i
PERAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK (LPP) TVRI JAWA TENGAH DALAM DAKWAH ISLAM
(
Studi Kasus Program Jalan-Jalan Islami TVRI Jawa Tengah Episode Masjid Gede Sendang Harjo Kadilangu Demak)
SKRIPSI
Disusun Untuk Melengkapi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)
OLEH : PUJIONO NIM. 11714006
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH
v
MOTTO
ُهََٰسْحِ ْلْٱ الَِّإ ِهََٰسْحِ ْلْٱ ُءٓا َزَج ْمٌَ
“Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula)”
(Q.S. Ar-Rahman :60)”
“Majulah tanpa menyingkirkan orang lain, dan naiklah tinggi tanpa
menjatuhkan orang lain”
vi
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah
Skripsi ini untuk kalian
Ibu Sarti, Bapak Iwan Sanwani dan Kakak Dailla Khoirul Muna, Citra Gunawati
Inilah do’a-do’a dan restu panjenengan, hingga Allah merestuiku dan
melancarkan skripsi saya, do’a serta semangat yang kalian berikan untuk
mencapai kesuksesan, dan semoga ini awal dari sebuah kesuksesan. Amin
Segenap keluarga besar Bani Sa’im dan ponakan saya Anisa S.A yang senantiasa memberi do’a dan semangat setiap kebaikan yang saya lakukan.
Sahabat-sahabatku di Dusun Sarimulyo, Remas GEMMA AT-Taqwa, PK
Production, Yogi, Adib, Dika T, Ashadil, Rozikin, Nasrul, Alifia, Yogi uthe’, KPI
vii KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahim
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt atas segala rahmat dan kasih sayangnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tidak lupa
shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada baginda nabi besar Muhammad Saw kepada keluarga, sahabat, serta para pengikutnya yang menjadi suri tauladan bagi kita.
Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Oleh
karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada: 1. Rektor IAIN Salatiga, Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. 2. Dekan Fakultas Dakwah, Bapak Dr. Mukti Ali, M.Hum
3. Ketua program studi KPI IAIN Salatiga, Dosen Pembimbing Akademik sekaligus Dosen Pembimbing Skripsi Ibu Dra. Maryatin, M.Pd. yang telah
membimbing dengan ikhlas, mengarahkan, dan meluangkan waktunya untuk penulis sehingga skripsi ini terselesaikan.
4. Bapak dan Ibu dosen beserta seluruh karyawan dan staf Fakultas Dakwah dan Komunikasi Penyiaran Islam IAIN salatiga yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan, serta sahabat-sahabat program studi Komunikasi
viii
5. Semua pihak LPP TVRI Jawa Tengah serta karyawan dan stafnya, Bapak Purnomo Sidiq S.Sn, M.Pd yang telah banyak membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis sepenuhnya sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga
hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, serta para pembaca pada umumnya. Amin
Salatiga, 18 September 2018
Pujiono
ix ABSTRAK
Pujiono. 2017. Peran Lembaga Penyiaran Publik (LPP) TVRI Jawa Tengah Dalam Dakwah Islam ( Studi Kasus Program Acara Jalan-Jalan Islami TVRI Jawa Tengah Episode Masjid Gede Sendang Harjo Kadilangu Demak). Skripsi. Fakultas Dakwah. Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Maryatin, M.Pd.
Kata Kunci: Peran, LPP TVRI, Dakwah, Program Jalan-Jalan Islami.
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: 1) untuk mengetahui apa saja program-program acara dakwah Islam di TVRI Jawa Tengah. 2) bagaimana peran acara dakwah Islam khususnya program acara Jalan-Jalan Islami. 3) apa faktor pendukung dan penghambat program acara Jalan-Jalan Islami di TVRI Jawa Tengah dalam dakwah Islam.
Jenis penelitian ini adalah penelitan kualitatif yang menghasilkan data deskriptif. Sumber data dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder, metode pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi, hasil data dianalisis menggunakan model analisis menurut Miles dan Huberman, kemudian ditariklah kesimpulan.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LOGO INSTITUT ... ii
NOTA PEMBIMBING ... iii
PENGESAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN ... v
MOTTO ... vi
PERSEMBAHAN ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
ABSTRAK ... x
DAFTAR ISI ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 6
E. Penegasan Istilah ... 7
F. Kerangka Berfikir ... 10
G. Sistematika Penulisan ... 11
xi
B. Landasan Teori ... 14
1. Peran ... 14
2. Lembaga Penyiaran Publik ... 15
3. Dakwah Islam ... 17
4. Tinjauan Tentang Televisi ... 30
5. Televisi Sebagai Media Dakwah... 34
BAB III METODE PENELITAN A. Jenis Penelitian dan pendekatan ... 40
B. Lokasi Penelitian... 40
C. Fokus Penelitian ... 41
D. Sumber dan Jenis Data ... 41
1. Data primer ... 41
2. Data sekunder ... 41
E. Tehnik pengumpulan data ... 42
F. Teknik validasi data ... 44
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran umum ... 46
1. Profil TVRI Jawa Tengah ... 46
2. Profil Program acara Jalan-Jalan Islami ... 52
A. Temuan penelitian 1. Program-program acara dakwah Islami TVRI Jawa Tengah ... 53
xii
3. Faktor pendukung dan penghambat program Jalan-Jalan Islami TVRI Jawa Tengah. ... 58 B. Pembahasan
1. Program-program acara dakwah Islami TVRI Jawa Tengah ... 62 2. Peran program acara Jalan-Jalan Islami TVRI Jawa Tengah
dalam dakwah Islam. ... 63 3. Faktor pendukung dan penghambat program Jalan-Jalan Islami
TVRI Jawa Tengah. ... 64
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ... 67
B. Saran ... 68
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam adalah agama terakhir yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi
Muhammad SAW untuk membina umat manusia agar berpegang teguh kepada ajaran yang benar dan diridhai-Nya. Islam juga merupakan agama rahamatan lil
’alamin artinya Islam membawa rahmat dan kesejahteraan bagi seluruh alam
semesta. Alam semesta yang dimaksud adalah semua perbedaan yang terdapat di alam semesta. Dengan demikian watak ajaran Islam bukan hanya mengakui
perbedaan, tapi bahkan menghormatinya (Amin S, 2009: 16).
Keberadaan Islam juga tidak lepas dari aktivitas dakwah. Dakwah adalah
ajakan atau seruan kepada yang baik dan yang lebih baik. Dakwah mengandung ide tentang progresivitas, sebuah proses terus-menerus menuju kepada yang baik dan yang lebih baik dalam mewujudkan tujuan dakwah tersebut (Ilaihi, 2010:17).
Dakwah juga merupakan kegiatan untuk mengajak masyarakat kepada perbuatan yang terpuji dan menjauhkan dari yang tercela. Aktivitas dakwah dapat dilakukan
oleh seseorang dengan berbagai cara, baik melalui lisan, sikap, perbuatan ataupun tulisan.
Pada zaman Nabi SAW, problematika dakwah diperhadapkan pada
2
Islam. Sepeninggal Nabi SAW, problematika dakwah tetap muncul ke permukaan. Adanya perpecahan umat Islam ke dalam berbagai aliran yang berdampak pada renggangnya solidaritas dalam beragama. Untuk zaman modern
ini, problematika dakwah yang dihadapi yaitu kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin maju dan terjadinya globalisasi dalam segala
bidang kehidupan dan informasi.
Fenomena seperti ini menunjukkan bahwa di zaman modern ini, semakin meningkat berbagai jenis kejahatan dan akibatnya adalah semakin kurangnya
pemahaman ajaran-ajaran agama Islam di kalangan masyarakat. Contoh kasus, banyak di antara mereka yang terlambat melaksanakan shalat, bahkan ada yang
meninggalkan shalat, karena terlena dan duduk berlama-lama di depan televisi atau internet dan semacamnya sehingga mereka lupa akan kewajibannya. Dan banyak anak-anak yang kurang tau akan perkembangan agama Islam di
Indonesia ataupun di daerahnya sendiri-sendiri. Maka dari itu, aktifitas dakwah harus segera dikemas secara secara rapi dan baik, dan dikembangkan terus
menerus mengikuti perkembangan zaman pada saat ini.
Dalam rangka aktivitas dakwah dapat dilakukan dengan berbagai cara
3
tantangannya sendiri-sendiri. Karena itu, agama (Islam) di manapun ia berada sangat ditentukan oleh gerakan-gerakan dakwah yang dilakukan oleh umatnya.
Dakwah melalui media televisi mempunyai keunggulan tersendiri
dibandingkan dengan media-media lainnya. Karena televisi yang bersifat audio visual, pemirsa bisa melihat dan mendengarkan materi secara langsung yang
disampaikan oleh pendakwah. Meski lahir paling belakangan dibandingkan media massa cetak, dan radio, namun pada akhirnya media televisilah yang paling banyak diakses oleh masyarakat di manapun di dunia ini (Adi Badjuri, 2010:11).
Seiring dengan perkembangan zaman, telah terjadi pergeseran nilai-nilai moral dan etika masyarakat. Fenomena ini sudah dapat kita rasakan saat ini.
Televisi tidak hanya menyajikan informasi-informasi aktual, tetapi di lain pihak televisi juga menyajikan berbagai tayangan yang tidak mendidik. Tidak sedikit tayangan televisi yang mengajarkan kepada anak-anak yang notabenenya adalah
sebagai generasi penerus bangsa. Sebagai contoh, tayangan kartun yang salah satu tokoh kecilnya membentak orang tuanya dan berperilaku tidak sopan, kemudian
sinetron-sinetron yang di dalamnya memamerkan tubuh-tubuh seksi dan seksual dan juga dengan adegan-adegan yang tak wajar untuk di tayangkan dalam televisi,
dan berbagai ta yangan kekerasan. Serta masih banyak lagi tayangan-tayangan televisi yang dapat mempengaruhi mental dan spiritual anak yang cenderung melanggar atau bertentangan dengan ajaran-ajaran Islam (Wawan Kuswandi,
4
Untuk itu, semua pihak terutama pengelola pertelevisian di Indonesia hendaknya saling membantu dalam membangun akhlak bangsa ini ke arah yang lebih baik dengan menyaring tayangan-tayangan yang tidak pantas untuk
ditayangkan di televisi. Jangan sampai keterpurukan ini terus berlangsung tanpa ada yang menghentikannya. Televisi Republik Indonesia atau TVRI merupakan
stasiun televisi milik Negara, yang bersifat publik. Artinya, pengelola penyiaran televisi itu bukan bertanggung jawab kepada Pemerintah melainkan kepada publik.
Kegiatan produksi dan siaran TVRI dalam upaya meningkatkan mutu siaran mulai tampak setelah munculnya stasiun televisi swasta yang menjadikan
persaingan sehat dalam melayani masyarakat di bidang hiburan, informasi dan pendidikan. TVRI semarang telah berhasil memproduksi acara-acara andalan guna menjalankan perannya sebagai media massa yang antara lain mencakup
fungsi pendidikan, hiburan, informasi, dan dakwah. Keberhasilan dalam penayangan program-program andalan ini ditujukan untuk mengantisipasi lajunya
perkembangan pertelevisian di Indonesia yang ditandai dengan bermunculannya stasiun-stasiun televisi swasta baik di daerah-daerah maupun di pusat (Jakarta),
5
maupun dalam pengembangan peran media televisi terutama dalam menjalankan perannya sebagai media dakwah.
Sesuai dengan peran media televisi sebagai media dakwah, TVRI Jawa
Tengah menghadirkan program acara yang bernuansa religi. Adanya program acara Jalan-Jalan Islami bisa dijadikan salah satu alternatif media pembelajaran
agama sebagai upaya memberikan pengetahuan dan pemahaman dari berbagai macam problematika khalayak yang tidak terlepas dari kegiatan dakwah. Peneliti tertarik untuk meneliti salah satu program yang bernuansa religi di TVRI Jawa
Tengah yaitu “Jalan-Jalan Islami”, dikarenakan program Jalan-Jalan Islami
merupakan program acara yang menayangkan sejarah perkembangan Islam di
Indonesia sebagai contoh dalam episode Masjid Gede Sendang Harjo di Kadilangu Demak. Peneliti juga tertarik dengan format acaranya yang berbeda dengan program religi yang ada di TVRI Jawa Tengah maupun televisi lokal
lainnya yang ada di Semarang. Karena program acara “Jalan-Jalan Islami”
ditayangkan setiap hari dengan tema yang berbeda-beda melalui saluran TVRI
Pusat yang berada di Jakarta
Berdasarkan pertimbangan dari latar belakang masalah yang telah
diuraikan tersebut, peneliti mengambil judul “Peran Lembaga Penyiaran
6
Kadilangu Demak)”. Hal ini berdasarkan keingintahuan peneliti tentang peran program acara Jalan-Jalan Islami dalam dakwah Islam.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja program-program acara dakwah Islam di LPP TVRI Jawa Tengah? 2. Bagaimana peran progam acara Jalan-Jalan Islami di TVRI Jawa Tengah
dalam dakwah Islam?
3. Apa faktor pendukung dan penghambat program acara Jalan-Jalan Islami di TVRI Jawa Tengah dalam dakwah Islam?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui program-program acara dakwah Islam di LPP TVRI Jawa
Tengah.
2. Untuk mengetahui bagaimana peran program acara dakwah khususnya Jalan-Jalan Islami di LPP TVRI Jawa Tengah dalam dakwah Islam.
3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat program acara Jalan-Jalan Islam di TVRI Jawa Tengah.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat pada berbagai
7
Hasil penelitian ini, diharapkan dapat memperbanyak khasanah keilmuan dalam bidang komunikasi dan keislaman di Fakultas Dakwah khususnya jurusan Komunikasi Penyiaran Islam di IAIN Salatiga dan
membuka wacana bagi penelitian selanjutnya. 2. Secara praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil kebijakan dalam perkembangan media televisi, terutama dalam menyiarkan dakwah Islam melalui televisi sehingga
diharapkan bagi pembaca dapat memilih acara yang baik dan juga bermanfaat.
E. Penegasan Istilah 1. Pengertian Peran
Menurut Horton dan Hunt, peran (role) adalah perilaku yang diharapkan dari seseorang yang mempunyai suatu status. Status atau
kedudukan didefinisikan sebagai suatu peringkat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok, atau posisi suatu kelompok dalam hubungannya dengan kelompok lainnya.Peran adalah aspek dinamis kedudukan (status), apabila
seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan peranan (Soerjono Soekanto, 2002:243).
8
dan kewajiban, sedangkan peran adalah pemeranan dari seperangkat kewajiban dan hak-hak tersebut (Horton, 1999: 119)
2. LPP TVRI Jawa Tengah
Lembaga penyiaran publik adalah lembaga penyiaran yang berbentuk badan hukum didirikan oleh negara, bersifat independen, netral, tidak
komersial dan berfungsi memberikan layanan untuk kepentingan masyarakat. TVRI Jawa Tengah semula statusnya adalah TVRI stasiun produksi keliling (SPK) Semarang yang diresmikan pada tanggal 12 Juli 1982, berdasarkan
surat keputusan Direktorat Jenderal Radio Televisi dan Film Departemen Penerangan Republik Indonesia Nomer: 07/KEP/DIRJEN/RTF/1982.
Perintisan berdirinya stasiun kepentingan masyarakat (SPK) sendiri telah dimulai sejak tahun 1970 sebagai TVRI perwakilan Jawa Tengah yang kegiatannya masih dibantu oleh TVRI Stasiun Yogyakarta dan TVRI Stasiun
Pusat Jakarta. Kegiatan operasional TVRI SPK Semarang didukung oleh 1 unit mobil OB VAN dan 18 orang personal. Kegiatan pertama dimulai bulan
Agustus 1982 dengan meliput acara olah raga tenis Lapangan Green Sand di Surakarta. Gedung kantor masih bergabung dengan TVRI Transmisi Gombel.
9
Wacana untuk medirikan stasiun penyiaran di Jawa Tengah telah muncul pada masa kepemimpinan Gubernur Soepardjo Roestam, tetapi baru terealisasi pada masa kepemimpinan Gubernur Soewardi. Sebagai stasiun
produksi penyiaran baru, TVRI Semarang menempati gedung kantor dan studio di Pucang Gading wilayah desa Batursari kecamatan Mranggen
Kabupaten Demak. Uji coba penyiaran dilaksanakan selama bulan maret 1995 dan siaran perdana dilaksanakan pada tanggal 1 April 1995. TVRI Stasiun Semarang diresmikan sebagai stasiun produksi penyiaran oleh Presiden
Soeharto pada tanggal 29 Mei 1996. Tanggal 29 Mei itulah yang diambil sebagai momentum hari lahirnya TVRI Stasiun Jawa Tengah.
(http://www.tvrijateng.com/content.php?page=profile, Kamis, 3 Mei 2018, pukul 05:01)
3. Dakwah Islam
Dakwah berarti seruan atau ajakan. Islam secara harfiyyah berarti keslamatan. Dengan demikian pengertian dakwah islam adalah mengajak
untuk mengimani ajaran syariat Islam serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari termasuk di dalamnya mengajak kepada kebaikan dan
10
mempunyai arti penting dan berperan langsung dalam pembentukan persepsi umat tentang berbagai nilai kehidupan (Ilaihi, 2010:17).
4. Program acara Jalan-Jalan Islami
Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audience. Program atau acara yang disajikan adalah
faktor yang membuat audience tertarik untuk mengikuti siaran yang dipancarkan stasiun penyiaran apakah itu radio atau televisi.
Program acara Jalan-Jalan Islami merupakan salah satu progam
teasure yang menayangkan tentang sejarah-sejarah perkembangan agama
Islam di Indonesia. Program acara Jalan-Jalan Islami disiarkan oleh TVRI
Nasional sejak tahun 2010. Akan tetapi hampir semua stasiun TVRI di seluruh Indonesia membuat acara Jalan-Jalan Islami ini dengan pengemasan yang berbeda-beda sesuai tema ataupun materi yang diambil oleh setiap
produser pada program acara Jalan-Jalan Islami.
F.Kerangka Berfikir
Keberadaan Islam juga tidak lepas dari aktivitas dakwah. Dakwah adalah
ajakan atau seruan kepada yang baik dan yang lebih baik. Dakwah juga merupakan kegiatan untuk mengajak masyarakat kepada perbuatan yang terpuji
11
Dalam rangka aktivitas dakwah dapat dilakukan dengan berbagai cara yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam, diantaranya dapat melalui media massa atau elektronik seperti televisi. Dakwah melalui media televisi mempunyai
keunggulan tersendiri dibandingkan dengan media-media lainnya. Karena televisi yang bersifat audio visual, pemirsa bisa melihat dan mendengarkan materi secara
langsung yang disampaikan oleh pendakwah.
Sesuai dengan peran media televisi sebagai media dakwah, TVRI Jawa Tengah menayangkan program acara yang bernuansa religi. Adanya program
acara Jalan-Jalan Islami bisa dijadikan salah satu alternatif media pembelajaran agama sebagai upaya memberikan pengetahuan dan pemahaman dari berbagai
macam problematika khalayak yang tidak terlepas dari kegiatan dakwah. program yang bernuansa Islam di TVRI Jawa Tengah yaitu Jalan-Jalan Islami, program acara ini merupakan program yang menayangkan sejarah perkembangan Islam di
Indonesia.
Disini peneliti menggunakan teori Hypodermic Needle Theory atau teori
12 G. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pemahaman dalam penyusunan skripsi ini, penulis membuat sistematika pembahasan yang terdiri dari lima bab yaitu :
Bab I : Pendahuluan, bab ini membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, penegasan istilah, kerangka
berpikir, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.
Bab II : Kajian dan landasan teori, meliputi peran Lembaga Penyiaran Publik, Dakwah Islam, Tinjaun tentang televisi, televisi sebagai media dakwah.
Bab III : Metode penelitian, meliputi Pendekatan jenis penelitian, lokasi penelitian, sumber data, tehnik pengumpulan data, tehnik validitas data.
13 BAB II
KAJIAN DAN LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
Sebelum diadakan penelitian tentang “Peran Lembaga Penyiaran
Publik (LPP) TVRI Jawa Tengah dalam dakwah Islam (Studi kasus program acara Jalan-jalan Islami Episode Masjid Gede Sendang Harjo Kadilangu Demak)”. Beberapa penelusuran dan telaah terhadap berbagai hasil kajian yang terkait dengan hal yang berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:
Penelitian yang dilakukan Nur Indah Sari (2016) dengan judul “Gaya Kepemimpinan Produser Program Jalan-Jalan Islami TVRI Yogyakarta”.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gaya kepemimpinan produser dalam program acara Jalan-Jalan Islami TVRI Yogyakarta serta membahas bagaimana perkembangan program acara Jalan-Jalan Islami. Jenis penelitiannya adalah
kualitatif. Sehingga, peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada produser serta rekan kerja dalam program Jalan-Jalan Islami TVRI Yogyakarta. Sehingga
peneliti dapat mengetahui dan dapat menggambarkan bagaimana proses dalam pembuatan program acara Jalan-Jalan Islami TVRI Yogyakarta dan juga dapat mengetahui peran penting acara Jalan-Jalan Islami TVRI Yogyakarta dalam
14
Penelitian yang dilakukan oleh Nurul Sayidah (2005) dengan judul
”Dakwah Melalui Televisi (Studi Analisis Program Acara “Indahnya
Kebersamaan” di SCTV bulan Juni-Desember 2004)”. Tujuan penelitian ini untuk
mendeskripsikan karakteristik dari program acara “Indahnya Kebersamaan” dan mengetahui keunggulan serta kekurangannya, dan mencari muatan dakwah dari
program tersebut. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Dengan kesimpulan bentuk dakwah pada program ini yakni monologis, kadang juga menggunakan format talkshow atau dialog, namun tidak menutup kemungkinan
dapat menghadirkan bintang tamu. Beberapa keunggulan dari program tersebut diantaranya dapat diakses langsung melalui internet yang jangkauannya hingga
lingkup Internasional. Jamaah yang hadir kurang lebih 10.000 jamaah, dan setiap
episode ada yang di baiat oleh A’a Gym, sehingga banyak yang menjadi mu’allaf.
Sedangkan kelemahannya adalah kurangnya koordinasi antara pihak SCTV
dengan A’a Gym akibat jarak yang cukup jauh antara Jakarta dan Bandung.
Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Fuad Rosyadi (2011) dengan judul
“Peran LPP TVRI Jawa Tengah Dalam Menyiarkan Agama Islam”. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peran LPP TVRI Jawa Tengah dalam
menyiarkan agama islam. Metode yang digunakan adalah metode diskriptif. Dengan kesimpulan berbagai program acara Islami di TVRI Jawa Tengah memiliki peran dalam menyiarkan agama Islam. Acara yang dimaksud meliputi
15
Surgaku, Ngaji Bareng Mas Rifqi. Disamping itu, ada juga acara yang disiarkan pada bulan Ramadhan dan Idul fitri saja. Acara tersebut antara lain Gema ramadhan, Gema takbir, Nada dan dakwah, Hikmah pagi, Lentera Islam,
Renungan ramadhan, Pengajian Al Qur’an dan Mimbar Islam.
Berdasarkan penelitian diatas, pada dasarnya peneliti sama meneliti
tentang TVRI Jawa Tengah dan juga program acara di TVRI Jawa Tengah
perbedaannya peneliti disini mengkaji tentang “Peran LPP TVRI Jawa Tengah
Dalam Dakwah Islam (Studi Kasus Program Jalan-Jalan Islami TVRI Jawa
Tengah)”, dengan menggunakan teori Hypodermic Needle (Jarum suntik) atau
teori peluru (bullet theory) dalam membuktikannya. Alasannya, isi senapan
(dalam hal ini diibaratkan pesan) langsung mengenai sasaran tanpa perantara. Hal ini artinya, pesan yang dikirimkan akan langsung mengenai sasarannya yakni penerima (Wiryanto, 2006: 20).
B. Landasan Teori 1. Peran
Peran adalah perilaku yang diharapkan dari seseorang yang mempunyai suatu status. Status atau kedudukan didefinisikan sebagai suatu
peringkat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok, atau posisi suatu kelompok dalam hubungannya dengan kelompok lainnya. Menghendaki agar seorang laki-laki bila berjalan bersama seorang wanita, harus di sebelah kiri b
16
dibedakan dengan posisi dalam pergaulan kemasyarakatan. Posisi seseorang dalam masyarakat yaitu social position merupakan unsur statis yang menunjukkan tempat individu pada organisasi masyarakat. Peranan lebih
banyak menunjuk pada fungsi, penyesuaian diri dan sebagai suatu proses. Jadi, seseorang menduduki satu posisi dalam masyarakat serta menjalankan
suatu peranan. Peranan sosial adalah suatu perbuatan seseorang dengan cara tertentu dalam usaha menjalankan hak dan kewajibannya sesuai dengan status yang dimilikinya. Peranan mungkin mencakup tiga hal, yaitu:
a. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan
rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan.
b. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh
individu dalam sebagai organisasi.
c. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi
struktur sosial masyarakat (Soerjono, 2002: 244). 2. Lembaga Penyiaran Publik (LPP)
Lembaga penyiaran publik (LPP) adalah lembaga penyiaran yang berbentuk badan hukum yang didirikan oleh negara, bersifat independen, netral, tidak komersial, dan berfungsi memberikan layanan untuk kepentingan
17
Republik Republik Indonesia (TVRI) yang stasiun pusatnya berada di ibukota Negara Republik Indonesia. LPP lokal dapat didirikan didaerah provinsi, kabupaten, atau kota.
Organisasi LPP terdiri dari Dewan Pengawas dan Dewan Direksi yang dibentuk sesuai dengan peraturan perundangan-undangan yang berlaku.
Dewan pengawas ditetapkan oleh Presiden bagi RRI dan TVRI atas usul Dewan Perwakilan Rakyat , LPP lokal ditetapkan oleh Gubernur, Bupati, atau Walikota atas usul Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Calon anggota Dewan
Pengawas LPP melalui uji kepatutan dan kelayakan secara terbuka atas masukan dari pemerintah dan atau masyarakat. Jumlah anggota Dewan
Pengawas LPP bagi RRI dan TVRI adalah sebanyak 5 (lima) orang dan pengawas bagi LPP Lokal adalah sebanyak 3 (tiga) orang. Dewan Direksi LPP diangkat dan ditetapkan oleh Dewab Pengawas LPP. Dewan Pengawas
dan Dewan Direksi LPP mempunyai masa kerja 5 (lima) tahun dan dapat dipilih kembali hanya untuk 1 (satu) kali masa kerja berikutnya. LPP di
tingkat pusat diawasi oleh Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dan LPP di tingkat daerah diawasi oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
Sumber pembiayaan LPP adalah sebagai berikut: a. Iuran penyiaran
b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau Anggaran Pendapatan
18 c. Sumbangan masyarakat
d. Siaran iklan
e. Usaha lain yang sah yang terkait dengan penyelenggaraan penyiaran.
LPP wajib membuat laporan keuangan yang diaudit oleh akuntan publik dan hasilnya diumumkan melalui media massa pada setiap akhir
tahun anggaran (Budhijanto,2010:81).
3. Dakwah Islam
a. Pengertian dakwah dan tujuan dakwah
Secara etimologi, dakwah berasal dari akar kata da’aa-yad’uu yang mengandung arti mengajak, menyeru, mengundang, mendorong ataupun memohon (Bahri, 2008:17). Begitu banyaknya makna “dakwah”
secara bahasa yang disebutkan dalam Al-Qur’an, namun secara keseluruhan memiliki makna yang sama yakni mengajak, menyeru,
memanggil, terhadap jiwa-jiwa yang fitrah untuk kembali ke agama Islam yang disebarluaskan dengan cara damai.
Definisi dakwah secara terminologi memiliki arti yang beraneka
ragam. Beberapa ahli ilmu dakwah memberikan definisi terhadap istilah dakwah tergantung pada sudut pandang mereka masing-masing. Sehingga
19
Dr. Muhammad Sayyid Al-Wakil mendefinisikan, “Dakwah adalah mengajak dan mengumpulkan manusia untuk kebaikan serta membimbing mereka kepada petunjuk dengan cara ber-amar makruf nahi
munkar.”
1) Dakwah menurut H. M. Arifin, M.Ed. Mengandung pengertian
sebagai suatu ajakan baik dalam bentuk lisan, tulisan, tingkah laku, dan sebagainya yang dilakukan secara sadar dan berencana dalam usaha mempengaruhi orang lain, baik secara individual maupun secara
kelompok, agar timbul dalam dirinya suatu pengertian, kesadaran, sikap, penghayatan, serta pengalaman terhadap ajaran agama sebagai
message yang disampaikan kepadanya dengan tanpa adanya unsur-unsur paksaan.
2) Menurut Drs. Mansyur Amin, dakwah adalah suatu aktivitas yang
mendorong manusia memeluk agama Islam melalui cara yang bijaksana, dengan materi ajaran islam, agar mereka mendapat
kesejahteraan kini (dunia) dan kebahagian nanti (akhirat).
3) Sementara itu Jamaludin Kafie berpendapat, “Dakwah adalah suatu
sistem kegiatan dari seseorang, sekelompok, segolongan umat Islam sebagai aktualisasi imaniah yang dimanifestasikan dalam bentuk seruan, ajakan, panggilan, undangan, dan doa, yang disampaikan
20
agar mampu menyentuh qalbu dan fitrah supaya dapat mempengaruhi tingkah lakunya untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Senada dengan pendapat para ahli, penulis menyimpulkan bahwa
dakwah merupakan suatu usaha untuk mengubah keadaan manusia baik individu atau kelompok masyarakat dari segala aspek baik dari segi
aqidah, keyakinan, ibadah, perbuatan manusia itu sendiri, dari keadaan yang kurang baik menjadi lebih baik sesuai dengan ajaran Islam yang berdasarkan kepada Al-Qur’an dan as-Sunnah.
Hal ini berdasarkan firman Allah :
ىَنِإ َنُُعْذَي ٌةامُأ ْمُكْىِم ْهُكَتْن ََ
munkar. Karena kegiatan amar ma’ruf merupakan praktek dakwah untuk
mengajak orang melakukan dan mengikuti kebaikan, sedang kegiatan nahi
munkar merupakan pelaksanaan dakwah untuk mengajak orang menjauhi dan meninggalkan segala perbuatan munkar dan jelek.
21
diperintahkan dan menjauhi segala larangan-Nya. Dengan kata lain, semua kegiatan seorang hamba, baik yang berupa ibadah terhadap Ilahi ataupun yang berupa mu’amalah (amal perbuatan terhadap sesama manusia),
semua itu dilakukan dalam rangka persembahannya kepada Allah dan semata-mata mengharap keridhaan dari-Nya.
Secara umum, dakwah adalah ajakan atau seruan kepada yang baik dan yang lebih baik. Dakwah mengandung ide tentang progresivitas, sebuah proses terus menerus menuju kepada yang baik dan yang lebih
baik dalam mewujudkan tujuan dakwah tersebut (Ilaihi, 2010:17).
Berdasarkan pengertian diatas, dapat ditarik kesimpulan, dakwah
yaitu mengajak manusia untuk mematuhi perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya atau kembali kepada Islam dengan cara tertentu yang mencemirkan suatu perubahan pada perilaku kehidupan terhadap
orang yang di ajak. b. Unsur-unsur dakwah
Unsur-unsur dakwah adalah komponen-komponen yang terdapat dalam setiap kegiatan dakwah. Unsur-unsur tersebut adalah da’i (pelaku
dakwah), mad’u (jama’ah atau pemirsa), materi dakwah.
1) Da’i
Secara umum kata da’i ini sering disebut dengan sebutan
22
ini konotasinya sangat sempit, karena masyarakat cenderung mengartikannya sebagai orang yang menyampaikan ajaran islam melalui lisan seperti penceramah agama , khatib (orang yang
berkhutbah), dan sebagainya.
Nasrudin Latif mendefinisikan da’i adalah seorang muslim dan
muslimat yang menjadikan dakwah sebagai suatu amaliah pokok bagi tugas ulama (munir,2009:22).
Orang yang melakukan seruan ataupun ajakan disebut dengan
da’i, yakni orang yang menyeru. Akan tetapi, karena proses
memanggil atau menyeru adalah merupakan suatu proses penyampain
(tabligh) atas pesan tertentu, maka pelakunya disebut juga dengan istilah muballigh (Mariah, 2000:12).
2) Mad’u
Mad’u atau penerima dakwah adalah seluruh umat manusia,
baik laki-laki ataupun perempuan, tua maupun muda, miskin atau
kaya, muslim maupun non muslim, kesemuanya menjadi objek kegiatan dakwah. Semua berhak menerima ajakan dan seruan ke jalan
Allah (Bahri, 2008:230).
Syaikh Muhammad Abduh, dalam tafsir Al-Manar menyimpulkan, bahwa dalam garis besarnya, umat yang dihadapi oleh
23
yang masing-masingnya harus dihadapi dengan cara yang berbeda-beda pula. Ketiga golongan tersebut adalah : (Bahri, 2008:231)
a) Golongan cerdik-cendikian yang cinta akan kebenaran, dan dapat
berpikir secara kritis, cepat dapat menangkap arti persoalan. Mereka ini harus dipanggil hikmah, yakni dengan alasan-alasan,
dengan dalil-dalil dan hujjah yang dapat diterima oleh akal mereka.
b) Golongan orang awam, yaitu orang kebanyakan yang belum dapat
berpikir secara kritis dan mendalam, belum dapat menangkap pengertian-pengertian yang tinggi-tinggi. Mereka ini dipanggil
dengan mauizhatul hasanah. Dengan anjuran dan didikan yang baik-baik, serta dengan ajaran yang mudah untuk dipahami.
c) Golongan yang tingkat kecerdasaanya berada diantara kedua
golongan tersebut. Golongan ini belum dapat dicapai dengan hikmah, juga tidak akan sesuai jika dilayani seperti golongan
awam. Salah satu dari ciri mereka adalah suka membahas sesuatu, tetapi hanya dalam batas yang tertentu, tidak sanggup secara
mendalam. Kepada mereka ini yakni dengan bertukar pikiran, guna mendorong supaya mereka mampu berpikir secara sehat, dan pada praktiknya dilakukan dengan cara yang lebih baik.
24
Materi atau pesan dakwah adalah isi pesan yang disampaikan
da’i kepada mad’u. pada dasarnya pesan dakwah itu adala ajaran Islam
itu sendiri. Secara umum dapat di kelompokan menjadi : (Ilaihi:
2010,20)
1) Pesan Akidah, meliputi Iman kepada Allah Swt. Iman kepada
Malaikat-Nya, Iman kepada kitab-kitab-Nya, Iman kepada rasul-rasul-Nya, Iman kepada hari akhir, Iman kepada Qadha-Qadhar. 2) Pesan Syariah, meliputi ibadah thaharah, shalat, zakat, puasa, dan
haji, serta mu’amalah.
3) Pesan Akhlak meliputi akhlak terhadap Allah Swt. Akhlak
terhadap makhluk yang meliputi; akhlak terhadap manusia, diri sendiri, tetangga, masyarakat lainnya. Akhlak terhadap bukan manusia, flora, fauna, dan sebagainya.
Keseluruhan ajaran Islam yang menjadi materi dakwah bersumber dari Al-Qur’an dan Al-Hadits. Karena luasnya ajaran Islam
itu maka setiap da’i harus selalu berusaha dan tidak bosan-bosannya
mempelajari Al-Qur’an, Hadits, dan kitab-kitab lainnya. Semakin kaya
seorang da’i dengan materi dan pesan dakwahnya, semakin segar dan
mempesona pesan yang disampaikan (Azis, 2004:104).
Sebagaimana yang tertuang dalam Al-Qur’an surah An-Nissa
25
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada
yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”( QS. An-Nissa: 58)
Ajaran yang dibawa dan diajarkan oleh Rasulluah SAW,
kepada umatnya ini meliputi aspek duniawi dan ukrawi, yang tentunya materi yang harus diserukan dalam dakwah pun menjadi luas. Adapun
diantara ,materi-materi tersebut dapat diringkas menjadi beberapa pokok bahasan, diantaranya (Bahri,2008:235):
1) Akidah Islam, yang meliputi tauhid dan keimanan.
2) Pembentukan pribadi yang sempurna, dengan berpondasikan pada nilai-nilai akhlakul al-karimah.
3) Pembangunan masyarakat yang adil dan makmur. 4) Kemakmuran dan kesejahteraan di dunia dan di akhirat.
Sumber dari keseluruhan materi dakwah, pada dasarnya
merujuk pada Al-Qur’an dan Hadits Rasulluah SAW. d. Media dakwah
26
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan demikian dapat dirumuskan bahwa media dakwah berarti segala sesuatu yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan dakwah
yang telah dintentukan (Asmuni,1993:163).
Untuk menyampaikan ajaran Islam kepada umat, dakwah dapat
menggunakan berbagai media. Adapun media dakwah yang dapat dimanfaatkan antara lain : (Bahri,2008:236)
1) Lisan
Da’wah bi-al lisan yaitu penyampaian informasi atas pesan
dakwah melalui lisan. Termasuk dalam bentuk ini adalah caramah,
khutbah, tausiyah, pengajian, pendidikan agama (lembaga penndidikan formal), kuliah, diskusi, seminar, nasihat, dan lain sejenisnya.
2) Tulisan
Da’wah bi-al qalam yaitu penyampaian materi dakwah
dengan menggunakan media tulisan. Termasuk dalam jenis ini adalah buku-buku, majalah, surat kabar, risalah, bulletin, brosur,
dan lain sejenisnya. Dalam memanfaatkan media ini, hendaknya ia ditampilkan dengan gaya bahasa yang lancer, mudah dicerna, dan menarik minat publik, baik mereka yang awam maupun kaum
27 3) Audio visual
Dakwah dengan menggunakan media audio visual merupakan suatu cara penyampaian yang merangsang penglihatan
serta pendengaran audience. Yang termasuk dalam jenis ini adalah televisi, film, sinetron, sandiwara, drama, teater, dan lain
sebagainya. Terkadang, pesan yang disampaikan melalui media ini, cenderung lebih mudah diterima oleh audience, bahkan dapat membentuk karakter mereka. Materi dakwah yang dikemas dalam
bentuk hiburan akan cenderung lebih disukai dari pada dakwah yang disampaikan melalui ceramah keagamaan yang kaku, apalagi
membosankan.
4) Uswah dan qudwah hasanah
Yaitu cara penyampaian dakwah yang dilakukan dalam
bentuk perbuatan nyata. Ia tidak banyak berbicara, namun langsung mempraktikannya. Ia tidak menganjurkan, tetapi
langsung memberi contoh kepada mad’u-nya. Termasuk dalam bentuk ini adalah bergaul bersama masyarakat dengan menunjukan
keluhuran budi pekerti, menyediakan diri untuk membantu orang lain, turut serta dalam meramaikan masjid, dan lain sebagainya.
Penggunaan media dakwah disesuaikan dengan situasi dan
28
pesan dakwah yang disampaikan agar tidak menimbulkan keraguan dari pesan dakwah yang diterimanya. Penyampain dakwah dibagi menjadi tiga golongan yaitu: (Ilaihi, 2010:107)
1) The spoken words (yang berbentuk ucapan)
Yang termasuk kategori ini adalah alat yang dapat
mengeluarkan bunyi, karena hanya dapat ditangkap oleh telinga disebut juga dengan the audial media yang biasa dipergunakan sehari-hari seperti telepon, radio, dan sejenisnya.
2) The printed writing (yang berbentuk tulisan)
Yang termasuk didalamnya adalah barang-barang
tercetak, gambar-gambar tercetak, lukisan-lukisan, buku, surat kabar, majalah, dan sebagainya.
3) The audio visual (yang berbentuk gambar hidup)
Yaitu merupakan penggabungan golongan di atas, yang termasuk ini adalah film, televisi, video, dan sebagainya.
e. Metode dakwah
Metode berasal dari bahasa Yunani Methodos, yang merupakan
gabungan dari kata meta dan hodos. Meta berarti melalui, mengikuti, atau sesudah, sedangkan hodos berarti jalan, arah,atau cara. Jadi, metode bisa diartikan sebagai suatu cara atau jalan yang ditempuh (Bahri, 2008:238).
29
dalam menyampaikan dakwahnya, atau metode yang dipakai dalam penerapan pendekatan dakwah.
Metode dakwah merupakan suatu jalan atau cara yang dipakai
juru dakwah untuk menyampaikan ajaran materi dakwah. Dalam menyampaikan sesuatu pesan dakwah, metode sangat penting
perannannya, suatu pesan walaupun baik, akan tetapi disampaikan dengan metode yang tidak benar, pesan itu bisa saja ditolak oleh si (pula). Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. An- Nahl (16): 125).
Dari ayat tersebut, terlukiskan bahwa ada tiga metode yang menjadi dasar dakwah, yaitu:
a) Bil hikmah, berdakwah dengan memerhatikan situasi dan kondisi sasaran dakwah dengan menitik beratkan pada kemampuan
30
b) Mauizatul hasanah, yaitu berdakwah dengan memberikan
nasihat-nasihat atau menyampaikan ajaran-ajaran Islam dengan rasa kasih sayang, sehingga nasihat dan ajaran Islam yang disampaikan dapat
menyentuh hati mereka.
c) Mujadalah billati hiya ahsan, yaitu berdakwah dengan cara
bertukar pikiran dan membantah dengan cara yang sebaik-baiknya dengan tidak memberatkan pada sasaran dakwah.
Pada prinsipnya, jika ditinjau dari sudut pandang yang lain
metode dakwah dapat dilakukan dengan berbagai metode dalam pelaksanaanya. Metode-metode tersebut adalah sebagai berikut:
(Amin,2013:101-104) 1) Metode ceramah
Metode ceramah merupakan suatu tehnik dakwah yang
banyak diwarnai oleh ciri-ciri karakteristik bicara seorang da’i pada suatu aktivitas dakwah. Metode ini harus disertai dengan
keahlian khusus agar dapat dimengerti oleh pendengar dan merasa simpatik oleh ceramahnya.
Metode ceramah adalah metode dakwah bil lisan yang dapat berkembang menjadi metode lain, seperti metode diskusi dan tanya jawab.
31
Metode tanya jawab adalah metode yang dilakukan dengan menggunakan tanya jawab untuk merangsang perhatian penerima dakwah. Di samping itu, metode ini dipandang cukup efektif
apabila ditempatkan dalam usaha dakwah sehingga terjadi hubungan timbal balik antara subjek dakwah dengan objek
dakwah. 3) Metode diskusi
Diskusi yang dimaksud adalah sebagai pertukaran pikiran
(ide, gagasan, pendapat, dan sebagainya) antara sejumlah orang secara lisan dengan membahas suatu permasalahan tertentu yang
dilaksanakan dengan teratur. 4) Metode keteladanan
Dakwah dengan metode keteladanan berarti suatu cara
penyajian dakwah dengan memberikan keteladanan langsung
sehingga mad’u akan tertarik untuk mengikuti kepada apa yang
dicontohkannya. Metode ini dapat dipergunakan untuk hal-hal yang berkaitan dengan akhlak, cara bergaul, beribadah, dan segala
32 4. Tinjauan Tentang Televisi
a. Pengertian televisi
Televisi merupakan paduan audio dan video. Dari segi penyiaranya
disebut broadcast dan video dari segi gambar bergeraknya disebut moving images. Para pemirsa tidak akan mungkin menangkap siaran televisi, kalau
tidak ada prinsip-prinsip radio yang mentransmisikannya dan tidak mungkin melihat gambar-gambar yang bergerak atau hidup, jika tidak ada unsur-unsur film yang memvisualisasikannya. Televisi dari segi
semantiknya berasal dari Bahasa Inggris television. Istilah ini berasal dari bahasa yunani yaitu tele (jauh) dan vision (melihat) yang berarti “melihat
jauh”. Jadi televisi adalah pemandangan jauh atau pandangan jauh karena
(Hermin, 2000:5).
Siaran televisi untuk dapat diterima di rumah harus melalui
proses-prsoes tertentu. Kecanggihan yang ada pada televisi ini bila tidak ditunjang dengan sumber daya manusia menyebabkan televisi yang diterima menjadi
tontonan yang membosankan. Karena untuk menjadikan televisi siaran ini tetap survive maka dibutuhkan tenaga-tenaga yang handal dibidangnya dan
juga manajerial yang kuat, setidaknya ada delapan yang harus dimiliki individu-individu di televisi siaran, individu yang handal tersebut harus memiliki :
33 2) Tanggung jawab profesi
3) Kreativitas
4) Sifat untuk bekerja sama
5) Kepemimpinan yang bijaksana
6) Kesadaran pada fungsinya masing-masing
Dari beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa televisi adalah alat atau benda untuk menyiarkan siaran-siaran yang membawakan suara dan gambar sekaligus dari siaran televisi penonton
dapat mendengar dan melihat gambar yang disajikan. Stasiun televisi merupakan suatu tempat terpusatnya kegiatan dari suatu organisasi
penyiaran (Darwanto, 1994:46). b. Sejarah dan perkembangan televisi
Media audio visual televisi muncul karena perkembangan
teknologi. Kehadirannya setelah beberapa penemuan seperti telepon, telegraf, fotografi serta rekaman suara. Media televisi ada setelah radio dan
media cetak. Dalam penemuan televisi, terdapat banyak pihak penemu maupun inovator yang terlibat baik perorangan maupun perusahaan.
Televisi adalah karya massal yang dikembangkan dari tahun ke tahun. Penemuan televisi telah melalui berbagai eksperimen yang dilakukan oleh para ilmuan akhir abad 19 dengan dasar penelitian yang
34
Marconi pada tahun 1920. Paul Nipkow dan Willian Jenkins melalui eksperimennya metode pengiriman gambar melalui kabel. Televisi sebagai pesawat transmisi dimulai pada tahun 1925 dengan menggunakan metode
mekanikal dari Jenkins. Pada tahun 1928 General Electronic Company mulai menyelenggarakan acara siaran televisi secara regular. Pada tahun
1939 Presiden Franklin D. Roosevelt tampil di layar televisi. Sedangkan siaran televisi komersial amerika dimulai pada 1 September 1940.
Televisi yang muncul setelah media cetak dan radio, ternyata
memberikan nilai yang menakjubkan dalam sisi pergaulan hidup manusia pada saat sekarang ini baik terhadap pola perilaku, pola pikir, budaya, dan
sebagainya. Hampir setiap negara memiliki stasiun pemancar televisi sendiri. Bahkan pemirsa di rumah menikmati siaran dari berbagai penjuru dunia melalui parabola yang berfungsi sebagai sambungan satelit.
Kegiatan penyiran melalui media televisi di Indonesia dimulai pada tanggal 24 Agustus 1962, bertepatan dengan dilangsungkannya pembukaan
Pekan Olahraga se Asia IV atau Asian Games di Senayan, sejak itu pula Televisi Republik Indonesia yang disingkat TVRI dipergunkan sebagai
35
Saat itu masyarakat Indonesia disuguhi tontonan realita yang begitu memukau, meskipun hanya siaran televisi hitam putih, tetapi siaran pertama televisi di Indonesia itu menjadi momentum yang sangat
bersejarah. Sementara puncak ketenaran (booming) televisi di Indonesia sendiri dimulai tahun 1992 ketika RCTI mulai mengudara dengan bantuan
decoder atau alat pemancar. Saat ini, di Indonesia sudah mengudara satu
televisi pemerintah. Yakni TVRI, dan beberapa televisi swasta, antara lain SCTV, MNC, ANTV, Indosiar, MetroTV, Trans TV, Trans 7, TVOne,
Global TV, serta stasiun-stasiun lokal seperti O chanel, Jak TV, CTV Banten, Cakra TV, TVKU, TATV dan lain-lain.
Bagi masyarakat Indonesia televisi bukan merupakan barang baru lagi. Hal ini dibuktikan dengan jumlah kepemilikan televisi yang terus meningkat setiap tahunnya dengan kecanggihan teknologinya yang juga
semakin meningkat. Seperti pada mulanya televisi yang pada awalnya hitam putih menjadi berwarna, dan yang dulu berbentuk tabung dengan
ukuran yang besar sekarang menjadi lebih tipis dan canggih dengan berbagai fitur-fitur terbaru sesuai dengan perkembangan jaman. Semua
36 5. Televisi sebagai media dakwah
Televisi merupakan salah satu media massa yang mempunyai pengaruh cukup efektif sebagai penyebar pesan-pesan kepada khalayak ramai. Kehadiran
televisi sebagai media komunikasi biasanya membawa dampak positif maupun dampak negatif, tergantung bagaimana memanfaatkan media tersebut (Munir,
2009:272). Televisi juga merupakan salah satu media yang disepakati ilmuan komunikasi mampu menyampaikan pesan secara masif. Kemampuannya untuk mengirim pesan yang terdiri dari gambar dan suara ke seluruh belahan dunia
menjadikannya memiliki tempat tersendiri dihati khalayak media ( Yusuf, 2016: 29).
Berdakwah menggunakan media teknologi komunikasi (televisi), merupakan salah satu bentuk pengoptiamalan fungsi teknologi tersebut. Kegiatan dakwah pada dasarnya tidak berbeda dengan kegiatan komunikasi
secara umum. Dalam berkomunikasi kecanggihan media di samping komponen lain, komunikator, isi pesan, komunikan dan feedback, merupakan salah satu
faktor sukses tidaknya suatu aktivitas komuikasi.
Pada zaman modern ini dakwah tidak hanya dilakukan dengan cara
langsung bertatap muka antara da’i (penceramah) dengan mad’u (masyarakat
yang diceramahi). Namun dengan memanfaatkan media atau wasilah dakwah juga dapat dilaksanakan. Semakin tepat dan efektif wasilah yang dipakai maka
37
menjadi sasaran dakwah. Pemakaian media (terutama media massa) telah meningkatkan intensitas, kecepatan, dan jangkauan komunikasi yang dilakukan umat manusia terutama bila dibandingkan sebelum adanya media massa pers,
radio, televisi, internet, dan sebagainya. Oleh karena itu sudah semestinya bagi
para da’i memanfaatkan peluang ini dalam menyebarkan ajaran Islam
diantaranya menggunakan televisi (Atabik, 2013:196).
Muhyadin (2002) menjelaskan, sebagai sebuah sarana televisi sebagai media dakwah mempunyai kelebihan dibanding media lain. Kelebihan televisi
sebagai media dakwah jika dibandingkan dengan media yang lainnya sebagai berikut: (Atabik, 2013:196)
a. Televisi mempunyai jangkauan yang sangat luas sehingga ekspansi dakwah dapat menjangkau tempat yang lebih jauh. Bahkan pesan-pesan dakwah
bisa disampaikan pada mad’u yang berada ditempat-tempat yang sulit
dijangkau.
b. Televisi mampu menyentuh mad’u yang heterogen dan dalam jumlah yang
besar. Hal ini sesuai dengan salah satu karakter komunikasi massa yaitu komunikan yang heterogen dan tersebar. Kelebihan ini jika dimanfaatkan
dengan baik tentu akan berpengaruh positif dan akktifitas.
Hampir semua studio TV yang ada di Indonesia, kini menampilkan acara-acara dakwah yang menghadirkan para da’i ataupun acara yang bersifat
38
Stasiun televisi seperti, TVRI, RCTI, Indosiar, SCTV, ANTV, Metro TV, Ar-Rahman TV, dan lain-lain juga menyajikan acara penyampaian pesan-pesan ajaran Islam atau dakwah dalam beberapa sajian acaranya.
Dakwah melalui media televisi tentunya memiliki keunggulan tersendiri atau hal yang dapat mendukung dakwah tersebut berkembang
melalui media. Selain itu juga akan ada hambatan yang dihadapi bila dakwah dilaksanakan melalui media. Sebelum membahas lebih lanjut tentang faktor penghambat keberhasilan dakwah di media terlebih dahulu kita harus
mengetahui faktor pendukung dakwah melalui media televisi.
Adapun faktor pendukung dakwah melalui televisi antara lain:
(Muliadi, 2012:199)
a. Media televisi memiliki jangkauan yang sangat luas sehingga ekspansi dakwah dapat menjangkau tempat yang lebih lanjut. Bahkan pesan-pesan
dakwah bisa disampaikan pada mad’u yang berada ditempat-tempat yang
tidak sulit dijangkau.
b. Media televisi mampu menyentuh mad’u dalam jumlah yang besar. Hal ini
sesuai dengan salah satu karakter komunikasi massa yaitu komunikan yang
39
c. Media televisi mampu menampung berbagai varian metode dakwah
sehingga membuka peluang bagi para da’i memacu kreativitas dalam
mengembangkan metode dakwah yang lebih efektif.
d. Media televisi bersifat audio visual. Hal ini memungkinkan dakwah dilakukan dengan menampilkan pembicaraan sekaligus visualisasi berupa
gambar.
Adapun faktor penghambat keberhasilan dakwah melalui media televisi antara lain;
a. Masyarakat atau mad’u merasa kurang yakin dengan dai karena tidak saling mengenal
b. Tayangan dakwah disajikan bukan pada waktu yang banyak ditonton masyarakat umum
c. Kurangnya pengetahuan serta kecakapan dalam mengolah sajian dakwah.
d. Tidak diketahui secara langsung respon yang dimiliki masyarakat melalui dakwah tersebut (apakah dilaksanakan atau tidak)
e. Pencitraan yang kurang baik antara beberapa ustad yang seolah mejual ayat
Al-Qur’an.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa dakwah melalui media massa seperti televisi merupakan suatu usaha lebih untuk mencapai tujuan dakwah dalam menyebarkan ajaran Islam yang berisi tentang berbagai
40
menggunakan media televisi untuk mempermudah dalam penyampaiannya. Disini peneliti menggunakan Teori Hypodermic Needle Theory (Teori Peluru) guna membuktikan permasalahn kedalam kenyataan yang ada.
Hypodermic Needle Theory atau Teori Peluru ini dikatakan bahwa
media sangat aktif dan powerfull, sedangkan audiens pasif. Sehingga media
akan mudah mengenai atau menembus sasaran (audiens) (Santoso, 2018:107). Penelitian model jarum suntik ini dilakukan Hovland dkk. Untuk meneliti pengaruh propaganda sekutu dalam merubah sikap. Model ini
mempunyai asumsi bahwa komponen-komponen komunikasi (komunikator, pesan, media) amat perkasa dalam mempengaruhi komunikasi. Disebut model
jarum suntik karena dalam model ini digambarkan seakan-akan komunikasi
“disuntikan” langsung ke dalam jiwa komunikan. Sebagaimana obat disimpan
dalam tubuh sehingga terjadi perubahan dalam sistem fisik, begitu pula pesan
yang dapat mengubah sistem psikologis.
Teori model ini juga sering disebut Bullet theory (Teori Peluru) karena
komunikan dianggap secara pasif menerima pesan-pesan seperti peluru yang ditembakan. Bila kita menggunakan komunikator yang tepat, pesan yang baik,
atau media yang benar, komunikasi dapat diarahkan sesuai kehendak kita (Sadiah, 2015:48-49).
Theory Hypodermic Needle atau teori peluru mengasumsikan bahwa
41
atau tidak tahu apa-apa. Seorang komunikator dapat menembakan peluru komun ikasi yang begitu ajaib kepada khalayak yang tidak berdaya (pasif) (Aridianto, 2014:61).
Berdasarkan teori diatas dapat simpulkan bahwa, ketika media mempunyai program yang harus ditayangkan kepada masyarakat maka media
42 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian dan Pendekatan
Jenis penelitian ini adalah kualitatif yakni penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati (Moleong, 2011: 3). Atau dengan kata lain penelitian kualitatif adalah penelitian yang mengkaji data secara mendalam
tentang semua kompleksitas yang ada dalam konteks penelitian tanpa menggunakan skema berpikir statistik (Sudarwan Danim, 2002: 13).
Pendekatan dari penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif yaitu penelitian yang bermaksud untuk membuat deskripsi atau gambaran mengenai situasi-situasi atau kejadian kejadian (Suryabrata,
2009:76). Bodgan dan Taylor (Moleong, 2007:3) mendefinisikan metodoligi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Menurut mereka, pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu
tersebut secara holistik (utuh). B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di TVRI Jawa Tengah yang berada di Pucang
43 C. Fokus Penelitian
Penelitian ini berfokus pada Peran LPP TVRI Jawa Tengah dalam menyiarkan dakwah islam khususnya pada program Jalan-Jalan Islami di
TVRI Jawa Tengah.
D. Sumber Data
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan sumber data primer dan data sekunder.
1. Data Primer
Menurut S. Nasution data primer adalah data yang dapat diperoleh langsung dari lapangan atau tempat penelitian. Sedangkan menurut
Lofland dan Lofland dijelaskan bahwa “sumber data utama dalam
penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan dan lain-lain”(Moelong, 2011:6). Adapun data yang diperoleh
adalah dari hasil wawancara dengan Produser program acara Jalan-Jalan Islami TVRI Jawa Tengah.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data-data yang didapat dari sumber bacaan
dan berbagai macam sumber lainnya yang terdiri dari surat-surat pribadi, buku harian, sampai dokumen-dokumen resmi dari berbagai instansi pemerintah. Data sekunder adalah data penelitian yang diperoleh secara
44
Adapun sumber data sekunder yang peneliti gunakan berupa majalah, buletin, publikasi dari berbagai hasil-hasil studi, tesis, hasil observasi, dan sebagainya. Peneliti menggunakan data sekunder ini untuk
memperkuat dan melengkapi informasi yang telah dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan poduser program acara Jalan-Jalan Islami
TVRI Jawa Tengah.
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk pengumpulan data, peneliti menggunakan beberapa metode
yaitu :
1. Observasi
Observasi adalah pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti baik secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data yang harus dikumpulkan dalam penelitian (Satori, 2017:105).
Nasution (1988) menyatakan bahwa, obeservasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Dalam Hal ini dilakukan dengan maksud
melihat dan mencari informasi yang berkaitan dengan peran program acara Jalan-Jalan Islami TVRI Jawa Tengah dalam dakwah Islam
2. Wawancara (interview)
Wawancara yaitu percakapan dengan maksud tertentu dilakukan dengan mengajukan pertanyaan oleh pewawancara untuk diberi
45
atau juga tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih, yang pertanyaannya diajukan oleh peneliti kepada subjek atau sekelompok subjek penelitian untuk dijawab
Wawancara yang penulis maksud adalah wawancara terstruktur dengan pedoman wawancara yang telah dibuat sehingga persoalan yang
penulis munculkan terkait penelitian ini bisa terjawab secara optimal. Untuk mendapatkan informasi dan data mengenai Peran LPP TVRI Jawa Tengah dalam dakwah Islam khususnya pada program acara Jalan-Jalan
Islami TVRI Jawa Tengah. Penulis akan melakukan wawancara dengan produser program acara Jalan-Jalan Islami TVRI Jawa Tengah, dan
orang-orang yang terlibat dalam pogram acara Jalan-Jalan Islami TVRI Jawa Tengah.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan pencarian data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,
notulen, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2006: 158).
Dalam melaksanakan metode dokumentasi penulis menyelidiki
46
metode dokumentasi adalah sebagai bukti penelitian, mencari data dan untuk keperluan dalam analisis.
F. Validasi Data
Suatu penelitian dapat dikatakan valid hasilnya apabila menggunakan
uji validitas data. Validitas merupakan derajat ketetapan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti (Sugiyono, 2015:267). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa data yang
valid adalah data yang sama antara yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian.
Untuk mendapatkan data yang valid maka dalam penelitian ini menggunakan teknik uji kredibilitas atau keterpercayaan yang dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Perpanjang Pengamatan
Peneliti mengecek kembali data dan informasi yang telah
didapatkan dari sumber penelitian di lapangan. Teknik ini dilakukan untuk memastikan data dan informasi sudah benar atau belum. Apabila data dan
informasi yang telah diperoleh setelah melakukan pengecekan kembali ke lapangan sudah benar maka perpanjang pengamatan dapat diakhiri.
47
Teknik ini dilakukan untuk memperdalam penelitian dan memeriksa dengan cermat tentang data yang telah didapatkan. Untuk lebih meningkatkan ketekunan dalam penelitian dapat diimbangi dengan cara
memperbanyak bacaan seperti referensi buku maupun dokumentasi-dokumentasi yang berkaitan dengan penelitian ini.
3. Triangulasi
Pengecekan data dapat dilakukan dengan menggunakan triangulasi sumber, apabila dari sumber tersebut telah menghasilkan data yang sesuai
maka triangulasi sumber berhasil. Selanjutnya pengecekan data dengan triangulasi teknik, data yang telah didapatkan dari beberapa teknik
48 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum
1. Profil TVRI Jawa Tengah
Lembaga penyiaran publik TVRI Jawa Tengah semula statusnya
adalah TVRI stasiun produksi keliling (SPK) Semarang yang diresmikan pada tanggal 12 Juli 1982, berdasarkan surat keputusan Direktorat Jenderal Radio Televisi dan Film Departemen Penerangan Republik
Indonesia Nomer: 07/KEP/DIRJEN/RTF/1982.
Perintisan berdirinya SPK sendiri telah dimulai sejak tahun 1970
sebagai TVRI perwakilan Jawa Tengah yang kegiatannya masih dibantu oleh TVRI Stasiun Yogjakarta dan TVRI Stasiun Pusat Jakarta. Kegiatan operasional TVRI SPK Semarang didukung oleh 1 unit mobil OB VAN
dan 18 orang personal. Kegiatan pertama dimulai bulan agustus 1982 dengan meliput acara olah raga tenis lapangan Green Sand di Surakarta.
Gedung kantor masih bergabung dengan TVRI Transmisi Gombel. Pada tahun 1984 , gedung kantor pindah di jalan Sultan Agung no. 180
Semarang, dan sejak bulan april 1987, menempati kantor di jalan Roro Jonggrang VII Manyaran.
Wacana untuk mendirikan stasiun penyiaran di Jawa Tengah telah
49
baru terealisasi pada masa kepemimpinan Gubernur Soewardi. Sebagai stasiun produksi penyiaran baru, TVRI Semarang menempati gedung kantor dan studio di Pucang Gading wilayah desa Batursari Kecamatan
Mranggen Kabupaten Demak. Uji coba penyiaran dilaksanakan selama bulan maret 1995 dan siaran perdana dilaksanakan pada tanggal 1 April
1995.
TVRI Stasiun Semarang diresmikan sebagai stasiun produksi penyiaran oleh Presiden Soeharto pada tanggal 29 Mei 1996. Pada
Tanggal 29 Mei itu juga diambil sebagai momentum hari lahirnya TVRI Stasiun Jawa Tengah. Selama periode perintisan berdirinya stasiun
produksi keliling sampai dengan terbentuknya lembaga penyiaran publik, dari kurun waktu tahun 1970 sampai dengan Mei 2011, TVRI Stasiun Jawa Tengah telah di pimpin oleh 1 (satu) orang kordinator perwakilan, 1
(satu) orang manager, dan 10 (sepuluh) orang kepala stasiun.
Sehubungan dengan perubahan stasiun produksi keliling menjadi
lembaga penyiaran publik. TVRI Jawa Tengah mulai mandiri khususnya dalam memproduksi acara, mengingat sudah ditiadakannya anggaran
50
a. Pimpinan TVRI Jawa Tengah dari Periode ke Periode Tabel 1. Pimpinan TVRI Jawa Tengah dari Periode ke Periode
Tahun Kepala Stasiun
1970 – 1982 TVRI Perwakilan Jawa Tengah, koordinator perwakilan Drs. BMO Prayoga
1982 – 1993 TVRI SPK Semarang
1982 – 1987 Kepala Stasiun M. Moedjoed 1987 – 1989 Kepala Stasiun Drs. Pramudiono 1989 – 1992 Kepala Stasiun R. Sutadi
1992 – 1993 Kepala Stasiun Maulana
1993 – 1996 Peralihan TVRI SPK Semarang ke TVRI Stasiun Produksi dan Penyiaran, Kepala Stasiun Nusjirwan R. Utjin
1996 – 1999 Kepala Stasiun Drs. Pudjatmo 1999 – 2001 Kepala Stasiun Yudo Herbeno, SH 2001 – 2003 Manager Drs. M. Effendi Anwar, MM
2003 – 2007 LPP TVRI Jawa Tengah, Kepala Stasiun Drs. Tri Wiyono Somahardja, MM
2007 – 2012 LPP TVRI Jawa Tengah, Kepala Stasiun Dr. H. Farhat Syukri, SE, M.Si
2012 – 2016 LPP TVRI Jawa Tengah, Kepala Stasiun Kemas A. Tolib, ST, M.Si
2016 – Sekarang LPP TVRI Jawa Tengah, Kepala Stasiun Ir.Muhammad Rusli Sumara, M.I.Kom
b. Visi Dan Misi LPP TVRI Stasiun Jawa Tengah
51
Terwujudnya TVRI sebagai media pilihan bangsa Indonesia dalam rangka turut mencerdaskan kehidupan bangsa untuk memperkuat kesatuan nasional.
2) Misi
a) Mengemb angkan TVRI menjadi media perekat sosial untuk
persatuan dan kesatuan bangsa sekaligus media kontrol sosial yang dinamis.
b)Mengembangkan TVRI menjadi pusat layanan informasi dan
edukasi yang utama.
c) Memberdayakan TVRI menjadi pusat pembelajaran bangsa
serta menyajikan hiburan yang sehat dengan mengoptimalkan potensi dan kebudayaan daerah serta memperhatikan komunitas terabaikan.
d)Memberdayakan TVRI menjadi media untuk membangun citra bangsa dan negara Indonesia di dunia Internasional.
c. Penghargaan yang Diraih Oleh LPP TVRI Jawa Tengah 1. Tahun 2016
a. Anugerah KPID Award Provinsi Jateng 1) Presenter perempuan terbaik
2) Pemenang kategori program acara “Negeri Indonesia”
52 1) Presenter perempuan terbaik 2) Live cross terproduktif
3) Editor/ penyunting gambarterbaik
4) Juara 2 kategori Negeri Indonesia 5) Juara 2 kategori Anak Indonesia
2. Tahun 2017 a. KPID Award
1)Presenter perempuan terbaik
2)Kategori program acara talkshow terbaik “Wedangan”
b. Anugrah Gatra Kencana 2017
1)Nominasi Negeri Indonesia 2)Nominasi Kuliner
53 d. Struktur Organisasi