ABSTRACT
Globalization makes competition increasingly fierce in the economy so that no company can be shut down. This situation prompted the company to win the competition. In these circumstances, the company that wants to survive and evolve must always produce the products in accordance with customer wishes, one of which is to produce a product that is more qualified. The purpose of this research was to determine the effect of cost of quality to operating profit and sales. This research was conducted at PT Tebeindo Sunshine Technica Mandiri which is engaged in manufacturing field. The method used in this research is descriptive analytical and simple linear regression. The results showed that quality costs has no significant effect on operating profit and sales. However, from the regression equation, the cost of quality is directly proportional to operating profit and sales, which if the cost of quality increases, the operating profit and sales will increase. The author recommends that companies should have more concentrate on the quality expenditures so that failures maximally can be reduced.
ABSTRAK
Arus globalisasi membuat persaingan dalam perekonomian semakin ketat sehingga tidak ada lagi perusahaan yang dapat menutup diri. Keadaan ini yang mendorong perusahaan untuk memenangkan persaingan. Dalam keadaan seperti ini, perusahaan yang ingin tetap bertahan dan berkembang harus selalu menghasilkan produk-produk yang sesuai dengan keinginan konsumen, salah satunya adalah menghasilkan produk yang semakin berkualitas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh biaya kualitas terhadap laba operasional dan penjualan. Penelitian ini dilakukan pada PT Tebeindo Sunshine Technica Mandiri yang bergerak dalam bidang manufaktur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis dan regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya kualitas tidak berpengaruh signifikan terhadap laba operasional dan penjualan. Namun dari persamaan regresinya, biaya kualitas berbanding lurus dengan laba operasional dan penjualan, dimana bila biaya kualitas meningkat maka laba operasional dan penjualan juga akan meningkat. Penulis menyarankan agar perusahaan lebih berkonsentrasi pada pengeluaran biaya kualitasnya agar kegagalan yang terjadi dapat dikurangi semakmsimal mungkin.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………...… i
HALAMAN PENGESAHAN………...…... .. ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI……….. . iii
KATA PENGANTAR………...…….. .. iv
BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Biaya Kualitas 2.1.1 Pengertian Biaya ……….. 6
2.1.2 Pengertian Kualitas……….. 6
2.1.4 Penggolongan Biaya Kualitas……….. ... 8
2.1.5 Analisis Biaya Kualitas………. 12
2.1.6 Pengendalian Biaya Kualitas………. 13
2.1.7 Kelebihan dan Kelemahan Laporan Biaya Kualitas………..14
2.2 Laba Operasional………. 16
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ... 46
5.2 Saran ... 47
5.3 Keterbatasan………. 48
DAFTAR PUSTAKA ... 49
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Dua Cara Kualitas meningkatkan Keuntungan…..………. 22
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Bentuk Umum Laporan Biaya Kualitas Bulanan………... 15
Tabel 4.1 Laporan Biaya Kualitas tahun 2008……… 38
Tabel 4.2 Laporan Biaya Kualitas tahun 2009……… 39
Tabel 4.3 Laporan Biaya Kualitas tahun 2010……… 39
Tabel 4.4 One-Sample Kolomogorov-Smirnov Test……….. 41
Tabel 4.5 Coefficients (a)………... 42
Tabel 4.6 Anova (b)………..……….. 42
Tabel 4.7 Coefficients (a)………...……… 43
Tabel 4.8 Anova (b).………..………... 44
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Wawancara……… 51
Lampiran 2 Perhitungan Laporan Biaya Kualitas tahun 2008 PT TSTM..……… 56
Lampiran 3 Perhitungan Laporan Biaya Kualitas tahun 2009 PT TSTM..……… 65
Lampiran 4 Perhitungan Laporan Biaya Kualitas tahun 2010 PT TSTM.………. 70
Lampiran 5 Hasil Output SPSS……….. 77
Lampiran 6 Surat Keterangan Penelitian……… 81
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Arus globalisasi membuat persaingan dalam perekonomian semakin ketat
sehingga tidak ada lagi perusahaan yang dapat menutup diri. Keadaan ini yang
mendorong perusahaan untuk memenangkan persaingan. Persaingan yang dihadapi
bukan hanya berasal dari dalam negeri saja, tetapi juga mencakup pesaing-pesaing
dari luar negeri.
Dalam keadaan seperti ini, perusahaan yang ingin tetap bertahan dan
berkembang harus selalu menghasilkan produk-produk yang sesuai dengan keinginan
konsumen, salah satunya adalah menghasilkan produk yang semakin berkualitas.
Terutama pada masa sekarang ini konsumen memilih produk yang berkualitas
dengan harga yang terjangkau, sehingga perusahaan harus berusaha lebih keras lagi
untuk tetap bertahan dan memperluas pangsa pasarnya. Walaupun begitu, masih
banyak manajemen yang berpendapat bahwa pengeluaran biaya kualitas hanya
memboroskan dana dan membuat efisiensi perusahaan menurun. Biaya kualitas
biasanya timbul karena memproduksi produk yang buruk, sehingga muncul biaya
pengerjaan ulang, perbaikan, dan lain-lain.
Biaya kualitas memang adakalanya membutuhkan dana yang cukup besar,
penelitian menunjukkan bahwa biaya kualitas bagi perusahaan di Amerika Serikat
2
4). Hansen dan Mowen (2005) meneruskan bahwa beberapa pakar kualitas
berpendapat bahwa tingkat kualitas optimal harusnya berkisar antara dua hingga
empat persen dari penjualan. Maka dari itu, kualitas telah memegang peranan penting
dalam perusahaan manufaktur maupun jasa, juga bagi usaha kecil maupun besar.
Biaya kualitas bisa dipakai oleh perusahaan sebagai pengukur keberhasilan
program perbaikan kualitas. Wahyuningtias (2013) mengungkapkan, apabila
perusahaan ini melakukan program tersebut, maka perusahaan harus
mengidentifikasi biaya-biaya yang dikeluarkan dari masing-masing keempat kategori
biaya kualitas, untuk itu perusahaan harus membuat laporan biaya kualitas
(Gaspersz, 2005:172). Dijelaskan juga laporan biaya kualitas secara garis besar
memberi manfaat (1) sebagai alat untuk mengukur kinerja, (2) sebagai alat analisis
mutu proses, (3) sebagai alat pemograman, (4) sebagai alat penganggaran yaitu untuk
membuat anggaran pengeluaran dalam mencapai program pengendalian mutu, (5)
sebagai alat peramal yaitu untuk mengevaluasi dan menjamin prestasi produk dalam
memenuhi persaingan pasar (Fregenhaum, 1992: 199).
Tandiontong et al. (2010) menjelaskan bahwa biaya kualitas yang terjadi dalam
suatu perusahaan dapat digunakan untuk mengetahui sampai sejauh mana fungsi
sistem pengendalian kualitas yang diterapkan oleh perusahaan. Dijelaskan juga
bahwa semakin rendahnya biaya kualitas menunjukkan semakin baiknya program
perbaikan kualitas yang dijalankan oleh perusahaan, dan dengan meningkatnya
penjualan dan menurunnya biaya yang dikeluarkan maka tentu akan meningkatkan
tingkat profitabilitas perusahaan. Jadi barang yang berkualitas sangatlah penting
untuk suatu perusahaan terutama untuk perusahaan manufaktur. Jika perusahaan
3
konsumen lambat laun akan menurun. Kepercayaan yang hilang ini dapat
menyebabkan kerugian yang terus menerus pada perusahaan tersebut jika mereka
tidak berusaha untuk memperbaikinya.
PT Tebeindo Sunshine Technica Mandiri adalah salah satu perusahaan
manufaktur yang bergerak di bidang injection molding plastic. Dalam
perkembangannya, perusahaan ini bekerja sama dengan Asahi Mold yang berasal
dari Jepang. Bentuk kerja sama yang terbentuk adalah menghasilkan produk setengah
jadi dan kemudian dikirimkan kepada pelanggan. Dalam memperluas pangsa
pasarnya, PT Tebeindo Sunshine Technica Mandiri berusaha meningkatkan kualitas
sekaligus dapat menghasilkan produk dengan biaya optimum, yaitu biaya yang
ditekan serendah mungkin tanpa mengurangi kualitas produk itu sendiri.
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang
biaya kualitas yang dilakukan PT Tebeindo Sunshine Technica Mandiri dengan
mengambil judul “Pengaruh Biaya Kualitas terhadap Laba Operasional dan
Penjualan Pada PT Tebeindo Sunshine Technica Mandiri.”
1.2. Identifikasi Masalah
Globalisasi membuat persaingan semakin ketat diantara perusahaan-perusahaan
di dalam negeri maupun luar negeri. Biaya kualitas merupakan salah satu aspek yang
paling penting dalam menghasilkan suatu produk. Dan aspek terpenting dari biaya
kualitas itu sendiri adalah tidak adanya produk yang cacat. Untuk mencegah hal
tersebut, perusahaan harus memberikan perhatian dan usaha untuk mengurangi cacat.
4
bebas dari cacat yang mungkin mempengaruhi penampilan atau mengurangi
kinerjanya (Garrison et al., 2006: 82).
Martusa dan Haslim (2011) menjelaskan agar perusahaan dapat bersaing dengan
perusahaan-perusahaan lain dibutuhkan suatu proses produksi yang efisien dan efektif,
yang dapat dicapai jika ditunjang dengan perencanaan dan pengendalian kualitas produk
yang optimal. Dengan demikian, perusahaan dapat menekan biaya produksi tanpa
mengurangi kualitas produk yang dihasilkan. Martusa dan Haslim juga menambahkan
bahwa setiap penyimpangan atau kesalahan yang terjadi pada proses produksi harus
dideteksi sedini mungkin sehingga dapat mengurangi pemborosan biaya yang
dikeluarkan untuk memproses kembali barang yang cacat.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis mengidentifikasi masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana perusahaan mengklasifikasikan biaya kualitas?
2. Bagaimana pengaruh biaya kualitas terhadap laba operasional perusahaan?
3. Bagaimana pengaruh biaya kualitas terhadap penjualan?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah di atas penelitian ini mempunyai maksud dan
tujuan untuk mengetahui:
1. Pengklasifikasian biaya kualitas di dalam perusahaan.
2. Pengaruh biaya kualitas terhadap laba operasional perusahaan.
5
1.4. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak
diantaranya adalah:
1. Bagi perusahaan
Memberikan masukan tentang analisis biaya kualitas (cost of quality) pada
perusahaan khususnya pada bagian keuangan sehingga dapat membantu dalam
membuat strategi pengendalian kualitas dalam upaya menekan biaya produksi.
Penulis juga berharap perusahaan berusaha untuk melakukan perubahan untuk
dapat mengoptimalkan labanya.
2. Bagi pembaca
Memberikan sumbangan pengetahuan bagi para pembaca yang ingin melakukan
penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh biaya kualitas terhadap laba
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Setelah melakukan pengolahan dan analisis data yang dilakukan pada PT
Tebeindo Sunshine Technica Mandiri mengenai perhitungan biaya kualitas dan
pengaruhnya terhadap laba operasional dan penjualan, maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Biaya kualitas yang dikeluarkan oleh PT TSTM selama tahun 2008 sampai
dengan 2010 adalah sebesar Rp 1,459,254,823 pada tahun 2008, Rp 417,080,065
pada tahun 2009, dan Rp 638,367,657 pada tahun 2010. Ini berarti bahwa PT
TSTM belum berkonsentrasi pada pengeluaran biaya kualitasnya karena biaya
yang dikeluarkan tidak konsisten setiap tahunnya.
2. Setelah uji regresi linier sederhana, ternyata nilai P valuenya lebih besar dari
0,05 yaitu sebesar 0,244 yang berarti biaya kualitas tidak berpengaruh signifikan
terhadap laba operasional. Artinya PT TSTM belum cukup fokus dalam
mengeluarkan biaya kualitasnya, terlihat bahwa biaya kegagalan internal
rata-rata mempunyai jumlah yang besar sehingga laba operasional tidak mengalami
perbaikan. Dari uji regresi linier sederhana biaya kualitas terhadap laba
operasional, persamaannya adalah Y= -1047409241.228 + 0.846X. Persamaan
tersebut menunjukkan bahwa bila biaya kualitas meningkat, maka laba
47
3. Uji regresi linier sederhana menunjukkan nilai P value sebesar 0,209 yang lebih
besar dari 0,05 yaitu berarti biaya kualitas tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap penjualan. Ini berarti biaya kualitas yang dikeluarkan belum tepat,
karena komponen biaya kualitas yang paling besar adalah biaya kegagalan
internal sehingga biaya kualitas yang dikeluarkan belum bisa memperbaiki
penjualan perusahaan. Dari uji regresi linier sederhana biaya kualitas terhadap
penjualan, persamaannya adalah Y = 35093072483.736 + 3,553X. Persamaan
tersebut menunjukkan bahwa bila biaya kualitas meningkat, maka penjualan
juga akan meningkat.
5.2. Saran
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada PT TSTM, penulis memberikan
saran sebagai berikut:
1. Bagi perusahaan, sebaiknya ditingkatkan lagi biaya pencegahan dan biaya
penilaiannya agar biaya kegagalan dapat dikurangi semaksimal mungkin agar
dapat meningkatkan laba operasional dan penjualannya.
2. Laporan biaya kualitas harus dibuat setiap tahunnya agar dapat membantu pihak
manajemen dalam mengambil kebijakan untuk memperbaiki kualitas produk.
3. Bagi peneliti selanjutnya, agar menambah variable lainnya sebagai faktor yang
dapat mempengaruhi laba operasional dan penjualan pada PT TSTM, misalnya
48
5.3. Keterbatasan
Keterbatasan yang peneliti temukan dalam penelitian ini adalah kurang lengkapnya
data perusahaan, sehingga penulis hanya bisa melakukan wawancara dan
mengasumsikan biaya-biaya yang terjadi. Misalkan dalam hal mengasumsikan biaya
pemeriksaan proses produksi, penulis tidak bisa langsung mengambil jumlah yang
ada di dalam laporan keuangan melainkan harus mewawancarai pihak yang
DAFTAR PUSTAKA
Apriliya, Janice. 2014. Analisis Perhitungan Biaya Kualitas dan Pengaruhnya
terhadap laba Operasi Perusahaan (Studi Kasus pada PT “X”). Fakultas Ekonomi. Universitas Kristen Maranatha, Bandung.
Carter, William K.. 2009. Akuntansi Biaya. Edisi Keempatbelas. Jilid kesatu.
Diterjemahkan oleh: Krista. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Febrianto, R. dan E. Widiastuty. 2005. Tiga Angka Laba Akuntansi: Mana yang
Lebih Bermakna Bagi Investor?. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Akuntansi VIII, Solo.
Gantino, Rilla, dan Erwin. 2010. Pengaruh Biaya Kualitas Terhadap Penjualan pada
PT Guardian Pharmata. Journal of Applied Finance and Accounting, 2 (2),
hal. 138-168.
Garrison, Ray H., Eric W. Noreen, dan Peter C. Brewer. 2006. Akuntansi Manajerial.
Edisi Kesebelas. Buku Kesatu. Diterjemahkan oleh: Nuri Hinduan, S.E., Ak.. Salemba Empat, Jakarta.
Gaspersz, Vincent. 2006. Continuous Cost Reduction Through Lean-Sigma
Approach. Gramedia Pustaka Utama,Jakarta.
Hansen, Don R. dan Maryanne Mowen. 2005. Akuntansi Manajemen.
(Diterjemahkan oleh: Dewi Ftriasari, M.Si., dan Deni Arnos Kwary, M.Hum. Salemba Empat, Jakarta.
Heizer, Jay dan Barry Render. 2005. Manajemen Operasi. Diterjemahkan oleh:
Dwianoegrahwati dan Indra Almahdy. Salemba Empat, Jakarta..
Horngren, Charles T., Srikant M. Datar, dan George Foster. 2008. Akuntansi biaya:
Penekanan Manajerial. Edisi Kesebelas. Jilid kedua. Diterjemahkan oleh: PT Indeks. PT Macanan Jaya Cemerlang, Indonesia.
Jusup, Al Haryono. 2003. Dasar-dasar Akuntansi. Edisi 6. Bagian Penerbitan STIE
YKPN, Yogyakarta.
Kholmi, Masiyah dan Yuningsih. 2004. Akuntansi Biaya. Edisi Keempat. Universitas
Muhammadiyah Malang, Malang.
Lasmauli, Erni. 2011. Pengaruh Anggaran Biaya Kualitas terhadap Volume
Penjualan Perusahaan.Fakultas Ekonomi. Universitas Padjajaran, Bandung. Martusa, Riki dan Henri Darmadi Haslim. 2011. Peranan Analisis Biaya Kualitas
dalam Meningkatkan Efesiensi Biaya Produksi. Jurnal Ilmiah Akuntansi, 4
50
Mursyidi. 2008. Akuntansi Biaya. Cetakan Pertama. Refika Aditama, Bandung.
Sutedi, Adrian. 2008. Tanggung Jawab Produk (dalam Hukum Perlindungan
Konsumen). Ghalia Indonesia, Bogor.
Suwardjono. 2008. Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Edisi
Ketiga. BPFE-Yogyakarta.
Tandiontong, Mathius, Fentri Sitanggang dan Verani Carolina (2010). Pengaruh Biaya Kualitas Terhadap Tingkat Profitabilitas Perusahaan (Studi Kasus pada
The Majesty Hotel and Apartment, Bandung). Jurnal Ilmiah Akuntansi. 2 (1)
Mei-Agustus, hal. 1-17.
Wahyuningtias, Kiki Adelina. 2013. Pengaruh Biaya Kualitas terhadap Produk
Rusak pada CV. Ake Abadi. Jurnal EMBA Vol. 1 No. 3, hal 321-330.
Weygandt, Kieso dan Kimmel. 2005. Accounting Principles. Edisi 7. John Wiley and