• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGENALAN VISUAL BASIC. Dibawah ini kita akan membahas beberapa tools yang kita gunakan dalam praktikum ini:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGENALAN VISUAL BASIC. Dibawah ini kita akan membahas beberapa tools yang kita gunakan dalam praktikum ini:"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS GUNADARMA

AB PRAK 1

PENGENALAN VISUAL BASIC

Dibawah ini kita akan membahas beberapa tools yang kita gunakan dalam praktikum ini:

1. Label : Kontrol yang digunakan untuk menampilkan teks yang tidak dapat diperbaiki oleh pemakaiprogram.

2. Text Box : Untuk menampilkan teks dan pemakai dapat berinteraksi dengannya.

3. Command Button : Untuk membuat sebuah tombol pelaksanaperintah.

4. Line : Untuk menggambargaris.

5. MaskEdBox : Untuk membuat kotakinputan.

Cara Menambahkan Maskedbox Pada Toolbox

1. Klik kanan pada toolbox yang kosong.

2. Setelah itu pilih Components, cari dan beri tanda ceklis pada Microsoft Masked Edit Control 6.0 3. Setelah itu klik Apply lalu klik Ok.

Keterangan :

 Input merupakan tempat memasukkan data.

 Proses adalah inputan terakhir sebelum menghasilkan output (tempat memasukkan koding).

 Output adalah hasil yang didapat dari koding yang sudah dimasukkan dalam proses.

(2)

LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS GUNADARMA

AB PRAK 2

MASKED BOX :

MaskEdBox adalah sebuah objek yang digunakan untuk menerima input dari pengguna, dan input tersebut harus sesuai dengan pola yang sudah ditentukan.MaskEdBox biasanya sudah tersdia di dalam ToolBox.

Untuk menambahkan MaskEdBox kedalam ToolBox lakukan langkah-langkah berikut dibawah ini:

-Klik Project pada menu bar, lalul klik Components -Klik Tab Controls

-Aktifkan dengan klik Ceklist Microsoft Masked Edit Controls 6.0 -Klik tombol OK

Setelah MaskEdBox sudah tertanam di Toolbox kemudia Anda bisa menanamkannya di form Anda.

Properti Kegunaan

AllowPrompt Untuk menentukan apakah karakter yang digunakan sebagai Prompt merupakan input yang valid atau tidak.

Mask

Untuk menentukan pola yang harus diinputkan oleh pengguna

Gunakan tombol# untuk menandakan sebuah angka, dan simbol ? untuk menandakan sebuah karakter

PrompChart Untuka menentukan karakter yang digunakan sebagai prompt.Karakter Prompt menunjukan kepada pengguna mana input yang harus dimasukkan

PromptInculde Untuk menentukan apakah karakter prompt merupakan bagian dari properti text atau bukan

Text Properti ini tidak dapat diatur pada Propetis Window tetapi dengan kode program

COMBO BOX :

fungsi dari Combo Box juga untuk menampilkan sebuah daftar dari item dimana user bisa mengklik dan memilih item dari daftar. Namun, user harus mengklik pada handle (panah kecil) yang ada pada bagian kanan dari Combo Box untuk bisa melihat item yang ditampilkan dalam daftar drop-down.

LIST BOX :

Fungsi dari List Box pada Visual Basic 2015 adalah untuk menampilkan sebuah daftar dari item-item dimana pengguna bisa mengklik dan memilih item dari daftar tersebut. Item bisa ditambahkan secara manual saat desain program atau saat program dijalankan (run-time).

(3)

LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS GUNADARMA

AB PRAK 3

Cara mengganti nama pada Maskedbox, yaitu :

1. Double klik pada maskedbox yang ingin diganti namanya

2. Pada properties “Name” ganti MaskedBox1 dengan nama Persediaan BDP Awal.

Logika memasukkan koding untuk contoh diatas, yaitu :

1. Untuk memulainya klik 2x pada proses yang pertama (MaskedBox2)

2. Ganti change pada pojok kanan atas menjadi LostFocus.

(4)

LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS GUNADARMA

AB PRAK 4

3. Setelah itu masukkan koding pada proses 1 yaitu pada Biaya Produksi.

Barang Dalam Proses = Val(Persediaan BDP Awal) + Val (Biaya Produksi)

4. Lalu masukkan koding pada proses kedua yaitu pada Persediaan BDP Akhir yaitu: Harga Pokok Produksi = Val (Barang Dalam Proses) – Val (Persediaan BDP Akhir)

5. Setelah itu klik Start pada Main Toolbar untuk menjalankan program.

(5)

LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS GUNADARMA

AB PRAK 5

BAB I

HARGA POKOK PRODUKSI

A. Definisi Harga PokokProduksi

Harga Pokok Produksi adalah penjumlahan seluruh pengorbanan sumber ekonomi yang digunakan dalam pengolahan bahan baku menjadi produk. Suatu perusahaan perlu menentukan harga pokok produksi yang dihasilkan, karena harga pokok merupakan salah satu faktor yang ikut memengaruhi penentuan harga jual dasar penentuan kebijakan- kebijakan yang berhubungan dengan pengolahan perusahaan. Harga pokok produksi juga digunakan untuk menentukan besarnya keuntungan yang diperoleh suatu perusahaan. Suatu harga dapat diketahui jumlahnya dari jumlah biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memproduksi suatu produk tersebut.

Perhitungan harga pokok produksi di mulai dengan menjumlahkan biaya - biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik, sehingga diperoleh total biaya produksi yang dibebankan pada pekerjaan pada setiap periode. Untuk menghitung harga pokok produksi secara tepat dan teliti, maka biaya yang harus dikeluarkan harus diklasifikasi menurut aliran - aliran biaya itu sendiri. Di dalam akuntansi yang konvensional komponen harga pokok produksi terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.

B. Komponen Biaya Harga PokokProduksi

Komponen biaya produksi dimulai dengan menghubungkan biaya ke tahap yang berbeda dalam operasi suatu bisnis. Total biaya produksi terdiri dari dua elemen yaitu, biaya manufaktur dan biaya komersial. Biaya manufaktur dapat disebut juga biaya produksi atau biaya pabrik, biasanya didefinisikan sebagai jumlah dari tiga elemen biaya, yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overheadpabrik.

Biaya bahan baku disebut pula dengan istilah biaya utama (prime cost), sedangkan biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik disebut dengan

(6)

LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS GUNADARMA

AB PRAK 6

istilah biaya konversi (conversion cost), yang merupakan biaya untuk mengkonversi (mengubah) bahan baku menjadi produk jadi. (Mulyadi,2005:14)

Sedangkan biaya komersial (commercial expenses) adalah biaya yang timbul diluar dari kegiatan produksi seperti biaya pemasaran dan biaya administrasi dan umum.

 Biaya Bahan Baku

Biaya ini timbul karena adanya pemakaian bahan baku. Biaya bahan baku merupakan harga pokok bahan baku yang dipakai dalam produksi untuk membuat barang atau produk. Biaya bahan baku merupakan bagian dari harga pokok barang jadi yang akan dibuat.

 Biaya Tenaga Kerja Langsung

Biaya ini timbul karena pemakaian tenaga kerja yang dipergunakan untuk mengolah bahan menjadi barang jadi. Biaya tenaga kerja langsung merupakan gaji dan upah yang diberikan kepada tenaga kerja yang terlibat langsung dalam pengolahan barang.

 Biaya Overhead Pabrik

Biaya ini timbul akibat pemakaian fasilitas untuk mengolah barang berupa mesin, alat-alat, tempat kerja dan kemudahan lain. Dalam kenyataannya, biaya overhead pabrik adalah biaya - biaya selain dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.

(7)

LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS GUNADARMA

AB PRAK 7

CONTOH KASUS HARGA POKOK PRODUKSI

PT. NSYNC bergerak dibidang pembuatan Jaket. Pada bulan Januari 2020 perusahaan memproduksi 300 pasang Jaket dengan harga Rp. 500.000 per buah.

Dengan data sebagai berikut :

a) Pembelian bahan baku Rp 4.000.000, dan bahan penolong 20% dari pembelian bahan baku.

b) Ongkos angkut pembelian Rp 400.000

c) Potongan pembelian 2% dari pembelian bahan baku.

d) Perusahaan menggaji 10 orang karyawan dengan gaji Rp 800.000 Per bulan dan seorang manajer sebesar Rp 2.000.000.

e) Perusahaan mengeluarkan biaya listrik pabrik Rp 550.000, biaya penyusutan pabrik Rp 300.000, biaya asuransi pabrik Rp 350.000, biaya lain-lain Rp 300.000.

f) Biaya administrasi dan umum sebesar Rp 850.000, biaya pemasaran Rp 1.500.000.

g) Pajak sebesar 10%.

h) 5% dari penjualan adalah potongan penjualan.

Dibawah ini adalah data data mengenai nilai persediaan perusahaan :

PERSEDIAAN AWAL AKHIR

Bahan Baku Rp 700.000 Rp 500.000

Barang dalam Proses Rp 600.000 Rp 500.000

Barang Jadi Rp 900.000 Rp 800.000

Diminta :

1. Hitung besarnya biaya bahan baku!

2. Hitung biaya overhead pabrik!

3. Hitung biaya produksi!

4. Hitung harga pokok produksi!

5. Hitung harga pokok penjualan!

6. Buat laporan laba rugi!

(8)

LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS GUNADARMA

AB PRAK 8

JAWABAN CONTOH KASUS

1. Menghitung besarnya Biaya Bahan Baku

Persediaan bahan baku awal Rp 700.000

Pembelian bahan baku Ongkos angkut pembelian

Rp 4.000.000 Rp 400.000 + Rp 4.400.000 Potongan Pembelian Rp 80.000 -

Pembelian Bersih Rp 4.320.000 +

Bahan baku siap digunakan Rp 5.020.000

Persediaan bahan baku akhir Rp 500.000 –

Biaya bahan baku Rp 4.520.000

2. Menghitung besarnya Biaya Overhead Pabrik

Bahan penolong Rp 800.000

Biaya tenaga kerja tak langsung Rp 2.000.000 Biaya listrik pabrik Rp 550.000 Biaya penyusutan pabrik Rp 300.000

Biaya asuransi Rp 350.000

Biaya pabrik lain-lain Rp 300.000 + Biaya Overhead Pabrik Rp 4.300.000

3. Menghitung besarnya Biaya Produksi

Biaya bahan baku Rp 4.520.000

Biaya tenaga kerja langsung Rp 8.000.000 Biaya overhead pabrik Rp 4.300.000 +

Biaya Produksi Rp16.820.000

(9)

LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS GUNADARMA

AB PRAK 9

4. Menghitung besarnya Harga Pokok Produksi Persediaan BDP awal Rp 600.000 Biaya produksi Rp 16.820.000 + Barang dalam proses Rp 17.420.000 Persediaan BDP akhir Rp 500.000 - Harga Pokok Produksi Rp 16.920.000

5. Menghitung besarnya Harga Pokok Penjualan Persediaan barang jadi awal Rp 900.000 Harga pokok produksi Rp 16.920.000 + Barang tersedia untuk dijual Rp 17.820.000 Persediaan barang jadi akhir Rp 800.000 - Harga Pokok Penjualan Rp 17.020.000

6. Membuat Laporan Laba Rugi

PT. NSYNC Laporan Laba Rugi

Januari 2020

Penjualan (300 X Rp 500.000) Rp 150.000.000

Potongan penjualan (5% X Rp 150.000.000) Rp 7.500.000 -

Penjualan bersih Rp 142.500.000

Harga pokok penjualan Rp 17.020.000 -

Laba kotor Rp 125.480.000

Biaya Usaha :

Biaya administrasi dan umum Rp 850.000

Biaya pemasaran Rp 1.500.000 +

Jumlah biaya usaha Rp 2.350.000-

Laba sebelum pajak Rp 123.130.000

Pajak (10% X Rp 123.530.000) Rp 12.313.000 -

Laba setelah pajak Rp 110.817.000

(10)

LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS GUNADARMA

AB PRAK 10

KASUS I

HARGA POKOK PRODUKSI

PT. 5SOS bergerak dibidang pembuatan Meja. Pada bulan Oktober 2020 perusahaan memproduksi 100 unit meja dengan harga Rp 400.000 per unit.

Dengan data sebagai berikut :

a) Pembelian bahan baku Rp 6.000.000, dan bahan penolong 20% dari pembelian bahan baku.

b) Ongkos angkut pembelian Rp 400.000

c) Potongan pembelian 3% dari pembelian bahan baku.

d) Perusahaan menggaji 10 orang karyawan dengan gaji Rp 900.000 Per bulan dan seorang manajer sebesar Rp 1.750.000.

e) Perusahaan mengeluarkan biaya listrik pabrik Rp 600.000, biaya penyusutan pabrik Rp 370.000, biaya asuransi pabrik Rp 250.000, biaya lain-lain Rp 450.000.

f) Biaya administrasi dan umum sebesar Rp 900.000, biaya pemasaran Rp 1.700.000.

g) Pajak sebesar 10%.

h) 5% dari penjualan adalah potongan penjualan.

Dibawah ini adalah data data mengenai nilai persediaan perusahaan :

PERSEDIAAN AWAL AKHIR

Bahan Baku Rp 700.000 Rp 600.000

Barang dalam Proses Rp 600.000 Rp 450.000

Barang Jadi Rp 900.000 Rp 550.000

Diminta :

1. Hitung besarnya biaya bahan baku!

2. Hitung biaya overhead pabrik!

3. Hitung biaya produksi!

4. Hitung harga pokok produksi!

5. Hitung harga pokok penjualan!

6. Buat laporan laba rugi!

(11)

LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS GUNADARMA

AB PRAK 11

KASUS II

HARGA POKOK PRODUKSI

PT. Avenged Sevenfold bergerak dibidang pembuatan Gelang. Pada bulan Desember 2020 perusahaan memproduksi 5.000 unit Gelang dengan harga Rp.

6.000 per unit. Dengan data sebagai berikut :

a) Pembelian bahan baku Rp 7.000.000, dan bahan penolong 20% dari pembelian bahan baku.

b) Ongkos angkut pembelian Rp 300.000

c) Potongan pembelian 2% dari pembelian bahan baku.

d) Perusahaan menggaji 15 orang karyawan dengan gaji Rp 700.000 Per bulan dan seorang manajer sebesar Rp 1.600.000.

e) Perusahaan mengeluarkan biaya listrik pabrik Rp 600.000, biaya penyusutan pabrik Rp 300.000, biaya asuransi pabrik Rp 250.000, biaya lain-lain Rp 400.000.

f) Biaya administrasi dan umum sebesar Rp 700.000, biaya pemasaran Rp 1.500.000.

g) Pajak sebesar 10%.

h) 5% dari penjualan adalah potongan penjualan.

Dibawah ini adalah data data mengenai nilai persediaan perusahaan :

PERSEDIAAN AWAL AKHIR

Bahan Baku Rp 700.000 Rp 300.000

Barang dalam Proses Rp 550.000 Rp 400.000

Barang Jadi Rp 750.000 Rp 650.000

Diminta :

1. Hitung besarnya biaya bahan baku!

2. Hitung biaya overhead pabrik!

3. Hitung biaya produksi!

4. Hitung harga pokok produksi!

5. Hitung harga pokok penjualan!

6. Buat laporan laba rugi!

(12)

LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS GUNADARMA

AB 12

BAB II

HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COSTING)

A. Definisi Harga Pokok Pesanan

Harga pokok pesanan (job order costing) adalah cara perhitungan harga pokok produksi untuk produk yang dibuat berdasarkan pesanan. Tujuan dari metode harga pokok pesanan adalah untuk menentukan harga pokok produk masing- masing pesanan, baik secara keseluruhan dari setiap pesanan atau persatuan.

B. Karakteristik Usaha Perusahaan yang Produksinya Berdasarkan Pesanan

1. Proses pengolahan produk terjadi secara terputus–putus. Artinya jika pesanan yang satu selesai di kerjakan, maka proses produksi mulai di hentikan dan akan mulai kembali dengan pesanan berikutnya.

2. Produk di hasilkan sesuai dengan spesifikasi yang di tentukan oleh pemesan, dimana pesanan satu dapat berbeda dengan pesanan yang lain.

3. Produksi di tujukan untuk memenuhi pesanan, bukan untuk memenuhi persediaan di gudang.

C. Karakteristik Metode Harga Pokok Pesanan

1. Tujuan produksi perusahaan adalah untuk melayani pesanan pembeli yang sesuai dengan spesifikasi pesanan, sehingga sifat produksinya terputus-putus dan setiap pesanan dapat di pisahkan identitasnya secara jelas.

2. Biaya produksi di kumpulkan untuk setiap pesanan dengan tujuan dapat di hitung harga pokok pesanan dengan relatif teliti dan adil.

3. Biaya produksi di bagi menjadi dua jenis yaitu:

a. Biaya langsung (direct cost) meliputi Biaya Bahan Baku (raw material) dan Biaya Tenaga Kerja Langsung (direct labor cost) yang di hitung berdasarkan biaya sebenarnya.

(13)

LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS GUNADARMA

AB 13

b. Biaya tidak langsung (indirect cost) meliputi biaya produksi di luar Biaya Bahan Baku dan Biaya Tenaga Kerja Langsung, disebut dengan Biaya Overhead Pabrik yang di bebankan berdasarkan tarif dimuka.

4. Harga pokok pesanan untuk setiap pesanan di hitung pada waktu pesanan selesai di produksi.

5. Harga pokok satuan di tetapkan dengan cara membagi total biaya suatu pesanan yang bersangkutan dengan jumlah satuan produk pesanan yang bersangkutan.

6. Untuk mengumpulkan biaya produksi masing-masing pesanan, dipakai kartu harga pokok pesanan (job order cost method).

D. Manfaat Informasi Harga Pokok Pesanan

Dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan, informasi harga pokok produksi per pesanan bermanfaat bagi manajemen untuk:

1. Menentukan Harga Jual yang akan di Bebankan Kepada Pemesan

Harga jual yang di bebankan kepada pemesan sangat di tentukan oleh besarnya biaya produksi yang akan di keluarkan untuk memproduksi pesanan tertentu, dengan formula sebagai berikut :

Taksiran biaya produksi untuk pesanan Rp xxx Taksiran biaya non produksi dibebankan kepada pemesan Rp xxx +

Taksiran total biaya pesanan/HP produk Rp xxx

Laba yang diinginkan Rp xxx +

Taksiran harga jual yang akan di bebankan kepada pemesan Rp xxx

(14)

LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS GUNADARMA

AB 14

Untuk menghitung biaya produksi suatu pesanan dihitung sebagai berikut :

Taksiran Biaya Bahan Baku Rp xxx Taksiran biaya kerja langsung Rp xxx Taksiran Biaya Overhead Pabrik Rp xxx + Taksiran Biaya Produksi Rp xxx

2. Mempertimbangkan Penerimaan atau Penolakan Pesanan

Harga jual produk yang dipesan oleh pemesan telah menyesuaikan dengan harga pasar, sehingga keputusan yang perlu dilakukan oleh manajemen adalah menerima atau menolak pesanan. Untuk pengambilan keputusan, manajemen memerlukan informasi total harga pokok produksi pesanan yang akan di terima tersebut. Tanpa memiliki informasi total harga pokok pesanan, manajemen tidak memiliki jaminan apakah harga yang di minta pemesan dapat menghasilkan laba bagi perusahaan. Cara perhitungannya sebagai berikut:

Biaya Produksi Pesanan :

Taksiran Biaya Bahan Baku Rp xxx Taksiran Biaya Tenaga Kerja Langsung

Taksiran Biaya Overhead Pabrik Taksiran Total Biaya Produksi

Rp xxx Rp xxx +

Rp xxx Biaya Non Produksi :

Taksiran Biaya Administrasi & Umum Rp xxx Taksiran Biaya Pemasaran

Taksiran Total Biaya Non Produksi

Rp xxx +

Rp xxx +

Taksiran Total Harga Pokok Pesanan Rp xxx

(15)

LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS GUNADARMA

AB 15

3. Memantau Realisasi Biaya Produksi

Informasi taksiran biaya produksi bermanfaat sebagai salah satu dasar untuk mempertimbangkan di terima tidaknya suatu pesanan. Jika pesanan telah di putuskan untuk di terima, manajemen memerlukan informasi biaya produksi yang sesungguhnya di keluarkan di dalam memenuhi pesanan tertentu. Oleh karena itu, akuntansi biaya digunakan untuk mengumpulkan informasi biaya produksi tiap pesanan yang diterima untuk memantau apakah proses produksi untuk memenuhi pesanan tertentu menghasilkan total biaya produksi pesanan sesuai dengan yang di perhitungkan sebelumnya.

Cara Perhitungannya sebagai berikut :

Biaya Bahan Baku Sesungguhnya Rp xxx Biaya Tenaga Kerja Langsung sesungguhnya Rp xxx

Biaya Overhead Pabrik Rp xxx +

Total Biaya Produksi Sesungguhnya Rp xxx 4. Menghitung Laba atau Rugi BrutoTiap Pesanan

Informasi laba atau rugi bruto tiap pesanan di perlukan untuk mengetahui kontribusi tiap pesanan dalam menutup biaya non produksi dan menghasilkan laba atau rugi. Oleh karena itu, metode harga pokok pesanan di gunakan oleh manajemen untuk mengumpulkan informasi biaya produksi yang sesungguhnya di keluarkan untuk tiap pesanan guna menghasilkan informasi laba atau rugi bruto tiap pesanan, yang dihitung sebagai berikut :

(16)

LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS GUNADARMA

AB 16

Harga Jual yang akan di Bebankan Kepada Pemesan Rp xxx Biaya Produksi Pesanan Tertentu:

Biaya Bahan Baku Rp xxx

Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp xxx

Biaya Overhead Pabrik Rp xxx +

Total Biaya Produksi Pesanan Rp xxx -

Laba/RugiBruto Rp xxx

5. Menentukan Harga Pokok Persediaan Produk Jadi dan Produk dalam Proses yang di sajikan dalam Neraca

Berdasarkan catatan biaya produksi tiap pesanan tersebut manajemen dapat menentukan biaya produksi yang melekat pada pesanan yang telah selesai di produksi, namun pada tanggal neraca belum di serahkan kepada pemesan yang di sajikan dalam neraca sebagai harga pokok persediaan produk jadi. Biaya yang melekat pada pesanan yang belum selesai pada tanggal neraca, di sajikan dalam neraca sebagai harga pokok persediaan produk dalam proses.

(17)

LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS GUNADARMA

AB 17

CONTOH KASUS

HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COSTING)

TOKO VINCENZO menerima pesanan dengan nomor TK101 untuk membuat 20.000 Tas Gucci yang harus diselesaikan selama 30 hari. Proses produksi dilakukan melalui 3 departemen, yaitu Departemen A adalah departemen pemotongan bahan baku, Departemen B adalah departemen penjahitan dan Departemen C adalah departemen penyelesaian. Berikut ini informasi yang dibutuhkan:

Bahan baku utama Rp500.000/jam TKL Bahan baku tambahan Rp250.000/jam TKL

KETERANGAN DEPT A DEPT B DEPT C

Jumlah Jam TKL 5.000 jam 4.500 jam 8.000 jam

Upah Langsung Rp40.000/jam Rp35.000/jam Rp80.000/jam Jam Mesin yang

Digunakan 2.500 jam 5.000 jam 4.000 jam

Perencanaan BOP pertahun untuk Departemen A sebesar Rp 425.000.000 dengan kapasitas yang direncanakan 50.000 jam TKL, Departemen B sebesar Rp 390.500.000 dengan kapasitas yang direncanakan 55.000 JM, dan Departemen C sebesar Rp 480.000.000 dengan kapasitas direncanakan 120.000 JM. Laba yang diinginkan 80% dari total biaya produksi.

Diminta:

1. Hitung total harga pokok produksi 2. Hitung harga jual perunit

3. Buatlah kartu harga pokok pesanan

(18)

LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS GUNADARMA

AB 18

JAWABAN :

1. MENGHITUNG TOTAL HARGA POKOK PRODUKSI

BBB Utama : Rp 500.000 x 5.000 = Rp 2.500.000.000 Tambahan : Rp 250.000 x 5.000 = Rp 1.250.000.000 +

Total BBB Rp 3.750.000.000

BTK Dept A : 5.000 x Rp 40.000 = Rp 200.000.000 Dept B : 4.500 x Rp 35.000 = Rp 157.500.000 Dept C : 8.000 x Rp 80.000 = Rp 640.000.000 +

Total BTK Rp 997.500.000

BOP Tarif Dept A : Rp 425.000.000 / 50.000 = Rp. 8.500/jam Tarif Dept B : Rp 390.500.000 / 55.000 = Rp. 7.100 /jam Tarif Dept C : Rp 480.000.000 / 120.000 = Rp 4.000/jam

BOP Dept A : Rp 8.500 x 2.500 = Rp 21.250.000 BOP Dept B : Rp 7.100 x 5.000 = Rp 35.500.000 BOP Dept C : Rp 4.000 x 4.000 = Rp 16.000.000 +

Total BOP Rp 72.750.000 +

Jumlah Harga Pokok Produksi Rp 4.820.250.000

(19)

LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS GUNADARMA

AB 19

2. MENGHITUNG HARGA JUAL PER UNIT

Harga jual per unit = (Rp4.820.250.000 / 20.000) + [(Rp4.820.250.000 X 80%) / 20.000] = (Rp241.012,50) + (Rp 192.810) = Rp 433.822,50 /unit

3. KARTU HARGA POKOK PESANAN

TOKO VICENZO JL Margonda Telp : (021) 9991452 JOB ORDER COST SHEET

ORDER NO : TK101 To : Song Jong Ki

Production : Tas Gucci Quantity : 20.000 Unit

Character : Directly Date : 01/01/2021

Subscription

1. Raw Material Cost

Prime Rp 2.500.000.000 Addition Rp 1.250.000.000

Total Cost Rp 3.750.000.000

2. Direct Labor Cost

Dept A : 5.000 x Rp 40.000 = Rp 200.000.000 Dept B : 4.500 x Rp 35.000 = Rp 157.500.000 Dept C : 8.000 x Rp 80.000 = Rp 640.000.000 +

(20)

LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS GUNADARMA

AB 20

Total Cost Rp 997.500.000

3. Factory Overhead Cost

Dept A : Rp 8.500 x 2.500 = Rp 21.250.000 Dept B : Rp 7.100 x 5.000 = Rp 35.500.000 Dept C : Rp 4.000 x 4.000 = Rp 16.000.000 +

Total BOP Rp 72.750.000 +

Total Production Cost Rp 4.820.250.000

(21)

LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS GUNADARMA

AB 21

VISUAL BASIC FORM 1

(22)

LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS GUNADARMA

AB 22

FORM 2

(23)

LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS GUNADARMA

AB 23

KASUS 1

HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COSTING)

TOKO JENNIE menerima pesanan dengan nomor TB100 untuk membuat 10.000 Sprei yang harus diselesaikan selama 30 hari. Proses produksi dilakukan melalui 3 departemen, yaitu Departemen A adalah departemen pemotongan bahan baku, Departemen B adalah departemen penjahitan dan Departemen C adalah departemen penyelesaian. Berikut ini informasi yang dibutuhkan :

Bahan baku utama Rp 550.000/jam TKL Bahan baku tambahan Rp 250.000/jam TKL

KETERANGAN DEPT A DEPT B DEPT C

Jumlah Jam TKL 5.000 jam 6.500 jam 7.000 jam

Upah Langsung Rp 30.000/jam Rp 45.000/jam Rp 70.000/jam Jam Mesin yang

Digunakan 2.000 jam 3.000 jam 4.000 jam

Perencanaan BOP pertahun untuk Departemen A sebesar Rp 688.240.000 dengan kapasitas yang direncanakan 40.000 jam TKL, Departemen B sebesar Rp 695.220.000 dengan kapasitas yang direncanakan 20.000 JM, dan Departemen C sebesar Rp 545.500.000 dengan kapasitas direncanakan 50.000 JM. Laba yang diinginkan 50% dari total biaya produksi.

Diminta:

1. Hitung total harga pokok produksi 2. Hitung harga jual perunit

3. Buatlah kartu harga pokok pesanan

(24)

LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS GUNADARMA

AB 24

KASUS 2

HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COSTING)

TOKO JIMIN menerima pesanan dengan nomor TL255 untuk membuat 8.000 Jaket yang harus diselesaikan selama 30 hari. Proses produksi dilakukan melalui 3 departemen, yaitu Departemen A adalah departemen pemotongan bahan baku, Departemen B adalah departemen penjahitan dan Departemen C adalah departemen penyelesaian. Berikut ini informasi yang dibutuhkan :

Bahan baku utama Rp 950.000/jam TKL Bahan baku tambahan Rp 400.000/jam TKL

KETERANGAN DEPT A DEPT B DEPT C

Jumlah Jam TKL 5.000 jam 5.500 jam 6.500 jam

Upah Langsung Rp 25.000/jam Rp 40.000/jam Rp 60.000/jam Jam Mesin yang

Digunakan 2.200 jam 3.800 jam 4.000 jam

Perencanaan BOP pertahun untuk Departemen A sebesar Rp 360.000.000 dengan kapasitas yang direncanakan 45.000 jam TKL, Departemen B sebesar Rp 550.000.000 dengan kapasitas yang direncanakan 50.000 JM, dan Departemen C sebesar Rp 850.000.000 dengan kapasitas direncanakan 50.000 JM. Laba yang diinginkan 85% dari total biaya produksi.

Diminta:

1. Hitung total harga pokok produksi 2. Hitung harga jual perunit

3. Buatlah kartu harga pokok pesanan

(25)

LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS GUNADARMA

AB PRAK 25

BAB III

HARGA POKOK PROSES – PENGANTAR (PROCESS COSTING)

A. Definisi Harga Pokok Proses (Process Costing)

Harga Pokok Proses merupakan metode pengumpulan biaya produksi yang digunakan oleh perusahaan yang mengolah produknya secara massa. Perhitungan harga pokok produknya berdasarkan kepada pengumpulan-pengumpulan biaya-biaya produksi dalam satu periode tertentu dibagi dengan jumlah unit produksi periode yang bersangkutan.

B. Ciri-ciri Perusahaan yang menggunakan Harga Pokok Proses

 Produk yang dihasilkan merupakan produk standar.

 Tidak tergantung kepada spesifikasi dari pembeli.

 Kegiatan Produksi dimulai dengan diterbitkannya perintah produksi yang berisi rencana produksi produk standar untuk jangka waktu tertentu.

 Proses produksinya berlangsung secara terus-menerus atau kontinyu.

 Tujuan produksi adalah untuk membentuk persediaan yang selanjutnya untuk dijual.

 Media yang digunakan dalam menghitung atau menentukan harga pokok produk adalah dengan membuat laporan harga pokok produksi, melalui pengolahan beberapa departemen.

Contoh : Perusahaan Semen

C. Manfaat Informasi Harga Pokok Proses

 Penentuan harga jual produk yang tepat

 Memantau realisasi biaya produk

 Menghitung laba/rugi per periodik secara transparan

(26)

LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS GUNADARMA

AB PRAK 26

CONTOH KASUS

HARGA POKOK PROSES (PROCESS COSTING)

PT. Ludhiana mengolah produknya melalui 2 departemen yaitu departemen A dan B.

Dimana perusahaan ini menggunakan metode harga pokok proses dalam menentukan harga pokok produk yang dihasilkannya. Data produksi bulan Maret 2021 sebagai berikut :

Dept. A (dalam unit)

Dept. B (dalam unit) Jumlah produk masuk proses

(unit started)

Selesai dikirim ke dept.

berikut

(finished goods and transferred out)

Diterima dari dept.

sebelumnya (unit received)

85.000

65.000

-

-

-

65.000

Selesai dikirim ke gudang (finished goods and

transfered out) - 50.000

BBB 100% BK 60%

BK 50% 20.000 15.000

Biaya-biaya produksi untuk bulan Maret 2021

Dept. A Dept. B

BBB (raw material cost) 155.125.000 -

BTK (direct labour cost) 97.020.000 79.925.000 BOP (factory overhead) 75.075..000 63.250.000

(27)

LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS GUNADARMA

AB PRAK 27

Data-data lain :

Pada bulan Maret2021 terjual 65.000 unit dengan harga jual Rp 15.000 per unit, dimana diketahui biaya administrasi dan umum Rp 14.000.000 dan biaya pemasaran Rp 8.000.000

Diminta :

1. Buatlah laporan harga pokok produksi (production cost report) untuk bulan Maret 2021!

2. Buatlah laporan rugi laba (income statement) untuk bulan Maret 2021!

(28)

LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS GUNADARMA

AB PRAK 28

JAWABAN CONTOH KASUS 1).

PT. LUDHIANA

LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI DEPT. A (PRODUCTION COST REPORT DEPT. A)

MARET 2021

Laporan produksi (produksi report) Jumlah masuk proses (unit started)

Unit 85.000

Selesai dikirim ke dept. berikutnya 65.000

Produk dalam proses akhir (BBB 100%, BK 60%) 20.000+

Jumlah produk yang dihasilkan

Biaya dibebankan di Dept. A

85.000

Elemen

Biaya Jumlah Unit Ekuivalen HPP

BBB 155.125.000 65.000 + (20.000 * 100%) = 85.000 1.825 BTK 97.020.000 65.000 + (20.000 *60%) = 77.000 1.260 BOP 75.075.000 65.000 + (20.000 *60%) = 77.000 975

Jumlah 327.220.000 4.060

Perhitungan HP produk selesai ditransfer ke Dept. B

HP. Produk selesai (65.000 * 4.060) 263.900.000 Perhitungan HP produk dalam proses Dept. A

BBB = 20.000 * 100% * 1.825 = 36.500.000 BTK = 20.000 * 60% * 1.260 = 15.120.000 BOP = 20.000 * 60% * 975 = 11.700.000 +

63.320.000 +

Biaya produksi Dept. A 327.220.000

(29)

LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS GUNADARMA

AB PRAK 29

PT. LUDHIANA

LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI DEPT. B (PRODUCTION COST REPORT DEPT. B)

MARET 2021

Laporan produksi (production report) Produk diterima dari Dept. A

Unit 65.000

Selesai dikirim ke gudang 50.000

Produk dalam proses akhir (BK 50%) 15.000 +

65.000

Elemen Biaya Jumlah Unit Ekuivalen HPP/unit

HP dr Dept A 263.900.000 4.060

BTK 79.925.000 50.000 + (15.000 * 50%) = 57.500 1.390 BOP 63.250.000 50.000 + (15.000 * 50%) = 57.500 1.100

Biaya kumulatif di Dep. B 407.075.000 6.550

Perhitungan HP Produk

HP produk selesai ditransfer ke gudang (50.000 * 6.550) 327.500.000 Perhitungan HP produk dalam proses Dept. B

HP dari Dept. A = 15.000 * 4.060 = 60.900.000 BTK = 15.000 * 50% * 1.390 = 10.425.000 BOP = 15.000 * 50% * 1.100 = 8.250.000 +

79.575.000 +

Biaya produksi Dept. B 407.075.000

(30)

LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS GUNADARMA

AB PRAK

2).

30

PT. LUDHIANA LAPORAN RUGI LABA

MARET 2020

Penjualan (sales)

(65.000 unit * 15.000) 975.000.000

Harga Pokok Penjualan (cost of good sold)

(65.000 unit * 6.550) 425.750.000 –

Laba Kotor (gross income) 549.250.000

(-) Biaya Komersial (commercial expense)

Biaya Administrasi dan Umum 14.000.000 (general and administratif expense)

Biaya Pemasaran (marketing expense) 8.000.000 +

22.000.000 –

Laba bersih sebelum pajak (EBT) 527.250.000

(31)

LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS GUNADARMA

AB PRAK 31

VISUAL BASIC FORM 1

FORM 2

(32)

LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS GUNADARMA

AB PRAK 32

FORM 3

(33)

LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS GUNADARMA

AB PRAK 33

KASUS I

HARGA POKOK PROSES

PT. Gery mengolah produknya melalui 2 departemen yaitu departemen I dan II.

Dimana perusahaan ini menggunakan metode harga pokok proses dalam menentukan harga pokok produk yang dihasilkannya. Data produksi bulan Oktober 2020 sebagai berikut :

Dept. I (dalam unit)

Dept. II (dalam unit) Jumlah produk masuk proses

(unit started)

Selesai dikirim ke dept.

berikut

(finished goods and transferred out)

Diterima dari dept.

sebelumnya (unit received)

35.000

30.000

-

-

-

30.000

Selesai dikirim ke gudang (finished goods and

transfered out) - 24.000

BBB 100% BK 20%

BK 50% 5.000 6.000

Biaya-biaya produksi untuk bulan Oktober2020 :

Dept. I Dept. II

BBB (raw material cost) 70.000.000 -

BTK (direct labour cost) 15.500.000 27.000.000 BOP (factory overhead) 24.800.000 40.500.000

(34)

LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS GUNADARMA

AB PRAK 34

Data-data lain :

Pada bulan Oktober 2020 terjual 25.000 unit dengan harga jual Rp 18.000 per unit, dimana diketahui biaya administrasi dan umum Rp 14.500.000 dan biaya pemasaran Rp 7.500.000

Diminta :

1. Buatlah laporan harga pokok produksi (production cost report) untuk bulan Oktober 2020!

2. Buatlah laporan rugi laba (income statement) untuk bulan Oktober 2020!

(35)

LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS GUNADARMA

AB PRAK 35

KASUS 2

HARGA POKOK PROSES

PT. Safira mengolah produknya melalui 2 departemen yaitu departemen X dan Y . Dimana perusahaan ini menggunakan metode harga pokok proses dalam menentukan harga pokok produk yang dihasilkannya. Data produksi bulan November 2020 sebagai berikut :

Dept. X (dalam unit)

Dept. Y (dalam unit) Jumlah produk masuk proses

(unit started)

Selesai dikirim ke dept.

berikut

(finished goods and transferred out)

Diterima dari dept.

sebelumnya (unit received)

85.000

70.000

-

-

-

70.000

Selesai dikirim ke gudang (finished goods and

transfered out) - 45.000

BBB 100% BK 30%

BK 70% 15.000 25.000

Biaya-biaya produksi untuk bulan November 2020 :

Dept. X Dept. Y

BBB (raw material cost) 178.542.500 -

BTK (direct labour cost) 97.632.250 80.000.000 BOP (factory overhead) 74.500.000 62.600.000

(36)

LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS GUNADARMA

AB PRAK 36

Data-data lain :

Pada bulan November 2020 terjual 40.000 unit dengan harga jual Rp 13.000 per unit, dimana diketahui biaya administrasi dan umum Rp 13.000.000 dan biaya pemasaran Rp 9.000.000

Diminta :

1. Buatlah laporan harga pokok produksi (production cost report) untuk bulan November 2020!

2. Buatlah laporan rugi laba (income statement) untuk bulan November 2020!

(37)

LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS GUNADARMA

AB 37

BAB IV

HARGA POKOK PROSES LANJUTAN

A. Definisi Harga Pokok Proses Lanjutan

Harga pokok proses lanjutan adalah penguraian lebih lanjut metode harga pokok proses yang telah memperhitungkan harga pokok persediaan produk dalam proses awal periode.

Harga pokok produksi dalam proses awal periode ini akan mempunyai pengaruh dalam penentuan harga pokok produk selesai yang ditransfer ke departmen berikutnya atau ke gudang.

B. Karakteristik persediaan produk dalam proses awal :

1. Dalam suatu departemen produksi, produk yang belum selesai diproses pada akhir periode akan menjadi persediaan produk dalam proses pada awal periode berikutnya.

2. Produk dalam proses awal periode ini membawa harga pokok produksi per satuan yang berasal dari periode sebelumnya, yang kemungkinan akan berbeda dengan harga pokok produksi per satuan yang dikeluarkan oleh departemen produksi yang bersangkutan dalam periode sekarang.

C. Metode penentuan harga pokok produksi dalam penentuan harga pokok proses yaitu : 1. Metode Harga Pokok Rata-Rata Tertimbang (Weighted Avarage Cost Method)

Dalam metode ini, harga pokok persediaan produk dalam proses awal ditambahkan kepada biaya produksi sekarang dan jumlahnya kemudian dibagi dengan unit ekuivalen produk untuk mendapatkan harga pokok rata- rata tertimbang. Harga pokok rata-rata tertimbang ini kemudian digunakan untuk menentukan harga pokok produk jadi yang ditransfer ke departemen berikutnya atau ke gudang dengan cara mengalikannya dengan jumlah kuantitasnya.

(38)

LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS GUNADARMA

AB 38

2. Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (First In First Out Method)

Metode masuk pertama keluar pertama menganggap biaya produksi periode sekarang pertama kali digunakan untuk menyelesaikan produk yang pada awal periode masih dalam proses, baru kemudian sisanya digunakan untuk mengolah produk yang dimasukkan dalam proses dalam periode sekarang. Oleh karena itu, dalam perhitungan unit ekuivalensi, tingkat penyelesaian persediaan produk dalam proses awal harus diperhitungkan.

(39)

LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS GUNADARMA

AB 39

CONTOH KASUS

HARGA POKOK PROSES LANJUTAN

PT. AH MANTAP memiliki 2 departemen produksi untuk menghasilkan produknya, yaitu departemen A dan departemen B. Berikut ini merupakan data-data produksi yang terjadi selama bulan September 2020 :

Departemen A Departemen B Produk dalam proses awal :

BBB = 100% ; BK = 50% 25.000 -

BTKL = 40% ; BOP = 60% - 45.000

Produk Masuk Proses 83.000 -

Unit yang ditransfer ke Dept. B 70.000 - Unit yang diterima dari Dept. A - 70.000 Produk yang ditransfer ke gudang - 83.000 Produk dalam proses akhir :

BBB 100% ; BK 60% 38.000 -

BTKL 50% ; BOP 70% - 32.000

Harga Pokok Proses - Awal :

Produk Dalam

Harga Pokok dari Dept. A - Rp 60.000.000

Biaya Bahan Baku Rp 38.500.000 -

Biaya Tenaga Kerja Rp 35.750.000 Rp 53.000.000 Biaya Overhead Pabrik Rp 30.250.000 Rp 41.500.000 Biaya-biaya Produksi :

Biaya Bahan Baku Rp 30.000.000 -

BTKL Rp 27.000.000 Rp 28.200.000

Biaya Overhead pabrik Rp 25.400.000 Rp 36.000.000 Diminta :

Buatlah Laporan Harga Pokok Produksi (Production Cost Report) untuk masing-masing Departemen Produksi dengan menggunakan Metode Rata-Rata!

(40)

LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS GUNADARMA

AB 40

JAWABAN :

PT. AH MANTAP

LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI DEPT. A BULAN SEPTEMBER 2020

Laporan Produksi (Production Report) Produk dalam proses awal :

Unit

BBB = 100% ; BK = 50% 25.000

Produk Masuk Proses 83.000 +

Jumlah produk yang dihasilkan 108.000

Unit yang ditransfer ke Dept. B Produk dalam proses akhir

70.000

BBB 100% ; BK 60% 38.000 +

Jumlah produk yang dihasilkan 108.000

Biaya yang dibebankan pada Dept. A Elemen

Biaya

HPP BDP Awal

Biaya

Bulan Sept Jumlah Unit

Ekuivalen HPP / Unit BBB Rp38.500.000 Rp30.000.000 Rp68.500.000 108.000**1) Rp634,26 BTKL Rp35.750.000 Rp27.000.000 Rp62.750.000 92.800**2) Rp676,18 BOP Rp30.250.000 Rp25.400.000 Rp55.650.000 92.800**2) Rp599,68 Jumlah Rp104.500.000 Rp82.400.000 Rp186.900.000 Rp1.910,12

** Ket :

1) 70.000 + ( 38.000 * 100% ) = 108.000 2) 70.000 + ( 38.000 * 60% ) = 92.800

(41)

LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS GUNADARMA

AB 41

Perhitungan Harga Pokok :

Harga pokok produk yang ditransfer ke Departemen B yaitu :

( 70.000 * Rp1.910,12 ) Rp133.708.400

Perhitungan harga pokok produk dalam proses akhir : BBB 38.000 * 100% * Rp634,26 = Rp24.101.880

BTKL 38.000 * 60% * Rp676,18 = Rp15.416.904 BOP 38.000 * 60% * Rp599,68 = Rp13.672.704 +

Rp53.191.488 +

Total Harga Pokok Produk di departemen A Rp186.899.888

(42)

LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS GUNADARMA

AB 42

PT. AH MANTAP

LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI DEPT. B BULAN SEPTEMBER 2020

Laporan Produksi (Production Report) Unit

Produk dalam proses awal 45.000

BTKL = 40% , BOP = 60%

Produk yang diterima dari Dept. A 70.000 +

115.000

Produk yang ditransfer ke Gudang Produk dalam proses akhir

83.000

BTKL = 50%, BOP = 70% 32.000 +

115.000

Biaya yang dibebankan pada Departemen B : Elemen

Biaya

HPP BDP Awal

Biaya

Bulan Sept Jumlah Unit

Ekuivalen HPP / Unit HP dari

Dept. A Rp60.000.000 Rp133.708.400 Rp193.708.400 115.000**1) Rp1.684,42 BTKL Rp53.000.000 Rp28.200.000 Rp81.200.000 99.000**2) Rp820,20 BOP Rp41.500.000 Rp36.000.000 Rp77.500.000 105.400**3) Rp735,29 Jumlah Rp154.500.000 Rp197.908.400 Rp 352.408.400 Rp3.239,91

** Ket :

1) 83.000 + 32.000 = 115.000

2) 83.000 + ( 32.000 x 50% ) = 99.000 3) 83.000 + ( 32.000 x 70% ) = 105.400

(43)

LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS GUNADARMA

AB 43

Perhitungan Harga Pokok :

Harga pokok produk yang ditransfer ke Gudang yaitu :

( 83.000 * Rp3.239,91) Rp268.912.530

Perhitungan harga pokok produk dalam proses akhir : Dari Dept. A 32.000 * 100% * Rp1.684,42 = Rp 53.901.440 BTKL 32.000 * 50% * Rp820,20 = Rp 13.123.200 BOP 32.000 * 70% * Rp735,29 = Rp 16.470.496 +

Rp 83.495.136 + Total Harga Pokok Produksi yang dibebankan di Dept. B Rp. 352.407.666

(44)

LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS GUNADARMA

AB 44

VISUAL BASIC FORM 1 :

(45)

LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS GUNADARMA

AB 45

FORM 2 :

(46)

LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS GUNADARMA

AB 46

KASUS 1

HARGA POKOK PROSES LANJUTAN

PT. ADA SAYANG memiliki 2 departemen produksi untuk menghasilkan produknya, yaitu departemen C dan departemen D. Berikut ini merupakan data-data produksi yang terjadi selama bulan Juni 2020 :

Departemen C Departemen D Produk dalam proses awal :

BBB = 100% ; BK = 60% 45.000 -

BTKL = 40% ; BOP = 60% - 85.000

Produk Masuk Proses 155.000 -

Unit yang ditransfer ke Dept. D 90.000 - Unit yang diterima dari Dept. C - 90.000 Produk yang ditransfer ke gudang - 155.000 Produk dalam proses akhir :

BBB 100% ; BK 80% 110.000 -

BTKL 40% ; BOP 80% - 20.000

Harga Pokok Proses-Awal :

Produk Dalam

Harga Pokok dari Dept. C - Rp 147.000.000

Biaya Bahan Baku Rp 96.800.000 -

Biaya Tenaga Kerja Rp 92.200.000 Rp 142.600.000 Biaya Overhead Pabrik Rp 91.300.000 Rp 138.400.000 Biaya-biaya Produksi :

Biaya Bahan Baku Rp 108.000.000 -

BTKL Rp 139.000.000 Rp 300.500.000

Biaya Overhead pabrik Rp 200.000.000 Rp 283.400.000 Diminta :

Buatlah Laporan Harga Pokok Produksi (Production Cost Report) untuk masing-masing Departemen Produksi dengan menggunakan Metode Rata-Rata!

(47)

LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS GUNADARMA

AB 47

KASUS 2

HARGA POKOK PROSES LANJUTAN

PT. SEMONGKO memiliki 2 departemen produksi untuk menghasilkan produknya, yaitu departemen E dan departemen F. Berikut ini merupakan data-data produksi yang terjadi selama bulan Juni 2020 :

Departemen E Departemen F Produk dalam proses awal :

BBB = 100% ; BK = 70% 30.000 -

BTKL = 40% ; BOP = 60% - 50.000

Produk Masuk Proses 90.000 -

Unit yang ditransfer ke Dept. F 70.000 - Unit yang diterima dari Dept. E - 70.000 Produk yang ditransfer ke gudang - 90.000 Produk dalam proses akhir :

BBB 100% ; BK 80% 50.000 -

BTKL 40% ; BOP 80% - 30.000

Harga Pokok Proses-Awal :

Produk Dalam

Harga Pokok dari Dept. E - Rp 100.000.000

Biaya Bahan Baku Rp 55.250.000 -

Biaya Tenaga Kerja Rp 60.250.000 Rp 96.000.000 Biaya Overhead Pabrik Rp 80.500.000 Rp 60.00.000 Biaya-biaya Produksi :

Biaya Bahan Baku Rp 90.000.000 -

BTKL Rp 145.000.000 Rp 125.000.000

Biaya Overhead pabrik Rp 165.000.000 Rp 170.000.000 Diminta :

Buatlah Laporan Harga Pokok Produksi (Production Cost Report) untuk masing-masing Departemen Produksi dengan menggunakan Metode Rata-Rata!

(48)

LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS GUNADARMA

AB PRAK 48

BAB V

VARIABEL COSTING

A. Definisi Variabel Costing

Variabel costing adalah metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi variabel saja ke dalam harga pokok produk yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja variabel, dan biaya overhead pabrik variabel.

B. Manfaat Informasi Yang di Hasilkan Metode Variabel Costing:

1. Laporan Laba/Rugi dengan margin kontibusi hampir mengikuti pemikiran manajemen tentang prestasi laba sebagai fungsi penjualan.

2. Informasi untuk analisis Biaya-Volume-Laba (CPV) dapat diperoleh langsung dari laporan laba/rugi.

3. Penentuan harga pokok variabel menyajikan dasar untuk menyiapkan anggaran fleksibel (yang memisahkan biaya variabel dan biaya tetap).

C. Kelemahan Metode VariabelCosting

1. Pemisahan pola perilaku biaya menjadi biaya variabel dan biaya tetap sebenarnya sulit dan hasilnya berupa taksiran.

2. Penentuan harga pokok variabel tidak dapat digunakan untuk pelaporan eksternal, maksudnya tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang lazim (SAK)

3. Untuk perusahaan yang kegiatan usahanya bersifat musiman, variable costing akan menyajikan kerugian yang berlebihan dalam periode tertentu dan menyajikan laba yang tidak normal pada periode lainnya.

4. Tidak diperhitungkannya biaya overhead pabrik tetap dalam persediaan dan harga pokok persediaan akan mengakibatkan nilai persediaan lebih rendah, sehingga akan mengurangi modal kerja yang dilaporkan untuk tujuan-tujuan analisis keuangan.

(49)

LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS GUNADARMA

AB PRAK 49

Margin Kontribusi = Penjualan – Biaya Variabel

CONTOH KASUS VARIABLE COSTING

Berikut ini adalah data biaya dan persediaan akhir tahun 2020 dari NOREEN COMPANY

1. Produksi selama tahun 2020 sebanyak 500.000 unit

2. 75% dari produksi tahun 2020 terjual dan sisanya masih tersimpan digudang pada akhir tahun.

3. BBB sebesar Rp. 75.000.000 4. BTKL sebesar Rp. 50.000.000

5. BOP (V) sebesar Rp. 25.000.000 dan BOP (T) sebesar Rp. 30.000.000 6. Harga jual per unit sebesar Rp. 18.000

7. Biaya adminstrasi dan umum (V) sebesar Rp. 40.000.000 dan Biaya administrasi dan umum (T) sebesar Rp. 20.000.000

8. Biaya pemasaran (V) sebesar Rp. 30.000.000 dan Biaya pemasaran (T) sebesar Rp.

50.000.000

Diminta:

a. Hitunglah nilai persediaan akhir tahun 2020 dengan metode variable costing dan full costing!

b. Buatlah laporan Laba Rugi menurut metode variable costing dan full costing!

(50)

LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS GUNADARMA

AB PRAK 50

JAWABAN CONTOH KASUS

a. Menghitung nilai persediaan akhir

Produk terjual = 75 % x 500.000 unit = 375.000 unit Persediaan akhir tahun 2020 = 25 % x 500.000 unit = 125.000 unit

Nilai persediaan akhir tahun 2020 dengan metode variable costing

BBB Rp. 75.000.000

BTKL Rp. 50.000.000 BOP (V) Rp. 25.000.000 + HP. Produksi Rp. 150.000.000

HP. Produksi per unit = Rp. 150.000.000 / 500.000 unit

= Rp. 300

Nilai persediaan akhir tahun 2019 = 125.000 unit x Rp. 300

= Rp. 37.500.000

Nilai persediaan akhir tahun 2020 dengan metode full costing

BBB Rp. 75.000.000

BTKL Rp. 50.000.000 BOP (V) Rp. 25.000.000 BOP (T) Rp. 30.000.000 + HP. Produksi Rp. 180.000.000

HP. Produksi per unit = Rp. 180.000.000 / 500.000 unit

= Rp. 360

Nilai persediaan akhir tahun 2020 = 125.000 unit x Rp. 360

= Rp. 45.000.000

(51)

LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS GUNADARMA

AB PRAK 51

NOREEN COMPANY LAPORAN L/R VARIABLECOSTING

PER 31 DESEMBER 2020

Penjualan 375.000 x Rp. 18.000 Rp. 6.750.000.000 Harga Pokok Penjualan

BBB Rp. 75.000.000

BTKL Rp. 50.000.000

BOP Variabel Rp. 25.000.000 + HP. Produksi Rp. 150.000.000 Persediaan Akhir Rp. 37.500.000 – HPP Variabel Rp. 112.500.000 Biaya Adm. & Umum (V) Rp. 40.000.000 Biaya Pemasaran (V) Rp. 30.000.000 +

Total Biaya Variabel Rp. 182.500.000-

Margin Kontribusi Rp. 6.567.500.000

Biaya Tetap:

BOP Tetap Rp. 30.000.000

Biaya Adm. & Umum (T) Rp. 20.000.000 Biaya Pemasaran Rp. 50.000.000 +

Total Biaya Tetap Rp. 100.000.000 -

Laba Bersih Rp. 6.467.500.000

(52)

LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS GUNADARMA

AB PRAK 52

NOREEN COMPANY LAPORAN L/R FULLCOSTING

PER 31 DESEMBER 2020

Penjualan 375.000 x Rp. 18.000

Harga Pokok Penjualan

Rp. 6.750.000.000

BBB Rp. 75.000.000

BTKL Rp. 50.000.000

BOP Variabel Rp. 25.000.000

BOP Tetap Rp. 30.000.000 +

HP. Produksi Rp. 180.000.000

Persediaan akhir Rp. 45.000.000 –

HPP Rp. 135.000.000 -

Laba Kotor Rp. 6.615.000.000

Biaya Komersial:

Biaya Adm. & Umum (V) Rp. 40.000.000 Biaya Pemasaran (V) Rp. 30.000.000 Biaya Adm. & Umum (T) Rp. 20.000.000 Biaya Pemasaran (T) Rp. 50.000.000 +

Total Biaya Tetap Rp. 140.000.000 -

Laba Bersih Rp. 6.475.000.000

(53)

LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS GUNADARMA

AB PRAK 53

VISUAL BASIC

FORM 1

(54)

LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS GUNADARMA

AB PRAK 54

FORM 2

(55)

LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS GUNADARMA

AB PRAK 55

FORM 3

(56)

LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS GUNADARMA

AB PRAK 56

FORM 4

(57)

LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS GUNADARMA

AB PRAK 57

KASUS I

VARIABLE COSTING

Berikut ini adalah data biaya dan persediaan akhir tahun 2019 dari JAMES COMPANY

1. Produksi selama tahun 2019 sebanyak 800.000 unit

2. 80% dari produksi tahun 2019 terjual dan sisanya masih tersimpan digudang pada akhir tahun.

3. BBB sebesar Rp. 100.000.000 4. BTKL sebesar Rp. 80.000.000

5. BOP (V) sebesar Rp. 50.000.000 dan BOP (T) sebesar Rp. 40.000.000 6. Harga jual per unit sebesar Rp. 16.000

7. Biaya adminstrasi dan umum (V) sebesar Rp. 55.000.000 dan Biaya administrasi dan umum (T) sebesar Rp. 31.500.000

8. Biaya pemasaran (V) sebesar Rp. 45.500.000 dan Biaya pemasaran (T) sebesar Rp. 70.000.000

Diminta:

a. Hitunglah nilai persediaan akhir tahun 2019 dengan metode variable costing dan full costing!

b. Buatlah laporan Laba Rugi menurut metode variable costing dan full costing!

(58)

LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS GUNADARMA

AB PRAK 58

KASUS II

VARIABLE COSTING

Berikut ini adalah data biaya dan persediaan akhir tahun 2018 dari DILEMA COMPANY

1. Produksi selama tahun 2018 sebanyak 400.000 unit

2. 85% dari produksi tahun 2018 terjual dan sisanya masih tersimpan digudang pada akhir tahun.

3. BBB sebesar Rp. 85.000.000 4. BTKL sebesar Rp. 77.500.000

5. BOP (V) sebesar Rp. 37.500.000 dan BOP (T) sebesar Rp. 35.000.000 6. Harga jual per unit sebesar Rp. 20.000

7. Biaya adminstrasi dan umum (V) sebesar Rp. 55.000.000 dan Biaya administrasi dan umum (T) sebesar Rp. 30.000.000

8. Biaya pemasaran (V) sebesar Rp. 40.000.000 dan Biaya pemasaran (T) sebesar Rp.

65.000.000

Diminta:

A. Hitunglah nilai persediaan akhir tahun 2018 dengan metode variable costing dan full costing!

B. Buatlah laporan Laba Rugi menurut metode variable costing dan full costing!

(59)

LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS GUNADARMA

AB 59

BAB VI

BIAYA OVERHEAD PABRIK

A. Pengertian Biaya Overhead Pabrik

Biaya Overhead Pabrik adalah biaya produksi selain Biaya Bahan Baku dan Biaya Tenaga Kerja Langsung.Biaya Overhead Pabrik di bebankan kepada produk atas dasar tarif yang di tentukan di muka. Pada akhir tahun, Biaya Overhead Pabrik yang di bebankan kepada produk berdasarkan tarif tersebut, kemudian di bandingkan dengan Biaya Overhead Pabrik yang sesungguhnya terjadi.Oleh karena itu, kita perlu analisa selisih antara BOP yang di bebankan dengan BOP sesungguhnya.

Perhitungan tarif BOP :

= Tarif BOP B. Dasar Pembebanan BOP

Ada berbagai macam dasar yang dapat di pakai untuk membebankan Biaya Overhead Pabrik kepada produk, diantaranya adalah :

1. Satuan Produk

Metode ini yang paling sederhana diantara metode lain, dimana jumlah BOP langsung di bebankan kepada produk.

2. Biaya Bahan Baku

Metode ini membebankan BOP berdasarkan taksiran bahan baku yang di pakai sebagai produksi.

3. Biaya Tenaga Kerja Langsung

Metode ini membebankan BOP berdasarkan taksiran Biaya Tenaga Kerja Langsung yang digunakan untuk memproduksi produk.

(60)

LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS GUNADARMA

AB 60

4. Jam Tenaga Kerja Langsung

Metode ini membebankan BOP berdasarkan taksiran jumlah jam kerja langsung yang digunakan untuk memproduksi produk.

5. Jam Mesin

Metode ini membebankan BOP berdasarkan taksiran jumlah jam mesin yang di gunakan untuk memproduksi produk.

C. Penggolongan BOP Berdasarkan perilakunya :

1. Penggolongan BOP menurut perilakunya dalam hubungan dengan perubahan volume kegiatan dapat di bagi menjadi tiga golongan :

a. Biaya Overhead Pabrik Tetap

Adalah BOP yang tidak berubah (konstan) dalam kisar perubahan volume kegiatan tertentu. Contoh : biaya depresiasi pabrik.

b. Biaya Overhead Pabrik Variabel

Adalah BOP yang berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan.

Contoh :biaya bahan penolong.

c. Biaya Overhead Pabrik Semivariable

Adalah BOP yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan (gabungan biaya tetap dan variabel). Contoh : biaya listrik

2. Penggolongan BOP menurut perilakunya dalam hubungan dengan departemen, di bagi menjadi dua kelompok yaitu :

a. BOP Langsung Departemen, yaitu BOP yang terjadi dalam departemen tertentu dan manfaatnya hanya dinikmati oleh departemen tersebut.

Contoh :biaya gaji mandor departemen produksi, biaya depresiasi mesin, dan biaya bahan penolong.

b. BOP tidak Langsung Departemen, yaitu BOP yang manfaatnya dinikmati oleh lebih dari satu departemen.

Contoh : biaya depresiasi gedung, pemeliharaan gedung dan asuransi gedung pabrik.

(61)

LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS GUNADARMA

AB 61

D. Langkah-langkah Penentuan Tarif BOP

Apabila perusahaan mempunyai lebih dari satu departemen produksi maka proses penentuan tarif BOP adalah sebagai berikut :

1. Menyusun anggaran BOP untuk masing-masingdepartemen produksi tersebut.

2. Memilih dasar pembebanan BOP tersebut, sesuai dengan sifat departemen produksi yang bersangkutan.

3. Menghitung tarif BOP berdasarkan anggaran BOP di bagi dengan dasar pembebanan.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan proses yang berbeda akan dihasilkan jenis teh yang berbeda, diantaranya yaitu teh hijau (diproses tanpa fermentasi) dan teh hitam (diproses dengan

Keadaan ketenagakerjaan di Papua pada Agustus tahun 2017 digambarkan dengan adanya improvisasi pasar tenaga kerja yang tercermin dari peningkatan jumlah angkatan kerja, dan

Dalam penelitian ini penulis akan melakukan unit analisis dalam film My Name is Khan berupa teks yang terdapat di film tersebut yang mencerminkan pencitraan

Stravinsky tınısal zıtlık ve derinlik yakalamak için oldukça zengin vurmalı çalgılar grubu bulunmasına rağmen zaman zaman orkestrayı çeşitli bölümlerde bir vurmalı

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa metode Minimum Spanning Tree (MST) dengan menggunakan Algoritma kruskal yang diringkas menggunakan

Dengan adanya perubahan tersebut, maka susunan organisasi dan tata kerja (SOTK) akan berubah pula. Perubahan SOTK tersebut telah dituangkan ke dalam Peraturan Bupati

Tabel 1 menunjukkan bahwa pada perlakuan berbagai jenis auksin alami, persentase setek hidup bibit tanaman buah naga tertinggi pada perlakuan air kelapa dan