• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN KONTINGENSI DAN IMPLEMENTASI SUPERVISI DEMOKRATIS KEPALA SEKOLAH DENGAN KINERJA GURU SLTP NEGERI KOTA MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN KONTINGENSI DAN IMPLEMENTASI SUPERVISI DEMOKRATIS KEPALA SEKOLAH DENGAN KINERJA GURU SLTP NEGERI KOTA MEDAN."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

IIUBUNGAN ANT ARA GAY A KEPEMlMPINAN

KONTINGENSJ UAN IMPLEMENTASI SUPER,FJSI

I ,

D:ErtiOKR.ATIS

KEPALA SEKOLAH

DENGAN

KiNf~RJA

GUH.U SLTP

NEGERI

KOTA 1\1_EDAN

Oleb

MILIK

PERPUS1~:~<AAN\

u

1\ll

[\'~

£:

0

-_ Tesi& Uutnk Mt~menuhi Sdmgian P~nyaratan

Daiam Mempcroleh Gci.l.?" Magister Pendidikan

Prognmt

StudfAdm~nistrasi P~ndidikan

PROGRAM

PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

ME DAN

(2)

TESIS

Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan Kontiugensi dan Jmplementasi Supervisi Demokratis Kepala Sekolah dengan

Kinerja Guru SLTP N~geri Kota Medan

Disu~un dan diajukan olch :

ARMIN BANJAR NAilOR

Nim: 015030055

Telah Dipertahankan di Depan Panitia Ujian Tesis Pada Tanggal 15 Maret 2004 dan Dinyatakan Telah Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

Mcnyetujui Tirn Pembimbing

Prof Dr. Belterik Manu!lang

Dr. lr. Zainuddin M. Pd

Mcdan, 15 Maret 2004

Pcrnbimbing II

Dr. Siman. M. Pd

Dircktwr Pasca Sarja.na Universitas Negeri Medan

(3)

Persetujuan Komisi

Vjian Tesis Magister Pendidikan

No. Nama

l. Prof. Dr. Belferik Manullang

(Ketua)

2. Dr. Siman. M. Pd

( Sckretaris)

3. Selamat Triono, M.Sc, Ph.D

(Anggota)

4. Dr. Khairil Ansyari, M.Pd

(Anggota)

5. Dr. Phil. Ibrahim Gultom, M.Pd

(Anggota)

....

~.~

MAHASISWA

Nama

Nim

Tanggal Ujian

: Armin Banjar Nahor

:015030055

(4)

ABSTRAK

ARMIN BANJARNAHOR. Hubungan antara Gaya Kepemimpinan Kontingensi

dan Implementasi Supervisi Demokratis Kepala Sekolah dengan Kinetja Guru Sekolah Lanjuian Tingkat Penama di Kora Medan (Studi Korelasi). Tesis Medan. Program Pasca Srujana Universita:;·Negeri Medan, Pebruari 2004.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara gaya kepemimpinan

kontingensi dan implementasi supervisi demokratis kepala sekolah dengan kineija

Guru SL TP Negeri di kota Medan. Instrumen yang digunakan qalam panelitian ini

adalah angket I kuesioner, yang disebarkan terhadap para Kepala Sekolah SLTP

dengan mempergunakan sampling acak proportional didapatkan jumlah sampel 30

orang (sekitar 66,67 % dari populasi).

Untuk menguji hipotesis digunakan teknik korelasi, regresi sederhana dan

ganda pada tingkat kepercayaan 0,05. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa (1)

terdapat hubungan antara gaya kepemimpinan kontingensi kepala sekolah dengan

kinetja guru SLIP Negeri ( r,l; = 0,349 ), (2) terdapat hubungan antara implementasi

supervisi demokratis kepala sekolah dengan kineija guru SLTP Negeri (rx2y = 0,683)

dan (3) terdapat hubungan antara gaya kepemimpinan kontingensi dan implementasi

supervisi demokratis kepala sekolah dengan kinetja guru SLTP Negeri (rx~x 2 y =

0,687). Kedua variabel bebas ini memberikan konstribusi sekitar 47,29 % kepada

kineija guru SLTP. Bila dirinci masing-masing variabel bebas, temyata gaya

kepemimpinan kontingensi memberikan konstribusi sebesar 3,45 % sedangkan

variabel implementasi supervisi demokratis sebesar 43,84%.

Penelitian ini rnenyimpulkan, bahwa gaya kepemimpinan kontingensi dan

implementasi supervisi demokratis merupak:an hal yang sangat penting d.iperhatikan

dan dilaksanakan para kepala sekolah untuk meningkatkan kinerja guru di era

(5)

ABSTRACT

Annin Bailjarnahor. The Relation between Contingency Leadership Model and Principal Democracy Supervision Implementation with Teacher's Performance at SL TP in Medan ( Correlation Study ). Thesis Medan, Post Graduate Programmed, Universitas Negeri Mer1~n, February 2004.

The purpose of this study is to investigate the relation between contingency

leadership model and principal democracy supervision implementation with

teacher's performance at SLTP in Medan. The instrument in this research was using a

questionnaire which was administrated on the principals of the S~TP in Medan. The '

population of public SL TP in Medan, they are totally 45 participant. The numbers of

the r h

by using proportionally stratified random sampling.

To test the hypotheses of this research, simple and multiple regression and

correlation analysis techniques are used at the level of significance 0,05. The results

of the hypotheses testing revealed : ( 1) There was a significant positive relationship

between contingency leadership model with teacher's perfonnance leadership of

SLTP ( rxly = 0,349 ), (2). There was a significant positive relationship between

principal democracy SLTP ( rx2y = 0,0683 ) and ( 3 ). There was a sibrnificant positive

relationship contingency leadership model and democracy supervision

implementation with teacher's perfonnance at SL TP in Medan ( rxlx2y = 0,687).

The two variables contributed 47,29 %toward teacher's perfonnance of SLTP, if

these two free variables become separated, contingency leadership model contributed

3,45%, and 43,84% for democracy supervision implementation variable.

ln summary, both contingency leadership model and democracy supervision

implementation are two important things that must be doing and giving much

attention by the principle in order to increasingly teacher's performance in this new

era of educational reform.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur keh3dirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat limpahan rahmat

dan karunia-Nya- sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judui :

Hubungan Antara Gaya Kcpcmimpinan Kontingensi dan Implementasi Supervisi

Demokratis Kepala Sekolah dengan Kinerja Guru SLTP Negeri pada waktunya.

Penulis mcnyadari bahwa selesainya tesis ini berkat bantuan moril maupun materiil

dari berbagai pihak. Untuk hal ini penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada

Bapak Prof Dr. Bclferik Manullang dan Dr. Siman. M. Pd. sebagai pembimbing I

dan II, yang tak henti-hentinya membcrikan pengarahan dan bimbingan.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Selamat Trio no, M. Sc.

Ph. D, Bapak Dr. Khairil Ansyari, M. Pd dan Bapak Dr. Phil. Ibrahim Gultom, M. Pd

sebagai nara sumber dan penguji yang banyak memberikan bantuan di dalam

meyempumakan penelitian ini.

Selanjutnya penulis juga menyampaikan terima kasih kcpada para Kepala

Sekolah SLTP Negcri di Kota Medan yang bersedia dengan tulus hati memberikan

data penelitian. Selain itu penuhs juga mengucapkan terima kasih kepada sernua

pihak yang tclah membantu penulis dalam pcnyclesaian tesis ini.

Akhirnya penulis tidak lupa menyampaikan terima kasih kepada Ayah, lbu

Mcrtua, Istri, Anak, keponakan scrta keluarga lainnya yang telah memberi bantuan,

semangat dan dorongan sehingga tesis ini selesai disusun.

Me dan, Maret 2004

Penulis

Annin Banjarnahor

(7)

DAFTARISI

Hal.

ABSTRAK ... .

KATAPENGANTAR ... nt

DAFTAR lSI...

1v

DAFTAR TABEL... Vl DAFTAR GAMBAR ... Vll BABI PENDAHULUAN A Latar Belakang Masalah ... , ... . B. Identifikasi Masalah... 9

D. Rurnusan Masalah ... , 11

E. Tujuan Penelitian ... ... ... .... ... ... .... ... 11

F. Manfaat Penelitian ... 12

BAB U. DESKRIPSI TEORETIS~ KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN A Deskripsi Teoretis... 13

1. KinerjaGuru... 13

2. Gaya Kepemimpinan Kontingensi Kepala Sekolah ... 21

3. Implementasi Supervisi Demokratis Kepala Sekolah ... 35

4. Penelitian Yang Relevan ... 45

B. Kerangka Konseptual ... ... 46

C. Pengajuan Hipotesis ... ... ... ... ... 51

BAB ill. METODOLOGI A Tern pat dan Waktu Penelitian.. .... .. . .. .. .. ... .. . .. .... . . .... .. . .. .. . .. .. . .. .. . 52

B. Populasi dan Sam pel .. .. . .. .. .... .. .. .. .. . . .. ... .. ... .. . .. .. ... .. .. . .. . .... . .. . .... .. 52

C. Definisi Operasional ... 55

D. Instrumen Penelitian... 58

E. Ujicoba Instrumen ... :... 59

F. Metode I Teknik Pengumpulan Data ... :... 67

(8)

BAB IV.

BABV.

G. Teknik Anahsis Data... ... 67

HASIL PENELITIAN A n~skripsi Data Penelit!an ... : ... . I. Data Gaya Kt:pemimpinan Komingensi ... .. 2. Data hnplementasi Supervisi Demokratis ... . 3. Data Kinerja Guru SLTP ... . B. Uji Asumsi Data ... .. l. Uji Normalitas Data ... ~ ... .. 2. Uji Homogenitas Rata-rata Skor. ... .. 3. Uji Linieritas dan Keberartian Regresi Sederhana ... . C. Pengujian Hipotesis Penelitian ... .. I. Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan Kontingensi dengan Kinerja Guru S L TP ... . 2. Hubungan Antara Implementasi Supervisi Dernokratis 7 ( \ •v 7U 72 74 75 76 77 78

80

81 dengan Kinerja Guru SL TP .. .. .... .. .. .. ... .. .... .. ... .... .. .. .... . .. .. .. 82

3. Hubungan Antara Gaya Kepemirnpinan Kontingensi dan implementasi Supervisi Demokratis dengan Kineija Guru SL TP ... ... 83

HASIL PENELlTlAN, OISKUSI, SJMPULAN DAN SARAN-SARAN A. Hasil Penclitian.. .... .. ... .. .. ... ... .. ... .... .. .... .... .... ... ... .. .. .... .. . ... 87

B. Diskusi... .... . .. . .. . ... . .. . ... . ... ... ... ... ... . ... ... . ... ... ... .... .. . . 89

C. Simpulam . .. .. .. .. .. . .. . .. . . .. . .. .. .. . . .. . .. . . .. . .. . . .. . . .. . . . .... . . .. . .. . . .. . . .. . .. . . 92

D. Saran... ... 93

DAFT AR PUSTAKA ... 95

LAMP IRAN... ... ... ... ... 99

(9)

Tabel 1.

Tabel 2.

Tabel 3.

Tabel 4.

Tabel 5.

Tabel 6.

Tabel 7.

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel Karakteristik Kepala sekolah SLTP Negeri ... .. ... 53

Distribusi Populasi Berdasarkan Kelompok . . .. . .. . ... . .. . . .. .... ... ... ... 53

Penentuan Sampel Secara Proporsional... .. . .. . .. . .. ... . .. . .. . .. . . .. . . .. . .. 54

Sampel Penelitian... 55

Tabel Kisi- kisi lnstrumen Kinerja Guru SLTP ... .. ... .. ... ... . ... . .. . 59

Tabel Kisi- kisi lnstrwnen Gaya Kepemimpip.an Kontingensi .. 62

Tabel Kisi - kisi lnstrurnen Implementasi Supervisi Dernokratis 64 Tabel 9. Distribusi Frekuensi lrnplernentasi SupervisiDernokratis ... 72

Tabel l 0. Distribusi Frekuensi Kinerja Guru SLTP .. . .... ... .... .. . ... . ... ... . ... 74

Tabel 11. Rangkuman Test OfNonnality ... 76

Tabel 12. Rangkuman Uji Homogenitas Rata-rata... 77

Tabel 13. Ringkasan Hasil Analisis Regresi Varibel Gaya Kepemirnpinan Kontingensi dengan Kinerja Guru SLTP ... ... 79

Tabel 14. Ringkasan Hasil Analisis Regresi Varibellmplernentasi Supervisi Demokratis dengan Kinerja Guru SLTP .... ... ... 79

Tabel 15. Matri k A ntar Korelasi Variabel X I, X2, dan y .. .. . . . . . . 81

Tabel 16. Ringkasan Hasil Analisis Regresi Varibel Gaya Kepernirnpinan Kontingensi dengan Kinerja Guru SLTP .. . .. ... .. . . .. . . .. . .. . . ... .. . .... 81

Tabel 17. Ringkasan Hasil Analisis Regresi Varibel Implementasi Supervisi Dernokratis dengan Kinerja Guru SLTP .. . . .. . .. . . .. . . .. . .. . ... ... ... 83

Tabel 18. Ringkasan Hasil Analisis Regresi Varibel Gaya Kcpemimpinan Kontingensi Bersarna-sama Irnplementasi Supervisi Demokratis dengan Kinerja Guru SLTP .. ... .. .. . ... .. .. .. . .. . .. . .. . .. .. .. .. . .. . .. . .. .. ... .. .. . 84

Tabel 19. Ringkasan Hasil Analisis Korelasi Parsial... 85

Tabel 20. Bobot Sumbangan Variabel Bebas... 86

(10)

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 1. Hubungan Antara Variabel Penelitian... ... ... 51

Gambar 2. Distribusi Frekuensi Histogram Untuk Skor Gaya

Kepemimpinan Kontingensi... ... . . .. .. . . .. . . .. . .. .. ... . . .. .. . . ... .... ... .. 71

Gambar 3. Distribusi Frekuensi Histogram Untuk Skor Implementasi

Supervisi Oemokratis ... 73

Gambar 4. Distribusi Frekuensi Histogram Untuk Skor ,

Kinerja Guru SLTP ... 75

[image:10.612.34.579.56.734.2]
(11)

A. Latar Belakang Masalah

BABI

PENDAHULl.JAN

I

ri!IL !K PERPUST AKAAI\1

I

L

..

Ul\lJIYEEI)

j

Proses pendidikan dan pengajaran di sekolah dapat berhasil apabila

operasionalisasi sekolah didasarkan pada landasan fonnal berupa undang-undang

pendidikan yang dibantu oleh sarana dan prasarana yang memadai serta dimotori oleh

tenaga kependidikan yang profesional, dan bertanggungjawab. Sarana apapun yang

dihadirkan oleh teknologi maju Wltuk pengembangan pendidikan, tidak akan pernah

mampu menggantikan peranan guru yang begitu sentral.

Peranan guru sangat menentukan karena kedudukannya sebagai

pem1mpm diantara murid-muridnya. Guru bertanggung jawab untuk

mengorganisasikan dan mengontrol kelas serta menciptakan situasi yang kondusif

agar peserta didik memperoleh pengalaman belaja r yang maksimal . Karena itu, tugas

guru bukan hanya sebagai pemberi ilmu pengetahuan tetapi juga menciptakan situasi

belajar untuk menghasilkan pengalaman belajar serta merangsang kreativitas mereka.

Sadiman (2000) mengungkapkan bahwa guru dikatakan sebagai pendidik

dan pembimbing. Guru sebagai pendidik, karena di samping menyampaikan ihnu pengetahuan, juga transfer of values, menanamkan nilai-nilai dan sikap mental serta

melatih berbagai ketrampilan dalam upaya mengantarkan anak didik kearah

(12)

kedewasaar'lnya. Oleh karena itu guru harus memiliki kepribadian yang baik, dapat

sebagai anutan, sehingga nantinya dapat memanusiakan manusia. Untuk itu maka

guru harus j uga melak-ukan kegiatan bimbingan yakni menuntun anak didik dan

memberikan lingkungan yang sesuai dengan arah dan tujuan yang dicita-citak.an.

( Sadiman AM, 2000 ).

Lebih lanjut Sadiman mengatakan untuk melaksanakan tugasnya, secara

operasional, guru barns memiliki beberapa peranan antara lain sebagai : informator,

organisator, motivator, fasilitator, mediator, konselor, evaluator. Dalam kaitan ini

perlu diciptakan hubungan baik antara guru dan siswa, termasuk pengembangan

hubungan secara informal dan contact hours ( Sadiman AM, 2000 ).

Selanjutnya Muhammad (2002) mengatakan " Karakter guru yang ideal

antara Jain : rnemiliki semangat juang yang tinggi serta kualitas iman dan takwa yang

mantap. Mampu mewujudkan dirinya dalam keterkaitan dan padanan dengan tuntutan

Jingkungan dan perkembangan lptek (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi), mampu

belajar dan bekerjasama dengan profesi lain; memiliki etos kerja yang kuat; memiliki

kejelasan dan memiliki pengembangan jenjang karir, memiliki profesionalisme yang

tinggi; guru yang merniliki kesejahteraan lahir dan bathin material dan non-material;

memiliki wawasan masa depan; mampu melaksanakan fungsi dan peranannya." (H.

Muhammad Surya 2002)

(13)

· Dari uratan di atas dapat ditarik k~simpulan bahwa guru yang

bertanggungjawab akan berusaha melaksanakan fungsi dan peranannya dengan

memahami tujuan-tujuan yang tt;lah digariskan dan mempersiapkan dirinya dalam

mengelola pendidikan dan pengajaran di kelas. Sehingga mampu melaksanakan tugas

utamanya, seperti : mendidik, mengajar, membimbing, mengelola kelas yang

dipimpinnya, membina siswa-siswi yang menjadi asuhannya~ ,sebagai pelaksana

program kegiatan pendidikan maka guru merupakan motor penggerak pencapaian

tujuan pendidikan. Dan secara konseptual guru yang memiliki kineLja baik itulah

yang diharapkan dan diidamkan oleh anak didik, orangtua, masyarakat dan

pemerintah.

Manan mengungkapkan penyelenggaraan kegiatan proses pendidikan

dapat mencapai hasil yang optimal bila kinerja guru baik. Guru merupakan pelaksana

operasional program pendidikan di sekolah. Walaupun semua pihak mengakui bahwa

dalam sistem persekolahan kurikulum, tenaga non pengajar, sarana dan prasarana

adalah faktor-faktor penting. Tetapi " tanpa guru yang bermutu, berdedikasi dan

berwibawa, semua masukan lain tidak akan mempunya1 arti banyak

" ( Manan, 1989, h.lll ).

Dewasa ini keberadaan guru baik melalui pemberitaan media massa

maupun pandangan masyarakat, memang kerap dipublikasikan dengan muatan

(14)

negatif. Banyak yang menuding bahkan kadang-kadang mencemooh dan tatkala

kualitas siswa yang diluluskan kurang memenuhi tuntutan masyarakat.

Apalagi dengan semakin merosot/rendahnya mutu pendidikan di

Indonesia saat ini. Rendahnya mutu pendidikan ini, merupakan masalah pokok

pendidikan nasional yang sudah banyak dikeluhkan dan diperbincangkan dikalangan

luas. Terbukti dengan laporan basil penilaian SDM di negara kita oleh Program

Pembangunan PBB ( UNDP ) pada tahun 2002 Indonesia berada di urutan 110 dari

negara-negara di dunia. Selanjutnya Penelitian Lembaga Konsultan Intemasional di

Singapura tahun 2001 juga menunjukkan bahwa mutu pendidikan di Indonesia

menempati urutan ke- 12 dari 12 negara Asia Pasifik (Lap. Media SCTV Juli 2003 )

Bertolak dari kenyataan ini, maka upaya peningkatan mutu pendidikan

merupakan keharusan yang tidak dapat ditunda-tunda Jagi dan sungguh sangat

mendesak. Tampubolon (2002) menegaskan bahwa dalam upaya untuk mengatasi

kemerosotan pendidikan di Indonesia terdapat lima akar masalah yang harus diatasi

yaitu 1) komitmen pemerintah terhadap pendidikan sangat lemah, 2) pandangan

filosofis pendidikan sangat lemah, 3) sistim pemberdayaan guru sangat lemah, 4)

manaJemen yang sentralistis dan birokratis, dan 5) metode pengajaran yang

fate mali stis.

Upaya pengembangan SDM merupakan salah satu tugas guru yang hakiki

karena guru sangat berperan dalam meningkatkan kecerdasan anak. didik. Guru harus

(15)

bersikap profesional serta memiliki rasa kecintaan dan hati nurani yang baik terhadap

peketjaannya sesuai dengan profesinya sebagai guru yang selalu rnemperhatikan

perkernbangan pepdidikan baik di lingkungan sekolah maupun diluar saekolah. Untuk

dapat melakukan tugas profesinya dengan baik, guru harus berupaya

mengembangkan dirinya, berinovasi, belajar secara terns menerus, serta rnemiliki

tanggung jawab bagi kemajuan anak didiknya. Oleh sebab itu,, profesi guru serta

kinerjanya berada pada posisi kunci dalam upaya memajukan dan meningkatkan

pendidikan.

Keadaan empirik etos kerja para guru saat ini tidak lagi sinergis dengan

peran dan tugas profesinya dengan benar. Sikap mental guru dan etos kerja dinilai

belum, sepenuhnya sesuai dengan profesi dan kode etik. Guru rnasih ada yang bel urn

berpegang pada orientasi kerja sebagai guru, misalnya, menjadi guru hanya sekedar

mendapatkan status sosial pegawai negeri. Demikian pula diantara mereka ada yang

menjadi guru karena terpaksa, padahal kinerja guru akan menentukan keberhasilan

pendidikan dalam menyiapkan SDM yang mampu bersaing dengan bangsa lain. Oleh

sebab itu pekerjaan guru tidaklah mudah (Forwas, 1999).

Jika dilihat dari manajemen sekolah, sebenarnya kepala sekolah dapat

meningkatkan kineija guru tersebut, seperti yang dikemukakan Samani ( 1999) bahwa

seorang kepala sekolah sangat berpengaruh dalam pengembangan lembaganya karena

lebih dekat dan langsung berhubungan dengan pelaksanaan program pendidikan di

(16)

sekolah dan bahkan sangat menentukan kemajuan sekolah. Kemampuan kepala

sekolah mengaplikasikan gaya kepemimpinan dan mengimplementasikan supervisi

secara demokratis akan terlihat melalui peningkatan mutu pendidikan disekolahnya.

Kepala sekolah dengan pengaruhnya akan membuat guru berinovasi yakni

mempunyai ide baru untuk memperbaiki proses, basil, ataau layanan jasa pendidikan

kearah yang lebih baik. Inovasi dimaksud merupakan peruba-mtn menuju kearah

perbaikan yang berguna dan bermamfaat. Jadi prakarsa peningkatan kinerja para guru

tersebut sebagian besar berada ditangan kepala sekolah sebagai pemimpin.

Kepemimpinan pada hakekatnya merupakan inti dalam proses

manajemen. Keberhasilan sekolah dalam melaksanakan misi yang diembannya harus

didukung oleh kemampuan kepemimpinan kepala sekolah. Kepala sekolah harus

dapat mengelola sekolahnya agar berkembang maju dari waktu ke waktu, sumber

daya yang ada harus diberdayakan sedemikian rupa. Para guru digerakkan secara

efektif dan hubungan baik antara mereka terus dibina agar tercipta suasana yang

arnan, positif menyenangkan dan menggairahkan. Demikian pula penataan

administrasi dan ketatalaksanaan perlu di kondisikan sedemikian rupa sehingga dapat

membantu kelancaran kegiatan belajar mengajar disekolah. Hal ini semua

mengisyaratkan perlunya penerapan gaya kepemimpinan dan pelaksanaan supervisi

pendidikan yang baik dan terarah.

(17)

· Jadi kinerja guru yang baik diduga banyak. dipengaruhi oleh gaya

kepemimpinan dan implementasi supervisi kepala sekolah di mana guru itu bertugas.

Karen~ dalam kepemimpinan kepala sekolah cara kepemimpinan atau gaya

kepemimpinan kepala sekolah memimpin bawahannya (guru-guru) sangat

berpengaruh terhadap cara kerja guru atau kinerja guru.

Dalam gaya kepemimpinan kontingensi, gaya kepemjmpinan seseorang

didasarkan atas orientasinya yaitu : gaya kepemimpinan yang berorientasi pada

hubungan dan yang berorientasi kepada tugas. Pemimpin dengan gaya kepemimpinan

yang berorientasi pada hubungan memprioritaskan hubungan yang harmonis dengan

bawahannya, hubungan yang mapan antara sesama anggota (guru). Di sini pemimpin

melihat bawahannya sebagai ternan sekerja (co-worker).

Pemimpin dengan gaya kepemimpinan yang berorientasi dengan tugas

menekankan tuntutan terhadap penyelesaian tugas dengan sempurna oleh

bawahannya dikenal dengan seseorang yang menyukai kerja keras (hard-working).

Sehingga dengan kepemimpinan yang menekankan pada hubungan harmonis dan

kerja keras terhadap bawahannya dapat mempengaruhi kinerja yang lebih baik dan

meningkat.

Demikian Juga dengan pelaksanaan supervisi demokratis di mana

supervisi itu dilaksanakan dalam suasana demokratis bukan dengan paksaan, dan

kepala sekolah sebagai partner atau rekan bagi guru-guru dengan kemampuan dan

(18)

kewibawaannya untuk menolong mereka. Supervisi yang demokratis, selalu

menghargai kepribadian guru-guru, dimana guru sebagai individu memiliki

kebebasan berpikir dan berinisiatif. mengembangkan kemampuannya dan

berpartisipasi dalam perbaikan pengajaran. Konsep supervisi yang demokratis itu

dirasa tepat, di mana tiada Iagi jurang pemisah struktural antara supervisor (kepala

sekolah) dan guru-guru. pimpinan dan bawahan karena semuany~ sederajat, bekerja

bersama sebagai "co-workers" dalam pemecahan problema pengajaran. Jadi dengan

penerapan gaya kepemimpinan dan pelaksanaan supervisi pendidikan yang baik

kinerja guru dapat meningkat lebih baik. Dan kinerja guru yang baik akan

berpengaruh dalam menciptakan suasanalsituasi belajar mengajar yang lebih kondusif

dan menyenangkan sehingga dapat diharapkan untuk rnelahirkan murid-murid yang

mempunyai kwalitas yang lebih baik.

Peneliti menduga bahwa kepemimpinan kontingensi dan implementasi

supervisi demokratis belum sepenuhnya berjalan dengan baik. Dalam observasi yang

peneliti lakukan ada sebagian guru yang mengaku bahwa gaya kepemimpinan dan

implementasi supervisi demokratis kepala sekolahnya kurang baik dan tepat.

Berdasarkan isu dan hasil observasi tersebut di atas rnaka peneliti rnerasa perlu untuk

meneliti gaya kepemimpinan kontingensi dan implementasi supervisi demokratis dan

hubungannya dengan kinerja guru.

(19)

B. Identifikasi Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah diatas banyak variabel-variabel

yang diduga berperan dalam kinerja guru seperti: 1) kcefektifan gaya kepemimpinan

seorang kepala sekolah sangat berpengaruh dengan kinberja guru. Kepala sekolah

dalam menerapkan gaya kepemimpinan kontingensi sebaiknya menyesuaikan dengan

sistuasi dan kondisi dilapangan. 2) pelaksanaan supervisi pendjdikan di sekolah.

Implementasi supervisi pendidikan yang bersifat demokratis juga sangat berpengaruh

dengan kinerja guru. Karena supervisi demokratis itu dilaksanakan bukan dengan

paksaan akan tetapi dilaksanakan berdasarkan hubungan kemanusiaan yang akrab dan

kehangatan sehingga guru-guru merasa am an untuk melaksanakan tugasnya. 3)

sarana dan prasarana belajar juga berpengaruh terhadap kineija guru scbab jika sarana

dan prasarana yang kurang memadai akan mengakibatkan terganggunya kelancaran

proses belajar mengajar di dalam kelas, sehingga dapat mengakibatkan kinserja guru

yang kurang baik. 4) kualifikasi guru yang bersangkutan, kualifikasi ini juga

menentukan kineija guru tersebut sebab kemampuan dan kualifikasi yang kurang baik

akan mengakibatkan kinerja yang kurang baik. Berkaitan dengan permasalahan yang

telah diuraikan diatas, maka dapatlah diidentifikasikan beberapa masalah antara lain •

1. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara gaya kepemimpinan

kontingensi kepala sekolah dengan kinerja guru SL TP Negeri di kota Medan

°

(20)

2. Apak.ah terdapat hubungan yang signifikan antara implemt:ntasi supt:rvisi

demokratis kepala sekolah dengan kinerja guru di SL TP Negeri di kota Medan ?

3. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara ketersediaan sarana dan

prasarana dengan kinelja guru di SL TP Negeri di kota Medan ?

4. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara kualifikasi guru dengan

kinerja guru di SL TP Negeri di kota Medan ?

C. Pembatasan Masalah

Sesuai dengan identifikasi masalah diatas ada beberapa variabel yang

berpengaruh terhadap kinetja guru akan tetapi peneliti membatasi pada dua varibel

bebas, yaitu : Gaya Kepemimpinan Kontingensi Kepala Sekolah, dan lmplementasi

Supervisi Demokratis Kepala Sekolah dengan kinerja guru sebagai variabel terikat.

Kedua variabel tersebut diperkirakan cukup kuat mempengaruhi kinerja

guru. Karena dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari para guru berinteraksi dengan

kepala sekolah. Hasil interaksi itu menjadikan guru memperoleh persepsi terhadap

kepemimpinan kepala sekolah misalnya : dalam memberikan pengarahan kepada

guru, memberikan motivasi kepada guru, berkomunikasi dengan guru, membantu

guru memberikan motivasi kepada siswa, membimbing serta membina guru, dan

mengawasi guru dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Objek penelitian inipun

dibatasi pada kepala sekolah SL TP Negeri di Kota Medan, yang telah bertugas

(21)

minimal selama satu tahun. Hal ini dilak.ukan berdasarkan pertimbangan bahwa

kepala sekolah

yang

telah bertuga.s sudah memiliki gambaran dan pengalaman

ten tang I ingkungan kerjanya.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pernbatasan masalah yang

dikemuk.akan pada bagian sebelwnnya, maka masalah penelitian ini dirum.uskan

sebagai berikut :

l. Apakah tcrdapat hubungan yang sigmtt an antara 6>aya ·epemmiptnan

kontingensi kepala sekolah dengan kinerja guru?

2. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara implementasi superv1 s1

d..:mokratis k.t:pala sekolah dengan kinerja guru ?

3. Apakah terdapat hubungan yang signift.;:an antara gaya kepemimpinan kontinge11si

dan imp!ementasi supervisi demokratis kepala sekolah secara bersama-sama

dengan kinerja guru ?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut:

l. Untuk mengetahui hubungan antara Gaya kepemimpinan Kontingensi Kepala

Sekolah dengan Kinerja Guru SL TP Negeri Kota Medan.

(22)

2. Untuk mengetahui hubungan antara lmplcmcntasi Supcrvisi Demokmtis Kepala

Sekolah dengan Kinerja Guru SLTP Negeri Kota Medan.

3. Untuk mengetahui hubungan antara Gaya Kepemimpinan Kontingensi dan

Implementasi Supervisi Demokratis Kepala Sekolah dengan Kinerja Guru SL TP

Negeri Kota Medan.

F. Manfaat Penelitian

1 . Guru sebagai bahan masukan untuk perbaikan dan peningkatan kine:rjanya.

2. Para pengelola SLIP di kota Medan sebagai masukan dalam membuat

perencanaan, pengawasan dan evaluasi terhadap lembaga yang dipimpinnya.

3. Dinas Pendidikan kota Medan sebagai bahan masukan dalam pembinaan

Kepala sekolah dan Guru untuk meningkatkan kinetjanya.

4. Praktisi pendidikan untuk pemanfaatan keilmuan dan perbaikan pend.idikan

5. Peneliti lain yang akan melakukan penelitian yang berhubungan dengan kinetja

guru.

(23)

BABV

IIYIILIK PERPUST Af<AAN

~

l

Uf\liMtll

I

HASlL PENELITIAN, DISKUSJ, SIMPliLAN DAN SARAN·SARAN

A. Hasil Penelitian

Besamya koefisien korelasi anatara gaya kepemimpinan kontingensi dengan

kenerja guru SLTP sebesar 0,42. Berdasarkan hasil perhitmtgan, temyata koefisien

korelasi tersebut signifik.an karena truttmg = 2,46 sedangkan t1nbel

=

2,04. Dari hasil

analisis ini, maka ini, maka hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternative diterima.

Dengan demikian hipotesis yang menyatakan " terdapat hubungan antara gaya

kepemimpinan kontingensi dengfan kinerja guru SLTP" teruji.

Selanjutnya persamaan regresi yang menggambarkan hubungan antara gaya

kepemimpinan kontingensi dengan kinerja guru SLTP dilukiskan dengan persamaan:

y

= 77,55 + 0,34 XI

Hasil pengujian kebcrartian persamaan regrest 1m dapat menjelaskan persamaan

regresi populasi. Hasil ini menunjukkan bahwa makin meningkat gaya kepemimpinan

kontingensi kepala sekolah akan semaki.n meningkat atau makin positif kinerja guru

SLTP yang dihasilkan. Dari persamaan regresi ini tarnpak bahwa peningkatan satu

unit variabel gaya kepemimpinan kontingensi kepala sekolah akan meningkat sebesar

0,34 unit variabel k:inerja guru SL TP

Besarnya koefisien korelasi antara implementasi supervisi demokratis dengan

kinerja guru SLTP sebesar 0,68. dan thimng = 4,95 sedangkan t1abcl = 2,04. Dari analisis

ini, rnaka hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima, dengan demikian

(24)

hipotesis yang menyatakan ·• terdapat hubungan antara implementasi :;upervisi

demokratis kepala sekolah dengan kinerja guru SL TP " teruji.

Selanjutnya persamaan regresi yang menggambarkan hubungan antar

implementasi supervisi demok:ratis kepala sekolah dengan kinerja guru SL TP

dilukiskan dengan persamaan :

Y

= 62,88 + 0;55 X2. Hasil pengujian keberartian persamaan regresi dan uji linieritas menWtjukkan bahwa persamaan regresi ini dapat

menjelaskan persaman regresi populasi. Hasil ini menunjukkan bahwa makin

meningkat implementasi supervisi demokratis kepala sekolah maka akan semakin

meningkat atau makin positif kinerja guru SLTP yang dihasilkan. Dari persamaan

regresi ini tampak bahav .. 'a peningkatan satu unit variabel implementasi supervisi

demokratis kepala sckolah akan meningkat sebesar 0,55 unit variabel kineija guru

SLTP.

Melalui analisis re&.>Tesi ganda diperoleh koefisien korelasi ganda dengan dua

prediktor yaitu gaya kepemimpinan kontingensi (x1) dan implementasi supervisi

demokratis (x2) terhadap kinerja kinerja guru SLIP diperoleh persamaan regresi

ganda yaitu :

.:.:.

60,39 -;- 0,06X1 + 052X1. Dengan menggunakan analisis regresi

ganda diperoleh koetisien korelasi ganda sebesar 0,687. Untuk mengetahui

kebcrartian harga koefisien korelasi t.ersebut d ilakukan uji F. Berdasarkan hasil

analisis regresi ganda., hipotesis nol ditolak dan hjpotesis alternative diterima. Dari.

hasil pengujian ini hipotcsis yang menyatakan, " terdapat hubungan a ntara gaya

kepemimpinan kontingensi dan implementasi supervisi demokratis kepala sekolah

dengan kinerja guru SL TP " teruji. Besarnya koefisien determinasi (R2) adalah

88

(25)

0,4729. lni 47,29 % varians kinerja guru SL TP dapat dijelaskan oleh vanabel

eksposur gaya kepemimpinan kontingensi dan implementasi supervisi demokratis.

Selanjutnya hasil analisis koefisien parsial diperoleh ry ( 1,2)

=

0,5981, ry (2,1) =

0,1965.

B. Diskusi

Hasil pene1itian ini menunjuk.kan bahwa terdapat hubungan yang signifikan

antara gaya kepernimpinan kontingensi kepala seko\ah SLTP Negeri dengan kine rja

guru SLTP Negeri . Besarnya koefisien korelasi antara gaya kepemimpinan

kontingensi kepala sekolah SLTP N dengan kinerja guru SLIP N sebesar 0,42.

Dengan dernikian variabel gaya kepemimpinan kontingensi merupakan salah satu

variabel penentu bagi tercapainya kinerja guru yang lebih baik. Hasil penelitian ini

didukung oleh Allan Tucker (1 992) yang mengatakan bahwa kepemimpinan itu

merupakan kemampuan untuk mempengaruhi atau mendorong seseorang atau

sekelompok orang agar bekerja secara sukarela untuk mencapai tujuan yang telah

ditentukan. Fielder ( 1990) mengelompokkan gay a kepemimpinan seseorang

didasarkan atas orientasinya pada perilaku tugas dan hubungan. Di dalam perilaku

tugas pemimpin berupaya mengorganisir dan menetapkan peranan anggota kelompok

(pengikut) sedangkan di dalam perilaku hubungan pemimpin berupaya membina

hubungan pribadi dirinya dengan anggota kelompok (pengikut). Dalam hal

prakteknya kedua perilaku ini baik perilaku tugas maupun perilaku hubungan juga

dipengaruhi oleh faktor situasi. Maka kepala sekolah da1am penerapan

(26)

kepemimpinanya harus memahami dan mampu mewujudkau kombi.nasi perilaku

tugas dan perilaku hubungan dan menyesua ikannya. dengan situasi. Gaya

kepemimpinan kontingensi dapat men_iadi salah satu pegangan dan perlu

dikembangkan oleh kepala sekolah untuk memimpin sekolah dalam mencapai

tujuannya . Karena gaya kepemimpinan kontingens i mempunyai korelasi positif

dengan kinerja guru. Hasil perhitungan dan analisis sebelumnya mc;:nunjukkan bahwa

variabel gaya kepemimpinan kontingensi merupakan faktor penting yang

m empengaruhi tercapainya kineija guru SL TP.

Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara implementasi supervisi demokratis kepala sekolah dengan kinelja

guru SL TP Negeri di kota Medan._ Besamya koefisien korelasi antar implementasu

s upervisi demokratis dengan kinerja guru SLTP seb esar 0,68. Has il ini menunjukkan

bahwa variabel imp lementasi s upervisi demokratis adalah sangat penting dalam

mene ntukan tercapainya kinerja guru SLTP. Namun demikian dari hasil penelitian ini

ternyata masih ada diantara para kepala sekolah yang belum melaksanakan supervisi

demokratis itu sebagaimana Jayaknya . Pelaksanaan supervisi demokratis ini

hendaknya terus dikembangkan dan diupayakan terutama terhadapa guru- guru di

sekolah agar tercapai kinerja guru yang lebih baik dan meningkat. Hasil penelitian ini

didukung oleh _pendapat Subari ( 1994 ) yang mengatakan bahwa pelayanan dan

bantuan yang diberikan kepala seko lah kepada guru adalah yang berkenaan dalam

usaha untuk meningkatkan kualitas dan kinerja !,TUrn dalam aktivitas

belajar-mengajar.

(27)

Hal senada juga dikemukakan o1eh Rifai ( 1986 ) yang mengatakan

pelaksanaan supervisi yang efeh."tif itu harus bersifat bantuan dan birnbingan yang

diberikan kepada g\lru untuk mcngingkatkan kemampuan guru dalam bidang

instruk.sional atau pengajaran. Lmplementasi supervisi demokratis itu merupakan

suatu wujud nyata dari pelayanan bantuan yang diberikan kepala sekolah terhadap

para guru yang berdasarkan hubungan kemanusiaan yang akrab dan kehangatan

sehingga guru-guru merasa aman untuk. mengembangkan ·

tugasnya.

Demokratis

berdasarkan atasan dan bawahan, tapi berdasarkan kesejawatan. Konsep supervisi

yang demokratis itu menghargai kepribadian guru-guru, dimana sebagai individu

memiliki kebebasan berpikir dan berinisiatif untuk mengembangkan kemampuannya

untuk berpartisipasi dalam perbaikan pengajaran yang pada akh.irnya dapat

meningkatkan guru-guru dalam pelaksanaan tugasnya dalam pengajaran. Dengan

pelaksanaan supervisi demokratis keadaan guru-guru akan dapat ditingkatkan

menjadi lebih baik te rutama dalam bidang tugas profesi dan kinerjanya dapat diting

katkan menjadi lebih baik.

Hasil penelitian ini juga menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara gaya

kepemimpinan kontingensi dan implementasi supervisi demokratis kepala sekolah

dengan kinerja guru SLIP. Besamy·a koefisien korelasi ganda sebesar 47,2. Hasil ini

menunjukkan bahwa hila kepala sekolah memiliki gaya kepemimpinan kontingensi

yang baik d an implementasi supervisi demokratis yang juga baik, maka dampak yang

dihasilkan dari kedua variabel tersebut terhadap kinetja guru SLTP semakin positif

(28)

Hal ini dipertegas oleh pendapat Agyris (1984) yang mengatakan bahwa kinerja

seseoranng dipengaruhi oleh iklim

·organisasi

terutama nilai-nilai humanistik

(kem<)nusiaan) atau demokrasi, dimana jika demokrasi dalam organisasi dijunjung

tinggi maka rasa sating percaya, hubungan sesama yang otentik akan tumbuh subur.

Dua hal itu akan menumbuhkembangkan kinerja anggota organisasi maupun

kelornpok. Dalam hal ini kinerja guru dapat tumbuh dan ber.kembang dengan

kepemimpinan kepala sekolah yang baik disamping dengan pembinaan yang

dilakukan secara terus menerus secara sistematislprogramatis. Dengan demikian

merupakan tugas utama seorang kepala sekolah untuk membina keljasama dengan

seluruh staf yang dipimpinnya sehingga tetjadi hubungan yag hannonis. Maka gaya

kepemimpinan kontingensi dan pelaksanaan supervisi demokratis kepala sekolah

merupakan faktor-faktor penting yang mempengaruhi tercapainya kinerja guru SLTP.

C. Simpulan

Berdasarkan hasli analisis, pembahasan dan diskusi, maka dapat diambil

beberapa kesimpulan yaitu : P ertama. terdapat hubungan antara gaya kepemimpinan

kontingensi kepala sekolah dengan kinetja guru SL TP. Harga koefisien korelasi

antara gaya kepemimpinan kontingensi dengan kinerja guru SL TP adalah 0,42

dengan demikian 3,45 varians kinerja guru SLTP dapat dijelaskan oleh variabel gaya

kepemimpinan kontingensi kepala sekolah SL TP. Kedua, terdapat hubungan antara

implementasi · supervisi demokratis dengan kinerja guru SL TP. Harga koefisien

koreiasi antara implementasi supervisi demokratis dengan kinetja guru SLTP adalah

(29)

0,68 dengan: demlktan 43,84 varians kinerja guru SLIP dapat dijelaskan oleh variabel

implementasi supervisi demokratis. Ketiga, t~rdapat hubungan antara braya

kepemimpinan kontingensi bers~ma-<:a!!!.e i!.!1p!ementasi sup~rvisi dcmc.k:ratis

terhad.ap kinerja guru SL TP. Harga koefisien korelasi gand.a antara gaya

kepemimpinan koefisiensi bersama-sarna implementasi supervisi demokratis terhadap

kinerja guru SLTP adalah 0,687 dengan demikian 47,2% varians kinerja guru SLTP

dapat dijelaskan oleh variabel gaya kepemimpinan kontingensi bersama-sama dengan

implementasi supervisi demokratis kepala-kepala sekolah SL TP.

D. Saran

Berdasarkan simpulan dan diskusi seperti telah diuraikan d1atas, disarankan

hal-hal sebagai berikut:

(1) Perlu bagi kepala - kepala sekolah untuk lebih memahami arti dari

gaya kepemimpinan kontingensi, sebab hal ini sangat mendukung

sekali di dalam kepemimpinannya dan juga usaha untuk

meningkatkan mutu pendidikan khususnya SL TP di Kota Medan.

(2) Pembinaan terhadap guru - guru melalui pelaksanaan supervisi

demokratis secara terus menerus dan secara demokratis/ programatis

hendaknya dapat dilaksanakan dan diupayakan oleh para kepala

sekolah. Pembinaan ini sangat penting karena tuntutan perkembangan

baik perkembangan ilmu pengetahuan, perkembangan teknologi

(30)

hendaknya dapat dilaksanakan dan diupayakan oleh para kepala

sekolah. Pembinaan ini sangat penting karena tuntutan perkembangan

baik perkembangan ilmu pengetahuan, perkembangan tf!kno!/.:lgi

maupWl. perkembangan masyarakat dan kebijaksanaan

kebijaksanaan yang barn.

(3) Kepala - kepala sekolah hendaknya dapat mengembangkan serta

'

membina hubungan kerja sama yang hannoriis dengan seluruh staf

( 4) Kepada para guru disarankan agar dapat bekerjasama den bran kepala

sekolah, membantu mencari jalan keluar dari permasalahan yang

dihadapi guru dan sisv.·a.

(5) Kepada para peneliti disarankan untuk melakukan penelitian yang

sama atau yang berkaitan dengan kasus penelitian ini dapat

mcngambil populasi yang lebih luas lagi serta menggunakan

metodologi yang lebih komprehensif.

(31)

DAFTAR PUSTAKA

A.Gaffa1 (i984) Dasar - liasar Administr~i dan

Supervisi

Pengajaran, Padang~

Angkasa Raya

Arikunto Suharsimi. (I 996). Prosedur Penehtin Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta~

Rineka Cipta

Argyris, Chris. ( 1986). Increasing Leadership Effectiveness. Malabar. Kriger Lmt and CO.

A.S. Munir. (1986). Kepernimpinan Kerja. Jakarta: Bina Aksara

Bayu Suryaningrat. (1998). Pengantar Seni dan llmu Kepemirnpinan, Jakarta, Dewa

Ruci Press

Blanchard Kenneth H & Hersey Paul. (1986). Manajemen Perilak.u

OrganisasiPendayagunaan Sumber Daya Manusia, Jakarta; Erlangga

Charles J. Keating. ( 1986). Kepemimpinan Teori dan Pengembangannya,

Yogyakarta; Kanisi us

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Pendidikan Menengah Umurn ( 1994l, Petunjuk Pelaksanaan Supervisi Pendidikan di Sekolah. Jakarta

Dapertcmen Pendidikan Nasioanl, Direktorat Pendidikan Menengah Umum (2000),

Panduan Manjernen Sekolah, Jakarta

Departemen Pendidikan Nasional, Derektorat Pcndidikan Dasar dan Menengah. (2000). Rambu - rambu Penilaian Kinerja Sekolah (SLTP dan SMU), Jakarta

Departemen Pendidikan Nasional (2003). Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Tenaga Kependidikan, Standart Kornpetisi Guru

(SKGJ. Jakarta

(32)

Departemen Pendidikan Nasioanl. (2000). Balitbang, Pusat kurikulum, kurikulum Berbaris Kompetisi, Jakarta

{!jailani. Ar. ( 1984). Pengaruh Supervisi kepala sekolah Terhadap Kemampuan ·

Mengajar Guru SMA Negeri di Kotamadya. Banda AcehT es\~ R;Jndung.

FPS lKIP Bandung

Fidler, Fred E. and Martin M. Chammers (1974). Leadership and Effective

Management.lllinois: Scott, Foresman and Company

Gunawan Ary. H. (1996). Administrasi Sekolah. Administrasi Pendidikan Mikro, Jakarta, Rineka

H?dari Nawawi, ( l992). Kepemimpinan yang Efektip, Yogyakarta, Gajah Mada

Hendiyat Soetopo dan Wasty Soemanto. (1982). Kepemimpinan dan Supervisi

Pendidikan, Jakarta ~ Bina Aksara

Irsan. ( 1993). Etos Kerja Guru ; (Study pada guru - guru SMP Negeri Kotamadya Medan), Tesis ; padang, PPS IKIP Jakarta

Kartini Kartono. ( J 992 ). Pemimpin dan Kepemimpinan, Jakarta: Grafindo Persada.

M Nur Am in. ( 200 l ). Hubungan antara pemahaman tentang Peraturan Sekolah dan

Gaya Kepemimpinan dengan Kinerja Kepala s·MU Kota Padang; Padang,

PPS Un iversitas Negeri Padang.

Made Ptdatta. ( 1992 ). Pemikiran tentang Supervisi Pendtdikan, Jakarta.; Bumi

Aksara.

Malayu SP. Hasibuan, ( 200 l ). Manajemen Dasar Pengertian dan Masalah, Jakarta; Bumi Aksara.

Mangkunegara, Prabu Anwar AA. ( 2002 ). Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung; Risda.

(33)

Nanang Fattah, ( 2000 ). Manajemen Berbari.s Sekolah Bandung; CV. Andira

Han dung

Paulus TH. ( 1998 ). Hubungan Antara Manusia dan Etika Kerja, Jakarta; Orlab.

Rifai. M. Moh. ( 1986 ). Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung; Jemmars

S. Yuwono. ( 1982 ). Kepemimpinan dalam Organisasi Aparatur Pemerintah.

Surabaya, Liberty Nasional.

Siagian, Sondang. ( 1994 ). Teori dan Prak'tek Kepemimpinan, Jakarta; Rineka Cipta

Sabertian, Piet A. ( 1992 ). Supervisi Pendidikan, Jakarta; Rineka Cipta.

Soewaji Lazaruth, ( 1994 ). Manajernen Kepala Sekolah Yo!,ryakarta; Kanisius.

Sahertian, Piet A dan Frans Mahateru, ( 1981 ). Ptinsip dan Tehnik Supervisi

Pendidikan, Surabaya; Usaha Nasional.

Sarwono Sarlito. ( 1976 ). Pengantar Umum Psikologi, Jakarta; Penerbit Bulan

Bintang.

Sadiman, AM. ( 2000 ). lnteraksi dan Motivasi Belajar dan Mengajar, Jakarta; Raja

Grafindo Persada.

Sugiyono, ( 200 I ). Metode Penelitian Administrasi, Band ung; Alfabeta.

Syafruddin, ( 2002 ). Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan, Jakarta; Gras indo.

Sutisna, Oteng. ( 1989 ). Administrasi Pendidikan, Dasar Teoritis untuk Praktek Profesional, Bandung; Angkasa.

Sudjana. ( 2000 ). Manajemen Program Pendidikan, Bandung; Falah Production.

Tuckman. ( 1972 ). Conducting Educational Research,

New

York; Harcourt

Brace

Jovanovich, Inc.

(34)

Tampubolon, Daulat P. 2002. Peningkatan Pendidikan Bermutu. Tarutung: Makalah

Wasty Soemanto dan Hendiyat Soetopo, ( 1982 ). Kepemimpinan dalam Pendidikan; Surabaya, TT,.::~h~ NasionaL

Wijaya dan A. Tabrani Rusyan. ( 1991 ). Kemampuan Dasar Guru dalam PBM, Bandung; Remaja Rosd.akarya Bandung.

Wahjosumidjo. ( 1995 ). Kepemimpinan Kepala Sekolah~ Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya, Jakarta; Raja Grafindo Persada.

Winardi. J. ( 2001 ). Motivasi dan Pemotivasian dalam Mapajemen, Jakarta;

Rajawali. ·

Penerbit Alfabeta.

Gambar

Gambar 1. Hubungan Antara Variabel Penelitian................... ..... .........

Referensi

Dokumen terkait

Syukur Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis ucapkan Kehadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang atas segala Rahmat, Petunjuk, serta

Penelitian tindakan kelas dengan judul : “Penggunaan Media Gambar untuk Meningkatkan Kemampuan Bercerita dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia pada Siswa Kelas II

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana profil pembinaan dan pengembangan olahraga pendidikan di SMAN Kota Bandung diantaranya meliputi profil

pembelajaran membaca dengan menggunakan strategi KWL. Hipotesis yang akan diuji untuk perbedaan dua rerata skor pascates. kemampuan membaca

Manajemen Sumber Daya Manusia Reformasi Birokrasi dan Managemen Pegawai Negeri Sipil .Bandung:Rafika Aditama. Siagian,

RELEVANSI KONTEN KURIKULUM JURUSAN PEND IDIKAN GEOGRAFI UPI D ENGAN KURIKULUM 2013.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR

gizi pada siswa kelas V Sekolah Dasar di SD Harapan-1 Medan tahun 2013.

PENCIPTAAN KARAKTER SUPERHEROSEBAGAI SUMBER GAGASAN BER KARYA SENI LUKIS.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu