• Tidak ada hasil yang ditemukan

POLA ASUH MENDIDIK DALAM KELUARGA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "POLA ASUH MENDIDIK DALAM KELUARGA."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, I. (2009). 5 Terobosan Dasyat Menyulap Si Kecil Jadi Luar Biasa. Jogjakarta: Gara Ilmu

Aqib, Z. (2011). Pedoman Teknis Penyelenggaraan PAUD. Bandung: Nuansa Aulia

Dimas, R.(2005). 25 Kiat Mempengaruhi Jiwa dan Akal Anak. Bandung: Syaamil

Faber, A. (2008). Berbicara Agar Anak Mau Mendengar dan Mendengar Agar Anak

Mau berbicara. Tanggerang: Buah Hati

Godam64. (2008). Jenis/macam Tipe Pola Asuh Orang Tua Pada Anak dan Cara

mendidik/mengasuh Anak Yang Baik. [Online]. Tersedia:

http://organisasi.org/jenis-macam-tipe-pola-asuh-orangtua-pada-anak-cara-mendidik-mengasuh-anak-yang-baik [21 Februari 2012].

Mahdawi, I. (2007). 100 Ide Cemerlang Dalam Mendidik Anak. Bandung: Ibs

Moleong. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Okvina. (2009). Konsep Pengasuhan (Parenting). [Online]. Tersedia:http//okvina.wordpress.com/2009/02/18/konsep-pengasuhan-parenting/ [25 Maret 2012].

Rakhmat, J. (1994). Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosada Karya

Sarwono, S. (1999). Psikologi Sosial Individu dan Teori-teori Psikologi Sosial. Jakarta: Balai Pustaka

Soelaeman, M.I. (1994). Pendidikan Dalam Keluarga. Bandung: Alfabeta

Sopiawati, W. (2012). Pola Pengasuhan Anak Dalam Keluarga Anggota BKB di Pos

PAUD Melati IX Desa Jayagiri Kec. Lembang Kab. Bandung Barat. Skripsi

Sarjana Pendidikan Indonesia Jurusan PLS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Sudrajat, A. (2008). Tentang Taksonomi Perilaku Individu-Bloom [kognitif, afektif,

dan psikomotor]. [Online]. Tersedia:

(2)

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D). Bandung: Alfabeta

Sukmana, C. (2009). Partisipasi dan Persepsi Tokoh Masyarakat Terhadap Pusat

Kegiatan Belajar Masyarakat (PKMB) As Shodiq Desa Pegerwangi Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Skripsi Sarjana Pendidikan Universitas

Pendidikan Indonesia Jurusan PLS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Undang-undang Sikdiknas No 20 th 2003. Jakarta: Depsiknas

Universitas Pendidikan Indonesia. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI

Vannoy, S. (2001). 10 Anugerah Terindah Untuk Ananda. Bandung: Kaifa

(3)

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keluarga merupakan lembaga sosial yang paling kecil, yang terdiri

atas ayah, ibu dan anak. Dari beberapa fungsi keluarga salah satunya adalah

memberikan pendidikan yang terbaik yakni pendidikan yang mencangkup

pengembangan potensi-potensi yang dimiliki oleh anak. Keluarga juga

memiliki peranan dan tanggung jawab yang dan tanggung jawab utama atas

perawatan dan perlindungan anank sejak bayi hingga remaja. Pengenalan anak

kepada kebudayaan, pendidikan, nilai dan norma-norma kehidupan

bermasyarakat dimulai dalam lingkungan keluarga.

Keluarga sebagai lingkungan sosial terkecil dalam masyarakat

memegang peran dan posisi penting dalam membentuk kepribadian anak

seperti pembentukan karakter, sifat, pengetahuan, penalaran, dan sebagainya.

Dalam lingkungan keluarga anak mengalami proses sosialisasi dimana mereka

memperoleh pendidikan untuk mengenal, memahami, mentaati, dan

menghargai kaidah-kaidah serta nilai-nilai yang berlaku.

Anak adalah anugrah dan amanah dari Allah SWT, dengan demikian

orang tua berkewajiban untuk mendidik anaknya agar dapat menjadi insan

yang sholeh, berilmu, dan bertaqwa. Orang tua harus memberikan keteladanan

yang baik untuk anak. Keteladanan merupakan aspek kehidupan yang paling

mempengaruhi tingkah laku anak dari nasihat-nasihat karena masa

kanak-kanak lebih banyak di isi dengan peniruan-peniruan. Contohnya ketika orang

(4)

menggunakan kata-kata yang baik pula ketika berinteraksi dengan lingkungan

sekitarnya.

Orang tua harus mengajarkan prinsip-prinsip kebaikan sejak dini

dengan penuh cinta dan kasih. Akan tetapi di sekitar kita, masih banyak

kasus-kasus kekerasan yang dilakukan kepada anak-anak. Anak tumbuh dengan

keterpaksaan intelektual dan emosional. Kekerasan pada anak bukan hanya

terjadi pada fisik saja, tetapi kekerasan juga terjadi pada spikis anak. Mirisnya

lagi kekerasan ini banyak dilakukan oleh para orang tua sendiri, tak jarang

anak sampai menemui ajalnya.

Fakta lain yang terjadi dimasyarakat kita mengenai kekerasan kepada

anak, pada tahun 2011 komnas perlindungan anak menerima data bahwa

kekerasan terhadap anak paling banyak dilakukan oleh orang tua kandung

(44,32 persen), teman (25,9 persen), tetangga (10,9 persen), orang tua tiri (9,8

persen), guru (6,7 persen) dan saudara (2 persen).

Alangkah menyedihkan nasib anak-anak kita saat ini. Dari data di atas

dapat di lihat bahwa yang paling banyak melakukan kekerasan terhadap anak

adalah para orang tua. Kasus-kasus kekerasan ini terjadi disebabkan oleh

kurangnya pemahaman oaring tua mengenai cara pengasuhan yang baik

kepada anak. Banyak orang tua yang beranggapan bahwa pengasuhan adalah

hal yang naluriah dan tidak perlu untuk dikaji. Sehingga terciptalah sebuah

pola pengasuhan yang tidak baik dalam keluarga.

Pengasuhan anak adalah seseuatu yang sangat penting. Sebab,

(5)

orang tua mendidik dan mengasuh anak dengan kekerasan pada masa kecilnya

maka dapat dipastikan bahwa sang anak akan tumbuh menjadi pribadi yang

keras dan penuh dendam, akan tetapi ketika anak dididik dan diasuh dengan

penuh kasih dan sayang maka anak akan tumbuh menjadi pribadi yang

percaya diri dan berakhlak baik. Oleh karena itu sangat penting bagi setiap

orang tua untuk memahami dan mengkaji bagaimana cara mendidik dan

mengasuh anak dengan baik dan benar.

Pengasuhan adalah proses mempromosikan dan mendukung

perkembangan fisik, emosi, sosial, dan itelektual seorang anak dari bayi

sampai dewasa. Pengasuhan mencangkup beberapa aktivitas, yaitu :

melindungi anak, memberikan perumahan atau tempat perlindungan, pakaian,

makanan, merawat anak (termasuk memandikan, mengajar cara buang air, dan

memelihara ketika anak sakit), memberikan kasih sayang dan perhatian pada

anak, berinteraksi dengan anak dan memberikan stimulus kepadanya, serta

memberikan kemampuan sosialisasi dengan budayanya.

Pengasuhan sering disebut pula sebagai child-rearing yaitu

pengalaman, keterampilan, kualitas, dan tanggung jawab sebagai orang tua

dalam mendidik dan merawat anak. Pengasuhan atau disebut juga parenting

adalah proses menumbuhkan dan mendidik anak dari kelahiran anak hingga

memasuki usia dewasa. Selain itu pengertian yang lain dari pengasuhan adalah

saat dimana orangtua memberikan sumberdaya paling dasar kepada anak,

pemenuhan kebutuhan anak, kasih sayang, memberikan perhatian dan

(6)

Bronfenbenner dan Pamela Morris menyatakan, seorang anak akan

mendapatkan pertumbuhan yang optimal jika terjalin hubungan dua arah

dengan orang, benda, maupun simbol yang ia temukan pertama kali

dilingkungan sekitarnya. Bronfenbenner dan Pamela Morris percaya bahwa

interaksi seperti ini sangat penting untuk dilakukan secara berkesenambungan

agar menjadi hubungan yang lebih kompleks dan akan menjadi stimulus

dalam perkembangan seorang anak, dengan memahami konsep pengasuhan

yang benar maka orang tua akan dapat membantu perkembangan anaknya

dengan dengan optimal dan akan terjadi pola asuh mendidik yang baik

dilingkungan keluarga.

Saat ini banyak seminar-seminar mengenai parenting, seminar tersebut

akan memeberi banyak manfaat bagi orang tua dalam memberikan pendidikan

dan pengertian pada anak. Semua fenomena harus diketahui dampak positif

dan negatifnya oleh orang tua serta bagaimana dampaknya bagi tumbuh

kembang anak.

Pada keluarga yang mengikuti program parenting terlihat ada beberapa

cara pengasuhan yang berbeda dengan keluarga yang tidak pernah mengikuti

program parenting. Pada keluarga yang mengikuti program parenting terlihat

orang tua tidak pernah berkata kasar kepada anak, ketika anak berbuat sesuatu

yang salah orang tua tidak memarahi anak atau berkata kasar atau pun

memukul anak, tapi orang tua memberikan pemahaman kepada anak bahwa

yang dilakukannya adalah salah dan tidak baik kalau dilakukan. Pada keluarga

(7)

mengeluarkan pendapat, menyalurkan ide-ide yang hebat dalam permainannya

sehari-hari karena ibu tidak pernah membatasi kreativitas anak.

Menurut penulis hal ini menjadi suatu fenomena yang menarik untuk

dikaji. Keluarga yang aktif mengikuti program parenting terlihat mudah

mengontrol emosi walaupun kesal dengan anak. Oleh karena itu penulis

mengetahui bagaimana pola asuh mendidik dalam keluarga yang sering

mengikuti parenting dan penulis mengangkat judul penelitian “Pola Asuh

Mendidik Dalam Keluarga (Studi Kasus Pada Keluarga Yang Mengikuti

Program Parenting)”.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Beberapa masalah pokok yang berhasil di identifikasi berdasarkan

temuan dilapangan adalah sebagai berikut:

a) Pada keluarga yang orang tuanya aktif mengikuti program parenting

anak tumbuh dengan keceriaan, kebebasan berpendapat, dan tumbuh

dengan semestinya menjadi anak-anak.

b) Orang tua yang mengikuti program parenting lebih sabar. Ketika anak

berbuat salah orang tua tidak memarahi anak, tetapi orang tua

memberikan pengertian yang baik mengenai kesalahan yang anak

(8)

c) Pada anak yang orang tuanya mengikuti program parenting, lebih suka

berbagi dengan orang lain, tidak pernah berkata kasar dengan teman

sebayanya dan lebih peka terhadap apa yang terjadi disekitanya.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

“Bagaimana Pola Asuh Mendidik Pada Keluarga yang mengikuti Program

Parenting?”

Berdasarkan perumusan masalah di atas, dijabarkan ke dalam

pertanyaan penelitian sebagai berikut:

a) Bagaimana persepsi orang tua terhadap kegiatan parenting?

b) Bagaimana proses pengasuhan dalam keluarga?

c) Bagaimana perubahan pola asuh mendidik anak dalam keluarga setelah

mengikuti program parenting

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini, yaitu :

a) Mengetahui persepsi orang tua terhadap kegiatan parenting yang pernah

diikutinya.

b) Mengetahui proses pengasuhan dalam keluarga

c) Mengetahui perubahan pola asuh mendidik anak dalam keluarga setelah

(9)

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Pengembangan teori dalam penelitian ini berguna untuk

menemukan teori baru sebagai salah satu strategi pengembangan dalam

Pendidikan Luar Sekolah, khususnya dalam bidang PAUD dalam program

Parenting.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dapat digunakan seperti dibawah ini:

a. Diperoleh informasi mengenai persepsi orang tua terhadap kegiatan

parenting.

b. Diperoleh infomasi mengenai proses pengasuhan anak dalam keluarga

c. Diperoleh infomasi mengenai perubahan pola asuh mendidik anak

dalam keluarga setelah mengikuti program parenting.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika yang digunakan dalam penulisan laporan penelitian adalah

sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan yang didalamnya membahas tentang Latar Belakang

Masalah, Identifikasi dan Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian, dan Sistematika Penelitian.

BAB II : Kajian teori, yang secara garis besar membahas mengenai teori

(10)

BAB III : Membahas metode penelitian, meliputi; lokasi dan subjek

penelitian, desain penelitian, metode dan pendekatan penelitian,

definisi operasional, Instrumen penelitian, proses pengembangan

instrumen, teknik pengumpulan data, dan analisis data.

BAB IV : Mendeskripsikan Hasil Penelitian

BAB V : Kesimpulan dan Saran

DAFTAR PUSTAKA

(11)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakasanakan pada orang tua yang sering mengikuti

program parenting. Peneliti mengambil subjek penelitian terhadap 3 orangtua dari

keluarga yang sering mengikuti kegiatan parenting, alasan penulis menjadikan

keluarga tersebut menjadi subjek penelitian bukan dilihat dari banyaknya subjek

yang diteliti, akan tetapi kedalaman makna yang diperlukan. Salah satu yang

menjadi alasan mengambil tiga subjek ini adalah perbedaan partisipasi mengikuti

program parenting dalam keluarga. Keluarga 1, adalah orang tua yang tidak hanya

aktif sebagai peserta saja mengikuti program parenting, akan tetapi orang tua

(ibu) tersebut sering menjadi narasumber dan pencetus sebuah program parenting

dalam sebuah lembaga. Keluarga 2, adalah keluarga yang orang tua (ayah dan

ibu) aktif dalam mengikuti program parenting, dan keluarga 3 adalah keluarga

yang hanya ibu saja yang aktif dalam mengikuti program parenting, Keluarga

tersebut berada diwilayah yang berbeda, yaitu Kota Bandung, Kabupaten

Bandung, dan Jakarta.

Penentuan keluarga sebagai subjek penelitian tersebut didasarkan atas:

1. Keluarga yang memiliki anak usia dini

2. Keluarga yang terlibat dan sering mengikuti program parenting

(12)

B. Desain Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa tahap yaitu

sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan merupakan tahap awal dalam melakukan penelitian.

Tahap pertama yang dilakukan oleh penulis adalah penyususnan proposal

penelitian yang berisi rancangan penelitian, dalam proses ini peneliti

dibimbing oleh dosen pendamping yang kemudian disetujui dan selanjutnya

menjadi acuan penelitian penulis.

Setelah proposal disetujui, untuk mendukung penelitian dan

berdasarkan masalah yang ditemukan maka penulis memilih orang tua yang

sering mengikuti program parenting yang berada pada wilayah yang berbeda.

Dalam tahap persiapan ini juga penulis mempersiapkan lembaran pedoman

wawancara dan pedoman observasi serta mempersiapkan surat izin penelitian

untuk kelancaran penelitian penulis selanjutnya.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan adalah tahap penggalian informasi data secara

mendalam. Dengan pegangan pedoman observasi dan pedoman wawancara

yang dibuat pada tahap persiapan penulis mengenal objek lebih dalam. Dalam

wawancara peneliti menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan

tujuan dan pertanyaan penelitian yang disetujui oleh dosen pembimbing.

(13)

3. Tahap Pelaporan

Pada tahap pelaporan ini penulis melakukan kegiatan triangulasi data

yang merupakan pengecekan atau pemeriksaan dari data yang diperoleh agar

memperoleh keabsahan data. Hal ini dilakukan dengan mengecek kebenaran

informasi yang didapat dari informan kepada orang lain atau pihak-pihak yang

ada kaitannya dengan informan. Tujuannya yaitu untuk membandingkan

informasi yang didapat agar ada jaminan tentang kebenarannya. Pada tahap ini

juga dilakukan perbandingan antara hasil observasi dengan wawancara serta

membandingkannya dengan informasi yang didapatkan dari orang lain yang

dekat dengan informan.

Penulis penyusunan laporan dari hasil pengumpulan data yaitu hasil

observasi dan wawancara. Setelah penyusunan laporan ini maka didapatkan

hasil penelitian dalam menyusun laporan mengenai hal-hal yang berhubungan

dengan maksud dan tujuan penelitian yang kemudian disusun secara

sistematis berdasarkan prosedur pelaporan.

C. Metode dan Pendekatan Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

dengan studi kasus dan menggunakan pendekatan kualitatif. Metode deskriptif

yaitu metode yang digunakan untuk menggambarkan keadaan yang sedang

berlangsung dan bersifat aktual dan memaparkan suatu fenomena tentang suatu

(14)

memecahkan dan menganalisa masalah-masalah atau fenomena yang ada pada

saat itu.

Penggunaan metode tersebut disesuaikan dengan permasalahan yang

penulis teliti yaitu persepsi orang tua terhadap program parenting dalam

meningkatkan interaksi mendidik dalam keluarga, sesuai dengan tujuan

penelitian.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif. Pendekatan kualitatif menurut Sugiyono (2007: 15) menyatakan bahwa:

Metode kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sumber data dilakukan secara purposive dan

snowbaal, teknik pengumpulan dengan triangulasi (gabungan), analisis data

bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makana daripada generalisasi.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dikarenakan penulis

ingin meneliti masalah parenting ini secara mendalam. Gejala sosial sering tidak

bisa dipahami berdasarkan apa yang diucapkan dan dilakukan orang. Setiap

ucapan dan tindakan orang sering mempunyai makna tertentu dan untuk

memahami makna dibalik data yang tampak diperlukan pendekatan kualitatif

sebagai teknik yang tepat. Keikutsertaan langsung dalam penelitian merupakan

fenomena yang penulis anggap menarik, dengan dibantu oleh teknik

pengumpulan wawancara mendalam dan observasi partisipatif berperan serta

(15)

mendalami perasaan orang lain mengenai suatu hal belum dipahami oleh penulis

sebelumnya.

D. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam menginterpretasikan

istilah-istilah yang digunakan didalam penelitian ini, maka diuraikan dalam penjelasan:

1. Program Parenting (pengasuhan)

Program dapat diartikan sebagai kegiatan yang disusun secara

terencana dan memiliki tujuan, sasaran, isi dan jenis kegiatan, pelakasaan

kegiatan, proses kegiatan, waktu, fasilitas, alat-alat, biaya, dan sumber-sumber

pendukung lainnya (Sudjana, 2006:2).

Menurut Brooks (Okvina, 2009), “Perenting (pengasuhan) adalah

sebuah proses yang merujuk pada serangkaian aksi dan interaksi yang

dilakukan orang tua untuk mendukung perkembangan anak”.

Program parenting yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

kegiatan yang diikuti para orang tua untuk menambah pemahaman

pengasuhan mengenai sebuah rangkaian proses aksi dan reaksi yang dilakukan

orang tua untuk mendukung perkembangan anak.

2. Pola Asuh

Pola asuh merupakan pola interaksi antara orang tua dan anak,yaitu

bagaimana cara sikap atau perilaku orang tua saat berinteraksi dengan anak,

(16)

perhatian dan kasih sayang serta menunjukkan sikap dan perilaku baik

sehingga dijadikan panutan bagi anaknya (Theresia,2009)

Pola asuh dalam penelitian ini adalah pola inteaksi orang tua yang

sering mengikuti program parenting kepada anak untuk mempengaruhi atau

mengubah anak ataupun sebaliknya dengan tujuan mengantarkan anak ke arah

kedewasaan yang baik secara rohani dan jasmani.

3. Keluarga

Menurut Adiwikarta, Sigelman, dan Shaffer (Yusuf, 2008:36)

“keluarga merupakan unit terkecil tang bersifat universal, artinya terdapat

pada setiap masyarakat di dunia atau suatu sistem sosial yang terpancang

(terbentuk), dalam sistem sosial yang lebih besar.

Keluarga dalam penelitian ini adalah keluarga yang sering mengikuti

program parenting, yaitu: keluarga yang hanya ibu aktif mengikuti program

parenting, ayah dan ibu yang aktif mengikuti program parenting, dan keluarga

yang tidak hanya aktif menjadi peserta tapi juga menjadi narasumber pada

program parenting.

E. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitaitf yang menjadi instrument atau alat penelitian

adalah peneliti itu sendiri. Peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi

(17)

pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data, dan

membuat kesimpulan atas temuannya.

Dalam penelitian kualitatif segala sesuatu yang akan dicari dari objek

penelitian belum jelas dan pasti masalahnya, sumber datanya, hasil yang

diharapkan semuanya belum jelas. Rancangan pnelitian masih bersifat sementara

dan akan berkembang setelah peneliti memasuki objek penelitian. Selain itu

dalam memandang realitas, penilitian kualitatif berasumsi bahwa realitas itu

bersifat holistik, dinamis, dan tidak dapat dipisah-pisahkan, variabelnya akan

banyak sekali. Dengan demikian dalam penelitian kualitatif ini belum dapat

dikembangkan instrument penelitian sebelum masalah yang diteliti jelas sama

sekali. Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif “the researcher is key

instrumen”. Jadi peneliti adalah merupakan instrumen kunci dalam penelitian

kualitatif.

Selanjutnya Nasution (Sugiyono, 2007: 306-307) menyatakan:

“Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain dari pada menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama. Alasannya ialah bahwa segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebai alat satu-satunya yang dapat mencapainya”

Berdasarkan penyataan tersebut dapat dipaham bahwa dalam penelitian

kualitatif instrumen utamanya adalah peneliti sendiri, namun selanjutnya setelah

(18)

penelitian sederhana, yang diharapkan dapat melengkapi data dan

membandingkan dengan data yang telah ditemukan melalui observasi partisipatif

dan wawancara. Peneliti terjun kelapangan sendiri, melakukan pengumpulan data,

analisis, dan membuat kesimpulan.

F. Proses Pengembangan Instrumen

Dalam proses pengembangan instrument, peneliti melakukan beberapa

tahapan, yaitu:

1. Membuat kisi-kisi penelitian

2. Menjabarkan kisi-kisi penelitian ke dalam pedoman wawancara dan pedoman

observasi

3. Mengkonsultasikan kepada pembimbing tentang pedoman wawancara dan

observasi

4. Melakukan penelitian lapangan

G. Teknik Pengumpulan Data

Dalam upaya mendapatkan data yang diperlukan, penelitian ini

menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, yaitu sebagai berikut:

1. Teknik Observasi

Observasi atau pengamatan dilakukan untuk mengetahui dari dekat

kegiatan dan peristiwa tertentu yang dilakukan oleh kasus sehingga dapat

(19)

Alasan peneliti menggunakan teknik observasi adalah pengamatan

dapat mengoptimalkan kemampuan peneliti dari segi motif, kepercayaan,

perhatian, perilaku tidak sadar, kebiasaan, dan sebagainya. Observasi

memungkinkan peneliti untuk melihat dunia sebagaimana dilihat oleh subjek

penelitian, hidup pada saat itu, menangkap arti fenomena dari segi pengertian

subjek, menangkap kehidupan budaya dari segi pandangan dan anutan para

subjek pada keadaan waktu itu. Observasi memungkinkan peneliti merasakan

apa yang dirasakan dan dihayati oleh subjek sehingga memungkinkan pula

peneliti menjadi sumber data. Observasi memungkinkan pembentukan

pengetahuan yang diketahui bersama, baik dari pihaknya maupun dari pihak

subjek.

Sanafiah Faisal (Sugiyono, 2007:310) mengklasifikasikan observasi

menjadi observasi partisipasi, observasi yang secara terang-terangan dan

tersamar, dan observasi yang tak berstruktur.

Dalam penelitian ini, observasi atau pengamatan dilakukan terhadap

proses pola asuh mendidik orang tua kepada anak pada keluarga yang orang

tuanya sering mengikuti program parenting. Peneliti menggunakan observasi

partisipatif dan observasi terus terang atau tersamar. Observasi partisipatif di

sini adalah peneliti ikut terlibat langsung dengan kegiatan sehari-hari subjek,

sedangkan observasi terus terang atau tersamar adalah peneliti dalam

pengumpulan data menyetakan terus terang kepada sumber data, bahwa

(20)

juga tidak terus terang atau tersamar dalam observasi, hal ini untuk

menghindar kalau suatu data yang dicari merupakan data yang masih

dirahasiakan.

Ketika melakukan observasi, peneliti melakukan pengamatan secara

langsung kepada keluarga yang menjadi subjek penelitian. Pengamatan ini

dilakukan selama 3 hari kepada informan, yang dilakukan dari pagi hingga

sore atau malam hari. Pada (K1) observasi dilakukan pada tanggal 17

september sampai dengan 20 september 2012, pada (K2) 21 september sampai

dengan 24 september 2012, dan pada (K3) 25 september sampai dengan 28

september 2012. Peneliti ikut dalam setiap aktivitas orang tua ketika

berinteraksi (mengasuh) dengan anak di setiap harinya. Alat yang digunakan

pada saat observasi alat yang digunakan peneliti adalah panduan observasi

dan kamera.

2. Teknik Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan

itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan

pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.

Maksud mengadakan wawancara, seperti ditegaskan oleh Lincoln dan Guba

(Moleong, 2012:186) antara lain: mengkonstruksi mengenai orang, kejadian

organisasi, perasaan, motivasi, tutuntan kepedulian dan lain-lain kebulatan.

Susan Stainback (Sugiyono, 2007:318) mengemukakan bahwa:

(21)

mendalam tentang partisipan dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena

yang terjadi, dimana hal ini tidak bisa ditemukan melalui observasi”.

Dalam penelitian ini peneliti menggabungkan teknik observasi

partisipasi dan wawancara mendalam. Selama melakukan observasi, peneliti

juga melakukan wawancara kepada orang yang menjadi subjek penelitian.

Dalam wawancara ini peneliti melakukan wawancara kepada 3

informan (keluarga) yang sering mengikuti kegiatan parenting, seperti yang

telah dijelaskan di atas wawancara dilakukan selama peneliti melakukan

observasi. Pada (K1) wawancara dilakukan pada tanggal 17 September

sampai dengan 20 September 2012, pada (K2) 21 September sampai dengan

24 September 2012, dan pada (K3) 25 September sampai dengan 28

September 2012. Aspek wawancara yang terkait dalam hal ini adalah persepsi

orang tua terhadap program parenting, partisipasi orang tua dalam program

parenting, proses pengasuhan anak dalam keluarga, dan perubahan perilaku

pengasuhan yang dilakukan orang tua setelah mengikuti program parenting.

Setelah melakukan wawancara peneliti lebih memahami dan mendapatkan

penjelasan dari aspek-aspek yang menjadi bahan penelitian.

H. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat

pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam

(22)

analisis terhadap apa yang telah diobservasi dan diwawancarai. Bila jawaban yang

diwawancarai setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka peneliti harus

melanjutkan pertanyaan lagi, sampai diperoleh data yang dianggap kredibel.

Miles dan Huberman (Sugiyono, 2007: 337) mengemukakan bahwa

“aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan

berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh”.

Dalam menganalisis data dilapangan, peneliti menggunakan model Miles

dan Huberman. Terdapat tiga aktivitas dalam analisis data, yaitu:

1. Data Reduction (reduksi data)

Setelah peneliti mengumpulkan data yang banyak, komplek, dan rumit

dari lapangan mengenai. Peneliti perlu melakukan analisis data melalui

reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hak-hal pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan

membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan

memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk

melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya jika diperlukan.

2. Data Display (Penyajian data)

Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya mendisplay data.

Dalam penelitian kualititif penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk table,

grafik, phie card, dan pictogram dan sejenisnya. Melalui penyajian data

tersebut, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga

(23)

3. Conclusion Drawing / verification

Langkah ketiga setelah melakukan reduksi data dan display data adalah

penarikan kesimpulan dan verifikasi. Dengan demikian kesimpulan dalam

penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah, tetapi

mungkin juga tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan

rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan

(24)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan deskripsi, pembahasan dan temuan penelitian yang telah

diuraikan dimuka, pada bab ini penulis mengambil beberapa kesimpulan dan

memberikan saran sebgai berikut:

1. Persepsi Orang Tua Terhadap Program Parenting

a. Terdapat kesamaan kecendrungan antara keluarga yang hanya ibu saja

aktif dalam program parenting, keluarga yang ayah dan ibu aktif dalam

program parenting, dan keluarga yang ibu aktif sebagai narasumber dalam

program parenting. Bahwa mengikuti program parenting itu penting bagi

orang, dengan mengikuti program parenting akan menambah pengetahuan

mengenai bagaimana agar dapat mengasuh anak dengan baik, mengetahui

perkembangan anak, menjadikan mereka lebih memahami betapa

pentingnya sikap sabar dalam mendidik anak, agar anak tumbuh dengan

kepribadian yang baik.

b. Setelah mengikuti program parenting, setiap orang tua (K1), (K2), dan

(K3) mengalami perubahan mengenai interaksi mendidik dalam keluarga,

yang tadinya marah ketika anak tidak mau makan atau membereskan

mainan setelah mengikuti program parenting dan mengetahui bahwa

kemarahan pada anak tidak akan berpengaruh untuk kebaikan anak, orang

(25)

mengikuti program parenting akan merubah pemikiran orang tua yang

salah.

2. Proses Pengasuhan di Dalam Keluarga

a. Pada keluarga yang ayah dan ibu aktif mengikuti program parenting (K2)

dan keluarga yang ibu katif menjadi narasumber pada program parenting

(K3) memiliki kecendrungan menerapkan pola pengasuhan demokratis

kelapa anak.

b. Pada keluarga yang hanya ibu aktif mengikuti program parenting, tidak

bekerja, dan berpendidikan rendah menerapkan pola pengasuhan permisif.

3. Perubahan Pola Asuh Mendidik dalam Keluarga Setelah Mengikuti

Program Parenting

a. Pada keluarga yang hanya ibu aktif mengikuti program parenting (K1),

keluarga yang ayah dan ibu aktif mengikuti program parenting (K2), dan

keluarga yang ibu aktif menjadi narasumber dalam program parenting

(K3) memiliki kecendrungan perubahan pola asuh mendidik kearah yang

lebih baik setelah mengikuti program parenting.

b. Program parenting memberikan dampak perubahan sikap yang positif

pada interaksi mendidik dalam keluarga terhadap semua keluarga yang

aktif mengikuti program parenting.

c. Program parenting memberikan dampak perubahan psikomotorik atau

(26)

belajar terhadap semua keluarga yang sering mengikuti program

parenting.

B. Saran

1. Bagi Keluarga

Hasil penelitian yang menemukan bahwa program parenting

memberi pengaruh positif terhadap pola asuh mendidik dalam keluarga.

Hal ini memberi makna bahwa baiknya para orang tua turut aktif dalam

mengikuti program parenting. Dengan mengikuti program parenting

pemikiran orang tua akan lebih terarahkan dan minimal memiliki

pengetahuan mengenai langkah awal mengasuh anak.

Dari hasil penelitian pun, akan lebih baik lagi kalau tidak hanya

ibu yang mengikuti program parenting. Lebih berkesan kalau kedua orang

tua (ayah dan ibu) aktif mengikuti program parenting agar informasi yang

didapatkan tidak terputus, sehingga akan membantu orang tua untuk saling

mengingatkan dan membantu dalam mendidik anak.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini membahas mengenai persepsi orang tua terhadap

program parenting, proses pengasuhan dalam keluarga, dan perubahan

pola asuh mendidik orang tua setelah mengikuti program parenting.

Peneliti menghimbau kepada peneliti lain yang tertarik untuk meneliti

(27)

mengenai modelparenting efektif untuk keluarga masyarakat yang berbeda

atau berbagai aspek yang berhubungan dengan pengasuhan dalam

keluarga dan program parenting yang belum tergali sepenuhnya oleh

(28)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Dan Perumusan Masalah... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Sistematika Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN TEORI ... 9

A. Konsep Persepsi ... 9

1. Pengertian Persepsi ... 9

2. Karakteristik Persepsi... 12

3. Proses Terjadinya Persepsi ... 12

(29)

B. Konsep Pengasuhan ... 16

1. Pengertian Pengasuhan... 16

2. Jenis-jenis Pola Asuh ... 20

C. Konsep Keluarga ... 24

1. Pengertian Keluarga ... 24

2. Fungsi Keluarga ... 26

3. Peran Orang Tua Dalam Keluarga ... 30

D. Konsep Pendidikan Anak Usia Dini ... 32

1. Pengertian PAUD ... 32

2. Prinsip PAUD ... 33

3. Aspek Perkembangan AUD ... 35

E. Konsep Perubahan Tingkah Laku ... 37

1. Kawasan Kognitif... 37

2. Kawasan Afektif... 43

3. Kawasan Psikomotor ... 46

BAB III METODE PENELITIAN ... 48

A. Subjek Penelitian ... 48

B. Desain Penelitian ... 49

1. Tahapan Persiapan ... 49

2. Tahap Pelaksanaan ... 49

(30)

C. Metode dan Pendekatan Penelitian ... 50

D. Definisi Operasional... 52

E. Instrumen Penelitian... 53

F. Proses pengembangan Instrumen ... 55

G. Teknik Pengumpulan Data ... 55

H. Teknik Analisis Data ... 58

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 61

A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 61

1. Keluarga 1 ... 62

a) Identitas Informan ... 62

b) Persepsi Orang Tua Terhadap Program Parenting ... 64

c) Proses Pengasuhan Dalam Keluarga ... 65

d) Perubahan Perilaku Interaksi Mendidik Dalam Keluarga Setelah Mengikuti Program Parenting ... 69

e) Interpretasi Terhadap Data Dari Keluarga (K1) ... 71

2. Keluarga 2 ... 72

a) Identitas Informan ... 72

b) Persepsi Orang Tua Terhadap Program Parenting ... 73

c) Proses Pengasuhan Dalam Keluarga ... 75

(31)

e) Interpretasi Terhadap Data Dari Keluarga (K2) ... 83

3. Keluarga 3 ... 84

a) Identitas Informan ... 84

b) Persepsi Orang Tua Terhadap Program Parenting ... 85

c) Proses Pengasuhan Dalam Keluarga ... 87

d) Perubahan Perilaku Interaksi Mendidik Dalam Keluarga Setelah Mengikuti Program Parenting ... 92

e) Interpretasi Terhadap Data Dari Keluarga (K2) ... 94

B. Pembahasan ... 95

1. Persepsi Orang Tua Terhadap Program Parenting ... 96

a. Kognitif ... 98

b. Afeksi ... 98

c. Konasi ... 98

2. Proses Pengasuhan Dalam Keluarga ... 99

3. Perubahan Perilaku Interaksi Mendidik Dalam Keluarga Setelah Mengikuti Program Parenting ... 105

BAB V Kesimpulan dan Saran ... 110

A. Kesimpulan ... 110

(32)

DAFTAR PUSTAKA ... 114

DAFTAR LAMPIRAN ... 116

Referensi

Dokumen terkait

employed a@rual accountin& respondenh ale reatize that th€re &e &chnicat problens during $e inplemc.tation ol full acctual uoubring in rndonesia

[r]

dan Perancangan Fotografi Fashion dengan Konsep Lolipop melalui Media Coffee Table Book mampu menginovasi kaum remaja perempuan agar memakai fashion sesuai dengan

ANALISIS KEMAMPUAN SISWA SMP DALAM MENERJEMAHKAN SOAL CERITA KE DALAM MODEL MATEMATIKA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keabsahan penggunaan model SWAT di sub DAS Ciliwung Hulu, menganalisis perubahan alih ragam curah hujan menjadi

apprenants s’ennuient quand ils étudient dans la même situation et la même technique, mais la tehnique SQSG peut donner la compétence de la compréhension écrite

MATA KULIAH DASAR TEKNIK TENAGA LISTRIK (IB) KODE / SKS : KD-041342 / 3 SKS.

Dibimbing oleh LUKY ADRIANTO dan