INTERPRETASI TERHADAP PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI KASUS PENYERBUAN TAHANAN DI LP CEBONGAN
(SEBUAH ANALISIS FRAMING)
Arus Surya Dilaga NIM 1006734
ABSTRAK
INTERPRETATION OF THE NEWS MEDIA IN CUSTODY PRISONERS RAID CASE IN CEBONGAN PENITENTIARY
(AN ANALYSIS OF FRAMING)
Arus Surya Dilaga NIM 1006734
ABSTRACT
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ...i
LEMBAR PERNYATAAN ...ii
LEMBAR PERSEMBAHAN ...iii
KATA PENGANTAR ...iv
UCAPAN TERIMA KASIH ...v
ABSTRAK ...vii
DAFTAR ISI ...ix
DAFTAR TABEL ...xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Masalah Penelitian ... 4
1. Identifikasi Masalah ... 4
2. Batasan Masalah ... 5
3. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 6
E. Struktur Organisasi Penulisan ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA, WACANA, BERITA, DAN ANALISIS FRAMING A. Kajian Pustaka ... 9
B. Wacana, Berita, dan Analisis Framing ... 11
1. Wacana ... 11
2. Berita ... 12
3. Analisis Framing ... 13
a. Model Analisis Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki ... 15
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian ... 19
B. Sumber Data dan Korpus ... 19
C. Teknik Pengumpulan Data ... 20
D. Teknik Pengolahan Data ... 20
E. Instrumen Penelitian ... 22
F. Definisi Operasional ... 23
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data ... 25
1. Pemberitaan Surat Kabar Kompas dan Media Indonesia Terkait Adanya Kasus Penyerbuan Tahanan di LP Cebongan ... 25
a. Pemberitaan Surat Kabar Kompas terhadap Kasus Kekerasan Militer di LP Cebongan ... 25
b. Pemberitaan Surat Kabar Media Indonesia terhadap Kasus Penyerbuan Tahanan di LP Cebongan ... 32
2. Konstruksi Pemberitaan Kasus Penyerbuan Tahanan di LP Cebongan pada Surat Kabar Kompas dan Media Indonesia ... 38
a. Konstruksi Pemberitaan Kasus Penyerbuan Tahanan di LP Cebongan pada Surat Kabar Kompas ... 38
b. Konstruksi Pemberitaan Kasus Penyerbuan Tahanan di LP Cebongan pada Surat Kabar Media Indonesia ...129
3. Keberpihakan Surat Kabar Kompas dan Media Indonesia terhadap Pemberitaan Kasus Penyerbuan Tahanan LP Cebongan ...194
a. Keberpihakan Surat Kabar Kompas terhadap Pemberitaan Kasus Penyerbuan Tahanan LP Cebongan ...194
B. Pembahasan Analisis Data ...220
1. Pemberitaan Surat Kabar Kompas terhadap Kasus Kekerasan Militer di LP Cebongan ...220
2. Pemberitaan Surat Kabar Media Indonesia terhadap Kasus Kekerasan Militer di LP Cebongan ...222
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 225
B. Saran ... 229
DAFTAR PUSTAKA ... 230
LAMPIRAN ... 231
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tidak ada kebenaran tunggal yang tersebar di masyarakat karena kebenaran bersifat relatif. Setiap individu dapat merangkai kebenaran sendiri sesuai dengan pengalaman empiris dan daya nalar masing-masing. Masalah akan muncul ketika setiap individu menganggap bahwa kebenaran yang dianggap benar memaksa individu lainnya untuk mengganggap kebenaran yang sama. Proses penyebaran kebenaran kepada individu lainnya dilakukan melalui media.
Banyak cara yang digunakan media untuk memberitakan suatu peristiwa baik melalui media massa maupun media elektronik. Peristiwa-peristiwa yang diberitakan media dapat dikemas dan diceritakan oleh para wartawan dengan cara pandang yang berbeda sesuai dengan ideologi masing-masing. Uniknya, setiap media memiliki ciri-ciri tersendiri yang berbeda dengan media lainnya dalam menampilkan fakta dan mengemasnya dalam sebuah berita, seperti halnya pemberitaan pada Kasus Penyerbuan Tahanan di LP Cebongan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
2
menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat. Hal tersebut terjadi karena adanya perbedaan media dalam menampilkan suatu berita, misalnya berita yang disajikan oleh surat kabar Kompas dan Media Indonesia.
Menurut berita yang disajikan surat kabar Kompas, tiga hari setelah penganiayaan yang menewaskan Serka Heru Santoso di Hugo’s Café, Yogyakarta,
pada 19 Maret 2013, Serda Ucok Tigor Simbolon mengajak Serda Sugeng Sumaryanto dan Koptu Kodik untuk mencari pelaku pembunuh Heru Santoso dan Sertu Sriyono yang dianiaya sehari setelah pembunuhan Heru Santoso. Pada hari Jumat, 22 Maret 2013, Serda Ucok bertemu Tri Juwanto dan mengajak ikut serta mencari para pelaku penganiaya dan meminta Tri untuk mengajak teman-temannya yang lain. Sekitar pukul 00.00 WIB, gerombolan Koppasus yang terdiri dari 12 orang ini masuk ke area Lapas Cebongan. Sewaktu tiba di gerbang depan, Ucok menggedor pintu dan mengaku aparat dari Polda DIY yang ingin mengebom tahanan atas nama Deki dan kawan-kawan. Petugas sipir sempat curiga, namun akhirnya membuka pintu karena diancam dengan senjata api. Gerombolan Koppasus kemudian masuk ke dalam bangunan lapas dengan menggunakan kotak kunci yang diambil paksa dari kepala keamanan Lapas Cebongan. Di dalam lapas, Ucok menembak keempat tahanan yaitu Deki, Juan, Dedi, dan Ade. Seusai mengeksekusi keempat tahanan tersebut, Ucok dan gerombolannya keluar dari Lapas. Sebagian pulang ke markas Koppasus dan tiga lainnya kembali ke tenda latihan di Gunung Lawu.
Adapun pemberitaan lain dari surat kabar Media Indonesia menunjukkan adanya keterlibatan Koppasus dalam Kasus Penyerbuan Tahanan ini. Hal ini dilatarbelakangi adanya aksi balas dendam terhadap keempat tersangka yang telah
3
Dari cara kedua media menampilkan suatu pemberitaan terlihat sekali perbedaan yang mendasar. Kompas terlihat sekali antusias dalam menampilkan pemberitaan LP Cebongan ini. Akan tetapi, pemberitaan yang dimunculkan terkait kasus LP Cebongan tersebut bertolak belakang dengan semboyan Kompas itu sendiri yang berbunyi “Amanat hati nurani rakyat”. Hal tersebut dapat dilihat dari
keberpihakkan yang dilakukan oleh Kompas terhadap Kopassus.
Berbeda dengan Kompas, Media Indonesia terlihat tidak terlalu antusias dengan sedikitnya pemberitaan yang ditampilkan. Media Indonesia menunjukkan sikap pro rakyat dan memperlihatkan sikap anti pemerintahnya. Dari kedua perbedaan koran tersebut menunjukkan adanya perbedaan cara media dalam membingkai suatu berita dan menjadikan kasus LP Cebongan ini menjadi menarik untuk dianalisis. Oleh karena itu, analisis framing sangat tepat menjadi pisau analisis untuk mengungkap frame dan isi dalam berita. Hal ini dikarenakan untuk mengetahui bagaimana sebuah realitas (peristiwa, aktor, kelompok, atau apa saja) yang dibingkai oleh sebuah media melalui proses konstruksi peristiwa yang dipahami dengan bentukan tertentu (Eriyanto, 2005, hlm. 3).
Analisis framing telah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Adapun penelitian-penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan analisis framing misalnya penelitian yang dilakukan oleh Octaviani (2009) dengan judul skripsinya ”Analisis Bingkai terhadap Pemberitaan Kenaikan Harga BBM pada Koran Tempo, Edisi Bulan Mei 2008”. Berikutnya penelitian yang dilakukan oleh
Hestiani (2010) dengan judul skripsi “Konstruksi Berita dan Respons Pembaca
tentang Kasus Mafia Hukum Susno Duadji”. Analisis framing lainnya dilakukan
4
yang dilakukan oleh Panggalih (2012) tentang aksi demokrasi mahasiswa yang menolak rencana kenaikan harga BBM. Penelitian tersebut dilakukan terhadap media online Krjogja.com dengan menggunakan model analasis Zhongdan Pan dan Kosicki yang memuat struktur sintaksis, skrip, tematik, dan retoris.
Dari penelitian-penelitian sebelumnya, penelitian yang dilakukan Octaviani (2009) memiliki kesamaan dengan penelitian ini dalam menganalisis berita yang menggunakan teori analisis framing Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki. Berbeda dengan penelitian Octaviani (2009) yang dibatasi dengan analisis berdasarkan struktur sintaksis, struktur tematik, dan struktur retoris, penelitian yang akan dilakukan peneliti ini dibatasi dengan analisis berdasarkan struktur sintaksis, struktur skrip, dan struktur tematik. Selain itu, penelitian terhadap Kasus Penyerbuan Tahanan di LP Cebongan ini merupakan penelitian yang pertama mengingat kasus ini adalah kasus baru yang muncul di awal bulan April 2013 lalu. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan ilmu bahasa khususnya struktur sintaksis, skrip, dan tematik dalam melakukan analisis framing pada model analisis Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki.
B. Masalah Penelitian
Masalah penelitian ini meliputi 1) identifikasi masalah, 2) batasan masalah, dan 3) rumusan masalah. Adapun uraiannya adalah sebagai berikut.
1. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
5
masyarakat atau khalayak pembaca terhadap Kasus Penyerbuan Tahanan di LP Cebongan.
2) Ketidaktahuan masyarakat atau khalayak pembaca terhadap pembingkaian suatu berita oleh media massa menyebabkan terpengaruhnya masyarakat atau khalayak pembaca dengan apa yang ditampilkan oleh media massa.
2. Batasan Masalah
Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada beberapa aspek berikut:
1) analisis framing dalam penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengkonstruksian berita pada pemberitaan Kasus Penyerbuan Tahanan di LP Cebongan;
2) surat kabar yang digunakan dalam penelitian ini adalah surat kabar Kompas dan Media Indonesia yang terbit pada tanggal 1-7 April 2013;
3) wacana yang dikaji dalam penelitian ini berupa teks;
4) penelitian ini dikaji menggunakan pisau analisis framing dengan teori model Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki. Analisis yang dilakukan terdiri atas analisis struktur sintaksis (headline, lead, latar informasi, kutipan sumber, dan penutup), analisis struktur skrip (who, what, when, where, why, dan how), dan analisis struktur tematik (detail, koherensi, bentuk kalimat, dan kata ganti).
3. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
6
2) Bagaimana konstruksi pemberitaan Kasus Penyerbuan Tahanan di LP Cebongan, pada surat kabar Kompas dan Media Indonesia ditinjau dari struktur sintaksis, skrip, dan tematik?
3) Bagaimana keberpihakan surat kabar Kompas dan Media Indonesia terhadap pemberitaan Kasus Penyerbuan Tahanan LP Cebongan, yang ditinjau dari struktur sintaksis dan tematik yang dianalisis?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran sebagai berikut: 1) pemberitaan surat kabar Kompas dan Media Indonesia terkait adanya Kasus
Penyerbuan Tahanan di LP Cebongan;
2) konstruksi pemberitaan Kasus Penyerbuan Tahanan di LP Cebongan, pada surat kabar Kompas dan Media Indonesia ditinjau dari struktur sintaksis, skrip, dan tematik;
3) keberpihakan surat kabar Kompas dan Media Indonesia terhadap pemberitaan Kasus Penyerbuan Tahanan LP Cebongan, yang ditinjau dari struktur sintaksis, skrip, dan tematik.
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, baik secara teoretis maupun praktis. Berikut manfaat yang didapatkan dari penelitian ini antara lain sebagai berikut.
7
2) Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari hasil penelitian ini antara lain sebagai berikut:
a) menjadi acuan bagi praktisi media dalam menciptakan pemberitaan yang lebih akurat, adil dan berimbang mengenai kasus-kasus yang terjadi di Indonesia;
b) menjadi sumber informasi bagi masyarakat atau khalayak pembaca untuk memahami dan mengetahui apa yang disampaikan seorang wartawan dalam membingkai sebuah berita, sehingga mereka tidak akan dengan mudah menerima begitu saja mengenai apa yang disampaikan media dalam suatu berita.
E. Struktur Organisasi
Skripsi ini disusun secara sistematis dari Bab I sampai Bab V. Hal ini dilakukan untuk memudahkan dalam mencapai tujuan yang telah direncanakan. Berikut ini diuraikan ihwal struktur organisasi skripsi.
Pada Bab I dijelaskan mengenai latar belakang dilakukannya penelitian yang berisi beberapa masalah dan alasan munculnya penelitian ini. Selanjutnya dijelaskan masalah penelitian yang meliputi identifikasi masalah, batasan masalah, dan rumusan masalah. Selain itu, dijelaskan mengenai tujuan dilakukannya penelitian serta manfaat teroretis dan praktis yang didapat dari hasil penelitian. Berikutnya dijelaskan mengenai struktur organisasi skripsi yang bertujuan agar memudahkan dalam penyajiannya.
8
yang sesuai dengan kebutuhan penelitian, yaitu wacana, berita, dan analisis framing. Teori analisis framing melingkupi teori model analisis Zhongdang Pan
dan Gerald M. Kosicki, serta perangkat framing.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Pemberitaan mengenai kasus penyerbuan tahanan LP Cebongan menjadi pilihan topik yang dibicarakan di berbagai media massa, seperti pada surat kabar Kompas dan Media Indonesia. Kompas dan Media Indonesia memilliki cara
tersendiri dalam memberitakan suatu peristiwa termasuk kasus penyerbuan tahanan LP Cebongan ini. Oleh karena itu, dalam melakukan analisis wacana terhadap pemberitaan kasus penyerbuan tahanan LP Cebongan menggunakan analisis bingkai. Penggunaan analisis bingkai ini dapat mengetahui bagaimana Kompas dan Media Indonesia melakukan konstruksi terhadap sebuah berita, sehingga dapat diketahui
bagaimana keberpihakan Kompas dan Media Indonesia dalam memberitakan informasi tersebut.
Kompas dan Media Indonesia membuat suatu pembingkaian terhadap
pemberitaan suatu peristiwa yang disampaikannya kepada khalayak pembaca. Dalam Kompas dan Media Indonesia edisi 01 April 2013 sampai 07 April 2013 ini terdapat
berita kasus penyerbuan tahanan LP Cebongan yang selalu disimpan pada halaman depan dan terdapat beberapa berita terkait kasus penyerbuan tahanan LP Cebongan di halaman-halaman berikutnya pada edisi-edisi tertentu.
Berdasarkan analisis framing atau analisis bingkai yang dilakukan oleh Kompas dan Media Indonesia tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Pemberitaan Surat Kabar Kompas dan Media Indonesia terhadap Kasus Penyerbuan Tahanan di LP Cebongan
226
terjadi di LP Cebongan. Masing-masing surat kabar memuat tujuh pemberitaan kasus penyerbuan tahanan di LP Cebongan. Kompas dan Media Indonesia sama-sama mengungkapkan kasus penyerbuan tahanan di LP Cebongan ini mulai pertama kali kasus tersebut terjadi hingga proses penyelidikan yang dilakukan oleh tim investigasi TNI AD dan Polri. Pemberitaan yang dilakukan oleh Kompas dan Media Indonesia memiliki ciri khas tersendiri yang merupakan strategi mereka dalam membingkai sebuah berita.
2. Konstruksi Pemberitaan Kasus Penyerbuan Tahanan di LP Cebongan pada Surat Kabar Kompas dan Media Indonesia
Simpulan konstruksi pemberitaan kasus penyerbuan tahanan di LP Cebongan pada surat kabar Kompas dan Media Indonesia berdasarkan struktur sintaksis, tematik, dan skrip ini dapat dilihat sebagai berikut.
1) Struktur Sintaksis
227
keaslian, kejelasan, kebenaran, dan keakuratan beritanya, sehingga terhindar dari penilaian khalayak pembaca bahwa berita yang disampaikan Kompas penuh kebohongan.
Seperti halnya pada Kompas, Media Indonesia juga menggunakan headline yang bersifat umum, namun penulisan lead, latar informasi, dan kutipan sumbernya lebih menonjolkan bahwa Media Indonesia mendukung adanya tim investigasi yang dibentuk oleh Polri dan TNI AD. Media Indonesia menunjukkan dukungannya kepada tim investigasi yang telah berhasil mengusut kasus penyerbuan tahanan LP Cebongan. Hal tersebut juga dapat dilihat pada latar informasi dan kutipan sumber yang menunjukkan bahwa Media Indonesia menampilkan pernyataan-pernyataan narasumber terkait yang memang mengerti akan kasus penyerbuan tahanan LP Cebongan ini. Keterkaitan narasumber terhadap kasus penyerbuan tahanan LP Cebongan yang ditampilkan Media Indonesia dalam kutipan narasumbernya bertujuan agar informasi yang disampaikan Media Indonesia tersebut dapat dipertanggungjawabkan keasliannya, kejelasan, kebenaran, dan keakuratan berita, sehingga dinilai tidak membohongi khalayak pembaca.
2) Struktur Tematik
228
pemahaman khalayak pembaca terhadap maksud pemberitaan yang ingin disampaikan kepada khalayak pembaca.
Dalam koherensi, hampir setiap edisi pemberitaan tentang kasus penyerbuan tahanan LP Cebongan menggunakan koherensi yang menunjukkan makna perlawanan untuk mempertegas informasi yang disampaikan, sehingga tidak menimbulkan pertanyaan bagi khalayak pembaca. Koherensi tersebut antara lain “meskipun”, “namun”, dan lain-lain. Selain itu, Kompas dan Media Indonesia juga menggunakan kata ganti orang untuk menandakan bahwa Kompas dan Media Indonesia melakukan suatu batasan kepada khalayak pembaca.
3) Struktur Skrip
Berdasarkan struktur skrip yang mengandung 5W+1H (What, Who, When, Wher, Why, dan How), Kompas dan Media Indonesia menampilkan pemberitaan
kasus penyerbuan tahanan LP Cebongan ini dengan lengkap dan jelas, meskipun beberapa edisi tidak ditampilkan dengan lengkap dan jelas. Kelengkapan pemberitaan yang disampaikan oleh Kompas dan Media Indonesia bertujuan agar khalayak pembaca tidak mengalami kebingungan atau kekurangan informasi terkait kasus penyerbuan tahanan LP Cebongan.
3. Keberpihakan Kompas dan Media Indonesia
229
telah mengusut kasus penyerbuan tahanan LP Cebongan ini tanpa pandang bulu, sehingga Media Indonesia meminta tim investigasi untuk menyelidiki dan mengungkapkan lebih lanjut siapa yang ada dibalik kasus penyerbuan tahanan LP Cebongan ini. Keberpihakan Kompas dan Media Indonesia dapat terlihat dari kesatuan struktur wacana yang membangun teks pemberitaan kasus penyerbuan tahanan LP Cebongan.
B. Saran
Penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang analisis sebuah media massa dengan menggunakan analisis framing model Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki. Oleh karena itu, penelitian selanjutnya diharapkan dapat menjelaskan dengan lengkap dan jelas tentang suatu peristiwa tertentu pada objek dan media yang berbeda dari penelitian ini. Perbedaan tersebut dilakukan karena setiap media memiliki ciri khas sendiri dalam melakukan konstruksi terhadap suatu peristiwa.
Selain itu, dalam melakukan konstruksi berita yang menjadi ciri khas tersendiri suatu media, diharapkan untuk tidak menonjolkan keberpihakannya kepada suatu kalangan tertentu dan lebih baik dapat bersikap netral dalam memberitakan suatu peristiwa. Hal tersebut dilakukan tentu saja tanpa menghilangkan ciri khas yang dimiliki masing-masing media dalam melakukan suatu konstruksi pemberitaan untuk membangun suatu teks berita.
Hasil penelitian ini pun dapat dianjurkan kepada peneliti selanjutnya, khususnya dalam model analisis Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki, untuk dapat menambahkan instrumen lainnya yang dapat digunakan untuk melakukan analisis framing dalam menganalisis wacana berita. Hal tersebut dapat mengisi rumpang yang
230
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. (2008). Kamus besar bahasa Indonesia. Edisi keempat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Eriyanto. (2008). Analisis Wacana, Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta: LkiS.
Hestiani, Y. (2010). Konstruksi Berita dan Respons Pembaca tentang Kasus Mafia Hukum Susno Duadji. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Idris, N. S. (2012). Handout Perkuliahan Metode Penelitian Linguistik. (Handout Perkuliahan). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Kusumaningrat, H. & Kusumaningrat, P. (2009). Jurnalistik: Teori dan Praktik. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Munfariah, U. (2011). Konstruksi Bingkai (Framing) Pemberitaan Korupsi pada Tempo dan Media Indonesia. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Octaviani, S. (2009). Analisis Bingkai terhadap Pemberitaan Kenaikan Harga BBM pada Koran Tempo, Edisi Bulan Mei 2008. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Pan, Z. & Kosicki, G. M. (1993). Framing Analysis: An Approach to News Discourse. Dalam Jurnal Political Communication, Volume 10, pp. 55-75, 1993. United Kingdom: Taylor & Francis.
Panggalih, B. L. (2012). Aksi Demonstrasi Mahasiswa Menolak Rencana Kenaikan Harga BBM (Studi Analisis Framing Pemberitaan Aksi Demonstrasi Mahasiswa Menolak Rencana Kenaikan Harga BBM di Media Online Krjogja.com Tanggal 20 Maret - 30 Maret 2012). (Skripsi). Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional Veteran, Yogyakarta.
Setiawati, E. (2009). Kasus Lumpur Lapindo dalam Berita Media Online (Analisis Berita Kasus Lumpur Lapindo di Detikcom). (Skripsi). Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga., Yogyakarta.
Sobur, A. (2001). Analisis Teks Media, Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Suhaebah, E. (2011). Kohesi dalam Tajuk Rencana. Yogyakarta: Almatera Publishing.