• Tidak ada hasil yang ditemukan

BOKS 2 PENELITIAN POLA PEMBIAYAAN (LENDING MODEL) USAHA MIKRO KECIL INDUSTRI KECIL BATU BATA DI SULAWESI TENGGARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BOKS 2 PENELITIAN POLA PEMBIAYAAN (LENDING MODEL) USAHA MIKRO KECIL INDUSTRI KECIL BATU BATA DI SULAWESI TENGGARA"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PENELITIAN POLA PEMBIAYAAN (LENDING MODEL) USAHA MIKRO KECIL “INDUSTRI KECIL BATU BATA DI SULAWESI TENGGARA”

Kesenjangan informasi (asymmetric information) antara produk perbankan beserta persyaratan yang ditetapkan dengan pengetahuan yang dimiliki usaha mikro kecil (UMK) terhadap hal tersebut ditengarai sebagai salah satu dari berbagai penyebab masih belum optimalnya fungsi intermediasi perbankan pada sektor usaha produktif. Di satu sisi, pelaku UMK masih mengalami keterbatasan informasi mengenai pola usaha yang layak dibiayai bank. Ternyata di sisi lain, perbankan juga masih kekurangan informasi tentang komoditi usaha yang potensial untuk dibiayai, sehingga aksesibilitas UMK ke perbankan semakin terkendala. Dalam upaya pengembangan UMK dan peningkatan fungsi intermediasi perbankan, maka penyediaan informasi mengenai pola pembiayaan untuk komoditas/usaha potensial dalam bentuk “model/pola pembiayaan komoditas (lending model)” akan membantu perbankan dalam meningkatkan pembiayaan kepada komoditas/iusaha potensial tersebut sekaligus sebagai rujukan bagi pelaku usaha dalam rangka

pengembangan usahanya.

Menindaklanjuti hal tersebut, Kantor Bank Indonesia Kendari melakukan penelitian Lending Model Usaha Batu Bata di Sulawesi Tenggara. Penelitian ini dimaksudkan untuk memperluas pembiayaan terhadap UMKM sekaligus melengkapi informasi tentang pola pembiayaan komoditas potensial bagi perbankan di daerah. Pemilihan komoditas/usaha batu bata ini dilatarbelakangi oleh adanya fakta bahwa batu bata merupakan merupakan salah satu produk usaha di sektor industri yang telah banyak diusahakan oleh masyarakat dalam skala usaha rumah tangga sehingga merupakan salah satu sumber mata pencaharian masyarakat yang dapat menyerap

tenaga kerja, meningkatkan pendapatan keluarga, dan memberikan multiplier effect pada masyarakat di sekitarnya.

Pembakaran batu bata dengan pola manual tradisional di lokasi survei Industri batu bata, salah satu sumber penghasilan

masyarakat yang masih belum banyak tersentuh perbankan

(2)

49

Penelitian yang dilakukan pada tiga kawasan sentra industri batu bata di Sulawesi Tenggara menunjukkan bahwa akses pengusaha batu bata pada lembaga-lembaga pembiayaan formal seperti bank masih sangat terbatas dikarenakan (i) terkendala pada persyaratan izin usaha, laporan keuangan, dan agunan, (ii) kurangnya informasi mengenai skim-skim kredit yang tersedia, dan (iii) kekuatiran tidak mampu mengembalikan pinjaman karena pola cash inflow usaha batu bata sekitar dua bulanan sementara pinjaman harus dikembalikan setiap bulan.

Berdasarkan teknologi pengolahan bahan baku dan fasilitas yang digunakan (bangsal, alat dan proses pencetakan batu bata, dan tungku pembakaran), pola pengusahaan industri batu bata pada aspek teknis produksi, dapat dipilah menjadi pola manual tradisional, pola manual intensif, dan pola mekanis sederhana. Dalam proses pencetakan batu bata, pola manual tradisional dan pola manual intensif masih menggunakan tenaga manual, sementara teknologi mekanis sederhana sudah menggunakan bantuan mesin. Dengan demikian, pola usaha industri batu bata di lokasi survei lebih lanjut dapat dibagi menjadi pola usaha manual dan pola usaha mekanis sederhana.

Dari aspek keuangan usaha menunjukkan bahwa total biaya investasi yang dibutuhkan industri batu bata pola manual dengan kapasitas produksi 20 m3 per siklus (2 bulan) adalah sebesar Rp17.695.000. Sumber dana investasi berasal dari pinjaman kredit 70% (Rp12.386.500) dan dana sendiri 30% (Rp5.308.500), dengan bunga pinjaman 22% dan jangka waktu pengembalian 2 tahun. Modal kerja yang dibutuhkan adalah sebesar Rp4.493.000 yang dibiayai dari pinjaman kredit 70% (Rp3.145.100) dan biaya sendiri 30% (Rp1.347.900), dengan bunga pinjaman 22% dan jangka waktu kredit selama 1 tahun.

Adapun total biaya investasi yang dibutuhkan untuk industri batu bata pola mekanis sederhana dengan kapasitas produksi 30 m3 per siklus (1 bulan) adalah sebesar Rp109.122.500. Sumber dana investasi berasal dari pinjaman kredit 70% (Rp71.134.000) dan dana sendiri 30% (Rp37.988.500), dengan bunga pinjaman 14% dan jangka waktu pengembalian 2 tahun. Modal kerja yang dibutuhkan adalah sebesar Rp7.502.500 yang dibiayai dari pinjaman kredit 70% (Rp5.251.750) dan biaya sendiri 30% (Rp2.250.750), dengan bunga pinjaman 22% dan jangka waktu kredit selama 1 tahun.

Secara finansial industri batu bata pola manual dinilai layak dilaksanakan dengan kriteria nilai NPV Rp15.079.095, IRR 57,69%, Net B-C Ratio 1,85 dan PBP 2,4 tahun (28.8 bulan). Demikian pula dengan industri batu bata pola mekanis sederhana dinilai layak dilaksanakan dengan kriteria NPV Rp80.516.307, IRR 31,80%, Net B-C Ratio 1,74 dan PBP 4,2 tahun (50,4 bulan).

Pada analisa sensitivitas juga menunjukkan bahwa dengan penurunan pendapatan 10%, atau kenaikan biaya variabel 10%, industri batu bata masih layak dilaksanakan. Demikian juga

(3)

50

dengan penurunan pendapatan dan kenaikan biaya variabel sekaligus masing-masing sebesar 9% untuk pola manual dan sebesar 10% untuk pola mekanis, masih layak dilaksanakan.

Pada pendekatan pembiayaan syariah, secara finansial industri batu bata pola manual dinilai layak dilaksanakan dengan kriteria nilai NPV Rp19.040.871, IRR 55,84%, Net B-C Ratio 2,08 dan PBP 2,11 tahun (25.3 bulan). Demikian pula dengan industri batu bata pola mekanis sederhana dinilai layak dilaksanakan dengan kriteria NPV Rp76.536.172, IRR 34,60%, Net B-C Ratio 1,75 dan PBP 4,0 tahun (48 bulan). Dengan tingkat margin 15,8% untuk kedua pola usaha batu bata, dapat dibayarkan kewajiban kepada shahibul maal (LKS) dan dihasilkan keuntungan yang memadai. Artinya, industri batu bata secara finansial layak dilaksanakan.

Dari aspek sosial ekonomi, pengembangan industri batu bata memberikan manfaat yang positif antara lain tersedianya lapangan kerja, peningkatan pendapatan masyarakat, sumber pendapatan daerah, dan memberikan multiplier effect bagi perekonomian wilayah sekitarnya. Namun dari sisi lingkungan, industri batu bata menimbulkan dampak negatif karena (i) berkontribusi secara langsung pada penebangan pohon dan degradasi hutan, dan (ii) meninggalkan lubang galian yang dalam yang tidak bisa lagi digunakan untuk kegiatan pertanian dalam arti luas. Selain itu, asap dari pembakaran batu bata dapat dipandang sebagai bentuk polusi yang memberi pengaruh kurang baik bagi kesehatan manusia khususnya mereka-mereka yang menghirupnya secara langsung.

Mempertimbangkan kelayakan usaha industri batu bata berdasarkan potensi bahan baku, prospek pasar, aspek produksi, dan aspek financial, maka penelitian ini merekomendasikan kepada perbankan dan instansi pemerintah terkait untuk meningkatkan kerja sama dalam pembinaan dan pengembangan usaha batu bata sesuai tupoksi masing-masing. Untuk meningkatkan akses pengusaha batu bata ke sumber-sumber pembiayaan formal, skim-skim kredit yang ditawarkan hendaknya mempertimbangkan kendala pengusaha batu bata dari segi pemenuhan persyaratan izin usaha, laporan keuangan, dan agunan. Perbankan perlu mempertimbangkan penetapan pengembalian kredit dua atau tiga bulanan sesuai dengan pola cash inflow usaha batu bata. Skim-skim kredit yang tersedia perlu lebih disosialisasikan kepada pengusaha UMKM. Selain itu, pemerolehan izin usaha UMKM perlu dipermudah baik dari sisi prosedur pengurusannya maupun biayanya.

Dalam rangka pembinaan dan pengembangan usaha batu bata, upaya-upaya lain yang perlu dilakukan adalah pendataan, pendampingan untuk pembuatan perencanaan bisnis, pelatihan produksi, market survei dan manajemen keuangan, pendirian Koperasi dan kerja sama kelompok, dan melakukan eksperimen produksi batu bata untuk mendapatkan hasil terbaik. Upaya-upaya ini dapat dilakukan pemerintah bekerja sama dengan universitas dan lembaga-lembaga non-pemerintah. Di samping itu, instansi terkait perlu memperbaiki kondisi jalan ke

(4)

51

sentra-sentra produksi untuk membantu kelancaran pemasaran batu bata, meningkatkan nilai tanah yang sekaligus merupakan nilai agunan pengusaha, dan meningkatkan akses perbankan ke calon-calon debitur pengusaha batu bata.

Hal lain yang penting untuk mendapat perhatian pemerintah adalah perlunya upaya mengurangi dampak negatif usaha batu bata terhadap lingkungan. Penelitian atau eksperimen penggalian tanah yang lebih mempertimbangkan aspek lingkungan dan pemanfaatan lahan bekas galian perlu dilakukan, dan hasilnya disosialisasikan kepada pengusaha batu bata. Langkah-langkah lain yang bisa dilakukan adalah (i) penggunaan bahan campuran yang bisa mempermudah proses pembakaran dan memperingan bobot batu bata, seperti penggunaan sekam, abu gergaji, dan kulit kacang tanah untuk mengurangi tekanan terhadap hutan, (2) mendorong penanaman pohon melalui pola agro-forestry pada usaha tani-usaha tani yang ada di sekitarnya, (3) pengusahaan pohon yang bisa menghasilkan kayu bakar dengan nilai kalorifik yang lebih tinggi dengan jalan memilih spesies pohon yang cocok seperti eucalyptus, dan (4) perlu diaktifkan kembali usaha-usaha aforestasi dan reforestasi dengan menjamin partisipasi masyarakat lokal. Selain itu, pemerintah dan instansi terkait mungkin perlu membuat pola perencanaan tata ruang di sekitar lokasi sentra industri batu bata dengan pertimbangan-pertimbangan komprehensif, terpadu, dan bersifat jangka panjang.

(5)

52

Halaman ini sengaja dikosongkan

Referensi

Dokumen terkait

Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak telah mengutus anggota Forum Anak Horas Tap.Teng ke Surabaya dalam rangka memeriahkannya dengan tema Gesit

Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja manajerial seperti partisipasi anggaran, komitmen organisasi, dan job relevant information telah dilakukan

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah YME atas berkah dan kasih- Nya sehingga dapat diselesaikannya penelitian ini dengan judul “PENGARUH KUALITAS LAYANAN,

Jepang sebagai negara industri memiliki pola strategi dan kebijakan pembangunan industri manufaktur melalui pembinaan Industri kecil yang berpola sejenis koperasi atau

Dari hasil tersebut dapat dijelaskan bahwa pasien hemodialisa dengan akses cimino maupun femoral mengalami tingkat nyeri yang hampir sama yaitu nyeri sedang, sesuai dengan

Simpulan yang dapat diambil adalah penggunaan tepung buah jambu biji merah dalam ransum dengan level 250 ppm mampu meningkatkan pertumbuhan lingkar tulang tibia

1. Untuk mengetahui secara mendalam mengenai pertanggungjawaban pidana anggota militer yang melakukan tindak pidana desersi. Untuk mengetahui upaya anggota militer yang

Sedangkan dalam syaamil Quran ammarah diartikan sebagai menyuruh (2007:242). Kata menyuruh berorientasi kepada perbuatan yang tidak baik.. Kepribadan Ammarah berada di