• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Stres Kerja terhadap Kinerja Karyawan: Studi Kasus pada PT. Len Industri (Persero) Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Stres Kerja terhadap Kinerja Karyawan: Studi Kasus pada PT. Len Industri (Persero) Bandung."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

The purpose of this research was to determine the effect of work stress on employee performance of PT LEN Industries (Persero)

The population of this research are all employees of PT LEN Industries (Persero), as many as 480 employees, while the sample is as many 60 employees working on PT LEN Industries (Persero). Independent variable of this research is work stress, while the dependent variable is employee performance. Data analysis was performed with the validity and reliability, the data test include normality test and heteroscedasticity test and hypothesis testing using simple regression analysis.

Conclusion of this research that data were normally distributed and for regression

testing sig ≤ alpha (0,1) means that Ho was rejected so it can be concluded that work stress significantly influence employee performance amounted to 5% while the remaining 95% is influenced by other things.

(2)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh stres kerja terhadap kinerja karyawan PT. LEN Industri (Persero).

Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh karyawan PT LEN Industri (Persero) sebanyak 480 orang sedangkan total sampelnya adalah 60 orang karyawan yang bekerja pada PT LEN (Persero). Variable independen penelitian ini adalah stres kerja sedangkan variable dependennya adalah kinerja karyawan. Analisis data dilakukan dengan uji validitas dan realibilitas, uji deskriptif, uji data yang meliputi uji normalitas dan heteroskedastisitas, dan pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi sederhana.

Simpulan dari penelitian ini yaitu data berdistribusi normal, dan untuk pengujian regresi diperoleh sig ≤ alpha (0.1) berarti Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa stres kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan. Besarnya pengaruh stres kerja terhadap kinerja karyawan adalah sebesar 5% sedangkan sisanya sebesar 95% dipengaruhi oleh hal lain.

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN... . iv

KATA PENGANTAR ... v

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia ... 9

2.2 Hubungan Stres Kerja dengan Kinerja Karyawan ... 10

2.3 Stres 2.3.1 Pengertian Stres ... 11

2.3.2 Pengertian Stres Kerja ... 13

2.3.3 Jenis-jenis Stres ... 15

2.3.4 Gejala Stres di Tempat Kerja ... 16

(4)

2.3.6 Indikator Stres... 34

2.3.7 Konsekuensi Stres Kerja... 36

2.3.8 Strategi Manajemen Stres Kerja... 38

2.4Kinerja 2.4.1 Pengertian Kinerja ... 42

2.4.2 Pengertian Kinerja Karyawan ... 43

2.4.3 Tujuan dan Sasaran Penilaian Kinerja ... 44

2.4.4 Sumber Kesalahan Dalam Penilaian Kinerja ... 45

2.4.5 Faktor Penghambat Kinerja... 46

2.4.6 Karakteristik Karyawan yang memiliki Kinerja Yang Tinggi... 47

2.4.7 Indikator Kinerja... 48

2.4.8 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan... 49

2.5Hubungan Stres Kerja dengan Kinerja ... 50

2.6Penelitian Terdahulu

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1.Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah Perusahaan... 62

3.1.2 Visi dan Misi... 64

3.1.3 Struktur Organisasi... 65

3.2.Jenis Penelitian ... 65

3.3. Definisi Operasional Variabel ... 66

(5)

3.4.2 Sampel ... 72 3.7.1 Analisis Regresi Linear Sederhana ... 75

3.7.2 Koefisien Determinasi... 75

3.7.3 Uji T... 76

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Instrumen 4.1.1 Uji Validitas Stres Kerja dan Kinerja Karyawan... 78

4.1.2 Uji Reliabilitas Stres Kerja dan Kinerja Karyawan ... 81

4.2Uji Deskriptif ... 82

4.3Uji Data 4.3.1 Uji Normalitas... 99

4.3.2 Uji Heteroskedastisitas... 100

4.4 Uji Hipotesis... 101

4.4.1 Koefisien Determinasi... 103

(6)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Dasar Pemikiran Faktor Luar Organisasi ... 31

Gambar 2 Rerangka Teoritis ... 58

Gambar 3 Model Penelitian ... 59

(7)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Stres Kerja ... 79

Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Kinerja Karyawan ... 80

Tabel 4.3 Hasil Uji Reliabilitas Stres Kerja ... 81

Tabel 4.4 Hasil Uji Reliabilitas Kinerja Karyawan ... 82

Tabel 4.5 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 83

(8)

Tabel 4.29 Pernyataan Y4 ... 96

Tabel 4.30 Pernyataan Y5 ... 97

Tabel 4.31 Pernyataan Y6 ... 97

Tabel 4.32 Pernyataan Y7 ... 98

Tabel 4.33 Pernyataan Y8 ... 98

Tabel 4.34 Pernyataan Y9 ... 99

Tabel 4.35 Pernyataan Y10 ... 99

Tabel 4.36 Hasil Uji Normalitas ... 100

Tabel 4.37 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 101

Tabel 4.38 Hasil Uji Regresi ... 102

Tabel 4.39 Hasil Persamaan Regresi ... 102

Tabel 4.40 Koefisien Determinasi ... 104

(9)

DAFTAR RUMUS

Halaman

Regresi Linear Sederhana ... 75

Koefisien Determinasi ... 75

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A Kuesioner Penelitian ... 109

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persaingan dan tuntutan profesionalitas yang semakin tinggi menimbulkan

banyaknya tekanan-tekanan yang harus dihadapi individu dalam lingkungan kerja.

Selain tekanan yang berasal dari lingkungan kerja, lingkungan keluarga dan

lingkungan sosial juga menimbulkan kecemasan. Dampak yang sangat merugikan

dari adanya kecemasan yang sering dialami oleh masyarakat dan karyawan pada

khususnya disebut stres. Menurut Veithzal Rivai (2005:516) dalam bukunya

“Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan” stres kerja adalah suatu

kondisi ketegangan yang menciptakan adanya ketidakseimbangan fisik dan psikis,

yang mempengaruhi emosi, proses berpikir, dan kondisi seorang karyawan. Stres

kerja merupakan fenomena yang mempengaruhi karyawan secara berbeda, di dalam

konteks kerja yang berbeda. Mempelajari stres kerja di konteks yang berbeda akan

memberikan pengertian yang mendalam terhadap fenomena tersebut sebagai suatu

keseluruhan dan bagaimana untuk meminimalisir pengaruh negatif terhadap

produktivitas karyawan, kepuasan, dan komitmen kerja karyawan (Michael et al.

2009: 266).

Stres kerja yang dialami oleh karyawan pria dan wanita bisa jadi berbeda.

Menurut Munandar (2008: 398), stres ditentukan pula oleh individunya sendiri.

Reaksi-reaksi psikologis, fisiologis dan/atau dalam bentuk perilaku terhadap stres

adalah hasil dari interaksi situasi dengan individunya, mencakup ciri-ciri kepribadian

(12)

nilai-nilai, pengalaman lalu, keadaan kehidupan, dan kecakapan. Tuntutan peran ganda

umumnya dialami oleh wanita yang melibatkan diri dalam lingkungan organisasi,

yaitu sebagai wanita karir dan ibu rumah tangga sehingga lebih rentan mengalami

stres yang dapat menyebabkan penderitaan psikis berupa kecemasan dibandingkan

dengan pria. Tuntutan pekerjaan, rumah tangga, dan ekonomi keluarga sangat

berpotensi menyebabkan wanita karir rentan mengalami stres.

Sasono (2004:5) mengungkapkan bahwa stres mempunyai dampak positif

dan negatif. Dampak positif stres pada tingkat rendah sampai pada tingkat moderat

bersifat fungsional dalam arti berperan sebagai pendorong peningkatan kinerja

karyawan. Sedangkan pada dampak negatif stres tingkat yang tinggi adalah

penurunan pada kinerja karyawan yang drastis. Stres kerja dapat berakibat positif

(eustress) yang diperlukan untuk menghasilkan prestasi yang tinggi, namun pada

umumnya stres kerja lebih banyak merugikan diri karyawan maupun perusahaan

(Munandar, 2008: 374). Dampak negatif yang ditimbulkan oleh stres kerja dapat

berupa gejala fisiologis, psikologis dan perilaku (Robbins, 2007: 800). Gejala

fisiologis mengarah pada perubahan metabolisme, meningkatkan tekanan darah,

menimbulkan sakit kepala, dan menyebabkan serangan jantung sebagai akibat dari

stres. Ditinjau dari gejala psikologis, stres dapat menyebabkan ketidakpuasan. Stres

yang berkaitan dengan pekerjaan dapat menimbulkan ketidakpuasan yang berkaitan

dengan pekerjaan, karena itulah “dampak psikologis yang paling sederhana dan

paling jelas” dari stres itu. Namun, stres muncul dalam keadaan psikologis lain,

misalnya kelelahan fisik, ketegangan, kecemasan, mudah marah, kebosanan, dan

suka menunda-nunda. Terbukti bahwa bila orang ditempatkan dalam pekerjaan yang

(13)

mengenai tugas, wewenang, dan tanggungjawab pemikul pekerjaan, stres dan

ketidakpuasan akan meningkat. Sama halnya, makin sedikit kendali yang dipegang

orang atas kecepatan kerja mereka, makin besar stres dan ketidakpuasan. Sedangkan

gejala perilaku mencakup perubahan produktivitas, absensi, dan tingkat keluar

masuknya karyawan, juga perubahan kebiasaan makan, meningkatnya merokok,

bicara cepat, gelisah, dan gangguan tidur. Stres kerja yang dialami oleh karyawan

dapat merugikan perusahaan karena tidak imbangnya antara produktivitas dengan

biaya yang dikeluarkan untuk membayar gaji, tunjangan, dan fasilitas lainnya.

Banyak karyawan yang tidak masuk kerja dengan berbagai alasan, atau pekerjaan

tidak selesai pada waktunya entah karena kelambanan ataupun karena banyaknya

kesalahan yang berulang. Dalam jangka pendek stres yang dibiarkan begitu saja

tanpa penanganan yang serius dari pihak perusahaan membuat karyawan menjadi

tertekan, tidak termotivasi dan frustasi menyebabkan karyawan bekerja tidak optimal

sehingga kinerjanya akan terganggu.

Kinerja karyawan berhubungan erat dengan perusahaan, setiap perusahaan

menginginkan karyawan-karyawan terbaik guna untuk memajukan perusahaan.

Tidak heran jika setiap perusahaan mencantumkan standar untuk menerima

karyawan di perusahaannya. Menurut Bernadin dan Russel yang dikutip Gomes

Lardoso Faustino (2000;135) : “Kinerja adalah outcome yang dihasilkan dari fungsi

suatu pekerjaan tertentu atau kegiatan selama satu periode tertentu.” Sedangkan

kinerja karyawan merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai

prestasi kerja yang dihasilkan oleh pegawai sesuai dengan perannya dalam instansi.

Kinerja karyawan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam upaya instansi

(14)

hendak dicapai di masa depan dengan perilaku yang diharapkan dari keseluruhan

personel dalam mewujudkan tujuan tersebut. Berbicara tentang kinerja, erat

kaitannya dengan suatu pendapat bahwa untuk mengetahui hasil dari kinerja yang

dicapai karyawan dalam suatu perusahaan maka hal pertama yang harus dilakukan

oleh pimpinan adalah melakukan penilaian kinerja. Dari hasil penilaian kinerja yang

telah dilaksanakan tersebut akan diketahui nilai perusahaan dan kinerja perusahaan

apakah baik atau tidak dimata konsumen, karyawan dan lingkungan. Selain itu

diperlukan juga gambaran tentang hasil kinerja karyawan agar karyawan dapat

melakukan perubahan terhadap diri mereka menjadi lebih baik lagi dan memotivasi

karyawan. Tujuan utama penilaian kinerja karyawan adalah untuk memotivasikan

karyawan dalam mencapai sasaran operasi dan dalam memenuhi standar perilaku

yang telah ditetapkan sebelumnya. Karyawan harus memiliki kinerja yang tinggi agar

dapat membantu perusahaan dalam memperoleh keuntungan dan keberhasilan.

Sebaliknya apabila kinerja karyawan buruk atau menurun maka dapat menimbulkan

kerugian bagi perusahaan.

Hukum Yerkes Podson (1904) yang menyatakan hubungan antara stres dengan

kinerja seperti huruf U terbalik (Mas’Ud, 2002:20). Pola U terbalik tersebut

menunjukkan hubungan tingkat stres (rendah-tinggi) dan kinerja (rendah-tinggi). Bila

tidak ada stres, tantangan kerja juga tidak ada dan kinerja cenderung menurun.

Sejalan dengan meningkatnya stres, kinerja cenderung naik, karena stres membantu

karyawan untuk mengarahkan segala sumber daya dalam memenuhi kebutuhan kerja,

adalah suatu rangsangan sehat yang mendorong para karyawan untuk menanggapi

tantangan pekerjaan. Akhirnya stres mencapai titik stabil yang kira-kira sesuai

(15)

kinerja akan mulai menurun karena stres mengganggu pelaksanaan pekerjaan.

Karyawan kehilangan kemampuan untuk mengendalikannya. Akibat yang paling

ekstrem adalah kinerja menjadi nol, karyawan, menjadi tidak kuat lagi bekerja, putus

asa, keluar atau menolak bekerja untuk menghindari stres.

PT LEN Industri (Persero) merupakan sebuah perusahaan elektronika yang

beralamat di Jl Soekarno Hatta 442 Bandung 40254, Indonesia. Didirikan sejak tahun

1965, LEN (Lembaga Elektronika Nasional) kemudian bertransformasi menjadi

sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada tahun 1991. Sejak saat itu, LEN

bukan lagi merupakan kepanjangan dari Lembaga Elektronika Nasional (LEN),

tetapi telah menjadi sebuah entitas bisnis profesional dengan nama PT LEN Industri.

Saat ini LEN berada dibawah koordinasi Kementrian Negara BUMN. Selama ini,

LEN telah mengembangkan bisnis dan produk-produk dalam bidang elektronika

untuk industri dan prasarana, serta telah menunjukkan pengalaman dalam bidang:

1. Broadcasting, selama lebih dari 30 tahun, dengan ratusan Pemancar TV dan

Radio yang telah terpasang di berbagai wilayah di Indonesia

2. Jaringan Infrastruktur telekomunikasi yang telah terentang baik di kota besar

maupun terpencil

3. Elektronika untuk pertahanan, baik darat, laut maupun udara

4. Sistem Persinyalan Kereta Api di berbagai jalur kereta api di Pulau Jawa dan

Sumatera

5. Sistem Elektronika Daya untuk kereta api listrik

(16)

Visi dari PT LEN Industri (Persero) adalah menjadi perusahaan eletronika kelas

dunia sedangkan misi nya adalah meningkatkan kesejahteraan stakeholder melalui

inovasi produk eletronika industri dan prasarana.

Jelas bahwa inovasi lah yang dibutuhkan oleh setiap karyawan PT LEN

Industri ( Persero) dalam bidangnya masing-masing. Karyawan harus terus

meningkatkan kualitas kerjanya agar kinerja yang mereka berikan kepada perusahaan

terus meningkat sehingga menunjang keberhasilan perusahaan itu sendiri. Selain itu

pula hal yang dapat menunjang keberhasilan PT LEN Industri (Persero) adalah

dengan berusaha menawarkan kualitas produk dan kualitas pelayanan yang tinggi

yang nampak dalam kinerja atau performa dari pelayanan yang ada.

Sebagai manusia biasa, karyawan PT LEN Industri (Persero) tentunya

dihadapkan dengan kondisi dilematis. Di satu sisi mereka harus bekerja dengan

memberikan kepuasan atas produk-produknya bagi pelanggan sementara di sisi lain

mereka memiliki kebutuhan dan keinginan yang perlu mendapat perhatian dari

atasan serta masalah-masalah lain yang muncul dari lingkungan kerja. Kondisi

seperti ini akan menimbulkan stres kerja. Stres ini muncul saat karyawan tidak

mampu memenuhi apa yang menjadi tuntutan pekerjaan sehingga dapat

mempengaruhi kinerja karyawan.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengambil judul

“Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada PT LEN Industri

(Persero)”.

(17)

Berdasarkan dari latar belakang yang telah dijelaskan, maka penulis dapat

mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana stres kerja di PT LEN Industri (Persero)

2. Bagaimana kinerja karyawan di PT LEN Industri (Persero)

3. Sejauhmana pengaruh stres kerja terhadap kinerja karyawan di PT LEN Industri

(Persero)

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud penelitian ini adalah untuk memperoleh data karyawan tentang stres

kerja yang mempunyai pengaruh dengan kinerja karyawan serta dari hasil data

tersebut dapat digunakan oleh PT LEN Industri (Persero) untuk meminimalisasi stres

kerja sehingga dapat meningkatkan kinerja karyawan.

1.3.2. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka tujuan dari

penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui stres kerja di PT LEN Industri (Persero)

2. Untuk mengetahui kinerja karyawan di PT LEN Industri (Persero)

3. Untuk mengetahui pengaruh stres kerja terhadap kinerja karyawan di PT LEN

(18)

1.4. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pihak:

1. Bagi akademis

Meningkatkan wawasan keilmuan dan kemampuan meneliti permasalahan yang

sesuai dengan disiplin ilmu peneliti

2. Bagi praktisi bisnis

Memberikan bahan pertimbangan kepada pihak perusahaan, khususnya

mengenai pengaruh stres kerja terhadap kinerja karyawan demi perbaikan dan

(19)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian, dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Sebagian karyawan PT LEN Industri (Persero) mengalami stres kerja

diantaranya konflik peran yakni adanya pertentangan antara tugas-tugas yang

harus ia lakukan dan antara tanggung jawan yang ia miliki yaitu sebagian

karyawan mengalami ketidakcukupan waktu dalam menyelesaikan pekerjaan

dan adanya tuntutan dari atasan, bawahan atau rekan yaitu diharuskan bekerja

super cepat. Kemudian pengembangan karir yakni peluang mengembangkan

keterampilan yang baru tetapi peluang itu sering mengalami penundaan yaitu

kenaikan pangkat golongan sering mengalami penundaan. Lalu hubungan

dalam pekerjaan yaitu tuntutan dari atasan dan rekan kerja yaitu diharuskan

melaksanakan tugas yang sebenarnya bukan tanggung jawabnya. Selanjutnya

struktur dan iklim organisasi dalam hal ini karyawan merasakan ruang kantor

tidak cukup luas untuk melakukan pekerjaan dan mereka mengalami konflik

dalam menjalankan berbagai tugas yang diberikan atasan-atasan mereka yang

berlainan.

2. Karyawan PT LEN Industri (Persero) memiliki kinerja yang baik. Jika dilihat

dari kualitas kerja, kuantitas kerja dan ketepatan waktu penyelesaian

(20)

selalu berusaha memberikan pelayanan yang terbaik bagi perusahaan dan

berusaha memberikan yang terbaik bagi konsumen mereka.

3. Jika dilihat dari hasil analisis regresi menunjukkan bahwa stres kerja

memiliki hubungan yang negatif terhadap kinerja karyawan. Dapat

dibuktikan dari persamaan Y= 4,728 – 0,174x yang artinya apabila kinerja

karyawan bertambah sebesar 1 satuan maka stres kerja akan menurun sebesar

0,174. Ini berarti apabila stres kerja menurun maka kinerja karyawan akan

naik tetapi sebaliknya apabila stres kerja naik maka kinerja karyawan akan

menurun.

4. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan

diperoleh hasil yang signifikan mengenai stres kerja terhadap kinerja

karyawan yang memiliki pengaruh sebesar 5% sedangkan sisanya yaitu

sebesar 95% dipengaruhi oleh faktor lainnya. Hal ini dibuktikan dengan

adanya nilai sig yaitu 0.088 < alpha yaitu 0,1 sehingga Ho ditolak dan HA

yang mengindikasikan stres kerja berpengaruh secara signifikan terhadap

kinerja karyawan diterima.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, adapun saran-saran yang ingin penulis berikan

adalah sebagai berikut :

Perusahaan hendaknya terus meningkatkan perhatian kepada karyawannya seperti

ruang kantor untuk bekerja yang memadai sehingga mereka bisa bekerja lebih fokus

dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. Kemudian dalam hal kenaikan pangkat jangan

(21)

dalam ketentuan perusahaan. Terakhir pemberian tugas kepada karyawan jangan

melimpahkan pekerjaan yang bukan tugasnya karena akan membuat karyawan

terbebani dengan tugas lain yang bukan kapasitasnya, jika terlalu lama diabaikan

maka akan menimbulkan stres kerja yang dapat mengakibatkan kinerja menurun

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Adisty, Suwito, 2004. Stress Kerja dan Kepuasan: Tinjauan Herzberg. Penerbit Pustaka Binaman, Jakarta.

Dessler, Garry. 2009. Manajemen SDM buku 1. Indeks, Jakarta.

Donald McEachern, Thomas, 2004. Stress Faced of Personal Satisfied In Prospective Theories. http://www.journalmotivation.com.id.

Gibson, James L., John M. Ivancevic dan James H. Donnely, 2004. Organisasi dan Manajemen. Terjemahan: Djarkasih, Edisi Keempat, Erlangga, Jakarta.

Gomes, Faustino Cardoso, 2000. MSDM. ANDI, Yogyakarta

Handoko, T. Hani, 2004. Dasar-dasar Stress kerja. Penerbit Liberty, Yogyakarta.

_______________, 2004. Manajemen. Edisi 3. Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Hendry Simamora. 1995. Manajemen Sumber Daya Manusia, STIE YKPN, Yogyakarta.

John M Invancevich, Robert Konopaske, Michael T. Matteson. 2005. Perilaku dan Manajemen . Penerbit Erlangga, Jakarta

Kurtz, Herbergson, 2003. Theory of Motivation in Human Resource Management. http://www.journalmotivation.com.id.

______________, 2003. Motivation-Requirement Hirarchy by Maslow. http://www.journalmotivation.com.id.

Munandar, Sunyoto. 2008. Psikologi Industri dan Organisasi. UI Press, Jakarta.

(23)

Moh. As’ad, 2001. Psikologi Industri:Edisi Keempat. Yogyakarta: Liberty.

Mardiana T. 2001. Studi Empiris Stressor terhadap Kinerja. Jurnal Siasat Bisnis (JSB). Vol.II, No.6.

Rafika Chandra, 2011. Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada Pada Baagian Costumers Service PT. Koko Jaya Motor Makassar. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin Makassar.

Raharjo, Dwi Sihono, 2005. Kinerja Karyawan Survei di Bank Negara Indonesia dan Bank Central Asia. Jurnal Manajemen, Th IX/O1/Feb/2005, Hal 19-26.

Rivai, Veithzal, 2003. Performance Appraisal. PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Riyyani Tahir, 2007. Hubungan Stres Kerja Dengan Kinerja Guru Sekolah Luar Biasa Pembina Tingkat Provinsi Sulawesi Selatan. Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Makassar.

Robbins & Judge. 2007. Perilaku Organisasi, Buku 1 dan 2. Salemba Empat, Jakarta.

Ruky, Ahmad. 2006. Sistem Manajemen Kinerja. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Satria, Hadiansyah, 2004. Tanggungjawab Kerja dan Komitmen. Penerbit Tarsito, Bandung

Siagian, Sondang. 2008. Manajemen SDM. Cetakan 16. Bumi Aksara, Jakarta.

Soesmalijah Soewondo. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung, Alfabeta.

Sugiyono, 2006, Metodologi Penelitian Bisnis. Bandung, Alfabeta.

(24)

Suliyanto. 2006. Metodologi Riset Bisnis. Yogyakarta, ANDI

Terry, GR., 2005. Human Resource Management. Published by McGraw Hill, USA.

Tommy Melitza, 2009. Pengaruh Stres Kerja terhadap kinerja Karyawan ATC Makassar Air Traffic Service Center PT. Angkasa Putra 1 (Persero). Tesis Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin Makassar.

Thompson, Smith, 2004. The Responsibility of Job in Company. Published by John Wiley and Sons, USA.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam Penulisan ilmiah ini dapat di ketahui bahwa laba yang diterima perusahaan terus berubah, karena biaya yang di keluarkan perusahaan terjadi karena biaya produksi meningkat,

Jadi, menggunakan asumsi-asumsi di atas, didapatkan bahwa untuk memproduksi satu liter metanol nuklir dari air laut, dibutuhkan biaya sebesar Rp 2.359, atau kita bulatkan saja jadi

All in all, when we carry digital recording of ICH, we should follow the following four basic principles: (a) performance, manufacture, development and process

Gambar 3 merupakan tampilan pada saat pemain menyentuh splash screen. Pada Main Menu terdapat empat tombol yang dapat dipilih oleh pemain, yaitu: 1. Tombol “Mulai”

Impor produk jagung yang didistribusikan didalam maupun diluar Jawa Timur baik untuk konsumsi maupun industri sampai dengan tahun bulan Januari tahun 2014

To obtain conclusive result of some data or properties of the A2 austenite sample ′ s, several measurements were carried out such as microstructure investigation,

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : H1 : profitabilitas perusahaan berpengaruh terhadap audit report lag H2 : tekanan pihak eksternal

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab