• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan prestasi belajar dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar pada siswa kelas V SD Negeri Klodangan semester I tahun ajaran 2010/2011 - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Peningkatan prestasi belajar dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar pada siswa kelas V SD Negeri Klodangan semester I tahun ajaran 2010/2011 - USD Repository"

Copied!
141
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR

PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KLODANGAN SEMESTER I TAHUN AJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun oleh :

MARGARETA RURI DARUATI 071134070

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2011

(2)

i

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR

PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KLODANGAN SEMESTER I TAHUN AJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun oleh :

MARGARETA RURI DARUATI 071134070

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)

ii

(4)
(5)

iv

PERSEMBAHAN

Karya ini penulis persembahkan untuk :

Tuhan Yesus Kristus yang selalu membimbing dalam setiap langkahku, Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan baik moral maupun material,

Adikku Ferdinandus,

Bernardus Doni Krisnadi yang selalu mendukungku,

(6)

v MOTTO

Belajarlah dari pengalaman hidupmu,

(7)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Penulis menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya ilmiah yang penulis susun ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan atau daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 22 Juli 2011 Penulis

NIM 071134070

(8)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Margareta Ruri Daruati

Nomor Mahasiswa : 071134070

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

“Peningkatan Prestasi Belajar Dalam Pembelajaran IPA Dengan Menggunakan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar Pada Siswa Kelas V SD Negeri Klodangan Semester I Tahun Ajaran 2010/2011”

beserta perangkat yang diperlukan.

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat sebenarnya.

(9)

viii ABSTRAK

Ruri Daruati, Margareta. 2011. Peningkatan Prestasi Belajar Dalam Pembelajaran IPA Dengan Menggunakan Lingkungan Sebagai Sumber

Belajar Pada Siswa Kelas V SD Negeri Klodangan Semester I Tahun

Ajaran 2010/2011. Skripsi. Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar dalam pembelajaran IPA dengan lingkungan sebagai sumber belajar pada siswa kelas V SD Negeri Klodangan semester I Tahun Ajaran 2010/2011. Penelitian yang dilakukan terdiri dari 2 siklus. Pada setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan masing-masing selama 2 jp. Instrumen yang digunakan yaitu tes tertulis, dimana pada masing-masing siklus terdiri dari 10 soal pilihan ganda, 10 soal isian singkat, dan 5 soal uraian.

Kriteria keberhasilan yang diharapkan dalam penelitian ini didasarkan pada persentase siswa yang mencapai KKM yaitu 60 dan rata-rata nilai ulangan siswa. Sebelum dilakukan tindakan data kondisi awal tahun ajaran 2009/2010 menunjukkan dari 36 siswa diperoleh data 13 siswa (36%) mendapat nilai ≥ 60 dan 23 siswa (64%) mendapat nilai < 60. Setelah dilakukan tindakan hasil pada siklus I menunjukkan peningkatan yaitu 32 siswa dari 40 siswa (80%) mendapatkan nilai ≥ 60 dan 8 siswa (20%) mendapatkan nilai < 60. Pada siklus II juga mengalami peningkatan bahkan lebih tinggi dari pada siklus I yaitu 34 siswa (82%) dari 40 siswa mendapatkan nilai ≥ 60 dan 6 siswa (18%) mendapatkan nilai < 60.

Berdasarkan hasil yang diperoleh tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian yang telah dilakukan telah berhasil, karena dapat mencapai target bahkan melebihi target yang diharapkan.

(10)

ix ABSTRACT

Ruri Daruati, Margareta. 2011. The increasing of learning achievement in science corelation with environment as a learning Source to Student in 5 grades in

Klodangan Elementary School, First Semester 2010/2011. Thesis. Teacher Training for Elementary School. Sanata Dharma University

This research was done to know the increasing of learning achievement in science correlation with environment as a learning source to student in 5 grades especially in Klodangan Elementary School, in the first semester 2010/20011. Classrom Action Research (CAR) that done consist of 2 cycles. Every cycle consist of two times meeting for 2 lesson time. The instrument that used is writing test; where in each cycle consist of 10 multiple choices, 10 short questions and 5 explanations.

The successful criteria that expected in this research based on the student percentage that reached minimal total criteria (KKM) namely 60 and the average of student mark. Before the researcher does an action the first date shows that, from 36 students acquire the date 13 students (36%) get mark ≥60 and 23 students (64%) get mark ≤ 60.

After the researcher does an action it shows in the first cycle is increase namely 32 students 40 get mark ≥60 and 8 students (20%) get mark < 60. The first cycle is increase and the second cycle is too, moreover it is more than the first cycle namely 34 students (82%) from 40 student get mark ≥ 60 and 6 students (18%) get mark <60.

Based on the result that acquired can be concluded that the research that has done is successful, because can achieve the target, moreover it is more than the target that expected.

(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Penulisan skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat kelulusan, pada Program Studi PGSD Universitas Sanata Dharma yang dilaksanakan di SD Negeri Klodangan, Kecamatan Berbah Kabupaten Sleman.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini dapat terwujud atas bimbingan, bantuan, dan peran serta dari berbagai pihak. Maka dalam kesempatan yang baik ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M. Ed, Ph. D., selaku Dekan FKIP Universitas Sanata Dharma yang telah berkenan memberikan ijin untuk melakukan penelitian. 2. Bapak Drs. Puji Purnomo, M.Si., selaku Kaprodi PGSD Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta dan dosen pembimbing I yang telah memberi berbagai fasilitas untuk kelancaran birokrasi.

3. Ibu Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., selaku dosen pembimbing II, yang telah memberi arahan dalam pelaksanaan penelitian sampai pada penulisan skripsi ini.

4. Bapak Sugiyanto, S.Pd.SD selaku Kepala SD Negeri Klodangan yang telah memberikan ruang gerak dan kepercayaan untuk melakukan penelitian.

5. Bapak dan ibu guru serta karyawan SD Negeri Klodangan yang telah bekerja sama dengan baik.

(12)

xi

6. Ayah Ibu dan Adikku, beserta keluarga besarku atas semua bantuan serta motivasinya.

7. Bernardus Doni Krisnadi yang selalu memberikan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kalangan pendidikan dan perkembangan ilmu pengetahuan. Penulis menyadari skripsi ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari sempurna. Untuk itu diharapkan kritik dan saran dari semua pihak pembaca demi perbaikan dan penyempurnaan dimasa yang akan datang.

Yogyakarta, 22 Juli 2011 Penulis

(13)

xii DAFTAR ISI

(14)

xiii

G. Manfaat Penelitian ... BAB II KAJIAN PUSTAKA ... A. Pengertian Prestasi Belajar ... B. Sumber Belajar ... C. Lingkungan Sebagai Sumber Belajar ... D. Lingkungan Sebagai Sumber Belajar IPA ... E. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ... F. Materi “Sifat Bahan dengan Penyusunnya” ... G. Kerangka Berpikir ... H. Hipotesis Tindakan ... BAB III METODE PENELITIAN ...

A. Jenis Penelitian ... B. Setting Penelitian ... C. Rencana Tindakan Tiap Siklus ... D. Pengumpulan Data dan Instrumennya ... E. Analisis Data ... BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...

A. Deskripsi Per Siklus ... B. Pembahasan ... BAB V PENUTUP ... A. Kesimpulan ... B. Saran ... DAFTAR PUSTAKA ...

(15)

xiv DAFTAR TABEL

Tabel 1 Jadwal Kegiatan Penelitian ... Tabel 2 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I dan Siklus II ... Tabel 3 Kriteria Indikator Penelitian ... Tabel 4 Perbandingan Nilai Rata-rata Kondisi Awal dengan Siklus I ... Tabel 5 Perbandingan Persentase Jumlah Siswa yang Mencapai KKM

antara Kondisi Awal dengan Siklus I ... Tabel 6 Perbandingan Nilai Rata-rata Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II

... Tabel 7 Perbandingan Persentase Jumlah Siswa yang Mencapai KKM

pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II... Tabel 8 Perbandingan Nilai Siklus I dengan Siklus II ... Tabel 9 Rangkuman Hasil Penelitian ...

24 35 37 47

49

52

(16)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kapas ... Gambar 2 Macam-macam Benang ... Gambar 3 Kain ... Gambar 4 Plastik Hitam ... Gambar 5 Plastik Pembungkus Kado ... Gambar 6 Botol Minuman Terbuat dari Plastik ... Gambar 7 Kursi dari Bahan Kayu ... Gambar 8 Kunci dari Bahan Logam ... Gambar 9 Cincin dari Bahan Logam Emas dan Perak ... Gambar 10 Siklus PTK ... Gambar 11 Diagram Perbandingan Nilai Rata-rata Kondisi Awal dengan

Siklus I ... Gambar 12 Diagram Persentase Siswa yang Mencapai KKM pada Kondisi Awal, Target Siklus I dan Siklus I ... Gambar 13 Diagram Nilai Rata-rata Pemahaman Siswa pada Kondisi

Awal, Siklus I, dan Siklus II ... Gambar 14 Diagram Persentase Siswa yang Mencapai KKM pada Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II ...

(17)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Silabus ... Lampiran 13 Kunci Jawaban dan Standar Penilaian Siklus I ... Lampiran 14 Kunci Jawaban dan Standar Penilaian Siklus II ... Lampiran 15 Data Kondisi Awal ... Lampiran 16 Skor Ulangan Siklus I ... Lampiran 17 Skor Ulangan siklus II ... Lampiran 18 Perbandingan Hasil Siklus I dan Siklus II ... Lampiran 19 Surat Ijin Penelitian ... Lampiran 20 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari Instansi

Tempat Dilakukan Penelitian ... Lampiran 21 Dokumentasi ...

(18)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pengetahuan tidak dapat dipindahkan secara utuh dari pikiran guru ke

siswa, tetapi secara aktif dibangun oleh siswa itu sendiri melalui pengalaman

nyata. Hasil ulangan siswa kelas VA Tahun Ajaran 2009/20010 SD Negeri

Klodangan Kecamatan Berbah Kabupaten Sleman dengan kompetensi dasar

mendeskripsikan hubungan antara sifat bahan dengan bahan penyusunnya dari

36 siswa hanya 56,75 (36%) yang dapat mencapai KKM yang telah ditetapkan

yaitu 60. Hasil tersebut menunjukkan rendahnya hasil belajar siswa terhadap

materi tersebut.

Hal ini bisa dilihat dari hasil setiap mengadakan tes formatif yang

selalu rendah, maka disinilah guru harus berperan aktif dan kreatif, dengan

harapan hasil pembelajaran dapat maksimal dengan ditandai oleh hasil

ulangan yang baik. Tetapi kenyataannya tidak selalu demikian, hasil ulangan

siswa kelas VA SD Negeri Klodangan Kecamatan Berbah Kabupaten Sleman

dengan kompetensi dasar “Mendeskripsikan hubungan antara sifat bahan

dengan bahan penyusunnya, misalnya benang, kain dan kertas”, masih belum

maksimal.

Salah satu usaha yang dilakukan oleh peneliti agar siswa mengalami

peningkatan prestasinya yaitu menggunakan lingkungan sebagai sumber

(19)

2

halaman, kebun sekolah, lapangan, perpustakaan, lingkungan masyarakat dan

lain sebagainya akan mengembangkan berbagai aspek baik itu aspek koqnitif,

aspek afektif, maupun aspek psikomotorik. Sebagai contoh pada saat

pembelajaran dilaksanakan di lapangan, dengan menggunakan ke lima panca

indranya yaitu melihat, meraba, membau, mendengar dan merasa, siswa akan

lebih mudah menyimpan materi yang diterimanya dan mengingatnya dalam

jangka waktu yang lama. Secara otomatis dengan mengingat materi pelajaran

dalam jangka waktu yang lama pada saat mengerjakan soal-soal evaluasi

siswa tidak kesulitan dan memperoleh hasil yang baik dan memuaskan.

Sedangkan aspek afektif pada pembelajaran lingkungan sebagai sumber

belajar ini siswa belajar untuk ramah lingkungan, yaitu menghargai alam

dengan tidak merusaknya, memelihara dan memanfaatkannya sesuai dengan

kebutuhan saja.

Dengan digunakannya pembelajaran tersebut, pembelajaran menjadi

lebih bermakna dan siswa akan lebih aktif, kreatif, serta dapat memunculkan

ide-ide barunya dan hasil belajar yang didapat dari proses pembelajaran yang

bermakna akan mendapatkan hasil yang sesuai harapan, baik ditinjau dari

aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor.

Aspek kognitif misalnya seorang anak bertambah pengetahuan/pengalaman

mengenai alam sekitar. Aspek afektif misalnya anak mulai belajar menghargai

lingkungan sekitar dengan cara menjaga dan melestarikannya. Sedangkan

(20)

lingkungan sekitar untuk membuat barang-barang kerajinan sebagai wujud

kreasinya.

Kenyataan di lapangan selama ini seringkali guru mengabaikan hal

atau kegiatan-kegiatan pendukung proses belajar mengajar yang dapat

memotivasi siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran IPA tersebut.

Dalam menyampaikan materi pelajaran IPA, guru masih banyak

menggunakan metode ceramah, selanjutnya siswa diminta membaca buku

sebagai sumber belajar. Hal ini tidaklah menarik bagi siswa karena sangatlah

sulit untuk dapat memahami hal-hal yang sifatnya verbal, akibatnya dapat

menimbulkan kejenuhan, kebosanan, dan tidak ada semangat belajar. Kondisi

ini jika dibiarkan berlarut-larut bisa mengakibatkan prestasi belajar siswa pada

pelajaran IPA menurun. Sementara pembelajaran IPA menghendaki partisipasi

aktif dari siswa (Piaget dalam Sumiyati 2010:2).

B. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini, peneliti khusus meneliti tentang :

1. Prestasi belajar dalam pembelajaran IPA dengan lingkungan sebagai

sumber belajar

2. Penelitian ini dikhususkan pada materi “Mendeskripsikan hubungan antara

sifat bahan dengan bahan penyusunnya, misalnya; benang, kain dan

kertas”.

(21)

4

4. Lingkungan sebagai sumber belajar dalam penelitian ini adalah sebuah

lingkungan yang ada di sekitar siswa, yang dapat digunakan sebagai

sarana yang mendukung pembelajaran, yang dapat berupa benda hidup

atau benda mati. Lingkungan yang peneliti gunakan sebagai sumber

belajar yaitu di tanah lapang dan halaman sekolah.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan

pertanyaan berikut :

Apakah prestasi belajar dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan

lingkungan sebagai sumber belajar pada siswa Kelas V SD Negeri Klodangan

Semester I Tahun Ajaran 2010/2011 dapat meningkat?

D. Pemecahan Masalah

Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan berdasarkan pengalaman dari

peneliti sendiri maupun pengalaman dari guru-guru lain sebagai rekan kerja

peneliti. Berdasarkan pengalaman tersebut, bahwa selama ini dalam mengajar

guru masih menerapkan metode mengajar yang kurang relevan, sehingga

konsep yang disampaikan tidak dapat diserap oleh siswa dengan baik.

Misalnya dalam mengajar guru hanya mendominasi dengan berceramah dari

awal hingga pembelajaran selesai. Selain itu siswa hanya diminta

(22)

mereka kenal atau jumpai, ini akan sangat sulit bagi siswa untuk dapat

menerima dan menerapkan konsep tersebut dalam dirinya.

Berawal dari permasalahan tersebut, peneliti mencoba untuk dapat

menyajikan proses pembelajaran yang nyata atau real bagi siswa yaitu

“pembelajaran IPA dengan lingkungan sebagai sumber belajar” agar siswa

dapat dengan mudah menerapkan konsep-konsep dalam dirinya, sehingga

prestasinya pun semakin meningkat.

E. Batasan Pengertian

1. Prestasi belajar merupakan salah satu bukti yang menunjukkan

kemampuan atau keberhasilan seseorang yang melakukan proses belajar

sesuai dengan bobot/nilai yang berhasil diraihnya.

2. Sumber belajar atau learning resources, menurut Percival & Ellington (

http://mbahkahen.wordpress.com/) mengatakan bahwa sumber belajar

yang dipakai dalam pendidikan atau latihan adalah suatu sistem yang

terdiri dari sekumpulan bahan atau situasi yang diciptakan dengan sengaja

dan dibuat agar memungkinkan siswa belajar secara individual. Sumber

belajar inilah yang disebut media pendidikan atau media instruksional.

Sumber belajar dibedakan menjadi 2 jenis :

a. Sumber belajar yang direncanakan, yaitu semua sumber yang

secara khusus telah dikembangkan sebagai komponen system

instruksional untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah dan

(23)

6

b. Sumber belajar karena dimanfaatkan, yaitu sumber-sumber yang

tidak secara khusus didisain untuk keperluan pembelajaran namun

dapat ditemukan, diaplikasikan, dan digunakan untuk keperluan

belajar.

3. Lingkungan sebagai sumber belajar atau learning environment adalah

lingkungan yang menjadi latar terjadinya proses belajar seperti di kelas,

perpustakaan, sekolah, tempat kursus, masyarakat dan alam semesta.

4. Sifat bahan adalah bermacam-macam struktur, kekuatan maupun penyusun

dari suatu benda atau bahan tertentu sehingga bahan tersebut dapat

dipergunakan di dalam kehidupan sehari-hari.

F. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar dalam pembelajaran

IPA dengan menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar pada siswa

kelas V SD Negeri Klodangan semester I Tahun Ajaran 2010/2011.

G. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi beberapa pihak,

diantaranya:

1. Bagi Peneliti

a. Bertambahnya pengetahuan peneliti mengenai metode penyampaian

(24)

b. Bertambahnya pengalaman peneliti mengenai karakter siswa,

penanganan siswa yang bermasalah karena secara langsung

berinteraksi dengan siswa.

2. Bagi Siswa

a. Meningkatkan prestasi siswa khususnya pada materi “sifat bahan dan

bahan penyusunnya”.

b. Menumbuhkan sikap aktif dan kritis terhadap proses pembelajaran.

c. Memberi motivasi dan mengubah sikap/perilaku siswa dalam kegiatan

belajar mengajar terutama terhadap lingkungan sebagai sumber belajar.

3. Bagi Sekolah

Membantu sekolah untuk berkembang karena adanya peningkatan

(25)

8 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Prestasi Belajar

1. Prestasi

Pada dasarnya prestasi itu merupakan kemampuan atau keberhasilan

seseorang dalam melakukan satu proses tertentu baik yang tertuang dalam

bentuk tindakan ataupun berupa permikiran-pemikiran. Misalnya seorang

penulis, prestasinya tertuang dalam bentuk tulisan-tulisan. Seseorang yang

berwiraswasta harus cekatan dalam tindakan juga mempunyai

pemikiran-pemikiran yang cepat dan tepat.

Menurut Mas’ud Said Abdul Qahar dalam Aam Hasani

(http://id.shvoong.com ) prestasi adalah apa yang telah kita dapat ciptakan,

hasil pekerjaan, hasil menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan

keuletan.

Menurut Nasrun Harahap dkk dalam Aam Hasani

(http://id.shvoong.com) prestasi adalah penilaian pendidikan tentang

perkembangan dan kemajuan murid yang berkenaan dengan penguasaan

bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka serta nilai-nilai yang

terdapat dalam kurikulum.

Jadi prestasi yang dimaksudkan disini adalah hasil yang telah

dicapai seorang siswa dari hasil penilaian pendidikan tentang

(26)

bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka serta nilai-nilai yang

terdapat dalam kurikulum.

2. Belajar

Driver dalam Widiasih (1997:34) mengemukakan bahwa belajar

menurut konstruktivis adalah proses yang aktif dan berkesinambungan

yang dilakukan siswa dalam menggunakan informasi lingkungan untuk

membangun interpretasi dan makna sendiri berdasarkan prior knowledge

dan pengalaman.

Menurut Slavin dalam Wikipedia Bahasa Indonesia (ensiklopedia

bebas) menyatakan belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam

perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan

yang diperkuat. Perubahan akibat belajar dapat terjadi dalam berbagai

bentuk perilaku, dari ranah koqnitif, afektif, dan/atau psikomotor, tidak

hanya pada penambahan pengetahuan saja.

Jadi belajar adalah proses aktif dan berkesinambungan yang

dilakukan siswa melalui perilaku dari pengalaman atau latihan yang

diperoleh dari lingkungan untuk membangun interpretasi dan makna

dalam dirinya sendiri baik dalam bentuk koqnitif, efektif maupun

psikomotorik.

3. Prestasi Belajar

Winkel dalam Sunartombs (http://sunartombs.wordpress.com)

(27)

10

menunjukkan kemampuan atau keberhasilan seseorang yang melakukan

proses belajar sesuai dengan bobot/nilai yang berhasil diraihnya.

S. Nasution dalam Anne Ahira (http://anneahira.com) berpendapat

bahwa prestasi belajar merupakan kesempurnaan seorang peserta didik

dalam berpikir, merasa dan berbuat.

Jadi prestasi belajar menurut Sunarto

(http://sunartombs.wordpress.com) adalah hasil pengukuran dari penilaian

usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun

kalimat yang menceritakan hasil yang sudah hasil dari pengukuran

terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan

psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan

menggunakan instrumen tes yang relevan.

B. Sumber Belajar

Sumber belajar atau learning resources, menurut Percival & Ellington

( http://mbahkahen.wordpress.com/) mengatakan bahwa sumber belajar yang

dipakai dalam pendidikan atau latihan adalah suatu sistem yang terdiri dari

sekumpulan bahan atau situasi yang diciptakan dengan sengaja dan dibuat

agar memungkinkan siswa belajar secara individual.

Sumber belajar atau learning resources, secara umum diartikan

sebagai segala sesuatu yang digunakan oleh peserta didik dan pendidik dalam

proses belajar dan pembelajaran. Jika dikelompokkan sumber belajar dapat

(28)

lingkungan (alam, sosial, budaya, spiritual). Sumber belajar inilah yang

disebut media pendidikan atau media instruksional.

Sumber belajar dibedakan menjadi 2 jenis :

1. Sumber belajar yang direncanakan, yaitu semua sumber yang

secara khusus telah dikembangkan sebagai komponen sistem

instruksional untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah dan

bersifat formal.

2. Sumber belajar karena dimanfaatkan, yaitu sumber-sumber yang

tidak secara khusus didisain untuk keperluan pembelajaran namun

dapat ditemukan, diaplikasikan dan digunakan untuk keperluan

belajar.

Media pembelajaran (www.syafir.com/2010/01/mediapembelajaran)

merupakan alat yang berfungsi sebagai perantara atau penyampai isi berupa

informasi pengetahuan berupa visual dan herbal untuk kepentingan

pengajaran. Tujuan penggunaan media pembelajaran antara lain :

1. Proses belajar mengajar dapat tepat dan berdaya guna.

2. Mempermudah bagi guru/pendidik dalam menyampaikan informasi.

3. Mempermudah anak dalam menyerap materi.

4. Mendorong keinginan anak untuk mengetahui lebih banyak tentang

materi.

5. Menghindari salah pengertian atau salah paham antara anak yang satu

(29)

12

C. Lingkungan Sebagai Sumber Belajar

Lingkungan belajar atau learning environment adalah lingkungan

yang menjadi latar terjadinya proses belajar seperti di kelas, perpustakaan,

sekolah, tempat kursus, masyarakat dan alam semesta. Pasal 1 butir 20 UU

No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, yakni pembelajaran adalah proses

interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu

lingkungan belajar. Pada intinya lingkungan menurut Hendy Ahmad yaitu

segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang mempengaruhi

perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung.

Lingkungan sebagai sumber belajar (http://jeperis.wordpress.com)

merupakan segala sesuatu yang ada di sekolah atau tempat tinggal siswa yang

dapat dijadikan sebagai sumber belajar.

Lingkungan sebagai sumber belajar pada penelitian ini yang dimaksud

adalah lingkungan belajar yang direncanakan. Lingkungan belajar yang

direncanakan yang dimaksudkan adalah sebelum melaksanakan kegiatan

belajar mengajar peneliti merancang terlebih dahulu lingkungan seperti apa

yang sesuai dengan materi pelajaran yang akan disampaikan.

Sudjana dalam Ihat Hatimah (2007:320) pembelajaran yang

memanfaatkan potensi lingkungan untuk menemukan kebutuhan belajar

peserta didik akan berdampak terhadap peningkatan hasil pembelajaran.

Sumber belajar tidak hanya terbatas pada bahan dan alat yang digunakan dalam

(30)

untuk membantu setiap orang untuk belajar. Sumber belajar diusahakan dan

dimanfaatkan seperti halnya lingkungan. Pemanfaatan sumber daya alam dan

lingkungan sangat membantu dalam proses pembelajaran.

Pada penelitian ini sumber belajar yang direncanakan menggunakan

tanah lapang dan halaman sekolah sebagai tempat pelaksanaan proses

pembelajaran siswa dan sebagai sumber belajar siswa. Tanah lapang adalah

area tanah yang sangat luas yang hanya ditumbuhi rerumputan saja.

D. Lingkungan Sebagai Sumber Belajar IPA

Lingkungan sebagai sumber belajar dalam pembelajaran IPA

(http://jeperis.wordpress.com) merupakan segala sesuatu yang ada di sekolah

atau tempat tinggal siswa yang termasuk di dalamnya makhluk hidup maupun

benda mati yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar, dengan maksud

bahwa lingkungan tersebut dapat menjadi objek pengamatan, sarana atau

tempat melakukan percobaan dan sebagai tempat mendapatkan informasi.

Maka lingkungan merupakan sesuatu yang sangat penting baik sebagai

wahana maupun sebagai objek pembelajaran IPA.

E. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Menjadi seorang guru harus berupaya mengkaji dan mengembangkan

berbagai metode atau teknik pengajaran terutama dalam Ilmu Pengetahuan

(31)

14

John S. Richardson dari Universitas Ohio pada bukunya Science

Teaching in Secondary Schools 1957 dalam Sumiyati (2010:8) menyarankan

digunakannya tujuh prinsip dalam proses belajar mengajar agar pengajaran

IPA dapat berhasil. Ketujuh prinsip tersebut antara lain :

1. Prinsip keterlibatan siswa secara aktif

Siswa diharapkan selalu aktif dalam setiap proses pembelajaran dan guru

hanya sebagai fasilitator saja.

2. Prinsip belajar berkesinambungan

Jadi dari proses pembelajaran yang telah diperoleh siswa ini secara tidak

langsung akan saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Semua yang

dipelajari akan saling berkelanjutan dari hal-hal yang mudah ke hal-hal

yang lebih sulit.

3. Prinsip motivasi

Pemberian motivasi bagi siswa itu akan sangat membantu memberikan

semangat dan mendorong siswa untuk lebih maju dan berkembang untuk

memperoleh ilmu yang nantinya akan sangat berguna bagi kemajuannya

kelak.

4. Prinsip multi saluran

Yang dimaksud multi saluran disini yaitu pembelajarn itu dapat dilakukan

melalui berbagai macam bentuk pembelajaran, yang diharapkan siswa

(32)

5. Prinsip penemuan

Dalam setiap proses pembelajaran siswalah yang aktif dan guru hanya

sebagai fasilitator. Dari hal ini diharapkan akhirnya siswa nanti dapat

menemukan sendiri esensi dari indikator materi pembelajaran yang

diajarkan.

6. Prinsip totalitas

Baik guru maupun siswa harus total dalam proses pelaksanaan

pembelajaran. Siswa diajak total dalam pembelajaran yaitu bener-benar

terfokus pada materi yang diajarkan, sedangkan guru total dalam

pelayanannya dalam membimbing dan memfasilitasi apa yang menjadi

kebutuhan siswa.

7. Prinsip individu

Hasil akhir yang diperoleh siswa itu akan sangat tergantung dengan

pribadi dan kemampuan dari masing-masing siswa baik dari segi kognitif,

psikomotorik dan afektif siswa.

Pengajaran IPA cenderung menyiapkan segelintir siswa untuk

melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi (universitas)

sementara sebagian siswa akan menjadi konsumen dari IPA daripada

produsen. Dari kenyataan itu menuntut agar pendidikan IPA memberi

pengetahuan IPA yang dibutuhkan oleh siswa kebanyakan dan hendaknya

(33)

16

F. Materi “ Sifat Bahan dengan Penyusunnya”

Pada materi “Sifat bahan dengan penyusunnya” ini pada intinya

membahas tentang bahan-bahan yang kita gunakan dalam kehidupan kita

sehari-hari, misalnya kain, plastik, kayu, logam dan lain sebagainya.

Kain adalah sesuatu bahan hasil dari pada tenunan benang yang terbuat

dari kapas, sutra ataupun sintetis.

Gambar 1. Kapas

Gambar 2 . Macam-macam benang Gambar 3. Kain

Plastik mencakup produk polimerisasi sintetik atau semi-sintetik.

Mereka terbentuk dari kondensasi organik atau penambahan polimer dan bisa

juga terdiri dari zat lain untuk meningkatkan performa atau ekonomi. Ada

beberapa polimer alami yang termasuk plastik. Plastik dapat dibentuk menjadi

film atau fiber sintetik. Nama ini berasal dari fakta bahwa banyak dari mereka

(34)

yang sangat banyak dalam properti yang dapat menoleransi panas, keras,

"reliency" dan lain-lain. Digabungkan dengan kemampuan adaptasinya,

komposisi yang umum dan beratnya yang ringan memastikan plastik

digunakan hampir di seluruh bidang industri.

Gambar 4. Plastik hitam Gambar 5. Plastik pembungkus kado

Gambar 6. Botol minuman terbuat dari plastik

Menurut Antok (http://noviantoblog.blogspot.com) kayu merupakan

salah satu hasil dari sumber kekayaan alam yang kita sadari atau tidak sangat

dekat dengan kehidupan sehari-hari kita, merupakan bahan mentah yang

mudah diproses untuk dijadikan barang sesuai kemajuan teknologi (seperti

meja, kursi, almari, dipan dan lain-lain). Kayu memiliki beberapa sifat

sekaligus, yang tidak dapat ditiru oleh bahan lain.

Pengertian kayu disini adalah suatu bahan yang diperoleh dari hasil

(35)

18

merupakan bagian dari pohon tersebut, setelah diperhitungkan dan dipilah

bagian-bagian mana yang lebih banyak dapat dimanfaatkan untuk sesuatu

tujuan penggunaan. Baik berbentuk kayu pertukangan, kayu industri maupun

kayu bakar.

Gambar 7. Kursi dari bahan kayu

Logam adalah unsur kimia yang mempunyai sifat-sifat kuat, liat, keras,

penghantar listrik dan panas, serta mempunyai titik cair tinggi.

Materi ini perlu dipelajari dengan tujuan siswa dapat membedakan

bahan-bahan yang baik dan yang tidak baik untuk digunakan agar dalam

penggunaannya dapat semaksimal mungkin. Oleh karena itu siswa harus

mengerti tentang asal mula, kegunaan, sifat-sifat, kelebihan dan kekurangan

dari bahan tersebut.

Gambar 8. Kunci dari bahan logam Gambar 9. Cincin dari bahan

(36)

G. Kerangka Berpikir

IPA menurut kurikulum pendidikan dasar dalam garis-garis besar

program pendidikan (GBPP) kelas V SD (http://id.shv00ng.com/socian

sciencis-education) dinyatakan merupakan hasil kegiatan manusia yang

berupa pengetahuan, gagasan dan konsep-konsep yang terorganisasi tentang

alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses

kegiatan ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan, dan pengujian

gagasan-gagasan.

Menurut Fisher (http://id.shv00ng.com/socian sciencis-education)

mengatakan bahwa IPA adalah salah satu kumpulan pengetahuan yang

disusun secara sistematik yang didalamnya secara umum terbatas pada

gejala-gejala alam. Dari pendapat di atas disimpulkan IPA merupakan salah satu

kumpulan ilmu pengetahuan yang mempelajari alam semesta, baik ilmu

pengetahuan yang mempelajari alam semesta yang bernyawa ataupun yang tak

bernyawa dengan jalan mengamati berbagai jenis dan perangkat lingkungan

alam serta lingkungan alam buatan.

Lingkungan (http://forum.um.ac.id) adalah segala sesuatu yang ada di

sekitar manusia yang memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik

langsung maupun tidak langsung.

Lingkungan sebagai sumber belajar (http://jeperis.wordpress.com)

merupakan segala sesuatu yang ada di sekolah atau tempat tinggal siswa yang

(37)

20

peneliti gunakan sebagai sumber belajar yaitu di tanah lapang dan halaman

sekolah.

Lingkungan sebagai sumber belajar dalam pembelajaran IPA

(http://jeperis.wordpress.com) merupakan segala sesuatu yang ada di sekolah

atau tempat tinggal siswa yang termasuk di dalamnya makhluk hidup maupun

benda mati yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar, dengan maksud

bahwa lingkungan tersebut dapat menjadi objek pengamatan, sarana atau

tempat melakukan percobaan dan sebagai tempat mendapatkan informasi.

Maka lingkungan merupakan sesuatu yang sangat penting baik sebagai

wahana maupun sebagai objek pembelajaran IPA.

Hubungan lingkungan sebagai sumber belajar dengan prestasi siswa

yaitu dengan pembelajaran dengan lingkungan sebagai sumber belajar ini

dapat meningkatkan prestasi siswa. Karena dengan pembelajaran lingkungan

sebagai sumber belajar pembelajaran menjadi lebih bermakna, siswa akan

lebih aktif, kreatif, serta dapat memunculkan ide-ide barunya dan hasil belajar

yang didapat dari proses pembelajaran karena kelima panca indra siswa

digunakan dan sebagai hasilnya prestasi siswa yang semakin meningkat baik

aspek koqnitif, afektif maupun psikomotorik siswa akan berkembang. Aspek

kognitif misalnya seorang anak bertambah pengetahuan/pengalaman

mengenai alam sekitar. Aspek afektif misalnya anak mulai belajar

menghargai lingkungan sekitar dengan cara menjaga dan melestarikannya.

(38)

yang ada di lingkungan sekitar untuk membuat barang-barang kerajinan

sebagai wujud kreasinya.

H. Hipotesis Tindakan

Dari kerangka teoritis di atas peneliti mengemukakan hipotesis

tindakan berikut :

Penggunaan Lingkungan sebagai sumber belajar dapat meningkatkan prestasi

belajar IPA pada materi “Mendeskripsikan hubungan antara sifat bahan

dengan bahan penyusunnya” pada siswa kelas VA SD Negeri Klodangan,

(39)

22 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain Penelitian

Tindakan Kelas yang meneliti tentang peningkatan prestasi yang dapat

diketahui dari hasil pembelajaran, yang akan dievaluasi pada setiap akhir

siklus.

Penelitian Tindakan Kelas ini adalah penelitian yang dilakukan oleh guru

di dalam kelasnya sendiri, melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk

meningkatkan kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar siswa meningkat.

Penelitian dilakukan dengan menggunakan desain peneliti tindakan kelas

yang pelaksanaannya melalui proses pengkajian berdaur terdiri atas 2 siklus.

Setiap siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu (1) perencanaan (planning), (2)

Pelaksanaan (acting), (3) pengamatan (observing), dan (4) refleksi (reflecting).

Hasil refleksi terhadap tindakan yang dilakukan akan digunakan kembali

untuk merevisi rencana, jika tindakan yang dilakukan belum berhasil

memecahkan masalah seperti tampak pada gambar berikut ini :

(40)

Gambar 10. Siklus PTK

Setelah siklus ini berlangsung beberapa kali, barangkali perbaikan

diinginkan sudah terwujud. Dalam hal ini daur Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) dengan tujuan perbaikan yang direncanakan sudah berakhir.

B. Setting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di SD Negeri Klodangan, Kecamatan Berbah,

Kabupaten Sleman, Yogyakarta

2. Subyek Penelitian

Penelitian ini diterapkan pada siswa kelas V SD Negeri Klodangan Tahun

Ajaran 2010/2011, dengan jumlah siswa putra 20 anak dan putri 20 anak.

Conclution Re Planning

Re Acting Acting

Planning

Reflecting Re Reflecting

Observing

(41)

24

3. Obyek Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini meneliti tentang peningkatan prestasi belajar

dalam pembelajaran IPA dengan lingkungan sebagai sumber belajar

semester I tahun ajaran 2010/2011.

4. Waktu Penelitian

Jadwal waktu penelitian dapat dilihat secara rinci pada tabel berikut :

Tabel 1. Jadwal kegiatan penelitian

No. Kegiatan

Tahun 2010 Tahun 2011

Juli Agust Sept Okt Nov Des Juli Agust Sept

1.

Permohonan

ijin

2.

Pelaksanaan

Siklus I

Pertemuan 1

Siklus I

Pertemuan 2

Siklus I

Evaluasi

Siklus I

3.

Refleksi

Siklus I

4.

Pelaksanaan

Siklus II

(42)

Pertemuan 1

Siklus II

Pertemuan 2

Siklus II

Evaluasi

Siklus II

5.

Refleksi

Siklus II

6. Ujian

7. Revisi

C. Rencana Tindakan Tiap Siklus

1. Persiapan

Pada tahap awal persiapan ini peneliti mengajukan ijin penelitian

di SD Negeri Klodangan yaitu di SD tempat peneliti bekerja, dimana

penelitian tindakan kelas ini dilakukan bersamaan pelaksanan kewajiban

peneliti sebagai guru.

Kemudian peneliti mengkaji materi apa yang sesuai untuk bahan

penelitian. Selanjutnya peneliti menyusun silabus yang sesuai dan silabus

tersebut dijabarkan kembali dalam beberapa Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) yaitu dalam 6 kali pertemuan, yang terdiri dari 3 kali

(43)

26

Setelah menyusun RPP, kemudian peneliti merancang instrumen yang

sesuai untuk mengukur prestasi atau hasil belajar sebagai obyek yang

akan diteliti. Selanjutnya untuk tahap terakhir dari persiapan yaitu

menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) yang menunjang dalam proses

pelaksanaan pembelajaran.

2. Rencana Tindakan Tiap Siklus

a. Rencana Tindakan

1) Siklus I

a) Pertemuan I

™ Kegiatan Awal ( 10 menit)

ƒ Guru mengucapkan salam

ƒ Guru mengabsen siswa

ƒ Guru membuka pelajaran

ƒ Guru mempersiapkan alat dan bahan

ƒ Guru mengadakan tanya jawab tentang

macam-macam benda yang ada di sekitar kita.

™ Kegiatan Inti (45 menit)

ƒ Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang

benda-benda yang ada di sekitar kita.

ƒ Siswa duduk dalam kelompok masing-masing yang

telah dibagi sebelumnya, untuk melakukan

pengamatan.

(44)

ƒ Siswa melakukan pengamatan dilingkungan sekolah

untuk memperoleh bahan yang diperlukan sebagai

bahan diskusi misalnya; kapas, bulu domba, ijuk dan

lain sebagainya, dan mencatat hasil pengamatan pada

lembar pengamatan.

ƒ Siswa menulis bahan-bahan yang telah diperoleh

beserta asal bahan tersebut pada LKS.

ƒ Siswa mengelompokkan berbagai macam benda

berdasarkan strukturnya dan menuliskannya pada

LKS.

ƒ Siswa dalam kelompok mendiskusikan perbedaan

antara serat alami dan serat sintetis dan

menuliskannya pada LKS.

ƒ Siswa 1 kelompok mempresentasikan hasil

pengamatan di depan kelas. Kelompok dipilih secara

acak.

™ Kegiatan Akhir (15 menit)

ƒ Siswa bersama guru menyimpulkan materi.

ƒ Guru memberi tugas pada siswa untuk membawa

peralatan yang diperlukan pada materi berikutnya.

(45)

28

b) Pertemuan II

™ Kegiatan Awal ( 10 menit)

ƒ Guru mengucapkan salam

ƒ Guru mengabsen siswa

ƒ Guru membuka pelajaran

ƒ Guru mempersiapkan alat dan bahan

ƒ Guru mengadakan tanya jawab tentang materi

minggu yang lalu.

Misalnya : - Apa yang dimaksud dengan serat

alami?

- Apa saja contoh bahan yang

berasal dari serat alami?

- Apa saja contoh bahan yang

berasal dari serat sintetis?

™ Kegiatan Inti (45 menit)

ƒ Siswa duduk dalam kelompok masing-masing untuk

melakukan pengamatan.

ƒ Siswa melakukan pengamatan terhadap bahan yang

harus diperoleh siswa dilingkungan sekitarnya yaitu

berupa berbagai macam benang dan mencatatnya

pada lembar pengamatan.

ƒ Siswa menuliskan berbagai macam benang dan

kegunaannya pada LKS.

(46)

ƒ Siswa menuliskan struktur benang berdasarkan

pengamatan pada LKS.

ƒ Berdasarkan pengamatan siswa menuliskan

syarat-syarat bahan yang baik untuk dibuat tali, pada lembar

LKS.

ƒ Siswa 1 kelompok mempresentasikan hasil

pengamatan di depan kelas. Kelompok dipilih secara

acak.

™ Kegiatan Akhir (15 menit)

ƒ Siswa bersama guru menyimpulkan materi.

ƒ Guru memberi salam penutup.

2) Siklus II

a) Pertemuan I

™ Kegiatan Awal ( 10 menit)

ƒ Guru mengucapkan salam

ƒ Guru mengabsen siswa

ƒ Guru membuka pelajaran

ƒ Guru mempersiapkan alat dan bahan

ƒ Guru mengadakan tanya jawab tentang materi

minggu lalu.

Misalnya : - Sebutkan macam-macam benang!

(47)

30

- Syarat apa saja untuk menghasilkan

tali yang baik?

™ Kegiatan Inti (45 menit)

ƒ Siswa duduk dalam kelompok masing-masing untuk

melakukan pengamatan.

ƒ Siswa mencari dan menemukan bahan dasar yang

dapat dibuat kain dan menemukan berbagai macam

kertas dan plastik yang ada di lingkungan sekolah.

ƒ Siswa melakukan pengamatan terhadap bahan yang

telah dipersiapkan yaitu berupa berbagai macam

potongan kecil kain dan mencatatnya pada LKS.

ƒ Siswa menuliskan pula sifat-sifat dari berbagai

macam kain tersebut pada LKS.

ƒ Siswa melakukan pengamatan terhadap bahan yang

telah dipersiapkan yaitu berupa berbagai macam

kertas dan plastik, kemudian mencatat hasilnya pada

LKS.

ƒ Siswa 1 kelompok mempresentasikan hasil

pengamatan di depan kelas. Kelompok dipilih secara

acak.

™ Kegiatan Akhir (15 menit)

(48)

ƒ Guru memberi tugas untuk membawa peralatan pada

pertemuan berikutnya.

ƒ Guru memberikan salam penutup

b) Pertemuan II

™ Kegiatan Awal ( 10 menit)

ƒ Guru mengucapkan salam

ƒ Guru mengabsen siswa

ƒ Guru membuka pelajaran

ƒ Guru mengadakan tanya jawab tentang materi

minggu yang lalu.

Misalnya : - Sebutkan macam-macam jenis kain

beserta sifatnya!

- Sebutkan contoh jenis kain!

- Sebutkan sifat-sifat plastik!

™ Kegiatan Inti (45 menit)

ƒ Siswa duduk dalam kelompok masing-masing untuk

melakukan pengamatan.

ƒ Siswa melakukan pengamatan dengan mencari

benda-benda yang ada di sekitar lingkungan sekolah

seperti kantong plastik, gelas aqua, kardus snack, ikat

(49)

32

ƒ Siswa menuliskan benda-benda yang mereka bawa

tersebut pada LKS.

ƒ Siswa melakukan pengamatan yaitu keluar

kelas/berkeliling disekitar lingkungan sekolah

(kira-kira 10 menit) untuk mencari benda-benda yang

terbuat dari logam dan kayu kemudian mencatat

hasilnya pada LKS.

ƒ Siswa 1 kelompok mempresentasikan hasil

pengamatan di depan kelas. Kelompok dipilih secara

acak.

™ Kegiatan Akhir (15 menit)

ƒ Siswa bersama dengan guru menyimpulkan materi.

ƒ Guru memberikan salam penutup.

b. Pelaksanaan Tindakan

Penelitian dilakukan dengan menggunakan desain peneliti

tindakan kelas yang pelaksanaannya melalui proses pengkajian

berdaur terdiri atas 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari 3 kali

pertemuan.

Pada siklus I pertemuan 1 yaitu siswa melakukan pengamatan

dilingkungan sekolah untuk memperoleh bahan yang diperlukan

sebagai bahan diskusi misalnya; kapas, bulu domba, ijuk dan lain

(50)

terhadap bahan yang harus diperoleh siswa dilingkungan sekitarnya

yaitu berupa berbagai macam benang dan mencatatnya pada lembar

pengamatan.

Pada siklus II pertemuan 1 yaitu siswa mencari dan

menemukan bahan dasar yang dapat dibuat kain dan menemukan

berbagai macam kertas dan plastik yang ada di lingkungan sekolah.

Pada siklus II pertemuan 2 siswa melakukan pengamatan dengan

mencari benda-benda yang ada di sekitar lingkungan sekolah seperti

kantong plastik, gelas aqua, kardus snack, ikat rambut, rafia, dsb.

Perbedaan pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dan siklus II

yaitu pada materi pembelajarannya saja. Pada siklus II melanjutkan

materi pada siklus I.

c. Observasi

Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti sendiri, yang

diperoleh dari skor hasil tes evaluasi pada setiap akhir siklus.

Pengumpulan data ini dilakukan dengan melihat skor dari hasil tes

evaluasi setiap akhir siklus, baik pada siklus I maupun siklus II.

Kemudian dari dua siklus tersebut diapat dilihat apakah ada

peningkatan prestasi apabila dibandingkan dengan hasil tes evaluasi

(51)

34

d. Refleksi

Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan

oleh guru di dalam kelasnya sendiri, melalui refleksi diri, dengan

tujuan untuk meningkatkan kinerjanya sebagai guru sehingga hasil

belajar siswa meningkat.

Hasil refleksi terhadap tindakan yang dilakukan akan

digunakan kembali untuk merevisi rencana, jika tindakan yang

dilakukan belum berhasil memecahkan masalah.

D. Pengumpulan Data dan Instrumennya

Teknik pengumpulan data pada Penelitian Tindakan Kelas ini adalah

berupa tes tertulis. Tes tertulis berbentuk nilai tes formatif. Tes tertulis, untuk

mengetahui hasil belajar siswa terhadap materi pelajaran.

Tes tertulis pada siklus I dengan jumlah soal pilihan ganda 10 soal, isian

singkat 10 soal, dan uraian 5 soal. Sedangkan tes tertulis pada siklus II sama

dengan siklus I yaitu jumlah soal pilihan ganda ada 10 soal, isian singkat 10

soal, dan uraian 5 soal. Untuk mengetahui valid atau tidaknya hasil ukur tes

tersebut peneliti menggunakan validitas isi yaitu peneliti membuat soal-soal

tes tertulis berdasarkan kisi-kisi dan indikator dari materi pembelajaran.

Setelah itu digunakan metode expert judgement yaitu peneliti melakukan

konsultasi pada orang yang lebih ahli dalam hal ini adalah dosen dari peneliti

sendiri.

(52)

Tabel 2. Kisi Kisi Soal Evaluasi Siklus I dan Siklus II

Siklus Indikator

Soal Pilihan

Ganda

Isian

Singkat Uraian

I

1.Siswa dapat menyebutkan beberapa jenis

bahan/benda berdasarkan fungsinya. 1 ( 7, 9 )

1

( 16 )

1

(21)

2.Siswa dapat menjelaskan apa yang

dimaksud dengan serat alami.

2

(1)

3.Siswa dapat menyebutkan contoh-contoh

serat alami.

3 (2, 3,

5)

1

(13)

4.Siswa dapat menyebutkan kegunaan dari

bahan yang terbuat dari serat alami

tersebut.

1

(22)

5.Siswa dapat menjelaskan apa yang

dimaksud dengan serat sintetis.

1

(23)

6.Siswa dapat menyebutkan contoh-contoh

serat sintetis.

1

(10)

2

(14, 18)

7.Siswa dapat menyebutkan macam-macam

(53)

36

struktur dari benang. (8) (17, 19) (24)

9.Siswa dapat menjelaskan apa yang

dimaksud dengan tali.

2

(4, 6)

2

(11, 15)

10.Siswa dapat menyebutkan syarat utama

bahan untuk dijadikan tali.

1

(20)

1

(25)

Jumlah 10 10 5

Siklus Indikator

Soal Pilihan

Ganda

Isian

Singkat Uraian

II

1.Siswa dapat menjelaskan bagaimana

terbentuknya kain.

1

(21)

2.Siswa dapat menyebutkan macam-macam

jenis kain beserta sifatnya.

1

( 17 )

1

(22)

3.Siswa dapat menyebutkan macam-macam

jenis kertas beserta sifat-sifatnya. 1 ( 3 )

1

(23)

4.Siswa dapat menyebutkan macam-macam

jenis plastik beserta sifat-sifatnya.

3

(1, 8 )

1

(16)

5.Siswa dapat menyebutkan kegunaan serat. 2

(12,18) 6.Siswa dapat menyebutkan kegunaan

benang.

1 (24)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(54)

7.Siswa dapat menyebutkan kegunaan kain. 1

( 2 )

2

(13,20) 8.Siswa dapat menyebutkan kegunaan kertas. 1

( 7 )

1

( 15 ) 9.Siswa dapat menyebutkan kegunaan

plastik.

1

( 19 )

1

(25)

10.Siswa dapat menyebutkan sifat bahan lain

di lingkungan sekitarnya seperti; logam dan

kayu.

11.Siswa dapat menyebutkan kegunaan bahan

lain di lingkungan sekitarnya seperti ;

logam dan kayu

2

( 4, 6 )

1

( 14 )

Jumlah 10 10 5

Tabel 3. Kriteria Indikator Penelitian

Peubah

Prestasi belajar

siswa dalam

pembelajaran

IPA

ƒ Persentase siswa yang

mencapai KKM

KKM = 60 36 % 50 % 60 %

ƒ Rata-rata nilai ulangan

siswa

(55)

38

E. Analisis Data

Untuk dapat mengambil kesimpulan apakah penelitian ini sesuai dengan

tujuan yang akan dicapai, maka peneliti melakukan beberapa pengolahan data.

Dari tes tertulis yang dilakukan pada setiap akhir siklus akan diperoleh data

yang bersifat deskriptif kualitatif. Untuk mengetahui peningkatan prestasi

belajar siswa, dapat dibandingkan antara kondisi awal dengan siklus I dan

siklus II. Aspek yang dibandingkan yaitu sesuai dengan indikator penelitian

yaitu banyaknya siswa yang mencapai KKM (persentase siswa yang mencapai

KKM) dan rata-rata nilai ulangan siswa yang diperoleh dari hasil tes formatif

pada setiap akhir siklus. Dari perbandingan ini diharapkan ada peningkatan

yang signifikan sehingga tujuan dari penelitian ini dapat tercapai.

1. Rumus pencarian nilai tes tertulis siswa

Skor yang diperoleh

Nilai siswa = X 100 Skor ulangan total

2. Rumus pencarian nilai rata-rata ulangan siswa

Rata-rata nilai Jumlah total nilai siswa siswa =

Jumlah siswa

3. Rumus persentase jumlah siswa yang mencapai KKM

% siswa yang Jumlah siswa yang mencapai KKM

mencapai KKM = X 100%

Jumlah siswa seluruhnya

(56)

39 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Per Siklus

1. Siklus Pertama a. Perencanaan

Langkah awal yang dilakukan peneliti untuk memulai penelitian ini yaitu melihat kembali nilai ulangan siswa pada tahun sebelumnya untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam memahami pembelajaran IPA khususnya pada materi “ Mendeskripsikan sifat bahan dengan bahan penyusunnya”.

Pada penelitian berikut peneliti membuat rencana setelah memperoleh data pada kondisi awal terhadap pembelajaran IPA dengan kompetensi dasar “ Mendeskripsikan sifat bahan dengan bahan penyusunnya” pada siswa tahun ajaran sebelumnya yaitu tahun ajaran 2009/2010 dengan diperoleh data sebagai berikut :

Dari 36 siswa diperoleh data 13 siswa (36%) mendapat nilai ≥ 60 dan 23 siswa (64%) mendapat nilai < 60.

Pada tabel lampiran 15 menunjukkan bahwa ketuntasan hasil ulangan tes formatif siswa pada studi awal masih rendah, hanya 13 siswa yang tuntas belajar (berarti masih 23 siswa yang belum tuntas).

(57)

40

memperbaiki hasil pembelajaran peneliti menyiapkan RPP, alat evaluasi, lembar observasi, dan lembar kerja siswa. Pada tahap ini peneliti menyiapkan perangkat pembelajaran yang meliputi RPP, Silabus, LKS, dan berbagai peralatan pembelajaran sebagai bahan penelitian.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan 1 yaitu pada hari Rabu, 24 November 2010 selama 2 jp (2 x 45 menit). Siklus I pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Kamis, 25 November 2010 selama 2 jp ( 2 x 45 menit), sedangkan evaluasi siklus I dilaksanakan pada hari Jumat, 26 November 2010.

Peneliti melaksanakan perbaikan pembelajaran pada siklus I ini karena kondisi pembelajaran yang belum maksimal yaitu siswa yang masih sulit untuk dikondisikan dan hanya bermain-main saja. Hasil dari pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut : 32 siswa dari 40 siswa (80%) mendapatkan nilai ≥ 60 dan 8 siswa (20%) mendapatkan nilai < 60.

Data hasil belajar siswa pada perbaikan pembelajaran siklus I dapat dilihat pada tabel lampiran 16.

Dari tabel pada lampiran 16 dapat diketahui ketuntasan hasil belajar siswa yaitu 32 siswa tuntas dan 8 siswa masih belum tuntas.

(58)

c. Observasi

Sebelum pelaksanaan siklus I, untuk mengetahui kondisi awal siswa yang dilakukan peneliti untuk memulai penelitian ini yaitu melihat kembali nilai ulangan siswa pada tahun sebelumya untuk mengatahui sejauh mana kemampuan siswa dalam memahami pembelajaran IPA khususnya pada materi “ Mendeskripsikan sifat bahan dengan bahan penyusunnya” dengan data pada tahun sebelumnya yaitu 13 siswa (36%) mendapat nilai ≥ 60 dan 23 siswa (64%) mendapat nilai < 60.

Pada observasi yang dilakukan observer pada siklus I selain data yang diperoleh, ada beberapa hal atau catatan selama berlangsungnya proses pembelajaran yaitu :

1) Catatan selama proses pembelajaran

(59)

42

2) Pengamatan proses pembelajaran siswa

Pada proses pembelajaran siklus I siswa melakukan percobaan berdasarkan langkah-langkah pada LKS. Kemudian mencari bahan-bahan yang diperlukan siswa dalam percobaan. Pada siklus I siswa melakukan percobaan tentang hubungan antara sifat bahan dengan bahan penyusunnya. Siklus I pertemuan 1 siswa mengidentifikasi dan menggolongkan bahan-bahan yang diperoleh baik serat alami maupun sintetis. Sedangkan pertemuan 2 mengidentifikasi berbagai macam benang dan strukturnya. Dengan pembelajaran lingkungan sebagai sumber belajar dalam pembelajaran IPA ini siswa benar-benar mengalami langsung atau mendapatkan pengalaman yang nyata dan tidak sekedar membayangkan. Dengan pengalaman yang nyata ini, materi akan lebih tertanam pada ingatan siswa dan siswa tidak dengan mudah melupakan pengalamannya tersebut.

d. Refleksi

(60)

memberikan pengarahan mengenai langkah-langkah kegiatan yang harus dilakukan siswa.

2. Siklus Kedua a. Perencanaan

Berdasarkan hasil refleksi siklus pertama, peneliti melakukan perbaikan, yaitu melaksanakan siklus II dengan menyiapkan berbagai alat dan bahan yang dibutuhkan. Alat dan bahan tersebut meliputi RPP siklus kedua., lembar kerja siswa, peralatan yang menunjang dalam proses pembelajaran dan lembar tes formatif.

Peneliti kembali melakukan penelitian kembali dengan melaksanakan siklus II yang mengacu pada refleksi siklus I yang telah dilaksanakan oleh peneliti.

(61)

44

tersebut. Kemudian setelah semua selesai siswa bersama-sama dengan guru membahas kegiatan yang telas dilakukan tersebut.

b. Pelaksanaan

Peneliti melaksanakan perbaikan pembelajaran pada siklus II pertemuan 1 yaitu pada hari Senin, 29 November 2010 selama 2jp (2 x 35 menit) dan pertemuan 2 pada hari Selasa, 30 November 2010 selama 2jp (2 x 35 menit). Proses pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II ini mengacu pada RPP yang telah dipersiapkan. Guru berperan sebagai fasilitator dan memantau apabila siswa mengalami kesulitan. Peneliti mengarahkan, membimbing, memberi petunjuk, memotivasi, dan membantu siswa yang memerlukan agar kelompok kerja dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

Peneliti melaksanakan perbaikan pembelajaran pada siklus II dengan hasil dari pembelajaran sebagai berikut : 34 siswa (85%) dari 40 siswa mendapatkan nilai ≥ 60 dan 6 siswa (15%) mendapatkan nilai < 60.

Data hasil belajar siswa pada perbaikan pembelajaran siklus II dapat dilihat pada tabel lampiran 17.

Dari tabel pada lampiran 17 dapat diketahui ketuntasan hasil belajar siswa yaitu 34 siswa tuntas dan 6 siswa masih belum tuntas.

(62)

c. Observasi

Setelah diadakan tindakan pada siklus I, nilai rata-rata pelajaran IPA pada materi “Mendeskripsikan hubungan antara sifat bahan dengan bahan penyusunnya, misalnya benang, kain dan kertas” yaitu 67,18. Siswa yang memperoleh nilai di atas KKM sebanyak 32 anak atau mencapai 80%. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari siklus I ini ternyata belum sesuai dengan kondisi yang diinginkan oleh peneliti, maka dilaksanakan kembali penelitian pada siklus II ini.

1) Catatan selama proses pembelajaran

(63)

46

2) Pengamatan proses pengerjaan siswa

Proses pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II ini, siswa mengamati dan mengidentifikasi bahan-bahan yang diperoleh dari kegiatan berkeliling di lapangan. Kemudian dalam kelompok mengerjakan LKS dengan dipantau oleh guru yaitu peneliti sendiri. Setelah siswa selesai mengerjakan dalam kelompok, kemudian siswa bersama guru membahas materi bersama-sama dan memberikan waktu kepada siswa jika ada yang ingin ditanyakan.

d. Refleksi

Pada siklus II angka perbaikan meningkat dengan signifikan, hasil yang diperoleh siswa berdasarkan hasil evaluasi belajar yang dikerjakan siswa hasil yang diperoleh mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus I. Ini membuktikan dengan model pembelajaran dengan lingkungan sebagai sumber belajar ini dapat meningkatkan daya serap siswa sesuai dengan harapan khususnya dalam pembelajaran IPA ini.

(64)

B. Pembahasan

1. Hasil kemampuan siswa dalam memahami pembelajaran IPA pada Siklus I

a. 1) Nilai rata-rata siswa tentang materi mendeskripsikan hubungan antara sifat bahan dengan bahan penyusunnya

Data yang diperoleh peneliti terkait dengan hasil belajar yaitu berupa tes tertulis. Dimana hasil pada tiap siklus ini akan dibandingkan dengan kondisi awal untuk mengetahui apakah ada peningkatan rata-rata siswa atau tidak. Dari hasil data kondisi awal dapat dilihat pada lampiran 15. Dari data kondisi awal tersebut dapat dilihat nilai rata-rata siswa yaitu 56,75. Siswa yang memperoleh nilai di atas KKM sebanyak 13 siswa dari 36 siswa. Sedangkan siswa yang nilainya di bawah KKM sebanyak 23 siswa.

Setelah diketahui kondisi awal, peneliti baru melakukan penelitian tindakan kelas pada Siklus I. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada siklus I diperoleh data pada lampiran 16. Dari penelitian yang telah dilakukan, untuk mengetahui apakah ada peningkatan rata-rata dapat dilihat pada hasil perbandingan rata-rata antara kondisi awal dengan Siklus I sebagai berikut :

Tabel 4. Perbandingan nilai rata-rata kondisi awal dengan siklus I

Nilai rata-rata

Kondisi awal

Siklus I

(65)

48

Data nilai rata-rata pemahaman siswa dapat digambarkan dalam diagram berikut :

Nilai rata-rata pemahaman siswa pada kondisi awal dan siklus I

Gambar 11. Diagram perbandingan nilai rata-rata kondisi awal dengan siklus I

Dari diagram tersebut dapat kita amati terjadi peningkatan nilai rata-rata pemahaman siswa seperti yang diharapkan, dibandingkan dengan kondisi awal yang ditemui peneliti sebelum diadakan penelitian. Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa kemampuan pemahaman siswa mengalami peningkatan dibandingkan sebelum dilakukan tindakan pada kondisi awal. Nilai rata-rata siswa pada kondisi awal adalah 56,75 dan setelah dilakukan tindakan pada siklus I meningkat menjadi 67,18. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa setelah dilakukan tindakan mengalami peningkatan nilai rata-rata sebesar 10,43.

56.75

Target Siklus 1

Kondisi awal

Target yang diinginkan

Siklus 1

(66)

2) Persentase jumlah siswa yang mencapai KKM

Hasil yang diperoleh siswa dalam tes tertulis dapat kita perhatikan melalui nilai rata-rata siswa pada siklus I adalah 67,18. Berikut peneliti paparkan pula persentase siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal dan kondisi yang diinginkan pada siklus I :

Tabel 5. Perbandingan Persentase jumlah siswa yang mencapai KKM antara kondisi awal dengan siklus I

Persentase jumlah siswa yang mencapai

KKM

Kondisi awal

Siklus I

Target Hasil

36 % 50 % 80 %

Siswa yang memperoleh nilai di atas KKM sebanyak 32 siswa dari 40 siswa atau mencapai 80%. Sedangkan siswa yang nilainya di bawah KKM ada 8 siswa atau mencapai 20%, hal ini disebabkan karena anak yang nilainya di bawah KKM cenderung hanya bermain sendiri pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung, sehingga materi yang disampaikan oleh guru pun tidak sepenuhnya dipahami oleh siswa. Sedangkan pada siklus II kondisi siswa sudah terkondisi sehingga hasilnya pun mengalami peningkatan.

(67)

50

pada siklus I ini hasil yang diperoleh sudah sesuai dengan target yang diinginkan peneliti bahkan dapat melebihi target yang diinginkan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut :

Persentase siswa yang mencapai KKM

36%

Persentase siswa yang

mencapai KKM

Gambar 12. Diagram persentase siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal, target siklus I dan siklus I

b. Refleksi Siklus I

(68)

siswa yang mengalami kesulitan baik dalam melakukan proses pembelajaran maupun dalam menyimpulkan materi.

Maka langkah yang dilakukan guru untuk memperbaiki hal tersebut adalah (1) membahas hambatan yang terjadi pada siklus I tersebut dengan siswa, (2) menyampaikan pemecahan hambatan untuk dilaksanakan siswa yaitu menjelaskan kembali langkah-langkah yang harus dilakukan siswa selama proses pembelajaran, (3) memberikan penekanan pada materi yang lebih esensi dimana siswa mengalami kesulitan kepada siswa dengan memberikan penjelasan yang lebih mendetail.

Berdasarkan refleksi pada siklus I ini, ternyata hasil yang diperoleh yaitu siswa yang mencapai KKM belum sesuai dengan yang diharapkan oleh peneliti, maka penelitian dilanjutkan dengan melaksanakannya kembali pada siklus II.

2. Hasil kemampuan siswa dalam memahami pembelajaran IPA pada Siklus II

a. (1) Nilai rata-rata siswa tentang materi mendeskripsikan hubungan antara sifat bahan dengan bahan penyusunnya.

(69)

52

kemampuan siswa. Peningkatan kemampuan siswa tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 6. Perbandingan nilai rata-rata pada kondisi awal, siklus I dan II

Nilai Rata-rata

Kondisi awal

Siklus I Siklus II

Target Hasil Target Hasil 56,75 65 67,18 70 70,75

Untuk lebih jelasnya data nilai rata-rata pemahaman siswa dapat dilihat pada diagram berikut :

Kondisi nilai rata-rata pemahaman siswa pada kondisi awal, siklus I dan II

56.75 65 67.18

70 70.75

Siklus I Target siklus II siklus I, dan siklus II

(70)

bahwa kemampuan pemahaman siswa mengalami peningkatan dibandingkan dengan sebelum dilakukan tindakan pada kondisi awal. Nilai rata-rata siswa pada kondisi awal yaitu 56,75. Setelah diadakan penelitian pada siklus I rata-rata kemampuan siswa meningkat menjadi 67,18 dan pada siklus II rata-rata kemampuan siswa meningkat lagi menjadi 70,75. Dengan demikian terjadi peningkatan nilai rata-rata dari kondisi awal dibandingkan dengan penelitian pada siklus I mengalami peningkatan nilai rata-rata sebesar 10,43. Peningkatan nilai rata-rata siklus I dibandingkan dengan siklus II sebesar 3,57.

(2) Persentase jumlah siswa yang mencapai KKM.

Berdasarkan data nilai rata-rata pemahaman siswa pada siklus II yaitu 70,75. Siswa yang memperoleh nilai di atas KKM sebanyak 34 anak dari 40 siswa atau mencapai 85%. Sedangkan siswa yang nilainya di bawah KKM ada 6 anak atau mencapai 15%.

Ketuntasan yang harus tercapai pada siklus II ini sebesar 60% siswa harus mencapai nilai KKM 60. Jika dilihat dari hasil analisis, pada siklus II ini telah memenuhi target keberhasilan peneliti, karena siswa yang mencapai KKM ada 85%.

(71)

54

Tabel 7. Perbandingan persentase jumlah siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II

Indikator

Kondisi awal

Siklus I Siklus II

Target Hasil Target Hasil Persentase

siswa yang mencapai

KKM

36% 50% 80% 60% 85%

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut : Persentase siswa yang mencapai KKM

36%

Siklus I Target Siklus II

Siklus II

Kondisi awal

Target  Siklus I

Siklus I

Target Siklus II

Siklus II

Gambar 14. Diagram persentase siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II

(72)

peningkatan. Jika kita lihat kondisi awal ada 13 siswa yang mencapai KKM atau 36 % dari jumlah 36 siswa. Siklus I siswa yang mencapai KKM mengalami peningkatan yaitu ada 32 siswa yang mencapai KKM atau 80% dari jumlah 40 siswa. Setelah dilakukan penelitian lagi pada siklus II ternyata juga mengalami peningkatan yaitu ada 34 siswa dari jumlah keseluruhan 40 siswa yang mencapai KKM atau sebesar 85%. Berdasarkan analisis hasil yang diinginkan siswa yang mencapai KKM sebesar 85% dan dapat melebihi target yang diinginkan yaitu 60%.

b. Refleksi Siklus II

Penelitian yang dilakukan pada siklus II ini dapat dikatakan mencapai keberhasilan, hal ini terlihat dari hasil nilai rata-rata yang diperoleh siswa dari kondisi awal hingga diberi tindakan pada siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Pada siklus II nilai rata-rata yang dicapai meningkat yaitu 70,75. Siswa yang nilainya di atas KKM melebihi dari kondisi yang diinginkan. Kondisi yang diinginkan 60% siswa mencapai KKM, pada siklus II ini 85% siswa dapat mencapai KKM. Berdasarkan hasil tersebut, maka penelitian dihentikan pada siklus II ini.

Gambar

Tabel 1  Jadwal Kegiatan Penelitian ..........................................................
Gambar 2 . Macam-macam benang
Gambar 4. Plastik hitam
Gambar 7. Kursi dari bahan kayu
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Buñuel’in çağdaşı, hatta bir dönem sürrealist grupla da vakit geçirmiş Fran- sız psikanalist Jacques Lacan diyordu, arzu nesneleri aslında birer yansımamızdır aynadaki

Dalam penelitian ini 5 transformator yang berada pada wilayah Sidoarjo akan diuji keadaan minyak isolasinya dengan menggunakan logika fuzzy dan keauratannya akan dibandingkan

Pada dasarnya, tujuan suatu sistem informasi berbasis komputer adalah untuk membantu manajemen dalam menyelesaikan masalah manajerial atau organisasi secara lebih cepat dan

Batasan pada penelitian ini terletak pada penelitian pengaruh kualitas layanan dan kemudahan penggunaan terhadap kepuasan pelanggan dan informasi lisan pada

Pembelajaran matematika yang diharapkan dalam praktek pembelajaran di kelas adalah (1) pembelajaran berpusat pada aktivitas siswa, (2) siswa diberi kebebasan berpikir

Puji syukur kehadirat Tuhan Yesus Kristus, karena berkat penyertaan dan kekuatan-Nya penulis dapat menyelesaikan Tesis yang berjudul “Analisis Reservoir Karbonat: Diagenesa

Perusahaan yang melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja secara serius, akan dapat menekan angka resiko kecelakaan dan penyakit kerja dalam tempat kerja,