PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU TK
DI KOTA SERANG
TESIS
diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Konsentrasi Administrasi Pendidikan
Oleh Dyah Maharani
NIM 1007123
PROGRAM STUDI
PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU TK
DI KOTA SERANG
LEMBAR HAK CIPTA
Oleh :
DYAH MAHARANI
Sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Konsentrasi Administrasi Pendidikan
©Dyah Maharani
Universitas Pendidikan Indonesia Januari 2015
Hak Cipta dilindungi undnag-undang
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
DYAH MAHARANI
PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU TK DI KOTA SERANG
disetujui dan disahkan oleh pembimbing :
Pembimbing I
__________________________
Dr. Hj. Aan Komariah. M.Pd.
NIP: 197005241994022001
Pembimbing II
__________________________
Dr. Taufani C. Kurniatun, M.Si.
NIP: 196811071998022001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan
Sekolah Pasca Sarjana UPI
__________________________
ABSTRAK
Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Mengajar Guru TK di Kota Serang
Dyah Maharani/1007123
Penelitian ini dilatarbelakangi dengan adanya indikasi guru TK di Kota Serang yang belum menunjukkan kinerja mengajar yang memadai. Penelitian ini ditujukan untuk menganalisis pengaruh perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap kinerja mengajar guru di Kota Serang. Penelitian ini penting untuk dilakukan karena kinerja mengajar guru TK dapat meningkatkan kualitas hasil peserta didik. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, dimana desain survei menggunakan angket sebagai alat pengumpul data. Data penelitian ini diperoleh dari Kepala Sekolah dan Guru TK di Kota Serang. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik, kemudian dibandingkan dengan kajian teori dan hasil penelitian terdahulu. Berdasarkan analisis data, ditemukan bahwa perilaku kepemimpinan kepala sekolah memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja mengajar Guru TK di Kota Serang dengan kategori rendah (sebesar 7,2%). Selain itu, motivasi kerja juga memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja mengajar Guru TK di Kota Serang dengan kategori cukup kuat (sebesar 32%). Secara simultan, perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap terhadap kinerja mengajar Guru TK di Kota Serang dengan kategori cukup kuat (sebesar 46,5%). Kesimpulan dari penelitian ini adalah tingkat kinerja mengajar guru TK di Kota Serang dipengaruhi oleh variabel perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja sebesar 46,5% secara simultan. Sedangkan 53,5% lainnya dipengaruhi oleh variabel lain. Berdasarkan hasil temuan penelitian dapat disimpulkan bahwa perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja memberikan pengaruh terhadap kinerja mengajar Guru TK di Kota Serang. Adapun rekomendasi yang diajukan adalah : 1) Kepala Sekolah dapat lebih menegaskan wewenang, tanggung jawab, pedoman kerja, dan saluran komunikasi yang jelas bagi guru, maupun kepala sekolah itu sendiri, 2) Kepala Sekolah dapat mengalokasikan insentif dan membuka peluang promosi bagi guru, 3) Guru mampu mengidentifikasikan dan mengelompokkan kompetensi, mengembangakan materi, menentukan metode dan merencanakan penilaian, 4) Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk mencoba mengkaji variabel lain yang mempengaruhi kinerja mengajar Guru TK.
ABSTRACT
This research is motivated by the indication of a kindergarten teacher in Serang city that has not demonstrated adequate teaching performance. This study aimed to analyze the influence of the behavior of school leadership and work motivation on the teachers teaching performance in Serang City. This research is important because the kindergarten teachers teaching performance can improve the quality of the learners.This study used quantitative research methods, where the survey design is using a questionnaire as a data collection tool. The research data was obtained from the Head of School and Kindergarten Teachers in Serang City. The data obtained were statistically analyzed and compared with the theoretical study and the results of previous research.Based on data analysis, it was found that the behavior of school leadership provide a positive and significant effect on the kindergarten teacher teaching performance in Serang city with low category (by 7.2%). In addition, work motivation also provide a positive and significant effect on the kindergarten teacher teaching performance in Serang city with strong category (by 32%). Simultaneously, the behavior of school leadership and work motivation provide a positive and significant effect on the kindergarten teacher teaching performance in Serang city with strong category (46.5%).The conclusion of this study is the level of kindergarten teacher teaching performance in Serang city influenced by the behavior of school leadership variables and work motivation 46.5% simultaneously. While 53.5% are influenced by other variables. Based on the findings it can be concluded that the behavior of school leadership and work motivation influence on the kindergarten teacher teaching performance in Serang city.The recommendations made are: 1) the Principal can be asserted authority, responsibilities, guidelines, and clear channel of communication for teachers, and the principal itself, 2) the Principal may allocate incentives and promotion opportunities for teachers, 3 ) the teacher is able to identify and classify the competencies, develop the material, determine the method and plan assessment, 4) for further research is encouraged to try to assess other variables that affect the kindergarten teacher teaching performance.
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN i
ABSTRAK ii
ABSTRACT iii
KATA PENGANTAR iv
UCAPAN TERIMA KASIH v
DAFTAR ISI vii
DAFTAR TABEL x
DAFTAR GAMBAR xii
DAFTAR LAMPIRAN xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 6
C. Rumusan Masalah Penelitian ... 7
D. Tujuan Penelitian ... 8
E. Manfaat Penelitian ... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN
HIPOTESIS PENELITIAN
A. Kinerja Mengajar Dalam Konteksi Administrasi
Pendidikan... 11
1. Definisi Kinerja Sumber Daya Manusia... 12
2.Konsep Mengajar... 13
3.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja ... 15
4.Kinerja Mengajar Guru ... 17
5.Kinerja Mengajar Guru TK ... 18
B. Kepemimpinan ... 21
1. Pengertian Kepemimpinan ... 21
2. Konsep Perilaku ... 23
3. Kepala Sekolah ... 24
4. Pengertian Perilaku Kepemimpinan ... 28
C. Motivasi Kerja 1. Pengertian Motivasi ... 33
2. Teori Motivasi ... 35
3. Fungsi Motivasi ... 41
4. Upaya Meningkatkan Motivasi ... 43
D. Kajian Terdahulu Yang Relevan ... 45
E. Kerangka Pemikiran... 46
F. Hipotesis Penelitian ... 49
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subyek Penelitian ... 50
1. Lokasi Penelitian ... 50
2. Subyek Populasi ... 50
1. Metode Deskriptif ... 52
2. Pendekatan Kuantitatif ... 53
C. Definisi Operasional ... 54
D. Proses Pengembangan Instrumen ... 63
1. Uji Validitas Instrumen ... 63
2. Uji Reliablitas Instrumen ... 68
E. Teknik Pengumpulan Data ... 70
1. Menentukan Alat Pengumpul Data ...70
2. Penyusunan Alat Pengumpul Data ... 71
F. Analisis Data ... 72
1. Seleksi dan Klasifikasi Data ... 72
2. Uji Normalitas Distribusi Data ... 73
3. Uji Linieritas Data ...74
4. Menghitung Kecenderungan Umum Responden ... 74
5. Uji Hipotesis ... 75
a. Analisis Korelasi ... 75
b. Analisis Regresi ... 77
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 79
1. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 79
2. Seleksi Data ... 83
3. Perhitungan Kecenderungan Umum Skor Responden Berdasarkan Perhitungan Rata-Rata (Weighted Mean Score) ... 84
4. Hasil Uji Normalitas Distribusi Data ... 101
5. Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian ... 107
B. Pembahasan ... 113
Kinerja Mengajar Guru TKdi Kota Serang ... 113
2. Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru di Kota Serang ... 119
3. Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Mengajar Guru di Kota Serang ... 120
4. Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Mengajar Guru di Kota Serang ... 121
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan... 123
B. Saran... 124
DAFTAR PUSTAKA ... 128
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Data Guru TK dan Kualifikasi Pendidikan
se-Kota Serang Tahun 2013 51
Tabel 3.2 Operasional Variabel Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah 55
Tabel 3.3 Operasional Variabel Motivasi Kerja 57
Tabel 3.4 Operasional Variabel Kinerja Mengajar 60
Tabel 3.5 Uji Validitas Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah 64
Tabel 3,6 Uji Validitas Motivasi Kerja 65
Tabel 3.7 Uji Validitas Kinerja Mengajar 67
Tabel 3.8 Uji Reliabilitas Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah 68
Tabel 3.9 Uji Reliabilitas Motivasi Kerja 69
Tabel 3.10 Uji Reliabilitas Kinerja Mengajar Guru 69
Tabel 3.11 Kriteria Penskoran Alternatif Jawaban Skala Likert Variabel X1,X2, dan Y 72
Tabel 3.12 Konsultasi Hasil Perhitungan WMS 75
Tabel 3.13 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi 76
Tabel 4.3 Data Siswa TK se-Kota Serang Tahun 2012-2013 82
Tabel 4.4 Data Guru TK dan Kualifikasi Pendidikan
se-Kota Serang Tahun 2013 83
Tabel 4.5 Jumlah Angket Tersebar dan Terkumpul 84
Tabel 4.6 Konsultasi Hasil Perhitungan WMS 85
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan WMS Variabel X1
(Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah) 87
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan WMS Variabel X2 (Motivasi Kerja) 92
Tabel 4.9 Hasil Perhitungan WMS Variabel Y
(Kinerja Mengajar Guru TK) 96
Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Uji Normalitas 102
Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data 104
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Variabel-Variabel Yang Mempengaruhi Kinerja Mengajar 7
Gambar 2.1 Teori Dua Faktor Prederick Herzberg 38
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran 46
Gambar 4.1 Grafik Histogram Nilai Rata-Rata Kecenderungan Umum
Variabel X1 (Perilai Kepemimpinan Kepala Sekolah) 84
Gambar 4.2 Grafik Histogram Nilai Rata-Rata Kecenderungan Umum
Variabel X2 (Motivasi Kerja) 86
Gambar 4.3 Grafik Histogram Nilai Rata-Rata Kecenderungan Umum
Variabel Y (Kinerja Mengajar Guru TK) 91
Gambar 4.4 Grafik Normalias Variabel X1 (Perilaku Kepemimpinan
Kepala Sekolah) 95
Gambar 4.5 Grafik Normalitas Variabbel X2 (Motivasi Kerja) 96
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Keputusan (SK Bimbingan)
Lampiran 2 Surat Penelitian Kampus
Lampiran 3 Surat Penelitian Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Serang
Lampiran 4 Data TK Kota Serang
Lampiran 5 Lembar Coding Data
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan mutu sumber
daya manusia menuju era globalisasi yang penuh dengan tantangan sehingga
disadari bahwa pendidikan merupakan sesuatu yang sangat fundamental bagi
setiap individu. Peran pemerintah sangat menentukan dalam mengelola bidang
pendidikan, karena dengan sistem pendidikan yang baik diharapkan muncul
generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu menyesuaikan diri untuk
hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Indonesia akhir-akhir ini
mengalami perkembangan yang pesat. Bahkan di daerah terpencil sekalipun saat
ini sudah dimulai pembangunan fasilitas yang menunjang PAUD. Pemerintah
melalui Direktorat Pembinaan PAUD Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Indonesia sebagaimana yang tertuang dalam Rencana Strategis menargetkan pada
tahun 2009 sebanyak 24% anak usia 2-4 tahun dapat terlayani di PAUD Non
Formal, dan sebanyak 53,9% anak usia 0-6 tahun terlayani di PAUD formal dan
non formal. Pada tahun 2014, diperkirakan Angka Partisipasi Kasar (APK)
layanan anak usia dini mencapai 75% di seluruh Indonesia
(http://www.paudni.kemdikbud.go.id/paud/).
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan nasional : “PAUD merupakan upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
pada usia tersebut otak anak tidak mendapatkan rangsangan yang maksimal, maka
potensi otak anak tidak akan berkembang secara optimal. Secara keseluruhan
sampai usia 8 tahun 80% kapasitas kecerdasan sudah terbentuk, artinya kapasitas
kecerdasan anak hanya bertambah 30% setelah usia 4 tahun hingga mencapai usia
8 tahun. Selanjutnya kapasitas kecerdasan anak tersebut akan mencapai 100%
setelah berusia sekitar 18 tahun (Khasanah, 2013: 3).
Hasil penelitian lain menyimpulkan bahwa perkembangan yang diperoleh
pada usia dini sangat mempengaruhi perkembangan anak pada tahap berikutnya
dan meningkatkan produktifitas kerja di masa dewasa (Sudradjat, 2005: 135).
Perlu dipahami bahwa anak memiliki potensi untuk menjadi lebih baik di masa
mendatang, namun potensi tersebut hanya dapat berkembang manakala diberi
rangsangan, bimbingan, bantuan, dan/atau perlakuan yang sesuai dengan tingkat
pertumbuhan dan perkembangannya.
Terkait dengan tingginya minat untuk bersekolah di PAUD dan
peningkatan jumlah PAUD dari tahun ke tahun, penting untuk diupayakan
peningkatan kinerja mengajar guru. Kondisi tersebut mengingat tantangan yang
dihadapi oleh guru PAUD antara lain kurang tersedianya fasilitas mengajar yang
memadai, sulitnya untuk meningkatkan kualifikasi pendidikan hingga faktor latar
belakang siswa yang ikut serta dalam program pendidikan anak usia dini (Unicef,
2012: 5).
Agustin dan Wahyudin (2012: 3) menyatakan bahwa permasalahan
pendidikan anak usia dini bertambah rumit pada saat kompetensi guru juga rendah
khususnya dalam memberikan pelayanan kepada anak usia dini. Fakta di lapangan
menunjukkan bahwa masih banyak guru anak usia dini yang belum memahami
tugas, fungsi, kompetensi dan keterampilan yang selayaknya dikuasai oleh guru
pendidikan anak usia dini.
Salah satu kota yang memiliki jumlah PAUD yang mengalami
Kanak-Kanak (TK) setiap tahunnya mengalami peningkatan sebanyak 3% dari
tahun 2011 sampai tahun 2013 (Sumber : Dinas Pendidikan Kota Serang, 2013).
Salah satu sumber daya atau komponen yang harus dikelola dalam
pendidikan TK adalah guru. Guru mendapatkan perhatian yang besar karena guru
merupakan sumber daya potensial yang turut berperan dalam mewujudkan tujuan
pendidikan nasional. Guru merupakan ujung tombak berbagai upaya peningkatan
mutu pendidikan nasional karena guru merupakan pihak yang terlibat langsung
dalam proses pembelajaran di dalam kelas serta memiliki peran yang sangat vital
dalam meningkatkan kualitas anak didiknya.
Kondisi kinerja guru TK di kota Serang dalam hal memahami materi
pelajaran sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan sebelum melakukan
PBM menunjukkan bahwa para guru sering kurang memahami materi pelajaran
sehingga mereka seringkali mengajarkan sebuah materi yang berbeda dengan
kurikulum yang telah ditetapkan. Sedangkan dalam hal melakukan kegiatan
administrasi seperti pencatatan dan pelaporan hasil belajar siswa, guru sering
merasa kesulitan karena kepala sekolah jarang memberikan bantuan dalam hal
administratif, karena berpikir itu menjadi tanggung jawab penuh guru (Sumber:
Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah dan Guru di Kota Serang).
Secara teori kinerja diartikan sebagai sesuatu yang ingin dicapai, prestasi
yang diperlihatkan dan kemampuan seseorang. Istilah kinerja berasal dari kata job
performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya
yang dicapai oleh seseorang). Sehingga dapat didefinisikan bahwa kinerja adalah
hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya (Mangkunegara, 2004: 67).
Kinerja mengajar guru pada dasarnya merupakan unjuk kerja yang
dilakukan oleh guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. Kualitas
kinerja mengajar guru akan sangat menentukan kualitas hasil pendidikan, karena
dalam proses pendidikan/pembelajaran di sekolah. Suryosubroto (2004: 20)
mengatakan bahwa kinerja mengajar guru dikatakan berkualitas apabila seorang
guru dapat menampilkan kelakuan yang baik dalam usaha mengajarnya.
Keterampilan guru dalam mengajar merupakan pengintegrasian
keterampilan-keterampilan yang dilandasi oleh seperangkat teori, ilmu dan
teknologi, dan dilengkapi dengan unsur-unsur seni, budaya, dan nilai serta
karakteristik perilaku dan pribadi guru itu sendiri. Hal ini akan tercermin dalam
kinerja guru mulai dari memulai sampai mengakhiri proses belajar mengajar di
kelas.
Kinerja mengajar guru dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor internal
maupun faktor eksternal. Salah satu faktor eksternal yang dapat mempengaruhi
kinerja mengajar guru adalah kepemimpinan kepala sekolah. Dalam hal ini
berfokus pada perilaku kepemimpinan kepala sekolah.
Peran kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja mengajar guru memiliki
implikasi bahwa perlu mengalihkan perhatian dari sekedar melakukan pembinaan
administratif menjadi pusat pembinaan profesional dengan perhatian pada
peningkatan kinerja mengajar guru dalam melakukan proses belajar mengajar di
kelas.
Sementara itu dari sisi internal, salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi kinerja mengajar guru adalah motivasi kerja. Motivasi juga
merupakan hal yang tidak boleh diabaikan dalam menunjang terwujudnya kinerja
mengajar guru. Motivasi merupakan proses psikis yang mendorong orang untuk
melakukan sesuatu. Motivasi dapat berasal dari dalam diri maupun luar diri
seseorang (Usman, 2006: 250). Menurut MC Donald (dalam Martinis Yamin,
2011: 216) bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap
adanya tujuan. Pengertian yang diungkapkan oleh Mc Donald mengandung tiga
perubahan energi, ditandai dengan adanya feeling dan dirangsang karena adanya
tujuan.
Dengan demikian motivasi memiliki peranan yang sangat penting dalam
mewujudkan kinerja mengajar yang efektif. Motivasi dapat menggerakan individu
untuk berbuat dan bekerja untuk mencapai tujuan yang diinginkannya.
Adapun hasil penelitian terdahulu yang dilakukan Iis Faridah yang
berjudul Kontribusi Kompetensi Kerja Guru dan Kepemimpinan Pembelajaran
(Instructional Leadership) Kepala TK Terhadap Kinerja Mengajar Guru TK di
Kota Bandung, menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara
Kompetensi Kerja Guru terhadap Kinerja Mengajar Guru TK, Kepemimpinan
Pembelajaran (Instructional Leadership) Kepala TK terhadap Kinerja Mengajar
guru TK, dan Kompetensi Kerja Guru dan Kepemimpinan Pembelajaran
(Instructional Leadership) Kepala TK secara simultan berpengaruh terhadap
Kinerja Mengajar Guru TK
Selanjutnya penelitian dari Tri Hartati Farida dalam bentuk tesis dengan
judul Peran Motivasi Kerja Guru Terhadap Kinerja Guru Taman Kanak-Kanak
(studi Pada TK Aisyiyah Pembina Piyungan Bantul Yogyakarta), menunjukkan
hasil dimana motivasi kerja guru sangat berpengaruh terhadap peningkatan kinerja
guru TK Aisyiyah Pembina Piyungan Bantul Yogyakarta dalam melakukan suatu
kegiatan tertentu.
Penelitian lain yang juga berjudul Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah dan
Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru TK/RA di UPTD Pendidikan Kecamatan
Bandungan Kabupaten Semarang yang ditulis oleh Yuli Indrawati, memperoleh
hasil bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan antara pengaruh supervisi
kepala sekolah terhadap kinerja guru TK/RA di UPTD Pendidikan Kecamatan
Bandungan Kabupaten Semarang, begitu pula dengan motivasi kerja berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja guru TK/RA di UPTD Pendidikan
motivasi kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja guru TK/RA di
UPTD Pendidikan Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang.
Berdasarkan uraian di atas dapat diduga bahwa perilaku kepemimpinan
dan motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja mengajar guru. Namun demikian
masih perlu diteliti lebih jauh khususnya di Kota Serang apakah Perilaku
Kepemimpinan dan Motivasi Kerja berpengaruh terhadap Kinerja Mengajar Guru
TK.
B. Identifikasi Masalah Penelitian
Inti kajian penelitian ini adalah kinerja mengajar guru TK dimana kinerja
mengajar guru TK itu sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor. Gibson (1985:
51-53), secara lebih komprehensif mengemukakan adanya tiga kelompok variabel
sebagai faktor yang mempengaruhi kinerja dan potensi individu dalam organisasi,
yaitu :
1. Variabel individu meliputi : kemampuan keterampilan (fisik), latar
belakang (keluarga, tingkat sosial, pengalaman), dan demografi (umur,
asal-usul dan jenis kelamin).
2. Variabel organisasi meliputi : sumber daya, kepemimpinan, kepuasan,
struktur, dan desain pekerjaan.
3. Variabel psikologis meliputi : mental/intelektual, persepsi sikap,
kepribadian, belajar dan motivasi.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti, dan
sekian banyak faktor yang dapat mempengaruhi kinerja mengajar guru, yang
paling menonjol adalah perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja
Gambar 1.1
Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kinerja Mengajar
(Gibson et al, 2000; Kristianawuri 2007)
Upaya meningkatkan kinerja mengajar guru TK dapat dilakukan dengan
meningkatkan perilaku kepemimpinan kepala sekolah. Perilaku kepemimpinan
pada dasarnya merupakan tindakan seorang pemimpin untuk mempengaruhi orang
lain dalam mencapai suatu tujuan sesuai dengan situasi organisasi. Agar dapat
melakukan sesuatu dalam pekerjaannya, seorang guru harus mendapatkan
dukungan dari kepala sekolah dalam hal menegaskan peran guru di sekolah serta
hubungan baik dengan kepala sekolah selama melakukan pekerjaannya. Perilaku
kepemimpinan kepala sekolah akan sangat menentukan kinerja mengajar guru dan
memungkinkan terjadinya kinerja mengajar guru yang lebih efektif dan efisien.
Upaya lain yang dapat dilakukan dalam rangka meningkatkan kinerja
mengajar guru adalah melalui peningkatan motivasi kerja. Motivasi kerja
merupakan dorongan yang tumbuh dalam diri seseorang, baik yang dipengaruhi
dari dalam dan luar dirinya untuk melakukan suatu pekerjaan dengan semangat
tinggi menggunakan semua kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirinci faktor-faktor
teridentifikasi yang berkaitan dengan penelitian ini:
1. Guru sering kurang memahami materi pelajaran sehingga mereka
seringkali mengajarkan sebuah materi yang berbeda dengan kurikulum
yang telah ditetapkan.
2. Dalam hal melakukan kegiatan administrasi seperti pencatatan dan
pelaporan hasil belajar siswa, guru sering merasa kesulitan karena kepala
sekolah jarang memberikan bantuan dalam hal administratif
C. Rumusan Masalah Penelitian
Dari uraian tentang latar belakang masalah yang telah penulis paparkan
dan berdasarkan studi pendahuluan yang penulis lakukan, bahwa pada prinsipnya
terdapat banyak faktor yang mempengaruhi kinerja mengajar guru. Berdasarkan
uraian diatas diduga perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja
menjadi faktor yang berpengaruh terhadap kinerja mengajar guru. Pertanyaan
penelitian sebagaimana di bawah ini :
1. Bagaimana gambaran perilaku kepemimpinan kepala sekolah TK di Kota
Serang?
2. Bagaimana gambaran motivasi kerja guru TK di Kota Serang?
4. Seberapa besar pengaruh perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan
motivasi kerja terhadap kinerja mengajar guru TK di Kota Serang secara
parsial?
5. Seberapa besar pengaruh perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan
motivasi kerja terhadap kinerja mengajar guru TK di Kota Serang secara
simultan?
D. Tujuan Penelitian
Secara umum, berdasarkan rumusan penelitian tersebut, penelitian
inibertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh Perilaku Kepemimpinan
Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Mengajar Guru TK
secara parsial Di Kota Serang. Secara khusus, peneitian ini bertujuan:
1. Mendeskripsikan Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah di Kota Serang.
2. Mendeskripsikan Motivasi Kerja Guru TK Di Kota Serang.
3. Mendeskripsikan Kinerja Mengajar Guru TK Di Kota Serang.
4. Menganalisis Pengaruh Perilaku Kepemimpinan terhadap Kinerja
Mengajar Guru TK Di Kota Serang.
5. Menganalisis Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja Mengajar Guru
TK Di Kota Serang.
6. Menganalisis Pengaruh Perilaku Kepemimpinan dan Motivasi Kerja
secara bersama-sama terhadap Kinerja Mengajar Guru TK Di Kota
Serang.
E. Manfaat/Signifikansi Penelitian
Secara garis besar dan berdasarkan tujuan penelitian, penelitian ini
akan memiliki empat aspek manfaat setidaknya. Pertama, secara teoritis,
mengembangkan administrasi pendidikan pada umumnya. Secara khusus,
penelitian dapat menjadi sumber rujukan untuk kajian manajemen sumber
daya manusia dalam bidang pendidikan. Hal ini dikarenakan peningkatan
kinerja mengajar guru TK, nantinya akan berdampak pada peningkatan
kualitas hasil peserta didik.
Kedua, penelitian ini memiliki manfaat dalam aspek kebijakan. Hal ini
dikarenakan perkembangan kebijakan formal dalam hal peningkatan kinerja
mengajar guru yang berada di Taman Kanak-Kanak selama ini admibistratif,
belum dilaksanakan sesuai kebutuhan dan perkembangan usia anak didik.
Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk membuat kebijakan yang tepat
dalam menyusun standar kinerja mengajar guru, sehingga dapat meningkatkan
kualitas pendidikan yang ada di Taman Kanak-Kanak secara signifikan.
Berikutnya, secara praktis, penelitian ini dapat bermanfaat sebagai
salah satu bahan pertimbangan bagi para Kepala Sekolah TK agar dapat
digunakan dalam upaya meningkatkan peran kepala sekolah TK terutama
sebagai pemimpin dan pada akhirnya meningkatkan kinerja mengajar guru
pada lembaga TK yang dipimpinnya. Sedangkan Guru TK, penelitian ini
diharapkan dapat menjadi sumber informasi dalam upaya mengembangkan
motivasi kerja guru dalam rangka peningkatan kinerja mengajar guru menuju
pendidikan anak usia dini yang berkualitas.
Terakhir, bagi para peneliti selanjutnya, diharapkan dapat
memfokuskan objek penelitian pada variabel lain yang dapat meningkatkan
kinerja mengajar guru TK dan mencoba membandingkannya antara satu kota
dengan kota lainnya
F. Struktur Organisasi Tesis
Tesis ini disajikan dalam lima bab, sebagai berikut:
Bagian ini memaparkan latar belakang penelitian, identifikasi
masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, dan
manfaat atau signifikansi penelitian.
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan tentang kajian pustaka sebagai landasan
teoretis dalam menyusun pertanyaan penelitian, tujuan serta hipotesis.
Kerangka berfikir untuk merumuskan hipotesis dengan mengkaji
hubungan teoritis antar variabel penelitian. Selanjutnya Hipotesis
penelitian yang merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang
dirumuskan dalam penelitian atau sub masalah yang diteliti.
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini merupakan penjabaran yang rinci mengenai metode
penelitian, termasuk di dalamnya lokasi dan subyek populasi/sampel
penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional,
instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik
pengumpulan data dan analisis data.
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini menyajikan hasil penelitian dan pembahasan selama
penelitian. Pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan
berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, hipotesis, dan
tujuan penelitian. Pembahasan atau analisis temuan yang dikaitkan dengan
dasar teoretik yang telah dibahas dalam Bab Kajian Pustaka dan temuan
sebelumnya.
BAB V : SIMPULAN DAN REKOMENDASI
Bab ini menyajikan Kesimpulan dan saran penafsiran dan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Dan Subyek Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Menurut Nasution (1996: 43) lokasi penelitian merupakan
situasi yang mengandung unsur tempat, pelaku, dan kegiatan. Lokasi
dalam penelitian ini dilakukan di semua TK di Kota Serang.
2. Subyek Populasi
Menurut Sugiono (2007: 117) populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Sesuai dengan permasalahan dalam penelitian ini, yang
menjadi populasi adalah Kepala Sekolah dan Guru TK di lingkungan
Dinas Pendidikan Kota Serang sebanyak 709 orang terdiri dari 111
orang Kepala Sekolah TK, dan 598 Guru TK. Untuk lebih jelasnya
Tabel 3.1
Data Guru TK dan Kualifikasi Pendidikan
se- Kota Serang Tahun 2013
No.
Sumber: Dinas Pendidikan Kota Serang, 2013
3. Sampel Penelitian
Sampel merupakan bagian dari jumalah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiono, 2007: 118). Melalui sampel
ini sebagian dari jumlah populasi yang ada tersebut diambil datanya.
Data yang terkumpul tersebut kemudian dianalisis. Hasil akhir
penelitian yang didapatkan, kemudian digunakan untuk merefleksikan
keadaan populasi yang ada (Sukardi, 2007: 54). Dengan menggunakan
Keterangan :
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan
sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan, misalnya 10%.
n =
n =
n =
n =
n = 87,64
Sesuai dengan permasalahan dalam penelitian ini, yang
menjadi sampel adalah Kepala Sekolah dan Guru TK yang ada di Kota
Serang sebanyak 88 orang.
B. Metode Penelitian
Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu
bagaimana gambaran umum Pengaruh Perilaku Kepemimpinan dan
Motivasi Kerja Terhadap Kinerja mengajar Guru TK Di Kota Serang,
apakah terdapat hubungan antara Pengaruh Perilaku Kepemimpinan dan
Motivasi Kerja Terhadap Kinerja mengajar Guru TK Di Kota Serang.
Oleh karena itu, penulis berusaha mengambil metode yang sesuai dengan
permasalahan yang diteliti. Sebagaimana bahwa sebuah penelitian tidak
akan mencapai kriteria penelitian yang tepat. Dengan metode penelitian
yang tepat, diharapkan sebuah penelitian nantinya akan menjadi penelitian
ilmiah. Metode penelitian pun ada sebagai suatu cara untuk
mengumpulkan dan menyusun data, serta menganalisis mengenai arti data
yang tealah diteliti menjadi suatu kesimpulan. Berikut merupakan metode
yang digunakan penulis dalam melaksanakan penelitian ini:
1. Metode Deskriptif
Metode deskriptif merupakan metode yang ditujukan untuk
memecahkan masalah yang terjadi pada masa sekarang. Sebagaimana
yang dikemukakan oleh Arikunto (2002: 86) bahwa: “Metode
deskriptif adalah metode yang digunakan dalam mengkaji
permasalah-permasalahan yang terjadi saat ini atau masa sekarang.” Metode
deskriptif pun diartikan sebagai perolehan informasi atau data yang
relevan dengan masalah yang diteliti melalui penelaahan berbagai
konsep atau teori yang dikemukakan oleh para ahli.
Metode deskriptif dalam penelitian ini sesuai untuk digunakan
karena masalah yang diambil terpusat pada masalah aktual dan berada
pada saat penelitian dilaksanakan dengan melalui prosedur
pengumpulan data, mengklasifikasi data kemudian dianalisis dan
ditarik kesimpulan.
2. Pendekatan Kuantitatif
Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang digunakan
oleh peneliti dalam penelitian dengan cara mengukur
indikator-indikator variabel sehingga dapat diperoleh gambaran umum dan
kesimpulan masalah penelitian (Arikunto, 2002:86).
Pendekatan kuantitatif merupakan metode pemecahan masalah
yang terencana dan cermat, dengan desain yang terstuktur ketat,
pengumpulan data secara sistematis terkontrol dan tertuju pada
penyusunan teori yang disimpulkan secara induktif dalam kerangka
pembuktian hipotesis secara empiris.
Pendekatan kuantitatif merupakan upaya mengukur
1. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel yang nilainya tergantung dari variabel lain. Dalam
penelitian ini yang menjadi Variabel Terikat adalah Kinerja
Mengajar Guru TK (Y).
2. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel yang nilainya tidak tergantung pada variabel lain.
Dalam penelitian ini yang menjadi Variabel Bebas adalah:
X1 : Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah
X2 : Motivasi Kerja
Bentuk analisis multiple regresi ini adalah :
Keterangan:
a : Konstanta regresi
b : Koefisien regresi
e : Faktor penganggu
C. Definisi Operasional
Komarudin (2006) mengemukakan bahwa: “Definisi operasional
merupakan pengertian lengkap tentang suatu variabel yang mencakup
semua unsur yang menjadi ciri utama variabel itu”. Dengan adanya
salah pengertian dan penafsiran dari pembaca dikarenakan banyak istilah
yang digunakan dalam penelitian ini.
Penjelasan umum mengenai variabel yang diteliti itulah makna dari
definisi operaisonal. Definisi operasional ini bukan merupakan teori yang
di konsep oleh peneliti melainkan merupakan pendapat peneliti yang
berdasarkan teori-teori tertentu.
Untuk menghindari kesalahpahaman dalam menafsirkan istilah
yang terdapat dalam judul penelitian ini,berikut ini disampaikan definisi
operasional seperti dibawah ini:
1. Pengaruh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2010) yang
dimaksud dengan pengaruh adalah: “Daya yang ada atau timbul dari
sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau
perbuatan”. Pengaruh merupakan suatu bentuk hubungan korelasional di mana antara keadaan atau variabel satu dengan yang lain
mempunyai hubungan sebab akibat, keadaan yang pertama
diperkirakan menjadi penyebab atau berpengaruh bagi keadaan yang
kedua.
2. Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah
Perilaku kepemimpinan adalah tindakan seorang pemimpin untuk mempengaruhi orang lain dalam mencapai suatu tujuan sesuai dengan situasi organisasi.
Tabel 3.2
Operasional Variabel Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah
Variabel Dimensi Sub Dimensi Indikator No.
Item dalam upaya mencapai
tujuan organisasi. keputusan kelompok dan pemecahan masalah.
17,18
2.Pemimpin bertanggung jawab akan hasil yang telah disepakati.
19
Sumber : Hoy dan Miskel (2001), Gorton dkk (2007), dan Krug (2008).
3. Motivasi Kerja
Motivasi kerja adalah dorongan yang tumbuh dalam diri seseorang, baik yang dipengaruhi dari dalam dan luar dirinya untuk melakukan suatu pekerjaan dengan semangat tinggi menggunakan semua kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya.
Tabel 3.3
Operasional Variabel Motivasi Kerja
Variabel Dimensi Sub Dimensi Indikator No.
Ite
1.Prestasi, guru mampu melakukan tahap-tahap proses dalam pembelajaran.
1,2
2.Pengakuan, pemberian angka kredit terhadap aktifitas yang dilakukan guru.
3
3.Pekerjaan itu sendiri, mengajar di TK merupakan tantangan bagi guru untuk mengembangkan kemampuan.
4
kemampuan guru untuk mengajar dengan baik.
5.Kemajuan atau promosi, setiap guru mempunyai kesempatan yang sama untuk promosi.
7,8
2.Ekstrinsik 1. Faktor Higien (Hygiene factor)
1.Kebijakan, pembuatan kebijakan disesuaikan dengan kebutuhan guru.
9
2.Hubungan dengan penyelia, hubungan kerja yang baik antara kepala sekolah dan guru.
10
3.Kondisi kerja, kesesuaian kondisi kerja dengan proses belajar mengajar.
11, 12, 13
4.Gaji, imbalan yang didapat oleh guru sesuai dengan beban kerjanya.
14
5.Status, pekerjaan sebagai guru dapat meningkatkan status sosial seseorang.
15
6.Keamanan kerja, rasa aman yang didapatkan guru selama proses belajar mengajar.
16
rekan kerja.
9.Kehidupan personal, kemampuan guru untuk menyesuaikan antara kehidupan pribadi dengan kehidupan kerja.
19
Sumber : Silalahi (2011), Sardiman (2010), Robbins (2003)
4. Kinerja Mengajar
Kinerja mengajar adalah efektivitas guru dalam memberikan pengajaran di kelas.
Tabel 3.4
Operasional Variabel Kinerja Mengajar
Variabel Dimensi Sub Dimensi Indikator No.
Ite
1.Menguasai materi yang akan disampaikan
1.Memiliki strategi mengajar 3
2.Menerapkan strategi komprehensif dan sesuai
dengan tahapan
perkembangan anak serta sesuai dengan tujuan pendidikan.
6,7
pembelajaran melibatkan anak-anak dan memaksimalkan
pembelajaran
2.Menggunakan teknik bimbingan positif untuk mendorong regulasi diri anak.
11
3.Melaksanakan pembelajaran
1.Melaksanakan berbagai aktivitas yang konsisten dengan tujuan pembelajaran
12
2.Mendorong keterlibatan anak dalam berbagai kegiatan pembelajaran terstruktur dan tidak terstruktur memenuhi kebutuhan unik masing-masing anak
16, 17
4.Menyediakan bimbingan dan umpan balik yang positif kepada anak-anak.
1.Membantu siswa dalam kelas dalam memberikan solusi
24
2.Membantu siswa di luar kelas dalam memberikan solusi
25
Sumber : Kentucky Educational Professional Standards Boards (2003), Alexander
(2008), dan Hsu dan Chiu (2009)
Suatu instrumen disusun untuk mengumpulkan data yang
diperlukan, sebab data merupakan alat pembuktian hipotesis. Oleh
karena itu, suatu data harus memiliki tingkat kebenaran yang tinggi
sebab akan menentukan kualitas penelitian.
Uji validitas merupakan salah satu usaha penting yang harus
dilakukan peneliti guna mengukur kevalidan dari instrumen. Hal
tersebut sejalan dengan yang diungkapkan oleh Arikunto (2002: 158)
bahwa :
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid
atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaiknya instrumen yang
kurang valid berarti memiliki validitas rendah.
Adapun pengujian validitas instrumen ini menggunakan rumus
gutman split-half dan dilakukan dengan bantuan SPSS For Windows 16.0, adapun uji validitas tiap variabel sebagai berikut :
a. Variabel X1 Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah
Untuk mengetahui tingkat validitas pada item pertanyaan
variabel X1 Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah, yaitu dengan
membandingkan nilai r hitung dengan r tabel. Jika nilai r hitung
lebih besar daripada r tabel, maka item pertanyaan tersebut
dinyatakan valid. Adapun perbandingannya adalah sebagai berikut:
Pengujian ini menggunakan SPSS For Windows 16,0.
Kriterianya, instrumen valid apabila nilai korelasi (Pearson
Tabel 3.5
Uji Validitas Variabel Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah
Korelasi antara Nilai
Korelasi (Pearson Correlation)
Probabilitas Korelasi [sig.(2-tailed)]
Kesimpulan
Item x ke 1 dengan total x 0.736** 0.000 Valid
Item x ke 2 dengan total x 0.799** 0.000 Valid
Item x ke 3 dengan total x 0.431** 0.000 Valid
Item x ke 4 dengan total x 0.826** 0.000 Valid
Item x ke 5 dengan total x 0.752** 0.000 Valid
Item x ke 6 dengan total x 0.758** 0.000 Valid
Item x ke 7 dengan total x 0.721** 0.000 Valid
Item x ke 8 dengan total x 0.582** 0.000 Valid
Item x ke 9 dengan total x o.648** 0.000 Valid
Item x ke 10 dengan total x 0.784** 0.000 Valid
Item x ke 11 dengan total x 0.811** 0.000 Valid
Item x ke 12 dengan total x 0.699** 0.000 Valid
Item x ke 13 dengan total x 0.792** 0.000 Valid
Item x ke 14 dengan total x 0.505** 0.000 Valid
Item x ke 15 dengan total x 0.799** 0.000 Valid
Item x ke 16 dengan total x 0.680** 0.000 Valid
Item x ke 17 dengan total x 0.832** 0.000 Valid
Item x ke 18 dengan total x 0.704** 0.000 Valid
b. Variabel X2 Motivasi Kerja
Untuk mengetahui tingkat validitas pada item pertanyaan
variabel X2 Motivasi Kerja, yaitu dengan membandingkan nilai r
hitung dengan r tabel. Jika nilai r hitung lebih besar daripada r
tabel, maka item pertanyaan tersebut dinyatakan valid. Adapun
perbandingannya adalah sebagai berikut:
Pengujian ini menggunakan SPSS For Windows 16,0.
Kriterianya, instrumen valid apabila nilai korelasi (Pearson
Correlation) adalah positif, dan nilai probabilitas korelasi [sig.(2-tailed)] < taraf signifikan (α) sebesar 0,10.
Item x ke 13 dengan total x 0.872** 0.000 Valid
Item x ke 14 dengan total x 0.458** 0.000 Valid
Item x ke 15 dengan total x 0.875** 0.000 Valid
Item x ke 16 dengan total x 0.836** 0.000 Valid
Item x ke 17 dengan total x 0.782** 0.000 Valid
Item x ke 18 dengan total x 0.874** 0.000 Valid
Item x ke 19 dengan total x 0.227** 0.009 Valid
c. Variabel Y Kinerja Mengajar
Untuk mengetahui tingkat validitas pada item pertanyaan
variabel Y Kinerja Mengajar, yaitu dengan membandingkan nilai r
hitung dengan r tabel. Jika nilai r hitung lebih besar daripada r
tabel, maka item pertanyaan tersebut dinyatakan valid. Adapun
perbandingannya adalah sebagai berikut:
Pengujian ini menggunakan SPSS For Windows 16,0.
Kriterianya, instrumen valid apabila nilai korelasi (Pearson
Correlation) adalah positif, dan nilai probabilitas korelasi [sig.(2-tailed)] < taraf signifikan (α) sebesar 0,10.
Tabel 3.7
Uji Validitas Kinerja Mengajar
Korelasi antara Nilai
Korelasi (Pearson Correlation)
Probabilitas Korelasi [sig.(2-tailed)]
Kesimpulan
Item y ke 1 dengan total x 0.890** 0.000 Valid
Item y ke 2 dengan total x 0.878** 0.000 Valid
Item y ke 4 dengan total x 0.541** 0.000 Valid
Item y ke 5 dengan total x 0.388** 0.000 Valid
Item y ke 6 dengan total x 0.788** 0.000 Valid
Item y ke 7 dengan total x 0.758** 0.000 Valid
Item y ke 8 dengan total x 0.606** 0.000 Valid
Item y ke 9 dengan total x 0.670** 0.000 Valid
Item y ke 10 dengan total x 0.709** 0.000 Valid
Item y ke 11 dengan total x 0.670** 0.000 Valid
Item y ke 12 dengan total x 0.705** 0.000 Valid
Item y ke 13 dengan total x 0.783** 0.000 Valid
Item y ke 14 dengan total x 0.477** 0.000 Valid
Item y ke 15 dengan total x 0.831** 0.000 Valid
Item y ke 16 dengan total x 0.798** 0.000 Valid
Item y ke 17 dengan total x 0.722** 0.000 Valid
Item y ke 18 dengan total x 0.718** 0.000 Valid
Item y ke 19 dengan total x 0.616** 0.009 Valid
Item y ke 20 dengan total x 0.604** 0.000 Valid
Item y ke 21 dengan total x 0.018** 0.870 Tidak Valid
Item y ke 22 dengan total x 0.566** 0.000 Valid
Item y ke 23 dengan total x 0.614** 0.000 Valid
Item y ke 24 dengan total x 0.661** 0.000 Valid
Item y ke 25 dengan total x 0.299** 0.005 Valid
2. Uji Realibilitas Instrumen
Menguji pada pendapat Suharsimi Arikunto (2002: 170) yang
meyatakan bahwa “ Reliabilitas menunjuk pada pengertian bahwa
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data
karena instrumen tersebut sudah cukup baik. “ Maksud dapat
“dipercaya” disini bahwa data yang dapat dihasilkan harus memiliki
Dalam penelitian ini, langkah-langkah pengujian reliabilitas
angket dilakukan dengan bantuan SPSS For Windows 16,0. Adapun
syarat pengambilan keputusan adalah jika r hitung > r tabel maka
instrumen reliabel, dan jika sebaliknya r hitung < r tabel maka
instrumen tidak reliabel. Sedangkan uji reliabilitas tiap variabel adalah
sebagai berikut:
a. Variabel Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1)
Tabel 3.8
Uji Reliabilitas Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah
Cronbach’s
Alpha N of Items
.935 19
Pengujian reliabilitas pada variabel Perilaku
Kepemimpinan Kepala Sekolah ini dengan melihat nilai korelasi Cronbach’s Alpha yaitu sebesar 0,935. Dengan kata lain data hasil angket dapat dipercaya, karena r hitung > batas maksimal (0,700)
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa item pertanyaan pada
variabel Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah reliabel. b. Variabel Motivasi Kerja (X2)
Tabel 3.9
Uji Reliabilitas Motivasi Kerja
Cronbach’s
Alpha N of Items
.922 19
Pengujian reliabilitas pada variabel Motivasi Kerja ini
dengan melihat nilai korelasi Cronbach’s Alpha yaitu sebesar
hitung > batas maksimal (0,700) Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa item pertanyaan pada variabel Motivasi Kerja reliabel.
c. Variabel Kinerja Mengajar Guru TK (Y)
Tabel 3.10
Uji Reliabilitas Kinerja Mengajar Guru
Cronbach’s
Alpha N of Items
.933 25
Pengujian reliabilitas pada variabel Kinerja mengajar Guru
ini dengan melihat nilai korelasi Cronbach’s Alpha yaitu sebesar
0,933. Dengan kata lain data hasil angket dapat dipercaya, karena r
hitung > batas maksimal (0,700). Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa item pertanyaan pada variabel Kinerja Mengajar Guru reliabel.
E. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan sebuah prosedur untuk memperoleh
data dalam usaha memecahkan masalah dengan menggunakan
teknik-teknik tertentu sehingga data yang diharapkan dapat terkumpul dan
benar-benar relevan dengan permasalahan yang hendak dipecahkan (Arikunto,
2002: 197).
1. Menentukan alat pengumpul data
Guna memperoleh data yang diperlukan, penulis berusaha
menentukan alat pengumpul data yang tepat, yang sesuai dengan
pengumpulan data dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni teknik
langsung dan teknik tidak langsung.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu teknik pengumpulan data tidak langsung dengan mengadakan
komunikasi dengan subyek penelitian melalui perantara instrumen
atau angket. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah skala (1-5).
Angket yaitu seperangkat daftar pertanyaan maupun pernyataan
tertulis keadaan responden yang menjadi anggota sampel penelitian
(Arikunto, 2002: 200). Sejalan dengan pendapat Surakhmad (dalam
Meliani, 2007:53) yang mengemukakan bahwa: “Pada umumnya ada
dua bentuk angket: a. angket berstruktur, b. angket yang tidak
berstruktur”. Berdasarkan pendapat tersebut, untuk mengukur variabel
X1, X2 dan variabel Y, maka dalam penelitian ini digunakan angket
berstruktur (tertutup). Angket berstruktur atau tertutup berisikan
kemungkinan-kemungkinan atau jawaban yang telah tersedia. Seperti
pendapat Faisal (1982: 178) yang menyatakan:
Angket yang menghendaki jawaban pendek atau jawabannya diberikan dengan memberi tanda tertentu, disebut angket tertutup. Angket demikian biasanya meminta jawaban yang membutuhkan
tanda “check” (√) pada item yang terasuk dalam alternatif jawaban.
Jenis angket yang digunakan peneliti dalam penelitian ini
adalah angket tertutup, yaitu responden diberi sejumlah pertanyaan
atau pertanyaan yang menggambarkan hal-hal yang ingin diungkapkan
dari variabel-variabel yang ada disertai alternatif jawaban. Adapun
beberapa alasan yang menyebabkan peneliti menggunakan angket
tertutup:
a. Sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti bersifat kuantitatif.
b. Responden akan lebih leluasa dalam memberikan jawaban.
c. Waktu yang diperlukan relatif singkat dalam menghimpun data.
d. Pengumpulan data akan lebih efisien ditinjau dari segi biaya,
2. Penyusunan alat pengumpul data
Dalam penyusunan alat pengumpul data, penulis berpedoman
pada ruang lingkup variabel-variabel terkait. Instrumen yang berupa
angket terdiri dari angket tentang perilaku kepemimpinan kepala
sekolah, motivasi kerja, dan kinerja mengajar guru TK di Kota Serang.
Untuk memudahkan alat pengumpul data, dalam hal ini adalah
angket, peneliti menempuh langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menetapkan indikator-indikator dari setiap variabel penelitian yang
dianggap penting untuk ditanyakan pada responden berdasarkan
pada teori-teori yang telah diuraikan.
b. Membuat kisi-kisi butir item berdasarkan variabel penelitian.
c. Menyusun pertanyaan-pertanyaan yang disertai alternatif jawaban
yang telah dipilih responden berdasarkan indikator variabel yang
telah ditentukan dalam kisi-kisi item.
d. Menetapkan kriteria penskoran untuk setiap alternatif jawaban
setiap item pada setiap variabel dengan menggunakan skor
penilaian yang berkisar dari 5 sampai 1. Alat pengumpul data
dikembangkan dengan angket yang berbentuk Skala Likert dengan
alternatif jawaban untuk masing-masing variabel dan diberikan
skor sebagai berikut:
Tabel 3.11
Kriteria Penskoran Alternatif Jawaban Skala Likert Variabel X1,
X2 dan Y
Pertanyaan Skor
Selalu (SL) 5
Sering (SR) 4
Kadang-kadang (KD) 3
Tidak Pernah (TP) 1
Sumber : Sugiyono (2007: 94-95)
F. Analisis Data
1. Seleksi dan Klasifikasi Data
Pada tahap ini dilakukan pemeriksaan dan penyeleksian data yang
diperoleh dari responden melalui angket. Dengan begitu dapat diketahui
data yang terkumpul layak atau tidak layak untuk diolah. Sedangkan
klasifikasi data dimaksudkan untuk memudahkan pengolahan data
sekanjutnya karena data telah dikelompoknya sesuai dengan
variabel-variabel yang bersangkutan. Dalam hal ini dilakukan hal-hal sebagai
berikut:
a. Pemeriksaan jumlah angket, disini jumlah angket yang terkumpul
dipastikan mendekati jumlah angket yang disebar.
b. Memeriksa keutuhan jumlah angket, dipastikan tidak terdapat
kekurangan jumlah lembar dalam tiap angket.
c. Memeriksa angket yang bisa diolah.
d. Mengelompokkan angket-angket tersebut berdasarkan variabel yang
bersangkutan, kemudian memberikan skor pada tiap alternatif
jawaban.
2. Uji Normalitas Distribusi Data
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui dan menentukan
teknik statistik apa yang digunakan pada pengolahan data selanjutnya.
Apabila penyebaran datanya normal maka akan digunakan statistik
parametrik, namun apabila penyebaran datanya tidak normal maka
akan digunakan teknik statistik non parametrik.
Hipotesis yang telah dirumuskan akan diuji dengan statistik
parametrik, di mana penggunaan statistik parametrik mensyaratkan
normal (Sugiono, 2011: 172). Oleh karena itu sebelum pengujian
hipotesis dilakukan, maka terlebih dahulu pengujian normalitas data.
Adapun dalam penelitian ini, uji normalitas data dilakukan denan
menggunakan bantuan SPSS For Windows 16.0.
Dalam menjelaskan hasil uji apakah sebuah distribusi data bisa
dikatakan normal atau tidak dengan pedoman pengambilan keputusan:
a. Jika nilai Asymp. Sig. atau signifikansi atau probabilitas < 0,05,
distribusi adalah tidak normal.
b. Jika nilai Asymp. Sig. atau signifikansi atau probalitas > 0,05,
distribusi adalah normal.
3. Uji Linieritas Data
Untuk menentukan apakah hubungan Perilaku Kepemimpinan
Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru (Y) bersifat linier,
Motivasi Kerja terhadap Kinerja Mengajar Guru (Y) bersifat linier, dan
Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja terhadap
Kinerja Mengajar Guru (Y) bersifat linier.
4. Menghitung Kecenderungan Umum Responden
Teknik perhitungan ini digunakan untuk mencari gambaran
kecenderungan umum responden sekaligus untuk menentukan
kedudukan setiap item atau indikator, maka digunakan uji statistik
yang sesuai dengan penelitian ini, yaitu dengan menggunakan rumus
Weighted Means Score (WMS) sebagai berikut :
̅
Keterangan :
̅ = Jumlah rata-rata yang dicari
X = Jumlah skor gabungan (frekuensi jawaban yang dikali bobot nilai
untuk setiap alternatif jawaban/kategori)
Adapun langkah-langkah dalam pengelolaan WMS adalah :
a. Memberikan bobot untuk setiap alternatif jawaban yang dipilih.
b. Menghitung jumlah responden setiap item dan kategori jawaban.
c. Menunjukkan jawaban responden untuk setiap item dan langsung
dikalikan dengan bobot alternatif jawaban itu sendiri.
d. Menghitung nilai rata-rata untuk setiap item pada masing-masing
kolom.
e. Menentukan kriteria pengelompokkan WMS untuk skor rata-rata
setiap kemungkinan jawaban.
f. Menentukan kriteria untuk setiap item dengan menggunakan tabel
konsultasi hasil perhitungan WMS dalam tabel konsultasi
(Anugrah, 2007:92) dibawah ini :
Tabel 3.12
Konsultasi hasil Perhitungan WMS
Rentang Nilai Kriteria Penafsiran Variabel X dan Y
3,50-4,00 Sangat tinggi Sangat baik
2,50-3,49 Tinggi Baik
1,50-2,49 Cukup Tinggi Cukup Baik
1,01-1,49 Rendah Kurang Baik
0,01-1,00 Sangat Rendah Sangat Kurang Baik
5. Uji Hipotesis
Tujuan dari uji hipotesis ini yaitu untuk mengetahui apakah
kesimpulan berakhir pada penerimaan atau penolakan. Adapun
cara-cara yang digunakan dalam uji hipotesis ini antara lain:
Analisis korelasi merupakan teknik statistik yang berusaha
menemukan kekuatan hubungan antar variabel. Analisis korelasi
berkaitan erat dengan analisis regresi. Beberapa perhitungan dalam
analisis regresi dapat dipergunakan dalam perhitungan analisis
korelasi.
a) Mencari koefisien korelasi antar variabel yang dijelaskan
sebagai berikut:
(1) Menguji hipotesis pengaruh Perilaku Kepemimpinan
Kepala Sekolah (X1) terhadap Kinerja Mengajar Guru (Y).
Pertama kali harus dilakukan adalah menguji
korelasi antar variabel, dengan merumuskan hipotesis
sebagai berikut:
Ho : Tidak terdapat pengaruh antara Perilaku
Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar
Guru TK.
Ha : Terdapat pengaruh antara Perilaku Kepemimpinan
Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru TK.
Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan rumus :
∑
√ ∑ ∑
b) Menafsirkan koefisien korelasi yang diperoleh dengan
menggunakan tabel sebagai berikut:
Tabel 3.13
Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,80-1,00 Sangat Kuat
0,40-0,599 Sedang
0,20-0,39 Rendah
0,001-0,19 Sangat Rendah
c) Mencari koefisien determinasi yang diperlukan dengan maksud
untuk mengetahui sejauh mana pengaruh yang diberikan
variabel X1 dan X2 terhadap variabel Y, dengan rumus :
Keterangan :
KD = Koefisien Determinasi yang dicari
r2 = Koefisien korelasi
b. Analisis Regresi
Analisis regresi digunakan untuk mencari pola hubungan
fungsional antara beberapa variabel. Dalam hal ini Sudjana (dalam
Meliani, 2007:70) mengemukakan bahwa:
Jika kita mempunyai data yang terdiri atas dua atau lebih variabel, sewajarnya untuk dipelajari cara bagaimana variabel-variabel itu berhubungan. Hubungan yang didapat pada umumnya dinyatakan dalam bentuk persamaan matematik yang menyatakan hubungan fungsional antara variabel-varibael. Studi yang menyangkut masalah ini dikenal dengan analisis regresi.
Dengan kata lain analisis regresi digunakan untuk
melakukan prediksi seberapa jauh nilai dependen (variabel Y) bila
variabel independen (variabel X1 dan X2) diubah. Adapun analisis
regresi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu regresi ganda.
Regresi ganda dapat digunakan untuk melakukan prediksi seberapa
tinggi nilai variabel dependen bila nilai kedua variabel independen
2008: 267). Adapun persamaan regresi ganda yang dimaksud
adalah:
̂
Keterangan :
Y = nilai yang diprediksikan
a = konstanta
b1 = koefisien regresi independen 1
b2 = koefisien regresi independen 2
X1 = nilai variabel independen 1
X2 = nilai variabel independen 2
Perhitungan analisis korelasi dan analisis regresi ini
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Pada bagian akhir tesis ini akan dikemukakan hal-hal pokok yang
disajikan sebagai pemaknaan penelitian secara terpadu terhadap semua hasil
penelitian yang diperoleh dalam bentuk Kesimpulan dan Rekomendasi.
A. Kesimpulan
Kinerja mengajar merupakan efektivitas guru dalam memberikan
pengajaran di kelas. Dalam melakukan pengajaran kinerja guru menjadi suatu hal
yang penting, karena guru merupakan pihak yang terlibat langsung dalam proses
pembelajaran di dalam kelas serta memiliki peran yang sangat vital dalam
meningkatkan kualitas anak didiknya. Terkait dengan hal tersebut, penelitian ini
telah menganalisis kinerja mengajar Guru TK di Kota Serang yang dipengaruhi
oleh dua variabel bebas, yaitu perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan
motivasi kerja . Berdasarkan hasil penelitian, terdapat beberapa kesimpulan yang
perlu diperhatikan:
1. Deskripsi perilaku kepemimpinan kepala sekolah TK di Kota Serang
kecenderungannya sangat intensif. Hal ini berarti bahwa kepala sekolah
menunjukkan perilaku kepeminpinan yang meliputi pembagian peran
berdasarkan struktur, tugas, tanggung jawab, memberikan pertimbangan,
dukungan, dan menunjukkan kepemimpinan partisipatif sudah dilakukan
dengan cukup intensif. Dari 3 sub dimensi perilaku kepemimpinan kepala
sekolah, sub dimensi dengan intensitas tertinggi adalah kepemimpinan
partisipatif, sedangkan sub dimensi dengan intensitas terendah adalah struktur
memprakarsai (peran).
2. Deskripsi motivasi kerja untuk mendukung kinerja mengajar guru tergolong
motivator dan faktor higien telah menunjukkan kecenderungan tinggi. Dari 2
sub dimensi motivasi kerja, sub dimensi dengan kecenderungan tertinggi
adalah faktor higien, sedangkan sub dimensi dengan kecenderungan terendah
adalah faktor motivator.
3. Deskripsi kinerja mengajar guru TK di Kota Serang tergolong sangat tinggi.
Hal ini berarti bahwa guru TK di Kota Serang sudah menunjukkan kinerja
mengajar yang baik. Kinerja mengajar yang baik tersebut diukur dari
pengetahuan tentang mata pelajaran, pengetahuan pedagogis,
merancang/merencanakan pembelajaran, menciptakan lingkungan
pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai dan mengkomunikasikan
hasil belajar, dan tanggap (responsif). Dari tujuh sub dimensi dalam konteks
kinerja mengajar, sub dimensi dengan kecenderungan tertinggi adalah tanggap
(responsif), sedangkan sub dimensi dengan kecenderungan terendah adalah
merancang/merencanakan pembelajaran.
4. Kinerja Mengajar Guru TK dipengaruhi oleh perilaku kepemimpinan kepala
sekolah dengan kategori rendah. Hal ini bermakna bahwa kinerja mengajar
Guru TK dapat ditingkatkan dengan meningkatkan perilaku kepemimpinan
kepala sekolah. Dalam menjalankan perilaku kepemimpinannya kepala sekolah
cenderung sering melakukan sharing ide, melibatkan tim dalam pemecahan
masalah yang ada dan bertanggung jawab akan hasil yang telah disepakati.
Tetapi kurang dalam hal mendefinisikan dan menstruktur perannya sendiri,
maupun peran guru dalam upaya pencapaian tujuan organisasi.
5. Kinerja Mengajar Guru TK dipengaruhi oleh motivasi kerja dengan kategori
cukup kuat. Hal ini bermakna bahwa kinerja mengajar guru TK dapat
ditingkatkan dengan meningkatkan motivasi kerja guru. Motivasi kerja
memberikan pengaruh terhadap kinerja mengajar guru TK dalam hal proses
belajar mengajar yang dilakukan guru di kelas. Oleh karena itu, dapat
dikatakan bahwa motivasi kerja yang baik dapat meningkatkan kualitas kinerja
mengajar guru TK.
6. Secara simultan, kinerja mengajar guru TK dipengaruhi oleh perilaku
dengan kategori cukup kuat. Hal tersebut bermakna bahwa kinerja mengajar
guru TK dapat ditingkatkan dengan meningkatkan perilaku kepemimpinan
kepala sekolah dan motivasi kerja. Kepala sekolah yang mampu menunjukkan
perilaku yang baik serta guru yang dapat menunjukkan motivasi kerja yang
baik, akan dapat meningkatkan kinerja mengajar guru TK. Berdasarkan hasil
penelitian yang diperoleh, penelitian ini menyimpulkan adanya hubungan yang
positif dan signifikan antara perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan
motivasi kerja terhadap kinerja mengajar guru TK di Kota Serang.
B. Rekomendasi
1. Meskipun perilaku kepemimpan kepala sekolah TK berada pada kategori
sangat tinggi, kinerja mengajar guru TK dapat ditingkatkan lebih baik lagi
dengan meningkatkan sub dimensi struktur memprakarsai (peran). Hal ini
penting dilakukan karena akan mampu meningkatkan kinerja mengajar guru
TK. Peningkatan struktur memprakarsai (peran) dapat dilakukan dengan cara
menegaskan seberapa besar wewenang maupun tanggung jawab yang harus
dipikul baik untuk masing-masing pekerjaan (baik untuk guru, maupun kepala
sekolah itu sendiri) yang merupakan bagian dari pekerjaan yang lebih besar
dimana sasarannya adalah untuk tercapainya tujuan organisasi yang telah
ditetapkan, kepala sekolah dapat menyediakan saluran komunikasi yang dapat
dimanfaatkan oleh kepala sekolah itu sendiri, guru, staf sekolah untuk
menyampaikan masukan dan pendapat dari masing-masing individu tersebut,
dan juga kepala sekolah dapat menyediakan pedoman kerja yang jelas, agar
guru dapat melakukan pekerjaan secara terkendali dan konsisten. Sehingga
nantinya dapat diketahui kelemahan dari sistem yang ada di sekolah, apakah
kelemahan itu disebabkan karena faktor manusianya ataupun ada perubahan
dalam sistem pelayanan pendidikan.
2. Meskipun motivasi kerja dalam konteks kinerja mengajar guru TK sudah
tergolong cukup tinggi, motivasi kerja akan lebih baik lagi jika sub dimensi
faktor motivator dapat ditingkatkan lagi. Hal ini penting dilakukan karena