• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL I PETA-PETA KERJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MODUL I PETA-PETA KERJA"

Copied!
264
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL I

PETA-PETA KERJA

Disusun oleh:

Kelompok 6

LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM KERJA ERGONOMI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA JAKARTA

2022

Arif subagya 2070031065

Aldi Hasbiyal F 2070031069

Amalia Dwi Septiani 2070031085 Indri Novadiyanti 2070031071 Muchamad Alfariz 2070031084

Teguh Sektiono 2070031079

Adhitya Nugraha 2070031090

Yudhistira Syam Isgito 2070031070 Luthfi Syahputro 2070031064

(2)

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan praktikum ini telah dibuat oleh : Nama : Muchamad Alfariz

NIM : 2070031084

Program Studi : Teknik Industri

Fakultas/Universitas : Universitas Krisnadwipayana Waktu Pelaksanaan : 21 Mei 2022

Judul : Peta-Peta Kerja

Telah diperiksa dan disetujui untuk diberikan penilaian yang sebagaimana mestinya.

Mengetahui,

Asisten Laboratorium

Ainul Riski

NIM : 1970031023 Kepala Laboratorium

Aries,Abbas,S.T,M.M,M.T NIDN :

(3)

iii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW beserta keluarganya.

Penulisan Laporan Akhir Praktikum ini bertujuan untuk Memenuhi tugas mata kuliah Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi 2

Dalam penyusunan Laporan Akhir Praktikum ini, kami menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan karena pengalaman dan pengetahuan penulis yang terbatas. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi terciptanya proposal yang lebih baik lagi untuk masa mendatang.

Jakarta, 21 Mei 2022

Kelompok 6

(4)

iv

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN...ii

KATA PENGANTAR...iii

DAFTAR ISI ...iv

DAFTAR GAMBAR ...vi

DAFTAR TABEL ...vii

BAB I PENDAHULUAN ...1

1.1 Latar Belakang Masalah ...1

1.2 Perumusan Masalah ...2

1.3 Maksud dan Tujuan ...2

1.4 Batasan Masalah ...3

1.5 Flowchart ...4

1.6 Sistematika Penulisan ...5

Bab ini menjelaskan tentang macam-macam peta kerja ( peta kerja keseluruhan & setempat ) : Peta Proses Operasi, Peta aliran Proses, Peta Proses Kelompok Kerja,Waktu Siklus...5

BAB II LANDASAN TEORI ...7

2.1 Peta-Peta Kerja ...7

2.1.1 Lambang-lambang Peta Kerja ...8

2.1.2 Macam-Macam Peta Kerja ...9

2.1.3 Kelompok Kegiatan Kerja Keseluruhan ...9

2.1.4 Peta aliran proses...10

2.1.5 Kelompok Kegiatan Kerja Setempat ...14

2.2 Peta Proses Operasi Operation Process Chart (OPC) ...16

2.3 Waktu Siklus ...18

2.4 Diagram Alir (Flowchart) ...18

2.4.1 Simbol Diagram Alir ...20

2.5 Assembly Chart ...22

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ...23

3.1 Pengumpulan Data...23

3.2 Pengolahan Data ...30

(5)

v

3.2.1 Hitung rata-rata waktu siklus dan waktu set up (jika dari stasiun kerja) 30

3.2.2 Buat skema tata letak untuk semua stasiun kerja (skala 1 : 5) ...46

3.2.3 Buatlah peta proses operasi dari keadaan sekarang, lengkap dengan perhitungan waktunya (asumsi waktu standar = waktu siklus) ...47

3.2.4 Buatlah Assembly Chart dari proses pembuatan PLC ...48

3.2.5 Buatlah peta Aliran proses ...49

BAB IV ANALISIS ...50

4.1 Jelaskan dalam tipe produksi apa waktu set up yang sangat berpengaruh (job shop atau mass production) ...50

4.2 Berdasarkan Peta Proses Operasi yang telah dibuat, hitung perkiraan jumlah masing – masing bahan yang diperlukan untuk membuat PLC sebanyak 100 buah. ...50

4.3 Lakukan analisis terhadap Peta Proses Operasi dan buat Peta Operasi usulan berdasarkan analisis tersebut ...52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...53

DAFTAR PUSTAKA ...54

(6)

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.2 1 Peta Proses Operasi ... 47

(7)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Pengumpulan Data...23

Tabel 3.2 1 Tabel Peta Aliran Proses ...49

(8)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Proses produksi sebuah produk dari bahan awal sampai menjadi sebuah produk jadi melewati beberapa langkah. Proses pembuatan produk tersebut dimulai dari transportasi bahan baku, operasi mesin, pemeriksaan, perakitan, dan penyimpanan. Operator terkadang sulit memahami metode proses yang berlangsung pada pembuatan sebuah produk tersebut, karena itu digunakan sebuah bantuan peta kerja. Peta kerja merupakan alat yang digunakan untuk menganalisa suatu operasi kerja dengan tujuan mempermudah atau menyederhanakan proses kerja yang ada.

Peta – peta kerja adalah suatu alat yang menggambarkan kegiatan kerja yang sistematis dan logis guna menganalisis proses kerja dari tahap awal sampai akhir.

Peta kerja juga merupakan alat komunikasi secara luas dan sekaligus melalui peta– peta kerja ini kita bisa mendapatkan infomasi – informasi yang diperlukan untuk memperbaiki suatu metode kerja. Peta – peta kerja menggambarkan keseluruhan langkah atau kegiatan yang dialami oleh suatu benda kerja.

Topik utama pada praktikum kali ini yaitu tentang peta – peta kerja. Peta – peta kerja tersebut digunakan dalam proses produksi PLC. Dengan mempelajari tentang peta – peta kerja ini diharapkan dalam pembuatan produk tersebut dapat digambarkan secara jelas dan sistematis bagaimana produk tersebut diproduksi, selain itu peta – peta kerja tersebut dapat juga digunakan untuk menganalisis langkah – langkah kerja yang tidak produktif untuk perbaikan yang lebih baik kedepanya, sehingga langkah – langkah kerja dalam proses produksi tersebut menjadi sistematis, jelas, efektif, efisien, optimal dan produktif.

(9)

1.2 Perumusan Masalah

Permasalah yang ada dipraktikum modul 2 ini adalah bagaimana cara menggunakan peta – peta kerja dalam proses produksi PLC dan menganalisa peta – peta kerja tersebut agar langkah – langkah kerja dalam proses produksi tersebut sistematis, jelas, efektif, efisien, optimal dan produktif.

1.3 Maksud dan Tujuan a. Maksud

(1) Mampu memahami penggunaan peta-peta kerja

(2) Mampu menghitung waktu siklus pada tiap proses kerja b. Tujuan

(1) Memahami prinsip penggunaan peta dan mampu membuat peta-peta kerja ( Peta Proses Operasi, Peta Aliran Proses, Assembly Chart, Peta Tangan Kanan Tangan Kiri, dan Peta Manusia Mesin ) atau suatu sistem produksi tertentu.

(2) Melatih kemampuan menggunakan peta-peta kerja dalam mengidentifikasi permasalahan yang ada.

(3) Melatih kemampuan dalam menggunakan peta-peta kerja sebagai alat analisis perbaikan suatu sistem kerja.

(10)

1.4 Batasan Masalah

Batasan masalah yang ada pada modul 2 ini adalah :

a. Kasus yang diamati dan dianalisis adalah kasus light assembly atau industri perakitan ringan.

b. Produk yang dibuat adalah PLC.

c. Peta – peta kerja yang digunakan adalah peta tangan kiri tangan kanan, OPC, AC, peta aliran proses, peta pekerja dan mesin, layout stasiun kerja setempat dan keseluruhan, dan diagram aliran sekarang.

d. Pengolahan data dilakukan untuk pengolahan waktu operasi, waktu set up rata – rata, dan waktu siklus rata – rata yang dibutuhkan dalam proses pembuatan PLC.

e. Peta tangan kiri tangan kanan hanya digunakan saat perakitan komponen – komponen produk.

(11)

1.5 Flowchart

Membuat peta-peta kerja setempat cara

sekarang

Membagikan peta- peta kerja

setempat

Membuat peta-peta kerja setempat

usulan

Membandingkan peta-peta kerja

keseluruhan

Peta-peta kerja keseluruhan cara

usulan

Melakukan perbaikan kerja

Melakukan perbaikan kerja

Mulai

Selesai

Tidak

Tidak iya

iya

(12)

1.6 Sistematika Penulisan

Laporan akhir ini tebagi dalam empat bab yang tersusun secara sistematis agar memudahkan dalam membaca dan memahaminya. Sistematika penulisan laporan akhir ini dapat dijabarkan sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang latar belakang dari peta – peta kerja, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan tentang macam-macam peta kerja ( peta kerja keseluruhan &

setempat ) : Peta Proses Operasi, Peta aliran Proses, Peta Proses Kelompok Kerja,Waktu Siklus.

BAB III : PENGOLAHAN DATA

Bab ini berisi pengumpulan dan pengolahan data dari seluruh data yang telah didapat, gambaran peta – peta kerja keseluruhan dan disetiap stasiun kerja, assembly chart dari pembuatan kerangka PLC. Pengumpulan data didasarkan pada masing – masing stasiun kerja serta dimensi bahan dari produk tersebut. Pengolahan data didasarkan pada waku operasi, waktu set up dan waktu siklus.

BAB IV : ANALISIS

Bab ini menjelaskan tentang analisis terhadap pengolahan data, peta – peta kerja yang digunakan dalam proses produksi.

(13)

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Merupakan kesimpulan hasil penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian dan saran pengembangannya, serta saran perbaikan terhadap jalannya proses praktikum dan penyusunan laporan akhir.

(14)

7

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Peta-Peta Kerja

Peta kerja adalah suatu alat yang mengambarkan kegiatan kerja secara sistematis dan jelas, (biasanya kerja produksi). Lewat pete-peta ini kita bisa melihat semua langkah atau kejadian yang dialami oleh suatu benda kerja dari mulai masuk ke pabrik (berbentuk bahan baku) kemudian mengambarkan semua langkah yang dialaminya, seperti transportasi, operasi mesin, pemeriksaan dan perakitan,sampai akhirnya menjadi produk jadi, baik produk lengkap, atau merupakan bagian dari produk lengkap. (Sutalaksana, 2006)

Adapula defenisi peta kerja lainnya yaitu merupakan gambaran sistematis dan logis dalam menganalisis proses kerja dari tahap awal sampai akhir. Dengan peta ini juga didapatkan informasi-informasi yang diperlukan untuk memperbaiki metode kerja, seperti benda kerja yang harus dibuat, operasi untuk menyelesaikan kerja, kapasitas mesin atau kapasitas kerja lainnya, dan urutan prosedur kerja yang dialami oleh suatu benda kerja. (Sritomo, 1992)

Apabila kita melakukan studi yang saksama terhadap suatu pekerja, maka pekerjaan kita dalam usaha untuk memperbaiki metode kerja dari suatu proses produksi akan lebih mudah dilaksanakan. Perbaikan yang mungkin dilakukan, antara lain, kita bisa menghilangkan operasi-operasi yang tidak perlu, menggabungkan suatu operasi dengan operasi lainnya, menemukan suatu urutan-urutan kerja, menentukan mesin yang lebih ekonomis, dan menghilangkan waktu menunggu antaroperasi. Pada dasarnya semua perbaikan tersebut ditujukan untuk mengurangi biaya produksi secara keseluruhan. Dengan demikian, peta ini merupakan alat yang baik untuk menganalisa suatu pekerjaan sehingga mempermudah dalam perencanaanperbaikan kerja..

(Sutalkasana, 2006).

(15)

2.1.1 Lambang-lambang Peta Kerja

Lambang-lambang standar dari ASME inilah yang akan digunakan dalam pembahasan-pembahasan. Berikut ini adalah gambar-gambar beserta dengan penjelasannya :

(16)

2.1.2 Macam-Macam Peta Kerja

Pada dasarnya peta kerja dibagi kedalam dua kelompok, berdasarkan jenis kegiatannya dan berikut ini adalah pembagian kelompok peta kerja berdasarkan kegiatannya: Peta kerja yang digunakan untuk menganalisa kegiatan kerja keseluruhan. Suatu kegiatan disebut kegiatan kerja apabila kegiatan tersebut melibatkan sebagian besar atau semua fasilitas yang diperlukan untuk untukmembuat produk yang bersangkutan, yang termasuk kelompok kegiaan keseluruhan antara lain:

• Peta Proses Operasi

• Peta Aliran Proses

• Peta Proses Kelompok Kerja

• Diagram Alir

Peta kerja yang digunakan untuk menganalisis kegiatan kerja setempat, yaitu apabila kegiatan tersebut terjadi dalam suatu stasiun kerja yang biasanya hanya melibatkan orang dan fasilitas dalam jumlah terbatas, yang termasuk kelompok kegiatankerja setempat antara lain:

a. Peta pekerja, dan mesin

b. Peta tangan kanan – tangan kiri

2.1.3 Kelompok Kegiatan Kerja Keseluruhan

Pada peta kelompok kegiatan kerja keseluruhan terdiri dari empat jenis peta. Di bawah ini penjelasan tentang 4 jenis peta dalam peta kelompok kegiatan kerja keseluruhan. Peta proses operasi adalah peta kerja yang mengambarkan urutan yang terjadi dalam masalah penyelesaiaan suatu pekerjaan dari awal sampai menjadi produk akhir. Dengan adanya informasi-informasi yang bisa dicatat melalui peta proses operasi, dapat diperoleh beberapa manfaat diantaranya:

• Bisa mengetahui kebutuhan akan mesin dan penganggarannya.

• Bisa memperkirakan keburuhan akan bahanbaku(dengan memperhitungkan efisiensi ditiap operasi/pemeriksaan).

(17)

• Sebagai alat untuk menentukan tata letak pabrik.

• Sebagai alat untuk melakukan perbaikan cara kerja yang sdang dipakai.

• Sebagai alat untuk latihan kerja.

Menggambar peta proses operasi dengan baik, ada beberapa prinsip yang perlu di ikuti sebagai berikut:

• Pertama-tama pada baris paling atas dinyatakan kepalanya Peta Proses Operasi yang diikuti oleh identifikasi lain seperti: nama obyek, nama pembuat peta, tanggal dipetakan, nomor peta dan nomor gambar.

• Material yang akan diproses diletakan diatas garis horizontal, yang menunjukan bahwa material tersebut masuk ke dalam proses.

• Penomoran terhadap suatu kegiatan operasi diberikan secara berurutan sesuaidengan urutan operasi yang dibutuhkan untuk pembuatan produk tersebut atau sesuai dengan proses yang terjadi.

• Penomoran terhadap suatu kegiatan pemeriksaan diberikan secara tersendiri dan prinsipnya sama dengan penomoran untuk kegiatan operasi.

2.1.4 Peta aliran proses

Peta aliran proses adalah suatu diagram yang menunjukan urutan-urutan dari operasi, pemeriksaan, transportasi, menuggu, dan penyimpanan yang terjadi selama satu proses. Dan peta aliran proses ini dibagi kedalam beberapa kelompok antara lain yaitu:

• Peta aliran proses tipe bahan yaitu peta yang mengambarkan kejadian yang dialami bahan dalam suatu proses atau prosedur operasi.

• Peta aliran proses tipe orang pada dasarnya dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:

• Peta aliran proses pekerja yang mengambarkan aliran kerja seorang operator.

• Peta aliran proses pekerja yang mengambarkan aliran kerja sekelompok manusia.

(Sutalkasana, 2006).

(18)

Kegunaan Peta Aliran Proses :

1. Bisa digunakan untuk mengetahui aliran bahan, aktivitas orang atau aliran kertas dari awal masuk dalam suatu proses atau prosedur sampai aktivitas berakhir.

2. Peta ini memberikan informasi mengenai waktu penyelesaian suatu proses atau prosedur.

3. Bisa digunakan untuk mengetahui jumlah kegiatan yang dialami bahan, orang atau kertas selama proses atau prosedur berlangsung.

4. Sebagai alat untuk melakukan perbaikan-perbaikan proses atau metoda kerja.

5. Khusus untuk peta yang hanya menggambarkan aliran yang dialami oleh suatu komponen atau satu orang, secara lebih lengkap, maka peta ini merupakan suatu alat yang akan memudahkan proses analisis untuk mengetahui tempat- tempat di mana terjadi ketidakefisienan atau terjadi ketidaksempurnaan pekerjaan.

Dengan begitu dapat digunakan untuk menghilangkan ongkos-ongkos yang tersembunyi.

Prinsip-prinsip Pembuatan Peta Aliran Proses

1. Seperti pada Peta Proses Operasi, suatu Peta Aliran Proses pun mempunyai judul, dimana pada baris paling atas dari kertas ditulis “PETA ALIRAN PROSES”

sebagai judulnya. Kemudian diikuti dengan pencatatan beberapa identifikasi seperti : nomor atau nama komponen yang dipetakan, nomor gambar, peta orang atau peta bahan, cara sekarang atau yang diusulkan, tanggal pembuatan, dan nama pembuat peta. Semua informasi ini dicatat di sebelah kanan atas ketas.

2. Di sebelah kiri atas kertas, berdampingan dengan informasi yang dicatat pada butir a di atas, dicatat mengenai ringkasan yang memuat jumlah total dan waktu total dari setiap kegiatan yang terjadi. Begitu juga total jarak perpindahan yang dialami bahan, orang atau kertas selama proses atau prosedur berlangsung.

3. Di bagian “bahan” diuraikan proses yang terjadi secara lengkap dengan lambang- lambang dan informasi mengenai jarak perpindahan, jumlah yang dilayani, waktu yang dibutuhkan dan kecepatan produksi (jika mungkin). Dimuat pula pada

(19)

kolom-kolom yang tersedia analisis, catatan, dan tindakan yang diambil berdasarkan analisis tersebut.

4. Ada suatu cara yang sederhana, tetapi cukup efektif untuk menganalisis Peta Aliran Proses, yaitu dengan mengajukan lima buah pertanyaan pada setiap kejadian dari suatu Peta Aliran Proses. Cara ini disebut “Dot and Check Technique” yang merupakan suatu jenis dari analisis 4W+1H yang umum dikenal.

(20)
(21)

Peta proses kelompok kerja pada dasarnya merupakan adaptasi dari peta pekerja dan mesin, peta kelompok kerja ini akan menunjukan hubungan antara siklus menganggur dan dan siklus waktu operasi dari mesin atau proses dan waktu menganggur serta waktu kerja persiklus dari pekerja – pekerja yang akan melayani mesin atau proses tersebut. (Sritomo, 1992)

Diagram alir merupakan satu gambaran menurut skala, dari susun lantai dan gedung..

Menunjukan lokasi dari semua aktivitas yang terjadi dalam peta aliran proses.

2.1.5 Kelompok Kegiatan Kerja Setempat

Peta kerja kelompok kegiatan kerja setempat terdiri dari peta pekerja dan mesin serta peta tangan kanan dan tangan kiri. Penjelasan dari kedua peta tersebut sebagai berikut:

• Peta Pekerja dan Mesin

Peta pekerja dan mesin dapat dikatakan merupakan suatu grafik yang menggambarkan koordinasi antara waktu bekerja dan waktu menganggur dari kombinasi antara pekerja dan mesin. Dengan demikian peta ini merupakan alat yang baik digunakan untuk mengurangi, waktu menganggur. Informasi paling penting yang diperoleh melalui peta pekerja dan mesin ialah hubungan yang jelas antara waktu kerja operator dan waktu operasi mesin yang ditanganinya. Dengan informasi ini, maka kita mempunyai data yang baik untuk melakukan penyelidikan, penganalisaan, dan perbaikan suatu pusat kerja, sedemikian rupa sehingga efektifitas penggunaan pekerjaan dan atau mesin bisa ditingkatkan, dan tentunya keseimbangan kerja antara pekerja dan mesin bisa lebih diperbaiki. (Sutalkasana, 2006)

(22)

• Peta Tangan Kanan dan Tangan Kiri

Peta tangan kanan-tangan kiri merupakan gambaran semua gerakan saat bekerja dan wktu menganggur yang dilakukan oleh tangan kiri dan tangan kanan. Serta menunjukan perbandingan tugas yang dibebankan pada tangan kri dan tangan kanan. Adapun prinsip-prinsip yang digunakan dalam peta tangan kanan-tangan kiri adalah sebagai berikut:

Berbeda dengan peta yang lain untuk membuat peta tangan kanan-tangan kiri lembaran kertas dibagi dalam tiga bagian yaitu kepala, bagian yang memuat bagian dari sistem kerja, dan bagian-bagian badan.

1. Pada bagian kepala, dibaris paling atas ditulis peta tangan kanan-tangan kiri setelah itu menyertakan identifikasi-dentifikasi lainnya seperti: nama pekerjaan, nama depertemen, cara peta, dll.

2. Pada bagian yang memuat bagan digambarkan sketsa dari sistem kerja yang memperlihatkan skala. Bagian “badan” dibagi kedalam dua pihak, yaitu pihak sebelah kiri kertas digunakan untuk mengambarkan kegiatan yang dilakukan oleh tangan kiri an sebaiknya.

3. Langkah selanjutnya,diperhatikan urutan-urutan gerakan yang dilaksanakan oleh operator. Kemudian operator-operator tersebut diuraikan menjadi elemen-elemen gerakan. Biasanya dibagi dalam delapan elemen.

(23)

2.2 Peta Proses Operasi Operation Process Chart (OPC)

Operastion Process Chart adalah kumpulan lambang atau simbol-simbol yang mengambarkan suatu proses operasi yang sering di sebut dengan peta kerja. Lambang pada OPC ini sering digunakan untuk: operasi kegiatan dimana komponen atau material mengalami perubahan atau penggabungan yang disertai dengan waktu operasi, alat dan mesin yang digunakan, scrapt dan penomoran operasi. (Tim Dosen UNIKOM, 2014) Peta kerja atau simbol OPC yang kita kenal saat ini adalah peta kerja yang di kembangkan oleh Gilberth. Pada saat itu peta kerja yang dibuat oleh Gilberth mengusulkan 40 simbol operasi yang bisa dipakai. Kemudian di tahun berikutnya jumlah simbol atau lambang tersebut disederhanakan menjadi 4 buah.

Pada tahun 1947, America Of Mechanical Engineering (ASME) lambang yang digunakan dalam pembuatan operation process chart adalah seperti berikut:

(Sutalaksana, dkk. 2006).

Prinsip-prinsip untuk membuatan peta operasi yang harus diikuti sebagai berikut:

pada bagian atau baris paling atas adalah sebagai kepalanya, (Peta Poses Operasi) yang berbarengan dengan identifikasi lain seperti: nama dari objek, nomor dari peta, dapat dipatenkan oleh siapa saja, tanggal dipatenkan, peta sekarang dan peta usulan.

Untuk material yang akan di proses diletakan pada bagian garis horizontal.

Lambang – lambang harus ditempatkan dengan arah vertikal, untuk menunjukan adanya perubahan proses penomoran pada suatu proses operasi diberikan secara berurutan sesuai dengan urutan operasinya yang diperlukan untuk pembuatan sebuah produk, hal ini harus sesuai dengan proses yang terjadi. Untuk penomoran pada proses pemeriksaan diberikan secara tersendiri dan untuk prisnsipnya sama seperti operasi lain.

(24)

Gambar 2.2 contoh peta proses operasi

(25)

2.3 Waktu Siklus

Waktu siklus adalah waktu antara penyelesaian dari dua pertemuan berturut -turut, asumsikan konstan untuk semua pertemuan.Dapat dikatakan waktu siklus ,merupakan hasil pengamatan secara langsung yang tertera dalam stopwatch.

Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan elemen-elemen kerja pada umumnya kan sedikit berbeda dengan dari siklus ke siklus kerja sekalipun operator bekerja pada kecepatan normal dan uniform ,tiap-tiap elemen dalam siklus yang berbeda tidak selalu akan bias disesuaikan dalam waktu yang persis sama.Variasi dan nilai waktu ini bias disebabkan oleh beberapa hal. Salah satu diantaranya bias terjadi karena perbedaan didalam menetapkan saat mulai atau berakhirnya suatu elemen kerja yang seharusnya dibaca dari stopwatch.

Waktu siklus dihitung dengan menggunakan rumus:

𝑾𝒔 =∑ 𝑿 𝒏 Dimana :

Ws : Waktu Siklus

∑ 𝑋 : Rata-rata waktu pengamata

N : Jumlah pengamatan yang dilakukan

2.4 Diagram Alir (Flowchart)

Flowchart atau diagram alir merupakan bagan ilustrasi dari langkah-langkah, urutan, hubungan, hingga proses yang terjadi dari suatu program atau perangkat lunak.

Pengertian tersebut senada dengan pendapat Indrajani (2013, hlm. 22) yang mengemukakan bahwa flowchart merupakan penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urutan prosedur suatu program.

(26)

Sementara itu Fauzi (2017, hlm. 113) berpendapat bahwa flowchart adalah teknis analisis yang dipergunakan untuk mendeskripsikan beberapa aspek dari sistem informasi secara jelas, ringkas, dan logis. Bagan alir menggunakan serangkaian simbol standar untuk mendeskripsikan melalui gambar prosedur pemrosesan transaksi yang digunakan perusahaan dan arus data yang melalui sistem.

Selanjutnya, menurut Wibawanto (2017, hlm. 20) Flowchart adalah suatu bagan dengan simbol-simbol tertentu yang menggambarkan urutan proses secara mendetail dan hubungan antara suatu proses (intruksi) dengan proses lainnya dalam suatu program”. Diagram alur dapat menunjukkan secara jelas, arus pengendalian suatu algoritma yakni bagaimana melaksanakan suatu rangkaian kegiatan secara logis dan sistematis.

Diagram alir digunakan untuk mendesain dan mendokumentasi proses atau program sederhana. Seperti jenis diagram lainnya, diagram ini membantu menggambarkan apa yang sedang terjadi dan dengan demikian membantu mengerti sebuah proses. Dan mungkin saja menentukan kekurangan fitur, atau bagian yang kurang jelas didalam sebuah proses.

Terdapat beberapa bentuk diagram alir, dan setiap bentuk memiliki urutan dan peranan masing-masing. Dua bentuk persegi yang paling umum digunakan dalam diagram alir, yaitu:

Langkah pemrosesan, yang sering disebut dengan tindakan, dan dinotasikan sebagai persegi panjang

Keputusan, biasanya dinotasikan sebagai belah ketupat.

(27)

2.4.1 Simbol Diagram Alir

Gambar berikut adalah simbol flowchart yang umum digunakan.

Gambar Nama Keterangan

Garis Alir Menunjukkan arah aliran algoritma, dari satu proses ke proses berikutnya.

Terminal Menunjukkan awal atau akhir sebuah proses.

Proses / Langkah

Menyatakan kegiatan yang akan terjadi dalam diagram alir.

Titik Keputusan

Proses / langkah di mana perlu adanya keputusan atau adanya kondisi tertentu. Di titik ini selalu ada dua keluaran untuk melanjutkan aliran kondisi yang berbeda.

Masukan / Keluaran

Digunakan untuk mewakili data masuk, atau data keluar. Hanya bisa dimulai dari masukan menuju keluaran, bukan sebaliknya.

Anotasi

Melambangkan komentar tentang suatu atau beberapa bagian dari diagram alir. Tentu saja, komentar tidak memiliki dampak apapun terhadap proses yang berlangsung.

Predefined Process

Digunakan untuk menunjukkan suatu proses yang begitu kompleks, sehingga tidak bisa dijelaskan di diagram alir ini dan merujuk pada diagram alir yang terpisah.

Persiapan / Inisialisasi

Menunjukkan operasi yang tidak memiliki efek khusus selain mempersiapkan sebuah nilai unutk lankah / proses berikutnya. Lambang ini juga digunakan untuk

(28)

menggantikan titik keputusan yang biasanya berbentuk ketupat jika ingin menggunakan pengulangan pada kondisi tertentu.

Konektor Dalam Halaman

Biasanya digunakan dalam pengulangan. Digunakan untuk menghubungkan satu proses ke proses lainnya, sama halnya seperti tanda panah. Boleh saja lebih dari satu proses yang mengarah kepadanya, namun hanya bisa menghasilkan satu keluaran. Sehingga diagram alir terlihat lebih rapi karena mengurangi tanda panah yang lalu lalang di dalam diagram alir.

Konektor Luar Halaman

Terkadang, diagram alir tidak muat dalam satu halaman saja. Oleh karena itu, lambang ini berfungsi untuk menghubungkan satu proses ke proses lainnya, sama halnya seperti tanda panah, hanya saja untuk merujuk ke halaman yang berbeda.

Kontrol / Inspeksi

Menunjukkan proses / langkah di mana ada inspeksi atau pengontrolan.

(29)

2.5 Assembly Chart

Assembly Chart Peta rakitan adalah gambaran grafis dari urutan-urutan aliran

komponen dan rakitan-bagian (sub assembly) ke rakitan suatu produk (Apple, 1990).

Akan terlihat bahwa peta rakitan menunjukkan cara yang mudah untuk memahami:

1. Komponen-komponen yang membentuk produk.

2. Bagaimana komponen-komponen ini bergabung bersama.

3. Komponen yang menjadi bagian suatu rakitan-bagian.

4. Aliran komponen ke dalam sebuah rakitan.

5. Keterkaitan antara komponen dengan rakitan-bagian.

6. Gambaran menyeluruh dari proses rakitan.

7. Urutan waktu komponen bergabung bersama.

8. Suatu gambaran awal dari pola aliran bahan. Tujuan dari Assembly Chart terutama untuk menunjukkan keterkaitan antara komponen

Tujuan dari Assembly Chart terutama untuk menunjukkan keterkaitan antara komponen

(30)

23

BAB III

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

3.1 Pengumpulan Data

Tabel 3. 1 Pengumpulan Data

1. STASIUN PEMOTONGAN 1.1 PEMOTONGAN BESI

A. PEMOTONGAN BESI SIKU RANGKA COVER SAMPING

Tabel 3. 1 Tabel Pengumpulan Data NO SETUP PENGUKUR

AN PROSES

1 10 69 67

2 11 71 73

3 9 73 72

4 5 64 71

5 16 67 70

51 344 353

B. PEMOTONGAN BESI HOLO RANGKA COVER BAWAH

N O

SETU P

PENGUKUR

AN PROSES

1 11 160 1095

2 10 154 1089

3 9 155 1090

4 8 156 1091

5 7 158 1092

45 783 5457

C. PEMOTONGAN BESI PLAT PENYANGG BAUT COVER SAMPING

NO SETUP PENGUKU

RAN PROSES

1 20 150

2 26 151

3 25 152

4 24 153

5 23 154

118 760

D. PEMOTONGAN BESI SIKU RANGKA COVER DEPAN

NO SETUP PENGUKURAN PROSES

1 30 40 650

2 31 41 656

3 32 42 654

4 33 43 644

5 34 44 645

160 210 3249

(31)

E. PEMOTONGAN BESI HOLORANGKA COVER BELAKANG

NO SETUP PENGUKURAN PROSES

1 54 165 610

2 60 171 604

3 59 170 605

4 58 169 606

5 57 168 612

288 843 3037

1.2 PEMOTONGAN

KOMPONEN KAYU MULTIPLEK A. PEMOTONGAN KAYU

MULTIPLEK COVER SAMPING

B. PEMOTONGAN

KAYUMULTIPLEK COVER DEPAN

(32)

C. PEMOTONGAN KAYU

1.3 PEMOTONGAN KOMPONEN PELAPIS COVER PLC (HPL) A. PEMOTONGAN HPL COVER SAMPING

B. PEMOTONGAN HPL COVER DEPAN

(33)

C. DRILL BAUT BESI SIKU RANGKA COVER DEPAN C. PEMOTONGAN HPL COVER BELAKANG

2. STASIUN DRILL

2.1 DRILLING KOMPONEN BESI B. DRILL BESI PLAT PENYANGGA BAUT

NO SET

UP PENGUKURAN PROSES

1 45 180 300

2 47 181 301

3 46 182 302

4 48 183 303

5 49 184 304

235 910 1510

NO SET

UP PENGUKURAN PROSES

1 20 28 33

2 14 14 31

3 16 15 32

4 15 16 33

5 17 17 4

82 90 133

(34)

D.. DRILL LUBANG BAUT BESI HOLO RANGKA COVER

BELAKANG

2.2 DRILLING KOMPONEN KAYU A. DRILL KOMPONEN KAYU COVER DEPAN

NO SET

UP PENGUKURAN PROSES

1 50 100 700

2 44 94 705

3 45 95 701

4 47 96 694

5 48 97 695

234 482 3495

B. DRILL LUBANG BAUT COVER SAMPING

NO SET

UP PENGUKURAN PROSES

1 45 70 30

2 39 71 31

3 40 72 32

4 41 73 33

5 42 74 34

207 360 160

NO SET UP

PENGUKURAN PROSES

1 133 195 145

2 127 189 146

3 128 190 147

4 129 191 148

5 130 192 149

647 957 735

(35)

C. DRILL LUBANG BAUT SIKU RANGKA COVER DEPAN

NO SET

UP PENGUKURAN PROSES

1 20 30 95

2 22 31 100

3 22 29 99

4 19 27 98

5 18 28 97

101 145 489

D. DRILL LUBANG BAUT COVER DEPAN

NO SET

UP PENGUKURAN PROSES

1 77 56 50

2 75 62 44

3 73 50 45

4 77 55 46

5 75 52 47

377 275 232

3. STASIUN BENDING A. BENDING BESI HOLO RANGKA COVER BAWAH

NO SET

UP PENGUKURAN PROSES

1 36 50

2 31 51

3 32 52

4 33 53

5 34 54

166 260

B. BENDING BESI HOLO RANGKA COVER BELAKANG

NO SET

UP PENGUKURAN PROSES

1 10 1000 1680

2 11 1001 1681

3 12 1002 1682

4 13 1003 1683

5 14 1004 1684

60 5010 8410

(36)

4. STASIUN PENGELASAN

NO SET

UP PENGUKURAN PROSES

1 80 3600

2 81 3601

3 82 3602

4 83 3603

5 84 3604

410 18010

5. STASIUN PENGECETAN

NO SET

UP PENGUKURAN PROSES

1 140 800

2 141 801

3 142 802

4 143 803

5 144 804

710 4010

6. STASIUN FINISHING COVER

7. STASIUN PERAKITAN

NO SET

UP PENGUKURAN PROSES

1 50 700

2 51 701

3 52 702

4 53 703

5 54 704

260 3510

NO SET

UP PENGUKURAN PROSES

1 90 1560 3600

2 91 1561 3601

3 92 1562 3603

4 93 1563 3604

5 94 1564 3604

460 7810 18012

(37)

3.2 Pengolahan Data

3.2.1 Hitung rata-rata waktu siklus dan waktu set up (jika dari stasiun kerja) 1. STASIUN PEMOTONGAN

1.1 PEMOTONGAN BESI

A. PEMOTONGAN BESI SIKU RANGKA COVER SAMPING

∑x Set up = 51

∑x Pengukuran = 343

∑x Proses = 353

N = 5

• Waktu set up

waktu set up = ∑ 𝑥𝑖

𝑛 = 51

5

=

10.2 s

• Waktu sikuls

waktu Siklus = ∑ 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛+∑ 𝑝𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠

𝑁

= 343+353

5

=

139,2 s

B. PEMOTONGAN BESI HOLO RANGKA COVER BAWAH

∑x Set up = 45

∑x Pengukuran = 783

∑x Proses = 5457

N = 5

• Waktu set up

waktu set up = ∑ 𝑥𝑖

𝑛 = 45

5

= 9 s

(38)

• Waktu sikuls

waktu Siklus = ∑ 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛+∑ 𝑝𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠

𝑁

= 783+5457

5

=

1248 s

C. PEMOTONGAN BESI PLAT PENYANGGA BAUT COVER

∑x Set up = 118

∑x Pengukuran = -

∑x Proses = 760

N = 5

• Waktu set up

waktu set up = ∑ 𝑥𝑖

𝑛 = 118

5

= 23,6 s

• Waktu sikuls

waktu Siklus = ∑ 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛+∑ 𝑝𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠

𝑁

= 0+760

5

=

152 s

D. PEMOTONGAN BESI SIKU RANGKA COVER DEPAN

∑x Set up = 160

∑x Pengukuran = 210

∑x Proses = 3249

N = 5

• Waktu set up

waktu set up = ∑ 𝑥𝑖

𝑛 = 160

5

= 32 s

(39)

• Waktu sikuls

waktu Siklus = ∑ 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛+∑ 𝑝𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠

𝑁

= 210+3249

5

=

691,8 s

E. PEMOTONGAN BESI HOLO RANGKA COVER BELAKANG

∑x Set up = 288 s

∑x Pengukuran = 843 s

∑x Proses = 3037 s

N = 5

• Waktu set up

waktu set up =

∑ 𝑥𝑖

𝑛 = 288

5

= 32 s

• Waktu sikuls

waktu Siklus = ∑ 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛+∑ 𝑝𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠

𝑁

= 843+3037

5

=

776 s

1.2 PEMOTONGAN KOMPONEN MULTIPLEK

A. PEMOTONGAN KAYU MULTIPLEK COVER SAMPING

∑x Set up = 28 s

∑x Pengukuran = 114 s

∑x Proses = 1432 s

N = 5

(40)

• Waktu set up

waktu set up = ∑ 𝑥𝑖

𝑛 = 28

5

= 5,6 s

• Waktu sikuls

waktu Siklus = ∑ 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛+∑ 𝑝𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠

𝑁

= 114+1432

5

=

309,2 s

B. PEMOTONGAN KAYU MULTIPLEK COVER DEPAN

∑x Set up = 510 s

∑x Pengukuran = 360 s

∑x Proses = 1309 s

N = 5

• Waktu set up

waktu set up = ∑ 𝑥𝑖

𝑛 = 510

5

= 102 s

• Waktu sikuls

waktu Siklus = ∑ 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛+∑ 𝑝𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠

𝑁

= 360+1309

5

=

333,8 s

C. PEMOTONGAN KAYU MULTIPLEK COVER BELAKANG

∑x Set up = 517 s

∑x Pengukuran = 352 s

∑x Proses = 992 s

N = 5

(41)

• Waktu set up

waktu set up = ∑ 𝑥𝑖

𝑛 = 517

5

= 103,4 s

• Waktu sikuls

waktu Siklus = ∑ 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛+∑ 𝑝𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠

𝑁

= 352+992

5

=

268.8 s

1.3 PEMOTONGAN KOMPONEN PELAPISCOVER PLC

A. PEMOTONGAN HPL COVER

∑x Set up = 618 s

∑x Pengukuran = 7860 s

∑x Proses = 3037 s

N = 5

• Waktu set up

waktu set up = ∑ 𝑥𝑖

𝑛 = 618

5

= 123,6 s

• Waktu sikuls

waktu Siklus = ∑ 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛+∑ 𝑝𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠

𝑁

= 7860+3037

5

=

2179,4 s

(42)

B. PEMOTONGAN HPL COVER DEPAN

∑x Set up = 682 s

∑x Pengukuran = 7860 s

∑x Proses = 2501 s

N = 5

• Waktu set up

waktu set up = ∑ 𝑥𝑖

𝑛 = 682

5

= 136,4 s

• Waktu sikuls

waktu Siklus = ∑ 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛+∑ 𝑝𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠

𝑁

= 7860+2501

5

=

2072,2 s

C. PEMOTONGAN HPL COVER BELAKANG

∑x Set up = 522 s

∑x Pengukuran = 4349 s

∑x Proses = 2352 s

N = 5

• Waktu set up

waktu set up = ∑ 𝑥𝑖

𝑛 = 522

5

= 104,4 s

• Waktu sikuls

waktu Siklus = ∑ 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛+∑ 𝑝𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠

𝑁

= 4349+2352

5

=

1340,2 s

(43)

➢ Total Waktu setup stasiun 1(pemotongan)

No Elemen

Rata- rata Setup

(s) 1

Besi

Besi siku rangka cover samping 10,2

2 Besi holo rangka cover bawah 9

3 Besi plat penyangga baut cover 23,6

4 Besi siku rangka cover depan 32

5 besi holo rangka cover belakang 32

6

Multiplek

Multiplek cover samping 5,6

7 Multiplek cover depan 102

8 Multiplek cover belakang 103,4

9

HPL

HPL cover samping 123,6

10 HPL cover depan 136,4

11 HPL cover belakang 104,4

Jumlah 682,2

Waktu setup pada stasiun pemotongan = 682,2 detik

➢ Total Waktu siklus stasiun 1(pemotongan)

No Elemen Rata-rata

Siklus (s) 1

Besi

Besi siku rangka cover samping 139,2

2 Besi holo rangka cover bawah 1248

3 Besi plat penyangga baut cover 152

4 Besi siku rangka cover depan 691,8

5 besi holo rangka cover belakang 776

6

Multiplek

Multiplek cover samping 309,2

7 Multiplek cover depan 333,8

8 Multiplek cover belakang 268,8

9

HPL

HPL cover samping 2179,4

10 HPL cover depan 2072,2

11 HPL cover belakang 1340,2

Jumlah 9510,6

Waktu siklus pada stasiun pemotongan = 9510,6 detik

(44)

2. STASIUN DRILL

2.1 DRILLING KOMPONEN KAYU

A. DRILL LUBANG BAUT SIKU RANGKA COVER SAMPING B. DRILL BESI PLAT PENYANGGA BAUT COVER SAMPING

∑x Set up = 235 s

∑x Pengukuran = 910 s

∑x Proses = 1510 s

N = 5

• Waktu set up

waktu set up = ∑ 𝑥𝑖

𝑛 = 235

5

= 47 s

• Waktu sikuls

waktu Siklus = ∑ 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛+∑ 𝑝𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠

𝑁

= 910+1510

5

=

484 s

C. DRILL BAUT BESI SIKU RANGKA COVER DEPAN

∑x Set up = 82 s

∑x Pengukuran = 90 s

∑x Proses = 133 s

N = 5

• Waktu set up

waktu set up = ∑ 𝑥𝑖

𝑛 = 82

5

= 16,4 s

(45)

• Waktu sikuls

waktu Siklus = ∑ 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛+∑ 𝑝𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠

𝑁

= 90+133

5

=

44,6 s

D. DRILL LUBANG BAUT BESI HOLOCOVER BELAKANG

∑x Set up = 647 s

∑x Pengukuran = 957 s

∑x Proses = 735 s

N = 5

• Waktu set up

waktu set up = ∑ 𝑥𝑖

𝑛 = 647

5

= 129.4 s

• Waktu sikuls

waktu Siklus = ∑ 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛+∑ 𝑝𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠

𝑁

= 957+735

5

=

338.4 s

2.2 DRILLING KOMPONEN KAYU MULTIPLEK

A. DRILL LUBANG KOMPONEN KAYU COVER DEPAN

∑x Set up = 234 s

∑x Pengukuran = 482 s

∑x Proses = 3495 s

N = 5

• Waktu set up

waktu set up = ∑ 𝑥𝑖

𝑛 = 234

5

= 46.8 s

(46)

• Waktu sikuls

waktu Siklus = ∑ 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛+∑ 𝑝𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠

𝑁

= 482+3495

5

=

795.4 s

B. DRILL LUBANG BAUT COVER SAMPING

∑x Set up = 207 s

∑x Pengukuran = 360 s

∑x Proses = 160 s

N = 5

• Waktu set up

waktu set up = ∑ 𝑥𝑖

𝑛 = 207

5

= 41.4 s

• Waktu sikuls

waktu Siklus = ∑ 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛+∑ 𝑝𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠

𝑁

= 360+160

5

=

104 s

C. DRILL LUBANG BAUT SIKU RANGKA COVER DEPAN

∑x Set up = 101 s

∑x Pengukuran = 145 s

∑x Proses = 489 s

N = 5

• Waktu set up

waktu set up = ∑ 𝑥𝑖

𝑛 = 101

5

= 20.2 s

(47)

• Waktu sikuls

waktu Siklus = ∑ 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛+∑ 𝑝𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠

𝑁

= 145+489

5

=

126.8 s

D. DRILL LUBANG BAUT COVER BELAKANG

∑x Set up = 377 s

∑x Pengukuran = 275 s

∑x Proses = 232 s

N = 5

• Waktu set up

waktu set up = ∑ 𝑥𝑖

𝑛 = 377

5

= 75.4 s

• Waktu sikuls

waktu Siklus = ∑ 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛+∑ 𝑝𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠

𝑁

= 275+232

5

=

101.4 s

(48)

➢ Waktu setup stasiun drill

No Elemen Rata-rata

Setup (s) 1

Besi

Besi plat penyangga cover samping 47

2 besi siku rangka cover depan 16.4

3 Besi holo cover belakang 129.4

4

Multiplek

Multiplek cover depan 46.8

5 Lubang baut cover samping 41.4

6 Lubang baut siku rangka cover depan 20.2

7 Lubang buat cover belakang 75.4

Jumlah 376.6

*Waktu setup pada stasiun drill = 376.6 detik

➢ Waktu siklus pada stasiun drill

No Elemen Rata-rata

Siklus (s) 1

Besi

Besi plat penyangga cover samping 484

2 besi siku rangka cover depan 44.6

3 Besi holo cover belakang 338.4

4

Multiplek

Multiplek cover depan 795.4

5 Lubang baut cover samping 104

6 Lubang baut siku rangka cover depan 126.8

7 Lubang buat cover belakang 101.4

Jumlah 1994.6

*Jumlah waktu siklus stasiun drill = 1994.6 detik

*Waktu siklus ada stasiun 2 = 1994.6 detik

(49)

3. STASIUN BENDING

A. BENDING BESI HOLO RANGKA COVER BAWAH

∑x Set up = 166 s

∑x Pengukuran = - s

∑x Proses = 260 s

N = 5

• Waktu set up

waktu set up = ∑ 𝑥𝑖

𝑛 = 166

5

= 33.2 s

• Waktu sikuls

waktu Siklus = ∑ 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛+∑ 𝑝𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠

𝑁

= 0+260

5

=

52 s

B. BENDING BESI HOLO RANGKA COVER BELAKANG

∑x Set up = 60 s

∑x Pengukuran = - s

∑x Proses = 8410 s

N = 5

• Waktu set up

waktu set up = ∑ 𝑥𝑖

𝑛 = 60

5

= 12 s

• Waktu sikuls

waktu Siklus = ∑ 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛+∑ 𝑝𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠

𝑁

= 5010+8410

5

=

2684 s

(50)

➢ Waktu setup pada stasiun 3 (bending)

No Elemen Rata-rata

Setup (s) 1 Bending besi holo rangka cover bawah 33.2 2 Bending besi holo rangka cover belakang 12

Jumlah 45.2

*Jumlah waktu setup pada stasiun 3 = 45.2 detik

➢ Waktu siklus pada stasiun 3 (bending)

No Elemen Rata-rata

Siklus (s) 1 Bending besi holo rangka cover bawah 52 2 Bending besi holo rangka cover belakang 2684

Jumlah 2736

*Jumlah waktu siklus pada stasiun 3 = 1734 detik 4. STASIUN PENGELASAN

∑x Set up = 410 s

∑x Pengukuran = - s

∑x Proses = 18010 s

N = 5

• Waktu set up

waktu set up = ∑ 𝑥𝑖

𝑛 = 410

5

= 82 s

• Waktu sikuls

waktu Siklus = ∑ 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛+∑ 𝑝𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠

𝑁

= 0+18010

5

=

3602 s

(51)

5. STASIUN PENGECETAN

∑x Set up = 710 s

∑x Pengukuran = - s

∑x Proses = 4010 s

N = 5

• Waktu set up

waktu set up = ∑ 𝑥𝑖

𝑛 = 710

5

= 142 s

• Waktu sikuls

waktu Siklus = ∑ 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛+∑ 𝑝𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠

𝑁

= 0+4010

5

=

802 s

6. STASIUN FINISHING COVER

∑x Set up = 460 s

∑x Pengukuran = 7810 s

∑x Proses = 18012 s

N = 5

• Waktu set up

waktu set up = ∑ 𝑥𝑖

𝑛 = 460

5

= 92 s

• Waktu sikuls

waktu Siklus = ∑ 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛+∑ 𝑝𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠

𝑁

= 7810+18012

5

=

5164.4 s

(52)

7. STASIUN PERAKITAN

∑x Set up = 260 s

∑x Pengukuran = s

∑x Proses = 3510 s

N = 5

• Waktu set up

waktu set up = ∑ 𝑥𝑖

𝑛 = 260

5

= 52 s

• Waktu sikuls

waktu Siklus = ∑ 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛+∑ 𝑝𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠

𝑁

= 3510

5

=

702 s

➢ Total Waktu Setup dan Waktu Siklus (Stasiun1-Stasiun 7) Waktu siklus total

No Stasiun Waktu

Setup (s)

Waktu Siklus (s)

1 Stasiun pemotong 682.2 9510.6

2 Stasiun Drill 376.6 1994.6

3 Stasiun Bending 45.2 1734

4 Stasiun Pengelasan 82 3602

5 Stasiun Pengecetan 142 802

6 Stasiun Finishing Cover (pelapisan HPL) 92 5164.4

7 Stasiun Perakitan 52 702

Jumlah 1472 23509.6

Waktu siklus total = Waktu Setup+Waktu siklus

= 1472+23509.6

= 24981.6 s

(53)

3.2.2 Buat skema tata letak untuk semua stasiun kerja (skala 1 : 5)

Pengukuran Pemotongan

Besi Bending

Mesin Bor (Drill)

Pengelasan

Pengecatan

Pemotongan Multipleks

Pengaplikasian HPL Perakitan Kerangka dan Alas

PLC

(54)

3.2.3 Buatlah peta proses operasi dari keadaan sekarang, lengkap dengan perhitungan waktunya (asumsi waktu standar = waktu siklus)

Gambar 3.2 1 Peta Proses Operasi

(55)

3.2.4 Buatlah Assembly Chart dari proses pembuatan PLC

II

III

IV

V

I,II

I,II,III

IV,V

I,II,III,IV ,V Besi Hollo, 1

Besi siku , 1

Besi Plat, 1

Multipleks, 1

HPL, 1

Pengelasan

Pengelasan

Pengaplikasian HPL pada Multipleks

Perakitan I

Tabel 3.2 4 Diagram Assembly Chart

(56)

3.2.5 Buatlah peta Aliran proses

WKT JML WKT JML WKTJML

Operasi 416 23

Pemeriksaan Transportasi Menunggu

Penyimpanan 1

2,32

20,8

2,53

11,5

12,9

5,15

5,56

4,4

36,3

34,5

22,3

8,06

0,74

5,64

13,3

1,73

1,69

0,86

28

60

13,4

86,1

11,7

: Kelompok 6 : 2

USULAN

BUANG

TINDAKAN

GABUNG URUTAN TEMPEL

UBAH

ORANG PERBAIKI PEKERJAAN

NOMOR PETA

CATATAN

Jarak (m) Jumlah Waktu (menit) ANALISA

APA DIMANA KAPAN SIAPA BAGAIMANA

SEKARANG USULAN BEDA

PETA ALIRAN PROSES RINGKASAN

KEGIATAN

JARAK TOTAL

URAIAN KEGIATAN

:PLC 1 Unit

: 21 Mei 2022

ORANG BAHAN KERTAS

SEKARANG DIPETAKAN OLEH TANGGAL DIPETAKAN LAMBANG

Memotong HPL cover belakang

Drill lubang baut besi plat penyangga cover samping

Drill lubang baut besi siku penyangga cover depan

Penyimpanan

Bending besi holo rangka cover belakang Pengelasan

Pengecatan

Finishing cover (Pelapisan HPL) Perakitan dan Pengecekan PLC Drill lubang multiplex cover depan Drill lubang baut multiplex cover samping Drill lubang baut cover belakang Bending besi holo rangka cover bawah Drill lubang baut besi holo cover belakang Memotong multiplex cover samping Memotong multiplex cover depan Memotong multiplex cover belakang Memotong HPL cover samping Memotong HPL cover depan

Memotong besi siku rangka cover samping Memotong besi holo rangka cover bawah Memotong besi plat penyangga baut cover samping

Memotong besi siku rangka cover depan Memotong besi holo rangka cover belakang

Tabel 3.2 5 Tabel Peta Aliran Proses

(57)

50

BAB IV ANALISIS

4.1 Jelaskan dalam tipe produksi apa waktu set up yang sangat berpengaruh (job shop atau mass production)

Dari data yang diambil dari prktikum ini tipe produksi yang dipakai yaitu dengan tipe

“Mass Production”,karena dilihat dari data Peta Proses Operasi alur proses yang dikerjakan dilakukan secara teratur.

4.2 Berdasarkan Peta Proses Operasi yang telah dibuat, hitung perkiraan jumlah masing – masing bahan yang diperlukan untuk membuat PLC sebanyak 100 buah.

Bahan yang digunakan :

- Besi Siku : 1 batang - Besi Plat : 1 batang - Besi Holo : 1 batang - Multiplex (6mm) : 1 lembar - Multiplex (10mm) : 1 lembar

- HPL : 1 Gulung

- Baut : 16 pcs

- Mur : 16 pcs

- Lem : 1 Kaleng

(58)

Bahan yang digunakan untuk 100 buah PLC :

- Besi Siku : 1 batang x 100 = 100 batang - Besi Plat : 1 batang x 100 = 100 batang - Besi Holo : 1 batang x 100 = 100 batang - Multiplex (6mm) : 1 lembar x 25 = 25 lembar - Multiplex (10mm) : 1 lembar x 50 = 50 lembar - HPL : 1 Gulung x 100 = 100 gulung

- Baut : 16 pcs x 100 = 1600 pcs

- Mur : 16 pcs x 100 = 1600 pcs

- Lem : 1 Kaleng x 50 = 50 kaleng

Penggunaan bahan untuk memproduksi PLC sebanyak 100buah tidak sama rata dikarenakan dalam pembuatan 1 PLC bahan-bahan tersebut masih ada yang tersisa dan Praktikan memperkirakan bahan tersebut dapat digunakan untuk berapa buah PLC.

(59)

4.3 Lakukan analisis terhadap Peta Proses Operasi dan buat Peta Operasi usulan berdasarkan analisis tersebut

Berdasarkan dari OPC sebelumnya,proses kerja yang dilakukan kurang lengkap dan diusulkan untuk memperjelas proses kerja pada tiap stasiun yang ada.

(60)

53

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil laporan praktikum ini yaitu pengumpulan data dan proses kerja dari tiap stasiun kurang teliti yang mengakibatkan terjadinya waktu proses kerja yang berlebih dan kurang efisien.

Saran pada praktikum kali ini ialah dalam pengambilan data lebih teliti dan jangan mengikuti data pada praktikum sebelumnya (Proses Manufakur) yang dalam

pengambilan datanya kurang telitiyang mengakibatkan laporan hasil praktikumtidak efisien.

(61)

54

DAFTAR PUSTAKA

Website :

https://fariedpradhana.wordpress.com/2012/04/24/peta-peta-kerja/

website

http://hierone1.blogspot.com/2013/04/langkah-langkah-prosedur-sampling.html

website

https://serupa.id/flowchart-diagram-alir-pengertian-jenis-simbol-notasi/

website

https://www.wikiwand.com/id/Diagram_alir website

http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00092-TI%20Bab2001.pdf

(62)

MODUL II

PENGUKURAN WAKTU KERJA

Disusun oleh:

Kelompok 6

LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA JAKARTA

2022

Arif subagya 2070031065

Aldi Hasbiyal F 2070031069

Amalia Dwi Septiani 2070031085 Indri Novadiyanti 2070031071 Muchamad Alfariz 2070031084

Teguh Sektiono 2070031079

Adhitya Nugraha 2070031090

Yudhistira Syam Isgito 2070031070 Luthfi Syahputro 2070031064

(63)

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan praktikum ini telah dibuat oleh

Nama : Amalia Dwi Septiani

NIM : 2070031085

Program Studi : Teknik Industri

Fakultas/Universitas : Teknik/Universitas Krisnadwipayana Waktu Pelaksanaan : 21 Mei 2022-28 Mei 2022

Judul : Pengukuran Waktu Kerja

Telah diperiksa dan disetujui untuk diberikan penilaian yang sebagimana mestinya.

Mengetahui,

Kepala Laboratorium

Aries Abbas,S.t,M.M,M.T NIDN :03290565505

Asisten Laboratorium

Ainul Risqi

NIM : 1970031023

Referensi

Dokumen terkait

Peta jurusan SMK Mesin menunjukan kecenderungan skor tertinggi ada pada tipologi (R,C,E), SMK jurusan Akuntansi menunjukan peta tipologi (C, I), SMK jurusan

Berisikan teori-teori yang berkaitan tentang penulisan Laporan Akhir Analisis dan Pengukuran Kerja mengenai peta-peta kerja (Minimal 6 halaman dan 3

operator]; peta kelompok kerja [berapa # operator yang diperlukan untuk menyelesaikan sebuah rangkaian proses secara efektif‐efisien]. Peta dibuat untuk menganalisa kondisi

Tentunya, kalau setiap sistem kerja telah dapat disempurnakan, maka untuk memperbaiki proses secara keseluruhan akan lebih mudah dilaksanakan.Untuk mendapatkan gerakan-gerakan yang

Peta kerja setempat adalah suatu peta kerja yang menggambarkan proses yang terjadi pada suatu stasiun kerja atau departemen yang dapat digunakan untuk menganalisa

■ Informasi yang diberikan antara lain hubungan yang jelas antara waktu kerja dan waktu menganggur dari tangan kanan dan kiri, serta menunjukkan perbandingan antara tugas

Bab ke lima, menjelaskan kesepakatan pekerja rumah tangga dan majikan pekerja rumah tangga dalam hubungan kerja, dengan menguraikan sejauh mana hubungan kerja yang telah

Peta jurusan SMK Mesin menunjukan kecenderungan skor tertinggi ada pada tipologi (R,C,E), SMK jurusan Akuntansi menunjukan peta tipologi (C, I), SMK jurusan