• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN PROMOSI SEKOLAH SEPAKBOLA NEW PELITA SOLO MELALUI MEDIA DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERANCANGAN PROMOSI SEKOLAH SEPAKBOLA NEW PELITA SOLO MELALUI MEDIA DESAIN KOMUNIKASI VISUAL"

Copied!
152
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR

PERANCANGAN PROMOSI

SEKOLAH SEPAKBOLA

NEW

PELITA SOLO

MELALUI MEDIA DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

Disusun Guna Memenuhi Syarat Untuk Mencapai Gelar Kesarjanaan Seni Rupa Jurusan Desain Komunikasi Visual

Fakultas Sastra Dan Seni Rupa

Oleh :

NURCHOLIS SUGENG RIYANTO

C 0703027

JURUSAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

ii

LEMBAR PERSETUJUAN

Tugas Akhir dengan judul :

PERANCANGAN PROMOSI

SEKOLAH SEPAKBOLA

NEW

PELITA SOLO

MELALUI MEDIA DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji TA Pada tanggal : 27 Juni 2011

Menyetujui,

Pembimbing Tugas Akhir I, Pembimbing Tugas Akhir II,

Jazuli Abdin Munib, S.Sn Hermansyah Muttaqin, S.Sn

NIP. 19750516 200212 1 001 NIP. 19711115 200604 1 001

Koordinator Tugas Akhir

(3)

commit to user

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Diterima dan Disahkan oleh Panitia Penguji dalam Sidang Tugas Akhir Jurusan Desain Komunikasi Visual Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret Pada tanggal

Panitia Penguji

1. Ketua Sidang Tugas Akhir

Andreas S. Widodo, S.Sn, M.Hum (……….………..)

NIP. 1975 1201 200112 1 002

2. Sekretaris Sidang Tugas Akhir

Esty Wulandari, S.Sos, M.Si (……….…)

NIP. 19791109 200801 2 015

3. Pembimbing Tugas Akhir I

Jazuli Abdin Munib, S.Sn (……….)

NIP. 19750516 200212 1 001

4. Pembimbing Tugas Akhir II

Hermansyah Muttaqin, S.Sn (……….)

NIP. 19711115 200604 1 001

Disahkan,

Dekan Fakultas Sastra Ketua Jurusan dan Seni Rupa Desain Komunikasi Visual

Drs. Riyadi Santosa, M.Ed, Ph.D Drs. Mohamad Suharto, M.Sn

(4)

commit to user

iv

PERSEMBAHAN

Dengan tulus kupersembahkan karya sederhana ini untuk :

Bapak dan Ibu tercinta

Yang telah membimbingku dengan sepenuh hati

(5)

commit to user

v

Niat Baik, Do‟a, Usaha, Ikhlas, dan Tawakal

(6)

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini sebagai syarat wajib untuk mencapai

gelar Sarjana Seni Rupa Jurusan Desain Komunikasi Visual.

Terselesaikannya Tugas Akhir ini tentu saja tidak terlepas dari dukungan

berbagai pihak yang telah memberikan saran dan masukan untuk membuat suatu

karya yang lebih baik dan dapat bermanfaat bagi masyarakat. Penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret.

2. Drs. Mohamad Suharto, M.Sn, selaku Ketua Jurusan Desain Komunikasi

Visual.

3. Arief Iman Santoso, S.Sn, selaku Kordinator Program Kolokium dan Tugas

Akhir.

4. Jazuli Abdin Munib, S.Sn selaku Pembimbing I dan Pembimbing Akademik.

5. Hermansyah Muttaqin, S.Sn selaku Pembimbing II.

6. Bambang Purwadi, S.IP, Staf administrasi Jurusan Desain Komunikasi Visual

terimakasih atas segala bantuan dalam menyelesaikan masalah administrasi.

7. L. Agus Saparno selaku pimpinan SSB New Pelita Solo.

8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah mendukung

(7)

commit to user

vii

Penulis berharap penyusunan Konsep Pengantar Tugas Akhir ini dapat

berguna dan bermanfaat, walaupun masih banyak terdapat kekurangan yang harus

diperbaiki. Atas saran dan kritik para pembaca, penulis ucapkan terima kasih.

Surakarta, 27 Juni 2011

(8)

commit to user

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………. i

HALAMAN PERSETUJUAN……….. ii

HALAMAN PENGESAHAN………... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN……… iv

HALAMAN MOTTO………... v

KATA PENGANTAR………... vi

DAFTAR ISI……….. viii

DAFTAR TABEL………. xii

DAFTAR BAGAN……….... xiii

DAFTAR GAMBAR……….. xiv

ABSTRAK……….. xv

ABSTRACT……… xvi

BAB I PENDAHULUAN ……….. 1

A. Latar Belakang Masalah ………... 1

B. Rumusan Masalah ………... 3

C. Tujuan Perancangan ……… 3

D. Target Visual ……….………... 3

E. Target Market dan Target Audience……… 5

F. Metode Pengumpulan Data……… 6

BAB II KAJIAN TEORI ………. 7

A. Desain Komunikasi Visual………... 7

1. Pengertian Desain Komunikasi Visual ………...… 7

2. Sejarah Desain Komunikasi Visual ……… 7

3. Fungsi Desain Komunikasi Visual ………. 9

4. Elemen-Elemen Desain Komunikasi Visual ………..… 10

5. Estetika Desain Komunikasi Visual ………..…. 17

(9)

commit to user

ix

B. Promosi ………... 26

1. Pengertian Promosi ………. 26

2. Tujuan Promosi ………... 27

3. Bauran Promosi (Promotion Mix)………... 29

C. Periklanan ……… 30

1. Pengertian Periklanan ………... 30

2. Tujuan Periklanan ………..… 32

3. Fungsi Iklan ………... 33

4. Kategori Iklan ……….…… 34

5. Sifat Iklan ………... 34

6. Struktur Iklan ………. 35

7. Elemen Iklan ……….…. 36

8. Konsep Iklan ……….…. 38

9. Isi Pesan dari Iklan ………. 38

D. Sekolah dan Sekolah Sepakbola ……….. 39

1. Pengertian Sekolah ……….… 39

2. Jenis-jenis Sekolah ………. 40

3. Sejarah Sekolah di Indonesia ………. 45

4. Sekolah Sepak Bola ………... 50

BAB III IDENTIFIKASI DATA ……… 58

A. Identifikasi Data SSB New Pelita Solo ………….……….. 58

1. Sejarah Berdirinya ………. 58

2. Identitas Perusahaan ……….….. 62

3. Logo Perusahaan ……….…... 64

4. Struktur Organisasi ………... 65

5. Pasar Sasaran ( Target Market) ………...… 66

6. Strategi Pemasaran ………... 67

7. Promosi yang Pernah Dilakukan ... 68

B. Kompetitor ……… 69

1. Sekolah Sepakbola Ksatria ……….. 69

(10)

commit to user

x

C. Analisis SWOT ……….. 75

D. Positioning……….………..…. 79

E. USP ( Unique Selling Preposition) ………….………….… 80

BAB IV KONSEP PEMIKIRAN DESAIN ……… 81

A. Tujuan ………. 81

1. Tujuan Umum ……… 81

2. Tujuan Khusus ………... 81

B. Konsep Kreatif ……….... 81

1. Perancanagan dengan Media Visual ……….. 81

2. Perancanagan dengan Media Grafis ……….. 82

C. Standar Visual ………. 82

1. Logo SSB New Pelita Solo ……… 82

2. Ilustrasi ……….. 87

3. Teks ………... 87

4. Tipografi ……… 89

5. Warna ……… 90

6. Layout……… 92

D. Pemilihan Media ………. 94

1. Media Periklanan Lini Atas (Above-the-line Media) 95

2. Media Periklanan Lini Bawah (Below-the-line Media) 96

E. Penempatan Media ... 99

1. Media Periklanan Lini Atas (Above-the-line Media) 99

2. Media Periklanan Lini Bawah (Below-the-line Media) 100

F. Prediksi Biaya / Budgeting ... 102

BAB V VISUALISASI KARYA ... 104

A. Logo Sekolah Sepakbola New Pelita Solo ... 104

B. Logo Promosi ... 106

C. Iklan Surat Kabar (Koran)... 107

D. Poster …... 109

(11)

commit to user

xi

F. X- Banner ………... 113

G. Brosur ... 115

H. Stationery ……..... 117

1. Kop Surat ... 117

2. Amplop ... 119

3. Kartu Nama ... 121

I. Kostum ... 122

J. Jaket ……... 123

K. T-shirt ….... 125

L. Tas ... 126

M. Handuk ... 127

N. Botol Minum ... 128

O. Gantungan Kunci ... 130

P. Sticker ... 131

Q. Buku Tulis ……... 132

BAB VI PENUTUP ... 134

A. Simpulan ... 134

B. Saran ... 135

DAFTAR PUSTAKA

(12)

commit to user

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Analisis SWOT ……… 77

(13)

commit to user

xiii

DAFTAR BAGAN

Bagan 1. Struktur Organisasi SSB New Pelita Solo……… 66

Bagan 2. Struktur Organisasi SSB Ksatria……….………... 71

(14)

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Logo SSB New Pelita Solo... 64

(15)

commit to user

xv

Perancangan Promosi Sekolah Sepakbola New Pelita Solo Melalui Media Desain Komunikasi Visual

Nurcholis Sugeng Riyanto 1

Jazuli Abdin Munib, S.Sn 2 Hermansyah Muttaqin, S.Sn 3

ABSTRAK

Nurcholis Sugeng Riyanto, 2011. Pengantar Karya Tugas Akhir ini berjudul Perancangan Promosi Sekolah Sepakbola New Pelita Solo Melalui Media Desain Komunikasi Visual. Adapun permasalahan yang diangkat adalah, bagaimana merancang promosi yang efektif dan kreatif agar masyarakat tertarik untuk memilih Sekolah Sepakbola New Pelita Solo sebagai sekolah pilihan mereka. Hal ini bertujuan untuk menarik minat masyarakat agar bergabung dengan Sekolah Sepakbola New Pelita Solo serta membangun citra Sekolah Sepakbola New Pelita Solo di masyarakat khususnya di wilayah Surakarta. Dengan keunggulan yang dimiliki berupa prestasi-prestasi bergengsi yang telah diraih, program pendidikan sepakbola dengan kurikulum yang terstruktur dengan baik, serta memiliki lapangan tempat latihan yang megah dan memenuhi standar, menjadikan Sekolah Sepakbola New Pelita Solo sebagai sekolah sepakbola paling modern di Surakarta. Namun bukan berarti Sekolah Sepakbola New Pelita Solo tidak memerlukan promosi lagi, karena saat ini sekolah sepakbola sejenis banyak bermunculan serta juga melakukan promosi dan beriklan dengan gencar di berbagai media. Agar masyarakat lebih mengenal dan tertarik bersekolah di Sekolah Sepakbola New Pelita Solo maka diperlukan strategi promosi yang tepat untuk menyampaikan pesan maupun informasi menyeluruh tentang Sekolah Sepakbola New Pelita Solo secara jelas dan efektif. Dalam perancangan promosi, media yang digunakan harus relevan serta memperhatikan segmentasi dari pasar yang dituju. Dengan banyaknya sekolah sepakbola sejenis, maka dirasa perlu untuk mengkomunikasikan secara jelas identitas dan citra sekolah agar menempati posisi tertentu dalam masyarakat. Salah satu caranya adalah memunculkan keunikan dan keunggulan-keunggulan yang tidak dimiliki pesaing. Perancangan yang dibuat untuk promosi Sekolah Sepakbola New Pelita Solo ini memiliki tema

“Mainkan Aksimu Tuk Jadi Bintang”, yang mengandung arti mainkan aksi

bermain sepakbolamu untuk menjadi pemain sepakbola profesional atau Bintang Lapangan. Dengan bersekolah dan berlatih sepakbola di Sekolah Sepakbola New

Pelita Solo membuka kesempatan untuk menjadi Pemain sepakbola Profesional atau Bintang Lapangan melalui pelatihan yang intensif.

¹ Mahasiswa jurusan Deskomvis. Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS dengan NIM. C 0703027

² Dosen Pembimbing I

(16)

commit to user

xvi

Promotion Design of New Pelita Solo Soccer Schools

Through the Visual Communication Design Media

Nurcholis Sugeng Riyanto 1

Jazuli Abdin Munib, S.Sn 2 Hermansyah Muttaqin, S.Sn 3

ABSTRACT

Nurcholis Sugeng Riyanto, 2011. The final assignment is entitled Promotion Design of New Pelita Solo Soccer School‟s Through the Visual Communication Design Media. There are problems was raised is how to design effective and creative promotions for the public interest to select New Pelita Solo Soccer School as a school of their choice. It aims to attract people to join in a New Pelita Solo Soccer School and build the image of it in the public, especially in regions of Surakarta. With excellence such as, prestigious achievements that have been reached, soccer education programs with good structured curriculum, and has a magnificent training places and meet the standards, make New Pelita Solo Soccer Schools as the most modern soccer school in Surakarta.But that does not mean New Pelita Solo Soccer Schools no need promotion anymore, because at this time soccer school like many emerging and also doing intensively promotions and advertising in various media. For public more familiar and interested schooling in the New Pelita Solo Soccer Schools then it needs the proper promotions strategy to submit the message as well as a comprehensive information about the New Pelita Solo Soccer Schools in clearly and effectively. In designing promotions, the media used must be relevant and with regard to segmentation of the target market. With so many similar soccer schools, then it is necessary to clearly communicate the identity and image of the school to occupy a certain position in society. One way is to appear uniqueness and excellences that are not owned competitors. The design is made for the promotions of New Pelita Solo Soccer School has a theme "Play Your Actions to be a Star", which means playing your football action to be a professional football player or football stars. With school and football practice at New Pelita Solo Soccer Schools, opens the opportunity to become a Professional Soccer Player or a Star Field through intensive training.

¹ Student majoring in Visual Communication Design of Letters and Fine Arts Faculty of UNS with NIM. C 0703027

(17)

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah Sepakbola atau yang lebih dikenal sebagai SSB merupakan

sebuah lembaga pendidikan dan pelatihan yang dilakukan diluar pendidikan

formal. Pendidikan yang diberikan di dalamnya tentu saja pendidikan yang

berhubungan dengan sepak bola. Tujuan dari Sekolah Sepakbola sendiri adalah

melatih, mendidik, dan membimbing murid-muridnya secara intensif untuk

dijadikan individu yang berkompentensi dalam sepakbola, dengan harapan setiap

murid nantinya dapat menjadi pemain sepak bola profesional yang memiliki

kemampuan atau skill diatas rata-rata.

Sekolah Sepakbola di Indonesia sudah berkembang sangat pesat, dan

sudah banyak jumlahnya. Jumlahnya mungkin bisa melebihi jumlah klub-klub

sepakbola yang ada di Indonesia. Di setiap klub sepakbola biasanya ada sekolah

sepakbolanya, hal ini memudahkan sebuah klub untuk menyeleksi pemain baru

untuk regenerasi klub. Namun tidak menutup kemungkinan sebuah klub

sepakbola merekrut pemain baru dari Sekolah Sepakbola lain.

Di kota Solo sendiri keberadaan Sekolah Sepakbola juga cukup banyak.

Yang cukup familiar di masyarakat antara lain adalah SSB Bonansa, SSB Ksatria,

SSB Putera Solo, dan SSB New Pelita Solo, mereka dikenal karena eksistensi dan

prestasi yang mereka raih dalam dunia sepakbola. Obyek yang kemudian diambil

oleh penulis adalah SSB New Pelita Solo yang menurut penulis merupakan

Sekolah Sepakbola yang cukup potensial untuk diteliti diantara Sekolah

(18)

commit to user

Sepakbola lainnya di kota Solo. Dengan semakin banyaknya sekolah sepakbola

yang berdiri khususnya di daerah Solo, mendorong para pemilik Sekolah

Sepakbola untuk meningkatkan kualitas baik dengan mengadakan event-event

sepakbola, mengikuti berbagai kompetisi dan berusaha menjadi juara yang

kemudian secara tidak langsung akan mendongkrak nama dan popularitas Sekolah

Sepakbola tersebut. Sarana dan prasarana juga ditingkatkan, seperti perbaikan

lapangan atau sarana pendukung lainnya agar semua pemain merasa nyaman

dalam latihan. Selain semua hal di atas, promosi juga dilakukan untuk

meningkatkan jumlah peminat yang akan mendaftar pada sekolah mereka. Tak

terkecuali yang dilakukan oleh Sekolah Sepakbola New Pelita Solo agar lebih

dikenal oleh masyarakat.

Pemilihan judul “Perancangan Promosi Sekolah Sepakbola New Pelita

Solo Melalui Media Desain Komunikasi Visual” mengandung arti merancang

suatu promosi yang didalamnya membentuk visual branding yang meliputi media

penunjang (stationery), media publikasi (publication), serta merchandise yang

dikomunikasikan secara visual guna menarik minat masyarakat, membangun

identitas atau image yang bertujuan membentuk karakteristik SSB New Pelita

(19)

commit to user

B. Rumusan Masalah

Mengacu pada batasan masalah tersebut diatas, maka rumusan masalah

yang diajukan adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana memperkenalkan keberadaan ”SSB New Pelita Solo” melalui

media promosi yang tepat ?

2. Bagaimana merancang strategi yang tepat yang digunakan untuk

mempromosikan ” SSB NewPelita Solo” ?

C. Tujuan Perancangan

Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:

1. Memperkenalkan “SSB New Pelita Solo” ke masyarakat luas dengan

menciptakan gagasan-gagasan dengan tema yang tepat kemudian

menterjemahkannya dalam suatu tampilan visual.

2. Menciptakan strategi promosi yang kreatif, efektif, efisien dan komunikatif

dengan cara memberitahukan dan menyebarkan informasi, berita, pesan, ide

melalui media komunikasi visual yang di dalamnya dapat mewakili

keseluruhan informasi yang benar mengenai “SSB New Pelita Solo”,

khususnya media cetak dan media luar ruang.

D. Target Visual

Dalam perancangan target visual, penggunaan media harus diupayakan

agar pesan-pesan dapat dikomunikasikan dengan baik kepada segenap khalayak.

Untuk itu diperlukan gagasan ide yang unik dan kreatif. Hal ini sangat

(20)

commit to user

media komunikasi dapat dieksploitasi secara efektif. Promosi iklan harus

direncanakan dan dilaksanakan secara serius dengan strategi yang tepat.

Media-media yang akan digunakan dalam promosi periklanan ini adalah

sebagai berikut :

1. Media penunjang (Stationery):

a. Kop surat (letterhead)

b. Amplop surat (envelope)

c. Kartu nama (name card)

2. Media publikasi (Publication):

a. Brosur

b.Iklan Surat Kabar

c. Poster

d.X-banner

e. Leaflat

3. Merchandise

a. Sticker

b.Gantungan kunci

c. Buku Tulis

d.Botol Minum

e. Tas

f. T-shirt

g. Kostum

h.Jaket

(21)

commit to user

E.

Target Market

dan

Target Audience

1. Target Market

Dalam hal ini yang menjadi target market adalah :

a. Geografi : Surakarta dan sekitarnya

b. Demografis

1) Jenis Kelamin : Pria

2) Usia : 8 - 14 tahun

3) Pendidikan : SD - SMP

4) Status Ekonomi : Menegah dan menengah keatas

5) Golongan : Untuk semua ras, suku, dan agama

2. Target Audience

Psikografi

a. Orang tua yang menginginkan bakat olah raga sepakbola anaknya

tersalurkan di luar pendidikan formal.

(22)

commit to user

F. Metode Pengumpulan Data

1. Metode Wawancara

Wawancara adalah usaha untuk mengumpulkan data atau informasi

dengan cara mengajukan pertanyaan kepada narasumber. Wawancara

dilakukan dengan pemilik Sekolah Sepakbola, Pelatih, para staf dan karyawan,

orangtua siswa serta siswa dari SSB New Pelita Solo untuk memperoleh

informasi atau data yang diperlukan.

2. Metode Observasi

Observasi adalah pengumpulan dengan cara mengamati segala kegiatan

yang dilakukan oleh SSB New Pelita Solo. Observasi ini diamati berdasarkan

sejauh mana konsumen dan masyarakat mengetahui keberadaan SSB New

Pelita Solo itu sendiri.

3. Metode Studi Pustaka

Metode ini dilakukan dengan jalan membaca buku-buku referensi tentang

obyek yang akan diteliti sesuai dengan daftar rumusan masalah. Hal ini

dilakukan untuk melengkapi data-data yang telah didapat dari wawancara

maupun obsevasi. Salah satu sumber pustaka yang menjadi studi penulis adalah

(23)

commit to user

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Desain Komunikasi Visual

1. Pengertian Desain Komunikasi Visual

Desain komunikasi visual adalah ilmu yang mengembangkan bentuk

bahasa komunikasi visual berupa pengolahan pesan-pesan untuk tujuan sosial atau

komersial, dari individu atau kelompok lainnya. Pesan dapat berupa informasi

produk jasa atau gagasan/pikiran yang disampaikan kepada target audience,

dalam upaya peningkatan usaha penjualan, peningkatan citra usaha/perusahaan,

atau informasi dan publikasi/kampanye program pemerintah (Fakultas Seni Rupa

dan Desain ITB, 2005).

Sementara itu Christie Suharto Cenadi mendefinisikan desain komunikasi

visual adalah desain yang mengkomunikasikan informasi dan pesan yang

ditampilkan secara visual (1999:3). Desainer komunikasi visual berusaha untuk

mempengaruhi sekelompok pengamat. Mereka berusaha agar kebanyakan orang

dalam target group (sasaran) tersebut memberikan respon positif kepada pesan

visual tersebut. Oleh karena itu desain komunikasi visual harus komunikatif, dapat

dikenal, dibaca dan dimengerti oleh target group tersebut.

2. Sejarah Desain Komunikasi Visual

Sejak jaman prasejarah manusia telah mengenal dan mempraktekkan

komunikasi visual. Bentuk komunikasi visual pada jaman ini antara lain adalah

piktogram yang digunakan untuk menceritakan kejadian sehari-hari pada jaman

gua. Dalam kesehariannya orang pada jaman ini, peranan komunikasi dan

(24)

commit to user

pertukaran ide melukiskan penggunaan simbol dalam bentuk gambar sederhana,

seperti yang ditemukan pada dinding gua di Lascaux. Selain itu bangsa Sumeria,

Cina, Aztec dan Maya menggunakan gambar untuk menggambarkan seluruh

kata-katanya, yang berkembang menjadi huruf yag berupa gambar (pictogram), huruf

yang berupa lambang (ideogram) yang menjadi cikal bakal terbentuknya abjad

secara sempurna (Christie Suharto Cenadi, 1999:2).

Pada buku-buku berbentuk gulungan yang ditemukan di Mesir, merupakan

gambar-gambar yang menceritakan kematian, sihir dan erotika Mesir Kuno. Di

Roma sesudah abad ke-4, naskah-naskah kuno yang dikenal dengan nama Iliav

dan Vergil Vatican, merupakan gambar yang mudah dimengerti. Cina sebagai

pioner pembuat kertas dan cetak wood block, yang mengawali membuat gambar

melalui metode cetak wood block untuk penyebaran ajaran Bhudis yang dikenal

dengan Diamond Sutra (868 SM). Sedangkan penggunaan metode cetak dalam

memproduksi buku-buku keagamaan di Eropa baru dimulai pada sekitar tahun

1420 M (Rusmadi,2000:1).

Pada tahun 1423 M, Laurens Janszoon Koster menemukan sistem cetak

dengan menggunakan metode huruf-huruf lepas kemudian disempurnakan oleh

Peter Schoffer pada tahun 1456. Pada tahun 1798 Alays Senefelder

memperkenalkan teknik cetak datar atau lithography, yang merupakan cikal bakal

metode offset yang ada sekarang, sehingga memungkinkan lebih berkembangnya

informasi yang sempurna, seperti media massa, buku, poster, iklan dan sebagainya

(Rusmadi,2002:2).

Desain Komunikasi Visual (DKV) sebagai istilah mulai muncul pada

(25)

commit to user

tahun 1983, dan mencakup bidang yang lebih luas dan tidak terbatas pada hal-hal

yang bersifat grafika, sebab berurusan dengan komunikasi yang beragam lewat

bahasa visual. Medianya bisa apa saja seperti advertising, ilustrasi, fotografi,

infographics, termasuk juga graphic desain. Sekarang lebih marak lagi dengan

interactive design, web design, game design dan lain-lain (Herlianto, 2003:23).

3. Fungsi Desain Komunikasi Visual

Dalam perkembangannya, desain komunikasi visual mempunyai tiga

fungsi dasar, yaitu sebagai sarana identifikasi, sebagai sarana informasi dan

intruksi, dan yang terakhir sebagai sarana presentasi dan promosi (Christie

Suharto Cenadi,1994:4).

a. Desain Komunikasi Visual sebagai sarana identifikasi

Fungsi dasar yang utama dari desain komunikasi visual adalah

sebagai sarana identifikasi. Identitas seseorang dapat mengatakan tentang

siapa orang itu, atau dari mana asalnya. Demikian juga dengan suatu benda

atau produk, jika mempunyai identitas akan dapat mencerminkan kualitas

produk itu dan mudah dikenali, baik oleh produsennya maupun

konsumennya.

b. Desain Komunikasi Visual sebagai sarana informasi dan instruksi

Sebagai sarana informasi dan instruksi, desain komunikasi visual

bertujuan menunjukkan hubungan antara suatu hal dengan hal yang lain

dalam petunjuk, arah, posisi dan skala; contohnya peta, diagram, simbol dan

penunjuk arah. Informasi akan berguna apabila dikomunikasikan kepada

orang yang tepat, pada waktu dan tempat yang tepat, dalam bentuk yang

(26)

Simbol-commit to user

simbol yang kita jumpai sehari-hari seperti tanda dan rambu lalu lintas,

simbol-simbol di tempat umum seperti telepon umum, toilet, restoran dan

lain-lain harus bersifat informatif dan komunikatif, dapat dibaca dan

dimengerti oleh orang dari berbagai latar belakang dan kalangan.

c. Desain Komunikasi Visual sebagai sarana presentasi dan promosi

Tujuan dari desain komunikasi visual sebagai sarana presentasi dan

promosi adalah untuk menyampaikan pesan, mendapatkan perhatian (atensi)

dari mata (secara visual) dan dapat membuat pesan tersebut dapat diingat;

contohnya poster. Penggunaan gambar dan kata-kata yang diperlukan sangat

sedikit, mempunyai satu makna dan mengesankan. Umumnya untuk

mencapai tujuan ini, maka gambar dan kata-kata yang digunakan bersifat

persuasif dan menarik, karena tujuan akhirnya adalah menjual produk atau

jasa.

4. Elemen-Elemen Desain Komunikasi Visual

Untuk dapat berkomunikasi secara visual, seorang desainer harus mampu

menguasai elemen-elemen untuk menunjang desain tersebut. Elemen-elemen yang

sering digunakan dalam desain komunikasi visual antara lain adalah tipografi,

ilustrasi, fotografi dan simbolisme (Dunlop, Julia and Patricia Schreiber,1994:x).

Elemen-elemen ini bisa digunakan sendiri-sendiri, bisa pula digabungkan.

a. Tipografi

Dalam dunia desain grafis, segala sesuatu yang berhubungan dengan

pengolahan bahasa dalam bentuk teks atau sejenisnya dikenal dengan istilah

tipografi, yaitu sebuah kajian ilmu yang membahas berbagai unsur dan

(27)

commit to user

sifat, karakter, dan fungsi huruf, termasuk penerapannya dalam desain dan

lain sebagainya ditinjau dari segi visual dan estetisnya. (Danton Sihombing,

2001:91).

Tipografi merupakan hal yang sangat penting dalam dunia desain

grafis, khususnya di bidang desain cetak. Frank Jefkins dalam buku

Periklanan” berpendapat : “Tipografi adalah seni memilih huruf dari

ratusan jumlah rancangan atau desain jenis huruf yang tersedia;

menggabungkannya dengan jenis huruf yang berbeda; menggabungkan

sejumlah kata yang sesuai dengan ruang yang tersedia; dan menandai naskah

untuk typesetting, menggunakan ketebalan dan ukuran huruf yang berbeda.”

Ada yang berpendapat bahwa : “Tipografi merupakan representasi

visual dari sebuah bentuk komunikasi verbal dan merupakan properti visual

yang pokok dan efektif”.

Tipografi digunakan sebagai metode untuk menerjemahkan

kata-kata/lisan ke dalam bentuk tulisan/visual. Fungsi bahasa visual ini adalah

untuk mengkomunikasikan ide, cerita dan informasi melalui segala bentuk

media, mulai dari label pakaian, tanda-tanda lalu lintas, poster, buku, surat

kabar dan majalah. Pekerjaan dalam tipografi dapat dibagi dalam dua

bidang, tipografer (penata huruf) dan type designer (desainer huruf).

Seorang tipografer berusaha untuk mengkomunikasikan ide dan emosi

dengan menggunakan bentuk huruf yang telah ada. Karena itu seorang

tipografer harus mengerti bagaimana orang berpikir dan bereaksi terhadap

suatu image yang diungkapkan oleh huruf-huruf. Pekerjaan seorang

(28)

commit to user

detail. Sedangkan seorang desain huruf lebih memfokuskan untuk

mendesain bentuk huruf yang baru. (Christie Suharto Cenadi, 1999:5).

Huruf diberi nama dengan nama penemunya. Gromendel membagi

huruf-huruf menjadi 5 kelompok :

1) Roman

Sifatnya serius.

Kaitnya melengkung.

Contoh : Times New Roman.

2) Bodoni

Sifatnya semi serius, agak kaku.

Kaitnya tegak lurus.

Contoh : Bodoni MT Condensed.

3) Egyptyan

Kesannya misterius, keras, tegas.

Kaitnya tebal.

Contoh : Rockwell

4) Sans Serif

Kesannya ringan, santai.

Tanpa kait.

Contoh : Arial

5) Dekoratif

Kesannya feminim, lembut, luwes.

Banyak variasinya

(29)

commit to user

b. Ilustrasi

Ilustrasi (Illustration) sendiri berasal dari bahasa latin “illustre” yang

artinya menerangkan. Bentuk ilustrasi dapat berupa gambar, simbol, relief,

bahkan musik yang memiliki tujuan untuk mengkomunikasikan atau

menjelaskan sesuatu. (Sigit Santosa, 2002:57). Ilustrasi secara sederhana

adalah berupa gambar atau lukisan yang berfungsi sebagai bentuk pesan

atau komunikasi yang bersifat visual. (Dunlop, Julia and Patricia Schreiber,

1994:73). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ilustrasi memiliki definisi:

(1) Gambar (foto, lukisan) untuk memperjelas isi buku, karangan, dan

sebagainya. (2) Gambar, desain, atau diagram untuk menghias halaman

(sampul dan sebagaiya). (3) Penjelasan tambahan berupa contoh, bandingan,

dan sebagainya untuk lebih memperjelas paparan (tulisan, dan sebagainya).

(Tim, 1989). Dalam pengertian yang lebih luas, sebagai wujud ilustrasi

dapat berupa gambar, tulisan, ucapan, gerak (tari), bunyi (musik) dan

sebagainya. (Rusmadi: 1999:2)

Secara spesifik, pembuatan ilustrasi memiliki tujuan dan fungsi

sebagai berikut :

1) Untuk menggambarkan suatu produk atau suatu ilusi yang belum

pernah ada.

2) Menggambarkan kejadian atau peristiwa yang agak mustahil, bahkan

mustahil sama sekali.

3) Mencoba menggambarkan ide abstrak.

4) Memperjelas komentar, biasanya komentar editorial, dapat berbentuk

(30)

commit to user

5) Memperjelas suatu artikel untuk berbagai bidang pekerjaan.

6) Membuat corak tertentu pada suatu tulisan yang menggambarkan masa

atau zaman pada saat tulisan tersebut dibuat. (Artini Kusmiati,

1999:47).

7) Menggambarkan sesuatu secara rinci.

Seorang ilustrator seringkali mengalami kesulitan dalam usahanya

untuk mengkomunikasikan suatu pesan menggunakan ilustrasi, tetapi jika ia

berhasil, maka dampak yang ditimbulkan umumnya sangat besar. Karena itu

ilustrasi harus dapat menimbulkan respon atau emosi yang diharapkan dari

pengamat yang dituju. Ilustrasi umumnya lebih membawa emosi dan dapat

bercerita banyak dibandingkan dengan fotografi, hal ini dikarenakan sifat

ilustrasi yang lebih hidup, sedangkan sifat fotografi hanya berusaha untuk

merekam moment sesaat. (Christine Suharto Cenadi, 1999:7).

c. Fotografi

Istilah fotografi didefinisikan sebagai “melukis dengan cahaya”.

(Julia Dunlop and Patricia Schreiber, 1994:89), karena pada dasarnya proses

dari fotografi itu sendiri adalah mencahayai negatif film yang kemudian

menjadi gambar. Fotografi dapat menggambarkan suasana hati atau

mewakili secara visual atas sebuah konsep atau ide-ide.

Sebagai seorang seniman, sebelum memotret fotografer sadar betul

harus memperhatikan dengan teliti hal-hal sebagai berikut : nada, warna,

bentuk, pola, tekstur, keseimbangan, proporsi dan penekanan. Fotografer

(31)

commit to user

tersebut untuk menciptakan sebuah foto yang memuaskan atau setidaknya

menarik untuk dilihat mata dan menyampaikan pesan yang diinginkan.

Pada bidang desain komunikasi visual, foto sangat berkaitan erat

dengan iklan untuk membantu proses komunikasi, menggambarkan suatu

keadaan atau produk. Dengan demikian, diharapkan sasaran dapat lebih

mengenal suatu produk atau jasa melalui foto tersebut, daripada sasaran

hanya membayangkan suatu produk atau jasa tersebut.

Ada dua bidang utama dimana seorang desainer banyak

menggunakan elemen fotografi, yaitu penerbitan (publishing) dan periklanan

(advertising). Beberapa tugas dan kemampuan yang diperlukan dalam kedua

bidang ini hampir sama. Menurut Margaret Donegan dari majalah GQ

(dalam Christine Suharto Cenadi, 1999) dalam peberbitan (dalam hal ini

majalah) lebih diutamakan kemampuan untuk bercerita dengan baik dan

kontak dengan pembaca; sedangkan dalam periklanan (juga dalam majalah)

lebih diutamakan kemampuan untuk menjual produk yang diiklankan

tersebut.

d. Simbolisme

Simbol adalah sesuatu yang mewakili atau melambangkan suatu

obyek, kuantitas, proses, atau kualitas. (Julia Dunlop and Patricia Schreiber,

1994:27).

Simbol telah digunakan dalam jangka waktu yang sangat lama sejak

adanya manusia. Menurut sejarah manusia membuat simbol untuk

mengorganisir, mengidentifikasi, dan mengkategorikan objek dan informasi.

(32)

commit to user

1) Representational Symbol, sama dengan piktografi, simbol yang paling

sederhana yang dimaksud untuk menghadirkan sebuah bentuk apa

adanya tidak mempunyai makna lain.

2) Simbol yang mewakili sebuah bentuk tetapi disampaikan secara abstrak

dan kompleks.

3) Simbol abstrak namun tidak merupakan perlambangan dan sesuatu yang

abstrak atau gagasan kompleks. (Julia Dunlop and Patricia Schreiber,

1994:27).

Dewasa ini peranan simbol sangatlah penting dan keberadaannya

sangat tak terbatas dalam kehidupan kita sehari-hari. Kemanapun kita pergi,

kita akan menjumpai simbol-simbol yang mengkomunikasikan pesan tanpa

penggunaan kata-kata. Tempat-tempat umum seperti pusat perbelanjaan,

hotel, restoran rumah sakit dan bandar udara, semuanya menggunakan

simbol yang komunikatif dengan orang banyak, walaupun mereka tidak

berbicara atau menggunakan bahasa yang sama.

Trademarks atau merek dagang adalah simbol yang digunakan untuk

menandakan sebuah produk atau perusahaan yang menjual sebuah produk.

Jika perusahaan tidak menjual produk tetapi jasa, maka merek tersebut akan

disebut service marks. Trademarks dan service marks juga biasa disebut

logo. Trademarks juga bisa diambil dari bentuk logotype. Logotype adalah

logo yang pembentukannya didasarkan pada tipografi. (Julia Dunlop and

(33)

commit to user 5. Estetika Desain Komunikasi Visual

Sejak awal perkembangannya dunia desain komunikasi visual tidak dapat

dilepaskan dari dunia estetika, hal ini disebabkan desain komunikasi visual yang

dahulu dikenal dengan nama desain grafis memiliki pangkal sejarah yang sama

dengan dunia seni rupa khususnya seni rupa murni (fine art). Oleh sebab itulah

tinjauan estetika, yaitu sebuah ilmu yang mempelajari tentang keindahan dan

segala aspek-aspeknya, khususnya estetika desain merupakan bagian terpenting

dalam desain komunikasi visual itu sendiri. (Artini Kusmiati, 1999:1)

Desain komunikasi visual tidak akan ada artinya bila hanya mementingkan

unsur fungsi semata tanpa memperhatikan unsur-unsur keindahan yang

menjadikan desain menjadi lebih menarik dan berkesan. Oleh karena itu seorang

desainer perlu memahami pentingnya elemen dan prinsip desain, sehingga kelak

dihasilkan karya yang memenuhi persyaratan estetika.

Keindahan desain komunikasi visual mengandung unsur-unsur estetika

yang terdiri dari : garis, bentuk, warna, ruang, tekstur, keseimbangan, keserasian,

proporsi, skala, dan irama. (Arfial Arsad Hakim, 1999:35).

a. Garis

Garis merupakan kumpulan dari sebuah titik, merupakan jejak yang

ditimbulkan oleh titik yang digerakkan atau merupakan sederetan

titik-titik yang berhimpit. (Arfial Arsad Hakim, 1999:35).

Garis dikategorikan berdasarkan tipe garis, arah garis dan kualitas

garis (Suyanto, 2004:37). Tipe garis merujuk pada gerakan garis awal

(34)

commit to user

Arah garis menggambarkan hubungan antar garis terhadap halaman.

Dibedakan menjadi garis vertikal, garis horizontal dan garis diagonal.

Kualitas garis merujuk pada bagaimana garis itu digambar. Menilai

kualitas garis menggunakan perasaan, sehingga garis itu dapat berupa garis

yang takut-takut atau tegas, halus atau patah-patah, tebal atau tipis, tetap

atau berubah-ubah.

b. Bentuk

Istilah bentuk atau form digunakan untuk menyatakan suatu bangun

atau shape yang tampak dari suatu benda. Bentuk tersusun dari gabungan

berbagai bentuk garis. Bentuk suatu benda bisa bersifat dua dimensi yakni

tanpa ketebalan, maupun tiga dimensi yang mempunyai ketebalan dan

kepadatan.

c. Warna

Warna juga menjadi salah satu unsur penting dalam desain

komunikasi visual. Peran penting ini terkait dengan kesan, citra, dan

persepsi psikologis yang berbeda yang dimiliki tiap-tiap warna. Pada

dasarnya warna adalah suatu mutu cahaya yang dipantulkan dari suatu objek

ke mata manusia. Hal ini menyebabkan kerucut-kerucut warna pada retina

bereaksi, yang memungkinkan timbulnya gejala warna pada objek-objek

yang dilihat sehingga dapat mengubah persepsi manusia. (Iwan Wirya,

1999:26).

Albert H Munsell membuat sistem Munsell yang mendasarkan pada

tiga golongan penghayatan warna atau dimensi kwalita warna, golongan itu

(35)

commit to user

1) Hue

Diartikan sebagai nama dari tiap-tiap warna, kwalita atau karakteristik

suatu warna yang membedakan warna yang satu dengan warna yang

lain.

2) Value

Diartikan sebagai gejala cahaya daripada warna menyebabkan

perbedaan pancaran atau kecerahan warna dalam perbandingan dengan

hitam dan putih. Derajat atau tingkatan kecerahan dari suatu warna.

3) Chroma

Diartikan sebagai gejala kekuatan pancaran atau intensitas dari warna .

(Arfial Arsad Hakim, 1999:82).

d. Ruang (space)

Dari persepsi manusia mengenai kedalaman, maka tercipta ruang,.

Dengan itu tercipta kesan terasa jauh dan dekat, tinggi dan rendah. Ruang

terbentuk dengan keberadaan benda-benda serta permukaan yang membatasi

dan menegaskannya.

e. Tekstur

Tekstur merupakan kualitas permukaan suatu benda. Tekstur terbagi

menjadi dua, yaitu tekstur tactile dan tekstur visual (Suyanto, 1999:35).

Tekstur tactile adalah tekstur nyata yang dapat dirasakan dengan indra

peraba, sedangkan tekstur visual adalah ilusi yang diciptakan menggunakan

(36)

commit to user

f. Keseimbangan (balance)

Keseimbangan di dalam desain yaitu suatu kondisi atau kesan berat,

tekanan, tegangan, sehingga memberi kesan stabil (seimbang). (Arfial Arsad

Hakim, 1999:5).

Keseimbangan dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor. Faktor

yang paling menentukan adalah faktor posisi suatu elemen terhadap elemen

yang lain, serta posisi elemen tersebut terhadap bidang desain. (Priscilia

Yunita Wijaya, 2000:62).

Berdasarkan pengorganisasian elemen-elemen pada bidang desain

keseimbangan terdiri atas keseimbangan simetris (formal) dan asimetris

(informal). Keseimbangan simetris adalah keseimbangan berdasarkan

kemiripan. Dalam keseimbangan ini pengorganisasian elemen pada separuh

bagian bidang desain mirip dengan separuh bagian yang lain. Dalam hal ini

mirip tidak harus sama persis. Keseimbangan asimetris adalah

keseimbangan yang berdasarkan kontras pada berat dan arah. Keseimbangan

dipengaruhi oleh posisi elemen terhadap bidang desain. Posisi elemen

tersebut mempengaruhi berat dan arah pada bidang desain.

g. Keserasian (harmony)

Keserasian diartikan sebagai keteraturan diantara bagian-bagian

suatu karya, dengan menyusun berbagai macam bentuk, bangun, warna,

tekstur dan elemen-elemen lain yang disusun secara seimbang dalam suatu

(37)

commit to user

h. Proporsi

Proporsi sering diartikan sebagai perbandingan, yaitu perbandingan

terhadap keseluruhan objek atau komposisi.

i. Skala (scale)

Skala adalah ukuran relatif dari suatu objek ketika dibandingkan

dengan objek lain yang telahdiketahui ukurannya. Skala digunakan untuk

menciptakan keserasian dan kesatuan objek sebuah desain.

j. Irama atau Ritme (rhytm)

Ritme biasa dikenal sebagai istilah yang digunakan di dunia musik.

Dalam desain komunikasi visual, ritme merupakan pola yang diciptakan

dengan mengulang atau membuat variasi elemen dengan pertimbangan yang

diberikan terhadap ruang yang ada diantaranya dan dengan membangun

perasaan berpindah dari satu elemen ke elemen lainnya. (Suyanto, 1999:66).

6. Media

Media adalah saluran penyampaian kepada khalayak sasaran. Untuk suatu

promosi yang berhasil maka diperlukan suatu media yang tepat dan efektif. Salah

satu bagian yang terpenting dalam pengambilan keputusan mengenai promosi

adalah menentukan saluran atau media yang paling tepat untuk menyampaikan

pesan kepada konsumen yang menjadi sasaran.

Media dalam dunia periklanan terbagi menjadi tiga, yaitu :

a. Media lini atas (above the line media)

Adalah media yang berhak mengatur pengakuan dan pembayaran komisi

kepada biro-biro iklan.

(38)

commit to user

2) Media elektronik : iklan radio, tv, dan situs internet

3) Media luar ruangan : baliho, billboard, umbul-umbul, neon box.

4) Media dinamis : branding mobile, balon udara.

5) Media umum : di jembatan penyebrangan, pos polisi, taman, tempat

sampah.

b. Media lini bawah (below the line media)

Adalah media yang tidak memberi komisi dan pembayaran sepenuhnya

berdasarkan biaya-biaya operasi plus sekian persen keuntungan.

1) Media cetak : brosur, leatflet, pamflet, katalog, poster, direct mail,

stationery.

2) Media hadiah : kalender, payung, gantungan kunci, mug, kaos, pulpen,

notes.

3) Media lain : pameran, point of purchase material, point of sale

material, dll.

c. Media riset

Adalah media khusus (ambient media) yang diciptakan melalui pengadaan

riset tentang konsumen dalam kehidupan sehari-hari dengan menampilkan

brand-brand produk. Menggunakan media secara luas dan memunculkan

sesuatu yang baru (kurang lazim) dan tidak terduga (unexpected), dengan

tujuan untuk lebih menarik minat / menjangkau audiens yang lebih banyak

lagi.

1) Pemasangan gambar wajah orang pada dudukan kloset dan tempat

sampah.

(39)

commit to user

Seiring dengan lunturnya sistem pengakuan (recognition) dan sistem

pembayaran komisi sesuai dengan ketentuan baru dalam Retrictive Trade Practise

Act tahun 1976 dan peraturan Office of Fair Trading Ruling tahun 1979, maka

pada dasarnya istilah iklan lini atas (above the line) dan iklan lini bawah (below

the line) telah kehilangan sebagian besar maknanya yang paling mendasar.

Sementara biro-biro iklan dan media yang selama ini bertumpu pada

pemasukan iklan above the line merasa kebingungan, biro-biro iklan khusus atau

media independent justru tetap mengkonsentrasikan bisnisnya pada media above

the line. Tentu saja biro-biro iklan kreatif tidak merasa kebingungan, karena

ketentuan baru itu justru melenyapkan kendala utama yang mereka hadapi, yakni

ketiadaan pengakuan dari lembaga pemilik media yang tidak memungkinkan

mereka memperoleh komisi.

Lebih jauh lagi, di awal dekade 1990-an terjadi resesi yang cukup parah

bagi iklan-iklan above the line, sedangkan media-media iklan below the line

seperti pengiriman iklan penawaran produk melalui pos (direct mail) mengalami

kenaikan tajam.

Istilah above the line itu, meskipun sering dipakai untuk membedakan

pekerjaan biro iklan dan non biro iklan, sebenarnya diciptakan oleh Procter &

Gambler untuk memisahkan aneka ragam iklan yang mereka gunakan dalam

memasarkan produk-produknya.

Kesalahan sering terjadi bahkan di kalangan pers bisnis sekalipun dengan

mengkategorikan bidang hubungan masyarakat (public relation) ke dalam

kelompok below the line. Sebenarnya humas bukan merupakan salah satu bentuk

(40)

commit to user

biasanya juga dijalankan oleh orang-orang terpisah, bukan oleh mereka yang

menangani iklan. Hal ini berlaku baik pada biro humas in house (dalam satu

perusahaan) maupun konsultan humas (perusahaan yang khusus bergerak dalam

jasa humas). Oleh sebab itu, perlu ditekankan lagi bahwa humas tidak termasuk

media iklan below the line.

Penetapan media periklanan berkaitan erat dengan strategi dan

perencanaan media. Strategi dan perencanaan media dijalankan setelah

perusahaan mengidentifikasikan pasar sasaran, serta menentukan sasaran

sebelumnya yang akhirnya menentukan strategi yang tepat untuk pencapaiannya.

Dengan alasan tersebut, maka banyak perusahaan memanfaatkan lebih dari

satu media, yang dikenal dengan media mix. Media mix merujuk pada penggunaan

dua atau lebih bentuk media dalam sebuah rencana periklanan. Hal ini terjadi

karena tiap-tiap alat media massa memiliki keunggulan dan kelemahan.

Alasan Media Mix

Beberapa alasan dalam menggabungkan media, yaitu :

a. Untuk mencapai masyarakat yang tidak mampu dicapai dengan media

pertama.

b. Untuk menyediakan paparan ulang tambahan dengan biaya yang lebih

murah.

c. Untuk mendayagunakan beberapa nilai intrinsic media sehingga

memperluas efektifitas dan kreativitas kampanye iklan.

d. Untuk menyampaikan kupon dalam media utama yang digunakan adalah

(41)

commit to user

Faktor Pemilihan Media Mix

Dasar utama penggabungan dua media untuk menaikkan jangkauan total,

adalah media sekunder menyediakan tambahan kesempatan paparan iklan

melebihi yang ditawarkan oleh media yang pertama. Dalam memilih media mix,

setidaknya ada 7 faktor yang harus dipertimbangkan, yaitu :

a. Costumer (target market)

Media yang diseleksi harus benar-benar mampu mencapai target.

b. Effectiveness

Efektivitas media terhadap iklan atau jenis produk.

c. Competition

Memperhatikan pesaing kuat dan potensial dalam memilih media

periklanan.

d. Budget dan Cost per Thousand

Adalah biaya penyampaian iklan per seribu individu atau rumah tangga

yang dijangkaunya. Perhitungan ini biasanya digunakan untuk menentukan

media yang paling murah yang akan digunakan.

e. Reach, Frequency, Continuity, dan Impact

1) Jangkauan (Reach) adalah jumlah individu yang menyaksikan jadwal

media dalam periode tertentu.

2) Frekuensi (Frequency) adalah angka rata-rata berapa kali seseorang

menyaksikan suatu iklan yang sama.

3) Kontinuitas (Continuity) hal ini berkaiatan erat dengan frekuensi

(42)

commit to user

4) Dampak (Impact) adalah bahwa dampak setiap media berbeda-beda

tergantung jangkauan yang dimiliki media tersebut.

f. Flexibility

Hal yang perlu diperhatikan bagi perusahaan yang sering memanfaatkan

situasi kondisi tertentu dengan cepat. Misalnya, perusahaan di bidang jasa

atau produk yang sifatnya sering berubah, seperti deposito berjangka.

g. Sales Patern

Digunakan dalam penentuan intensitas periklanan suatu produk.

(Darmadi Durianto dkk, 2003:39)

B. Promosi

1. Pengertian Promosi

Promosi berasal dari kata promvere (latin) atau promotion (Inggris),

adalah salah satu dari bauran pemasaran (marketing mix) yang berfungsi

merangsang penjualan, berbentuk komunikasi yang informatif dan persuasif

sekaligus.

Menurut Neil H. Borden, promosi adalah pesan dalam bentuk suara atau

visual (atau keduanya sekaligus) yang ditujukan kepada khalayak dengan tujuan

memberi informasi sekaligus mempengaruhi agar mereka bukan saja membeli,

tetapi juga bertindak atau bersikap menguntungkan jika yang mengkomunikasikan

adalah gagasan, tokoh, atau lembaga.

Promosi adalah perkenalan. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989).

Promosi adalah bauran komunikasi pemasaran (marketing comunication mix),

(43)

commit to user

Promosi penjualan adalah seni dan ilmu untuk membuat sesuatu terjadi.

William A. Robinson, pimpinan perusahaan promosi penjualan mengatakan,

“Iklan menciptakan lingkungan yang mendukung dan kami mendorong produk

hingga ke ujung saluran. Saya tahu kelihatannya berlebihan, namun promosi

orang mengitari tempat pembayaran (cash register). (Rapp, Stan & Tom Collins,

1995:113)

2. Tujuan Promosi

Menurut Fandy Tjiptono bukunya Strategi Pemasaran, dijabarkan secara

rinci bahwa tujuan promosi adalah sebagai berikut :

a. Menginformasikan

1) Menginformasikan pasar mengenai produk baru

2) Memperkenalkan cara pemakaian baru suatu produk

3) Menyampaiakan perubahan harga kepada pasar

4) Menjelaskan cara kerja produk

5) Menjelaskan jasa-jasa yang disediakan

6) Memutuskan kesan yang salah

7) Mengurangi ketakutan atau kekhawatiran pembeli

8) Membangun citra perusahaan

b. Membujuk pelanggan sasaran

1) Membentuk pilihan merek

2) Mengalihkan pilihan ke merek lain

3) Mengubah persepsi pelanggan terhadap atribut produk

(44)

commit to user

c. Mengingatkan

1) Mengingatkan pembeli bahwa produk yang bersangkutan mungkin akan

dibutuhkan dalam waktu dekat

2) Mengingatkan pembeli akan tempat-tempat yang menjual produk

perusahaan

3) Membuat pembeli tetap ingat walau tidak ada kampanye iklan

4) Menjaga agar ingatan pembeli jatuh pada produk perusahaan

Promosi diharapkan mampu membangkitkan minat konsumen untuk

melakukan tindakan pembelian yang pada akhirnya meningkatkan penjualan.

(Fandy Tjiptono, 1995:200)

Sementara itu, Rossiter dan Percy mengklasifikasikan tujuan promosi

sebagai efek dari komunikasi sebagai berikut :

a. Menumbuhkan persepsi pelanggan terhadap suatu kebutuhan (Category

need)

b. Memperkenalkan dan memberikan pemahaman tentang suatu produk

kepada konsumen (Brand awareness)

c. Mendorong pemilihan terhadap suatu produk (Brand attitude)

d. Membujuk pelanggan untuk membeli suatu produk (Brand purchase

intention)

e. Mengimbangi kelemahan unsur bauran pemasaran lain (purchase

facilition)

(45)

commit to user

Secara singkat promosi berkaitan dengan upaya bagaimana orang dapat

mengenal produk perusahaan, lalu memahaminya, berubah sikap, menyukai,

yakin, kemudian akhirnya membeli dan selalu ingat akan produk tersebut.

3. Bauran Promosi (Promotion Mix)

a. Iklan (Advertising)

Adalah semua bentuk penyajian non personal, ide-ide, promosi barang

produk atau jasa yang dilakukan oleh sponsor tertentu dan dibayar.

b. Promosi Penjualan (Sales Promotion)

Adalah insentif jangka pendek untuk merangsang pembelian atau

penjualan produk.

c. Publisitas (Publicity)

Adalah suatu simulasi non personal terhadap permintaan suatu produk,

jasa, atau unit dagang dengan menyebarkan berita-berita komersial yang

penting mengenai kebutuhan akan produk tertentu di suatu media yang

disebar-luaskan atau menghasilkan suatu sosok kehadiran yang menarik

mengenai produk itu di radio, televisi, atau panggung yang tidak dibayar

oleh pihak sponsor.

d. Penjualan Pribadi (Personal Selling)

Adalah penyajian lisan dalam suatu pembicaraan dengan satu atau

beberapa pembeli potensial dengan tujuan untuk melakukan penjualan.

(Philip Kotler, 1988:237).

(46)

commit to user

C. Periklanan

1. Pengertian Periklanan

Dari segi bahasa, advertere (latin) artinya mengalihkan perhatian,

sehingga advertising dapat diartikan sebagai sesuatu yang dapat mengalihkan

perhatian audience terhadap sesuatu. Frank Jefkins mendefinisikan :periklanan

mempunyai tujuan untuk membujuk konsumen untuk membeli. Sedangkan

menurut Institute of Practioners inAdvertising (IPA) : periklanan mengupayakan

suatu pesan penjualan yang sepersuasif mungkin kepada calon pembeli yang

paling tepat atas suatu produk berupa barang atau jasa tertentu dengan biaya yang

semurah-murahnya. Fred Danzig seorang editor Advertising Age menulis :

periklanan dapat membuat Anda membeli sesuatu yang tidak Anda butuhkan atau

inginkan bahkan Anda rela membayar dengan harga yang lebih mahal. (Sigit

Santosa, 2002:3)

Iklan berarti pesan yang bertujuan untuk mendorong, membujuk kepada

khalayak ramai tentang benda dan jasa yang ditawarkan. (Kamus Besar Bahasa

Indonesia, 1989)

Iklan adalah bagian dari bauran promosi (promotion mix) dan bauran

promosi adalah bagian dari bauran pemasaran (marketing mix). Secara sederhana

iklan didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan

kepada masyarakat lewat suatu media. Namun demikian, untuk membedakannya

dengan pengumuman biasa, iklan lebih diarahkan untuk membujuk orang supaya

membeli, seperti yang dikatakan oleh frank Jefkins : “Advertising aims to

(47)

commit to user

Dan sebagai bagian dari bauran pemasaran, bersama-sama dengan

komponen lainnya dalam bauran promosi (personal selling, promosi penjualan,

dan publisitas) iklan bagaikan salah satu dari empat buah roda mobil. Ketiga roda

lainnya adalah produk, harga, dan jalur distribusi. Jika salah satu dari roda

tersebut kempis, maka ketiga roda lainnya pun akan kehilangan fungsinya sebagai

penggerak strategi pemasaran. (Rhenald Kasali, 1995:9)

Masyarakat periklanan Indonesia mendefinisikan iklan sebagai “Segala

bentuk pesan tentang suatu produk yang disampaikan lewat media, ditujukan

kepada sebagian atau seluruh, masyarakat”.

Pengertian periklanan didefinisikan sebagai “Keseluruhan proses yang

meliputi penyiapan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan penyampaian

iklan”. (Rhenald Kasali, 1995:13)

Periklanan adalah suatu komunikasi massa dan harus dibayar untuk

menarik kesadaran, menanamkan informasi, mengembangkan sikap, atau

mengharapkan adanya suatu tindakan yang menguntungkan bagi pengiklan.

(Rhenald Kasali, 1995:51)

Media periklanan meliputi segenap perangkat yang dapat memuat atau

membawa pesan-pesan penjualan kepada para calon pembeli. (Frank Jefkins,

1996:84)

Agar iklan yang dihasilkan efektif, program periklanan harus disusun

dengan memperhatikan 5M, yaitu :

a. Misi (Mission), apakah tujuan periklanan?

b. uang (Money), berapa banyak uang yang dibutuhkan untuk belanja iklan ?

(48)

commit to user

d. Media (Media), media apa yang paling efektif dan efisien ?

e. Pegukuran (Measurement), bagaimana mengevaluasi efektivitas iklan ?

2. Tujuan Periklanan

Secara umum tujuan suatu perusahaan mengiklankan produknya adalah :

a. Menciptakan kesadaran pada suatu merek di benak konsumen (Create

Awareness)

b. Mengkomunikasikan informasi kepada konsumen mengenai atribut dan

manfaat suatu merek (Communicate Information about Attributes and

Benefits).

c. Mengembangkan atau mengubah citra personalitas suatu merek (Develop

or Chage an Image or Personality).

d. Mengasosiasikan suatu merek dengan perasaan serta emosi (Associate a

Brand with Feeling and Emotions).

e. Menciptakan norma-norma kelompok (Create Group Norms).

f. Mengedepankan perilaku (Precipate Behavior).

g. Mengarahkan konsumen untuk membeli produknya dan mempertahankan

market power perusahaan.

h. Menarik konsumen menjadi „konsumen yang loyal‟ dalam jangka waktu

tertentu.

i. Mengembangkan sikap positif calon konsumen yang diharapkan dapat

menjadi pembeli potensial di masa yang akan datang.

(49)

commit to user 3. Fungsi Iklan

Periklanan itu sndiri merupakan satu dari empat alamat utama yang

dipergunakan oleh perusahaan untuk mengarahkan komunikasi yang meyakinkan

kepada pembeli dan publik sasaran. Periklanan terdiri dari bentuk-bentuk

komunikasi non pribadi yang diselenggarakan melalui media bayaran dengan

sponsor yang nyata. Alat ini sama sekali tidak terbatas pada perusahaan komersil

saja.

Iklan memiliki beberapa fungsi, antara lain :

a. Informative

Adalah menginformasikan kepada khalayak sasaran mengenai seluk beluk

produk.

b. Persuading

Adalah mempengaruhi khalayak sasaran untuk membeli.

c. Remainding

Adalah menyegarkan informasi yang telah diterima masyarakat.

d. Entertainment

Adalah menciptakan suasana yang menyenangkan sewaktu khalayak

sasaran menerima dan mencerna informasi.

Fungsi iklan yang tersebar adalah membawa pesan yang ingin

disampaikan oleh produsen kepada khalayak ramai. Iklan menjangkau berbagai

daerah yang sulit dijangkau secara fisik oleh produsen melalui siaran televisi atau

radio. Sekalipun memerlukan biaya yang secara nominal besar sekali jumlahnya,

bagi produser yang dapat memanfaatkan kreatifitas dalam dunia iklan, strategi

(50)

commit to user

menggunakan media massa masih dianggap lebih ekonomis. Nilai ekonomis suatu

iklan sangat tergantung pada daya jangkau media yang digunakan serta

karakteristik khalayak sasarannya.

4. Kategori Iklan

Menurut Frank Jefkins, kehidupan dunia modern saat ini sangat

bergantung pada iklan. Tanpa iklan, para produsen dan distributor tidak akan

dapat menjual barangnya. Sedangkan di sisi lain, para pembeli tidak akan

mempunyai cukup informasi mengenai produk-produk barang dan jasa yang

tersedia di pasaran.

Secara garis besar, iklan dapat digolongkan ke dalam tujuh kategori, yaitu:

a. Iklan konsumen

b. Iklan bisnis ke bisnis atau iklan antarbisnis

c. Iklan perdagangan

d. Iklan eceran

e. Iklan keuangan

f. Iklan langsung

g. Iklan lowongan kerja

(Darmadi Durianto, dkk. 2003:3)

5. Sifat Iklan

Iklan memiliki beberapa sifat, yaitu :

a. Publik presentation

Bahwa iklan memungkinkan setiap orang menerima pesan yang sama

(51)

commit to user

b. Persuasiveness

Bahwa pesan iklan yang sama dapat diulang-ulang untuk memantapkan

penerimaan informasi.

c. Amplivied expressiveness

[image:51.595.121.514.247.474.2]

Bahwa iklan mampu mendramatisir perusahaan dan produknya melalui

gambar dan suara untuk menggugah dan mempengaruhi khalayak sasaran.

d. Impersonal

Bahwa iklan tidak bersifat memaksa untuk memperhatikan atau

menaggapinya karena merupakan komunikasi yang monolog (satu arah).

e. Intitusional advertising

Bahwa iklan didesain untuk memberi informasi tentang usaha bisnis

pemilik iklan dan membangun good wiil serta image positif bagi

perusahaan atau organisasi.

6. Struktur Iklan

Sebuah iklan yang baik pada dasarnya mempunyai struktur. Struktur iklan

media cetak dan media penyiaran hampir sama, hanya bentuknya yang berbeda

karena karakteristik mediumnya yang beda pula. Pada iklan media cetak,

strukturnya jelas dan mudah kita amati, karena iklan media cetak dapat kita tatap

setiap saat, berulang kali, dan selama kita kehendaki.

Meskipun struktur baku sebuah iklan sebenarnya tidak ada, kebanyakan

iklan ditampilkan dalam struktur yang terdiri dari :

a. Headline

Merupakan judul tulisan atau kepala tulisan, adalah bagian terpenting dari

(52)

commit to user

b. Amplifikasi

Adalah naskah atau teks iklan yang mengikuti headline. Sering disebut

body copy atau body text. Pada bagian inilah ditulis apa yang hendak

disampaikan kepada calon pembeli dengan lebih rinci. (Rhenald Kasali,

1992:82)

7. Elemen Iklan

Untuk menghasilkan iklan yang baik, selain harus memperhatikan struktur

iklan di atas, penting juga menggunakan elemen-elemen dalam sebuah rumus

yang dikenal sebagai AIDCA, yaitu :

a. Attention (perhatian)

Iklan harus menarik perhatian khalayak sasaran, baik pembaca, pendengar,

dan pemirsa. Hal-hal penting yang perlu diperhatikan adalah ukuran

(untuk media cetak, air time untuk media penyiaran), penggunaan warna

(spot atau full colour), tata letak (layout), jenis huruf (typografi) yang

ditampilkan. Selain itu, untuk menarik calon konsumen dapat

menggunakan cara seperti berikut :

1) Menggunakan headline yang terarah tujuan iklan yang dibuat

2) Menggunakan slogan yang mudah diingat

3) Menonjolkan atau menebalkan huruf pada unsur penting

4) menggunakan huruf tebal (bold) guna menonjolkan kata-kata penting

yang menjual.

5) menggunakan sub-sub judul untuk membagi naskah dalam beberapa

paragraph pendek.

(53)

commit to user

b. Interest (minat)

Setelah perhatian calon konsumen berhasil direbut, selanjutnya adalah

bagaimana agar mereka berminat dan ingin tahu lebih jauh tentang produk

kita. Maka kita harus meningkatkan minat mereka sehingga timbul rasa

ingin tahu secara rinci.

c. Desire (kebutuhan atau keinginan)

Kita harus berhasil mengerjakan keinginan orang untuk memiliki, atau

menikmati produk.

d. Conviction (rasa percaya)

Hingga tahap ini kita sudah sukses menciptakan kebutuhan calon

konsumen. Beberapa calon konsumen mulai tertarik, namun masih ada

keraguan di dalam diri mereka. Maka kita harus meyakinkan calon

konsumen agar tidak goyah dan ragu memilih produk yang kita tawarkan.

Hal ini dapat kita tunjang dengan berbagai peragaan, seperti testimonial

atau pembuktian, memberi sample gratis, serta memberi

pandangan-pandangan positif.

e. Action (tindakan)

Pada tahap ini kita berupaya membujuk agar calon konsumen segera pergi

ke toko, melihat-lihat di showroom terdekat, mengambil sample, mengisi

formulir pesanan, atau setidaknya menyimpan dalam ingatan mereka untuk

(54)

commit to user 8. Konsep Iklan

a. Selling Idea

Bahwa apapun kegiatan untuk berkreativitas dan berestetika, tidak boleh

lupa bahwa iklan adalah untuk menjual barang atau jasa.

b. Persuasive

Iklan tidak hanya untuk menjual barang dan gagasan tetapi juga

mempengaruhi pemikiran konsumen.

c. Unexpected

Iklan yang mengejutkan / tidak umum / tidak terduga.

d. Relevan

Tidak boleh melenceng dari produk yang diiklankan.

e. Simple

Tidak boleh terlalu banyak tema dan pesan yang ingin disampaikan, agar

pesan terpaku pada satu hal yang tepat / terfokus dan mudah diterima.

9. Isi Pesan Dari Iklan

Ada berbagai macam pendekatan kreatif, di mana semua itu tergantung

pada strategi dan konsep periklanan, serta memperhatikan khalayak sasaran yang

dituju. Adapun penyampaian pesan dari iklan tersebut dilakukan dengan banyak

alternatif cara, apakah dengan hard sell, soft sell, informational, emosional,

membuka citra, melawan kompetitor, dan sebagainya.

Untuk lebih ringkasnya dapat digolongkan menjadi tiga dasar isi

pendekatan :

a. Informasional

(55)

commit to user

b. Emosional

Berdasarkan layanan jasa yang ditawarkan, maka pendekatan psikologis

secara emosional yang dapat diterapkan adalah pelayanan dan hasil yang

memuaskan, bentuk pendekatan yang membangkitkan emosi dan

merangsang perasaan tertentu cenderung tidak mudah untuk dilupakan.

c. Image

Image atau citra dibangun berdasarkan gaya atau simbol kehidupan, serta

nilai-nilai apa yang diinginkan.

D. Sekolah dan Sekolah Sepakbola

1. Pengertian Sekolah

Sekolah merupakan bangunan atau lembaga pendidikan untuk belajar dan

mengajar serta tempat menerima dan memberi pendidikan atau pelajaran sekolah.

Sekolah tersebut dipimpin oleh Kepala Sekolah, dan dalam operasionalnya

dibantu Wakil Kepala Sekolah, Guru, dan Staf Karyawan. (www.wikipedia.com)

Dari wujudnya, sekolah merupakan organisasi yang memiliki

komponen-komponennya dan memenuhi persyaratan sebagai sebuah organisasi formal.

Per

Gambar

Tabel 2.  Estimasi Biaya Promosi SSB New Pelita Solo ……...................        103
Gambar 2. Promosi yang pernah dilakukan SSB New Pelita Solo....................    69
gambar-gambar yang menceritakan kematian, sihir dan erotika Mesir Kuno. Di
gambar dan suara untuk menggugah dan mempengaruhi khalayak sasaran.
+6

Referensi

Dokumen terkait

Adapun permasalahan yang dikaji adalah bagaim ana merancang strategi kreatif branding dari sebuah game centre yang bernama Empire Gaming Spot serta media yang diperlukan untuk

Pengantar Tugas Akhir ini berjudul Perancangan Promosi Wisata Tirto Asri Water Splash Melalui Media Komunikasi Visual1. Adapun permasalahan yang dikaji adalah (1) Bagaimana

Adapun permaslahan yang dikaji adalah bagaimana merancang media promosi pada Batik Brotoseno agar dapat memberikan identitas perusahaan yang kuat dan media komunikasi apa

Merancang strategi promosi yang memiliki konsep perpaduan era moderen dengan era klasik sehingga dapat menciptakan desain yang digunakan untuk media promosi sebagai

Yang dimaksud Pemilihan Judul “Promosi Solo Batik Carnival” Melalui Desain Komunikasi Visual” adalah untuk mempromosikan Solo Batik Carnival kepada masyarakat

Tujuan perancangan ini adalah untuk mengetahui bagaimana merancang promosi pariwisata kota Solo melalui batik sebagai warisan budaya.. Selanjutnya perancangan ini dilakukan

Menggunakan media ini cukup efektif karena target yang dituju jelas yaitu pengunjung Solo Grand Mall. Dan juga ini merupakan fasilitas dari Solo Grand Mall sehingga

Strategi promosi yang dilakukan adalah dengan merancang media promosi dengan desain yang menarik dan pesan yang komunikatif, serta memilih media komunikasi yang tepat