MENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR MEMBACA AL-QUR AN MELALUI METODE CARD SORT PADA SISW A KELAS I SD N REJOSARI I KEC. BANDONGAN KAB. MAGELANG
TAHUN PELAJARAN 2 0 0 9 / 2 0 1 0
S K R I P S I
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
NURUL IFFAH
NIM: 11408037
JURUSAN TARBIYAH
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan dan diperbaiki, maka skripsi Saudara : Nama
NIM Jurusan Program Judul
: Nurul Ififah : 11408037 : Tarbiyah : PGMI
: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR MEMBACA ALQURAN/ BACA TULIS ALQURAN MELALUI METODE CARD SORT PADA SISWA KELAS I SDN REJOSARI I KECAMATAN
BANDONGAN KABUPATEN MAGELANG
TAHUN PELAJARAN 2009/ 2010.
Telah kami setujui untuk dimonaqosahkan.
Salatiga, Agustus 2010
Pem l'
KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
JL Tentara Pelajar 02, Telp (0298)323706,323433 Salatiga
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi saudara Nurul Iffah dengan No Induk : 114 08 037 yang beijudul:
“MENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR MEMBACA AL-QUR’AN BTQ MELALUI METODE CARD SLOT PADA SISWA KELAS 1 SD NEGERI REJOSARI I KECAMATAN BANDONGAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010”
Telah dimunaqusahkan dalam sidang panitia ujian jurusan tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada hari Sabtu, 28 Agustus 2010 bertepatan dengan tanggal 18 Romadhon 1431 H dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar sajjana dalam Ilmu Tarbiyah
MOTTO
<-b j^ <-b x j ^ b y ^ l OiA!T 1)* ife
0
lyjQ
i
Sir IjJjl jf.
KjitahgnCafu "fidahgh sama orang-orang ya n g m engetahui dengan orang-orang
ya n g tidaf^ mengetahui?" Sesungguhnya orang y a n g 6erahgQah y a n g d a p a t
Persembahan
Skripsi ini ku persembahkan kepada Suami yang ku hormati dan kusayangi
Terima kasih doa, motivasi dan peijuangannya, serta Anak-anakku
Yang kucintai dan kusayangi. Kalian semua inspirasi dan
masa depan Ibu. Mari kita bersama-sama
beijuang, raih masa depan
gemilang bersama
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Nurul Iffah
NIM : 11408037
Judul Skripsi : MENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR MEMBACA
AL-QUR’AN BTQ MELALUI METODE CARD SORT PADA SISWA KELAS I SD NEGERI REJOSARI I KECAMATAN
BANDONGAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN
PELAJARAN 2009/ 2010.
Menigkatkan kemampuan belajar memoaca Al-Qur’an/ Baca Tulis Al-Qur’an melalui metode Card Sort pada siswa kelas I SDN Rejosari I Kec. Bandongan Kab. Magelang Tahun Pelajaran 2009 / 2010.
ABSTRAK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR MEMBACA AL-QUR’AN MELALUI METODE CARD SORT PADA SISWA KELAS I SDN REJOSARI I KECAMATAN BANDONGAN KAB. MAGELANG TAHUN AJARAN 2009-2010
Nurul Iffah, 2010
Jurusan Pendidikan Agama Islam, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga
Tujuan peneliti untuk mengetahui : ( 1 ) Peningkatan motivasi belajar siswa tentang materi Surat Alfatikhah kelas I SDN Rejosari I tahun pelajaran 2009/ 2010, ( 2 ) Kerja sama antar siswa dalam pembelajaran materi Surat Al fatikhah kelas I SDN Rejosari I tahun pelajaran 2009/ 2010, ( 3 ) Peningkatan hasil belajar Pendidikan Agama Islam Materi Surat Al-Fatikhah melalui metode Card Sort pada siswa kelas I SDN Rejosari I tahun pelajaran 2009/ 2010.
Hipotesis penelitian ini adalah metode Card Sort dapat meningkatkan hasil belajar materi pada siswa kelas I SDN Rejosari I tahun pelajaran 2009/ 2010.
Penelitian ini dilakukan di SDN Rejosari I Kab. Magelang, populasi penelitian adalah siswa kelas I sebanyak 39 siswa. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas, pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi untuk mendapatkan data yang tepat terhadap siswa dan tes berupa soal uranian ( pre test dan pos test), serta lembar pengamatan selama proses belajar mengajar.
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Alloh yang telah melimpahkan segala rahmat, taufik dan
hidayahNya kepada penulis sehingga pada kesempatan ini dapat menyelesaikan
skripsi ini. Sholawat serta salam semoga terlimpahkan pada junjungan nabi
Muhammad SAW yang merupakan ustawun khasanah bagi kita semua.
Penulis sadar dan insaf bahwa dalam penulisan skripsi akan mengalami
banyak kesulitan tanpa bantuan dari berbagai pihak, khususnya dosen
pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan saran sehingga penyusunan
skripsi ini bisa terealisasi.
Untuk itu maka penulis menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya
kepada:
1. Bapak Drs. Imam Sutomo M.Ag selaku rector STAIN.
2. Bapak Suawardi M.Pd selaku ketua jurusan
3. Bapak Drs. H. Ahmad Sulthoni M. Pd yang telah yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan dengan penuh kesabaran kepada penulis.
4. Ibu Kepala SDN Rejosari I Kecamatan Bandongan yang telh memberikan
ijin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian.
5. Para dosen dan staf pengajar di lingkungan STAIN Salatiga yang telah
memberikan ilmu pengetahuan sehingga kami mampu menyelesaiakan
skripsi ini.
kemampuan, maka skripsi ini masih banyak kekurangannya. Maka dengan hati
terbuka penulis mengharap koreksi, kritik maupun saran demi perbaikan
selanjutnya.
Akhirnya sebagai harapan penulis semoga skripsi ini memperoleh
keridhoan dihadapan Alloh, Amin.
Salatiga, Agustus 2010
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii
PENGESAHAN... iii
M OTTO... vi
PERSEMBAHAN... vii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... viii
ABSTRAK... ix
KATA PENGANTAR... x
DAFTAR IS I... xi
DAFTAR TA BEL... xii
DAFTAR LAMPIRAN... xiii
Bab I Pendahuluan... 1
A. Latar Belakang... 1
B. Rumusan M asalah... 4
C. Tujuan Penelitian... 5
D. Hipotesa Penelitian... 5
E. Kegunaan Penelitian... 6
F. Definisi Operasional... 6
G. Metode Penelitian... 9
H. Sistematika Penulisan... 15
A. Belajar dan Pembelajaran... 18
1. Pengertian Belajar... 18
2. Teori Belajar... 23
3. Jenis-jenis B ^ajar... 26
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar... 27
B. Metode Pembelajaran... 29
C. Mata Pelajaran Baca Tulis Al-Qur’a n ... 33
1. Aspek Pengetahuan... 33
2. Aspek Pelaksanaan... 35
D. Metode kartu dalam pembelajaran B T Q ... 37
Bab III Pelaksanaan Penelitian... 41
A. Subjek Penelitian... 41
1. Lokasi dan W aktu... 41
2. Mata Pelajaran... 46
3. Karakter S isw a ... 46
4. Jadwal Kegiatan... 48
B. Instrumen Penelitian... 50
1. Diskripsi Siklus I ... 52
2. Diskripsi Siklus I I ... 55
3. Diskripsi Siklus I II ... 59
Bab IV Hasil Penelitian dan pembahasan... 63
A. Diskripsi hasil penelitian... 63
1. Pra siklus... 63
2. Siklus I ... 64
3. Siklus I I ... 69
4. Siklus III ... 70
A. Kesim pulan... 82
B. Saran... 84
Daftar Pustaka... 86
Lampiran
BABI PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu standar kompetensi kelulusan ( KKM ) bagi lulusan
Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyyah dalam mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam adalah : menyebutkan , menghafal, membaca, mengartikan
surat-surat pendek dalam alquran mulai surat alfatihah sampai surat Al -
Alaq.
Peran dan fungsi pelajaran membaca Al-Qur’an dan menulis huruf
Al-Qur’an amat penting bagi kehidupan umat Islam. Al-Qur’an sebagai
kitab suci yang diturunkan kepada Rasulullah SAW harus diyakini oleh
setiap muslim bahwa selain sebagai mukjizat yang diberikan oleh Allah
SWT juga sebagai penuntun umat menuju pelaksanaan agama Islam secara
kaffah. Oleh karena itu belajar membaca Al-Qur’an harus ditanamkan
kepada anak sedini mungkin.
Ibnu Khaldun menyatakan bahwa pendidikan Al-Qur’an menjadi
pondasi dari seluruh kurikulum pendidikan dunia Islam karena Al-Qur’an
merupakan syiar agama yang mampu menguatkan akidah dan
mengkokohkan iman. Ibnu Khaldun bersama Ibnu Sina dan Imam Al-
Ghozali bahkan menekankan bahwa anak-anak harus dididik berdasarkan
kitab suci Al-Qur’an sejak dini karena fitrah suci anak niscaya dapat
Menyadari pentingnya pendidikan Al-Qur’an bagi anak dan
manfaat bagi yang mempelajarinya menjadikan pembelajaran membaca
Al-Qur’an menjadi sesuatu yagn wajib diberikan di sekolah dasar. Guru
Pendidikan Agama Islam harus menjadi ujung tombak keberhasilan
pembelajaran membaca Al-Qur’an bagi siswa-siswanya. Disebut demikian
karena membaca Al-Qur’an tidak hanya sekedar mempu melafalkan
lambang-lambang bunyi yang disebut huruf yang dalam Al-Qur’an
menggunakan huruf Hijaiyyah, akan tetapi harus pula membelajarkan ilmu
tajwid agar siswa mampu membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar.
Supaya proses pembelajaran membaca Al-Qur’an mampu
memberikan bekal bagi siswa sehingga siswa mampu membaca Al-Quran
dengan baik dan lancar guru dituntut mampu menerapkan strategi
pembelajaran yang membangkitkan proses pembelajaran yang efektif.
Efektifitas proses pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor
antara lain minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Minat
merupakan kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat
sesuatu secara terus-menerus yang sangat erat hubungannya dengan
perasaan senang. Orang yang berminat terhadap sesuatu akan
menyukainya atau memiliki sikap positif terhadap sesuatu tersebut. Dalam
proses belajar mengajar, minat ( interest ) berfungsi sebagai motivating
force yaitu kekuatan yang akan mendorong seseorang untuk belajar. (
Berdasarkan penjelasan tentang minat tersebut dapat diketahui
bahwa berasal dari minat seseorang mau belajar karena minat berfungsi
sebagai kekuatan pendorong. Kekuatan pendorong berasal dari perasaan
senang. Jika ada faktor pendorong karena dalam diri siswa telah tertanam
perasaan senang maka akan timbul keaktifan karena untuk mencapai
perasaan senang selanjurnya harus ada aktivitas. Jadi proses pembelajaran
akan berhasil jika ada minat belajar, minat belajar menimbulkan keaktifan
belajar, keaktifan belajar menghasilkan kecakapan, ketrampilan,
pemahaman, atau pencapaian kompetensi tertentu.
Pembelajaran membaca Al-Qur’an supaya mempu membekali
siswa memiliki kemampuan membaca yang baik juga belajar dan latihan.
Berawal dari minat belajar membaca alquran yang menimbulkan keaktifan
minat belajar dan berlatih ini siswa akan memiliki kemampuan sesuai
dengan kompetensi yang diharapkan.
Kemampuan membaca Al-Qur’an bagi siswa kelas I SDN Rejosari
tahun 2009-2010 pencapaian rata-rata masih dibawah nilai kriterian
ketuntasan minimal ( KKM ), sedangkan KKM yang ditetapkan sekolah
pada tahun 2009-2010 untuk pembelajaran membaca Al-Qur’an masih
dibawah KKM. Berdasarkan asosiasi tersebut maka peneliti mengadakan
penelitian dan mengangkat judul “MENINGKATKAN KEMAMPUAN
BELAJAR AL-QUR’AN / BACA TULIS AL-QUR’AN DENGAN
KEC. BANDONGAN KAB. MAGELANG TAHUN PELAJARAN
2009/2010”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, dirumuskan permasalahan
dalam penelitian ini sebagai berikut:
a. apakah melalui metode Card Sort mampu meningkatkan perhatian
siswa kelas I SDN Rejosari 1 Kecamatan Bandongan dalam proses
pembelajaran membaca Al-Qur’an ?
b. apakah melalui metode Card Sort mampu meningkatkan keaktifan
siswa kelas I SDN Rejosari I Kecamatan Bandongan dalam proses
pembelajaran membaca Al-Qur’an ?
c. apakah melalui metode Card Sort mampu meningkatkan kemampuan
membaca atau prestasi siswa kelas I SDN Rejosari I Kecamatan
Bandongan dalam proses pembelajaran membaca Al-Qur’an ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
a. Untuk mengetahui apakah penerapan metode Card Sort dapat
meningkatkan perhatian siswa dalam proses pembelajaran membaca
Al-Qur’an pada siswa kelas I SDN Rejosari I Kecamatan Bandongan.
b. Untuk mengetahui apakah metode Card Sort dapat meningkatkan
c. Untuk mengetahui apakah penerapan metode Card Sort dapat
meningkatkan kemampuan/ prestasi pada siswa kelas I SDN Rejosari I
Kecamatan Bandongan.
D. Hipotesa Penelitian
Hipotesa tindakan di kelas putih :
1. melalui metode card sort mampu meningkatkan perhatian siswa
kelas I SDN Rejosari I Kecamatan Bandongan dalam proses
pembelajaran membaca Al-Qur’an.
2. Melalui metode card sort mampu meningkatkan keaktifan siswa
kelas I SDN Rejosari I Kecamatan Bandongan dalam proses
pembelajaran membaca Al-Qur’an.
3. Melalui metode card sort mampu meningkatkan kemampuan
membaca atau prestasi siswa kelas 1 SDN Rejosari I Kecamatan
Bandongan dalam proses pembelajaran membaca Al-Qur’an.
E. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan mendatangkan hasil gun2 sebagai berikut:
1. bagi siswa dan proses belajar adalah meningkatkan proses dan hasil
belajar.
2. bagi guru adalah dapat berkembang secara profesional karena mampu
menilai dengan obyektif proses pembelajaran yang dilaksanakan dan
melakukan perbaikan dari kekurangan dan kelemahan yang dialami.
3. bagi sekolah adalah dapat memperoleh sumbangan bagi kemajuan
mencapai kemampuan dalam menguasai kompetensi dasar dalam
membaca Al-Qur’an.
kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan kita dalam
berusaha dengan diri sendiri ( Depdikbud 1999 : 632 ).
Belajar adalah diperolehnya kebiasaan kebiasaan pengetahuan dan
sikap baru ( Nana Syaodih Sukmadinata 1992 : 45 ). Belajar adalah
proses belajar tingkah laku berkat interaksi dengan lingkungan
( Oemar Hamalik 1982 : 4 ). Belajar adalah seperangkat proses
kognitif yang mengubah sikap stimulasi lingkungan meliwati
pengolahan informasi menjadi kapabilitas baru ( Dimyati dan
Mudjiono 2002 : 10)
2. Membaca Al-Qur’an
a. membaca adalah salah satu ketrampilan yang berkaitan erat
dengan keterampilan dasar terpenting pada manusia yaitu
berbahasa ( S. Wiryodijoyo 1981 : 1 ) dalam penelitian ini
membaca adalah salah satu keterampilan dasar terpenting yang
harus dimiliki oleh setiap anak pada usia dini atau dimiliki dalam
kehidupan setiap manusi2.
b. membaca adalah melihat tulisan dan mengerti atau dapat
melisankan apa yang tertulis itu ( Purwadarminta wjs Kamus
Bahasa Indonesia, Balai pustaka 1976 : 385 ) jadi membaca Al-
Qur’an adalah kecakapan yang diperagakan siswa dalam
c. Al-Qur’an dari segi bahasa adalah masdar dari kata qara yang
artinya bacaan ( Mahmud Yunus 1989 : 335 ) Al-Qur’an menurut
istilah adalah kalam Allah yang diturunkan kepada nabi
Muhammad SAW secara mutawatir yang tertulis dalam bentuk
mushaf dan membacakannya sebagai ibadah ( Subhi Salih 1977 :
3. Metode Card Sort
Metode card sort dengan media kartu huruf merupakan suatu
metode mengajar yang menyajikan latihan membaca alquran dengan
menggunakan panduan kartu huruf hijaiyyah ( bukan huruf lain ).
Berdasarkan pengertian di atas maka maksud kalimat
peningkatan kemampuan belajar membaca Al-Qur’an dengan metode
card sort adalah upaya guru dalam membimbing siswa untuk mencapai
kemajuan dalam membaca Al-Qur’an.
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Hakikat penelitian tindakan kelas ( PTK ) yang dikenal dan ramai
dibicarakan dalam dunia pendidikan yang dalam Bahasa Inggris PTK
diartikan sebagai Classroom Action Research. Dari kata yang
membentuk pengertian tersebut maka ada tiga pengertian yang dapat
diterangkan yaitu:
a. penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan
yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu dari suatu hal yang
menarik minat dan penting bagi peneliti.
b. Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan
dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk
rangkaian siklus kegiatan.
c. Kelas adalah kelompok siswa yang dalam waktu yang sama dapat
menerima pelajaran yang sama dari seorang guru.
Dengan menggabung batasan pengertian tiga kata tersebut segera
dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu
pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan dan terjadi
dalam sebuah kelas.
Ada beberapa alasan mengapa PTK merupakan suatu kebutuhan
bagi guru untuk meningkatkan profesionalisme seorang guru.
a. PTK sangat kondusif untuk membuat guru menjadi peka dan
tanggap terhadap dinamika pembelajaran dikelasnya.
b. PTK dapat meningkatkan kineija guru sehingga menjadi
professional
c. Dengan melaksanakan tahap-tahap dalam PTK, guru mampu
memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang
dalam terhadap apa yang terjadi dikelasnya.
d. Pelaksanaan PTK tidak menganggu tugas pokok seorang guru
berlangsungnya proses tindakan adalah peneliti, bukan guru yang
melakukan tindakan juga dapat dilakukan oleh dua orang guru,
yang dengan cara bergantian mengamati. Ketika sedang mengajar
dia adalah guru ketika sedang mengamati dia adalah seorang
peneliti.
Dalam tahapan penyusunan rangcangan ini peneliti menentukan
titik atau focus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus
untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrument pengamat
untuk membantu peneliti merekam fakta yang terjadi selama
tindakan berlangsung.
b. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau
penerapan isi rancangan yaitu mengenakan tindakan dikelas, hal
yang perlu diingat adalah bahwa dalam tahap ini pelaksanaan guru
harus ingat dan berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan
dalam rancangan, tatapi harus pula berlaku wajar tidak dibuat-buat.
Dalam refleksi keterkaitan antara pelaksana dengan perencanaan
perlu diperhatikan secara seksama agar sinkron dengan tujuan
semula.
c. Pengamatan ( observasi)
Pengamatan seharusnya dilakukan pada waktu tindakan sedang
dilakukan sehingga keduanya dapat berlangsung dalam waktu yang
peluang kepada guru pelaksana yang juga berstatus sebagai
pengamat. Ketika guru sedang melakukan tindakan, karena hatinya
menyatu dengan kegiatan, tentu tidak sempat menganalisis
peristiwa ketika sedang berlangsung. Oleh karena itu kepada guru
pelaksana yang berstatus sebagai pengamat baik terhadap tindakan
yang berlangsung agar memperoleh data yang lebih akurat.
d. Refleksi ( Reflecting )
Tahap refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali
apa yang telah dilakukan. Dalam tahap ini seorang guru palaksana
sekaligus berstatus pengamat melakukan evaluasi terhadap
tindakan yang telah berlangsung dengan menggunakan lembar soal
yang berbentuk multiple voice dan lembar observasi.
e. Instrumen Penelitian
N o. Indikator Keberhasilan Sub Indikator Keberhasilan
1 M otivasi Belajar - Sisw a menghindari akhlak
yang tercela dalam
kehidupan sehari-hari.
sisw a m em baca tentang
materi akhlak tercela.
2 Sisw a menguasai materi - sisw a belajar dengan temanya
bertanya jaw ah materi akhlak
tercela.
3 Hasil belajar sisw a - adanya peningkakatan nilai
setiap siklusnya.
4 Perhatian siswa - adanya peningkatan perhatian
yang terlihat pada antusias, keaktifan dan rasa senang siswa dalam pembelajaran aqidah akhlak.
f. Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data dengan
menggunakan metode sebagai berikut:
1) Observasi
Adalah kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek
dengan menggunakan seluruh alat indra. Metode ini digunakan
untuk memperoleh data tentang keadaan lembaga pendidikan
serta kegiatan-kegiatan yang ada di sekolah SD Negeri Rejosari
I kecamatan Bandongan Kabupaten Magelang tahun 2010.
2) Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang-
barang tertulis. Didalam melaksanakan peneliti menyelidiki
benda-benda tertulis seperti buku-buku, dokumentasi ,
peraturan-peraturan, catatan harian dan agar mendapatkan
gambaran umum tentang sekolah SD N Rejosari I Kecamatan
Bandongan Kabupaten Magelang tempat diadakannya
3) Metode wawancara
Sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara digunakan
untuk memperoleh data-data dari sumber-sumber secara
langsung seperti kepala sekolah dan tenaga kerja atau guru
SDN Rejosari I kecamatan Bandongan Kabupaten Magelang
tahun 2010.
4) Analisis data
Teknik yang digunakan peneliti pada penelitian ini adalah
teknik deskriptif analitik dengan penjelasan sebagai berikut:
a) data kuantitatif yang diperoleh dari hasil tes diolah tangan
menggunakan deskriptif . presentasi nilai yang diperoleh
siswa dirata-rata untuk menemukan tingkat pemahaman
konsep modernisasi para siswa dalam pembelajaran akidah
akhlak. Nilai prosentase dihitung dengan ketentuan
sebagai berikut:
NP : N K x 100%
R
Keterangan
NP : Nilai Persentase
NK : Nilai Komulatif
R : Jumlah Responden.
b) data kuatntitatif yaitu data yang berupa informasi
ekspresi tentang tingkat pemehaman terhadap suatu
mata pelajaran. Pandangan atau sikap siswa
terhadap metode pembelajaran yang baru, aktifitas
siswa dalam mengikuti pelajaran, antusias dalam
belajat serta motivasi belajar.
H. SISTEMATIKA PENULISAN
Babi : PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG MASALAH
A. Rumusan Masalah
B. Tujuan Penelitian
C. Hipotesis tindakan dan Indikator Keberhasilan
D. Kegiatan Penelitian
E. Definisi Operasional
2. Metode Penelitian
a. rancangan Penelitian
b. subjek Penelitian
c. langkah-langkah
d. instrument Penelitian
e. Pengumpulan Data
3. Sistematika Penelitian
Bab II : KAJIAN PUSTAKA
A. Belajar
B. Metode Pembelajaran
C. Pengertian Akidah Akhlak
D. Media Bola Plastik
Bab I II : PELAKSANAAN PENELITIAN
A. deskripsi pelaksanaan siklus I ( Rencana Pelaksanaan,
Observasi dan Refleksi)
B. deskripsi pelaksanaan siklus II ( Rencana Pelaksanaan,
Observasi dan Refleksi)
C. deskripsi Pelaksanaan siklus III ( Rencana Pelaksanaan,
Observasi dan Refleksi)
Bab IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. deskripsi data Persiklus ( Data hasil observasi , Refleksi
keberhasilan dan kegagalan).
B. Pembahasan
bab V I : PENUTUP
A. kesimpulan
BAB
n
KAJIAN PUSTAKA
A. Belajar dan Pembelajaran
Belajar mengajar merupakan aktivitas akademik menuju hasil
sesuai dengan yang diharapkan. Belajar selalu berkenaan dengan
perubahan-perubahan pada diri orang yang belajar, apakah itu mengarah
kepada yang lebih baik ataupun yang kurang baik, direncanakan atau
tidak.
1. Pengertian Belajar
Secara psikologis belajar merupakan perubahan tingkah laku
seseorang sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan tersebut akan
dinyatakan dalam seluruh aspek tingkah laku. Pengertian belajar dapat
didefinisikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru serta secara
keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya ( Slameto, 1991 : 78).
Definisi tentang belajar itu tidak sama antara orang ahli yang satu
dengan orang ahli yang lainnya dalam memberikan arti maupun
pengertian, namun dari berbagai definisi akan dapat memberikan
keleluasaan dalam memberikan kesimpulan untuk mengambil inti
Sebagai landasan penguraran mengenai apa yang dimaksud dengan
belajar. Dibawah ini akan dikemukakan beberapa definisi belajar
menurut para ahli:
a. Menurut Combach
Learning is show by change in behavior as result o f
experience. Belajar sebagai salah satu aktivitas yang ditujukkan
oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. (
Syaiful Bahri Djamarah, 2002:12 )
b. Menurut L. kingsley
Learning is the process by which behavior ( in the broader
Sense ) is originated erchanged through practice or training.
Belajar adalah proses dimana tingkah laku ( dalam arti luas )
ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan ( Syaifiil
Bahri Djamarah, 2002:12)
c. Menurut Gagne dalam Bukunya The Condition O f Learning
(1997)
Menyatakan bahwa “ Belajar teijadi apabila suatu stimulus
bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa
sehingga perbuatan performancenya “ berubah dari waktu sebelum
Ia mengalami situasi tadi. ( Ngalim Purwanto, 1990 : 84 )
d. Menurut Witherington
Belajar adalah suatu perubahan didalam kepribadian yang
berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu
pengertian. ( Ngalim Purwanto, 1990 : 84 )
e. Menurut Chapin ( 1972) dalam Dictionary O f Psycology
Membatasi belajar dengan dua macam rumusan, yaitu
rumusan pertama berbunyi “...aquistiion o f any relatively
permanent change in behavior as a result o f practice and
experience “. Belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku
yang relative menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman.
Rumusan keduanya adalah process o f acquiring respons as
a result o f special practice. Belajar adalah respons-respons sebagai
akibat adanya latihan khusus ( Muhibbin Syah, 1991 : 60-61 )
f. Belajar menurut pandangan tradisionil
Menurut pandangan ini belajar adalah suatu usaha
memperoleh sejumlah Ilmu Pengetahuan. Belajar menurut
pandangan modem. Menurut pandangan ini, yang dimaksud
dengan belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat
interaksi dengan lingkungan. ( Oemar Hamalik, 1992: 40-41 )
g. Belajar menurut Slameto dalam bukunya, proses belajar mengajar
dalam system kredit semester dapat didefinisikan bahwa belajar
adalah suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi
h. Belajar menurut pandangan Skinner
Skinner berpandangan bahwa belajar, maka responnya
adalah menjadi lebih baik sebaliknya bila Ia tidak belajar maka
responnya akan menurun ( Dimyati, Mudjiono, 2002: 9 ).
i. Belajar menurut Divesta dan Thompson
Adalah perubahan tingkah laku yang relative menetap
sebagai hasil dari pengalaman ( Nana Syaodih Sukmadinata, 1992 :
156)
Dari beberapa definisi diatas maka dapat disimpulkan
bahwa belajar adalah :
Belajar adalah suatu perubahan yang teijadi melalui
latihan-latihan atau pengalaman, di sini belajar akan memperoleh hasil
yang lebih baik yaitu dengan latihan atau pengalaman berlangsung.
Belajar merupakan usaha-usaha memperoleh sejumlah ilmu
pengetahuan yang dilakukan menggunakan prosis perubahan
tingkah laku secara keseluruhan dengan berinteraksi pada
lingkungan sehingga apabila belajar maka responnya akan lebih
baik dan sebaliknya. Belajar itu pada pokoknya membedakan
antara belajar dan sesudah melakukan belajar serta dilakukan lewat
kegiatan atau usaha dan praktek yang disengaja.
Dalam perspektif keagamaan ( dalam belajar hal ini Islam )
belajar merupakan kewajiban setiap muslim agar memperoleh ilmu
mereka. Hal ini dinyatakan dalam Al-Qur’an Surat Al-Mujadalah (58): 11
X
'
%
X
^
^5sjw« ]
oi A)! 4jji ^
IjJjioli 1
^J_j3 l i l j
adil
J
L*_>
a
JJI
j
C L ^
j
> -
j
3 J * 1
a
J I
i J J J
Artinya :
Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang- lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu, dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat, dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
(Departemen Agama Republik Indonesia, 1989 : 190)
Sabda Nabi Muhammad SAW
g '
S
'
'
/
y 0
0
AJii- 1 Uj aJ a}J g U i f - A^£( f L A \ . \ j j )
Artinya :
Artinya : Dari Anas bin Malik berkata bersabda Rosulullah SAW
mencari ilmu itu itu wajib bagi tiap muslim.
2. Teori Belajar
a. Secara garis besar dikenal tiga rumpun psikologis ( Nana Syaodih
Sukmadinata, 1992 : 156 ). Yaitu : Teori disiplin mental,
Behaviorisme, dan cognitive Gestalf-Field.
1. Teori Disiplin Mental
Menurut rumpun psikologi ini individu memiliki kekuatan,
kemampuan atau potensi-potensi tertentu. Belajar adalah
pengembangan dari kekuatan, kemampuan dan potensi-potensi
tersebut.
2. Teori Behaviorisme
Ada beberapa ciri-ciri dari rumpun teori ini, yaitu :
Mengutamakan unsur-unsur atau bagian-bagian kecil bersifat
mekanistis, menekankan peranan lingkungan, mementingkan
pembentukan reaksi atau respon dan menekankan pentingnya
latihan.
3. Teori Cognitif-Gesalt-Field
Teori ini menekankan pada peristiwa mental, bukan hubungan
stimulus respon. Perilaku juga penting sebagai indikator, tetapi
yang lebih penting adalah berpikir. Dalam kaitannya dengan
berfikir ini, bahwa pada manusia terbentuk mental atau
b. Dalam bukunya Oemar Hamalik, bahwa teori belajar sebagai
berikut:
1. Conditioning
Simple conditioning teori continuity menekankan bahwa
belajar terdiri atas pembangkitan respon dengan stimulus yang
pada mulanya bersifat netral atau tidak memadai. Melalui
persinggungan ( contiguity ) stimulus dengan respons stimulus
yang tidak memadai untuk menimbulkan respons tadi akhirnya
mampu menimbulkan respons.
2. Connectionism
Menekankan bahwa belajar adalah pembentukan ikatan atau
hubungan antara stimulus respons melalui proses pengulangan
( reinforcement).
3. Field Theory
Menekankan keseluruhan bagian-bagian yang satu dengan
yang lainnya erat hubungannya dan saling tergantung (
termasuk dalam kategori ini adalah psikologi Gestalt).
4. Psikologi Fenomenologis dan Humanitas yang menitik
beratkan kondisi-kondisi dalam diri individu, dan
5. Teori S-R relativistic dan humanitas yang menitikberatkan
pandangan bahwa tingkah laku manusia merupakan moral
terdapat hubungan bipolar antara persona dan lingkungan (
Oemar Hamalik. 1992 : 56).
c. Teori belajar menurut Ilmu Jiwa Daya ( Syaiful Bahri Djamarah,
2002 : 17-23)
Ahli-ahli ilmu jiwa daya menyatakan suatu teori bahwa jiwa
manusia mempunyai daya-daya. Daya-daya ini adalah kekuatan
yang tersedia manusia hanya memanfaatkan semua daya itu dengan
cara melatihnya sehingga ketajamannya dirasakan ketika
depergunakan untuk suatu hal. Daya-daya itu misalnya daya
mengenal, daya mengingat, daya berfikir, daya fantasi dan
sebagai nya.
d. Teori belajar menurut Ilmu Jiwa Asosiasi
Teori ilmu jiwa asosiasi berpendapat bahwa keseluruhan itu
sebenarnya terdiri dari penjumlahan bagian-bagian atau unsur-
unsurnya. Dari ilmu jiwa asosiasi itu muncul dua teori belajar yang
menonjol yaitu teori contctinisme dari Thoendike dan Teori
conditioning dari Ivan P. Pavlow.
e. Teori Belajar R. Gagne
Gagne memberikan dua definisi tentang belajar yaitu:
1. Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam
pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan dan tingkah laku.
2. Belajar adalah pengetahuan atau ketrampilan yang diperoleh
3. Jenis-jenis Belajar
Dalam proses belajar dikenal bermacam-macam kegiatan yang
memiliki corak yang berbeda antara aspek yang berbeda antara satu
dengan yang lainnya. Baik dari materi dan metodenya maupun
dalam aspek tujuan dan perubahan tingkah laku yang diharapkan.
Keanekaragaman jenis belajar muncul dalam dunia pendidikan
sejalan dengan kebutuhan kehidupan manusia yang bermacam-
macam. Jenis-jenis belajar tersebut ( Muhibin Syah, 2008: 122-124 )
yaitu:
a. Belajar Abstrak
Belajar abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara
berpikir abstrak.
b. Belajar keterampilan
Belajar keterampilan adalah belajar dengan menggunakan
gerakan-gerakan motorik yakni berhubungan dengan urat-urat
syaraf dan otot-otot neuromuscular.
c. Belajar sosial
Belajar sosial adalah belajar memahami masalah-masalah dan
teknik-teknik untuk memecahkan masalah tersebut.
d. Belajar Pemecahan Masalah
Belajar pemecahan masalah adalah belajar menggunakan metode-
e. Belajar Rasional
Belajar rasional adalah dengan kemampuan berfikir secara logis
dan rasional.
f. Belajar Kebiasaan
Belajar kebiasaan adalah proses pembentukan kebiasaan-
kebiasaan baru atau perbaikan kebiasaan-kebiasaan yang telah
ada.
g. Belajar Apresiasi
Belajar apresiasi adalah belajar mempertimbangkan penting atau
nilai suatu objek.
h. Belajar Pengetahuan
Belajar pengetahuan ialah belajar dengan cara melakukan
penyelidikan mendalam terhadap objek pengetahuan tertentu.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
a. Belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat bersumber
pada dirinya atau luar dirinya atau lingkungannya. Adapun faktor-
faktor yang mempengaruhi belajar ( Nana Syaodih Sukmadinata,
1992: 156)
1. Faktor-faktor dalam diri individu
Faktor yang ada dalam diri individu atau si pelajar yang
mempengaruhi ussaha dan keberhasilan belajarnya. Faktor-
faktor tersebut menyangkut aspek jasmaniah maupun rohaniah
2. Factor-faktor lingkungan hidup
Keberhasilan belajar juga sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor
di luar diri siswa baik faktor fisik maupun sosio psikologis
yang berada pada lingkungan keluarga, sekolah, dan
masyarakat.
b. Factor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar siswa
menuru Lilik Sriyanti dan Alfred, 2003 : 53. Disebutkan ada lima
faktor penting, yaitu : factor potensi intelegensi, faktor kemampuan
atau motivasi, minat kepribadian dan faktor lingkungan sekolah,
lingkungan keluarga dan masyarakat.
c. Disamping faktor-faktor diatas juga terdapat pula masalah-masalah
belajar yang dapat mempengaruhi keberhasilan dari belajar.
Masalah-masalah belajar intern yaitu :
Sikap terhadap belajar, motivasi belajar, konsentrasi belajar,
mengolah bahan belajar, menyimpan perolehan hasil belajar,
menggali hasil belajar yang tersimpan kemampuan berprestasi atau
unjuk hasik belajar rasa percaya diri siswa, intelegensi dan
keberhasilan siswa, kebiasaan belajar dan cita-cita belajar.
Sedangkan masalah-masalah ekstern belajar yaitu guru sebagai
Pembina siswa belajar, prasarana dan sarana pembelajaran,
kebijakan siswa di sekolah, dan kurikulum siswa di sekolah. (
Jadi hasil belajar sangat dipengaruhi oleh factor-faktor yang ada
dalam diri ( factor intern ) dan faktor yang terdapat di luar diri (
factor ekstern).
B. Metode Pembelajaran
Belajar terus menerus untuk mendalami Al-Qur’an memang tidak
mengenal batas umur. Meskipun demikian, jika proses mempelajari Al-
Qur’an telah dimulai sejak dini, niscaya akan menghasilkan penguasaan
yang lebih baik terhadap Al-Qur’an. Usia anak-anak sekolah SD menjadi
usia ideal untuk membelajarkan Al-Qur’an. Langkah awal untuk dapat
memahami kandungan Al-Qur’an adalah dengan terampil untuk
membacanya dengan baik dan benar. Dalam penelitian ini akan
mempelajari berbagai hal berkenaan dengan proses pembelajaran
membaca Al-Qur’an. Dalam kegiatan pembelajaran pertama, akan
memperoleh informasi mengenai tujuan pembelajaran membaca Al-
Qur’an sekaligus akan dipandu untuk mengetahui rumusan indicator
pembelajaran membaca Al-Qur’an. Selanjurnya, pada kegiatan
pembelajaran kedua, akan dibimbing dan diberikan alternatif desain
pembelajaran membaca Al-Qur’an. Mulai dari desain pembelajaran
mengidentifikasi dan membaca huruf-huruf hijaiyah sampai dengan desain
pembelajaran membaca Al-Qur’an sesuai dengan kaidah tajwid. Dalam
kegiatan belajar ini juga dilengkapi dengan cara evaluasi pembelajaran
membaca Al-Qur’an dan Hadits. Dengan demikian, setelah mempelajari 1
1. menjelaskan tujuan pembelajaran membaca Al-Qur’an.
2. menjelaskan rumusan indikator pembelajaran membaca Al-
Qur’an.
3. merumuskan desain pembelajaran membaca Al-Qur’an
4. menjelaskan proses evaluasi pembelajaran membaca Al-Qur’an.
Ketika seorang guru berdiri di depan kelas untuk mengajarkan Al-Qur’an,
yang keduanya dinarasikan dalam bahasa Arab, maka peserta didik akan
dibawa dan didik olehnya yang pertama kali adalah melafalkan bunyi
bahasa. Mereka mendengarkan dan mengucapkan kata, kalimat pendek
yang mudah diucapkan hingga kalimat panjang yang lebih rumit. Guru
mencontohkan melafalkan ayat-ayat dari suatu surat (Al Fatikhah) yang
dilakukan sepenggal-sepenggal untuk kemudian ditirukan oleh murid.
Proses ini dilakukan sampai murid benar-benar menguasai dan melakukan
tanpa kesalahan. Berikut ini model pembelajaran melafalkan yang dapat
dilakukan:
1. Dalam pembelajaran melafalkan, guru dapat mempergunakan metode
ceramah dan metode langsung, yang dipergunakan sekaligus. Metode
ini ditindaklanjuti dengan menggunakan teknik drill and practice.
2. Metode ceramah dipergunakan untuk menyampaikan pengetahuan
mengenai arti penting Al-Qur’an dan Hadits bagi umat Islam, sehingga
terampil dalam melafalkannya merupakan hal yang wajib untuk
harus dilakukan, baik pada tahap persiapan maupun pada tahap
pelaksanaan.
3. Metode Card Sort, guru dapat mempersiapkan kertas karton yang
ditulis surat atau hadits yang akan diajarkan melafalkannya, penulisan
dilakukan dalam bentuk teks arabnya yang disertai dengan tulisan cara
melafalkannya dalam bahasa latin (transliterasi). Guru dapat
memanfaatkan teknik pewarnaan yang berbeda dalam menuliskannya.
Seperti warna hitam untuk teks arab dan warna hijau untuk teks
transliterasinya.. Selain itu, guru dapat mempersiapkan kartu-kartu
yang bertuliskan huruf-huruf hijaiyah. Guru juga mempersiapkan
bentangan plastik/triplek yang berisi kolom-kolom yang berjumlah
sesuai dengan jumlah huruf hijaiyah, yang pada bagian bawah setiap
kolom diberi pengucapan huruf hijaiyah dalam bentuk transliterasi.
Jika tidak bisa menggunakan plastik/triplek, dapat diganti dengan
menggunakan papan tulis. Persiapkan juga alat perekat yakni
Terampil dalam membaca Al-Qur’an dan Hadits menjadi
kemampuan paling dasar yang harus dikuasai oleh umat Islam. Langkah
awal untuk lebih mendalami Al-Qur’an adalah dengan cara mampu
membacanya dengan baik dan benar. Selain itu dengan membaca Al-
Qur’an saja sudah dinilai ibadah. Dengan demikian bagi kaum Muslimin,
membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar mempunyai nilai keagamaan
yang tinggi. Itulah sebabnya mengapa Al-Qur’an sebagai Kitab Suci yang
dibaca mempunyai peran sentral dalam kehidupan kaum Muslimin.
Sejalan dengan proses pelembagaan pengajaran Al-Qur’an (setelah
proses unifikasi bacaan Al-Qur’an), berkembang ilmu spesifik pembacaan
Al-Qur’an yang dikenal sebagai mata pelajaran BTQ (Baca Tulis Al-
Qur’an). Pembelajaran membaca Al-Qur’an bertujuan:
L Aspek Pengetahuan (knowing)
Dalam hal ini murid memiliki pengetahuan mengenai berbagai hal
yang berkenaan dengan membaca ALQur’an. Diawali dengan pengetahuan
mengenai kewajiban seorang muslim untuk menguasai keterampilan
membaca Al-Qur’an. Karena langkah awal untuk memahami Al-Qur’an
adalah dengan cara mampu untuk membacanya. Selain itu murid juga
mengetahui bahwa dengan mampu membaca Al-Qur’an menjadi pintu
ibadah. Setelah peserta didik memiliki pengetahuan mengenai pentingnya
kemampuan membaca Al-Qur’an, kondisi ini dilanjutkan dengan
memberikan pengetahuan bahwa Al-Qur’an itu dinarasikan dalam bahasa
Arab yang memiliki norma, kaidah, dan aturanaturan tersendiri dalam
membacanya. Misalnya yang paling dasar adalah membaca Al-Qur’an dan
Hadits dimulai dari arah sebelah kanan ke kiri. Pada tahap selanjutnya,
guru juga perlu memberikan pengetahuan bahwa ilmu tajwid adalah
bagian dari cabang ilmu yang dapat membantu seseorang untuk membaca
Al-Qur’an dengan baik dan benar. Tentu saja dalam penyampaiannya
harus dengan cara bertahap. Untuk ilmu tajwid saja tidak semua
cabangnya diberikan kepada siswa. Dengan demikian dibutuhkan
kesabaran dan ketelatenan dari guru untuk mengarahkan danmendidik
siswanya. Karena pada aspek knowing ini guru harus benar-benar yakin
bahwa semua murid telah mengetahui apa yang telah dipelajarinya. Untuk
mencapai tujuan ini, guru dapat memilih metode ceramah, tanya jawab,
dan demonstrasi. Sebagai tinuak lanjut apakah murid telah memahami dan
mengetahui arti penting kemampuan membaca Al-Qur’an dan ilmu tajwid
sebagai alat bantu dalam membaca Al-Qur’an sebagaimana yang telah
disampaikan, guru dapat menyelenggarakan tanya jawab dengan murid-
murid, dapat diawali dengan bertanya kepada seluruh murid satu kelas,
2. Aspek Pelaksanaan {doing)
Dalam hal ini, pelaksanaan yang dimaksud adalah peserta didik
terampil dalam membaca ayat-ayat dari surat-surat tertentu dalam Juz
Amma yang menjadi materi pelajaran. Untuk mencapai tujuan ini metode
yang dapat digunakan misalnya adalah demonstrasi. Sebagai langkah awal,
terutama pada kelas satu SD, guru memberikan contoh cara melafalkan
ayat-ayat dari surat-surat tertentu untuk kemudian diikuti oleh siswa satu
kelas. Guru dapat menyediakan karton yang bertuliskan ayat-ayat dari
suatu surat yang akan dilafalkan yang dilengkapi cara bacanya dalam
huruf latin. Guru juga dapat memutarkan kaset. Setelah para siswa satu
kelas dirasa mampu melafalkan secara bersama-sama, guru dapat
melakukan pengujian dengan menilai pelafalan siswa satu per satu.
Apabila guru telah yakin seluruh siswa telah mampu untuk melafalkan,
bahkan pada tahap lebih tinggi murid memang telah mampu dan terampil
membaca dari teks arabnya dengan baik dan benar sesuai dengan ilmu
tajwid, terhadap ayat-ayat dari suratsurat tertentu yang telah diajarkan,
membaca Al-Fatihah. Terlebih lagi setiap melaksanakan shalat, maka ia
wajib untuk membaca Al-Fatihah. Bahkan dalam berbagai kesempatan ia
gemar untuk membaca Al-Fatihah. Hal yang sama juga terjadi pada surat-
surat lain yang telah dipelajarinya. Inilah tujuan pengajaran aspek being.
Pembelajaran untuk mencapai being yang tinggi lebih mengarahkan pada
usaha pendidikan agar murid melaksanakan apa yang diketahuinya itu
dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menjaga agar pelafalan dan
pembacaan murid terhadap surat-surat tetap baik, maka perlu untuk
melakukan pembiasaan. Proses pembiasaan dilakukan agar siswa benar-
benar menguasai dan terampil dalam melafalkan dan membaca suratsurat
yang menjadi materi pelajaran. Beberapa teknik yang dapat dilakukan
misalnya:
a. Membaca Al-Qur’an berjamaah
Langkah pembiasaan untuk melatih keterampilan melafalkan dan
membaca surat tertentu dalam Juz Amma ini adalah dengan melafalkan,
bahkan untuk tahap yang lebih tinggi dengan membaca teksnya yang
D. M etode C ard Sort dalam P em belajaran BTQ
Metode Card Sort ialah kartu yang mana padanya tertulis kata atau
kalimat. Card ( kartu ) tersebut diberikan kepada siswa berbentuk ayat
pertama, kedua, ketiga, sampai selesai dan murid diharuskan untuk
membacanya dengan maksud untuk membiasakan mata pembaca dalam
menangkap suatu bacaan yang banyak.
Metode Card Sort dalam pembelajaran BTQ adalah penggunaan kartu
dalam pembelajaran yaitu dengan memuliskan huruf-huruf Hijayah ataupun
ayat-ayat pendek pada selebar kertas atau tripleks (seperti sebuah kartu). Hal
ini digunakan sebagai alat bantu siswa untuk menghafal atau melafalkan
sebuah ayat.Penelitian dilaksanakan dalam beberapa tahap yaitu:
1). Tahap persiapan
a. Merumuskan tujuan yang ingin dicapai. Dalam hal ini merumuskan tujuan yang jelas menjadi langkah pertama yang harus dilakukan oleh
guru. Tujuan dari pembelajaran ini adalah murid mengetahui arti penting
Al-Qur’an dan Hadits bagi umat Islam. Lebih khusus siswa diberi
pengetahuan mengenai beberapa aspek mengenai surat yang akan
diajarkan, misal arti dari nama surat, jumlah ayat, tempat diturunkannya,
kapan waktu membaca surat tersebut dan sebagainya. sehingga terampil
dalam melafalkannya merupakan hal yang wajib untuk dikuasai.
b. Menentukan pokok-pokok materi yang akan diceramahkan. Berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, maka guru harus menentukan
pokok-pokok meteri yang akan disampaikan. Harus diperhatikan pula
bahwa keberhasilan suatu ceramah sangat tergantung kepada tingkat
penguasaan guru terhadap materi yang akan disampaikan dan teknik
yang menarik dalam menyampaikannya. Sehingga guru juga perlu
mempersiapkan ilustrasi-ilustrasi yang relevan untuk mempeijelas
informasi yang akan disampaikan.
c. Mempersiapkan alat bantu. Dalam hal ini untuk mencapai tujuan
pembelajaran mengenalkan Al-Qur’an dan terampil melafalkannya
menjadi kewajiban, maka yang paling mendasar adalah guru membawa
dan memperlihatkan kitab suci Al-Qur’an, Hadits atau Juz Amma.
2). Tahap pelaksanaan
Dalam tahap ini ada tiga langkah yang harus dilakukan
a. Langkah pembukaan
(1) Lakukan langkah apersepsi, yaitu langkah menghubungkan
materi pelajaran yang lalu dengan materi pelajaran yang
akan disampaikan. Apersepsi dapat diisi dengan melafalkan
secara bersama-sama surat-surat juz’amma dan hadits-
hadits yang telah diajarkan.
b. Langkah penyajian
(1) Gunakan bahasa komunikatif dan mudah dicerna oleh siswa.
(2) Sajikan materi pembelajaran secara sistematis, tidak meloncat-loncat
agar mudah dipahami oleh siswa.
(3) Menjaga kontak mata secara terus menerus dengan siswa. Kontak
mata menjadi isyarat dari guru agar siswa mau memperhatikan.
(4) Jagalah agar kelas tetap kondusif dan menggairahkan untuk belajar.
I. Langkah mengakhiri
(1) Membimbing siswa untuk dapat memahami dan mengingat
materi pelajaran yang baru disampaikan.
(2) Melakukan evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa
menguasai materi pembelajaran yang baru disampaikan.
Untuk tahap awal dapat dilakukan dengan tanya jawab.
Metode langsung dan teknik drill and practice dilakukan
setelah penyajian hal ihwal materi pelajaran mengenai surat
dan hadits yang diajarkan dengan metode ceramah, seperti
yang diuraikan di atas. Metode langsung dan teknik drill
and practice menitikberatkan pada teknis mengajarkan cara
melafalkan surat dan hadits yang menjadi materi
and practice bertujuan untuk melatih siswa melafalkan surat
dan hadits untuk kemudian mempraktekkannya sampai
BAB m
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) ini dilaksanakan di kelas satu
SD Negeri Rejosari 1 kecamatan Bandongan Kabupaten Magelang yang
didirikan pada tahun 1930 oleh pemerintah langsung berstatus negeri.
Namun semula hanya sampai kelas IV karena ruangan masih terbatas,
maka untuk melanjutkan sampai kelas VI harus pindah ke SD Negeri
Bandongan 1 yang keberadaanya berada di daerah Kecamatan Bandongan.
Pada tahun 2010 ini SD Negeri Rejosari 1 memiliki siswa
sebanyak 277 yang terdiri atas siswa putra dan putri dengan perincian
sebagai berikut:
Kelas 1 putra putri
Kelas II putra putri
Kelas III putra putri
Kelas IV putra putri
Kelas V putra putri
putri
Sebagai sekolah yang menghendaki perubahan kearah yang lebih
baik, SD Negeri Rejosari 1 juga memiliki visi dan misi, adapun visi dan
misinya adalah sebagai berikut:
a. Visi
Beriman, bertaqwa, berprestasi, trampil dan berbudaya.
b. Misi
- Mendorong dan membantu siswa untuk menghayati dan
melaksanakan ajaran agama yang dianutnya.
- Menyelenggarakan kegiatan pembelajaran yang efektif agar daya
serap siswa optimal.
- Menumbuh kembangkan kegiatan semangat keunggulan yang
positif kepada semua warga sekolah.
- Membantu dan mendotong siswa untuk mengenali potensi yang
dimiliki derta mengembangkan keterampilannya.
5. Desa/Kelurahan
kelurahan, yaitu Rejosari, Gandusari, dan Kembang Kuning yang sudah
termasuk dalam kecamatan windusari.
e. Jumlah siswa
Table 1.1 Daftar jumlah siswa SDN Rejosari 1
Tahun 2010 Kegiatan belajar mengajar masuk pagi
f. Tenaga Pengajar
No.
Nama NIP
Pendidikan
Th Lulus
Jabatan
1 Rokayah 19620606 198303 SI/2010 KS
2 Siti Pratiwi 19562310197 SPG /1975 GURU
3 Mushonah 195810051983 SI/2006 GURU
4 Listiyani 196216011983 SI/2010 GURU
5 Nurul Iffah 131372818 DI1I/1986 GURU
6 Slamet 195604111984 DII GURU
7 Sumiarta 1910111983 DII GURU
8 Anastasya Budi Pratini 196206111992 DII GURU
9 Istamar 196815031999 SI/2008 GURU
10 Samsudi 195408051994 SLTP PENJAGA
11 Endah Suryati “ DII GURU
12 Dewi Mumiyanti - SI/2005 GURU
g. Struktur Organisasi Guru
Table 1.3 Organisasi Sekolah SD N Rejosari 1 Kecamatan Bandongan
2. Mata Pelajaran
Mata pelajaran yang diajarkan objek penelitian adalah mata pelajaran BTQ
( Baca Tulis Al-Qur’an ) sesuai dengan kompetensi dasar dan silabus,
penelitian ini dilaksanakan maka pokok bahasan yang diambil adalah
pengenalan membaca Al-Qur’an dengan sumber standar kompetensi
membaca kalimat sederhana yaitu membaca surat-surat pendek ( surat Al-
fatikhah ) dengan indicator :
1. Membaca surat Al-fatikhah dengan benar.
2. Membiasakan membaca surat Al-fatikhah dengan mahraj yang
benar.
3. Menunjukkan surat-surat pendek yang sudah dihafalnya.
4. Mendemonstrasikan membaca surat Al-fatikhah.
5. Membaca melalui kata.
6. Membaca melalui kalimat.
3. Karakter Siswa
Semua siswa keias satu di SD Negeri Rejosari 1 dijadikan objek
penelitian, siswa kelas satu sejumlah 32 orang yang terdiri dari 18 siswa
putra dan 14 siswa putrid. Berikut adalah data siswa :
Table 1.4 Daftar siswa SDN Rejosari 1 kelas 1
1 Dita Anggitasari P SLTP Tani
3 Heni Dwi Puji A. P SD Tani
4 Gesit Toni Ariyanto L SLTP Tani
5 Ivan Kumiawan L SLTP Tani
6 Sumiyati P SD Tani
7 Ahmad Syaifuddin L SLTP Pedagang
8 Ahmad Rangga L SLTP Tani
9 Asrofii Annisa P SLTP Tani
10 Bery Novantoro L SLTP Tani
11 Candra Teguh
Wicaksana
L SLTA Tani
12 Dicky Setiawan L SLTP Tani
13 Dwi Lestari P SLTP Tani
14 Davis Rekha
Vemanda
L SLTA Tani
15 Elsa Nuraina Syarifah P SLTP Tani
16 Fani Setiawan L SLTP Tani
17 Hardi Yansa Putra L SLTA Tani
18 Khairunnisa P SLTP Tani
19 Khairunnisa Azahra P SLTP Tani
20 Imam Saputra L SD Tani
21 Muhammad Saifudin L SD Tani
23 Muhammad Firman
S.
L SD Tani
24 Masrur L SD Tani
25 Wiska Puji Astuti P SLTA Tani
26 Rina Fitriani P SLTP Tukang batu
27 Riski Ristanto L SLTA PT
28 Riky Hermawan L SLTP PT
29 Tiara Aulia P SLTA Buruh
30 Wiji Saputra L SD Buruh
31 Cahya Kusuma P SLTA Pedagang
4. Jadwal Kegiatan Penelitian Kelas
B. Instrumen Penelitian
PTK ini dirancang untuk dilaksanakan dalam tiga siklus. Setiap
siklus memiliki beberapa tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan,
observasi dan refleksi. Dalam penelitian ini penulisan huruf dalam kartu
dapat mengikuti pola atas-bawah, yakni bagian atas untuk teks arab dan
bagian bawah untuk transliterasi. Atau dengan pola menyamping. Samping
kanan untuk teks Arab dan samping kiri untuk teks transliterasi. Peran guru
dalam hal ini sangat menentukan dalam mengajarakan melafalkan surat
atau hadits yang baik dan benar. Jika guru tidak bisa menyediakan kertas
karton, maka dapat diganti dengan mempergunakan papan tulis. Alat-alat
ini digunakan untuk menuntun siswa dalam melafalkan surat atau hadits
agar sesuai dengan makhrajnya. Contoh penulisan surat dalam bentuk teks
Arab dan transliterasinya:
a. Model atas-bawah
bismillaahir rahmaanir rahiim
qul huwallaahu ahad
allaahush shamad
lam yalid wa lam yuulad
Penelitian ini dibagi dalam beberapa siklus yaitu:
1. Siklus I
Siklus 1 penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 mei 2010 dengan
Standar Kompetensi membaca kalimat sederhana dengan indicator
membaca surat Al-fatikhah dengan benar, membiasakan membaca surat
Al-fatikhah dengan lafal dan mahraj yang benar. Tahapan dan langkah-
langkahnya adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan
Dalam tahap perencanaan ini mencakup kegiatan sebagai berikut:
1. Refleksi awal yaitu peneliti melakukan atau menentukan
berdasarkan evaluasi terhadap pembelajaran membaca Al-fatikhah/
BTQ yang selama ini dilakukan dengan metode yang kurang aktif
dalam proses pembelajarannya tidak dilakukan evaluasi.
2. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) sesuai
dengan pokok bahasan dan instrumen mengumpulkan data selama
pelaksanaan PTK ini dilaksanakan.
3. Penyiapan perangkat/ sarana media pembelajaran yang meliputi
buku pegangan guru BTQ.
b. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan penelitian ini menerapkan strategi pembelajaran
sesuai dengan RPP menggunakan metode Card Sort yang pada akhir
pembelajaran diadakan evaluasi secara lisan. Dengan indicator
lafal dan mahraj yang benar. Langkah-langkah yang dilakukan peneliti
adalah sebagai berikut:
1. Melakukan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah dalam
RPP yang dimulai dengan guru melakukan apresiasi, motivasi, dan
penjelasan materi pelajaran dengan metode ceramah.
2. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk membaca kata dengan
menggunakan kartu dengan cara siswa maju mengambil kartu yang
disediakan oleh guru.
3. Melaksanakan post tes tentang pemahaman siswa dalam membaca
Al-Qur’an atau surat Al-fatikhah dengan baik dan benar.
Observasi
Sesuai dengan tujuan penelitian yaiu meningkatkan kemampuan
belajar membaca Al-Qur’an/ BTQ pada siswa kelas satu SDN Rejosari
1 Kecamatan Bandongan tahun ajaran 2009/2010 dengan
menggunakan metode Card Sort dan pada akhir pembelajaran
dilaksanakan evaluasi secara lisan guna untuk mengetahui hasil
pembelajaran maka dilaksanakan observasi terhadap kelas pada saat
pembelajaran peneliti melakukan pengamatan selama proses
pembelajaran. Observasi dilakukan dengan cara siswa mengambil
kartu yang telah disediakan oleh guru lalu dibacakan didepan kelas
dengan bimbingan guru.
Dalam observasi/ pengamatan peneliti menggunakan lembar
Table 2.1 lembar observasi siklus I
* Keaktifan siswa sudah baik
walaupun belum semuanya
* Peningkatan prestasi belajar siswa belum begitu baik.
d. Refleksi
Dalam proses pembelajaran BTQ dengan menggunakan metode
Card Sort ini masih ada kelemahan sehingga peneliti perlu melakukan
refleksi. Refleksi yang dilakukan peneliti ini berdasarkan dua hasil
pengamatan situasi kelas/ pembelajaran dan hasil perbandingan atau
Berdasarkan pengamatan ini maka peneliti mengadakan
perbandingan nilai hasil pada pra siklus dan siklus I.
Selanjutnya perbandingan nilai pada saat siklus terhadap post tes
menunjukkan belum adanya peningkatan perubahan siswa terhadap
pembelajaran BTQ, serta memotivasi siswa agar fokus dalam
mengikuti proses pembelajaran BTQ. Disini penulis menemukan
adanya kurang perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran
meskipun tidak semuanya, sehingga peneliti perlu melanjutkan
penelitian tindakan kelas ini sampai pada siklus yang ke II.
2. Siklus II
Pada siklus kedua dilaksanakan pada tanggal 10 mei 2010 dengan
pokok bahasa membaca kata dengan benar, membaca kalimat dan ayat
dengan mahraj yang benar, membaca surat pendek yang di lafalnya.
Tahapan dan langkah-langkah yang dilakukan peneliti adalah sebagai
berikut:
a. Perencanaan
Dalam tahapan perencanaan ini mencakup kegiatan sebagai berikut:
1. Peneliti melakukan perenungan berdasarkan evaluasi terhadap
pembelajaran BTQ pada siklus 1 yang masih ada kelemahan yaitu
siswa belum semuanya memperhatikan sehingga masih kurang
aktif serta perhatian dan motivasi siswa belum menunjukkan
2. Penentuan focus permasalahan dan mengkaji kelemahan
pembelajaran pada siklus pertama.
3. Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran ( RPP ) sesuai
dengan pokok bahasan dan instrument pengumpulan data selama
penelitian tindakan kelas.
4. Penyimpanan perangkat, sarana dan media pembelajaran yang
meliputi buku pegangan BTQ.
b. Pelaksaan
Dalam melaksasnakan penelitian peneliti menerapkan strategi
pembelajaran sesuai dengan RPP dengan menggunakan metode iqrak.
Pokok bahasan yang diajarkan adalah membaca surat Al fatikhah
dengan indicator membaca surat Al-Fatihah dengan benar,
membiasakan membaca surat Al-Fatihah dengan mahraj yang benar.
Langkah-langkah penelitian adalah sebagai berikut:
1. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah dalam
RPP yang dimulai dengan guru menyuruh siswa untuk
membacakan surat Alfatikhah sesuai dengan yang dicontohkan
guru.
2. Tahap membaca kalimat dengan menggunakan media kartu.
3. Melaksanakan post test secara lisan tentang bacaan surat Al
fatikhah dalam post test ini digunakan soal yang berbeda dalam
c. Observasi
Sesuai dengan tujuan penelitian ini adalah meningkatkan
kemampuan belajar Al-Qur’an pada siswa kelas 1 SDN Rejosari 1
kecamatan Bandongan Kabupaten Magelang tahun ajaran 2009/2010
dengan menggunakan metode Card Sort maka observasi difokuskan
pada perubahan kemampuan belajar membaca Al-Qur’an. Untuk
melakukan observasi terhadap situasi siswa dikelas pada saat
pembelajaran peneliti melakukan pengamatan peneliti menggunakan
lembar pengamatan sebagai berikut siswa mengambil kartu yang telah
disediakan oleh guru yang berupa penggalan-penggalan ayat yang
terdapat dalam surat Al-Fatihah.
Table 2.2 lembar observasi siklus II
N
* Antusias siswa dalam KBM
masih belum maksimal
* Siswa sudah aktif dalam
pembelajaran
4 Kemampuan siswa
dalam memahami
* Kemampuan siswa dalam
bacaan mengalami peningkatan
5 Peningkatan prestasi
*
Peningkatan prestasi sudah
megalami peningkatan meskipun
belum maksimal
d. Refleksi
Refleksi dilakukan berdasarkan dua hal peneliti yaitu hasil
pengamatan situasi kelas/ pembelajaran dan hasil perbandingan atau
peningkatan nilai dari siklus pertama dan kedua.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap situasi pembelajaran pada
siklus kedua ini peneliti mengemukakan refleksi pada sisw a kelas 1
SD N Rejosari 1 sebagai b erikut:
a. Hasil post test lebih bagus dari pada hasil pre test pada siklus
pertama.
b. Kemampuan sisw a dalam membaca Al-Qur’an meningkat dengan
menggunakan metode Card Sort dalam pembelajaran pada siswa
kelas 1 SDN Rejosari 1 kecamatan Bandongan Kabupaten
M agelang tahun ajaran 2009/2010.
c. Kemampuan sisw a dalam membaca A l-Qur’an meningkat pada
siklus I membaca kata dan dikembangkan menjadi membaca
3. Siklus III
Siklus III peneliti dilaksanakan pada tanggal 24 mei 2010 dengan pokok
bahasan membaca surat Al fatikhah, membiasakan membaca surat Al
fatikhah dengan lafal yang benar. Tahapan dan langkah-langkah yang
dilakukan peneliti adalan sebagai berikut:
e. Perencanaan
Dalam tahapan perencanaan ini mencakup kegiatan sebagai berikut:
1. Peneliti melakukan perenungan berdasarkan evaluasi terdapat
pembelajaran membaca surat Al fatikhah pada siklus I masih
menunjukkan peningakatan yang belum maksimal.
2. Menentukan permasalahan dan mengkaji kembali kelemahan
pembelajaran yang dilakikan peneliti pada siklus II.
3. Penyusunan RPP sesuai dengan pokok bahasan dan instrument
pengumpulan data selama PTK dilaksanakan.
4. Penyiapan perangkat/ sumber belajar yang berupa buku pegangan
BTQ.
5. Menyiapkan peraga yang berupa tulisan-tulisan yang harus dibaca
oleh siswa.
f. Pelaksaan
Dalam pelaksanaan peneliti menerapkan strategi pembelajaran
sesuai dengan RPP yaitu menggunakan metode Card Sort dengan