif dan signifikan secara simultan antara desain pekerjaan dan

[r]

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari kebijakan utang terhadap kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XL-5/W7, 2015 25th International CIPA Symposium 2015, 31 August – 04

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c serta untuk melaksanakan ketentuan Pasal 17 ayat (3) Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997

PPK yang menerbitkan SPD, pegawai yang melakukan perjalanan dinas, para pejabat yang mengesahkan tanggal berangkat / tiba, serta bendahara pengeluaran bertanggung jawab

Institut Pertanian Bogor Optimasi Teknologi Ekstraksi dengan Tekanan Tinggi. untuk Bahan Herbal