• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Mengunyah Permen Karet Probiotik Yang Mengandung Lactobacillus reuteri Terhadap Jumlah Koloni Bakteri Kariogenik Streptococcus mutans Dalam Saliva.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Mengunyah Permen Karet Probiotik Yang Mengandung Lactobacillus reuteri Terhadap Jumlah Koloni Bakteri Kariogenik Streptococcus mutans Dalam Saliva."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

iv ABSTRAK

Streptococcus mutans merupakan bakteri yang mengawali terjadinya karies gigi. Salah satu pilihan untuk mencegah terjadinya karies ialah dengan mengunyah permen karet probiotik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh mengunyah permen karet probiotik yang mengandung Lactobacillus reuteri terhadap jumlah koloni bakteri kariogenik Streptococcus mutans dalam saliva.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu laboratorik secara in vitro terhadap 8 mahasiswa Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, sampelnya berupa saliva yang diambil sebelum dan sesudah mengunyah permen karet probotik dan ditanam pada tiga lempeng TYCSB sebagai pengulangan. Jumlah koloni yang tumbuh dihitung, selanjutnya dianalisis secara statistik dengan menggunakan uji t berpasangan (α = 0.05).

Hasil penelitian menunjukan perbedaan jumlah koloni bakteri kariogenik Streptococcus mutans dalam saliva yang signifikan (p=.000), yaitu terjadi penurunan sebesar 57,95% sesudah mengunyah permen karet probiotik yang mengandung bakteriLactobacillus reuteriselama 7 hari.

Disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut untuk memperjelas peranan bakteriLactobacillus reuteridi dalam rongga mulut.

(2)

v ABSTRACT

Streptococcus mutans is the main bacterial initiating dental caries. Chewing probiotic gum is one option to prevent dental caries. The purpose of this study was to analyze the colonies-count of cariogenic bacteria Streptococcus mutans in saliva before and after chewing probiotic chewing gum containing Lactobacillus reuteri.

This study was a quasy-experiment by in vitro of 8 dentist students of Medical Faculty of Maranatha Christian University. Saliva were taken for sampling and inoculated into three plates of TYCSB as a repetition before and after chewing probiotic gum. Colonies that grown were counted then the data were analyzed statistically with paired t test( α = 0.05).

The results indicate that the colony-count of cariogenic bacteria Streptococcus mutans in saliva was significantly decreased (p=.000), as much as 57,95% after chewing probiotic chewing gums containing Lactobacillus reuteri for 7 days.

More studies are needed to clarify the role of Lactobacillus reuteri in oral cavity

(3)

ix DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PERNYATAAN MAHASISWA ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT... v

PRAKATA ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR DIAGRAM ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian ... 4

1.6 Metode Penelitian ... 7

(4)

x

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Karies Gigi ... 8

2.1.1 Etiologi Karies ... 9

2.2Streptococcus mutans ... 15

2.2.1 Peranan BakteriStreptococcus mutansdalam Terjadinya Karies ... 17

2.2.2 Penanganan dan Pencegahan Karies ... 19

2.3 Probiotik ...23

2.3.1 Mekanisme Kerja Probiotik ... 25

2.3.2 Probiotik dan Kesehatan Rongga Mulut ...26

2.4 Pengunyahan ...28

2.4.1 Keuntungan Mengunyah Permen Karet Probiotik ...30

2.5 Saliva ...34

2.5.1 Anatomi Kelenjar Saliva ...34

2.5.2 Komposisi dan Fungsi Saliva ...36

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan, Alat, dan Subjek Penelitian ... 40

3.1.1 Bahan dan Alat Penelitian ... 40

3.1.2 Subjek Penelitian ... 42

3.2 Metode Penelitian ... 43

3.2.1 Desain Penelitian ... 43

3.2.2 Variabel Penelitian ... 43

(5)

xi

3.2.2.2 Definisi Operasional ... 44

3.2.3 Perhitungan Besar Sampel ... 44

3.2.4 Prosedur Kerja ... 45

3.2.5 Metode Analisis ... 51

3.2.5.1 Hipotesis Statistik ... 51

3.2.5.2 Kriteria Uji ... 51

3.2.6 Aspek Etik Penelitian ... 52

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 53

4.2 Pembahasan... 56

4.3 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 59

4.3.1 Hipotesis Penelitian ... 59

4.3.2 Hal-Hal yang Mendukung ... 59

4.3.3 Hal-Hal yang Tidak Mendukung ... 59

4.3.4 Simpulan ... 59

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 60

5.2 Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 61

(6)

xii

(7)

xiii

DAFTAR TABEL

No Tabel Teks Halaman

Tabel 2.1 Uji yang MembedakanStreptococcus mutans

denganStreptococcus oral Lain ... 17 Tabel 4.1 Jumlah koloni bakteriStreptococcus mutanssebelum dan sesudah

(8)

xiv

DAFTAR GAMBAR

No Gambar Teks Halaman

Gambar 2.1 Faktor yang Mempengaruhi Insidensi Karies ... .9

Gambar 2.2 Mekanisme Kerja Probiotik di Dalam Rongga Mulut ...31

Gambar 2.3 Morfologi bakteriLactobacillus reuteridi bawah mikroskop elektron dengan perbesaran 10000 kali...32

Gambar 2.4 Kelenjar Saliva Mayor ...36

Gambar 2.5 Komposisi dan Fungsi Saliva secara Umum ...38

Gambar 3.1 Alat dan Bahan... 41

Gambar 3.2 Oven steril, Inkubator,Autoclave... 42

Gambar 3.3 Pengenceran Bahan Pemeriksaan... 46

Gambar 3.4 Penanaman Bahan Pemeriksaan pada Medium TYCSB...47

Gambar 3.5 Kerangka Langkah Kerja Penelitian...50

(9)

xv

DAFTAR DIAGRAM

No Diagram Teks Halaman

Diagram 4.1 Jumlah Koloni BakteriStreptococcus mutansSebelum dan Sesudah Mengunyah Permen Karet Probiotik

(10)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

No Lampiran Teks Halaman

(11)

67 Lampiran 1

Lembar Persetujuan Komisi Etik Penelitian

67 Lampiran 1

Lembar Persetujuan Komisi Etik Penelitian

67 Lampiran 1

(12)

68 Lampiran 2

Informed Consent

68 Lampiran 2

Informed Consent

68 Lampiran 2

(13)

69

24 98.00 265.00 194.9167 49.59130 24 21.00 155.00 81.6250 33.76107 24

Pre_Test Post_Test Valid N (listwise)

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

(14)

70

Paired Samples Test

113.29167 64.25119 13.11522 8.638 23 .000 Pre_Test - Post_Test

Pair 1

Mean Std. Deviation

Std. Error Mean Paired Differences

(15)

71

RIWAYAT HIDUP

Nama : Atria Indahsari

NRP : 0812014

Tempat dan tanggal lahir : Lhokseumawe, 6 September 1990

Alamat : Jl. Cipaku Indah II no 26, Bandung

Riwayat Pendidikan :

 TK Taman Indria, Lhokseumawe - Aceh (1996)

 SD Taman Siswa 1, Lhokseumawe - Aceh (2002)

 SMPN 15 Bandung (2005)

 SMAN 1 Bandung (2008)

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Tubuh secara alami merupakan tempat berkoloninya kompleks

mikroorganisme, terutama bakteri. Bakteri-bakteri ini secara umum tidak

berbahaya dan ditemukan di seluruh permukaan luar tubuh, saluran pencernaan,

saluran pernafasan, dan saluran kemih.1

Mulut memiliki lebih dari 700 spesies bakteri yang hidup di dalamnya dan

hampir seluruhnya merupakan flora normal atau komensal.2 Kolonisasi flora

normal memberikan keuntungan bagi inangnya, terutama dalam mekanisme yang

disebut dengan resistensi kolonisasi dimana bakteri patogen tidak dapat

mengakses daerah yang ditempati oleh flora normal. Namun pada keadaan

tertentu flora normal di dalam mulut dapat menjadi patogen oportunistik dan

menyebabkan penyakit seperti karies, gingivitis, stomatitis, glossitis, dan

periodontitis.1

Karies gigi adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan ditandai dengan

demineralisasi permukaan gigi oleh asam.3 Karies gigi merupakan penyakit yang

paling sering terjadi di dunia, dimana pada daerah yang kurang berkembang karies

cenderung menjadi suatu masalah yang kurang ditangani dengan baik sehingga

pada akhirnya akan menyebabkan infeksi lanjutan, kehilangan gigi secara dini,

ataupun diperlukannya tindakan ekstraksi dari gigi tersebut, sehingga penanganan

(17)

2

Terdapat berbagai upaya untuk mencegah terjadinya karies, yaitu dengan

modifikasi diet, mengeliminasi plak secara mekanis, aplikasi fluor, pit and fissure

sealant, sampai dengan penggunaan produk antimikroba. Pada dasarnya

penggunaan produk ini bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan

penyebab utama karies gigi.6 Meskipun karies gigi merupakan penyakit yang

dipengaruhi oleh banyak faktor namun dapat dikatakan bahwa penyebab utama

terjadinya karies adalah bakteri kariogenik yaituStreptococcus mutans.1,7,8

Streptococcus mutans adalah mikroorganisme asidogenik dan asidurik yang

berkolonisasi di rongga mulut dan dianggap sebagai pemicu terjadinya karies.9,10

JumlahStreptococcus mutans yang tinggi dalam saliva merupakan indikator yang

paling baik dalam memprediksi terjadinya karies.11 Kemampuan Streptococcus

mutans untuk melekat pada permukaan gigi ketika terpapar sukrosa dan

menghasilkan asam dengan memfermentasi berbagai macam gula telah

dihubungkan dengan potensinya dalam menginduksi karies. Oleh karena itu, salah

satu cara untuk mencegah karies gigi adalah dengan mengganggu proses adhesi

dan kolonisasiStreptococcus mutanske permukaan gigi.12

Mengunyah permen karet merupakan salah satu pilihan dalam mengurangi

jumlah koloni bakteri yang ada di dalam rongga mulut. Mengunyah akan

meningkatkan sekresi saliva yang salah satu fungsinya adalah melindungi rongga

mulut dari bakteri patogen termasuk bakteri kariogenik seperti Streptococcus

mutans.13 Jenis bahan yang ditambahkan ke dalam permen karet juga dapat

mempengaruhi jumlah mikroorganisme di dalam mulut. Seperti halnya permen

(18)

3

yang cukup baik karena kemampuan bakteri Lactobacillus reuteri yang

terkandung di dalamnya dapat mencegah kolonisasi mikroorganisme patogen.14,15

Bakteri ini dapat memproduksi reuterin yang merupakan senyawa anti-patogenik

poten yang dapat membatasi kehidupan mikroorganisme dengan spektrum luas

termasuk bakteri Gram positif, bakteri Gram negatif, fungi, dan protozoa.16,17

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh

produk probiotik dengan sediaan permen karet yang mengandung bakteri

Lactobacillus reuteri terhadap koloni bakteri kariogenik Streptococcus mutans

dalam saliva. Diharapkan, bakteri Lactobacillus reuteri yang terkandung dalam

permen karet probiotik ini dapat membantu mengurangi jumlah koloni bakteri

Streptococcus mutans dalam saliva yang merupakan penyebab utama karies

sehingga dapat mengurangi tingkat karies secara signifikan.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan di atas, maka dapat

dirumuskan identifikasi masalah sebagai berikut :

Apakah mengunyah permen karet probiotik yang mengandung Lactobacillus

reuteridapat menurunkan jumlah koloni bakteri kariogenik Streptococcus mutans

(19)

4

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur pengaruh permen karet probiotik

yang mengandung Lactobacillus reuteri terhadap jumlah koloni bakteri

kariogenikStreptococcus mutans dalam saliva.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan memiliki beberapa manfaat, yaitu :

1. Manfaat akademis

Menjelaskan secara ilmiah efek mengunyah permen karet probiotik yang

mengandung Lactobacillus reuteri terhadap koloni bakteri kariogenik

Streptococcus mutans dalam saliva dan dapat dijadikan landasan untuk penilitian

lain sehingga berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

2. Manfaat praktis

Memberikan informasi kepada masyarakat serta kepada pelaksana pelayanan

kesehatan gigi dan mulut masyarakat mengenai pengaruh permen karet probiotik

dalam hal kesehatan gigi dan mulut khususnya dalam pencegahan karies.

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

Setiap hari, manusia menelan mikroorganisme hidup terutama bakteri dalam

jumlah yang besar. Walaupun bakteri ini secara alami terdapat di dalam makanan

dan minuman, namun dapat juga dengan sengaja ditambahkan ke dalam makanan

(20)

5

untuk mendapatkan efek tertentu. Bakteri yang ditambahkan ke dalam makanan

dengan tujuan kesehatan ini disebut dengan probiotik.18

Probiotik adalah mikroorganisme hidup, terutama bakteri yang aman untuk

dikonsumsi dan apabila diberikan dalam jumlah yang adekuat (melalui makanan

atau pun sebagai suplemen) dapat memberikan keuntungan bagi kesehatan

inangnya.3,16,19,20

Saat ini produk probiotik yang beredar di pasaran jumlahnya meningkat. Hal

ini dihubungkan dengan manfaatnya dalam menjaga kesehatan saluran pencernaan

yang telah banyak diteliti dan dibuktikan oleh para ahli. Namun peran probiotik

tidak hanya untuk kesehatan saluran pencernaan saja, kini probiotik juga diyakini

dapat digunakan untuk meningkatkan kesehatan rongga mulut. Bakteri yang

sering dihubungkan dan digunakan untuk meningkatkan kesehatan rongga mulut

adalah bakteriLactobacillus reuteriyang berasal dari genusLactobacilli.21,22,23

Lactobacillus reuteri adalah bakteri komensal yang terdapat pada saluran

cerna manusia dan diketahui memproduksi reuterin. Reuterin adalah molekul

ringan turunan gliserol yang disekresi pada keadaan fisiologis, bersifat netral,

larut dalam air, efektif pada rentang pH yang luas, dan resisten terhadap

enzim-enzim proteolitik dan lipolitik. Senyawa ini diketahui dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Gram positif dan Gram negatif serta memiliki efek

antibakteri, anti jamur, dan anti protozoa.16

Kemampuan dalam mensekresikan reuterin inilah yang banyak dihubungkan

dengan penurunan jumlah bakteri kariogenik Streptococcus mutans di dalam

(21)

6

mampu menghambat pembiakan Streptococcus mutans dan tidak memiliki efek

yang merugikan pada gigi.14,16,20

Hasil maksimal dari penggunaan Lactobacillus reuterisebagai probiotik yang

dapat meningkatkan kesehatan rongga mulut, dapat dicapai apabila bakteri

berkontak selama mungkin dengan permukaan gigi. Hal ini bertujuan agar

Lactobacillus reuteri dapat melekat dan berintegrasi dengan komunitas bakteri

lainya untuk membentuk lapisan biofilm yang memproteksi permukaan gigi dari

bakteri patogen. Pengunyahan permen karet probiotik selama 10 menit diharapkan

dapat membentuk lapisan biofilm oleh bakteri.15

Selain kandungan Lactobacillus reuteri pada permen karet probiotik,

pengunyahan permen karet juga dapat menstimulasi aliran saliva yang secara

tidak langsung dapat melindungi gigi dari karies. Peningkatan aliran saliva dapat

membantu mengurangi bakteri dan partikel makanan yang berperan dalam proses

metabolisme bakteri. Saliva juga mengandung beberapa faktor yang dapat

menghancurkan bakteri, seperti ion tiosianat, enzim proteolitik, dan protein yang

terkandung dalam saliva seperti laktoferin, immunoglobulin, serta faktor agregasi

bakteri yang dapat menurunkan bakteri di rongga mulut ataupun dalam fase

statis.13

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dapat disusun hipotesis

penelitian ini, yaitu dengan mengunyah permen karet probiotik yang mengandung

Lactobacillus reuteri dapat menurunkan jumlah koloni bakteri kariogenik

(22)

7

1.6 Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental semu laboratorik. Populasi

dan sampel penelitian diambil secara acak dengan jumlah orang percobaan

sebanyak 8 orang.

Analisis data diuji dengan metode uji t berpasangan dengan α = 0,05.

Kemaknaan ditentukan berdasarkan nilai p < 0,05. Analisis data menggunakan

perangkat lunak komputer.

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran

(23)

60

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Mengunyah permen karet probiotik yang mengandung Lactobacillus reuteri

dapat menurunkan jumlah koloni bakteri kariogenik Streptococcus mutansdalam

saliva.

5.2 Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai perbandingan jumlah

koloni Streptococcus mutans antara sebelum dan sesudah mengunyah

permen karet probiotik yang mengandung bakteri dengan jenis ataustrain

yang berbeda.

2. Perlu dilakukan penelitian mengenai efek penggunaan permen karet

probiotik dalam jangka waktu yang panjang.

3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kolonisasi bakteri

Lactobacillus reuteridi rongga mulut.

4. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh bakteri

(24)

61

DAFTAR PUSTAKA

1. Bagg J, MacFarlane TW, Poxton IR, Smith AJ.Essentials of Microbiology for Dental Student.Oxford University Press: 2006: 237-258

2. Aas JA, Paster BJ, Stokes LN, Olsen I, Dewhirst FE. Defining the Normal Bacterial Flora of the Oral Cavity. Journal of Clinical Microbiology. [serial online] 2005 [dikutip 2011 May 28]; 43(11): 572--5732. Tersedia dari: URL: http://jcm.asm.org/cgi/reprint/43/11/5721

3. Bonifait L, Chandad F, & Grenier D. Probiotics for Oral Health: Myth or Reality?. Journal of the Canadian Dental Association. [serial online] 2009 [dikutip 2011 Okt 14]; 75(8): 585-590. Tersedia dari : URL: http://www.cda-adc.ca/JCDA/vol-75/issue-8/585.pdf

4. Mahanna NSH, Zaazou MH, Ahmed BS, El-Yazeed MA. Effect of some Probiotic Strains and Meswak Plant on Certain Oral Pathogenic Strains. International Journal of Academic Research. [serial online] 2009 [dikutip 2011 Sept 6]; 1(2): 128-132. Tersedia dari: URL: http://www.ijar.lit.az/pdf/2/2009%282-20%29.pdf

5. Choudhari S, Mopgar V, Sakhare S, Patil N. Probiotic Way of Dental Caries Prevention. International Journal of Contemporary Dentistry. [serial online] 2009 [dikutip 2011 Oct 14]; 2(1): 59-64. Tersedia dari: URL: http://edentj.com/index.php/ijcd/article/view/166/95

6. Welbury RR, Dugal SM, Hossey TM. Paediatric Dentistry.3th ed. Oxford; 2005: 117-129.

7. Lang, et.al. Specific Lactobacillus Mutans Streptococcus Coaggregation. Journal of Dental Research. [serial online] 2010 [dikutip 2011 Sep 9]; 89(2):175-179. Tersedia dari: URL:http://jdr.sagepub.com/content/89/2/175

8. Flichy-Fernández AJ, Alegre-Domingo T, Oltra D, Peñarrocha-Diago M. Probiotic treatment in the oral cavity: An update. Journal section: Oral Medicine and Pathology. [serial online] 2010 [dikutip 2011 Mar 2]; 15 (5):e677-80 Tersedia dari : URL: http://www.medicinaoral.com/medoralfree01/v15i5/medoralv15i5p677.pdf

(25)

62

10. Gamboa F, Estupinan M & Galindo A. Presence of Streptococcus mutans in Saliva and its Relationship with Dental Caries. Universitas Scientiarum. [serial online] 2004 [dikutip 2011 Jul 14]; 9: 23-27. Tersedia dari: URL : http://redalyc.uaemex.mx/pdf/499/49909603.pdf

11. Kohler B, Bratthall D. Practical Method to Facilitate Estimation of Streptococcus mutans Levels in Saliva. Journal of Clinical Microbiology. [serial online] 1979 [dikutip 2011 Jul 14]; 9(5): 584-588. Tersedia dari: URL:

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC275352/pdf/jcm00190-0050.pdf

12.Hamada S, Koga T, & Ooshima T.Virulence Factors of Streptococcus mutans and Dental Caries Prevention. Journal of Dental Research. [serial online] 1984 [dikutip 2011 Jul 21]; 63(3): 407-411. Tersedia dari: URL: http://jdr.sagepub.com/content/63/3/407.long

13. Amerongen VN. Ludah dan Kelenjar Ludah: Arti Bagi Kesehatan Gigi. Terj. R. Abyono dan S.Suryo. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press; 1991: 43-70.

14. Nikawa, H, Aimi R, et al. Lactobacillus reuteri in bovine milk fermented decreases the oral carriage of mutans streptococci. International Journal Food Microbiology. [serial online] 2004 [dikutip 2011 Des 5]; 52: 219-223. Tersedia dari: URL: http://www.reladent.fi/pdf/Nikawa_H_et_al_2004.pdf

15. Sheikh S, Pallagatti S, Kalucha A, Kaur H. Probiotics. Going on the Natural Way.J Clin Exp Dent. [serial online] 2011 [dikutip 2011 Sept 6]; 3(2): e150-4.

Tersedia dari: URL:

http://www.medicinaoral.com/odo/volumenes/v3i2/jcedv3i2p150.pdf

16. Jones SE, Versalovic J. Probiotic Lactobacillus reuteri Biofilms Produce Antimicrobial and Anti-inflammatory Factors. BMC Microbiology. [serial online] 2009 [dikutip 2011 May 27]; 9(35): 1-9. Tersedia dari: URL: http://www.biomedcentral.com/content/pdf/1471-2180-9-35.pdf

17. Talarico TL, Dorogosz WJ. Chemical Characterization of an Antimicrobial Substance Produced by Lactobacillus reuteri. American Society for Microbiology. [serial online] 1989 [dikutip 2011 Des 16]; 33(5): 674-679.

Tersedia dari: URL:

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC172512/pdf/aac00073-0098.pdf

(26)

63

URL: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3077007/pdf/JOM-1-1949.pdf

19. Stamatova I, Meurman JH. Probiotics: Health Benefits in the Mouth. American Journal of Dentistry. [serial online] 2009 [dikutip 2011 Sep 6]; 22(6): 329-338. Tersedia dari: URL:

http://www.amjdent.com/Archive/2009/Stamatova%20-%20December%202009.pdf

20. Brshan J, Chachra S. Probiotic Their Role in Prevention of Dental Caries. Journal Oral Health Comm Dent.[serial online] 2010 [dikutip 2011 Des 14]; 24(3): 78-82. Tersdia dari: URL: http://www.johcd.org/pdf/JOHCD%20-%20Probiotics%20Their%20Role%20in%20Prevention%20of%20Dental%20 Caries%20%2828-9-10%29.pdf

21. Haukioja A. Probiotics and Oral Health. European Journal of Dentistry. [serial online] 2010 [dikutip 2011 Oct 9]; 4: 348-355. Tersedia dari: URL: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2897872/pdf/dent04_p0348.pd f

22. He Xuesong, Lux Renate, Kuramitsu HK, Anderson MH, Shi W. Achieving Probiotic Effects via Modulating Oral Microbial Ecology. Advanced Journal Research. [serial online] 2009 [dikutip 2011 May 6]; 21(1): 53-56. Tersedia

dari: URL:

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2777612/pdf/nihms145397.pd f

23. Robertsson S, Mohlin B, Thilander B. Influence of Dietary Supplementation with Lactobacillus reuteri in the Oral Flora of Healthy Subjects. Swedish Dental Journal. [serial online] 2008 [dikutip 2011 Des 16]; 34(4/10):

177-252. Tersedia dari: URL:

http://www.tandlakarforbundet.se/media/111115/sdj_4_2010.pdf

24. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). Jakarta: 2007

25. Fejerskov O, Kidd EAM.Dental Caries. UK : Blackwell Munksgaard; 2003

26. Garg N, Garg A.Textbook of Operative Dentistry. New Delhi: JAYPEE; 2010

27. Guyton. A. C & Hall. J. E. Textbook of Medical Physiology. 11th ed. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2006.

(27)

64

29. Moynihan JP.The role of diet and nutrution in the etiology and prevention of oral disease. Bulletin of the World of Organization. [serial online] 2005 [dikutip 2011 des 16]; 93(9). Tersedia dari. URL: http://who.int/bulletin/volumes/83/9/694.pdf

30. McDonald RE, Avery DR, Dean JE.Dentistry for the chid and Adolescent.8th ed. St.Louis: Mosby; 2004: 239-251

31. Lamont RJ, Burne RA, Lantz MZ, LeBlanc DJ. Oral Microbiology and Immunology.Washington DC: ASM Press: 233-250

32. Samaranayake L.Essential Microbiology for Dentistry. 3rd ed. USA: Elsevier; 2006.

33. Wan AK, Seow WK, Walsh LJ, Bird PS. Comparison of five selective media fo the growth and enumeration of Streptococcus mutans. Aust Dent J. [serial online] 2002 [dikutip 2012 jan 1]; 47: 21-26. Tersedia dari; URL: http://ada.org.au/App_CmLib/Media/Lib/0610/M28769_v1_63297379122544 1250.pdf

34.Whitman WB. Bergey's Manual of Systematic Bacteriology. 2nd ed. USA: Bergey's Manual Trust; 2009.

35. Willet NP, White RR, Rosen S. Essential Dental Microbiology. Singapore: Prentice-Hall International Inc; 1991: 319, 347.

36. Addy M. Plaque Control as a Scientific Basic for the Prevention of Oral Caries. Journal of the Royal Society of Medicine Supplement. [serial online] 1986 [dikutip 2012 jan 22]; 79(14): 6-10. Tersedia dari : URL: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1290094/

37. Mrray JJ, Nunn JH, Steele JG. The prevetion of Oral Disease. 4th ed. New York: Oxford University Press: 2003: 136-138

38. Roberson TM, Heymann HO, Swift EJ.Sturdevant's Art and Science of Operative Dentistry. 4th ed. USA: Mosby; 2002: 63-130.

39. Parvez S, Malik KA , Kang AH. Probiotics and their fermented food product are benficial for healt. Journal of Applied Microbiology ISSN 1364-5072. [serial online] 2006 [dikutip 2011 Sep 3]; 100 (2006): 1171-1185. Tersedia

dari: URL:

(28)

65

40. World Health Organization (WHO). Health and Nutritional Properties of Probiotics in Food including Powder Milk with Live Lactic Acid Bacteria.[serial online] 2001 [dikutip 2011 des 21]. Tersedia dari: URL: http://www.who.int/foodsafety/publications/fs_management/en/probiotics.pdf

41. Ganong WF.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 20. Jakarta: EGC; 2002.

42. Berkovitz BKB, Holland GR, Moxham BJ. Oral Anatomy, Histology and Embryology. 3rd ed. St. Louis; Mosby; 2005

43. Lauralee S. Human Physiology from Cells to System. West Virginia: West A Division of International Thomson Publishing Inc.: 1996; 547-548.

44. Soboleva U, Laurina L & Slaidina A.The Masticatory System – an Overview. Stomatologija, Baltic Dental and Maxillofacial Journal. [serial online] 2005 [cited 2012 Jan 21]; 7: 77-80. Available from: URL: http://www.sbdmj.com/053/053-03.pdf

45. Henry G. Anatomy of the Human Body. 20th ed. Philadelphia: Lea & Febiger; 1918.

46. Ly KA, Milgrom P, Rothen M, The Potential of Dental-Protective chewing Gum in Oral Health Interventions. The journal of the American Dental Association. [serial online] 2008 [dikutip 2011 Apr 2]; 139: 553-63. Tersedia dari: URL : http://jada.ada.org/content/139/5/553.full.pdf+html?sid=aa2d4efa-afa-47d7-96ed-1e1f60c093ab

47. Soesilo D, Santoso RE, Diyatri I. Peranan sorbitol dalam mempertahankan kestabilan pH saliva pada proses pencegahan karies. Med. Ked. Gigi (Dent. J). [serial online] 2008 [dikutip 2012 Jan 2]; 38(1): 25-28. Tersedia dari: URL: http://journal.unair.ac.id/filerPDF/DENTJ-38-1-07.pdf

48. Sinkiewicz G.Lactobacillus in Health and Disease.Malmö University Health and Society Doctoral Dissertation. [serial online] 2010 [dikutip 2011 Jul 14].

Tersedia dari: URL :

http://dspace.mah.se/bitstream/handle/2043/10570/GS_dissertation.pdf?seque nce=2

49. Sanders, ME.Probiotics. Food Technology J. 1999; 53: 67-76.

(29)

66

51. Martini FH. Fundamentals of Anatomy and Physiology. 7th ed. USA: Benjamin Cummings; 2006

52. Norton NS. Netter’s Head and Neck Anatomy for Dentistry. Philadelphia: Elsevier; 2007.

53. Nanci, A. Ten Cate's Oral Histology-Development, Structure and Function. 6th ed. Mosby; 2003

54. Wong DT.Salivary Diagnostic. USA: Wiley-Blackwell; 2008.

55. W.B. Sanders Company.Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 29. Jakarta: EGC; 2000.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Begitu pula sebaliknya larutan yang tidak dapat tersaring dengan kertas GF/F tersebut juga tidak dapat tersaring pada ginjal mamalia, dengan demikian percobaan ini dapat

Hal tersebut disebabkan karena gaya hantam air pada tepi sungai sangat efektif yang diakibatkan karena adanya arus yang rendah, karena apabila arus sungai tinggi

Diharapkan dengan adanya sistem yang terintegrasi antara database dengan spasial (ruas jalan) pemerintah kota adanya sistem yang terintegrasi antara database dengan

Berdasarkan hasil refleksi, yakni kegiatan belajar mengajar peneliti menemukan beberapa poin yang harus diperbaiki oleh peneliti (guru) yakni: (a) Antusias siswa dalam

(1978), dengan konsentrasi yang cukup d a n pada tempat dimana parasit menyerang membuktikan bahwa serum kebal juga berperanan dalam reaksi kekebalan yang

tambah data perijinan cetak surat ubah perijinan T cari perijinan buka form permohonan Y cari permohonan buka form perijinan pilih jenis retribusi proses tanggal kontrak

Pada penelitian ini, dibangun sistem untuk mengimplementasikan Algoritma SVM untuk analisis sentimen pada data tweet tentang PASLON PILPRES 2019 dengan keyword “jokowi”