1.1 Latar Belakang
Jaringan jalan di Kota Bandung merupakan satu kesatuan akses pembangunan jalan Kota Bandung yang terintegrasi dengan pembangunan regional dan nasional.
berkesinambungan baik dalam
pengendalian yang dilakukan secara seimbang dalam rangka mewujudkan lalu lintas yang efisien. Mengingat ruang lingkupnya yang sangat luas, kegiatan pembangunan tidak semata
keseluruhan. Bermula dari studi kasus yang telah dibahas oleh Devrian (2013) yang berjudul “Kasus Penanganan Kinerja Lalu Lintas Pada Jam Sibuk Sore Hari di Jalan Lapangan Supratman, Kota Bandung
salah satu bagian jaringan jalan di Kota Bandung tersebut menjadikan hal tersebut harus didukung dengan perancangan yang detail, pelaksanaan yang efisien dan pengawasan yang berkelanjutan. Pelayanan Jalan Lapangan Supratman harus dapat dijaga
kesiapan dari prasarana setempat untuk melayani lalu lintas di atasnya.
Dengan memperhatikan segala aspek perencanaan jalan, diharapkan tahap perancangan dan penerapan solusi terpilih pada hasil studi kasus memenuhi harapan atau target.
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Jaringan jalan di Kota Bandung merupakan satu kesatuan akses pembangunan jalan Kota Bandung yang terintegrasi dengan pembangunan regional dan nasional. Pada dasarnya merupakan suatu proses y berkesinambungan baik dalam tataran perencanaan, pelaksanaan maupun pengendalian yang dilakukan secara seimbang dalam rangka mewujudkan lalu lintas yang efisien. Mengingat ruang lingkupnya yang sangat luas, n pembangunan tidak semata-mata dilakukan langsung secara keseluruhan. Bermula dari studi kasus yang telah dibahas oleh Devrian (2013) yang berjudul “Kasus Penanganan Kinerja Lalu Lintas Pada Jam Sibuk Sore Hari di Jalan Lapangan Supratman, Kota Bandung
salah satu bagian jaringan jalan di Kota Bandung tersebut menjadikan hal tersebut harus didukung dengan perancangan yang detail, pelaksanaan yang efisien dan pengawasan yang berkelanjutan. Pelayanan Jalan Lapangan Supratman harus dapat dijaga secara konsisten. Oleh karena itu, perlu adanya kesiapan dari prasarana setempat untuk melayani lalu lintas di atasnya.
Dengan memperhatikan segala aspek perencanaan jalan, diharapkan tahap perancangan dan penerapan solusi terpilih pada hasil studi kasus memenuhi harapan atau target.
Jaringan jalan di Kota Bandung merupakan satu kesatuan akses pembangunan jalan Kota Bandung yang terintegrasi dengan pembangunan Pada dasarnya merupakan suatu proses yang tataran perencanaan, pelaksanaan maupun pengendalian yang dilakukan secara seimbang dalam rangka mewujudkan lalu lintas yang efisien. Mengingat ruang lingkupnya yang sangat luas, mata dilakukan langsung secara keseluruhan. Bermula dari studi kasus yang telah dibahas oleh Devrian. R (2013) yang berjudul “Kasus Penanganan Kinerja Lalu Lintas Pada Jam Sibuk Sore Hari di Jalan Lapangan Supratman, Kota Bandung”, penanganan salah satu bagian jaringan jalan di Kota Bandung tersebut menjadikan hal tersebut harus didukung dengan perancangan yang detail, pelaksanaan yang efisien dan pengawasan yang berkelanjutan. Pelayanan Jalan Lapangan secara konsisten. Oleh karena itu, perlu adanya kesiapan dari prasarana setempat untuk melayani lalu lintas di atasnya.
Dengan memperhatikan segala aspek perencanaan jalan, diharapkan tahap perancangan dan penerapan solusi terpilih pada hasil studi kasus dapat
Sistem lalu lintas yang sudah ada di lapangan masih memiliki permasalahan pada lokasi dan waktu tertentu. Panjang antrian menimbulkan waktu tundaan yang me
berdampak pada suatu sistem jaringan jalan yang terdiri dari ruas dan simpang tidak saling berjauhan pada lokasi studi. Permasalahan itu timbul hanya pada jam sibuk di sore hari. Berdasarkan hasil studi t
penanganan kinerja pada ruas dan simpang jalan yang dibahas (Devrian, 2013), diketahui data bahwa panjang antrian yang terjadi
bersinyal pada salah satu lengan mayor (Jalan Supratman) mencapai ±138 m dan menimbulkan konflik pada simpa
yang hanya berjarak ± 42 meter dan merupakan simpang tidak bersinyal.
Penanganan yang dapat diberikan adalah memberikan suatu solusi berupa manajemen lalu lintas dengan pemanfaatan lahan yang tersedia. Ketersediaan lahan pada lokasi studi dianggap belum dimanfaatkan secara optimal.
Pengalihan antrian lalu lintas, penutupan ruas dan pengaturan sinyal menjadi solusi terpilih pada studi ini. Pada dasarnya, solusi ini hanya mengatasi ruas yang menyebabkan antrian bagi simpa
ruang antrian ke ruas lain yang lebih panjang (Jalan Lapangan Supratman) dan tidak mengganggu pergerakan ruas mayor (Jalan Supratman). Hasilnya, panjang antrian pada ruas mayor hanya menjadi 42 meter dengan peluang antrian pada ruas Jalan Lapangan Supratman sebesar 74
solusi dengan skenario pengalihan panjang antrian dapat bertahan hingga tahun ke-2 dari tahun tinjauan. Solusi terpilih tidak semata
langsung diterapkan pada lokasi studi. Perlu a
pada prasarana yang telah ada untuk dapat melayani lalu lintas yang lewat di atasnya.
Sistem lalu lintas yang sudah ada di lapangan masih memiliki permasalahan pada lokasi dan waktu tertentu. Panjang antrian menimbulkan waktu tundaan yang mengakibatkan waktu perjalanan tidak efektif. Hal ini berdampak pada suatu sistem jaringan jalan yang terdiri dari ruas dan simpang tidak saling berjauhan pada lokasi studi. Permasalahan itu timbul hanya pada jam sibuk di sore hari. Berdasarkan hasil studi t
penanganan kinerja pada ruas dan simpang jalan yang dibahas (Devrian, 2013), diketahui data bahwa panjang antrian yang terjadi
bersinyal pada salah satu lengan mayor (Jalan Supratman) mencapai ±138 m dan menimbulkan konflik pada simpang (Jalan Lap. Supratman) berikutnya yang hanya berjarak ± 42 meter dan merupakan simpang tidak bersinyal.
Penanganan yang dapat diberikan adalah memberikan suatu solusi berupa manajemen lalu lintas dengan pemanfaatan lahan yang tersedia. Ketersediaan an pada lokasi studi dianggap belum dimanfaatkan secara optimal.
Pengalihan antrian lalu lintas, penutupan ruas dan pengaturan sinyal menjadi solusi terpilih pada studi ini. Pada dasarnya, solusi ini hanya mengatasi ruas yang menyebabkan antrian bagi simpang lainnya dengan cara memindahkan ruang antrian ke ruas lain yang lebih panjang (Jalan Lapangan Supratman) dan tidak mengganggu pergerakan ruas mayor (Jalan Supratman). Hasilnya, panjang antrian pada ruas mayor hanya menjadi 42 meter dengan peluang n pada ruas Jalan Lapangan Supratman sebesar 74-155 %. Alternatif solusi dengan skenario pengalihan panjang antrian dapat bertahan hingga
2 dari tahun tinjauan. Solusi terpilih tidak semata
langsung diterapkan pada lokasi studi. Perlu adanya penanganan tambahan pada prasarana yang telah ada untuk dapat melayani lalu lintas yang lewat di Sistem lalu lintas yang sudah ada di lapangan masih memiliki permasalahan pada lokasi dan waktu tertentu. Panjang antrian menimbulkan ngakibatkan waktu perjalanan tidak efektif. Hal ini berdampak pada suatu sistem jaringan jalan yang terdiri dari ruas dan simpang tidak saling berjauhan pada lokasi studi. Permasalahan itu timbul hanya pada jam sibuk di sore hari. Berdasarkan hasil studi tentang penanganan kinerja pada ruas dan simpang jalan yang dibahas (Devrian, akibat simpang bersinyal pada salah satu lengan mayor (Jalan Supratman) mencapai ±138 m ng (Jalan Lap. Supratman) berikutnya yang hanya berjarak ± 42 meter dan merupakan simpang tidak bersinyal.
Penanganan yang dapat diberikan adalah memberikan suatu solusi berupa manajemen lalu lintas dengan pemanfaatan lahan yang tersedia. Ketersediaan an pada lokasi studi dianggap belum dimanfaatkan secara optimal.
Pengalihan antrian lalu lintas, penutupan ruas dan pengaturan sinyal menjadi solusi terpilih pada studi ini. Pada dasarnya, solusi ini hanya mengatasi ruas ng lainnya dengan cara memindahkan ruang antrian ke ruas lain yang lebih panjang (Jalan Lapangan Supratman) dan tidak mengganggu pergerakan ruas mayor (Jalan Supratman). Hasilnya, panjang antrian pada ruas mayor hanya menjadi 42 meter dengan peluang 155 %. Alternatif solusi dengan skenario pengalihan panjang antrian dapat bertahan hingga 2 dari tahun tinjauan. Solusi terpilih tidak semata-mata dapat danya penanganan tambahan pada prasarana yang telah ada untuk dapat melayani lalu lintas yang lewat di
1.2 Lokasi Perancangan
Lokasi perancangan pada penyusunan tugas akhir adalah ruas dan simpang yang merupakan daerah penerapan solusi alternatif terpilih pada studi kasus yaitu Jalan Lapangan Supratman (Gambar
kelas dan fungsi jalan sebagai jalan lokal sekunder.
Lokasi kajian pada jalan Lapangan Supratman, dibagi ke dalam 4 segmen yang dinotasikan dengan stasiun (Sta.) sebagai berikut :
Sta. 0+000
Sta. 0+100
Sta. 0+200
Sta.0+200 Jl. Lap. Supratman
Lokasi Perancangan
Lokasi perancangan pada penyusunan tugas akhir adalah ruas dan simpang yang merupakan daerah penerapan solusi alternatif terpilih pada studi kasus yaitu Jalan Lapangan Supratman (Gambar 1.2), jalan ini memiliki kelas dan fungsi jalan sebagai jalan lokal sekunder.
sumber : Google Earth 2012 Gambar 1.2 Peta Lokasi Perancangan
Lokasi kajian pada jalan Lapangan Supratman, dibagi ke dalam 4 segmen yang dinotasikan dengan stasiun (Sta.) sebagai berikut :
Sta. 0+000 - 0+100 Sta. 0+100 - 0+200 Sta. 0+200 - 0+300
Sta.0+313.51
Sta.0+300
Sta.0+000
Sta.0+100
Jl. Katamso
Jl. Supratman
Lokasi Perancangan
Sta.0+850.00
Sta.0+750.00
Lokasi perancangan pada penyusunan tugas akhir adalah ruas dan simpang yang merupakan daerah penerapan solusi alternatif terpilih pada alan ini memiliki
Lokasi kajian pada jalan Lapangan Supratman, dibagi ke dalam 4 segmen
Supratman
Lokasi Perancangan
750.00
1.3 Tujuan
Tujuan dari pen
prasarana ruas dan simpang pada lokasi kajian untuk mendukung manajemen lalu lintas di jam puncak dengan target pemenuhan standar pelayanan minimum jalan perkotaan sesuai acuan teknis yang digunakan.
1.4 Ruang Lingkup
Dalam penyusunan tugas akhir
perancangan prasarana jalan perkotaan pada simpang dan ruas di lokasi kajian. Lingkup kajian dalam perancangan
a. Perancangan disesuaikan dengan pencapaian target
b. Persimpangan Jalan Lapangan Supratman dengan Jalan Jamuju, Cilaki dan Cendana tidak termasuk dalam perancangan / tidak diperhitungkan.
c. Kendaraan rencana didesain sesuai dengan kendar melewati lokasi kajian (kendaran
d. Perancangan bangunan pelengkap jalan terutama drainase diutamakan mengikuti kondisi eksisting, sehingga tidak perlu diperhitungkan lebih detail.
e. Beberapa referensi yang digun f. Kelengkapan data
dapat dilihat pada Tabel
g. Pembiayaan proyek bersumber dari APBD Kota Bandung tahun 2014, dikarenakan status perawatan ruas jalan yang ditinjau berada di bawah Departemen Bina Marga dan Pengairan Kota
Tujuan dari penyusunan tugas akhir ini adalah melakukan perancangan prasarana ruas dan simpang pada lokasi kajian untuk mendukung manajemen lalu lintas di jam puncak dengan target pemenuhan standar pelayanan minimum jalan perkotaan sesuai acuan teknis yang digunakan.
Ruang Lingkup Perancangan
Dalam penyusunan tugas akhir ini, dibahas dalam lingkup kajian perancangan prasarana jalan perkotaan pada simpang dan ruas di lokasi kajian. Lingkup kajian dalam perancangan tersebut adalah sebagai
Perancangan disesuaikan dengan pencapaian target hingga tahun 2015.
Persimpangan Jalan Lapangan Supratman dengan Jalan Jamuju, Cilaki dan Cendana tidak termasuk dalam perancangan / tidak diperhitungkan.
Kendaraan rencana didesain sesuai dengan kendaraan terbesar yang melewati lokasi kajian (kendaran berat / bus kota / truk 2 as)
Perancangan bangunan pelengkap jalan terutama drainase diutamakan mengikuti kondisi eksisting, sehingga tidak perlu diperhitungkan lebih
eferensi yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 1.1.
Kelengkapan data jalan lokasi perancangan prasarana pada tugas akhir dapat dilihat pada Tabel 1.2.
Pembiayaan proyek bersumber dari APBD Kota Bandung tahun 2014, dikarenakan status perawatan ruas jalan yang ditinjau berada di bawah Departemen Bina Marga dan Pengairan Kota Bandung.
alah melakukan perancangan prasarana ruas dan simpang pada lokasi kajian untuk mendukung manajemen lalu lintas di jam puncak dengan target pemenuhan standar pelayanan minimum jalan perkotaan sesuai acuan teknis yang digunakan.
dibahas dalam lingkup kajian perancangan prasarana jalan perkotaan pada simpang dan ruas di lokasi
adalah sebagai berikut : hingga tahun 2015.
Persimpangan Jalan Lapangan Supratman dengan Jalan Jamuju, Cilaki dan Cendana tidak termasuk dalam perancangan / tidak diperhitungkan.
an terbesar yang berat / bus kota / truk 2 as).
Perancangan bangunan pelengkap jalan terutama drainase diutamakan mengikuti kondisi eksisting, sehingga tidak perlu diperhitungkan lebih
akan dapat dilihat pada Tabel 1.1.
jalan lokasi perancangan prasarana pada tugas akhir
Pembiayaan proyek bersumber dari APBD Kota Bandung tahun 2014, dikarenakan status perawatan ruas jalan yang ditinjau berada di bawah
No Perancangan Prasarana 1 Geometrik
2 Perkerasan
3 Bangunan Pelegkap Jalan
4 Rambu dan Marka
5 Lampu
Tabel 1.1 Referensi yang Digunakan Pada Perancangan
Analisa Data
Perencanaan Geometrik untuk Jalan Perkotaan, Maret 1992
sekunder
Pt T-02-2002 Tata Cara Perencanaan Geometrik RSNI T-14-2004 Geometrik Jalan Perkotaan
AASHTO 1993 sekunder
No. 011/T/Bt/1995 Tata Tata Cara Perencananaan Fasilitas Pejalan Kaki di Kawasan Perkotaan
Produk Standar Untuk Jalan Perkotaan Volume 1 & 2
sekunder
No. 01/P/BNKT/1991 Tata Cara Pemasangan Rambu dan Marka Jalan Perkotaan
sekunder
Kepmen 61 tahun 1993 tentang Rambu Lalu Lintas;
Kepmen 60 tahun 1993 Marka Jalan
No. 12/S/BNKT/1991 sekunder
Referensi yang Digunakan Pada Perancangan
Keterangan Perubahan Geometrik pada jari-jari tikungan pada simpang
Perkerasan lentur untuk pelebaran
Penataan akibat perubahan geometrik
Perancangan untuk mendukung manajemen lalu lintas.
Melengkapi
sumber : Survey Lapangan (2013)
Dari Tabel 1.2 dapat diperoleh informasi mengenai kelengkapan prasarana jalan sehingga diketahui kebutuhan prasarana yang belum terpenuhi agar dapat dibuat perancangannya.
Tabel 1.2 Data Kelengkapan Jalan Pada Lokasi Perancangan
diperoleh informasi mengenai kelengkapan prasarana jalan sehingga diketahui kebutuhan prasarana yang belum terpenuhi agar dapat dibuat perancangannya.
diperoleh informasi mengenai kelengkapan prasarana jalan sehingga diketahui kebutuhan prasarana yang
1.5 Metodologi Penulisan
Dalam penulisan laporan ini digunakan metode penulisan deskriptif yaitu dengan memberikan gambaran dan penjelasan setiap permasalahan dengan mengumpulkan data. Sedangkan metoda
mengacu kepada pedoman yang digunakan beserta alur direncanakan pada
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penyajian studi kasus ini, BAB I PENDAHULUAN
Berisi mengenai latar belakang pen kasus, lingkup permasalahan, me
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Berisi mengenai uraian dari berbagai referensi BAB III DASAR TEORI
Membahas mengenai uraian dasar dasar dalam perancangan
BAB IV METODOLOGI Berisi mengenai langkah umum, penentuan
(geometrik, bangunan p
BAB V PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN Berisi penjelasan
pembahasan hasil perancangan serta evaluasi hasil perancangan.
khusus dijelaskan Penulisan
Dalam penulisan laporan ini digunakan metode penulisan deskriptif yaitu dengan memberikan gambaran dan penjelasan setiap permasalahan dengan mengumpulkan data. Sedangkan metoda perancangan dilakukan dengan mengacu kepada pedoman yang digunakan beserta alur kerja yang telah direncanakan pada bab metodologi.
Sistematika Penulisan
Sistematika penyajian studi kasus ini, adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN
Berisi mengenai latar belakang penyusunan, tujuan penyusunan studi ingkup permasalahan, metoda dan sistematika penyusunan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Berisi mengenai uraian-uraian yang disajikan berdasarkan studi pustaka dari berbagai referensi dan literatur untuk digunakan dalam pembahasan.
BAB III DASAR TEORI
Membahas mengenai uraian dasar teori secara umum, sebagai pedoman perancangan dan pembahasan.
BAB IV METODOLOGI
Berisi mengenai langkah-langkah yang dimulai dari tahap
penentuan kebutuhan data-data, analisa data, perancangan prasarana (geometrik, bangunan pelengkap jalan, perlengkapan jalan).
PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN
erisi penjelasan mengenai lokasi kajian, analisa data perancangan, san hasil perancangan serta evaluasi hasil perancangan.
dijelaskan pada setiap komponen perancangannya.
Dalam penulisan laporan ini digunakan metode penulisan deskriptif yaitu dengan memberikan gambaran dan penjelasan setiap permasalahan dengan perancangan dilakukan dengan kerja yang telah
adalah sebagai berikut :
ujuan penyusunan studi toda dan sistematika penyusunan.
uraian yang disajikan berdasarkan studi pustaka literatur untuk digunakan dalam pembahasan.
, sebagai pedoman
langkah yang dimulai dari tahap perancangan data, perancangan prasarana
lokasi kajian, analisa data perancangan, san hasil perancangan serta evaluasi hasil perancangan. Secara