• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEKNIK BERHITUNG DENGAN MENGGUNAKAN JARIMATIKA GUNA MENDUKUNG KECERDASARAN ANAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TEKNIK BERHITUNG DENGAN MENGGUNAKAN JARIMATIKA GUNA MENDUKUNG KECERDASARAN ANAK"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

TEKNIK BERHITUNG DENGAN MENGGUNAKAN JARIMATIKA

GUNA MENDUKUNG KECERDASARAN ANAK

Indarti Bina Sarana Informatika Jl. Dewi Sartika No.77 Jakarta Timur

email: an_in120504@yahoo.com

Abstract

Jarimatika (short fingers and arithmetic) is a method of counting by using your fingers. use your fingers, but the method we are able to perform surgery jarimatika number KaBaTaKu (Kali For Add Less) up to thousands or maybe more. This method is very easy to receive the child. How to learn it very exciting, because jarimatika not overload the brain and memory "means" it is always available. Even when the test we need not worry "means" it will be confiscated or miss because the appliance is our own fingers. With proper jarimatika method can provide visualization counting process, while encouraging children to use, does not incriminate the brain memory and free appliance, always carried away and can not be confiscated. With so expected jarimatika method to improve learning achievement in mathematics.

Keywords : Intelligence, Mathematics, Jarimatika

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Latar belakang masalah pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan potensi dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Aktifitas guru dalam mengajar serta aktifitas dalam belajar sangat bergantung pula pada pemahaman guru terhadap metode mengajar. Mengajar bukan sekedar proses penyampaian ilmu pengetahuan, melainkan mengandung makna yang lebih luas dan interaksi antara siswa dengan guru. Pembelajaran adalah suatu proses yang rumit karena tidak sekedar menyerap informasi dari guru tetapi melibatkan berbagai kegiatan dan tindakan yang harus dilakukan untuk mendapat hasil belajar yang lebih baik. Salah satu kegiatan pembelajaran yang menekankan berbagai kegiatan dan tindakan yaitu menggunakan metode tertentu dalam pembelajaran tersebut. Metode dalam pembelajaran merupakan cara yang teratur untuk mencapai tujuan pengajaran dan untuk memperoleh kemampuan dalam mengembangkan aktivitas belajar yang dilakukan pendidik dan peserta didik. Dengan diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disekolah baru–baru ini menuntut siswa untuk bersikap aktif, kratif dan inovatif dalam menanggapi setiap pelajaran yang diajarkan. Setiap orang

tua menginginkan anaknya cerdas dan cekatan. Kecerdasan anak sering di asosiasikan dengan kemampuan matematika. Sayangnya masih banyak anak bahkan orang tua beranggapan bahwa matematika adalah ilmu yang sangat rumit, susah, membingungkan, membosankan dan sangat menakutkan. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting dalam pendidikan. Pelajaran matematika dalam melaksanakan pendidikan diberikan kepada semua jenjang pendidikan mulai dari sekolah dasar (SD) sampai perguruan tinggi (PT). Keberhasilan pembelajaran matematika dapat diukur dari keberhasilan siswa mengikuti pelajaran tersebut. Keberhasilan itu dapat dilihat dari tingkat pemahaman, penguasaan materi serta prestasi belajar siswa. Semakin tinggi pemahaman dan penguasaan materi serta prestasi belajar maka semakin tinggi pula tingkat keberhasilan pembelajaran. Namun dalam kenyataannya, prestasi belajar matematika yang dicapai siswa dalam pembelajaran matematika antara lain:

1. Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran masih belum nampak, 2. Siswa jarang mengajukan pertanyaan,

meskipun guru sering memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum paham, 3. Keaktifan dalam mengerjakan soal-soal

latihan pada proses pembelajaran yang masih kurang,

(2)

4. Kurangnya keberanian siswa untuk mengerjakan soal didepan kelas.

Sehingga pelajaran matematika selalu dihindari oleh anak-anak. Padahal pelajaran matematika mulai dari sekolah tingkat dasar sampai tingkat atas sudah dimasukkan dalam Ujian Nasional. Dengan demikian pelajaran matematika merupakan salah satu syarat untuk kelulusan sekolah bagi anak-anak dan harus diikuti walaupun sangat tidak diminati anak-anak. Untuk dapat mengurangi rasa ketakutan dan ketidakmampuan anak-anak dalam mempelajari matematika terutama pada operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian, maka ada beberapa metode pada saat ini sudah ditemukan salah satunya adalah metode jarimatika. Dengan metode jarimatika yang tepat dapat memberikan visualisasi proses berhitung, menggembirakan anak saat digunakan, tidak memberatkan memori otak dan alatnya gratis, selalu terbawa dan tidak dapat disita. Dengan bgitu diharapkan metode jarimatika dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar Matematika. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya kursus-kursus tambahan bagi mata pelajaran matematika ini. Kursus-kursus itu disebabkan oleh dua hal, yaitu anak-anak memiliki kemampuan pada mata pelajaran matematika yang kurang dan orangtua menginginkan anak-anaknya memiliki kemampuan melebihi standar yang ada di sekolah.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas masih banyak masalah yang dihadapi dalam proses pembelajaran matematika. Masalah yang timbul antara lain: sulitnya bagi anak seusia dini yang berkisar 3-12 tahun dalam berhitung.

C. Pembatasan Masalah

Agar pembatasan masalah dari penelitian ini lebih terarah dan tidak jauh menyimpang, maka masalah yang akan dibahas perlu dibatasi terlebih dahulu sehingga masalah sebenarnya menjadi jelas. Dari latar belakang dan identifikasi masalah sebagai mana yang telah diuraikan diatas, maka pembatasan masalah yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut:

1. Metode berhitung yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode jarimatika dengan penggunaan alat bantu jari tangan. 2. Materi akan yang dibahas dalam

penelitian ini adalah pokok bahasan

operasi hitung pembagian bilangan bulat positif.

3. Ketrampilan berhitung pembagian siswa dalam pembelajaran dibatasi pada ketepatan, kecepatan, ketelitian dan kebenaran dalam proses pengerjaan. D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah ada peningkatan ketrampilan berhitung pembagian bilangan bulat positif setelah dilakukan pembelajaran dengan metode berhitung jarimatika.

Untuk mengetahui peningkatan keterampilan berhitung digunakan indikator sebagai berikut:

a. Kecepatan dalam melakukan perhitungan

b. Ketepatan dalam melakukan perhitungan

c. Kebenaran dalam proses pengerjaan d. Ketelitian dalam melakukan

perhitungan

2. Adakah peningkatan prestasi belajar matematika setelah pembelajaran matematika melalui motode jarimatika? E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk:

1. Untuk meningkatkan ketrampilan berhitung pembagian bilangan bulat positif anak melalui penggunaan metode berhitung jarimatika.

2. Meningkatkan prestasi belajar matematika anak dalam pembelajaran matematika melalui penggunaan metode berhitung jarimatika.

F. Manfaat Penelitian

Secara teori penelitian ini dapat bermanfaat sebagai prinsip-prinsip dalam mengembangkan model pembelajaran di kelas atau rumah yang berhubungan dengan peningkatan ketrampilan berhitung penambahan atau pengurangan anak yang diterapkan melalui penggunaan metode berhitung dan penggunaan alat bantu yang tepat dalam pembelajaran.

(3)

II. TINJAUAN PUSTAKA

Terdapat beberapa definisi mengenai Jarimatika menurut (Prasetyono, 2008:28) adalah gabungan dari kata ”jari” dan ”aritmatika” yang diartikan sebagai cara proses hitung dengan mengunakan fungsi jari sebagai alat bantu mengoperasikan operasi hitung.

Jarimatika (singkatan dari jari dan aritmatika) adalah metode berhitung dengan menggunakan jari tangan. Metode ini ditemukan oleh Ibu Septi Peni Wulandani. III. METODE PENELITIAN

Penulis menggunakan metode kepustakaan. Metode pengumpulan data dengan jalan mengutip buku-buku yang ada kaitannya dengan permasalahan objek yang sedang diteliti oleh penulis. Mulai dari rujukan konseptual dan teoritis bagi keseluruhan proses studi diperoleh melalui studi kepustakaan, agar memperoleh informasi dan sumber yang tepat dalam waktu yang singkat. Metode pengumpulan data dilakukan melalui observasi, catatan lapangan, test dan dokumen dengan menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK).

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Jarimatika adalah gabungan dari kata ” jari” dan ”aritmatika” yang diartikan sebagai cara proses hitung dengan mengunakan fungsi jari sebagai alat bantu mengoperasikan operasi hitung (Prasetyono, 2008:28). Dibandingkan dengan metode lain jarimatika lebih menekankan pada penguasaan konsep terlebih dahulu kemudian cara cepatnya, sehingga anak-anak menguasai ilmu secara matang. Selain itu metode ini disampaikan secara menyenangkan sehingga anak-anak akan merasa senang dan mudah menerimanya.

Metode jarimatika ini tidak menghilangkan konsep operasi matematis, tetapi proses berhitung dapat diupayakan lebih mudah dan cepat. Metode ini mungkin bersifat primitif, akan tetapi metode ini mudah diterima dan dipahami oleh siswa selain itu metode ini juga cukup menarik, praktis, sederhana, dan ekonomis, karena hanya mengunakan sepuluh jari tangan kita. Karena itu, metode ini dapat diberikan kepada siswa yang daya tangkapnya lemah atau daya kecerdasanya lemah.

Jarimatika (singkatan dari jari dan aritmatika) adalah metode berhitung dengan menggunakan jari tangan. Metode ini ditemukan oleh Ibu Septi Peni Wulandani.

Meski hanya menggunakan jari tangan, tapi dengan metode jarimatika kita mampu melakukan operasi bilangan KaBaTaKu (Kali Bagi Tambah Kurang) sampai dengan ribuan atau mungkin lebih. Metode ini sangat mudah diterima anak. Cara mempelajarinya sangat mengasyikkan, karena jarimatika tidak membebani memori otak dan “alat” nya selalu tersedia. Bahkan saat ujian kita tidak perlu khawatir “alat” nya akan disita atau ketinggalan karena alatnya adalah jari tangan kita sendiri.

Ada 2 rahasia anak yang ingin penulis bagikan kepada Anda:

a. Anak kita sulit menolak ajakan untuk BERMAIN

b. Anak akan mendengarkan dengan baik setiap DONGENG yang kita sampaikan dan tidak akan menolak isinya, bahkan seandainyapun isinya itu tidak masuk akal.

Dan bukankah dongeng memang biasanya kita lebih-lebihkan dan dibuat menakjubkan. Maka bila Penulis bermaksud menyampaikan sesuatu, apakah itu sebuah nasihat, pendidikan budi pekerti, atau bahkan juga materi pelajaran yang sulit dan tidak menarik bagi anak, Penulis bisa mempertimbangkan untuk menggunakan salah satu diantaranya atau bahkan paduan dari keduanya.

Berangkat dari hal itu, Jarimatika juga didesain agar anak tidak merasa sedang „belajar‟ Matematika (ini hal yang paling sering mereka tolak bukan? “Ntar Ma”, “Tunggu kalau filmnya sudah selesai ya, Bu” dan berbagai komentar seperti itu sering kita terima manakala kita mengajak mereka untuk belajar Matematika, bukan?). Jurnal yang membahas mengenai Teknik Berhitung Dengan Menggunakan Jarimatika Guna Mendukung Kecerdasan Anak banyak diselingi dengan gambar, kegiatannya penuh dengan permainan, gerak, lagu, dan juga kisah-kisah menarik. Target pertamanya adalah: Anak tidak takut Matematika. Tujuan Belajar

1. Hal pertama yang akan ditumbuhkan adalah Intellectual Curiosity atau rasa ingin tahu yang luar biasa yang ada pada diri anak sejak mereka lahir. Bukankah sejak mereka bisa bicara ada saja yang selalu mereka tanyakan kepada kita? “Itu

apa, Bu?” “Mengapa sih Ma kalau malam

kok tidak ada matahari?” Bahkan rasanya kita sampai pusing mendengarkan beribu pertanyaan mereka.

2. Yang kedua adalah Creative Imagination, kemampuan untuk memunculkan berbagai

(4)

macam hal, alternatif-alternatif yang bahkan tidak pernah kita bayangkan. Creative Imagination ini sangat diperlukan untuk berhasil dalam kehidupan. Saat ini kemampuan tersebut banyak mengalami pemasungan, disadari maupun tidak. Coba Anda, jika seandainya ada perintah seperti ini “Gambarlah sebuah pemandangan” apa yang kira-kira akan kita saksikan sebagai hasilnya? Yup, dua buah segitiga berderet, di tengahnya ada lengkung, lalu ada dua garis bertemu pada pertemuan alas kedua segitiga itu... Ah ya, sepertinya kita familiar dengan itu. Benar, karena kitapun akan menggambar hal yang sama. Lalu ada kotak-kotak sawah, centang-centang padi, orang-orangan sawah, mungkin ada tambahan gubuk disana, dst. Bagaimana hal seperti ini dapat terjadi dari Sabang sampai Merauke? Tidak aneh bukan bila

bangsa kita ini termasuk yang paling sedikit menghasilkan penemuan (dewasa ini)? Maka penting untuk menumbuhkan creative imagination. 3. Yang ketiga adalah Art of Discovery, seni

untuk menghasilkan aneka penemuan. Penulis menggunakan istilah ini untuk mewadahi aktivitas discovery itu sendiri, juga invention, dan innovation. Lalu yang keempat yang perlu kita tumbuhkan yang tidak kalah penting adalah Nobble Attitudes (akhlak yang mulia).

4. Keempat hal itu jauh lebih berarti daripada angka-angka dalam rapor. Keempat hal itu akan menjamin hidup anak kita lebih sukses (success) dan bermakna (significant). Keempat hal itulah yang selayaknya menjadi tujuan dari setiap proses pendidikan dan pembelajaran anak-anak.

Jarimatika Learning Model Sumber: Jarimatika, 2011

Nilai Lebih Jarimatika

a. Alatnya tidak perlu dibeli, selalu tersedia setiap saat dan tidak dapat disita saat ujian

b. Mengasah otak tanpa memberatkan memori dengan bayangan, dll.

c. Melatih motorik anak melalui gerakan jari d. Prosesnya menarik bagi anak; gerak tangan memiliki daya tarik tersendiri di mata anak

e. Aktivitasnya menyenangkan, sehingga membuat anak pintar dan juga gembira

Sebagai gambaran: dalam Jarimatika tangan kanan digunakan untuk satuan dan tangan kiri digunakan puluhan dan ratusan.

Angka 1 diwakili oleh jari telunjuk, 2 diwakili jari telunjuk dan jari tengah demikian seterusnya sampai 4 ditunjukkan ketika jari telunjuk sampai kelingking terbuka. Angka 5 diwakili oleh jempol saja. Lalu 6 ditunjukkan dengan jempol dan telunjuk, demikian seterusnya hingga angka 9 ditunjukkan jika semua jari tangan kanan terbuka.

Contoh : 1 + 5 + 3 – 2 = 7 1 (buka jari telunjuk) +5 (buka jempol)

+3 (buka jari tengah, jari manis, kelingking) -2 (tutup jari kelingking dan jari manis)

Sampai di sini kita akan mendapati jempol, jari telunjuk dan jari tengah terbuka dan ini menunjukkan angka 7. Telunjuk n jari

(5)

tengah (angka 8) sama dengan 4. Dalam 10 jari tangan kanan dan kiri khan ada jempol, telunjuk, jari tengah, jari manis dan kelingking. Jika sudah terbiasa, maka dengan sendirinya jari-jari akan bergerak dengan lincah. Belajar matematika tak lagi membosankan dengan jarimatika. Teknik jarimatika adalah salah satu cara berhitung dengan menggunakan alat bantu jari tangan. Ini tak seperti metode pengajaran matematika yang terkesan rumit. Metode berhitung cepat tersebut sangat digemari kaum ibu maupun anak-anak. Agar dapat berhitung dengan lancar, peserta harus menghafal istilah-istilah untuk setiap angka, serta membedakan

penggunaan jari tangan kanan maupun jari tangan kiri. Teknik ini juga diminati ibu rumah tangga. Dengan menguasai jarimatika diharapkan pula dapat menjadi jembatan untuk dapat mengenali matematika sedini mungkin

pada anak-anak.

Memang, adanya jarimatika membuat pelajaran matematika tak lagi menjadi momok menakutkan. Proses belajar-mengajar yang berlangsung dalam suasana menyenangkan, jelas membuat anak-anak usia dini dapat menguasai metode jarimatika dengan cepat. Tahapan-tahapan metode pelatihan jarimatika adalah sebagai berikut:

Mengapa Anak Perlu Menguasai Ketrampilan Berhitung?

Di samping kemampuan membaca, ketrampilah berhitung adalah salah satu ketrampilan dasar yang perlu dikuasai oleh anak-anak. Bila ketrampilan membaca dapat memperluas cakrawala anak-anak, maka berhitung juga mempunyai banyak manfaat, diantaranya:

1. Agar anak dapat lebih memahami alam semesta dan hukum-hukum yang berlaku di dalamnya

2. Agar anak dapat melakukan perencanaan dan evaluasi dengan baik saat dewasa nanti

3. Agar anak-anak dapat membuat rancangan dan konstruksi dengan benar 4. Yang juga tidak kalah penting adalah agar

anak-anak dapat berlaku adil

5. Kemudian agar mereka bisa berbelanja dengan benar

6. Lalu juga agar mereka tidak mudah ditipu 7. Dan tentu masih banyak lagi pentingnya

bagi kehidupan anak

Begitu pentingnya keterampilan berhitung ini, sehingga orang tua secara sadar maupun tidak seringkali memaksa anak untuk segera menguasai berhitung dengan baik.

1. Begitu semangatnya orang tua dalam mendorong anak agar pandai berhitung, I Pre-test II Pelatihan III Post Test IV Uji Beda

Peserta diberikan 15 soal kemudian dijawab secara konvensional dan direcord

Peserta pelatihan diberikan teori dan formula jarimatika dalam operasi penjumlahan dan pengurangan, setelah itu diberikan latihan-latihan

Peserta pelatihan diberikan soal yang

mempunyai level kesulitan sama dengan pre-test dan dijawab dengan jarimatika kemudian di record

Hasil pre-test dan post-test pelatihan jarimatika dilakukan dengan praktek langsung

(6)

acap kali kemudian menjadi kurang proposional. Orang tua mulai panik kalau anaknya dinilainya terlambat menguasai ketrampilan berhitung. Apalagi bila orang tua melihat anak-anaknya yang sebaya sudah banyak yang menguasai ketrampilan berhitung dengan baik, kepanikan bisa berkembang menjadi kejengkelan dan kemarahan.

2. Padahal seperti halnya ketrampilan yang lain, untuk dapat berhitung dengan baik diperlukan suatu proses.

3. Anak perlu untuk memahami bilangan dan proses membilang

4. Kemudian mulai dikenalkan dengan lambang bilangan

5. Setelah itu diajarkan konsep operasi hitung

6. Baru kemudian dikenalkan aneka cara dan metode melakukan perhitungan.

Mengapa disebut jarimatika?

Karena kita akan memanfaatkan jari-jari tangan untuk alat bantu menyelesaikan Aritmatika (dalam hal ini proses berhitung): Kali, Bagi, Tambah, dan Kurang atau biar keren disingkat dengan KaBaTKu.

Apa nilai lebihnya?

1. Jarimatika memberikan visualisasi proses berhitung, hal ini akan membuat anak mudah melakukannya.

2. Gerakan jari-jari tangan akan menarik minat anak. Mungkin mereka menanggapinya lucu, yang jelas mereka akan melakukannya dengan gembira. 3. Jarimatika relatif tidak memberatkan

memori otak saat digunakan.

Operasi Perkalian dengan Metode Jarimatika

Kalau dalam operasi penjumlahan dan pengurangan, penyebut bilangan dengan jari dimulai jari telunjuk kanan sebagai bilangan awal (satuan) dan jari kanan sebagai bilangan puluhan, maka dalam perkalian dan pembagian ini, penyebut bilangangan dimulai dari jari kelingking sebagai bilangan terkecil dan ibu jari sebagai bilangan terbesar. Ini

untuk membedakan operasi penjumlahan dan pengurangan dengan operasi perkalian dan pembagian.

Bilangan-bilangan pada operasi perkalian ini terbagi dalam kelas atau kelompok besar, yaitu: kelas 6 s/d 10, 11 s/d 15, 16 s/d 20, 21 s/d 25, 26 s/d 30, 31 s/d 35, 36 s/d 40, 41 s/d 45, 46 s/d 50, 51 s/d 60 dan seterusnya. bilangan pada pada masing-masing jari tidak selalu sama, tetapi disesuaikan dengan kelas-kelas, misalnya pada kelas 6 s/d 10 jari kelingking mempunyai nilai 6, jari manis mempunyai nilai 7, dan seterusnya. Demikian pula dengan metode penghitung dan rumus penerapan bergantung pada kelas dimana operasi itu berlangsung. Karena dalam penerapan metode jarimatika terdapat beberapa kelompok atau kelas bilangan maka dalam penelitian ini peneliti hanya membahas kelompok bilangan 6 s/d 10, 11 s/d 15, dan 16 s/d 20 yaitu pada perkalian bilangan 1 angka dikali 1 angka, 1 angka dikali 2 angka, dan 2 angka dikali 2 angka. 1. Perkalian bilangan 1 angka dengan

bilangan 1 angka

Formasi jarimatika perkalian (bilangan 6-10)

1. Jari kelilingking ditutup, jari yang lain dibuka nilainya = 6

2. Kelingking dan jari manis ditutup, jari yang lain dibuka nilainya = 7

3. Kelingking, jari manis dan jari tengah ditutup, jari yang lain dibuka nilainya = 8

4. Kelingking, jari manis, jari tengah, dan telunjuk ditutup, ibu jari dibuka nilainya = 9

5. Semua jari ditutup nilainya = 10 Rumus dasar: (T1 + T2) + (B1 B2) Ketarangan:

T1 = jari tangan kanan yang ditutup (puluhan) T2 = jari tangan kiri yang ditutup (puluhan) B1 = jari tangan kanan yang dibuka (satuan) B2 = jari tangan kiri yang dibuka (satuan)

(7)

Contoh 1: 7 × 8 =... 7 × 8 = (T1 + T2) + (B1 B2) = (20 + 30) + (2 × 2) = 50 + 4 = 54

Tangan kanan (7) : kelingking dan jari manis ditutup (dilipat)

Tangan kiri (8) : kelingking, jari manis, dan jari tengah ditutup

7 × 8 dapat diselesaikan sebagai berikut. Jari yang ditutup bernilai puluhan dijumlahkan. Jari yang terbuka bernilai satuan, dikalikan. Contoh 2: 6 × 7 = (T1 + T2) + (B1 B2) = (10 + 20) + (4 × 3) = 30 + 12 = 42 Catatan:

Dalam perkalian satuan, hendaknya perkalian dasar 1 s/d 5 dihafal betul agar memudahkan dalam proses berhitung perkalian 2 digit. 2. Perkalian bilangan 1 angka dikali 2

angka

Formasi jarimatika perkalian (bilangan 11 – 15)

Formasi jarimatika perkalian (bilangan 16-20)

1. Jari kelilingking ditutup , jari yang lain dibuka nilainya = 11, 16

2. Kelingking dan jari manis ditutup, jari yang lain dibuka nilainya = 12, 17 3. Kelingking,jari manis dan jari tengah

ditutup,jari yang lain dibuka nilainya = 13, 18

4. Kelingking,jarimanis,jaritengah,dan telunjuk ditutup ibujari dibuka nilainya = 14,19 semua jari ditutup nilainya = 15, 20 5. Perkalian bilangan 1 angka dikali 2 angka dengan metode jarimatika dapat mengunakan kombinasi perkalian antara kelompok bilangan, dalam kombinasi ini digunakan rumus dasar mencakup faktor perkalian bilangan 6 dikali bilangan 10-15 mengunakan rumus sebagai berikut:

5P + (S1 S2)

Rumus dasar kombinasi: 10P + (S1 S2)

Dan perkalian bilangan 1 angka dikali 2 angka dengan metode jarimatika mencakup faktor perkalian bilangan 6-9 dikali bilangan 16-20 mengunakan rumus dasar sebagai berikut Rumus dasar kombinasi:

Keterangan:

5&10 = faktor perkalian tetap

P = jari tangan kanan yang ditutup (satuan)

S1 = jari tangan kanan yang ditutup (satuan) S2 = jari tangan kiri yang ditutup (satuan) Catatan:

Jika faktor bilangan yang dikali terdapat satuan kurang dari 5, maka angka satuan tersebut terlebih dahulu harus disamakan sesuai bilangan indeksnya (ditambah 5). Contoh: 7 memiliki satuan kurang dari 5, maka angka satuan tersebut terlebih dahulu diindeks, sehingga menjadi nilai 8 yang berasal dari (3+5).

6 20 = ...

(8)

= 10(6) + (6 10) = 60 + 60 = 120 7 14 = ... 7 14 = 5P + (S1 S2) = 5(7) + (7 9) = 35 + 63 = 98 Contoh: Ingat!

Jika dalam faktor bilangan yang dikali terdapat bilangan 0 (nol), maka bilangan tersebut harus diganti dengan bilangan 10. dengan demikian, perkalian tetap memberikan nilai.

Pada perkalian 2 angka dikali 2 angka mencakup faktor perkalian bilangan 11-15

dikali bilangan 11 – 15 dapat mengunakan rumus yaitu:

100 + (T1 + T2) + (S1 × S2) Rumus:

Keterangan:

T1 = jari tangan kanan yang ditutup (puluhan) T2 = jari tangan kiri yang ditutup (puluhan) S1 = jari tangan kanan yag ditutup (satuan) S2 = jari tangan kiri yang ditutup (satuan) 200 + (T1 + T2) + (S1 × S2)

Dan faktor perkalian bilangan 16 dikali bilangan 16 – 20 dapat mengunakan rumus yaitu:

Rumus: Keterangan:

T1 = jari tangan kanan yang ditutup (puluhan) T2 = jari tangan kiri yang ditutup (puluhan) S1 = jari tangan kanan yag ditutup (satuan) S2 = jari tangan kiri yang ditutup (satuan)

Tangan Kanan -> Satuan dan

(9)

Tangan Kiri -> Puluhan

Dalam perkalian bilangan 2 angka dikali 2 angka dengan metode jarimatika dapat mengunakan kombinasi perkalian antara kelompok bilangan, mencakup faktor perkalian bilangan 11–15 dikali bilangan 16-20 mengunakan.

( 10T1 + 5T2) + (S1 S2)

Rumus dasar kombinasi: Keterangan:

T1 = nilai puluhan pada bilangan pengali S1 & S2 = nilai satuan pada jari kanan dan kiri

T2 = nilai satuan pada bilangan yang dikali Adapun rumus pembagian dalam jarimatika sebagai berikut:

Rumus dasar: (NS + 10):S1 = S2 Keterangan

NS = nilai satuan dari bilangan yang dibagi S1 = satuan pembagi (jari yang dibuka) S2 = hasil bilangan (jari yang tertutup) Cara Perhitungan Sederhana

(10)
(11)

Formula Gabungan

Setelah sampai di TEMAN KECIL dan TEMAN BESAR, berarti perjalanan jarimatika kita tinggal seperempat langkah lagi. Formula gabungan yaitu rumus yang menggabungkan antara formula 1 (Teman Kecil) dengan formula 2 (teman besar), sepakat kita namakan dengan formula 3. Pada kondisi apa kita menggunakan rumus ini?

Ketika melakukan penjumlahan dan kita bertemu dengan satuan bilangan yang ditambah antara 5-8 dan faktor penambahannya 6 ke atas.

Sedangkan dalam operasi pengurangan, kita gunakan rumus ini apabila faktor yang dikurang adalah 10 atau lebih, sedangkan faktor pengurangnya 5 atau lebih.

(12)

V. KESIMPULAN

Pelatihan jarimatika untuk anak membuat anak semakin antusias dengan matematika. Dalam menyelesaikan soal-soal berhitung khususnya dalam operasi penjumlahan dan pengurangan semakin akurat. Anak-anak semakin cepat dan tepat dapat menyelesaikan soal-soal berhitung. Ini dapat dibuktikan dengan cara-cara diatas. Selain kemampuan mengerjakan soal-soal dengan cepat, tepat dan akurat, merekapun tidak lagi merasa takut dan terbeban dalam mempelajari matematika. Dan dapat membantu mereka nantinya dalam menjawab soal-soal Ujian Nasional yang merupakan syarat untuk kelulusan sekolah.

VI. SARAN

Hasil pengabdian masyarakat ini perlu dipelihara bahkan dikembangkan karena dapat membantu mereka dalam memahami matematika terutama menjawab soal-soal matematika dengan cepat, tepat dan akurat. Dengan adanya pengabdian ini diharapkan mampu membekali anak, sehingga mereka mampu mengatasi pelajaran matematika di sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/. Acses. Pebruari 2008. Cara Cepat Menghitung

http://www.pontianakpost.com/. Acses. Februari 2008. Pelatihan Metode

Berhitung 10 Jari

http://www.tokonaya.Blogspot.com/. Acses 14 Februari 2008. Jarimatika Belajar

Matematika.

Prasetyono, Dwi Sunar, 2008. Memahami Jarimatika Untuk Pemula, Diva Press: Yogyakarta Septi Peni Wulandari. 2008. Jarimatika Penjumlahan

dan Pengurangan.

Yogyakarta: Kawan Pustaka. Septi Peni Wulandari. 2008. Jarimatika

Perkalian dan Pembagian. Kawan Pustaka : Yogyakarta

Referensi

Dokumen terkait

Ada tiga temuan penting pada penelitian ini, yaitu (1) menemukan langkah-langkah yang tepat dalam penerapan teknik menyelesaikan cerita dalam pembelajaran

Nilai minimum Nilai terendah pada data kemampuan hidup (dalam menit) dari contoh acak 50 lalat yang telah disemprot dengan insektida sebesar 0.1. Boxplot Boxplot

Semakin lama waktu fermentasi maka memberi pengaruh nyata yang signifikan terhadap derajat putih tepung MOCAF yang dihasilkan. Semakin lama waktu fermentasi

target khusus program KKN-PPM ini adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilannyamasyarakat dalam memanfaatkan sumber daya lokal secara optimal dengan mengelola

Berdasarkan hasil tabel masihadadiantara Bapak/Ibu yang menjalankan tugas tidak sesuai dengan urutan dalam prosedur kerja mayoritas mengatakan tidak sebanyak 32

Hasil analisis menunjukan bahwa keahlian keuangan anggota komite audit dan profitabilitas perusahaan secara signifikan berpengaruh terhadap ketepatan waktu (timeliness)

TEPAT GUNA (Uraikan siapa masyarakat pengguna teknologi yang dimaksud) REKAYASA SOSIAL (Uraikan kebijakan publik yang sedang atau sudah.

Dalam pemberantasan balap liar masyarakat ikut serta karena terkadang polisi mendapatkan laporan dari masyarakat yang terganggu adanya aksi balap liar tersebut apabila