• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI METODE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Make A Match Pada Siswa Kelas Iv SD Negeri 3 Keden Tahun Pelajaran 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI METODE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Make A Match Pada Siswa Kelas Iv SD Negeri 3 Keden Tahun Pelajaran 2012/2013."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

i

Naskah Publikasi

Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat

Sarjana S-1

PURNAWAN YONET PUTRANTO NIM. A54B090058

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(2)
(3)
(4)

iv

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI METODE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI

3 KEDEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh

Purnawan Yonet Putranto*, A54B090058, Drs. H. Sofyan Anif, M.Si**, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013, xv+99 (termasuk lampiran)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui apakah metode make a match dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS pokok bahasan Koperasi siswa kelas IV semester 2 SD Negeri 3 Keden tahun pelajaran 2012/2013. Variabel yang menjadi sasaran dalam penelitian ini adalah prestasi belajar IPS, sedangkan variable tindakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode make a match. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas berlangsung 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan di kelas 4 SD Negeri 3Keden dengan jumlah siswa 25 anak. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasidan tes. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan yang pertama, ada peningkatan kualitas proses pembelajaran IPS setelah diadakan tindakan kelas dengan metode make a match. Hal ini ditunjukkan dari nilai hasil observasi. Pada siklus I nilai kegiatan guru 2,36 dengan kriteria cukup dan meningkat pada siklus II dengan nilai 3,00 dengan kriteria sangat baik. Sementara itu, nilai rata-rata kegiatan siswa pada siklus I nilainya 2,36 dengan kriteria cukup menigkat pada siklus II dengan nilai 9,08 degan kriteri sangat baik. Kedua, peningkatan prestasi belajar IPS pokok bahasan Koperasi pada siswa kelas IV SD Negeri 3 Keden. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari meningkatnya rata-rata nilai IPS dan siswa yang memperoleh nilai di atas KKM pada setiap siklusnya, yaitu: sebelum tindakan nilai rata-rata IPS adalah 6,29 dengan jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥6,75 ada 7 anak atau 28% dari jumlah siswa, setelah siklus I meningkat menjadi 6,84(meningkat 8,04%) dengan jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥6,75 ada 16 anak (meningkat 56,25%) atau 64% dari jumlah siswa, dan pada siklus II menjadi 7,47 (meningkat 8,40%) dengan jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥6,75 ada 22 anak (meningkat 27,27%) atau 88% dari jumlah siswa. Dengan demikian, penerapan metode make a match dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS pokok bahasan Koperasi pada siswa kelas IV SD Negeri 3 Keden tahun pelajaran 2012/2013.

Kata Kunci: Metode make a match, IPS, Prestasi belajar * : adalah penulis atau penyusun skripsi

(5)

A. PENDAHULUAN

Suatu kenyataan bahwa didalam proses belajar mengajar selalu ada para siswa yang memerlukan bantuan, baik dalam mencerna bahan pengajaran maupun dalam mengatasi kesulitan-kesulitan belajar mereka. Berbagai upaya pembenahan sistem pendidikan di Indonesia terus dilakukan, akibatnya muncul berupa peraturan pendidikan untuk saling melengkapi dan menyempurnakan pengaturan yang sudah tidak relevan lagi dengan kebutuhan saat ini.

Pada umumnya kondisi belajar mengajar yang diciptakan dan disediakan guru untuk keperluan pembelajaran memperlihatkan hasil belajar siswa masih rendah. Siswa diposisikan hanya sebagai pendengar ceramah guru dalam proses belajar mengajar, sehingga proses belajar mengajar cenderung membosankan. Motivasi belajar rendah dan menjadikan siswa malas belajar. Rendahnya hasil belajar siswa tidak hanya terlihat pada mata pelajaran tertentu, tetapi hampir terjadi pada semua mata pelajaran termasuk Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS ).

Rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS juga disebabkan karena metode pembelajaran yang digunakan guru sangat minim didalam kelas. Tidak adanya media pembelajaran yang menarik juga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dalam memahami suatu pelajaran. Didalam kelas, guru menerangkan hanya memakai papan tulis saja sehingga siswa difungsikan untuk melihat dan mendengarkan ceramah guru, siswa tersebut akan bosan serta tidak adanya aktifitas siswa yang menyenangkan didalam kelas.

(6)

2

menggunakan metode belajar dalam pembelajaran. Salah satunya adalah metode make a match.

Penggunaan metode belajar make a match bukan hanya membuat proses belajar lebih efisien, tetapi juga membantu siswa menyerap materi belajar lebih mendalam dan utuh. Bila hanya dengan mendengarkan informasi verbal saja dari guru, siswa mungkin kurang memahami pelajaran secara baik. Tetapi jika hal itu diperkaya dengan kegiatan melihat, mendengar, dan mengalami sendiri maka pemahaman siswa pasti akan lebih baik sehingga dapat meningkatkan kualitas hasil belajar siswa.

Keadaan demikian membuat peneliti sekaligus sebagai pendidik sangat prihatin dan merasa bersalah dalam ikut mendidik siswa-siswi sekolah dasar yang mana hasil dari belajar mereka banyak yang tidak mampu memperoleh hasil belajar sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan yaitu 6,75.

masalah yang timbul di kelas adalah bahwa mata pelajaran di Sekolah Dasar yang kerap kali membuat bosan siswa pada saat pembelajaran berlangsung adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Hal ini disebabkan antara lain adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) banyak sekali materi-materi yang perlu dihafalkan, sementara anak-anak usia sekolah dasar banyak yang malas jika disuruh meghafalkan materi pelajaran. Selain itu di kelas IV SD Negeri 3 Keden khusunya, buku pelajaran pegangan siswa masih belum mencukupi yaitu dengan rasio 1:2 artinya 1 buku untuk 2 siswa.

(7)

ragam, mayoritas orang tua mereka bekerja sebagai buruh dan berpendidikan rendah, banyak yang tidak lulus SD.

Hal-hal diatas menyebabkan nilai mereka pada mata pelajaran IPS cenderung rendah dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya. Nilai rata-rata mata pelajaran IPS di kelas IV SD Negeri 3 Keden adalah 5,60 sementara nilai KKM mata pelajaran IPS adalah 6,75

Salah satu penyebab ketidak mampuan siswa dalam memperoleh hasil belajar yang optimal karena dalam menyajikan pembelajara IPS masih sering menggunakan metode ceramah dan siswa hanya disuruh mencatat bacaan. Untuk mengantisipasi masalah tersebut agar tidak berkelanjutan, maka membuat guru untuk terus berusaha menyusun dan menetapkan berbagai metode belajar yang bervariasi. Salah satu metode yang akan ditetapkan yaitu pembelajaran IPS dengan menggunakan metode make a match atau mencari pasangan. Penerapan belajar ini dimulai dari segi teknis yaitu siswa disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban atau soal sebelum batas waktunya, siswa yang dapat mencocokkan kartunya diberi poin.

IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI, SDLB, sampai SMP/MTS/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi sejarah, Geografi, Ekonomi, Antropologi, Sosiologi, Ilmu Politik dan Psikologi (Permendiknas RI No. 22, 2006:60). Ilmu Pengetahuan Sosial tidak mempelajari manusia dan dunia sekelilingnya, melainkan mempelajari tentang aspek-aspek sosial, spiritual, emosional, dan intelektual manusia, serta mempelajari bagaimana manusia berhubungan satu dengan yang lainnya ditatanan manapun.

(8)

4

kehidupan sehari-hari yang bersumber dari ilmu bumi, Sejarah, Ekonomi, Sosiologi, Antropologi, dan Tata Negara.

Kegiatan pembelajaran akan berhasil jika siswa dan guru mempunyai ketertarikan dan minat untuk

melakukannya. Minat melahirkan perhatian spontan yang memungkinkan tercapainya konsentrasi untuk beraktifitas.

Aktifitas adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk menemukan sesuatu khususnya dalam pembelajaran. Metode

pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang bertujuan yang banyak melibatkan keaktivan siswa dan aktifitas guru. Untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran diperlukan adanya alternative metode mengajar yang dapat dijadikan sebagai alat untuk mencapai tujuan tersebut.

Dalam prosesnya guru perlu menggunakan metode mengajar secara variasi untuk mencapai pembelajaran yang sudah direncanakan sebelumnya. Jadi metode pembelajaran di dalam buku strategi belajar mengajar adalah ‘ Alat atau cara untuk mencapai tujuan pembelajaran’. Selain itu tujuan yang

dapat diperoleh dari pembelajaran dengan menggunakan metode make a match ini adalah untuk pendalaman materi, manggali materi, dan untuk

selingan. Pengembangan metode ini pada mulanya merancanang metode untuk pendalaman materi. Siswa melatih penguasaan materi dengan cara memasangkan antara pertanyaan dan jawaban. Maka siswa harus lebih aktif dalam menggali materi dengan begitu siswa lebih dapat mudah menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada dalam setiap kegiatan pembelajaran.

Peneliti berharap dengan menggunkaan metode make a match, dapat membuat siswa lebih aktif dan kreatif dalam pikirannya sehingga mampu memahami, mengingat, dan melakukan sesuatu yang diajarkan dengan baik dan dampaknya dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Khususnya pada siswa kelas IV SD Negeri 3 Keden.

(9)

B. METODE PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 3 Keden, Kecamatan Pedan, Kabupaten Klaten. Penelitian ini dilaksanakan pada semester II Tahun Ajaran 2012/2013 dari bulan Januari sampai dengan dengan bulan Maret. Subjek penelitian adalah siswa dan guru, dimana siswa sebagai penerima tindakan dan guru sebagai pemberi tindakan. Dalam pembelajaran ini variable bebasnya adalah metode make a match. subjek penelitian dalam penelitian ini metode make a match yang diterapkan pada siswa kelas IV SD Negeri 3 Keden yang

berjumlah 25 orang dengan komposisi 12 orang putri dan 13 orang putra. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas ( PTK ) yang berlangsung dalam 2 siklus, dimana tahapan dalam setiap siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pada tahapan perencanaan peneliti menyiapkan instrumen dan metode yang dibutuhkan pada saat pengajaran. Pada saat pelaksanaan atau tindakan, peneliti melakukan pengajaran dengan menggunakan metode make a match. Tahap Pengamatan dilakukan terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh peneliti dan aktivitas selama pelaksanaan tindakan, yaitu pembelajaran dengan menggunakan metode make a match. Tahap refleksi dilakukan dengan menggumpulkan data-data yang diperoleh melalui pengamatan atau observasi selama tindakan.

(10)

6

adalah menyusun scenario pembelajaran, mempersiapkan fasilitas dan sarana yang mendukung yang diperlukan, mempersiapkan cara merekam dan menganalisis data mengenai proses dari hasil tindakan perbaikan, 3) pelaksanaan tindakan dan observasi, setelah direncanakan dengan baik tindakan perbaikan dilaksanakan dalam situasi aktual. Pada saat bersamaan tindakan perbaikan tersebut disertai dengan observasi, 4) analisis data dan refleksi adalah menyeleksi, menyederhanakan, memfokuskan, mengabtraksikan secara sistematis dan rasioanal. Hasil analisis kemudian direfleksi, yaitu dikaji apa yang telah dan tidak terjadi. Apa yang telah dihasilkan atau dituntaskan oleh tindakan perbaikan. Hasil refleksi ini digunakan untuk menetapkan langkah lanjut dalam rangka mencapai tujuan penelitian tindakan kelas, apakah penelitian ini akan dilanjutkan atau dihentikan. 5) perencanaan tindak lanjut, masalah yang diteliti diperkirakan belum tuntas hanya dengan satu siklus maka perlu dilanjutkan pada siklus yang ke II. pelaksanaan perbaikan pada siklus II dirancang berdasarkan pada hasil analisis dan refleksi dari observasi pada siklus I. dengan prosedur yang sama penelitian tindakan kelas dilanjutkan pada siklus berikutnya apabila masalah yang diteliti belum tuntas pada siklus II.

(11)

perubahan perilaku peserta didik setelah mengalami strategi make a match serta mengulas tentang pengaruh terhadap hasil belajar peserta didik. Dalam hal ini juga dipertimbangkan refleksi yang diberikan peserta didik setelah selesai mengikuti tindakan. Peneliti melakukan dialog dengan kolaborator untuk menentukan dan menginventarisir daftar permasalahan yang muncul dilapangan, untuk selanjutnya dapat digunakan sebagai perencanaan pada kegiatan selanjutnya.

(12)

8

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis data kualitatif model interaktif, dengan uraian sebagai berikut : 1) Reduksi data, adalah merupakan proses menyeleksi data, menentukan fokus data, menyederhanakan, meringkas, dan menggubah bentuk data. Dala proses ini dilakukan pemfokusan, penyisihan data yang kurang bermakna dan menatanya sehingga kesimpulan akhir dapat ditarik, 2) Papara data, berbagai macam data penelitian tindakan yang telah direduksi perlu dipaparkan dengan tertata rapi dalam bentuk narasi dan matrik, grafik dan diagram yang sistematis serta mantap dapat memudahkan pemahaman terhadap apa yang telah terjadi sehingga memudahkan penarikan kesimpulan atau menentukan tindakan yang akan dilakukan selanjutnya, 3) Penarikan kesimpulan, kesimpulan yang mencakup semua perubahan atau ppada penelitiserta tempat siatuasi penelitian dilakukan.

Sedangkan Indikator pencapaian merupakan ukuran tingkat keberhasilan pelaksanaan tindakan pembelajaran. Penetapan indikator dilakukan pada perencanaan pada siklus pertama. Artinya semua harus sepakat di awal tentang indikator pencapaian. Dalam penelitian ini yang menjadi indicator pencapaian adalah “ apabila 80% daru jumlah siswa kelas IV mencapai nilai KKM, sedangkan nilai KKM untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial adalah 6,75

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini berlangsung selama 2 siklus, dimana tahapan setiap siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pengamatan dilakukan terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh peneliti dan minat siswa selama pelaksanaan tindakan yaitu pembelajaran dengan menggunakan metode make a match.

(13)

yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Adapun beberapa hal yang ditemukan selama kegiatan pengamatan pada siklus 1 adalah bahwa pelaksanaan pembelajaran belum seperti yang direncanakan dalam rencana pembelajaran, guru masih belum mampu membangkitkan keaktifan siswa dalam pembelajaran dengan maksimal, metode make a match yang digunakan masih terlihat kaku dan tidak menarik, minat siswa masih belum menunjukkan peningkatan yang maksimal dari kondisi sebelum tindakan, proses pembelajaran masih banyak didomonasi guru, belum banyak siswa yang terlihat mengajukan pertanyaan atau jawaban pertanyaan yang diajukan guru disela-sela pembelajaran. Hasil belajar siswa menunjukkan nilai yang masih dibawah KKM. Pada tahap refleksi peneliti dengan teman sejawat mendiskusikan sehubungan dengan hasil pengamatan sekaligus mendiskusikan kekurangan yang terjadi pada siklus 1, guna untuk menentukan langkah-langkah perbaikan yang akan dilaksanakan pada siklus II.

(14)

10

Siswa sudah mulai tertarik dan keaktivan siswa mulai muncul, dimana siswa sudah menunjukan konsentrasi yang baik. Guru sudah tidak lagi mendominasi proses pembelajaran, suasana kelas sudak terlihat hidup dimana masih banyak siswa yang terlihat menjawab pertanyaan yang diajukan guru disela-sela pembelajaran ataupun mengajukan beberapa pertanyaan kepada guru. Pada tahap refleksi, peneliti bersama dengan teman sejawat yang membantu pengamatan mendiskusikan hasil pengamatan. Adapaun hasil penelitian pada suiklus II telah memenuhi indikator ketercapaian yang telah ditentukan. Sehingga penelitian dihentikan pada siklus II. Adapun secara umum hasil pada siklus II menunjukkan bahwa pelajaran yang dilakukan dengan menggunakan metode make a match sudah terlihat menarik dan dapat meningkatkan keaktivan siswa dalam pembelajaran, dimana sudah banyak siswa yang menjawab pertanyaan yang diajukan guru dan mereka juga mengajukan pertanyaan sehubungan dengan materi yang telah disampaikan guru.

[image:14.595.131.518.462.676.2]

Hasil pengamatan dari seblum tindakan sampai dengan tindakan siklus II apabila ditampilkan dalam bentuk tabel adalah sebagai berikut :

Tabel 1.Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa

Dari tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa terjadi peningkatan keaktivan siswa dari sebelum dilakukan tindakan sampai dengan tindakan siklus II, yaitu pada waktu sebelum tindakan 24 persen siswa memiliki minat

KATEGORI Sebelum Tindakan Siklus I Siklus II

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

Kurang sekali 8 32 2 8 0 0

Kurang 6 24 7 28 1 4

Sedang 5 20 8 32 52 52

Baik 4 16 4 16 5 20

(15)

yang rendah dan 28 persen siswa memiliki minat yang cukup dan hanya 4 persen siswa yang memiliki minat yang tinggi. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I, terjadi peningkatan keaktivan siswa meskipun belum mencapai indikator ketercapaian yang telah ditentukan yaitu 16 persen siswa memiliki aktifitas yang rendah, 16 persen siswa memiliki minat yang tinggi, hasil tindakan pada siklus II mengalami peningkatan, dan peningkatan tersebut telah mencapai indikator ketercapaian yang ditentukan sebelumnya yaitu 8 persen siswa memiliki keaktivan yang rendah, 16 persen cukup, dan 24 memiliki keaktivan yang tinggi.

[image:15.595.139.490.367.428.2]

Adapun hasil belajar siswa sebelum menggunakan metode make amatch dampai dengan menggunakan metode make a match.

Tabel 2. Hasil evaluasi belajar siswa No Pembelajaran

IPS Kondisi Awal

Setelah Tindakan Siklus I Siklus II

1 Rata-rata 6,29 6,84 7,47

Dari hasil rekapitulasi tabel diatas dapat dijelaskan bahwa sebelum dilakukan tindakan pencapaian pada kondisi awal hasil belajar belum mencapai KKM, setelah dilakukan tindakan pada siklus I mulai terjadi peningkatan 64 persen siswa yang mencapai KKM, dan pada siklus II menunjukkan 80 persen siswa yang telah mencapai nilai KKM pada siklus II.

(16)

12

pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari dan dapat membangkitkan kesenangan siswa dalam belajar.

D. KESIMPILAN

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian yang dirumuskan penulis terbukti kebenarannya, yaitu pembelajaran dengan menggunakan metode make a match dapat meningkatkan aktivitas hasil belajar IPS pada siswa kelas IV SD Negeri 3 Keden. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari meningkatnya nilai rata-rata kegiatan guru dan hasil belajar IPS pokok bahasan Koperasi pada siswa Kelas IV SD Negeri 3 Keden. Peningkatan tersebut juga dapat dilihat dari meningkatnya rata-rata nilai IPS dan siswa memperoleh nilai diatas KKM pada setiap siklusnya, yaitu sebelum tindakan adalah 6,29, siklus I adalah 6,84, dan siklus II adalah 7,47 dengan criteria baik. Adapun implikasi dari hasil penelitian ini adalah dapat menambah percaya diri guru sebagai tenaga pendidik yang professional karena selama pelaksanaan penelitian sudah melakukan perbaikan, guru dapat menemukan solusi untuk meningkatkan keaktivan siswa dan hasil belajar siswa menjadi lebih baik lagi, dan tujuan dari pembelajaran itu sendiri dapat tercapai dengan baik.

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Balen. S.(1989). CBSA Ilmu Pengetahuan Sosial, Buku Pelajaran IPS SD Berdasarkan CBSA. Solo: Tiga Serangkai

Dimyanti, dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Djamarah, Syaifulbahri. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta Rineka Cipta

Samino, SaringMarsudi. 2011. Layanan Bimbingan Belajar Pedoman Bagi Pendidikdan Calon Guru. Surakarta: Fairuz Media.

Suwandi Joko. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Solobaru: Qinant

Tabrani, Rusyan, dkk. 1996. Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar .Bandung: RemajaRosdakarya.

http://ardhana12.wordpress.com/2009/01/20/indikator-keaktifan-siswa-yang-dapat-dijadikan-penilaian-dalam-ptk-2/

http://makalahmu.wordpress.com/2011/08/24/keaktifa-belajar/

Gambar

Tabel 1.Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa
Tabel 2. Hasil evaluasi belajar siswa

Referensi

Dokumen terkait

Melalui pitfall trap (Gambar 2) yang mendominasi adalah pengurai dengan keberadaannya dimulai pada saat tanaman berumur 2 MST dengan jumlah 20 imago dan mencapai puncak

Penentuan spesies dengan mengaplikasikan DNA barcode dalam penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam pengembangan akuakultur maupun konservasi ikan air tawar, khususnya

Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi cendawan Entomophthorales dan nematoda yang menginfeksi trips dan kutudaun pada tanaman mawar dan krisan di Balai

Namun kendala utama yang dihadapi pada teknologi pengeringan adalah masalah biaya operasional pengering untuk kapasitas ruang pengering yang memadai.. Sesuai survei

Siswa mengamati gambar dengan teliti gambar yang ada tersebut bersama teman- temannya tentang perilaku hidup bersih, kasih sayang, dan rukun dalam kehidupan

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya ilmiah yang berjudul “ Analisis Pengaruh Variasi Densitas Eceng Gondok (Eichornia Crassipes (Mart.) Solm) Pada Fitoremediasi

lV/d, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa lnggris Program Pascasarjana (PPs) Universitas Negeri Malang telah berakhir masa jabatannya pada tanggal 5 September

[r]