• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat Pengetahuan Masyarakat tentang Isi Pesan Iklan Layanan Masyarakat di Televisi (Studi Deskriptif Kuantitatif Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya tentang Isi Pesan Iklan Jasa Raharja Versi ”Jaja Miharja” di Televisi).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tingkat Pengetahuan Masyarakat tentang Isi Pesan Iklan Layanan Masyarakat di Televisi (Studi Deskriptif Kuantitatif Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya tentang Isi Pesan Iklan Jasa Raharja Versi ”Jaja Miharja” di Televisi)."

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

tentang Isi Pesan Iklan Jasa Raharja Versi ”Jaja Miharja” di Televisi)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana pada FISIP UPN ”Veteran” Jawa Timur

Oleh:

FARIDA ULFA KAUTSAR NPM. 0643010259

YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK PROGAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

(2)

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT

TENTANG ISI PESAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT

DI TELEVISI

(STUDI DESKRIPTIF KUANTITATIF TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT SURABAYA TENTANG ISI PESAN IKLAN JASA

RAHARJA VERSI ”JAJA MIHARJA” DI TELEVISI)

Oleh :

FARIDA ULFA KAUTSAR NPM. 0643010259

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur Pada 1 Desember 2010

(3)

segala karunia serta rahmat-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan judul Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Isi Pesan Iklan

Layanan Masyarakat di Televisi (Studi Deskriptif Kuantitatif Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya tentang Isi Pesan Iklan Jasa Raharja Versi ”Jaja Miharja” di Televisi).

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini, tidak akan berjalan

lancar dan berwujud baik tanpa adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak,

maka penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Drs.

Kusnarto, M.Si sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan saran dan

bimbingan sehingga terselesaikannya skripsi ini. Pada kesempatan ini, penulis juga

menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Prof. DR. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan

Nasional ”Veteran” Jawa Timur.

2. Ibu Hj. Suparwati, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Juwito, S.Sos, M.Si, selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” Jawa Timur.

4. Bapak Drs. Syaifudin Zuhri M.Si, selaku Sekertaris Program Studi Ilmu

Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan

Nasional ” Veteran ” Jawa Timur dan sebagai dosen wali penulis.

(4)

v

5. Bapak dan Ibu dosen program studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran “ Jawa Timur yang

telah menyampaikan ilmu kepada penulis selama menjalani kuliah.

6. Ibu, ayah, saudara, dan keluarga besar, terima kasih karena kalian selalu memberi

dukungan doa, moral, dan materiil, serta saran dan kritik yang membangun.

7. Para sahabatku The Basecamp (Eva, Dini, Evian, Ribeth, Veta, Rerey, Rosie,

Dhani, Farhan, dan Dianto), yang selalu menemani dan memberiku semangat.

8. Anita, Ririn, Woro, Linda, Made, Vigie, Reza, Indra, Carla, Winda, dan Atika,

terima kasih atas bantuan dan perjuangannya.

9. Sahabatku Rieka Iswardhani, Ana Setyowati, Muyassaroh, Kudeta Band (Ruslan,

Bob, Rere, dan Ayub), terima kasih banyak untuk doa dan pengertian kalian.

10. Nurul Arifah dan Pandu Tresna Kusuma, terima kasih untuk nasehat terbaiknya.

11. Komunitas Evanescence Club Indonesia dan Anak Garaz Surabaya, terima kasih

untuk doa dan dukungannya.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari banyak kekurangan baik

dari segi teknis maupun dalam segi penyusunannya. Untuk itu, penulis senantiasa

bersedia dan terbuka dalam menerima saran dan kritik yang bersifat membangun.

Besar harapan penulis agar skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua

pihak. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih dan semoga Allah SWT

senantiasa memberikan petunjuk bagi kita semua. Amin.

Surabaya, November 2010

(5)

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN... xii

ABSTRAKSI ... xiii

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

1.4.1 Manfaat Secara Teoritis ... 7

1.4.2 Manfaat Secara Praktis... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

2.1 Landasan Teori... 9

2.1.1. Media Televisi dan Dampaknya bagi Pemirsa... 9

2.1.2. Televisi sebagai Media Periklanan ... 11

2.1.3. Definisi Iklan... 14

2.1.4. Tujuan Periklanan ... 17

(6)

2.1.5. Masyarakat sebagai Khalayak... 18

2.1.6 Jenis-jenis Iklan... 20

2.1.7. Unsur –Unsur Iklan di Televisi ... 22

2.1.8. Isi Pesan Iklan Jasa Raharja Versi “Jaja Miharja” .... 23

2.1.9. Tingkat Pengetahuan... 25

2.1.10. Teori S-O-R (Stimulus – Organism – Responses) .. 27

2.2 Kerangka Berpikir... 29

BAB III METODE PENELITIAN ... 32

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel... 32

3.1.1 Definisi Operasional... 32

3.1.2 Isi Pesan Iklan Jasa Raharja versi “Jaja Miharja”... 32

3.1.3. Pengukuran Variabel... 34

3.2. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel... 36

3.2.1. Populasi ... 36

3.2.2. Sampel dan Teknik Penarikan Sampel... 36

3.3. Teknik Pengumpulan Data... 37

3.4. Teknik Analisis Data... 38

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 40

4.1. Gambaran Obyek Penelitian ... 40

4.1.1. Gambaran Umum Kota Surabaya ... 40

4.1.2. Gambaran Umum Perusahaan... 42

4.1.3. Iklan Jasa Raharja Versi “Jaja Miharja” ... 47

(7)

vii

4.2.2.1. Penggunaan Media Massa... 54

4.2.2.2. Pengetahuan Masyarakat tentang Isi Pesan Iklan Jasa Raharja Versi “Jaja Miharja” di Televisi… 56 4.2.2.3. Tingkat Pengetahuan Masyarakat tentang Isi Pesan Iklan Jasa Raharja Versi “Jaja Miharja” di Televisi… 68 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 72

5.1. Kesimpulan ... 72

5.2. Saran... 72

DAFTAR PUSTAKA ... 74

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Model Teori Stimulus – Organism – Responses... 28

Gambar 2 Kerangka Berpikir Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya tentang

Isi Pesan Iklan Jasa Raharja versi “Jaja Miharja”... 31

(9)

Lampiran 2 Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya Tentang Isi Pesan

Iklan Jasa Raharja Versi "Jaja Miharja" di Televisi... 80

Lampiran 3 Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya Tentang Isi Pesan

Iklan Jasa Raharja Versi "Jaja Miharja" di Televisi Berdasarkan

Pendidikan Responden ... 82

Lampiran 4 Capture video isi pesan iklan Jasa Raharja Versi ”Jaja Miharja” 84

Lampiran 5 Surat Ijin Penelitian Skripsi... 85

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Identitas Responden Berdasarkan Usia... 50

Tabel 2 Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan ... 51

Tabel 3 Identitas Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 52

Tabel 4 Frekuensi Responden Melihat Iklan Jasa Raharja Versi “Jaja Miharja”

di Televisi... 54

Tabel 5 Durasi Melihat Iklan Jasa Raharja Versi “Jaja Miharja” di Televisi. 55

Tabel 6 Pengetahuan Mengenai Jasa Raharja sebagai Perusahaan yang Bergerak

di Bidang Asuransi Kecelakaan Lalu Lintas dan Penumpang Umum .. 56

Tabel 7 Pengetahuan tentang Menghubungi Jasa Raharja Jika Terjadi

Kecelakaan Transportasi Darat ... 58

Tabel 8 Pengetahuan tentang Menghubungi Jasa Raharja Jika Terjadi

Kecelakaan Transportasi Laut... 59

Tabel 9 Pengetahuan tentang Menghubungi Jasa Raharja Jika Terjadi

Kecelakaan Transportasi Udara ... 61

Tabel 10 Pengetahuan tentang Jasa Raharja yang Melayani Pemberian

Informasi Santunan Kecelakaan Lalu Lintas Jalan ... 62

Tabel 11 Pengetahuan tentang Nomor SMS Jasa Raharja yang Dihubungi

untuk Layanan Informasi Santunan Kecelakaan Lalu Lintas Jalan . 64

Tabel 12 Pengetahuan tentang Jasa Raharja yang Melayani Pemberian

Informasi Santunan Kecelakaan Lalu Lintas Jalan Melalui Media

Internet ... 66

(11)

x

(12)

Lampiran 4

Capture Video Isi Pesan Iklan Jasa Raharja Versi ”Jaja Miharja” di Televisi.

Isi pesan iklan:

Jasa Raharja adalah perusahan yang bergerak di bidang asuransi kecelakaan lalu

lintas jalan dan penumpang umum. Masyarakat bisa menghubungi Jasa Raharja

apabila terjadi kecelakaan transportasi darat, laut, dan udara.

Isi pesan iklan:

Jasa Raharja menyediakan pelayanan informasi santunan kecelakaan lalu lintas,

yaitu melalui media SMS Centre dan internet. Melalui media SMS Centre, yaitu

dengan menghubungi nomor 0812 – 10 – 500 – 500. Sedangkan melalui media

(13)
(14)
(15)

ABSTRAKSI

Farida Ulfa Kautsar, Tingkat Pengetahuan Masyarakat tentang Isi Pesan Iklan Layanan Masyarakat di Televisi (Studi Deskriptif Kuantitatif Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya tentang Isi Pesan Iklan Jasa Raharja Versi ”Jaja Miharja” di Televisi)

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat Surabaya tentang isi pesan iklan Jasa Raharja versi “Jaja Miharja” di televisi. Permasalahannya adalah pada saat ini jika terjadi kecelakaan lalu lintas dan transportasi, banyak masyarakat sebagai pengendara tidak tahu instansi mana yang harus dihubungi lebih dahulu.

Penelitian ini menggunakan teori S-O-R (Stimulus–Organism–Responses) dan metode yang digunakan adalah metode survey dengan analisis deskriptif. Penyebaran kuesioner pada 100 responden dilakukan dengan teknik penarikan sampel Sampling Accidental, yaitu penarikan sampling berdasarkan daerah yang sudah ditentukan untuk diteliti, dan memilih siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti di daerah tersebut.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan masyarakat tentang isi pesan iklan Jasa Raharja versi “Jaja Miharja” di televisi adalah sedang. Ini berarti reponden sudah mengetahui, namun belum sepenuhnya memahami isi pesan iklan tersebut. Iklan televisi tersebut menampilkan secara sekilas sehingga ada beberapa pesan iklan yang terlewatkan oleh responden dan pada akhirnya responden belum menerima informasi secara lengkap.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah tingkat pengetahuan masyarakat Surabaya tentang isi pesan iklan Jasa Raharja versi ”Jaja Miharja” di televisi dapat dikategorikan sedang. Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang asuransi kecelakaan lalu lintas dan penumpang umum, Jasa Raharja perlu menambah informasi dengan konsep yang lebih bisa dimengerti masyarakat sebagai khalayak, mengingat khalayak yang menyaksikan iklan di televisi terdiri dari berbagai kalangan yang memiliki latar belakang pendidikan yang beragam dan tingkat pemahaman informasi yang berbeda-beda.

Kata Kunci : Tingkat Pengetahuan, Masyarakat Surabaya, Iklan Televisi, Iklan Layanan Masyarakat Jasa Raharja Versi ”Jaja Miharja”

(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Salah satu kebutuhan mendasar dari manusia adalah informasi.

Melalui informasi, orang dapat memperoleh pengetahuan tentang berbagai

hal. Informasi dapat diperoleh melalui berbagai media, baik media cetak

maupun media elektronik. Perkembangan dunia informasi saat ini tumbuh

dengan pesat dan banyak menghasilkan inovasi baru yang diciptakan

untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin beragam,

khususnya kebutuhan akan informasi. Seiring dengan berkembangnya

jaman, masyarakat dituntut untuk mengetahui berbagai informasi yang

beragam. Informasi sudah menjadi kebutuhan manusia yang esensial untuk

mencapai tujuan.

Dari berbagai informasi yang ada di dalam media massa, iklan

merupakan hal yang paling tidak bisa dihindari. Media massa

menampilkan iklan hampir di semua isinya, sehingga masyarakat terpaksa

mengkonsumsinya. Iklan adalah struktur informasi dan susunan

komunikasi non personal yang biasanya dibiayai dan bersifat persuasif

tentang produk (barang, jasa, dan gagasan) oleh sponsor yang terientifikasi

melalui berbagai macam media. (Widyatama, 2006:13)

Beberapa pandangan tentang pengertian iklan telah dituliskan,

misalnya oleh Dunn dan Barban (1978) yang menuliskan bahwa iklan

(17)

merupakan bentuk kegiatan komunikasi non personal yang disampaikan

lewat media dengan membayar ruang yang dipakainya untuk

menyampaikan pesan yang bersifat membujuk (persuasif) kepada

konsumen oleh perusahaan, lembaga non-komersial, maupun pribadi yang

berkepentingan. (Widyatama, 2006:15)

Untuk menyampaikan pesan iklan dari komunikator (produsen)

kepada komunikan (konsumen), diperlukan media (channel) tertentu yang

berguna untuk menghubungkan keduanya. Pemilihan media ini sangat

penting karena berkaitan dengan keberhasilan perusahaan periklanan

dalam melakukan strategi promosi penjualan. Pemilihan media yang

kurang tepat akan menyebabkan informasi yang dikandung pesan iklan

tersebut menjadi tidak mengena pada target konsumen yang dituju. Dalam

kegiatan periklanan, para produsen memerlukan media massa sebagai

salah satu sarana menyampaikan pesan tentang produk yang mereka

hasilkan pada audiens. (Sutisna, 2003:276)

Sekarang begitu banyak media yang lahir di masyarakat dengan

berbagai bentuk dan jenisnya, sehingga iklan pun berkembang dengan

pesat. Pengguna jasa media untuk periklanan lebih mudah memilih media

mana yang digunakan atas pertimbangan segmen dan anggaran yang

tersedia. Iklan pun berkembang tidak berdasarkan jenis media, tetapi juga

berdasarkan jenis kebutuhan masyarakat terhadap media itu. Televisi lahir

karena beberapa penemuan teknologi, seperti telepon, telegraf, fotografi,

(18)

3

televisi dapat dibahas secara mendalam, baik dari segi isi pesan maupun

penggunaannya. Televisi saat ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari

kehidupan manusia. Banyak orang yang menghabiskan waktunya lebih

lama di depan televisi. Bagi banyak orang, televisi adalah teman, televisi

menjadi cermin perilaku masyarakat dan televisi dapat menjadi candu.

(Morrisan, 2004:1)

Televisi adalah salah satu bentuk media massa yang menjadi pilihan

para produsen untuk mengiklankan produk mereka, hal ini dikarenakan

televisi dipandang lebih efektif menyampaikan pesan dan mempengaruhi

masyarakat bila dibandingkan dengan media massa lainnya. (Effendy,

2003:177). Televisi juga memiliki keunggulan yaitu dapat menjangkau

khalayak yang luas. Dalam hal ini, televisi dapat menjangkau masyarakat

dalam berbagai lapisan, kelompok umur, sosial, gaya hidup, profesi, dan

lain sebagainya. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi produsen untuk

mengiklankan produk melalui media televisi. (Sutisna, 2003:287).

Sebuah iklan yang disampaikan tidak akan ada tanpa adanya pesan.

Pesan yang disampaikan sebuah iklan dapat berbentuk perpaduan antara

pesan verbal dan non verbal. Pesan verbal adalah pesan yang disampaikan

baik secara lisan maupun tulisan. Sedangkan bentuk non verbal tersebut

mengandung arti, maka ia dapat disebut sebagai sebuah pesan komunikasi.

(Widyatama, 2006:16). Berdasarkan tujuannya, iklan dapat dibagi menjadi

2 jenis, yaitu iklan komersil dan iklan layanan masyarakat. Iklan komersil

(19)

atau iklan bisnis bertujuan mendapatkan keuntungan ekonomi, utamanya

peningkatan penjualan. Sedangkan iklan layanan masyarakat adalah iklan

yang digunakan untuk menyampaikan informasi, mempersuasi, atau

mendidik khalayak dengan tujuan akhir bukan mendapatkan keuntungan

ekonomi, melainkan keuntungan sosial. Keuntungan sosial yang dimaksud

adalah munculnya penambahan pengetahuan, kesadaran sikap, dan

perubahan perilaku masyarakat terhadap masalah yang diiklankan, serta

mendapatkan citra baik di mata masyarakat.

PT Jasa Raharja mengeluarkan iklan televisi yang dibintangi

komedian Jaja Raharja. Iklan yang berdurasi 60 detik tersebut rata-rata

ditampilkan di stasiun televisi swasta sebanyak dua kali dalam sehari.

Iklan tersebut menggambarkan selang beberapa saat setelah terjadi

kecelakaan transportasi, sang bintang iklan Jaja Miharja dimintai tolong

seorang perempuan untuk mengatasi kecelakaan yang terjadi. Lalu Jaja

Miharja menghimbau masyarakat untuk menghubungi Jasa Raharja

sebagai pelayan asuransi kecelakaan lalu lintas jalan dan penumpang

umum. Dalam iklan juga ditampilkan seorang petugas Jasa Raharja yang

mengemukakan bahwa perusahaan yang bersangkutan juga melayanani

pemberian informasi santunan kecelakaan lalu lintas jalan lewat media

SMS dan internet.

Di Indonesia sendiri, kecelakaan lalu lintas menjadi pembunuh

nomor dua setelah penyakit TBC. Setiap tahun rata-rata 28.000 nyawa

(20)

5

ini kalau terjadi kecelakaan banyak pengendara yang tidak tahu instansi

mana yang harus dihubungi lebih dahulu. Direktur perusahaan asuransi

negara PT Jasa Raharja Diding Anwar pernah mengatakan, pihaknya

menghabiskan 500 miliar rupiah (50 juta dolar AS) setiap tahun pada

kompensasi bagi korban kecelakaan di jalan dan keluarga mereka.

(http://english.peopledaily.com.cn)

Dengan adanya kecelakaan lalu lintas, diperlukan pihak-pihak yang

melayani penanganan kecelakaan lalu lintas dan menyelesaikan santunan

korban, agar penanganan korban kecelakaan lalu lintas dan penumpang

umum semakin terpadu dan sinergis sehingga penyelesaian santunan Jasa

Raharja akan semakin cepat dan masyarakat akan semakin puas. Jasa

Raharja sendiri merupakan perusahaan jasa terkemuka di bidang asuransi

dengan mengutamakan penyelenggaraan program Asuransi Sosial dan

Asuransi Wajib sejalan dengan kebutuhan masyarakat, dengan misi:

1. Bakti kepada masyarakat, dengan mengutamakan perlindungan dasar

dan pelayanan prima sejalan dengan kebutuhan masyarakat.

2. Bakti kepada negara, dengan mewujudkan kinerja terbaik sebagai

penyelenggara Program Asuransi Sosial dan Asuransi Wajib, serta

Badan Usaha Milik Negara.

3. Bakti kepada perusahaan, dengan mewujudkan keseimbangan

kepentingan agar produktivitas dapat tercapai secara optimal demi

(21)

4. Bakti kepada lingkungan, dengan memberdayakan potensi sumber

daya bagi keseimbangan dan kelestarian lingkungan.

(www.jasaraharja.co.id)

Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti tertarik melakukan

penelitian, yaitu tingkat pengetahuan masyarakat Surabaya tentang isi pesan

iklan Jasa Raharja versi Jaja Miharja di televisi. Responden dalam penelitian

ini adalah masyarakat berusia 17 tahun sampai dengan 56 tahun. Pada usia

17 tahun, seseorang telah memiliki kemampuan intelektual maupun

ketrampilan dalam menganalisis sesuatu dan ditunjang dengan sikap

pandangan yang lebih realistis terhadap lingkungan sosialnya sehingga

dapat mengikuti perubahan zaman. (Dariyo, 2004:66). Sedangkan pada usia

56 tahun, rata-rata orang sudah mengalami masa pensiun, sehingga sudah

berkurang melakukan aktifitas berkendaraan.

Penelitian ini dilakukan di Surabaya karena berdasarkan data

Ditlantas Polda Jatim di Surabaya, jumlah korban meninggal dunia akibat

kecelakaan lalu lintas meningkat di tahun 2010.

(http://www.surabayapost.co.id/). Selain itu, PT Jasa Raharja mencatat

tingkat kecelakaan kendaraan bermotor di Surabaya menempati urutan

tertinggi di Jawa Timur karena meningkatnya kepadatan arus lalu lintas di

wilayah ini setiap tahun. (http://www.antarajatim.com). Tahun ini,

Polrestabes Surabaya mencatat jumlah kecelakaan di Surabaya adalah 755

(22)

7

Maka peneliti tertarik melakukan suatu studi deskriptif dengan

judul Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya tentang Isi Pesan Iklan

Jasa Raharja versi “Jaja Miharja” di Televisi.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan

sebelumnya, maka perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:

“Bagaimanakah tingkat pengetahuan masyarakat Surabaya tentang isi

pesan iklan Jasa Raharja versi Jaja Miharja di televisi?”

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan

masyarakat Surabaya tentang isi pesan iklan Jasa Raharja versi “Jaja

Miharja” di televisi.

1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian Ilmu Komunikasi

pada bidang komunikasi massa dan periklanan, khususnya yang berkaitan

(23)

1.4.2. Secara Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi

masyarakat Surabaya untuk memahami iklan layanan masyarakat dan

meningkatkan pemahaman tentang iklan layanan masyarakat dan lebih

tanggap menghubungi pihak yang berwenang jika terjadi kecelakaan

(24)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Media Televisi dan Dampaknya bagi Pemirsa

Media televisi menyediakan informasi dan kebutuhan manusia

keseluruhan, seperti berita cuaca, informasi finansial, dan sebagainya.

Pemirsa akan selalu terdorong untuk mencari sesuatu yang tidak diketahui

melelui media televisi. Pada akhirnya, televisi pun menjadikan pemirsa

“hamba-hamba kecil” yang pola pikirnya siap diprogram oleh materi isi

media tersebut. (Kuswandi, 2000:30)

Secara umum, dikenal tiga tipe media televisi yang dipilih

berdasarkan karakteristiknya, yaitu televisi publik, televisi komersial, dan

televisi pendidikan. Tipologi ini biasa digunakan dalam menilai pola siaran

media televisi. Masing-masing tipe media ini memberikan penekanan

spesifik atas fungsi tertentu. Secara umum, setiap media audio-visual

dituntut mampu memberikan hiburan, tetapi televisi publik memberikan

penekanan pada penyebaran ide-ide dan realitas sosial, televisi komersial

pada fungsi hiburan, dan televisi pendidikan pada materi faktual-idealistis

(pendidikan dan pengajaran) (Siregar, 2001:15)

(25)

a. Daya Tarik Televisi

Televisi bisa dilihat sebagai media yang memiliki kekuatan untuk

mempengaruhi khalayak. Televisi mempunyai daya tarik yang kuat

dengan memiliki unsur audio-visual yang berupa kata-kata, musik, sound

effect, dan juga berupa gambar. Gambar ini bukan gambar mati,

melainkan gambar hidup yang mampu menimbulkan kesan yang

mendalam pada panonton. Daya tarik ini selain melebihi radio, juga

melebihi film bioskop, sebab segalanya dapat dinikmati di rumah dengan

aman dan nyaman.

b. Isi Pesan Televisi

Bersamaan dengan jalannya proses penyampaian isi pesan media televisi

kepada pemirsa, maka isi pesan itu juga akan ditafsirkan secara

beda menurut visi pemirsa. Sehingga dampak yang ditimbulkan berbeda-

berbeda-beda pula. Hal ini terjadi karena tingkat pemahaman dan kebutuhan

pemirsa terhadap isi pesan acara televisi berkaitan erat dengan status

sosial ekonomi serta situasi dan kondisi pemirsa pada saat menonton

televisi.

Menurut Kuswandi (2000:98), acara televisi dapat menimbulkan

dampak bagi pemirsanya. Salah satunya adalah dampak kognitif, yaitu

kemampuan seseorang atau pemirsa untuk menyerap dan memahami acara

yang ditayangkan televisi yang melahirkan pengetahuan bagi pemirsa.

(26)

11

pemirsa televisi yang menyaksikan Jasa Raharja versi “Jaja Miharja” di

televisi.

2.1.2. Televisi sebagai Media Periklanan

McLuhan mengatakan bahwa kecenderungan yang pasti dari

periklanan adalah selalu berusaha menampakkan produk sebagai salah satu

bagian integral dari produk sosial dan kebutuhan sosial yang luas. (Bungin,

2001:122). Iklan bagaikan sebuah dunia magis yang dapat mengubah

komoditas ke dalam situasi gemerlap yang memikat dan mempesona,

sebuah sistem yang keluar dari imajinasi dan muncul ke dalam dunia nyata

melalui media.

Djabar mengungkapkan hal yang sama mengenai pentingnya

beriklan, bahwa beriklan merupakan upaya kreatif untuk memperkenalkan

suatu produk melalui media, apapun medianya. Dengan beriklan,

masyarakat akan mengenal suatu produk, dan keberhasilan dalam

mempromosikan suatu produk akan menggulirkan suatu kegiatan ekonomi,

mulai dari produsen kepada konsumen. (Sumartono, 2000:5). Sementara

itu beriklan meruakan bentuk presentasi non personal yang

mempromosikan gagasan, produk (barang atau jasa) yang dibiayai oleh

pihak sonsor tertentu dengan menggunakan media tertentu. (Sulaksana,

2003:90).

Televisi merupakan media jaringan komunikasi dengan ciri-ciri yang

(27)

pengaruh-pengaruh dalam banyak kehidupan manusia. Televisi lahir karena

perkembangan teknologi yang semakin maju. Sebagai media massa yang

muncul belakangan dibanding media cetak, televisi baru berperan selama

kurang lebih tiga puluh tahun. Televisi ini sendiri lahir setelah adanya

beberapa penemuan teknologi, seperti telepon, telegraf, fotografi, serta

rekaman suara. Terlepas dari semua itu, pada kenyataannya media televisi

dapat dibahas secara mendalam, baik dari segi isi pesan maupun

penggunaannya. (Kuswandi, 2000:6).

Televisi saat ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari

kehidupan manusia. Banyak orang yang menghabiskan waktunya lebih

lama di depan pesawat televisi dibandingkan dengan waktu yang

digunakan untuk bercakap-cakap dengan keluarga. Bagi banyak orang,

televisi adalah teman, televisi menjadi cermin perilaku masyarakat dan

televisi dapat menjadi candu. (Morrisan, 2004:1)

Sedangkan menurut Lowe, televisi merupakan media periklanan

yang efektif, karena mempunyai kelebihan-kelebihan dalam beriklan,

antara lain:

a. Lebih dapat menarik perhatian

b. Lebih mudah mempengaruhi khalayak

c. Dapat memilih waktu dalam menampilkan iklan

d. Dapat menempatkan iklan pada program siaran yang dikehendaki

Televisi merupakan media yang paling disukai oleh para pemasang

(28)

13

unsur audio dan visual, sehingga para pengiklan percaya bahwa televisi

mampu menambah daya tarif iklan dibanding media lainnya. Televisi juga

diyakini sangat berpotensi mengingatkan khalayak terhadap pesan yang

disampaikan. Hal ini pula yang menyebabkan nilai belanja iklan di televisi

semakin lama semakin meningkat. (Kasali, 2003:172).

Bukti keefektifan televisi sebagai media beriklan disebabkan oleh

beberapa kekuatan yang dimiliki media televisi, sebagaimana dinyatakan

oleh Kasali (2003:121) sebagai berikut:

1) Efisiensi Biaya

Banyak para pemasang iklan memandang televisi sebagai media yang

paling efektif menyampaikan pesan-pesan komersial atau

non-komersial. Salah satu keunggulannya adalah kemampuan menjangkau

khalayak sasaran yang sangat luas. Jutaan orang menonton televisi

secara teratur. Televisi tidak hanya menjangkau khalayak sasaran yang

dapat dicapai media lainnya, tetapi juga khalayak yang tidak

terjangkau oleh media cetak.

2) Dampak yang Kuat

Keunggulan lainnya adalah kemampuannya menimbulkan dampak

yang kuat terhadap konsumen atau penonton, dengan tekanan pada

sekaligus dua indera, yaitu penglihatan dan pendengaran. Televisi juga

mampu menciptakan kelenturan bagi pekerjaan-pekerjaan kreatif

dengan mengkombinasikan gerakan, kecantikan, suara, warna, drama,

(29)

3) Pengaruh yang Kuat

Televisi mempunyai kemampuan yang kuat untuk mempengaruhi

persepsi khalayak sasaran. Sebagian besar masyarakat meluangkan

waktunya di depan televisi, sebagai sumber berita, hiburan, dan sarana

pendidikan. Sebagai calon pembeli, tentu lebih percaya pada

perusahaan yang mengiklankan produknya di televisi daripada yang

tidak sama sekali, sebab hal itu merupakan cerminan bonafiditas

periklanan.

Dari beberapa pendapat tersebut tampak bahwa televisi merupakan

media komunikasi iklan yang efektif dan efisien. Hal ini bisa dilihat dari

beberapa faktor misalnya efesiensi biaya, dampak yang dihasilkan dari

iklan sangat kuat dan juga pengaruh yang dihasilkan dari media televisi

juga sangat kuat. Hal ini yang membuat para pengiklan

berbondong-bondong menggunakan televisi sebagai sarana periklanan, dan juga

perkembangan teknologi yang sangat cepat membuat iklan melewati media

televisi lebih menarik.

2.1.3. Definisi Iklan

Beberapa ahli telah mengemukakan pengertian iklan diantaranya

adalah (Widyatama, 2006:15):

1. Dunn dan Barban yang menuliskan bahwa iklan merupakan bentuk

kegiatan komunikasi non personal yang disampaikan lewat media

(30)

15

pesan yang bersifat membujuk (persuasif) kepada konsumen oleh

perusahaan, lembaga non komersial, maupun pribadi yang

berkepentingan.

2. Wright menyatakan bahwa iklan merupakan sebentuk penyampaian

pesan sebagaimana kegiatan komunikasi lainnya. Secara lengkap, ia

menuliskan bahwa iklan merupakan suatu proses komunikasi yang

mempunyai kekuatan sangat penting sebagai alat pemasaran yang

membantu menjual barang, memberikan layanan serta gagasan atau

ide-ide melalui saluran tertentu dalam bentuk informasi yang

persuasif.

Iklan adalah suatu pesan yang berisi penawaran suatu produk yang

ditujukan masyarakat untuk menarik minat masyarakat melalui suatu

media. Iklan bertujuan menarik minat konsumen untuk membeli. (Kasali,

2003:173). Adapun tujuan iklan umumnya mengandung misi komunikasi.

Artinya, suatu komunikasi yang harus diayar untuk menarik kesadaran,

menanamkan informasi, mengembangkan sikap, atau mengubah sikap

khalayak dan mengharapkan adanya suatu tindakan yang menguntungkan

bagi pengiklan. (Jefkins, 2000:17).

Beberapa tipe pesan iklan menurut Sutisna (2003:278) yang dapat

menimbulkan daya tarik rasional, sehingga mendapat perhatian dari

konsumen yang selanjutnya konsumen memproses pesan tersebut yaitu:

(31)

Tipe ini umumnya berhubungan dengan pengambilan keputusan high

involvement yaitu penerima pesan dimotivasi untuk dapat memproses

informasi.

2. Potongan kehidupan

Tipe ini menampilkan pesan iklan dalam bentuk kegiatan sehari-hari

uang sering dialami banyak orang. Pengaruhnya tipe ini adalah agar

terjadi proses peniruan perilaku dari khalayak.

3. Demonstrasi

Tipe ini menggunakan teknik yang hampir sama yang digunakan

untuk menyelesaikan masalah yang sering dihadapi konsumen yaitu

dengan demonstrasi.

4. Iklan perbandingan

Tipe iklan ini berusahan membandingkan keunggulan produk yang

ditawarkan dengan produk lain sejenis.

Tampak bahwa iklan adalah suatu aktivitas yang dilakukan

pengiklan untuk mempengaruhi konsumen guna membeli suatu produk

yang diiklankan. Iklan akan berhasil mempengaruhi atau membujuk

konsumen apabila dikemas dengan sepersuasif mungkin sehingga

konsumen bisa mengerti dan memahami isi pesan dari iklan itu sendiri dan

(32)

17

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa iklan adalah

bentuk penyajian pesan yang dilakukan komunikator secara non personal

melalui media untuk ditujukan pada komunikan dengan cara membayar.

2.1.4. Tujuan Periklanan

Tujuan–tujuan periklanan (advertising objective ) adalah tujuan–

tujuan yang diupayakan untuk dicapai oleh periklanan. Penyusunan tujuan

periklanan yang baik merupakan tugas paling sulit dari manajemen

periklanan, namun tujuan–tujuan tersebut menjadi fondasi bagi seluruh

keputusan periklanan yang ditetapkan. (Shimp, 2003:365)

Iklan didesain untuk mencapai beberapa tujuan :

1. Membuat pasar sasaran menyadari ( aware ) akan suatu merk baru

2. Memfasilitasi pemahaman konsumen tentang berbagai atribut ddan

manfaat merk yang diiklankan dibandingkan merek – merek pesaing

3. Meningkatkan sikap – sikap dan mempengaruhi niatan untuk

membeli

4. Menarik sasaran untuk mencoba produk

(33)

Menurut Sutisna (2003:90), tujuan periklanan ada tiga, yaitu :

1. Menginformasikan.

Dalam hal ini iklan cenderung menonjolkan aspek manfaat produk

dan hal – hal penting lainnya mengenai produk. Pesan iklan ini

biasanya untuk peluncuran produk.

2. Membujuk.

Periklanan bersifat membujuk, berperan penting bagi produk dengan

tingkat persaingan tinggi, oleh karena itu pesan – pesan dalam iklan

ini berusaha membandingkan kelebihan produk yang ditawarkan

dengan produk lainnya yang sejenis.

3. Mengingatkan.

Iklan yang bersifat mengingatkan sangat penting terutama bagi

produk – produk yang dibeli dengan keterlibatan rendah.

2.1.5. Masyarakat sebagai Khalayak

Secara universal dan sederhana khalayak media dapat diartikan

sebagai sekumpulan orang yang menjadi pembaca, pendengar, penonton,

dan pemirsa sebagai media massa atau komponen isinya. Dalam arti yang

lebih ditekankan, khalayak media ini memiliki beberapa karakteristik yaitu

memiliki jumlah yang bersifat heterogen, menyebar, dan anonim, serta

(34)

19

konsisten dan komposisinya dapat berubah dengan cepat (McQuail,

2004:201)

Pemirsa merupakan sasaran komunikasi massa melalui media

televisi. Komunikasi dapat efektif, apabila pemirsa terpikat perhatiannya,

tertarik minatnya, mengerti, dan melakukan kegiatan yang diinginkan

komunikator. Pada dasarnya pemirsa televisi dapat dibedakan dalam 4 hal

yaitu: (Effendy, 2000:84)

1) Heterogen (aneka ragam), yaitu pemirsa televisi adalah massa,

sejumlah orang sangat banyak, yang sifatnya heterogen

berpencar-pencar di berbagai tempat. Selain itu pemirsa televisi dapat

dibedakan pula menurut jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan,

dan taraf kehidupan, dan kebudayaan.

2) Pribadi, yakni dapat diterima dan dimengerti oleh pemirsa, maka

isi pesan yang disampaikan melelui televisi bersifat pribadi dalam

arti sesuai dengan situasi pemirsa saat itu.

3) Aktif, apabila pemirsa menjumpai sesuatu yang menarik dari

sebuah stasiun televisi, mereka akan aktif melakukan interpretasi.

4) Selektif, yaitu pemirsa yang memilih program televisi yang

(35)

2.1.6. Jenis-jenis Iklan

Berdasarkan tujuannya, iklan dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu

iklan komersil dan iklan layanan masyarakat. Iklan komersil sering juga

disebut sering disebut juga iklan bisnis. Sebagaimana namanya, iklan

komersial ataun iklan bisnis bertujuan mendapatkan keuntungan ekonomi,

utamanya peningkatan penjualan. Iklan komersial dapat dibagi menjadi 3

jenis iklan, yaitu:

1) Iklan konsumen, dimaksukan untuk mendapatkan keuntungan bisnis,

dan ditujukan kepada konsumen akhir, yaitu pengguna terakhir suatu

produk. Seseorang yang membeli produk tersebut akan

digunakannya sendiri, maka ia disebut dengan konsumen pengguna

akhir. Contohnya, ibu rumah tangga adalah pengguna akhir produk

sabun cuci, minyak goreng, produk kecantikan, dan sebagainya.

2) Iklan bisnis, yaitu iklan yang disampaikan dengan maksud

mendapatkan keuntungan ekonomi dan sasaran pesan yang dituju

adalah untuk seseorang atau lembaga yang akan mengolah dan atau

menjual produk yang diiklankan tersebut kepada konsumen akhir.

Contohnya, pabrik yang akan mengolah kembali produk yang

dibelinya untuk dibentuk menjadi produk baru lainnya guna dijua ke

pasar.

3) Iklan profesional, adalah iklan yang dimaksudkan untuk

mendapatkan keuntungan bisnis dan khalayak sasaran iklan adalah

(36)

21

kelompok orang yang memiliki pekerjaan spesifik, ia dibayar karena

ketrampilan dan keahlian spesifiknya tersebut. (Widyatama,

2006:103)

Menurut Jefkins, iklan layanan masyarakat berisi mengenai

penjelasan dan informasi terhadap segala sesuatu yang terjadi di

masyarakat dimana iklan yang dijelaskan itu bermaksud mengundang

respon langsung dari sebanyak mungkin masyarakat. (Jefkins, 2000:356).

Iklan layanan masyarakat adalah iklan yang digunakan untuk

menyampaikan informasi, mempersuasi, atau mendidik khalayak dengan

tujuan akhir bukan mendapatkan keuntungan ekonomi, melainkan

keuntungan sosial. Keuntungan sosial yang dimaksud adalah munculnya

penambahan pengetahuan, kesadaran sikap, dan perubahan perilaku

masyarakat terhadap masalah yang diiklankan, serta mendapatkan citra

baik di mata masyarakat.

Secara normatif, bertambahnya pengetahuan, dimilikinya

kesadaran sikap dan perubahan perilaku masyarakat tersebut sangat

penting bagi kualitas kehidupan masyarakat itu sendiri. Sebab, masyarakat

akan terbangun dan digiring pada situasi ke arah keadaan yang baik. Selain

mendatangkan kebaikan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat,

bertambahnya pengetahuan masyarakat dan munculnya kesadaran sikap

serta perilaku sebagaimana inti pesan juga dapat menguntungkan

pengiklan itu sendiri, selain mendapatkan citra baik di tengah masyarakat.

(37)

2.1.7. Unsur-Unsur Iklan di Televisi

Berdasarkan Jean Merrie Boursicat, seorang kolektor film iklan

menyebutkan bahwa iklan yang baik harus bisa menyampaikan pesan dan

identitas produk yang kuat. Itu bisa dibangun lewat ide cerita, visualisasi

gambar, atau jingle yang menarik. Sehingga pesan yang ingin disampaikan

dapat dicerna atau dimengerti serta dapat membentuk image pada pemirsa.

Teknik visualisasi adalah salah satu bagian dari unsur iklan, yang

merupakan teknik-teknik pekerjaan yang dipadukan sedemikian rupa dengan

merekayasa gambar atau produk yang ingin ditampilkan secara audio visual

menjadi sebuah karya seni yang dapat mempengaruhi khalayak. Sehingga

gambar dapat menarik perhatian khalayak atau pemirsa.

Dalam proses pembuatan iklan di televisi, produsen iklan merancang

unsur–unsur iklan sedemikian rupa agar pesan iklan dapat dipahami oleh

khalayak. Unsur – unsur iklan ini antara lain (Effendy, 2000:178):

1) Video, adalah segala sesuatu yang ditampilkan di layar yang bisa dilihat

pada iklan di televisi merupakan stimulus yang merangsang perhatian

khalayak atau dijadikan perhatian karena pada dasarnya manusia secara

visual tertarik pada obyek yang bergerak.

2) Suara atau audio, pada dasarnya sama dengan di radio yaitu dengan

memanfaatkan musik, lagu-lagu singkat (jingle), atau suara orang

(voice). Misalnya, seorang model iklan menyampaikan pesan, langsung

(38)

23

3) Model iklan atau talent, juga menjadi unsur penting dalam iklan.

Sebagaimana banyak studi yang menunjukkan bahwa keefektifan

komunikasi juga ditentukan ciri-ciri komunikator, seperti kredibilitas

dan daya tarik.

4) Alat peraga atau props, adalah peralatan-peralatan lain yang digunakan

untuk mendukung periklanan sebuah produk. Fungsi utama alat peraga

ini harus merefleksikan karakter, kegunaan, dan keuntungan produk,

seperti logo, kemasan, dan cara penggunaan suatu produk.

5) Latar atau suasana (setting), adalah tempat atau lokasi pengambilan

gambar (shooting) ketika adegan tertentu dalam iklan itu berlangsung.

Lokasi tersebut dipilih berdasarkan tema iklan.

Gambar atau tampilan (visual), merupakan stimulus yang merangsang

perhatian khalayak menerima kehadiran sebuah obyek, dan diharapkan

khalayak akan lebih mudah menerima dan mempersepsikan makna yang

disampaikan. Unsur gambar ini misalnya mengandalkan komposisi warna

atau bahasa tubuh dari pemeran iklan.

2.1.8. Isi Pesan Iklan Jasa Raharja Versi “Jaja Miharja”

Iklan Jasa Raharja yang ditayangkan televisi adalah suatu bentuk

komunikasi yang informatif dan persuasif yang ditujukan kepada

khalayak, mengingat iklan Jasa Raharja dikeluarkan secara khusus untuk

memberitahukan kepada masyarakat mengenai asuransi kecelakaan

(39)

citra yang baik di kalangan pemirsa. Terdapatnya iklan tersebut yang

ditujukan untuk pemirsa televisi, maka peneliti bermaksud mengetahui

tingkat pengetahuan masyarakat Surabaya. Tingkat pengetahuan

masyarakat Surabaya tentang isi pesan iklan tersebut adalah tentang

pernyataan verbal sebuah iklan, verbal berarti melalui penggunaan

kata-kata, baik tertulis maupun lisan. Maksudnya, pengungkapan pengetahuan

tentang sebuah iklan melalui bentuk pesan yang menggunakan kata-kata

baik itu secara tertulis maupun lisan.

Di dalam iklan Jasa Raharja versi “Jaja Miharja”, isi pesan yang

termuat di dalamnya antara lain:

1. Pengetahuan masyarakat tentang Jasa Raharja

Jasa Raharja adalah perusahan yang bergerak di bidang asuransi

kecelakaan lalu lintas jalan dan penumpang umum.

2. Klaim masyarakat untuk bisa mendapatkan hak asuransi bila terjadi

kecelakaan darat.

Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang bidang asuransi

kecelakaan lalu lintas jalan dan penumpang umum, masyarakat bisa

menghubungi Jasa Raharja apabila terjadi kecelakaan transportasi

darat.

3. Klaim masyarakat untuk bisa mendapatkan hak asuransi bila terjadi

kecelakaan laut.

Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang bidang asuransi

(40)

25

menghubungi Jasa Raharja apabila terjadi kecelakaan transportasi

laut.

4. Klaim masyarakat untuk bisa mendapatkan hak asuransi bila terjadi

kecelakaan udara.

Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang bidang asuransi

kecelakaan lalu lintas jalan dan penumpang umum, masyarakat bisa

menghubungi Jasa Raharja apabila terjadi kecelakaan transportasi

udara.

5. Media pelayanan informasi santunan kecelakaan lalu lintas yang

diberikan Jasa Raharja

a. Melalui media SMS Centre, yaitu 0812 – 10 – 500 – 500

b. Melalui media internet, yaitu www.jasaraharja.co.id

2.1.9. Tingkat Pengetahuan

Tingkat adalah ukuran tinggi rendahnya tentang sesuatu misalnya

derajat, kelas, taraf, pendidikan, dan pengetahuan. Dalam Kamus Umum

Bahasa Indonesia, pengatahuan itu sendiri berasal dari kata “tahu” yang

berarti segala sesuatu yang diketahui mengenai sesuatu hal. (Cetakan

ketiga edisi III, 2005)

John R. Enderson dalam Engel (1994:316) terdapat dua jenis

pengetahuan dasar yaitu deklaratif dan prosedural. Pengetahuan deklaratif

(41)

prosedural mengacu pada pengertian bagaimana fakta ini dapta digunakan.

Fakta ini bersifat subjektif dalam pengertian fakta tersebut tidak perlu

sesuai dengan realitas subjektif.

Tingkat pengetahuan disini merupakan proses pemanggilan kembali

ingatan individu tentang apa yang dilihatnya dalam iklan. Tingkat dalam

tingkat pengetahuan disini adalah variabel, pengetahuan adalah konsep

yang merupakan salah satu akibat dari kesadaran perubahan yang terjadi

dari efek kognitif. Efek kognitif terjadi apabila terjadi perubahan dari apa

yang diketahui, dipahami, atau dipersepsi oleh khalayak serta terkait

dengan transmisi pengetahuan ( Rakhmat, 2001:219).

Pengetahuan adalah konsep yang merupakan salah satu akibat dari

perubahan yang terjadi dari efek komunikasi massa, yang diklasifikasikan

dalam efek kognitif terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui /

dipahami atau dipersepsi oleh khalayak. Efek ini berkaitan dengan

transmisi pengetahuan, ketrampilan, kepercayaan, atau informasi. Efek

kognitif berhubungan dengan pikiran atau penalaran sehingga khalayak

yang semula tidak tahu, yang tadinya tidak mengerti, yang tadinya bingung

menjadi merasa jelas. (Effendy, 2003:318).

Definisi pengetahuan mengacu kepada apakah seseorang cukup

intens mengetahui informasi dari suatu masalah tergantung kepada

pengetahuan yang dimiliki seseorang mengenai masalah tersebut

bagaimana orang tersebut menanggapi dan memecahkan masalah tersebut

(42)

27

2.1.10.Teori S-O-R (Stimulus – Organism – Responses)

Peneliti mengemukakan teori yang dianggap sesuai dengan

penelitian ini dan dapat dijadikan sebagai bahan untuk menunjang

penelitian yaitu teori S-O-R. Menurut Effendy, 2000, teori ini menjelaskan

tentang reaksi khusus yang merupakan efek dari adanya stimulus khusus,

sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian

antara pesan dan reaksi komunikannya. Adapun unsur-unsur dalam teori

S-O-R adalah pesan (stimulus), komunikan (organism), dan efek (respons).

Mengutip pendapat Hovlan, Janis dan Kelley (Effendy, 2000:254)

menelaah sikap dari organism ada tiga variabel yaitu perhatian, pengertian,

dan penerimaan. Suatu stimulus dalam situasi tertentu dapat berupa objek

dalam lingkungan, suatu pola penginderaan atau pengalaman atau

kombinasi dari ketiganya. Sifat khas stimulus adalah konsep yang

komplek, yang berbeda dari satu situasi dengan situasi yang lain dan akan

mempengaruhi pemahaman kita tentang fenomena yang dijelaskan.

Sedangkan organism menjadi perantara stimulus dan respon

merupakan konsep kotak hitam yang hanya diamati dalam artian perilaku

yang dihasilkan. Karena itu kita hanya mengamati perilaku eksternal dan

menganggapnya sebagai manifestasi dari keadaan internal organism

tersebut. Sedangkan R merupakan response tertentu terhadap peristiwa /

(43)

khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan

kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada model berikut ini:

Stimulus Organism :

- Perhatian - Pengertian - Penerimaan

Responses

Gambar 1. Model Teori Stimulus – Organism – Responses

Unsur–unsur dalam model S–O– R tersebut adalah (Effendy, 2000:225):

a. Pesan (stimulus), merupakan pesan yang disampaikan komunikator

kepada komunikan. Pesan yang disampaikan tersebut dapat berupa

tanda dan lambang.

b. Komunikan (organism), merupakan keadaan komunikan disaat

menerima pesan. Pesan yang disampaikan komunikator diterima

sebagai informasi, dan komunikan akan memperhatikan informasi

yang disampaikan oleh komunikator. Perhatian disini diartikan bahwa

komunikan akan memperhatikan sikap pesan yang disampaikan

melalui tanda dan lambang. Selanjutnya, komunikan mencoba

mengartikan dan memahami setiap pesan yang disampaikan

komunikator.

c. Efek (respons), merupakan dampak dari pada komunikasi. Efek dari

komunikasi adalah perubahan sikap, yaitu sikap afektif (perasaan),

(44)

29

kognatif berarti bahwa setiap informasi menjadi bahan pengetahuan

bagi komunikan.

Berdasarkan gambar 2.1, stimulus atau pesan yang disampaiakan

oleh komunikator kepada komunikan berupa isi pesan iklan Jasa Raharja

Versi “Jaja Miharja” yang dikeluarkan PT Jasa Raharja mungkin diterima

atau mungkin saja terjadi penolakan. Apabila komunikan menerima

stimulus atau pesan yang disampaikan maka akan memperhatikan. Proses

selanjutnya komunikan tersebut mengerti dari pesan yang disampaikan.

Dan proses terakhir adalah kesedian diri komunikan untuk mengubah

sikap yang menandakan keberhasilan dalam proses komunikasi.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan muncul dari

adanya proses berfikir dan pemahaman individu terhadap obyek, dengan

adanya proses tersebut maka menimbulkan kesadaran individu terhadap

obyek. Proses berpikir tersebut menunjuk pada kegiatan yang melibatkan

penggunaan konsep dan lambang, sebagai pengganti obyek dan peristiwa

(Rakhmat, 2001:68)

2.2. Kerangka Berpikir

Dalam penelitian ini, peneliti berusaha melihat tingkat pengetahuan

masyarakat Surabaya tentang isi pesan iklan Jasa Raharja versi “Jaja

Miharja” di televisi. Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti

menggunakan teori S-O-R. Iklan Jasa Raharja versi “Jaja Miharja”

(45)

Apabila pesan itu dimengerti, kemudian timbul efek pengaruh dari Jasa

Raharja versi “Jaja Miharja” terhadap rmasyarakat.

Tingkat pengetahuan masyarakat tentang iklan Jasa Raharja versi

“Jaja Miharja” di televisi dalam penelitian ini adalah didasarkan atas

asumsi bahwa semakin sering seorang pemirsa menerima pesan yang

disampaikan media yaitu televisi, maka akan semakin tahu dan paham

tentang informasi atau pesan yang ingin disampaikan lewat iklan Jasa

Raharja versi “Jaja Miharja” tersebut, sehingga pada akhirnya akan

diketahui bagaimana tingkat pengetahuan masyarakat yang menjadi

pemirsanya, dan dengan melihat iklan Jasa Raharja versi “Jaja Miharja” di

(46)

31

Berdasarkan terori-teori yang telah dikemukakan, maka kerangka

berpikir yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Isi Pesan Iklan Jasa Raharja Versi “Jaja Miharja”

1. Pengetahuan masyarakat tentang Jasa Raharja

2. Klaim masyarakat untuk bisa mendapatkan hak asuransi bila terjadi kecelakaan darat.

3. Klaim masyarakat untuk bisa mendapatkan hak asuransi bila terjadi kecelakaan laut.

4. Klaim masyarakat untuk bisa mendapatkan hak asuransi bila terjadi kecelakaan udara.

5. Media pelayanan informasi santunan kecelakaan lalu lintas yang diberikan Jasa Raharja

(47)

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.1.1. Definisi Operasional

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan

masyarakat Surabaya tentang isi pesan iklan Jasa Raharja versi “Jaja

Miharja”. Untuk lebih mempermudah pengukurannya, maka definisi

operasional dari tingkat pengetahuan khalayak adalah sebagai berikut:

Tingkat pengetahuan masyarakat Surabaya terhadap isi pesan iklan

Jasa Raharja merupakan derajat atau tingkat pengetahuan masyarakat

Surabaya sebagai pemirsa televisi setelah melihat dan memperhatikan

berbagai informasi dalam iklan, dalam wujud orientasi atau kecenderungan

untuk lebih tanggap tentang perusahaan jasa yang bisa dihubungi jika

terjadi kecelakaan lalu lintas jalan.

3.1.2. Isi Pesan Iklan Jasa Raharja versi “Jaja Miharja” di Televisi

Adapun isi pesan iklan Jasa Raharja versi “Jaja Miharja” yang

merupakan indikator dari tingkat pengetahuan yang diamati dalam

penelitian ini, adalah sebagai berikut:

(48)

33

1. Pengetahuan masyarakat tentang Jasa Raharja

Jasa Raharja adalah perusahan yang bergerak di bidang asuransi

kecelakaan lalu lintas jalan dan penumpang umum.

2. Klaim masyarakat untuk bisa mendapatkan hak asuransi bila terjadi

kecelakaan darat.

Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang bidang asuransi

kecelakaan lalu lintas jalan dan penumpang umum, masyarakat bisa

menghubungi Jasa Raharja apabila terjadi kecelakaan transportasi

darat.

3. Klaim masyarakat untuk bisa mendapatkan hak asuransi bila terjadi

kecelakaan laut.

Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang bidang asuransi

kecelakaan lalu lintas jalan dan penumpang umum, masyarakat bisa

menghubungi Jasa Raharja apabila terjadi kecelakaan transportasi laut.

4. Klaim masyarakat untuk bisa mendapatkan hak asuransi bila terjadi

kecelakaan udara.

Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang bidang asuransi

kecelakaan lalu lintas jalan dan penumpang umum, masyarakat bisa

menghubungi Jasa Raharja apabila terjadi kecelakaan transportasi

udara.

5. Media pelayanan informasi santunan kecelakaan lalu lintas yang

(49)

a. Melalui media SMS Centre, yaitu 0812 – 10 – 500 – 500

b. Melalui media internet, yaitu www.jasaraharja.co.id

3.1.3. Pengukuran Variabel

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat Surabaya

tentang isi pesan iklan Jasa Raharja versi “Jaja Miharja”, peneliti

menggunakan skala nominal yaitu membedakan antara responden yang

menjawab tahu dan tidak tahu.

- Bagi yang menjawab tahu, peneliti akan memberikan skor 2

- Bagi yang menjawab tidak tahu, peneliti akan memberikan skor 1

Selanjutnya peneliti akan mengkategorikan jawaban responden

berdasarkan kategori tinggi, sedang, rendah dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:

Skor jawaban tertinggi – Skor jawaban terendah

Interval =

Jenjang yang diinginkan

Berdasarkan uraian di atas, maka perhitungan kategori pada

penelitian ini:

Skor tertinggi: x 2 = 8 x 2 = 16

(50)

35

16 – 8

Interval = = 2.6 = 3

3

Jadi batasan skor yang dipakai dalam pengukuran variabel adalah

rendah, sedang, dan tinggi, yaitu dijabarkan sebagai berikut:

a. Kategori penilaian rendah bila jumlah skor antara 8-10, yaitu

menunjukkan bahwa responden memiliki tingkat pengetahuan yang

rendah mengenai isi pesan iklan Jasa Raharja versi “Jaja Miharja”.

Artinya, responden kurang mengetahui dan kurang memahami isi pesan

iklan tersebut.

b. Kategori penilaian sedang bila jumlah skor antara 11-13, yaitu

menunjukkan bahwa responden memiliki tingkat pengetahuan yang

sedang mengenai isi pesan iklan Jasa Raharja versi “Jaja Miharja”.

Artinya, responden sudah mengetahui namun sepenuhnya memahami

isi pesan iklan tersebut.

c. Kategori penilaian tinggi bila jumlah skor antara 14-16, yaitu

menunjukkan bahwa responden memiliki tingkat pengetahuan yang

tinggi mengenai isi pesan iklan Jasa Raharja versi “Jaja Miharja”.

Artinya, responden sudah mengetahui dan sudah memahami

(51)

3.2. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel 3.2.1. Populasi

Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang ciri-cirinya

akan diduga. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat di

Surabaya yang berusia 17 tahun sampai dengan 56 tahun, dan yang pernah

melihat iklan Jasa Raharja versi “Jaja Miharja”. Masyarakat Surabaya yang

berusia 17 sampai dengan 56 tahun berjumlah 1.546.881 (BPS, 2009). Pada

usia 17 tahun, seseorang telah memiliki kemampuan intelektual maupun

ketrampilan dalam menganalisis sesuatu dan ditunjang dengan sikap

pandangan yang lebih realistis terhadap lingkungan sosialnya sehingga

dapat mengikuti perubahan zaman. (Dariyo, 2004:66). Sedangkan pada usia

56 tahun, rata-rata orang sudah mengalami masa pensiun, sehingga sudah

berkurang melakukan aktifitas berkendaraan.

3.2.2. Sampel dan Teknik Penarikan Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah

metode Sampling Accidental/Incidental, yaitu teknik penentuan sampel

berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu

dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang

yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data. (Sugiyono,

2008:85). Untuk menentukan jumlah sampel akan ditemukan dengan

(52)

37

N

n =

Nd2 + 1

Keterangan :

N : ukuran / besar populasi

n : ukuran / besar sampel

d : presisi (derajat ketelitian 0.1)

1.546.881

n =

1.546.881 (0.1)2 + 1

1.546.881

n = = 99.99 = 100 orang

15.468,82

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh langsung dari

responden berdasarkan data primer dan data sekunder. Yang dimaksud

data primer adalah data yang berupa jawaban dari kuisioner yang diberikan

(53)

diperoleh dari buku-buku penunjang, data dari perusahaan yang

bersangkutan, internet, dan literatur.

3.4. Teknik Analisis Data

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat Surabaya

tentang iklan Jasa Raharja versi Jaja miharja di televisi, maka peneliti akan

menggunakan tabel frekuensi untuk menggambarkan data yang diperoleh

dari hasil penyebaran kuisioner yang diisi responden.

Selanjutnya, data yang diperoleh dari hasil kuisioner akan diolah

untuk dideskripsikan. Adapun langkah-langkah dalam pengolahan terdiri

dari mengedit, mengkode, dan memasukkan data tersebut dalam tabulasi

data untuk selanjutnya dianalisis secara deskriptif setiap pertanyaan yang

diajukan. Data yang didapat dianalisis secara kuantitatif dengan

menggunakan rumus:

F

P = x 100 %

N

Keterangan:

P : Persentase responden

F : Frekuensi responden

(54)

39

Dengan menggunakan rumus tersebut maka diperoleh apa yang

diinginkan peneliti dengan kategori tertentu. Hasil perhitungan selanjutnya

dilampirkan dalam tabel yang disebut tabulasi agar mudah

(55)

4.1. Gambaran Obyek Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum Kota Surabaya

Surabaya adalah ibukota propinsi Jawa Timur, yang terletak di

tepi pantai utara provinsi Jawa Timur. Wilayahnya berbatasan dengan

Selat Madura di Utara dan Timur, Kabupaten Sidoarjo di Selatan, serta

Kabupaten Gresik di Barat. Luas wilayah kota Surabaya adalah 374,36

km2. Nama Surabaya diambil dari simbol ikan Sura dan Buaya. Simbol

itu sesungguhnya untuk menggambarkan peristiwa heroik yang terjadi

di kawasan Ujung Galuh (nama daerah Surabaya di masa silam), yakni

pertempuran antara tentara yang dipimpin Raden Widjaja dengan

pasukan tentara Tar Tar pada tanggal 31 Mei 1293. Tanggal itulah yang

kemudian ditetapkan sebagai hari lahirnya Surabaya.

Surabaya merupakan kota multi etnis yang kaya budaya.

Beragam etnis ada di Surabaya, seperti etnis Melayu, Cina, India, Arab,

dan Eropa. Etnis Nusantara pun dapai dijumpai, seperti Madura, Sunda,

Batak, Kalimantan, Bali, Sulawesi yang membaur dengan penduduk

asli Surabaya membentuk pluralisme budaya yang selanjutnya menjadi

ciri khas kota Surabaya. Sebagian besar masyarakat Surabaya adalah

orang Surabaya asli dan orang Madura. Ciri khas masyarakat asli

Surabaya adalah mudah bergaul. Gaya bicaranya sangat terbuka.

(56)

41

Walaupun tampak seperti bertemperamen kasar, masyarakat Suarabaya

sangat demokratis, toleran dan senang menolong orang lain.

Berdasarkan data yang tercatat di Dinas Kependudukan dan

Catatan Sipil, sampai dengan Bulan Desember 2007. Jumlah penduduk

Kota Surabaya yang terdaftar di Kartu keluarga hingga Desember 2007

adalah 2.861.928 jiwa atau sebanyak 755.914 Kepala keluarga.

Komposisi penduduk Kota Surabaya pada Tahun 2007 berdasarkan

jenis kelamin sebanyak 1.437.682 jiwa penduduk laki-laki (50,23 %)

dan 1.424.246 (49,77 %) jiwa penduduk perempuan. Jika dilihat dari

komposisi penduduk tersebut dapat dijelaskan bahwa terbanyak adalah

pegawai swasta sejumlah 684.581 jiwa, selanjutnya adalah sebagai ibu

rumah tangga sejumlah 527.343 jiwa dan sebagai pelajar sebanyak

448.551 jiwa. Komposisi penduduk kota Surabaya berdasarkan

pendidikan pada tahun 2007 terbanyak adalah pada tingkat pendidikan

SLTA (772.133 jiwa) kemudian SD (769.728 jiwa) serta tidak sekolah

(616.240 jiwa).

Surabaya merupakan salah satu pintu gerbang perdagangan

utama di wilayah Indonesia Timur. Dengan segala potensi, fasilitas, dan

keunggulan geografisnya Surabaya memiliki potensi ekonomi yang

sangat besar. Sektor primer, sekunder, dan tersier di kota ini sangat

mendukung untuk semakin memperkokoh sebutan Surabaya sebagai

kota perdagangan dan ekonomi. Kehidupan berkesenian Kota Surabaya

(57)

melengkapi membentuk keragaman kesenian Surabaya. Gending

Jula-Juli Suroboyo, Tari Remo, Kentrung, Okol, Seni Ujung, Besutan,

upacara Loro Pangkon, Tari Lenggang Suroboyo dan Tari Hadrah Jidor

merupakan kesenian tradisional Surabaya. Sementara kesenian modern

juga tumbuh pesat. Sejumlah sanggar tari berkonsentrasi

mengembangkan perpaduan seni tradisional dan modern. Namun

demikian banyak group tari mengembangkan kreasi modern, misalnya

Marlupi Dance, Gito Maran. (www.surabaya.go.id)

4.1.2. Gambaran Umum Perusahaan

Jasa Raharja merupakan perusahaan jasa terkemuka di bidang

asuransi dengan mengutamakan penyelenggaraan program Asuransi Sosial

dan Asuransi Wajib sejalan dengan kebutuhan masyarakat. Sejarah

berdirinya Jasa Raharja tidak terlepas dari adanya peristiwa pengambil

alihan atau nasionalisasi Perusahaan-Perusahaan Milik Belanda oleh

Pemerintah RI. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) No.3 tahun

1960, jo Pengumuman Menteri Urusan Pendapatan, Pembiayaan, dan

Pengawasan RI No.12631/BUM II tanggal 9 Februari 1960, terdapat 8

(delapan) perusahaan asuransi yang ditetapkan sebagai Perusahaan

Asuransi Kerugian Negara (PAKN) dan sekaligus diadakan

(58)

43

1) Fa. Blom & Van Der Aa, Fa. Bekouw & Mijnssen, Fa. Sluyters &

co, setelah dinasionalisasi digabungkan menjadi satu bernama

PAKN Ika Bhakti.

2) NV. Assurantie Maatschappij Djakarta, NV. Assurantie Kantoor

Langeveldt-Schroder, setelah dinasionalisasi digabungkan menjadi

satu, dengan nama PAKN Ika Dharma.

3) NV. Assurantie Kantoor OWJ Schlencker, NV. Kantoor Asuransi

"Kali Besar", setelah dinasionalisasi digabungkan menjadi satu,

dengan nama PAKN Ika Mulya.

4) PT. Maskapai Asuransi Arah Baru setelah dinasionalisasi diberi

nama PAKN Ika Sakti.

Perkembangan organisasi perusahaan tidak terhenti sampai di situ

saja, karena dengan adanya pengumuman Menteri Urusan Pendapatan,

Pembiayaan, dan Pengawasan RI No. 294293/BUM II tanggal 31

Desember 1960, keempat perusahaan tersebut di atas digabung dalam satu

Perusahaan Asuransi Kerugian Negara (PAKN) "Ika Karya". Selanjutnya

PAKN Ika Karya berubah nama menjadi Perusahaan Negara Asuransi

Kerugian (PNAK) Eka Karya.

Berdasarkan PP No.8 tahun 1965 dengan melebur seluruh

kekayaan, pegawai dan segala hutang piutang PNAK Eka Karya, mulai 1

Januari 1965 dibentuk badan hukum baru dengan nama Perusahaan Negara

Asuransi Kerugian Jasa Raharja dengan tugas khusus mengelola

(59)

34 tahun 1964. Penunjukan PNAK Jasa Raharja sebagai pengelola kedua

Undang-Undang tersebut ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri

Urusan Pendapatan, Pembiayaan, dan Pengawasan RI No. BAPN 1-3-3

tanggal 30 Maret 1965.

Pada tahun 1970, PNAK Jasa Raharja diubah statusnya menjadi

Perusahaan Umum (Perum) Jasa Raharja. Perubahan status ini dituangkan

dalam Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.

Kep.750/KMK/IV/II/1970 tanggal 18 November 1970, yang merupakan

tindak lanjut dikeluarkannya UU. No.9 tahun 1969 tentang Bentuk-

Bentuk Badan Usaha Negara.

Pada tahun 1978 yaitu berdasarkan PP No.34 tahun 1978 dan

melalui Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia yang

selalu diperpanjang pada setiap tahun dan terakhir No.

523/KMK/013/1989, selain mengelola pelaksanaan UU. No. 33 dan UU.

No. 34 tahun 1964, Jasa Raharja diberi tugas baru menerbitkan surat

jaminan dalam bentuk Surety Bond. Kemudian sebagai upaya pengemban

rasa tanggung jawab sosial kepada masyarakat khususnya bagi mereka

yang belum memperoleh perlindungan dalam lingkup UU No.33 dan UU

No.34 tahun 1964, maka dikembangkan pula usaha Asuransi Aneka.

Kemudian dalam perkembangan selanjutnya, mengingat usaha yang

ditangani oleh Perum Jasa Raharja semakin bertambah luas, maka pada

tahun 1980 berdasarkan pp No.39 tahun 1980 tanggal 6 November 1980,

(60)

45

dengan nama PT (Persero) Asuransi Kerugian Jasa Raharja, yang

kemudian pendiriannya dikukuhkan dengan Akte Notaris Imas Fatimah,

SH No.49 tahun 1981 tanggal 28 Februari 1981, yang telah beberapa kali

diubah dan ditambah terakhir dengan Akte Notaris Imas Fatimah, SH

No.59 tanggal 19 Maret 1998 berikut perbaikannya dengan Akta No.63

tanggal 17 Juni 1998 dibuat dihadapan notaris yang sama.

Pada tahun 1994, sejalan dengan diterbitkan UU No.2 tahun 1992

tentang Usaha Perasuransian, yang antara lain mengharuskan bahwa

Perusahaan Asuransi yang telah menyelenggarakan program asuransi

sosial dilarang menjalankan asuransi lain selain program asuransi sosial,

maka terhitung mulai tanggal 1 Januari 1994 Jasa Raharja melepaskan

usaha non wajib dan surety bond dan kembali menjalankan program

asuransi sosial yaitu mengelola pelaksanaan UU. No. 33 tahun 1964 dan

UU. No. 34 tahun 1964.

Adapun visi dan misi Jasa Raharja adalah sebagai berikut:

Visi

Menjadi perusahaan terkemuka di bidang Asuransi dengan mengutamakan

penyelenggaraan program Asuransi Sosial dan Asuransi Wajib sejalan

dengan kebutuhan masyarakat.

Misi

Catur Bakti Ekakarsa Jasa Raharja:

1) Bakti kepada masyarakat, dengan mengutamakan perlindungan

(61)

2) Bakti kepada negara, dengan mewujudkan kinerja terbaik sebagai

penyelenggara Program Asuransi Sosial dan Asuransi Wajib, serta

Badan Usaha Milik Negara.

3) Bakti kepada perusahaan, dengan mewujudkan keseimbangan

kepentingan agar produktivitas dapat tercapai secara optimal demi

kesinambungan Perusahaan.

4) Bakti kepada lingkungan, dengan memberdayakan potensi sumber

daya bagi keseimbangan dan kelestarian lingkungan.

Jasa Raharja memiliki lingkup jaminan, yaitu UU No 33 Tahun

1964 Jo PP No 17 Tahun 1965:

1) Korban yang berhak atas santunan yaitu

Setiap penumpang sah dari alat angkutan penumpang umum yang

mengalami kecelakaan diri, yang diakibatkan oleh penggunaan alat

angkutan umum, selama penumpang yang bersangkutan berada

dalam angkutan tersebut, yaitu saat naik dari tempat pemberangkatan

sampai turun di tempat tujuan

2) Jaminan Ganda

Kendaraan bermotor Umum (bis) berada dalam kapal ferry, apabila

kapal ferry yang dimaksud mengalami kecelakaan, kepada

Gambar

Gambar 1. Model Teori Stimulus – Organism – Responses
Gambar 2. Kerangka Berpikir Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya tentang Isi Pesan Iklan Jasa Raharja versi
Tabel 2
Tabel 3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Blora yaitu dengan semakin meningkatnya kebutuhan batik di Blora maka.. peluang untuk membuka usaha batik semakin

For example, when the phone operator receives phone calls from potential guests, she will transfer the phone line to the reservation staff, then after the reservation staff

Indikator kinerja yang harus dicapai dalam observasi siswa adalah lebih dari sama dengan 80 sedangkan hasil observasi siswa pada siklus I mencapai 84,6 atau 85

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti apakah ada perbedaan sikap terhadap empty nest ditinjau dari jenis kelamin orangtua. Metode penelitian yang digunakan adalah

Hasil analisis dari contoh kasus ini, jumlah tenaga kerja yang diperlukan adalah sebanyk enam orang tenaga kerja dengan tiga shift setiap harinya, dan juga memerlukan waktu

dan pajak hotel di kabupaten semarang pada tahun 2011 sampai dengan 2015. Pada tahun 2012 pertumbuhan jumlah wajib pajak

Untuk menghadapi krisis dan kesulitan secara efektif, keluarga harus menggerakan dan mengatur sumber daya mereka, menahan tekanan, dan mengatur kembali submber

KEGIATAN INTERNAL PUBLIC RELATIONS PT SEBANGUN BUMI ANDALAS WOOD INDUSTRIES PALEMBANG DALAM.. MENCIPTAKAN HUBUNGAN YANG HARMONIS ANTAR KARYAWAN