• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU TK DI KOTA SERANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU TK DI KOTA SERANG."

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU TK

DI KOTA SERANG

TESIS

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Konsentrasi Administrasi Pendidikan

Oleh Dyah Maharani

NIM 1007123

PROGRAM STUDI

(2)

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU TK

DI KOTA SERANG

LEMBAR HAK CIPTA

Oleh :

DYAH MAHARANI

Sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Konsentrasi Administrasi Pendidikan

©Dyah Maharani

Universitas Pendidikan Indonesia Januari 2015

Hak Cipta dilindungi undnag-undang

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)

DYAH MAHARANI

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU TK DI KOTA SERANG

disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

Pembimbing I

__________________________

Dr. Hj. Aan Komariah. M.Pd.

NIP: 197005241994022001

Pembimbing II

__________________________

Dr. Taufani C. Kurniatun, M.Si.

NIP: 196811071998022001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan

Sekolah Pasca Sarjana UPI

__________________________

(4)

ABSTRAK

Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Mengajar Guru TK di Kota Serang

Dyah Maharani/1007123

Penelitian ini dilatarbelakangi dengan adanya indikasi guru TK di Kota Serang yang belum menunjukkan kinerja mengajar yang memadai. Penelitian ini ditujukan untuk menganalisis pengaruh perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap kinerja mengajar guru di Kota Serang. Penelitian ini penting untuk dilakukan karena kinerja mengajar guru TK dapat meningkatkan kualitas hasil peserta didik. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, dimana desain survei menggunakan angket sebagai alat pengumpul data. Data penelitian ini diperoleh dari Kepala Sekolah dan Guru TK di Kota Serang. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik, kemudian dibandingkan dengan kajian teori dan hasil penelitian terdahulu. Berdasarkan analisis data, ditemukan bahwa perilaku kepemimpinan kepala sekolah memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja mengajar Guru TK di Kota Serang dengan kategori rendah (sebesar 7,2%). Selain itu, motivasi kerja juga memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja mengajar Guru TK di Kota Serang dengan kategori cukup kuat (sebesar 32%). Secara simultan, perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap terhadap kinerja mengajar Guru TK di Kota Serang dengan kategori cukup kuat (sebesar 46,5%). Kesimpulan dari penelitian ini adalah tingkat kinerja mengajar guru TK di Kota Serang dipengaruhi oleh variabel perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja sebesar 46,5% secara simultan. Sedangkan 53,5% lainnya dipengaruhi oleh variabel lain. Berdasarkan hasil temuan penelitian dapat disimpulkan bahwa perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja memberikan pengaruh terhadap kinerja mengajar Guru TK di Kota Serang. Adapun rekomendasi yang diajukan adalah : 1) Kepala Sekolah dapat lebih menegaskan wewenang, tanggung jawab, pedoman kerja, dan saluran komunikasi yang jelas bagi guru, maupun kepala sekolah itu sendiri, 2) Kepala Sekolah dapat mengalokasikan insentif dan membuka peluang promosi bagi guru, 3) Guru mampu mengidentifikasikan dan mengelompokkan kompetensi, mengembangakan materi, menentukan metode dan merencanakan penilaian, 4) Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk mencoba mengkaji variabel lain yang mempengaruhi kinerja mengajar Guru TK.

(5)

ABSTRACT

This research is motivated by the indication of a kindergarten teacher in Serang city that has not demonstrated adequate teaching performance. This study aimed to analyze the influence of the behavior of school leadership and work motivation on the teachers teaching performance in Serang City. This research is important because the kindergarten teachers teaching performance can improve the quality of the learners.This study used quantitative research methods, where the survey design is using a questionnaire as a data collection tool. The research data was obtained from the Head of School and Kindergarten Teachers in Serang City. The data obtained were statistically analyzed and compared with the theoretical study and the results of previous research.Based on data analysis, it was found that the behavior of school leadership provide a positive and significant effect on the kindergarten teacher teaching performance in Serang city with low category (by 7.2%). In addition, work motivation also provide a positive and significant effect on the kindergarten teacher teaching performance in Serang city with strong category (by 32%). Simultaneously, the behavior of school leadership and work motivation provide a positive and significant effect on the kindergarten teacher teaching performance in Serang city with strong category (46.5%).The conclusion of this study is the level of kindergarten teacher teaching performance in Serang city influenced by the behavior of school leadership variables and work motivation 46.5% simultaneously. While 53.5% are influenced by other variables. Based on the findings it can be concluded that the behavior of school leadership and work motivation influence on the kindergarten teacher teaching performance in Serang city.The recommendations made are: 1) the Principal can be asserted authority, responsibilities, guidelines, and clear channel of communication for teachers, and the principal itself, 2) the Principal may allocate incentives and promotion opportunities for teachers, 3 ) the teacher is able to identify and classify the competencies, develop the material, determine the method and plan assessment, 4) for further research is encouraged to try to assess other variables that affect the kindergarten teacher teaching performance.

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN i

ABSTRAK ii

ABSTRACT iii

KATA PENGANTAR iv

UCAPAN TERIMA KASIH v

DAFTAR ISI vii

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR xii

DAFTAR LAMPIRAN xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 6

C. Rumusan Masalah Penelitian ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 8

E. Manfaat Penelitian ... 9

(7)

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN

HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kinerja Mengajar Dalam Konteksi Administrasi

Pendidikan... 11

1. Definisi Kinerja Sumber Daya Manusia... 12

2.Konsep Mengajar... 13

3.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja ... 15

4.Kinerja Mengajar Guru ... 17

5.Kinerja Mengajar Guru TK ... 18

B. Kepemimpinan ... 21

1. Pengertian Kepemimpinan ... 21

2. Konsep Perilaku ... 23

3. Kepala Sekolah ... 24

4. Pengertian Perilaku Kepemimpinan ... 28

C. Motivasi Kerja 1. Pengertian Motivasi ... 33

2. Teori Motivasi ... 35

3. Fungsi Motivasi ... 41

4. Upaya Meningkatkan Motivasi ... 43

D. Kajian Terdahulu Yang Relevan ... 45

E. Kerangka Pemikiran... 46

F. Hipotesis Penelitian ... 49

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subyek Penelitian ... 50

1. Lokasi Penelitian ... 50

2. Subyek Populasi ... 50

(8)

1. Metode Deskriptif ... 52

2. Pendekatan Kuantitatif ... 53

C. Definisi Operasional ... 54

D. Proses Pengembangan Instrumen ... 63

1. Uji Validitas Instrumen ... 63

2. Uji Reliablitas Instrumen ... 68

E. Teknik Pengumpulan Data ... 70

1. Menentukan Alat Pengumpul Data ...70

2. Penyusunan Alat Pengumpul Data ... 71

F. Analisis Data ... 72

1. Seleksi dan Klasifikasi Data ... 72

2. Uji Normalitas Distribusi Data ... 73

3. Uji Linieritas Data ...74

4. Menghitung Kecenderungan Umum Responden ... 74

5. Uji Hipotesis ... 75

a. Analisis Korelasi ... 75

b. Analisis Regresi ... 77

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 79

1. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 79

2. Seleksi Data ... 83

3. Perhitungan Kecenderungan Umum Skor Responden Berdasarkan Perhitungan Rata-Rata (Weighted Mean Score) ... 84

4. Hasil Uji Normalitas Distribusi Data ... 101

5. Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian ... 107

B. Pembahasan ... 113

(9)

Kinerja Mengajar Guru TKdi Kota Serang ... 113

2. Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru di Kota Serang ... 119

3. Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Mengajar Guru di Kota Serang ... 120

4. Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Mengajar Guru di Kota Serang ... 121

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan... 123

B. Saran... 124

DAFTAR PUSTAKA ... 128

(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Data Guru TK dan Kualifikasi Pendidikan

se-Kota Serang Tahun 2013 51

Tabel 3.2 Operasional Variabel Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah 55

Tabel 3.3 Operasional Variabel Motivasi Kerja 57

Tabel 3.4 Operasional Variabel Kinerja Mengajar 60

Tabel 3.5 Uji Validitas Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah 64

Tabel 3,6 Uji Validitas Motivasi Kerja 65

Tabel 3.7 Uji Validitas Kinerja Mengajar 67

Tabel 3.8 Uji Reliabilitas Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah 68

Tabel 3.9 Uji Reliabilitas Motivasi Kerja 69

Tabel 3.10 Uji Reliabilitas Kinerja Mengajar Guru 69

Tabel 3.11 Kriteria Penskoran Alternatif Jawaban Skala Likert Variabel X1,X2, dan Y 72

Tabel 3.12 Konsultasi Hasil Perhitungan WMS 75

Tabel 3.13 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi 76

(11)

Tabel 4.3 Data Siswa TK se-Kota Serang Tahun 2012-2013 82

Tabel 4.4 Data Guru TK dan Kualifikasi Pendidikan

se-Kota Serang Tahun 2013 83

Tabel 4.5 Jumlah Angket Tersebar dan Terkumpul 84

Tabel 4.6 Konsultasi Hasil Perhitungan WMS 85

Tabel 4.7 Hasil Perhitungan WMS Variabel X1

(Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah) 87

Tabel 4.8 Hasil Perhitungan WMS Variabel X2 (Motivasi Kerja) 92

Tabel 4.9 Hasil Perhitungan WMS Variabel Y

(Kinerja Mengajar Guru TK) 96

Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Uji Normalitas 102

Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data 104

(12)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Variabel-Variabel Yang Mempengaruhi Kinerja Mengajar 7

Gambar 2.1 Teori Dua Faktor Prederick Herzberg 38

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran 46

Gambar 4.1 Grafik Histogram Nilai Rata-Rata Kecenderungan Umum

Variabel X1 (Perilai Kepemimpinan Kepala Sekolah) 84

Gambar 4.2 Grafik Histogram Nilai Rata-Rata Kecenderungan Umum

Variabel X2 (Motivasi Kerja) 86

Gambar 4.3 Grafik Histogram Nilai Rata-Rata Kecenderungan Umum

Variabel Y (Kinerja Mengajar Guru TK) 91

Gambar 4.4 Grafik Normalias Variabel X1 (Perilaku Kepemimpinan

Kepala Sekolah) 95

Gambar 4.5 Grafik Normalitas Variabbel X2 (Motivasi Kerja) 96

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Keputusan (SK Bimbingan)

Lampiran 2 Surat Penelitian Kampus

Lampiran 3 Surat Penelitian Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Serang

Lampiran 4 Data TK Kota Serang

Lampiran 5 Lembar Coding Data

(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan mutu sumber

daya manusia menuju era globalisasi yang penuh dengan tantangan sehingga

disadari bahwa pendidikan merupakan sesuatu yang sangat fundamental bagi

setiap individu. Peran pemerintah sangat menentukan dalam mengelola bidang

pendidikan, karena dengan sistem pendidikan yang baik diharapkan muncul

generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu menyesuaikan diri untuk

hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Indonesia akhir-akhir ini

mengalami perkembangan yang pesat. Bahkan di daerah terpencil sekalipun saat

ini sudah dimulai pembangunan fasilitas yang menunjang PAUD. Pemerintah

melalui Direktorat Pembinaan PAUD Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Indonesia sebagaimana yang tertuang dalam Rencana Strategis menargetkan pada

tahun 2009 sebanyak 24% anak usia 2-4 tahun dapat terlayani di PAUD Non

Formal, dan sebanyak 53,9% anak usia 0-6 tahun terlayani di PAUD formal dan

non formal. Pada tahun 2014, diperkirakan Angka Partisipasi Kasar (APK)

layanan anak usia dini mencapai 75% di seluruh Indonesia

(http://www.paudni.kemdikbud.go.id/paud/).

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan nasional : “PAUD merupakan upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun yang dilakukan melalui

pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

(15)

pada usia tersebut otak anak tidak mendapatkan rangsangan yang maksimal, maka

potensi otak anak tidak akan berkembang secara optimal. Secara keseluruhan

sampai usia 8 tahun 80% kapasitas kecerdasan sudah terbentuk, artinya kapasitas

kecerdasan anak hanya bertambah 30% setelah usia 4 tahun hingga mencapai usia

8 tahun. Selanjutnya kapasitas kecerdasan anak tersebut akan mencapai 100%

setelah berusia sekitar 18 tahun (Khasanah, 2013: 3).

Hasil penelitian lain menyimpulkan bahwa perkembangan yang diperoleh

pada usia dini sangat mempengaruhi perkembangan anak pada tahap berikutnya

dan meningkatkan produktifitas kerja di masa dewasa (Sudradjat, 2005: 135).

Perlu dipahami bahwa anak memiliki potensi untuk menjadi lebih baik di masa

mendatang, namun potensi tersebut hanya dapat berkembang manakala diberi

rangsangan, bimbingan, bantuan, dan/atau perlakuan yang sesuai dengan tingkat

pertumbuhan dan perkembangannya.

Terkait dengan tingginya minat untuk bersekolah di PAUD dan

peningkatan jumlah PAUD dari tahun ke tahun, penting untuk diupayakan

peningkatan kinerja mengajar guru. Kondisi tersebut mengingat tantangan yang

dihadapi oleh guru PAUD antara lain kurang tersedianya fasilitas mengajar yang

memadai, sulitnya untuk meningkatkan kualifikasi pendidikan hingga faktor latar

belakang siswa yang ikut serta dalam program pendidikan anak usia dini (Unicef,

2012: 5).

Agustin dan Wahyudin (2012: 3) menyatakan bahwa permasalahan

pendidikan anak usia dini bertambah rumit pada saat kompetensi guru juga rendah

khususnya dalam memberikan pelayanan kepada anak usia dini. Fakta di lapangan

menunjukkan bahwa masih banyak guru anak usia dini yang belum memahami

tugas, fungsi, kompetensi dan keterampilan yang selayaknya dikuasai oleh guru

pendidikan anak usia dini.

Salah satu kota yang memiliki jumlah PAUD yang mengalami

(16)

Kanak-Kanak (TK) setiap tahunnya mengalami peningkatan sebanyak 3% dari

tahun 2011 sampai tahun 2013 (Sumber : Dinas Pendidikan Kota Serang, 2013).

Salah satu sumber daya atau komponen yang harus dikelola dalam

pendidikan TK adalah guru. Guru mendapatkan perhatian yang besar karena guru

merupakan sumber daya potensial yang turut berperan dalam mewujudkan tujuan

pendidikan nasional. Guru merupakan ujung tombak berbagai upaya peningkatan

mutu pendidikan nasional karena guru merupakan pihak yang terlibat langsung

dalam proses pembelajaran di dalam kelas serta memiliki peran yang sangat vital

dalam meningkatkan kualitas anak didiknya.

Kondisi kinerja guru TK di kota Serang dalam hal memahami materi

pelajaran sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan sebelum melakukan

PBM menunjukkan bahwa para guru sering kurang memahami materi pelajaran

sehingga mereka seringkali mengajarkan sebuah materi yang berbeda dengan

kurikulum yang telah ditetapkan. Sedangkan dalam hal melakukan kegiatan

administrasi seperti pencatatan dan pelaporan hasil belajar siswa, guru sering

merasa kesulitan karena kepala sekolah jarang memberikan bantuan dalam hal

administratif, karena berpikir itu menjadi tanggung jawab penuh guru (Sumber:

Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah dan Guru di Kota Serang).

Secara teori kinerja diartikan sebagai sesuatu yang ingin dicapai, prestasi

yang diperlihatkan dan kemampuan seseorang. Istilah kinerja berasal dari kata job

performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya

yang dicapai oleh seseorang). Sehingga dapat didefinisikan bahwa kinerja adalah

hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai

dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan

kepadanya (Mangkunegara, 2004: 67).

Kinerja mengajar guru pada dasarnya merupakan unjuk kerja yang

dilakukan oleh guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. Kualitas

kinerja mengajar guru akan sangat menentukan kualitas hasil pendidikan, karena

(17)

dalam proses pendidikan/pembelajaran di sekolah. Suryosubroto (2004: 20)

mengatakan bahwa kinerja mengajar guru dikatakan berkualitas apabila seorang

guru dapat menampilkan kelakuan yang baik dalam usaha mengajarnya.

Keterampilan guru dalam mengajar merupakan pengintegrasian

keterampilan-keterampilan yang dilandasi oleh seperangkat teori, ilmu dan

teknologi, dan dilengkapi dengan unsur-unsur seni, budaya, dan nilai serta

karakteristik perilaku dan pribadi guru itu sendiri. Hal ini akan tercermin dalam

kinerja guru mulai dari memulai sampai mengakhiri proses belajar mengajar di

kelas.

Kinerja mengajar guru dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor internal

maupun faktor eksternal. Salah satu faktor eksternal yang dapat mempengaruhi

kinerja mengajar guru adalah kepemimpinan kepala sekolah. Dalam hal ini

berfokus pada perilaku kepemimpinan kepala sekolah.

Peran kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja mengajar guru memiliki

implikasi bahwa perlu mengalihkan perhatian dari sekedar melakukan pembinaan

administratif menjadi pusat pembinaan profesional dengan perhatian pada

peningkatan kinerja mengajar guru dalam melakukan proses belajar mengajar di

kelas.

Sementara itu dari sisi internal, salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi kinerja mengajar guru adalah motivasi kerja. Motivasi juga

merupakan hal yang tidak boleh diabaikan dalam menunjang terwujudnya kinerja

mengajar guru. Motivasi merupakan proses psikis yang mendorong orang untuk

melakukan sesuatu. Motivasi dapat berasal dari dalam diri maupun luar diri

seseorang (Usman, 2006: 250). Menurut MC Donald (dalam Martinis Yamin,

2011: 216) bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap

adanya tujuan. Pengertian yang diungkapkan oleh Mc Donald mengandung tiga

(18)

perubahan energi, ditandai dengan adanya feeling dan dirangsang karena adanya

tujuan.

Dengan demikian motivasi memiliki peranan yang sangat penting dalam

mewujudkan kinerja mengajar yang efektif. Motivasi dapat menggerakan individu

untuk berbuat dan bekerja untuk mencapai tujuan yang diinginkannya.

Adapun hasil penelitian terdahulu yang dilakukan Iis Faridah yang

berjudul Kontribusi Kompetensi Kerja Guru dan Kepemimpinan Pembelajaran

(Instructional Leadership) Kepala TK Terhadap Kinerja Mengajar Guru TK di

Kota Bandung, menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara

Kompetensi Kerja Guru terhadap Kinerja Mengajar Guru TK, Kepemimpinan

Pembelajaran (Instructional Leadership) Kepala TK terhadap Kinerja Mengajar

guru TK, dan Kompetensi Kerja Guru dan Kepemimpinan Pembelajaran

(Instructional Leadership) Kepala TK secara simultan berpengaruh terhadap

Kinerja Mengajar Guru TK

Selanjutnya penelitian dari Tri Hartati Farida dalam bentuk tesis dengan

judul Peran Motivasi Kerja Guru Terhadap Kinerja Guru Taman Kanak-Kanak

(studi Pada TK Aisyiyah Pembina Piyungan Bantul Yogyakarta), menunjukkan

hasil dimana motivasi kerja guru sangat berpengaruh terhadap peningkatan kinerja

guru TK Aisyiyah Pembina Piyungan Bantul Yogyakarta dalam melakukan suatu

kegiatan tertentu.

Penelitian lain yang juga berjudul Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah dan

Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru TK/RA di UPTD Pendidikan Kecamatan

Bandungan Kabupaten Semarang yang ditulis oleh Yuli Indrawati, memperoleh

hasil bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan antara pengaruh supervisi

kepala sekolah terhadap kinerja guru TK/RA di UPTD Pendidikan Kecamatan

Bandungan Kabupaten Semarang, begitu pula dengan motivasi kerja berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kinerja guru TK/RA di UPTD Pendidikan

(19)

motivasi kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja guru TK/RA di

UPTD Pendidikan Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang.

Berdasarkan uraian di atas dapat diduga bahwa perilaku kepemimpinan

dan motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja mengajar guru. Namun demikian

masih perlu diteliti lebih jauh khususnya di Kota Serang apakah Perilaku

Kepemimpinan dan Motivasi Kerja berpengaruh terhadap Kinerja Mengajar Guru

TK.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Inti kajian penelitian ini adalah kinerja mengajar guru TK dimana kinerja

mengajar guru TK itu sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor. Gibson (1985:

51-53), secara lebih komprehensif mengemukakan adanya tiga kelompok variabel

sebagai faktor yang mempengaruhi kinerja dan potensi individu dalam organisasi,

yaitu :

1. Variabel individu meliputi : kemampuan keterampilan (fisik), latar

belakang (keluarga, tingkat sosial, pengalaman), dan demografi (umur,

asal-usul dan jenis kelamin).

2. Variabel organisasi meliputi : sumber daya, kepemimpinan, kepuasan,

struktur, dan desain pekerjaan.

3. Variabel psikologis meliputi : mental/intelektual, persepsi sikap,

kepribadian, belajar dan motivasi.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti, dan

sekian banyak faktor yang dapat mempengaruhi kinerja mengajar guru, yang

paling menonjol adalah perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja

(20)

Gambar 1.1

Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kinerja Mengajar

(Gibson et al, 2000; Kristianawuri 2007)

Upaya meningkatkan kinerja mengajar guru TK dapat dilakukan dengan

meningkatkan perilaku kepemimpinan kepala sekolah. Perilaku kepemimpinan

pada dasarnya merupakan tindakan seorang pemimpin untuk mempengaruhi orang

lain dalam mencapai suatu tujuan sesuai dengan situasi organisasi. Agar dapat

melakukan sesuatu dalam pekerjaannya, seorang guru harus mendapatkan

dukungan dari kepala sekolah dalam hal menegaskan peran guru di sekolah serta

hubungan baik dengan kepala sekolah selama melakukan pekerjaannya. Perilaku

kepemimpinan kepala sekolah akan sangat menentukan kinerja mengajar guru dan

memungkinkan terjadinya kinerja mengajar guru yang lebih efektif dan efisien.

(21)

Upaya lain yang dapat dilakukan dalam rangka meningkatkan kinerja

mengajar guru adalah melalui peningkatan motivasi kerja. Motivasi kerja

merupakan dorongan yang tumbuh dalam diri seseorang, baik yang dipengaruhi

dari dalam dan luar dirinya untuk melakukan suatu pekerjaan dengan semangat

tinggi menggunakan semua kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirinci faktor-faktor

teridentifikasi yang berkaitan dengan penelitian ini:

1. Guru sering kurang memahami materi pelajaran sehingga mereka

seringkali mengajarkan sebuah materi yang berbeda dengan kurikulum

yang telah ditetapkan.

2. Dalam hal melakukan kegiatan administrasi seperti pencatatan dan

pelaporan hasil belajar siswa, guru sering merasa kesulitan karena kepala

sekolah jarang memberikan bantuan dalam hal administratif

C. Rumusan Masalah Penelitian

Dari uraian tentang latar belakang masalah yang telah penulis paparkan

dan berdasarkan studi pendahuluan yang penulis lakukan, bahwa pada prinsipnya

terdapat banyak faktor yang mempengaruhi kinerja mengajar guru. Berdasarkan

uraian diatas diduga perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja

menjadi faktor yang berpengaruh terhadap kinerja mengajar guru. Pertanyaan

penelitian sebagaimana di bawah ini :

1. Bagaimana gambaran perilaku kepemimpinan kepala sekolah TK di Kota

Serang?

2. Bagaimana gambaran motivasi kerja guru TK di Kota Serang?

(22)

4. Seberapa besar pengaruh perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan

motivasi kerja terhadap kinerja mengajar guru TK di Kota Serang secara

parsial?

5. Seberapa besar pengaruh perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan

motivasi kerja terhadap kinerja mengajar guru TK di Kota Serang secara

simultan?

D. Tujuan Penelitian

Secara umum, berdasarkan rumusan penelitian tersebut, penelitian

inibertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh Perilaku Kepemimpinan

Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Mengajar Guru TK

secara parsial Di Kota Serang. Secara khusus, peneitian ini bertujuan:

1. Mendeskripsikan Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah di Kota Serang.

2. Mendeskripsikan Motivasi Kerja Guru TK Di Kota Serang.

3. Mendeskripsikan Kinerja Mengajar Guru TK Di Kota Serang.

4. Menganalisis Pengaruh Perilaku Kepemimpinan terhadap Kinerja

Mengajar Guru TK Di Kota Serang.

5. Menganalisis Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja Mengajar Guru

TK Di Kota Serang.

6. Menganalisis Pengaruh Perilaku Kepemimpinan dan Motivasi Kerja

secara bersama-sama terhadap Kinerja Mengajar Guru TK Di Kota

Serang.

E. Manfaat/Signifikansi Penelitian

Secara garis besar dan berdasarkan tujuan penelitian, penelitian ini

akan memiliki empat aspek manfaat setidaknya. Pertama, secara teoritis,

(23)

mengembangkan administrasi pendidikan pada umumnya. Secara khusus,

penelitian dapat menjadi sumber rujukan untuk kajian manajemen sumber

daya manusia dalam bidang pendidikan. Hal ini dikarenakan peningkatan

kinerja mengajar guru TK, nantinya akan berdampak pada peningkatan

kualitas hasil peserta didik.

Kedua, penelitian ini memiliki manfaat dalam aspek kebijakan. Hal ini

dikarenakan perkembangan kebijakan formal dalam hal peningkatan kinerja

mengajar guru yang berada di Taman Kanak-Kanak selama ini admibistratif,

belum dilaksanakan sesuai kebutuhan dan perkembangan usia anak didik.

Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk membuat kebijakan yang tepat

dalam menyusun standar kinerja mengajar guru, sehingga dapat meningkatkan

kualitas pendidikan yang ada di Taman Kanak-Kanak secara signifikan.

Berikutnya, secara praktis, penelitian ini dapat bermanfaat sebagai

salah satu bahan pertimbangan bagi para Kepala Sekolah TK agar dapat

digunakan dalam upaya meningkatkan peran kepala sekolah TK terutama

sebagai pemimpin dan pada akhirnya meningkatkan kinerja mengajar guru

pada lembaga TK yang dipimpinnya. Sedangkan Guru TK, penelitian ini

diharapkan dapat menjadi sumber informasi dalam upaya mengembangkan

motivasi kerja guru dalam rangka peningkatan kinerja mengajar guru menuju

pendidikan anak usia dini yang berkualitas.

Terakhir, bagi para peneliti selanjutnya, diharapkan dapat

memfokuskan objek penelitian pada variabel lain yang dapat meningkatkan

kinerja mengajar guru TK dan mencoba membandingkannya antara satu kota

dengan kota lainnya

F. Struktur Organisasi Tesis

Tesis ini disajikan dalam lima bab, sebagai berikut:

(24)

Bagian ini memaparkan latar belakang penelitian, identifikasi

masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, dan

manfaat atau signifikansi penelitian.

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan tentang kajian pustaka sebagai landasan

teoretis dalam menyusun pertanyaan penelitian, tujuan serta hipotesis.

Kerangka berfikir untuk merumuskan hipotesis dengan mengkaji

hubungan teoritis antar variabel penelitian. Selanjutnya Hipotesis

penelitian yang merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang

dirumuskan dalam penelitian atau sub masalah yang diteliti.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini merupakan penjabaran yang rinci mengenai metode

penelitian, termasuk di dalamnya lokasi dan subyek populasi/sampel

penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional,

instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik

pengumpulan data dan analisis data.

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menyajikan hasil penelitian dan pembahasan selama

penelitian. Pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan

berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, hipotesis, dan

tujuan penelitian. Pembahasan atau analisis temuan yang dikaitkan dengan

dasar teoretik yang telah dibahas dalam Bab Kajian Pustaka dan temuan

sebelumnya.

BAB V : SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab ini menyajikan Kesimpulan dan saran penafsiran dan

(25)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Dan Subyek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Menurut Nasution (1996: 43) lokasi penelitian merupakan

situasi yang mengandung unsur tempat, pelaku, dan kegiatan. Lokasi

dalam penelitian ini dilakukan di semua TK di Kota Serang.

2. Subyek Populasi

Menurut Sugiono (2007: 117) populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas

dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Sesuai dengan permasalahan dalam penelitian ini, yang

menjadi populasi adalah Kepala Sekolah dan Guru TK di lingkungan

Dinas Pendidikan Kota Serang sebanyak 709 orang terdiri dari 111

orang Kepala Sekolah TK, dan 598 Guru TK. Untuk lebih jelasnya

(26)

Tabel 3.1

Data Guru TK dan Kualifikasi Pendidikan

se- Kota Serang Tahun 2013

No.

Sumber: Dinas Pendidikan Kota Serang, 2013

3. Sampel Penelitian

Sampel merupakan bagian dari jumalah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiono, 2007: 118). Melalui sampel

ini sebagian dari jumlah populasi yang ada tersebut diambil datanya.

Data yang terkumpul tersebut kemudian dianalisis. Hasil akhir

penelitian yang didapatkan, kemudian digunakan untuk merefleksikan

keadaan populasi yang ada (Sukardi, 2007: 54). Dengan menggunakan

(27)

Keterangan :

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan

sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan, misalnya 10%.

n =

n =

n =

n =

n = 87,64

Sesuai dengan permasalahan dalam penelitian ini, yang

menjadi sampel adalah Kepala Sekolah dan Guru TK yang ada di Kota

Serang sebanyak 88 orang.

B. Metode Penelitian

Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu

bagaimana gambaran umum Pengaruh Perilaku Kepemimpinan dan

Motivasi Kerja Terhadap Kinerja mengajar Guru TK Di Kota Serang,

apakah terdapat hubungan antara Pengaruh Perilaku Kepemimpinan dan

Motivasi Kerja Terhadap Kinerja mengajar Guru TK Di Kota Serang.

Oleh karena itu, penulis berusaha mengambil metode yang sesuai dengan

permasalahan yang diteliti. Sebagaimana bahwa sebuah penelitian tidak

akan mencapai kriteria penelitian yang tepat. Dengan metode penelitian

yang tepat, diharapkan sebuah penelitian nantinya akan menjadi penelitian

(28)

ilmiah. Metode penelitian pun ada sebagai suatu cara untuk

mengumpulkan dan menyusun data, serta menganalisis mengenai arti data

yang tealah diteliti menjadi suatu kesimpulan. Berikut merupakan metode

yang digunakan penulis dalam melaksanakan penelitian ini:

1. Metode Deskriptif

Metode deskriptif merupakan metode yang ditujukan untuk

memecahkan masalah yang terjadi pada masa sekarang. Sebagaimana

yang dikemukakan oleh Arikunto (2002: 86) bahwa: “Metode

deskriptif adalah metode yang digunakan dalam mengkaji

permasalah-permasalahan yang terjadi saat ini atau masa sekarang.” Metode

deskriptif pun diartikan sebagai perolehan informasi atau data yang

relevan dengan masalah yang diteliti melalui penelaahan berbagai

konsep atau teori yang dikemukakan oleh para ahli.

Metode deskriptif dalam penelitian ini sesuai untuk digunakan

karena masalah yang diambil terpusat pada masalah aktual dan berada

pada saat penelitian dilaksanakan dengan melalui prosedur

pengumpulan data, mengklasifikasi data kemudian dianalisis dan

ditarik kesimpulan.

2. Pendekatan Kuantitatif

Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang digunakan

oleh peneliti dalam penelitian dengan cara mengukur

indikator-indikator variabel sehingga dapat diperoleh gambaran umum dan

kesimpulan masalah penelitian (Arikunto, 2002:86).

Pendekatan kuantitatif merupakan metode pemecahan masalah

yang terencana dan cermat, dengan desain yang terstuktur ketat,

pengumpulan data secara sistematis terkontrol dan tertuju pada

penyusunan teori yang disimpulkan secara induktif dalam kerangka

pembuktian hipotesis secara empiris.

Pendekatan kuantitatif merupakan upaya mengukur

(29)

1. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel yang nilainya tergantung dari variabel lain. Dalam

penelitian ini yang menjadi Variabel Terikat adalah Kinerja

Mengajar Guru TK (Y).

2. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel yang nilainya tidak tergantung pada variabel lain.

Dalam penelitian ini yang menjadi Variabel Bebas adalah:

X1 : Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah

X2 : Motivasi Kerja

Bentuk analisis multiple regresi ini adalah :

Keterangan:

a : Konstanta regresi

b : Koefisien regresi

e : Faktor penganggu

C. Definisi Operasional

Komarudin (2006) mengemukakan bahwa: “Definisi operasional

merupakan pengertian lengkap tentang suatu variabel yang mencakup

semua unsur yang menjadi ciri utama variabel itu”. Dengan adanya

(30)

salah pengertian dan penafsiran dari pembaca dikarenakan banyak istilah

yang digunakan dalam penelitian ini.

Penjelasan umum mengenai variabel yang diteliti itulah makna dari

definisi operaisonal. Definisi operasional ini bukan merupakan teori yang

di konsep oleh peneliti melainkan merupakan pendapat peneliti yang

berdasarkan teori-teori tertentu.

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam menafsirkan istilah

yang terdapat dalam judul penelitian ini,berikut ini disampaikan definisi

operasional seperti dibawah ini:

1. Pengaruh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2010) yang

dimaksud dengan pengaruh adalah: “Daya yang ada atau timbul dari

sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau

perbuatan”. Pengaruh merupakan suatu bentuk hubungan korelasional di mana antara keadaan atau variabel satu dengan yang lain

mempunyai hubungan sebab akibat, keadaan yang pertama

diperkirakan menjadi penyebab atau berpengaruh bagi keadaan yang

kedua.

2. Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah

Perilaku kepemimpinan adalah tindakan seorang pemimpin untuk mempengaruhi orang lain dalam mencapai suatu tujuan sesuai dengan situasi organisasi.

Tabel 3.2

Operasional Variabel Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah

Variabel Dimensi Sub Dimensi Indikator No.

Item dalam upaya mencapai

(31)

tujuan organisasi. keputusan kelompok dan pemecahan masalah.

17,18

2.Pemimpin bertanggung jawab akan hasil yang telah disepakati.

19

Sumber : Hoy dan Miskel (2001), Gorton dkk (2007), dan Krug (2008).

3. Motivasi Kerja

Motivasi kerja adalah dorongan yang tumbuh dalam diri seseorang, baik yang dipengaruhi dari dalam dan luar dirinya untuk melakukan suatu pekerjaan dengan semangat tinggi menggunakan semua kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya.

Tabel 3.3

Operasional Variabel Motivasi Kerja

Variabel Dimensi Sub Dimensi Indikator No.

Ite

1.Prestasi, guru mampu melakukan tahap-tahap proses dalam pembelajaran.

1,2

2.Pengakuan, pemberian angka kredit terhadap aktifitas yang dilakukan guru.

3

3.Pekerjaan itu sendiri, mengajar di TK merupakan tantangan bagi guru untuk mengembangkan kemampuan.

4

(32)

kemampuan guru untuk mengajar dengan baik.

5.Kemajuan atau promosi, setiap guru mempunyai kesempatan yang sama untuk promosi.

7,8

2.Ekstrinsik 1. Faktor Higien (Hygiene factor)

1.Kebijakan, pembuatan kebijakan disesuaikan dengan kebutuhan guru.

9

2.Hubungan dengan penyelia, hubungan kerja yang baik antara kepala sekolah dan guru.

10

3.Kondisi kerja, kesesuaian kondisi kerja dengan proses belajar mengajar.

11, 12, 13

4.Gaji, imbalan yang didapat oleh guru sesuai dengan beban kerjanya.

14

5.Status, pekerjaan sebagai guru dapat meningkatkan status sosial seseorang.

15

6.Keamanan kerja, rasa aman yang didapatkan guru selama proses belajar mengajar.

16

(33)

rekan kerja.

9.Kehidupan personal, kemampuan guru untuk menyesuaikan antara kehidupan pribadi dengan kehidupan kerja.

19

Sumber : Silalahi (2011), Sardiman (2010), Robbins (2003)

4. Kinerja Mengajar

Kinerja mengajar adalah efektivitas guru dalam memberikan pengajaran di kelas.

Tabel 3.4

Operasional Variabel Kinerja Mengajar

Variabel Dimensi Sub Dimensi Indikator No.

Ite

1.Menguasai materi yang akan disampaikan

1.Memiliki strategi mengajar 3

2.Menerapkan strategi komprehensif dan sesuai

dengan tahapan

perkembangan anak serta sesuai dengan tujuan pendidikan.

6,7

(34)

pembelajaran melibatkan anak-anak dan memaksimalkan

pembelajaran

2.Menggunakan teknik bimbingan positif untuk mendorong regulasi diri anak.

11

3.Melaksanakan pembelajaran

1.Melaksanakan berbagai aktivitas yang konsisten dengan tujuan pembelajaran

12

2.Mendorong keterlibatan anak dalam berbagai kegiatan pembelajaran terstruktur dan tidak terstruktur memenuhi kebutuhan unik masing-masing anak

16, 17

4.Menyediakan bimbingan dan umpan balik yang positif kepada anak-anak.

1.Membantu siswa dalam kelas dalam memberikan solusi

24

2.Membantu siswa di luar kelas dalam memberikan solusi

25

Sumber : Kentucky Educational Professional Standards Boards (2003), Alexander

(2008), dan Hsu dan Chiu (2009)

(35)

Suatu instrumen disusun untuk mengumpulkan data yang

diperlukan, sebab data merupakan alat pembuktian hipotesis. Oleh

karena itu, suatu data harus memiliki tingkat kebenaran yang tinggi

sebab akan menentukan kualitas penelitian.

Uji validitas merupakan salah satu usaha penting yang harus

dilakukan peneliti guna mengukur kevalidan dari instrumen. Hal

tersebut sejalan dengan yang diungkapkan oleh Arikunto (2002: 158)

bahwa :

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid

atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaiknya instrumen yang

kurang valid berarti memiliki validitas rendah.

Adapun pengujian validitas instrumen ini menggunakan rumus

gutman split-half dan dilakukan dengan bantuan SPSS For Windows 16.0, adapun uji validitas tiap variabel sebagai berikut :

a. Variabel X1 Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah

Untuk mengetahui tingkat validitas pada item pertanyaan

variabel X1 Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah, yaitu dengan

membandingkan nilai r hitung dengan r tabel. Jika nilai r hitung

lebih besar daripada r tabel, maka item pertanyaan tersebut

dinyatakan valid. Adapun perbandingannya adalah sebagai berikut:

Pengujian ini menggunakan SPSS For Windows 16,0.

Kriterianya, instrumen valid apabila nilai korelasi (Pearson

(36)

Tabel 3.5

Uji Validitas Variabel Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah

Korelasi antara Nilai

Korelasi (Pearson Correlation)

Probabilitas Korelasi [sig.(2-tailed)]

Kesimpulan

Item x ke 1 dengan total x 0.736** 0.000 Valid

Item x ke 2 dengan total x 0.799** 0.000 Valid

Item x ke 3 dengan total x 0.431** 0.000 Valid

Item x ke 4 dengan total x 0.826** 0.000 Valid

Item x ke 5 dengan total x 0.752** 0.000 Valid

Item x ke 6 dengan total x 0.758** 0.000 Valid

Item x ke 7 dengan total x 0.721** 0.000 Valid

Item x ke 8 dengan total x 0.582** 0.000 Valid

Item x ke 9 dengan total x o.648** 0.000 Valid

Item x ke 10 dengan total x 0.784** 0.000 Valid

Item x ke 11 dengan total x 0.811** 0.000 Valid

Item x ke 12 dengan total x 0.699** 0.000 Valid

Item x ke 13 dengan total x 0.792** 0.000 Valid

Item x ke 14 dengan total x 0.505** 0.000 Valid

Item x ke 15 dengan total x 0.799** 0.000 Valid

Item x ke 16 dengan total x 0.680** 0.000 Valid

Item x ke 17 dengan total x 0.832** 0.000 Valid

Item x ke 18 dengan total x 0.704** 0.000 Valid

(37)

b. Variabel X2 Motivasi Kerja

Untuk mengetahui tingkat validitas pada item pertanyaan

variabel X2 Motivasi Kerja, yaitu dengan membandingkan nilai r

hitung dengan r tabel. Jika nilai r hitung lebih besar daripada r

tabel, maka item pertanyaan tersebut dinyatakan valid. Adapun

perbandingannya adalah sebagai berikut:

Pengujian ini menggunakan SPSS For Windows 16,0.

Kriterianya, instrumen valid apabila nilai korelasi (Pearson

Correlation) adalah positif, dan nilai probabilitas korelasi [sig.(2-tailed)] < taraf signifikan (α) sebesar 0,10.

(38)

Item x ke 13 dengan total x 0.872** 0.000 Valid

Item x ke 14 dengan total x 0.458** 0.000 Valid

Item x ke 15 dengan total x 0.875** 0.000 Valid

Item x ke 16 dengan total x 0.836** 0.000 Valid

Item x ke 17 dengan total x 0.782** 0.000 Valid

Item x ke 18 dengan total x 0.874** 0.000 Valid

Item x ke 19 dengan total x 0.227** 0.009 Valid

c. Variabel Y Kinerja Mengajar

Untuk mengetahui tingkat validitas pada item pertanyaan

variabel Y Kinerja Mengajar, yaitu dengan membandingkan nilai r

hitung dengan r tabel. Jika nilai r hitung lebih besar daripada r

tabel, maka item pertanyaan tersebut dinyatakan valid. Adapun

perbandingannya adalah sebagai berikut:

Pengujian ini menggunakan SPSS For Windows 16,0.

Kriterianya, instrumen valid apabila nilai korelasi (Pearson

Correlation) adalah positif, dan nilai probabilitas korelasi [sig.(2-tailed)] < taraf signifikan (α) sebesar 0,10.

Tabel 3.7

Uji Validitas Kinerja Mengajar

Korelasi antara Nilai

Korelasi (Pearson Correlation)

Probabilitas Korelasi [sig.(2-tailed)]

Kesimpulan

Item y ke 1 dengan total x 0.890** 0.000 Valid

Item y ke 2 dengan total x 0.878** 0.000 Valid

(39)

Item y ke 4 dengan total x 0.541** 0.000 Valid

Item y ke 5 dengan total x 0.388** 0.000 Valid

Item y ke 6 dengan total x 0.788** 0.000 Valid

Item y ke 7 dengan total x 0.758** 0.000 Valid

Item y ke 8 dengan total x 0.606** 0.000 Valid

Item y ke 9 dengan total x 0.670** 0.000 Valid

Item y ke 10 dengan total x 0.709** 0.000 Valid

Item y ke 11 dengan total x 0.670** 0.000 Valid

Item y ke 12 dengan total x 0.705** 0.000 Valid

Item y ke 13 dengan total x 0.783** 0.000 Valid

Item y ke 14 dengan total x 0.477** 0.000 Valid

Item y ke 15 dengan total x 0.831** 0.000 Valid

Item y ke 16 dengan total x 0.798** 0.000 Valid

Item y ke 17 dengan total x 0.722** 0.000 Valid

Item y ke 18 dengan total x 0.718** 0.000 Valid

Item y ke 19 dengan total x 0.616** 0.009 Valid

Item y ke 20 dengan total x 0.604** 0.000 Valid

Item y ke 21 dengan total x 0.018** 0.870 Tidak Valid

Item y ke 22 dengan total x 0.566** 0.000 Valid

Item y ke 23 dengan total x 0.614** 0.000 Valid

Item y ke 24 dengan total x 0.661** 0.000 Valid

Item y ke 25 dengan total x 0.299** 0.005 Valid

2. Uji Realibilitas Instrumen

Menguji pada pendapat Suharsimi Arikunto (2002: 170) yang

meyatakan bahwa “ Reliabilitas menunjuk pada pengertian bahwa

cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data

karena instrumen tersebut sudah cukup baik. “ Maksud dapat

“dipercaya” disini bahwa data yang dapat dihasilkan harus memiliki

(40)

Dalam penelitian ini, langkah-langkah pengujian reliabilitas

angket dilakukan dengan bantuan SPSS For Windows 16,0. Adapun

syarat pengambilan keputusan adalah jika r hitung > r tabel maka

instrumen reliabel, dan jika sebaliknya r hitung < r tabel maka

instrumen tidak reliabel. Sedangkan uji reliabilitas tiap variabel adalah

sebagai berikut:

a. Variabel Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1)

Tabel 3.8

Uji Reliabilitas Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah

Cronbach’s

Alpha N of Items

.935 19

Pengujian reliabilitas pada variabel Perilaku

Kepemimpinan Kepala Sekolah ini dengan melihat nilai korelasi Cronbach’s Alpha yaitu sebesar 0,935. Dengan kata lain data hasil angket dapat dipercaya, karena r hitung > batas maksimal (0,700)

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa item pertanyaan pada

variabel Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah reliabel. b. Variabel Motivasi Kerja (X2)

Tabel 3.9

Uji Reliabilitas Motivasi Kerja

Cronbach’s

Alpha N of Items

.922 19

Pengujian reliabilitas pada variabel Motivasi Kerja ini

dengan melihat nilai korelasi Cronbach’s Alpha yaitu sebesar

(41)

hitung > batas maksimal (0,700) Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa item pertanyaan pada variabel Motivasi Kerja reliabel.

c. Variabel Kinerja Mengajar Guru TK (Y)

Tabel 3.10

Uji Reliabilitas Kinerja Mengajar Guru

Cronbach’s

Alpha N of Items

.933 25

Pengujian reliabilitas pada variabel Kinerja mengajar Guru

ini dengan melihat nilai korelasi Cronbach’s Alpha yaitu sebesar

0,933. Dengan kata lain data hasil angket dapat dipercaya, karena r

hitung > batas maksimal (0,700). Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa item pertanyaan pada variabel Kinerja Mengajar Guru reliabel.

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan sebuah prosedur untuk memperoleh

data dalam usaha memecahkan masalah dengan menggunakan

teknik-teknik tertentu sehingga data yang diharapkan dapat terkumpul dan

benar-benar relevan dengan permasalahan yang hendak dipecahkan (Arikunto,

2002: 197).

1. Menentukan alat pengumpul data

Guna memperoleh data yang diperlukan, penulis berusaha

menentukan alat pengumpul data yang tepat, yang sesuai dengan

(42)

pengumpulan data dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni teknik

langsung dan teknik tidak langsung.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu teknik pengumpulan data tidak langsung dengan mengadakan

komunikasi dengan subyek penelitian melalui perantara instrumen

atau angket. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini

adalah skala (1-5).

Angket yaitu seperangkat daftar pertanyaan maupun pernyataan

tertulis keadaan responden yang menjadi anggota sampel penelitian

(Arikunto, 2002: 200). Sejalan dengan pendapat Surakhmad (dalam

Meliani, 2007:53) yang mengemukakan bahwa: “Pada umumnya ada

dua bentuk angket: a. angket berstruktur, b. angket yang tidak

berstruktur”. Berdasarkan pendapat tersebut, untuk mengukur variabel

X1, X2 dan variabel Y, maka dalam penelitian ini digunakan angket

berstruktur (tertutup). Angket berstruktur atau tertutup berisikan

kemungkinan-kemungkinan atau jawaban yang telah tersedia. Seperti

pendapat Faisal (1982: 178) yang menyatakan:

Angket yang menghendaki jawaban pendek atau jawabannya diberikan dengan memberi tanda tertentu, disebut angket tertutup. Angket demikian biasanya meminta jawaban yang membutuhkan

tanda “check” (√) pada item yang terasuk dalam alternatif jawaban.

Jenis angket yang digunakan peneliti dalam penelitian ini

adalah angket tertutup, yaitu responden diberi sejumlah pertanyaan

atau pertanyaan yang menggambarkan hal-hal yang ingin diungkapkan

dari variabel-variabel yang ada disertai alternatif jawaban. Adapun

beberapa alasan yang menyebabkan peneliti menggunakan angket

tertutup:

a. Sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti bersifat kuantitatif.

b. Responden akan lebih leluasa dalam memberikan jawaban.

c. Waktu yang diperlukan relatif singkat dalam menghimpun data.

d. Pengumpulan data akan lebih efisien ditinjau dari segi biaya,

(43)

2. Penyusunan alat pengumpul data

Dalam penyusunan alat pengumpul data, penulis berpedoman

pada ruang lingkup variabel-variabel terkait. Instrumen yang berupa

angket terdiri dari angket tentang perilaku kepemimpinan kepala

sekolah, motivasi kerja, dan kinerja mengajar guru TK di Kota Serang.

Untuk memudahkan alat pengumpul data, dalam hal ini adalah

angket, peneliti menempuh langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menetapkan indikator-indikator dari setiap variabel penelitian yang

dianggap penting untuk ditanyakan pada responden berdasarkan

pada teori-teori yang telah diuraikan.

b. Membuat kisi-kisi butir item berdasarkan variabel penelitian.

c. Menyusun pertanyaan-pertanyaan yang disertai alternatif jawaban

yang telah dipilih responden berdasarkan indikator variabel yang

telah ditentukan dalam kisi-kisi item.

d. Menetapkan kriteria penskoran untuk setiap alternatif jawaban

setiap item pada setiap variabel dengan menggunakan skor

penilaian yang berkisar dari 5 sampai 1. Alat pengumpul data

dikembangkan dengan angket yang berbentuk Skala Likert dengan

alternatif jawaban untuk masing-masing variabel dan diberikan

skor sebagai berikut:

Tabel 3.11

Kriteria Penskoran Alternatif Jawaban Skala Likert Variabel X1,

X2 dan Y

Pertanyaan Skor

Selalu (SL) 5

Sering (SR) 4

Kadang-kadang (KD) 3

(44)

Tidak Pernah (TP) 1

Sumber : Sugiyono (2007: 94-95)

F. Analisis Data

1. Seleksi dan Klasifikasi Data

Pada tahap ini dilakukan pemeriksaan dan penyeleksian data yang

diperoleh dari responden melalui angket. Dengan begitu dapat diketahui

data yang terkumpul layak atau tidak layak untuk diolah. Sedangkan

klasifikasi data dimaksudkan untuk memudahkan pengolahan data

sekanjutnya karena data telah dikelompoknya sesuai dengan

variabel-variabel yang bersangkutan. Dalam hal ini dilakukan hal-hal sebagai

berikut:

a. Pemeriksaan jumlah angket, disini jumlah angket yang terkumpul

dipastikan mendekati jumlah angket yang disebar.

b. Memeriksa keutuhan jumlah angket, dipastikan tidak terdapat

kekurangan jumlah lembar dalam tiap angket.

c. Memeriksa angket yang bisa diolah.

d. Mengelompokkan angket-angket tersebut berdasarkan variabel yang

bersangkutan, kemudian memberikan skor pada tiap alternatif

jawaban.

2. Uji Normalitas Distribusi Data

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui dan menentukan

teknik statistik apa yang digunakan pada pengolahan data selanjutnya.

Apabila penyebaran datanya normal maka akan digunakan statistik

parametrik, namun apabila penyebaran datanya tidak normal maka

akan digunakan teknik statistik non parametrik.

Hipotesis yang telah dirumuskan akan diuji dengan statistik

parametrik, di mana penggunaan statistik parametrik mensyaratkan

(45)

normal (Sugiono, 2011: 172). Oleh karena itu sebelum pengujian

hipotesis dilakukan, maka terlebih dahulu pengujian normalitas data.

Adapun dalam penelitian ini, uji normalitas data dilakukan denan

menggunakan bantuan SPSS For Windows 16.0.

Dalam menjelaskan hasil uji apakah sebuah distribusi data bisa

dikatakan normal atau tidak dengan pedoman pengambilan keputusan:

a. Jika nilai Asymp. Sig. atau signifikansi atau probabilitas < 0,05,

distribusi adalah tidak normal.

b. Jika nilai Asymp. Sig. atau signifikansi atau probalitas > 0,05,

distribusi adalah normal.

3. Uji Linieritas Data

Untuk menentukan apakah hubungan Perilaku Kepemimpinan

Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru (Y) bersifat linier,

Motivasi Kerja terhadap Kinerja Mengajar Guru (Y) bersifat linier, dan

Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja terhadap

Kinerja Mengajar Guru (Y) bersifat linier.

4. Menghitung Kecenderungan Umum Responden

Teknik perhitungan ini digunakan untuk mencari gambaran

kecenderungan umum responden sekaligus untuk menentukan

kedudukan setiap item atau indikator, maka digunakan uji statistik

yang sesuai dengan penelitian ini, yaitu dengan menggunakan rumus

Weighted Means Score (WMS) sebagai berikut :

̅

Keterangan :

̅ = Jumlah rata-rata yang dicari

X = Jumlah skor gabungan (frekuensi jawaban yang dikali bobot nilai

untuk setiap alternatif jawaban/kategori)

(46)

Adapun langkah-langkah dalam pengelolaan WMS adalah :

a. Memberikan bobot untuk setiap alternatif jawaban yang dipilih.

b. Menghitung jumlah responden setiap item dan kategori jawaban.

c. Menunjukkan jawaban responden untuk setiap item dan langsung

dikalikan dengan bobot alternatif jawaban itu sendiri.

d. Menghitung nilai rata-rata untuk setiap item pada masing-masing

kolom.

e. Menentukan kriteria pengelompokkan WMS untuk skor rata-rata

setiap kemungkinan jawaban.

f. Menentukan kriteria untuk setiap item dengan menggunakan tabel

konsultasi hasil perhitungan WMS dalam tabel konsultasi

(Anugrah, 2007:92) dibawah ini :

Tabel 3.12

Konsultasi hasil Perhitungan WMS

Rentang Nilai Kriteria Penafsiran Variabel X dan Y

3,50-4,00 Sangat tinggi Sangat baik

2,50-3,49 Tinggi Baik

1,50-2,49 Cukup Tinggi Cukup Baik

1,01-1,49 Rendah Kurang Baik

0,01-1,00 Sangat Rendah Sangat Kurang Baik

5. Uji Hipotesis

Tujuan dari uji hipotesis ini yaitu untuk mengetahui apakah

kesimpulan berakhir pada penerimaan atau penolakan. Adapun

cara-cara yang digunakan dalam uji hipotesis ini antara lain:

(47)

Analisis korelasi merupakan teknik statistik yang berusaha

menemukan kekuatan hubungan antar variabel. Analisis korelasi

berkaitan erat dengan analisis regresi. Beberapa perhitungan dalam

analisis regresi dapat dipergunakan dalam perhitungan analisis

korelasi.

a) Mencari koefisien korelasi antar variabel yang dijelaskan

sebagai berikut:

(1) Menguji hipotesis pengaruh Perilaku Kepemimpinan

Kepala Sekolah (X1) terhadap Kinerja Mengajar Guru (Y).

Pertama kali harus dilakukan adalah menguji

korelasi antar variabel, dengan merumuskan hipotesis

sebagai berikut:

Ho : Tidak terdapat pengaruh antara Perilaku

Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar

Guru TK.

Ha : Terdapat pengaruh antara Perilaku Kepemimpinan

Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru TK.

Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan rumus :

√ ∑ ∑

b) Menafsirkan koefisien korelasi yang diperoleh dengan

menggunakan tabel sebagai berikut:

Tabel 3.13

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,80-1,00 Sangat Kuat

(48)

0,40-0,599 Sedang

0,20-0,39 Rendah

0,001-0,19 Sangat Rendah

c) Mencari koefisien determinasi yang diperlukan dengan maksud

untuk mengetahui sejauh mana pengaruh yang diberikan

variabel X1 dan X2 terhadap variabel Y, dengan rumus :

Keterangan :

KD = Koefisien Determinasi yang dicari

r2 = Koefisien korelasi

b. Analisis Regresi

Analisis regresi digunakan untuk mencari pola hubungan

fungsional antara beberapa variabel. Dalam hal ini Sudjana (dalam

Meliani, 2007:70) mengemukakan bahwa:

Jika kita mempunyai data yang terdiri atas dua atau lebih variabel, sewajarnya untuk dipelajari cara bagaimana variabel-variabel itu berhubungan. Hubungan yang didapat pada umumnya dinyatakan dalam bentuk persamaan matematik yang menyatakan hubungan fungsional antara variabel-varibael. Studi yang menyangkut masalah ini dikenal dengan analisis regresi.

Dengan kata lain analisis regresi digunakan untuk

melakukan prediksi seberapa jauh nilai dependen (variabel Y) bila

variabel independen (variabel X1 dan X2) diubah. Adapun analisis

regresi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu regresi ganda.

Regresi ganda dapat digunakan untuk melakukan prediksi seberapa

tinggi nilai variabel dependen bila nilai kedua variabel independen

(49)

2008: 267). Adapun persamaan regresi ganda yang dimaksud

adalah:

̂

Keterangan :

Y = nilai yang diprediksikan

a = konstanta

b1 = koefisien regresi independen 1

b2 = koefisien regresi independen 2

X1 = nilai variabel independen 1

X2 = nilai variabel independen 2

Perhitungan analisis korelasi dan analisis regresi ini

(50)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pada bagian akhir tesis ini akan dikemukakan hal-hal pokok yang

disajikan sebagai pemaknaan penelitian secara terpadu terhadap semua hasil

penelitian yang diperoleh dalam bentuk Kesimpulan dan Rekomendasi.

A. Kesimpulan

Kinerja mengajar merupakan efektivitas guru dalam memberikan

pengajaran di kelas. Dalam melakukan pengajaran kinerja guru menjadi suatu hal

yang penting, karena guru merupakan pihak yang terlibat langsung dalam proses

pembelajaran di dalam kelas serta memiliki peran yang sangat vital dalam

meningkatkan kualitas anak didiknya. Terkait dengan hal tersebut, penelitian ini

telah menganalisis kinerja mengajar Guru TK di Kota Serang yang dipengaruhi

oleh dua variabel bebas, yaitu perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan

motivasi kerja . Berdasarkan hasil penelitian, terdapat beberapa kesimpulan yang

perlu diperhatikan:

1. Deskripsi perilaku kepemimpinan kepala sekolah TK di Kota Serang

kecenderungannya sangat intensif. Hal ini berarti bahwa kepala sekolah

menunjukkan perilaku kepeminpinan yang meliputi pembagian peran

berdasarkan struktur, tugas, tanggung jawab, memberikan pertimbangan,

dukungan, dan menunjukkan kepemimpinan partisipatif sudah dilakukan

dengan cukup intensif. Dari 3 sub dimensi perilaku kepemimpinan kepala

sekolah, sub dimensi dengan intensitas tertinggi adalah kepemimpinan

partisipatif, sedangkan sub dimensi dengan intensitas terendah adalah struktur

memprakarsai (peran).

2. Deskripsi motivasi kerja untuk mendukung kinerja mengajar guru tergolong

(51)

motivator dan faktor higien telah menunjukkan kecenderungan tinggi. Dari 2

sub dimensi motivasi kerja, sub dimensi dengan kecenderungan tertinggi

adalah faktor higien, sedangkan sub dimensi dengan kecenderungan terendah

adalah faktor motivator.

3. Deskripsi kinerja mengajar guru TK di Kota Serang tergolong sangat tinggi.

Hal ini berarti bahwa guru TK di Kota Serang sudah menunjukkan kinerja

mengajar yang baik. Kinerja mengajar yang baik tersebut diukur dari

pengetahuan tentang mata pelajaran, pengetahuan pedagogis,

merancang/merencanakan pembelajaran, menciptakan lingkungan

pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai dan mengkomunikasikan

hasil belajar, dan tanggap (responsif). Dari tujuh sub dimensi dalam konteks

kinerja mengajar, sub dimensi dengan kecenderungan tertinggi adalah tanggap

(responsif), sedangkan sub dimensi dengan kecenderungan terendah adalah

merancang/merencanakan pembelajaran.

4. Kinerja Mengajar Guru TK dipengaruhi oleh perilaku kepemimpinan kepala

sekolah dengan kategori rendah. Hal ini bermakna bahwa kinerja mengajar

Guru TK dapat ditingkatkan dengan meningkatkan perilaku kepemimpinan

kepala sekolah. Dalam menjalankan perilaku kepemimpinannya kepala sekolah

cenderung sering melakukan sharing ide, melibatkan tim dalam pemecahan

masalah yang ada dan bertanggung jawab akan hasil yang telah disepakati.

Tetapi kurang dalam hal mendefinisikan dan menstruktur perannya sendiri,

maupun peran guru dalam upaya pencapaian tujuan organisasi.

5. Kinerja Mengajar Guru TK dipengaruhi oleh motivasi kerja dengan kategori

cukup kuat. Hal ini bermakna bahwa kinerja mengajar guru TK dapat

ditingkatkan dengan meningkatkan motivasi kerja guru. Motivasi kerja

memberikan pengaruh terhadap kinerja mengajar guru TK dalam hal proses

belajar mengajar yang dilakukan guru di kelas. Oleh karena itu, dapat

dikatakan bahwa motivasi kerja yang baik dapat meningkatkan kualitas kinerja

mengajar guru TK.

6. Secara simultan, kinerja mengajar guru TK dipengaruhi oleh perilaku

(52)

dengan kategori cukup kuat. Hal tersebut bermakna bahwa kinerja mengajar

guru TK dapat ditingkatkan dengan meningkatkan perilaku kepemimpinan

kepala sekolah dan motivasi kerja. Kepala sekolah yang mampu menunjukkan

perilaku yang baik serta guru yang dapat menunjukkan motivasi kerja yang

baik, akan dapat meningkatkan kinerja mengajar guru TK. Berdasarkan hasil

penelitian yang diperoleh, penelitian ini menyimpulkan adanya hubungan yang

positif dan signifikan antara perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan

motivasi kerja terhadap kinerja mengajar guru TK di Kota Serang.

B. Rekomendasi

1. Meskipun perilaku kepemimpan kepala sekolah TK berada pada kategori

sangat tinggi, kinerja mengajar guru TK dapat ditingkatkan lebih baik lagi

dengan meningkatkan sub dimensi struktur memprakarsai (peran). Hal ini

penting dilakukan karena akan mampu meningkatkan kinerja mengajar guru

TK. Peningkatan struktur memprakarsai (peran) dapat dilakukan dengan cara

menegaskan seberapa besar wewenang maupun tanggung jawab yang harus

dipikul baik untuk masing-masing pekerjaan (baik untuk guru, maupun kepala

sekolah itu sendiri) yang merupakan bagian dari pekerjaan yang lebih besar

dimana sasarannya adalah untuk tercapainya tujuan organisasi yang telah

ditetapkan, kepala sekolah dapat menyediakan saluran komunikasi yang dapat

dimanfaatkan oleh kepala sekolah itu sendiri, guru, staf sekolah untuk

menyampaikan masukan dan pendapat dari masing-masing individu tersebut,

dan juga kepala sekolah dapat menyediakan pedoman kerja yang jelas, agar

guru dapat melakukan pekerjaan secara terkendali dan konsisten. Sehingga

nantinya dapat diketahui kelemahan dari sistem yang ada di sekolah, apakah

kelemahan itu disebabkan karena faktor manusianya ataupun ada perubahan

dalam sistem pelayanan pendidikan.

2. Meskipun motivasi kerja dalam konteks kinerja mengajar guru TK sudah

tergolong cukup tinggi, motivasi kerja akan lebih baik lagi jika sub dimensi

faktor motivator dapat ditingkatkan lagi. Hal ini penting dilakukan karena

Gambar

Gambar 1.1 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kinerja Mengajar
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Perbandingan Densitas Latihan Kecepatan 3x, 4x dan 5x dalam Satu Minggu Terhadap

Informasi diterima bukan dari sumber utama dan resmi (kurikulum dan perangkatnya) tapi dengan cara berantai dari mulut ke mulut, derngan prinsip-prinsip dan konsep

Metodologi Penelitian Sosial Dalam Bidang Ilmu Administrasi..

Apakah masyarakat juga turut dilibatkan dalam penetapan program pembangunan yang dilakukan di desa

Terdapat tiga aspek yang diteliti dalam penelitian ini, yaitu penerapan kode etik jurnalisme lingkungan terkait pemberitaan kabut asap, jenis-jenis berita, posisi penempatan serta

Netralkan indera pengecap Anda dengan air putih setelah selesai mencicipi satu sampel.. Indikator

dan simbolik materi hidrolisis garam dalam courseware multimedia yang

In this paper, the writer tries to translate a text; entitled News and Entertainment Media. This is a story about news and entertainment media which is growing fast