• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Richard T. Schaefer dan Robert P. Lamm adalah sejumlah besar orang yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Richard T. Schaefer dan Robert P. Lamm adalah sejumlah besar orang yang"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

A. Latar Belakang Masalah

Manusia merupakan mahkluk ciptaan Tuhan yang paling mulia. Manusia lahir dan hidup menjalin hubungan dengan sesamanya dan membentuk kehidupan bersama yang kemudian disebut masyarakat. Masyarakat menurut Richard T. Schaefer dan Robert P. Lamm adalah sejumlah besar orang yang tinggal dalam wilayah yang sama, relatif independen dan orang-orang di luar

wilayah itu, dan memiliki budaya yang relatif sama.1 Selain itu, Syaikh

Taqyuddin An-Nabhani seorang pakar sosiologi memberikan penjabaran tentang definisi masyarakat yaitu "sekelompok manusia bisa disebut sebagai suatu masyarakat apabila mempunyai pemikiran, perasaan, serta sistem atau

aturan yang sama".2

Manusia adalah makhluk sosial yang ada di bumi sehingga hal ini berakibat dari kegiatan kehidupan manusia yang tidak dapat berjalan sendiri. Sehingga, agar kebutuhan dan kepentingan tersebut dapat terlindungi dan

terpenuhi, maka manusia hidup secara berkelompok di dalam masyarakat3.

Selain itu dalam bukunya Sudikno Mertokusumo juga menngatakan bahwa masyarakat adalah salah satu kehidupan bersama yang anggota – anggotanya mengadakan pola tingkah laku yang maknanya dimengerti oleh sesama

1 http://www.apapengertianahli.com/2014/09/pengertian-masyarakat-menurut-para-ahli.html akses

tanggal 18 februari 2015 jam 11.48

2 http://sosialsosiologi.blogspot.com/2012/12/definisi-masyarakat.html akses tanggal 18 februari

2015 jam 11.48

3

(2)

anggota4. Manusia sudah tentu membutuhkan sebuah keteraturan untuk menyesuaikan ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam masyarakat. Aturan yang diciptakan oleh masyarakat harus disepakati dan dilaksanakan demi terciptanya sebuah tatanan masyarakat yang madani.

Indonesia adalah negara hukum yang menjunjung tinggi aturan-aturan dan undang-undang yang dibuat oleh pemerintah. Konsep Negara hukum tertuang dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara RI 1945 (UUD 1945) amandemen ketiga, “Negara Indonesia adalah Negara Hukum”. Konsep negara hukum mengarah pada tujuan terciptanya kehidupan demokratis, dan terlindungi hak asasi manusia, serta kesejahteraan yang berkeadilan. Keberadaan Indonesia sebagai negara hukum memiliki tujuan pokok untuk melindungi hak asasi manusia dan menciptakan kehidupan bagi warga yang demokratis. Dasar filosofi perlunya perlindungan hukum terhadap hak asasi manusia adalah bahwa hak asasi manusia merupakan hak dasar kodrati setiap orang yang keberadaannya harus diakui sejak berada dalam kandungan, dan ada sebagai pemberian Tuhan, sehingga negara wajib melindunginya.

Penerbitan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah proses, cara, perbuatan menerbitkan atau pemunculan atau urusan (pekerjaan dan sebagainya) menerbitkan (buku dan sebagainya).

Pada dunia penerbitan terdapat dua pihak yaitu penulis sebagai pemilik hak cipta dan pihak penerbitan sebagai penerbit. Perlindungan yang terjadi antara kedua belah pihak adalah perlindungan hak cipta yang dimaksudkan

4

(3)

agar hak-hak dan kewajiban kedua belah pihak dapat saling dihargai tanpa adanya pelanggaran. Hak dan kewajiban kedua belah pihak yang dimaksud antara lain royalti, jumlah buku yang akan diterbitkan, hak penerbitan, perbanyakan buku serta jangka waktu perjanjian dan penyelesaian sengketa.

Perlindungan hak cipta yang timbul dilaksanakan didalam perjanjian tertulis serta dengan azas hukum kebebasan berkontrak. Hal ini akan menimbulkan hubungan hukum berupa hak-hak dan kewajiban sehingga melahirkan aturan hukum bagi kedua belah pihak untuk ditaati sebagai bukti tanggungjawab bagi para pihak.

Buku adalah salah satu objek yang dilindungi oleh Undang-Undang Nomor 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta (UU Hak Cipta). Pada pengalihan hak cipta yang dilakukan menimbulkan sebuah perjanjian dimana awal

perjanjian itu timbul sejak tercapainya kata sepakat (consensus), dilaksanakan

dengan itikad baik dan berlakunya asas Pacta Sunt Servanda. Pacta Sunt

Servanda adalah asas hukum yang menyatakan bahwa “setiap perjanjian menjadi hukum yang mengikat bagi para pihak yang melakukan perjanjian. Asas ini menjadi dasar hukum Internasional karena termaktub dalam Pasal 26

Konvensi Wina 1969 yang menyatakan bahwa “every treaty in force is

binding upon the parties to it and must be performed by them in good faith”

(setiap perjanjian mengikat para pihak dan harus dilaksanakan dengan itikad

baik).5 Pengertian asas Pacta Sunt Servanda juga dapat disimpulkan dalam

Pasal 1338 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata)

5

(4)

yang menjelaskan bahwa semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya.

Buku menjadi hal yang sangat berguna untuk perkembangan zaman. Hal ini terjadi karena banyak informasi yang dapat diperoleh dari membaca buku, namun banyak tindakan-tindakan yang dapat melemahkan kreatifitas penerbit agar dapat menghasilkan buku lebih bermutu sebab kurangnya penegakan hukum. Kondisi ini harus diatasi dengan adanya peran serta pemerintah berupa sosialisasi dalam penegakan hukum hak cipta kepada distributor, penjual serta masyarakat.

Banyaknya istilah dalam dunia penerbitan sangat mempengaruhi perkembangan dan konsistensi seorang penerbit serta penulis untuk tetap ada serta dapat berkontribusi dalam dunia penerbitan. Solusi sebagai langkah untuk mengantisipasi hal tersebut adalah dengan mengetahui pengertian yang berkaitan dengan hak cipta yang termuat didalam UU Hak Cipta Pasal 1 ayat (1) yang menyebutkan Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pengaturan Pasal 1 ayat (2) UU Hak Cipta menjelaskan Pencipta adalah seorang atau beberapa orang yang secara sendiri-sendiri atau bersama-sama menghasilkan suatu ciptaan yang bersifat khas dan pribadi. Selanjutnya dalam Pasal 1 ayat (6) UU Hak Cipta menyebutkan penerbit sebagai pelaku pertunjukan yang dijelaskan bahwa seorang atau beberapa orang yang secara

(5)

sendiri-sendiri atau bersama-sama menampilkan dan mempertunjukkan suatu Ciptaan.

Pengertian dari buku tidak terdapat didalam undang-undang tentang hak cipta Indonesia, maka penjelasannya didapat dari pengertian para ahli yaitu Bacon mengatakan bahwa buku teks adalah buku yang dirancang buat penggunaan di kelas, dengan cermat disusun dan disiapkan oleh para pakar atau para ahli dalam bidang itu dan diperlengkapi dengan sarana-sarana

pengajaran yang sesuai dan serasi.6 Buku pada Wikipedia diartikan sebagai

kumpulan kertas atau bahan lainnya yang dijilid menjadi satu pada salah satu ujungnya dan berisi tulisan atau gambar. Setiap sisi dari sebuah lembaran

kertas pada buku disebut sebuah halaman.7 Istilah royalti sering terdapat

dalam dunia penerbitan yaitu imbalan atas pemanfaatan Hak Ekonomi suatu Ciptaan atau Produk Hak Terkait yang diterima oleh pencipta atau pemilik hak terkait yang dijelaskan dalam Pasal 1 ayat (21) UU Hak Cipta.

Semakin banyak tindakan saat ini yang membuat masyarakat perbukuan menjadi resah dan terganggu dimana tindakan yang terjadi bisa dari pihak penerbit atau pencipta sendiri seperti pertanggungjawaban karya cipta, perbedaan persepsi mengenai materi atau isi buku oleh penulis dengan penerbit dan pemesanan yang dilakukan, namun tidak menutup kemungkinan dapat juga terjadi dalam masyarakat umum. Hal ini terjadi karena maraknya pelanggaran yang dilakukan pada karya cipta seperti pembajakan buku dan pendistribusian yang dilakukan bukan sembunyi-sembunyi melainkan

6 Tarigan, H.G dan Djago Tarigan. 1986. Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia. Bandung; Angkasa. 7

(6)

terangan dan terbuka di tempat umum dengan tidak ada rasa ketakutan akan pelanggaran hukum yang telah dilakukan. Tindakan itu seharusnya tidak dilakukan oleh masyarakat karena tidak menghargai karya seseorang dengan hak yang dia miliki, sudah sewajarnya dengan berlakunya UU Hak Cipta kita sebagai masyarakat hukum dan madani menghormati secara moral serta diberikan imbalan ekonomi secara layak dari karya yang ada. Pada Penulisan hukum ini, Penulis melakukan pembatasan pada pengarang yang menerbitkan buku di 3 (tiga) penerbit dan terdapat contoh tindakan wanprestasi pada penerbit lain. Tiga tempat penerbitan yang dimaksud yaitu CV. Andi Offset yang beralamt di Jl. Beo 38-40 Demangan, Sleman, Yogyakarta – 55281, penerbitan Tiara Wacana yang beralamat di Jalan Kaliurang Km. 7,8 Kopen Utama No. 16 Banteng, Sleman dan penerbitan Pustaka Pelajar yang beralamat di Celeban Timur UH III/548, Yogyakarta .

Sehubungan dengan penjelasan kasus dan kejadian yang telah diterangkan, maka penulis memiliki keinginan melakukan penulisan hukum dengan judul “PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN PENERBITAN BUKU DI SLEMAN DAN KOTA YOGYAKARTA ”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, dapat ditentukan perumusan masalahnya adalah sebagai berikut :

(7)

1. Bagaimanakah pelaksanaan perjanjian penerbitan buku di Sleman dan

Kota Yogyakarta?

2. Bagaimanakah bentuk perlindungan hukum terhadap pihak pengarang

pada pembagian royalti dan pengalihan hak cipta dalam perjanjian penerbitan buku di Sleman dan Kota Yogyakarta?

3. Bagaimana penyelesaian sengketa pembagian royalti dan pengalihan hak

cipta dalam perjanjian penerbitan buku di Sleman dan Kota Yogyakarta?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari tindakan penelitian adalah arah yang ingin dicapai oleh penulis di dalam Penulisan Hukum ini meliputi 2 (dua) hal, yaitu :

1. Tujuan Objektif

a. Mengetahui dan menganalisis pelaksanaan perjanjian penerbitan buku

di Sleman dan Kota Yogyakarta.

b. Mengetahui dan menganalisis bentuk perlindungan hukum terhadap

pihak pengarang pada pembagian royalti dan pengalihan hak cipta dalam perjanjian penerbitan buku di Sleman dan Kota Yogyakarta.

c. Mengetahui dan menganalisis penyelesaian sengketa pembagian

royalti dan pengalihan hak cipta dalam perjanjian penerbitan buku di Sleman dan Kota Yogyakarta.

2. Tujuan Subjektif

a. Untuk memperoleh informasi dan data yang akurat terkait dengan

(8)

b. Menjadi bahan di dalam Penulisan Hukum, yang merupakan salah satu mata kuliah wajib di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada.

D. Keaslian Penelitian

Untuk mengetahui keaslian dari penelitian dalam Penulisan hukum ini, Penulis telah melakukan penelusuran kepustakaan di Perpustakaan Hukum Universitas Gadjah Mada. Penulisan hukum dengan judul, “Perlindungan Hukum Terhadap Para Pihak Dalam Perjanjian Penerbitan Buku Di Sleman dan Kota Yogyakarta”, belum pernah dilakukan.

Hasil dari penelusuran kepustakaan, Penulis menemukan beberapa penelitian lain yang membahas terkait dengan penelitian Penulis, yaitu:

1. Penelitian berjudul “Perlindungan Hukum Hak Cipta Terhadap Karya

Cipta Buku Yang Diterbitkan Oleh Penerbit di D.I. Yogyakarta (Studi Kasus Gadjah Mada University Press)”8

yang bertujuan untuk mengetahui bentuk perlindungan hukum yang diberikan hak cipta terhadap penerbit gadjah mada university press, hak dan kewajiban penerbit setelah menerima peralihan hak cipta dari pengarang dan upaya yang dilakukan penerbit untuk mengindari pelanggaran hak cipta atas buku.

Penelitian yang membedakan dengan penulis adalah penulis melakukan penelitian terhadap 3 (tiga ) penerbitan di Sleman dan Kota Yogyakarta dan penulis membahas mengenai perlindungan hukum bukan hanya pada

8 Yustina Dethi Ambarwati, 2005, Perlindungan Hukum Hak Cipta Terhadap Karya Cipta Buku

Yang Diterbitkan Oleh Penerbit DI D.I. Yogyakarta (Studi Kasus Gadjah Mada University Press),

(9)

penerbit yang diberikan hak untuk menerbitkan ciptaan tetapi juga kepada pencipta selaku pemilik hak cipta.

2. Penelitian berjudul “Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Adanya

Perbanyakan, Pengumuman Dan Penerjemahan Buku-Buku Asing Oleh Penerbit Buku Tanpa Izin Di Propinsi D.I. Yogyakarta,”9 yang bertujuan untuk mengetahui prosedur yang seharusnya dilakukan penerbit bila ingin memperbanyak, mengumumkan, menerjemahkan buku karya pencipta asing dan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perbanyakan, pengumuman dan penerjemahan buku asing tanpa izin dinas HAKI di Yogyakarta.

Hal yang membedakan adalah penulisan ini lebih fokus kepada penerbitan buku secara illegal serta faktor yang mempengaruhinya sedangkan penulisan hukum penulis lebih menitikberatkan kepada hak dan kewajiban dari penulis selaku pemegang hak cipta dan penerbit yang secara legal, bentuk dari perlindungan hukum pada para pihak serta penyelesaian sengketa yang didapat dalam pelaksanaan perjanjian penerbitan buku.

3. Penelitian berjudul “Perjanjian Penerbitan Antara Penerbit Dengan

Pemegang Hak Cipta Di Semarang”10

yang bertujuan untuk mengetahui akibat hukum yang ada antara penerbit dengan pencipta, meliputi hak dan kewajiban yang ada pada masing-masing pihak dan kewenangan terhadap

9 Anita Carolina, 2005, Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Adanya Perbanyakan, Pengumuman

Dan Penerjemahan Buku-Buku Asing Oleh Penerbit Buku Tanpa Izin Di Propinsi D.I. Yogyakarta.

Penulisan Hukum bagian Hukum Dagang FH UGM, Yogyakarta

10 Mudzakir, 2012, Perjanjian Penerbitan Anatar Penerbit Dengan Pemegang Hak Cipta Di

(10)

hak cipta yang ada pada pencipta dan penerbit dengan adanya perjanjian penerbitan buku yang bersangkutan dan mengetahui permasalahan hukum dalam penerbitan buku pada penerbit buku di semarang.

Berdasarkan penjelasan diatas pembeda dari penulisan hukum penulis adalah lokasi penelitian yang penulis lakukan yaitu di Sleman dan Kota Yogyakarta dengan 3 (tiga) penerbitan serta adanya penjabaran terhadap penyelesaian sengketa yang terjadi dalam pelaksanaan perlindungan hukum dalam perjanjian penerbitan buku yang telah dibuat.

Setelah melihat penjelasan dari ketiga penulisan hukum diatas, terlihat bahwa penulisan hukum yang dilakukan penulis terlihat perbedaannya, dengan demikian Penulis menganggap bahwa penelitian yang akan Penulis laksanakan adalah asli dan layak untuk diteliti dan dapat dipertanggungjawabkan. Namun, jika terdapat penelitian yang mirip dengan penulisan hukum oleh Penulis, diharapkan penelitian ini dapat saling melengkapi satu sama lain.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian yang dilakukan oleh penulis diharapkan dapat berguna untuk :

1. Bagi Penulis

Penelitian ini akan memberikan manfaat bagi penulis berupa wawasan ilmu pengetahuan, yakni terkait perlindungan hukum terhadap para pihak

(11)

dari penerbitan dalam perjanjian penerbitan buku di Sleman dan Kota Yogyakarta.

2. Bagi Ilmu Pengetahuan

Diharapkan hasil daripada penelitian ini dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan ataupun pemikiran yang bermanfaat bagi kemajuan ilmu pengetahuan, khususnya di dalam perkembangan hukum di Indonesia.

3. Bagi Masyarakat

Khususnya bagi para pelaku usaha penerbitan dan penulis, agar dapat lebih

memahami hak – haknya yang telah dilindungi oleh hukum melalui peraturan perundang – undangan yang berlaku di Indonesia. Sehingga apabila di kemudian hari mengalami hambatan terkait perjanjian dalam

Referensi

Dokumen terkait

Penanganan yang dilakukan juga terdapat kendala-kendala yang bisa menghambat tujuan tersebut, baik yang berasal dari anak jalanan, orang tuanya, serta dari

Pada kondisi bergerak, prosedur tersebut dibutuhkan untuk mempertahankan connection baik dalam sesama sistem WCDMA pada frekuensi yang sama melalui intra frequency

Ide dasar teori ini sangat relevan dengan penelitian peneliti yang menggambarkan tentang penggunaan simbol oleh komunitas Tanah Aksara dalam interaksi sosial, yang

255 Natrium klorida Larutan Infus 0,9 % Steril btl... AN AWAL JUMLAH

Lebih lanjut, jika dibandingkan Kabupaten Purwakarta yang merupakan wilayah dengan jumlah penduduk terendah di Jawa Barat, jumlah penduduk di Kabupaten Bogor lebih tinggi 81,6

Menimbang, bahwa pihak Tergugat/Pembanding melalui kuasanya telah mengajukan Memori Banding tertanggal 30 Agustus 2012 yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Tata

Hasil penelitian memberi kesimpulan bahwa substitusi konsentrat oleh daun kering Kaliandra sampai 20% dalam ransum mempengaruhi kuantitas produksi susu 4% FCM tetapi

Kebutuhan manusia akan rasa aman baik untuk masa sekarang maupun masa yang akan datang tidak akan ada habisnya. Rasa khawatir akan keselamatan hidup, kesehatan, pendidikan