ABSTRAK
FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELI ULANG KONSUMEN TERHADAP PRODUK FASHION
Studi Kasus pada KonsumenPost Mode, Gejayan, Sleman, Yogyakarta
Liendah F. Oktavia Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta, 2013
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh 1) faktor sosial-budaya, 2) faktor pribadi, 3) faktor psikologis secara parsial dan simultan mempengaruhi minat beli ulang konsumen terhadap produk fashion. Penelitian ini merupakan studi kasus pada konsumen Post Mode, Gejayan, Sleman, Yogyakarta dengan jumlah sampel 100 responden. Teknik sampel yang digunakan adalah purposive sampling dan data dikumpulkan dengan menyebarkan kuesioner kepada responden. Uji
validitas menggunakan rumus Korelasi Pearson’s Product Moment dan uji
reliabilitas menggunakan rumus Cronbach’s Alpha. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah analisis regresi linear berganda, dan t dan uji-F. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) faktor sosial-budaya tidak berpengaruh terhadap minat beli ulang produk fashion, 2) faktor pribadi berpengaruh terhadap minat beli ulang konsumen produk fashion, 3) faktor psikologis tidak berpengaruh terhadap minat beli ulang konsumen produk fashion dan 4) faktor sosial-budaya, faktor pribadi, dan faktor psikologis secara bersama-sama berpengaruh terhadap minat beli ulang konsumen produk fashion.
Kata kunci: faktor sosial-budaya, faktor pribadi, faktor psikologis, minat beli ulang, produk fashion
ABSTRACT
FACTORS AFFECTING THE INTERESTS OF CONSUMERS TO RE-BUY FASHION PRODUCTS
“Case Study on Post Mode’s Consumer, Gejayan, Sleman, Yogyakarta”
Liendah F. Oktavia 092214005
Sanata Dharma University Yogyakarta, 2013
This study aims to examine the influence of 1) socio-cultural factor, 2) personal factor, 3) psychological factor either partially and simultaneously on consumers' re-buying interest of fashion products. This research is a case study on consumer Post Mode, Gejayan, Sleman, Yogyakarta with a sample of 100 respondents. The sampling technique is purposive sampling and data are collected by distributing questionnaires to the respondents. The validity test is Pearson's Product Moment Correlation and the reliability test is Cronbach's Alpha formula. The data analysis techniques used in the study are multiple linear regression analysis, t-test, and F-test. The results show that 1) socio-cultural factor does not influence the consumer re-buying interest of fashion products. 2) personal factor influence the consumer re-buying interest of fashion product, 3) psychological factor does not influence the consumer re-buying interest of fashion product, and 4) socio-cultural factor, personal factor, and psychological factor simultaneously influence the consumer re-buying interest of fashion products.
Key words: socio-cultural factors, personal factors, psychological factors, re-buying interest, fashion products
PENGARUH TINGKAT BUNGA, INFLASI, DAN HARGA
MINYAK MENTAH TERHADAP HARGA SAHAM
Studi Empiris pada PT Bank Central Asia Tbk., PT Bank Artha Graha
Internasional Tbk., dan PT Bank Pundi Indonesia Tbk.
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma
Oleh:
Christian Abdi Guna
NIM: 092214057
PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
i
PENGARUH TINGKAT BUNGA, INFLASI, DAN HARGA
MINYAK MENTAH TERHADAP HARGA SAHAM
Studi Empiris pada PT Bank Central Asia Tbk., PT Bank Artha Graha
Internasional Tbk., dan PT Bank Pundi Indonesia Tbk.
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma
Oleh:
Christian Abdi Guna
NIM: 092214057
PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
iv
MOTO dan PERSEMBAHAN
Lebih baik terus mencoba sebelum menyerah daripada terus menyerah sebelum
mencoba. (Penulis)
Sukses itu bukanlah sebuah tujuan melainkan hanyalah sebuah proses, oleh karena
itu teruslah berjuang, berjuang pun pasti penuh dengan tantangan, tantangan itulah
yang membentuk pribadi seseorang agar lebih sukses. (orang tua dari penulis)
Selalu berpikir positif terhadap segala hal yang terjadi (Penulis)
Tersenyum selalu, karena senyum merupakan modal untuk mencapai kesuksesan.
(Penulis)
Tetap menjalani hidup bersama Tuhan karena Tuhan tanpa manusia tetaplah
Tuhan, namun manusia tanpa Tuhan bukanlah apa-apa. (Penulis)
“Ia membuat segaka sesuatu indah pada waktuNya,....” (Pengkotbah 3:11)
Skripsi ini dipersembahkan kepada:
Tuhan Yesus Kristus yang selalu menuntunku,
Papa dan Mama tercinta,
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih kepada Allah atas karunia dan rahmatNya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Tingkat
Bunga, Inflasi, dan Harga Minyak Mentah Terhadap Harga Saham: Studi Empiris
pada PT Bank Central Asia Tbk., PT Bank Artha Graha Internasional Tbk., dan
PT Bank Pundi Indonesia Tbk.”. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen, Jurusan
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulisan skripsi ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan berbagai
pihak. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Paulus Wiryono Priyotomo, S.J., selaku Rektor Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Dr. Herry Maridjo, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak Dr. Lukas Purwoto, S.E., M.Si., selaku Kepala Program Studi
Manajemen Universitas Sanata Dharma.
4. Bapak Drs. Tiberius Handono Eko Prabowo, M.B.A, Ph.D., selaku dosen
pembimbing I, yang telah mengarahkan dan membimbing penulis dengan
kesungguhan hati.
5. Ibu Maria Theresia Ernawati, S.E., M.A., selaku dosen pembimbing II, yang
juga telah mengarahkan dan membimbing penulis sehingga skripsi ini
menjadi lebih sempurna.
6. Bapak John Philio Simandjuntak, S.E., M.M.,selaku anggota tim penguji
7. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta,
8. Papa dan Mamaku tercinta yang selalu memberikan kasih sayang, doa,
dukungan, nasehat, kebahagiaan, dan memberikan penghidupan yang layak
bagiku. Terima kasih juga telah menjadikanku orang yang kuat dan tegar
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xv
ABSTRAK ... xvi
ABTRACT ... xvii
BAB I : PENDAHULUAN ... 01
A.Latar Belakang ... 01
B. Rumusan Masalah ... 06
C.Batasan Masalah ... 07
D.Tujuan Penelitian ... 07
E. Manfaat Penelitian ... 08
BAB II : LANDASAN TEORI ... 10
A.Teori Investasi ... 10
1. Investasi Langsung ... 11
2. Investasi Tidak Langsung ... 12
B. Pasar Modal ... 13
C.Saham ... 14
D.Harga Saham ... 15
1. Harga Nominal ... 15
2. Harga Perdana ... 15
3. Harga Pasar ... 16
x
F. Inflasi ... 18
G.Hubungan Inflasi dengan Harga Saham ... 20
H.Tingkat Bunga SBI ... 20
I. Hubungan Tingkat Bunga SBI dengan Harga Saham ... 21
J. Harga Minyak Mentah ... 22
K.Hubungan Harga Minta Mentah dengan Harga Saham ... 22
L. Tinjauan Penelitian Sebelumnya ... 23
M.Kerangka Konseptual Penelitian ... 27
N.Hipotesis Penelitian ... 27
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ... 28
A.Jenis Penelitian ... 28
B. Subjek dan Objek Penelitian ... 28
1. Subjek Penelitian ... 28
2. Objek Penelitian ... 28
C.Waktu dan Lokasi Penelitian ... 29
1. Waktu Penelitian ... 29
2. Tempat Penelitian ... 29
D.Variabel Penelitian ... 29
E. Definisi Operasional ... 29
F. Populasi dan Sampel Penelitian ... 30
1. Populasi Penelitian ... 30
2. Sampel Penelitian ... 30
G.Teknik Pengambilan Sampel ... 31
H.Sumber Data ... 31
I. Teknik Pengumpulan Data ... 31
J. Teknik Analisis Data ... 32
1. Uji Asumsi Klasik ... 32
a. Uji Normalitas ... 33
b. Uji Multikolinearitas ... 33
c. Uji Autokorelasi ... 33
xi
2. Uji Hipotesis ... 35
a. Analisis Regresi ... 35
b. Uji Simultan (Uji F-Statistik) ... 36
c. Uji Parsial (Uji t) ... 37
d. Koefisien Determinasi ... 40
BAB IV : GAMBARAN PERUSAHAAN ... 41
A.PT Bank Central Asia Tbk. ... 41
1. Sejarah PT Bank Central Asia Tbk. ... 41
2. Visi dan Misi PT Bank Central Asia Tbk. ... 42
B. PT Bank Artha Graha Internasional Tbk. ... 43
1. Sejarah PT Bank Artha Graha Internasional Tbk. ... 43
2. Visi dan Misi PT Bank Artha Graha Internasional Tbk. ... 45
C.PT Bank Pundi Indonesia Tbk. ... 46
1. Sejarah PT Bank Pundi Indonesia Tbk. ... 46
2. Visi dan Misi PT Bank Pundi Indonesia Tbk. ... 48
BAB V : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 50
A.Deskripsi Data dan Pembahasan ... 50
1. Tingkat Bunga Sertifikat Bank Indonesia 1 ... 50
2. Tingkat Inflasi 2 ... 51
3. Harga Minyak Mentah Indonesia 3 ... 52
4. Harga Saham PT Bank Central Asia Tbk. 1 ... 53
5. Harga Saham PT Bank Artha Graha Tbk. 2 ... 54
6. Harga Saham PT Bank Pundi Indonesia Tbk. 3 ... 56
B. Hasil Uji Statistik dan Pembahasan ... 57
1. Uji Asumsi Klasik ... 57
a. Uji Normalitas ... 57
b. Uji Multikolinearitas ... 59
c. Uji Autokorelasi ... 60
d. Uji Heteroskedastisitas ... 61
2. Uji Hipotesis ... 63
xii
b. Uji Simultan (Uji F-Statistik) ... 68
c. Uji Parsial (Uji t) ... 71
d. Koefisien Determinasi ... 77
C.Implikasi ... 79
D.Rangkuman Analisis Statistik ... 83
BAB VI : KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN ... 90
A.Kesimpulan ... 90
B. Saran ... 91
C.Keterbatasan ... 91
DAFTAR PUSTAKA ... 93
xiii
II.1 Tinjauan Penelitian Sebelumnya ... 23
V.1 Tingkat Bunga SBI Juni 2008 – November 2010 ... 50
V.2 Tingkat Inflasi di Indonesia Juni 2008 – November 2010 ... 51
V.3 Rata-rata Harga Minyak Mentah di Indonesia Juni 2008 – November 2010 ... 52
V.4 Harga Penutupan Akhir Bulan Saham PT. Bank Central Asia Tbk. Juni 2008 – November 2010 ... 53 Pundi Indonesia Tbk. Juni 2008 – November 2010 ... 56
V.7 Nilai Residual Terstandarisasi Variabel Terikat ... 57
V.8 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 59
V.9 Hasil Uji Multikolinearitas ... 60
V.10 Durbin-Watson Test ... 61
V.11 Nilai Mutlak Residual Unstandardized Variabel Terikat ... 62
V.12 Uji Heteroskedastisitas ... 63
V.13 Estimasi Regresi Linear Berganda PT Bank Central Asia Tbk. ... 64
V.14 Estimasi Regresi Linear Berganda PT Bank Artha Graha Internasional Tbk. ... 65
xiv
V.16 Uji simultan PT Bank Central Asia Tbk. ... 69
V.17 Uji simultan PT Bank Artha Graha Internasional
Tbk.
... 70
V.18 Uji simultan PT Bank Pundi Indonesia Tbk. ... 71
V.19 Tabel Analsis Variabel Bebas terhadap Variabel Terikat PT Bank Central Asia Tbk.
... 72
V.20 Tabel Analsis Variabel Bebas terhadap Variabel Terikat PT Bank Artha Graha Internasional Tbk.
... 74
V.21 Tabel Analsis Variabel Bebas terhadap Variabel Terikat PT Bank Pundi Indonesia Tbk.
... 76
V.22 Koefisien Determinasi PT Bank Central Asia Tbk. ... 78
V.23 Koefisien Determinasi PT Bank Artha Graha Tbk. ... 78
V.24 Koefisien Determinasi PT Bank Pundi Indonesia
Tbk.
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Halaman
II.1 Investasi Langsung dan Investasi Tidak Langsung ... 11
xvi
ABSTRAK
PENGARUH TINGKAT BUNGA, INFLASI, DAN HARGA MINYAK MENTAH TERHADAP HARGA SAHAM
Studi Empiris pada PT Bank Central Asia Tbk., PT Bank Artha Graha
Internasional Tbk., dan PT Bank Pundi Indonesia Tbk.
Christian Abdi Guna
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2013
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat bunga, inflasi, dan harga minyak mentah secara simultan dan parsial terhadap harga saham tiga perusahaan perbankan PT Bank Central Asia Tbk., PT Artha Graha Internasional Tbk., dan PT Bank Pundi Indonesia Tbk. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan lembaga keuangan bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dengan sampel penelitian terdiri dari satu perusahaan dengan aset terbesar, satu perusahaan dengan aset moderat, dan satu perusahaan dengan aset terkecil yang ketiganya tidak termasuk dalam IPO (Initial Public Offering). Teknik pengumpulan data dengan menggunakan teknik dokumentasi. Analisis data menggunakan teknik analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan tingkat bunga, inflasi, dan harga minyak secara simultan mempengaruhi harga saham ketiga perusahaan dan secara parsial hanya tingkat bunga saja yang mempengaruhi secara signifikan harga saham ketiga perusahaan.
xvii ABTRACT
THE INFLUENCE OF INTEREST, INFLATION, AND CRUDE OIL PRICE
ON STOCK PRICE
Empirical study on PT Bank Central Asia Tbk., PT Bank Artha Graha
Internasional Tbk., and PT Bank Pundi Indonesia Tbk.
Christian Abdi Guna
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2013
This reaserch attempts to investigate the influence of interest, inflation, and crude oil price on the stock price of three banking corporations, namely PT Bank Central Asia Tbk., PT Bank Artha Graha Internasional Tbk., and PT Bank Pundi Indonesia Tbk.. The population of this research is the bank institutions which are registered on Indonesia Stock Exchange. The sample consisted of one company from top ten the biggest asset, one company is the moderate one (rank 11 to 20), and one company from the smallest asset (rank 21 -31) which are not listed as IPO (Initial Public Offering). The data collecting technique was documentation. Multiple linear regression was applied to analyze the data. The research shows that interest rate, inflation level, and crude oil price influence simultaneousely the stock price of the research samples and partially, interest rate influences significantly the stock price of the research samples.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai otoritas moneter, perbankan, dan sistem pembayaran, tugas utama
Bank Indonesia tidak saja menjaga stabilitas moneter, namun juga stabilitas
sistem keuangan (perbankan dan sistem pembayaran). Keberhasilan Bank
Indonesia dalam menjaga stabilitas moneter tanpa diikuti oleh stabilitas sistem
keuangan, tidak akan banyak artinya dalam mendukung pertumbuhan ekonomi
yang berkelanjutan. Stabilitas moneter dan stabilitas keuangan ibarat dua sisi mata
uang yang tidak dapat dipisahkan. Kebijakan moneter memiliki dampak yang
signifikan terhadap stabilitas keuangan begitu pula sebaliknya, stabilitas keuangan
merupakan pilar yang mendasari efektivitas kebijakan moneter. Sistem keuangan
merupakan salah satu alur transmisi kebijakan moneter, sehingga bila terjadi
ketidakstabilan sistem keuangan maka transmisi kebijakan moneter tidak dapat
berjalan secara normal. Sebaliknya, ketidakstabilan moneter secara fundamental
akan mempengaruhi stabilitas sistem keuangan akibat tidak efektifnya fungsi
sistem keuangan
(http://ukiehary.wordpress.com/2012/04/02/peran-dan-fungsi-bank-secara-umum).
Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan yang umumnya
didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan
uang, dan menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai banknote. Kata bank
menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998
Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank
adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak(http://indonesi4ku.wordpress.com/2011/03/15/pengertian-klasifikasi-tugasfungsi-kegiatan-serta-peranan-bank)
Pada umumnya fungsi bank umum adalah menghimpun dana dari
masyarakat dalam berbagai bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali
kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Secara lebih terperinci fungsi bank
umum adalah sebagai berikut
(http://id.shvoong.com/business-management/investing/2077014-fungsi-bank-umum/):
a. Meyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang lebih efisien dalam
kegiatan ekonomi,
b. Menciptakan uang,
c. Menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada
masyarakat,
d. Menawarkan jasa-jasa keuangan lainnya,
e. Menyalurkan kredit,
f. Bank umum harus mampu menarik dana masyarakat sebanyak mungkin.
Karena bagitu pentingnya fungsi dari bank ini, maka penerapan investasi
terhadap industri perbankan cukup menarik perhatian oleh beberapa investor.
industri perbankan adalah dengan membeli saham yang dikeluarkan oleh bank
yang telah terdaftar sebagai emiten di Bursa Efek Indonesia. Disamping itu
investor juga perlu untuk memperhatikan dari beberapa jenis perusahaan bank
yang ada, mana yang merupakan perusahaan yang sehat dan mana yang tidak,
sehingga modal yang ditanamkan dapat menghasilkan keuntungan. Menurut data
dari Bursa Efek Indonesia tahun 2009 dan 2010, terdapat tiga jenis bank menurut
besarnya jumlah aset yang diurutkan ke dalam 31 besar yakni bank dengan modal
besar (urutan 1 – 10), bank dengan modal menengah (urutan 11 – 20), dan bank
dengan modal kecil (urutan 21 – 31) dimana ketiga kelompok bank ini masih
menjalankan fungsinya sebagai bank (Indonesia Capital Market Directory;2011).
Saham adalah satuan nilai atau pembukuan dalam berbagai instrumen
finansial yang mengacu pada bagian kepemilikan sebuah perusahaan. Dengan
menerbitkan saham, memungkinkan perusahaan-perusahaan yang membutuhkan
pendanaan jangka panjang untuk 'menjual' kepentingan dalam bisnis - saham
(efek ekuitas) - dengan imbalan uang tunai. Ini adalah metode utama untuk
meningkatkan modal bisnis selain menerbitkanobligasi. Saham dijual
melalui pasar primer (primary market) atau pasar sekunder (secondary market)
(http://id.wikipedia.org/wiki/Saham).
Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi harga saham atau return
saham, baik yang bersifat makro maupun mikroekonomi. Faktor makro ada yang
bersifat ekonomi maupun nonekonomi. Faktor makroekonomi terinci dalam
beberapa variabel ekonomi, misalnya inflasi, suku bunga, kurs valuta asing,
dan indeks saham regional. Faktor makro nonekonomi mencakup peristiwa politik
domestik, peristiwa sosial, peristiwa hukum, dan peristiwa politik internasional.
Sementara itu, faktor mikroekonomi terinci dalam beberapa variabel, misalnya
laba per saham ,dividen per saham, nilai buku per saham, debt equity ratio, dan
rasio keuangan lainnya (Samsul,2006:335).
Sebagai gambaran umum, menurut data statistik dari indeks harga saham
di Indonesia di bawah ini (Tabel I.q) dapat dilihat bahwa dalam 5 tahun terakhir
(2008 – 2012) indeks harga sahammengalami peningkatan. Berikut data
komponen ekonomi diantaranya suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (Tabel I.2).
Tabel I.1
Transaksi dan Indeks Saham di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008 – 2012
Jumlah Volume Nilai Indeks Harga
Perusahaan (Juta Saham) (Juta Rp) Saham
2012 459 1,053,762 1,116,114 4,316.69
2011 440 1,203,550 1,223,441 3,821.99
2010 420 1,330,865 1,176,238 3,703.51
2009 398 1,467,660 975,135 2,534.36
2008 396 787,846 1,064,528 1,355.41
Sumber : Bursa Efek Indonesia
Transaksi dan Indeks Saham di Bursa Efek 2008 - 2012
Tahun
Tabel I.2 Tingkat Bunga SBI
Tahun (% per tahun)
2011 6.08058
2010 6.66065
2009 7.94939
2008 10.89269
Sumber: www.bi.go.id
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa tingkat suku bunga Sertifikat Bank
Indonesia setiap tahun mengalami fluktuasi perubahan. Jika dibandingkan dengan
data harga saham di Bursa Efek, dapat dilihat semakin rendah tingkat bunga maka
harga saham akan meningkat.Untuk tingkat inflasi di Indonesia datanya disajikan
sebagai berikut:
Tabel I.3
Tingkat Inflasi di Indonesia
IHK INFLASI IHK INFLASI IHK INFLASI IHK INFLASI IHK INFLASI
Jan 158.26 1.77 113.78 -0.07 118.01 0.84 126.29 0.89 130.9 0.76
Feb 159.29 0.65 114.02 0.21 118.36 0.3 126.46 0.13 130.96 0.05
Mar 160.81 0.95 114.27 0.22 118.19 -0.14 126.05 -0.32 131.05 0.07
Apr 161.73 0.57 113.92 -0.31 118.37 0.15 125.66 -0.31 131.32 0.21
Mei 164.01 1.41 113.97 0.04 118.71 0.29 125.81 0.12 131.41 0.07
Jun 110.08 2.46 114.1 0.11 119.86 0.97 126.5 0.55 132.23 0.62
Jul 111.59 1.37 114.61 0.45 121.74 1.57 127.35 0.67 133.16 0.7
Agt 112.16 0.51 115.25 0.56 122.67 0.76 128.54 0.93 134.43 0.95
Sep 113.25 0.97 116.46 1.05 123.21 0.44 128.89 0.27 134.45 0.01
Okt 113.76 0.45 116.68 0.19 123.29 0.06 128.74 -0.12 134.67 0.16
Nov 113.9 0.12 116.65 -0.03 124.03 0.6 129.18 0.34 134.76 0.07
Des 113.86 -0.04 117.03 0.33 125.17 0.92 129.91 0.57 N.A N.A
Tahunan 11.06 2.78 6.96 3.79 4.3
Sumber: www.bps.go.id
TAHUN 2012
INDONESIA 2008 - 2012
BULAN TAHUN 2008 TAHUN 2009 TAHUN 2010 TAHUN 2011
dari data tersebut dapat dilihat juga bahwa tingkat inflasi di Indonesia setiap
tahunnya mengalami fluktuasi perubahan. Jika dibandingkan dengan data harga
saham di Bursa Efek, maka dapat dilihat setiap tahun inflasi di Indonesia semakin
meningkat begitu pun juga dengan harga saham yang mengalami peningkatan
untuk setiap tahunnya. Harga minyak mentah juga mengalami fluktuasi perubahan.
Tabel I.4 Harga Minyak Mentah
Tahun Harga
(US$/barrel)
2008 96.13
2009 61.58
2010 79.40
2011 111.55
2012 112.73
Sumber : www.esdm.go.id
Indonesia Crude Price
Jika tabel harga minyak mentah tersebut (Tabel I.4) dibandingkan dengan data
indeks harga saham di Bursa Efek (Tabel I.1) dapat dilihat bahwa harga minyak
mentah secara umum mengalami peningkatan dan harga saham juga mengalami
peningkatan.
Dari beberapa data ekonomi yang dipaparkan dapat dilihat bahwa setiap
tahunnya harga saham dan nilai setiap variabel ekonomi mengalami fluktuasi
pergerakan yang berbeda-beda. Khususnya untuk ketiga variabel makroekonomi
ini dimana harga saham mengalami pergerakan yang bertolak belakang (negatif)
dengan tingkat bunga, tetapi mengalami pergerakan yang searah (positif) dengan
inflasi dan harga minyak mentah.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukanan, maka penelitian ini akan
diberi judul “Pengaruh Tingkat Bunga, Inflasi, dan Harga Minyak Mentah
terhadap Harga Saham” untuk menguji pengaruh dari ketiga variabel ini terhadap harga saham.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah tingkat bunga, inflasi dan harga minyak mentah secara simultan
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham?
2. Apakah tingkat bunga secara individu mempunyai pengaruh negatif
terhadap harga saham?
3. Apakah inflasi secara individu mempunyai pengaruh positif terhadap
harga saham?
4. Apakah harga minyak mentah secara individu mempunyai pengaruh
positif terhadap harga saham?
C. Batasan Masalah
Batasan masalah dari ruang lingkungan masalah yang akan diteliti adalah
sebagai berikut:
1. Harga minyak mentah mentah yang diteliti berdasarkan data dari
www.esdm.go.id
2. Tingkat bungayang digunakan merupakan tingkat bunga SBI (Sertifikat
Bank Indonesia).
3. Tingkat inflasi yang digunakan sesuai dengan periode penelitian.
4. Data saham perusahaan dalam penelitian ini adalah PT Bank Central Asia
Tbk, PT Bank Artha Graha Internasional Tbk, dan PT Bank Pundi
Indonesia Tbk.
5. Periode penelitian adalah bulan Juni 2008 sampai dengan November 2010
D. Tujuan Penelitian
Setelah dilakukannya penelitian ini maka tujuan yang diharapkan akan dicapai
1. Untuk mengetahui apakah tingkat bunga, inflasi dan harga minyak mentah
secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga
saham.
2. Untuk mengetahui apakah tingkat bunga secara individu mempunyai
pengaruh negatif terhadap harga saham.
3. Untuk mengetahui apakah inflasi secara individu mempunyai pengaruh
positif terhadap harga saham.
4. Untuk mengetahui apakah harga minyak mentah secara individu
mempunyai pengaruh positif terhadap harga saham.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Penulis
Melalui penelitian ini, penulis dapat menambah wawasan dan
keterampilan dalam menganalisis suatu masalah dengan menggunakan
ilmu pengetahuan yang selama ini telah didapatkan dalam perkuliahan
terutama mengenai pasar modal.
2. Universitas Sanata Dharma
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan informasi
penelitian bagi mahasiswa yang lain yang akan mengadakan penelitian
terhadap masalah yang sama di masa yang akan datang dan dapat
menambah referensi hasil penelitian, yang nantinya menjadi koleksi
3. Investor
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi para
investor dalam memanfaatkan informasi yang telah tersedia yang berguna
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Teori Investasi
Investasi merupakan penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukkan ke
aktiva produktif selama periode waktu yang tertentu. Dengan adanya aktiva yang
produktif, penundaan konsumsi sekarang untuk diinvestasikan ke aktiva yang
produktif tersebut akan meningkatkan utiliti total. Investasi ke dalam aktiva
produktif dapat berbentuk aktiva nyata (seperti rumah, tanah, dan emas) atau
berbentuk aktiva keuangan (surat-surat berharga) yang diperjual-belikan diantara
investor (pemodal). Investor melakukan investasi untuk meningkatkan utilitinya
dalam bentuk kesejahteraan keuangan (Hartono,2010:5-6).
Di dalam bukunya, Hartono (2010:7) membagi tipe-tipe investasi
keuangan dimana investasi ke dalam aktiva keuangan dapat berupa investasi
langsung dan investasi tidak langsung. Investasi langsung dilakukan dengan
membeli langsung aktiva keuangan dari suatu perusahaan baik melalui perantara
atau dengan cara yang lain. Sebaliknya investasi tidak langsung dilakukan dengan
membeli saham dari perusahaan investasi yang mempunyai portofolio
aktiva-aktiva keuangan dari perusahaan-perusahaan lain. Gambar II.1 menunjukkan
Gambar II.1
Investasi Langsung dan Investasi Tidak Langsung
1. Investasi Langsung
Investasi langsung dapat dilakukan dengan membeli aktiva
keuangan yang dapat diperjual-belikan di pasar uang (money market),
pasar modal (capital market), atau pasar turunan (derivative market).
Investasi langsung juga dapat dilakukan dengan membeliaktiva keuangan
yang tidak dapat diperjual-belikan. Aktiva keuangan yang tidak dapat
diperjual-belikan biasanya diperoleh melalui bank komersial.
Macam-macam investasi langsung dapat disarikan sebagai berikut
ini (Hartono,2010:9).
a. Investasi langsung yang tidak dapat diperjual-belikan.
1) Tabungan
2) Deposito
b. Investasi langsung dapat diperjual-belikan.
1) Investasi langsung di pasar uang.
a) T-bill.
b) Deposito yang dapat dinegosiasi.
Investasi langsung Investasi tidak
langsung
Aktiva-aktiva keuangan Perusahaan
Investasi Investor
2) Investasi langsung di pasar modal.
a) Surat-surat berharga pendapatan tetap (fixed-income securities).
(1) T-Bond.
(2) Federal agency securities.
(3) Municipal bond.
(4) Corporate bond.
(5) Convertible bond.
b) Saham-saham (equity securities).
(1) Saham preferen (preferred stock).
(2) Saham biasa (common stock).
3) Investasi langsung di pasar turunan.
a) Opsi.
(1) Waran (warrant)
(2) Opsi put (put option)
(3) Opsi call (call option)
b) Futures contract.
2. Investasi Tidak Langsung
Investasi tidak langsung dilakukan dengan membeli surat-surat
berharga dari perusahaan investasi. Perusahaan investasi adalah
perusahaan yang menyediakan jasa keuangan dengan cara menjual
sahamnya ke publik dan menggunakan dana yang diperoleh untuk
diinvestasikan ke dalam portofolio (diharapkan portofolionya optimal) dan
B. Pasar Modal
Secara umum, pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara
permintaan dan penawaran atas instrument keuangan jangka panjang, umumnya
lebih dari 1 (satu) tahun. Hukum mendefinisikan pasar modal sebagai “Kegiatan
yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan
publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi
yang berkaitan dengan efek” (Samsul,2006:43).
Terdapat 4 (empat jenis) pasar modal yang dapat dikategorikan sebagai
berikut (Samsul, 2006:46):
1. Pasar Perdana adalah tempat atau sarana bagi perusahaan yang untuk pertama kali menawarkan saham atau obligasi ke masyarakat umum. Di
sini dikatakan tempat karena secara fisik masyarakat pembeli dapat
bertemu dengan penjamin emisi atapun agen penjual untuk melakukan
pesanan sekaligus membayar uang pesanan.
2. Pasar Kedua adalah tempat atau sarana transaksi jual-beli efek antarinvestor dan harga bentuk oleh investor melalui perantara efek.
Dikatakan tempat karena secara fisik para perantara efek berada dalam
satu gedung di lantai perdagangan (trading floor), seperti di Bursa Efek
Jakarta.
3. Pasar Ketiga adalah sarana transaksi jual-beli efek antara market maker
serta investor dan harga dibentuk oleh market maker. Investor dapat
memilih market maker yang member harga terbaik. Market maker adalah
saham, karena satu jenis saham dipasarkan oleh lebih dari satu market
maker.
4. Pasar Keempat adalah sarana transaksi jual-beli antara investor jual dan investor beli tanpa melalui perantara efek. Transaksi dilakukan secara
tatap muka antara investor beli dan investor jual untuk saham atas
pembawa.
C. Saham
Seperti yang telah dijelaskan pada teori investasi khususnya bagian
investasi langsung di pasar modal, terdapat dua jenis saham yaitu saham preferen
(preferred stock) dan Saham biasa (common stock). Dalam uraian berikut ini akan
lebih dijelaskan tentang saham biasa (common stock).
Saham biasa (common stock) merepresentasikan ekuiti atau posisi
kepemilikan investor di perusahaan. Saham adalah klaim residual, dalam arti
kreditur dan pemegang saham utama harus dibayar sesuai dengan jadwal sebelum
pemegang saham biasa menerima pembayaran. Dalam hal kebangkrutan,
pemegang saham biasa pada prinsipnya berhak atas sisa setelah semua klaim
terpenuhi. (Namun pada praktiknya, pengadilan kadang menyalahi prinsip ini).
Keuntungan besar dari organisasi berbentuk corporate atau perusahaan
perseroan terbatas (PT) adalah kewajiban (liability) pemiliknya terbatas. Saham
biasa umumnya “dibayar penuh dan nonassessable” artinya pemegang saham
biasa dapat kehilangan investasi awalnya tetapi tidak mungkin mengalami
kewajibannya, pemegang saham tidak dapat dipaksa memberi dana ke perusahaan
yang diperlukan untuk membayar kewajiban perusahaan itu. Namun, dari
kegagalan tersebut, ada kemungkinan nilai saham perusahaan akan terabaikan.
Hal ini akan mengakibatkan pemegang saham mengalami kerugian sejumlah uang
yang dibayar untuk membeli saham tersebut (Sharpe et al., 2006:1).
D. Harga Saham
Saham merupakan tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau
badan dalam suatu perusahaan, selembar saham adalah selembar kertas yang
menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik (berapapun
porsinya/jumlahnya) dari suatu perusahaan yang menerbitkan kertas (saham)
tersebut. Selembar saham mempunyai nilai atau harga. Harga saham dapat
dibedakan menjadi 3
(tiga)(http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/08/saham-definisi-jenis-dan-faktor-yang.html):
1. Harga Nominal
Harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang ditetapkan oleh
emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan. Besarnya
harga nominal memberikan arti penting saham karena deviden minimal
biasanya ditetapkan berdasarkan nilai nominal.
2. Harga Perdana
Harga ini merapakan pada waktu harga saham tersebut dicatat di
bursa efek.Harga saham pada pasar perdana biasanya ditetapkan oleh
diketahui berapa harga saham emiten itu akan dijual kepada masyarakat
biasanya untuk menentukan harga perdana.
2. Harga Pasar
Kalau harga perdana merupakan harga jual dari perjanjian emisi
kepada investor, maka harga pasar adalah harga jual dari investor yang
satu dengan investor yang lain. Harga ini terjadi setelah saham tersebut
dicatatkan di bursa. Transaksi disini tidak lagi melibatkan emiten dari
penjamin emisi.Harga ini yang disebut sebagai harga di pasar sekunder
dan harga inilah yang benar-benar mewakili harga perusahaan penerbitnya,
karena pada transaksi di pasar sekunder, kecil sekali terjadi negosiasi
harga antara investor dengan perusahaan penerbit. Harga yang setiap hari
diumumkan di surat kabar atau media lain adalah harga pasar.
E. Keputusan Investasi
Hal mendasar dalam proses keputusan investasi adalah pemahaman
hubungan antara return harapan dan risiko suatu investasi. Hubungan risiko dan
return harapan dari suatu investasi merupakan hubungan yang searah dan linear.
Artinya, semakin besar return harapan, semakin besar pula tingkat risiko yang
harus dipertimbangkan. Hubungan seperti itulah yang menjawab pertanyaan
mengapa tidak semua investor hanya berinvestasi pada aset yang menawarkan
tingkat return yang paling tinggi. Disamping memperhatikan return yang tinggi,
Proses keputusan investasi merupakan proses keputusan yang
berkesinambungan (going process). Proses keputusan investasi terdiri dari lima
tahap keputusan yang berjalan terus-menerus sampai tercapainya keputusan
investasi yang terbaik. Tahap-tahap keputusan investasi meliputi lima tahap
keputusan, yaitu (Tandelilin, 2010)
1. Penentuan tujuan investasi. Tahap pertama dalam proses keputusan investasi adalah penentuan tujuan investasi yang akan dilakukan. Tujuan
investasi masing-masing investor bisa berbeda-beda tergantung pada
investor yang membuat keputusan tersebut.
2. Penentuan kebijakan investasi.Tahap kedua ini merupakan tahap penentuan kebijakan untuk memenuhi tujuan investasi yang telah
ditetapkan.
3. Pemilihan strategi portofolio. Strategi portofolio yang dipilih harus konsisten dengan dua tahap sebelumnya. Ada dua strategi portofolio yang
bisa dipilih, yaitu strategi portofolo aktif dan strategi portofolio pasif.
4. Pemilihan aset.Setelah strategi portofolio ditentukan, tahap selanjutnya adalah pemilihan aset-aset yang akan dimasukkan dalam portofolio. Tahap
ini memerlukan pengevaluasian setiap sekuritas yang ingin dimasukkan
dalam portofolio. Tujuan tahap ini adalah untuk mencari kombinasi return
diharapkan yang tertinggi dengan tingkat risiko tertentu atau sebaliknya
menawarkan return diharapkan tertentu dengan tingkat risiko terendah.
adalah salah kaprah jika kita langsung mengatakan bahwa tahap ini adalah
tahap terakhir, karena sekali lagi, proses keputusan investasi merupakan
proses keputusan yang berkesinambungan dan terus-menerus.
F. Inflasi
Dalam artikel http://id.wikipedia.org/wiki/Inflasi dijelaskan definisi
inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan
terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh
berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya
likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai
termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang. Dengan kata lain,
inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi
adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya,
tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi adalah
indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses
kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling
pengaruh-memengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan
persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga.
Ada banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi, dua yang paling sering
digunakan adalah CPI dan GDP Deflator.
Berdasarkan asalnya, inflasi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu inflasi
yang berasal dari dalam negeri dan inflasi yang berasal dari luar negeri. Inflasi
belanja yang dibiayai dengan cara mencetak uang baru dan gagalnya pasar yang
berakibat harga bahan makanan menjadi mahal. Sementara itu, inflasi dari luar
negeri adalah inflasi yang terjadi sebagai akibat naiknya harga barang impor. Hal
ini bisa terjadi akibat biaya produksi barang di luar negeri tinggi atau adanya
kenaikan tarif impor barang.
Inflasi juga dapat dibagi berdasarkan besarnya cakupan pengaruh terhadap
harga. Jika kenaikan harga yang terjadi hanya berkaitan dengan satu atau dua
barang tertentu, inflasi itu disebut inflasi tertutup (Closed Inflation). Namun,
apabila kenaikan harga terjadi pada semua barang secara umum, maka inflasi itu
disebut sebagai inflasi terbuka (Open Inflation). Sedangkan apabila serangan
inflasi demikian hebatnya sehingga setiap saat harga-harga terus berubah dan
meningkat sehingga orang tidak dapat menahan uang lebih lama disebabkan nilai
uang terus merosot disebut inflasi yang tidak terkendali (Hiperinflasi).
Berdasarkan keparahannya inflasi juga dapat dibedakan :
1. Inflasi ringan (kurang dari 10% / tahun)
2. Inflasi sedang (antara 10% sampai 30% / tahun) 3. Inflasi berat (antara 30% sampai 100% / tahun) 4. Hiperinflasi (lebih dari 100% / tahun)
Inflasi diukur dengan menghitung perubahan tingkat persentase perubahan sebuah
indeks harga. Indeks harga tersebut di antaranya:
1. Indeks harga konsumen (IHK) atau consumer price index (CPI), adalah
indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang tertentu yang dibeli oleh
2. Indeks biaya hidup atau cost-of-living index.
3. Indeks harga produsen adalah indeks yang mengukur harga rata-rata dari
barang-barang yang dibutuhkan produsen untuk melakukan proses
produksi. IHP sering digunakan untuk meramalkan tingkat IHK di masa
depan karena perubahan harga bahan baku meningkatkan biaya produksi,
yang kemudian akan meningkatkan harga barang-barang konsumsi.
4. Indeks harga komoditas adalah indeks yang mengukur harga dari
komoditas-komoditas tertentu.
5. Indeks harga barang-barang modal
6. Deflator PDB menunjukkan besarnya perubahan harga dari semua barang
baru, barang produksi lokal, barang jadi, dan jasa.
G. Hubungan Inflasi dengan Harga Saham
Hasil penelitian Zulfi Skendra, MB-IPB, memperlihatkan bahwa inflasi
memiliki pengaruh positif terhadap return pasar. Ini terjadi karena apabila inflasi
naik maka harga output juga naik, kinerja perusahaan naik, pendapatan
perusahaan akan naik, harga saham naik, IHSG naik, begitu juga sebaliknya.
Sehingga dapat dilihat bahwa apabila inflasi meningkat maka harga saham akan
ikut meningkat, sebaliknya apabila inflasi menurun maka harga saham akan ikut
menurun juga. Namun tingkat laju inflasi pada umumnya ditentukan oleh
kekuatan permintaan dan penawaran terhadap barang dan jasa yang
mencerminkan perilaku para pelaku pasar atau masyarakat. Salah satu faktor yang
inflasi di masa yang akan datang. Ekspektasi laju inflasi yang tinggi akan
mendorong masyarakat untuk mengalihkan aset finansial yang dimilikinya
menjadi aset riil, seperti tanah, rumah, dan barang-barang konsumsi lainnya.
Begitu pula sebaliknya ekspektasi laju inflasi yang rendah akan memberikan
insentif terhadap masyarakat untuk menabung serta melakukan investasi pada
sektor-sektor produktif.
H. Tingkat Bunga SBI
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) adalahsurat berharga yang dikeluarkan
oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek (1-3 bulan)
dengan sistem diskonto/bunga. SBI merupakan salah satu mekanisme yang
digunakan Bank Indonesia untuk mengontrol kestabilan nilai Rupiah. Dengan
menjual SBI, Bank Indonesia dapat menyerap kelebihan uang primeryang beredar.
Tingkat suku bunga yang berlaku pada setiap penjualan SBI ditentukan oleh
mekanisme pasar berdasarkan sistem lelang (http://id.wikipedia.org/wiki/
Sertifikat_Bank_Indonesia).
I. Hubungan Tingkat Bunga SBI dengan Harga Saham
Tingkat suku bunga memiliki pengaruh yang besar terhadap harga saham.
Suku bunga yang tinggi akan menurunkan kegiatan ekonomi, meningkatkan
beban bunga (dengan demikian menurunkan laba perusahaan), menyebabkan
investor menjual saham dan mentransfer dana pada pasar obligasi. Jadi, semakin
bahkan tidak mungkin untuk diprediksi (http://syarifahanakmamak.blogspot.com/
2012/03/hubungan-tingkat-suku-bunga-dengan.html) dan menurut Triana
(http://banking.blog.gunadarma.ac.id) hubungan antara tingkat suku bunga dengan
Indeks Harga Saham, apabila tingkat bunga tinggi maka pemilik modal memilih
menabung di Bank.Sehingga antara tingkat suku bunga dengan harga saham
memiliki hubungan yang negatif atau timbal balik. Jika tingkat suku bunga
meningkat maka harga saham akan mengalami penurunan dan sebaliknya.
J. Harga Minyak Mentah
Minyak mentah merupakan sumber energi vital bagi masyarakat dunia saat
ini. Sebagian besar industri di dunia menjalankan industrinya dengan
menggunakan sumber energi yang berasal dari olahan minyak mentah, contohnya
avtur yang merupakan bahan bakar pesawat terbang. Tidak hanya kalangan
industri, masyarakat awam pun sangat bergantung pada minyak mentah,
contohnya bensin yang digunakan untuk bahan bakar kendaraan bermotor.
Kebutuhan minyak mentah dunia yang semakin meningkat secara langsung
berdampak pada pergerakan harga minyak mentah dunia. Ada beberapa jenis
harga minyak mentah yang dikelompokkan berdasarkan kualitas minyak mentah
yang dihasilkan dari ladang minyak (The International Crude Oil Market
Handbook 2004). Beberapa harga minyak mentah dunia tersebut adalah West
Texas Intermediate atau lebih dikenal dengan minyak light sweet, Brent Blend,
Russian Export Blend,OPEC Basket price(http://repository.ipb.ac.id/bitstream/
K. Hubungan Harga Minyak Mentah dengan Harga Saham
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Pasaribu menyatakan bahwa
hubungan harga minyak mentah dengan harga saham secara parsial berpengaruh
secara positif namun tidak signifikan. Sehingga semakin tinggi harga minyak
mentah maka IHSG di Bursa Efek Indonesia akan semakin meningkat begitu pun
sebaliknya semakin rendah harga minyak mentah maka IHSG di Bursa Efek
Indonesia akan semakin menurun (Pasaribu,2011:IV).
L. Tinjauan Penelitian Sebelumnya
Penelitian Variabel Metode
terhadap IHSG.
M. Kerangka Konseptual Penelitian
Gambar II.2
Kerangka Penelitian
N. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah ditinjau sebelumnya maka dapat
disusun hipotesis sebagai berikut:
1. Tingkat bunga, inflasi dan harga minyak mentah secara simultan
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.
2. Tingkat bunga secara individu mempunyai pengaruh negatif terhadap
harga saham.
3. Inflasi bunga secara individu mempunyai pengaruh positif terhadap harga
saham.
4. Harga minyak mentah secara individu mempunyai pengaruh positif
terhadap harga saham. Tingkat bunga SBI
Inflasi Harga Saham
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Berdasarkan jenis penelitiannya, penelitian ini digolongkan ke dalam
penelitian terapan, dimana menurut Kuncoro (2009:7) penelitian terapan sering
disebut sebagai applied research, merupakan penelitian yang menyangkut aplikasi
teori untuk memecahkan permasalahan tertentu.Berdasarkan jenis data yang
digunakan, menurut Suliyanto (2005;12) penelitian ini digolongkan dalam riset
kuantitatif dimana riset ini didasarkan pada data kuantitatif dimana data kuantitatif
adalah data yang berbentuk angka atau bilangan.Secara umum penelitian ini
merupakan studi empiris yaitu studi yang dilakukan dengan menganalisis data
yang telah dipublikasikan. Informasi data dalam penelitian ini dapat diperoleh
melalui media publikasi yang telah dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia.
B. Subjek dan Objek Penelitian 1) Subjek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah perusahaan jasa yang bergerak dalam
industri perbankan yang tercatat sebagai emiten dalam Bursa Efek
Indonesia.
2) Objek Penelitian
Objek dari penelitian ini adalah harga saham perusahaan besar, moderat,
C. Waktu dan Lokasi Penelitian 1) Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2013 – April 2013.
2) Tempat Penelitian
Tempat penelitian dalam ini adalah di pojok BEI Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
D. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini meliputi:
a. Independent Variable / Variabel Bebas (X), berupa :
X1 : Inflasi
X2 : Suku bunga SBI
X3 : Harga minyak mentah
b. Dependent Variable / Variabel terikat (y)
Y1 : harga saham PT. Bank Central Asia Tbk.
Y2 : harga saham PT. Bank Artha Graha Internasional Tbk.
Y3 : harga saham PT. Bank Pundi Indonesia Tbk.
E. Definisi Operasional
1) Inflasi
Inflasi yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan tingkat inflasi yang
terjadi setiap bulan dalam periode penelitian. Data inflasi merupakan data
2) Tingkat bunga SBI.
Tingkat bunga SBI yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan
SBI(tenor 6 bulan) yang tanggal pelelangannya terjadi paling akhir pada
setiap bulan dalam periode penelitian. Data ini diperoleh dari situs resmi
bank Indonesia.
3) Harga minyak mentah
Harga minyak mentah yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan
harga minyak mentah di Indonesia yang terjadi pada periode penelitian
yang diperoleh datanya dari www.esdm.go.id
4) Harga saham
Harga saham yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan harga saham
bank yang menjadi objek penelitian pada saat akhir bulan dalam periode
penelitian.
F. Populasi dan Sampel Penelitian 1) Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan lembaga keuangan bank
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian.
2) Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian ini adalah PT. Bank Central Asia,Tbk., PT. Bank
Artha Graha Internasional,Tbk., dan PT. Bank Pundi Indonesia,Tbk. yang
dibutuhkan dalam penelitian, tidak de-listing selama periode penelitian,
dan saham yang tidak termasuk dalam IPO (initial public offering) atau
penawaran saham perdana kepada masyarakat.
G. Teknik Pengambilan Sampel
Sesuai dengan kriteria sampel penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya
maka teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
secara purposive sampling. Purposive sampling adalah metode pengambilan
sampel secara non-probabilitas dimana sampel dipilih berdasarkan penilaian
terhadap beberapa karakter anggota sampel yang disesuaikan dengan maksud
penelitian (Kuncoro, 2003:119). Dengan kriteria penilaian di mana sampel
merupakan lembaga keuangan bank yang mempunyai data lengkap yang
dibutuhkan dalam penelitian, tidak de-listing selama periode penelitian, dan
saham yang tidak termasuk dalam IPO (initial public offering) atau penawaran
saham perdana kepada masyarakat.
H. Sumber Data
Sumber data dari penelitian ini adalah data sekunder dimana data yang
digunakan adalah harga saham di akhir bulanyang tercatat di Bursa Efek
I. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
teknik dokumentasi dimana teknik ini digunakan dengan cara melihat atau
menggunakan catatan yang ada di Pojok BEI Universitas Sanata Dharma.
J. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini ada dua tahap.
Tahap pertama adalah uji asumsi klasik dan tahap kedua adalah uji hipotesis.
1. Uji Asumsi Klasik
Metode regresi berganda akan dapat dijadikan sebagai alat estimasi jika
telah memenuhi persyaratan Best Liniear Unbiased Estimation (BLUE)
yaitu asumsi yang dikembangkan oleh Gauss dan Markov, yang kemudian
teori tersebut terkenal dengan sebutan Gauss-Markov Theorem. Hasil
regresi dikatakan Best apabila garis regresi yang dihasilkan guna
melakukan estimasi atau peramalan dari sebaran data, menghasilkan error
yang terkecil. Linear dalam model artinya model yang digunakan dalam
analisis regresi telah sesuai dengan kaidah model OLS dimana
variabel-variabel penduganya hanya berpangkat satu. Sedangkan liniear dalam
parameter menjelaskan bahwa parameter yang dihasilkan merupakan
fungsi linear dari sampel. Unbiased atau tidak bias, Suatu estimator
dikatakan unbiased jika nilai harapan dari estimator b sama dengan nilai
selisihnya itu disebut dengan bias. Oleh karena itu diperlukan adanya uji
asumsi klasik terhadap model yang telah diformulasikan yang mencakup
pengujian sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah residual terstandarisasi yang
diteliti berdistribusi normal atau tidak, hasil dari uji ini dapat dilihat
dari Uji Kolmogorov-Smirnov. Dasar pengambilan keputusan yaitu
jika probabilitas lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima yang berarti
variabel berdistribusi normal dan jika probabilitas kurang dari 0,05
maka Ho ditolak yang berarti variabel tidak berdistribusi normal.
(Santoso, 2004:393).
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujujuan untuk menguji apakah dalam
persamaan regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas.
Alat uji yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
multikolinearitas dalam penelitian ini dengan melihat besarnya nilai
Variance Inflation Factor (VIF). Dasar analisis yang digunakan yaitu
jika nilai VIF < 10, berarti dalam persamaan regresi tidak ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas atau bebas multikolinearitas
c. Uji Autokorelasi
Alat uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model
regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalah pada periode t-1 (sebelumnya). Secara praktis, bisa
dikatan bahwa nilai residu yang ada tidak berkorelasi satu dengan yang
lain. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi.
Tentu saja model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari
autokorelasi. Autokorelasi pada sebagian besar kasus ditemukan pada
regresi yang datanya adalah time series, atau berdasarkan waktu
berkala, seperti bulanan, tahunan dan seterusnya. Berikut ini secara
umum kriteria yang bisa diambil sebagai patokan untuk mendeteksi
adanya autokorelasi (Santoso,2010:213-215):
1. Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif.
2. Angka D-W berada pada -2 sampai dengan +2, berarti tidak ada
autokorelasi.
3. Angka D-W di atas +2, berarti ada autokorelasi negatif.
d. Uji Heteroskedastisitas
Alat uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model
regresi terjadi ketidaksamaan varians residual dari satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika varians residual dari satu pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap, maka hal tersebut disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi
heteroskedastisitas (Santoso;2010:207). Untuk mendeteksi ada
tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan uji Glejser yaitu
dengan meregresikan variabel bebas terhadap nilai residual mutlaknya.
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis digunakan untuk menentukan hipotesis mana yang akan
diterima. Dengan uji hipotesis ini pula rumusan masalah akan dapat
ditemukan penyelesaiannya. Dalam penelitian ini digunakan beberapa uji
hipotesis yaitu:
a. Analisis Regresi
Pengujian terhadap hipotesis dalam penelitian ini menggunakan 3 (tiga)
macam analisis regresi berganda. Analisis regresi berganda dalam
penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh tingkat bunga,
inflasi, dan harga minyak mentah dunia terhadap harga saham. Adapun
bentuk model yang akan diuji dalam penelitian ini adalah:
= + + + +�
= + + + +�
= + + + +�
Keterangan:
Y1 = Harga saham PT Bank Central Asia Tbk.
Y3 = Harga saham PT Bank Pundi Indonesia Tbk.
a = Konstanta
b = Koefisien variabel regresi prediktor
X1 = Tingkat bunga
X2 = Inflasi
X3 = Harga minyak mentah
e = Faktor pengganggu (error)
b. Uji Simultan (Uji F-statistik)
Uji F-statistik digunakan untuk menguji besarnya pengaruh dari
seluruh variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap
variabel dependen. Pembuktian dilakukan dengan cara
membandingkan nilai F kritis (Ftabel) dengan nilai Fhitung yang terdapat
pada table analysis of variance.
Langkah-langkah uji F adalah sebagai berikut:
a) Rumusan hipotesis
�0:�1 =�2 =�3 = 0, Tidak ada pengaruh secara simultan dari
tingkat bunga, inflasi, dan harga minyak mentah terhadap harga
saham.
� :Paling sedikit satu nilai β tidak sama dengan 0, Ada pengaruh
secara simultan dari tingkat bunga, inflasi, dan harga minyak
mentah terhadap harga saham.
Derajad keyakinan yang digunakan adalah sebesar α = 5% (ukuran
standar yang sering digunakan dalam penelitian).
c) Menghitung nilai signifikansi dengan menggunakan SPSS for
Windows
d) Daerah keputusan
�0 diterima apabila Fhitung< Ftabel, sedangkan � diterima apabila
Fhitung≥ Ftabel.
e) Kesimpulan
Jika �0 diterima berarti tidak ada pengaruh secara simultan dari
tingkat bunga, inflasi, dan harga minyak mentah dunia terhadap
harga saham.
Jika � diterima berarti ada pengaruh secara simultan dari tingkat
bunga, inflasi, dan harga minyak mentah terhadap harga saham.
c. Uji Parsial (Uji t)
Keterandalan regresi berganda sebagai alat estimasi sangat ditentukan
oleh signifikansi parameter-parameter yang dalam hal ini adalah
koefisien regresi. Uji t digunakan untuk menguji koefisien regresi
secara parsial dari variabel independensinya. Dalam penelitian ini akan
diuji tiga variabel independen yang akan diketahui pengaruh dari
masing-masing variabel terhadap variabel dependen yaitu:
1) Tingkat bunga
�0: �1 0,Tidak ada pengaruh negatif dari tingkat bunga
terhadap harga saham.
� :�1 < 0, Ada pengaruh negatif daritingkat bunga terhadap
harga saham.
b) Level of Significance
Derajad keyakinan yang digunakan adalah sebesar α = 5%
(ukuran standar yang sering digunakan dalam penelitian).
c) Menghitung nilai ℎ� �� dengan menggunakan SPSS for
Windows
d) Daerah keputusan
�0 diterima apabila ℎ� ��≥- t (α; n – k),sedangkan � diterima
apabila ℎ� ��<- t (α; n– k)
e) Kesimpulan
Jika �0 diterima berarti tidak ada pengaruh negatifdari tingkat
bunga terhadap harga saham.
Jika � diterima berarti ada pengaruh negatifdari tingkat bunga
terhadap harga saham.
2) Inflasi
a) Rumusan hipotesis:
�0: �2 0, Tidak ada pengaruh positif dari Inflasi terhadap
harga saham.
� : �2 > 0, Ada pengaruh positif dari inflasi terhadap harga
b) Level of Significance
Derajad keyakinan yang digunakan adalah sebesar α = 5%
(ukuran standar yang sering digunakan dalam penelitian).
c) Menghitung nilai ℎ� �� dengan menggunakan SPSS for
Windows.
d) Daerah keputusan
�0 diterima apabila ℎ� �� ≤ t (α; n – k), sedangkan � diterima
apabila ℎ� ��> t (α; n– k).
e) Kesimpulan
Jika �0 diterimaberarti tidak ada pengaruh positifdari inflasi
terhadap harga saham.
Jika � diterima berarti ada pengaruh positifdari inflasi terhadap
harga saham.
3) Harga minyak mentah
a) Rumusan hipotesis:
�0:�3 0, Tidak ada pengaruh positif dari harga minyak
mentah terhadap harga saham.
� :�3 > 0, Ada pengaruh positif dari harga minyak mentah
terhadap harga saham.
b) Level of Significance
Derajad keyakinan yang digunakan adalah sebesar α = 5%
c) Menghitung nilai ℎ� �� dengan menggunakan SPSS for
Windows
d) Daerah keputusan
�0 diterima apabila ℎ� �� ≤ t (α; n – k), sedangkan � diterima
apabila ℎ� ��> t (α; n– k).
e) Kesimpulan
Jika �0 diterima berarti tidak ada pengaruh positif dari harga
minyak mentah terhadap harga saham.
Jika � diterima berarti ada pengaruh positifdari harga minyak
mentah terhadap harga saham.
d. Koefisien Determinasi
Dalam penelitian ini digunakan regresi liniear berganda,
masing-masing variabel independen yaitu tingkat bunga, inflasi, dan harga
minyak mentahsecara parsial dan secara simultan mempengaruh
variabel dependen yaitu Harga saham (Y)yang dinyatakan dengan R2.
Angka dalam R2 digunakan untuk menyatakanseberapa besar
persentase tingkat bunga, inflasi, dan harga minyak mentah secara
simultan dan parsial mempengaruhi variabel dependen yaitu harga
41
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. PT Bank Central Asia Tbk.
1. Sejarah PT Bank Central Asia Tbk.
BCA secara resmi berdiri pada tanggal 21 Februari 1957 dengan
nama Bank Central Asia NV. Banyak hal telah dilalui sejak saat berdirinya
itu, dan barangkali yang paling signifikan adalah krisis moneter yang
terjadi pada tahun 1997.
Krisis ini membawa dampak yang luar biasa pada keseluruhan
sistem perbankan di Indonesia. Namun, secara khusus, kondisi ini
memengaruhi aliran dana tunai di BCA dan bahkan sempat mengancam
kelanjutannya. Banyak nasabah menjadi panik lalu beramai-ramai menarik
dana mereka. Akibatnya, bank terpaksa meminta bantuan dari pemerintah
Indonesia. Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) lalu mengambil
alih BCA pada tahun 1998.
Berkat kebijaksanaan bisnis dan pengambilan keputusan yang arif,
BCA berhasil pulih kembali dalam tahun yang sama. Di bulan Desember
1998, dana pihak ke tiga telah kembali ke tingkat sebelum krisis. Aset
BCA mencapai Rp 67.93 triliun, padahal di bulan Desember 1997 hanya
Rp 53.36 triliun. Kepercayaan masyarakat pada BCA telah sepenuhnya
pulih, dan BCA diserahkan oleh BPPN ke Bank Indonesia pada tahun
Selanjutnya, BCA mengambil langkah besar dengan
menjadi perusahaan publik. Penawaran Saham Perdana berlangsung pada
tahun 2000, dengan menjual saham sebesar 22,55% yang berasal dari
divestasi BPPN. Setelah Penawaran Saham Perdana itu, BPPN masih
menguasai 70,30% dari seluruh saham BCA. Penawaran saham kedua
dilaksanakan di bulan Juni dan Juli 2001, dengan BPPN mendivestasikan
10% lagi dari saham miliknya di BCA.
Dalam tahun 2002, BPPN melepas 51% dari sahamnya di BCA
melalui tender penempatan privat yang strategis. Farindo Investment, Ltd.,
yang berbasis di Mauritius, memenangkan tender tersebut. Saat ini, BCA
terus memperkokoh tradisi tata kelola perusahaan yang baik, kepatuhan
penuh pada regulasi, pengelolaan risiko secara baik dan komitmen pada
nasabahnya baik sebagai bank transaksional maupun sebagai lembaga
intermediasi finansial.
2. Visi dan Misi PT Bank Central Asia Tbk. VISI
Bank pilihan utama andalan masyarakat, yang berperan sebagai pilar
penting perekonomian Indonesia.
MISI
a. Membangun institusi yang unggul di bidang penyelesaian pembayaran
dan solusi keuangan bagi nasabah bisnis dan perseorangan.
b. Memahami beragam kebutuhan nasabah dan memberikan layanan