tentang Isi Pesan Iklan Jasa Raharja Versi ”Jaja Miharja” di Televisi)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana pada FISIP UPN ”Veteran” Jawa Timur
Oleh:
FARIDA ULFA KAUTSAR NPM. 0643010259
YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK PROGAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT
TENTANG ISI PESAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT
DI TELEVISI
(STUDI DESKRIPTIF KUANTITATIF TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT SURABAYA TENTANG ISI PESAN IKLAN JASA
RAHARJA VERSI ”JAJA MIHARJA” DI TELEVISI)
Oleh :
FARIDA ULFA KAUTSAR NPM. 0643010259
Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur Pada 1 Desember 2010
segala karunia serta rahmat-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan judul Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Isi Pesan Iklan
Layanan Masyarakat di Televisi (Studi Deskriptif Kuantitatif Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya tentang Isi Pesan Iklan Jasa Raharja Versi ”Jaja Miharja” di Televisi).
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini, tidak akan berjalan
lancar dan berwujud baik tanpa adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak,
maka penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Drs.
Kusnarto, M.Si sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan saran dan
bimbingan sehingga terselesaikannya skripsi ini. Pada kesempatan ini, penulis juga
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Prof. DR. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan
Nasional ”Veteran” Jawa Timur.
2. Ibu Hj. Suparwati, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Juwito, S.Sos, M.Si, selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak Drs. Syaifudin Zuhri M.Si, selaku Sekertaris Program Studi Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan
Nasional ” Veteran ” Jawa Timur dan sebagai dosen wali penulis.
v
5. Bapak dan Ibu dosen program studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran “ Jawa Timur yang
telah menyampaikan ilmu kepada penulis selama menjalani kuliah.
6. Ibu, ayah, saudara, dan keluarga besar, terima kasih karena kalian selalu memberi
dukungan doa, moral, dan materiil, serta saran dan kritik yang membangun.
7. Para sahabatku The Basecamp (Eva, Dini, Evian, Ribeth, Veta, Rerey, Rosie,
Dhani, Farhan, dan Dianto), yang selalu menemani dan memberiku semangat.
8. Anita, Ririn, Woro, Linda, Made, Vigie, Reza, Indra, Carla, Winda, dan Atika,
terima kasih atas bantuan dan perjuangannya.
9. Sahabatku Rieka Iswardhani, Ana Setyowati, Muyassaroh, Kudeta Band (Ruslan,
Bob, Rere, dan Ayub), terima kasih banyak untuk doa dan pengertian kalian.
10. Nurul Arifah dan Pandu Tresna Kusuma, terima kasih untuk nasehat terbaiknya.
11. Komunitas Evanescence Club Indonesia dan Anak Garaz Surabaya, terima kasih
untuk doa dan dukungannya.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari banyak kekurangan baik
dari segi teknis maupun dalam segi penyusunannya. Untuk itu, penulis senantiasa
bersedia dan terbuka dalam menerima saran dan kritik yang bersifat membangun.
Besar harapan penulis agar skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua
pihak. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih dan semoga Allah SWT
senantiasa memberikan petunjuk bagi kita semua. Amin.
Surabaya, November 2010
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI... vi
DAFTAR TABEL... ix
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN... xii
ABSTRAKSI ... xiii
BAB I PENDAHULUAN... 1
1.1 Latar Belakang Masalah... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 7
1.3 Tujuan Penelitian ... 7
1.4 Manfaat Penelitian ... 7
1.4.1 Manfaat Secara Teoritis ... 7
1.4.2 Manfaat Secara Praktis... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9
2.1 Landasan Teori... 9
2.1.1. Media Televisi dan Dampaknya bagi Pemirsa... 9
2.1.2. Televisi sebagai Media Periklanan ... 11
2.1.3. Definisi Iklan... 14
2.1.4. Tujuan Periklanan ... 17
2.1.5. Masyarakat sebagai Khalayak... 18
2.1.6 Jenis-jenis Iklan... 20
2.1.7. Unsur –Unsur Iklan di Televisi ... 22
2.1.8. Isi Pesan Iklan Jasa Raharja Versi “Jaja Miharja” .... 23
2.1.9. Tingkat Pengetahuan... 25
2.1.10. Teori S-O-R (Stimulus – Organism – Responses) .. 27
2.2 Kerangka Berpikir... 29
BAB III METODE PENELITIAN ... 32
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel... 32
3.1.1 Definisi Operasional... 32
3.1.2 Isi Pesan Iklan Jasa Raharja versi “Jaja Miharja”... 32
3.1.3. Pengukuran Variabel... 34
3.2. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel... 36
3.2.1. Populasi ... 36
3.2.2. Sampel dan Teknik Penarikan Sampel... 36
3.3. Teknik Pengumpulan Data... 37
3.4. Teknik Analisis Data... 38
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 40
4.1. Gambaran Obyek Penelitian ... 40
4.1.1. Gambaran Umum Kota Surabaya ... 40
4.1.2. Gambaran Umum Perusahaan... 42
4.1.3. Iklan Jasa Raharja Versi “Jaja Miharja” ... 47
vii
4.2.2.1. Penggunaan Media Massa... 54
4.2.2.2. Pengetahuan Masyarakat tentang Isi Pesan Iklan Jasa Raharja Versi “Jaja Miharja” di Televisi… 56 4.2.2.3. Tingkat Pengetahuan Masyarakat tentang Isi Pesan Iklan Jasa Raharja Versi “Jaja Miharja” di Televisi… 68 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 72
5.1. Kesimpulan ... 72
5.2. Saran... 72
DAFTAR PUSTAKA ... 74
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Model Teori Stimulus – Organism – Responses... 28
Gambar 2 Kerangka Berpikir Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya tentang
Isi Pesan Iklan Jasa Raharja versi “Jaja Miharja”... 31
Lampiran 2 Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya Tentang Isi Pesan
Iklan Jasa Raharja Versi "Jaja Miharja" di Televisi... 80
Lampiran 3 Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya Tentang Isi Pesan
Iklan Jasa Raharja Versi "Jaja Miharja" di Televisi Berdasarkan
Pendidikan Responden ... 82
Lampiran 4 Capture video isi pesan iklan Jasa Raharja Versi ”Jaja Miharja” 84
Lampiran 5 Surat Ijin Penelitian Skripsi... 85
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Identitas Responden Berdasarkan Usia... 50
Tabel 2 Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan ... 51
Tabel 3 Identitas Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 52
Tabel 4 Frekuensi Responden Melihat Iklan Jasa Raharja Versi “Jaja Miharja”
di Televisi... 54
Tabel 5 Durasi Melihat Iklan Jasa Raharja Versi “Jaja Miharja” di Televisi. 55
Tabel 6 Pengetahuan Mengenai Jasa Raharja sebagai Perusahaan yang Bergerak
di Bidang Asuransi Kecelakaan Lalu Lintas dan Penumpang Umum .. 56
Tabel 7 Pengetahuan tentang Menghubungi Jasa Raharja Jika Terjadi
Kecelakaan Transportasi Darat ... 58
Tabel 8 Pengetahuan tentang Menghubungi Jasa Raharja Jika Terjadi
Kecelakaan Transportasi Laut... 59
Tabel 9 Pengetahuan tentang Menghubungi Jasa Raharja Jika Terjadi
Kecelakaan Transportasi Udara ... 61
Tabel 10 Pengetahuan tentang Jasa Raharja yang Melayani Pemberian
Informasi Santunan Kecelakaan Lalu Lintas Jalan ... 62
Tabel 11 Pengetahuan tentang Nomor SMS Jasa Raharja yang Dihubungi
untuk Layanan Informasi Santunan Kecelakaan Lalu Lintas Jalan . 64
Tabel 12 Pengetahuan tentang Jasa Raharja yang Melayani Pemberian
Informasi Santunan Kecelakaan Lalu Lintas Jalan Melalui Media
Internet ... 66
x
Lampiran 4
Capture Video Isi Pesan Iklan Jasa Raharja Versi ”Jaja Miharja” di Televisi.
Isi pesan iklan:
Jasa Raharja adalah perusahan yang bergerak di bidang asuransi kecelakaan lalu
lintas jalan dan penumpang umum. Masyarakat bisa menghubungi Jasa Raharja
apabila terjadi kecelakaan transportasi darat, laut, dan udara.
Isi pesan iklan:
Jasa Raharja menyediakan pelayanan informasi santunan kecelakaan lalu lintas,
yaitu melalui media SMS Centre dan internet. Melalui media SMS Centre, yaitu
dengan menghubungi nomor 0812 – 10 – 500 – 500. Sedangkan melalui media
ABSTRAKSI
Farida Ulfa Kautsar, Tingkat Pengetahuan Masyarakat tentang Isi Pesan Iklan Layanan Masyarakat di Televisi (Studi Deskriptif Kuantitatif Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya tentang Isi Pesan Iklan Jasa Raharja Versi ”Jaja Miharja” di Televisi)
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat Surabaya tentang isi pesan iklan Jasa Raharja versi “Jaja Miharja” di televisi. Permasalahannya adalah pada saat ini jika terjadi kecelakaan lalu lintas dan transportasi, banyak masyarakat sebagai pengendara tidak tahu instansi mana yang harus dihubungi lebih dahulu.
Penelitian ini menggunakan teori S-O-R (Stimulus–Organism–Responses) dan metode yang digunakan adalah metode survey dengan analisis deskriptif. Penyebaran kuesioner pada 100 responden dilakukan dengan teknik penarikan sampel Sampling Accidental, yaitu penarikan sampling berdasarkan daerah yang sudah ditentukan untuk diteliti, dan memilih siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti di daerah tersebut.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan masyarakat tentang isi pesan iklan Jasa Raharja versi “Jaja Miharja” di televisi adalah sedang. Ini berarti reponden sudah mengetahui, namun belum sepenuhnya memahami isi pesan iklan tersebut. Iklan televisi tersebut menampilkan secara sekilas sehingga ada beberapa pesan iklan yang terlewatkan oleh responden dan pada akhirnya responden belum menerima informasi secara lengkap.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah tingkat pengetahuan masyarakat Surabaya tentang isi pesan iklan Jasa Raharja versi ”Jaja Miharja” di televisi dapat dikategorikan sedang. Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang asuransi kecelakaan lalu lintas dan penumpang umum, Jasa Raharja perlu menambah informasi dengan konsep yang lebih bisa dimengerti masyarakat sebagai khalayak, mengingat khalayak yang menyaksikan iklan di televisi terdiri dari berbagai kalangan yang memiliki latar belakang pendidikan yang beragam dan tingkat pemahaman informasi yang berbeda-beda.
Kata Kunci : Tingkat Pengetahuan, Masyarakat Surabaya, Iklan Televisi, Iklan Layanan Masyarakat Jasa Raharja Versi ”Jaja Miharja”
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Salah satu kebutuhan mendasar dari manusia adalah informasi.
Melalui informasi, orang dapat memperoleh pengetahuan tentang berbagai
hal. Informasi dapat diperoleh melalui berbagai media, baik media cetak
maupun media elektronik. Perkembangan dunia informasi saat ini tumbuh
dengan pesat dan banyak menghasilkan inovasi baru yang diciptakan
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin beragam,
khususnya kebutuhan akan informasi. Seiring dengan berkembangnya
jaman, masyarakat dituntut untuk mengetahui berbagai informasi yang
beragam. Informasi sudah menjadi kebutuhan manusia yang esensial untuk
mencapai tujuan.
Dari berbagai informasi yang ada di dalam media massa, iklan
merupakan hal yang paling tidak bisa dihindari. Media massa
menampilkan iklan hampir di semua isinya, sehingga masyarakat terpaksa
mengkonsumsinya. Iklan adalah struktur informasi dan susunan
komunikasi non personal yang biasanya dibiayai dan bersifat persuasif
tentang produk (barang, jasa, dan gagasan) oleh sponsor yang terientifikasi
melalui berbagai macam media. (Widyatama, 2006:13)
Beberapa pandangan tentang pengertian iklan telah dituliskan,
misalnya oleh Dunn dan Barban (1978) yang menuliskan bahwa iklan
merupakan bentuk kegiatan komunikasi non personal yang disampaikan
lewat media dengan membayar ruang yang dipakainya untuk
menyampaikan pesan yang bersifat membujuk (persuasif) kepada
konsumen oleh perusahaan, lembaga non-komersial, maupun pribadi yang
berkepentingan. (Widyatama, 2006:15)
Untuk menyampaikan pesan iklan dari komunikator (produsen)
kepada komunikan (konsumen), diperlukan media (channel) tertentu yang
berguna untuk menghubungkan keduanya. Pemilihan media ini sangat
penting karena berkaitan dengan keberhasilan perusahaan periklanan
dalam melakukan strategi promosi penjualan. Pemilihan media yang
kurang tepat akan menyebabkan informasi yang dikandung pesan iklan
tersebut menjadi tidak mengena pada target konsumen yang dituju. Dalam
kegiatan periklanan, para produsen memerlukan media massa sebagai
salah satu sarana menyampaikan pesan tentang produk yang mereka
hasilkan pada audiens. (Sutisna, 2003:276)
Sekarang begitu banyak media yang lahir di masyarakat dengan
berbagai bentuk dan jenisnya, sehingga iklan pun berkembang dengan
pesat. Pengguna jasa media untuk periklanan lebih mudah memilih media
mana yang digunakan atas pertimbangan segmen dan anggaran yang
tersedia. Iklan pun berkembang tidak berdasarkan jenis media, tetapi juga
berdasarkan jenis kebutuhan masyarakat terhadap media itu. Televisi lahir
karena beberapa penemuan teknologi, seperti telepon, telegraf, fotografi,
3
televisi dapat dibahas secara mendalam, baik dari segi isi pesan maupun
penggunaannya. Televisi saat ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari
kehidupan manusia. Banyak orang yang menghabiskan waktunya lebih
lama di depan televisi. Bagi banyak orang, televisi adalah teman, televisi
menjadi cermin perilaku masyarakat dan televisi dapat menjadi candu.
(Morrisan, 2004:1)
Televisi adalah salah satu bentuk media massa yang menjadi pilihan
para produsen untuk mengiklankan produk mereka, hal ini dikarenakan
televisi dipandang lebih efektif menyampaikan pesan dan mempengaruhi
masyarakat bila dibandingkan dengan media massa lainnya. (Effendy,
2003:177). Televisi juga memiliki keunggulan yaitu dapat menjangkau
khalayak yang luas. Dalam hal ini, televisi dapat menjangkau masyarakat
dalam berbagai lapisan, kelompok umur, sosial, gaya hidup, profesi, dan
lain sebagainya. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi produsen untuk
mengiklankan produk melalui media televisi. (Sutisna, 2003:287).
Sebuah iklan yang disampaikan tidak akan ada tanpa adanya pesan.
Pesan yang disampaikan sebuah iklan dapat berbentuk perpaduan antara
pesan verbal dan non verbal. Pesan verbal adalah pesan yang disampaikan
baik secara lisan maupun tulisan. Sedangkan bentuk non verbal tersebut
mengandung arti, maka ia dapat disebut sebagai sebuah pesan komunikasi.
(Widyatama, 2006:16). Berdasarkan tujuannya, iklan dapat dibagi menjadi
2 jenis, yaitu iklan komersil dan iklan layanan masyarakat. Iklan komersil
atau iklan bisnis bertujuan mendapatkan keuntungan ekonomi, utamanya
peningkatan penjualan. Sedangkan iklan layanan masyarakat adalah iklan
yang digunakan untuk menyampaikan informasi, mempersuasi, atau
mendidik khalayak dengan tujuan akhir bukan mendapatkan keuntungan
ekonomi, melainkan keuntungan sosial. Keuntungan sosial yang dimaksud
adalah munculnya penambahan pengetahuan, kesadaran sikap, dan
perubahan perilaku masyarakat terhadap masalah yang diiklankan, serta
mendapatkan citra baik di mata masyarakat.
PT Jasa Raharja mengeluarkan iklan televisi yang dibintangi
komedian Jaja Raharja. Iklan yang berdurasi 60 detik tersebut rata-rata
ditampilkan di stasiun televisi swasta sebanyak dua kali dalam sehari.
Iklan tersebut menggambarkan selang beberapa saat setelah terjadi
kecelakaan transportasi, sang bintang iklan Jaja Miharja dimintai tolong
seorang perempuan untuk mengatasi kecelakaan yang terjadi. Lalu Jaja
Miharja menghimbau masyarakat untuk menghubungi Jasa Raharja
sebagai pelayan asuransi kecelakaan lalu lintas jalan dan penumpang
umum. Dalam iklan juga ditampilkan seorang petugas Jasa Raharja yang
mengemukakan bahwa perusahaan yang bersangkutan juga melayanani
pemberian informasi santunan kecelakaan lalu lintas jalan lewat media
SMS dan internet.
Di Indonesia sendiri, kecelakaan lalu lintas menjadi pembunuh
nomor dua setelah penyakit TBC. Setiap tahun rata-rata 28.000 nyawa
5
ini kalau terjadi kecelakaan banyak pengendara yang tidak tahu instansi
mana yang harus dihubungi lebih dahulu. Direktur perusahaan asuransi
negara PT Jasa Raharja Diding Anwar pernah mengatakan, pihaknya
menghabiskan 500 miliar rupiah (50 juta dolar AS) setiap tahun pada
kompensasi bagi korban kecelakaan di jalan dan keluarga mereka.
(http://english.peopledaily.com.cn)
Dengan adanya kecelakaan lalu lintas, diperlukan pihak-pihak yang
melayani penanganan kecelakaan lalu lintas dan menyelesaikan santunan
korban, agar penanganan korban kecelakaan lalu lintas dan penumpang
umum semakin terpadu dan sinergis sehingga penyelesaian santunan Jasa
Raharja akan semakin cepat dan masyarakat akan semakin puas. Jasa
Raharja sendiri merupakan perusahaan jasa terkemuka di bidang asuransi
dengan mengutamakan penyelenggaraan program Asuransi Sosial dan
Asuransi Wajib sejalan dengan kebutuhan masyarakat, dengan misi:
1. Bakti kepada masyarakat, dengan mengutamakan perlindungan dasar
dan pelayanan prima sejalan dengan kebutuhan masyarakat.
2. Bakti kepada negara, dengan mewujudkan kinerja terbaik sebagai
penyelenggara Program Asuransi Sosial dan Asuransi Wajib, serta
Badan Usaha Milik Negara.
3. Bakti kepada perusahaan, dengan mewujudkan keseimbangan
kepentingan agar produktivitas dapat tercapai secara optimal demi
4. Bakti kepada lingkungan, dengan memberdayakan potensi sumber
daya bagi keseimbangan dan kelestarian lingkungan.
(www.jasaraharja.co.id)
Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti tertarik melakukan
penelitian, yaitu tingkat pengetahuan masyarakat Surabaya tentang isi pesan
iklan Jasa Raharja versi Jaja Miharja di televisi. Responden dalam penelitian
ini adalah masyarakat berusia 17 tahun sampai dengan 56 tahun. Pada usia
17 tahun, seseorang telah memiliki kemampuan intelektual maupun
ketrampilan dalam menganalisis sesuatu dan ditunjang dengan sikap
pandangan yang lebih realistis terhadap lingkungan sosialnya sehingga
dapat mengikuti perubahan zaman. (Dariyo, 2004:66). Sedangkan pada usia
56 tahun, rata-rata orang sudah mengalami masa pensiun, sehingga sudah
berkurang melakukan aktifitas berkendaraan.
Penelitian ini dilakukan di Surabaya karena berdasarkan data
Ditlantas Polda Jatim di Surabaya, jumlah korban meninggal dunia akibat
kecelakaan lalu lintas meningkat di tahun 2010.
(http://www.surabayapost.co.id/). Selain itu, PT Jasa Raharja mencatat
tingkat kecelakaan kendaraan bermotor di Surabaya menempati urutan
tertinggi di Jawa Timur karena meningkatnya kepadatan arus lalu lintas di
wilayah ini setiap tahun. (http://www.antarajatim.com). Tahun ini,
Polrestabes Surabaya mencatat jumlah kecelakaan di Surabaya adalah 755
7
Maka peneliti tertarik melakukan suatu studi deskriptif dengan
judul Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya tentang Isi Pesan Iklan
Jasa Raharja versi “Jaja Miharja” di Televisi.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan
sebelumnya, maka perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:
“Bagaimanakah tingkat pengetahuan masyarakat Surabaya tentang isi
pesan iklan Jasa Raharja versi Jaja Miharja di televisi?”
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan
masyarakat Surabaya tentang isi pesan iklan Jasa Raharja versi “Jaja
Miharja” di televisi.
1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian Ilmu Komunikasi
pada bidang komunikasi massa dan periklanan, khususnya yang berkaitan
1.4.2. Secara Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi
masyarakat Surabaya untuk memahami iklan layanan masyarakat dan
meningkatkan pemahaman tentang iklan layanan masyarakat dan lebih
tanggap menghubungi pihak yang berwenang jika terjadi kecelakaan
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Media Televisi dan Dampaknya bagi Pemirsa
Media televisi menyediakan informasi dan kebutuhan manusia
keseluruhan, seperti berita cuaca, informasi finansial, dan sebagainya.
Pemirsa akan selalu terdorong untuk mencari sesuatu yang tidak diketahui
melelui media televisi. Pada akhirnya, televisi pun menjadikan pemirsa
“hamba-hamba kecil” yang pola pikirnya siap diprogram oleh materi isi
media tersebut. (Kuswandi, 2000:30)
Secara umum, dikenal tiga tipe media televisi yang dipilih
berdasarkan karakteristiknya, yaitu televisi publik, televisi komersial, dan
televisi pendidikan. Tipologi ini biasa digunakan dalam menilai pola siaran
media televisi. Masing-masing tipe media ini memberikan penekanan
spesifik atas fungsi tertentu. Secara umum, setiap media audio-visual
dituntut mampu memberikan hiburan, tetapi televisi publik memberikan
penekanan pada penyebaran ide-ide dan realitas sosial, televisi komersial
pada fungsi hiburan, dan televisi pendidikan pada materi faktual-idealistis
(pendidikan dan pengajaran) (Siregar, 2001:15)
a. Daya Tarik Televisi
Televisi bisa dilihat sebagai media yang memiliki kekuatan untuk
mempengaruhi khalayak. Televisi mempunyai daya tarik yang kuat
dengan memiliki unsur audio-visual yang berupa kata-kata, musik, sound
effect, dan juga berupa gambar. Gambar ini bukan gambar mati,
melainkan gambar hidup yang mampu menimbulkan kesan yang
mendalam pada panonton. Daya tarik ini selain melebihi radio, juga
melebihi film bioskop, sebab segalanya dapat dinikmati di rumah dengan
aman dan nyaman.
b. Isi Pesan Televisi
Bersamaan dengan jalannya proses penyampaian isi pesan media televisi
kepada pemirsa, maka isi pesan itu juga akan ditafsirkan secara
beda menurut visi pemirsa. Sehingga dampak yang ditimbulkan berbeda-
berbeda-beda pula. Hal ini terjadi karena tingkat pemahaman dan kebutuhan
pemirsa terhadap isi pesan acara televisi berkaitan erat dengan status
sosial ekonomi serta situasi dan kondisi pemirsa pada saat menonton
televisi.
Menurut Kuswandi (2000:98), acara televisi dapat menimbulkan
dampak bagi pemirsanya. Salah satunya adalah dampak kognitif, yaitu
kemampuan seseorang atau pemirsa untuk menyerap dan memahami acara
yang ditayangkan televisi yang melahirkan pengetahuan bagi pemirsa.
11
pemirsa televisi yang menyaksikan Jasa Raharja versi “Jaja Miharja” di
televisi.
2.1.2. Televisi sebagai Media Periklanan
McLuhan mengatakan bahwa kecenderungan yang pasti dari
periklanan adalah selalu berusaha menampakkan produk sebagai salah satu
bagian integral dari produk sosial dan kebutuhan sosial yang luas. (Bungin,
2001:122). Iklan bagaikan sebuah dunia magis yang dapat mengubah
komoditas ke dalam situasi gemerlap yang memikat dan mempesona,
sebuah sistem yang keluar dari imajinasi dan muncul ke dalam dunia nyata
melalui media.
Djabar mengungkapkan hal yang sama mengenai pentingnya
beriklan, bahwa beriklan merupakan upaya kreatif untuk memperkenalkan
suatu produk melalui media, apapun medianya. Dengan beriklan,
masyarakat akan mengenal suatu produk, dan keberhasilan dalam
mempromosikan suatu produk akan menggulirkan suatu kegiatan ekonomi,
mulai dari produsen kepada konsumen. (Sumartono, 2000:5). Sementara
itu beriklan meruakan bentuk presentasi non personal yang
mempromosikan gagasan, produk (barang atau jasa) yang dibiayai oleh
pihak sonsor tertentu dengan menggunakan media tertentu. (Sulaksana,
2003:90).
Televisi merupakan media jaringan komunikasi dengan ciri-ciri yang
pengaruh-pengaruh dalam banyak kehidupan manusia. Televisi lahir karena
perkembangan teknologi yang semakin maju. Sebagai media massa yang
muncul belakangan dibanding media cetak, televisi baru berperan selama
kurang lebih tiga puluh tahun. Televisi ini sendiri lahir setelah adanya
beberapa penemuan teknologi, seperti telepon, telegraf, fotografi, serta
rekaman suara. Terlepas dari semua itu, pada kenyataannya media televisi
dapat dibahas secara mendalam, baik dari segi isi pesan maupun
penggunaannya. (Kuswandi, 2000:6).
Televisi saat ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari
kehidupan manusia. Banyak orang yang menghabiskan waktunya lebih
lama di depan pesawat televisi dibandingkan dengan waktu yang
digunakan untuk bercakap-cakap dengan keluarga. Bagi banyak orang,
televisi adalah teman, televisi menjadi cermin perilaku masyarakat dan
televisi dapat menjadi candu. (Morrisan, 2004:1)
Sedangkan menurut Lowe, televisi merupakan media periklanan
yang efektif, karena mempunyai kelebihan-kelebihan dalam beriklan,
antara lain:
a. Lebih dapat menarik perhatian
b. Lebih mudah mempengaruhi khalayak
c. Dapat memilih waktu dalam menampilkan iklan
d. Dapat menempatkan iklan pada program siaran yang dikehendaki
Televisi merupakan media yang paling disukai oleh para pemasang
13
unsur audio dan visual, sehingga para pengiklan percaya bahwa televisi
mampu menambah daya tarif iklan dibanding media lainnya. Televisi juga
diyakini sangat berpotensi mengingatkan khalayak terhadap pesan yang
disampaikan. Hal ini pula yang menyebabkan nilai belanja iklan di televisi
semakin lama semakin meningkat. (Kasali, 2003:172).
Bukti keefektifan televisi sebagai media beriklan disebabkan oleh
beberapa kekuatan yang dimiliki media televisi, sebagaimana dinyatakan
oleh Kasali (2003:121) sebagai berikut:
1) Efisiensi Biaya
Banyak para pemasang iklan memandang televisi sebagai media yang
paling efektif menyampaikan pesan-pesan komersial atau
non-komersial. Salah satu keunggulannya adalah kemampuan menjangkau
khalayak sasaran yang sangat luas. Jutaan orang menonton televisi
secara teratur. Televisi tidak hanya menjangkau khalayak sasaran yang
dapat dicapai media lainnya, tetapi juga khalayak yang tidak
terjangkau oleh media cetak.
2) Dampak yang Kuat
Keunggulan lainnya adalah kemampuannya menimbulkan dampak
yang kuat terhadap konsumen atau penonton, dengan tekanan pada
sekaligus dua indera, yaitu penglihatan dan pendengaran. Televisi juga
mampu menciptakan kelenturan bagi pekerjaan-pekerjaan kreatif
dengan mengkombinasikan gerakan, kecantikan, suara, warna, drama,
3) Pengaruh yang Kuat
Televisi mempunyai kemampuan yang kuat untuk mempengaruhi
persepsi khalayak sasaran. Sebagian besar masyarakat meluangkan
waktunya di depan televisi, sebagai sumber berita, hiburan, dan sarana
pendidikan. Sebagai calon pembeli, tentu lebih percaya pada
perusahaan yang mengiklankan produknya di televisi daripada yang
tidak sama sekali, sebab hal itu merupakan cerminan bonafiditas
periklanan.
Dari beberapa pendapat tersebut tampak bahwa televisi merupakan
media komunikasi iklan yang efektif dan efisien. Hal ini bisa dilihat dari
beberapa faktor misalnya efesiensi biaya, dampak yang dihasilkan dari
iklan sangat kuat dan juga pengaruh yang dihasilkan dari media televisi
juga sangat kuat. Hal ini yang membuat para pengiklan
berbondong-bondong menggunakan televisi sebagai sarana periklanan, dan juga
perkembangan teknologi yang sangat cepat membuat iklan melewati media
televisi lebih menarik.
2.1.3. Definisi Iklan
Beberapa ahli telah mengemukakan pengertian iklan diantaranya
adalah (Widyatama, 2006:15):
1. Dunn dan Barban yang menuliskan bahwa iklan merupakan bentuk
kegiatan komunikasi non personal yang disampaikan lewat media
15
pesan yang bersifat membujuk (persuasif) kepada konsumen oleh
perusahaan, lembaga non komersial, maupun pribadi yang
berkepentingan.
2. Wright menyatakan bahwa iklan merupakan sebentuk penyampaian
pesan sebagaimana kegiatan komunikasi lainnya. Secara lengkap, ia
menuliskan bahwa iklan merupakan suatu proses komunikasi yang
mempunyai kekuatan sangat penting sebagai alat pemasaran yang
membantu menjual barang, memberikan layanan serta gagasan atau
ide-ide melalui saluran tertentu dalam bentuk informasi yang
persuasif.
Iklan adalah suatu pesan yang berisi penawaran suatu produk yang
ditujukan masyarakat untuk menarik minat masyarakat melalui suatu
media. Iklan bertujuan menarik minat konsumen untuk membeli. (Kasali,
2003:173). Adapun tujuan iklan umumnya mengandung misi komunikasi.
Artinya, suatu komunikasi yang harus diayar untuk menarik kesadaran,
menanamkan informasi, mengembangkan sikap, atau mengubah sikap
khalayak dan mengharapkan adanya suatu tindakan yang menguntungkan
bagi pengiklan. (Jefkins, 2000:17).
Beberapa tipe pesan iklan menurut Sutisna (2003:278) yang dapat
menimbulkan daya tarik rasional, sehingga mendapat perhatian dari
konsumen yang selanjutnya konsumen memproses pesan tersebut yaitu:
Tipe ini umumnya berhubungan dengan pengambilan keputusan high
involvement yaitu penerima pesan dimotivasi untuk dapat memproses
informasi.
2. Potongan kehidupan
Tipe ini menampilkan pesan iklan dalam bentuk kegiatan sehari-hari
uang sering dialami banyak orang. Pengaruhnya tipe ini adalah agar
terjadi proses peniruan perilaku dari khalayak.
3. Demonstrasi
Tipe ini menggunakan teknik yang hampir sama yang digunakan
untuk menyelesaikan masalah yang sering dihadapi konsumen yaitu
dengan demonstrasi.
4. Iklan perbandingan
Tipe iklan ini berusahan membandingkan keunggulan produk yang
ditawarkan dengan produk lain sejenis.
Tampak bahwa iklan adalah suatu aktivitas yang dilakukan
pengiklan untuk mempengaruhi konsumen guna membeli suatu produk
yang diiklankan. Iklan akan berhasil mempengaruhi atau membujuk
konsumen apabila dikemas dengan sepersuasif mungkin sehingga
konsumen bisa mengerti dan memahami isi pesan dari iklan itu sendiri dan
17
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa iklan adalah
bentuk penyajian pesan yang dilakukan komunikator secara non personal
melalui media untuk ditujukan pada komunikan dengan cara membayar.
2.1.4. Tujuan Periklanan
Tujuan–tujuan periklanan (advertising objective ) adalah tujuan–
tujuan yang diupayakan untuk dicapai oleh periklanan. Penyusunan tujuan
periklanan yang baik merupakan tugas paling sulit dari manajemen
periklanan, namun tujuan–tujuan tersebut menjadi fondasi bagi seluruh
keputusan periklanan yang ditetapkan. (Shimp, 2003:365)
Iklan didesain untuk mencapai beberapa tujuan :
1. Membuat pasar sasaran menyadari ( aware ) akan suatu merk baru
2. Memfasilitasi pemahaman konsumen tentang berbagai atribut ddan
manfaat merk yang diiklankan dibandingkan merek – merek pesaing
3. Meningkatkan sikap – sikap dan mempengaruhi niatan untuk
membeli
4. Menarik sasaran untuk mencoba produk
Menurut Sutisna (2003:90), tujuan periklanan ada tiga, yaitu :
1. Menginformasikan.
Dalam hal ini iklan cenderung menonjolkan aspek manfaat produk
dan hal – hal penting lainnya mengenai produk. Pesan iklan ini
biasanya untuk peluncuran produk.
2. Membujuk.
Periklanan bersifat membujuk, berperan penting bagi produk dengan
tingkat persaingan tinggi, oleh karena itu pesan – pesan dalam iklan
ini berusaha membandingkan kelebihan produk yang ditawarkan
dengan produk lainnya yang sejenis.
3. Mengingatkan.
Iklan yang bersifat mengingatkan sangat penting terutama bagi
produk – produk yang dibeli dengan keterlibatan rendah.
2.1.5. Masyarakat sebagai Khalayak
Secara universal dan sederhana khalayak media dapat diartikan
sebagai sekumpulan orang yang menjadi pembaca, pendengar, penonton,
dan pemirsa sebagai media massa atau komponen isinya. Dalam arti yang
lebih ditekankan, khalayak media ini memiliki beberapa karakteristik yaitu
memiliki jumlah yang bersifat heterogen, menyebar, dan anonim, serta
19
konsisten dan komposisinya dapat berubah dengan cepat (McQuail,
2004:201)
Pemirsa merupakan sasaran komunikasi massa melalui media
televisi. Komunikasi dapat efektif, apabila pemirsa terpikat perhatiannya,
tertarik minatnya, mengerti, dan melakukan kegiatan yang diinginkan
komunikator. Pada dasarnya pemirsa televisi dapat dibedakan dalam 4 hal
yaitu: (Effendy, 2000:84)
1) Heterogen (aneka ragam), yaitu pemirsa televisi adalah massa,
sejumlah orang sangat banyak, yang sifatnya heterogen
berpencar-pencar di berbagai tempat. Selain itu pemirsa televisi dapat
dibedakan pula menurut jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan,
dan taraf kehidupan, dan kebudayaan.
2) Pribadi, yakni dapat diterima dan dimengerti oleh pemirsa, maka
isi pesan yang disampaikan melelui televisi bersifat pribadi dalam
arti sesuai dengan situasi pemirsa saat itu.
3) Aktif, apabila pemirsa menjumpai sesuatu yang menarik dari
sebuah stasiun televisi, mereka akan aktif melakukan interpretasi.
4) Selektif, yaitu pemirsa yang memilih program televisi yang
2.1.6. Jenis-jenis Iklan
Berdasarkan tujuannya, iklan dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu
iklan komersil dan iklan layanan masyarakat. Iklan komersil sering juga
disebut sering disebut juga iklan bisnis. Sebagaimana namanya, iklan
komersial ataun iklan bisnis bertujuan mendapatkan keuntungan ekonomi,
utamanya peningkatan penjualan. Iklan komersial dapat dibagi menjadi 3
jenis iklan, yaitu:
1) Iklan konsumen, dimaksukan untuk mendapatkan keuntungan bisnis,
dan ditujukan kepada konsumen akhir, yaitu pengguna terakhir suatu
produk. Seseorang yang membeli produk tersebut akan
digunakannya sendiri, maka ia disebut dengan konsumen pengguna
akhir. Contohnya, ibu rumah tangga adalah pengguna akhir produk
sabun cuci, minyak goreng, produk kecantikan, dan sebagainya.
2) Iklan bisnis, yaitu iklan yang disampaikan dengan maksud
mendapatkan keuntungan ekonomi dan sasaran pesan yang dituju
adalah untuk seseorang atau lembaga yang akan mengolah dan atau
menjual produk yang diiklankan tersebut kepada konsumen akhir.
Contohnya, pabrik yang akan mengolah kembali produk yang
dibelinya untuk dibentuk menjadi produk baru lainnya guna dijua ke
pasar.
3) Iklan profesional, adalah iklan yang dimaksudkan untuk
mendapatkan keuntungan bisnis dan khalayak sasaran iklan adalah
21
kelompok orang yang memiliki pekerjaan spesifik, ia dibayar karena
ketrampilan dan keahlian spesifiknya tersebut. (Widyatama,
2006:103)
Menurut Jefkins, iklan layanan masyarakat berisi mengenai
penjelasan dan informasi terhadap segala sesuatu yang terjadi di
masyarakat dimana iklan yang dijelaskan itu bermaksud mengundang
respon langsung dari sebanyak mungkin masyarakat. (Jefkins, 2000:356).
Iklan layanan masyarakat adalah iklan yang digunakan untuk
menyampaikan informasi, mempersuasi, atau mendidik khalayak dengan
tujuan akhir bukan mendapatkan keuntungan ekonomi, melainkan
keuntungan sosial. Keuntungan sosial yang dimaksud adalah munculnya
penambahan pengetahuan, kesadaran sikap, dan perubahan perilaku
masyarakat terhadap masalah yang diiklankan, serta mendapatkan citra
baik di mata masyarakat.
Secara normatif, bertambahnya pengetahuan, dimilikinya
kesadaran sikap dan perubahan perilaku masyarakat tersebut sangat
penting bagi kualitas kehidupan masyarakat itu sendiri. Sebab, masyarakat
akan terbangun dan digiring pada situasi ke arah keadaan yang baik. Selain
mendatangkan kebaikan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat,
bertambahnya pengetahuan masyarakat dan munculnya kesadaran sikap
serta perilaku sebagaimana inti pesan juga dapat menguntungkan
pengiklan itu sendiri, selain mendapatkan citra baik di tengah masyarakat.
2.1.7. Unsur-Unsur Iklan di Televisi
Berdasarkan Jean Merrie Boursicat, seorang kolektor film iklan
menyebutkan bahwa iklan yang baik harus bisa menyampaikan pesan dan
identitas produk yang kuat. Itu bisa dibangun lewat ide cerita, visualisasi
gambar, atau jingle yang menarik. Sehingga pesan yang ingin disampaikan
dapat dicerna atau dimengerti serta dapat membentuk image pada pemirsa.
Teknik visualisasi adalah salah satu bagian dari unsur iklan, yang
merupakan teknik-teknik pekerjaan yang dipadukan sedemikian rupa dengan
merekayasa gambar atau produk yang ingin ditampilkan secara audio visual
menjadi sebuah karya seni yang dapat mempengaruhi khalayak. Sehingga
gambar dapat menarik perhatian khalayak atau pemirsa.
Dalam proses pembuatan iklan di televisi, produsen iklan merancang
unsur–unsur iklan sedemikian rupa agar pesan iklan dapat dipahami oleh
khalayak. Unsur – unsur iklan ini antara lain (Effendy, 2000:178):
1) Video, adalah segala sesuatu yang ditampilkan di layar yang bisa dilihat
pada iklan di televisi merupakan stimulus yang merangsang perhatian
khalayak atau dijadikan perhatian karena pada dasarnya manusia secara
visual tertarik pada obyek yang bergerak.
2) Suara atau audio, pada dasarnya sama dengan di radio yaitu dengan
memanfaatkan musik, lagu-lagu singkat (jingle), atau suara orang
(voice). Misalnya, seorang model iklan menyampaikan pesan, langsung
23
3) Model iklan atau talent, juga menjadi unsur penting dalam iklan.
Sebagaimana banyak studi yang menunjukkan bahwa keefektifan
komunikasi juga ditentukan ciri-ciri komunikator, seperti kredibilitas
dan daya tarik.
4) Alat peraga atau props, adalah peralatan-peralatan lain yang digunakan
untuk mendukung periklanan sebuah produk. Fungsi utama alat peraga
ini harus merefleksikan karakter, kegunaan, dan keuntungan produk,
seperti logo, kemasan, dan cara penggunaan suatu produk.
5) Latar atau suasana (setting), adalah tempat atau lokasi pengambilan
gambar (shooting) ketika adegan tertentu dalam iklan itu berlangsung.
Lokasi tersebut dipilih berdasarkan tema iklan.
Gambar atau tampilan (visual), merupakan stimulus yang merangsang
perhatian khalayak menerima kehadiran sebuah obyek, dan diharapkan
khalayak akan lebih mudah menerima dan mempersepsikan makna yang
disampaikan. Unsur gambar ini misalnya mengandalkan komposisi warna
atau bahasa tubuh dari pemeran iklan.
2.1.8. Isi Pesan Iklan Jasa Raharja Versi “Jaja Miharja”
Iklan Jasa Raharja yang ditayangkan televisi adalah suatu bentuk
komunikasi yang informatif dan persuasif yang ditujukan kepada
khalayak, mengingat iklan Jasa Raharja dikeluarkan secara khusus untuk
memberitahukan kepada masyarakat mengenai asuransi kecelakaan
citra yang baik di kalangan pemirsa. Terdapatnya iklan tersebut yang
ditujukan untuk pemirsa televisi, maka peneliti bermaksud mengetahui
tingkat pengetahuan masyarakat Surabaya. Tingkat pengetahuan
masyarakat Surabaya tentang isi pesan iklan tersebut adalah tentang
pernyataan verbal sebuah iklan, verbal berarti melalui penggunaan
kata-kata, baik tertulis maupun lisan. Maksudnya, pengungkapan pengetahuan
tentang sebuah iklan melalui bentuk pesan yang menggunakan kata-kata
baik itu secara tertulis maupun lisan.
Di dalam iklan Jasa Raharja versi “Jaja Miharja”, isi pesan yang
termuat di dalamnya antara lain:
1. Pengetahuan masyarakat tentang Jasa Raharja
Jasa Raharja adalah perusahan yang bergerak di bidang asuransi
kecelakaan lalu lintas jalan dan penumpang umum.
2. Klaim masyarakat untuk bisa mendapatkan hak asuransi bila terjadi
kecelakaan darat.
Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang bidang asuransi
kecelakaan lalu lintas jalan dan penumpang umum, masyarakat bisa
menghubungi Jasa Raharja apabila terjadi kecelakaan transportasi
darat.
3. Klaim masyarakat untuk bisa mendapatkan hak asuransi bila terjadi
kecelakaan laut.
Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang bidang asuransi
25
menghubungi Jasa Raharja apabila terjadi kecelakaan transportasi
laut.
4. Klaim masyarakat untuk bisa mendapatkan hak asuransi bila terjadi
kecelakaan udara.
Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang bidang asuransi
kecelakaan lalu lintas jalan dan penumpang umum, masyarakat bisa
menghubungi Jasa Raharja apabila terjadi kecelakaan transportasi
udara.
5. Media pelayanan informasi santunan kecelakaan lalu lintas yang
diberikan Jasa Raharja
a. Melalui media SMS Centre, yaitu 0812 – 10 – 500 – 500
b. Melalui media internet, yaitu www.jasaraharja.co.id
2.1.9. Tingkat Pengetahuan
Tingkat adalah ukuran tinggi rendahnya tentang sesuatu misalnya
derajat, kelas, taraf, pendidikan, dan pengetahuan. Dalam Kamus Umum
Bahasa Indonesia, pengatahuan itu sendiri berasal dari kata “tahu” yang
berarti segala sesuatu yang diketahui mengenai sesuatu hal. (Cetakan
ketiga edisi III, 2005)
John R. Enderson dalam Engel (1994:316) terdapat dua jenis
pengetahuan dasar yaitu deklaratif dan prosedural. Pengetahuan deklaratif
prosedural mengacu pada pengertian bagaimana fakta ini dapta digunakan.
Fakta ini bersifat subjektif dalam pengertian fakta tersebut tidak perlu
sesuai dengan realitas subjektif.
Tingkat pengetahuan disini merupakan proses pemanggilan kembali
ingatan individu tentang apa yang dilihatnya dalam iklan. Tingkat dalam
tingkat pengetahuan disini adalah variabel, pengetahuan adalah konsep
yang merupakan salah satu akibat dari kesadaran perubahan yang terjadi
dari efek kognitif. Efek kognitif terjadi apabila terjadi perubahan dari apa
yang diketahui, dipahami, atau dipersepsi oleh khalayak serta terkait
dengan transmisi pengetahuan ( Rakhmat, 2001:219).
Pengetahuan adalah konsep yang merupakan salah satu akibat dari
perubahan yang terjadi dari efek komunikasi massa, yang diklasifikasikan
dalam efek kognitif terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui /
dipahami atau dipersepsi oleh khalayak. Efek ini berkaitan dengan
transmisi pengetahuan, ketrampilan, kepercayaan, atau informasi. Efek
kognitif berhubungan dengan pikiran atau penalaran sehingga khalayak
yang semula tidak tahu, yang tadinya tidak mengerti, yang tadinya bingung
menjadi merasa jelas. (Effendy, 2003:318).
Definisi pengetahuan mengacu kepada apakah seseorang cukup
intens mengetahui informasi dari suatu masalah tergantung kepada
pengetahuan yang dimiliki seseorang mengenai masalah tersebut
bagaimana orang tersebut menanggapi dan memecahkan masalah tersebut
27
2.1.10.Teori S-O-R (Stimulus – Organism – Responses)
Peneliti mengemukakan teori yang dianggap sesuai dengan
penelitian ini dan dapat dijadikan sebagai bahan untuk menunjang
penelitian yaitu teori S-O-R. Menurut Effendy, 2000, teori ini menjelaskan
tentang reaksi khusus yang merupakan efek dari adanya stimulus khusus,
sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian
antara pesan dan reaksi komunikannya. Adapun unsur-unsur dalam teori
S-O-R adalah pesan (stimulus), komunikan (organism), dan efek (respons).
Mengutip pendapat Hovlan, Janis dan Kelley (Effendy, 2000:254)
menelaah sikap dari organism ada tiga variabel yaitu perhatian, pengertian,
dan penerimaan. Suatu stimulus dalam situasi tertentu dapat berupa objek
dalam lingkungan, suatu pola penginderaan atau pengalaman atau
kombinasi dari ketiganya. Sifat khas stimulus adalah konsep yang
komplek, yang berbeda dari satu situasi dengan situasi yang lain dan akan
mempengaruhi pemahaman kita tentang fenomena yang dijelaskan.
Sedangkan organism menjadi perantara stimulus dan respon
merupakan konsep kotak hitam yang hanya diamati dalam artian perilaku
yang dihasilkan. Karena itu kita hanya mengamati perilaku eksternal dan
menganggapnya sebagai manifestasi dari keadaan internal organism
tersebut. Sedangkan R merupakan response tertentu terhadap peristiwa /
khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan
kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada model berikut ini:
Stimulus Organism :
- Perhatian - Pengertian - Penerimaan
Responses
Gambar 1. Model Teori Stimulus – Organism – Responses
Unsur–unsur dalam model S–O– R tersebut adalah (Effendy, 2000:225):
a. Pesan (stimulus), merupakan pesan yang disampaikan komunikator
kepada komunikan. Pesan yang disampaikan tersebut dapat berupa
tanda dan lambang.
b. Komunikan (organism), merupakan keadaan komunikan disaat
menerima pesan. Pesan yang disampaikan komunikator diterima
sebagai informasi, dan komunikan akan memperhatikan informasi
yang disampaikan oleh komunikator. Perhatian disini diartikan bahwa
komunikan akan memperhatikan sikap pesan yang disampaikan
melalui tanda dan lambang. Selanjutnya, komunikan mencoba
mengartikan dan memahami setiap pesan yang disampaikan
komunikator.
c. Efek (respons), merupakan dampak dari pada komunikasi. Efek dari
komunikasi adalah perubahan sikap, yaitu sikap afektif (perasaan),
29
kognatif berarti bahwa setiap informasi menjadi bahan pengetahuan
bagi komunikan.
Berdasarkan gambar 2.1, stimulus atau pesan yang disampaiakan
oleh komunikator kepada komunikan berupa isi pesan iklan Jasa Raharja
Versi “Jaja Miharja” yang dikeluarkan PT Jasa Raharja mungkin diterima
atau mungkin saja terjadi penolakan. Apabila komunikan menerima
stimulus atau pesan yang disampaikan maka akan memperhatikan. Proses
selanjutnya komunikan tersebut mengerti dari pesan yang disampaikan.
Dan proses terakhir adalah kesedian diri komunikan untuk mengubah
sikap yang menandakan keberhasilan dalam proses komunikasi.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan muncul dari
adanya proses berfikir dan pemahaman individu terhadap obyek, dengan
adanya proses tersebut maka menimbulkan kesadaran individu terhadap
obyek. Proses berpikir tersebut menunjuk pada kegiatan yang melibatkan
penggunaan konsep dan lambang, sebagai pengganti obyek dan peristiwa
(Rakhmat, 2001:68)
2.2. Kerangka Berpikir
Dalam penelitian ini, peneliti berusaha melihat tingkat pengetahuan
masyarakat Surabaya tentang isi pesan iklan Jasa Raharja versi “Jaja
Miharja” di televisi. Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti
menggunakan teori S-O-R. Iklan Jasa Raharja versi “Jaja Miharja”
Apabila pesan itu dimengerti, kemudian timbul efek pengaruh dari Jasa
Raharja versi “Jaja Miharja” terhadap rmasyarakat.
Tingkat pengetahuan masyarakat tentang iklan Jasa Raharja versi
“Jaja Miharja” di televisi dalam penelitian ini adalah didasarkan atas
asumsi bahwa semakin sering seorang pemirsa menerima pesan yang
disampaikan media yaitu televisi, maka akan semakin tahu dan paham
tentang informasi atau pesan yang ingin disampaikan lewat iklan Jasa
Raharja versi “Jaja Miharja” tersebut, sehingga pada akhirnya akan
diketahui bagaimana tingkat pengetahuan masyarakat yang menjadi
pemirsanya, dan dengan melihat iklan Jasa Raharja versi “Jaja Miharja” di
31
Berdasarkan terori-teori yang telah dikemukakan, maka kerangka
berpikir yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Isi Pesan Iklan Jasa Raharja Versi “Jaja Miharja”
1. Pengetahuan masyarakat tentang Jasa Raharja
2. Klaim masyarakat untuk bisa mendapatkan hak asuransi bila terjadi kecelakaan darat.
3. Klaim masyarakat untuk bisa mendapatkan hak asuransi bila terjadi kecelakaan laut.
4. Klaim masyarakat untuk bisa mendapatkan hak asuransi bila terjadi kecelakaan udara.
5. Media pelayanan informasi santunan kecelakaan lalu lintas yang diberikan Jasa Raharja
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.1.1. Definisi Operasional
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan
masyarakat Surabaya tentang isi pesan iklan Jasa Raharja versi “Jaja
Miharja”. Untuk lebih mempermudah pengukurannya, maka definisi
operasional dari tingkat pengetahuan khalayak adalah sebagai berikut:
Tingkat pengetahuan masyarakat Surabaya terhadap isi pesan iklan
Jasa Raharja merupakan derajat atau tingkat pengetahuan masyarakat
Surabaya sebagai pemirsa televisi setelah melihat dan memperhatikan
berbagai informasi dalam iklan, dalam wujud orientasi atau kecenderungan
untuk lebih tanggap tentang perusahaan jasa yang bisa dihubungi jika
terjadi kecelakaan lalu lintas jalan.
3.1.2. Isi Pesan Iklan Jasa Raharja versi “Jaja Miharja” di Televisi
Adapun isi pesan iklan Jasa Raharja versi “Jaja Miharja” yang
merupakan indikator dari tingkat pengetahuan yang diamati dalam
penelitian ini, adalah sebagai berikut:
33
1. Pengetahuan masyarakat tentang Jasa Raharja
Jasa Raharja adalah perusahan yang bergerak di bidang asuransi
kecelakaan lalu lintas jalan dan penumpang umum.
2. Klaim masyarakat untuk bisa mendapatkan hak asuransi bila terjadi
kecelakaan darat.
Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang bidang asuransi
kecelakaan lalu lintas jalan dan penumpang umum, masyarakat bisa
menghubungi Jasa Raharja apabila terjadi kecelakaan transportasi
darat.
3. Klaim masyarakat untuk bisa mendapatkan hak asuransi bila terjadi
kecelakaan laut.
Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang bidang asuransi
kecelakaan lalu lintas jalan dan penumpang umum, masyarakat bisa
menghubungi Jasa Raharja apabila terjadi kecelakaan transportasi laut.
4. Klaim masyarakat untuk bisa mendapatkan hak asuransi bila terjadi
kecelakaan udara.
Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang bidang asuransi
kecelakaan lalu lintas jalan dan penumpang umum, masyarakat bisa
menghubungi Jasa Raharja apabila terjadi kecelakaan transportasi
udara.
5. Media pelayanan informasi santunan kecelakaan lalu lintas yang
a. Melalui media SMS Centre, yaitu 0812 – 10 – 500 – 500
b. Melalui media internet, yaitu www.jasaraharja.co.id
3.1.3. Pengukuran Variabel
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat Surabaya
tentang isi pesan iklan Jasa Raharja versi “Jaja Miharja”, peneliti
menggunakan skala nominal yaitu membedakan antara responden yang
menjawab tahu dan tidak tahu.
- Bagi yang menjawab tahu, peneliti akan memberikan skor 2
- Bagi yang menjawab tidak tahu, peneliti akan memberikan skor 1
Selanjutnya peneliti akan mengkategorikan jawaban responden
berdasarkan kategori tinggi, sedang, rendah dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
Skor jawaban tertinggi – Skor jawaban terendah
Interval =
Jenjang yang diinginkan
Berdasarkan uraian di atas, maka perhitungan kategori pada
penelitian ini:
Skor tertinggi: x 2 = 8 x 2 = 16
35
16 – 8
Interval = = 2.6 = 3
3
Jadi batasan skor yang dipakai dalam pengukuran variabel adalah
rendah, sedang, dan tinggi, yaitu dijabarkan sebagai berikut:
a. Kategori penilaian rendah bila jumlah skor antara 8-10, yaitu
menunjukkan bahwa responden memiliki tingkat pengetahuan yang
rendah mengenai isi pesan iklan Jasa Raharja versi “Jaja Miharja”.
Artinya, responden kurang mengetahui dan kurang memahami isi pesan
iklan tersebut.
b. Kategori penilaian sedang bila jumlah skor antara 11-13, yaitu
menunjukkan bahwa responden memiliki tingkat pengetahuan yang
sedang mengenai isi pesan iklan Jasa Raharja versi “Jaja Miharja”.
Artinya, responden sudah mengetahui namun sepenuhnya memahami
isi pesan iklan tersebut.
c. Kategori penilaian tinggi bila jumlah skor antara 14-16, yaitu
menunjukkan bahwa responden memiliki tingkat pengetahuan yang
tinggi mengenai isi pesan iklan Jasa Raharja versi “Jaja Miharja”.
Artinya, responden sudah mengetahui dan sudah memahami
3.2. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel 3.2.1. Populasi
Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang ciri-cirinya
akan diduga. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat di
Surabaya yang berusia 17 tahun sampai dengan 56 tahun, dan yang pernah
melihat iklan Jasa Raharja versi “Jaja Miharja”. Masyarakat Surabaya yang
berusia 17 sampai dengan 56 tahun berjumlah 1.546.881 (BPS, 2009). Pada
usia 17 tahun, seseorang telah memiliki kemampuan intelektual maupun
ketrampilan dalam menganalisis sesuatu dan ditunjang dengan sikap
pandangan yang lebih realistis terhadap lingkungan sosialnya sehingga
dapat mengikuti perubahan zaman. (Dariyo, 2004:66). Sedangkan pada usia
56 tahun, rata-rata orang sudah mengalami masa pensiun, sehingga sudah
berkurang melakukan aktifitas berkendaraan.
3.2.2. Sampel dan Teknik Penarikan Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah
metode Sampling Accidental/Incidental, yaitu teknik penentuan sampel
berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu
dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang
yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data. (Sugiyono,
2008:85). Untuk menentukan jumlah sampel akan ditemukan dengan
37
N
n =
Nd2 + 1
Keterangan :
N : ukuran / besar populasi
n : ukuran / besar sampel
d : presisi (derajat ketelitian 0.1)
1.546.881
n =
1.546.881 (0.1)2 + 1
1.546.881
n = = 99.99 = 100 orang
15.468,82
3.3. Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh langsung dari
responden berdasarkan data primer dan data sekunder. Yang dimaksud
data primer adalah data yang berupa jawaban dari kuisioner yang diberikan
diperoleh dari buku-buku penunjang, data dari perusahaan yang
bersangkutan, internet, dan literatur.
3.4. Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat Surabaya
tentang iklan Jasa Raharja versi Jaja miharja di televisi, maka peneliti akan
menggunakan tabel frekuensi untuk menggambarkan data yang diperoleh
dari hasil penyebaran kuisioner yang diisi responden.
Selanjutnya, data yang diperoleh dari hasil kuisioner akan diolah
untuk dideskripsikan. Adapun langkah-langkah dalam pengolahan terdiri
dari mengedit, mengkode, dan memasukkan data tersebut dalam tabulasi
data untuk selanjutnya dianalisis secara deskriptif setiap pertanyaan yang
diajukan. Data yang didapat dianalisis secara kuantitatif dengan
menggunakan rumus:
F
P = x 100 %
N
Keterangan:
P : Persentase responden
F : Frekuensi responden
39
Dengan menggunakan rumus tersebut maka diperoleh apa yang
diinginkan peneliti dengan kategori tertentu. Hasil perhitungan selanjutnya
dilampirkan dalam tabel yang disebut tabulasi agar mudah
4.1. Gambaran Obyek Penelitian
4.1.1. Gambaran Umum Kota Surabaya
Surabaya adalah ibukota propinsi Jawa Timur, yang terletak di
tepi pantai utara provinsi Jawa Timur. Wilayahnya berbatasan dengan
Selat Madura di Utara dan Timur, Kabupaten Sidoarjo di Selatan, serta
Kabupaten Gresik di Barat. Luas wilayah kota Surabaya adalah 374,36
km2. Nama Surabaya diambil dari simbol ikan Sura dan Buaya. Simbol
itu sesungguhnya untuk menggambarkan peristiwa heroik yang terjadi
di kawasan Ujung Galuh (nama daerah Surabaya di masa silam), yakni
pertempuran antara tentara yang dipimpin Raden Widjaja dengan
pasukan tentara Tar Tar pada tanggal 31 Mei 1293. Tanggal itulah yang
kemudian ditetapkan sebagai hari lahirnya Surabaya.
Surabaya merupakan kota multi etnis yang kaya budaya.
Beragam etnis ada di Surabaya, seperti etnis Melayu, Cina, India, Arab,
dan Eropa. Etnis Nusantara pun dapai dijumpai, seperti Madura, Sunda,
Batak, Kalimantan, Bali, Sulawesi yang membaur dengan penduduk
asli Surabaya membentuk pluralisme budaya yang selanjutnya menjadi
ciri khas kota Surabaya. Sebagian besar masyarakat Surabaya adalah
orang Surabaya asli dan orang Madura. Ciri khas masyarakat asli
Surabaya adalah mudah bergaul. Gaya bicaranya sangat terbuka.
41
Walaupun tampak seperti bertemperamen kasar, masyarakat Suarabaya
sangat demokratis, toleran dan senang menolong orang lain.
Berdasarkan data yang tercatat di Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil, sampai dengan Bulan Desember 2007. Jumlah penduduk
Kota Surabaya yang terdaftar di Kartu keluarga hingga Desember 2007
adalah 2.861.928 jiwa atau sebanyak 755.914 Kepala keluarga.
Komposisi penduduk Kota Surabaya pada Tahun 2007 berdasarkan
jenis kelamin sebanyak 1.437.682 jiwa penduduk laki-laki (50,23 %)
dan 1.424.246 (49,77 %) jiwa penduduk perempuan. Jika dilihat dari
komposisi penduduk tersebut dapat dijelaskan bahwa terbanyak adalah
pegawai swasta sejumlah 684.581 jiwa, selanjutnya adalah sebagai ibu
rumah tangga sejumlah 527.343 jiwa dan sebagai pelajar sebanyak
448.551 jiwa. Komposisi penduduk kota Surabaya berdasarkan
pendidikan pada tahun 2007 terbanyak adalah pada tingkat pendidikan
SLTA (772.133 jiwa) kemudian SD (769.728 jiwa) serta tidak sekolah
(616.240 jiwa).
Surabaya merupakan salah satu pintu gerbang perdagangan
utama di wilayah Indonesia Timur. Dengan segala potensi, fasilitas, dan
keunggulan geografisnya Surabaya memiliki potensi ekonomi yang
sangat besar. Sektor primer, sekunder, dan tersier di kota ini sangat
mendukung untuk semakin memperkokoh sebutan Surabaya sebagai
kota perdagangan dan ekonomi. Kehidupan berkesenian Kota Surabaya
melengkapi membentuk keragaman kesenian Surabaya. Gending
Jula-Juli Suroboyo, Tari Remo, Kentrung, Okol, Seni Ujung, Besutan,
upacara Loro Pangkon, Tari Lenggang Suroboyo dan Tari Hadrah Jidor
merupakan kesenian tradisional Surabaya. Sementara kesenian modern
juga tumbuh pesat. Sejumlah sanggar tari berkonsentrasi
mengembangkan perpaduan seni tradisional dan modern. Namun
demikian banyak group tari mengembangkan kreasi modern, misalnya
Marlupi Dance, Gito Maran. (www.surabaya.go.id)
4.1.2. Gambaran Umum Perusahaan
Jasa Raharja merupakan perusahaan jasa terkemuka di bidang
asuransi dengan mengutamakan penyelenggaraan program Asuransi Sosial
dan Asuransi Wajib sejalan dengan kebutuhan masyarakat. Sejarah
berdirinya Jasa Raharja tidak terlepas dari adanya peristiwa pengambil
alihan atau nasionalisasi Perusahaan-Perusahaan Milik Belanda oleh
Pemerintah RI. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) No.3 tahun
1960, jo Pengumuman Menteri Urusan Pendapatan, Pembiayaan, dan
Pengawasan RI No.12631/BUM II tanggal 9 Februari 1960, terdapat 8
(delapan) perusahaan asuransi yang ditetapkan sebagai Perusahaan
Asuransi Kerugian Negara (PAKN) dan sekaligus diadakan
43
1) Fa. Blom & Van Der Aa, Fa. Bekouw & Mijnssen, Fa. Sluyters &
co, setelah dinasionalisasi digabungkan menjadi satu bernama
PAKN Ika Bhakti.
2) NV. Assurantie Maatschappij Djakarta, NV. Assurantie Kantoor
Langeveldt-Schroder, setelah dinasionalisasi digabungkan menjadi
satu, dengan nama PAKN Ika Dharma.
3) NV. Assurantie Kantoor OWJ Schlencker, NV. Kantoor Asuransi
"Kali Besar", setelah dinasionalisasi digabungkan menjadi satu,
dengan nama PAKN Ika Mulya.
4) PT. Maskapai Asuransi Arah Baru setelah dinasionalisasi diberi
nama PAKN Ika Sakti.
Perkembangan organisasi perusahaan tidak terhenti sampai di situ
saja, karena dengan adanya pengumuman Menteri Urusan Pendapatan,
Pembiayaan, dan Pengawasan RI No. 294293/BUM II tanggal 31
Desember 1960, keempat perusahaan tersebut di atas digabung dalam satu
Perusahaan Asuransi Kerugian Negara (PAKN) "Ika Karya". Selanjutnya
PAKN Ika Karya berubah nama menjadi Perusahaan Negara Asuransi
Kerugian (PNAK) Eka Karya.
Berdasarkan PP No.8 tahun 1965 dengan melebur seluruh
kekayaan, pegawai dan segala hutang piutang PNAK Eka Karya, mulai 1
Januari 1965 dibentuk badan hukum baru dengan nama Perusahaan Negara
Asuransi Kerugian Jasa Raharja dengan tugas khusus mengelola
34 tahun 1964. Penunjukan PNAK Jasa Raharja sebagai pengelola kedua
Undang-Undang tersebut ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Urusan Pendapatan, Pembiayaan, dan Pengawasan RI No. BAPN 1-3-3
tanggal 30 Maret 1965.
Pada tahun 1970, PNAK Jasa Raharja diubah statusnya menjadi
Perusahaan Umum (Perum) Jasa Raharja. Perubahan status ini dituangkan
dalam Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.
Kep.750/KMK/IV/II/1970 tanggal 18 November 1970, yang merupakan
tindak lanjut dikeluarkannya UU. No.9 tahun 1969 tentang Bentuk-
Bentuk Badan Usaha Negara.
Pada tahun 1978 yaitu berdasarkan PP No.34 tahun 1978 dan
melalui Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia yang
selalu diperpanjang pada setiap tahun dan terakhir No.
523/KMK/013/1989, selain mengelola pelaksanaan UU. No. 33 dan UU.
No. 34 tahun 1964, Jasa Raharja diberi tugas baru menerbitkan surat
jaminan dalam bentuk Surety Bond. Kemudian sebagai upaya pengemban
rasa tanggung jawab sosial kepada masyarakat khususnya bagi mereka
yang belum memperoleh perlindungan dalam lingkup UU No.33 dan UU
No.34 tahun 1964, maka dikembangkan pula usaha Asuransi Aneka.
Kemudian dalam perkembangan selanjutnya, mengingat usaha yang
ditangani oleh Perum Jasa Raharja semakin bertambah luas, maka pada
tahun 1980 berdasarkan pp No.39 tahun 1980 tanggal 6 November 1980,
45
dengan nama PT (Persero) Asuransi Kerugian Jasa Raharja, yang
kemudian pendiriannya dikukuhkan dengan Akte Notaris Imas Fatimah,
SH No.49 tahun 1981 tanggal 28 Februari 1981, yang telah beberapa kali
diubah dan ditambah terakhir dengan Akte Notaris Imas Fatimah, SH
No.59 tanggal 19 Maret 1998 berikut perbaikannya dengan Akta No.63
tanggal 17 Juni 1998 dibuat dihadapan notaris yang sama.
Pada tahun 1994, sejalan dengan diterbitkan UU No.2 tahun 1992
tentang Usaha Perasuransian, yang antara lain mengharuskan bahwa
Perusahaan Asuransi yang telah menyelenggarakan program asuransi
sosial dilarang menjalankan asuransi lain selain program asuransi sosial,
maka terhitung mulai tanggal 1 Januari 1994 Jasa Raharja melepaskan
usaha non wajib dan surety bond dan kembali menjalankan program
asuransi sosial yaitu mengelola pelaksanaan UU. No. 33 tahun 1964 dan
UU. No. 34 tahun 1964.
Adapun visi dan misi Jasa Raharja adalah sebagai berikut:
Visi
Menjadi perusahaan terkemuka di bidang Asuransi dengan mengutamakan
penyelenggaraan program Asuransi Sosial dan Asuransi Wajib sejalan
dengan kebutuhan masyarakat.
Misi
Catur Bakti Ekakarsa Jasa Raharja:
1) Bakti kepada masyarakat, dengan mengutamakan perlindungan
2) Bakti kepada negara, dengan mewujudkan kinerja terbaik sebagai
penyelenggara Program Asuransi Sosial dan Asuransi Wajib, serta
Badan Usaha Milik Negara.
3) Bakti kepada perusahaan, dengan mewujudkan keseimbangan
kepentingan agar produktivitas dapat tercapai secara optimal demi
kesinambungan Perusahaan.
4) Bakti kepada lingkungan, dengan memberdayakan potensi sumber
daya bagi keseimbangan dan kelestarian lingkungan.
Jasa Raharja memiliki lingkup jaminan, yaitu UU No 33 Tahun
1964 Jo PP No 17 Tahun 1965:
1) Korban yang berhak atas santunan yaitu
Setiap penumpang sah dari alat angkutan penumpang umum yang
mengalami kecelakaan diri, yang diakibatkan oleh penggunaan alat
angkutan umum, selama penumpang yang bersangkutan berada
dalam angkutan tersebut, yaitu saat naik dari tempat pemberangkatan
sampai turun di tempat tujuan
2) Jaminan Ganda
Kendaraan bermotor Umum (bis) berada dalam kapal ferry, apabila
kapal ferry yang dimaksud mengalami kecelakaan, kepada