PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR
PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KLODANGAN SEMESTER I TAHUN AJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun oleh :
MARGARETA RURI DARUATI 071134070
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2011
i
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR
PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KLODANGAN SEMESTER I TAHUN AJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun oleh :
MARGARETA RURI DARUATI 071134070
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
ii
iv
PERSEMBAHAN
Karya ini penulis persembahkan untuk :
Tuhan Yesus Kristus yang selalu membimbing dalam setiap langkahku, Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan baik moral maupun material,
Adikku Ferdinandus,
Bernardus Doni Krisnadi yang selalu mendukungku,
v MOTTO
Belajarlah dari pengalaman hidupmu,
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Penulis menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya ilmiah yang penulis susun ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan atau daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 22 Juli 2011 Penulis
NIM 071134070
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Margareta Ruri Daruati
Nomor Mahasiswa : 071134070
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
“Peningkatan Prestasi Belajar Dalam Pembelajaran IPA Dengan Menggunakan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar Pada Siswa Kelas V SD Negeri Klodangan Semester I Tahun Ajaran 2010/2011”
beserta perangkat yang diperlukan.
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat sebenarnya.
viii ABSTRAK
Ruri Daruati, Margareta. 2011. Peningkatan Prestasi Belajar Dalam Pembelajaran IPA Dengan Menggunakan Lingkungan Sebagai Sumber
Belajar Pada Siswa Kelas V SD Negeri Klodangan Semester I Tahun
Ajaran 2010/2011. Skripsi. Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Universitas Sanata Dharma
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar dalam pembelajaran IPA dengan lingkungan sebagai sumber belajar pada siswa kelas V SD Negeri Klodangan semester I Tahun Ajaran 2010/2011. Penelitian yang dilakukan terdiri dari 2 siklus. Pada setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan masing-masing selama 2 jp. Instrumen yang digunakan yaitu tes tertulis, dimana pada masing-masing siklus terdiri dari 10 soal pilihan ganda, 10 soal isian singkat, dan 5 soal uraian.
Kriteria keberhasilan yang diharapkan dalam penelitian ini didasarkan pada persentase siswa yang mencapai KKM yaitu 60 dan rata-rata nilai ulangan siswa. Sebelum dilakukan tindakan data kondisi awal tahun ajaran 2009/2010 menunjukkan dari 36 siswa diperoleh data 13 siswa (36%) mendapat nilai ≥ 60 dan 23 siswa (64%) mendapat nilai < 60. Setelah dilakukan tindakan hasil pada siklus I menunjukkan peningkatan yaitu 32 siswa dari 40 siswa (80%) mendapatkan nilai ≥ 60 dan 8 siswa (20%) mendapatkan nilai < 60. Pada siklus II juga mengalami peningkatan bahkan lebih tinggi dari pada siklus I yaitu 34 siswa (82%) dari 40 siswa mendapatkan nilai ≥ 60 dan 6 siswa (18%) mendapatkan nilai < 60.
Berdasarkan hasil yang diperoleh tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian yang telah dilakukan telah berhasil, karena dapat mencapai target bahkan melebihi target yang diharapkan.
ix ABSTRACT
Ruri Daruati, Margareta. 2011. The increasing of learning achievement in science corelation with environment as a learning Source to Student in 5 grades in
Klodangan Elementary School, First Semester 2010/2011. Thesis. Teacher Training for Elementary School. Sanata Dharma University
This research was done to know the increasing of learning achievement in science correlation with environment as a learning source to student in 5 grades especially in Klodangan Elementary School, in the first semester 2010/20011. Classrom Action Research (CAR) that done consist of 2 cycles. Every cycle consist of two times meeting for 2 lesson time. The instrument that used is writing test; where in each cycle consist of 10 multiple choices, 10 short questions and 5 explanations.
The successful criteria that expected in this research based on the student percentage that reached minimal total criteria (KKM) namely 60 and the average of student mark. Before the researcher does an action the first date shows that, from 36 students acquire the date 13 students (36%) get mark ≥60 and 23 students (64%) get mark ≤ 60.
After the researcher does an action it shows in the first cycle is increase namely 32 students 40 get mark ≥60 and 8 students (20%) get mark < 60. The first cycle is increase and the second cycle is too, moreover it is more than the first cycle namely 34 students (82%) from 40 student get mark ≥ 60 and 6 students (18%) get mark <60.
Based on the result that acquired can be concluded that the research that has done is successful, because can achieve the target, moreover it is more than the target that expected.
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Penulisan skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat kelulusan, pada Program Studi PGSD Universitas Sanata Dharma yang dilaksanakan di SD Negeri Klodangan, Kecamatan Berbah Kabupaten Sleman.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini dapat terwujud atas bimbingan, bantuan, dan peran serta dari berbagai pihak. Maka dalam kesempatan yang baik ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M. Ed, Ph. D., selaku Dekan FKIP Universitas Sanata Dharma yang telah berkenan memberikan ijin untuk melakukan penelitian. 2. Bapak Drs. Puji Purnomo, M.Si., selaku Kaprodi PGSD Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta dan dosen pembimbing I yang telah memberi berbagai fasilitas untuk kelancaran birokrasi.
3. Ibu Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., selaku dosen pembimbing II, yang telah memberi arahan dalam pelaksanaan penelitian sampai pada penulisan skripsi ini.
4. Bapak Sugiyanto, S.Pd.SD selaku Kepala SD Negeri Klodangan yang telah memberikan ruang gerak dan kepercayaan untuk melakukan penelitian.
5. Bapak dan ibu guru serta karyawan SD Negeri Klodangan yang telah bekerja sama dengan baik.
xi
6. Ayah Ibu dan Adikku, beserta keluarga besarku atas semua bantuan serta motivasinya.
7. Bernardus Doni Krisnadi yang selalu memberikan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kalangan pendidikan dan perkembangan ilmu pengetahuan. Penulis menyadari skripsi ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari sempurna. Untuk itu diharapkan kritik dan saran dari semua pihak pembaca demi perbaikan dan penyempurnaan dimasa yang akan datang.
Yogyakarta, 22 Juli 2011 Penulis
xii DAFTAR ISI
xiii
G. Manfaat Penelitian ... BAB II KAJIAN PUSTAKA ... A. Pengertian Prestasi Belajar ... B. Sumber Belajar ... C. Lingkungan Sebagai Sumber Belajar ... D. Lingkungan Sebagai Sumber Belajar IPA ... E. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ... F. Materi “Sifat Bahan dengan Penyusunnya” ... G. Kerangka Berpikir ... H. Hipotesis Tindakan ... BAB III METODE PENELITIAN ...
A. Jenis Penelitian ... B. Setting Penelitian ... C. Rencana Tindakan Tiap Siklus ... D. Pengumpulan Data dan Instrumennya ... E. Analisis Data ... BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...
A. Deskripsi Per Siklus ... B. Pembahasan ... BAB V PENUTUP ... A. Kesimpulan ... B. Saran ... DAFTAR PUSTAKA ...
xiv DAFTAR TABEL
Tabel 1 Jadwal Kegiatan Penelitian ... Tabel 2 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I dan Siklus II ... Tabel 3 Kriteria Indikator Penelitian ... Tabel 4 Perbandingan Nilai Rata-rata Kondisi Awal dengan Siklus I ... Tabel 5 Perbandingan Persentase Jumlah Siswa yang Mencapai KKM
antara Kondisi Awal dengan Siklus I ... Tabel 6 Perbandingan Nilai Rata-rata Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
... Tabel 7 Perbandingan Persentase Jumlah Siswa yang Mencapai KKM
pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II... Tabel 8 Perbandingan Nilai Siklus I dengan Siklus II ... Tabel 9 Rangkuman Hasil Penelitian ...
24 35 37 47
49
52
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kapas ... Gambar 2 Macam-macam Benang ... Gambar 3 Kain ... Gambar 4 Plastik Hitam ... Gambar 5 Plastik Pembungkus Kado ... Gambar 6 Botol Minuman Terbuat dari Plastik ... Gambar 7 Kursi dari Bahan Kayu ... Gambar 8 Kunci dari Bahan Logam ... Gambar 9 Cincin dari Bahan Logam Emas dan Perak ... Gambar 10 Siklus PTK ... Gambar 11 Diagram Perbandingan Nilai Rata-rata Kondisi Awal dengan
Siklus I ... Gambar 12 Diagram Persentase Siswa yang Mencapai KKM pada Kondisi Awal, Target Siklus I dan Siklus I ... Gambar 13 Diagram Nilai Rata-rata Pemahaman Siswa pada Kondisi
Awal, Siklus I, dan Siklus II ... Gambar 14 Diagram Persentase Siswa yang Mencapai KKM pada Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II ...
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Silabus ... Lampiran 13 Kunci Jawaban dan Standar Penilaian Siklus I ... Lampiran 14 Kunci Jawaban dan Standar Penilaian Siklus II ... Lampiran 15 Data Kondisi Awal ... Lampiran 16 Skor Ulangan Siklus I ... Lampiran 17 Skor Ulangan siklus II ... Lampiran 18 Perbandingan Hasil Siklus I dan Siklus II ... Lampiran 19 Surat Ijin Penelitian ... Lampiran 20 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari Instansi
Tempat Dilakukan Penelitian ... Lampiran 21 Dokumentasi ...
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pengetahuan tidak dapat dipindahkan secara utuh dari pikiran guru ke
siswa, tetapi secara aktif dibangun oleh siswa itu sendiri melalui pengalaman
nyata. Hasil ulangan siswa kelas VA Tahun Ajaran 2009/20010 SD Negeri
Klodangan Kecamatan Berbah Kabupaten Sleman dengan kompetensi dasar
mendeskripsikan hubungan antara sifat bahan dengan bahan penyusunnya dari
36 siswa hanya 56,75 (36%) yang dapat mencapai KKM yang telah ditetapkan
yaitu 60. Hasil tersebut menunjukkan rendahnya hasil belajar siswa terhadap
materi tersebut.
Hal ini bisa dilihat dari hasil setiap mengadakan tes formatif yang
selalu rendah, maka disinilah guru harus berperan aktif dan kreatif, dengan
harapan hasil pembelajaran dapat maksimal dengan ditandai oleh hasil
ulangan yang baik. Tetapi kenyataannya tidak selalu demikian, hasil ulangan
siswa kelas VA SD Negeri Klodangan Kecamatan Berbah Kabupaten Sleman
dengan kompetensi dasar “Mendeskripsikan hubungan antara sifat bahan
dengan bahan penyusunnya, misalnya benang, kain dan kertas”, masih belum
maksimal.
Salah satu usaha yang dilakukan oleh peneliti agar siswa mengalami
peningkatan prestasinya yaitu menggunakan lingkungan sebagai sumber
2
halaman, kebun sekolah, lapangan, perpustakaan, lingkungan masyarakat dan
lain sebagainya akan mengembangkan berbagai aspek baik itu aspek koqnitif,
aspek afektif, maupun aspek psikomotorik. Sebagai contoh pada saat
pembelajaran dilaksanakan di lapangan, dengan menggunakan ke lima panca
indranya yaitu melihat, meraba, membau, mendengar dan merasa, siswa akan
lebih mudah menyimpan materi yang diterimanya dan mengingatnya dalam
jangka waktu yang lama. Secara otomatis dengan mengingat materi pelajaran
dalam jangka waktu yang lama pada saat mengerjakan soal-soal evaluasi
siswa tidak kesulitan dan memperoleh hasil yang baik dan memuaskan.
Sedangkan aspek afektif pada pembelajaran lingkungan sebagai sumber
belajar ini siswa belajar untuk ramah lingkungan, yaitu menghargai alam
dengan tidak merusaknya, memelihara dan memanfaatkannya sesuai dengan
kebutuhan saja.
Dengan digunakannya pembelajaran tersebut, pembelajaran menjadi
lebih bermakna dan siswa akan lebih aktif, kreatif, serta dapat memunculkan
ide-ide barunya dan hasil belajar yang didapat dari proses pembelajaran yang
bermakna akan mendapatkan hasil yang sesuai harapan, baik ditinjau dari
aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor.
Aspek kognitif misalnya seorang anak bertambah pengetahuan/pengalaman
mengenai alam sekitar. Aspek afektif misalnya anak mulai belajar menghargai
lingkungan sekitar dengan cara menjaga dan melestarikannya. Sedangkan
lingkungan sekitar untuk membuat barang-barang kerajinan sebagai wujud
kreasinya.
Kenyataan di lapangan selama ini seringkali guru mengabaikan hal
atau kegiatan-kegiatan pendukung proses belajar mengajar yang dapat
memotivasi siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran IPA tersebut.
Dalam menyampaikan materi pelajaran IPA, guru masih banyak
menggunakan metode ceramah, selanjutnya siswa diminta membaca buku
sebagai sumber belajar. Hal ini tidaklah menarik bagi siswa karena sangatlah
sulit untuk dapat memahami hal-hal yang sifatnya verbal, akibatnya dapat
menimbulkan kejenuhan, kebosanan, dan tidak ada semangat belajar. Kondisi
ini jika dibiarkan berlarut-larut bisa mengakibatkan prestasi belajar siswa pada
pelajaran IPA menurun. Sementara pembelajaran IPA menghendaki partisipasi
aktif dari siswa (Piaget dalam Sumiyati 2010:2).
B. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini, peneliti khusus meneliti tentang :
1. Prestasi belajar dalam pembelajaran IPA dengan lingkungan sebagai
sumber belajar
2. Penelitian ini dikhususkan pada materi “Mendeskripsikan hubungan antara
sifat bahan dengan bahan penyusunnya, misalnya; benang, kain dan
kertas”.
4
4. Lingkungan sebagai sumber belajar dalam penelitian ini adalah sebuah
lingkungan yang ada di sekitar siswa, yang dapat digunakan sebagai
sarana yang mendukung pembelajaran, yang dapat berupa benda hidup
atau benda mati. Lingkungan yang peneliti gunakan sebagai sumber
belajar yaitu di tanah lapang dan halaman sekolah.
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan
pertanyaan berikut :
Apakah prestasi belajar dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan
lingkungan sebagai sumber belajar pada siswa Kelas V SD Negeri Klodangan
Semester I Tahun Ajaran 2010/2011 dapat meningkat?
D. Pemecahan Masalah
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan berdasarkan pengalaman dari
peneliti sendiri maupun pengalaman dari guru-guru lain sebagai rekan kerja
peneliti. Berdasarkan pengalaman tersebut, bahwa selama ini dalam mengajar
guru masih menerapkan metode mengajar yang kurang relevan, sehingga
konsep yang disampaikan tidak dapat diserap oleh siswa dengan baik.
Misalnya dalam mengajar guru hanya mendominasi dengan berceramah dari
awal hingga pembelajaran selesai. Selain itu siswa hanya diminta
mereka kenal atau jumpai, ini akan sangat sulit bagi siswa untuk dapat
menerima dan menerapkan konsep tersebut dalam dirinya.
Berawal dari permasalahan tersebut, peneliti mencoba untuk dapat
menyajikan proses pembelajaran yang nyata atau real bagi siswa yaitu
“pembelajaran IPA dengan lingkungan sebagai sumber belajar” agar siswa
dapat dengan mudah menerapkan konsep-konsep dalam dirinya, sehingga
prestasinya pun semakin meningkat.
E. Batasan Pengertian
1. Prestasi belajar merupakan salah satu bukti yang menunjukkan
kemampuan atau keberhasilan seseorang yang melakukan proses belajar
sesuai dengan bobot/nilai yang berhasil diraihnya.
2. Sumber belajar atau learning resources, menurut Percival & Ellington (
http://mbahkahen.wordpress.com/) mengatakan bahwa sumber belajar
yang dipakai dalam pendidikan atau latihan adalah suatu sistem yang
terdiri dari sekumpulan bahan atau situasi yang diciptakan dengan sengaja
dan dibuat agar memungkinkan siswa belajar secara individual. Sumber
belajar inilah yang disebut media pendidikan atau media instruksional.
Sumber belajar dibedakan menjadi 2 jenis :
a. Sumber belajar yang direncanakan, yaitu semua sumber yang
secara khusus telah dikembangkan sebagai komponen system
instruksional untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah dan
6
b. Sumber belajar karena dimanfaatkan, yaitu sumber-sumber yang
tidak secara khusus didisain untuk keperluan pembelajaran namun
dapat ditemukan, diaplikasikan, dan digunakan untuk keperluan
belajar.
3. Lingkungan sebagai sumber belajar atau learning environment adalah
lingkungan yang menjadi latar terjadinya proses belajar seperti di kelas,
perpustakaan, sekolah, tempat kursus, masyarakat dan alam semesta.
4. Sifat bahan adalah bermacam-macam struktur, kekuatan maupun penyusun
dari suatu benda atau bahan tertentu sehingga bahan tersebut dapat
dipergunakan di dalam kehidupan sehari-hari.
F. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar dalam pembelajaran
IPA dengan menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar pada siswa
kelas V SD Negeri Klodangan semester I Tahun Ajaran 2010/2011.
G. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi beberapa pihak,
diantaranya:
1. Bagi Peneliti
a. Bertambahnya pengetahuan peneliti mengenai metode penyampaian
b. Bertambahnya pengalaman peneliti mengenai karakter siswa,
penanganan siswa yang bermasalah karena secara langsung
berinteraksi dengan siswa.
2. Bagi Siswa
a. Meningkatkan prestasi siswa khususnya pada materi “sifat bahan dan
bahan penyusunnya”.
b. Menumbuhkan sikap aktif dan kritis terhadap proses pembelajaran.
c. Memberi motivasi dan mengubah sikap/perilaku siswa dalam kegiatan
belajar mengajar terutama terhadap lingkungan sebagai sumber belajar.
3. Bagi Sekolah
Membantu sekolah untuk berkembang karena adanya peningkatan
8 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Prestasi Belajar
1. Prestasi
Pada dasarnya prestasi itu merupakan kemampuan atau keberhasilan
seseorang dalam melakukan satu proses tertentu baik yang tertuang dalam
bentuk tindakan ataupun berupa permikiran-pemikiran. Misalnya seorang
penulis, prestasinya tertuang dalam bentuk tulisan-tulisan. Seseorang yang
berwiraswasta harus cekatan dalam tindakan juga mempunyai
pemikiran-pemikiran yang cepat dan tepat.
Menurut Mas’ud Said Abdul Qahar dalam Aam Hasani
(http://id.shvoong.com ) prestasi adalah apa yang telah kita dapat ciptakan,
hasil pekerjaan, hasil menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan
keuletan.
Menurut Nasrun Harahap dkk dalam Aam Hasani
(http://id.shvoong.com) prestasi adalah penilaian pendidikan tentang
perkembangan dan kemajuan murid yang berkenaan dengan penguasaan
bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka serta nilai-nilai yang
terdapat dalam kurikulum.
Jadi prestasi yang dimaksudkan disini adalah hasil yang telah
dicapai seorang siswa dari hasil penilaian pendidikan tentang
bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka serta nilai-nilai yang
terdapat dalam kurikulum.
2. Belajar
Driver dalam Widiasih (1997:34) mengemukakan bahwa belajar
menurut konstruktivis adalah proses yang aktif dan berkesinambungan
yang dilakukan siswa dalam menggunakan informasi lingkungan untuk
membangun interpretasi dan makna sendiri berdasarkan prior knowledge
dan pengalaman.
Menurut Slavin dalam Wikipedia Bahasa Indonesia (ensiklopedia
bebas) menyatakan belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam
perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan
yang diperkuat. Perubahan akibat belajar dapat terjadi dalam berbagai
bentuk perilaku, dari ranah koqnitif, afektif, dan/atau psikomotor, tidak
hanya pada penambahan pengetahuan saja.
Jadi belajar adalah proses aktif dan berkesinambungan yang
dilakukan siswa melalui perilaku dari pengalaman atau latihan yang
diperoleh dari lingkungan untuk membangun interpretasi dan makna
dalam dirinya sendiri baik dalam bentuk koqnitif, efektif maupun
psikomotorik.
3. Prestasi Belajar
Winkel dalam Sunartombs (http://sunartombs.wordpress.com)
10
menunjukkan kemampuan atau keberhasilan seseorang yang melakukan
proses belajar sesuai dengan bobot/nilai yang berhasil diraihnya.
S. Nasution dalam Anne Ahira (http://anneahira.com) berpendapat
bahwa prestasi belajar merupakan kesempurnaan seorang peserta didik
dalam berpikir, merasa dan berbuat.
Jadi prestasi belajar menurut Sunarto
(http://sunartombs.wordpress.com) adalah hasil pengukuran dari penilaian
usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun
kalimat yang menceritakan hasil yang sudah hasil dari pengukuran
terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan
psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan
menggunakan instrumen tes yang relevan.
B. Sumber Belajar
Sumber belajar atau learning resources, menurut Percival & Ellington
( http://mbahkahen.wordpress.com/) mengatakan bahwa sumber belajar yang
dipakai dalam pendidikan atau latihan adalah suatu sistem yang terdiri dari
sekumpulan bahan atau situasi yang diciptakan dengan sengaja dan dibuat
agar memungkinkan siswa belajar secara individual.
Sumber belajar atau learning resources, secara umum diartikan
sebagai segala sesuatu yang digunakan oleh peserta didik dan pendidik dalam
proses belajar dan pembelajaran. Jika dikelompokkan sumber belajar dapat
lingkungan (alam, sosial, budaya, spiritual). Sumber belajar inilah yang
disebut media pendidikan atau media instruksional.
Sumber belajar dibedakan menjadi 2 jenis :
1. Sumber belajar yang direncanakan, yaitu semua sumber yang
secara khusus telah dikembangkan sebagai komponen sistem
instruksional untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah dan
bersifat formal.
2. Sumber belajar karena dimanfaatkan, yaitu sumber-sumber yang
tidak secara khusus didisain untuk keperluan pembelajaran namun
dapat ditemukan, diaplikasikan dan digunakan untuk keperluan
belajar.
Media pembelajaran (www.syafir.com/2010/01/mediapembelajaran)
merupakan alat yang berfungsi sebagai perantara atau penyampai isi berupa
informasi pengetahuan berupa visual dan herbal untuk kepentingan
pengajaran. Tujuan penggunaan media pembelajaran antara lain :
1. Proses belajar mengajar dapat tepat dan berdaya guna.
2. Mempermudah bagi guru/pendidik dalam menyampaikan informasi.
3. Mempermudah anak dalam menyerap materi.
4. Mendorong keinginan anak untuk mengetahui lebih banyak tentang
materi.
5. Menghindari salah pengertian atau salah paham antara anak yang satu
12
C. Lingkungan Sebagai Sumber Belajar
Lingkungan belajar atau learning environment adalah lingkungan
yang menjadi latar terjadinya proses belajar seperti di kelas, perpustakaan,
sekolah, tempat kursus, masyarakat dan alam semesta. Pasal 1 butir 20 UU
No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, yakni pembelajaran adalah proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar. Pada intinya lingkungan menurut Hendy Ahmad yaitu
segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang mempengaruhi
perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung.
Lingkungan sebagai sumber belajar (http://jeperis.wordpress.com)
merupakan segala sesuatu yang ada di sekolah atau tempat tinggal siswa yang
dapat dijadikan sebagai sumber belajar.
Lingkungan sebagai sumber belajar pada penelitian ini yang dimaksud
adalah lingkungan belajar yang direncanakan. Lingkungan belajar yang
direncanakan yang dimaksudkan adalah sebelum melaksanakan kegiatan
belajar mengajar peneliti merancang terlebih dahulu lingkungan seperti apa
yang sesuai dengan materi pelajaran yang akan disampaikan.
Sudjana dalam Ihat Hatimah (2007:320) pembelajaran yang
memanfaatkan potensi lingkungan untuk menemukan kebutuhan belajar
peserta didik akan berdampak terhadap peningkatan hasil pembelajaran.
Sumber belajar tidak hanya terbatas pada bahan dan alat yang digunakan dalam
untuk membantu setiap orang untuk belajar. Sumber belajar diusahakan dan
dimanfaatkan seperti halnya lingkungan. Pemanfaatan sumber daya alam dan
lingkungan sangat membantu dalam proses pembelajaran.
Pada penelitian ini sumber belajar yang direncanakan menggunakan
tanah lapang dan halaman sekolah sebagai tempat pelaksanaan proses
pembelajaran siswa dan sebagai sumber belajar siswa. Tanah lapang adalah
area tanah yang sangat luas yang hanya ditumbuhi rerumputan saja.
D. Lingkungan Sebagai Sumber Belajar IPA
Lingkungan sebagai sumber belajar dalam pembelajaran IPA
(http://jeperis.wordpress.com) merupakan segala sesuatu yang ada di sekolah
atau tempat tinggal siswa yang termasuk di dalamnya makhluk hidup maupun
benda mati yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar, dengan maksud
bahwa lingkungan tersebut dapat menjadi objek pengamatan, sarana atau
tempat melakukan percobaan dan sebagai tempat mendapatkan informasi.
Maka lingkungan merupakan sesuatu yang sangat penting baik sebagai
wahana maupun sebagai objek pembelajaran IPA.
E. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Menjadi seorang guru harus berupaya mengkaji dan mengembangkan
berbagai metode atau teknik pengajaran terutama dalam Ilmu Pengetahuan
14
John S. Richardson dari Universitas Ohio pada bukunya Science
Teaching in Secondary Schools 1957 dalam Sumiyati (2010:8) menyarankan
digunakannya tujuh prinsip dalam proses belajar mengajar agar pengajaran
IPA dapat berhasil. Ketujuh prinsip tersebut antara lain :
1. Prinsip keterlibatan siswa secara aktif
Siswa diharapkan selalu aktif dalam setiap proses pembelajaran dan guru
hanya sebagai fasilitator saja.
2. Prinsip belajar berkesinambungan
Jadi dari proses pembelajaran yang telah diperoleh siswa ini secara tidak
langsung akan saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Semua yang
dipelajari akan saling berkelanjutan dari hal-hal yang mudah ke hal-hal
yang lebih sulit.
3. Prinsip motivasi
Pemberian motivasi bagi siswa itu akan sangat membantu memberikan
semangat dan mendorong siswa untuk lebih maju dan berkembang untuk
memperoleh ilmu yang nantinya akan sangat berguna bagi kemajuannya
kelak.
4. Prinsip multi saluran
Yang dimaksud multi saluran disini yaitu pembelajarn itu dapat dilakukan
melalui berbagai macam bentuk pembelajaran, yang diharapkan siswa
5. Prinsip penemuan
Dalam setiap proses pembelajaran siswalah yang aktif dan guru hanya
sebagai fasilitator. Dari hal ini diharapkan akhirnya siswa nanti dapat
menemukan sendiri esensi dari indikator materi pembelajaran yang
diajarkan.
6. Prinsip totalitas
Baik guru maupun siswa harus total dalam proses pelaksanaan
pembelajaran. Siswa diajak total dalam pembelajaran yaitu bener-benar
terfokus pada materi yang diajarkan, sedangkan guru total dalam
pelayanannya dalam membimbing dan memfasilitasi apa yang menjadi
kebutuhan siswa.
7. Prinsip individu
Hasil akhir yang diperoleh siswa itu akan sangat tergantung dengan
pribadi dan kemampuan dari masing-masing siswa baik dari segi kognitif,
psikomotorik dan afektif siswa.
Pengajaran IPA cenderung menyiapkan segelintir siswa untuk
melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi (universitas)
sementara sebagian siswa akan menjadi konsumen dari IPA daripada
produsen. Dari kenyataan itu menuntut agar pendidikan IPA memberi
pengetahuan IPA yang dibutuhkan oleh siswa kebanyakan dan hendaknya
16
F. Materi “ Sifat Bahan dengan Penyusunnya”
Pada materi “Sifat bahan dengan penyusunnya” ini pada intinya
membahas tentang bahan-bahan yang kita gunakan dalam kehidupan kita
sehari-hari, misalnya kain, plastik, kayu, logam dan lain sebagainya.
Kain adalah sesuatu bahan hasil dari pada tenunan benang yang terbuat
dari kapas, sutra ataupun sintetis.
Gambar 1. Kapas
Gambar 2 . Macam-macam benang Gambar 3. Kain
Plastik mencakup produk polimerisasi sintetik atau semi-sintetik.
Mereka terbentuk dari kondensasi organik atau penambahan polimer dan bisa
juga terdiri dari zat lain untuk meningkatkan performa atau ekonomi. Ada
beberapa polimer alami yang termasuk plastik. Plastik dapat dibentuk menjadi
film atau fiber sintetik. Nama ini berasal dari fakta bahwa banyak dari mereka
yang sangat banyak dalam properti yang dapat menoleransi panas, keras,
"reliency" dan lain-lain. Digabungkan dengan kemampuan adaptasinya,
komposisi yang umum dan beratnya yang ringan memastikan plastik
digunakan hampir di seluruh bidang industri.
Gambar 4. Plastik hitam Gambar 5. Plastik pembungkus kado
Gambar 6. Botol minuman terbuat dari plastik
Menurut Antok (http://noviantoblog.blogspot.com) kayu merupakan
salah satu hasil dari sumber kekayaan alam yang kita sadari atau tidak sangat
dekat dengan kehidupan sehari-hari kita, merupakan bahan mentah yang
mudah diproses untuk dijadikan barang sesuai kemajuan teknologi (seperti
meja, kursi, almari, dipan dan lain-lain). Kayu memiliki beberapa sifat
sekaligus, yang tidak dapat ditiru oleh bahan lain.
Pengertian kayu disini adalah suatu bahan yang diperoleh dari hasil
18
merupakan bagian dari pohon tersebut, setelah diperhitungkan dan dipilah
bagian-bagian mana yang lebih banyak dapat dimanfaatkan untuk sesuatu
tujuan penggunaan. Baik berbentuk kayu pertukangan, kayu industri maupun
kayu bakar.
Gambar 7. Kursi dari bahan kayu
Logam adalah unsur kimia yang mempunyai sifat-sifat kuat, liat, keras,
penghantar listrik dan panas, serta mempunyai titik cair tinggi.
Materi ini perlu dipelajari dengan tujuan siswa dapat membedakan
bahan-bahan yang baik dan yang tidak baik untuk digunakan agar dalam
penggunaannya dapat semaksimal mungkin. Oleh karena itu siswa harus
mengerti tentang asal mula, kegunaan, sifat-sifat, kelebihan dan kekurangan
dari bahan tersebut.
Gambar 8. Kunci dari bahan logam Gambar 9. Cincin dari bahan
G. Kerangka Berpikir
IPA menurut kurikulum pendidikan dasar dalam garis-garis besar
program pendidikan (GBPP) kelas V SD (http://id.shv00ng.com/socian
sciencis-education) dinyatakan merupakan hasil kegiatan manusia yang
berupa pengetahuan, gagasan dan konsep-konsep yang terorganisasi tentang
alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses
kegiatan ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan, dan pengujian
gagasan-gagasan.
Menurut Fisher (http://id.shv00ng.com/socian sciencis-education)
mengatakan bahwa IPA adalah salah satu kumpulan pengetahuan yang
disusun secara sistematik yang didalamnya secara umum terbatas pada
gejala-gejala alam. Dari pendapat di atas disimpulkan IPA merupakan salah satu
kumpulan ilmu pengetahuan yang mempelajari alam semesta, baik ilmu
pengetahuan yang mempelajari alam semesta yang bernyawa ataupun yang tak
bernyawa dengan jalan mengamati berbagai jenis dan perangkat lingkungan
alam serta lingkungan alam buatan.
Lingkungan (http://forum.um.ac.id) adalah segala sesuatu yang ada di
sekitar manusia yang memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik
langsung maupun tidak langsung.
Lingkungan sebagai sumber belajar (http://jeperis.wordpress.com)
merupakan segala sesuatu yang ada di sekolah atau tempat tinggal siswa yang
20
peneliti gunakan sebagai sumber belajar yaitu di tanah lapang dan halaman
sekolah.
Lingkungan sebagai sumber belajar dalam pembelajaran IPA
(http://jeperis.wordpress.com) merupakan segala sesuatu yang ada di sekolah
atau tempat tinggal siswa yang termasuk di dalamnya makhluk hidup maupun
benda mati yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar, dengan maksud
bahwa lingkungan tersebut dapat menjadi objek pengamatan, sarana atau
tempat melakukan percobaan dan sebagai tempat mendapatkan informasi.
Maka lingkungan merupakan sesuatu yang sangat penting baik sebagai
wahana maupun sebagai objek pembelajaran IPA.
Hubungan lingkungan sebagai sumber belajar dengan prestasi siswa
yaitu dengan pembelajaran dengan lingkungan sebagai sumber belajar ini
dapat meningkatkan prestasi siswa. Karena dengan pembelajaran lingkungan
sebagai sumber belajar pembelajaran menjadi lebih bermakna, siswa akan
lebih aktif, kreatif, serta dapat memunculkan ide-ide barunya dan hasil belajar
yang didapat dari proses pembelajaran karena kelima panca indra siswa
digunakan dan sebagai hasilnya prestasi siswa yang semakin meningkat baik
aspek koqnitif, afektif maupun psikomotorik siswa akan berkembang. Aspek
kognitif misalnya seorang anak bertambah pengetahuan/pengalaman
mengenai alam sekitar. Aspek afektif misalnya anak mulai belajar
menghargai lingkungan sekitar dengan cara menjaga dan melestarikannya.
yang ada di lingkungan sekitar untuk membuat barang-barang kerajinan
sebagai wujud kreasinya.
H. Hipotesis Tindakan
Dari kerangka teoritis di atas peneliti mengemukakan hipotesis
tindakan berikut :
Penggunaan Lingkungan sebagai sumber belajar dapat meningkatkan prestasi
belajar IPA pada materi “Mendeskripsikan hubungan antara sifat bahan
dengan bahan penyusunnya” pada siswa kelas VA SD Negeri Klodangan,
22 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain Penelitian
Tindakan Kelas yang meneliti tentang peningkatan prestasi yang dapat
diketahui dari hasil pembelajaran, yang akan dievaluasi pada setiap akhir
siklus.
Penelitian Tindakan Kelas ini adalah penelitian yang dilakukan oleh guru
di dalam kelasnya sendiri, melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk
meningkatkan kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar siswa meningkat.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan desain peneliti tindakan kelas
yang pelaksanaannya melalui proses pengkajian berdaur terdiri atas 2 siklus.
Setiap siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu (1) perencanaan (planning), (2)
Pelaksanaan (acting), (3) pengamatan (observing), dan (4) refleksi (reflecting).
Hasil refleksi terhadap tindakan yang dilakukan akan digunakan kembali
untuk merevisi rencana, jika tindakan yang dilakukan belum berhasil
memecahkan masalah seperti tampak pada gambar berikut ini :
Gambar 10. Siklus PTK
Setelah siklus ini berlangsung beberapa kali, barangkali perbaikan
diinginkan sudah terwujud. Dalam hal ini daur Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) dengan tujuan perbaikan yang direncanakan sudah berakhir.
B. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di SD Negeri Klodangan, Kecamatan Berbah,
Kabupaten Sleman, Yogyakarta
2. Subyek Penelitian
Penelitian ini diterapkan pada siswa kelas V SD Negeri Klodangan Tahun
Ajaran 2010/2011, dengan jumlah siswa putra 20 anak dan putri 20 anak.
Conclution Re Planning
Re Acting Acting
Planning
Reflecting Re Reflecting
Observing
24
3. Obyek Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini meneliti tentang peningkatan prestasi belajar
dalam pembelajaran IPA dengan lingkungan sebagai sumber belajar
semester I tahun ajaran 2010/2011.
4. Waktu Penelitian
Jadwal waktu penelitian dapat dilihat secara rinci pada tabel berikut :
Tabel 1. Jadwal kegiatan penelitian
No. Kegiatan
Tahun 2010 Tahun 2011
Juli Agust Sept Okt Nov Des Juli Agust Sept
1.
Permohonan
ijin
2.
Pelaksanaan
Siklus I
Pertemuan 1
Siklus I
Pertemuan 2
Siklus I
Evaluasi
Siklus I
3.
Refleksi
Siklus I
4.
Pelaksanaan
Siklus II
Pertemuan 1
Siklus II
Pertemuan 2
Siklus II
Evaluasi
Siklus II
5.
Refleksi
Siklus II
6. Ujian
7. Revisi
C. Rencana Tindakan Tiap Siklus
1. Persiapan
Pada tahap awal persiapan ini peneliti mengajukan ijin penelitian
di SD Negeri Klodangan yaitu di SD tempat peneliti bekerja, dimana
penelitian tindakan kelas ini dilakukan bersamaan pelaksanan kewajiban
peneliti sebagai guru.
Kemudian peneliti mengkaji materi apa yang sesuai untuk bahan
penelitian. Selanjutnya peneliti menyusun silabus yang sesuai dan silabus
tersebut dijabarkan kembali dalam beberapa Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yaitu dalam 6 kali pertemuan, yang terdiri dari 3 kali
26
Setelah menyusun RPP, kemudian peneliti merancang instrumen yang
sesuai untuk mengukur prestasi atau hasil belajar sebagai obyek yang
akan diteliti. Selanjutnya untuk tahap terakhir dari persiapan yaitu
menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) yang menunjang dalam proses
pelaksanaan pembelajaran.
2. Rencana Tindakan Tiap Siklus
a. Rencana Tindakan
1) Siklus I
a) Pertemuan I
Kegiatan Awal ( 10 menit)
Guru mengucapkan salam
Guru mengabsen siswa
Guru membuka pelajaran
Guru mempersiapkan alat dan bahan
Guru mengadakan tanya jawab tentang
macam-macam benda yang ada di sekitar kita.
Kegiatan Inti (45 menit)
Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang
benda-benda yang ada di sekitar kita.
Siswa duduk dalam kelompok masing-masing yang
telah dibagi sebelumnya, untuk melakukan
pengamatan.
Siswa melakukan pengamatan dilingkungan sekolah
untuk memperoleh bahan yang diperlukan sebagai
bahan diskusi misalnya; kapas, bulu domba, ijuk dan
lain sebagainya, dan mencatat hasil pengamatan pada
lembar pengamatan.
Siswa menulis bahan-bahan yang telah diperoleh
beserta asal bahan tersebut pada LKS.
Siswa mengelompokkan berbagai macam benda
berdasarkan strukturnya dan menuliskannya pada
LKS.
Siswa dalam kelompok mendiskusikan perbedaan
antara serat alami dan serat sintetis dan
menuliskannya pada LKS.
Siswa 1 kelompok mempresentasikan hasil
pengamatan di depan kelas. Kelompok dipilih secara
acak.
Kegiatan Akhir (15 menit)
Siswa bersama guru menyimpulkan materi.
Guru memberi tugas pada siswa untuk membawa
peralatan yang diperlukan pada materi berikutnya.
28
b) Pertemuan II
Kegiatan Awal ( 10 menit)
Guru mengucapkan salam
Guru mengabsen siswa
Guru membuka pelajaran
Guru mempersiapkan alat dan bahan
Guru mengadakan tanya jawab tentang materi
minggu yang lalu.
Misalnya : - Apa yang dimaksud dengan serat
alami?
- Apa saja contoh bahan yang
berasal dari serat alami?
- Apa saja contoh bahan yang
berasal dari serat sintetis?
Kegiatan Inti (45 menit)
Siswa duduk dalam kelompok masing-masing untuk
melakukan pengamatan.
Siswa melakukan pengamatan terhadap bahan yang
harus diperoleh siswa dilingkungan sekitarnya yaitu
berupa berbagai macam benang dan mencatatnya
pada lembar pengamatan.
Siswa menuliskan berbagai macam benang dan
kegunaannya pada LKS.
Siswa menuliskan struktur benang berdasarkan
pengamatan pada LKS.
Berdasarkan pengamatan siswa menuliskan
syarat-syarat bahan yang baik untuk dibuat tali, pada lembar
LKS.
Siswa 1 kelompok mempresentasikan hasil
pengamatan di depan kelas. Kelompok dipilih secara
acak.
Kegiatan Akhir (15 menit)
Siswa bersama guru menyimpulkan materi.
Guru memberi salam penutup.
2) Siklus II
a) Pertemuan I
Kegiatan Awal ( 10 menit)
Guru mengucapkan salam
Guru mengabsen siswa
Guru membuka pelajaran
Guru mempersiapkan alat dan bahan
Guru mengadakan tanya jawab tentang materi
minggu lalu.
Misalnya : - Sebutkan macam-macam benang!
30
- Syarat apa saja untuk menghasilkan
tali yang baik?
Kegiatan Inti (45 menit)
Siswa duduk dalam kelompok masing-masing untuk
melakukan pengamatan.
Siswa mencari dan menemukan bahan dasar yang
dapat dibuat kain dan menemukan berbagai macam
kertas dan plastik yang ada di lingkungan sekolah.
Siswa melakukan pengamatan terhadap bahan yang
telah dipersiapkan yaitu berupa berbagai macam
potongan kecil kain dan mencatatnya pada LKS.
Siswa menuliskan pula sifat-sifat dari berbagai
macam kain tersebut pada LKS.
Siswa melakukan pengamatan terhadap bahan yang
telah dipersiapkan yaitu berupa berbagai macam
kertas dan plastik, kemudian mencatat hasilnya pada
LKS.
Siswa 1 kelompok mempresentasikan hasil
pengamatan di depan kelas. Kelompok dipilih secara
acak.
Kegiatan Akhir (15 menit)
Guru memberi tugas untuk membawa peralatan pada
pertemuan berikutnya.
Guru memberikan salam penutup
b) Pertemuan II
Kegiatan Awal ( 10 menit)
Guru mengucapkan salam
Guru mengabsen siswa
Guru membuka pelajaran
Guru mengadakan tanya jawab tentang materi
minggu yang lalu.
Misalnya : - Sebutkan macam-macam jenis kain
beserta sifatnya!
- Sebutkan contoh jenis kain!
- Sebutkan sifat-sifat plastik!
Kegiatan Inti (45 menit)
Siswa duduk dalam kelompok masing-masing untuk
melakukan pengamatan.
Siswa melakukan pengamatan dengan mencari
benda-benda yang ada di sekitar lingkungan sekolah
seperti kantong plastik, gelas aqua, kardus snack, ikat
32
Siswa menuliskan benda-benda yang mereka bawa
tersebut pada LKS.
Siswa melakukan pengamatan yaitu keluar
kelas/berkeliling disekitar lingkungan sekolah
(kira-kira 10 menit) untuk mencari benda-benda yang
terbuat dari logam dan kayu kemudian mencatat
hasilnya pada LKS.
Siswa 1 kelompok mempresentasikan hasil
pengamatan di depan kelas. Kelompok dipilih secara
acak.
Kegiatan Akhir (15 menit)
Siswa bersama dengan guru menyimpulkan materi.
Guru memberikan salam penutup.
b. Pelaksanaan Tindakan
Penelitian dilakukan dengan menggunakan desain peneliti
tindakan kelas yang pelaksanaannya melalui proses pengkajian
berdaur terdiri atas 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari 3 kali
pertemuan.
Pada siklus I pertemuan 1 yaitu siswa melakukan pengamatan
dilingkungan sekolah untuk memperoleh bahan yang diperlukan
sebagai bahan diskusi misalnya; kapas, bulu domba, ijuk dan lain
terhadap bahan yang harus diperoleh siswa dilingkungan sekitarnya
yaitu berupa berbagai macam benang dan mencatatnya pada lembar
pengamatan.
Pada siklus II pertemuan 1 yaitu siswa mencari dan
menemukan bahan dasar yang dapat dibuat kain dan menemukan
berbagai macam kertas dan plastik yang ada di lingkungan sekolah.
Pada siklus II pertemuan 2 siswa melakukan pengamatan dengan
mencari benda-benda yang ada di sekitar lingkungan sekolah seperti
kantong plastik, gelas aqua, kardus snack, ikat rambut, rafia, dsb.
Perbedaan pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dan siklus II
yaitu pada materi pembelajarannya saja. Pada siklus II melanjutkan
materi pada siklus I.
c. Observasi
Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti sendiri, yang
diperoleh dari skor hasil tes evaluasi pada setiap akhir siklus.
Pengumpulan data ini dilakukan dengan melihat skor dari hasil tes
evaluasi setiap akhir siklus, baik pada siklus I maupun siklus II.
Kemudian dari dua siklus tersebut diapat dilihat apakah ada
peningkatan prestasi apabila dibandingkan dengan hasil tes evaluasi
34
d. Refleksi
Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan
oleh guru di dalam kelasnya sendiri, melalui refleksi diri, dengan
tujuan untuk meningkatkan kinerjanya sebagai guru sehingga hasil
belajar siswa meningkat.
Hasil refleksi terhadap tindakan yang dilakukan akan
digunakan kembali untuk merevisi rencana, jika tindakan yang
dilakukan belum berhasil memecahkan masalah.
D. Pengumpulan Data dan Instrumennya
Teknik pengumpulan data pada Penelitian Tindakan Kelas ini adalah
berupa tes tertulis. Tes tertulis berbentuk nilai tes formatif. Tes tertulis, untuk
mengetahui hasil belajar siswa terhadap materi pelajaran.
Tes tertulis pada siklus I dengan jumlah soal pilihan ganda 10 soal, isian
singkat 10 soal, dan uraian 5 soal. Sedangkan tes tertulis pada siklus II sama
dengan siklus I yaitu jumlah soal pilihan ganda ada 10 soal, isian singkat 10
soal, dan uraian 5 soal. Untuk mengetahui valid atau tidaknya hasil ukur tes
tersebut peneliti menggunakan validitas isi yaitu peneliti membuat soal-soal
tes tertulis berdasarkan kisi-kisi dan indikator dari materi pembelajaran.
Setelah itu digunakan metode expert judgement yaitu peneliti melakukan
konsultasi pada orang yang lebih ahli dalam hal ini adalah dosen dari peneliti
sendiri.
Tabel 2. Kisi Kisi Soal Evaluasi Siklus I dan Siklus II
Siklus Indikator
Soal Pilihan
Ganda
Isian
Singkat Uraian
I
1.Siswa dapat menyebutkan beberapa jenis
bahan/benda berdasarkan fungsinya. 1 ( 7, 9 )
1
( 16 )
1
(21)
2.Siswa dapat menjelaskan apa yang
dimaksud dengan serat alami.
2
(1)
3.Siswa dapat menyebutkan contoh-contoh
serat alami.
3 (2, 3,
5)
1
(13)
4.Siswa dapat menyebutkan kegunaan dari
bahan yang terbuat dari serat alami
tersebut.
1
(22)
5.Siswa dapat menjelaskan apa yang
dimaksud dengan serat sintetis.
1
(23)
6.Siswa dapat menyebutkan contoh-contoh
serat sintetis.
1
(10)
2
(14, 18)
7.Siswa dapat menyebutkan macam-macam
36
struktur dari benang. (8) (17, 19) (24)
9.Siswa dapat menjelaskan apa yang
dimaksud dengan tali.
2
(4, 6)
2
(11, 15)
10.Siswa dapat menyebutkan syarat utama
bahan untuk dijadikan tali.
1
(20)
1
(25)
Jumlah 10 10 5
Siklus Indikator
Soal Pilihan
Ganda
Isian
Singkat Uraian
II
1.Siswa dapat menjelaskan bagaimana
terbentuknya kain.
1
(21)
2.Siswa dapat menyebutkan macam-macam
jenis kain beserta sifatnya.
1
( 17 )
1
(22)
3.Siswa dapat menyebutkan macam-macam
jenis kertas beserta sifat-sifatnya. 1 ( 3 )
1
(23)
4.Siswa dapat menyebutkan macam-macam
jenis plastik beserta sifat-sifatnya.
3
(1, 8 )
1
(16)
5.Siswa dapat menyebutkan kegunaan serat. 2
(12,18) 6.Siswa dapat menyebutkan kegunaan
benang.
1 (24)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7.Siswa dapat menyebutkan kegunaan kain. 1
( 2 )
2
(13,20) 8.Siswa dapat menyebutkan kegunaan kertas. 1
( 7 )
1
( 15 ) 9.Siswa dapat menyebutkan kegunaan
plastik.
1
( 19 )
1
(25)
10.Siswa dapat menyebutkan sifat bahan lain
di lingkungan sekitarnya seperti; logam dan
kayu.
11.Siswa dapat menyebutkan kegunaan bahan
lain di lingkungan sekitarnya seperti ;
logam dan kayu
2
( 4, 6 )
1
( 14 )
Jumlah 10 10 5
Tabel 3. Kriteria Indikator Penelitian
Peubah
Prestasi belajar
siswa dalam
pembelajaran
IPA
Persentase siswa yang
mencapai KKM
KKM = 60 36 % 50 % 60 %
Rata-rata nilai ulangan
siswa
38
E. Analisis Data
Untuk dapat mengambil kesimpulan apakah penelitian ini sesuai dengan
tujuan yang akan dicapai, maka peneliti melakukan beberapa pengolahan data.
Dari tes tertulis yang dilakukan pada setiap akhir siklus akan diperoleh data
yang bersifat deskriptif kualitatif. Untuk mengetahui peningkatan prestasi
belajar siswa, dapat dibandingkan antara kondisi awal dengan siklus I dan
siklus II. Aspek yang dibandingkan yaitu sesuai dengan indikator penelitian
yaitu banyaknya siswa yang mencapai KKM (persentase siswa yang mencapai
KKM) dan rata-rata nilai ulangan siswa yang diperoleh dari hasil tes formatif
pada setiap akhir siklus. Dari perbandingan ini diharapkan ada peningkatan
yang signifikan sehingga tujuan dari penelitian ini dapat tercapai.
1. Rumus pencarian nilai tes tertulis siswa
Skor yang diperoleh
Nilai siswa = X 100 Skor ulangan total
2. Rumus pencarian nilai rata-rata ulangan siswa
Rata-rata nilai Jumlah total nilai siswa siswa =
Jumlah siswa
3. Rumus persentase jumlah siswa yang mencapai KKM
% siswa yang Jumlah siswa yang mencapai KKM
mencapai KKM = X 100%
Jumlah siswa seluruhnya
39 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Per Siklus
1. Siklus Pertama a. Perencanaan
Langkah awal yang dilakukan peneliti untuk memulai penelitian ini yaitu melihat kembali nilai ulangan siswa pada tahun sebelumnya untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam memahami pembelajaran IPA khususnya pada materi “ Mendeskripsikan sifat bahan dengan bahan penyusunnya”.
Pada penelitian berikut peneliti membuat rencana setelah memperoleh data pada kondisi awal terhadap pembelajaran IPA dengan kompetensi dasar “ Mendeskripsikan sifat bahan dengan bahan penyusunnya” pada siswa tahun ajaran sebelumnya yaitu tahun ajaran 2009/2010 dengan diperoleh data sebagai berikut :
Dari 36 siswa diperoleh data 13 siswa (36%) mendapat nilai ≥ 60 dan 23 siswa (64%) mendapat nilai < 60.
Pada tabel lampiran 15 menunjukkan bahwa ketuntasan hasil ulangan tes formatif siswa pada studi awal masih rendah, hanya 13 siswa yang tuntas belajar (berarti masih 23 siswa yang belum tuntas).
40
memperbaiki hasil pembelajaran peneliti menyiapkan RPP, alat evaluasi, lembar observasi, dan lembar kerja siswa. Pada tahap ini peneliti menyiapkan perangkat pembelajaran yang meliputi RPP, Silabus, LKS, dan berbagai peralatan pembelajaran sebagai bahan penelitian.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan 1 yaitu pada hari Rabu, 24 November 2010 selama 2 jp (2 x 45 menit). Siklus I pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Kamis, 25 November 2010 selama 2 jp ( 2 x 45 menit), sedangkan evaluasi siklus I dilaksanakan pada hari Jumat, 26 November 2010.
Peneliti melaksanakan perbaikan pembelajaran pada siklus I ini karena kondisi pembelajaran yang belum maksimal yaitu siswa yang masih sulit untuk dikondisikan dan hanya bermain-main saja. Hasil dari pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut : 32 siswa dari 40 siswa (80%) mendapatkan nilai ≥ 60 dan 8 siswa (20%) mendapatkan nilai < 60.
Data hasil belajar siswa pada perbaikan pembelajaran siklus I dapat dilihat pada tabel lampiran 16.
Dari tabel pada lampiran 16 dapat diketahui ketuntasan hasil belajar siswa yaitu 32 siswa tuntas dan 8 siswa masih belum tuntas.
c. Observasi
Sebelum pelaksanaan siklus I, untuk mengetahui kondisi awal siswa yang dilakukan peneliti untuk memulai penelitian ini yaitu melihat kembali nilai ulangan siswa pada tahun sebelumya untuk mengatahui sejauh mana kemampuan siswa dalam memahami pembelajaran IPA khususnya pada materi “ Mendeskripsikan sifat bahan dengan bahan penyusunnya” dengan data pada tahun sebelumnya yaitu 13 siswa (36%) mendapat nilai ≥ 60 dan 23 siswa (64%) mendapat nilai < 60.
Pada observasi yang dilakukan observer pada siklus I selain data yang diperoleh, ada beberapa hal atau catatan selama berlangsungnya proses pembelajaran yaitu :
1) Catatan selama proses pembelajaran
42
2) Pengamatan proses pembelajaran siswa
Pada proses pembelajaran siklus I siswa melakukan percobaan berdasarkan langkah-langkah pada LKS. Kemudian mencari bahan-bahan yang diperlukan siswa dalam percobaan. Pada siklus I siswa melakukan percobaan tentang hubungan antara sifat bahan dengan bahan penyusunnya. Siklus I pertemuan 1 siswa mengidentifikasi dan menggolongkan bahan-bahan yang diperoleh baik serat alami maupun sintetis. Sedangkan pertemuan 2 mengidentifikasi berbagai macam benang dan strukturnya. Dengan pembelajaran lingkungan sebagai sumber belajar dalam pembelajaran IPA ini siswa benar-benar mengalami langsung atau mendapatkan pengalaman yang nyata dan tidak sekedar membayangkan. Dengan pengalaman yang nyata ini, materi akan lebih tertanam pada ingatan siswa dan siswa tidak dengan mudah melupakan pengalamannya tersebut.
d. Refleksi
memberikan pengarahan mengenai langkah-langkah kegiatan yang harus dilakukan siswa.
2. Siklus Kedua a. Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi siklus pertama, peneliti melakukan perbaikan, yaitu melaksanakan siklus II dengan menyiapkan berbagai alat dan bahan yang dibutuhkan. Alat dan bahan tersebut meliputi RPP siklus kedua., lembar kerja siswa, peralatan yang menunjang dalam proses pembelajaran dan lembar tes formatif.
Peneliti kembali melakukan penelitian kembali dengan melaksanakan siklus II yang mengacu pada refleksi siklus I yang telah dilaksanakan oleh peneliti.
44
tersebut. Kemudian setelah semua selesai siswa bersama-sama dengan guru membahas kegiatan yang telas dilakukan tersebut.
b. Pelaksanaan
Peneliti melaksanakan perbaikan pembelajaran pada siklus II pertemuan 1 yaitu pada hari Senin, 29 November 2010 selama 2jp (2 x 35 menit) dan pertemuan 2 pada hari Selasa, 30 November 2010 selama 2jp (2 x 35 menit). Proses pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II ini mengacu pada RPP yang telah dipersiapkan. Guru berperan sebagai fasilitator dan memantau apabila siswa mengalami kesulitan. Peneliti mengarahkan, membimbing, memberi petunjuk, memotivasi, dan membantu siswa yang memerlukan agar kelompok kerja dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
Peneliti melaksanakan perbaikan pembelajaran pada siklus II dengan hasil dari pembelajaran sebagai berikut : 34 siswa (85%) dari 40 siswa mendapatkan nilai ≥ 60 dan 6 siswa (15%) mendapatkan nilai < 60.
Data hasil belajar siswa pada perbaikan pembelajaran siklus II dapat dilihat pada tabel lampiran 17.
Dari tabel pada lampiran 17 dapat diketahui ketuntasan hasil belajar siswa yaitu 34 siswa tuntas dan 6 siswa masih belum tuntas.
c. Observasi
Setelah diadakan tindakan pada siklus I, nilai rata-rata pelajaran IPA pada materi “Mendeskripsikan hubungan antara sifat bahan dengan bahan penyusunnya, misalnya benang, kain dan kertas” yaitu 67,18. Siswa yang memperoleh nilai di atas KKM sebanyak 32 anak atau mencapai 80%. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari siklus I ini ternyata belum sesuai dengan kondisi yang diinginkan oleh peneliti, maka dilaksanakan kembali penelitian pada siklus II ini.
1) Catatan selama proses pembelajaran
46
2) Pengamatan proses pengerjaan siswa
Proses pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II ini, siswa mengamati dan mengidentifikasi bahan-bahan yang diperoleh dari kegiatan berkeliling di lapangan. Kemudian dalam kelompok mengerjakan LKS dengan dipantau oleh guru yaitu peneliti sendiri. Setelah siswa selesai mengerjakan dalam kelompok, kemudian siswa bersama guru membahas materi bersama-sama dan memberikan waktu kepada siswa jika ada yang ingin ditanyakan.
d. Refleksi
Pada siklus II angka perbaikan meningkat dengan signifikan, hasil yang diperoleh siswa berdasarkan hasil evaluasi belajar yang dikerjakan siswa hasil yang diperoleh mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus I. Ini membuktikan dengan model pembelajaran dengan lingkungan sebagai sumber belajar ini dapat meningkatkan daya serap siswa sesuai dengan harapan khususnya dalam pembelajaran IPA ini.
B. Pembahasan
1. Hasil kemampuan siswa dalam memahami pembelajaran IPA pada Siklus I
a. 1) Nilai rata-rata siswa tentang materi mendeskripsikan hubungan antara sifat bahan dengan bahan penyusunnya
Data yang diperoleh peneliti terkait dengan hasil belajar yaitu berupa tes tertulis. Dimana hasil pada tiap siklus ini akan dibandingkan dengan kondisi awal untuk mengetahui apakah ada peningkatan rata-rata siswa atau tidak. Dari hasil data kondisi awal dapat dilihat pada lampiran 15. Dari data kondisi awal tersebut dapat dilihat nilai rata-rata siswa yaitu 56,75. Siswa yang memperoleh nilai di atas KKM sebanyak 13 siswa dari 36 siswa. Sedangkan siswa yang nilainya di bawah KKM sebanyak 23 siswa.
Setelah diketahui kondisi awal, peneliti baru melakukan penelitian tindakan kelas pada Siklus I. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada siklus I diperoleh data pada lampiran 16. Dari penelitian yang telah dilakukan, untuk mengetahui apakah ada peningkatan rata-rata dapat dilihat pada hasil perbandingan rata-rata antara kondisi awal dengan Siklus I sebagai berikut :
Tabel 4. Perbandingan nilai rata-rata kondisi awal dengan siklus I
Nilai rata-rata
Kondisi awal
Siklus I
48
Data nilai rata-rata pemahaman siswa dapat digambarkan dalam diagram berikut :
Nilai rata-rata pemahaman siswa pada kondisi awal dan siklus I
Gambar 11. Diagram perbandingan nilai rata-rata kondisi awal dengan siklus I
Dari diagram tersebut dapat kita amati terjadi peningkatan nilai rata-rata pemahaman siswa seperti yang diharapkan, dibandingkan dengan kondisi awal yang ditemui peneliti sebelum diadakan penelitian. Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa kemampuan pemahaman siswa mengalami peningkatan dibandingkan sebelum dilakukan tindakan pada kondisi awal. Nilai rata-rata siswa pada kondisi awal adalah 56,75 dan setelah dilakukan tindakan pada siklus I meningkat menjadi 67,18. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa setelah dilakukan tindakan mengalami peningkatan nilai rata-rata sebesar 10,43.
56.75
Target Siklus 1
Kondisi awal
Target yang diinginkan
Siklus 1
2) Persentase jumlah siswa yang mencapai KKM
Hasil yang diperoleh siswa dalam tes tertulis dapat kita perhatikan melalui nilai rata-rata siswa pada siklus I adalah 67,18. Berikut peneliti paparkan pula persentase siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal dan kondisi yang diinginkan pada siklus I :
Tabel 5. Perbandingan Persentase jumlah siswa yang mencapai KKM antara kondisi awal dengan siklus I
Persentase jumlah siswa yang mencapai
KKM
Kondisi awal
Siklus I
Target Hasil
36 % 50 % 80 %
Siswa yang memperoleh nilai di atas KKM sebanyak 32 siswa dari 40 siswa atau mencapai 80%. Sedangkan siswa yang nilainya di bawah KKM ada 8 siswa atau mencapai 20%, hal ini disebabkan karena anak yang nilainya di bawah KKM cenderung hanya bermain sendiri pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung, sehingga materi yang disampaikan oleh guru pun tidak sepenuhnya dipahami oleh siswa. Sedangkan pada siklus II kondisi siswa sudah terkondisi sehingga hasilnya pun mengalami peningkatan.
50
pada siklus I ini hasil yang diperoleh sudah sesuai dengan target yang diinginkan peneliti bahkan dapat melebihi target yang diinginkan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut :
Persentase siswa yang mencapai KKM
36%
Persentase siswa yang
mencapai KKM
Gambar 12. Diagram persentase siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal, target siklus I dan siklus I
b. Refleksi Siklus I
siswa yang mengalami kesulitan baik dalam melakukan proses pembelajaran maupun dalam menyimpulkan materi.
Maka langkah yang dilakukan guru untuk memperbaiki hal tersebut adalah (1) membahas hambatan yang terjadi pada siklus I tersebut dengan siswa, (2) menyampaikan pemecahan hambatan untuk dilaksanakan siswa yaitu menjelaskan kembali langkah-langkah yang harus dilakukan siswa selama proses pembelajaran, (3) memberikan penekanan pada materi yang lebih esensi dimana siswa mengalami kesulitan kepada siswa dengan memberikan penjelasan yang lebih mendetail.
Berdasarkan refleksi pada siklus I ini, ternyata hasil yang diperoleh yaitu siswa yang mencapai KKM belum sesuai dengan yang diharapkan oleh peneliti, maka penelitian dilanjutkan dengan melaksanakannya kembali pada siklus II.
2. Hasil kemampuan siswa dalam memahami pembelajaran IPA pada Siklus II
a. (1) Nilai rata-rata siswa tentang materi mendeskripsikan hubungan antara sifat bahan dengan bahan penyusunnya.
52
kemampuan siswa. Peningkatan kemampuan siswa tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 6. Perbandingan nilai rata-rata pada kondisi awal, siklus I dan II
Nilai Rata-rata
Kondisi awal
Siklus I Siklus II
Target Hasil Target Hasil 56,75 65 67,18 70 70,75
Untuk lebih jelasnya data nilai rata-rata pemahaman siswa dapat dilihat pada diagram berikut :
Kondisi nilai rata-rata pemahaman siswa pada kondisi awal, siklus I dan II
56.75 65 67.18
70 70.75
Siklus I Target siklus II siklus I, dan siklus II
bahwa kemampuan pemahaman siswa mengalami peningkatan dibandingkan dengan sebelum dilakukan tindakan pada kondisi awal. Nilai rata-rata siswa pada kondisi awal yaitu 56,75. Setelah diadakan penelitian pada siklus I rata-rata kemampuan siswa meningkat menjadi 67,18 dan pada siklus II rata-rata kemampuan siswa meningkat lagi menjadi 70,75. Dengan demikian terjadi peningkatan nilai rata-rata dari kondisi awal dibandingkan dengan penelitian pada siklus I mengalami peningkatan nilai rata-rata sebesar 10,43. Peningkatan nilai rata-rata siklus I dibandingkan dengan siklus II sebesar 3,57.
(2) Persentase jumlah siswa yang mencapai KKM.
Berdasarkan data nilai rata-rata pemahaman siswa pada siklus II yaitu 70,75. Siswa yang memperoleh nilai di atas KKM sebanyak 34 anak dari 40 siswa atau mencapai 85%. Sedangkan siswa yang nilainya di bawah KKM ada 6 anak atau mencapai 15%.
Ketuntasan yang harus tercapai pada siklus II ini sebesar 60% siswa harus mencapai nilai KKM 60. Jika dilihat dari hasil analisis, pada siklus II ini telah memenuhi target keberhasilan peneliti, karena siswa yang mencapai KKM ada 85%.
54
Tabel 7. Perbandingan persentase jumlah siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II
Indikator
Kondisi awal
Siklus I Siklus II
Target Hasil Target Hasil Persentase
siswa yang mencapai
KKM
36% 50% 80% 60% 85%
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut : Persentase siswa yang mencapai KKM
36%
Siklus I Target Siklus II
Siklus II
Kondisi awal
Target Siklus I
Siklus I
Target Siklus II
Siklus II
Gambar 14. Diagram persentase siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II
peningkatan. Jika kita lihat kondisi awal ada 13 siswa yang mencapai KKM atau 36 % dari jumlah 36 siswa. Siklus I siswa yang mencapai KKM mengalami peningkatan yaitu ada 32 siswa yang mencapai KKM atau 80% dari jumlah 40 siswa. Setelah dilakukan penelitian lagi pada siklus II ternyata juga mengalami peningkatan yaitu ada 34 siswa dari jumlah keseluruhan 40 siswa yang mencapai KKM atau sebesar 85%. Berdasarkan analisis hasil yang diinginkan siswa yang mencapai KKM sebesar 85% dan dapat melebihi target yang diinginkan yaitu 60%.
b. Refleksi Siklus II
Penelitian yang dilakukan pada siklus II ini dapat dikatakan mencapai keberhasilan, hal ini terlihat dari hasil nilai rata-rata yang diperoleh siswa dari kondisi awal hingga diberi tindakan pada siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Pada siklus II nilai rata-rata yang dicapai meningkat yaitu 70,75. Siswa yang nilainya di atas KKM melebihi dari kondisi yang diinginkan. Kondisi yang diinginkan 60% siswa mencapai KKM, pada siklus II ini 85% siswa dapat mencapai KKM. Berdasarkan hasil tersebut, maka penelitian dihentikan pada siklus II ini.