• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH METODE MIND MAPPING DAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL PADA SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MUHAMMADIYAH 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH METODE MIND MAPPING DAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL PADA SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MUHAMMADIYAH 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010."

Copied!
127
0
0

Teks penuh

(1)

i

TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 (S1) Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

Disusun oleh :

DHIDA DWI KURNIAWATI A210 060 103

PROGRAM PENDIDIKAN EKONOMI AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)

ii

SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL PADA SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH

PERTAMA MUHAMMADIYAH 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010

Dipersiapkan dan Disusun Oleh: DHIDA DWI KURNIAWATI

A210 060 103

Telah Disetujui dan Disyahkan oleh Pembimbing I dan Pembimbing II untuk Dipertahankan Dihadapan Dewan Penguji Skripsi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta

Mengetahui, Pembimbing I

Dr. Suyatmini, SE. M.Si. Tanggal:

Pembimbing II

(3)

iii

PADA SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MUHAMMADIYAH 5 SURAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010

Yang Dipersiapkan dan Disusun Oleh: DHIDA DWI KURNIAWATI

A210 060 103

Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji Pada Tanggal: ………

Dan Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat

Susunan Dewan Penguji

1. Dr. Suyatmini, SE. M.Si. (………) 2. Drs.Sudarto HS, MM. (………)

3. (……….)

Surakarta, Februari 2010 Universitas Muhammadiyah Surakarta Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dekan,

(4)

iv

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila ternyata kelak di kemudian hari terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya diatas, maka saya akan bertanggung jawab sepenuhnya.

Surakarta, Juli 2010

(5)

v

Masalah bukan untuk dihindari tapi dicari solusinya

dan harus dihadapi dengan sabar jadi tetap semangat.

Jadilah diri sendiri jangan meniru orang

(Penulis)

Kita hanya cukup yakin dan benar-benar

menginginkannya maka semua akan terjadi

(6)

vi

Atas segala nikmat dan kemudahan yang telah diberikan-Nya

persembahan kecil ini teruntuk:

1.

Ayah dan Ibunda tercinta, sebagai ungkapan rasa hormat dan

baktiku, terima kasih atas kasih sayang, do’a, perhatian dan

pengorbanan yang tiada pernah lekang oleh waktu, rangkaian

yang tidak pernah putus dalam setiap langkahku, serta

perjuanganmu untuk membesarkan dan mendidikku dengan

penuh kasih sayang agar aku dapat gapai cita dan impianku,

Engkau tak akan pernah tergantikan karena engkau tiada

duanya didunia ini.

2.

Kakakku (Ms Eko), Adikku (De’ Kiki) tersayang yang telah

mewarnai hari-hariku dengan kasih sayang dan selalu memberiku

semangat.

3.

46 Kasih Ibu, Baki Community, Si item kasih ibu, dan Spin Abot

yang selalu setia mengantarkan aku kemana pun aku pergi.

4.

Djarot, atas perhatian, dukungan dan kebersamaan yang

membuatku selalu bahagia.

5.

Sahabat-sahabatku, Ipee (Arifah), Ndul (Elyy), Ndaa (Ingga), Emi,

Lia, Dewi, Agung n’ The ganx, terima kasih atas dukungan selama

ini dan mendengarkan keluh kesahku. Aku telah menemukan arti

sahabat sejati, kebersamaan kita adalah hal yang terindah.

Jangan pernah melupakan persahabatan ini.

(7)

vii Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan Inayah-Nya sehingga penyusunan skripsi ini berjalan lancar dan terselesaikan dengan baik.

Skripsi ini disusun untuk melengkapi sebagian dari syarat guna memperoleh gelar sarjana pendidikan S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam menyelesaikan skripsi ini, namun berkat bantuan serta dorongan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan-kesulitan yang timbul dapat teratasi. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menghaturkan terima kasih dan penghargaan kepada:

1. Drs. Sofyan Anif, M.Si, selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta yang telah berkenan memberikan surat ijin peneliti.

2. Drs. H. Djalal Fuadi, MM, selaku ketua program studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan dan masukan selama studi di Universitas Muhammadiyah Surakarta.

3. Dr. Suyatmini, SE., M.Si., selaku pembimbing I yang penuh kesabaran dan ketulusan membimbing, mengarahkan dalam penyusunan skripsi ini.

(8)

viii

Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

7. Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 5 Surakarta yang telah memberi izin kepada penulis untuk melakukan penelitian

8. Bapak Amin Bambang selaku guru ekonomi yang telah membantu dalam penelitian.

9. Siswa siswi SMP Muhammadiyah 5 Surakarta khususnya kelas VIII A,B, dan C yang telah bersedia menjadi sampel dalam penelitian.

10.Semua teman-teman Pendidikan Akuntansi angkatan 2006 khususnya kelas C dan semua pihak yang telah membantu terwujudnya karya ini yang penulis tidak bisa sebutkan satu persatu.

11.Semua pihak yang telah berperan serta memberikan bantuan moral maupun material dalam penyusunan skripsi.

Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat serta menjadi jembatan bagi penulisan selanjutnya. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Surakarta, 2010

(9)

ix

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

ABSTRAK ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan Masalah ... 5

C. Perumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Sistematika Penulisan Skripsi ... 7

(10)

x

1. Definisi Mind Mapping ... 16

2. Kegunaan Mind Mapping ……… ... 19

3. Cara membuat Mind Mapping……… . 19

4. Indikator Mind Mapping……… 22

5. Kelebihan dan Kelemahan………. 23

C. Keaktifan Belajar ... 25

1. Pengertian Keaktifan... ... 24

2. Indikator Keaktifan... ... 26

D. Hubungan antar variabel ... 27

1. Hubungan metode Mind Mapping (X1) dan Prestasi Belajar (Y) ... 27

2. Hubungan Keaktifan (X2) dan Prestasi Belajar (Y)... 27

3. Hubungan metode Mind Mapping(X1), Keaktifan (X2) dan Prestasi Belajar (Y)... ... 28

E. Kerangka Pemikiran... ... 29

F. Hipotesis... ... 30

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian ... 32

B. Objek Penelitian ... 32

(11)

xi

G. Uji Prasarat Analisis ……… 44

H. Analisis Data ... 45

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum SMP Muhammadiyah 5 Surakarta ... 50

B. Uji Instrumen Penelitian ... 59

C. Uji Prasyarat Analisis ... 61

D. Analisis Data Penelitian ... 63

E. Pembahasan ... 69

BAB V ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Kesimpulan ... 75

B. Implikasi ... 76

C. Saran ... 76 DAFTAR PUSTAKA

(12)

xii

Tabel 1.1 Penggunaan otak pada Mind Mapping ... 17

Tabel 3.1 Kisi-kisi angket keaktifan belajar mata pelajaran IPS ... 35

Tabel 4.1 Rangkuman Hasil perhitungan uji validitas metode mind mapping 59 Tabel 4.2 Rangkuman Hasil perhitungan validitas angket keaktifan belajar IPS ... 60

Tabel 4.3 Rangkuman Hasil Uji Normalitas dengan Liliefors ... 61

Tabel 4.4 Rangkuman Hasil Uji Linieritas ... 62

(13)

xiii

(14)

xiv 1. Surat Ijin Penelitian

2. Angket Penelitian 3. Hasil Tri Out Penelitian 4. Hasil Uji Validitas 5. Hasil Uji Reliabilitas

6. Data Butir Angket Penelitian 7. Data Induk Penelitian

8. Hasil Deskriptif 9. Hasil Uji Normalitas 10.Hasil Uji Linearitas

11.Hasil Uji Regresi Berganda

(15)

xv

PENGARUH METODE MIND MAPPING DAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN

SOSIAL PADA SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MUHAMMADIYAH 5 SURAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Dhida Dwi Kurniawati. A210 060 103. Jurusan Pendidikan Akuntansi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2010.

Tujuan penelitian ini adalah 1) mengetahui pengaruh metode Mind Mapping terhadap prestasi belajar IPS pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 5 Surakarta, 2) mengetahui pengaruh keaktifan terhadap prestasi belajar IPS pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 5 Surakarta, dan 3) mengetahui pengaruh metode Mind Mapping dan keaktifan belajar siswa terhadap prestasi belajar IPS pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 5 Surakarta.

Penelitian mengambil lokasi di SMP Muhammadiyah 5 Surakarta. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 200 siswa. Dalam penelitian ini menggunakan sample sebanyak 50 siswa dari 200 siswa populasi di SMP Muhammadiyah 5 Surakarta.

Hasil penelitian pengaruh metode mind mapping dan keaktifan belajar IPS terhadap prestasi belajar IPS pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 5 Surakarta menghasilkan temuan sebagai berikut : Hasil uji regresi membentuk suatu persamaan garis regresi linier Y = 34,405 + 0,407X1 + 0,654X2. Nilai Fhitung dari hasil analisis data sebesar 54,355 dan taraf signifikan 0,05 diperoleh Fhitung sebesar 3,20 diketahui bahwa Fhitung lebih besar dari Ftabel (54,355 > 3,20), maka dapat diketahui bahwa secara bersama-sama metode mind mapping (X1) dan keaktifan belajar IPS (X2) berpengaruh terhadap prestasi belajar IPS (Y) pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 5 Surakarta. Secara individu metode mind mapping (X1) berpengaruh terhadap prestasi belajar IPS (Y), karena nilai thitung = 3,642 > ttabel = 2,01 (3,642 > 2,01) sedangkan keaktifan belajar IPS menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar IPS, yaitu ditunjukkan bahwa nilai thitung = 7,544 > ttabel = 2,01 (7,544 > 2,01). Pengujian koefisien determinasi diperoleh nilai R2 sebesar 0,698, yang artinya bahwa metode mind mapping (X1) dan keaktifan belajar IPS (X2) berpengaruh terhadap prestasi belajar IPS pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 5 Surakarta (Y) sebesar 69,8% sedangkan sisanya sebesar 30,2% dapat dijelaskan oleh variabel lain diluar model.

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) di era

globalisasi sesuai Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Dengan

begitu perkembangan IPTEK yang ada dapat dikuasai, dimanfaatkan

semaksimal mungkin dan dapat dikembangkan menjadi lebih baik. Pendidikan

merupakan sarana dan wahana yang sangat baik di dalam pembinaan SDM,

oleh karena itu pendidikan perlu mendapat perhatian, penanganan dan

prioritas secara baik oleh pemerintah, keluarga dan pengelola pendidikan.

Pendidikan merupakan masalah yang sangat menarik untuk dibahas

karena melalui usaha pendidikan diharapkan tujuan pendidikan akan segara

tercapai. Salah satu tujuan Pendidikan Nasional yang ingin dicapai dalam

pembangunan sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang No.20 tahun

2003 tentang system pendidikan nasional yang menyatakan bahwa:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembang potensi peserta didik agar

menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga

Negara yang demokrasi sehingga bertanggung jawab.

(17)

Prestasi belajar merupakan hasil dari usaha-usaha yang telah

dilakukan. Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) memerlukan suatu strategi

yang tepat supaya hasil yang yang dicapai maksimal dan berpengaruh

berpengaruh pada prestasi belajar siswa. Guru harus dapat memilih

metode-metode yang sesuai dengan pokok bahasan yang disampaikan, dan juga

mempunyai cara-cara yang menarik sehingga peserta didik mempunyai minat

yang tinggi terhadap pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

Salah satu usaha guru dalam meningkatkan hasil belajar Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS) siswa yaitu dengan menerapkan pembelajaran

melalui tugas dan umpan balik. Dimana tujuan pemberian tugas ini adalah

siswa tetap belajar dirumah dan dapat dimanfaatkan waktu diluar jam

pelajaran sekolah, sehingga siswa yang kurang paham terhadap materi yang

disampaikan akan menjadi lebih mengerti karena adanya latihan dirumah

umpan balik disini berupa pembahasan kembali tugas yang diberikan pada

materi terdahulu. Dengan umpan balik diharapkan siswa yang kesulitan

mengenai konsep-konsep pada materi yang telah diberikan dapat terbantu

sehingga prestasi belajar IPS siswa meningkat.

Dalam pembelajaran IPS, kemandirian serta keaktifan siswa cenderung

masih rendah. Misalnya kemandirian siswa dalam mengerjakan soal-soal yang

diberikan oleh guru, berlatih menjelaskan hasil pekerjaannya kepada teman

yang lain, serta bekerjasama dan hubungan dengan siswa lain. Keaktifan siswa

dalam mengajukan ide pada guru, memberikan tanggapan atau komentar

(18)

menyanggah atau menyetujui ide pengerjaan soal dari teman juga masih

rendah.

Guru sebagai pendidik dan pengajar bertugas untuk memberi

kemudahan untuk siswa dalam menerima ilmu atau materi yang telah

diajarkan. Menurut Isjoni (2007:62), seorang guru harus memiliki sikap-sikap

sebagai berikut :

1. Mampu menciptakan suasana kelas yang nyaman dan

menyenangkan.

2. Membantu dan mendorong siswa untuk mengungkapkan dan

menjelaskan keinginan dan pembicaraannya baik secara individual maupun kelompok.

3. Membantu kegiatan-kegiatan dan menyediakan sumber atau

peralatan serta membantu kelancaran belajar mereka.

4. Membina siswa agar setiap orang merupakan sumber yang manfaat

bagi yang lainnya.

5. Menjelaskan tujuan kegiatan pada kelompok dan mengatur

penyebaran dalam bertukar pendapat

Djamarah (2002:181-186),“Tujuan dari penyampaian variasi metode

mengajar dan aplikasinya dalam pengajaran adalah :

a. Meningkatkan dan memelihara perhatian siswa terhadap relevansi

proses belajar mengajar.

b. Memberikan kesempatan kemungkinan berfungsinya motivasi.

c. Membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah.

d. Memberi kemungkinan pilihan dan fasilitas belajar individual. e. Mendorong anak didik untuk belajar.

Salah satu metode yang akan diterapkan adalah pembelajaran IPS dengan pola

latihan interaktif yang menggunakan metode Mind Mapping.

Dalam metode Mind Mapping siswa di kuatkan pada cara menghadapi

persoalan dengan langkah penyelesaian yang sistematis yaitu memahami

(19)

sehingga persoalan yang dihadapi akan dapat diatasi. Sedangkan dengan

latihan interaktif siswa diharapkan dapat berinteraksi dalam proses belajar

mengajar, sehingga siswa dituntut untuk aktif secara langsung dalam proses

pembelajaran. Sehingga diharapkan kemandirian dan keaktifan siswa dalam

pembelajaran IPS dapat ditingkatkan. Dengan demikian siswa belajar IPS

tidak hanya mendengarkan dan guru menerangkan didepan kelas saja, namun

diperlukan keaktifan siswa didalam proses belajar mengajar.

Melalui usaha pendidikan diharapkan kualitas generasi muda yang

cerdas, aktif, dan mandiri dapat terwujud. Namun kenyataannya keaktifan

siswa sekarang ini berkembang lambat dan disiplin belajar siswa yang kurang.

Menurut Sujanto (1996:53) :

Pelaksanaan pengajaran sering hanya si guru mendikte dan si anak yang mencatat dan kemudian menghafalkannya persis seperti bunyi catatatan dan sama sekali tidak ada kaitan dengan pengertian ataupun perubahan anak perbuatan anak karenanya.

Hal inilah yang mendorong penulis untuk mengambil judul skripsi

“PENGARUH METODE MIND MAPPING DAN KEAKTIFAN BELAJAR

SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN

SISWA PADA SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

(20)

B. Pembatasan Masalah

Untuk mempermudah dan menghindari kemungkinan terjadinya

kesalahan dalam penafsiran judul, maka masalah ini dibatasi pada :

1. Penggunaan Mind Mapping dibatasi pada sikap ingin tahu siswa untuk

mengembangkan materi pelajaran IPS.

2. Aktif dalam belajar siswa dibatasi pada keaktifan siswa dalam mengikuti

pelajaran disekolah.

3. Prestasi belajar siswa dibatasi pada penguasaan materi dan keaktifan siswa

terhadap pelajaran IPS yang berupa nilai rapot semester ganjil.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka masalah dalam

penelitian ini dapat dirumuskan :

1. Apakah terdapat pengaruh metode Mind Mapping terhadap prestasi belajar

IPS pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 5 Surakarta?

2. Apakah terdapat pengaruh keaktifan belajar siswa terhadap prestasi belajar

IPS pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 5 Surakarta?

3. Apakah terdapat pengaruh metode Mind Mapping dan keaktifan belajar

siswa terhadap prestasi belajar IPS pada siswa kelas VIII SMP

(21)

D. Tujuan Penelitian

Adanya tujuan dalam penelitian ini merupakan hal yang sangat penting

karena dengan tujuan yang tepat menjadikan tolok ukur keberhasilan dalam

penelitian. Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai :

1. Untuk mengetahui pengaruh metode Mind Mapping terhadap prestasi

belajar IPS pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 5 Surakarta

2. Untuk mengetahui pengaruh keaktifan terhadap prestasi belajar IPS pada

siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 5 Surakarta

3. Untuk mengetahui pengaruh metode Mind Mapping dan keaktifan belajar

siswa terhadap prestasi belajar IPS pada siswa kelas VIII SMP

Muhammadiyah 5 Surakarta.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat teoristis yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat

dijadikan bahan pertimbangan ilmu pengetahuan dibidang pendidikan pada

umumnya dan di bidang kependidikan luar biasa pada khususnya. Sehingga

perkembangan tersebut dapat digunakan dalam peningkatan pelayanan bagi

anak berkebutuhan khusus disekolah.

Manfaat praktis yang diharapkan dalam penelitain ini terdiri :

1. Bagi guru kelas

Sebagai bahan kajian guru dalam memberikan atau menyampaikan materi

(metode Mind Mapping dan keaktifan belajar IPS) untuk meningkatkan

(22)

2. Bagi siswa

Memberi alternative lain untuk mempelajari suatu pelajaran dengan cara

membuat ringkasan yang menarik dan anak terdorong untuk belajar IPS.

3. Bagi kepala sekolah

Memberi masukan berupa informasi ilmiah tentang pentingnya metode

penyampaian materi yang menarik pada siswa agar prestasi belajar dalam

pembelajaran IPS.

4. Bagi sekolah

Dari hasil penelitian dapat memberikan masukan kepada sekolah atau

lembaga pendidikan di SMP sebagai bahan kajian dalam usaha perbaikan

proses pembelajaran di sekolah menjadi lebih baik.sehingga mutu

pendidikan dapat lebih meningkat.

F. Sistematika Skripsi

Untuk memperoleh gambaran permulaan terhadap hasil penelitian ini,

maka perlu dikemukakan sistematika penelitian sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Meliputi latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan

masalah, perumusan masalah, tujuan masalah, manfaat penelitian,

dan sistematika penulisan penelitian.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini merupakan landasan teori yang digunakan dalam

(23)

belajar, definisi metode Mind Mapping, definisi keaktifan,

hubungan antar variabel dan hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang jenis dan rancangan penelitian,

subyek dan obyek penelitian, populasi, sampel dan sampling, data

dan instrumen pengumpulan data, teknik pengumpulan data, teknik

penyajian data dan teknik analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi hasil pengembalian kuesioner, pengujian kualitas dan

hasil analisis data.

BAB V PENUTUP

Penutup menguraikan tentang kesimpulan akhir penelitian,

keterbatasan penelitian dan saran dari peneliti.

DAFTAR PUSTAKA

(24)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

Sebelum membicarakan pengertian prestasi belajar terlebih dahulu

akan dikemukakan apa yang dimaksud dengan prestasi dan belajar. Para

pakar pendidikan mengemukakan pendapat mereka. Prestasi merupakan

kumpulan hasil akhir dari suatu pekerjaan yang telah dilakukan. Menurut

Djamarah (2002:19),”Prestasi adalah suatu kegiatan yang telah dikerjakan,

diciptakan baik secara individual maupun kelompok.” Selanjutnya

menurut Winkel (1996:53),“Belajar adalah suatu aktivitas mental atau

psikis yang berlangsung dalam interaksi yang aktif dengan lingkungan,

yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,

pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap.

Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari

kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan

prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Memahami pengertian

prestasi belajar secara garis besar harus bertitik tolak kepada pengertian

belajar itu sendiri untuk itu para ahli mengemukakan pendapatnya yang

berbeda-beda sesuai denagan pandangan yang mereka anut. Namun dari

pendapat pendapat yang berbeda itu dapat kita temukan satu titik

persamaan. Menurut Djamarah (2002:231),”Prestasi adalah hasil kegiatan

(25)

usaha kegiatan belajarnya yang dinyatakan dalam bentuk, angka, huruf,

maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh

setiap siswa dalam periode tertentu.

Selanjutnya Winkel (1996:162) mengatakan bahwa “prestasi belajar

adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa

dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang

dicapainya.” Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat dijelaskan bahwa

prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam

menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam

proses belajar mengajar.

Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu

dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai

atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar.

Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi dapat

memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang

diharapkan, menurut Syah (2004:132), maka perlu diperhatikan beberapa

faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain: faktor yang

terdapat dalam diri siswa (faktor internal), dan faktor yang terdiri dari

(26)

a. Faktor Internal (faktor dari dalam diri siswa)

Faktor internal adalah keadaan atau kondisi jasmani dan

rohani siswa. Faktor internal siswa adalah:

1) Aspek fisiologis

Kondisi jasmani dan tonus (tegangan otot) yang

memadai tingakat organ-organ tubuh dan sendi-sendinya

dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam

mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah

apabila serta pusing-pusing dapat menurunkan ranah cipta

(kognitif) sehingga materi yang dipelajarinya pun kurang

atau tidak berbekas. Untuk dipelajarinya pun kurang atau

tidak terbatas. Mempertahankan tonus, jasmani agar tetap

bugar siswa dianjurkan mengkonsumsi minuman yang

bergizi. Selain itu juga siswa dianjurkan memilih pola

istirahat dan olahraga ringan.

2) Aspek psikologis

Yang termasuk psikologis yang dapat

mempengaruhi kulitas dan kuantitas perolehan

pembelajaran siswa. Namun diantara faktor-faktor

rohaniah siswa siswa yang pada umumnya dipandang

lebih esensial itu adalah tingkat kecerdasan atau

(27)

b. Faktor Eksternal (faktor dari luar diri siswa)

Faktor Eksternal adalah kondisi lingkungan sekitar siswa.

1) Lingkungan sosial

Lingkungan sosial sekolah, para staf guru, para staf

administrasi dan teman-teman sekelas yang mempengaruhi

semangat belajar seorang siswa. Para guru yang selalu

menunjukan sikap dan perilaku yang simpatik dan

memperlihatkan suri tauladan yang baik dan rajin

khususnya dalam belajar.

2) Lingkungan non sosial

Faktor yang termasuk lingkungan non sosial adalah gedung

sekolah dan letaknya rumah tempat tinggal keluarga siswa

dan alat-alat belajar keadaan cuaca dan waktu belajar

digunakan siswa.

3) Metode pembelajaran

a) Pengertian metode

Menurut Djamarah (2002:85) :

Pemilihan metode merupakan hal yang sangat penting perlu diperhatikan karena metode adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan. Dengan memanfaatkan metode secara akurat, guru akan mampu mencapai tujuan pembelajaran.

Menurut Djamarah (2002:85-93), pemilihan dan

(28)

(1) Nilai strategi dan metode

Didalam proses pembelajaran sering terjadi

interaksi edukatif antara anak didik dan guru.

Pengalaman membuktikan bahwa kegagalan

pembelajaran salah satunya disebabkan oleh

pemilikan metode yang kurang tepat. Oleh karena

itu metode adalah salah satu cara yang memilliki

nilai strategis dalam kegiatan belajar mengajar.

Nilai strategis dari metode adalah dapat

mempengaruhi jalannya pembelajaran.

(2) Efektivitas penggunaan metode

Penggunaan metode yang tidak sesuai

dengan tujuan pembelajaran akan menjadikan

kendala dalam mencapai tujuan yang dirumuskan,

karena itu, efektivitas penggunaan metode dapat

terjadi bila ada kesesuain metode dengan semua

komponen pembelajaran yang telah

diprogramkan.

(3) Pentingnya pemilihan dan penentuan metode

Titik sentral yang harus dicapai oleh setiap

pembelajaran adalah tercapainya tujuan

pembelajaran. Apapun yang termasuk perangkat

(29)

untuk menunjang tercapainya tujaun guru sebagai

salah satu sumber belajar berkewajiban

menyediakan lingkungan belajar yang kreatif bagi

kegiatan belajar anak didk dikelas

b) Pengertian pembelajaran

Menurut Sagala (2006:61),”Pembelajaran ialah

membelajarkan siswa dengan menggunakan asas

pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu

utama kebersilan pendidikan. Sedangkan Riyanto

(2002:57) berpendapat bahwa pembelajaran adalah

“suatu proses eksperimantasi.” Selalu harus ada yang

dipelajari dan arena adanya pengalaman-pengalaman

baru. Menurut Djamarah (2002:62),”Dalam

mengajarkan guru harus pandai menggunakan

pendekatan secara aktif, secara arif dan bijaksana.”

Menurut Sagala (2006:68) :

Pembelajaran merupakan aktivitas guru dalam memilih kegiatan pembelajaran, hal tersebut dibuat karena adanya kebutuhan untuk menyakinkan 1) adanya alasan untuk belajar, 2) siswa belum mengetahui apa yang akan diajarkan, oleh karena itu guru menetapkan hasil-hasil belajar dan tujuan yang akan dicapai.

Menurut Mulyana (2005:100) :

(30)

dan umumnya pelaksanaan pembelajaran mencakup 3 hal yaitu pre tes, proses dan post tes.

Keberhasilan pembelajaran IPS diukur dari keberhasilan siswa

yang mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut dan dipengaruhi beberapa

faktor antara lain: faktor guru, faktor materi pelajaran, faktor lingkungan,

faktor metode pengajaran, dan faktor lainnya termasuk siswa itu sendiri.

Keberhasilan tersebut dapat diamati dari beberapa sisi banyaknya soal

yang mampu dikerjakan dengan betul, maka tingginya pemahaman dan

penguasaan siswa dalam suatu pelajaran dan makin banyak soal yang

mampu dikerjakan dengan benar diharapkan makin tinggi tingkat

keberhasilan pembelajaran tersebut.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa metode

pembelajaran adalah suatu cara yang digunakan oleh guru dalam proses

pelajaran IPS, maka dengan metode pembelajaran yang sesuai siswa akan

bersemangat dan suasana kelas akan lebih hidup, sehingga prestasi yang

akan dicapai memuaskan.

Pengaruh lingkungan ini pada umumnya bersifat positif dan tidak

memberikan paksaan kepada individu. Menurut Slameto (1995:60) faktor

ekstern yang dapat mempengaruhi belajar adalah “keadaan keluarga,

keadaan sekolah dan lingkungan masyarakat.” Menurut Arikunto dalam

Dimyati & Mudjiono (2009:200-201) prestasi belajar mempunyai

(31)

a. Untuk diagnostik dan pengembangan. b. Untuk seleksi.

c. Untuk kenaikan kelas.

d. Untuk penempatan.

Dengan demikian dapat dikatakan lingkungan membentuk

kepribadian anak, karena dalam pergaulan sehari-hari seorang anak akan

selalu menyesuaikan dirinya dengan kebiasaan-kebiasaan lingkungannya.

Oleh karena itu, apabila seorang siswa bertempat tinggal di suatu

lingkungan temannya yang rajin belajar maka kemungkinan besar hal

tersebut akan membawa pengaruh pada dirinya, sehingga ia akan turut

belajar sebagaimana temannya.

B. Mind Mapping

1. Definisi Mind Mapping

Barbara Prashing mengemukakan Mind Mapping dipopulerkan oleh

Tony Buzan pada tahun 1970-an, aslinya diciptakan oleh Gelb.

Michael Gelb dalam Buzan (2007:179-181):

Mind Mapping dapat diartikan sistem revolusioner dalam perencanaan dan pembuatan catatan yang telah mengubah hidup jutaan orang di seluruh dunia. Pembuatan Mind Mapping didasarkan pada cara kerja alamiah otak dan mampu menyalakan percikan-percikan kreatifitas dalam otak karena melibatkan kedua belahan otak kita.

Menurut Porter & Hernacki (2008:152-159) :

Mind Mapping juga dapat disebut dengan peta pemikiran. Mind Mapping juga merupakan metode mencatat secara menyeluruh

dalam satu halaman. Mind Mapping menggunakan

pengingat-pengingat visual dan sensorik dalam suatu pola dari ide-ide yang

(32)

menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk kesan pada otak.

Metode Mind Mapping adalah metode baru untuk mencatat yang

bekerjanya disesuaikan dengan bekerjanya dua belah otak (otak kiri dan

otak kanan). Metode ini mengajarkan untuk mencatat tidak hanya

menggunakan gambar atau warna. Tony Buzan mengemukakan “your

brain is like a sleeping giant, hal itu disebabkan 99% kehebatan otak

manusia belum dimanfaatkan secara optimal.”

Table 1.1

Tabel penggunaan otak pada Mind Mapping

Otak Kiri Otak Kanan

1. Tulisan

2. Urutan Penulisan

3. Hubungan Antar Kata

Warna

Gambar

Dimensi

Mind Mapping adalah cara mencatat yang kreatif, efektif dan secara

harfiah akan memetakan pikiran-pikiran Mind Mapping juga merupakan

peta rute yang memudahkan ingatan dan memungkinkan untuk menyusun

fakta dan pikiran, dengan demikian cara kerja alami otak dilibatkan sejak

awal. Ini berarti mengingat informasi akan lebih mudah dan lebih bisa

diandalkan daripada menggunakan teknik mencatat tradisional. Selain itu

Mind Mapping adalah sistem penyimpanan, penarikan data dan akses yang

luar biasa untuk perpustakaan raksasa dalam otak manusia yang

(33)

Mind Mapping bertujuan membuat materi pelajaran terpola secara

visual dan grafis yang akhirnya dapat membantu merekam, memperkuat,

dan mengingat kembali informasi yang telah dipelajari. Mind Mapping

adalah satu teknik mencatat yang mengembangkan gaya belajar visual.

Mind Mapping memadukan dan mengembangkan potensi kerja otak yang

terdapat di dalam diri seseorang. Dengan adanya keterlibatan kedua

belahan otak maka akan memudahkan seseorang untuk mengatur dan

mengingat segala bentuk informasi, baik secara tertulis maupun secara

verbal. Adanya kombinasi warna, simbol, bentuk dan sebagainya

memudahkan otak dalam menyerap informasi yang diterima.

Mind Mapping yang dibuat oleh siswa dapat bervariasi pada setiap

materi. Hal ini disebabkan karena berbedanya emosi dan perasaan yang

terdapat dalam diri siswa setiap saat. Suasana menyenangkan yang

diperoleh siswa ketika berada di ruang kelas pada saat proses belajar akan

mempengaruhi penciptaan peta pikiran. Dengan demikian, guru

diharapkan dapat menciptakan suasana yang dapat mendukung kondisi

belajar siswa terutama dalam proses pembuatan Mind Mapping. Proses

belajar yang dialami seseorang sangat bergantung kepada lingkungan

tempat belajar. Jika lingkungan belajar dapat memberikan sugesti positif,

maka akan baik dampaknya bagi proses dan hasil belajar, sebaliknya jika

lingkungan tersebut memberikan sugesti negatif maka akan buruk

(34)

2. Kegunaan Mind Mapping

Menurut Michael Michalko dalam Buzan (2009:6), metode Mind

Mapping dapat dimanfaatkan atau berguna untuk berbagai bidang

termasuk bidang pendidikan. Kegunaan metode Mind Mapping dalam

bidang pendidikan, khususnya pada Sekolah Menengah Pertama kelas VIII

antara lain:

a. Memberi pandangan menyeluruh pokok masalah.

b. Memungkinkan kita merencanakan rute atau kerangka pemikiran

suatu karangan.

c. Mengumpulkan sejumlah besar data disuatu tempat.

d. Mendorong pemecahan masalah dengan kreatif.

Selain itu menurut Buzan (2009:54-130) metode Mind Mapping dapat

bermanfaat untuk :

1) Merangsang bekerjanya otak kiri dan kanan secara sinergis.

2) Membebaskan diri dari seluruh jeratan aturan ketika mengawali

belajar.

3) Membantu seseorang mengalirkan diri tanpa hambatan. 4) Membuat rencana atau kerangka cerita.

5) Mengembangkan sebuah ide.

6) Membuat perencanaan sasaran pribadi. 7) Memulai usaha baru.

8) Meringkas isi sebuah buku. 9) Fleksibel.

10)Dapat memusatkan perhatian.

11)Meningkatkan pemahaman.

12)Menyenangkan dan mudah diingat.

3. Cara Membuat Mind Mapping

Buzan (2009:14), sarana dan prasarana untuk membuat Mind

Mapping adalah :

a. Kertas kosong tak bergaris. b. Pena dan pensil warna. c. Otak.

(35)

Buzan (2009:15-16), membuat Mind Mapping membutuhkan

imajinasi atau pemikiran, adapun cara pembuatan Mind Mapping adalah:

1) Mulailah dari tengah kertas kosong.

2) Gunakan gambar (simbol) untuk ide utama. 3) Gunakan berbagai warna.

4) Hubungan cabang-cabang utama ke gambar pusat.

5) Buatlah garis hubung yang melengkung. 6) Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis.

7) Gunakan gambar.

Dalam membuat Mind Mapping juga diperlukan keberanian dan

kreativitas yang tinggi. Variasi dengan huruf capital, warna, garis bawah

atau simbol-simbol yang menggambarkan poin atau gagasan utama.

Menghidupkan Mind Mapping yang telah dibuat akan lebih mengesankan.

Membuat Mind Mapping yang terdapat didalam (http://astutimin

.wordpress.com/20/09/11/26/meningkatkan-hasil-belajar-dan-kreativitas

siswa-melalui-pembelajaran-berbasis-peta-pikiran-mind-mapping/) Tony

Buzan telah menyusun sejumlah aturan yang harus diikuti agar Mind

Mapping yang dibuat dapat memberikan manfaat yang optimal. Berikut

adalah ringkasan dari Law of MM:

a) Kertas: polos dengan ukuran minimal A4 dan paling baik adalah ukuran A3 dengan orientasi horizontal (Landscape). Central Topic diletakkan ditengah-tengah kertas dan sedapat mungkin berupa Image dengan minimal 3 warna.

b) Garis: lebih tebal untuk BOIs dan selanjutnya semakin jauh dari pusat garis akan semakin tipis. Garis harus melengkung (tidak boleh garis lurus) dengan panjang yang sama dengan panjang kata atau image yang ada di atasnya. Seluruh garis harus tersambung ke pusat.

(36)

d) Image: gunakan sebanyak mungkin gambar, kode, simbol, grafik, table dan ritme karena lebih menarik serta mudah untuk diingat dan dipahami. Kalau memungkinkan gunakan Image yang 3 Dimensi agar lebih menarik lagi.

e) Warna: gunakan minimal 3 warna dan lebih baik 5 – 6 warna. Warna berbeda untuk setiap BOIs dan warna cabang harus mengikuti warna BOIs.

f) Struktur: menggunakan struktur radian dengan sentral topic

[image:36.595.154.513.291.520.2]

terletak di tengah-tengah kertas dan selanjutnya cabang-cabangnya menyebar ke segala arah. BOIs umumnya terdiri dari 2 – 7 buah yang disusun sesuai dengan arah jarum jam dimulai dari arah jam 1.

Gambar 2.1

Contoh Aplikasi Mind Mapping

Aplikasi Mind Mapping dalam Pembelajaran Dalam tahap aplikasi,

terdapat empat langkah yang harus dilakukan proses pembelajaran berbasis

Mind Mapping, yaitu:

(37)

Master Mind Map® yang merupakan rangkuman dari seluruh topik yang akan diajarkan selama satu Semester yang biasanya sudah ada dalam Silabus. Dengan demikian, sejak awal siswa sudah mengetahui topik apa saja yang akan dipelajarinya sehingga membuka peluang bagi siswa yang aktif untuk mempelajarinya lebih dahulu di rumah atau di perpustakaan.

b) Preview: Tinjauan Awal merupakan lanjutan dari Overview

sehingga gambaran umum yang diberikan setingkat lebih detail daripada Overview dan dapat berupa penjabaran lebih lanjut dari Silabus. Dengan demikian, siswa diharapkan telah memiliki pengetahuan awal yang cukup mengenai sub-topik dari bahan sebelum pembahasan yang lebih detail dimulai. Khusus untuk

bahan yang sangat sederhana, langkah Preview dapat dilewati

sehingga langsung masuk ke langkah Inview.

c) Inview: Tinjauan Mendalam yang merupakan inti dari suatu proses pembelajaran, di mana suatu topik akan dibahas secara

detail, terperinci dan mendalam. Selama Inview ini, siswa

diharapkan dapat mencatat informasi, konsep atau rumus penting beserta grafik, daftar atau diagram untuk membantu siswa dalam memahami dan menguasai bahan yang diajarkan.

d) Review: Tinjauan Ulang dilakukan menjelang berakhirnya jam pelajaran dan berupa ringkasan dari bahan yang telah diajarkan serta ditekankan pada informasi, konsep atau rumus penting yang harus diingat atau dikuasai oleh siswa. Hal ini akan dapat membantu siswa untuk fokus dalam mempelajari-ulang seluruh bahan yang diajarkan di sekolah pada saat di rumah. Review dapat juga dilakukan saat pelajaran akan dimulai pada pertemuan berikutnya untuk membantu siswa mengingatkan kembali bahan yang telah diajarkan pada pertemuan sebelumnya.

4. Indikator Mind Mapping

Menurut Tony Buzan (2009:6), indikator Mind Mapping sebagai

berikut :

a. merencanakan, b. berkomunikasi, c. menjadi lebih kreatif, d. menyelesaikan masalah, e. memusatkan perhatian,

f. menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran, g. mengingat dengan lebih baik

(38)

5. Kelebihan dan Kelemahan

a. Kelebihan metode Mind Mapping dalam (http://mahmmudin.

wordpress.com/2009/12/01/pembelajaran-berbasis-peta-pikiran-mind-mapping/) sebagai berikut:

1) Dapat mengemukakan pendapat secara bebas.

2) Dapat bekerjasama dengan teman lainnya

3) Catatan lebih padat dan jelas

4) Lebih mudah mencari catatan jika diperlukan.

5) Catatan lebih terfokus pada inti materi

6) Mudah melihat gambaran keseluruhan

7) Membantu Otak untuk : mengatur, mengingat, membandingkan

dan membuat hubungan

8) Memudahkan penambahan informasi baru

9) Pengkajian ulang bisa lebih cepat

10)Setiap peta bersifat unik

b. Kelemahan pembelajaran metode Mind mapping :

1) Hanya siswa yang aktif yang terlibat.

2) Tidak sepenuhnya murid yang belajar

3) Mind map siswa bervariasi sehingga guru akan kewalahan

(39)

C. Keaktifan Belajar

1. Pengertian Keaktifan

Menurut Mc Keachie dalam Dimyati dan Mujiono (1999:45)

berkenaan dengan prinsip keaktifan mengemukakan bahwa “individu

merupakan manusia belajar yang selalu ingin tahu.”

Menurut Sriyono (1992:75),”Keaktifan adalah pada waktu guru

mengajar ia harus mengusahakan agar murid-muridnya aktif jasmani

maupun rohani.” Menurut Sagala (2006:124-134), keaktifan jasmani

maupun rohani itu meliputi antara lain:

a. Keaktifan indera : pendengaran, penglihatan, peraba dan lain-lain.

Murid harus dirangsang agar dapat menggunakan alat inderanya

sebaik mungkin.

b. Keaktifan akal : akal anak-anak harus aktif atau diaktifkan untuk

memecahkan masalah, menimbang-nimbang, menyusun pendapat dan

mengambil keputusan.

c. Keaktifan ingatan : pada waktu mengajar, anak harus aktif menerima

bahan pengajaran yang disampaikan guru dan menyimpannya dalam

otak, kemudian pada suatu saat ia siap mengutarakan kembali.

d. Keaktifan emosi : dalam hal ini murid hendaklah senantiasa berusaha

mencintai pelajarannya.

Menurut Sudjana (1988:72), mengemukakan keaktifan siswa

dalam mengikuti proses belajar mengajar dapat dilihat dalam :

a. Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya.

(40)

c. Bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya.

d. Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk

memecahkan masalah.

e. Melatih diri dalam memecahkan masalah atau soal.

f. Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperoleh.

Menurut Paul. B. Diedrich dalam Rohani (1991:8-9)

mengklasifikasikan aktifitas menjadi :

a. Visual activities, seperti : membaca, melihat gambar, percobaan,

mengamati pekerjaan orang lain.

b. Oral activities, seperti : menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi

saran, diskusi.

c. Listening activities, seperti : mendengarkan uraian, percakapan,

musik, pidato.

d. Writing activities, seperti : menulis, keterangan, laporan.

e. Drawing activities, seperti : menggambar, membuat grafik, peta,

diagram.

f. Motor activities, seperti : melakukan percobaan, membuat konstruksi.

g. Mental activities, seperti : menanggapi, mengingat-ingat,

memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan, mengambil

keputusan.

h. Emotional activities, seperti : menaruh minat, merasa bosan, gembira,

bersemangat, bergairah, berani, tenang, dan gugup.

Melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran IPS sangat

(41)

menuntut kreativitas siswa aktif. Siswa sebagai subyek didik adalah yang

merencanakan dan ia sendiri yang melaksanakan belajar.

Untuk menarik keterlibatan siswa dalam pembelajaran guru harus

membangun hubungan baik yaitu dengan menjalinan rasa simpati dan

saling pengertian. Membina hubungan baik bisa mempermudahkan

pengelolaan kelas dan memperpanjang waktu.

2. Indikator Keaktifan

Keaktifan belajar dalam (http://ardhana12.wordpress.com

/2009/01/20/indikator-keaktifan-siswa-yang-dapat-dijadikan-penilaian-dalam-ptk-2/) dapat dilihat dari :

a. Perhatian siswa terhadap penjelasan guru

b. Kerjasamanya dalam kelompok

c. Kemampuan siswa mengemukakan pendapat dalam kelompok ahli

d. Kemampuan siswa mengemukakan pendapat dalam kelompok asal

e. Memberi kesempatan berpendapat kepada teman dalam kelompok

f. Mendengarkan dengan baik ketika teman berpendapat

g. Memberi gagasan yang cemerlang

h. Membuat perencanaan dan pembagian kerja yang matang

i. Keputusan berdasarkan pertimbangan anggota yang lain

j. Memanfaatkan potensi anggota kelompok

(42)

D. Hubungan Antar Variabel

1. Hubungan Metode Mind Mapping (X1) dan Prestasi Belajar (Y)

Menurut Silberman (2001:181),”Pemetaan pemikiran adalah cara

kreatif bagi peserta didik secara individual untuk menghasilkan ide-ide,

mencatat pelajaran, atau merencanakan penelitian baru.” Dengan

memerintahkan peserta didik membuat peta pikiran memudahkan mereka

untuk mengidentifikasi secara jelas dan kreatif apa yang telah mereka

pelajari dan apa yang sedang mereka rencanakan.

Mind Mapping memungkinkan siswa lebih fokus pada pokok

bahasan, memberi gambaran yang jelas keseluruhan dan perincian pokok

bahasan yang dipelajari. Pola pikir siswa akan lebih berkembang dengan

memunculkan ide-ide dalam proses pembelajaran IPS. Sehingga metode

Mind Mapping dapat meningkatkan prestasi belajar siswa mengalami

peningkatan.

2. Hubungan Keaktifan (X2) dan Prestasi Belajar (Y)

Dalam proses belajar yang sedang berlangsung di kelas melibatkan

siswa dan menuntut siswa untuk melakukan aktivitas belajar. Para siswa

dituntut untuk mendengarkan, memperhatikan, dan mencerna pelajaran

yang disampaikan oleh guru. Selain itu siswa harus aktif bertanya kepada

guru tentang hal-hal yang belum jelas. Siswa harus lebih kritis, kreatif dan

lebih perhatian dalam menerima pelajaran / materi yang disampaikan oleh

guru. Begitu juga sebaliknya guru juga harus memberikan

(43)

kelas yang menimbulkan keaktifan siswa sehingga akan tercipta proses

belajar yang baik dan akan membuat interaksi di dalam kelas yang dapat

meningkatkan keaktifan dan prestasi anak didiknya.

Keaktifan merupakan hal yang sangat penting dalam peningkatan

prestasi belajar siswa, karena di dalam proses kegiatan belajar mengajar

tanpa adanya keaktifan siswa, maka belajar tidak akan mencapai hasil

yang maksimal. Siswa yang aktif dalam belajar akan mendapatkan prestasi

yang baik dibandingkan siswa yang kurang aktif dalam belajar. Dengan

demikian keaktifan siswa sangat diperlukan dalam kegiatan belajar

mengajar, karena segala sesuatu tidak akan tercapai secara maksimal bila

setiap individu tidak aktif dalam melaksanakan suatu kegiatan.

3. Hubungan Metode Mind Mapping (X1), Keaktifan (X2) dan Prestasi

Belajar (Y)

Otak yang berpengetahuan tinggi secara mental, dan karenanya

berpikir fleksibel, akan melihat jauh lebih banyak kesempatan untuk

mengiterpretasikan pertanyaan secara kreatif, dan karenanya akan lebih

banyak menghasilkan ide-ide yang lebih berkualitas. Jutaan orang

diseluruh dunia menggunakan Mind Mapping setiap hari untuk membantu

mereka. Ada yang menggunakannya agar mereka bisa membuat

perencanaan yang lebih baik atau menjadi pembicara yang lebih percaya

diri, sementara ada juga yang menggunakan Mind Mapping untuk

(44)

Keberhasilan pembelajaran dipengaruhi oleh faktor individu dan

faktor sosial. Yang termasuk faktor individu diantaranya adalah keaktifan

belajar. Keaktifan siswa dalam belajar sangat mempengaruhi prestasi

belajar apabila siswa tidak aktif bertanya, mengerjakan soal, berdiskusi

maka siswa itu akan mendapatkan prestasi yang bagus, sebaliknya siswa

yang aktif akan mendapatkan prestasi yang memuaskan. Sehingga

keaktifan belajar diperlukan untuk meningkatkan prestasi belajar dalam

aspek kognitif, affektif dan psikomotorik.

Mind Mapping akan lebih meningkatkan keaktifan siswa untuk

membaca, berpikir, bertanya dan aktif dalam belajar IPS. Prestasi belajar

siswa akan meningkat jika siswa aktif dalam proses pembelajaran IPS, dan

akan mendapatkan hasil yang maksimal

E. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan kajian teoristis sebagaimana telah dipaparkan dimuka,

maka dalam penyusunan penelitian ini penulis mengajukan anggapan dasar

[image:44.595.152.508.602.706.2]

atau kerangka pemikiran sebagai berikut :

Gambar 3.1 Kerangka Pemikiran

Metode Mind Mapping

(X1)

Keaktifan Belajar (X2)

(45)

Keterangan :

1. Variabel Independen (variabel bebas)

yaitu variabel yang merupakan rangsangan untuk mempengaruhi variabel

yang lain. Yang menjadi variabel bebas adalah :

a) Metode Mind Mapping (X1)

b) Keaktifan Belajar (X2)

2. Variabel Dependen (variable terikat)

yaitu suatu jawaban atau hasil dari perilaku yang dirangsang. Dalam hal

ini yang menjadi variabel terikat adalah : Prestasi Belajar (Y).

F. Hipotesis

Menurut Arikunto (2005:64) Hipotesis berasal dari penggunaan kata

Hypo” yang artinya “Dari bawah” dan kata “Thesa” yang artinya

“Kebenaran” Hipotesis adalah anggapan dasar mengenai satu teori yang

bersifat sementara, yang kebenarannya masih perlu diuji dibawah kebenaran

atau tidaknya peneliti perlu mengadakan penelitian.

Dari landasan teori dan kerangka pemikiran yang telah diuraikan,

maka dapat dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1. Terdapat pengaruh metode Mind Mapping terhadap prestasi belajar IPS

(46)

2. Terdapat pengaruh keaktifan belajar siswa terhadap prestasi belajar IPS

pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 5 Surakarta

3. Terdapat pengaruh metode Mind Mapping dan keaktifan belajar siswa

terhadap prestasi belajar IPS pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 5

(47)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang artinya penelitian yang

berusaha mendiskripsikan suatu gejala peristiwa dan kejadian pada saat

sekarang serta mengungkapkan data yang telah berlangsung tanpa

mempengaruhi variabel terikat.

Berdasarkan sifatnya yaitu mencoba mengungkapkan suatu fenomena

dengan menggunakan dasar perhitungannya atau data kualitatif yang

diangkakan. Maka jenis penelitian ini adalah kuantitatif, dimana data yang

diperoleh berasal dari angket, maka penelitian ini merupakan penelitian

survey.

B. Obyek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 5 Surakarta.

C. Populasi, Sampel, dan Sampling

1. Populasi

Menurut Arikunto (2002:108) “Populasi adalah keseluruhan kelompok

orang atau kejadian atau hal minat yang diinvestigasi.” Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 5

Surakarta yang berjumlah 200 siswa.

(48)

2. Sampel

Menurut Arikunto (2005:105) “Sampel adalah sebagian atau

wakilpopulasi yang diteliti.” Menurut Arikunto (2006:134) menyatakan

bahwa untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subyeknya kurang dari 100

orang diambil semua, sehingga penelitianberupa penelitian populasi.

Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10-25%.

Dalam penelitian ini menggunakan sample sebanyak 50 siswa dari 200

siswa populasi di SMP Muhammadiyah 5 Surakarta.

3. Sampling

Menurut Hadi (1993:75) “sampling adalah cara yang digunakan untuk

mengambil sampel.” Menurut Djarwanto PS dan Subagyo (1996:114) ada

dua cara pengambilan sample yaitu :

a. Random Sampling

Adalah teknik pengambilan sampel dimana semua individu dalam

populasi baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama diberi

kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai anggota sampel. Cara

pengambilan sampel dengan random ada tiga cara yaitu:

1) Cara Undian : Cara ini dilakukan sebagaimana kita melakukan

undian.

2) Cara Ordinal : Cara ini dilakukan dengan jalan mengambil jumlah

subjek yang diperlukan dengan mengambil urutan dari atas ke

(49)

3) Cara Randomisasi : Cara ini di lakukan dengan bantuan tabel

random yang umumnya terdapat pada buku-buku statistik

b. Non Random Sampling

Adalah cara pengambilan sampel yang tidak semua anggota populasi

diberi kesempatan untuk dipilih sebagai sample. Macam-macam non

random sampling adalah sebagai berikut:

1) Quota Sampling

Sampel diambil berdasarkan pertimbangan tertentu dari penyidik.

2) Purposive Sampling

Dalam Purposive sampling pemilihan sekelompok subyek

didasarkan atas ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang dipandang

mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat

populasi yang sudah diketahui.

3) Double Sampling

Pengambilan sampling yang menguasakan adanya sampel kembar.

4) Proporsional Sampling

Teknik ini menghendaki cara pengambilan sampel tiap-tiap sub

populasi dengan memperhatikan besar kecilnya sub-sub populasi

(50)

5) Stratified Sampling

Teknik ini biasanya digunakan apabila populasi terdiri dari susunan

kelompok-kelompok yang bertingkat-tingkat.

Teknik pengambilan sampling sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah menggunakan sample random sampling dengan

cara undian, cara ini dilakukan sebagaimana kita melakukan undian.

Semua individu dalam populasi baik secara sendiri-sendiri atau

bersama-sama diberi kesempatan yang sama untuk menjadi anggota

sampel.

D. Instrumen Pengumpulan Data

1. Pembuatan kisi-kisi angket

Sebelum dilakukan penyusunan angket tertulis dibuat dahulu

konsep yang berupa kisi-kisi angket yang disusun dalam suatu tabel,

kemudian dijabarkan dalam aspek dan indikator yang sesuai dengan tujuan

penelitian yang akan dicapai. Dari aspek dan indikator tersebut kemudian

dijadikan landasan penyusunan kisi-kisi angket.

[image:50.595.160.518.670.755.2]

Adapun kisi-kisi angket adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1.

Kisi-kisi angket keaktifan belajar mata pelajaran IPS

Variabel Indikator Item Metode Mind

Mapping

a. merencanakan

b. berkomunikasi c. menjadi lebih kreatif d. menyelesaikan masalah

e. memusatkan perhatian

(51)

f. menyusun dan menjelaskann pikiran-pikiran

g. mengingat dengan baik h. belajar lebih cepat dan efisien i. melatih ”gambar keseluruhan” Keaktifan

Belajar

a. perhatian siswa terhadap penjelasan

guru

b. kerjasamanya dalam kelompok

c. kemampuan siswa mengemukakan

pendapat dalam kelompok ahli

d. kemampuan siswa mengemukakan

pendapat dalam kelompok asal

e. memberi kesempatan berpendapat

kepada teman dalam kelompok

f. mendengarkan dengan baik ketika

teman berpendapat

g. memberi gagasan yang cemerlang

h. membuat perencanaan dan pembagian

kerja yang matang

i. kepetusan berdasarkan pertimbangan

kerja yang matang

j. memanfaatkan potensianggota

kelompok

k. saling membantu dan menyelesaikan

masalah

1-12

2. Penyusunan Angket

Setelah kisi-kisi angket dibuat maka item-item pertanyaan disertai

dengan alternatif jawaban kemudian disusun pedoman pengisian angket.

Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa angket merupakan alat

pengumpul data yang berupa daftar pertanyaan atau isian yang harus diisi

oleh responden. Setelah selesai dijawab data disusun untuk diolah sesuai

dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, kemudian disajikan

(52)

3. Menentukan Skor Angket

Menurut Nawawi (2005:242),”Skoring variabel metode mind

mapping dan keaktifan belajar siswa untuk tiap-tiap alternatif jawaban

adalah:

Item pertanyaan atau pernyataan positif adalah:

Jawaban alternatif a (terbaik) :4

Jawaban alternatif b (cukup baik) :3

Jawaban alternatif c (buruk) :2

Jawaban alternatif d (terburuk) :1

Item pertanyaan atau pernyataan negatif adalah:

Jawaban alternatif a (terbaik) :1

Jawaban alternatif b (cukup baik) :2

Jawaban alternatif c (buruk) :3

Jawaban alternatif d (terburuk) :4

4. Uji Coba Angket

Uji coba angket digunakan untuk mengetahui apakah soal yang

akan diberikan kepada responden valid atau tidak valid & digunakan untuk

menguji apakah data tersebut variabel. Uji coba (try out) dilaksanakan

terhadap siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 5 Surakarta tahun

pelajaran 2009/2010 yang tidak menjadi anggota sampel.

5. Uji Validitas Item

Menurut Arikunto (1988:138) Uji Validitas adalah “suatu

ukuran-ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan dan keaslian suatu

(53)

Rumus yang digunakan adalah Pearson Product Moment:

rxy =

∑ ∑

− − − 2 2 2 2 ) ( )( ) ( ( ) )( ( Y Y N X NY Y X XY N Dimana:

rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Variabel Y

X2 = Jumlah kuadrat dari X

Y2 = Jumlah kuadrat dari Y

XY = Jumlah koofisien korelasi antara variabel X dan Y

X = Jumlah tiap faktor

Y = Jumlah seluruh faktor

N = Jumlah subyek

Karena dengan angka kasar relatif lebih mudah dan dapat

menghindari angka pecahan. Menurut Arikunto (1998:208), ”mengenai

perhitungan korelasinya berdasarkan ketentuan bahwa rxy > rtabel taraf

signifikan 5% berarti item atau butir soal valid dan sebaliknya bila rxy <

rtabel 5% maka butir soal tidak valid sekaligus tidak memenuhi prasyarat.”

6. Uji Reliabilitas Item

Reliabilitas menunjukkan pada suatu instrument cukup dapat

dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena

instrument tersebut sudah baik. Dalam penelitian ini mengukur reliabilitas

angket digunakan teknik belah dua melalui cara membelah data dengan

item-item nomor genap dan ganjil. Kemudian mencari korelasi antara

masing-masing belahan item tersebut dengan menggunakan teknik korelasi

(54)

realibilitas dengan menggunakan rumus Sperman Bown, dikutip Hadi

yaitu sebagai berikut:

r11 = =

Keterangan :

r11 = koefisien reliabilitas yang dicari

r1/21/2 = rxy yang disebutkan sebagai indeks korelasi antara dua belahan

yang dicari. Arikunto (2006:276),”Adapun interprestasi besarnya

koefisien korelasi digunakan ketentuan yang sama yaitu:

a) Antara 0,800 sampai 1,000 = sangat tinggi

b) Antara 0,600 sampai 0,800 = tinggi

c) Antara 0,400 sampai 0,600 = cukup tinggi

d) Antara 0,200 sampai 0,400 = rendah

e) Antara 0,100 sampai 0,200 = sangat rendah

Sedangkan menurut Ghozali (2005: 42) ”Dikatakan reliabel jika

angka korelasi yang diperoleh > 0,6 taraf signifikansi 5% dikatakan tidak

reliabel jika angka korelasi <0,6”.

E. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan bentuk penelitian dan sumber data yang

dimanfaatkan, maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam

(55)

1. Test

Test hasil belajar siswa untuk mengetahui sejauh mana kemampuan

siswa dalam menerima bahan ajar atau materi untuk mengetahui

peningkatan prestasi belajar IPS siswa setelah dilakukan tindakan.

Test yang akan dilakukan penulis adalah :

Tes pembuatan Mind Mapping ini dilakukan untuk mengetahui

kepahaman tentang Mind Mapping. ”Mind Mapping yang baik akan selalu

menggunakan kata kunci dan gambar. Untuk memperkuat aspek

kreativitas dan merangsang daya ingat yang kuat perlu digunakan warna

yang beragam. Ini berguna untuk membedakan antar penjelasan yang satu

dengan yang lain. Selain itu dapat pula ditambahkan kode-kode tertentu

sesuai kenyamanan pembuat mind mapping apakah berupa simbol atau

bentuk-bentuk tertentu seperti kotak, lingkaran, segitiga dan lain-lain.”

Mind Mapping dibuat dan digambar secara bebas, maka dapt

digunakan untuk memberi penekanan tertentu untuk membedakan mana

inti topik dan mana penjelasannya. Termasuk bisa dibedakan tingkat

kepentingan antar informasi. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan

hirarki berupa huruf atau angka. Beberapa orang memberikan nomor

untuk setiap cabang utama mind mapping-nya. Sebagian lain

menggunakan hierarki yang menunjukan urutan dari penjelasan. Cara

memberi penekanan terhadap informasi tertentu dapat pula dilakukan

dengan membuat variasi huruf baik font maupun ukuran (size). Termasuk

(56)

cara ini, maka penekanan atas suatu subyek tidak hanya menyentuh aspek

logika berpikir, melainkan pula kelima panca indra lainnya. Bayangkan

jika informasi bisa dirasakan oleh seluruh indera, akan sulit sekali untuk

terlupa.

Menurut Buzan (2003:88-89),“selain aspek asosiasi dan penekanan,

mind mapping juga berfungsi memberi kejelasan atas informasi yang

dicatat dengan menggunakan batasan area, penggunaan garis, termasuk

penggunaan huruf yang berbeda-beda.”

Berdasarkan paparan diatas, penulis membuat kriteria mind

mapping yang baik adalah :

a. Mind Mapping harus mempunyai kata kunci atau gagasan pokok.

b. Menggunakan gambar untuk memperkuat kreativitas.

c. Menggunakan bermacam-macam warna, untuk merangsang daya ingat.

d. Menggunakan simbol, bentuk huruf atau ukuran huruf memperjelas

informasi tertentu.

2. Angket

Arikunto (2002:151) angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang

digunakan untuk memperolah informasi dari dari respondent dalam arti

laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahui. Metode angket

untuk mengetahui data variabel penelitian yaitu metode Mind Mapping

(57)

3. Dokumentasi

Menurut Arikunto (2006:154) “dokumentasi adalah mencari dan

mengumpulkan data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan,

transkrip, buku, surat kabar, majalah, agenda, dan sebagainya.” Metode

dokumensi digunakan untuk memperoleh data tentukan prestasi belajar

siswa.

F. Teknik Analisis Data

Instrument penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh

penelitian dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan

hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga

lebih mudah diolah. Menurut Arikunto (2006:160) “variasi jenis instrument

penelitian adalah angket, check-list atau daftar centang, pedoman wawancara

dan pedoman pengamatan.” Uji instrument akan diberikan pada siswa yang

merupakan bagian dari populasi penelitian. Instrument yang baik harus

memenuhi dua peryaratan penting yaitu valid dan reliable.

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat

kevalidan suatu instrument yang valid atau mempunyai validitas tinggi.

Namun sebaliknya instrument yang kurang valid memiliki validitas

(58)

Arikunto (2002:241) validitas diuji dengan rumus korelasi product

moment. Uji ini dilakukan dengan melihat korelasi atau skor

masing-masing pertanyaan.

Adapun rumus korelasi product moment

( )( )

( )

{

}

{

( )

}

− 2 2 2 2 : Y Y N X X N Y X XY N rxy Keterangan:

Rxy : Koefisien korelasi antara variable X dan variable Y

X : Skor item

Y : Skor total

N : Jumlah responden

Menurut Arikunto (2002:146), Jika rxy > rtabel pada taraf

signifikan 5% berarti item (butir soal) valid, sebaliknya bila rxy <

rtabel maka butir soal tidak valid sekaligus tidak memiliki

persyaratan.

2. Uji Reliabilitas

Menurut Arikunto (2006:178) “Uji reliabilitas adalah suatu

instrument cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai

pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik-baik.” Uji

reliabilitas menunjukan sejauh mana instrument dapat memberikan hasil

pengukuran yang konsisten apabila pengukuran dilakukan berulang-ulang.

Pengukuran reliabilitas tersebut dilakukan dengan menggunakan

(59)

⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ + = 2 / 1 . 2 / 1 2 1 2 1 11 1 ) ( 2 r r

r / ./

Keterangan :

r11 = koefisien reliabilitas yang dicari

r1/2 r1/2 = koefisien antara skor-skor setiap olahan tersebut

Jika rhitung > rtabel pada taraf signifikan 5% berarti item (butir soal)

reliable dan sebaliknya bila rhitung < rtabel pada taraf signifikan 55 maka

butir soal tersebut reliable sekaligus tidak memenuhi prasyarat.

G. Uji Prasyarat Analisa

1. Uji Normalitas

Uji normaltas digunakan untuk menguji asumsi yang diambil benar atau

menyimpang, langkahnya menurut formula Jorque Berra (JB) sebagai

berikut: ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ + − = 24 ) 3 ( 6 2 2 k S n JB Keterangan :

S = Skewnees (kemencengan)

K = Kurtosis (keruncingan)

Kesimpulan :

Jika JB < X2 (chi square table) maka data dinyatakan normal

(60)

2. Uji Linearitas

Uji lenearitas ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah model persamaan

linear yang kita peroleh cocok atau tidak. Perhitungannya menggunakan

rumus :

kres reg R R F =

Kesimpulan :

Jika nilai Fhitunng < Ftabel maka pengaruh variabel bebas dan terikat

berbentuk linear.

Jika nilai Fhitung > Ftabel maka pengaruh variabel bebas dan terikat tidak

berbentuk linear.

H. Analisis Data

1. Analisis regresi berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk meramalkan perubahan

variabel satu dengan variabel lain. Dalam regresi ini dilakukan untuk

menentukan prestasi belajar yang disebabkan oleh metode mind mapping

X1 dan keaktifan belajar X2. menurut Sugiono (2005:211), “dijelaskan

analisis regresi ganda dua predictor menggunakan persamaan garis

regresi” berikut:

Y = a + b1.x1 + b2.x2 + … + bk.xk

Dimana:

Y = Prestasi belajar

(61)

b = Koofesien korelasi

X1 = Kreativitas

X2 = Disiplin belajar

2. Pengujian Hipotesis

a. Uji F

Uji F digunakan untuk signifikasi pengaruh X1 dan X2 terhadap y

1) Perumusan Hipotesis

a) Ho: b1 :b2 = 0,berarti secara bersama-sama variabel

independent tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel

dependen.

b) Ha : b1 # b2 # 0, berarti secara bersam-sama variabel

independent mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

variabel dependen.

2) Penentuan level signifikan

tingkat signifikan (£) = 50%

derajat kebebasan pembilang = K

derajat kebebasan penyebut = n-k-1

3) Kriteria pengujian

a) Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak, yang berarti semua variabel

independent X1 dan X2 secara simultan berpengaruh terhadap

(62)

b) Fhitung < Ftabel maka ho diterima, yang secara statistic berarti

semua variabel independent (X1 dan X2) tidak berpengaruh

terhadap perubahan nilai variabel dependen.

4) Kesimpulan :

H0 diterima apabila –Ftabel≤ Fhitung≤ Ftabel

H0 ditolak apabila Fhitung≥ Ftabel

b. Uji t

Analisis uji t (t tes) ini digunakan untuk mengetahui signifikasi

variabel indenpeden (x) terhadap variabel dependen (Y) secara

individual.

1) Pengujian Hipotesis

a) Ho : b1 : b2 = 0, artinya tidak dapat terdapat pengaruh

variabel independent x1 (metode mind mapping)

terhadapvariabel dependen (y).

b) Ha : b1 ≠ b2 ≠ 0, artinya terdapat pebgaruh variabel

independent x1 terhadap variabel dependen (y)

c) Ho : b1 : b2 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh variabel

independent x2 (keaktifan belajar) terhadap variabel

dependen (y)

Daerah terima

Ftabel (α, k-1, n-k)

(63)

d) Ha : b1 ≠ b2 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh variabel

independent x2 (keaktifan belajar) terhadap variabel

dependen (y)

2) Menentukan level of signifikasi

Tingkat signifikan (£) = 5%, derajat kebebasan (dk) = n-k

t table = t £ / 2 (n-k)

n = jumlah sampel

Mencari nilai hitung dengan rumus:

Seb b t =

Gambar

Gambar 2.1 Mind Mapping
Gambar 3.1 Kerangka Pemikiran
Tabel 3.1. Kisi-kisi angket keaktifan belajar mata pelajaran IPS
Gambar 4.1.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan terhadap 33 orang responden yang merupakan anggota Koperasi Baytul Ikhtiar yang mendapatkan pembiayaan di sektor agribisnis pada

[r]

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis partisipasi Warga Desa Situ Udik terhadap Infaq Sodaqoh Rereongan Serumpi, menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi

[r]

III Desain Komunikasi Visual Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas.

III Desain Komunikasi Visual Fakultas Sastra dan Seni rupa Universitas Sebelas.

Hal ini juga ditemukan pada penelitian Ballerena (2012) yang dihasilkan bahwa ikan swanggi jantan lebih cepat mengalami matang gonad dibandingkan ikan swanggi

Tujuan pembelajaran kooperatif dilakukan dimana siswa belajar dan bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif dengan struktur