• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBACA CERITA SEDERHANA MENGGUNAKAN MEDIA PUZZLE DI KELAS IV SLB B PRIMA BHAKTI MULIA, BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBACA CERITA SEDERHANA MENGGUNAKAN MEDIA PUZZLE DI KELAS IV SLB B PRIMA BHAKTI MULIA, BANDUNG."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBACA CERITA SEDERHANA

MENGGUNAKAN MEDIA PUZZLE DI KELAS IV

SLB B PRIMA BHAKTI MULIA, BANDUNG

SKRIPSI

Diajukkan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Luar Biasa

Oleh:

Sidiq Purnama Rachmat

0800899

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PEMBELAJARAN KETERAMPILAN

MEMBACA CERITA SEDERHANA

MENGGUNAKAN MEDIA PUZZLE DI

KELAS IV

SLB B PRIMA BHAKTI MULIA, BANDUNG

Oleh

(3)

© Sidiq Purnama Rachmat 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

September 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(4)

Sidiq Purnama Rachmat

0800899

PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBACA CERITA SEDERHANA MENGGUNAKAN MEDIA PUZZLE DI KELAS IV SLB – B PRIMA BHAKTI

MULIA, BANDUNG

Disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I

Dr. Imas Diana Aprilia, M. Pd. NIP. 19700417 199402 2 001

Pembimbing II

Dr. Sima Mulyadi, M. Pd. NIP. 19600214 198203 1 003

Mengetahui,

(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul

“PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBACA CERITA SEDERHANA MENGGUNAKAN MEDIA PUZZLE DI KELAS IV SLB B PRIMA BHAKTI

MULIA, BANDUNG” ini sepenuhnya karya saya sendiri tidak ada bagian didalamnya yang merupakan plagiat atau karya orang lain dan saya tidak melakukan

penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan keilmuan

yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan

kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika

keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya

saya ini.

Bandung, Agustus 2013

Yang membuat pernyataan

(6)

i

ABSTRAK

PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBACA CERITA SEDERHANA MENGGUNAKAN MEDIA PUZZLE DI KELAS IV SLB B PRIMA BHAKTI

MULIA, BANDUNG

Oleh: Sidiq Purnama Rachmat (0800899)

Berdasarkan hasil observasi dalam proses pembelajaran dan wawancara dengan guru di kelas IV SLB-B Prima Bakti Mulia, nilai yang diperoleh delapan siswa dalam keterampilan membaca jauh di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Keterampilan berbahasa, khususnya dalam membaca isi cerita kurang mampu memahami. Proses pembelajaran keterampilan membaca, guru belum memanfaatkan media secara optimal, menggunakan teks bacaan sebagai media. Peneliti mencoba melakukan penelitian dengan memanfaatkan media puzzle dalam pembelajaran keterampilan membaca cerita sederhana, dengan media puzzle menurut beberapa teori dan penelitian terdahulu cukup efektif, sehingga peneliti perlu membuktikannya.

Penelitian yang dilakukan menggunakan metode eksperimen, dengan pendekatan kuantitatif, desain one group pre-test pos-ttest. Subyek penelitian siswa kelas IV berjumlah delapan siswa. Terdiri dari dua variabel, yaitu variabel bebas penggunaan media puzzle bergambar binatang yang dikembangkan dari cerita sederhana dan variabel terikatnya membaca cerita sederhana. Hipotesis yang dikemukakan yaitu: “Penggunaan media puzzle efektif dalam mengembangkan keterampilan memahami isi cerita sederhana pada siswa tunarungu kelas IV SLB-B”. Untuk uji hipotesis digunakan uji tanda wilcoxson.

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa penggunaan media puzzle dalam mengembangkan keterampilan memahami isi cerita sederhana pada siswa tunarungu kelas IV SLB-B Prima Bhakti Mulia Bandung cukup efektif.

Saran dan rekomendasi untuk guru, yaitu penggunaan media puzzle merupakan hal yang penting diusahakan keberadaannya dan penting digunakannya dalam setiap pembelajaran cerita sederhana, didiukung oleh variasi dan bentuk puzzle beragam agar tidak jenuh dan monoton pada diri siswa. Saran untuk kepala sekolah diusahakan penyediaan media puzzle dan memberikan motivasi pada guru untuk menggunakan media puzzle. Saran untuk calon peneliti diharapkan menggunakan eksperimen pembanding.

(7)

vii

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 6

1. Tujuan Penelitian ... 6

2. Kegunaan Penelitian ... 6

F. Struktur Organisasi Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Tunarungu ... 8

1. Pengertian Tunarungu ... 8

2. Dampak Ketunarunguan ... 10

B. Konsep Dasar Keterampilan Membaca ... 14

1. Pengertian Keterampilan Membaca ... 14

2. Tujuan Membaca ... 15

3. Aspek-aspek Membaca ... 16

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Membaca ... 16

C. Puzzle Sebagai Media Pembelajaran Membaca ... 18

1. Puzzle dan Jenisnya ... 18

(8)

viii

D. Penelitian yang Relevan ... 22

E. Alur Penelitian dan Hipotesis ... 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 24

B. Lokasi, Populasi dan Sampel ... 25

C. Desain Penelitian ... 25

D. Definisi Operasional Variabel ... 26

E. Instrumen Penelitian ... 27

F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 28

G. Teknik Pengolahan Data ... 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 32

B. Pengujian Hipotesis ... 37

C. Pembahasan ... 38

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 44

B. Saran ... 45

(9)

ix

DAFTAR GAMBAR

(10)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Subyek Penelitian ... 25

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Tes Keterampilan Membaca ... 28

Tabel 4.1 Nilai Pre - test – Post - test Tema Ayam yang Berkelahi dan

Burung Elang ... 32

Tabel 4.2 Nilai Pre - Test - Post - Test Tema Burung Elang dan Burung

Gagak ... 33

Tabel 4.3 Nilai Pre Test - Post Test Tema Dua Ekor Kambing ... 33

Tabel 4.4 Rekapitulasi Nilai Pre Test - Post Test ... 34

Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Pre-tes Post-test P-1, P-2, P-3 Kemampuan

Pemahaman Isi Cerita Sederhana ... 35

Tabel 4.6 Rekapitulasi Nilai Rata-Rata Pre-Test dan Post-Test ... 35

(11)

xi

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Rekapitulasi Nilai Pre Test - Post Test ... 34

(12)

xii

LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Perizinan ... 48

Lampiran 2 Judgment ... 49

Lampiran 3 Reabilitas ... 50

Lampiran 4 Instrument ... 51

Lampiran 5 RPP ... 52

Lampiran 6 Test ... 53

Lampiran 7 Dokumentasi ... 54

Lampiran 8 Tabel Statistik ... 55

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hasil beberapa kali pengamatan dalam kegiatan pra-penelitian yang

dilakukan peneliti dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, ditemukan dalam proses

pembelajarannya, guru tidak menggunakan media pembelajaran yang memadai,

hanya menggunakan teks-teks bacaan cerita. Padahal betapa pentingnya media

pembelajaran bagi anak tunarungu, sebagai manusia “pemata”, dengan media

pembelajaran yang tepat akan membantu upaya mengembangkan kemampuan

bahasa anak. Hal ini dikuatkan oleh Pakasi (1981), bahwa makin banyak benda

yang dilihat, didengar, diraba atau dimanipulir, dirasa, dan dicium, makin pesat

berlangsung perkembangan persepsinya, dan makin banyak tanggapan yang

diperoleh, makin pesat pulalah perkembangan bahasanya.

Memperhatikan permasalahan kemampuan bahasa dan faktor penyebabnya,

jelas diperlukan suatu upaya yang optimal dari semua pihak, terutama dalam hal

ini guru di sekolah diperlukan kreatifitas dan usaha yang maksimal, di antaranya

dengan memanfaatkan media pembelajaran berupa media puzzle.

Banyak media yang dapat digunakan dalam pembelajaran membaca bagi

anak tunarungu, namun pemilihan media harus disesuaikan dengan kebutuhan dan

kemampuan anak tunarungu tersebut. Salah satu media yang memungkinkan

digunakan yaitu media puzzle, karena dengan puzzle anak akan merasa sedang

bermain, karena bermain merupakan pendekatan yang baik untuk menarik minat

anak secara terarah. Sesuai dengan pendapat Hudoyo (Hakim,2000:15) kelebihan

pola bermain yang diterapkan pada anak yaitu membuat anak gemar

menyelesaikan masalah yang didasarkan pada pengalamannya sendiri karena ia

dituntut mengerjakan sesuatu menurut kemampuannya. Dengan demikian bermain

merupakan metode yang sesuai untuk anak tunarungu.

Anak pada umumnya di kelas IV SD dalam membaca sebuah cerita

(14)

2

cerita. Begitu pula ketika kita membaca sebuah bacaan, kata benda atau kata sifat,

akan terbayang benda atau sifat yang merupakan sebuah penafsiran dari kata

tersebut. Misalnya kata “malam” kita akan membayangkan suasana malam hari

yang gelap dengan bulan dan bintang dilangit. Satu kata memiliki imajinasi

penafsiran yang bermacam-macam pada setiap orang, kata dirangkai agar orang

yang membaca dapat menerima pesan penulis terhadap pembaca.

Apabila siswa dalam hal keterampilan membaca hanya mampu

membacakan sebuah cerita, namun ia sulit memberikan imajinasi pada kata

tersebut. Imajinasi itu diperlukan untuk dijadikan sebuah sinyal pesan agar

tersampai dari penulis kepada pembaca.

Pendengaran merupakan alat sensoris yang sangat penting untuk berbicara

dan berbahasa diantaranya membaca. Tidak atau kurang berfungsinya

pendengaran, baik yang terjadi sejak lahir atau pada masa awal kelahiran akan

berdampak dalam kemampuan berbicara, berbahasa dan berkomunikasi dengan

orang lain, baik di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat luas.

Kehilangan kemampuan pendengaran pada anak tunarungu akan

berpengaruh pada kemampuan untuk memahami informasi yang sifatnya verbal,

terutama yang berhubungan dengan konsep-konsep yang sifatnya abstrak yaitu

konsep-konsep yang memerlukan suatu penjelasan lebih lanjut. Mereka juga

mengalami hambatan dalam berbahasa secara lisan, oleh karena itu mereka

mengalami kesulitan dalam mengikuti pembelajaran di sekolah.

Kemampuan bahasa anak yang mengalami hambatan auditif (anak

tunarungu), kurang berkembang secara optimal, karena mereka tidak atau kurang

menerima rangsangan suara dari lingkungannya, sedangkan mereka itu belajar

bebicara melalui peniruan suara-suara yang datang dari lingkungan sekitarnya.

Natawijaya dan Alimin (1996:127), menjelaskan bahwa ada tiga faktor yang

(15)

3

Kemampuan berbahasa terdiri atas empat aspek keterampilan, seperti

dijelaskan Tarigan (1993); Suhendar & Supinah (1992), bahwa keterampilan

berbahasa terdiri atas empat sub-keterampilan yaitu menyimak, berbicara,

membaca dan menulis, dimana keempat keterampilan tersebut tidak dapat

dipisahkan satu sama lain, saling menunjang, sehingga disebut catur-tunggal

keterampilan berbahasa.

Hambatan berbahasa, pada anak tunarungu menyangkut semua aspek

keterampilan berbahasa. Seperti dijelaskan oleh Meadow (1976) dalam Bunawan

dan Yuwati (2000) bila seseorang anak menderita ketunarunguan sejak lahir,

padanya tidak akan terjadi proses penguasaan bahasa secara sepontan, sehingga

dalam kehidupannya di masyarakat normal atau pada umumnya, ia akan

mengalami berbagai kesukaran dalam perkembangan sosial, emosi dan mental.

Selanjutnya Hendarmin (1984), menjelaskan “….. gangguan pendengaran pada

anak yang belum dapat berbicara dan berbahasa dapat mempengaruhi proses

belajar anak tersebut baik di rumah maupun di sekolah”.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru di kelas IV SLB-B

Prima Bakti Mulia, dari jumlah siswa sebanyak 8 anak, terdapat 6 anak yang

mendapatkan nilai jauh dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), sedangkan

2 anak memilki nilai sama dengan KKM yaitu 67 (enam puluh tujuh). Melihat

nilai rata-rata yang didapatkan siswa jelas tidak sesuai dengan harapan, belum

mencapai target KKM yang telah di tetapkan. Kemampuan mereka dalam

memahami keterampilan bahasa, khususnya pemahaman cerita dinilai sangat

kurang mampu. Guru sulit dalam agar anak paham terhadap isi kalimat atau cerita

yang mereka baca. Anak memiliki kekurangan dalam mata pelajaran bahasa

Indonesia materi memahami isi cerita, untuk pertanyaan sederhana anak masih

mampu untuk menjawab, tetapi untuk pertanyaan yang abstrak anak sulit untuk

menjawab karena mereka kurang memahami isi cerita yang mereka baca.

Membaca menurut Tarigan (1993 : 6) adalah “suatu proses yang dilakukan serta

dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan

oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis”, namun siswa ini belum

(16)

4

Rendahnya kemampuan memahami isi cerita (keterampilan membaca),

disebabkan faktor internal diri anak yaitu karena ketunarunguannya, namun

bagaimanapun mereka kondisinya tetap memiliki potensi yang perlu

dikembangkan dengan berbagai cara dan media yang tepat, agar potensi mereka

dapat berkembang secara optimal. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa

rendahnya kemampuan memahami cerita sederhana pada anak tunarungu tersebut

juga disebabkan oleh faktor di luar diri anak, misalnya faktor lingkungan belajar

yang kurang tepat.

Salah satu media yang peneliti gunakan untuk mengembangkan dalam

pelajaran membaca adalah dengan menggunakan puzzle, yaitu dimana anak

dihadapkan dengan sebuah gambar cerita sederhana dan kalimat cerita yang

teracak sehingga anak harus menyusun sebuah gambar dan kalimat menjadi cerita.

Penerapan media ini baik untuk digunakan karena memiliki tujuan dan manfaat

bagi siswa, sehingga dinilai cukup efektif dan efisien diterapkan dalam proses

pembelajaran, sehingga diharapkan dapat mengembangkan kemampuan

membaca, mempermudah siswa dalam memahami materi yang disampaikan.

Dengan pemaparan permasalahan tersebut peneliti terdorong untuk

melakukan suatu penelitian dengan judul “Pembelajaran keterampilan membaca

cerita sederhana menggunakan media puzzle di kelas IV SLB B Prima Bhakti,

Bandung” .

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang penelitian, dan hasil pengamatan

serta wawancara dengan guru kelas, ada beberapa masalah yang dapat

diidentifikasi yaitu sebagai berikut:

1. Kemampuan siswa tunarungu dalam memahami isi bacaan atau cerita yang

(17)

5

3. Efektifitas hasil pembelajaran Bahasa Indonesia bagi anak tunarungu akan

ditentukan oleh berbagai faktor, di antaranya penggunaan media yang tepat. Di

sekolah saat ini penggunaan media pembelajaran jarang digunakan, hanya

seadanya, padahal betapa pentingnya penggunaan media, apalagi dengan

menggunakan media yang tepat.

4. Kemampuan berbahasa anak tunarungu tidak saja bergantung pada pesan-pesan

yang diberikan di sekolah secara sistimatis, tetapi juga bergantung pada

pembicaraan, komunikasi yang diharapkan dan berlangsung di dalam

kehidupan keluarga dan lingkungan masyarakat.

5. Usaha nyata dalam layanan pembelajaran dalam mengembangkan keterampilan

memahami isi cerita sederhana untuk anak tunarungu perlu dilakukan dengan

kesungguhan dengan menggunakan berbagai cara dan media yang tepat. Maka

keterampilan memahami isi cerita sederhana anak tunarungu perlu dibina dan

dikembangkan secara optimal melalui berbagai cara, hal ini penting agar anak

tunarungu mampu mengikuti proses belajar dengan baik dan efektif.

C. Batasan Masalah

Memperhatikan berbagai aspek, baik menyakut keterbatasan kemampuan

peneliti maupun masalah obyek penelitian yang ada sangat luas, maka dalam

penelitian ini perlu dibatasi, agar fokus, dengan harapan dapat mencapai tujuan

yang optimal sesuai dengan harapan. Maka untuk itu penelitian ini akan dibatasi

pada masalah pengembangan keterampilan memahami isi cerita sederhana yang

dibaca siswa tunarungu dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dengan

menggunakan media puzzle di Kelas IV SLB-B Prima Bhakti Mulia, Bandung.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dijelaskan di atas, maka masalah

yang diangkat dalam penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: “Apakah media

puzzle yang digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dapat

mengembangkan keterampilan mememahmi isi cerita sederhana yang dibaca

(18)

6

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian yang ingin dicapai yaitu untuk memperoleh

data dan informasi yang kongkrit tentang perkembangan keterampilan membaca

isi cerita sederhana dengan menggunakan media puzzle pada anak tunarungu

kelas IV SLB-B Prima Bhakti Mulia Bandung.

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini yaitu untuk memperoleh data

tentang:

a. Keterampilan membaca isi cerita sederhana pada anak tunarungu kelas IV

SLB-B Prima Bhakti Mulia Bandung sebelum menggunakan media puzzle

pada pembelajaran bahasa Indonesia.

b. Keterampilan membacaisi cerita sederhana yang dibaca siswa tunarungu

kelas IV SLB-B Prima Bhakti Mulia Bandung sesudah menggunakan media

puzzle pada pembelajaran bahasa Indonesia.

c. Efektifitas media puzzle dalam mengembangkan keterampilan

memahami isi cerita sederhana yang dibaca siswa tunarungu kelas IV

SLB-B Prima Bhakti Mulia Bandung.

2. Kegunaan Penelitian

Apabila hasil penelitian mengenai pengembangan keterampilan membaca

cerita sederhana terbukti efektif, maka diharapkan dapat memberikan manfa'at

baik secara teoritis maupun secara praktis.

Manfaat Teoritis

Secara keilmuan atau teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat

membuktikan bahwa puzzle sebagai media pembelajaran efektif untuk digunakan

dalam mengembangkan keterampilan membaca isi cerita sederhana yang dibaca

anak tunarungu, tentu dengan memperhatikan keunggulan dan kekurangannya.

(19)

7

membelajaran bahasa Indonesia diharapkan menjadi inspirasi melakukan

kreatifitas dan inovasi dalam menggunakan media puzzle sebagai mdia

pembelajaaran. Bagi kepala sekolah diharapkan menjadi pemikiran dan berbuat

nyata untuk menyediakan media pembelajaran khususnya media puzzle. Bagi

orang tua diharapkan dapat memberikan motivasi pada siswa di rumah untuk

belajar membaca dengan melengkapi berbagai puzzle yang sesuai.

F. Struktur Organisasi Penelitian

Laporan hasil penelitian ini terdiri atas lima bab, yaitu sebagai berikut:

1. Bab I menjelasakan pendahuluan yang mencakup latar belakang masalah,

identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian,

manfaat penelitian dan struktur organisasi penelitian.

2. Bab II menjelasakan mengenai kajian pustaka yang mencakup konsep yang

mendukung penelitian kemudian menjelaskan penelitian terdahulu yang

relevan, lalu kerangka pikir dan hipotesis.

3. Bab III menjelaskan metode penelitian yang digunakan untuk memecahkan

permasalahan penelitian, yang didalamnya terdiri dari Pada bab ini

dikemukakan tentang: metode penelitian, lokasi, populasi dan sampel

penelitian, desain penelitian, definisi oprasional variable, instrument yang

digunakan, teknik pengumpulan data, validitas dan reliabilitas instrument

serta analisis data.

4. Bab IV menjelaskan hasil penelitian dan pembahasan terdiri dari dua hal

utama yaitu deskripsi hasil penelitian, pengujian hipotesis dan pembahasan.

5. Bab V menjelaskan kesimpulan dan rekomendasi yang disampaikan

(20)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian merupakan cara untuk memperoleh pengetahuan atau

pemecahan dari suatu masalah yang dilakukan secara ilmiah dan sistematis dalam

ruang lingkup penelitian yang diteliti dengan metodologi penelitian. Pada bab ini

dikemukakan tentang: metode penelitian, lokasi, populasi dan sampel penelitian,

desain penelitian, definisi oprasional variable, instrument yang digunakan, teknik

pengumpulan data, validitas dan reliabilitas instrument serta analisis data.

A. Metode Penelitian

Menurut Furchan (1982: 50) metode penelitian merupakan “strategi umum

yang dianut dalam pengumpulan dan analisis data yang diperlukan, guna

menjawab persoalan yang dihadapi”. Metode penelitian dianggap tahap yang sangat penting dalam penelitian karena merupakan strategi dalam memecahkan

permasalahan penelitian dengan cara mengumpulkan data kemudian dianalisis.

Metode penelitian yang digunakan yaitu metode eksperimen, Sugiyono

(2011: 72) menjelaskan bahwa penelitian eksperimen diartikan sebagai metode

penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap

yang lain dalam kondisi yang terkendali.” Selanjutnya Sudjana (1991)

mengemukakan metode eksperimen yaitu metode untuk mengungkapkan antara

dua variabel terhadap variabel yang lain.

Metode eksperimen dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari

suatu perlakuan. Metode eksperimen harus ada suatu faktor yang diuji-cobakan

untuk mengetahui dari hasil suatu percobaan. Dalam penelitian ini sebagai faktor

yang diuji cobakan terhadap subjek adalah penggunaan media puzzle untuk

(21)

25

B. Lokasi, Populasi dan Sampel

Penelitian ini dilakukan di SLB-B Prima Bhakti Mulia merupakan sekolah

swasta yang dikelola oleh yayasan keluarga, berlokasi di kompleks perumahan

Gunung Batu, Kota Cimahi.

Populasi dan sampel dijelaskan Sugyiono (2011:80) “populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan

karakterstik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya”. Selanjutnya Sugiyono menjelaskan (2011:81) “sampel

adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”

maka dengan menggunakan sampel total akan mendapatkan karakteristik yang

diinginkan.

Dalam penelitian ini tidak menggunakan sampel, karena subyek yang diteliti

jumlahnya terbatas, yaitu hanya delapan siswa. Dengan kata lain seluruh populasi

berjumlah 8 siswa, populasi dijadikan sampel total.

Tabel 3.1 Subyek Penelitian

No. Nama Siswa Jenis Kelamin Keterangan

1. AS Laki-Laki Kelas D-4

Desain penelitian merupakan rancangan atau perencanaan penelitian yang

harus ditentukan agar proses penelitian terlaksana secara efektif. Desain penelitian

menurut Haedarrauf (2012), yaitu semua proses yang diperlukan dalam

(22)

26

penelitian ini adalah satu kelompok pretest-posttest (one group pretest-postest

design), yaitu eksperimen yang dilakukan pada satu kelompok saja tanpa ada

kelompok pembanding, dengan cara memberikan test awal dan test akhir terhadap

sampel penelitian. Adapun desain eksperimennya sebagai berikut :

(Sugiyono, 2011)

Keterangan:

O1 : Nilai pre-test (sebelum diberi perlakuan)

X : Perlakuan / Pembelajaran yang diberikan

O2 : Nilai Post-test (setelah diberi perlakuan)

Eksperiman ini dilakukan sesuai banyak waktu yang dibutuhkan. Jarak angka

antara O1 dan O2 diasumsikan merupakan pengaruh dari eksperimen yang

diberikan.

D. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau

konstruks dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan, ataupun

memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut.

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel bebas (X)

dan variabel terikat (Y). Variabel bebas yaitu variabel yang diasumsikan menjadi

munculnya variabel lain. Variabel bebas dalam penelitian ini, yaitu penggunaan

media puzzle bergambar binatang yang dikembangkan dari cerita sederhana,

sedangkan variabel terikatnya atau variabel yang kemunculannya disebabkan oleh

variabel bebas, yaitu membaca cerita sederhana.

Penggunaan Media Puzzle adalah alat praga yang digunakan untuk

menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan yang terkandung dalam isi atau

(23)

27

Membaca cerita sederhana dimaksudkan yaitu kemampuan khusus pada

siswa tunarungu kelas IV untuk memperoleh informasi, dan pemahaman makna

bacaan, yaitu; memahami persamaan kata (sinonim), kebalikan kata (antonim) dan

kata-kata abstrak yang terdapat dalam cerita sederhana (antara 100 s/d 150 kata).

Untuk mengetahui perubahan pemahaman isi cerita sederhana yang dibaca

digunakan tes awal dan tes akhir dalam setiap pertemuan. Bentuk tes yang

digunakan yaitu tes obyektif pilihan berganda.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen merupakan suatu alat pengumpul data yang digunakan dalam suatu

penelitian. Instrumen yang digunakan yaitu berupa tes. Bentuk tes yang dipilih

yaitu tes pilihan ganda. Tes ini digunakan untuk melihat pengaruh dari perlakuan

yaitu berupa skor hasil belajar.

Adapun langkah-langkah dalam penyusunan instrument penelitian sebagai

berikut :

1. Menganalisis SK-KD dalam kurikulumbidangstudiBahasa Indonesia untuk

SLB-B dan melakukan konsultasi dengan guru kelas tentang kemampuan awal

siswa yang akan dijadikan subyek penelitian.

2. Membuat kisi-kisi, kisi-kisi ini merupakan isi dari materi yang akan diberikan

kepada siswa yang menjadi sampel penelitian. Dimana di dalamnya

mengandung beberapa tujuan instruksional untuk mengukur peningkatan

pembelajaran kosakata anak Tunarungu.

3. Dalam penelitian ini penggunaan media puzzle yang tidak terpisahkan dengan

(24)

28

4. Membuat Butir Soal, butir soal ini dibuat berdasarkan kisi-kisi (terlampir)

yang telah dirusmuskan sebelumnya dan diberikan penilaian dengan

menggunakan kriteria sebagai berikut : jika jawaban benar diberi skor satu (1)

dan jika salah diberi skor nol (0).

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Instrumen Tes Keterampilan Membaca Standar

2.Memahami lawan kata

(antonim) yang terdapat

F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Agar perangkat tes yang digunakan dalam penelitian layak digunakan, maka

seperangkat tes yang telah disusun perlu diuji cobakan terlebih dahulu kepada

sejumlah subjek yang memiliki karakteristik sama atau mendekati karakteristik

yang sebenarnya. Data hasil uji coba selanjutnya diolah dan dianalisis dengan

menggunakan teknik tertentu sebagaimana tercantum dalam lampiran.

Aspek-aspek yang dianalisis untuk menetapkan baik tidak nya tes tersebut

(25)

29

aspek-aspek yang terkandung dalam bentuk butir soal yang telah dibuat, setelah

dapat terkumpul maka dihitung validitas tersebut menggunakan prosentase dengan

rumus sebagai berikut :

Menurut Sugiyono (2011 : 125) “Untuk menguji validitas konstruksi, dapat

digunakan pendapat dari ahli (judgement expert)”. Judgement expert dilakukan

oleh 4 orang dosen PLB FIP UPI dan 1 Guru Kelas SLB B Prima Bhakti

Mulia.Dari hasil judgement expert yang telah dihitung (terlampir) di dapat nilai

rata-rata judgement yaitu 95%. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa instrument

yang digunakan valid sesuai antara tujuan pembelajaran yang ditetapkan dengan

butir soal yang dibuat.

2. Realibilitas tes

Realibilitas alat penilaian adalah ketepatan atau keajegan alat tersebut dalam

menilai apa yang dinilai artinya kapan pun alat tersebut digunakan hasilnya akan

sama. Realibilitas tes bertujuan untuk menentukan apakah instrument penelitian

yang dibuat dapat dipercaya atau tidak. Realibilitas yang digunakan yaitu

konsistensi internal, perhitungan dengan realibilitas dengan menggunakan Kuder

Richardson (K-R 20).

Selain itu K-R 20 akan lebih besar pemerolehan nilainya, jika dibandingkan

dengan K-R 21 (Sugiyono, 2011). Maka dalam penelitian ini realibilitas yang

digunakan adalah konsistensi internal dengan rumus sebagai berikut :

R11 =

R11 = Reliabilitas keseluruhan

N = Jumlah butir soal

S2 = Standar Deviasi

P = Proposi jawaban benar

(26)

30

Pq = Hasil perkalian p dan q

Setelah nilai realibilitas diperoleh, kemudian diinterpretasikan dengan

menggunakan besarnya koefisien korelasi tingkat kepercayaan diantaranya yang

dikemukakan (Arikunto, 2002 : 75), sebagai berikut :

a. Antara 0,00 s.d 0,20 = sangat rendah

b. Antara 0,20 s.d 0,40 = rendah

c. Antara 0,40 s.d 0,70 = cukup

d. Antara 0,70 s.d 0,90 = tinggi

e. Antara 0,90 s.d 1,00 = sangat tinggi

Dari hasil perhitungan reliabilitas dengan menggunakan rumus Kuder

Richardson (terlampir), didapat hasil sebagai berikut :

R11 =

Nilai reliabilitas 0,855 menunjukkan bahwa instrument yang dibual reliable

dengan interpretasi tinggi.

G. Teknik Pengolahan Data

Setelah memperoleh data yang diinginkan dengan alat penelitian yang

telah memiliki validitas, maka data diolah dengan metode kuantitatif

non-paramertik, menggunakan uji wilcoxon. Setelah data terkumpul dari hasil

penelitian, kemudian diolah dengan menggunakan uji bertanda Wicoxon. Tes

Wilcoxon ini dapat digunakan untuk penelitian khususnya untuk data

(27)

31

2. Mentabulasikan skor tes awal dan skor tes akhir

3. Membuat tabel perhitungan skor tes awal dan tes akhir

4. Menghitung selisih skor tes awal dan tes akhir

5. Menyusun rangking

6. Membutuhkan tanda (+) atau (-) untuk tiap rangking sesuai dengan tanda

beda

7. Menjumlahkan semua rangking bertanda positif atau negatef tergantung

dimana yang memberi jumlah lebih kecil untuk tanda yang dihilangkan dan

menuliskan dengan tanda T maka diperoleh T hitung

8. Membanding kan nilai T yang diperoleh dengan T dari table nilai-nilai kritis

T untuk uji wilcoxon

9. Membuat kesimpulan, yaitu :

Ho ditolak jika Thitung ≤ Ttabel

(28)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan kajian teori, hasil penelitian dan pembahasan, maka penelitian dapat merumuskan beberapa kesimpulan, yaitu sebagai berikut:

1. Keterampilan membaca isi cerita sederhana pada anak tunarungu kelas IV

SLB-B Prima Bhakti Mulia Bandung sebelum menggunakan media puzzle

(pre-test) pada pembelajaran bahasa Indonesia diperoleh nilai rata-rata dari

tiga kali pertemuan yaitu 40.625. Dari pre-test ke satu, ke dua dan ke tiga

cenderung meningkat, hal itu merupakan kewajaran karena siswa sebelumnya

telah memperoleh pengalaman, baik di rumah, di sekolah, maupun dari

pergaulan sehari-hari di masyarakat.

2. Keterampilan membaca isi cerita sederhana pada anak tunarungu kelas IV

SLB-B Prima Bhakti Mulia Bandung sesudah menggunakan media puzzle

(post-test) pada pembelajaran bahasa Indonesia memperoleh nilai rata-rata

dari tiga kali pertemuan yaitu 59,869. Peningkatan nilai rata-rata post-test

tersebut sebagai dampak penggunaan media puzzle dalam setiap tema cerita

sederhana

3. Terbukti penggunaan media puzzle dalam mengembangkan keterampilan

membaca isi cerita sederhana pada siswa tunarungu kelas IV SLB-B Prima

Bakti Mulia Bandung cukup/sangat efektif.

4. Eksperimen penggunaan media puzzle untuk mengembangkan keterampilan

membaca cerita sederhana pada anak tunarungu kelas IV SLB-B Prima

Bhakti Mulia Bandung dilakukan tiga kali, dengan tema cerita yang berbeda,

(29)

45

B. Rekomendasi

Rekomendasi peneliti disampaikan kepada pihak guru, kepala sekolah di

tempat penelitian juga kepada calon-calon peneliti.

1. Bagi Guru

Pembuktian hasil penelitian eksperimen bahwa media puzzle dalam upaya

mengembangkan keterampilan membaca cerita sederhana pada anak didik yang

tunarungu sangat efektif. Di sisi lain bahwa kebutuhan khusus pada anak

tunarungu yaitu pengembangan bahasa, untuk itu peneliti beranggapan bahwa

penggunaan media puzzle merupakan hal yang penting diusahakan

keberadaannnya dan penting digunakannya dalam setiap pembelajaran cerita

sederhana, tentu dengan berbagai variasi dan bentuk puzzle agar tidak jenuh dan

monoton pada diri siswa.

2. Bagi Kepala Sekolah

Fakta membuktikan bahwa media puzzle efektif untuk mengembangkan,

kondisi nyata bahwa anak tunarungu membutuhkan pengembangan bahasa, maka

alangkah tepatnya kepala sekolah menyediakan media puzzle secara lengkap

untuk pengembangan kemampuan bahasa, di samping itu memberikan motivasi

dan bimbingan kepada guru untuk selalu menggunakan media yang tepat yang

sesuai dengan kondisi anak yang sifatnya pemata.

3. Bagi Calon Peneliti

Penelitian yang saya lakukan tentang efektifitas media puzzle dengan melalui

eksperimen semu, yaitu penelitian eksperimen yang tidak menggunakan

pembanding, untuk itu penelitian merekomendasikan kepada calon-calon peneliti

berikutnya dengan masalah yang sejenis, sebaiknya menggunakan penelitian

eksperimen sebenarnya, yaitu menggunakan kelompok pembanding yang setara.

Dengan harapan dapat lebih meyakinkan bahwa media puzzle memiliki efektifitas

yang berarti dalam upaya meningkatkan keterampilan membaca cerita sederhana

(30)

46

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:Bumi Aksara.

Bunawan, Lani dan Yuwati, Cecilia Susila (2000). Penguasaan Bahasa Anak Tunarungu. Jakarta: Yayasan Santi Rama.

Epeni, Hani. [Online]. Puzzle. Tersedia: http://kuliah.itb.ac.id/. [02 Mei 2013].

Fajari, Asep Awaludin. (2012). Pengembangan Multimedia Pembelajaran Permainan Puzzle untuk Pemahaman Materi Daur Hidup Hewan di Sekolah Dasar. Skripsi pada FIP UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Furchan. (1982). Penelitian dalam Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

Haedarrauf. (2012). Desain Penelitian. [Online]. Tersedia: http//haedarrauf.wordpress.com/. [02 Mei 2013].

Hakim, Lukman. (2000) Pengaruh Permainan Kotak Huruf Berwarna Terhadap Penambahan Kosakata Pada Anak Tunagrahita Ringan Kelas D4 dan D5 SLB-C Sumber Sari Bandung, Skripsi Sarjana FIP UPI: tidak diterbitkan.

Harjasujana, et.al. (1988). Materi Pokok Membaca. Jakarta: Universitas Terbuka.

Hendarmin. (1984). Metode Identifikasi Medis Anak ddengan Kelainan Pendengaran. Naskah pada Lokakarya Pendidikan Cacat Ganda. Jakarta.

Hernawati, Tati. (2008). JASI Anakku “Jurnal Assesment dan Intervensi Anak Berkebutuhan Khusus. Bandung: Jurusan Pendidikan Luar Biasa FIP UPI.

Natawidjaya dan Alimin (1996). Penelitian Bagi Guru Pendidikan Luar Biasa. Depdikbud. Dirjen Dikti. PPTG. Jakarta.

Pakasi. (1981). Anak dan Perkembangannya. Pendekatan Psiko-Pedagogis terhadap Generasi Muda. PT Gramedia. Jakarta.

Purba. (1980). Pendidikan Keterampilan Teknik dan Kerajinan. Depdikbud. Jakarta.

(31)

47

Siegel, Sidney. (1986) Statistik Nonparametrik. Jakarta: PT. Gramendia.

Soemantri,T,S. (2005), Psikologi Anak Luar Biasa, Bandung : FIP IKIP.

Sofyanti, Indri. (2011). Pengaruh Permainan Puzzle Tangkai Untuk Meningkatkan Kemampuan Ingatan Visual Anak Tunarungu. Skripsi pada FIP UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Somad, Permanarian dan Herawati, Tati. (1996), Ortopedagogik Anak Tunarungu, Bandung: Depdikbud.

Sudjana. (1991). Desain dan Analisis Eksperiment. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suhendar dan Supinah. (1992). Seri Materi Kuliah Dasar Umum. Bahasa Indonesia. Pionir Jaya. Bandung.

Susetyo, Budi. (2011). Menyusun Tes hasil Belajar. Bandung : Cakra.

Gambar

Tabel 4.2 Nilai Pre - Test - Post - Test Tema Burung Elang dan Burung
Grafik 4.2 Rekapitulasi Nilai Rata-Rata Pre-Test dan Post-Test................... 36
Tabel 3.1 Subyek Penelitian
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Tes Keterampilan Membaca

Referensi

Dokumen terkait

Pendapat lain juga diungkapkan oleh Sugiyono (2013, hlm. 3) yang menjelaskan bahwa ”Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data

RSUD menjamin seluruh sediaan farmasi dan alat kesehatan yang dibutuhkan dalam pelayanan yang diberikan kepada pasien rawat jalan, rawat inap, dan rawat gawat darurat sesuai

Negeri 10 Medan yang berminat untuk berwirausaha lebih rendah daripada yang. tidak

JUDUL : ANALISA KONDISI HIGIENE DAN SANITASI INSTALASI GIZI SERTA PEMERIKSAAN E-COLI PADA PERALATAN MAKAN DI RUMAH SAKIT UMUM HAJI MEDAN 2016.. Bersama ini

[r]

kelompok kecil secara signifikan lebih baik daripada siswa yang. memperoleh pembelajaran strategi WPWT secara klasikal,

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA..

[r]