PENGARUH KEPERCAYAAN MEREK DAN KEPUASAN
PELANGGAN TERHADAP KESETIAAN MEREK
PADA KARTU MENTARI DI SURABAYA TIMUR
SKRIPSI
Oleh :
FEBI ARI SUSANTO
0612010213 / FE / EM
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
2011
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
32
SKRIPSI
PENGARUH KEPERCAYAAN MEREK DAN KEPUASAN
PELANGGAN TERHADAP KESETIAAN MEREK
PADA KARTU MENTARI DI SURABAYA TIMUR
Yang diajukan
FEBI ARI SUSANTO 0612010213 / FE / EM
disetujui untuk Ujian Lisan oleh
Pembimbing Utama
Dra. Ec. Mei Retno, MSi Tanggal………
Mengetahui Wakil Dekan I
Drs. Rahman A. Suwaidi, MS NIP. 19600330 198603 1001
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
SKRIPSI
PENGARUH KEPERCAYAAN MEREK DAN KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP KESETIAAN MEREK PADA KARTU MENTARI DI SURABAYA TIMUR
Disusun Oleh:
FEBI ARI SUSANTO 0612010213 / FE / EM
Telah Dipertahankan Dihadapan Dan Diterima Oleh Tim Penguji Skripsi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur Pada tanggal 11 November 2011
Pembimbing Utama : Tim Pengguji : Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur
DR. Dhani Ichsanuddin Nur, MM NIP. 030 202 389
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul :
“PENGARUH KEPERCAYAAN MEREK DAN KEPUASAN PELANGGAN
TERHADAP KESETIAAN MEREK PADA KARTU MENTARI DI
SURABAYA TIMUR”
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa adanya
dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini dengan segala
ketulusan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
3. Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM, selaku Ketua Progdi Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
4. Ibu Dra. Ec. Mei Retno, MSi, selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah
memberikan bimbingan dan dorongan kepada peneliti dalam menyelesaikan
skripsi ini.
5. Para dosen dan asisten yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan selama
menjadi mahasiswi Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran “ Jawa
Timur.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
ii
segala jerih payah serta pengorbanannya dalam mendidik penulis hingga saat
ini, dan segala nasehat-nasehat dan dukungan penuh baik materiil dan spiritual.
7. Semua pihak yang ikut membantu, yang tidak bisa penulis sebutkan
satu-persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih banyak
kekurangan dalam isi maupun penulisannya, oleh karena itu semua kritik dan
saran yang membangun sangat diharapkan untuk kesempurnaan penulisan
selanjutnya. Sebagai akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pembaca baik sebagai bahan kajian maupun sumber informasi, serta bermanfaat
bagi semua pihak.
Surabaya, Oktober 2011
Penulis
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR... vii
ABSTRAKSI ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 6
1.3. Tujuan Penelitian ... 7
1.4. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8
2.1. Penelitian Terdahulu ... 8
2.2. Landasan Teori ... 9
2.2.1. Konsep Pemasaran... 9
2.2.2. Pengertian Perilaku Pelanggan ... 10
2.2.3. Strategi Pemasaran ... 14
2.2.4. Kesetiaan Merek ... 14
2.2.5. Kepercayaan terhadap Merek ... 17
2.2.6. Pengaruh Kepercayaan Merek terhadap Kepuasan Pelanggan. 26 2.2.7. Pengaruh Kepuasan Pelanggan Terhadap Kesetiaan merek... 27
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
ii
2.4. Hipotesis ... 29
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 30
3.2 Populasi Dan Sampel Penelitian ... 33
3.3 Jenis Data dan Sumber Data ... 35
3.4 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ... 41
4.1.1. Sejarah singkat Perusahaan... 41
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian... 43
4.2.2. Uji Outlier Multivariate ... 47
4.2.3. Uji Reliabilitas ... 49
4.2.4. Uji Validitas ... 50
4.2.5. Uji Construct Reliability dan Variance Extracted ... 51
4.2.6. Uji Normalitas ... 53
4.2.7. Evaluasi Model One-Steep Approach to SEM ... 55
4.2.8. Uji Kausalitas ... 57
4.4. Pembahasan... 58
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
iii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ... 61
5.2. Saran ... 61
DAFTAR PUSTAKA
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
iv
Tabel 4.1. Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin...44
Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan ...44
Tabel 4.3. Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Brand characteristic (X1)...45
Tabel 4.4. Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Company Characteristic (X2) ...46
Tabel 4.5. Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Consumen Brand Characteristic (X3)...47
Tabel 4.6. Hasil Uji Outlier Multivariate ...48
Tabel 4.7. Pengujian Reliability Consistency Internal...49
Tabel 4.8. Hasil Uji Validitas...51
Tabel 4.9. Construct Reliability & Variance Extrated ...52
Tabel 4.10. Assessment of Normality ...54
Tabel 4.11. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indeces ...56
Tabel 4.12. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indeces ...57
Tabel 4.13. Data Uji Kausalitas ...57
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.2. Model Pengukuran dan Struktural...55
Gambar 4.3. Model Pengukuran dan Struktural...56
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
i
PELANGGAN TERHADAP KESETIAAN MEREK
PADA KARTU MENTARI
(Studi Kasus di Mahasiswa Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Jawa Timur Surabaya)
Febi Ari Susanto
ABSTRAK
Pengalaman-pengalaman positif yang dialami konsumen terhadap suatu merek itulah yang nantinya akan menimbulkan efek emosional dan kepuasan di benak konsumen. Dampak-dampak tersebutlah yang pada akhirnya akan membentuk suatu kepercayaan konsumen terhadap suatu merek, sehingga akan berujung pada peningkatan loyalitas merek. Dengan demikian tampak bahwa hubungan antara merek dengan konsumennya akan sangat penting untuk menciptakan kepercayaan terhadap merek. Kepercayaan terhadap merek tersebut pada akhirnya akan membangun sebuah loyalitas merek. Dimana seorang konsumen mengalami suatu pengalaman di dalam mengkonsumsi suatu merek sehingga pada akhirnya akan menyebabkan loyalitas merek. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Kepercayaan Merek dan Kepuasan Pelanggan Terhadap Kesetiaan Merek Pada Kartu Mentari.
Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa UPN “Veteran” Jawa Timur Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen. Metode pengambilan sampel dengan metode non probability sampling dengan teknik Purposive Sampling yaitu sampel dipilih berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan oleh peneliti dengan jumlah sampelnya adalah 125 orang Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah Structural Equation Modeling (SEM).
Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan analisis SEM untuk menguji pengaruh kepercayaan pada merk dan kepuasan terhadap loyalitas merek, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Faktor Kepercayaan pada merk berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan. Faktor kepuasan pelanggan berpengaruh positif terhadap kesetiaan merek.
Keywords : Kepercayaan pada merk, kepuasan pelanggan, kesetiaan merek.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam kondisi persaingan yang semakin ketat, setiap perusahaan
harus mampu bertahan hidup, bahkan harus dapat terus berkembang. Salah
satu hal penting yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh setiap perusahaan
adalah mempertahankan pelanggan yang telah ada, terus menggarap
pelanggan-pelanggan potensial baru agar jangan sampai pelanggan
meninggalkan perusahaan menjadi pelanggan perusahaan lain. Dengan kata
lain perusahaan harus mampu mempertahankan loyalitas pelanggan.
Loyalitas pelanggan terhadap merek produk merupakan konsep yang
sangat penting khususnya pada kondisi tingkat persaingan yang sangat ketat
dengan pertumbuhan yang rendah. Pada kondisi demikian loyalitas pada
merek sangat dibutuhkan agar perusahaan dapat bertahan hidup. Di samping
itu, upaya mempertahankan loyalitas merek ini merupakan upaya strategis
yang lebih efektif dibandingkan dengan upaya menarik pelanggan baru.
Persoalan merek menjadi salah satu persoalan yang harus dipantau
secara terus-menerus oleh setiap perusahaan. Merek-merek yang kuat, teruji,
dan bernilai tinggiterbukti tidak hanya sukses mengalahkan
hitungan-hitungan rasional, tetapi juga canggih mengolah sisi - sisi emosional
Pelanggan. Merek bisa memiliki nilai tinggi karena ada brand building
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
janji, merek juga mensinyalkan sesuatu (brand signaling). Merek akan
mempunyai reputasi jika ia memiliki kualitas dan karisma. Agar memiliki
karisma, merek harus mempunyai aura, harus konsisten, kualitasnya harus
dijaga dari waktu ke waktu, selain tentunya juga harus mempunyai
kredibilitas. Agar tampil menjadi yang terbaik, tentu suatu merek harus
terlihat seksi di pasar hingga mampu membuat Pelanggan tertarik
membelinya. Agar terlihat seksi, merek tersebut harus memiliki costumer
value jauh di atas merek-merek yang lain.
Upaya penciptaan kepuasan dan loyalitas Pelanggan harus selalu
diikuti dengan evaluasi terhadap tingkat kepuasan dan loyalitas yang dicapai
oleh Pelanggan. Hal ini sangat diperlukan karena dengan mengetahui tingkat
kepuasan atau loyalitas Pelanggannya, manajemen perusahaan akan dapat
menentukan strategi pemasaran yang akan digunakan pada masa yang akan
datang dengan baik.
Kecenderungan perkembangan persaingan pemasaran di masa
mendatang akan menjadi persaingan antar merek, yaitu suatu persaingan
untuk memperoleh dominasi merek. Merek akan menjadi asset perusahaan
yang paling bernilai, karena merek lebih dari sekedar sebuah nama atau
sebuah logo seperti sebuah hubungan lebih dari sekedar interaksi (James
2003:314). Untuk itu merek perlu dikelola, dikembangkan, diperkuat dan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
ditingkatkan kualitasnya sehingga dapat memberikan keuntungan kompetitif
yang berkelanjutan. Lebih jauh, sebenarnya merek merupakan nilai tangible
dan intangible yang terwakili dalam sebuah trademark (merek dagang) yang
mampu menciptakan nilai dan pengaruh tersendiri di pasar bila diatur dengan
tepat.
Bagi perusahaan, salah satu faktor penentu kesuksesan dalam
menciptakan kesetiaan merek para pelanggannya adalah kepuasan terhadap
kualitas yang diberikan. Dengan demikian, kualitas produk yang baik akan
menciptakan, mempertahankan kepuasan serta menjadikan Pelanggan loyal.
Karakteristik Pelanggan yang loyal salah satunya adalah selalu melakukan
pembelian ulang secara terus – menerus. Aaker (dalam Maylina 2003:99)
menyatakan bahwa loyalitas merek (Kesetiaan Merek) adalah sebagai suatu
faktor yang penting dalam menetapkan nilai dari suatu merek. Nilai penting
dari merek tersebut dapat meliputi kualitas, bentuk serta kegunaan dari barang
dan jasa yang ditawarkan lebih baik dari para pesaing. Lebih dari itu, Aaker
berpendapat bahwa loyalitas pelanggan terhadap merek (Kesetiaan Merek)
memiliki nilai strategik bagi perusahaan, antara lain mengurangi biaya
pemasaran, keuntungan dalam trade leverage, menarik minat Pelanggan dan
dapat memberikan keuntungan waktu untuk merespon terhadap pesaing.
Loyal tidaknya Pelanggan terhadap suatu merek perusahaan sangat
tergantung pada kemampuan manajemen perusahaan dalam mengelola factor
– faktor yang mempengaruhi loyalitas merek (Kesetiaan Merek). Aaker
(dalam Maylina, 2003:99) mengemukakan bahwa faktor – faktor yang
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
kejelasan informasi dan kemudahan dalam memperoleh. (2) variabel habitual
behavior atau kebiasaan dalam menggunakan suatu produk meliputi proses
pengambilan keputusan dan kebiasaan. (3) variabel liking of the brand yaitu
tingkat kesukaan pada suatu produk meliputi keterikatan yakni perasaan
emosional yang terkait pada suatu merek dan pengalaman dalam penggunaan
sebelumnya baik yang dialami pribadi maupun oleh kerabatnya.
Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin
mengarahkan sistem perekonomian Indonesia ke mekanisme pasar yang
memposisikan pemasar untuk selalu mengembangkan dan merebut market
share. Salah satu aset untuk mencapai keadaan tersebut adalah dengan merek.
Ketatnya situasi persaingan yang sedang terjadi pada Industri
Telekomunikasi sedang dirasakan oleh masing-masing operator seluler dari
berbagai merek SIM Card,. Perilaku Pelanggan brand switching lebih
memperhatikan harga didalam melakukan pembelian. Mengingat bahwa
Pelanggan ini memiliki keterlibatan yang rendah dalam setiap pembeliannya,
masing-masing operator seluler berlomba-lomba melakukan serangkaian
kegiatan Iklan untuk menjelaskan keistimewaan produknya dan menjaga
persediaan di setiap rak penjualan pada setiap saluran distribusi yang ada
untuk menghindarkan terjadinya celah distribusi yang nantinya dapat
memberikan keuntungan pada pesaing.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Hal ini juga dialami Kartu Mentari, yang mengalami penurunan
nilai Top Brand Index, seperti pada table berikut :
Tabel 1.1. Top Brand Mentari 2008-2010
Merek TBI
Dari table diatas dapat diketahui bahwa pelanggan mentari mengalami
penurunan, dan XL dan Telkom mengalami peningkatan. Hal ini
mengindikasikan konsumen kurang mempercayai produk Kartu Mentari,
padahal Kartu Mentari telah membangun kepercayaan konsumen dengan
mengkomunikasikan mereknya dengan gencar melalui iklan, dari komunikasi,
merek bisa menjanjikan sesuatu, bahkan lebih dari janji, merek juga
mensinyalkan sesuatu (brand signaling). Merek akan mempunyai reputasi
jika ia memiliki kualitas dan karisma. Agar memiliki karisma, merek harus
mempunyai aura, harus konsisten, kualitasnya harus dijaga dari waktu ke
waktu, selain tentunya juga harus mempunyai kredibilitas. Sehingga
konsumen bisa loyal terhadap produk Kartu Mentari.
Pemahaman yang lengkap tentang Brand Loyality tidak dapat
diperoleh tanpa penjelasan mengenai trust in brand (trust in a brand) dan
bagaimana hubungannya dengan Brand Loyality. Dalam pemasaran industri,
para peneliti telah menemukan bahwa kepercayaan terhadap sales dan
supplier merupakan sumber dari loyalitas.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
ketiga faktor tersebut adalah merek itu sendiri, perusahaan pembuat merek,
dan konsumen. Selanjutnya Lau dan Lee memproposisikan bahwa trust in
brand akan menimbulkan brand loyality.
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan diatas maka peneliti
ingin mengetahui bagaimana penilaian Pelanggan Surabaya terhadap
perkembangan Kartu Mentari tersebut diukur dari brand loyality.
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk menelusuri apakah
ada pengaruh Kepercayaan Merek dan Kepuasan Pelanggan Terhadap
Kesetiaan Merek Pada Kartu Mentari.
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan pokok pikiran pada latar belakang tersebut diatas, maka
penulis merumuskan permasalahan, yaitu :
1. Apakah Brand characteristic berpengaruh terhadap Kepercayaan Merek?
2. Apakah Company characteristic berpengaruh terhadap Kepercayaan Merek?
3. Apakah Consumer-brand characteristic berpengaruh terhadap Kepercayaan
Merek?
4. Apakah Kepercayaan Merek berpengaruh terhadap Kepuasan Pelanggan?
5. Apakah Kepuasan Pelanggan berpengaruh terhadap Kesetiaan Merek?
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
1.3.Tujuan Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini memiliki tujuan yaitu sebagai berikut :
1. Untuk menganalisis pengaruh Brand characteristic terhadap
Kepercayaan Merek
2. Untuk menganalisis pengaruh Company characteristic terhadap
Kepercayaan Merek
3. Untuk menganalisis pengaruh Consumer-brand characteristic terhadap
Kepercayaan Merek
4. Untuk menganalisis pengaruh Kepercayaan Merek terhadap Kepuasan
Pelanggan
5. Untuk menganalisis pengaruh Kepuasan Pelanggan terhadap Kesetiaan
Merek
1.4.Manfaat Penelitian
1. Dengan adanya penelitian ini dapat membarikan masukan bagi
perusahaan di dalam menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi.
2. Dengan adanya penelitian ini dapat memberikan kesempatan kepada
penulis untuk membahas mengenai ilmu-ilmu yang diterima selama
masa perkuliahan ke dalam praktek lapangan.
3. Sebagai bahan informasi bagi peneliti lain apabila akan mengadakan
penelitian lebih lanjut.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Untuk penelitian dengan masalah perluasan merek (brand extension)
memang sudah ada yang melakukan pada penelitian sebelumnya.
1. Badawi (2007) dengan judul : Pengaruh Trust in A Brand dan Satisfaction
Terhadap Loyalitas Merek
Penelitian ini bertujuan untuk menguji kebenaran kepercayaan pada merek
produk perbankan syariah melalui persepsi construct trust ini a brand
sebagai variable mediasi yang menghubungkan antara brand liking, brand
competence, brand predictability dan brand reputation, terhadap variable
satisfaction dan loyalitas merek. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh positif dan signifikan brand predictability terhadap trust
in a brand, terdapat pengaruh signifikan brand reputation terhadap
terhadap trust in a brand, terdapat pengaruh positif dan signifikan btrand
competence terhadap trust in a brand, terdapat pengaruh positif dan
signifikan trust in abrand terhadap loyalitas merek dan terdapat pengaruh
signifikan satisfaction terhadap loyalitas merek.
2. Gede Riana (2008) dengan judul : Pengaruh Trust In A Brand Terhadap
Kesetiaan Merek Pada Pelanggan Air Minum Aqua Di Kota Denpasar
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari secara empirik pengaruh dari
2
characteristic, dan consumer – brand characteristic terhadap Kesetiaan
Merek. Merek yang diteliti adalah merek air minum Aqua, yang
respondennya diambil dari para pengguna air minum Aqua yang ada di
Kota Denpasar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara
bersama-sama dan parsial variabel trust in a brand berpengaruh signifikan terhadap
Kesetiaan Merek. Sebaliknya, secara parsial pengaruh variabel trust in a
brand adalah sebagai berikut. Pertama brand characteristic berpengaruh
signifikan terhadap Kesetiaan Merek. Company characteristic mempunyai
pengaruh signifikan terhadap Kesetiaan Merek. Consumer – brand
characteristic juga berpengaruh signifikan terhadap Kesetiaan Merek.
Berdasarkan penelitian terdahulu diatas terdapat perbedaan dan
persamaan penelitian yang akan dilakukan, perbedaannya terdapat pada kurun
waktu, tempat penelitian, dan ruang lingkup yang digunakan. Sedangkan
persamaannya adalah sama – sama membahas mengenai Kesetiaan Merek.
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Konsep Pemasaran
Pemasaran berperan dalam memusatkan semua kegiatan organisasi yang
diarah untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan Pelanggan dalam rangka
mencapai tujuan perusahaan.
Menurut Kotler (2000 : 19) menyebutkan konsep pemasaran (marketing
efektif dari pada pesaqing dalam menciptakan, menyampaikan, dan
mengkomunikasikan nilai pelanggan (customer value) pada pasar sasaran yang
telah ditentukan oleh perusahaan.
Secara sederhana, konsep pemasaran menyatakan bahwa suatu organisasi
harus memuaskan kebutuhan dan keinginan Pelanggan agar dapat
menguntungkan. Untuk menerapkan konsep pemasaran, perusahaan harus
memahami dan tetap dekat dengan Pelanggan dalam menyajikan produk serta
pelayanan yang baik, yang akan dibeli dan diguankan oleh Pelanggan (Peter dan
Olson, 2002 : 3).
2.2.2. Pengertian Perilaku Pelanggan
Perilaku Pelanggan didefinisikan sebagai tindakan yang langsung terlibat
dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa,
termasuk protes keputusan yang mendahuluhi (Engel, Balckwell, Miniard,
1994:3).
Loundon dan Bitta lebih menekankan kosumen sebagai suatu proses
sebagai pengambil keputusan. Mereka megatakan bahwa perilaku Pelanggan
adalah proses pengambil keputusan yang mensyaratkan aktivas individu untuk
mengevaluasi, memperoleh, mengguanakan, atau mengatur barang dan jasa
(Simamora, 2002 : 2) Menurut Kotler dan Amstrong (1997) mengantikan perilaku
Pelanggan sebagi perilaku pembelian Pelanggan akhir, baik individu maupun
4
2.2.2.1. Model Perilaku Pelanggan
Model Pperilaku Pelanggan menurut Assael (1995 : 14) terdapat tiga
factor yang berpengaruh pada proses pengambilan keputusan seorang Pelanggan
yaitu :
1. Faktor Individu (individual consumer)
Pemilihan suatu produk / merek dipengaruhi oleh motivasi untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan, persepsi terhadap atribut produk,
proses belajar berdasrkan pengalaman, sikap terhadap produk, iklan,
wiraniaga, perusahaan, dan gaya hidup Pelanggan sehari-harinya.
2. Pengaruh Lingkungan (environment influences)
Lingkungan yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan
Pelanggan adalah keluarga, kelas sosial, kelompok referensi dan budaya.
3. Strategi Pemasaran (market strategies)
Proses pembelian seorang Pelanggan dipengaruhi juga oleh alasan
membeli. Saat pembelian, dan situasi saat membeli. Ketiga factor berpengaruh
diatas dipengaruhi juga oleh stratetegi pemasaran yang dilakukan perusahaan.
Adapun strategi pemsaran itu sendiri meliputi strategi produk, harga, promosi, dan
distribusi.
Ketiga factor di atas merupakan suatu proses pemecahan masalah, dengan
Pelanggan sebagi pemecahan masalahnya. Setelah proses pembelian terjadi akan
terjadi umpan balik bagi Pelanggan maupun bagi pemasar. Bagi Pelanggan umpan
balik ini berupa evaluasi dan kemungkinan melakukan pembelian ulang. Sedang
2.2.2.2. Persepsi Pelanggan
Menurut Assael (1995 : 44) persepsi didefinisikan sebagi suatu cara yang
dilakukan Pelanggan dalam memilih, mengorganisasi, dan menterjemahkan
rangsangan untuk membuat pemahaman terhadap rangsangan yang diterima.
Stimuli pemasaran meliputi semua komunikasi dan stimuli fisik yang dirancang
untuk memikat Pelanggan. Produk dan komponen-komponennya (kemasan, isi,
dan cirri fisik lainnya) merupakan stimuli primer. Komunikasi merupakan stimuli
primer. Komunikasi merupakan stimuli sekunder yang disajikan dalam bentuk
kata-kata, gambar, dn symbol atau dalam bentuk stimuli lainnya yang berkaitan
dengan Produk (harga, toko, tenaga penjual) (Assael,1995 :186).
Menurut Kotler dan Amstrong (1997), persepsi adalah proses, yang
dengan proses itu Pelanggan memilih, mengorganisasi, dan menginterpretasikan
stimuli untuk membentuk gambaran dunia yang penuh arti. Stimuli adalah sikap
input yang dapat ditangkap oleh indera, seperti produk, kemasan, merek, iklan,
haraga dan lain-lain. Stimuli tersebut diterima oleh pancaindera, seperti mata,
telinga, mulut, hidung dan kulit.
2.2.2.3. Sikap Pelanggan
Sikap adalah mempelajari kenderungan memberikan tanggapan pada suatu
obyek atau kelompok obyek baik disenangi secara konsisten (Sutisna, 2001 : 99).
Keyakinan-keyakinan dan pilihan Pelanggan (preference) Atas suatu merek
merupakan sikap Pelanggan. Dalam banyak hal, sikap terhadap merek tertentu
6
terhadap merek akan memungkinkan Pelanggan melakukan pembelian terhadap
merek itu, sebaliknya sikap negatif akan menghalangi Pelanggan dalam
pembelian.
Menurut Schifman dan Kanuk (1994) menyatakan bahwa sikap adalah
ekspresi perasaan (inner feeling), yang mencerminkan apakah seseorang senang
atau tidak, suka atau tidak suka, dan setuju atau tidak terhadap obyek. Obyek yang
dimaksud bisa berupa merek, layanan, pengecer, perilaku tertentu, dan lain-lain.
Sedang menurut Paul dan Olson (1999) menyatakan bahwa sikap adalah evaluasi
konsep secara menyeluruh yang dilakukan oleh seseorang. Evaluasi adalah
tanggapan pada tingkat intensitas dan gerakan relatif rendah (Simamora :
152-153).
Sikap berguna bagi pemasaran dalam banyak cara. Sikap ini kerap
digunakan untuk menilai keefektifan kegiatan pemasaran. Sikap dapat pula
membantu mengevaluasi tindakan pemasaran sebelum dilaksanakan di dalam
pasar. Sikap juga berhasil dalam membentuk pangsa pasar dan memilih target
pasar. Menurut Assael (1995 : 267) sikap memiliki tiga komponen yaitu:
1. Komponen kognitif /Berpikir : kepercayaan merek (brand belief)
Komponen ini menunjukkan pengetahuan dan keyakinan seseorang
terhadap suatu atribut manfaat (benefit) dan suatu obyek (persepsi). Umumnya
persepsi akan membentuk kepercayaan.
2. Komponen Afektif / Perasaan : evaluasi merek (brand evaluation)
Komponen ini akan menunjukan perasaaan dan keseluruhan evaluasi
3. komponen Konatif / Tindakan : maksud untuk membeli (intention to buy)
Komponen ini menunjukan kecenderungan seseorang atau Pelanggan
untuk bertindak suatu obyek.
Dari tiga komponen sikap, evaluasi merek adalah pusat dari telaah karena evaluasi
merek merupakn ringkasan dari kecenderungan Pelanggan untuk menyenangi atau
tidak menyenangi merek tertentu. Kepercayaan merek datang sebelum dan
mempengaruhi evaluasi merek, dan evaluasi merek terutama menentukan perilaku
kehendak. Dalam faktanya, evaluasi merek sesuai dengan definisi dari sikap
terhadap merek yaitu untuk mengevaluasi merek baik disenagi atau tidak disenagi
(Sutisna,2001 : 101).
2.2.3. Strategi Pemasaran
Menurut Cravens (1996 : 78) mendefinisikan strategi pemasaran sebagi
analisis strategi pengembangan dan pelaksanaan kegiatan dalam strategi penetuan
pasar sasaran bagi produk pada tiap unit bisnis, penetapan tujuan pemasaran, dan
pengembangan, pelaksanaan, serta pengelolaan strategi progam pemasaran,
penentuan posisi pasar yang dirancang untuk dirancang untuk memenuhi
keinginan Pelanggan pasar sasaran.
2.2.4. Kesetiaan Merek
Loyalitas merek (Kesetiaan Merek) merupakan suatu konsep yang sangat
penting dalam strategi pemasaran. Keberadaan Pelanggan yang loyal pada merek
8
sebagai suatu komitmen yang mendalam untuk melakukan pembelian ulang
produk atau jasa yang menjadi preferensinya secara konsisten pada masa yang
akan datang dengan cara membeli ulang merek yang sama meskipun ada pengaruh
situasional dan usaha pemasaran yang dapat menimbulkan perilaku peralihan.
Aaker (1996 : 8) mendefinisikan Kesetiaan Merek sebagai “A measure of the
attachment that a costumer has a brand“. Loyalitas merek menunjukkan adanya
suatu ikatan antara pelanggan dengan merek tertentu dan ini sering kali ditandai
dengan adanya pembelian ulang dari pelanggan. Mowen (2002 : 109)
mengemukakan bahwa loyalitas dapat didasarkan pada perilaku pembelian aktual
produk yang dikaitkan dengan proporsi pembelian. Perusahaan yang mempunyai
basis pelanggan yang mempunyai loyalitas merek yang tinggi dapat mengurangi
biaya pemasaran perusahaan karena biaya untuk mempertahankan pelanggan jauh
lebih murah dibandingkan dengan mendapatkan pelanggan baru. Loyalitas merek
yang tinggi dapat meningkatkan perdagangan. Dan dapat menarik minat
pelanggan baru karena mereka memiliki keyakinan bahwa membeli produk
bermerek minimal dapat mengurangi risiko. Keuntungan lain yang didapat dari
loyalitas merek adalah perusahaan dapat lebih cepat untuk merespons gerakan
pesaing.
Dalam kaitannya dengan loyalitas merek suatu produk, didapati adanya
beberapa tingkatan loyalitas merek. Masing-masing tingkatannya menunjukan
tantangan pemasaran yang harus dihadapi sekaligus aset yang dapat dimanfaatkan.
Adapun tingkatan loyalitas merek tersebut menurut Aaker dalam Durianto dkk
1. Switcher (Berpindah-pindah)
Adalah tingkatan loyalitas paling dasar. Semakin sering pembelian
Pelanggan berpindah dari suatu merek ke merek yang lain
mengindikasikan bahwa mereka tidak loyal, semua merek
dianggapmemadai. Dalam hal ini merek memegang peranan kecil dalam
keputusan pembelian. Ciri yang paling tampak dari jenis pelanggan ini
adalah mereka membeli suatu produk karena harganya murah dan banyak
Pelanggan lain yang membeli merek tersebut.
2. Habitual Buyer (Pembeli yang bersifat kebiasaan)
Adalah pembeli yang tidak mengalami ketidakpuasan dalam
mengkonsumsi suatu merek produk. Tidak ada alasan yang kuat baginya
untuk membeli merek produk lain atau berpindah merek, terutama jika
peralihan itu membutuhkan usaha, biaya, atau pengorbanan lain. Jadi,
pembeli ini dalam membeli suatu merek karena alasan kebiasaan.
3. Satisfied Buyer (Pembeli yang puas dengan biaya peralihan)
Adalah kategori pembeli yang puas dengan merek yang dikonsumsi.
Namun pembeli ini dapat saja berpindah merek dengan menanggung biaya
peralihan (switching cost), seperti waktu, biaya, atau resiko yang timbul
akibat tindakan peralihan merek tersebut. Untuk menarik minat pembeli
kategori ini, pesaing perlu mengatasi biaya peralihan yang harus
ditanggung pembeli dengan menawarkan berbagai manfaat sebagai
10
4. Likes The Brand (Menyukai merek)
Adalah kategori pembeli yang sungguh-sungguh menyukai merek tersebut.
Rasa asosiasi yang berkaitan dengan simbol, rangkaian pengalaman
menggunakan merek itu sebelumnya, atau persepsi kualitas yang tingggi.
Dan mereka menganggap merek sebagai sahabat.
5. Committed Buyer (Pembeli yang berkomiten)
Adalah kategori pembeli yang setia. Pembeli ini mempunyai kebanggaan
dalam menggunakan suatu merek. Merek tersebut bahkan menjadi sangat
penting baik dari segi fungsi maupun sebagai ekspresi siapa sebenarnya
penggunanya. Ciri yang tampak pada kategori ini adalah tindakan pembeli
untuk merekomendasikan / mempromosikan merek yang digunakannya
kepada orang lain.
2.2.5. Kepercayaan terhadap Merek
Pemahaman yang lengkap tentang loyalitas merek tidak tidak dapat
diperoleh tanpa penjelasan mengenai kepercayaan terhadap merek (trust in brand)
dan bagaimana hubungannya dengan loyalitas merek. Dalam pemasaran industri
para peneliti telah menemukan bahwa kepercayaan terhadap sales dan suplier
merupakan sumber dari loyalitas. (Riana 2006:187)
Menurut Lau dan Lee (1999) dalam Riana (2008:187), terdapat tiga faktor
yang mempengaruhi kepercayaan terhadap merek. Ketiga faktor ini berhubungan
dengan tiga entitas yang tercakup dalam hubungan antara merek dan Pelanggan.
merek, dan Pelanggan. Selanjutnya Lau Lee memproposisikan bahwa
kepercayaan terhadap merek dan menimbulkan loyalitas merek.
Dalam pemasaran industri, para peneliti telah menemukan bahwa
kepercayaan terhadap sales dan supplier merupakan sumber dari loyalitas.
Menurut Lau dan Lee (1999 : 44 ), terdapat tiga faktor yang mempengaruhi
kepercayaan terhadap merek. Ketiga factor ini berhubungan dengan tiga entitas
yang tercakup dalam hubungan antara merek dan Pelanggan. Adapun ketiga faktor
tersebut adalah merek itu sendiri, perusahaan pembuat merek, dan Pelanggan.
Selanjutnya Lau dan Lee memproposisikan bahwa kepercayaan terhadap merek
akan menimbulkan loyalitas merek. Hubungan ketiga faktor tersebut dengan
kepercayaan merek dapat digambarkan sebagai berikut.
2.2.5.1. Brand Characteristic (Karakteristik Merek)
Sudah menjadi kebiasaan pengusaha pabrik untuk menjual barang-barang
yang dihasilkan oleh pabriknya dibubuhi tanda lukisan dan atau perkataan untuk
membedakannya dari barang-barang sejenis hasil pabrik lainnya. Tanda itu
disebut “merek”.
Dengan merek tersebut perusahaan mengharapkan agar Pelanggan
mempunyai kesan positif pada barangnya. Pemberian merek terhadap hasil
produksi ini harus disesuaikan dengan keadaan produk atau perusahaan yang
bersangkutan.(Alma,2002:106)
Berdasarkan definisi klasik dari Jacob dan Kyner (1973) dalam tjiptono
12
1. Bersifat bias (non-random)
2. Merupakan respon behavioral (berupa pembelian)
3. Diekspresikan sepanjang waktu
4. Diekspresikan oleh unit pengambilan keputusan
5. Unit pengambilan keputusan mengekspresikan loyalitas merek berkenan
dengan satu atau lebih alternatif merek dalam serangkaian merek
6. Merek merupakan fungsi dari proses-proses psikologis (pengambilan
keputusan,evaluatif)
Merek sangat penting dalam situasi persaingan yang tidak
terkendali. Pelanggan paling mudah untuk mengenali merek dibandingkan
atribut-atribut lain yang melekat pada suatu produk. Merek yang sukses
dipersepsi oleh pelanggan akan memberikan nilai superior.
(Tandjung,2004:57)
Indikator Brand characteristic yang digunakan dalam penelitian ini
adalah yang dikembangkan oleh Riana (2008:197):
a. Merek dengan reputasi tinggi
b. Tidak menggangu kesehatan
c. Pengetahuan publik tentang merek
d. Berita positif tentang merek
e. Pengetahuan Pelanggan tentang merek
f. Merek yang konsisten dengan kualitasnya
2.2.5.1.1 Pengertian Merek
Menurut American Marketing Association, merek adalah nama,
istilah,tanda,simbol,rancangan, atau kombinasi dari hal-hal tersebut, yang
dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang atau kelompok
penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing. (Riana, 2008:186)
Tinggi dapat meningkatkan perdagangan, dan dapat menarik minat pelanggan
baru karena mereka memiliki keyakinan bahwa membeli produk bermerek
minimal dapat mengurangi risiko. Keuntungan lain yang didapat dari loyalitas
merek adalah perusahaan dapat lebih cepat untuk merespon gerakan pesaing.
(Riana:2008:187).
Menurut American Marketing Associattion (Kotler, 2000 : 460)
mendefinisikan merek sebagi berikut :
Merek adalah nama, istilah, tanda, symbol, rancangan, atau kombinasi dari
hal-hal tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau
jasa dari seseorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya
dari produk pesaing.
Merek sebagai satu kumpulan yang kompleks dari citra, janji, dan pengalaman
dalam pikiran Pelanggan yang menghadirkan janji oleh perusahaan tentang
produk tertentu. Merek sebenarnya merupakan janji penjual untuk secara
konsisten memberikan tampilan, manfaat, dan jasa tertentu pada pembeli. Nilai
dari suatu merek muncul dari presepsi dan asaosiasi positif yang dipegang oleh
seseorang dan tidak hanya terdiri dari idwe tentang fungsi perasaan dan asosiasi.
14
1. Atribut (attributes)
Suatu merek membawa atribut-atribut dalam benak Pelanggan Merek
mengingatkan pada atribut-atribut tertentu. Mercedes memberi kesan sebagi
mobil yang mahal, dibuat dengan baik, dirancang dengan baik, tahan lama,
bergengsi tinggi.
2. Manfaat (benefits)
Artribut harus diterjemahkan ke dalam manfaat fungsional dan emosional.
Atribut “tahan lama” dapat diterjemahkan menjadi manfaat fungsional. Atribut
“mahal” mungkin diterjemahkan menjadi manfaat emosional.
3. Nilai (Value)
Merek yang menyatakan sesuatu tentang nilai yang dimiliki oleh produsen.
Jadi Mercedes berarti kinerja tinggi, keamanan, gengsi, dan lain-lain.
4. Budaya (culture)
Merek juga mewakili kriteria budaya tertentu. Mercedes mewakili budaya
Jerman : terorganisasi, efisien, bermutu tinggi.
5. Kepribadian (personality)
Mercedes mencerminkan pimpinan yang masuk akal (orang), singa yang
memerintah (binatang), atauistana yang agung (obyek).
6. Pemakai (user)
Merek menunjukkan Pelanggan mana yang membeli atau menggunakn produk
Suatu merek mempunyai lima komponen (Assael, 1993 : 393-400)
1. Nama merek (brand name)
Nama merek merupakan indicator inti yang mendasar dari merek, basis
untuk kesadaran maupun usaha-usaha komunikasi. Bahkan sering kali
nama merek bisa menghasilkan asosiasi-asosiasi yang mampu
menggambarkan merek tersebut. Dengan kata lain, nama merek bisa
membentuk esesnsi dari konsep suatu merek (Aaker, 1997: 277).
2. Simbol (symbol)
Simbol adalah bagian yang penting dari suatu merek yang mempunyai
bentuk yang unik. Suatu simbol dapat mengkomunikasikan
asosiasi-asosiasi atau bahkan atribut-atribut yang spesisfik (Aaker, 1997). Sebuah
symbol bisa dengan sendirinya menciptakan kesadaran, asosiasi, dan rasa
suka atau perasaan mempengaruhi loyalitas atau kesan kualitas (Aaker,
1997: 294).
3. Pengemasan (the package)
Pengemasan mencakup kegiatan-kegiatan dalam mendesain dan
memproduksi kontainer atau pembungkus untuk suatu produk. Fungsi
utama kemasan adalah untuk membungkus dan melindungi produk. Selain
itu, kemasan juga berfungsi untuk menarik perhatian, menjelaskan produk,
hingga membuat penjualan (Aaker. 1997: 287)
4. The warranty
Pernyataan tertulis yang menggambarkan komitmen perusahaan untuk
16
5. Citra merek (brand image)
Keseluruhan kesan yang terbuentuk dalam benak Pelanggan oleh
karakteristik fisik merek, nama, symbol, keriaasan, dan reputasi untuk
jasa.
Pelanggan memandang merek sebagai bagian penting dari produk, dan
pamberian merek dapat menambah nilai produk tersebut (Kotler dan Amstrong,
1997: 267). Pemberian merek dapat bernilai bagi perusahaan dan pelanggan.
Keuntungan pemberian merek bagi perusahaan (Assael, 1993: 400) :
1. Bila nama merek diasosiasikan dengan produk yang sukses, hal ini akan
menarik loyalitas pelanggan
2. Merek yang telah membangun dasar loyalitas Pelanggan telah mempunyai
kekuatan.
3. Merek dengan loyalitas Pelanggan juga memlihara pendukung distribusi lebuih
mudah.
4. Merek yang kuat dapat diturunkan dengan menerapkannya pada spin-offs
dalam lini produk.
Keuntungan pemberian merek (branding) bagi Pelanggan
1. Nama merek mengidentifikasi manfaat produk sehingga Pelanggan
mengetahui apa yang akan mereka peroleh.
Pelanggan tidak perlu kawatir tentang variasi dalam isi dan kualitas dari satu
2. Branding memfasilitasi belanja.
Penghargaan nama merek mengijinkan Pelanggan untuk membeli dengan
sedikit waktu yang diperlukan untuk membandingkan dan mencari informasi.
3. Nama merek juga memberikan informasi kepada Pelanggan
Pelanggan ingat rasa, isi, harga, dan kinerja suatu merek. Pelanggan ingat
merek mana yang memuaskan mereka dan mana yang tidak. Karena hal inilah
branding membentuk kesempatan bagi Pelanggan untuk menjadi loyal pada
merek.
2.2.5.2. Company characteristic
Company characteristic yang ada di balik suatu merek juga dapat
mempengaruhi tingkat kepercayaan Pelanggan terhadap merek tersebut.
Pengetahuan Pelanggan tentang perusahaan yang ada di balik merek suatu produk
merupakan dasar awal pemahaman Pelanggan terhadap merek suatu produk.
Karakteristik ini meliputi reputasi suatu perusahaan, motivasi perusahaan yang
diinginkan, dan integritas suatu perusahaan.
2.2.5.3. Consumer-brand characteristic
Consumer-brand characteristic merupakan merupakan dua kelompok
yang saling mempengaruhi. Oleh sebab itu, karakteristik Pelanggan – merek dapat
mempengaruhi kepercayaan terhadap merek. Karakteristik ini meliputi kemiripan
antara konsep emosional Pelanggan dengan kepribadian merek, kesukaan terhadap
18
pemikiran dan perasaan individu dengan acuan dirinya sebagai objek sehingga
sering kali dalam konteks pemasaran dianalogkan merek sama dengan orang.
Suatu merek dapat memiliki kesan atau kepribadian. Kepribadian merek adalah
asosiasi yang terkait dengan merek yang diingat oleh Pelanggan dan Pelanggan
dapat menerimanya. Pelanggan seringkali berinteraksi dengan merek seolah-olah
merek tersebut adalah manusia. Dengan demikian, kesamaan antara konsep diri
Pelanggan dengan kepribadian merek sangat berkaitan dengan kepercayaan
Pelanggan terhadap merek tersebut.
Kesukaan terhadap merek menunjukkan kesukaan yang dimiliki oleh suatu
kelompok terhadap kelompok lain karena kesamaan visi dan daya tarik. Untuk
mengawali hubungan suatu kelompok harus disukai atau mendapat simpati dari
kelompok yang lain. Bagi Pelanggan, untuk membuka hubungan dengan suatu
merek, maka Pelanggan harus menyukai dahulu merek tersebut.
2.2.6. Pengaruh Kepercayaan Merek terhadap Kepuasan Pelanggan
Pemahaman yang lengkap tentang loyalitas merek tidak dapat diperoleh tanpa
penjelasan mengenai kepercayaan terhadap merek (trust in a brand) dan
bagaimana hubungannya dengan loyalitas merek. Dalam pemasaran industri, para
peneliti telah menemukan bahwa kepercayaan terhadap sales dan supplier
merupakan sumber dari loyalitas.
Menurut Lau dan Lee (1999 : 44 ), terdapat tiga faktor yang mempengaruhi
kepercayaan terhadap merek. Ketiga factor ini berhubungan dengan tiga entitas
tersebut adalah merek itu sendiri, perusahaan pembuat merek, dan Pelanggan.
Selanjutnya Lau dan Lee memproposisikan bahwa kepercayaan terhadap merek
akan menimbulkan kepuasan.
2.2.7. Pengaruh Kepuasan Pelanggan Terhadap Kesetiaan merek.
Kesetiaan merek terbentuk melalui proses pembelajaran, yaitu suatu proses
dimana Pelanggan melalui pengalamannya berusaha mencari merek yang paling
sesuai untuknya, dalam arti produk dari merek tersebut dapat memberikan
kepuasan yang sesuai dengan harapan dan kebutuhannya. Pelanggan akan terus
menerus mencoba berbagai macam merek sebelum menemukan merek yang
benar-benar cocok. Kepuasan Pelanggan akan tetap merupakan bagian yang
sangat penting dalam kesetiaan merek. Kesetiaan merek biasanya mengakibatkan
repeat buying dan recommended buying. Jika Pelanggan puas akan performance
suatu merek maka akan membeli terus merek tersebut, menggunakannya bahkan
memberitahukan pada orang lain akan kelebihan merek tersebut berdasarkan
pengalaman Pelanggan dalam memakai merek tersebut.
Jika Pelanggan puas akan suatu merek tertentu dan sering membeli produk
tersebut maka dapat dikatakan tingkat kesetiaan merek itu tinggi, sebaliknya jika
Pelanggan tidak terlalu puas akan suatu merek tertentu dan cenderung untuk
membeli produk dengan merek yang berbeda-beda maka tingkat kesetiaan merek
rendah. Kepuasan Pelanggan perlu dipelihara dan ditingkatkan agar dapat
menciptakan dan mempertahankan kesetiaan terhadap merek. Bila Pelanggan
20
akan menciptakan sikap positif terhadap merek tersebut sehingga Pelanggan akan
melakukan pembelian. (Samuel 2007 : 77)
Terciptanya kepuasan pelanggan dapat memberikan beberapa manfaat
diantaranya hubungan antara perusahaan dan pelanggannya menjadi harmonis dan
memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang dan terciptanya loyalitas
pelanggan sehingga terbentuk rekomendasi dari mulut ke mulut yang dapat
menguntungkan perusahaan. (Prasetyohadi, 2004 : 24).
Kepuasan Pelanggan merupakan strategi jangka panjang yang membutuhkan
komitmen, baik menyangkut sumber dana maupun sumberdaya manusia. Hal ini
dirasakan sangat urgen, sebab para pelanggan akan merekomendasikan kepada
pelanggan potensial merupakan fungsi kepuasan atas pengalamannya. Kepuasan
pelanggan akan mempengaruhi perilaku membeli, dimana pelanggan yang puas
Kepercayaan Merek
(X)
Kepuasan Pelanggan
(Y)
Kesetiaan Merek
(Z) Brand
characteristic (X1)
Company characteristic
(X2)
Consumer-brand characteristic
29
2.4. Hipotesis
1. Diduga bahwa terdapat pengaruh positif antara Brand characteristic
terhadap Kepercayaan Merek
2. Diduga bahwa terdapat pengaruh positif antara Company characteristic
terhadap Kepercayaan Merek
3. Diduga bahwa terdapat pengaruh positif antara Consumer-brand
characteristic terhadap Kepercayaan Merek
4. Diduga bahwa terdapat pengaruh positif antara Kepercayaan Merek
terhadap Kepuasan Pelanggan
5. Diduga bahwa terdapat pengaruh positif antara Kepuasan Pelanggan
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Untuk mempermudah pengertian dan menghindari kesalahan
persepsi maka penulis perlu menguraikan dimensi operasional dalam
penelitian ini, yaitu :
Kepercayaan Merek (X)
Yaitu persepsi akan kehandalan dari sudut pandang Pelanggan didasarkan
pada pengalaman, atau lebih pada urut-urutan transaksi atau interaksi yang
dicirikan oleh terpenuhinya harapan akan kinerja produk dan kepuasan.
(Riana, 2008:187) Yang diindikatori oleh :
X1 : Brand characteristic yaituKarakteristik merek yang berkaitan dengan
kepercayaan merek meliputi dapat diramalkan, mempunyai reputasi, dan
kompeten. Dengan indikator :
X1.1 : Merek dengan reputasi tinggi
X1.2 : Berita positif tentang merek
X1.3 : Pengetahuan Pelanggan tentang merek
X1.4 : Merek yang konsisten dengan kualitasnya
30
X2 : Company characteristic yaitu pengetahuan Pelanggan tentang
perusahaan yang ada di balik merek suatu produk merupakan dasar awal
pemahaman Pelanggan terhadap merek suatu produk. Karakteristik ini
meliputi reputasi suatu perusahaan, motivasi perusahaan yang diinginkan,
dan integritas suatu perusahaan. Dengan indikator :
X2.1 : Kepercayaan terhadap perusahaan
X2.2 : Perusahaan tidak akan menipu pelanggan
X2.3 : Perhatian perusahaan terhadap pelanggan
X2.4 : Keyakinan pelanggan terhadap produk perusahaan
X3 : Consumer-brand characteristic merupakan merupakan dua kelompok
yang saling mempengaruhi. Oleh sebab itu, karakteristik Pelanggan –
merek dapat mempengaruhi kepercayaan terhadap merek. Karakteristik ini
meliputi kemiripan antara konsep emosional Pelanggan dengan
kepribadian merek, kesukaan terhadap merek, dan pengalaman terhadap
merek.
X3.1 : Ada kesamaan merk dengan emosi pelanggan
X3.2 : Merupakan merek favorit
X3.3 : Merek yang sesuai dengan kepribadian pelanggan
Y = Kepuasan Pelanggan
adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja yang ia
rasakan dibandingkan dengan harapannya / The Big Eight (Samuel 2007 :
Y1 = Hubungan antara nilai dengan harga: manfaat yang diperoleh dari
Kartu Mentari sesuai dengan harga yang dibayar Pelanggan.
Y2 = Kualitas Produk : kualitas Kartu Mentari mempunyai nilai lebih.
Y3 = Bentuk Produk : Desain kemasan Kartu Mentari yang praktis,
dan elegan.
Y4 = Keandalan : Kartu Mentari sudah sesuai dengan apa yang
dijanjikan oleh pihak Kartu Mentari.
Y5 = Jaminan: jangkauan luas merupakan janji dari Kartu Mentari.
Y6 = Respon : Kartu Mentari membuka layanan on line 24 jam untuk
menanggapi keluhan Pelanggan.
Y7 = Pengalaman Karyawan: karyawan dalam melayani pelanggan
Kartu Mentari, mempunyai pengalaman kerja yang bagus.
Y8 = Kemudahan dan kenyamanan: kemudahan dalam membeli Kartu
Mentari di counter manapun.
Kesetiaan Merek (Z)
Tingkat keterikatan Pelanggan dengan suatu merek dicerminkan dengan
frekuensi pembelian produk suatu merek yang lebih banyak dibandingkan
dengan produk yang sama dengan merek lain. (Riana, 2008:187) indikator
loyalitas merek yaitu:
Z1 = Tidak melakukan pembelian bila tidak tersedia
Z2 = Mencari di tempat-tempat yang tersedia
Z3 = Merekomendasikan kepada Pelanggan yang lain
32
3.1.1. Pengukuran Variabel
Variabel ini diukur dengan data yang berskala interval, sedangkan
teknik pengukurannya menggunakan semantik diferensial. Skala ini disusun
dalam satu garis kontinue dengan jawaban sangat positifnya terletak
disebelah kanan, jawaban sangat negatifnya terletak disebelah kiri.
1 7
Sangat Tidak Baik Sangat Baik
Tanggapan atau pendapat tersebut dinyatakan dengan memberi skor
yang berada dalam rating nilai 1 sampai dengan 7 pada masing-masing
skala, dimana nilai 1 menunjukan nilai terendah dan nilai 7 nilai tertinggi.
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian
3.2.1. Populasi
Populasi merupakan kelompok subyek / obyek yang memiliki
ciri-ciri atau karakteristik-karakteristik tertentu yang berbeda dengan kelompok
subyek / obyek yang lain, dan kelompok tersebut akan dikenai generalisasi
dari hasil penelitian (Sumarsono, 2004: 44). Populasi dalam penelitian ini
3.2.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri dan
karakteristik yang sama dengan populasi tersebut. Karena itu sample harus
representative dari sebuah populasi (Sumarsono, 2002 : 45). Metode
pengambilan sampel dengan metode non probability sampling dengan
teknik Purposive Sampling yaitu sampel dipilih berdasarkan kriteria yang
sudah ditetapkan oleh peneliti. Dengan kriteria antara lain :
- Merupakan pelanggan produk Mentari
- Umur Pelanggan minimal 18 tahun. Alasannya, sudah cukup
dewasa, mengerti dan memahami akan produk Kartu Mentari.
Teknik penentuan sampel yang dipergunakan adalah berdasarkan
pedoman pengukuran sampel menurut Augusty (2002:48), antara lain :
1. 100 – 200 sampel untuk teknik maximum likelihood estimation.
2. Tergantung pada jumlah parameter yang diestimasi. Pedomannya adalah
5 – 10 kali jumlah parameter yang diestimasi.
3. Tergantung pada jumlah indikator yang digunakan dalam seluruh
variabel laten. Jumlah sampel adalah jumlah indikator dikali 5-10. bila
terdapat 20 indikator, besarnya sampel adalah 100-200.
Dalam penelitian ini sampel diambil dari pelanggan dengan jumlah
34
3.3. Jenis dan Sumber Data
Data dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi dua macam:
a. Data Primer
Data primer adalah yang diperoleh dari hasil wawancara dengan responden,
baik secara langsung maupun menggunakan kuisioner berupa daftar
pertanyaan yang telah dipersiapkan dan diberikan pada responden.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data berupa dukumen yang terdapat pada instansi yaitu
dari Kartu Mentari dan bagian bagian lain yang terkait untuk mendukung
palaksanaan penelitian.
3.4. Metode Pengumpulan Data
a. Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah Data Primer
yaitu data yang diperoleh langsung dari tanggapan responden. Dan data
sekunder adalah data tentang Kartu Mentari yang meliputi data sejarah
perusahaan, lokasi perusahaan, struktur perusahaan serta uraian tugas dan
lain sebagainya.
b. Sumber data dalam penelitian ini adalah kuesioner yaitu memberikan
angket daftar pertanyaan kepada responden.
3.5. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis
Ketepatan pengujian suatu hipotesis tentang hubungan antara
variabel dalam penelitian sangat tergantung pada kualitas data yang
Kualitas data yang diperoleh sangat ditentukan oleh kesungguhan responden
dalam menjawab semua pertanyaan penelitian, alat pengukuran (berupa
kuisioner) yang dipergunakan mengumpulkan data tersebut, apakah
memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi.
Berdasarkan skala pengukuran yang dipakai dan kuisioner yang
digunakan dalam penelitian ini, maka untuk mengetahui sejauh mana suatu
uji dapat mengukur apa yang sebenarnya ingin diukur dengan AMOS 4.0,
teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis konfirmatori.
Model yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini
adalah Structural Equation Modelling (SEM). Penaksiran pengaruh
masing-masing variabel terikatnya menggunakan koefisien jalur.
1. Asumsi Model (Structural Equation Modelling)
a. Uji Normalitas Sebaran dan Linieritas
1 Normalitas dapat diuji dengan melihat gambar histogram data atau
dapat diuji dengan metode-metode statistik.
2. Menggunakan Critical Ratio yang diperoleh dengan membagi koefisien
sampel dengan standart errornya dan skewnwss value yang biasanya
disajikan dalam statistik deskriptif, dimana nilai statistik untuk menguji
normalitas itu disebut sebagai Z_value. Pada tingkat signifikan 1% jika
Z lebih besar dari nilai kritis, maka dapat diduga bahwa distribusi data
adalah tidak normal.
36
4. Linieritas dengan mengamati scatterplots dari data yaitu dengan
memilih pasangan data dan dilihat pola penyebarannya untuk menduga
ada tidaknya linieritas.
b. Evaluasi Atas Outlier
1. Mengamati nilai Z score : ketentuannya diantara ± 3,0 non outlier.
2. Multivariate outlier diuji dengan criteria jarak mahalonobis pada
tingkat P < 0,001. Jarak diuji dengan chi_square [X2] pada df
sebesar jumlah variabel bebasnya. Ketentuan : bila mahalonobis >
dari nilai X2 adalah multivariate outlier adalah observasi atau data
yang memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh
dari observasi-observasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai
ekstrim untuk sebuah variabel tunggal atau variabel kombinasi
(Hair, 1998).
c. Deteksi Multicollinierity dan Singularity
Dengan mengamati Determinan Matriks Covarians. Dengan
ketentuan apabila determinant sample matriks mendekati angka 0
(kecil), maka terjadi multikolinieritas dan singularitas (Tabachnick &
Fidell, 1998).
d. Uji Validitas dan Reliabilitas
Validitas menyangkut tingkat akurasi yang dicapai oleh
sebuah indikator dalam menilai sesuatu atau akuratnya pengukuran
atas apa yang seharusnya diukur. Sedangkan reliabilitas adalah ukuran
yang menunjukkan derajat sampai dimana masing-masing indicator itu
mengindikasikan senuah konstruk yang umum.
Karena indikator multidimensi, maka uji validitas dari setiap
latent variabel/konstruk akan diuji dengan melihat loading faktor dari
hubungan antara setiap observed variabel dan latent variabel. Sedangkan
reliabilitas diuji dengan construc reliability dan variance extracted
dihitung dengan rumus berikut :
Construct Reliability
[standardize loading]2 secara umum, nilai construct reliability yang
dapat diterima adalah ≥ 0,7 dan variance extracted ≥ 0,5 (Hair et.al.,
1998). Standardize Loading dapat diperoleh dari output AMOS 4.01,
dengan melihat nilai estimasi setiap construct standardize regression
weights terhadap setiap butir sebagai indikatornya.
2. Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal
Pengaruh langsung [koefisien jalur] diamati dari bobot regresi
terstandar, dengan pengujian signifikansi pembanding nilai CR (Critical
Ratio) atau P (Probability) yang sama dengan nilai t hitung. Apabila t
38
3. Pengujian Model dengan One – Step Approach
Dalam model SEM, model pengukuran dan model struktural
parameter-parameternya diestimasi secara bersama-sama. Cara ini agak
mengalami kesulitan dalam memenuhi tuntutan fit model. Kemungkinan
terbesar disebabkan oleh terjadinya interaksi antara measurement model
dan structural model yang diestimasi secara bersama-sama (One Step
Approach to SEM). One Step Approach to SEM digunakan apabila
model diyakini bahwa dilandasi teori yang kuat serta validitas dan
reliabilitas data sangat baik (Hair, 1998)
4. Evaluasi Model
Hair et.al.,1998, menjelaskan bahwa pada “confirmatory”
menunjukkan prosedur yang dirancang untuk mengevaluasi utilitas
hipotesis-hipotesis dengan pengujian fit antara model teoritis dan data
empiris. Jika model teoritis menggambarkan “good fit” dengan data,
maka model dianggap sebagai yang diperkuat. Sebaliknya, suatu model
teoritis tidak diperkuat jika teori tersebut mempunyai suatu “poor fit”
dengan data. Amos dapat menguji apakah model-model “good fit” atau
“poor fit”. Jadi ,”good fit” model yang diuji sangat penting dalam
penggunaan structural equation modeling.
Pengujian terhadap model yang dikembangkan dengan berbagai criteria
AGFI, Cmin / DF. Apabila model awal tidak good fit dengan data maka
model dikembangkan dengan pendekatan two step approach to SEM.
Tabel 3.1 : Goodness of Fit Indices
Goodness of Fit Index
Keterangan Cut-Off Value
X2 chi
square
Menguji apakah covariance populasi yang diestimasi sama dengan covariance sample [apakah model sesuai dengan data]
Diharapkan kecil, 1 s/d 5 atau paling baik diantara 1 dan 2
Probability Uji signifikansi terhadap perbedaan matriks covariance data dan matriks covariance yang diestimasi
Minimum 0,1 atau
0,2 atau ≥ 0,05
RMSEA Mengkompensasi kelemahan chi
square pada sampel besar
≤ 0,08
GFI Menghitung proporsi tertimbang
varians dalam matriks sampel yang dijelaskan oleh matriks covariance populasi yang diestimasi [analog
dengan R2 dalam regresi berganda]
≥ 0,90
AGFI GFI yang disesuaikan terhadap DF ≥ 0,90
C min / DF Kesesuaian antara data dan model ≤ 2,00
TLI Perbandingan antara model yang diuji
terhadap baseline model
≥ 0,95
CFI Uji kelayakan model yang tidak
sensitive terhadap besarnya sampel dan kerumitan model
≥ 0,94
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian 4.1.1. Sejerah singkat Perusahaan
Tonggak sejarah PT. Indosat Tbk dimulai pada tanggal 9 Juni 1967
dengan adannya penandatngannanperjanjian antara International Telephone
and Telegraph Corporation (ITT) dengan pemerintah Republik Indonesia
tentang pembangunan dan pengoprasian komunikasi satelit di Indonesia,
pada tangal 20 November 1967 dibentuklah PT. Indosat (Indonesia satellite
corporation) sebagai perusahaan milik asing kedua di Indonesia. 30
November 1980 pemerintah membeli seluruh saham PT. Indosat dari ITT.
PT. Indosat menjadi BUMN penyelenggara telekomunikasi internasional
untuk umum, sedangkan pada tahun 1982-1989 mulailah dilakukan
pembangunan untuk sentral gerbang (SGI) 1 Jakarta, SGI-2 Medan, SGI-3
Batam, dan berbagai fasilitas lain seperti Sistem Komunikasi Kabel Laut
(SKLL).
Pada tahun 1993 dimulailah kompetisi telekomunikasi internasional
sesuai dengan UU No.3 tahun 1989, maka pada tahun itu dibuatlah PT.
Satelite Palapa Indonesia (PT. Satelindo) di bawah pengawasan PT. Indosat.
PT. Satelindo mulai beroperasi pada tahun 1994 sebagai anak perusahaan
PT. Indosat sebagai operato GSM pertama di Indonesia dan mengeluarkan
PT. Indosat pada tahun 1994 menawarkan sahamnya di BEJ, BES,
dan new york stock exchange sehingga resmi menjadi perusahaan milik
terbuka/public, sedangkan pada tanggal 6 Desember 1995 prasarana baru
seperti SGI 4 Surabaya, SB Satelit Komunikasi Bukit Mata Kucing, Batam,
Stasiun Transmisi Satelit Komunikasi Int. Banyuurip, Gresik, SB
Komunikasi Inmarsat Jatiluhur, Purwakarta, Antena JAH 5A, Jatiluhur,
Purwakarta, dan Pusat Pendidikan dan Latihan Jatiluhur dibangun serta
diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia.
Pada tanggal 8 September 2000 Indosat mengimplementasi peraturan
perundangan di sector telekomunikasi berdasarkan UU No. 36 Tahun 1999.
Pada abad ke-21 PT. Telkom tidak lagi memonopoli telekomunikasi
Indonesia karena pemerintah melakukan deregulasi di sektor telekomunikasi
dengan membuka kompetisi pasar bebas, lalu PT. Indosat membeli 100%
saham PT. Satelindo pada tahu 2001, pada tahun yang sama Indosat
mendirikan PT. Indosat Multi Media Mobile atau yang kita kenal sebagai
IM3, yang menjadi pelopor GPRS dan multimedia pertama di Indonesia dan
masih pada tahun 2001 PT. Indosat memegang kendali PT. Satelindo secara
penuh.
Mentari merupakan kartu prabayar GSM di Indonesia yang
dikeluarkan oleh PT Indosat yang dapat digunakan diseluruh wilayah
indonesia. PT Indosat tersebut merupakan perusahaan penyedia layanan
43
Mentari bahkan juga dapat dipergunakan saat internasional roaming
di banyak negara. Berbagai fasilitas disediakan untuk kemudahan dan
kenyamanan berkomunikasi dengan tarif murah. Kartu Mentari mengandung
nilai Kepercayaan, Kekeluargaan dan Ekonomis, serta memiliki fitur dan
layanan yang lengkap.
Kartu GSM prabayar yang ekonomis untuk keluarga
Pertama dengan fasilitas bebas roaming nasional
Kemudahan fasilitas yang mencakup seluruh wilayah
nusantara
4.2. Hasil Penelitian dan Pembahasan
4.2.1. Analisis Statistik Deskriptif
Gambaran statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran
jawaban responden berdasarkan hasil penyebaran kuesioner terhadap
unsur-unsur yang ada pada setiap variabel.
a. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin
Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Dalam Tabel 4.1 terlihat bahwa dari 125 responden 90 responden (81,8%)
adalah laki-laki, 20 responden (18,2%) perempuan.
Tabel 4.1
Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Persentase
Laki-Laki 90 81,8
Perempuan 35 18,2
Total 125 100 Sumber : Lampiran.
b. Deskripsi responden berdasarkan Jenis Pekerjaan
Pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa responden adalah berprofesi sebagai
mahasiswa sebanyak 63,6% dan sebagai pegawai swasta sebanyak 22,7% dan
pegawai negeri sipil sebanyak 13,7%.
Tabel 4.2
Identitas Responden Menurut Jenis Pekerjaan No Jenis Pekerjaan Jumlah (orang) Persentase
(%)
1. Mahasiswa 85 63,6
2. Pegawai Swasta 25 22,7
3. PNS 15 13,7
Total 125 100
Sumber : Lampiran.
4.2.2. Deskripsi Hasil Penelitian
a. Brand characteristic (X1)
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada
para responden yang berjumlah 115 orang diperoleh jawaban sebagai
45
Tabel 4.3. Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel
Brand characteristic (X1)
Skor Jawaban
No Pertanyaan
1 2 3 4 5 6 7
Total
0 0 0 5 62 44 4 115
1 Kartu Mentari merupakan merek
dengan reputasi tinggi 0 0 0 4.3 53.9 38.3 3.5
0 0 0 11 47 50 7 115
2 berita-berita tentang Kartu
Mentari selalu positif 0 0 0 9.6 40.9 43.5 6.1
0 0 0 11 48 50 6 115
3 pengetahuan tentang merek
tentang Kartu Mentari yang tinggi 0 0 0 9.6 41.7 43.5 5.2
0 0 0 8 50 57 0 115
4 Kartu Mentari selalu konsisten
terhadap kualitasnya 0 0 0 7.0 43.5 49.6 0
0 0 0 3 64 47 1 115
5 Kartu Mentari berbeda dengan
merek lain 0 0 0 2.6 55.7 40.9 0.9
Jumlah 0 0 0 33 204 209 14
Sumber: Hasil Penyebaran Kuesioner (diolah peneliti)
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner diketahui bahwa jawaban
yang diberikan reseponden cukup bervariatif. Hal tersebut ditunjukkan
dengan banyaknya responden yang memberikan jawaban dengan skor 4
hingga 7. Akan tetapi bila dicermati akan terlihat bahwa jawaban
responden yang terbesar berada pada skor 6. Responden cenderung
memberikan pendapat bahwa Kartu Mentari merupakan merek dengan
reputasi tinggi.
b. Company Characteristic (X2)
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada
para responden yang berjumlah 115 orang diperoleh jawaban sebagai
Tabel 4.4. Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Company Characteristic (X2)
Skor Jawaban
No Pertanyaan
1 2 3 4 5 6 7
Total
0 0 0 4 59 51 1 115
1 Kepercayaan Bapak/Ibu terhadap
perusahaan produsen Kartu
Mentari sangat tinggi 0 0 0 3.5 51.3 44.3 0.9
0 0 0 3 64 46 2 115
2 Kartu Mentari tidak akan menipu
pelanggan 0 0 0 2.6 55.7 40.0 1.7
0 0 0 5 60 46 4 115
3 Perhatian Kartu Mentari terhadap
pelanggan sangat tinggi 0 0 0 4.3 52.2 40.0 3.5
0 0 0 3 62 47 3 115
4 keyakinan terhadap produk Kartu
Mentari sangat tinggi 0 0 0 2.6 53.9 40.9 2.6
Jumlah 0 0 0 15 245 190 10
Sumber: Hasil Penyebaran Kuesioner (diolah peneliti)
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner diketahui bahwa jawaban
yang diberikan reseponden cukup bervariatif. Hal tersebut ditunjukkan
dengan banyaknya responden yang memberikan jawaban dengan skor 4
hingga 7. Akan tetapi bila dicermati akan terlihat bahwa jawaban
responden yang terbesar berada pada skor 5. Responden cenderung
memberikan pendapat bahwa keyakinan terhadap produk Kartu Mentari
sangat tinggi .
c. Consumen Brand Characteristic (X3)
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada
para responden yang berjumlah 115 orang diperoleh jawaban sebagai