• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Komunikasi

2.2.1 Definisi Komunikasi

Komunikasi merupakan sebuah bentuk pertukaran pesan antara dua subjek yakni pemberi pesan (komunikator) dengan penerima pesan (komunikan). Melalui proses komunikasi seseorang dapat terhubung dengan orang lain serta saling memengaruhi satu sama lain lewat kesamaan pemahaman makna. Secara sederhana, proses komunikasi dapat membantu menjelaskan sebab dan akibat yang disampaikan secara simbolik1.

Komunikasi merupakan proses dari serangkaian tindakan atau peristiwa yang terjadi secara berurutan serta berkaitan satu sama lain dalam kurun waktu tertentu. Proses komunikasi umumnya melibatkan dua pihak yang dapat terdiri dari individu dengan individu, individu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok. Kedua pihak ini berinteraksi dengan aturan-aturan yang disepakati bersama2.

Jika dilihat lebih luas, komunikasi tidak hanya diartikan sebagai pertukaran berita dan pesan namun juga sebagai kegiatan

1 Krippendorff Klaus. Analisis Isi : Pengantar Teori dan Metodologi. (Jakarta Utara: CV.

Rajawali, 1991) hlm. 20

2 Fatmah. Teori & Penerapan Media Komunikasi, Informasi, dan Edukasi Gizi, (Jakarta: Erlangga, 2014) hlm 5

(2)

9

individu dan kelompok dalam pertukaran data, fakta, dan ide.

Sehingga fungsinya dalam kehidupan sosial ialah:

1. Sebagai wahana pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, pesebaran berita, data, gambar, fakta, opini, dan komentar sebagai informasi untuk dapat dimengerti guna menyesuakan diri dengan lingkungan dan pengambilan keputusan yang tepat 2. Sebagai penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang

memungkinkan seseorang dapat bertindak sebagai anggota masyarakat dengan efektif dan sadar akan fungsi sosialnya 3. Menjelaskan tujuan atau motivasi setiap orang dalam jangka

pendek maupun panjang, mendorong seseorang menentukan pilihan dan keinginan, mendorong kegiatan individu maupun kelompok berdasarkan tujuan bersama

4. Sebagai sarana perdebatan dan diskusi sebagai bentuk pertukaran fakta dengan bukti-bukti yang relevan yang mungkin diperlukan dalam kepentingan umum

5. Komunikasi dapat berfungsi guna mendorong perkembangan intelektual dalam bidang pendidikan, pembentukan watak, pendidikan keterampilan, dan kemahiran dalam berbagai bidang kehidupan

6. Fungsi penyebaran hasil kebudayaan dan seni guna melestarikan warisan masa lalu

(3)

10

7. Komunikasi berfungsi sebagai penyebarluasan sinyal, simbol, suara, image dari seni, olahraga, permainan, dan lainnya sebagai hiburan

8. Komunikasi berfungsi sebagai bentuk integrasi bagi setiap bangsa, kelompok, maupun individu untuk memperoleh kesempatan mendapat berbagai pesan yang diperlukan agar dapat saling mengenal, mengerti, menghargai kondisi, pandangan, dan keinginan orang lain3.

Komunikasi merupakan bagian dari interaksi yang melekat pada setiap kegiatan manusia. Banyak pakar yang menganggap bahwasanya komunikasi adalah suatu kebutuhan yang fundamental dalam kehidupan manusia. Menurut teori biologi, ada dua hal yang mendorong manusia ingin berkomunikasi dengan manusia lainnya, yakni kebutuhan untuk mempertahankan kelangsungan hidup, dan juga kebutuhan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya4.

Harold D. Lasswell sebagai salah satu pakar ilmu komunikasi menyebutkan tiga dasar yang menjadi penyebab manusia perlu berkomunikasi. Pertama, yakni hasrat manusia untuk mengontrol lingkungannya. Melalui komunikasi manusia dapat mengetahui peluan untuk dapat dimanfaatkan, dipelihara, maupun menghindar pada hal-hal yang mencangam. Bahkan manusia bisa

3 H.A.W Widjaja, Komunikasi: Komunikasi & Hubungan Masyarakat. (Jakarta: Bumi Aksara, 2008) hlm 9-10

4 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi. (Jakarta : Rajawali Pers, 2011) Hlm 2

(4)

11

mengembangkan pengetahuan dengan belajar melalui pengalaman orang lain. Kedua, manusia berupaya untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan. Penyesuaian disini tidak hanya keampuan manusia memberi tanggapan terhadap gejala alam seperti banjir, gempa, maupun pergantian musim yang memengaruhi perilaku manusia tapi juga lingkungan masyarakat tempat manusia hidup dalam tantangan.

Penyesuaian disini juga dibutuhkan agar manusia dapat hidup dalam keharmonisan. Ketiga, ialah upaya untuk melakukan transformasi warisan sosialisasi. Masyarakat akan dituntut untuk melakukan pertukaran nilai, perilaku, dan peranan untuk dapat mempertahankan keberadaannya. Misal bagaimana orang tua mengajarkan tata krama dan sekolah mendidik warga negara5.

2.2.2 Komunikasi Kesehatan

Komunikasi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan sosial yang bersifat multidisipliner, yakni cabang ilmu yang berkaitan erat dengan cabang ilmu lain seperti antropologi, ekonomi, linguistik, politik, psikologi, serta sosiologi. Sementara itu, komunikasi pun merupakan bagian dari interaksi yang melekat pada setiap kegiatan manusia. Bidang kesehatan merupakan salah satu bidang yang membutuhkan ilmu komunikasi dalam upaya interaksi ke masyarakat, maka muncul istilah komunikasi kesehatan. Menurut

5 Ibid. hal 2-3

(5)

12

Notoatmodjo, komunikasi kesehatan memiliki fokus terhadap bagaimana seorang individu dalam suatu kelompok/masyarakat dalam menghadapi isu-isu terkait kesehatan serta upaya dalam memelihara kesehatannya6.

Disisi lain, komunikasi kesehatan juga dianggap sebagai proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan lewat media tertentu dengan tujuan mendorong perilaku masyarakat agar tercapainya kesejahteraan yang mengarah pada keadaan atau status sehat yang utuh baik dari segi fisik, mental atau rohani, dan sosial. Komunikasi kesehatan juga didefinisikan sebagai “seni dan teknik memberi tahu, memengaruhi, dan memotivasi individu, kelembagaan, serta publik tentang isu-isu kesehatan yang dianggap penting” dimana ruang lingkupnya meliputi tindakan pencegahan penyakit, promosi kesehatan, kebijakan terkait kesehatan, bisnis perawatan kesehatan, peningkatan kualitas kesehatan di masyarakat7. Komunikasi kesehatan menjadi bentuk komunikasi yang lebih fokus dalam penyampaian pesan kesehatan.

Dalam hal ini, brand Tropicana Slim merupakan sebuah perusahaan yang berfokus pada produk yang sesuai untuk dikonsumsi kelompok masyarakat yang memilik riwayat diabetes,

6 Metta Rahmadiana, Komunikasi Kesehatan : Sebuah Tinjauan., Journal Psikogenesis, volume 1 nomor 1, 2012, hlm 89

7 Fatmah. Op. Cit. hlm 7-8

(6)

13

hipertensi, jantung, dan kolestrol. Maka dari itu Tropicana Slim merupakan dalam promosi produknya juga menyampaikan pesan- pesan kesehatan seperti informasi kesehatan, perhitungan kalori makanan, serta resep-resep makanan sehat yang disampaikan melalui website tropicanaslim.com atau berbagai media sosial yang dimilikinya.

2.2.3 Peran Komunikasi dalam Bidang Kesehatan

Komunikasi dalam penyampaian pesan kesehatan maupun secara spesifik di bidang kesehatan dianggap efektif dalam memengaruhi perilaku masyarakat karena didasarkan pada konsep psikologi sosial, pendidikan kesehatan, komunikasi massa, serta pemasaran dalam upaya mengembaangkan dan menyampaikan promosi kesehatan dan pesan pencegahan penyakit. Selain meliputi studi dan penggunaan dari strategi komunikasi melalui beberapa metode untuk memberi informasi dan memengaruhi keputusan, sikap, dan perilaku seseorang atau kelompok masyarakat dalam meningkatkan kesadaran akan kesehatan, komunikasi kesehatan juga berkontribusi hampir di semua aspek pencegahaan dari suatu penyakit dan promosi kesehatan di masyarakat. Tujuan dari komunikasi kesehatan tak lain ialah tercapainya perubahan perilaku kesehatan pada sasaran dalam hal ini komunikan, ke arah yang ingin dicapai yakni kesehatan yang berkualitas di masyarakat.

Adapun tujuan strategis dalam komunikasi kesehatan, yakni:

(7)

14 1. Meneruskan infromasi,

2. Meberi informasi akurat dalam membantu pengambilan keputusan,

3. Informasi untuk promosi perilaku sehat,

4. Memperkenalkan pemeliharaan kesehatan individu, 5. Memenuhi layanan kesehatan8.

2.2.4 Komponen atau Unsur dalam Komunikasi

Selalu ada beberapa anggapan terhadap teori komunikasi tak terkecuali unsur komunikasi itu sendiri. Menurut Wilbur Scramm, salah satu pakar komunikasi dari Amerika menyebutkan setidaknya ada tiga unsur dalam komunikasi yakni sumber atau komunikator, berita atau pesan, dan tujuan atau komunikan. Pendapat lain dikemukakan oleh Harold Lasswell yang mana dalam paradigmanya dapat disimpulkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur yaitu komunikator, pesan, media, komunikan, dan efek pesan9.

Adapun komponen utama komunikasi antara lain:

1. Komunikator adalah seseorang atau lembaga yang menyampaikan pesan. Misalnya, lembaga yang menyampaikan pesan berisi himbauan untuk melakukan 3M (menguras, menigubur, dan menutup) untuk pencegahan penyakit demam

8 Fatmah, Op. Cit. Hlm 10

9 Lees, Oey Hong. Publisistik Film. (Jakarta : Ichtiar. 1965) Hal 15

(8)

15

berdarah di masyarakat. Atau sebuah brand yang memberi pesan dalam pola hidup sehat.

2. Pesan dapat berupa pernyataan yang didukung oleh lambang yang mempunyai arti. Misal seperti slogan tentang hidup sehat atau lambang dua jari yang diikuti dengan pesan “dua anak lebih baik” dari lembaga Keluarga Berencana.

3. Komunikan adalah sosok penerima pesan. Komunikan dalam proses komunikasi kesehatan dapat berupa masyarakat maupun lembaga tertentu.

4. Media adalah sarana atau saluran yang digunakan dalam proses penyampaian pesan. Media yang digunakan dapat berupa media cetak maupun elektronik atau yang dahulu biasa dilakukan melalui kegiatan penyuluhan. Seiring perkembangan zaman, munculnya media media baru bisa digunakan dalam penyampaian pesan dengan kemasan menarik seperti kampanye online melalui sosial media atau platform-platform baru di internet.

5. Efek adalah dampak yang ditimbulkan oleh pesan. Efek juga menjadi penilaian atas tercapai atau tidaknya proses penyampaian pesan10.

2.2.5 Bentuk Komunikasi

Dalam komunikasi sendiri menurut kelompok sarjana Amerika yang menulis buku Human Communication menyebutkan

10 Fatmah. 2014. Op. Cit hal 4

(9)

16

lima bentuk komunikasi yakni komunikasi antarpribadi (interpersonal communication), komunikasi kelompok kecil (small group communication), komunikasi organisasi (organizational communication), komunikasi massa (mass communication), serta komunikasi publik (public communication)11.

Dalam konteks penelitian ini, Tropicana Slim merupakan sebuah brand yang melakukan praktik promosi kesehatan dalam penjualan produknya yang memiliki keunggulan dalam kesesuaian dengan kebutuhan masyarakat, salah satunya kelompok masyarakat yang memiliki riwayat diabetes ataupun keturunan diabetes dimana yang terjadi merupakan bentuk komunikasi massa.

2.2.6 Pesan (Kode Verbal dan Non Verbal)

Pesan merupakan salah satu komponen utama dalam komunikasi yang harus sama-sama dipahami oleh komunikan dan komunikator. Dimana dalam pesan terdiri atas rangkaian simbol dan kode. Berbagai simbol dan kode yang ada dalam kehidupan dan digunakan pada interaksi komunikasi ada yang diciptakan oleh manusia itu sendiri ada pula yang bersifat alami12.

Simbol dan kode memiliki beberapa perbedaan. Simbol adalah lambang yang memiliki suatu objek, sementara kode adalah

11 Cangara, Op. Cit. Hal 29

12 Tabitha E. Susanto, Pesan dan Respon dalam Proses Komunikasi Pemasaran Kafe Melalui Instagram, e-Jurnal Komunikasi, Volum 4 nomor 1, 2016, hlm. 3

(10)

17

seperangkat simbol yang telah disusun secara sistematis dan teratur sehingga membentuk suatu makna yang berarti. Sebuah simbol yang tidak memiliki arti bukanlah kode. Kode pada dasarnya dibedakan menjadi dua macam yakni kode verbal (bahasa lisan dan tulisan) dan kode non verbal (isyarat)13:

Kode Verbal

Kode verbal umumnya menggunakan fungsi bahasa atau didefinisikan sebagai seperangkat kata yang telah disusun terstruktur hingga dapat menjadi himpunan kalimat yang mengandung arti. Bahasa dapat disampaikan lewat secara teks tertulis maupun ungkapan secara lisan.

Kode Non Verbal

Kode non verbal disebut juga bahasa isyarat atau bahasa diam.

Pemberian arti terhadap kode non verbal dipengaruhi oleh sistem sosial dan budaya masyarakat sekitar yang menggunakannya. Dari berbagai studi, kode non verbal dikelompokkan dalam beberapa bentuk, diantaranya :

- Kinesics, yakni gerakan-gerakan badan.

- Paralanguage, yakni penekanan atau irama suara saat bicara - Diam

13 Cangara, Op. Cit. Hlm 99-103

(11)

18

- Kedekatan dan ruang (proximity and spatial), adalah posisi atau penempatan secara personal maupun peletakan barang-barang atau properti.

- Artifak dan visualisasi yang merupakan hasil seni - Warna, waktu, bunyi, dan bau

Dalam media audio visual, kode non verbal dapat ditangkap dari proses pengadeganan atau tindakan serta gambar dari setiap scene dan shoot gambar.

2.2 Media Baru

2.2.1 Definisi Media Baru

Istilah New Media atau media baru telah ada sejak lebih dari 50 tahun yang lalu. Dalam buku Encyclopedia of New Media, sejatinya tidak ada definisi pasti tentang istilah media baru. Bahkan yang kini disebut sebagai media lama atau media tradisional juga pernah disebut sebagai media baru pada masanya. Media terus berkembang dan berubah secara konsisten kemudian menghasilkan media baru14.

Istilah media baru yang hingga sekarang masih menimbulkan perdebatan di kalangan ilmuwan, kadang kala dianggap pula bahwa konsep media baru ialah media interaktif dengan menggunakan

14 Arshano Sahar. 2015. Fenomena New Media 9Gag. Hal 8

(http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20369079-MK-Arshano%20Sahar.pdf diakses pada 23 September 2019, 12.46)

(12)

19

perangkat dasar komputer. Croteau (1997) menyebutkan bahwa media baru muncul akibat inovasi teknologi dalam bidang media meliputi televisi kabel, satelit, teknologi optic fiber, dan komputer yang mendukung pengguna untuk dapat secara interaktif membuat pilihan dan menyediakan beragam respon produk media15.

McQuail membuat pengelompokan media baru menjadi empat kategori yakni :

1. Media komunikasi interpesonal yang terdiri dari telpon, telpon genggam, e-mail.

2. Media interaktif seperti komputer, video game, permainan dalam internet.

3. Media pencarian informasi berupa portal atau search engine.

4. Media partisipasi kolektif seperti penggunaan internet untuk berbagi dan bertukar informasi, pendapat, pengalaman, dan menjalin hubungan melalui komputer dimana penggunaannya tidak hanya sebagai alat tapi juga dapat menimbulkan afeksi dan emosional

McQuail’s juga menyebutkan bahwa media baru memiliki dua unsur utama yakni digitalisasi dan kovergensi. Penggunaan internet

15 Novi Kurnia. 2005. Perkembangan Teknologi Komunikasi dan Media Baru. Mediator, vol 6 no 2, 2005. hal 294

(13)

20

merupakan bentuk konvergensi media karena menggabungkan beberapa fungsi media seperti audio, video, dan teks16.

Sementara Pavlik melihat kehadiran media baru dari fungsi teknisnya dibagi menjadi:

1. Fungsi produksi, dimana pengumpulan dan pemrosesan informasi meliputi komputer, fotografi elektronik, scanners optikal, remote yang tak sekadar mengumpulkan dan memproses informasi tapi juga menyelesaikan masalah secara efisien.

2. Fungsi distribusi, yakni pengiriman atau pemindahan informasi elektronik

3. Fungsi display, merujuk pada ragam teknologi untuk menampilkan informasi pada audiens yang menjadi konsumen informasi

4. Fungsi storage, yakni media yang menggunakan penyimpanan informasi dalam format elektronik17.

Ronal Rice (1984) mengungkapkan dalam konteks teknologi komunikasi, media baru mampu memfasilitasi interaktifitas antar pengguna dan pesan (informasi) dimana interaktifitas merupakan karakteristik dari kebanyakan media baru. Ungkapan tersebut dapat

16 Efendi, Agus, Puwani, Nuryani, Analisis Pengaruh Penggunaan Media Baru terhadap Pola Interaksi Sosial Anak di Kabupaten Sukoharjo, Jurnal Penelitian Humaniora, Vol 18, No.2. 2017.

Hlm. 13-14

17 Sahar Op. Cit hal 8

(14)

21

dimaknai sebagai bentuk dimana pengguna media baru dapat menggunakan teknologi informasi yang ada untuk memproduksi dan mendistribusikan konten multimedia secara online termasuk di dalamnya ialah pesan dalam bentuk video, foto, teks, dan juga suara.

Kehadiran internet sebagai bagian dari media baru dalam komunikasi juga membawa perubahan terhadap model komunikasi yang sebelumnya berupa model one to many communication, menjadi many to many communication. Setiap orang kini dapat membuat sendiri pesan yang diinginkan kemudian disebarkan pada khalayak sehingga media baru tidak hanya mengubah model komunikasi massa yang telah ada tapi juga mengubah cara manusia saling berinteraksi dan berkomunikasi18.

Secara singkat, dalam konteks komunikasi media baru dewasa ini dianggap sebagai media yang setidaknya memungkinkan komunikan dan komunikator untuk saling berinteraksi satu sama lain. Berbagai respon atas informasi atau pesan yang dibagikan dapat langsung diterima dengan menggunakan perangkat lunak melalui smartphone atau komputer dengan dukungan jaringan internet.

Sementara media lama masih memiliki keterbatasan dalam sumber informasi serta isi yang cenderung homogen, media baru telah memiliki variasi baik dari isi maupun saluran komunikasinya. Hal ini juga berimbas pada audiens yang semula pasif dan massal

18 Ibid hlm 9

(15)

22

menjadi terfragmentasi serta aktif dengan efek yang bervariasi serta tak dapat di prediksikan19. Dalam ragam bentuk media baru serta berbagai pengertiannya dalam implikasinya terhadap teknologi komunikasi, memunculkan istilah baru yakni sebuah media sosial.

2.2.2 Media Sosial

Media baru dalam hal ini internet berfungsi dalam membangun media sosial. Berdasarkan berbagai literatur penelitian terdapat berbagai ragam definisi media sosial yang dibagikan oleh para ahli, diantaranya yang memiliki kemiripan makna ialah :

 Mandibergh (2012), menganggap bahwa media sosial adalah media yang mewadahi kerjasama di antara pengguna yang menghasilkan konten (user generated content)

 Shirky (2008) menjelaskan bahwa media sosial dan perangkat lunak sosial merupakan alat untuk meningkatkan kemampuan penggunanya untuk berbagi, bekerjasama dengan antar pengguna, dan melakukan tindakan secara kolektif yang semuanya berada di luar kerangka institusional maupun organisasi.

 dan Meike dan Young (2012) mengartikan media sosial sebagai wadah yang memungkingkan antar individu dapat saling berbagi,

19 Kurnia Op. Cit. Hlm. 296

(16)

23

dan juga media publik untuk berbagi pada siapa saja tanpa ada kekhususan individu20.

Karakteristik media sosial diantaranya yakni memiliki jaringan, informasi, dapat mengarsipkan konten dari setiap pengguna dari masa ke masa, wadah interaksi, sebagai simulasi sosial dimana realitas sosial dapat dihadirkan secara virtual, dan penyedia konten oleh masing-masing pengguna yang umumnya tidak dipungut biaya terkecuali peningkatan fitur tertentu pada beberapa sosial media tertentu.

Setidaknya ada enam kategori utama untuk melihat pembagian bentuk media sosial, yakni:

1. Media jejaring sosial (social networking), adalah media sosial yang memungkinkan pengguna untuk melakukan hubungan sosial dan saling berbagi informasi seperti update peristiwa yang sedang terjadi. Contohnya Facebook, dan Linkedin.

2. Jurnal online (blog), semula blog merupakan bentuk situs pribadi yang berisi tautan ke situs lain yang dianggap menarik dan diperbarui setiap hari. Pada perkembangan selanjutnya, blok memuat banyak tulisan pribadi dan terdapat kolom komentar yang bisa diisi pembaca. Kehadiran blog kemudian bisa menjadi medium pemberitaan yang bersaing dengan media

20 Rulli Nasrullah, Media Sosial : Perspektif Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi, (Bandung:

Simbiosa Rekatama Media, 2016) hlm. 11

(17)

24

massa pada umumnya bahkan pada titik tertentu blogger bisa disamakan dengan jurnalis, yang mana dapat mempublikasikan cerita atau peristiwa kepada publik dan menjadi perbincangan terkait pihak berwenang (Breakenridge, 2012)

3. Jurnal online sederhana (microblogging), tak jauh berbeda dengan blog namun microblogging memberi fasilitas pengguna untuk menulis dan memublikassikan aktivitas serta pendapatnya yang terbatas beberapa karakter, misalnya seperti Twitter.

4. Media berbagi (media sharing), adalah media sosial yang memfasilitasi penggunanya menyimpan dan berbagi media seperti dokumen (file), video, audio, gambar, dll, misalnya Youtube.

5. Penanda sosial (social bookmarking), adalah jenis media sosial yang mengorganisasi, menyimpan, mengelola, dan mencari informasi secara online dengan meberi kan teks, foto, atau vidio singkat yang kemduain diarahkan pada tautan sumber informasi itu berada. Situs social bookmarking diantaranya ada reddit.com atau delicious.com.

6. Media konten bersama atau wiki (wikipedia), adalah situs informasi seperti sejarah, pengertian, hingga rujukan buku atau tautan tentang suatu kata yang kontenya merupakan hasil kolaborasi dari para pengguna21.

21 Ibid. hal 40-47

(18)

25 2.2.3 Youtube

Youtube merupakan salah satu bentuk media sharing dalam media sosial. Menurut Saxena (2014), media sharing merupakan situs media sosial yang memungkinkan penggunanya menyimpan dan berbagi gambar, podcast, serta video secara online. Kebanyakan dari media sosial ini bersifat gratis dan dapat diakses siapa saja meski beberapa juga dikenakan biaya keanggotaan berdasarkan fitur dan layanan yang diberikan. Youtube sendiri mendifinisikan diri sebagai sebuah komunitas dimana orang-orang dapat terhibur, mendapatkan informasi, pelajaran, dan inspirasi dengan cara berbagi vidio22.

Youtube merupakan situs web yang telah ada sejak tahun 2005 dan ditujukan untuk para penggunanya berbagi video. Video yang di posting dapat diakses oleh siapapun dan lembaga apapun dengan berbagai konten seperti video musik, komedi, tips, resep, dll. Menurut data statistik dari Digital 2019: Indonesia, masyarakat Indonesia merupakan salah satu pengguna aktif sosial media Youtube. Pengguna Youtube mencapai 88% dari total 150 juta penduduk Indonesia yang menggunakan media sosial dengan 66% pengguna media sosial berada di kisaran 18-34 tahun23.

22 Schepp, Debra and Brad. 2009. How to Make Money with YouTube. (United States of America : McGraww Hill Companies) hlm 29

23 DataReportal, “Digital 2019: Indonesia”, (https://datareportal.com/reports/digital-2019- indonesia?rq=indonesia%202019 diakses pada 12 Desember 2019, 02:27)

(19)

26 2.3. Iklan

2.3.1. Definisi dan Fungsi Iklan

Iklan merupakan bagian yang tak terlepaskan dari sistem ekonomi dan sosial masyarakat modern. Iklan bahkan telah menjadi bagian dari sistem komunikasi yang penting bagi produsen barang dan jasa maupun konsumen dalam memasarkan produk24. Menurut Ralph S. Alexander dalam bukunya Marketing Definition (1965), iklan didefinisikan sebagai berbagai bentuk komunikasi nonpersonal berbayar mengenai suatu organisasi, produk, servis, atau ide yang oleh suatu sponsor25. Definisi ini memuat bahwasanya suatu sponsor produk harus membayar ruang dan waktu untuk meletakkan sebuah iklan. Makna komunikasi nonpersonal ini juga merujuk pada media atau seseorang yang terlibat dalam mengiklankan sesuatu kepada khalayak luas dalam waktu bersamaan. Untuk itu, iklan pada umumnya tidak langsung menerima umpan balik dari khalayak atas sesuatu yang diiklankan. Sehingga konsep pesan iklan perlu benar- benar dipertimbangkan sebelum dipublikasikan.

Sementara dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, iklan merupakan nomina yang merujuk pada berita atau informasi ‘titipan’

yang bertujuan untuk mendorong atau membujuk khalayak agar tertarik pada barang dan jasa yang ditawarkan. Tujuannya tak lain

24 Morissan, Periklanan : Komunikasi Pemasaran Terpadu Edisi Pertama. (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2012) Hlm. 2

25 Ibid. hal 17

(20)

27

menyampaikan pesan komunikasi secara efektif untuk mengubah perilaku konsumen. Umumnya berita ‘titipan’ dari pembuat jasa atau produk ini di pasang pada media massa atau tempat umum. Seiring berkembangnya zaman kini terdapat ekspansi media, dimana media dalam pemberitahuan informasi tidak hanya berhenti di media massa saja. Pengaruhnya ialah iklan kini tak hanya bisa ditemukan dalam media massa namun juga dalam berbagai platform media sosial bahkan seseorang yang memiliki pengaruh dan ikatan kepada khalayak mampu mengiklankan sebuah produk. Berkat perkembangan media ini pula iklan tidak hanya bertujuan untuk memasarkan produk (product marketing) dan pemasaran sosial (social marketing). Saat ini iklan juga digunakan untuk membangun citra perusahaan atau individu (image marketing), kepentingan politik (political marketing), dan kepentingan pemerintah dalam membangun relasi dengan masyarakat (government relation marketing).

Adapun iklan memiliki 3 fungsi mendasar, yakni:

1. Menyediakan informasi merek dan produk. Informasi yang diberikan haruslah sesuai dengan kebutuhan target audiens.

2. Mendorong untuk melakukan tindakan. Iklan harus mampu mendorong konsumen dengan alasan-alasan yang meyakinkan, seperti kenyamanan, kualitas, harga yang terjangkau, jaminan garansi, atau apapun yang memungkinkan untuk konsumen melakukan suatu tindakan seperti beralih dari satu merek ke

(21)

28

merek lain atau justru menjadi alasan untuk konsumen menggunakan merek yang diiklankan.

3. Memberikan pengingat dan penguatan untuk merek. Kadang kala consumen melupakan alasan mereka membeli merek barang tertentu. Maka disinilah peran iklan untuk dapat menguatkan consumen secara konstant tentang nama, keunggulan, serta nilai dari suatu merek26.

Literatur lain menyebutkan fungsi iklan umumnya dibagi menjadi empat, yakni:

1. Memberikan informasi

Iklan dapat memberikan informasi lebih banyak daripada lainnya, baik tentang barangnya, harganya, ataupun informasi lain yang mempunyai kegunaan bagi konsumen. Nilai yang diciptakan oleh periklanan tersebut dinamakan faedah informasi. Tanpa adanya informasi seperti itu orang segan atau tidak akan mengetahui banyak tentang suatu barang.

2. Membujuk atau mempengaruhi

Dengan adanya iklan, perusahaan berusaha untuk mempengaruhi dan meyakinkan masyarakat akan kelebihan produknya, sehingga masyarakat terpengaruh dan akhirnya melakukan tindakan pembelian.

26 William Wells, Burnett, Moriarty, Advertising Principles & Practice Fifth Edition. United (States of America: Prentice Hall, 2000) Hlm. 11

(22)

29 3. Menciptakan kesan (image)

Pemasangan iklan selalu berusaha untuk mencipatakan iklan yang sebaik-baiknya, baik menggunakan warna,ilustrasi, bentuk, dan layout yang menarik. Terkadang pembeli sebuah barang tidak melakukan secara rasional atau memperhatikan nilai ekonomisnya, tetapi lebih tedorong untuk mempertahankan atau mempertimbangkan gengsi, seperti pembelian rokok, kendaraan roda empat, dan sebagainya.

4. Memuaskan Keinginan

Sebelum memilih dan membeli produk, terkadang pembeli ingin mengetahui terlebih dahulu kelebihan dan kekurangan dari barang itu. Sebagai contoh mereka ingin mengetahui lebih dulu tentang gizi, vitamin dan harga pada sebuah produk makanan yang paling baik untuk keluarga27.

2.3.2. Jenis-Jenis Iklan

Sifat dan tujuan iklan dari setiap perusahaan akan berbeda dengan perusahaan lainnya begitupun konsumen yang menjadi target iklan. Maka dari itu iklan dibagi menjadi beberapa jenis sesuai dengan kebutuhan target dan perusahaan. Iklan sebaiknya dirancang untuk mencapai sasaran spesifik dari perusahaan, walaupun tujuan akhir dari program periklanan adalah untuk mendorong terjadi keputusan pembelian oleh konsumen. Sasaran periklanan bisa ditentukan

27 Basu Swastha, Manajemen Pemasaran. Edisi Kedua, (Jakarta: Penerbit Liberty, 2002) Hlm. 245

(23)

30

berdasarkan klarifikasi apakah tujuan periklanan bermaksud menginformasikan, membujuk atau mengingatkan saja28.

Berdasarkan tujuannya, iklan setidaknya dapat dibedakan menjadi29 : 1. Iklan komersial adalah iklan yang bertujuan untuk membujuk

target konsumen untuk membeli suatu produk;

2. Iklan nonkomersial adalah iklan yang bertujuan untuk menciptakan kesadaran atau mengedukasi masyarakat terhadap suatu hal.

Selain itu, iklan juga dapat dibagi menurut media komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan klien kepada target khalayak, diantaranya:

1. Iklan di media tradisional adalah iklan yang disampaikan di surat kabar, majalah, televisi, radio, media luar ruang, dan media luar ruang (out-of-home) lainnya.

2. Iklan di media digital adalah iklan yang dimuat di situs Internet dan media sosial30.

Iklan begitu kompleks karena ada banyak iklan yang ditujukan untuk audiens yang bermacam-macam. Namun, setidaknya ada sembilan jenis utama iklan, diantaranya:

28 Azhari, M. Zemi. Analisis Semiotika Pesan Moral Iklan Sampoerna “Sang Pemimpi”, eJournal Ilmu Komunikasi, Volume 2, Nomor 3, 2014. Hal 153-154

29 Evelyn Hendriana, Ekonomi Kreatif : Rencana Pengembangan Iklan Nasional 2015-2019.

(Jakarta : PT. Republik Solusia, 2015) hlm. 8

30 Ibid. hal 10

(24)

31

1. Iklan merek atau iklan nasional, adalah jenis iklan yang fokus pada pengembangan identitas dan citra merek dalam jangka panjang. Jenis iklan ini mencoba mengembangkan citra merek yang khas untuk suatu produk.

2. Iklan eceran atau iklan lokal, bersifat lokal dan berfokus pada toko tempat berbagai produk dapat dibeli atau tempat layanan ditawarkan.

3. Iklan politik, adalah iklan yang digunakan para politisi untuk membujuk orang agar memilih mereka, jadi ini adalah bagian penting dari proses politik dimana fokus utamanya ialah untuk membangun citra.

4. Iklan direktori, jenis iklan ini disebut direktori karena orang- orang merujuknya untuk menemukan cara membeli produk atau layanan.

5. Iklan respon langsung, dapat menggunakan media iklan apa pun, termasuk surat langsung, tetapi pesannya berbeda dengan iklan nasional dan eceran karena iklan itu mencoba merangsang penjualan secara langsung. Konsumen dapat menjawab melalui telepon atau surat, dan produk dikirim langsung ke konsumen melalui surat atau operator lain.

6. Iklan Business to Busines, iklan business to business mencakup pesan yang ditujukan pada pengecer, grosir, dan distributor, serta pembeli dan profesional industri seperti

(25)

32

pengacara dan dokter. Iklan ini diletakkan oleh suatu perusahaan pada perushaan lain yang saling bekerjasama.

7. Iklan institusi, disebut juga iklan perusahaan yang bertujuan untuk membentuk identitas masyarakat dan membentuk citra di mata masyarakat.

8. Iklan layanan masyarakat, Iklan ini biasanya dibuat secara gratis oleh profesional periklanan dan media yang sering menyumbangkan ruang dan waktu dengan tujuan memberi pesan baik dalam rangka menghimbau masyarakat.

9. Iklan interaktif, iklan interaktif dikirimkan kepada konsumen perorangan yang memiliki akses ke komputer dan Internet. Iklan dikirimkan melalui halaman Web, iklan banner, dan sebagainya.

Dalam hal ini, konsumen dapat merespons iklan, memodifikasinya, memperluasnya, atau mengabaikannya31. 2.3.3. Iklan dalam Media Sosial

Dari perspektif sejarah, akar media sosial dapat ditelusuri hingga hari-hari awal Internet, dimana papan buletin raksasa pertama kali dugnakan sebagai wadah bertukar informasi. Berkat kemajuan teknologi kini ditemukan cara yang lebih efektif untuk berbagi maupun bertukar informasi salah satunya yang sangat ramai kini disebut sebagai sosial media dengan basis penggunaan internet.

Meskipun kini terdapat berbagai situs dan aplikasi sosial media, satu

31 William Wells Op. Cit. hal 7-8

(26)

33

kesamaannya ialah sebagian besar konten di situs sosial media dibuat oleh pengguna situs. Pembedanya ialah fitur seperti pertisipasi, keretbukaan, percakapan, komunitas, serta keterhubungan. Sementara itu, fitur pembeda antara media sosial dengan media ‘tradisional’ ialah keterhubungan antar pengguna serta kendala untuk masuk serta jangka waktu penyimpanan informasi. Untuk bisa memubuat konten di media sosial seperti televisi, radio, maupun media cetak seseorang perlu menjadi profesional dan terampil. Sementara sosial media memungkinkan siapa saja dan kapan saja untuk saling berbagi informasi32.

Media sosial semakin banyak digunakan dalam periklanan dan pemasaran. Menurut eMarketer, 80% dewasa ini perusahaan- perusahaan baik menengah maupun besar sudah mulai menggunakan media sosial dalam kampanye pemasaran produknya33. Belum ada fenomena baru yang sedemikian memperngaruhi teori periklanan seperti kemunculan media sosial. Alasannya tak lain pertama, media sosial memberdayakan konsumen untuk dapat membuat dan berbagi konten yang berarti juga melibatkan konsumen sebagai sumber pesan termasuk dalam mengiklankan sebuat produk secara tidak langsung.

Kedua, gagasan pesan juga berkembang dengan metode notifikasi seperti rekomendasi yang memungkinkan periklanan untuk masuk

32 Routledge, Advertising Theory (New York : Routledge, 2012) Hlm. 402

33 Ibid hal 413-414

(27)

34

disana. Ketiga, perbedaan antara penyebaran informasi di media sosial dengan media tradisional mempengaruhi evaluasi peran saluran di media sosial. Keempat, penerima pesan di media sosial juga berbeda dengan media tradisional karena penggunanya saling terhubung serta tidak terbatas ruang dan waktu. Maka dari itu, kemunculan media sosial memungkinkan munculnya berbagai definisi baru dalam dunia periklanan. Secara menyeluruh, media sosial membawa bidang periklanan menuju arah “pengalaman untuk saling terhubung”. Berkat sosial media, ada kecenderungan yang untuk melibatkan orang lain dalam setiap aspek kehidupan baik dari segi pekerjaan, belanja, waktu luang, hiburan, maupun konsumsi informasi sehingga periklanan dapat lebih mudah masuk dalam aspek-aspek tersebut dan secara efektif kepada setiap orang.

2.4. Film & Web Series

2.4.1 Film Sebagai Media Komunikasi

Dewasa ini, film serta berbagai media yang bersifat audio-visual dianggap sebagai salah satu media komunikasi yang cukup ampuh. Sifat audio-visual ini merangsang indera penengaran dan pengelihatan manusia dalam waktu sekaligus sehingga cukup memungkinkan untuk informasi yang diserap dengan lebih baik. Profesor Anderton, salah seorang guru besar bidang pendidikan Universitas Colorado pernah mengungkapkan bahwasanya kita harus melihat film dari segi ‘technical communication’ dan juga ‘social communication’. Dari sisi ‘technical communication’ artinya

(28)

35

kita nelihat film sebagai alat yang berhubungan erat dengan perkembangan teknologi. Dimana usaha manusia dalam penyempurnaan teknologi takkan pernah berhenti. Bahkan manusia itu sendiri tidak dapat memastikan batas kemampuannya dalam mengembangkan dan melengkapi teknologi dalam hal ini pengembangan film. Di sisi lain, film jika dilihat dari sisi ilmu sosial terutama ilmu komunikasi, perlu diperhatikan pesan yang disampaikan melalui film dan kepada siapa pesan tersebut disampaikan. Pada sisi inilah terletak ilmu pendidikan yang mempelajari tingkat-tingkat kecerdasan manusia dalam memilih pesan dan mengatur cara penyampaiannya kepada sasaran (audience), dan pada titik inilah terletak peran ilmu komunikasi34.

Dalam publisistik sendiri, apa yang disebut massa meliputi semua orang yang menjadi sasaran-sasaran komunikasi massa yakni para lembaga pers, film, radio, dan juga telveisi. Pengertian massa disini mencakup semua pembaca surat kabar, penonton film, serta pendengar siaran radio dan televisi. Sementara itu, menurut Wilbur Schramm suatu komunikasi dengan media akan efektif jika memenuhi empat syarat, diantaranya35 :

1. Proses komunikasi tersebut haruslah mampu menarik perhatian massa 2. Komunikasi harus menggunakan lambang-lambang atau tanda-tanda

yang memiliki kesamaan makna atau pemahaman yang sama antara komunikator dan komunikan

3. Pemberitaan harus memenuhi kebutuhan informasi para komunikan

34 H. Amura. Perfilman di Indonesia dalam Era Orde Baru. (Jakarta : Rakan Offset. 1981) hal 3

35 Lee, Oey Hong. Op. Cit hal 26

(29)

36

4. Upaya pemenuhan kebutuhan informasi harus sesuai pula dengan budaya komunikan sehingga mempermudah penyerapan informasi

Maka dari itu, jika ditinjau dari pendapat Schramm, film sebagai sebuah media penyampaian pesan dengan unsur cerita di dalamnya haruslah sesuai dengan empat syarat tersebut agar dapat mempertahankan penonton dan juga menyampaikan pesan dengan efektif kepada penonton. Seiring perkembangan zaman, film juga tidak hanya memiliki fungsi untuk serta merta menyampaikan pesan kepada penonton tapi juga menjadi media yang dapat diandalkan dalam mengiklankan produk lewat cerita.

2.4.2 Unsur Film

Film secara umum dibagi atas dua unsur pembentuk yakni unsur naratif dan unsur sinematik. Kedua unsur ini saling berkesinamnungan untuk membentuk sebuah film. Dalam film fiksi, unsur naratif menjadi motor penggerak sebuah cerita. Unsur ini terdiri dari tokoh, konflik, lokasi, dan waktu. Sementara unsur sinematik merupakan aspek teknis pembentuk film yang terdiri dari empat elemen pokok yakni mise-en-scene (latar tempat, tata cahaya, kostum, dll), sinematografi, editing, dan suara36.

Perlu diketahui sebelumnya bahwa film dilihat dari cara bertuturnya, terdapat film cerita dan non cerita dibagi menjadi tiga; film fiksi, film dokumenter, dan film eksperimental. Film fiksi masuk ke dalam jenis film cerita sementara dokumenter dan eksperimental adalah jenis film noncerita.

36 Paratista, Himawan. Memahami Film. (Yogyakarta : Montase Press. 2017) hal 23

(30)

37

Film dokumenter memiliki konsep realisme (nyata), sementara eksperimental berkonsep formalisme (abstrak). Sementara fiksi berada di antara kedua konsep tersebut37.

2.4.3 Web Series

Web series atau dikenal juga sebagai webisode (web episode) merupakan salah satu hasil praktik dari media baru yang muncul berkat internet. Webseries memiliki konsep yang mirip dengan program televisi regular, yakni cerita bersambung dengan pengembangan cerita setiap episodenya. Webseries adalah bentuk baru dalam iklan di internet38.

Web series sebagai iklan film adalah iklan yang berjalan sebagai rangkaian episode yang ditayangkan dalam situs atau platform tertentu.

Menurut Shimp durasi webseries umum ditemui antara 15 detik – beberapa menit. Dalam web series, iklan tidak dijabarkan secara gamblang, melainkan menjadi sebuah konten cerita yang mampu mengisahkan pesan yang memuat informasi atau himbauan yang kiranya memberi manfaat atau nilai positif bagi masyarakat dengan mengaitkan pada merek tertentu atau citra sebuah produk yang pada akhirnya dapat membangun ikatan antara merek (perusahaan) dengan konsumen. Maka dari itu, dalam pembuatan sebuah konten webseries cendrung menggunakan pendekatan sebuah film dalam membangun pesan lewat cara bertutur cerita.

37 Op. Cit. Hal 29

38 Sandra Moriarty, Mitchell, Wells. Advertising Edisi ke Delapan, (Jakarta : Prenadamedia Group, 2009) Hlm 492

(31)

38 2.5. Teori Agenda Setting

Dalam penyusunan pesan, media dapat menggunakan berbagai cara dalam penyusunan menyusun isu-isu untuk dibagikan kepada masyarakat.

Salah satunya disebut sebagai agenda setting atau penyusunan agenda. Teori ini pertama kali dirumuskan oleh seorang jurnalis Amerika bernama Lippmann dimana menurut pandangannya, masyarakat tidak merespon pada kejadian sebenarnya dalam lingkungan namun pada gambaran dalam kepala yang ia sebut sebagai lingungan palsu (pseudoenvironment). Hal ini dikarekanan lingkungan yang sebenarnya terlalu besar, kompleks, dan menuntut adanya kontak langsung sehingga ada begitu banyak keragaman pesan yang tidak dapat langsung diterima39.

Dengan kata lain, penyusunan agenda membentuk gambaran atau isu penting dalam pikiran masyarakat. Penyusunan agenda atau agenda setting ini dibentuk karena media harus selektif dalam melaporkan berita. Media menjadi gerbang informasi yang membuat pilihan tentang apa yang harus disampaikan dan bagaimana cara menyampaikannya karena dengan meyakini apa yang dianggap penting, hal ini dapat memengaruhi bagaimana seseorang menentukan pilihan40.

39 Stephen W. Littlejohn, Karen A. Foss. Theoris of Human Communication 9th ed. (Jakarta : Salemba Humanika, 2014) hlm 415

40 Ibid. hlm 416

(32)

39 2.6. Definisi Kesehatan

2.6.1. Konsep Sehat – Sakit

Sehat-sakit adalah konsep yang terbilang subjektif, dimana pemaknaannya tergantung seseorang dengan latar belakang lingkungan dan budaya tertentu menilai. Maka dari itu perlu dibedakan antara konsep penyakit (disease) dan konsep sakit (illness) sehingga kita dapat memahami apa itu sehat dan perasaan baik-baik saja atau tidak sakit41.

Penyakit (disease)

Sakit (Illness)

Tidak Ada (Not Present)

Ada (Present)

Tidak dirasakan (not preceived)

I II

Dirasakan (Preceived) III IV

Tabel 2.1 Konsep Sehat – Sakit

Keterangan :

Daerah I : Seseorang tidak menderita penyakit dan tidak merasakan sakit. Orang tersebut dianggap sehat dari kacamata medis

Daerah II : Seseorang didiagnosa menderita penyakit tapi orang tersebut tidak merasakan sakit. Seseorang tersebut masih bisa melakukan kegiatan sehari-hari secara

41 Cecep Triwibowo, Pengantar Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat, (Jakarta: Nuha Media Press, 2015) Hlm 20-21

(33)

40

normal. Konsep sehat inilah yang kebanyakan dianut oleh masyarakat

Daerah III : Daerah dimana seseorang tidak menderita penyakit, namun ia merasa bahwa dirinya sakit dan tidak nyaman. Gejala ini sering dikaitkan dengan gejala psikologis yang disebut juga dengan istilah hipokondriak.

Daerah IV : Daerah ini adalah daerah dimana seseorang menderita penyakit dan ia merasa sakit atau terganggu karena penyakit tertentu.

2.6.2. Terminologi Kesehatan

Definisi kesehatan terlepas dari berbagai bentuk penyakit setidaknya harus mengandung komponen biomedis, personal, dan sosiokultural. Kata ‘sehat’ menurut kamus besar bahasa indonesia berarti ialah kondisi baik seluruh badan serta bagian-bagiannya bebas dari sakit atau bisa juga diartikan sebagai hal yang mendatangkan kebaikan pada badan. Menurut organisasi kesehatan dunia, WHO menjelaskan bahwa kesehatan adalah suatu keadaan fisik, mental, dan sosial yang sejahtera dan bukan hanya ketiadaan penyakit maupun kelemahan.

Dalam Undang-undang Kesehatan no 36 pasal 1 ayat 1 tahun 2009, kesehatan diartikan sebagai keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial sehingga memungkinkan setiap orang

(34)

41

untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Bagi golongan yang belum memasuki usia kerja maupun lansia, berlaku produktif secara sosial dianggap memiliki kegiatan misal sekolah atau kuliah ataupun pelayanan sosial bagi usia lanjut. Maka dari itulah kesehatan bersifat holistik atau menyeluruh. Wujud atau indikator dari masing- masing aspek tersebut antara lain42 :

1. Seseorang dianggap sehat secara fisik apabila tidak merasa sakit dan secara klinis tidak sakit. Semua organ tubuh berfungsi secara normal.

2. Kesehatan mental (jiwa) mencakup; 1) kesehatan pikiran dimana seseorang dapat berpikir logis dan runtut, 2) kesehatan emosional yakni seseorang mampu mengekspresikan emosinya, dan 3) kesehatan spiritual dimana seseorang mengekspresikan rasa syukur, pujian, atau dapat pula dilihat dari praktek keagamaan atau kepercayaan serta perbuatan baik sesuai norma-norma di masyarakat.

3. Kesehatan sosial terwujud apabila seseorang mampu berhubungan atau berinteraksi dengan orang lain secara baik, termasuk berinteraksi dengan orang atau kelompok lain tanpa membeda-bedakan ras, suku, agama, kepercayaan, dsb, serta saling menghargai dan toleransi.

42 Ari Yuniastuti, Gizi dan Kesehatan. (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008) . hal 8-10

(35)

42

4. Aspek ekonomi seseorang dikatakan sehat apabila seorang (dewasa) tersebut mempunyai kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang dapat menyokong hidupnya secara finansial.

Setiap aspek kesehatan saling mempengaruhi satu sama lain.

banyak penelitian di bidang kesehatan yang menyebutkan adanya hubungan antara kesehatan fisik dan mental individu. Pada individu dengan keluhan medis biasanya menunjukkan adanya masalah psikis hingga taraf gangguan mental. Sebaliknya, individu dengan gangguan mental juga menunjukkan adanya gangguan fungsi fisiknya43. Bila fisik dianggap sehat namun aspek lain terganggu, maka dapat menyebabkan gangguan perasaan yang akan menimbulkan keadaan tidak sehat meski tidak terdapat penyakit atau disebut juga gangguan patologis. Maka dari itu, sehat bukan hanya terbebas dari penyakit tapi juga meliputi seluruh aspek kehidupan44.

43 Kartika Sari Dewi. Buku Ajar Kesehatan Mental. (Semarang : UPT Undip Semarang, 2014) hlm 32

44 Kus Irianto dan Waluyo. Gizi dan Pola Hidup Sehat. (Bandung: Yrama Widya, 2004) Hlm 84

(36)

43 2.7. Definisi Konseptual

a. Pesan merupakan salah satu komponen utama dalam komunikasi yang harus sama-sama dipahami oleh komunikan dan komunikator. Pesan dapat berupa pernyataan yang didukung oleh lambang yang mempunyai arti.

b. Kesehatan memiliki banyak pemaknaan tergantung dengan konsep sehat-sakit yang telah disebutkan sebelumnya. Namun menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), kesehatan dapat diartikan sebagai suatu keadaan fisik, mental, dan sosial yang sejahtera dan bukan hanya ketiadaan penyakit maupun kelemahan.

c. Web Series Webseries memiliki konsep yang mirip dengan program televisi regular, yakni cerita bersambung dengan pengembangan cerita setiap episodenya. Webseries adalah bentuk baru dalam iklan di internet.

Dimana web series tidak mengiklankan sebuah merek secara gamblang melainkan lewat bentuk bercerita di setiap episodenya.

2.8. Struktur Kategorisasi

Penelitian ini akan bertumpu pada kategorisasi yang dibuat sebagai aspek penelitian. Menurut Kripendorff (1991 : 107), setidaknya terdapat tiga prinsip penting dalam penyusunan kategori yakni; kategori haruslah terpisah satu sama lain (mutually exclusive), lengkap, (exhaustive), tidak tumpang tindih dan dapat dipahami semua orang (reliable).

Pesan kesehatan dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga kategori yakni bentuk kesehatan fisik, kesehatan mental, dan kesehatan sosial.

(37)

44

Kategori ini ditentukan berdasarkan cakupan ideal dalam kesehatan dimana ketiga bentuk kesehatan ini saling mempengaruhi satu sama lain dan mempengaruhi produktifitas seseorang secara sosial dan ekonomis.

Disamping itu, dalam mengkampanyekan gaya hidup sehat tentulah web series Janji telah menyesuaikan karakter-karakter yang dibentuk dengan kesehatan yang ideal. Semua aspek tersebut akan dinilai melalui dialog serta pengadeganan yang dikaitkan pada jalan cerita dalam webseries nantinya.

A. Kesehatan Fisik

Kesehatan Fisik adalah kondisi dimana seseorang tidak merasa sakit pada bagian tubuhnya dan dibuktikan secara klinis tidak sakit. Semua organ tubuh dapat berfungsi secara normal. Secara umum manusia yang secara fisik akan mampu menyelesaikan tugas sehari-harinya serta mencapai kebugaran. Indikator kesehatan fisik dapat terdiri dari pola konsumsi, olahraga, istirahat, kebersihan fisik, serta bagaimana seseorang tidak mengonsumsi zat adiktif.

B. Kesehatan Mental

Orang yang bermental sehat adalah orang yang dapat menguasai segala faktor dalam hidupnya sehingga ia dapat mengatasi kekalutan mental sebagai akibat dari tekanan-tekanan perasaan dan situasi yang menimbulkan frustasi. Faktor mempengaruhi mental terdiri dari 3 komponen, yaitu emosional, pikiran, dan termasuk spiritual.

(38)

45 C. Kesehatan Sosial

Kesehatan sosial terwujud apabila seseorang mampu berhubungan atau berinteraksi dengan orang lain secara baik, termasuk berinteraksi dengan orang atau kelompok lain tanpa membeda-bedakan ras, suku, agama, kepercayaan, dsb, serta saling menghargai dan toleransi.

Kebebasan dalam mengungkapkan rasa terimakasih, maaf, dan tolong tanpa gengsi juga merupakan bentuk interaksi sosial yang sehat dari seseorang.

KATEGORI DEFINISI UNIT

ANALISIS

INDIKATOR

a. Kesehatan Fisik

Sehat secara fisik yakni kondisi dimana seseorang dapat melakukan gerak tubuh tanpa merasakan sakit dan mampu melakukan hal atau kegiatan untuk menjaga kesehatan fisik agar terhindar dari penyakit secara fisik.

Scene A1. Adegan yang

menunjukkan tokoh mengonsumsi makanan dengan baik tanpa ada keluhan sakit fisik seperti sakit gigi atau sulit mengunyah serta makan dan minum di waktu yang tepat seperti sarapan, makan siang, makan malam, serta minum air mineral yang cukup.

Contohnya:

(39)

46

- Iko dan Naya yang sedang makan malam dengan steak

- Membatasi makanan manis dengan tidak memakan martabak manis yang dibawa Ujo saat berkunjung ke rumah di malam hari - Iko dan Naya

membicarakan menu makan siang

- Setelah bangun tidur, Iko dan Ujo segera minum air putih

A2. Adegan yang menunjukkan kemampuan dalam melakukan kegiatan gerak badan atau berolahraga seperti :

(40)

47

- Iko jogging pagi meski suasana sedang turun salju di Korea

- Iko dan Naya berjalan kaki santai sambil menikmati

pemandangan di Korea Selatan

A3. Adegan yang menunjukkan karakter telah beristirahat (tidur) seperti saat Ujo atau Iko bangun tidur, atau Iko memilih istirahat di malam hari daripada begadang nonton bola A4. Adegan yang menunjukkan upaya untuk menjaga kebersihan fisik agar terhindar dari penyakit, seperti :

-Iko mandi

(41)

48

-Iko mencuci tangannya setelah buang air kecil.

A5. Adegan yang menunjukkan karakter menolak mengkonsumsi zat adiktif seperti saat Iko membuang rokok dari tangan Ujo dan mengatakan bahwa ia telah lama berhenti merokok.

b. Kesehatan Mental

Kesehatan mental atau kesehatan jiwa berkaitan dengan bagaimana seorang

manusia bisa

mengontrol diri. Hal ini tidak lepas dari komunikasi

intrapersonal manusia

Scene B1. Pikiran yang sehat tercermin dari cara berpikir logis mampu memecahkan masalah, membaca situasi, serta mau belajar dan memperbaiki diri.

Contohnya : - Iko mampu mengasumsikan teh

(42)

49 terhadap dirinya sendiri.

sebagai penyebab

jiwanya bertukar dengan Ujo

- Iko dapat mengambil kesimpulan dari kisah dan saran Mr. Kim B2. Emosional yang sehat

tercermin dari

kemampuan seseorang untuk mengekspresikan emosi positif dan perasaannya, seperti saat Naya bisa menceritakan perasaan atau pikirannya kepada Gina atau kepada Iko yang ia sangka sebagai Ujo. Atau ketika Naya memberi kabar kehamilannya kepada Iko dan segera memeluknya.

c. Kesehatan Sosial

Sehat secara sosial dapat dinilai dari interaksi sosial antara

Scene C1. Adegan atau dialog yang menunjukkan persahabatan Iko saat

(43)

50 dua orang atau lebih.

Bagaimana seseorang dapat menerima orang

lain dan

memperlakukannya dengan baik dan menerima feedback yang baik pula

membela Ujo, atau saat Ujo memberikan saran ke Iko untuk memberitahu fakta bahwa mereka bertukar jiwa kepada Naya, atau saat Naya mampu memaafkan kesalahan Ujo.

Tabel 2.2 Struktur Kategori

Gambar

Tabel 2.1 Konsep Sehat – Sakit
Tabel 2.2 Struktur Kategori

Referensi

Dokumen terkait

Komunikasi massa diartikan umum sebagai proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan dengan menggunakan media baik cetak maupun elektronik7. Komunikasi massa

Komunikan atau penerima adalah elemen penting dalam proses komunikasi, jika suatu pesan diterima oleh komunikan akan menimbulkan berbagai macam masalah yang akan

Penerima pesan dalam sebuah proses komunikasi dikenal dengan istilah komunikan. Dalam komunikasi massa yang menjadi komunikan adalah khalayak. Khalayak sifatnya sangat

Berdasarkan penjelasan yang didapatkan mengenai pengertian komunikasi, dapat diketahui bahwa komunikasi merupakan proses penyampaian pesan yang dilakukan komunikator

Komunikasi interpersonal ialah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu atau mengubah sikap, pendapat atau perilaku baik secara

Komunikasi efektif dalam pembelajaran merupakan proses transformasi pesan berupa ilmu pengetahuan dan teknologi dari guru sebagai komunikator kepada siswa sebagai komunikan,

Komunikasi massa melibatkan banyak hal, antara lain komunikator, komunikan, media massa, unsur proses menafsirkan pesan, feed back (umpan balik) yang lebih

Pola komunikasi primer merupakan suatu proses penyampaian pikiran oleh komunikator kepada komunikan dengan mengunakan suatu lambang sebagai media atau saluran. Dalam