• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

15

Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV SD Negeri Harjosari 2 Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Semester II (genap) tahun ajaran 2013-2014.

Penelitian ini bersubyek pada siswa kelas IV SD Negeri Harjosari 2 Bawen yang terdiri atas 39 amak, terdiri dari 22 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan. Letak sekolahan berdekatan dengan salah satu pabrik besar di Bawen. Latar belakang siswa berbeda-beda, ada yang mampu, sederhana dan kurang mampu. Sebagian besar orang tua siswa bekerja di pabrik yang tidak jauh dari sekolah. Orang tua siswa kurang memperhatikan pendidikan anak dikarenakan kesibukan bekerja. Kurangnya partisipasi dan perhatian orang tua mempengaruhi motivasi belajar siswa sehingga hasil belajar siswa kurang memuaskan.

3.2Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2014:3) variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulanya. Sugiyono mengemukakan lima macam variabel, sebagai berikut: (1) variabel independen; (2) variabel dependen; (3) variabel moderator; (4) variabel intervening; (5) variabel kontrol.

Variabel yang digunakan pada penelitian ini meliputi variabel independen (bebas) dan variabel dependen (terikat). Variabel independen (bebas) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat), sedangkan variabel dependen (terikat) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Veriabel bebas dari penelitian ini adalah model pembelajaran

Problem Based Learning. Problem Based Learning merupakan pembelajaran

(2)

siswa. Proses pembelajaran ini mekankan keaktifan siswa dalam melakukan penyelidikan suatu masalah yang disajikan. Penerapanmodel Problem based

Learning diharapkan dapat meningkatkan hasil dan motivasi belajar siswa pada

mata pelajaran IPA. Adapun langkah-langkah model Problem Based Learning: 1. Mengorganisasikan siswa kepada masalah.

2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar.

3. Membantu penyelidikan mandiri dan kelompok.

4. Mengembangkan dan mempresentasikan hasil karya serta pameran. 5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

Variabel yang terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil dan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Hasil belajar siswa dinyatakan dengan nilai tes. Model Problem Based Learning akan mempengaruhi hasil belajar dan motivasi belajar IPA. Variabel hasil belajar IPA diukur dengan menggunakan instrumen tes, jenis instrumen tes yang digunakan adalah soal pilihan ganda. Sedangkan motivasi belajar diukur dengan menggunakan instrumen angket.

Adapun penjelasan operasional tentang masing-masing variabel penilitian adalah:

a. Model Problem Based Learning merupakan pembelajaran dengan model yang berpusat pada siswa. Pembelajaran yang dimulai dengan pemberian masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Model pembelajaran ini mekankan keaktifan siswa dalam memecahkan masalah.

b. Hasil belajar adalah kemampuan siswa setelah mengikuti pelajaran. Siswa dapat mencapai indikator-indikator yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah dirumuskan dalam RPP.

c. Motivasi belajar adalah dorongan dari diri siswa ntuk ingin tau sebuah materi pelajaran. Dengan motivasi belajar yang baik pasti rasa ingin thau siswa akan bertambah. Rasa ingin tahu tersebut dapat menambah ilmu pengetahuan.

(3)

3.3Rencana Tindakan

Rencana tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan model yang dikemukakan Kemmis dan Mc Taggart dengan beberapa siklus yang menggambarkan adanya empat langkah pada setiap siklus yang meliputi perencanaan, implementasi tindakan, pengamatan dan refleksi.

Gambar 3.1 Penelitian Tindakan Kelas menurut Kemmis dan Mc Taggart

Berdasarkan prosedur penelitian tindakan kelas yang dikemukakan Kemmis dan Mc Taggart,maka pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK) melalui penerapan model Problem Based Learning akan dilaksanakan dalam beberapa siklus sampai motivasi dan hasil belajar peserta didik kelas V SD Negeri Harjosari 2 mencapai indikator kinerja sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh peneliti. Setiap siklus menggambarkan 4 tahapan antara lain:

Perencanaan Refleksi SIKLUS I Implementasidan Observasi Perencanaan Refleksi SIKLUS II Implementasi dan Observasi

?

(4)

Siklus I

a. Tahap perencanaan

Tahap perencanaan dalam penelitian tindakan kelas ini diuraikan sebagai berikut:

1) Identifikasi masalah dan perumusan masalah untuk menyamakan persepsi antara peneliti dan guru kelas tentang model Problem Based

Learning (PBL).

2) Memilih dan menentukan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, dan tujuan pembelajaran dari mata pelajaran IPA yang akan diajarkan pada siklus I.

3) Menyusun dan mengembangkanRencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

4) Menyiapkan materi pembelajaran dan media/ alat peraga pembelajaran.

5) Menyusun lembar kerja kelompok yang digunakan peserta didik untuk eksperimen.

6) Menyusun instrumen tes (soal evaluasi) untuk peserta didik.

7) Menyusun format observasi tindakan untuk mengamati kegiatan pembelajaran.

b. Tahap implementasi dan )bservasi tindakan

Tahap implementasi tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:

1) Implementasi tindakan sesuai dengan yang disusun dalam RPP.

2) Guru memberikan motivasi, apresepsi, dan tujuan pembelajaran sebelum memulai pelajaran.

3) Guru menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan guna menunjang pembelajaran yang akan berlangsung.

4) Peserta didik dibagi menjadi kelompok kecil dengan anggota 4-5 peserta didik dalam setiap kelompok.

5) Guru membagikan lembar kerja kelompok dan alat peraga kepada masing-masing kelompok.

6) Guru membimbing setiap kelompok untuk melakukan percobaan. 7) Setelah bereksperimen, peserta didik dalam kelompok membuat

rangkuman hasil eksperimen.

8) Masing-masing kelompok diminta untuk menyampaikan hasil diskusi dari eksperimen yang dilakukan dan kelompok yang tidak maju memberikan tanggapan.

9) Peserta didik bersama guru membahas hasil diskusi dan membuat kesimpulan bersama.

10) Guru dan siswa bertanya jawab tentang materi yang dipelajari hari ini. 11) Setelah materi selesai siswa diberikan soal evaluasi.

(5)

1) Observer mengamati jalannya pembelajaran untuk menilai kemampuan guru dalam mengelola kelas serta aktivitas peserta didik selama pembelajaran berlangsung.

2) Observer melakukan pengamatan terhadap proses pelaksanaan tindakan dengn mengisi lembar observasi peserta didik dan guru. 3) Observer menilai hasil tindakan sesuai format observasi yang telah

disiapkan dan memberikan kesan pendapat. c. Tahap refleksi

Tahap refleksi dilakukan setelah tahap perencanaan, implementasi, dan observasi dilakukan pada siklus I. Refleksi ini dilakukan untuk mengevaluasi semua hasil yang ditemukan, baik kelemahan dan kelebihan yang muncul pada siklus I, selanjutnya hasil refleksi pada siklus pertaman dijadikan acuan untuk perbaikan pada siklus II.

Siklus II

Siklus II tahap yang dilaksanakan sama seperti di siklus I, tetapi di siklus II dilaksanakan sesuai alokasi waktu yang ditentukan oleh sekolah yaitu hanya dua kali pertemuan. Siklus II merupakan penyempurnaan kelemahan siklus I. Kelemahan akan disempurnakan lagi agar motivasi dan hasil belajar siswa lebih meningkat.

3.4Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 3.4.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknikpengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:

a. Tes

Tes digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar kognitif siswa. Tes sebagai alat pengukuran tercapai atau tidaknya tujuan belajar.menurut Nana Sudjana (1989) ada dua jenis tes, yaitu:

1) Tes uraian

Secara umum tes uraian adalah pertanyaan yang menuntut siswa menjawab dalam bentuk menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan,

(6)

memberikan alasan, dan bentuk lain yang sejenis sesuai denagan tuntutan pertanyaan dengan menggunakan kata-kata dan bahasa sendiri.

2) Tes objektif

Soal-soal bentuk objektif ini dikenal ada beberapa bentuk, yakni jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan pilihan ganda. Kecuali bentuk jawaban singkat, dalam soal bentuk objektif telah tersedia kemungkinan-kemungkinan jawaban (options) yang dapat dipilih.

b. Observasi

Observasi dignunakan untuk mengukur tingkah laku siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Melalui observasi dapat mengetahui kegiatan yang dilakukan siswa dan guru ketika kegiatan belajar mengajar. Observasi dalam penelitan tindakan kelas ini menggunakan observasi langsung.

c. Angket

Alat pengumpulan data berupa pertanyaan tertulis untuk mengetahui tingkat motivasi belajar siswa. Dalam penelitian ini angket digunakan sebagai alat ukur.

3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data

3.4.2.1. Instrumen Pengumpulan Data Model Problem Based Learning

Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motivasi dan hasil belajar IPA pada peserta didik kelas V SDN Harjosari 02. Instrumen pengumpulan data menggunakan lembar observasi yang terdiri dari lembar observasi aktivitas guru. Guana mengukur motivasi belajar menggunakan angket sedangkan untuk mengukur hasil belajar menggunakan butir soal tes.

(7)

a. Lembar Observasi

Kisi-Kisi Lembar Observasi Implementasi PBL Tabel 3.1

No. Tahap Implementasi PBL Jumlah Item Indikator

Nilai Per Indikator 4 3 2 1

1. Mengorganisasikan siswa kepada masalah. 3

2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar. 2

3. Membantu penyelidikan mandiri dan kelompok.

4

4. Mengembangkan dan mempresentasikan hasil

karya serta pameran. 3

5. Menganalisis dan mengevaluasi proses

pemecahan masalah. 3

Jumlah 15

Kriteria penilaian pada lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

a) Sangat baik: 4 b) Baik: 3 c) Cukup: 2 d) Kurang:1

Nilai lembar observasi ini didapat dengan cara menjumlahkan skor jawaban setiap pernyataan, berikut adalah keriteria nilai angket:

a) Sangat baik: 45-60 b) Baik : 35-44 c) Cukup : 25-34 d) Kurang : 15-24 b. Angket

Angket yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini yaitu butir pernyataan atau dukungan sikap diungkapkan dalam skala likert terbagi menjadi dua yaitu, pernyataan mendukung (positif/favorable) dan pernyataan tidak mendukung (negative/unfavorable). Masing-masing penyataan terdapat empat pilihan jawaban, yaitu: SS (sangat setuju), S (setuju), TS (tidak setuju), STS (sangat tidak setuju).

(8)

Kisi-Kisi Angket Motivasi Belajar Tabel 3.2

Aspek Indokator Nomor Item Jumlah

Tekun dan ulet dalam belajar

• Dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama

• Tidak lekas putus asa

• Senang memecahkan masalah soal-soal

5, 7, 9, 10, 14,16,18

7

Belajar secara mandiri

• Belajar tanpa disuruh • Mengerjakan tugas sendiri

2, 3, 6,17 4

Memiliki minat dalam belajar

• Memperhatikan saat kegiatan belajar mengajar

• Menunjukan minat terhadap

macam-macam masalah 1, 4, 13, 19, 20 5 Berprestasi dalam belajar

• Selalu mendapat nilai baik

• Mengumpulkan tugas tepat waktu

8, 11, 12, 15 4

Jumlah 20

Kriteria penilaian pada angket yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

(1) Item Favorable (+)

- Pilihan jawaban Sangat Setuju (SS) mendapat skor Empat (4) - Pilihan jawaban Setuju (S) mendapat skor (3)

- Pilihan jawaban Tidak Setuju (TS) mendapat skor (2)

- Pilihan jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) mendapat skor (1) (2) Item Unfavorable (-)

- Pilihan jawaban Sangat Setuju (SS) mendapat skor (1) - Pilihan jawaban Setuju (S) mendapat skor (2)

- Pilihan jawaban Tidak Setuju (TS) mendapat skor (3)

- Pilihan jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) mendapat skor (4)

Nilai angket ini didapat dengan cara menjumlahkan skor jawaban setiap pernyataan, berikut adalah keriteria nilai angket:

(1) Motivasi tinggi: 46-60 (2) Motivasi sedang: 31-45 (3) Motivasi rendah: 15-30 c. Butir Soal Tes

Jenis tes yang digunakan penelitian ini berbentuk tes formatir berupa pilihan ganda. Instrumen soal digunakan untuk mengukur hasil belajar kognitif siswa.

(9)

Instrumen soal ini diberikan keppada siswa pada akhir siklus. Berikut adalah kisi-kisi soal siklus I dan siklus II:

Kisi-Kisi Instrument Tes Siklus I

Tabel 3.3

SK: 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya / model

Kopetensi Dasar Indikator

Item Soal

Pilihan Ganda Jumlah 6.1.Menganalisis sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model o Mengidentifikasi sifat cahaya yang mengenai berbagai benda (bening, berwarna, dan gelap). o Mendeskripsikan

sifat-sifat cahaya yang mengenai cermin datar dan cermin lengkung (cembung atau cekung). o Menunjukkan contoh

peristiwa pembiasan cahaya dalam kehidupan sehari-hari melalui percobaan.

o Menunjukkan bukti bahwa cahaya putih terdiri dari berbagai warna.

o Memberikan contoh peristiwa penguraian cahaya dalam kehidupan sehari-hari. 1, 3, 8, 9, 20 2, 4, 6, 12, 22, 25 10, 11, 17, 18 5, 7, 15, 19, 21, 23 13, 14, 16, 24 5 6 4 6 4 Jumlah 25

(10)

Kisi-Kisi Instrument Tes Siklus II Tabel 3.4

SK: 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya / model

Kopetensi Dasar Indikator

Item Soal

Pilihan Ganda Jumlah 6.2.Menganalisis

suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya.

o Mendiskripsikan

pengertian periskop, mikroskop, lup, kamera foto, cakram warna, dan teleskop.

1, 3, 14, 18,

21, 22, 25 7

o Menyebutkan kegunaan periskop, mikroskop, lup, kamera foto, cakram warna, dan teleskop.

2, 6, 9, 13, 15

5

o Menentukan alat dan bahan yang sesuai untuk membuat periskop, kelidoskop, dan cakram warna.

4, 5,7, 16, 17,

20, 23 7

o Menguji cara menguji dan menyempurnakan hasil karya/ model yang dibuat.

8, 10, 11, 12,

19, 24 6

Jumlah 25

Instrumen soal dan angket diujikan terlebih dahulu di siswa kelas VI SD Hegeri Harjosari 02 Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang. Data instrumen angket dan butir soal yang telah diujicobakan akan dihitung menggunakan IBM SPSS statistics 20 untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen yang digunakan, karena instrumen yang baik harus valid dan reliabel.

3.4.3 Uji Validitas

Menurut Sugiyono (2014:348) instrumen yang valid berarti alat ukr yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Uji validitas dapat diukur dengan menggunakan IBM SPSS statistics 20.kriteria valid atau tidak validnya butir soal dan angket motivsi belajar sesuai dengan pendapat

(11)

Saifuddin Azwar (2008) yang menyatakan jikasuatu item instrumen dianggap valid jika memiliki angka koefisien corrected item to total correlation ≥0,30, apabila koefisien corrected item to total correlation <0,30 dinyatakan bahwa butir soal dan penyataan anget motivasi tidak valid.

Instrumen butir soal siklus I diujicobakan di kelas VI SD Negeri Harjosari 02 kecamatan bawen Kabupaten Semarang pada tanggal 5 April 2014. Dari 25 soal terdapat 8 butir soal yang tidak valid terdapat pada item soal nomer 10, 12, 13, 17, 21, dan 23. Secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel Hasil Uji Validitas Butir Soal Siklus I Tabel 3.5

Bentuk Instrumen Valid Tidak Valid

Pilihan Ganda 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 14, 15, 16, 18, 19, 20, 22, 24, 25

10, 12, 13, 17, 21, 23

Jumlah 19 6

Pada tanggal 11 April 2014 dilakukan pengujian butir soal siklus II dan angket motivasi belajar. Angket dan instrumen soal diujicobakan di di kelas VI SD Negeri Harjosari 02.

Hasil uji coba instrumen butir soal siklus II didapatkan tujuh butir soal yang tidak valid, yaitu soal nomer 7, 10, 11, 18, 19, 22, dan 24. Angket motivasi siswa yang diuji cobakan ada lima butir soal yang tidak valid, yaitu pernyataan nomer 1, 4, 5, 10, dan 15. Berikut rinciannya:

Tabel Hasil Uji Validitas Butir Soal Siklus II Tabel 3.6

Bentuk Instrumen Valid Tidak Valid

Pilihan Ganda 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 20, 21, 23, 25

7, 10, 11, 18, 19, 22, 24

(12)

Tabel Uji Validitas Pernyataan Angket Motivasi Tabel 3.7

Bentuk Instrumen Valid Tidak Valid

Pernyataan 2, 3, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 16, 17, 18, 19, 20

1, 4, 5, 10, 15

Jumlah 15 5

3.4.4 Uji Reliabilitas

Menurut Nana Sudjana (2013:16) reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam menilaiapa yang dinilainya. Artinya, kapan pun alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama.

Instrumen tes butir soal siklus I,siklus II, dan instrumen angket motivasi yang akan diberikan kepada siswa kelas V SD Negeri Harjosari 02 Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang, akan dilakukan uji reliabilitas. Dalam penelitian ini uji reliabilitas menggunakan IBM SPSS statistics 20. Uji reliabilitas instrumen butir soal dan instrumen angket motivasi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pedoman yang telah dikemukakan oleh Kuder dan Richarson (dalam Sudijono, 2011-259) yang menyatakan apabila koefisien reliabilitas instrumen lebih besar dari 0,70 maka instrumen tersebut dinyatakan sebagai hasil belajar yang memiliki reliabilitas tinggi. Sedangkan, apabila koefisien reliabilitas kurang dari 0,70 maka memiliki reliabilitas rendah. Pengujian reliabilitas menggunakan teknik Alfa Cronbach dengan rumus koefisien Alfa Cronbach:

= − 1 1 −

Dimana:

K = mean kuadrat antara subyek

∑ = mean kuadrat kesalahan S = varians total

Hasil uji reliabilitas instrumen butir soal siklus I dan siklus II diperoleh hasil reliabilitas tinggi, karena hasil uji reliabilitas instrumen butir soal siklus I diperoleh nilai Alfa Cronbach sebesar 0,855 dan siklus II diperoleh nilai Alfa

(13)

Cronbach 0,822. Sedangkan uji reliabilitas pada instrumen angket motivasi didapat nilai Alfa Cronbach sebesar 0,782.

3.4.5 Uji Tingkat Kesukaran

Nana Sudjana (2013:135-137) mengemukakan bahwa asumsi yang digunakan untuk memperoleh kualitas soal yang baik, disamping memenuhi validitas dan reliabilitas, adanya keseimbangan dari tingkat kesulitan saoal tersebut. Tingkat kesukaran soal dipandang dari kesanggupan atau kemampuan siswa dalam menjawabnya. Cara melakukan analisis untuk menentukan tingkat keskaran soal adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

I=

I = indeks kesulitan untuk setiap butir soal

B = banyaknya siswa menjawab benar pada setiap butir soal

N = banyaknya siswa yang memberi jawaban pada soal yang dimaksudkan

Kriteria indeks kesulitan soal adalah, sebagai berikut: 0 – 0,30 = soal kategori sukar,

0,31 – 0,70 = soal kategori sedang, 0,71 – 1,00 = sal kategori mudah.

Uji Tingkat Kesukaran Butir Soal Siklus I

Tabel 3.8

No Tingkat Kesulitan Soal Jumlah

1. Mudah 14

2. Sedang 11

3. Sulit 0

(14)

Uji Tingkat Kesukaran Butir Soal Siklus II

Tabel 3.9

No Tingkat Kesulitan Soal Jumlah

1. Mudah 4

2. Sedang 19

3. Sulit 2

Jumlah 25

Hasil uji tingkat kesukaran soal siklus I dan siklus II dinyatakan oleh tabel. Siklus I terdapat 11 soal sedang dan 14 soal mudah. Sedangkan butir soal siklus II menyatakan ada 3 soal sulit, 19 soal sedang, dan 3 soalmudah.

3.5Indikator Kinerja

Untuk menentukan berhasil atau tidaknya suatu penelitian digunakan indikator sebagai alat pengukur tingkat keberhasilan penelitian. Penelitian ini menggunakan dua indikator kinerja, yaitu:

a. Indikator Proses

Indikator proses di dalam penelitian ini dilihat dari keberhasilan guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan model Problem Based Learning (PBL)

b. Indikator Hasil

Indikator hasil dalam penelitian ini dilihat dari dua aspek yaitu motivasi belajar dan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Secara rinci dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Motivasi Belajar

Penelitian motivasi belajar berhasil jika 70% dari jumlah siswa yaitu mendapatkan nilai angket 40 ≥ x ≥ 60 (dimana x adalah skor angket motivasi masing-masing siswa).

2. Hasil Belajar

Penelitian ini berhasil apabila 80% dari jumlah siswa mendapatkan nilai lebih dari KKM yang telah ditetapkan yaitu 70 saat mengerjakan soal pada siklus I maupun Siklus II.

(15)

3.6Teknik Analisis data

Analisis data menggunakan analisis kuantitatif secara deskriptif. Dengan analisis kuantitatif secara deskriptif penelitian ini akan membandingkan variabel yang akan diteliti dari pra siklus dengan hasil siklus I dan siklus II.

Gambar

Gambar 3.1 Penelitian Tindakan Kelas menurut Kemmis dan Mc Taggart
Tabel Hasil Uji Validitas Butir Soal Siklus I  Tabel 3.5
Tabel Uji Validitas Pernyataan Angket Motivasi  Tabel 3.7

Referensi

Dokumen terkait

Penempatan ini menjadi penting karena proses dalam reaktor kiln berlangsung secara kontinyu serta berlangsung pada suhu yang tinggi sehingga diharapkan refraktori yang

mampu menerapkan matematika, sains alam, dan prinsip rekayasa (engineering principles) untuk menyelesaikan masalah rekayasa kompleks pada proses, sistem pemrosesan,

Bila diaktifkan, Anda harus geser layar, sentuh dan tahan ikon, melihat perangkat, menggambar pola, atau memasukkan PIN numerik atau katasandi untuk membuka kunci layar ponsel dan

You can give your phone a new life by upgrading it to the Jelly Bean (Android 4.1.2). Update Samsung Galaxy Nexus GSM with official ICS 4.0.4 firmware a) Gingerbread root file

Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel tanaman umbi- umbian, sampel akar tanaman umbi dan sampel tanah dari rhizosfer tanaman umbi-umbian yang

Adapun hasil kesimpulan di atas, maka peneliti merumuskan pula saran, guna menjadi pijakan evaluasi dari perusahaan terkait Pengaruh Pendapatan Terhadap Kesejahteraan

Ilmu astronomi berasal dari kata aster yang berar Ɵ bintang disebut juga ilmu falak atau kosmografi ( kosmos = ruang semesta). Ilmu astronomi atau yang lebih dikenal dengan

Pendekatan kontekstual merupakan strategi pembelajaran yang menekankan pada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dengan