PENGARUH BIAYA OPERASIONAL DAN
BIAYA KUALITAS TERHADAP LABA PADA
PT. PINDAD (PERSERO) DIVISI TEMPA DAN COR
The Influence Of Operational Cost And Cost Of Quality On The
Profit At PT. PINDAD (Persero) Divisi Tempa And Cor
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Sidang untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi
pada Program Studi Akuntansi
Disusun Oleh: SURYA KUSUMA
21107081
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
ii
ABSTRAK
Pengaruh Biaya Operasional Dan Biaya Kualitas Terhadap LabaPada PT. PINDAD (Persero) Divisi Tempa Dan Cor
Penelitian ini dilaksanakan pada PT. PINDAD (Persero) Divisi Tempa dan Cor. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh biaya operasional dan biaya kualitas terhadap laba pada PT. PINDAD (Persero) Divisi Tempa dan Cor baik secara simultan maupun parsial.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif verifikatif dengan pendekatan kuantitatif. Pengujian statistik yang digunakan adalah asumsi klasik, regresi linier berganda, korelasi person, koefisien determinasi, uji hipotesis
dan juga menggunakan bantuan program aplikasi SPSS 17.0
Hasil Penelitian menunjukan bahwa secara parsial biaya operasional berpengaruh signifikan dengan arah negatif terhadap laba. sementara biaya kualitas berpengeruh signifikan dengan arah positif terhadap laba. selain itu, secara simultan baik biaya operasional dan biaya kualitas berpengaruh signifikan dan memiliki pengaruh sebesar 77,9% terhadap laba, sisanya 22,1% dipengaruhi oleh faktor lain seperti harga jual, volume penjualan dan lain-lain. Dapat disimpulkan bahwa biaya operasional dan biaya kualitas memiliki pengaruh kuat terhadap laba.
i
ABSTRACT
The Influence Of Operational Cost And Cost Of Quality On The Profit At PT. PINDAD (Persero) Divisi Tempa And Cor
This research was conducted at PT. PINDAD (Persero) Divisi Tempa and Cor. The purpose of this study is to find an impact of Operational Cost And Cost Of Quality On The Profit At PT. PINDAD (Persero) Divisi Tempa And Cor either simultaneously or partially.
The method used in this research are descriptive method and verifikative with quantitative approach. The statistic test used are the classical assumptions, multiple linear regression, correlation pearson, the coefficient of determination, hypothesis testing and also use the help of an application program of SPSS 17.0.
The results show that partially operational cost have significant impact with negative direction on the profit. While the cost of quality have significant impact with positive direction on the profit. In addition, simultaneously both the operational cost and cost of quality have significant impact of about 77.9% on the profit, the rest 22.1% is impacted by other factors such as selling prices, sales volume, etc. The conclusion is that operational cost and cost of quality has a strong impact on the profit.
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, serta senantiasa memberikan kesehatan,
kemampuan, dan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini,
penulis melaksanakan penelitian pada PT. PINDAD (Persero) Divisi Tempa dan
Cor.
Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan
dalam menempuh program studi Strata 1 pada program studi Akuntansi Fakultas
Ekonomi di Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung. Dimana judul
yang diambil yaitu: “PENGARUH BIAYA OPERASIONAL DAN BIAYA KUALITAS TERHADAP LABA PADA PT. PINDAD (PERSERO) DIVISI TEMPA DAN COR”.
Penulis tidak bisa memungkiri bahwa dalam menyusun skripsi ini, penulis
menemukan hambatan dan kesulitan, namun berkat Prof. Dr. Hj. Ria Ratna
Ariawati, M.S., Ak. Selaku pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu
guna membimbing, mengarahkan, dan memberikan petunjuk yang sangat
berharga demi selesainya penyusunan skripsi ini, akhirnya dengan doa, semangat
ikhtiar penulis mampu melewatinya.
Selama penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak khususnya kepada kedua orang tuaku yang selalu memberikan
iv
bimbingan, pengarahan, maupun bantuan moril dan materil. Oleh karena itu,
dalam kesempatan ini dengan segenap ketulusan hati penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak/Ibu :
1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, M.Sc., selaku Rektor Universitas
Komputer Indonesia.
2. Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., S.E., M.Si selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
3. Sri Dewi Anggadini, SE., M.Si. Selaku Ketua Program Studi Akuntansi
Universitas Komputer Indonesia dan Dosen Wali Kelas Akuntansi-2.
4. Ely Suhayati, SE., M.Si., Ak. selaku Dosen Penguji I yang telah
memberikan arahan dan saran dalam perbaikan penulisan skripsi ini.
5. Wati Aris Astuti, SE., M.Si. selaku Dosen Penguji II yang telah
memberikan arahan dan saran dalam perbaikan penulisan skripsi ini.
6. Seluruh Staf Dosen Pengajar Universitas Komputer Indonesia yang telah
membekali penulis dengan pengetahuan.
7. Seluruh staf dosen pengajar program studi akuntansi yang telah
memberikan ilmu serta motivasinya.
8. Staf Kesekretariatan Program Studi Akuntansi (Mbak Senny dan Mbak
Dona serta A gugun) makasih banyak untuk pelayanan dan informasinya.
9. M. Aswar Aritiu Pohan, SE., Ak. selaku pembimbing perusahaan yang
telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan
penelitian dalam penyusunan skripsi di PT. PINDAD (Persero) Divisi
Tempa dan Cor dan telah memberikan pengarahan dan waktunya selama
v
10.Seluruh staf dan karyawan PT. PINDAD (Persero) Divisi Tempa dan Cor.
11.Seluruh staf dan karyawan PT. PINDAD (Persero).
12.Adikku yang telah memberikan doa, dorongan, semangat untuk
menyelesaikan skripsi ini.
13.Semua sahabat-sahabatku terima kasih atas dukungan dan bantuannya.
14.Teman-teman di Akuntansi, Manajemen, Desain, Teknik dan seluruh
pihak yang telah membantu penyelesaian laporan skripsi ini yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu.
Akhir kata, semoga ketulusan do’a dan bantuan yang telah diberikan
kepada penulis akan mendapatkan balasan dari Sang Pencipta Allah SWT, Amin.
Wassalamua’laikum Wr. Wb.
Bandung, Juli 2011
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Di era globalisasi yang semakin berkembang dan terus menerus
berkembang sekarang ini. Setiap perusahaan dituntut untuk mampu bersaing
dalam berbisnis, penguasaan pasar, dan mendapatkan laba yang maksimum.
Agar dapat bertahan dalam persaingan dan kompetisi ini setiap perusahaan
dituntut untuk melakukan aktivitasnya secara efisien dan efektif mungkin
sehingga perusahaan mampu untuk menghadapi segela situasi dan kondisi di
era globalisasi ini.
Pada umumnya setiap perusahaan memiliki tujuan yang ingin dicapai,
tujuan dasar dari perusahaan misalnya pencapaian kualitas pelayanan,
kepuasan pelanggan, efisiensi biaya, kesejahteraan karyawan dan pemilik
perusahaan, dan lain-lain. Ada pun tujuan utama dari setiap perusahaan
adalah pencapaian laba semaksimum mungkin yang bisa perusahaan dapatkan
dari aktivitas perusahaan. Dalam mencapai tujuannya, para manajer harus
bisa mengantisipasi segala perubahan situasi dan kondisi baik yang ada
didalam perusahaan maupun diluar perusahaan.
Untuk mencapai tujuan perusahaan maka diperlukan pengorbanan
yaitu berupa biaya-biaya. Biaya merupakan unsur penting yang harus
dikorbankan untuk kepentingan dan kelancaran dalam rangka menjalankan
Bab I Pendahuluan | 2
sebelum menghasilkan suatu produk. Biaya juga merupakan unsur pengurang
yang sangat besar dalam hubungannya untuk mencapai laba.
Biaya operasional merupakan biaya yang memiliki peran besar dalam
mempengaruhi keberhasilan perusahaan untuk mencapai tujuannya. Karena,
produk yang dihasilkan perusahaan melalui proses produksi yang panjang dan
produk harus sampai kepada konsumen melalui serangkaian aktivitas yang
saling menunjang. Tanpa aktivitas operasional yang terarah maka produk
yang dihasilkan tidak akan memiliki manfaat bagi perusahaan.
Semakin berkembangnya atau besarnya suatu perusahaan maka
semakin meningkat pula aktivitas-aktivitas yang dilakukan perusahaan.
Semakin meningkatnya aktivitas perusahaan akibatnya akan meningkatkan
biaya yang dikeluarkan untuk operasional perusahaan. Maka agar tidak terjadi
pemborosan-pemborosan dan penyelewengan biaya yang dikeluarkan harus
dipergunakan se-efisien dan se-efektif mungkin untuk menekan biaya. Untuk
itu perusahaan perlu melakukan suatu perencanaan dan pengawasan biaya
operasional dengan baik.
Produk yang berkualitas dapat mempunyai daya saing tersendiri
dalam persaingan dan kompetisi yang sangat ketat ini. Upaya untuk
memberikan yang terbaik bagi pelanggannya dengan produk berkualitas agar
produk yang diharapkan oleh konsumen sesuai dengan kenyataan sehingga
konsumen merasakan kepuasan. Untuk itu, perusahaan harus senantiasa
Bab I Pendahuluan | 3
Memperbaiki kualitas secara terus-menerus merupakan sesuatu yang
penting dalam membangun masa depan bisnis yang berkelanjutan. Tetapi
yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana kualitas ini dapat diukur sehingga
dapat digunakan sebagai alat perencanaan, pengendalian atau bahkan
pengambilan keputusan atas kualitas dari suatu produk yang dihasilkan. Maka
untuk menjawab pertanyaan itu, fungsi akuntansi harus mengetahui berapa
besarnya apa yang disebut dengan biaya kualitas (cost of quality) yang
dikeluarkan perusahaan untuk mencapai kualitas produk yang diinginkan oleh
konsumen. Pengukuran kualitas melalui biaya kualitas dapat dilakukan
karena kualitas tidak hanya dapat ditentukan oleh gambaran visual dari
bentuk fisik produk saja, tetapi bias juga dilihat dari biaya-biaya yang
dikeluarkan untuk memperoleh produk berkualitas tersebut. Dan tentu
pengukuran melalui biaya (berupa ukuran finansial) akan lebih efektif dan
efisien dalam melakukan pengendalian, perencanaan, dan pengambilan
keputusan.(Budi Susanto,2005:1)
Dalam rangka tetap fokus pada kepuasan pelanggan, sebuah program
timbal balik yang efektif dari pelanggan pada perusahaan sangat diperlukan.
Salah satu jenis imbal balik dari pelanggan adalah adanya pengaduan atau
keluhan (klaim) ke tidak puasan atas produk yang mereka beli. Bagi
perusahaan keluhan dari pelanggan adalah informasi yang terbaik atas suatu
produk. Informasi tersebut dapat digunakan pada saat situasi yang buruk,
misalnya terjadi penurunan permintaan yang berpengaruh pada turunnya
Bab I Pendahuluan | 4
untuk mengelola keluhan-keluhan dari pelanggan dengan cara menerima
keluhan-keluhan tersebut. Jangan sampai bersitegang dengan pelanggan,
anggap sebagai pengukur kualitas produk yang dihasilkan perusahaan.
kemudian memberikan informasi atas keluhan tersebut kepada semua orang
yang terlibat. Analisilah keluhan tersebut dengan cara menelusuri
penyebab-penyebabnya, jika memungkinkan menghilangkan akar dari penyebabnya.
Hasil dari seluruh investigasi terhadap penyebab terjadinya keluhan,
dilaporkan atau diumumkan pada seriap orang yang telibat dalam proses
pembuatan produk tersebut. (Rohmini Indah Lestari:1999)
Banyak konsumen beranggapan bahwa harga produk yang tinggi
identik dengan kualitas yang tinggi. Demikian pula sebaliknya, kualitas
produk yang tinggi cenderung diikuti oleh harga yang mahal. Jika
menetapkan harga produk yang murah, maka perbedaan harga dengan
pesaing harga harus ditonjolkan. Bagaimana memenuhi keinginan konsumen
akan produk yang berkualitas dengan harga yang bersaing, tetapi tidak
menurunkan tingkat laba yang diterima oleh perusahaan. Ini merupakan
masalah yang harus dihadapi perusahaan dan para manajer harus berkerja
keras untuk berusaha memenuhinya.
Beberapa kaitan dengan kualitas produk yaitu konsistensi kualitas dan
harga. Konsistensi kualitas produk sangatlah penting untuk citra atau nama
baik perusahaan. Produk yang bagus tetapi kadang produk yang dihasilkan
tidak sebagus produk yang dihasilkan sebelumnya mengakibatkan citra atau
Bab I Pendahuluan | 5
yang dihasilkan. Konsistensi merupakan masalah yang perlu diperhatikan
pada saat dan tengah melakukan penjualan. Harga yang tidak bersaing
bersaing pun dapat menyebabkan para konsumen lari ke produk lainnya.
Untuk itu bagaimana cara perusahaan agar dapat menjaga konsistensi kualitas
produknya dan memiliki harga yang dapat besaing dalam pangsa pasar untuk
meraih laba. Selain konsistensi dan harga, disain yang menarik juga
merupakan satu faktor lain yang beperan dalam menembus pasar.
Demi mempertahankan perusahaan, manajer harus menyusun
anggaran biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk aktivitas
perusahaan dengan baik. Dengan demikian perusahaan dapat beroperasi
secara efisien dan efektif dan memungkinkan perusahaan untuk mencapai
tujuan yang ditetapkan yaitu untuk memperoleh laba yang maksimum serta
memberikan produk-produk yang berkualitas. Keadaan demikian akan
membuat perusahaan dapat mempertahankan dan dapat meningkatkan
kelangsungan hidupnya.
Dalam penelitian ini penulis mamilih PT. PINDAD (Persero) sebagai
subyek penelitian. PT. PINDAD (Persero) adalah salah satu industri
manufaktur Indonesia yang bergerak dalam pembuatan produk-produk militer
dan produk komersial. Kegiatan utamanya mencakup desain dan
pengembangan, rekayasa, perakitan serta perawatan produk.
Pada Tabel 1.1 dapat dilihat data perbandingan biaya opeasional
dengan laba pada PT. PINDAD (Persero) Divisi Tempa dan Cor dari tahun
Bab I Pendahuluan | 6
Tabel 1.1
Perbandingan Biaya Operasional dengan Laba PT. PINDAD (Persero) Divisi Tempa dan Cor Periode 2006-2010
Tahun Biaya Operasional Laba
2006 Rp 48.087.483.798,00 Rp 8.584.993.897,00
2007 Rp 59.738.779.657,00 Rp 9.819.301.601,00
2008 Rp 111.379.489.554,00 Rp 12.952.625.560,00
2009 Rp 228.376.725.961,00 Rp (1.224.915.720,00)
2010 Rp 192.919.675.595,00 Rp 16.318.432.362,00
Berdasarkan data di atas, maka dapat diketahui perbandingan biaya
operasional dan laba pada PT. PINDAD (Persero) Divisi Tempa dan Cor dari
tahun 2006 sampai dengan tahun 2010. Data tersebut menunjukan bahwa
biaya operasional meningkat dari tahun 2007 sampai dengan 2009 sedangkan
pada tahun 2010 biaya operasional menurun. Pada tahun 2007 dan 2008 biaya
operasional meningkat disertai dengan laba meningkat. Biasanya biaya
operasional dapat menurunkan tingkat laba tetapi pada tahun 2007 dan 2008
keduanya mengalami peningkatan.
Pada tahun 2007 dan 2008 biaya operasional meningkat disertai
dengan laba disebabkan oleh peningkatan penjualan pada tahun 2007 dan
tahun 2008 sehingga laba tetap dapat mengalami peningkatan.
Pada Tabel 1.2 dapat dilihat data perbandingan biaya kualitas dengan
laba pada PT. PINDAD (Persero) Divisi Tempa dan Cor dari tahun 2006
Bab I Pendahuluan | 7
Tabel 1.2
Perbandingan Biaya Kualitas dengan Laba PT. PINDAD (Persero) Divisi Tempa dan Cor Periode 2006-2010
Tahun Biaya Kualitas Laba
2006 Rp 282.491.990,00 Rp 8.584.993.897,00
2007 Rp 288.159.777,00 Rp 9.819.301.601,00
2008 Rp 295.299.281,00 Rp 12.952.625.560,00
2009 Rp 312.333.524,00 Rp (1.224.915.720,00)
2010 Rp 325.635.821,00 Rp 16.318.432.362,00
Berdasarkan data di atas, menunjukan bahwa laba PT. PINDAD
(Persero) Divisi Tempa dan Cor mengelami kenaikan selama tahun 2006
sampai dengan tahun 2010 kecuali pada tahun 2009 mengalami penurunan
dan kerugian sebesar Rp. (1.224.915.720,00) sedangkan biaya kualitas yang
dikorbankan terus meningkat dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010.
Berdasarkan table di atas, biaya kualitas yang dikorbankan dapat
meningkatkan laba. Tetapi pada tahun 2009 biaya kualitas yang dikorbankan
tidak disertai dengan meningkatnya laba.
Menurunnya laba sebelum pajak pada tahun 2009 disebabkan oleh
penjualan inter yang pada saat itu menggunakan transfer cost bukan transfer price khusus dan bunga untuk dropping dana pada saat itu dibayar oleh unit usaha. Hal itu mengakibatkan PT. PINDAD (Persero) Divisi Tempa dan Cor
mengalami kerugian sebesar Rp. (1.224.915.720,00) pada tahun 2009.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk membuat suatu
karya ilmiah yang berbentuk skripsi dengan judul ”Pengaruh Biaya
Operasional Dan Biaya Kualitas Terhadap Laba Pada PT. PINDAD
Bab I Pendahuluan | 8
1.2Identifikasi Dan Rumusan Masalah
1.2.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat
diidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1. Terjadi peningkatan biaya operasional dan peningkatan laba pada PT.
PINDAD (Persero) Divisi Tempa dan Cor.
2. Kenaikan biaya kualitas tidak selalu disertai dengan kenaikan laba pada
PT. PINDAD (Persero) Divisi Tempa dan Cor.
3. Adanya penurunan laba akibat dari banyaknya biaya-biaya yang
dikeluarkan pada PT. PINDAD (Persero) Divisi Tempa dan Cor.
1.2.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana biaya operasional, biaya kualitas dan laba pada PT. PINDAD
(Persero)Divisi Tempa dan Cor.
2. Seberapa besar pengaruh biaya operasional dan biaya kualitas terhadap
laba pada PT. PINDAD (Persero) Divisi Tempa dan Cor secara simultan.
3. Seberapa besar pengaruh biaya operasional dan biaya kualitas terhadap
Bab I Pendahuluan | 9
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud dilakukan penelitian ini untuk mengumpulkan informasi dan
meneliti mengenai pengaruh biaya operasional dan biaya kualitas terhadap
laba.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui hubungan antara biaya operasional dan biaya kualitas
pada PT. PINDAD (Persero) Divisi Tempa dan Cor.
2. Untuk mengetahui pengaruh biaya operasional dan biaya kualitas
terhadap laba pada PT. PINDAD (Persero) Divisi Tempa dan Cor secara
simultan.
3. Untuk mengetahui pengaruh biaya operasional dan biaya kualitas
terhadap laba pada PT. PINDAD (Persero) Divisi Tempa dan Cor secara
parsial.
1.4 Kegunaan Penelitian
1.4.1 Kegunaan Praktis
Adapun kegunaan praktis dari penelitian yang dilakukan oleh penulis
adalah sebagai berikut:
1. Bagi perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi, bahan
informasi dan masukan yang diperlukan perusahaan untuk menentukan
Bab I Pendahuluan | 10
2. Bagi pihak lainya
Dapat menjadi bahan perbandingan bagi pihak lain yang melakukan
penelitian pengaruh biaya operasional dan biaya kualitas terhadap laba.
1.4.2 Kegunaan Akademis
Adapun kegunaan akademis dari penelitian yang dilakukan oleh
penulis adalah sebagai berikut:
1. Bagi Penulis
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan kajian menambah dan
memperluas wawasan, ilmu pengetahuan dan pengalaman mengenai
pengaruh biaya operasional dan biaya kualitas terhadap laba.
2. Bagi Akademika
Sebagai bagian pemenuhan dan referensi atau bahan rujukan untuk
menambah ilmu pengetahuan maupun untuk mengadakan penelitian lebih
Bab I Pendahuluan | 11
1.5Lokasi Dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di PT. PINDAD (Persero) Divisi
Tempa dan Cor yang bertempat di Jl. Jend. Gatot Subroto No.517 Bandung
40284 Telp. 022-7321137.
Adapun waktu pelaksanaan penelitian yang dilakukan, di mulai dari
bulan Februari 2011 sampai dengan Agustus 2011. Secara lebih rinci waktu
penelitian dapat di lihat pada Tabel 1.3 di bawah ini:
Tabel 1.3 Waktu Penelitian
Tahap Prosedur Bulan
12 BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Biaya Operasional
2.1.1.1 Pengertian Biaya
Definisi biaya menurut Kuswadi (2008:46) menyatakan bahwa:
“Biaya adalah semua pengeluaran untuk mendapat barang dagang, baik yang diproduksi sendiri maupun yang merupakan hasil pembelian dari pihak lain (misal supplier atau pemasok) hingga barang tersebut terjual kembali kepada pihak pembeli (pemakai/pelanggan) baik yang berkaitan dengan maupun di luar usaha pokok perusahaan”.
Definisi biaya menurut T.Gilarson (2003:125) menyatakan bahwa:
“Biaya diartikan semua pengorbanan yang perlu untuk semua proses produksi,
dinyatakan dalam uang menurut harga pasar yang berlaku”.
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa biaya merupakan semua
pengeluaran dan pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu proses produksi di
mulai dari memperoleh barang hingga barang tersebut terjual kembali yang
diharapkan akan memperoleh manfaat dimasa yang akan datang, dinyatakan dalam
Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis | 13
MenurutT.Gilarson (2003:125) menyatakan bahwa:
“Terdapat empat unsur yang perlu diperhatikan dalam biaya diantaranya adalah:
1. Pengorbanan
2. Pengorbanan yang perlu untuk produksi 3. Dinilai dalam uang
4. Menurut harga pasar yang berlaku”.
1. Pengorbanan
Pengorbanan yang sesungguhnya adalah pemakaian faktor-faktor produksi atau
sumber-sumber ekonomi: bahan-bahan yang habis dipakai, waktu dan tenaga
yang dicurahkan, peralatan dan mesin yang terpakai, upah karyawan yang harus
dibayar dan sebagainya.
Masalah pertama yang dihadapi oleh produsen adalah menentukan berapa jumlah
perngorbanan tersebut. Untuk itu, semua pengorbanan harus diukur dengan teliti
(dikuantitatifkan): berapa kg bahan yang habis terpakai, berapa jam kerja yang
telah dicurahakan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, berapa jam mesin yang
diperlukan untuk pembuatan suatu barang, dan sebagainya.
2. Pengorbanan yang perlu untuk produksi
Yang dihitung sebagai biaya hanyalah pengorbanan yang perlu saja, artinya yang
tidak dapat dihindarkan. Jadi, pemborosan bahan atau waktu yang sebenarnya
tidak perlu itu seharusnya tidak ikut dihitung sebagai biaya.
Misalnya: karena kurang hati-hati seorang tukang cat menjatuhkan sebuah kaleng
Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis | 14
maka tidak boleh di hitung sebagai biaya produksi yang nantinya akan
dibebankan pada konsumen.
Lain halnya, pada penjahit pakaian. Di sini, tentunya ada sisa-sisa kain yang
terpotong dan harus dibuang. Ini tidak dapat dihindari, maka termasuk biaya
produksi. Andai kata sisa-sisa seperti itu masih dapat dimanfaatkan atau dijual,
ini termasuk laba.
3. Dinilai dalam uang
Semua biaya produksi dinilai dalam uang. Pengeluaran yang memang harus
dibayar dengan uang, seperti harga beli bahan-bahan atau gaji pegawai, sudah
dengan sendirinya termasuk perhitungan biaya. Tetapi dapat terjadi bahwa ada
hal-hal yang sebenarnya termasuk biaya produksi tetapi tidak dibayar dengan
uang. Misalnya, tenaga sendiri atau bahan-bahan yang diambil dari kebun
sendiri. Karena tidak menyangkut pengeluaran uang, maka kerap kali juga tidak
dihitung sebagai biaya. Padahal sebenarnya tenaga sendiri dan bahan-bahan itu
juga harus ikut diperhitungkan sebagai biaya. Padahal sebenarnya tenaga sendiri
dan bahan-bahan itu juga harus ikut diperhitungkan sebagai biaya, meskipun
tidak berupa pengeluaran uang. Contoh lain adalah penyusutan gedung dan
alat-alat produksi, yang betul-betul termasuk biaya, biarpun tidak ada satu sen pun
yang dikeluarkan untuk itu. Biaya seperti itu, secara ekonomis harus dihitung
sebagai biaya produksi tetapi bukan merupakan pengeluaran uang, sering juga
Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis | 15
4. Menurut harga pasar yang berlaku
Banyak orang memperhitungkan nilai bahan atau barang sama dengan harga
yang dulu telah dibayar untuk membeli barang atau bahan tersebut atau disebut
“harga perolehan”. Tetapi berapa yang dulu dibayar untuk membeli suatu barang
itu sebenarnya tidak penting lagi. Apalagi dalam masa kenaikan harga umum
(inflasi). Agar suatu usaha bias berjalan terus (agar kontinuitas usaha terjamin),
yang lebih penting adalah berapa harga yang harus dibayar sekarang kalau beli
barang yang sama lagi. Jadi yang dipakai sebagai pedoman untuk penentuan
besarnya biaya dalam kalkulasi harga pokok adalah harga pasar yang berlaku
sekarang (sama dengan pada saat penjualan), meskipun dahulu mungkin dibeli
dengan harga yang lebih rendah atau mahal. Harga yang harus dibayar sekarang
untuk menggantikan barang itu (untuk membeli barang yang sama) disebut harga
(nilai) pengganti, sedangkan harga yang dulu telah dibayar disebut harga historis
atau harga perolehan.
2.1.1.2 Klasifikasi Biaya
Klasifikasi biaya diperlukan untuk mengembangkan data biaya yang dapat
membantu manajemen dalam pencapaian tujuan perusahaan. Menurut Mulyadi
(2009:13) menyatakan bahwa:
“Biaya dapat dikalasifikasikan sebagai berikut: 1. Biaya menurut objek pengeluaran
2. Biaya menurut fungsi pokok dalam perusahaan
3. Biaya menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai
4. Biaya menurut perilaku dalam hubungannya dengan perubahan volume aktivitas
Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis | 16
1. Biaya menurut objek pengeluaran
Dalam cara pengklasifikasian ini, nama objek pengeluaran merupakan dasar
klasifikasi biaya. Misalnya nama objek pengeluaran adalah bahan bakar, maka
semua pengeluaran yang berhubungan dengan bahan bakar disebut “biaya bahan
bakar”.
2. Biaya menurut fungsi pokok dalam perusahaan
Dalam perusahaan manufaktur terdapat tiga fungsi pokok, yaitu fungsi produksi,
fungsi pemasaran dan fungsi administrasi dan umum. Oleh karena itu dalam
perusahaan manufaktur, biaya dapat dikelompokan menjadi tiga kelompok:
a. Biaya produksi
Merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi
produk jadi yang siap untuk dijual. Contohnya adalah biaya depresiasi mesin
dan biaya gaji karyawan bagian yang melakukan produksi.
b. Biaya pemasaran
Merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan
pemasaran produk. Contohnya adalah biaya promosi dan biaya gaji
karyawan bagian yang melakukan pemasaran
c. Biaya administrasi dan umum
Merupakan biaya-biaya untuk mengkoordinasi kegiatan produksi dan
pemasaran produk. Contoh biaya ini adalah biaya gaji karyawan bagian
keuangan, akuntansi, personalia dan bagian hubungan masyarakat, biaya
Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis | 17
3. Biaya menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai
Dalam hubungannya denga sesuatu yang dibiayai, biaya dapat dikelompokan
menjadi dua kelompok:
a. Biaya langsung (direct cost)
Adalah biaya yang terjadi karena adanya sesuatu yang dibiayai.
b. Biaya tidak langsung (indirect cost)
Biaya yang terjadinya tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai.
4. Biaya menurut perilaku dalam hubungannya dengan perubahan volume aktivitas
Dalam hubungannya dengan perubahan volume aktivitas, biaya dapat
dikelompokan menjadi:
a. Biaya variabel
Biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume
kegiatan. Contoh biaya variabel adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung.
b. Biaya semi variabel
Biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan.
Biaya semi variabel mengandung unsur biaya tetap dan unsur biaya variabel.
c. Biaya semifixed
Biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan
Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis | 18
d. Biaya tetap
Biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume kegiatan tertentu.
Contoh biaya tetap adalah gaji direktur produksi.
5. Biaya atas dasar jangka waktu manfaat
Atas dasar jangka waktu manfaatnya, biaya dapat dibagi menjadi dua yaitu:
a. Pengeluaran modal (capital expenditures)
Biaya yang menpunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi (biasanya
periode akuntansi adalah satu tahun kalender).
b. Pengeluaran pendapatan (revenue expenditures)
Biaya yang hanya mempunyai manfaat dalam periode akuntansi terjadi
pengeluaran tersebut.
2.1.1.3 Pengertian Biaya Operasional
Definisi biaya operasional menurut Sofyan Assauri (1999:11) menyatakan
bahwa:
“Suatu pengorbanan sumber daya yang dikeluarkan dalam rangka kegiatan perusahaan dalam mentransformasikan masukan (input) menjadi keluaran (output), tercakup semua aktivitas atau kegiatan yang menghasilkan barang dan jasa, serta kegiatan-kegiatan lain yang mendukung atau menunjang usaha untuk menghasilkan produk tersebut.”
Definisi biaya operasional menurut Ardiyos (2001:655) menyatakan bahwa:
Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis | 19
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulakan bahwa biaya operasional
(operational cost) adalah biaya-biaya yang dikorbankan untuk menunjang dan
berkaitan dengan aktivitas operasional perusahaan, mencakup semua aktivitas yang
menghasilkan produk atau jasa dalam satu periode.
2.1.1.4 Klasifikasi Biaya Operasional
Menurut Usry & Hammer (1996:37) diterjemahkan oleh Alfonsus Sirait
menyatakan bahwa:
“Total biaya operasional terdiri dari biaya pabrikasi, dan beban komersial”.
Unsur-unsur biaya operasional tersebut adalah sebagai berikut:
1. Biaya pabrikasi
Biaya pabrikasi sering disebut biaya produksi. Biaya produksi merupakan
biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap
untuk dijual. Biaya ini merupakan jumlah dari tiga unsur biaya sebagai berikut:
a. Bahan baku langsung adalah seluruh biaya untuk memperoleh sampai dengan
bahan siap untuk digunakan.
b. Pekerja atau tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang secara langsung
terlibat pada proses produksi dan biayanya dikaitkan pada biaya produksi atau
pada barang yang dihasilkan.
c. Overhead pabrik adalah biaya dari bahan tidak langsung, pekerja tidak langsung, dan semua biaya produksi lainnya yang tidak dibebankan langsung
Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis | 20
- Bahan tidak langsung adalah bahan-bahan yang dibutuhkan guna
menyelesaikan suatu produk, tetapi pemakainnya sedemikian kecil, atau
sedemikian rutin, sehingga tidak dianggap sebagai bahan langsung yang
tidak berguna atau tidak ekonomis.
- Pekerja tidak langsung adalah tenaga kerja yang tidak secara langsung
terlibat pada proses produksi.
2. Beban komersial di bagi ke dalam dua kelompok besar, yaitu:
a. Beban pemasaran (distribusi dan penjualan) adalah biaya-biaya yang terjadi
untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk, dimulai pada saat biaya
produksi berakhir yaitu pada saat proses produksi diselesaikan dan
barang-barang sudah dalam kondisi siap untuk dijual. biaya ini meliputi beban
penjualan dan pengiriman.
b. Beban administrasi adalah biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakn kegiatan
produksi dan pemasaran produk meliputi beban yang dikeluarkan dalam
mengatur dan mengendalikan organisasi.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa biaya operasional terdiri dari
Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis | 21
2.1.2 Biaya Kualitas
2.1.2.1 Pengertian Kualitas
Kualitas merupakan hal penting yang perlu diperhatikan oleh setiap
perusahaan agar dapat bersaing dan meraih pangsa pasar. Kualitas sering digunakan
untuk menggambarkan keindahan, kebaikan, kemahalan, dan kemewahan. Definisi
kualitas menurut Anang Hidayat (2007:1) menyatakan bahwa:
“Kualitas adalah sebuah pendekatan strategis yang merupakan kebangkitan
dari konsep-konsep strategi dalam aktivitas bisnis korporasi”.
Definisi kualitas menurut Soewarso Hardjosoedarmo (1997:7) menyatakan
bahwa:
“Kualitas adalah karakteristik produk atau jasa yang ditentukan oleh pemakai
atau customer dan diperoleh melalui pengukuran proses serta melalui perbaikan yang berkelanjutan”.
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulakan bahwa Kualitas adalah
karakteristik atau nilai-nilai dari keunggulan produk atau jasa yang ditentukan oleh
pemakai, yang dapat diperoleh melalui pengukuran proses serta melalui perbaikan
berkelanjuatan.
Produk dan jasa bias dikatakan berkualitas jika telah memenuhi atau melebihi
harapan pemakainya. Kualitas sendiri dibagi menjadi 9 dimensi. Tabel 2.1
menunjukan dimensi kualitas yang terfaktor pada pendekatan strategi dan nilai-nilai
Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis | 22
Tabel 2.1 Dimensi Kualitas
Dimensi Maksud dan Contoh
Performance Karakteristik utama produk, misalnya gambar jernih pada layar televisi
Features Karakteristik tambahan, fasilitas atau fitur tambahan, misalnya remote control
Conformance Spesifikasi industri dan standar industri Reliability Konsistensi kinerja
Durability Masa daya guna atau ketahanan produk, mencakup masa garansi dan perbaikan
Service
Pertanggung jawaban atas permasalahan-permasalahan produk dan berbagai keluhan konsumen terhadap produk
Aesthetics
Berbagai karakteristik yang berhubungan dengan psikologis produsen, penyalur atau dealer, dan konsumen
Reputation
Kinerja yang telah tercapai dan berbagai kesuksesan yang diraih, seperti pencapaian target penjualan, kepuasan konsumen, dan lain-lain
Sumber : Anang Hidayat, 2007:4
2.1.2.2 Pengertian Biaya Kualitas
Definisi biaya kualitas menurut Blocher, Chen, Lin (2000:220) yang
diterjemahkan oleh A. Susty Ambarriani menyatakan bahwa:
“Biaya Kualitas adalah biaya-biaya yang berkaitan dengan pencegahan, pengidentifikasian, perbaikan dan pembetulan produk yang berkualitas rendah, dan dengan „opportunity cost‟ dari hilangnya waktu produksi dan penjualan sebagai akibat rendahnya kualitas”.
Definisi biaya kualitas menurut Schroeder (1997:180) menyatakan bahwa:
“Biaya kualitas adalah biaya karena tidak memenuhi persyaratan atau
Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis | 23
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulakan bahwa biaya kualitas
merupakan biaya yang dikeluarkan untuk mencegah, mengidentifikasi, memperbaiki
produk berkualitas rendah atau tidak memenuhi syarat kualitas untuk membuat
produk berkualitas dan meningkatkan kualitas produk.
Biaya yang terjadi atau yang mungkin akan terjadi berhubungan dengan
desain, pengidentifikasian, perbaikan dan pencegahan kerusakan. Biaya dan kualitas
merupakan salah satu kesatuan dan bukanlah suatu yang perlu dipertentangkan atau
sesuatu yang berlawanan. Oleh karena itu, dalam pengertian ini tidak mungkin
menghasilkan produk yang berkualitas tinggi dan biaya rendah.
Kualitas yang lebih tinggi berarti biaya yang lebih tinggi pula, dengan kata
lain peningkatan kualitas pasti berkaitan dengan peningkatan biaya. Biaya tinggi
berarti harga jual juga tinggi, tetapi harga jual tinggi tidak selalu mencerminkan
kualitas tinggi, karena tingginya harga produk dapat pula disebabkan oleh faktor lain
seperti: terlalu jauhnya proses produksinya, terlalu rumit dalam proses, margin yang
diperoleh terlalu tinggi, pengaruh daya beli konsumen dan pengaruh hukum
permintaan dan penawaran.
2.1.2.3 Klasifikasi Biaya Kualitas
Menurut Blocher, Chen, Lin (2000:220) yang diterjemahkan oleh A. Susty
Ambarriani menyatakan bahwa:
“Biaya kualitas dapat dikelompokan menjadi empat kategori utama: 1. biaya pencegahan
2. biaya penilaian
Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis | 24
1. Biaya pencegahan (prevention cost)
Biaya pencegahan adalah pengeluaran-pengeluaran yang dilakukan untuk
mencegah terjadinya cacat kualitas. Biaya pencegahan meliputi:
a. Biaya pelatihan kualitas
Pengeluaran-pengeluaran untuk program-program pelatihan internal dan
eksternal, yang meliputi upah dan gaji yang dibayarkan dalam pelatihan
biaya instruksi, biaya staf klerikal dan macam-macam biaya dan bahan pakai
untuk buku pegangan dan manual instruksi.
b. Biaya pencegahan kualitas
Upah dan overhead untuk pencegahan kualitas, lingkungan kualitas, desain prosedur baru untuk meningkatkan kualitas, kehandalan, dan evaluasi
supplier.
c. Biaya pemeliharaan peralatan
Biaya yang dikeluarkan untuk memasang, menyesuaikan, mempertahankan,
memperbaiki dan menginspeksi peralatan produksi, proses dan sistem.
d. Biaya penjaminan supplier
Biaya yang dikeluarkan untuk mengembangkan kebutuhan dan pengukuran
data, auditing, dan pelaporan kualitas.
2. Biaya penilaian (appraisal cost)
Biaya penilaian (deteksi) dikeluarkan dalam rangka pengukuran dan analisis data
untuk menentukan apakah produk atau jasa sesuai dengan spesifikasinya. Biaya
Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis | 25
a. Biaya pengujian dan inspeksi
Biaya yang dikeluarkan untuk menguji dan mengispeksi bahan yang datang,
produk dalam proses dan produk selesai atau jasa.
b. Peralatan pengujian
Pengeluaran yang terjadi untuk memperoleh, mengoperasikan atau
mempertahankan fasilitas, software, mesin dan peralatan pengujian atau penilaian kualitas produk, jasa atau proses.
c. Audit kualitas
Gaji dan upah semua orang yang terlibat dalam penilaian kualitas produk
dan jasa dan pengeluaran lain yang dikeluarkan selama penilaian kualitas.
d. Pengujian secara laborat
e. Pengujian dan evaluasi lapangan
f. Biaya informasi
Biaya untuk menyiapkan dan membuktikan laporan kualitas.
3. Biaya kegagalan internal
Biaya kegagalan internal adalah biaya yang dikeluarkan karena rendahnya
kualitas yang ditemukan sejak penilaian awal sampai dengan pengiriman kepada
pelanggan. Beberapa biaya kegagalan internal adalah:
a. Biaya tindakan koreksi
Biaya untuk waktu yang dihabiskan untuk menemukan penyebab kegagalan
Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis | 26
b. Biaya pengerjaan kembali (rework) dan biaya sisa produksi
Bahan, tenaga kerja langsung dan overhead untuk sisa produksi, pengerjaan kembali dan inspeksi ulang.
c. Biaya proses
Biaya yang dikeluarkan untuk mendesain ulang produk atau proses,
pemberhentian mesin yang tidak direncanakan, dan gagalnya produksi
karena ada penyelaan proses untuk perbaikan dan pengerjaan kembali.
d. Biaya ekspedisi
Biaya yang dikeluarkan untuk mempercepat operasi pengolahan karena
adanya waktu yang dihabiskan untuk perbaikan atau pengerjaan kembali.
e. Biaya inspeksi dan pengujian ulang
Gaji, upah dan biaya yang dikeluarkan selama inspeksi ulang atau pengujian
ulang produk-produk yang telah diperbaiki.
4. Biaya kegagalan eksternal
Biaya kegagalan eksternal merupakan biaya yang terjadi dalam rangka meralat
cacat kualitas setelah produk sampai pada pelanggan, dan laba yang gagal
diperoleh karena hilangnya peluang sebagai akibat adanya produk atau jasa yang
tidak dapat diterima oleh pelanggan. Biaya-biaya ini meliputi:
a. Biaya untuk menangani keluhan dan pengembalian dari pelanggan
Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis | 27
dikembalikan, cadangan atau potongan untuk kualitas rendah, dan biaya
angkut.
b. Biaya penarikan kembali dan pertanggungjawaban produk
Biaya administrasi untuk menengani pengembalian produk, perbaikan atau
penggantian, biaya hukum, biaya penyelesaiaan hukum.
c. Penjualan yang hilang karena produk yang tidak memuaskan
Margin kontruksi yang hilang karena pesanan yang tertunda, penjualan yang
hilang dan menurunnya pangsa pasar.
2.1.3 Laba
2.1.3.1 Pengertian Laporan Laba Rugi
Salah satu tujuan pendirian perusahaan adalah memperoleh laba atau
keuntungan. Laporan yang menyajikan data tentang pendapatan dengan biaya disebut
dengan laporan laba rugi. Laporan laba rugi pada dasarnya akan menghasilkan
informasi akhir yaitu laba atau rugi.
Definisi Laporan laba rugi menurut Muhammad Gade (2005:87) menyatakan
bahwa:
“Laporan laba rugi (profit and loss statement) merupakan ringkasan penerimaan, biaya, dan pengeluaran suatu perusahaan selama suatu periode
akuntansi”.
Definisi laporan laba rugi menurut Menurut Zaki Baridwan (2004:29)
Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis | 28
“Laporan laba rugi adalah suatu laporan yang menunjukan
pendapatan-pendapatan dan biaya -biaya dari suatu unit usaha untuk suatu periode
tertentu”.
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulakan bahwa laporan laba rugi
adalah suatu laporan yang menginformasikan penerimaan, pengeluaran dan
biaya-biaya dari kegiatan usaha selama suatu periode tertentu.
Dalam laporan rugi laba pada umumnya terdiri dari pendapatan yang diterima
dan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam suatu periode tertentu. Pada setiap periode
akuntansi perusahaan menyajikan laporan keuangan sebagai pertanggungjawaban
kepada pemilik perusahaan.
Menurut M. Fuad, dkk (2000:167) menyatakan bahwa:
“komponen-komponen yang terdapat dalam laporan laba rugi terdiri dari: laba
bersih atau rugi bersih, pendapatan, beban, harga pokok produksi, dan harga
pokok penjualan”.
1. Laba bersih atau rugi bersih
Laba dalam laporan laba rugi dapat diperoleh dengan pengurangan antara
pendapatan dan semua beban. Laba bersih diperoleh jika jumlah pendapatan
lebih besar daripada jumlah beban. Rugi bersih di derita perusahaan jika jumlah
pendapatan lebih kecil dibandingkan jumlah beban.
Untuk tujuan internal, laba difokuskan pada laba operasi, yaitu laba sebelum
Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis | 29
diperhitungkan adalah laba bersih, yaitu laba setelah memperhitungkan bunga
dan pajak.
2. Pendapatan
Pendapatan adalah peningkatan jumlah aktiva atau penurunan kewajiban suatu
organisasi sebagai akibat dari penjualan barang atau jasa kepada pihak lain dalam
periode akuntansi tertentu.
3. Beban
Istilah beban dalam prakteknya mempunyai pengertian mendua, yaitu biaya yang
digunakan dalam kaitannya dengan harga perolehan (harga pokok) serta biaya
dalam arti beban atau expense. Untuk tujuan internal, beban difokuskan dalam artian biaya, sedangkan untuk tujuan ekternal lebih difokuskan pada beban.
4. Harga pokok produksi
Barang-barang yang dibuat dan kemudian dijual, biasanya terdiri dari tiga unsur
utama biaya, yaitu biaya bahan baku langsung, upah tenaga kerja langsung, dan
biaya overhead pabrik.
5. Harga pokok penjualan
Harga pokok penjualan adalah nilai barang-barang dagangan yang terdiri dari
biaya pembelian, ongkos angkut, dan biaya bongkar muatan sampai di tempat
pengecer.
Laporan laba rugi menunjukan tingkat keuntungan atau kerugian perusahaan,
maka laporan laba rugi pada umumnya dijadikan sebagai tolak ukur untuk
Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis | 30
Pada umumnya untuk perusahaan manufaktur laporan laba rugi terdiri dari penjualan,
harga pokok produksi, biaya usaha, serta pendapatan dan biaya lainnya. Di bawah
dapat dilihat bentuk laporan rugi laba perusahaan manufaktur.
PT. Karya Puspita Laporan Rugi-Laba
Untuk tahun Yang Berjalan tanggal 31 Desember 20XX
Pendapatan penjualan Rp.xxx
Kos penjualan:
Persediaan awal produk jadi Rp.xxx
Kos produksi:
Persediaan awal produk dalam proses Rp.xxx
Biaya Produksi:
Biaya bahan baku Rp.xxx
Biaya tenaga kerja langsung Rp.xxx Biaya overhead pabrik Rp.xxx +
Rp.xxx +
Rp.xxx Persediaan akhir produk dalam proses Rp.xxx -
Kos produksi Rp.xxx +
Kos produk yang tersedia untuk dijual Rp.xxx Persediaan akhir produk jadi Rp.xxx -
Kos penjualan Rp.xxx -
Laba bruto Rp.xxx
Biaya usaha:
Biaya administrasi Rp.xxx
Biaya pemasaran Rp.xxx +
Rp.xxx -
Laba bersih usaha Rp.xxx
Pendapatan diluar usaha Rp.xxx
Biaya diluar usaha Rp.xxx -
Rp.xxx -
Laba bersih sebelum pajak Rp.xxx
Pajak penghasilan Rp.xxx -
Laba bersih setelah pajak Rp.xxx
Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis | 31
2.1.3.2 Pengertian Laba
Laba sering digunakan sebagai ukuran untuk menilai prestasi perusahaan atau
sebagai dasar ukur penilaian dan sebagai informasi bagi pembagian laba dan
penentuan kebijakan investasi. Unsur-unsur yang menjadi bagian pembentuk laba
adalah pendapatan dan biaya.
Definisi laba menurut M. Nafarin(2007:788) menyatakan bahwa:
“Laba (income) adalah perbedaan antara pendapatan dengan keseimbangan
biaya-biaya dan pengeluaran untuk periode tertentu”.
Definisi laba menurut Muhammad Gade (2005:31) menyatakan bahwa:
“Laba pada dasarnya merupakan selisih antara penghasilan atau pendapatan
dengan biaya atau beban yang dikeluarkan”.
Definisi laba menurut Zaki Baridwan (2004:29) menyatakan bahwa:
“Laba adalah kenaikan modal (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha, dan dari semua transaksi atau kejadian yang mempengaruhi badan usaha selama suatu periode kecuali yang timbul dari pendapatan (revenue) atau investasi oleh pemilik”.
berdasarkan definisi di atas dapat disimpulakan bahwa laba merupakan selisih
antara pendapatan yang diperoleh dengan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan, yang diperoleh dari transaksi-transaksi atau kejadian yang mempengaruhi
badan usaha dalam suatu periode tertentu. Laba dapat ditingkatkan dengan cara
Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis | 32
Perhitungan laba suatu perusahaan dilakukan setiap bulan, namun untuk
tujuan praktis perhitungan laba dilakukan pada akhir periode akuntansi. Perhitungan
laba dituangkan dalam suatu laporan yaitu laporan laba rugi.
2.1.3.3 Jenis-Jenis Laba
Laba adalah salah satu hal penting dalam dalam suatu perusahaan. Laba terdiri
atas beberapa jenis, yaitu:
1. Laba kotor (gross profit)
Selisih dari penjualan dengan harga pokok penjualan atau harga pokok produksi.
2. Laba operasional
Selisih dari laba bruto dikurangi biaya operasional perusahaan.
3. Laba sebelum pajak
Laba operasional ditambah atau dikurang dengan pendapatan dan biaya lain di luar
pokok perusahaan. Istilah lain dari laba sebelum pajak adalah EBIT (Earnings
Before Interest and Taxes). 4. Laba setelah pajak
Laba bersih perusahaan setelah dikurangi pajak. Dengan kata lain merupakan
pendapatan atas seluruh biaya dalam satu periode (1 tahun) kemudian dikurangi
Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis | 33
2.1.4 Keterkaitan Antar Variabel
2.1.4.1 Pengaruh Biaya Operasional Terhadap Laba
Biaya operasional adalah salah satu faktor yang mempengeruhi laba
perusahaan. Jika pendapatan yang diperoleh perusahaan lebih besar dari biaya
operasional maka akan diperoleh laba. Dan jika pendapatan yang diperoleh
perusahaan lebih kecil dari biaya operasional maka akan diperoleh rugi atau terjadi
penurunan pada laba yang diperoleh. Untuk memperoleh laba maka perusahaan harus
dapat mempergunakan biaya operasional se-efisien mungkin.
Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh Jopie Jusuf (2008:35)
menyatakan bahwa:
“Bila perusahaan dapat menekan biaya operasional, maka perusahaan akan dapat meningkatkan laba bersih. Demikian juga sebaliknya, bila terjadi pemborosan biaya (seperti pemakaian alat kantor yang berlebih) akan mengakibatkan menurunya net profit”.
Dapat disimpulkan bahwa semakin besar biaya operasional suatu perusahaan
dapat menurunkan laba dan sebaliknya jika dapat menekan biaya operasional, maka
dapat meningkatkan laba yang diperoleh perusahaan.
2.1.4.2 Pengaruh Biaya Kualitas Terhadap Laba
Pengaruh biaya kualitas terhadap laba terlihat pada menurunnya tingkat
produk cacad dan rusak, pengembalian produk (return) dari pelanggan. Sehingga
akan berpengaruh pada menurunnya biaya perbaikan dan garansi. Produk yang
Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis | 34
mengerjakan proses produksi sesuai dengan jadwal sehingga perputaran persediaan
menjadi lebih lancar dan tentunya laba akan dapat terealisasi dengan cepat.
Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh Blocher, Chen dan Lin
(2002:200) yang diterjemahkan oleh A. Susty Ambarriani:
“Meningkatnya kualitas pada suatu produk yang dihasilkan maka perusahaan
akan memiliki keunggulan kompetitif dan menikmati tingkat profitabilitas
yang tinggi”.
Dapat disimpulakan bahwa dengan meningkatkan kualitas suatu produk,
perusahaan memiliki keunggulan kompetitif dan dapat meningkatkan laba yang
tinggi.
2.2Kerangka Pemikiran
a. Naratif
Tujuan utama dari beroperasinya suatu perusahaan adalah untuk mencapai
laba semaksimum mungkin. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan biaya-biaya
untuk menunjang kegiatan-kegiatan yang dilakukan perusahaan, karena seluruh
kegiatan perusahaan membutuhkan biaya yang cukup untuk menghasilkan hasil yang
baik dari kegitan perusahaan tersebut. biaya-biaya tersebut dikorbankan untuk
memperoleh manfaat di masa yang akan datang.
Biaya yang dikorbankan untuk menunjang kegiatan-kegiatan yang dilakukan
perusahaan disebut biaya operasional. Besarnya biaya operasional perusahaan akan
berpengaruh terhadap peroleh laba perusahaan. Oleh karena itu, biaya operasional
Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis | 35
ditujukan untuk mendukung kelancaran operasional perusahaan. Biaya operasional
yang dikorbankan hendaknya terhindar dari terjadinya pemborosan dan
penyelewengan agar tidak mengurangi terlalu besar laba yang diperoleh.
Kualitas produk yang baik merupakan satu hal yang sangat penting untuk
meraih pasar, karena hal tersebut akan berpengaruh pada kepuasan
konsumen. Kepuasan konsumen berpengaruh positif untuk perusahaan agar
konsumen ataupun mitra usaha tetap loyal dan percaya pada kualitas produk yang
ditawarkan. Untuk memperoleh kepercayaan tersebut diperlukan strategi kualitas.
Kualitas dari produk yang dihasilkan pada akhirnya akan menaikkan tingkat kepuasan
konsumen terhadap produk. Hal ini juga akan berpengaruh positif terhadap kinerja
perusahaan, yaitu akan menghindarkan adanya pemborosan, meminimalkan
biaya-biaya, dan pada akhirnya adalah meningkatnya keuntungan. Maka di perlukan biaya
untuk menjaga kualitas produk yang dihasilkan oleh perusahaan yaitu dengan biaya
Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis | 36
b. Bagan Kerangka Pemikiran
Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis | 37
2.3 Hipotesis
Hipotesis merupakan asumsi atau dugaaan atau pernyataan sementara yang
masih lemah kebenaranya dan sering digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan
persoalan maupun dasar penelitian lebih lanjut. Hipotesis juga merupakan data tetapi
karena kemungkinan bisa salah, maka harus di uji dahulu.
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H0 : Biaya operasional dan biaya kualitas tidak berpengaruh signifikan terhadap
laba pada PT. PINDAD (Persero) Divisi Tempa dan Cor secara simultan dan
parsial.
H1 : Biaya operasional dan biaya kualitas berpengaruh signifikan terhadap laba
pada PT. PINDAD (Persero) Divisi Tempa dan Cor secara simultan.
H2 : Biaya operasional dan biaya kualitas berpengaruh signifikan terhadap laba
39 BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1Objek Penelitian
Objek Penelitian merupakan sesuatu target atau sasaran untuk
mendapatkan data dengan tujuan tertentu untuk mendapatkan sesuatu yang
bermanfaat. Objek penelitian yang di teliti dari penelitian ini terdiri dari biaya
operasional, biaya kualitas dan laba.
3.2Metode Penelitian
Metode penelitian adalah suatu cara mencari, memperoleh, mengumpulkan
informasi, baik berupa data primer maupun data sekunder guna untuk memahami,
memecahkan, dan mengantisipasi masalah.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
verifikatif dengan pendekatan kuantitatif. Dengan menggunakan metode
penelitian akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti
sehingga kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang
diteliti.
Definisi metode deskriptif menurut Sugiyono (2010:147) menyatakan
bahwa:
Bab III Objek Dan Metode Penelitian | 39
Definisi metode verifikatif menurut Manshuri (2009:45) yang dikutip
dalam Umi Narimawati (2010:29) menyatakan bahwa:
“Penelitian verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan”.
Definisi analisis kuantitatif menurut Sugiyono (2010:31) adalah sebagai
berikut:
“Dalam penelitian kuantitatif analisis data menggunakan statistik. Statistik yang digunakan dapat berupa statistik deskriptif dan inferensial/induktif. Statistik inferensial dapat berupa statistik parametris dan statistik nonparametris. Peneliti menggunakan statistik inferensial bila penelitian dilakukan pada sampel yang dilakukan secara random. Data hasil analisis selanjutnya disajikan dan diberikan pembahasan. Penyajian data dapat berupa tabel, tabel ditribusi frekuensi, grafik garis, grafik batang, piechart (diagram lingkaran), dan pictogram. Pembahasan hasil penelitian merupakan penjelasan yang mendalam dan interpretasi terhadap data-data yang telah disajikan.”
Dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif dan verifikatif dengan
pendekatan kuantitatif merupakan metode untuk menganalisa data dengan cara
mendeskripsikan data yang telah dikumpulakan dan memeriksa benar tidaknya
suatu pengujian yang ada baik dengan atau tanpa perbaikan yang telah
dilaksanakan dengan mengatasi masalah serupa dengan cara mengumpulkan data,
mengolah, menganalisis, dan menginterpretasi data dalam pengujian hipotesis
statistik..
Penelitian ini menggunakan perhitungan statistik untuk menguji hipotesis.
Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh biaya operasional dan biaya
Bab III Objek Dan Metode Penelitian | 40
Penulis menggunakan metode tersebut, karena penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui dengan jelas bagaimana pengaruh biaya operasional dan biaya
kualitas terhadap laba. Sedangkan, untuk pendekatan yang digunakan tersebut,
karena data biaya operasional, biaya kualitas dan laba yang diperoleh dari
penelitian ini berupa data kuantitatif.
3.2.1 Desain Penelitian
Sebelum kita melakukan penelitian kita perlu melakukan perencanaan dan
pelaksanaan penelitian dengan membuat desain penelitian. Definisi desain
penelitian menurut Eddy Soeryanto Soegoto (2008:36) menyatakan bahwa:
“Desain penelitian merupakan proses peneltian yang dilakukan oleh
penulis dalam penelitian mulai dari perencanaan sampai dengan
pelaksanaan penelitian yang dilakukan secara menyeluruh”.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa desain penelitian merupakan
proses penelitian yang dilakukan penulis dalam bentuk rancangan atau struktur
penyelidikan yang dibuat khusus untuk menunjang kegiatan penelitian.
Menurut Sugiyono (2011:11) penjelaskan proses penelitian disampaikan
seperti teori sebagai berikut: “Proses penelitian meliputi:
1. Sumber masalah
2. Rumusan masalah
3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan
4. Pengajuan hipotesis
5. Metode penelitian
6. Menyusun instrument penelitian
Bab III Objek Dan Metode Penelitian | 41
Dalam penelitian ini penulis menetapkan desain penelitian yang mencakup
proses sebagai berikut:
1. Sumber Masalah
Untuk menentukan sumber masalah harus mencari dan menentukan fenomena
yang terjadi sebagai dasar penelitian.
2. Rumusan masalah
Rumusan masalah merupakan masalah pokok dalam suatu penelitian yang
dapat mempengaruhi pelaksanaan tahap selanjutnya.
3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan
Untuk menjawab rumusan masalah yang sifatnya sementara (hipotesis), maka
memerlukan referensi teoritis yang relevan dengan masalah dan hasil dari
penelitian-penelitian sebelumnya dapat dijadikan sebagai bahan untuk
jawaban sementara (hipotesis).
4. Pengajuan hipotesis
Jawaban terhadap rumusan masalah yang baru didasarkan pada teori dan
didukung oleh penelitian yang relevan, tetapi belum ada pembuktian secara
empiris (faktual) maka dikeluarkan dugaan sementara untuk menjawabnya,
jawaban itu disebut hipotesis.
5. Metode penelitian
Untuk menguji hipotesis maka diperlukan metode penelitian yang sesuai.
Pada penelitian ini metode yang digunakan yaitu menggunakan metode survei
Bab III Objek Dan Metode Penelitian | 42
6. Menyusun instrument penelitian
Insrumen digunakan untuk menggumpulkan data penelitian. Untuk
mendapatkan data yang berkualitas maka diperlukan pula kualitas alat
(instrument) yang baik. instrument pada penelitian ini berbentuk data yang didapatkan dari data Laporan Keuangan
7. Kesimpulan
Kesimpulan adalah langkah akhir dari suatu penelitian yang berupa jawaban
dari rumusan masalah yang telah di uji, dengan menekankan pada pemecahan
masalah berupa informasi mengenai solusi masalah yang bermanfaat sebagai
dasar untuk pembuatan keputusan.
3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Menurut Eddy Soeryanto Soegoto (2008:58) menyatakan bahwa:
“Untuk memperoleh data dalam suatu penelitian, maka hendaknya
dilakukan penjabaran sejumlah variabel, lengkap dengan konsep,
indikator, ukuran, dan skala”.
Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yang digunakan yaitu dua
variabel independen dan satu variabel dependen.
1. Variabel Independen (Variabel X)
Definisi variabel independen menurut Sugiyono (2011:4) menyatakan
bahwa:
“Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen
Bab III Objek Dan Metode Penelitian | 43
Variabel independen sering disebut sebagai variabel bebas. Di dalam
penelitian ini terdapat dua variabel independen (variabel X) yaitu biaya
operasional (variabel X1) dan biaya kualitas (variabel X2).
2. Variabel Dependen (Variabel Y)
Definisi variabel dependen menurut Sugiyono (2011:4) menyatakan
bahwa:
“Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”.
Variabel dependen sering disebut sebagai variabel terikat. Data yang
menjadi variabel dependen dalam penelitian ini yaitu laba (variabel Y).
Penjabaran dari variabel penelitian, beserta unsur-unsur terkait
diaplikasikan dalam bentuk table, dengan maksud memperjelas konsistensi
dan kebenarannya. Pada Tabel 3.1 merupakan penjabaran dari kedua variabel
tersebut di atas beserta indikator-indikatornya.
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Variabel Indikator Skala
Bab III Objek Dan Metode Penelitian | 44 dengan „opportunity cost‟ dari hilangnya waktu
3.2.3 Sumber Dan Teknik Penentuan Data
3.2.3.1 Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sumber data
sekunder, dimana data yang diperoleh penulis merupakan data yang diperoleh
secara tidak langsung, artinya data-data tersebut berupa data yang telah diolah
lebih lanjut dan data yang disajikan oleh pihak lain. Data-data tersebut adalah
data yang diperoleh dari laporan keuangan PT.PINDAD (Persero) Divisi Tempa
dan Cor.
3.2.3.2 Teknik Penentuan Data
Dalam melaksanakan penelitian ini, terlebih dahulu harus
mengidentifikasi dan mempelajari mengenai populasi yang akan diteliti. Apakah
populasi tersebut memerlukan sampel atau tidak dan bagaimana cara pengambilan
Bab III Objek Dan Metode Penelitian | 45
1. Populasi
Definisi populasi menurut Sugiyono (2011:61) menyatakan bahwa:
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Adapun populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah data laporan
keuangan dan laporan biaya kualitas pada PT. PINDAD (Persero) Divisi Tempa
dan Cor sejak awal berdirinya pada tahun 1808 sampai dengan sekarang tahun
2011.
2. Sampel
Definisi sampel menurut Sugiyono (2011:62) menyatakan bahwa:
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili)”.
Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk
menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai
teknik sampling yang digunakan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan
penulis yaitu dengan menggunakan teknik nonprobability sampling.
Definisi Nonprobability sampling menurut Sugiyono (2011:66)
menyatakan bahwa:
Bab III Objek Dan Metode Penelitian | 46
Teknik nonprobability sampling yang digunakan penulis dalam penelitian
ini yaitu dengan menggunakan teknik sampling purposive.
Definisi sampling purposive menurut Sugiyono (2011:68), adalah sebagai
berikut:
“Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”.
Penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
1. Data yang diambil merupakan laporan keuangan PT. PINDAD (Persero)
Divisi Tempa dan Cor yang merupakan data keuangan terbaru.
2. Untuk memenuhi data yang menunjukkan data-data keuangan perusahaan
dalam penelitian ini adalah laporan laba rugi, laporan biaya kualitas dan
laporan biaya operasional.
3. Data yang diolah merupakan data selama tahun 2004-2010.
4. Sampel yang diambil sebanyak 7 (tujuh) tahun karena sudah dianggap
representatif (mewakili) untuk dilakukan penelitian.
Sehingga sampel pada penelitian ini adalah laporan laba rugi, laporan
biaya kualitas dan laporan biaya operasional tahunan sejak tahun 2004 sampai
dengan tahun 2010 pada PT. PINDAD (Persero) Divisi Tempa dan Cor, yaitu
selama 7 tahun.
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data