“PENGGUNAAN ACCELERATED LEARNING UNTUK
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR, KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN MENINGKATKAN RASA SENANG BELAJAR
EKONOMI DI SMA NEGERI 1 DEPOK YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016/2017”
Vidia Natalia Kusumaningtyas Universitas Sanata Dharma
2016
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar, kemampuan berpikir tingkat tinggi dan rasa senang belajar Ekonomi siswa kelas XI IPS 2 di SMA Negeri 1 Depok Yogyakarta Tahun Pelajaran 2016/2017.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-September 2016 di SMA Negeri 1 Depok dengan subjek yang diteliti adalah siswa kelas XI IPS 2. Objek yang diteliti adalah model accelerated learning, motivasi, kemampuan berpikir tingkat tinggi dan rasa senang belajar Ekonomi. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner, tes, wawancara dan dokumentasi. Instrumen penelitian berupa lembar kuesioner, lembar soal tes, dan pedoman wawancara. Target keberhasilan motivasi yaitu 75% siswa dari keseluruhan siswa (32 siswa) memiliki tingkat motivasi tinggi dan sangat tinggi dalam pembelajaran. Target keberhasilan kemampuan berpikir tingkat tinggi yaitu 75% siswa dari keseluruhan siswa (32 siswa) mengalami ketuntasan belajar dan mampu menggunakan kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam pembelajaran. Target keberhasilan rasa senang belajar Ekonomi yaitu 75% siswa dari keseluruhan siswa (32 siswa) memiliki rasa senang belajar Ekonomi tinggi dan sangat tinggi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) model accelerated learning meningkatkan motivasi belajar siswa, yaitu dari 40% yang termotivasi dalam pembelajaran meningkat menjadi 91%; 2) model accelerated learning meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi, yaitu dari 41% menjadi 91% siswa mampu berpikir tingkat tinggi; 3) model accelerated learning meningkatkan rasa senang belajar Ekonomi, yaitu dari 50% siswa yang memiliki rasa senang belajar Ekonomi meningkat menjadi 94%.
THE USE OF ACCELERATED LEARNING TO IMPROVE LEARNING MOTIVATION, HIGHER-ORDER THINKING SKILLS, AND ENTHUSIASTISM IN LEARNING ECONOMICS IN SMA NEGERI 1
DEPOK YOGYAKARTA IN 2016/2017 ACADEMIC YEAR Vidia Natalia Kusumaningtyas
Universitas Sanata Dharma 2016
This research is a classroom action research. The research aimed at improving learning motivation, higher-order thinking skills, and the enthusiasm in learning Economics of the eleventh grade students of Social and Sciences Department of SMA Negeri 1 Depok, Yogyakarta, academic year of 2016/2017 by using accelerated learning approach.
The research was carried out from August to September 2016 in SMA Negeri 1 Depok. The research subjects were students of the eleventh grade of Social and Sciences department. The research object was accelerated learning involving motivation, higher-order thinking skills and enthusiasm in learning Economics. The data were collected by questionnaires, tests, interviews and documentations. The research instruments were in the forms of questionnaire, tests and interview guidelines. In terms of motivation, there were 75% out of 32 students who had high level and very high level of motivation. The research found out that 75% out of 32 students had accomplished their study and had been able to use their higher-order thinking skills in learning. The analysis showed that there were 75% out of 32 students who had high level and very high level of enthusiasm in learning Economics.
The results of this research indicate that: 1) the accelerated learning model
increases students’ motivation, from 40% motivated students into 91% motivated
students; 2) the accelerated learning model improves students higher-order thinking skills, from 41% to 91% of the overall students; and 3) the accelerated learning model increases students enthusiasm in learning Economics, from 50% enthusiastic students to 94% enthusiastic students.
“PENGGUNAAN ACCELERATED LEARNING UNTUK
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR, KEMAMPUAN
BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN MENINGKATKAN RASA
SENANG BELAJAR EKONOMI DI SMA NEGERI 1 DEPOK
YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016/2017”
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Progam Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi
Oleh :
Vidia Natalia Kusumaningtyas 121324014
PROGAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
Ku persembahkan hasil karyaku ini untuk :
Tuhan Yesus dan Bunda Maria, yang selalu menuntun dan
memberikan kasih yang berlimpah di dalam setiap langkah hidupku.
Bapak tersayang Agunaryo dan Ibu tersayang V. Heni Tuti Winarti.
Terimakasih atas bimbingan, kasih sayang, dukungan dan doanya
selama ini.
Kakak Kurnia Anggun Setyastuti Terimakasih atas doa dan
dukungannya.
Adek ku Hanintya Agung Nugraha
v
Patner & sahabat setiaku Mas Galih. Terimakasih atas semangatnya
memotivasiku, mendukung, mendoakan, mendengarkan keluh
kesahku dan selalu ada di setiap ku membutuhkan mu.
Sahabat dan temanku Anggi, Cipluk, Kristi, Elin, Dika, Agus, Adit,
Daniel, Henry. Terimakasih atas semangat, dukungan dan doanya.
Terimakasih pula untuk dosen pembimbing Dr. Yohanes Harsoyo,
S.PD., M.Si. yang telah sabar membimbing saya selama menyelesaikan
tugas akhir ini.
Terimakasih pula untuk almamaterku tercinta Universitas Sanata
vi
MOTTO
Belajarlah Dari Hujan Yang Rela Jatuh
Berkali-kali Demi Terciptanya Pelangi
Janganlah Takut Melakukan Kesalahan, karena Dari
Kesalahan Engkau Akan Tahu Sebuah Kebenaran
~G.J.W~
Know Before Judging because that Looks Beautiful
is not Always Beautiful and That Looks Bad is not
Always Bad
vii
TUHANLAH GEMBALA KU TAKKAN
KEKURANGAN AKU
PERCAYALAH SEMUA AKAN MENJADI
INDAH PADA WAKTUNYA
TUHAN TIDAK AKAN MEMBERIKAN
KITA UJIAN TANPA MELIHAT
KEMAMPUAN KITA
TUHAN YANG MERENCANAKAN
BUKAN KARENA
CEPAT WAKTU
NAMUN
x
“PENGGUNAAN ACCELERATED LEARNING UNTUK
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR, KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN MENINGKATKAN RASA SENANG BELAJAR
EKONOMI DI SMA NEGERI 1 DEPOK YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016/2017”
Vidia Natalia Kusumaningtyas Universitas Sanata Dharma
2016
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar, kemampuan berpikir tingkat tinggi dan rasa senang belajar Ekonomi siswa kelas XI IPS 2 di SMA Negeri 1 Depok Yogyakarta Tahun Pelajaran 2016/2017.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-September 2016 di SMA Negeri 1 Depok dengan subjek yang diteliti adalah siswa kelas XI IPS 2. Objek yang diteliti adalah model accelerated learning, motivasi, kemampuan berpikir tingkat tinggi dan rasa senang belajar Ekonomi. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner, tes, wawancara dan dokumentasi. Instrumen penelitian berupa lembar kuesioner, lembar soal tes, dan pedoman wawancara. Target keberhasilan motivasi yaitu 75% siswa dari keseluruhan siswa (32 siswa) memiliki tingkat motivasi tinggi dan sangat tinggi dalam pembelajaran. Target keberhasilan kemampuan berpikir tingkat tinggi yaitu 75% siswa dari keseluruhan siswa (32 siswa) mengalami ketuntasan belajar dan mampu menggunakan kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam pembelajaran. Target keberhasilan rasa senang belajar Ekonomi yaitu 75% siswa dari keseluruhan siswa (32 siswa) memiliki rasa senang belajar Ekonomi tinggi dan sangat tinggi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) model accelerated learning meningkatkan motivasi belajar siswa, yaitu dari 40% yang termotivasi dalam pembelajaran meningkat menjadi 91%; 2) model accelerated learning meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi, yaitu dari 41% menjadi 91% siswa mampu berpikir tingkat tinggi; 3) model accelerated learning meningkatkan rasa senang belajar Ekonomi, yaitu dari 50% siswa yang memiliki rasa senang belajar Ekonomi meningkat menjadi 94%.
xi ABSTRACT
THE USE OF ACCELERATED LEARNING TO IMPROVE LEARNING MOTIVATION, HIGHER-ORDER THINKING SKILLS, AND ENTHUSIASTISM IN LEARNING ECONOMICS IN SMA NEGERI 1
DEPOK YOGYAKARTA IN 2016/2017 ACADEMIC YEAR
Vidia Natalia Kusumaningtyas Universitas Sanata Dharma
2016
This research is a classroom action research. The research aimed at improving learning motivation, higher-order thinking skills, and the enthusiasm in learning Economics of the eleventh grade students of Social and Sciences Department of SMA Negeri 1 Depok, Yogyakarta, academic year of 2016/2017 by using accelerated learning approach.
The research was carried out from August to September 2016 in SMA Negeri 1 Depok. The research subjects were students of the eleventh grade of Social and Sciences department. The research object was accelerated learning involving motivation, higher-order thinking skills and enthusiasm in learning Economics. The data were collected by questionnaires, tests, interviews and documentations. The research instruments were in the forms of questionnaire, tests and interview guidelines. In terms of motivation, there were 75% out of 32 students who had high level and very high level of motivation. The research found out that 75% out of 32 students had accomplished their study and had been able to use their higher-order thinking skills in learning. The analysis showed that there were 75% out of 32 students who had high level and very high level of enthusiasm in learning Economics.
The results of this research indicate that: 1) the accelerated learning model
increases students’ motivation, from 40% motivated students into 91% motivated
students; 2) the accelerated learning model improves students higher-order thinking skills, from 41% to 91% of the overall students; and 3) the accelerated learning model increases students enthusiasm in learning Economics, from 50% enthusiastic students to 94% enthusiastic students.
xii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah atas segala limpahan rahmat, kasih dan
karunia-Nya yang tidak pernah putus sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
judul “Penggunaan Accelerated Learning Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar, Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Dan Meningkatkan Rasa Senang Belajar
Ekonomi Di SMA Negeri 1 Depok Yogyakarta Tahun Pelajaran 2016/2017”. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar sarjana pendidikan, Program Studi Pendidikan Ekonomi,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam proses penulisan skripsi ini dari awal penyususan hingga akhir, tidak
sedikit pihak yang turut terlibat. Untuk itu perkenankanlah penulis dengan tulus
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya untuk dukungan, bimbingan dan
bantuan yang tak terhingga dari:
1. Allah yang selalu membimbing dan menyertai setiap langkah penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusun skripsi ini.
2. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph. D. sebagai Rektor Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta periode 2014-2018.
3. Bapak Rohandi, Ph. D. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Dra. C. Wigati Retno Astuti, M.Si., M.Ed. selaku Kepala Program Studi
xiii
5. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah
sabar membimbing dan meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan
kepada saya dalam menyelesaikan skripsi.
6. Seluruh Bapak Ibu Dosen program Studi Pendidikan Ekonomi yang telah
membagi ilmunya selama proses perkuliahan.
7. Mbak Titin selaku staf sekretariat Prodi PE yang telah banyak membantu
serta memberikan informasi kepada penulis.
8. Drs. Shobariman, M.Pd. selaku kepala sekolah SMA Negeri 1 Depok yang
telah memberikan ijin bagi penulis untuk melakukan penelitian di SMA
Negeri 1 Depok
9. Bapak Drs.Tri Nardono selaku guru mata pelajaran Ekonomi. Terimakasih
atas dukungan, perhatian dan kerjasamanya pak.
10. Siswa-siswi kelas XI IPS 2, terimakasih banyak ya atas dukungan dan
kerjasamanya dalam mencoba model Accelerated Learning pada
pembelajaran ekonomi.
11. Kedua orang tuaku tersayang Bapak Agunaryo dan Ibu V. Heni Tuti Winarti
yang telah merawat, membimbing, mendidik saya hingga saat ini, menasihati,
memberikan perhatian kasih sayang, dukungan dan pengorbanan dan selalu
mendoakan dan terimakasih atas kerja keras bapak dan ibu untuk membiayai
semua kebutuhan saya.
12. Kakakku Kurnia Anggun Setyastuti. Terimakasih atas motivasi dan semangat
xiv
13. Adek Ku Hanintya Agung Nugraha & my little angel Novita Anggraeni
Ayuningtyas
14. Om Toni dan tante Susi. Terima kasih atas dukungan dan nasihatnya buat
menyelesaikan tugas ini.
15. Patner dan sahabat setiaku Mas Galih. Terima kasih semangat, dukungan,
omelannya yang tak henti-henti sampai akhirnya kelar juga tugas yang
menyenangkan ini
16. Sahabatku camet Anggi Budi Faderica yang telah membantu mengurus surat
ijin penelitian dan motivasi dalam penyelesaian skripsi.
17. Sahabat-sahabat terbaikku gerombolan si berat Cristi, Cipluk, Elin, Bang
Bray, Adit, Henry, Amang Agus, Daniel. Terimakasih untuk semua bantuan,
kebersamaan, tawa canda, susah, senang dan dukungan yang telah diberikan
selama penulis kuliah.
18. Sahabat dan teman-teman ku Cyin Vena, Be Dila, Bebeh Maria, Hesti, Sisil,
Nina, Made, Tyas,. Terima kasih semangat serta doanya.
19. Semua teman-teman PE’ 2012. Terima kasih dukungan dan kekompakknya. 20. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak
dapat disebutkan satu per satu.
Penulis,
xv DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... ix
ABSTRAK ... x
ABSTRACT ... xi
KATA PENGANTAR ... xii
DAFTAR ISI ... xv
DAFTAR TABEL ... xx
DAFTAR GAMBAR ... xxii
DAFTAR LAMPIRAN ... xxiii
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Pembatasan Masalah ... 6
C. Rumusan Masalah ... 6
D. Tujuan Penelitian ... 7
E. Definisi Operasional dan Indikator ... 7
xvi
BAB II. KAJIAN TEORI ... 10
A. Metode Accelerated Learning ... 10
1. Pengertian Accelerated Learning ... 11
2. Perbandingan Belajar Tradisional dan Accelerated Learning ... 12
3. Prinsip-prinsip Dasar Acccelerated Learning ... 13
4. “Struktur” metode CBS ... 15
5. Metode Pembelajaran SAVI (Somatic, Auditori, Visual, Intelektual) ... 18
6. Langkah-langkah Accelerated Learning ... 20
7. Langkah-langkah Pembelajaran SAVI ... 23
B. Motivasi Belajar ... 23
1. Pengertian Motivasi ... 23
2. Teori Tentang Motivasi ... 26
3. Ciri-ciri Motivasi ... 29
4. Fungsi Motivasi dalam Belajar ... 29
5. Macam-macam Motivasi ... 30
6. Bentuk-bentuk Motivasi di Sekolah ... 34
C. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi ... 37
1. Pengertian kemampuan berpikir tingkat tinggi ... 37
2. Konsep utama dalam pendekatan ketrampilan berpikir tingkat tinggi ... 39
xvii
4. Kemampuan berpikir tingkat tinggi menurut Taksonomi
Bloom Revisi ... 44
5. Karakteristik Ketrampilan Berpikir Tingkat Tinggi ... 47
D. Rasa Senang Belajar Ekonomi ... 49
1. Pengertian Rasa Senang Belajar... 49
2. Tujuan pembelajaan yang menyenangkan ... 52
3. Prinsip-prinsip pembelajaran yang menyenangkan ... 53
4. Karakteristik pembelajaran yang menyenangkan ... 54
E. Penelitian Terdahulu ... 55
F. Hipotesis Tindakan dan Kerangka Berpikir ... 57
BAB III. METODE PENELITIAN ... 60
A. Jenis dan Desain Penelitian ... 60
1. Jenis Penelitian ... 60
2. Desain penelitian ... 60
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 63
C. Subjek dan Objek Penelitian. ... 64
1. Subjek Penelitian ... 64
2. Objek Penelitian ... 64
D. Rencana Tindakan ... 64
1. Siklus Pertama ... 64
a. Perencanaan... 64
b. Pelaksanaan ... 65
xviii
d. Refleksi ... 69
E. Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel ... 70
1. Motivasi Belajar ... 70
2. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi ... 71
3. Rasa Senang Belajar Ekonomi ... 73
F. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ... 74
1. Teknik Pengumpulan Data ... 74
2. Instrumen Pengumpulan Data ... 75
G. Sumber Pengumpulan Data ... 80
1. Data Primer ... 80
2. Data Sekunder ... 80
H. Teknik Analisi Data ... 80
1. Analisis Lembar Kuesioner ... 80
2. Analisis Lembar Soal Tes ... 81
BAB IV. GAMBARAN UMUM ... 83
A. Sejarah SMA Negeri 1 Depok Sleman Yogyakarta ... 83
B. Visi, Misi, dan Tujuan SMA Negeri 1 Depok ... 86
C. Kondisi Fisik dan Lingkungan Sekolah Satuan Pendidikan SMA Negeri 1 Depok ... 89
D. Data Siswa SMA Negeri 1 Depok ... 94
E. Sumber Daya Manusia Satuan Pendidikan ... 96
xix
BAB V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 100
A. Siklus Pertama ... 101
1. Perencanaan... 101
2. Tindakan ... 107
3. Pengamatan ... 111
4. Refleksi ... 122
B. Siklus Kedua ... 126
BAB VI. KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN ... 127
A. Kesimpulan ... 127
B. Keterbatasan ... 128
C. Saran ... 128
DAFTAR PUSTAKA ... 130
xx
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Perbandingan Belajar Tradisional vs Accelerated Learning ... 12 Tabel 2.2. Perbandingan antara Suasana/Lingkungan Ruang Kelas Tradisional
dan Suasana/Lingkungan Ruang Kelas Accelerated Learning ... 21
Tabel 3.1. Persentase Target Siklus I ... 69 Tabel 3.2. Indikator Keberhasilan Motivasi ... 70 Tabel 3.3. Indikator Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi ... 72 Tabel 3.4. Indikator Rasa Senang Belajar Ekonomi ... 73 Tabel 3.5. Kisi-kisi Kuesoner Motivasi Belajar ... 76 Tabel 3.6. Kisi-Kisi Kuesioner Rasa Senang Belajar Ekonomi ... 76 Tabel 3.7. Kisi-kisi Soal Tes Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi ... 78 Tabel 3.8. Kisi-kisi Soal Diskusi Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi ... 79 Tabel 3.9. Kriteria Persentase Hasil Kuesioner Motivasi Belajar & Rasa
Senang Belajar Ekonomi ... 81
Tabel 4.1. Jumlah Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin, JumlahKelas dan
Rombel Tahun Pelajaran 2016/2017 ... 95
Tabel 5.1. Hasil Kuesioner Motivasi Belajar Siswa Pra Tindakan
(Based-line) ... 102
Tabel 5.2. Nilai Ulangan Harian 1 Siswa Pra Tindakan (Based-line) ... 103 Tabel 5.3. Hasil Kuesioner Rasa Senang Belajar Ekonomi Siswa
Pra Tindakan (Based-line) ... 105
Tabel 5.4. Hasil Kuesioner Motivasi Belajar Siswa Setelah
xxi
Tabel 5.5. Rekap Kuesioner Motivasi Belajar Siswa Pra Implementasi
(Based-line) dan Sesudah Implementasi ... 112
Tabel 5.6. Hasil Diskusi Kelompok HOTS Setelah Implementasi
Pertemuan I ... 115
Tabel 5.7. Hasil Nilai Ulangan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
Setelah Tindakan I ... 117
Tabel 5.8. Rekap NilaI Ulangan Ekonomi Sebelum Implementasi
(Based-line) dan Sesudah Implementasi (sesudah tindakan) Pada
Aspek Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi ... 119
Tabel 5.9. Hasil Kuesioner Rasa Senang Belajar Ekonomi Siswa
Setelah Tindakan ... 120
xxii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Kebutuhan Manusia Menurut Maslow (Sardiman, 1986:81) ... 27 Gambar 2.2. Bagan Alur Kerangka Berpikir ... 59 Gambar 3.1. Siklus PTK menurut Kemmis & Taggart
xxiii
LAMPIRAN PENELITIAN
1.1 Lembar Kuesioner Motivasi Belajar Siswa ... 135 1.2 Lembar Kuesioner Rasa Senang Belajar Ekonomi ... 137 1.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus 1 ... 139 1.4 Lembar Soal Pembangunan Ekonomi HOTS ... 167 1.5 Lembar Diskusi Pembangunan Ekonomi HOTS ... 168 1.6 Perhitungan Kuesioner Motivasi Sebelum Tindakan
(Based-line) ... 170
1.7 Perhitungan Kuesioner Rasa Senang Belajar Ekonomi
Sebelum Tindakan (Based-line) ... 171
1.8 Perhitungan Kuesioner Motivasi Setelah Tindakan ... 173 1.9 Perhitungan Kuesioner Rasa Senang Belajar Ekonomi
Setelah Tindakan ... 175
1.10 Persentase Hasil Kuesioner Motivasi Siswa Setiap Aspek Sebelum
Tindakan (Based-line) ... 177
1.11 Persentase Hasil Kuesioner Motivasi Siswa Setiap Aspek
Setelah Tindakan ... 179
1.12 Persentase Hasil Kuesioner Rasa Senang Belajar Ekonomi Siswa
Setiap Aspek Sebelum Tindakan (Based-line) ... 181
1.13 Persentase Hasil Kuesioner Rasa Senang Belajar Ekonomi Siswa
Setiap Aspek Setelah Tindakan ... 183
1.14 Penilaian Sikap (Motivasi dan Rasa Senang Belajar Ekonomi)
xxiv
1.15 Penilaian Sikap (Motivasi dan Rasa Senang Belajar Ekonomi)
Pertemuan Kedua Siklus 1 ... 187
1.16 Kunci Jawaban Soal Pembangunan Ekonomi HOTS ... 189 1.17 Lembar Hasil Diskusi Siswa Pembangunan Ekonomi ... 192 1.18 Lembar Jawaban Siswa Ulangan Harian 2
“Pembangunan Ekonomi” ... 197
xxv
LAMPIRAN SEKOLAH
2.1 Struktur Kurikulum SMA Negeri 1 Depok Kelas X Tahun
Ajaran 2016/2017 ... 215
2.2 Struktur Kurikulum SMA Negeri 1 Depok Mata Pelajaran Perminatan Akademik SMA N 1 Depok Kelas X Tahun Ajaran 2016/2017 ... 216
2.3 Struktur Kurikulum SMA Negeri 1 Depok Kelas XII IPS
Tahun Ajaran 2016/2017... 217
2.4 Struktur Kurikulum SMA Negeri 1 Depok Kelas XI IPS
Tahun Ajaran 2016/2017... 218
2.5 Struktur Kurikulum SMA Negeri 1 Depok Kelas XI-XII IPA
Tahun Ajaran 2016/2017... 219
xxvi
LAMPIRAN PERIJINAN
3.1Surat Ijin Penelitian dari Kampus ... 233
3.2Surat Ijin dari Bapeda Sleman ... 234
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan menjadi suatu kebutuhan bagi setiap manusia yang sangat penting
untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Pendidikan sendiri
berasal dari kata didik, mendidik berarti memelihara dan membentuk latihan.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia (1991) pendidikan diartikan sebagai proses
pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Winkel (2009: 27) menyatakan bahwa pendidikan adalah bantuan dari orang
dewasa kepada orang yang belum dewasa. Bantuan ini berupa pendampingan, yang
menjaga agar anak didik belajar hal-hal yang positif, sehingga hal ini benar-benar
menunjang dalam perkembangannya.
Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa secara sadar
pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan untuk mengubah tingkah laku
manusia baik secara individu maupun kelompok untuk mendewasakan melalui jalur
pengajaran dan pelatihan. Proses pendidikan tidak dapat dipisahkan dari proses
pembelajaran. Proses pembelajaran mendukung dalam pencapaian tujuan
pendidikan.
Dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 pasal 19 tentang
Standar Nasional Pendidikan dinyatakan bahwa:
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa.
Guru sebagai pendidik menjadi faktor penentu keberhasilan setiap usaha
pendidikan. Guru juga membantu perkembangan karakter siswa yang berbeda
seperti motivasi dalam belajar siswa, kemampuan berpikir dan rasa senang ketika
mengikuti kegiatan belajar di kelas. Keberhasilan ini tidak lepas dari sikap guru
yang kreatif, ulet, serta dapat menggunakan berbagai macam model pembelajaran
dalam mengajar. Model pembelajaran ini sangat menentukan dalam ketercapaian
informasi atau materi pelajaran dari guru kepada siswa. Model pembelajaran yang
kurang menyenangkan menyebabkan siswa kurang terlibat atau pasif dalam
mengikuti kegiatan belajar di kelas.
Mata pelajaran ekonomi merupakan salah satu pelajaran yang terdiri dari teori
dan hitungan memerlukan tingkat pemahaman yang baik dalam memahami materi
pada diri siswa. Materi pelajaran ekonomi yang mudah ditemui dalam kehidupan
sehari-hari seharusnya dapat mempermudah siswa dalam memahami isi dari materi
tersebut. Belajar ekonomi saat ini juga tidak hanya dapat dilakukan di dalam kelas
namun juga diluar kelas. Sumber belajar juga tidak hanya dari buku ekonomi tetapi
juga dari berbagai sumber misalnya berita terkini mengenai perkembangan
ekonomi dari media cetak atau media non cetak. Mengaitkan apa yang dipelajari
siswa di kelas dengan kehidupan sehari-hari, akan memudahkan siswa dalam
memahami materi ekonomi. Mata pelajaran ekonomi yang cenderung
membosankan bagi siswa karena beberapa faktor misalnya lingkungan fisik,
interaksi dengan guru di sekolah, serta suasana kelas yang menegangkan adalah
menyebabkan siswa cenderung pasif, mengikuti kegiatan belajar kurang semangat
“mengantuk” di kelas.
Banyak faktor yang mempengaruhi motivasi yang dimiliki seorang siswa,
baik dari diri dalam siswa maupun dari luar diri siswa tersebut. Motivasi merupakan
salah satu hasrat atau gairah yang timbul dari dalam diri seseorang. Dalam proses
belajar di dalam kelas, siswa yang termotivasi akan menumbuhkan rasa
keingintahuan akan materi ekonomi yang diajarkan guru. Rasa keingintahuan ini
memudahkan siswa dalam memahami materi ekonomi, karena dengan kesadaran
siswa dapat mengambil isi dari materi ekonomi yang diajarkan. Ketika siswa mulai
paham dan menguasai materi tentu akan memudahkan siswa tersebut untuk
mendapatkan hasil belajar yang baik pula. Maka dapat dilihat bahwa bukan semata
keseluruhan materi yang diajarkan disampaikan kepada siswa dalam kegiatan
belajar di kelas, melainkan tujuan pendidikan sendiri untuk mencerdaskan dan
meningkatkan hasil belajar siswa.
Kecerdasan siswa ini dilihat dari ranah kognitif atau pengetahuan berdasarkan
taksnomi Bloom. Ranah kognitif ini dibagi atas beberapa aspek dimulai dari
mengingat (C1), memahami (C2), menerapkan (C3), menganalisis (C4),
mengevaluasi (C5), dan membuat atau menciptakan (C6). Dari enam aspek
taksnomi Bloom revisi pada tahap C1-C3 merupakan kemampuan berpikir tingkat
rendah atau lower order thingking, sedangkan pada aspek C4-C6 merupakan
kemampuan berpikir tinggi atau higher order thingking. Siswa tidak hanya
mengingat atau menghafal yang dipelajari di sekolah namun lebih menerapkan dan
cara memberikan latihan-latihan dan melibatkan siswa untuk lebih aktif dalam
kegiatan belajar di kelas. Siswa diharapkan dapat menganalisis kemudian
mengevaluasi selanjutnya mampu menciptakan atau membuat sebuah pemecahan
masalah yang dapat diterapkan dalam kehidupannya sehari-hari. Saat ini
kebanyakan siswa hanya menggunakan tiga aspek berpikir tingkat rendah yaitu
C1-C3, sehingga mereka akan cenderung mudah lupa mengenai materi yang sedang
mereka pelajari. Berbeda ketika mereka menggunakan kemampuan berpikir tingkat
tinggi yang tidak hanya membaca buku namun juga mencari informasi sendiri dari
berbagai sumber serta menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga mereka
akan mudah mengingat apa yang sudah dipelajari kemudian menerapkan dalam
kehidupan sehari-hari atau mengkaitkan dengan fenomena yang terjadi di
sekitarnya. Selain itu
Model pembelajaran yang menyenangkan juga berpengaruh dalam
meningkatkan rasa senang belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran di kelas
sehingga siswa akan termotivasi dalam belajar dan kemampuan berpikir juga akan
meningkat. Proses belajar yang tidak terlalu memaksakan siswa untuk mengikuti
kehendak guru dalam kegiatan belajar di kelas akan berdampak positif bagi tingkat
pemahaman dan karakter siswa yang berbeda-beda. Siswa diberikan kebebasan
untuk menentukan cara belajar belajar yang mereka suka tanpa harus merasa
dipaksa oleh guru. Ketika siswa senang mengikuti proses belajar dikelas akan
menumbuhkan motivasi siswa dalam mengikuti mata pelajaran ekonomi.
Berdasarkan hasil pengamatan di SMA Negeri 1 Depok Yogyakarta pada
itu suasana kelas yang kurang menyenangkan membuat siswa lebih mudah bosan
dalam mengikuti pelajaran ekonomi, siswa cenderung mengingat apa yang
disampaikan guru tanpa diolah kembali menggunakan kemampuan berpikir tingkat
tinggi. Dari 32 siswa yang mengikuti pembelajaran ekonomi, hanya 41% siswa
yang termotivasi selama proses pembelajaran berlangsung. Selain itu kemampuan
berpikir tingkat tinggi siswa dalam proses pembelajaran juga masih rendah yaitu
hanya 47%. Rasa senang belajar ekonomi siswa juga masih rendah yaitu 50%.
Peneliti mempunyai target pada masing-masing varibel dari penggunaan
accelerated learning yaitu sebesar 75% siswa berhasil dan mampu meningkatkan
motivasi belajar, kemampuan berpikir tingkat tinggi dan rasa senang belajar
ekonomi.
Salah satu model yang dapat diterapkan untuk mengatasi masalah di atas
adalah dengan meningkatkan motivasi, pembelajaran yang menyenangkan, dan
kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Model pembelajaran Accelerated
Learning atau cara belajar cepat salah satu cara yang dapat meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti mata pelajaran ekonomi di kelas yang berdampak pada hasil
belajar siswa. Model pembelajaran cepat dan menyenangkan ini mempunyai
kelebihan di mana siswa lebih dapat menikmati setiap proses kegiatan belajar di
dalam kelas. Menggunakan emosi atau kesadaran siswa dalam mengikuti proses
belajar dikelas akan mampu meningkatkan motivasi siswa belajar ekonomi dan
menciptakan kondisi kelas yang mendukung keberhasilan penyampaian informasi
dari guru kepada siswa. Motivasi belajar yang baik dengan didukung pembelajaran
meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Siswa tidak hanya belajar apa
yang diajarkan guru di depan kelas namun juga belajar mandiri secara aktif dan
penuh kesadaran akan kebutuhan mengenai mata pelajaran ekonomi.
Model pembelajaran Accelerated Learning mempunyai enam yang di singkat
M-A-S-T-E-R. Motivating yang terdapat dalam M-A-S-T-E-R ini menunjukan
bahwa Accelerated Learning terdapat unsur cara untuk memotivasi siswa dalam
belajar. Accelerated learning mampu menciptakan suasana hati yang
menyenangkan sehingga siswa termotivasi dalam mengikuti pelajaran ekonomi
tidak hanya monoton dan mengikuti semua aturan yang guru berikan. Ketika siswa
merasa nyaman, senang, gembira tentunya akan menimbulkan motivasi dalam
kegiatan belajar. Siswa akan lebih konsentrasi dan tidak bosan, materi yang
diberikan oleh guru juga dapat tersampaikan kepada siswa. Siswa yang mempunyai
pemahaman yang tinggi pada materi ekonomi, ketika menghadapi latihan ataupun
ulangan yang diadakan guru akan mendapatkan hasil belajar yang baik pula.
B. Pembatasan Masalah
Untuk lebih mengarahkan penelitian yang dilakukan, maka peneliti
membatasi ruang lingkup masalah yaitu : penggunaan accerelated learning untuk
meningkatkan motivasi belajar, kemampuan berpikir tingkat tinggi dan
meningkatkan rasa senang belajar ekonomi di SMA Negeri 1 Depok Yogyakarta
tahun pelajaran 2016/2017.
C. Rumusan Masalah
1. Apakah model pembelajaran accelerated learning dapat meningkatkan
2. Apakah model pembelajaran accelerated learning dapat meningkatkan
kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa?
3. Apakah model pembelajaran accelerated learning dapat meningkatkan rasa
senang belajar ekonomi siswa?
D. Tujuan Penelitian
1. Meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Depok pada
mata pelajaran Ekonomi.
2. Meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa kelas XI IPS SMA
Negeri 1 Depok pada mata pelajaran Ekonomi.
3. Meningkatkan rasa senang belajar ekonomi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1
Depok.
E. Definisi Operasional dan Indikator
Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan adalah:
1. Motivasi Belajar Siswa
Motivasi siswa dalam pembelajaran ekonomi adalah dorongan dalam diri
siswa untuk mencapai tujuan dalam belajar.
Indikatornya:
a. Siswa tekun dan ulet dalam menghadapi tugas.
b. Siswa menunjukan minat yang tinggi pada mata pelajaran ekonomi
c. Siswa mandiri
d. Siswa dapat mempertahankan pendapat dan teguh pada pendirian
e. Siswa mempunyai hasrat untuk belajar ekonomi
2. Kemampuan berpikir tingkat tinggi
Proses berpikir di mana tidak hanya sekedar mengingat atau menghafal,
namun juga dapat menyimpulkan dengan kata-kata sendiri, menghubungkan,
serta menstarformasi pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki secara kritis
dan kreatif untuk memecahkan masalah pada situasi yang baru dalam kehidupan
sehari-hari.
Indikatornya:
a. Siswa mampu menganalisis permasalahan dalam pembelajaran ekonomi.
b. Siswa mampu mengevaluasi materi ekonomi dengan apa yang diketahui
menurut teori atau asumsi lain yang berkaitan dengan ekonomi.
c. Siswa mampu mencipta atau merumuskan hal-hal baru yang berkaitan
dengan ekonomi.
3. Rasa Senang Belajar Ekonomi
Emosi siswa dalam mengikuti pembelajaran pada mata pelajaran Ekonomi:
Indikatornya:
a. Lingkungan fisik kelas yang menyenangkan bagi siswa
b. Ada tidaknya selingan (musik, ice breaking, brain gym dan video inspiratif)
yang mendukung dalam pembelajaran.
c. Interaksi antar siswa dengan guru dan siswa dengan siswa.
4. Model pembelajaran yang dipercepat (Accelerated Learning)
Model pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat belajar secara
alamiah dengan menggunakan teknik-teknik yang cocok dengan karakter
dan cepat (Rose dan Nicholl, 2003:36). Model pembelajaran dipercepat
mempunyai prinsip pokok yaitu:1) Belajar melibatkan seluruh pikiran dan
tubuh;2) Belajar adalah berkreasi, bukan mengkonsumsi;3) Kerja Sama
Membantu proses belajar; 4) Pembelajaran Langsung pada Banyak Tingkatan
Secara Simultan;5) Belajar berasal dari mengerjakan pekerjaan itu sendiri
(dengan umpan balik); 6) Emosi positif sangat membantu pembelajaran;7)
Otak-citra menyerap informasi secara langsung dan otomatis.
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi Sekolah, lebih memberikan sarana dan prasarana serta memberikan wadah
untuk khususnya pada proses pembelajaran mata pelajaran ekonomi.
2. Bagi Guru, sebagai masukan bagi guru ekonomi untuk meningkatkan
kemampuan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dengan
penggunaan model Accelerated Learning sehingga siswa mudah memahami
dan membantu siswa SMA untuk meningkatkan motivasi belajar ekonomi dan
rasa senang belajar ekonomi.
3. Bagi Siswa, dapat meningkatkan motivasi, kemampuan berpikir tingkat tinggi
dan rasa senang dalam belajar ekonomi, serta dapat meningkatkan semangat
belajar dan mengurangi kebosanan dalam menerima materi pelajaran.
4. Bagi Peneliti, penelitian ini memperluas pengetahuan serta wawasan tentang
mata pelajaran ekonomi yang cara penyampaian menggunakan metode
10
BAB II LANDASAN TEORI A. Accelerated Learning
1. Pengertian Accelerated Learning
Populasi penduduk yang semakin bertambah mengakibatkan jumlah
penduduk yang banyak pula. Tak lain bertambahnya remaja-remaja atau generasi
muda yang ingin melanjutakan pendidikannya untuk mendapatkan pekerjaan yang
layak. Karakteristik individu yang berbeda di setiap tingkat pendidikannya
mengakibatkan perbedaan cara belajar yang dapat meningkatkan prestasi pada
masing-masing individu.
Accerrelated Leraning atau AL terdiri dari dua kata yaitu Eccelerated pada dasarnya berarti semakin bertambah cepat. Learning didefinisikan sebagai sebuah
proses perubahan kebiasaan yang disebabkan oleh penambahan keterampilan,
pengetahuan, atau sikap baru. Jika digabungkan, pembelajaran cepat berarti
“mengubah kebiasaan dengan meningkatkan kecepatan”. (Colin Rose, 2009:5)
Meier menyatakan beberapa asumsi dasar pokok Accelerated Leaning,
sebagai berikut. (Meier, 2002:33)
a. Lingkungan belajar yang positif
Orang dapat belajar paling baik dalam lingkungan fisik, emosi, dan sosial
yang postif, yaitu lingkungan yang tenang sekaligus menggugah semangat.
Adanya rasa keutuhan, keamanan, minat, dan kegembiraan sangat penting
b. Keterlibatan belajar sepenuhnya
Orang dapat belajar paling baik jika dia terlibat secara penuh dan aktif
serta mengambil tanggung jawab penuh atas usaha belajarnya sendiri. Belajar
bukanlah sejenis olahraga untuk ditonton, melainkan menuntut peran serta
semua pihak. Pengetahuan bukan sesuatu yang diserap secara pasif oleh
seorang pelajar, melainkan sesuatu yang diciptakan secara aktif oleh pelajar.
Accelerated learning cenderung didasarkan pada aktivitas daripada meteri atau presentasi.
c. Kerjasama di antara pembelajar
Orang biasanya belajar paling baik dalam lingkungan kerja sama. Semua
cara belajar cenderung bersifat sosial. Sementara cara belajar tradisional
menekankan persaingan dinatara inividu-individu yang terpisah, A.L
menekankan kerja sama di anatara pembelajar dalam suatu komunitas belajar.
d. Variasi yang cocok untuk semua gaya belajar
Orang dapat belajar paling baik jika dia mempunyai banyak variasi pilihan
belajar yang memungkinkannya untuk memanfaatkan seluruh indranya dan
menerapkan gaya belajar yang disukainya, bukannya menganggap progam
belajar sebagai hidangan nasi rames, A.L menganggapnya sebagai jamuan
prasmanan yang dipusatkan pada pembelajaran dan ditujukan untuk mencapai
hasil.
e. Belajar kontekstual
Orang dapat belajar paling baik dalam konteks. Fakta dan keterampilan
Belajar yang paling baik bisa dilakukan dengan mengerjakan pekerjaan itu
sendiri dalam proses penyelaman ke”dunia-nyata” terus-menerus, umpan
balik, perenungan, evaluasi, dan penyelaman kembali
2. Perbandingan Belajar Tradisional dan Accelerated Learning
Terdapat perbandingan antara beberapa ciri belajar tradisional vs.
[image:40.595.85.515.217.624.2]Accelerated Learning. Ini merupakan kecenderungan dan bukan benar-benar murni kebalikannya (Meier, 2002: 35)
Tabel 2.1
Perbandingan Belajar Tradisional vs. Accelerated Learning Belajar Tradisional Accelerated Learning
Kaku Luwes
Muram dan Serius Gembira
Satu-Jalan Banyak-jalan
Mementingkan Sarana Mementingkan tujuan
Bersaing Bekerja sama
Behavioristik Manusiawi
Verbal Multi-indrawi
Mengontrol Mangasuh
Mementingkan materi Mementingkan akivitas Mental (kognitif) Mental/emosional/fisik Berdasarkan waktu Berdasarkan-hasil
Tujuan Accelerated Learning adalah menggugah sepenuhnya kemampuan
belajar para pelajar, membuat belajar menyenangkan dan memuaskan bagi
mereka, dan memberikan sumbangan sepenuhnya pada kebahagiaan,
kecerdasan, kompetensi, dan keberhasilan mereka sebagai manusia. (Meier,
2002: 37)
Menurut Dr. George lazarov dalam penelitian Astuti yang dilakukan pada
siswa MTs Negeri Bangsal (2011) Accelerated Learning adalah model
memungkinkan siswa untuk bergerak diluar membatasi keyakinan dan
kesalahpahaman dan memanfaatkan potensi tersembunyi mereka.
Menurut Dae Meier, Accelerated Learning adalah suatu cara belajar
alamiah diyakini mampu menghasilkan tokoh orisinil dalam menghadapi era
kesemrawutan. Accelerated Learning pada intinya adalah filosofi pembelajaran dan kehidupan yang mengupayakan demekanisasi dan
memanusiakan kembali, serta menjadikan pengalaman bagi seluruh tubuh,
pikiran, dan pribadi. Dapat dikatakan penerapan Accelerated Learning dalam
pembelajaran ekonomi dapat membantu siswa dalam memahami materi secara
cepat dan menyenangkan.
3. Prinsip-Prinsip Dasar Accelerated Learning
Terdapat prinsip-prinsip dasar Accelerated Learning sebagai berikut:
a. Belajar melibatkan seluruh pikiran dan tubuh
Belajar tidak hanya menggunakan “otak” (sadar, rasional, memakai
“otak kiri” dan verbal), tetapi juga melibatkan seluruh tubuh dan pikiran
dengan segala emosi, indra, dan sarafnya.
b. Belajar adalah berkreasi, bukan mengkonsumsi
Pengetahuan bukanlah sesuatu yang diserap oleh pembelajar,
melainkan sesuatu yang diciptakan pembelajar. Pembelajaran terjadi
ketika seseorang pembelajar memadukan pengetahuann dan keterampilan
baru kedalam sruktur dirinya sendiri yang telah ada. Belajar secara
harfiah adalah menciptakan makna baru, jaringan saraf baru, dan pola
c. Kerja Sama Membantu proses belajar
Semua usaha belajar yang baik mempunyai landasan sosial. Biasanya
belajar lebih banyak dengan berinteraksi dengan kawan-kawan daripada
yang dipelajari dengan cara lain mana pun. Persaingan di antara
pembelajar memperlambat pembelajaran. Kerja sama diantara mereka
mempercepatnya. Suatu komunitas belajar selalu lebih baik hasilnya
daripada beberapa individu yang belajar sendiri-sendiri.
d. Pembelajaran Langsung pada Banyak Tingkatan Secara Simultan.
Belajar bukan hanya menyerap satu hal kecil pada waktu secara linier,
melainkan menyerap banyak hal sekaligus. Pembelajaran yang baik
melibatkan orang pada banyak tingkatan secara simultan (sadar dan
bawah sadar, mental dan fisik) dan memanfaatkan seluruh saraf reseptor,
indra, jalan dalam sistem otak/tubuh seseorang. Bagimanapun juga, otak
bukanlah prosesor berurutan, melainkan prosesor pararel, dan otak akan
berkembang pesat jika ia ditantang untuk melakukan banyak hal
sekaligus.
e. Belajar berasal dari mengerjakan pekerjaan itu sendiri (dengan umpan
balik)
Belajar paling baik adalah belajar dalam konteks. Hal-hal yang
dipelajari secara terpisah akan sulit diingat dan mudah menguap. Kita
belajar berenang dengan berenang, cara mengelola sesuatu dengan
mengelolanya, cara bernyanyi dengan bernyanyi, cara menjual dengan
kebutuhannya, pengalaman yang nyata dan konkret dapat menjadi guru
yang jauh lebih baik daripada sesuatu yang hipotesis dan abstrak asalkan
didalamnya tersedia peluang untuk terjun langsung secara total,
mendapatkan umpan balik, merenung, dan menerjunkan diri kembali.
f. Emosi positif sangat membantu pembelajaran
Perasaan menentukan kualitas dan juga kuantitas belajar seseorang.
Perasaan negatif menghalangi belajar sedangkan perasaan positif akan
mempercepat belajar. Belajar yang penuh tekanan, menyakitkan, dan
bersuasana muram tidak dapat menggali hasil belajar yang
menyenangkan, santai, dan menarik hati.
g. Otak-citra menyerap informasi secara langsung dan otomatis.
Sistem saraf manusia lebih merupakan prosesor citra daripada
prosesor kata. Gambar konkret jauh lebih mudah ditangkap dan disimpan
daripada abtraksi verbal. Menerjemahkan abstraksi verbal menjadi
berbagai jenis gambar konkret akan membuat abstraksi verbal itu bisa
lebih cepat dipelajari dan mudah diingat.
4. “Struktur” metode CBS
Struktur metode CBC di bagi menjadi enam langkah dasar. Keenam
langkah itu dapat diingat dengan mudah dengan menggunakan singkatan
M-A-S-T-E-R sebuah kata yang diciptakan oleh pelatih terkemuka CBC Jayne
a. Motivating Your Mind (Memotivasi Pikiran)
Seseorang dalam keadaan pikiran yang kaya akal. Itu berarti seseorang
harus releks, percaya diri dan termotivasi jika seseorang stress atau kurang
percaya diri atau tidak melihat manfaat dari yang dipelajari, ketika dapat
belajar dengan baik. Memiliki sikap yang benar terhadap belajar tentang
sesuatu adalah prasyarat mutlak. Orang harus punya keinginan untuk
memperoleh keterampilan atau pengetahuan baru anda harus percaya diri
bahwa anda betul-betul mampu belajar dan bahwa informasi yang anda
dapatkan akan mempunyai dampak bermakna bagi kehidupan anda.
b. Acquiring The Information (Memperoleh Informasi)
Anda perlu mengambil, memperoleh dan menyerap fakta-fakta dasar
subjek pelajaran yang anda pelajari melalui cara yang paling sesuai dengan
pembelajaran indrawi yang anda sukai, sebagian orang misalnya akan
belajar dengan sangat baik ketika mereka diberi kebebasan memilih cara
yang sesuai dengan gayanya sendiri. Sebagian orang akan termotivasi bila
mereka mempunyai kesempatan untuk berinteraksi dengan teman-teman
sebayanya. Sebagian lain merasa bahwa pengaruh dari seorang figur yang
berorientasi seperti guru, dosen, orang tua, atau penyedia lebih bermakna.
Meskipun ada sejumlah strategi belajar yang harus diimplementasikan
oleh setiap orang, namun juga ada perbedaan pokok sejauh mana kita
secara individual perlu melihat, mendengar atau melibatkan diri secara
auditori dan kinestetik, anda mampu memainkan berbagai strategi yang
menjadikan pemerolehan informasi lebih mudah dari pada sebelumnya.
c. Searching Out The Meaning (Menyelidiki Makna)
Menanamkan informasi pada memori menetap mensyaratkan Anda
untuk menyelidiki implikasi dan signifikansi makna seutuhnya dengan
secara saksama mengeksplorasi bahan subjek yang bersangkutan. Ada
perbedaan besar antara mengetahui dan memahami benar-benar tentang
sesuatu. Semata mengubah fakta ke dalam makna pribadinya adalah unsur
pokok dalam proses belajar. Mengubah fakta menjadi makna adalah
gelanggang di mana kedelapan kecerdasan kita berperan aktif. Setiap jenis
kecerdasan adalah sumber daya yang bisa anda terapkan ketika
mengeksplorasi dan menginterpretasikan fakta-fakta dari subjek pelajaran.
d. Tringgering The Memory (Memicu Memori)
Sering sekali, ada banyak hal yang harus diingat dalam suatu subjek
tertentu. Anda kini harus meyakinkan diri anda bahwa materi subjek itu
terpateri dalam memori jangka panjang anda. Terapkanlah dengan sadar
langkah-langkah sebelumnya, maka anda benar-benar telah mempelajari
subjek itu karena anda memahaminya. Namun, anda juga harus yakin
bahwa anda telah “menyimpan”nya rapat-rapat dalam memori sedemikian
sehingga anda bisa membuka dan mengambilnya saat diperlukan.
e. Exhibiting What You Know (Memamerkan Apa yang Anda Ketahui) Alangkah baiknya jika seseorang mencoba berbagi informasi dengan
suatu presentasi dari pikiran anda, kemudian ajarkanlah. Sangat mudah
kita mengira telah memahami sesuatu tetapi ternyata mendapati bahwa
anda tidak bisa menjelaskannya kepada orang lain. Jika anda bisa
"mengajarkan"nya kepada orang lain, berarti anda betul-betul
menunjukkan bahwa anda telah paham. Anda tidak hanya mengetahui,
anda juga "memiliki"-nya. Menggunakan lima tahap ini harus menjadi
kebiasaan anda. Namun, untuk itu anda perlu mempraktikkannya
terus-menerus. Anda perlu aktif mencari situasi di mana anda bisa
mengimplementasikan kelimanya dan menguji diri anda sendiri.
f. Reflecting How You’ve Learned (Merefleksikan Bagaimana Anda Belajar)
Sebagaimana yang dikatakan oleh Brian Tracy: "Metode-metode CBC
ibarat program induk sebuah komputer. Metode-metode itu bukanlah
program itu sendiri, tetapi anda dapat menjalankan semua program lain
atas dasar program induk tersebut. Metode-metode adalah alat yang anda
pakai untuk mencapai tujuan anda dengan lebih cepat dan dengan
kepastian lebih besar." Kebanyakan manusia hanya menggunakan
sebagian amat kecil dari kapasitas utuh otaknya. Ini bukan karena
kapasitas itu tidak ada, melainkan hanya karena mereka belum diajar
bagaimana memakai apa yang telah menjadi miliknya.
5. Metode Pembelajaran SAVI (Somatic, Auditori, Visual, Intelektual) Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan SAVI merupakan cara
dan peng-gunaan semua indra untuk memberikan pengaruh yang besar pada
pembelajaran.
Savi terdiri dari beberapa unsur-unsur, yaitu
a. Somatis, yaitu belajar dengan bergerak dan berbuat.
“Somatis” berasal dari bahasa Yunani yang berarti tubuh-soma. Jadi
dapat di-katakan bahwa belajar somatis berarti belajar dengan indra
peraba, kinestetis, praktis-melibatkan fisik dan mengguna-kan serta
menggerakkan tubuh sewaktu belajar (Meier, 2004:92). Somatis
me-libatkan aktifitas fisik selama berlang-sungnya proses belajar, sehingga
dari waktu ke waktu membuat seluruh tubuh terlibat.
b. Auditori, yaitu belajar dengan berbicara dan mendengar.
Menurut Meier (2004: 95), pembelajaran melalui auditori merupakan
pembelajaran yang memanfaatkan telinga dan suara kita. Sadar atau tidak,
telinga kita akan terus menangkap dan menyimpan pesan auditori, selain
itu beberapa area penting di otak akan menjadi aktif saat seseorang
membuat suara sendiri dengan berbicara.
c. Visual, yaitu belajar dengan mengamati dan menggambarkan.
Pembelajaran dengan visual mencakup dalam melihat, menciptakan
dan meng-integrasikan segala macam citra. Secara ilmiah dikatakan bahwa
komunikasi visual lebih kuat karena manusia mem-punyai lebih banyak
peralatan di kepala mereka untuk memproses informasi visual dari pada
d. Intelektual, yaitu belajar dengan memecahkan masalah dan merenung.
Menurut Meier (2004: 99) kata “intek-lektual” menunjukkan tentang
pola pikir pembelajar saat mereka menggunakan kecerdasan untuk
merenungkan suatu pe-ngalaman dan menciptakan hubungan, makna,
rencana dan nilai dari peng-alaman tersebut.
Supaya pembelajaran dapat berlangsung secara optimal, maka keempat
unsur tersebut harus ada, karena satu dengan yang lainnya saling terpadu
dan semuanya digunakan secara simultan (Meier, 2004: 91-92).
6. Langkah-langkah Impelentasi Accelerated Learning. a. Tahap 1 : Persiapan
Tujuan Tahap Persiapan adalah menimbulkan minat para peserta
didik, memberi mereka perasaan positif mengenai pengalaman belajar
yang akan datang, dan menempatkan mereka dalam situasi optimal untuk
belajar.pendidik melakukan ini dengan :
1) Memberikan sugesti positif
2) Menyatakan manfaat bagi peserta didik
3) Menyatakan tujuan yang jelas dan bermakna
4) Menciptakan lingkungan fisik yang positif
5) Menciptakan lingkungan sosial yang positif
6) Menenangkan ketakutan pembelajar
7) Menghilangkan atau mengurangi rintangan belajar
8) Mengajukan pertanyaan dan masalah
10)Mengajak pembelajar telibat penuh sejak awal
Tabel 2.2
Perbandingan antara Suasana/Lingkungan Ruang Kelas Tradisional dan Suasana/Lingkungan Ruang Kelas
Accelerated Learning Lingkungan Ruang Kelas
Tradisional Menimbulkan :
Lingkungan A.L yang ditingkatkan Menimbulkan : Ketegangan dan stress
Kebosanan
Individualism terasing Militerisme
Resimentasi Suasana steril Control otoriter Motivasi dari luar Perasaan terkurung Belajar terasa berat
Ketenangan Minat Kerja sama Kesan manusiawi Kebebasan pribadi Kegairahan
Rasa hormat kepada orang lain
Motivasi dari dalam Kelegaan
Belajar terasa menyenangkan
b. Tahap 2 : Penyampaian
Tujuan Tahap Penyampaian adalah membantu pembelajar
menentukan materi blajar yang baru dengan cara menarik, menyenangkan,
rlevan, multi-indra, dan cocok untuk semua gaya belajar. Pendidik
melakukan ini dengan:
1) Uji coba kolaboratif dan berbagi pengetahuan
2) Pengamatan terhadap fenomenon dunia nyata
3) Keterlibatan seluruh-otak, seluruh-tubuh
4) Presentasi interaktif
5) Grafik dan penunjang presentasi berwarna-warni
6) Variasi agar cocok dengan semua gaya belajar
8) Berlatih menemukan (pribadi, berpaangan, berdasar team)
9) Pengalaman belajar kontekstual dari dunia nyata
10)Berlatih memecahkan masalah.
c. Tahap 3 : Pelatihan
Tujuan Tahap Praktek adalah membantu pelajar mengintegrasikan dan
memadukan pengetahuan atau keterampilan baru dengan berbagai cara.
Guru melakukan ini dengan :
1) Aktivias memproses peserta didik
2) Usaha/umpan balik/perenungan/usaha kembali secara langsung
3) Simulasi dunia nyata
4) Permainan belajar
5) Latihan belajar lewat praktek
6) Aktvitas pemecahan-masalah
7) Perenungan dan artikulasi individual
8) Dialog secara erpasangan dan bekelompok
9) Pengajaran dan tinjaun kolaboratif
10)Aktivitas praktek membangun-keterampilan
11)Mengajar-kembali
d. Tahap 4 : Penampilan
Tujuan Tahap Penampilan Hasil adalah membantu pelajar menerapkan
dan mengembangkan pengetahuan serta keterampilan baru mereka pada
pekerjaan sehingga pembelajaran tetap melekat dan prestasi terus
1) Penerapan segera di dunia-nyata
2) Menciptakan dan melaksanakan rencana aksi
3) Aktivitas penguatan lanjutan
4) Materi penguatan pascasesi
5) Pengarahan berkelanjutan
6) Evaluasi prestasi dan umpan balik
7) Aktivitas dukungan kawan-kawan
8) Perubahan organisasi dan lingkungan yang mendukung
7. Langkah-langkah metode pembelajaran SAVI
a. Siswa membaca materi pelajaran yang akan dipelajari dengan suara keras
(A)
b. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, 4-5 anggota pada setiap
kelompok (S)
c. Siswa atau setiap kelompok mengamati media gambar dan video yang
diberikan oleh guru dan mendiskusikannya (V)
d. Setiap kelompok mendemonstrasikan hasil kerja kelompoknya di depan
siswa yang lain sesuai dengan hasil diskusinya (I)
B. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi Belajar
Kata “motif” diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang
untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari
dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi
yang telah menjadi aktif. Motif menjadi akif pada saat-saat tertentu, terutama
bila lebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan/mendesak. (Sardiman,
1986:73)
Menurut Mc. Donald dalam buku Sardiman (1986:73) yang berjudul
Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, Motivasi adalah perubahan energi
dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului
dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan
Mc. Donald ini mengandung tiga elemen penting.
a. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri
setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa
perubahan enegeri di dalam sistem “neurophysiological” yang ada pada
organisme manusia. Karena menyangkut perubahan energi manusia
(walauppun motivasi itu muncul dari dalam diri manusia), penampakannya
akan menyangkut kegiatan fisik manusia.
b. Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa atau “feeling”, afeksi
seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan
kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah-laku manusia.
c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal
ini sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi
memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculannya kerena
terangsang atau terdorong oleh adanya unsur lain dalam hal ini adalah
Dari ketiga elemen di atas, maka dapat dikatakan bahwa motivasi itu
sebagai sesuatu yang kompleks. Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu
perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut dengan
persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian
bertindak atau melakukan sesuatu. Semua ini didorong karena adanya tujuan,
kebutuhan atau keinginan.
Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan
kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang itu mau dan ingin melakukan
sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau
mengelakkan perasaan tidak suka itu. Jadi motivasi itu tidak hanya dapat
dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu adalah tumbuh didalam diri
sesorang. Dalam kegiatan belajar, maka motivasi dapat dikatakan sebagai
keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan
belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang
memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki
oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Dikatakan “keseluruhan”, karena pada
umumnya ada beberapa motif yang bersama-sama menggerakkan siswa untuk
belajar.
Motivasi belajar adalah totalitas daya penggerak psikis dari dalam diri
siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan memneri arah pada kegiatan
2. Teori Tentang Motivasi
Memberikan motivasi kepada seseorang siswa, berarti menggerakan siswa
untuk melakkan sesuatu atau ingin melakukan sesuatu. Pada tahap awalnya
akan menyebabkan subjek belajar itu merasa ada kebutuhan dan ingin
melakukan sesuatu kegiatan belajar. Seseorang yang melakukan aktivitas
didorong oleh adanya faktor-faktor biologis, instink, unsur-unsur kejiwaan
yang lain serta adanya pengaruh perkembangan budaya manusia. Motivasi ini
tidak lepas dari kebutuhan di mana seseorang akan melakukan sesuatu bila
marasa ada suatu kebutuhan.
Menurut Morgan dan ditulis kembali oleh S. Nasution dalam Buku
Sardiman (1986:78) dikatakan bahwa manusia hidup itu memiliki berbagai
kebutuhan:
a. Kebutuhan untuk berbuat sesuatu untuk sesuatu aktivitas
b. Kebutuhan untuk menyenangkan orang lain
c. Kebutuhan untuk mencapai hasil
d. Kebutuhan untuk mengatasi kesulitan
Teori tentang motivasi ini lahir dan awal perkembangannya di kalangan
psikolog. Menurut ahli ilmu jiwa dijelaskan bahwa dalam motivasi itu ada
suatu hirarki dari bawah ke atas. Dalam hal ini ada beberapa teori tentang
motivasi yang selalu bergayut dengan soal kebutuhan:
a. Kebutuhan fisiologis, seperti lapar, haus, kebutuhan untuk istirahat dan
b. Kebutuhan akan keamanan (security), yakni rasa aman, bebas dari rasa
takut dan kecemasan.
c. Kebutuhan akan cinta dan kasih; kasih, rasa diterima dalam suatu
masyarakat atau golongan (keluarga, sekolah, kelompok)
d. Kebutuhan untuk mewujudkan diri sendiri, yakni mengembangkan bakat
dengan usaha mencapai hasil dalam bidang pengetahuan, sosial,
pembentukan pribadi.
Dengan kata lain, kebutuhan untuk berusaha ke arah kemandirian dan
aktulaisasi diri. Sesuai dengan kebutuhan Maslow menciptakan piramida
hirarki kebutuhan yang lebih lengkap yang dilukiskan pada gambar di bawah
[image:55.595.84.513.201.646.2]ini:
Gambar 2.1 Kebutuhan Manusia Menurut Maslow (Sardiman, 1986:81)
Under standing and
knowladge
Self
Actualization
Self esteem
Love and belonging
Safety
Setiap tingkat diatas hanya dapat dibangkitkan apabila telah dipenuhi
tingkat motivasi di bawahnya. Disamping itu ada teori-teori lain yang perlu
diketahui (Sardiman, 1986:81) :
a. Teori instink
Menurut teori ini tindakan setiap diri manusia diasumsikan seperti
tingkah jenis animal atau binatang. Tindakan manusia itu dikatakan selalu
berkaitan dengan instink atau pembawaan. Dalam memberikan respon
terhadap adanya kebutuhan seolah-olah tanpa dipelajari. Tokoh dari teori
ini adalah Mc. Dougall.
b. Teori Fisiologis
Teori ini juga disebut “Behavioiur theories”. Menurut teori ini semua tindakan manusia berakar pada usaha memenuhi kepuasan dan kebutuhan
organik atau kebutuhan untuk kepentingan fisik. Atau disebut sebagai
kebutuhan primer, seperti kebutuhan tentang makanan, minuman, udara,
dan lain-lain yang diperlukan untuk kepentingan tubuh seseorang. Dari
teori inilah muncul perjuangan hidup, perjuangan untuk mempertahankan
hidup, strunggle for survival.
c. Teori Psikoanalitik
Teori ini mirip dengan teori instink, tetapi lebih ditekankan pada
unsur-unsur kejiwaan yang ada pada diri manusia. Bahwa setiap tindakan
manusia karena adanya unsur pribadi manusia yakni id dan ego. Tokoh
3. Ciri-ciri Motivasi
Motivasi yang ada pada diri setiap orang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Tekun menghadapi tugas
b. Ulet menghadapi kesulitan dan tidak memerlukan dorongan dari luar
untuk berprestasi sebaik mungkin.
c. Menunjukan minat terhadap bermacam-macam masalah “untuk orang
dewasa”
d. Lebih senang bekerja mandiri
e. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin
f. Dapat mempertahankan pendapatnya
g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu.
h. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
4. Fungsi Motivasi dalam Belajar
Dalam belajar diperlukan motivasi. “Motivation is an essential condition
of learning”. Hasil belajar akan menjadi optimal, kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan semakin berhasil pula belajar itu. Motivasi
akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa. Perlu
ditegaskan bahwa motivasi bertalian dengan suatu tujuan. Sehubung dengan
hal tersbut ada tiga fungsi motivasi:
a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor
yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor
b. Menentukan arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.
Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang
harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang
harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan
perbutan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Selain dari ketiga fungsi diatas motivasi dapat berfungsi sebagai
pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan suatu usaha
karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik. Dengan kata lain bahwa
dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi,
maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik.
Intensitas motivasi seseorang siswa akan sangat menentukan tingkat
pencapaian hasil belajarnya.
5. Macam-macam Motivasi
Berbagai macam-macam motivasi menurut Sadiman (1986:85) sebagai
berikut:
a. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya
1) Motif-motif bawaan
Yang dimaksud dengan motif bawaan yaitu motif yang dibawa
sejak lahir, jadi motivasi itu ada tanpa dipelajari.
2) Motif-motif yang dipelajari
Motif-motif yang timbul karena dipelajari. Seseorang hidup dalam
kerjasama didalam masyarakat untuk ketercapaian kepuasan diri.
Sehingga manusia perlu mengembangkan sifat-sifat ramah, kooperatif,
membina hubungan baik dengan sesama, apalagi orang tua dan guru.
Dalam kegiatan belajar-mengajar, hal ini dapat membantu dalam usaha
mencapai prestasi atau hasil belajar yang baik.
b. Jenis motivasi menurut Frandsen yaitu:
1) Cognitive motives
Motif ini menunjuk pada gejala intinsik, yaitu menyangkut
kepuasan individual. Kepuasan individual yang berada di dalam diri
manusia dan biasanya berwujud proses dan produk mental. Jenis motif
seperti ini adalah sangat primer dalam kegiatan belajar disekolah,
terutama berkaitan dengan pengembangan intelektual.
2) Self-expression
Penampilan diri adalah sebagian dari perilaku manusia. Yang
penting kebutuhan individu itu tidak sekedar tahu mengapa dan
bagaimana seseuatu itu dapat terjadi, tetapi juga mampu membuat
suatu kej