• Tidak ada hasil yang ditemukan

APLIKASI RANTAI MARKOV DALAM MENGANALISIS PANGSA PASAR TERHADAP PRODUK SABUN MANDI KESEHATAN (Lifebuoy, Dettol, Nuvo, dan Medicare) (Studi Kasus di Wilayah Surabaya Timur).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "APLIKASI RANTAI MARKOV DALAM MENGANALISIS PANGSA PASAR TERHADAP PRODUK SABUN MANDI KESEHATAN (Lifebuoy, Dettol, Nuvo, dan Medicare) (Studi Kasus di Wilayah Surabaya Timur)."

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

APLIKASI RANTAI MARKOV DALAM MENGANALISIS

PANGSA PASAR TERHADAP PRODUK SABUN MANDI

KESEHATAN (Lifebuoy, Dettol, Nuvo, dan Medicar e)

(Studi Kasus di Wilayah Surabaya Timur )

SKRIPSI

Disusun Oleh :

TRI H IDAYAH KURNIAWATI

NPM : 0832010080

J URUSAN TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN“

J AWA TIMUR

(2)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas

segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga dapat terselesaikan Tugas Akhir/Skripsi

dengan judul “Aplikasi Rantai Markov Dalam Menganalisis Pangsa Pasar

Terhadap Produk Sabun Mandi Kesehatan (Lifebuoy, Dettol, Nuvo, dan

Medicare) (Studi Kasus di Wilayah Surabaya Timur).

Tugas Akhir/Skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh

oleh mahasiswa jenjang pendidikan Strata-1 (Sarjana) Jurusan Teknik Industri,

Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa

Timur guna meraih gelar kesarjanaan.

Dalam penyusunan Tugas Akhir/Skripsi ini penulis ingin mengucapkan

rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. R. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Ir. Sutiyono, MT selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri

UPN “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak DR. Ir. Minto Waluyo, MM selaku Ketua Jurusan Teknik Industri

UPN “Veteran” Jawa Timur.

4. Bapak Drs. Pailan, MPd selaku Sekretaris Jurusan Teknik Industri

UPN “Veteran” Jawa Timur.

5. Ibu Ir. Yustina Ngatilah, MT selaku Dosen Pembimbing I Skripsi.

(3)

7. Bapak Drs. Sartin, Mpd selaku Dosen Penguji Seminar I.

8. Bapak Ir. Handoyo, MT selaku Dosen Penguji Seminar I dan Seminar II.

9. Bapak Ir. Hari Purwoadi, MM dan Bapak Ir. M Anang Fahrodji, MT selaku

Dosen Penguji Ujian Negara Lisan.

10. Segenap staff Dosen Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran” Jawa Timur yang telah memberikan banyak

pengetahuan selama masa perkuliahan.

11. Segenap Pimpinan dan PT. Wings Surya Surabaya yang telah memberikan

bimbingan dan data-data yang dibutuhkan dalam penyusunan skripsi ini.

12. Seluruh Keluargaku (Papa, Mama, Pipit, dan Adit) yang telah memberikan

dukungan, doa, semangat dan dorongan moril.

13. Tachi, Tami dan Pakde Yudi, terimakasih buat doa dan semangatnya.

14. Per, yang selalu setia menemani dan mengantarku.. I love u.. mmuuaachh...

15. Ria, Dwi, Leefah dan Nuel, makasi ya buat kekonyolan kalian… haha…

16. Semua pihak yang ikut membantu, yang tidak bisa penulis sebutkan satu

persatu.

Penulis menyadari bahwa penyusunan Tugas Akhir/Skripsi ini terdapat

kesalahan dan kekurangan yang masih perlu diperbaiki, untuk penulis

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan

Tugas Akhir/Skripsi ini. Akhir kata, semoga Tugas Akhir/Skripsi ini bermanfaat

bagi semua pihak.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surabaya, 23 Februari 2012

(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI……….. iii

DAFTAR TABEL…...……….……….... vii

DAFTAR GAMBAR... viii

DAFTAR LAMPIRAN……….. ix

ABSTRAK……….. x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang…………...………...………... 1

1.2 Perumusan Masalah………... 2

1.3 Batasan Masalah………...…… 3

1.4 Asumsi - asumsi………...…... 3

1.5 Tujuan Penelitian………...……… 3

1.6 Manfaat Penelitian………...………. 4

1.7 Sistematika Penulisan………...……… 4

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA 2.1 Produk... ...….……….... 6

2.1.1 Produk-Produk Yang Diteliti………..………... 7

2.2 Merek...……..……….. 7

2.2.1 Syarat Untuk Memilih Merek (Brand)………... 9

2.2.2 Pentingnya Merek....……….... 10

2.2.3 Kesetiaan Merek (Brand Loyality)... 11

(5)

2.4 Rantai Markov …...………... 15

2.4.1 Prosedur Model Rantai Markov…...………... 15

2.5 Pangsa Pasar………..……….……….... 21

2.6 Analisa Strength Weaknes Opportunities Threats (SWOT)... 21

2.6.1 Matrik Faktor Strategi Eksternal... 22

2.6.2 Matrik Faktor Strategi Internal... 23

2.6.3 Matrik Internal Eksternal... 25

2.6.4 Matrik SWOT... 26

2.7 Konsep Manajemen Pemasaran...……….. 27

2.7.1 Kebijakan Produk……...…...………...…………... 28

2.7.2 Kebijakan Harga ...………...………... 28

2.7.3 Kebijakan Distribusi...………...……… 28

2.7.4 Kebijakan Promosi………... 29

2.8 Strategi Pemasaran ....……….. 29

2.9 Segmentation Targeting Positioning (STP).…….………... 32

2.9.1 Segmentation…... 33

2.9.2 Targeting…... 33

2.9.3 Positioning... 34

2.10 Populasi dan Sampel, Teknik Sampling, Menentukan Ukuran Sampling ... 35

2.10.1 Populasi dan Sampel... 35

2.10.2 Teknik Sampling ... 35

2.10.3 Menentukan Ukuran Sampling ... 37

(6)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian………….………...………... 39

3.2 Identifikasi Variabel dan Atribut ...………. 39

3.3 Populasi dan Teknil pengambilan Sampel………... 40

3.4 Metode Pengumpulan Data...……….... 41

3.5 Langkah-Langkah Pemecahan Masalah……….... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data...………….………...………... 48

4.2 Pengolahan Data...……….. 53

4.2.1 Uji Kecukupan Data... 53

4.2.2 Perhitungan Markov Chain ... 54

4.2.2.1 Menyusun Matriks Probabilitas Transisi………… 54

4.2.2.2 Menghitung Kemungkinan Market Share……... 58

4.2.2.3 Menentukan Kondisi-kondisi Equilibrium... 63

4.3 Perencanaan Strategi Pemasaran...……….... 64

4.3.1 Faktor Strategi Eksternal... 64

4.3.2 Faktor Strategi Internal…. ... 68

4.3.3 Matriks Internal – Eksternal……… 71

4.3.4 Matriks SWOT……… 73

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian...……….. 74

4.4.1 Prediksi Pangsa Pasar dengan Markov Chain... 74

(7)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan...……….. 76

5.2 Saran……… 76

DAFTAR PUSTAKA

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pertukaran-pertukaran Pelanggan Untuk Satu Tahun... 16

Tabel 2.2 Pergantian Merek – Mendapatkan dan Kehilangan ... 17

Tabel 2.3 Kemantapan Pasar ( Kondisi Equilibrium ) ... 20

Tabel 4.1 Pergantian Merek Sabun Mandi Kesehatan – Mendapatkan dan Kehilangan……….... 55

Tabel 4.2 Perhitungan Matriks Probabilitas Transisi……….... 58

Tabel 4.3 Matriks Probabilitas Transisi……… 58

Tabel 4.4 Prediksi Pangsa Pasar Hingga Kondisi Equilibrium……… 63

Tebel 4.5 Tabel Hasil Pembobotan Faktor Eksternal………... 67

Tabel 4.6 Tabel EFAS (Eksternal Strategic Factor Analysis Summary).... 68

Tabel 4.7 Tabel Hasil Pembobotan Faktor Internal..………... 70

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Proses Keputusan Pembelian... 13

Gambar 2.2 Matriks Probabilitas Transisi... 18

Gambar 2.3 Model Untuk Strategi Korporat ... 25

Gambar 2.4 Matrik SWOT ... 26

Gambar 2.5 Struktur Pasar Hipotesis……….. 31

Gambar 3.1 Langkah-langkah Pemecahan Masalah …... 44

Gambar 4.1 Format Kuisioner Untuk Responden Sabun Mandi………. 49

Gambar 4.2 Format Kuisioner Pembobotan SWOT Untuk Perusahaan……. 52

Gambar 4.3 Perhitungan Pembobotan SWOT – Faktor Eksternal…………. 66

Gambar 4.4 Perhitungan Pembobotan SWOT – Faktor Internal…………... 69

Gambar 4.5 Matriks Internal – Eksternal……….. 72

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Format Kuisioner Responden Sabun Mandi Kesehatan

Lampiran B Format dan Hasil Kuisioner Pembobotan SWOT Untuk

Perusahaan

Lampiran C Tabel Rekapitulasi Kuisioner Pergantian Merek Sabun Mandi

Kesehatan

Lampiran D Print out WinQSB Prediksi Pangsa Pasar Hingga Kondisi

Equilibrium

Lampiran E Print out Expert Choice Pembobotan SWOT

Lampiran F Perhitungan Pembobotan SWOT Untuk Faktor Eksternal dan

(11)

ABSTRACT

In line with the development of today's economy is more dynamic, a result

of competition between companies is becoming increasingly stringent. One of the

competing products at this time is the product of health soap. In Indonesia there

are many different kinds of soap are widely used public health such as Lifebuoy,

Dettol, Nuvo and Medicare. Current problems faced by manufacturers of soap is a

percentage of sales poduknya health progressively declined. Therefore companies

need to monitor the health soap periodic position their products against

competitors products in order to analyze its product market share and market

share of changes that occur.

Given these problems the research is done using the Markov Chain method

to predict the market share of each health and bath products using SWOT analysis

to determine appropriate marketing strategies.

Percentage of health soap market share in the first period (October 2011) is

as follows: 48% Lifebuoy, Dettol by 26%, 19% Nuvo and Medicare 7%. While

the predicted percentage of market share to reach equilibrium conditions for each

of the health soap brand acquired in the period to 10 (July 2012) are as follows:

42.1% for Lifebuoy, Dettol by 38.9%, Nuvo by 12% and Medicare 7%. Marketing

strategies used PT Wings Surya for soap product that is the strategy Stability

Nuvo health (care) is the strategy adopted without change the direction of the

strategy has been applied in other words doing the same strategy today.

(12)

ABSTRAKSI

Sejalan dengan perkembangan perekonomian dewasa ini yang semakin

dinamis, Akibatnya persaingan antar perusahaan menjadi semakin ketat. Salah

satu produk yang bersaing saat ini adalah produk sabun mandi kesehatan. Di

Indonesia terdapat berbagai macam sabun mandi kesehatan yang banyak

digunakan masyarakat diantaranya Lifebuoy, Dettol, Nuvo dan Medicare. Saat ini

masalah yang dihadapi oleh produsen sabun mandi kesehatan adalah prosentase

penjualan poduknya semakin lama semakin menurun. Oleh karena itu perusahaan

sabun mandi kesehatan perlu memantau secara periodik posisi produknya

terhadap produk pesaing-pesaingnya guna menganalisa pangsa pasar produknya

dan mengetahui perubahan pangsa pasar yang terjadi.

Dengan adanya masalah tersebut maka dilakukan penelitian dengan

menggunakan metode Markov Chain untuk memprediksi pangsa pasar

masing-masing produk sabun mandi kesehatan dan menggunakan analisa SWOT untuk

mengetahui strategi pemasaran yang tepat.

Prosentase pangsa pasar sabun mandi kesehatan pada periode pertama

(Oktober 2011) adalah sebagi berikut : Lifebuoy sebesar 48%, Dettol sebesar

26%, Nuvo sebesar 19% dan Medicare 7%. Sedangkan prediksi prosentase pangsa

pasar hingga mencapai kondisi equilibrium untuk masing-masing merek sabun

mandi kesehatan diperoleh pada periode ke 10 (Juli 2012) adalah sebagai berikut :

Lifebuoy sebesar 42,1%, Dettol sebesar 38,9%, Nuvo sebesar 12% dan Medicare

7%. Strategi pemasaran yang digunakan PT Wings Surya untuk produk sabun

mandi kesehatan Nuvo yaitu strategi Stability (hati-hati) adalah strategi yang

diterapkan tanpa mengubah arah strategi yang telah diterapkan dengan kata lain

melakukan strategi yang sama dengan saat ini.

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belaka ng

Sejalan dengan perkembangan perekonomian dewasa ini yang semakin

dinamis, yang ditandai dengan adanya perubahan-perubahan dalam dunia bisnis

dan tingkat persaingan yang kian hari semakin meningkat, menyebabkan semakin

banyak produk konsumsi yang ditawarkan di pasar guna memenuhi kebutuhan

konsumen. Hal ini akan memberikan kesempatan yang lebih luas kepada

konsumen untuk memilih dan membeli produk yang sesuai dengan kebutuhan dan

keinginannya. Akibatnya persaingan antar perusahaan menjadi semakin ketat,

karena setiap perusahaan tidak hanya dihadapkan pada masalah bagaimana cara

mempertahankan hidupnya tetapi juga harus berusaha mengungguli perusahaan

pesaing dalam mempertahankan dan bahkan merebut pangsa pasar yang ada.

Adanya pesaing yang berpotensi memasuki pasar merupakan tantangan bagi

perusahaan yang selalu harus dihadapi. Salah satu produk yang bersaing saat ini

adalah produk sabun mandi kesehatan.

Sabun mandi kesehatan adalah produk yang banyak dikonsumsi masyarakat

untuk menjaga kebersihan dan kesehatan badan. Permintaan konsumen terhadap

sabun mandi kesehatan yang semakin melonjak, menyebabkan banyaknya produk

sabun mandi kesehatan baru dengan berbagai merek. Hal ini tentunya akan

(14)

Di Indonesia terdapat berbagai macam sabun mandi kesehatan yang banyak

digunakan masyarakat diantaranya Lifebuoy, Dettol, Nuvo dan Medicare.

Saat-saat ini masalah yang dihadapi oleh produsen sabun mandi kesehatan adalah

prosentase penjualan poduknya semakin lama semakin menurun. Penurunan ini

terjadi karena banyak bermunculan berbagai produk sabun mandi kesehatan yang

baru. Oleh karena itu perusahaan sabun mandi kesehatan perlu memantau secara

periodik posisi produknya terhadap produk pesaing-pesaingnya guna menganalisa

pangsa pasar produknya dan mengetahui perubahan pangsa pasar yang terjadi.

Dengan adanya masalah tersebut maka dilakukan penelitian dengan

menggunakan metode Markov Chain untuk memprediksi pangsa pasar

masing-masing produk sabun mandi kesehatan dan menggunakan analisa SWOT untuk

mengetahui strategi pemasaran yang tepat dengan harapan produsen sabun mandi

kesehatan dapat mempertahankan dan meningkatkan volume penjualan produknya

sehingga mampu meraih pangsa pasar yang diinginkan.

1.2 Per umusan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini adalah “Berapa prosentase pangsa pasar

(15)

1.3 Batasan Masalah

Agar permasalahan menjadi sederhana, maka penelitian ini dibatasi sebagai

berikut :

1. Objek penelitian dilakukan pada sabun mandi kesehatan merek Lifebuoy,

Dettol, Nuvo dan Medicare.

2. Penelitian dilakukan di wilayah Surabaya Timur.

1.4 Asumsi-asumsi

Adapun asumsi-asumsi yang digunakan dalam membantu memecahkan

permasalahan yang berkaitan dengan pengumpulan data adalah sebagai berikut :

1. Semua sabun mandi yang dijadikan obyek penelitian berada dalam kelas

yang sama yaitu merupakan sabun mandi kesehatan yang membunuh kuman

dan bakteri dalam tubuh.

2. Sampel yang diambil mewakili populasi sebenarnya.

3. Data yang diperoleh dari kuisioner yang disebarkan, dianggap dapat

mewakili perilaku konsumen sabun mandi kesehatan.

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui prosentase pangsa pasar masing-masing produk sabun

mandi kesehatan yang diteliti.

2. Menentukan strategi pemasaran yang tepat dalam merebut pangsa pasar

(16)

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui penguasaan pangsa pasar pada masing- masing merek

sabun mandi kesehatan.

2. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh faktor internal yaitu berupa atribut

yang melekat pada suatu produk sabun mandi kesehatan.

3. Untuk mengetahui sejauh mana faktor eksternal mempengaruhi konsumen

dalam memilih suatu produk sabun mandi kesehatan.

4. Untuk mengetahui strategi pemasaran yang tepat yang dapat dijadikan

kebijakan lebih lanjut oleh perusahaan.

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini menerangkan latar belakang, perumusan masalah, tujuan

penelitian, batasan masalah, asumsi-asumsi, manfaat penelitian, dan

sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini menerangkan studi kepustakaan yang berhubungan dengan

penelitian dan dijadikan sebagai acuan untuk pengerjaan penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ini menerangkan tentang penggambaran langkah-langkah

yang harus ditempuh dalam proses penelitian.

(17)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini menerangkan tentang perhitungan pangsa pasar terhadap

suatu produk sabun mandi kesehatan serta pembahasan berdasarkan

hasil pengolahan data dan cara penentuan strategi pemasaran yang

sesuai yang dapat digunakan untuk merebut pangsa pasar agar produk

tersebut tetap bisa kompetitif di pasaran.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini menerangkan kesimpulan dari hasil analisa dan saran-saran

terhadap suatu produk sehingga konsumen tidak akan beralih merek dan

cara penentuan strategi pemasaran yang tepat

DAFTAR PUSTAKA

(18)

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA

2.1 Pr oduk

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk

memuaskan keinginan atau kebutuhan, termasuk barang fisik, jasa, pengalaman,

acara, orang, tempat, property, organisasi, informasi, dan ide. (Philip Kotler dan

Kevin Keller, 2009)

Berdasarkan daya tahan dan wujud tidaknya produk yang dihasilkan, maka

produk dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok yakni:

1. Barang tidak tahan lama atau sering disebut barang yang terpakai habis

(Non Durable Goods) adalah barang yang berwujud yang secara normal

biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali penggunaan.

Contoh: sabun, garam, minuman dan makanan ringan

2. Barang tahan lama (Durable Goods) adalah barang berwujud yang biasanya

secara normal dapat bertahan lama sehingga dapat digunakan dalam banyak

pemakaian.

Contoh: pakaian, lemari es, televise, computer dan peralatan mesin lainnya.

3. Jasa (Service) adalah suatu aktivitas, manfaat, atau kepuasan yang

ditawarkan untuk dijual. Jasa merupakan benda tidak berwujud, tidak dapat

dipisahkan dan mudah habis.

Contoh: lembaga pendidikan, bengkel reparasi, hotel, salon kecantikan,

kantor konsultan, rumah sakit dan asuransi.

(19)

2.1.1 Pr oduk-Pr oduk Yang Diteliti

Produk yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah produk-produk

sabun mandi kesehatan, antara lain:

1. Lifebuoy

Merupakan produk sabun mandi kesehatan yang diproduksi oleh PT.

Unilever Indonesia Tbk.

2. Dettol

Merupakan produk sabun mandi kesehatan yang diproduksi oleh PT.

Megasurya Mas.

3. Nuvo

Merupakan produk sabun mandi kesehatan yang diproduksi oleh PT. Wings

Surya.

4. Medicare

Merupakan produk sabun mandi kesehatan yang diproduksi oleh PT.

Megasurya Mas.

2.2 Merek

Merek adalah suatu nama, istilah, simbol, desain atau gabungan dari

keempatnya, yang mengidentifikasi produk para penjual dan membedakannya dari

produk pesaing. Sehingga masalah merek sebenarnya tidak lepas dari

keanekaragaman produk, kualitas, desain, bentuk produk, kemasan, ukuran dan

pelayanan yang dimiliki perusahaan yang perlu memiliki merek tertentu untuk

(20)

janji penjual untuk secara konsisten memberikan feature, manfaat dan jasa

tertentu kepada konsumen.

Dengan diterapkannya merek yang jelas dari setiap produk yang dihasilkan,

untuk kualitas yang berbeda, desain yang berbeda, dan bentuk yang berbeda

dengan merek-merek yang berbeda pula, akan menentukan posisinya

masing-masing dalam pasar dan sekaligus akan menentukan pula tingkat loyalitas

terhadap merek dari konsumen yang berbeda-beda pula.

Melalui merek yang diketahui dan dikenalkannya atas produk yang

diinginkan, maka konsumen tidak akan sulit untuk mendapatkan produk tersebut

dalam setiap jaringan distribusi yang dimiliki perusahaan. (Marius P. Angipora,

2002)

Beberapa bagian penting yang berhubungan dengan merek adalah sebagai

berikut:

1. Nama merek (Brand Name) adalah sebagian dari merek yang dapat

diucapkan.

Misal : Suzuki, Avan, Chevrolet dan lain-lain.

2. Tanda merek (Brand Mark) adalah sebagian dari merek yang dapat dikenal

namun tidak dapat diucapkan, seperti misalnya lambang, desain, huruf, atau

warna khusus.

Contoh : “tiga berlian” dari Mitsubishi.

3. Tanda merek dagang (Trade Mark) adalah merek atau sebagian dari merek

yang dilindungi oleh hukum karena kemampuannya untuk menghasilkan

sesuatu yang istimewa. Tanda dagang ini melindungi penjual dengan hak

(21)

4. Hak Cipta (Copyright) adalah hak istimewa yang dilindungi oleh

undang-undang untuk memproduksi, menerbitkan dan menjual karya tulis, karya

musik atau karya seni.

(Fajar Laksana, 2008)

2.2.1 Syar at Untuk Memilih Mer ek (Brand)

Bagaimanapun merek/ cap yang telah dipilih mempunyai pengaruh terhadap

kelancaran penjualan atas produk yang dihasilkan, sehingga setiap perusahaan

hendaknya mampu memilih dan menerapkan secara jelas merek/ cap yang dapat

menimbulkan kesan positif. Dengan adanya sejumlah syarat yang perlu

diperhatikan untuk mendaptkan nama merek yang paling efektif dengan memiliki

cirri-ciri sebagai berikut:

- Mudah untuk diucapkan (baik pembeli domestic maupun luar negeri)

- Mudah untuk dikenali

- Mudah untuk diingat

- Menimbulkan kesan positif atau memepunyai konotasi positif

- Tepat untuk promosi (karena memiliki daya tarik)

- Pendek

- Memiliki ciri khas tersendiri

- Menggambarkan produk

- Menggambarkan penggunaan produk.

- Menggambarkan manfaat dari produk.

(22)

- Secara hukum kepentingannya terlindung dengan baik di pasar domestic

maupun pasar manca negara.

Memang harus disadari bahwa tidak ada merek yang mampu menunjukkan

semua syarat dan ciri-ciri diatas, namun satu hal yang paling penting untuk

diperhatikan, bahwa merek yang dimiliki harus dapat dilindungi untuk digunakan

secara eksklusif oleh pemiliknya, kapanpun dan dimanapun. (Marius P. Angipora,

2002)

2.2.2 Pentingnya Mer ek

Bagi perusahaan, mencantumkan merek pada setiap produk yang dihasilkan

akan memiliki fungsi dan kegunaan antara lain:

1. Untuk mempermudah konsumen dalam mengidentifikasikan produk atau

jasa yang amapu memenuhi kebutuhan dan keinginan.

2. Merek/ cap juga dapat membantu dan membuat pembeli lebih yakin dan

percaya akan memperoleh kualitas produk yang sama jika mereka membeli

ulang.

3. Bagi produsen dan penjual pada umumnya, pentingnya merek merupakan

suatu yang dapat diiklankan da akan dikenali konsumen bila sedang dan

akan diperagakan di etalase took atau tempat dan lokasi yang dapat dilihat

oleh masyarakat umum.

4. Merek secara tidak langsung membantu perusahaan mengendalikan pasar,

karena pada dasarnya pembeli atau konsumen tidak mau dibandingkan oleh

(23)

5. Merek mengurangi perbandingan harga dari dua macam barang dengan

merek yang berbeda.

6. Bagi para produsen dan penjual, merek dapat menambah prestise untuk

dibedakan dari komoditi lainnya. Contoh : Dealer mobil merek BMW

merasa prestisenya lebih hebat dibandingkan dengan dealer mobil niaga

lainnya.

(Marius P. Angipora, 2002)

2.2.3 Kesetiaan Mer ek (Brand Loyality)

Loyalitas merek bisa didefinisikan sebagai sikap menyenangi terhadap suatu

merek yang direpresentasikan dalam pembelian yang konsisten terhadap merek itu

sepanjang waktu. Pada brand loyality tidak ada lagi merek yang dipertimbangkan

untuk dibeli selain merek produk yang sering dibelinya.

Terdapat dua pendekatan yang bisa dipakai untuk mempelajari loyalitas

merek, yaitu:

1. Pendekatan instrumental conditioning

Memandang bahwa pembelian yang konsisten sepanjang waktu

menunjukkan loyalitas merek. Perilaku pengulangan pembelian diasumsikan

merefleksikan penguatan atau stimulus yang kuat. Jadi, pengukuran bahwa

seseorang konsumen itu loyal atau tidak dilihat dari frekuensi dan

konsistensi perilaku pembeliannya terhadap suatu merek. Pengukuran

loyalitas konsumen dengan pendekatan ini menekankan pada perilaku masa

(24)

2. Pendekatan yang didasarkan pada teori kognitif

Menurut pendekatan ini, loyalitas menyatakan komitmen terhadap merek

yang mungkin tidak hanya direfleksikan oleh perilaku pembelian yan terus

menerus. Konsumen mungkin sering membeli merek terentu karena

harganya murah, dan ketika harganya naik, konsumen beraril ke merek lain.

(Nugroho J. Setiadi, 2003)

2.3 Per ilaku Konsumen

Pemahaman terhadap perilaku konsumen mencakup pemahaman terhadap

tidakan yang langsung yang dilakukan konsumen dalam mendapatkan,

mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan

yang mendahului dan mengikuti tindakan tersebut. Hal yang hampir sama

diungkapkan oleh Schiffman dan Kanuk (2007) bahwa perilaku konsumen

merupakan studi yang mengkaji bagaimana individu membuat keputusan

membelanjakan sumberdaya yang tersedia dan dimiliki (waktu, uang dan usaha)

untuk mendapatkan barang atau jasa yang nantinya akan dikonsumsi.

Merujuk pada beberapa pengertian tentang perilaku konsumen. Maka

terlihat bahwa memahami perilaku konsumen bukanlah suatu pekerjaan yang

mudah karena banyaknya variabel yang mempengaruhi dan

variabel-variabel tersebut saling berinteraksi. Perilaku konsumen merupakan proses yang

kompleks dan multi dimensional.

Pemahaman terhadap perilaku konsumen ini sangat bermanfaat untuk

kepentingan penyusunan strategi maupun bauran pemasaran. Manfaat lain dari

(25)

perusahaan memahami dengan tepat kebutuhan dan keinginan pelanggannya

sehingga dapat membantunya untuk memuaskan pelanggan, menerapkan konsep

pemasaran dan memperluas legitimasi ke masyarakat. (Tatik Suryani, 2008)

Terdapat lima tahap yang dilalui konsumen dalam proses pembelian, yaitu

pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan

pembelian, dan perilaku pembelian. Model ini menekankan bahwa proses

pembelian bermula sebelum pembelian dan berakibat jauh setelah pembelian.

Gambar 2.1 Proses Keputusan Pembelian

(Sumber: Kottler, 2000 )

1. Pengenalan Masalah (Need recognition)

Proses dimulai saat pembeli menyadari adanya masalah atau kebutuhan.

Pembeli merasakan adanya perbedaan antara yang nyata dan yang

diinginkan. Kebutuhan ini disebabkan karena adanya rangsangan internal

maupun eksternal. Dari pengalaman sebelumnya orang telah belajar

bagaimana mengatasi dorongan ini dan dimotivasi ke arah produk yang

diketahui akan memuaskan dorongan ini.

2. Pencarian informasi (Information search)

Seorang konsumen yang terdorong kebutuhannya mungkin atau mungkin

juga tidak akan mencari informasi lebih lanjut. Jika dorongan konsumen

kuat dan produk itu berada di dekatnya mungkin konsumen akan

membelinya. Jika tidak, kebutuhan konsumen ini hanya menjadi ingatan

saja.

Pengenalan masalah

Pencarian informasi

Evaluasi alternatif

Keputusan Pembelian

(26)

Pencarian informasi terdiri dari dua jenis menurut tingkatannya. Yang

pertama adalah perhatian yang meningkat, yang ditandai dengan pencarian

informasi yang sedang-sedang saja. Kedua, pencarian informasi secara aktif

yang dilakukan dengan mencari informasi dari segala sumber.

3. Evaluasi alternatif (Evaluation of alternative)

Konsumen memproses informasi tentang pilihan merek untuk membuat

keputusan terakhir. Pertama, kita melihat bahwa konsumen mempunyai

kebutuhan. Konsumen akan mencari manfaat tertentu dan selanjutnya

melihat kepada atribut produk. Konsumen akan memberikan bobot yang

berbeda untuk setiap atribut produk sesuai dengan kepentingannya.

Kemudian konsumen mungkin akan mengembangkan himpunan

kepercayaan merek. Konsumen juga dianggap memiliki fungsi utilitas, yaitu

bagaimana konsumen mengharapkan kepuasan produk bervariasi menurut

tingkat alternatif tiap ciri. Dan akhirnya konsumen akan tiba pada sikap ke

arah alternatif merek melalui prosedur tertentu.

4. Keputusan Pembelian

Pada tahap evaluasi, konsumen menyusun merek-merek dalam himpunan

pilihan serta membentuk niat pembelian. Biasanya ia akan membeli merek

yang disukai. Tetapi ada pula faktor yang mempengaruhi seperti sikap orang

lain dan faktor-faktor keadaan yang tidak terduga.

5. Perilaku Sesudah Pembelian

Sesudah pembelian terhadap suatu produk, konsumen akan mengalami

beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan.

(27)

2.4 Rantai Mar kov

Rantai Markov (markov chains) adalah suatu teknik matematika yang biasa

digunakan untuk melakukan pembuatan model (modeling) bermacam-macan

sistem dan proses bisnis. Teknik ini dapat digunakan untuk memperkirakan

perubahan-perubahan di waktu yang akan datang dalam variabel-variabel dinamis

tersebut diwaktu yang lalu. Teknik ini dapat juga digunakan untuk menganalisa

kejadian-kejadian diwaktu-waktu mendatang secara matematis.

Model rantai markov dikembangkan oleh ahli Rusia A. A. Markov, pada

tahun 1906. Penerapan rantai Markov mula-mula adalah pada ilmu-ilmu

penetahuan phisik dan meteorology. Teknik ini mula-mula adalah digunakan

untuk menganalisa dan memperkirakan perilaku partikel-partikel gas dalam suatu

wadah (container) tertutup serta meramal keadaan cuaca. Sebagai suatu peralatan

riset operasi dalam pengambilan keputusan manajerial, rantai Markov telah

banyak diterapkan untuk menganalisa tentang perpindahan merk (brand

switching) dalam pemasaran, perhitungan rekening, jasa persewaan mobil,

perencanaan penjualan, masalah persediaan, pemeliharaan mesin, antrian,

perubahan harga pasar saham dan administrasi rumah sakit.(Enny Ariyani, 2010)

2.4.1 Pr osedur Model Rantai Mar kov

Langkah-langkah atau prosedur proses model rantai Markov ini adalah

sebagai berikut :

1. Menyusun matriks Probabilitas Transisi

Untuk menggambarkan proses Markov, akan disajikan suatu contoh

(28)

probabilitas transisi yang kemungkinan dilakukan para konsumen, yaitu

pergantian dari satu merek ke merek lain. Anggapan bahwa sampel

konsumen terdiri dari kombinasi 1000 responden yang tersebar pada 4

merek yaitu merek A, B, C, dan D. angapan selanjutnya adalah bahwa

sampel tersebut telah mewakili keseluruhan kelompok dalam kesetiannya

terhadap suatu merek dan pola pergantian dari satu merek ke merek lain.

Konsumen berpindah dari satu merek ke merek lain dapat karena

pengiklanan, promosi khusus, harga, ketidakpuasan, dan lain-lain.

Dalam Tabel 2.1, sebagian besar pelanggan yang mula-mula membeli merek

A, tetap memilih merek tersebut pada periode kedua. Meskipun demikian

ada 50 konsumen tambahan dibanding 45 konsumen yang berpindah dari

merek A ke merek-merek yang lain. Tabel 2.1 tidak menjelaskan informasi

yang lengkap, sehingga suatu analisa yang lebih perinci dibutuhkan untuk

mengkuantifikasikan tingkat “mendapatkan” dan “kehilangan” bersih

diantara empat merek. Tanpa tipe analisa ini, tidak akan diketahui berapa

diantara 45 pelanggan yang meninggalkan merek A berpindah ke B, C atau

D, dan sebaliknya tambahan 50 pelanggan ke merek A berasal dari merek B,

C atau D.

Tabel 2.1 Pertukaran-pertukaran Pelanggan Untuk Satu Tahun

Merek Periode Pertama Jumlah Pelanggan

Perubahan Selama Periode Periode Kedua Jumlah Pelanggan Mendapatkan Kehilangan

A 220 50 45 225

B 300 60 70 290

C 230 25 25 230

D 250 40 35 255

1000 175 175 1000

(29)

Atas dasar suatu survei konsumen telah diketahui informasi pola-pola

perpindahan merek seperti dalam Tabel 2.2. Diantara 220 pembeli merek A,

175 pembeli adalah loyal, 20 pembeli berpindah ke merek B, 10 pembeli

berpindah ke merek C dan 15 pembeli berpindah ke merek D. begitu juga,

dari 300 pembeli merek B, 230 tetap setia pada merek B, sedangkan 40

pembeli berpindah ke merek A, 5 pembeli berpindah ke merek C dan 25

pembeli berpindah ke merek D. ini berlaku juga untuk para pembeli merek

C dan D.

Dalam tabel 2.2 diuraikan pula, selain informasi tentang jumlah

“kehilangan” ke merek para pesaing juga informasi jumlah “mendapatkan”

langganan dari merek-merek saingan. Sebagai contoh, merek A kehilangan

45 langganannya, tetapi secara bersamaan mendapatkan 50 langganan dari

merek-merek lain (40 langganan dari merek B dan 10 langganan dari merek

D), sehingga merek A memperoleh tambahan bersih 5 langganan, dan

seterunya. Meskipun kita mempunyai informasi pola perpindahan merek

langganan dalam tabel 2.2 tersebut, tetapi tidak ada perubahan dalam jumlah

merek dan langganan total. Hal ini merupakan karakteristik proses-proses

Markov, yaitu serangkaian perubahan progresif dan saling ketergantungan.

Tabel 2.2 Pergantian Merek – Mendapatkan dan Kehilangan

Merek

Periode Pertama Jumlah Pelanggan

Mendapatkan dari Kehilangan ke Periode Kedua Jumlah Pelanggan

A B C D A B C D

A 220 0 40 0 10 0 20 10 15 225 B 300 20 0 25 15 40 0 5 25 290 C 230 10 5 0 10 0 25 0 0 230 D 250 15 25 0 0 10 15 10 0 255

1000 1000

(30)

Mendapatkan dari

Gambar 2.2 Matriks Probabilitas Transisi

(Sumber: Enny Ariyani, 2010)

Dari data di Tabel 2.2, langkah selanjutnya merubah pergantian merek yang

dilakukan para langganan agar seluruh “mendapatkan” dan “kehilangan”

menjadi bentuk probabilitas transisi. Perhitungan secara matematis adalah

dengan menggunakan matriks probabilitas transisi seperti yang terlihat

dalam Gambar 2.2.

Data ini dapat meramalkan tingkat dimana suatu merek akan mendapatkan

atau kehilangan market sharenya di waktu yang akan datang sehingga

menajemen dapat mengarahkan usaha-usaha promosinya.

(31)

2. Menghitung kemungkinan Market Share di waktu yang akan datang.

Kembali ke contoh, market share untuk merek A, B, C dan D sekarang

adalah 22, 30, 23 dan 25 persen untuk periode pertama. Mnajemen akan

memperoleh manfaat bila mereka mengetahui berapa market sharenya di

periobe waktu yang akan datang. Perhitungan market share yang mungkin

untuk merek A, B, C dan D dalam periode kedua dapat diperoleh dengan

mengalikan matriks probabilitas transisi dengan market share pada periode

pertama:

Dengan cara yang sama maka dapat dihitung periode ketiga, keempat,

kelima dan seterusnya dengan demikian maka perubahan yang terjadi dari

periode ke periode dapat diamati.

3. Menentukan kondisi-kondisi equilibrium

Kondisi equilibrium tercapai bila tidak ada pesaing yang mengubah matriks

probabilitas transisi. Dalam keadaan equilibrium pertukaran para pelanggan

berkenaan dengan retention “mendapatkan” dan “kehilangan” akan statik.

Beberapa prediksi prosentase pasar untuk beberapa periode sampai kondisi

(32)
(33)

Dari tabel 2.3 diperlihatkan bahwa kondisi kemantapan pasar (equilibrium)

tercapai pada periode ke-51 dimana kondisi kemantapan pasar untuk merek

A sebesar 22,8%, merek B sebesar 26,8%, merek C sebesar 23,6% dan

merek D sebesar 26,8%. Dengan mengetahui kondisi kemantapan pasar

tersebut maka masing-masing merek dapat menentukan strategi pemasaran

yang akan dijalankan saat ini.

2.5 Pangsa Pasar

Market share (pangsa pasar) merupakan suatu proporsi atau perbandingan

antara penjualan industri keseluruhan (total) yang dibuat suatu perusahaan

industri. Market share dapat dihitung melalui satuan unit atau moneter.

Market Share = Jumlah penjualan / unit perusahaan

Jumlah penjualan / unit industri

Data pangsa pasar terutama digunakan untuk mengevaluasi kemampuan

pemasaran perusahaan, kenaikan suatu jumlah penjualan juga harus

memperhatikan jumlah penjualan industri. (Husein Umar, 2003)

2.6 Analisa Strength Weakness Opportunities Threats (SWOT)

Suatu perusahaan dapat mengembangkan strategi untuk mengatasi ancaman

eksternal dan merebut peluang yang ada. Proses analisis, perumusan dan evaluasi

strategi-strategi itu disebut perencanaan strategis. Hal ini bertujuan untuk melihat

secara obyektif kondisi-kondisi internal dan eksternal sehingga perusahaan dapat

mengantisipasi perubahan-perubahan yang terjadi.

(34)

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk

merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat

memaksimalkan kekuatan (strenght) dan peluang (opportunities) namun secara

bersamaan meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats).

Penelitian menunjukkan bahwa perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi

faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dengan

analisis SWOT. SWOT adalah singkatan dari lingkungan internal yaitu strength

(kekuatan) dan weakness (kelemahan) serta lingkungan eksternal yaitu

opportunities (peluang) dan threats (ancaman) yang dihadapi dunia bisnis. (Freddy

Rangkuti, 2004)

2.6.1 Matr ik Faktor Str ategi Ek ster nal

Sebelum membuat matrik strategi eksternal, kita perlu mengetahui terlebih

dahulu faktor strategi eksternal (EFAS). Berikut ini cara-cara penentuan faktor

strategi eksternal (EFAS) :

a. Susunlah dalam kolom 1 (ancaman dan peluang).

b. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2 nilai 1,0 (sangat penting)

sampai dengan 0 (sangat tidak penting). Kemungkinan dapat memberikan

dampak terhadap faktor strategis.

c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor skala nilai dari

4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor

tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Pemberian nilai

rating untuk faktor peluang bersifat positif (peluang yang semakin besar

(35)

rating ancaman adalah kebalikannya. Misalnya jika nilai ancaman sangat

besar, nya adalah 1. Sebaliknya jika nilai ancamannya sedikit

rating-nya adalah 4.

d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk memperoleh

faktor pembobotan dalam kolom 4, hasilnya berupa skor/nilai pembobotan

untuk masing-masing faktor.

e. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan faktor-faktor

tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotannya dihitung.

f. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4) untuk memperoleh total skor

bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana

perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis eksternalnya.

Total skor ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan ini

dengan perusahaan lain dalam kelompok industri yang sama.

(Freddy Rangkuti, 2004)

2.6.2 Matr ik Faktor Str ategi Inter nal

Setelah faktor-faktor strategis internal perusahaan diidentifikasikan suatu

tabel IFAS (Internal Strategy Factors Analysis Summary) disusun untuk

merumuskan faktor-faktor strategi internal tersebut dalam kerangka Strength dan

Weakness perusahaan. Tahapnya adalah :

a. Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan perusahaan

(36)

b. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala nilai dari 1,0 (sangat

penting) sampai dengan 0,0 (sangat tidak penting), berdasarkan pengaruh

faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis perusahaan.

c. Hitung rating dalam kolom 3 untuk masing-masing faktor dengan

memberikan skala nilai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor)

berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang

bersangkutan. Variabel yang bersifat positif (semua variabel yang termasuk

kategori kekuatan) diberi nilai +1 sampai dengan +4 (sangat baik) dengan

membandingkan dengan rata-rata industri atau pesaing utama. Sedangkan

variabel yang bersifat negatif adalah kebalikannya.

d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk memperoleh

faktor pembobotan pada kolom 4, hasilnya berupa skor pembobotan untuk

masing-masing faktor.

e. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentara atau catatan mengapa

faktor-faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotannya dihitung.

f. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4) untuk memperoleh total skor

bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana

perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategi internalnya.

Total skor ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan ini

dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama.

(37)

2.6.3 Matr ik Inter nal Ek ster nal

Matrik ini dikembangkan dari model General Electric (GE Model).

Parameter yang digunakan meliputi parameter-parameter kekuatan internal

perusahaan dan pengaruh eksternal yang dihadapi. Tujuan model ini adalah untuk

memperoleh strategi bisnis di tingkat korporat yang lebih detail.

(Freddy Rangkuti, 2004)

Tinggi rata - rata lemah

Captive company atau

divestment

Gambar 2.3 Model Untuk Strategi Korporat

(Sumber : Freddy Rangkuti, 2004)

Diagram tersebut dapat mengidentifikasi sembilan sel strategi perusahaan,

tetapi pada prinsipnya kesembilan sel itu dapat dikelompokkan menjadi tiga

strategi utama, yaitu :

1. Growth strategi yang merupakan pertumbuhan perubahan itu sendiri (sel 1,

2, 5) atau upaya diversifikasi (sel 7 dan 8).

DAYA TARIK INDUSTRI

Tinggi

Sedang

Rendah

(38)

2. Stabilitas strategi adalah strategi yang diterapkan tanpa mengubah arah

strategi yang telah diterapkan.

3. Retrenchement strategi (sel 3, 6, 9) adalah usaha memperkecil atau

mengurangi usaha yang dilakukan perusahaan.

(Freddy Rangkuti, 2004)

2.6.4 Matr ik SWOT

Pada bawah ini merupakan gambaran Matrik SWOT.

IFAS

EFAS

Strength (S)

Tentukan 5 – 10 faktor kekuatan internal

Weakness

Tentukan 5 – 10 faktor kelemahan internal

Opportunities (O)

Tentukan 5 – 10 faktor peluang

eksternal

Str ategi SO Cipakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk

memanfaatkan peluang

Str ategi WO Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk

mengatasi ancaman

Str ategi WT Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman

Gambar 2.4 Matrik SWOT

(Sumber: Freddy Rangkuti, 2004)

1. Strategi SO

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan yaitu dengan

memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang

sebesar-besarnya.

2. Strategi ST

Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan

(39)

3. Strategi WO

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan

cara meminimalkan kelemahan yang ada.

4. Strategi WT

Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha

meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindar ancaman.

(Freddy Rangkuti, 2004)

2.7 Konsep Manajemen Pemasar an

Beberapa ahli memberikan bermacam-macam definisi tentang pemasaran,

antara lain Stanton, ia mengatakan pemasaran meliputi keseluruhan sistem yang

berkaitan dengan kegiatan-kegiatan usaha, yang bertujuan untuk merencanakan,

menentukan harga, hingga mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang

atau jasa yang akan memuasakan kebutuhan pembeli, baik yang aktual maupun

yang potensial.

Jangkauan pemasaran sangat luas, kegiatan tersebut harus dilakukan

bertahap oleh barang dan jasa sebelum sampai ke tangan konsumen, akan tetapi

ruang lingkup kegiatan yang luas itu dapat disederhanakan menjadi 4 (empat)

aspek pemasaran yang lazim disebut sebagai bauran pemasaran (marketing mix)

atau 4 P, dalam pemasaran terdiri dari 4 (empat) komponen, yaitu produk

(product), harga (price), distribusi (place) dan promosi (promotion). Dibawah ini

akan dijelaskan mengenai kebijakan dari 4 komponen tersebut. (Husein Umar,

(40)

2.7.1 Kebijakan Produk

Produk dapat berbentuk fisik atau jasa (layanan). Produk adalah suatu yang

dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, untuk dibeli, digunakan

atau dikonsumsi yang dapat memenuhi suatu keinginan atau kebutuhan. Produk

dapat dibedakan/diklasifikasikan ke dalam beberapa macam, antara lain barang

konsumsi, yaitu barang yang dibeli untuk konsumsi akhir untuk dikonsumsi dan

barang industri, yaitu barang yang dibeli untuk dikelola kembali. (Husein Umar,

2003)

2.7.2 Kebijakan Har ga

Harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat dari

memiliki atau menggunakan produk atau jasa yang nilainya ditetapkan oleh

pembeli dan penjual melalui tawar menawar atau ditetapkan oleh penjual untuk

satu harga yang sama terhadap semua pembeli. Penetapan harga dan persaingan

harga telah dinilai sebagai masalah utama bagi perusahaan. Namun banyak

perusahaan yang tidak menangani harga dengan baik. (Husein Umar, 2003)

2.7.3 Kebijakan Distr ibusi

Sebagian besar produsen menggunakan perantara pemasaranuntuk

memasarkan produk khususnya barang dengan cara membangun suatu saluran

distribusi, yaitu sekelompok organisasi yang saling tergantung dalam keterlibatan

mereka pada proses yang memungkinkan suatu produk atau jasa tersedia bagi

penggunaan atau konsumsi oleh konsumen atau pengguna industrial.saluran

(41)

distribusi. Dalam hal kebijakan distribusi, desain saluran perlu diterapkan.

(Husein Umar, 2003)

2.7.4 Kebijakan Promosi

Promosi yaitu aktivitas yang mengkomunikasikan keunggulan produk dan

membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya.

Perusahaan perlu mengembangkan kombinasi variabel bauran pemasaran

yang terdiri dari empat faktor tersebut. Untuk sampai pada kombinasi bauran

pemasaran tersebut itu, perusahaan mengelola empat sistem yaitu: sistem

informasi pemasaran, sistem perencanaan pemasaran, sistem organisasi pemasaran

dan sistem pengendalian pemasaran.

Pemasaran tidak hanya membicarakan mengenai produk, harga produk dan

mendistribusikan produk tetapi juga mengkomunikasikan produk ini kepada

masyarakat agar produk itu dikenal dan ujung-ujungnya dibeli. Untuk

mengkomunikasikan produk perlu disusun suatu strategi yang sering disebut

dengan bauran promosi (promotion mix) yang terdiri dari empat komponen utama:

periklanan (advertising), promosi penjualan (sales promotion), hubungan

masyarakat (public relation) dan penjualan perorangan (personal selling). (Husein

Umar, 2003)

2.8 Str ategi Pemasar an

Dalam merancang stratesi pemasaran yang unggul dapat dilakukan dengan

(42)

dananya banyak, ada yang sedikit. Menurut konsultan Arthur D. Little, suatu

perusahaan akan menempati satu dari enam posisi kompetitif di pasar sasaran :

- Dominan

Perusahaan ini mengontrol tindakan pesaing lain dan memiliki banyak

pilihan strategi.

- Kuat

Perusahaan dapat melakukan tindakan sendiri tanpa membahayakan posisi

jangka panjangnya dan dapat mempertahankan posisinya dari apapun yang

dilakukan pesaingnya.

- Menguntungkan

Perusahaan memiliki keunggulan yang dapat digunakan untuk strategi

tertentu dan peluangnya cukup baik untuk meningkatkan posisinya.

- Lumayan

Unjuk kerja perusahaan cukup memuaskan untuk bertahan dalam bisnis,

namun tertekan oleh perusahaan dominan dan peluangnya kurang untuk

meningkatkan posisinya.

- Lemah

Unjuk kerja perusahaan ini tidak memuaskan namun masih ada peluang

untuk perbaikan, sehingga perusahaan harus berubah atau ke luar dari pasar.

- Tidak Layak

Unjuk kerja perusahaan tidak memuaskan dan tak ada peluang untuk

perbaikan.

Gambaran lain dapat di dapat dari mengklasifikasikan perusahaan menurut

(43)

penceruk. Misalnya dalam pasar yang ditunjukkan dalam gambar 2.5. Empat

puluh persen pasar dikuasai pemimpin pasar, yang pangsa pasarnya paling besar.

30% dikuasai oleh penentang pasar, peringkat kedua yang berusaha keras

menambah pangsa pasarnya. 20% dikuasai pengikut pasar, peringkat berikutnya

yang puas dengan mempertahankan pangsa pasarnya. Sisa 10% dikuasai penceruk

pasar, yang melayani segmen pasar kecil yang tidak terlayani oleh perusahaan

lain.

40% 30% 20% 10%

Gambar 2.5 Struktur Pasar Hipotesis

(Sumber: Philip Kotler dan A.B. Susanto, 2001)

Pemimpin pasar menghadapi tiga tantangan : memperbesar pasar

keseluruhan, melindungi pangsa pasar dan memperbesar pangsa pasar. Pemimpin

pasar ingin memperbesar pasar keseluruhan karena dia yang paling diuntungkan

dengan penembahan penjualan. Untuk memeperbesar pasar keseluruhan,

pemimpin pasar mencari pemakai baru, penggunaan baru dan lebih banyak

pengguanaan. Untuk melindungi pangsa pasarnya, pemimpin pasar memepunyai

beberapa cara: pertahanan posisisi, pertahanan mendahului, pertahanan serangan

balik, pertahanan bergerak, pertahanan mundur. Pemimpin yang tangguh

melindungi dirinya dengan melakukan segalanya secara benar sehingga tak ada

peluang untuk serangan pesaing. Pemimpin juga dapat mencoba memeperbesar

pangsa pasar. Hal ini dapat dilakukan bila tingkat laba bertambah dengan naiknya

Pemimpin Pasar

Penantang Pasar

Pengikut Pasar

(44)

pangsa pasar dan taktik perusahaan tidak akan mengundang gerakan anti

monopoli.

Penentang pasar adalah perusahaan yang dengan agresif mencoba

memeperbesar pangsa pasar dengan menyerang pemimpin pasar, perusahaan

peringkat dua lainnya, serta perusahaan lebih kecil dalam indurtrinya.

Pengikut pasar adalah perusahaan yang tidak mau menimbulkan

gejolakkarena takut kehilangan lebih banyak. Pengikut buakannya tidak punya

strategi dan mencoba menggunakan kompetensinya untuk ikut aktif dalam

pertumbuhan pasar.

Penceruk adalah peusahaan kecil yang memilih bergerak dalam bagian

khusus pasar tidak menarik perusahaan besar. Penceruk pasar umumnya menjadi

specialis ada penggana akhir, pelanggan khusus, daerah geografis, pelayanan dan

saluran distribusi. Kebanyakan perusahaan kecil dan sedang yang sukses

menggunakan strategi penceruk. (Philip Kotler dan A.B. Susanto, 2001)

2.9 Segmentation Targeting Positioning (STP)

Dalam mendesain suatu strategi pemasaran, hal terpenting yang perlu

dilakukan oleh pemasar adalah penerapan konsep STP (Segmentation, Targeting

and Positionin). Konsep ini saling terkait satu sama lainnya dan perlu dicermati

secara sistematis mulai dari segmentasi, kemudian targeting, dan pada akhirnya

(45)

2.9.1 Segmentation

Para konsumen yang berada dilingkungan pasar tempat perusahaan

beroperasi sangat heterogen. Perusahaan tidak akan mungkin dapat melayani dan

memuaskan semua kebutuhan dan keinginan konsumen yang sangat bervariasi itu.

Untuk menciptakan dan mempertahankan keunggulan bersaingnya, perusahaan

perlu memilih pasar sasaran yang akan dilayaninya sesuai dengan kemampuan

yang dimiliki oleh perusahaan. Inilah sebabnya mengapa penting bagi pemasar

untuk memilah-milah pasar yang heterogen menjadi segmen-segmen yang lebih

homogen. Segmentasi pasar adalah tindakan mengidentifikasi dan membentuk

kelompok pembeli yang berbeda yang mungkin meminta produk dan/atau strategi

pemasaran tersendiri.

Dalam kegiatan bisnis, segmentasi pasar digunakan untuk mendesain

produk-produk yang lebih responsif terhadap kebutuhan pasar, mencari peluang,

merumuskan pesan-pesan komunikasi yang efektif dan efisien, melayani lebih

baik, menciptakan keunggulan bersaing, menganalisis perilaku konsumen, dan

sebagainya. (C.M Lingga Purnama, 2001)

2.9.2 Tar geting

Setelah perusahaan mengidentifikasi peluang segenpasarnya, tahap

selanjutnya adalah mengevaluasi beragam segmen dan memutuskan berapa

banyak dan mana yang akan dibidik. Dalam membidik konsumen, pemasar harus

dapat membedakan pasarnya antara pasar jangka pendek dan pasar masa depan

(46)

- Pasar sasaran jangka pendek dan masa depan

Pasar sasaran jangka pendek adalah pasar yang ditekuni hari ini yang

direncanakan akan dijangkau dalam waktu dekat. Pasar inilah yang

menghasilkan penjualan dalam waktu dekat. Pasar masa depan adalah pasar

tiga atau lima tahun dari sekarang. Mungkin perusahaan harus merubah

produk, mengubah pasar sasaran, menambah atau menguranginya.

- Pasar sasaran primer dan sekunder

Pasar primer adalah sasarn utama produk perusahaan. Mereka terdiri dari

konsumen-konsumen yang sangat penting bagi kelangsungan hidup

perusahaan. Pasar sekunder, sebaliknya, adalag pasar yang terdiri dari pasar

konsumen-konsumen yang sering tidak dianggap penting, tapi jumlahnya

cukup besar.

(C.M Lingga Purnama, 2001)

2.9.3 Positioning

Setelah dilakukan penentuan pasar saaran, langkah selanjutnya adalah

penentuan posisi pasar. Penentuan posisi (positioning) merupakan tindakan untuk

merancang penawaran dan citra perusahaan agar menempati suatu posisi

kompetitif yang berarti dan berbeda dalam benak pelanggan sasarannya. Hal ini

akan membantu konsumen mengenali perbedaan yang pasti diantara produk yang

bersaing sehingga mereka dapat memilih satu yang paling bernilai diantara produk

tersebut. Penentuan posisi pasar menunjukkan bagaimana produk atau merek

(47)

2.10 Populasi dan Sampel, Teknik Sampling, Menentukan Ukuran Sampling

Dalam penelitian ini dikenal istilah populasi, sample, teknik sampling dan

cara menentukan ukuran sampling. Berikut penjelasan dari ketiga hal tersebut.

2.10.1 Populasi dan Sampel

Populasi merupakan (perkembangan) sesuatu hal yang baik subyek

maupun obyek yang umumnya diharapkan berlaku untuk hal itu secara

keseluruhan dan bukan hanya untuk sebagian saja. Untuk sampai ke pengertian

demikian, diperlukan data mentah yang bisa dikumpulkan dengan dua jalan;

misalnya :

a. Semua hasil produksi dari sebuah perusahaan beserta karakteristiknya

yang diperluakan (dalam hal ini keadaan atribut defecnya, dll), yang

diteliti atau dijadikan obyek penelitian.

b. Sebagian saja hasil produksi dari sebuah perusahaan yang diteliti atau

dijadikan obyek penelitian.

Sebagian yang diambil dari populasi disebut sampel. Sampel itu harus

representatif, artinya sampel yang diambil harus memiliki karakteristik yang sama

dengan populasi yang diteliti. (RR. Rochmoeljati, 2008)

2.10.2 Tek nik Sampling

Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel yang akan digunakan

dalam penelitian. Sedangkan sampel itu sendiri adalah sebagian yang diambil dari

(48)

1. Pengambilan sampel secara acak (Probability sampling)

Adalah suatu metode pemilihan ukuran sampel dimana setiap anggota

populasi mempunyai peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota

sampel, sehingga metode ini sering disebut sebagai prosedur yang terbaik.

2. Pengambilan Sampel Non-probabilitas/ Non-acak

Denagn cara ini semua elemen polulasi belum tentu memeiliki peluang yang

sama untuk dipih menjadi anggota sampel. Hal ini terjadi, misalnya kareana

ada bagian tertentu secara sengaja tidak dimasukkan dalam pemilihan untuk

mewakili populasi. Cara ini juga sering disebut sebagai pengembilan sampel

berdasarkan pertimbangan karena dalam pelaksanaanya digunakan

pertimbangan tertentu oleh peneliti.

(Husein Umar, 2003)

Ada empat parameter yang dianggap menentukan apakah sampel cukup

representatif, yaitu :

1. Variabilitas populasi

Parameter ini memberikan tidak seperti parameter yang lain tidak dapat

diatur dan dimanipulasi oleh peneliti, selain itu variabilitas populasi

menunjukkan tingkat keragaman (heterogenitas atau variabilitas) individu

yang merupakan anggota populasi.

2. Ukuran sampel

Makin besar ukuran sampel makin representatif sampel itu sebagai wakil

populasi dan semakin homogen suatu populasi maka sampel yang berukuran

(49)

3. Teknik penentuan sampel

Jika populasi tidak homogen sempurna maka semakin acak sampel dan

sampel itu makin representatif sebagai wakil populasi, karena itu teknik

penentuan sampel perlu dipilih sedemikian rupa sehingga memperoleh

sampel dengan tingkat keacakan yang memadai.

4. Kecermatan memasukkan ciri-ciri populasi

Semakin lengkap ciri-ciri populasi yang dimasukkan dalam sampel maka

semakin representatif sampel tersebut.

(M.T. Safirin, 2002)

2.10.3 Menentukan Ukur an Sampling

Dalam penyebaran kuisioner untuk menentukan jumlah sampel

minimumnya diperoleh dari persamaan yaitu

n > p.q (Zα / 2 /e)2

jika diturunkan :

n >

(

)

2

2 2

/ .

e q p Zα

Dimana : n = jumlah sampel minimum

α = tingkat ketelitian

Z = nilai distribusi normal

e = tingkat kesalahan

p = proporsi jumlah kuisioner yang dianggap benar

q = proporsi jumlah kuisioner yang dianggap salah

(50)

2.11 Penelitian Terdahulu

Judul : Teknik Rantai Markov Dalam Analisa Posisi dan Perpindahan

Fungsi Produk Sejenis Studi Kasus Merek Handphone di Kota Medan

Oleh : A. Jabbar M. Rambe

Meluasnya penggunaan telepon selular, baik di kota-kota besar utama

maupun di kota-kota lainnya di seluruh indonesia, menandakan semakin tingginya

kebutuhan masyarakat akan hubungan telekomunikasi bergerak. Karena

kemudahan dan kecepatan dalam berkomunikasi membuat orang-orang tertarik

untuk menggunakan handphone, ini disebabkan semakin meningkatnya kebutuhan

manusia akan hubungan komunikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

pangsa pasar serta posisi merek handphone. Dimana merek Handphone yang

diteliti yaitu Nokia, Mottorola, Samsung, Siemens dan Ericson. Responden yang

dijadikan sampel sebanyak 300 orang tapi yang dipakai dalam pengolahan data

hanya 295 karenaada kuisioner yang tidak memenuhi persyaratan. Pengolahan

data untuk perpindahan merek handphone digunakan teknik Rantai Markov. Hasil

peramalan pangsa pasar untuk periode 3 didapatkan Nokia menguasai pangsa

pasar sebesar 36,84%, Ericson sebesar 30,69%, Motorolla sebesar 18,29%,

Siemens sebesar 7,83% dan Samsung 6,36%.

(51)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian berada di wilayah Surabaya Timur. Penulis mengadakan

penelitian pada bulan Oktober 2011 sampai dengan November 2011.

3.2 Identifikasi Var iabel dan Atr ibut

Adapun identifikasi variabel dalam penelitian ini adalah:

a. Variabel Terikat

Adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel-variebel bebas. Variabel

terikat dalam hal ini adalah prosentase pangsa pasar. Prosentase yang

dimaksud adalah prosentase yang dikuasai oleh masing-masing produk

b. Variabel Bebas

Adalah variabel-variabel yang mempengaruhi variabel terikat. Variabel

bebas dalam hal ini adalah nilai responden terhadap atribut-atribut sabun

mandi kesehatan. Atribut-atribut tersebut antara lain:

- Image perusahaan

Pandangan masyarakat terhadap perusahaan.

- Menyehatkan badan

(52)

- Membersihkan badan

Adalah kemampuan sabun mandi dalam membersihkan badan dalam

membunuh kuman dan bakteri.

- Kemudahan untuk memperoleh produk

Produk tersebut mudah dibeli atau didapatkan di toko.

- Harga

Harga murah yang diberikan oleh produsen

- Keharuman

Adalah kemampuan sabun mandi membuat badan menjadi harum.

- Iklan

Promosi yang dilakukan perusahaan melalui beberapa media untuk

menarik perhatian konsumen agar membeli produk mereka.

- Kemasan

Adalah pembungkus sabun mandi.

3.3 Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini populasi dan teknik pengambilan sampel yang

digunakan adalah sebagai berikut:

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah para konsumen yang menggunakan

(53)

2. Teknik pengambilan sampel

Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah

random sampling yaitu pengambilan sampel secara acak. Dengan ketentuan

setiap anggota populasi yang dijadikan sampel ketika pada saat

diwawancarai mengaku pernah membeli dan menggunakan produk sabun

mandi kesehatan merek tertentu yang merupakan obyek dalam penelitian

ini.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Dalam kegiatan penelitian ini pengambilan data berasal dari data primer.

Data primer merupakan data yang langsung diambil berdasarkan penelitian

lapangan. Adapun langkah-langkah dalam pengumpulan data tersebut:

1. Pengamatan (observasi)

Observasi ini bertujuan untuk mengamati objek penelitian dan populasi ini

karena peneliti menganggap masih banyak hal yang harus dipahami terlebih

dahulu.

2. Wawancara (interview)

Wawancara merupakan langkah dari penelitian yang berupa penggunaan

proses komunikasi verbal untuk mengumpulkan informasi dari seseorang

(54)

3. Daftar pertanyaan (kuisioner)

Penelitian ini menggunakan kuisioner, yaitu teknik pengambilan data

dengan cara memberikan daftar pertanyaan berupa kuisioner untuk

kemudian diisi oleh responden dengan harapan mereka memberikan respon

(55)

3.5 Langka h-langkah Pemecahan Masa lah

Mulai

Studi pustaka

Perumusan masalah

Tujuan penelitian

Identifikasi variabel

Pengumpulan data Penyusunan kuisioner

Penyebaran kuisioner

Pengembalian kuisioner

Uji kecukupan data

Data cukup?

A Tidak

Ya Survey awal dan pengamatan

Penentuan teknik sampling

(56)

Gambar 3.1 Langkah-langkah Pemecahan Masalah

Penjelasan langkah-langkah pemecahan masalah sebagai berikut:

1. Survey awal dan pengamatan

Dilakukan untuk melihat secara langsung kondisi yang ada di lapangan

sehingga dapat diketahui mungkin atau tidaknya penelitian dilakukan,

hambatan-hambatan yang mungkin timbul, cara mendapatkan data serta

sampel penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian.

A

Perhitungan Marcov Chain : -Menyusun Matriks Probabilitas

Transisi

-Menghitung Kemungkinan

Market Share di Waktu Yang

Akan Datang

-Menentukan Kondisi-kondisi

Equilibrium

Perencanaan strategi pemasaran -Analisa SWOT

Kesimpulan dan saran

Selesai

(57)

2. Studi pustaka

Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data yaitu studi pustaka artinya

dengan cara mempelajari buku-buku literatur yang ada hubungannya dan

menunjang penelitian ini.

3. Perumusan masalah

Pada tahap ini permasalahan yang akan diselesaikan dalam penelitian yaitu

berapa prosentase pangsa pasar yang diraih oleh masing-masing produk

sabun mandi kesehatan di Surabaya Timur dan strategi pemasaran apa yang

harus dilakukan agar produknya tetap kompetitif di pasaran.

4. Tujuan penelitian

Pada tahap ini dilakukan penentuan tujuan penelitian berdasarkan

permasalahan yang dihadapi yaitu untuk mengetahui prosentase pangsa

pasar masing-masing produk sabun mandi kesehatan dan menentukan

strategi pemasaran yang tepat dalam merebut pangsa pasar konsumen.

5. Identifikasi variabel

Setelah menentukan tujuan penelitian kemudian dilakukan identifikasi

variabel yang menjelaskan variabel-variabel yang diteliti.

6. Penentuan teknik sampling

Pada tahap ini dilakukan penentuan teknik sampling yang digunakan dalam

penelitian dimana teknik pengambilan sampling responden dilakukan

Gambar

Gambar 2.1 Proses Keputusan Pembelian
Tabel 2.1 Pertukaran-pertukaran Pelanggan Untuk Satu Tahun
Tabel 2.2 Pergantian Merek – Mendapatkan dan Kehilangan
Gambar 2.2 Matriks Probabilitas Transisi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini, penulis ingin meneliti lebih lanjut tentang software aplikasi untuk identifikasi pola-pola sidik jari seseorang dengan pengolahan citra

[r]

Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 26 responden, yang diberikan kuesioner evaluasi pelaksanaan dan tingkat pengetahuan mahasiswa blok 16 Program Studi

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh struktur modal (DER, DAR, EAR) dan likuiditas (Current Ratio) terhadap kinerja perusahaan dan harga saham pada

Koefisien jalur Variabel Motivasi kerja terhadap Kinerja perawat sebesar 0.695, tanda positif menunjukkan bahwa semakin tinggi motivasi kerja perawat maka berdampak

Jadi dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri prokrastinasi akademik adalah penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas yang dihadapi, keterlambatan dalam

Berdasarkan kajian teori diatas, kesiapan merawat diri yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kondisi yang dimiliki oleh seseorang dalam mempersiapkan diri baik

Dalam Kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan baik berupa moril maupun material, sehingga Penulis dapat menyelesaikan