• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jl. Kelapa Sawit 8 Bumi Berkat No.1 Rt.02/01 Banjarbaru, Kalimantan Selatan Email: Hennykertayasa@yahoo.com ABSTRACT - CEMARAN Salmonella sp PADA ES TELER YANG DIJUAL DI KELURAHAN SUNGAI BESAR MARET 2013 - Repo STIKES-BL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Jl. Kelapa Sawit 8 Bumi Berkat No.1 Rt.02/01 Banjarbaru, Kalimantan Selatan Email: Hennykertayasa@yahoo.com ABSTRACT - CEMARAN Salmonella sp PADA ES TELER YANG DIJUAL DI KELURAHAN SUNGAI BESAR MARET 2013 - Repo STIKES-BL"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

CEMARAN Salmonella sp PADA ES TELER YANG DIJUAL DI KELURAHAN SUNGAI BESAR MARET 2013

Contamination of Salmonella sp. On Mixed Fruit Ice Which Sale on Sungai Besar Village in March 2013

Henny Sasrawati(1), Ahmad Muhlisin(2), Putri Kartika Sari(1)

(1)Akademi Analis Kesehatan Borneo Lestari

(2)Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Banjarmasin Jl. Kelapa Sawit 8 Bumi Berkat No.1 Rt.02/01 Banjarbaru, Kalimantan Selatan

Email: Hennykertayasa@yahoo.com ABSTRACT

Mixed Fruit Ice is iced drinks containing pieces of avocado, young coconut, jackfruit, and milk with sweetener in the form of syrup. Ice can be used shaved ice or ice cube. It is widely popular in the public because of its freshness and vitamin content of the fruit. However, because the processing is not through heating first causes mixed fruit ice vulnerable to pollution. One of the harmful bacteria that often contaminate food or beverages are Salmonella sp. This research aims to determine whether there is contamination of Salmonella sp on mixed fruit ice which sale at Sungai Besar village in March 2013. This type of research is analytic survey with cross-sectional design. Samples were taken in total sampling as many as 8 samples of 8 different depots that sold mixed fruit ice. From 8 samples contained Salmonella sp. The contamination of Salmonella sp on mixed fruit ice which sale at Sungai Besar Village was found with percentage of 100% positive. Based on these figures is important for sellers to always pay attention to the hygiene and sanitary of food and beverage starting from processing until serving to obtain a quality beverage. It is recommended to further researcher should be carried out advanced research on the bacterial Salmonella sp species that contained on Mixed Fruit Ice.

Keywords: Mixed fruit ice, Salmonella sp

ABSTRAK

(2)

Kata Kunci : Es teler, Salmonella sp

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 942/Menkes/SK/VII/2003 Tentang Pedoman Persyaratan Higiene Sanitasi Makanan Jajanan, dalam pasal 1 angka (2) menyatakan Penanganan Makanan adalah kegiatan yang meliputi

pengadaan, penerima bahan makanan, pencucian, peracikan, pembuatan, pengubahan bentuk, pewadahan, penyimpanan, pengangkutan, penyajian makanan atau minuman. Dengan demikian perlu adanya penanganan secara baik agar tidak menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan sesuai dengan aturan yang berlaku.

Es teler adalah minuman yang banyak digemari masyarakat karena kesegarannya maupun kandungan vitamin dalam buahnya. Selain itu harganya pun relatif terjangkau

masyarakat dan juga mudah ditemukan di pinggir jalan. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan perubahan manfaat es teler menjadi sumber

penyakit bagi tubuh, diantaranya adalah air yang digunakan sebagai bahan campuran es teler serta pada saat proses pencucian mangkok dan sendok dapat menjadi bahan kontaminasi

penyebab penyakit seperti Salmonella

sp.

Salah satu bakteri yang sering mengkontaminasi makanan adalah

Salmonella sp. Sebagian besar

Salmonella sp, bersifat patogen pada binatang dan merupakan sumber infeksi bagi manusia. Cara penularan

Salmonella sp dapat melalui

kontaminasi, antara lain melalui air untuk kebutuhan rumah tangga yang tidak memenuhi syarat kesehatan, makanan dan minuman berhubungan dengan binatang yang mengandung bakteri

Salmonella sp, seperti lalat atau tikus, serta melalui makanan yang tidak akan dimasak lagi dipotong menggunakan pisau tercemar atau melalui tangan pengendali makanan yang terinfeksi (Indan, 2003).

Hasil penelitian Yuanita Prabandari

tahun 2012 tentang cemaran Salmonella

sp.pada sop buah yang dijual di

Banjarbaru Juni 2012 dengan jumlah 7 penjual didapatkan 4 sampel positif

tercemar Salmonella sp. Data Dinas

(3)

2009, penderita tifus terbanyak terdapat pada bulan agustus yaitu sebanyak 378 penderita.

Berdasarkan hasil observasi

langsung terhadap para penjual es teler yang berjualan di Kelurahan Sungai Besar, para penjual es teler tersebut kurang memperhatikan kebersihan. Hal ini dilihat dari adanya lalat yang

beterbangan di sekitar wadah, kondisi berjualan yang di pinggir jalan seperti ini dapat memungkinkan adanya cemaran berupa polutan yang berasal dari lingkungan jalanan saat es teler dijual, serta kurangnya kebersihan dalam pencucian, yang memungkinkan terdapat kontaminasi bakteri di dalamnya.

Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui adanya cemaran Salmonella

sp yang mengkontaminasi es teler yang dijual di Kelurahan Sungai Besar, mengetahui ada tidaknya cemaran oleh

Salmonella sp pada es teler yang dijual di Kelurahan Sungai Besar dan

mengetahui prosentasi Salmonella sp

pada es teler yang di jual di Kelurahan Sungai Besar.

Rumusan Masalah

Pada penelitian ini, peneliti

membatasi hanya melihat ada tidaknya

cemaran Salmonella sppada es teler

yang dijual pada 8 (delapan) depot di Kelurahan Sungai Besar Maret 2013 ?

Batasan Masalah

Pada penelitian ini, peneliti

membatasi hanya melihat ada tidaknya

cemaran Salmonella sppada es teler

yang dijual pada 8 (delapan) depot di Kelurahan Sungai Besar Maret 2013.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Es teler adalah jenis kuliner yang murni, tanpa diolah, hanya dipotong dan dibersihkan, lalu diberi kuah rasa sesuai selera dan di minum/makan dingin, sehingga kandungan gizi yang terdapat dalam buah yang dipakai otomatis masih baik. Es teler adalah minuman es berisi potongan buah alpukat, kelapa muda, nangka, dan susu dengan pemanis berupa sirup. Es yang dipakai bisa berupa es serut atau es batu. Variasi lain es teler berisi cincau, kolang-kaling, pacar cina, potongan buah apel, pepaya, sawo, melon, roti, dan agar-agar.

(4)

mengalir), dipotong-potong sesuai selera, menggunakan sirup sebagai kuah, gula dan susu cair digunakan sebagai pemanis ditambah sari gula.

Proses ini rentan dengan

pencemaran secara fisik, kimia, biologi baik alam tahap pemilihan bahan baku sampai tahap penyajian. Untuk itu perlu diperhatikan aspek higiene sanitasi. Higiene sanitasi adalah upaya untuk mengendalikan faktor makanan, orang, tempat dan perlengkapannya yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan (Depkes RI, 2003).

Organisme yang berasal dari genus

Salmonella adalah agen penyebab macam-macam infeksi, mulai gastroenteritis yang ringan sampai dengan demam tifoid yang berat disertai

bakteremia. Salmonella merupakan

kuman berbentuk batang, pada pewarnaan gram bersifat negatif, fakultatif aerob, bergerak dengan menggunakan flagel peritrick, ukuran 1-3.5um x 0,5- 0,8um. Mudah tumbuh cepat dalam media yang sederhana, tetapi hampir tidak pernah

memfermentasikan laktosa atau sakarosa. Kuman ini tahan terhadap

bahan kimia tertentu misalnya brilliant

green, sodium tetrathionate, sodium deoxycholate. Suhu optimum untuk

pertumbuhan adalah 37oC. Basil ini

mudah dimatikan dengan panas tetapi mudah bertahan hidup dengan

pengeringan dan pendinginan, terutama apabila dilindungi oleh protein makanan.

Di seluruh dunia, Salmonella adalah

penyebab utama penyakit yang

ditimbulkan oleh makanan (Staf Pengajar FKUI, 1994).

Spesies Salmonella sp. mempunyai

ciri sebagai berikut:

a. Salmonella typhi

Salmonella typhi adalah bakteri gram negatif dan berbentuk basil. Pada media SS mempunyai koloni

berbentuk bulat, jernih, ukuran kurang dari 0,5 cm, elevasinya cembung, dan tidak memfermentasikan laktosa. Manitol hasilnya positif. Indol menunjukkan negatif. Pergerakan positif. Pada TSIA menunjukan basa/

asam, H2S positif dan gas negatif.

b. Salmonella paratyphi A

Salmonella paratyphi A adalah bakteri gram negatif dan berbentuk basil.

Pada media SS, Salmonella paratyphi

kebanyakan tidak tumbuh. Manitol positif dan terdapat gas. Tidak memfermentasikan laktosa. Indol

menujukkan hasil negatif, sedangkan

pergerakan positif. Pada TSIA

menunjukkan basa/asam, H2S negatif

dan gas positif.

(5)

Salmonella paratyphi B adalah bakteri gram negatif dan berbentuk basil. Pada media SS mempunyai koloni berbentuk bulat, transparan, ada bintik hitam di tengah koloni, elevasinya cembung dan tidak memfermentasikan laktosa. Manitol positif dan terdapat gas. Indol

menunjukkan hasil negatif, sedangkan pergerakan positif. Pada TSIA

menunjukan basa/asam, gas H2S

positif.

d. Salmonella paratyphi C

Salmonella paratyphi C adalah bakteri gram negatif dan berbentuk basil. Pada media SS mempunyai koloni berbentuk bulat, transparan, ada bintik hitam di tengah koloni, elevasinya cembung dan tidak memfermentasikan laktosa. Manitol positif dan terdapat gas. Indol

menunjukan hasil negatif. Pergerakan hasilnya positif. Pada TSIA

menunjukkan basa/asam, gas dan H2S positif.

III. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan bersifat

survey deskriptif berupa gambaran

cemaran Salmonella sp terhadap es

teler yang dijual di Kelurahan Sungai Besar pada bulan Maret tahun 2013, sedangkan rancangan penelitian yang

digunakan adalah cross sectional, yaitu

dimana pengumpulan sampel es teler dilakukan sekaligus dalam waktu yang bersamaan pada saat penelitian (Notoatmojdo, 2010).

Instrumen Penelitian

1. Alat yang digunakan yaitu : autoclave, hot plate, batang pengaduk, tabung reaksi steril, ose steril, cawan petri, tabung durham steril, beaker glass 250 ml, inkubator, lampu spritus, pipet tetes, pipet volume, neraca analitik, erlenmeyer, blender .

2. Bahan yang digunakan adalah : Sampel es teler, selenit broth, SS agar, media gula-gula pendek (manitol, AP Indol, SIM agar, TSIA (Triple Sugar Iron Agar) dan aquadest steril.

3. Cara kerja :

a. Pengambilan Sampel

Sampel berupa es teler yang dijual di Kelurahan Sungai Besar diambil pada hari dimana peneliti ingin melakukan penelitian dan langsung dilakukan pengkodean sampel. Sampel dibeli dan langsung dibawa ke laboratorium untuk diperiksa.

b. Persiapan Sampel

(6)

Mensterilkan alat sebelum digunakan dan sebelum bekerja tangan disterilkan dengan alkohol 70%.

2) Homogenisasi Sampel

Sampel diblender selama ± 2 menit sampai halus.

c. Mempersiapkan alat dan bahan Alat dan bahan yang akan digunakan disterilkan terlebih dahulu menggunakan autoclave. d. Pembuatan media

Media yang diperlukan untuk

identifikasi Salmonella sp adalah

SS agar, gula-gula pendek (manitol), Ap Indol, SIM, TSIA (Triple Sugar Iron Agar), selenit broth.

e. Pemeriksaan Sampel melalui beberapa tahap:

a) Seleksi menggunakan media enrichment

Sampel yang sudah homogen dipipet 5 ml kemudian dimasukkan pada 25 ml media enrichment selenit broth, inkubasi selama 1 x 24 jam

pada suhu 370C.

b) Seleksi menggunakan media selektif

Sampel dari media enrichment diambil 1-2 ose untuk diinokulasi, kemudian ditanam pada media selektif

yaitu SS agar dengan cara menggoreskan ose tersebut secara zig-zag di atas

permukaan media, kemudian

diinkubasi pada suhu 370C

selama 24 jam.

Pengumpulan dan Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan laboratorium dikumpulkan, diolah, disajikan kemudian ditabulasikan dan dinyatakan dalam persentase

cemaran Salmonella sp yang terdapat

pada es teler dari seluruh sampel yang diamati, diperiksa dan membandingkan dengan tabel biokimia.

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Tabel 4.1 Hasil pemeriksaan

Salmonella

sp pada es teler yang dijual di

Kelurahan Sungai Besar Maret

2013.

No Kode Sampel

(7)

Gambar 1. Koloni Salmonella sp pada media SS agar.

Gambar 2. Hasil pada uji biokimia

Pembahasan

Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap sampel es teler didapatkan

hasil 100% positif tercemar Salmonella

sp. Dari hasil positif tersebut menunjukan bahwa es teler kurang aman untuk dikonsumsi. Menurut Chandra ( 2007), pencemaran pada es teler bergantung pada penggunaan bahan baku, tempat pengemasan atau penyimpanan,

kebersihan penjual, proses pengolahan, peralatan yang diguanakan dan

lingkungan berjualan.

Menurut Kusmayadi (2008), kualitas bahan baku es teler yang baik dapat dilihat melalui ciri fisik berupa bentuk, warna, kesegaran, bau dan lainnya serta terbebas dari kerusakan dan pencemaran .Penggunaan buah yang masih segar (25%) maupun yang tidak segar (75%) didapatkan hasil positif

Salmonella sp. Menurut Radji (2011), makanan yang tidak dimasak dengan baik merupakan sumber utama

penularan salmonelosis. Menurut Sapers (2001), kontaminasi mikroba pada bahan pangan seperti buah-buahan sudah terjadi mulai dari tahap pasca panen, panen, distribusi hingga pemasaran.

Es batu yang digunakan pada es teler (37%) dari air yang tidak dimasak, sedangkan (63%) yang sudah dimasak. Keduanya didapatkan hasil positif

Salmonella sp. Air yang digunakan untuk membuat es batu seharusnya dimasak terlebih dahulu untuk mematikan bakteri-bakteri yang terdapat dalam air dengan mendidih sekurang-kurangnya 5 menit (Depkes RI, 2004).

Pencemaran mikroba melalui alat penyajian dikarenakan mencuci

(8)

penyajian didapatkan hasil positif

Salmonella sp. Air yang digunakan untuk pencucian diganti maksimal hanya dua kali, bahkan ada penjual yang tidak pernah mengganti air pencuciannya. Menurut Suriawiria (2008), keadaan air pencucian yang kotor dapat menjadi sarana pencemaran mikroba. Menurut Koes (2006), pencemaran makanan oleh mikroorganisme lewat alat-alat dapat dikurangi bila pencucian alat-alat

tersebut dilakukan dengan sanitasi yang baik.

Menurut Chandra (2006) , untuk menghindari terjadinya pencemaran mikroorganisme pada minuman, maka usaha yang dilakukan yaitu

meningkatkan higiene perorangan/ kebersihan penjual, menggunakan peralatan yang bersih, menyimpan bahan pengolahan di tempat yang bersih dan tertutup rapat, menggunakan air pencucian yang bersih dan menciptakan lingkungan berjualan yang bersih.

V. PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan dari penelitian yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1.

Dari 8 sampel es teler yang dijual

di Kelurahan Sungai Besar

terdapat cemaran Salmonella sp

.

2.

Prosentasi Salmonella sp

pada 8 sampel es teler yang dijual di Kelurahan Sungai Besar 100% positif.

Saran

Kepada penjual dianjurkan agar lebih memperhatikan kebersihan dari minuman yang djual, kebersihan alat yang digunakan dalam pembuatan maupun pencucian alat setelah digunakan oleh pembeli.

Kepada masyarakat Untuk memberikan informasi kepada

masyarakat untuk lebih hati-hati dalam membeli es teler yang dikonsumsi.

Kepada mahasiswa Akademi Analis Kesehatan Borneo Lestari Banjarbaru perlu dilaksanakan penelitian lanjutan

tentang spesies bakteri Salmonella sp.

yang terdapat pada es teler.

Ucapan terimakasih

Ibu Putri Kartika Sari, S.Si selaku Direktur Akademi Analis Kesehatan Borneo Lestari Banjarbaru dan

Pembimbing Pendamping; Bapak Ahmad Muhlisin, S.Pd M.Kes selaku

(9)

Banjarbaru yang bersedia untuk dijadikan sampel penelitian.

Referensi

Arikunto, S : Manajemen Penelitian,

Rineka Cipta, Jakarta, 2005.

Arisman : Keracunan Makanan, Penerbit Buku kedokteran EGC, Jakarta, 2009.

Chandra, Budiman : Pengantar

Kesehatan Lingkungan, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 2007.

Depkes RI : KepMenKes RI No. 715/ Menkes/SK/V/2003 tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Jasaboga Depkes RI, Jakarta, 2003.

Depkes RI : KepMenkes RI No. 942/ Menkes/SK/VII/2003 tentang Pedoman Persyaratan Sanitasi Makanan Jajanan, Depkes RI, Jakarta, 2003.

Depkes RI : KepMenKes RI No. 1089/ MenKes/SK/VII/2003 tentang Persyaratan Higiene Sanitasi Rumah Makan dan Restoran, Jakarta, 2006.

Jawetz, Melnick, Adelberg : Mikrobiologi Kedokteran, Salemba Medika, Jakarta, 2005.

Koes, Irianto : Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme, Yrama Merdeka, Bandung, 2006.

Notoatmodjo, S : Metodologi Penelitian Kesehatan, Edisi Revisi, Rineka Cipta, Jakarta, 2010.

Radji, Maksum : Buku Ajar Mikrobiologi Panduan Mahasiswa Farmasi dan

Kedokteran, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 2011.

Saksono, Lukman : Pengantar Sanitasi Makanan, Alumni, Bandung, 1986.

Saparinto dan Hidayati : Bahan Tambahan Pangan, Kanisius, Yogyakarta, 2006.

Staf Pengajar FKUI : Mikrobiologi

Kedokteran, Edisi Revisi, Binarupa Tangerang, 1994.

Supardi, Imam : Mikrobiologi dalam Pengolahan dan Keamanan Pangan, Adikarya IKAPI, Bandung, 1999.

Suriawiria, Unus : Mikrobiologi Air dan Dasar-Dasar Pengolahan Secara Biologis, P.T Alumni, Bandung, 2008.

Suyono dan Budiman : Ilmu Kesehatan Masyarakat dalam Konteks Kesehatan Lingkungan, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta 2011.

Widyastika, Diny Malta : Deteksi Bakteri

Gram Negatif (Salmonella

(10)

Gambar

Tabel 4.1 Hasil pemeriksaan Salmonella
Gambar 2. Hasil pada uji biokimia

Referensi

Dokumen terkait

Dalam proses pengenalan pola, pertama dia memisalkan setiap paket dengan pola bilangan, kemudian memisahkan setiap paket kue dan menuliskan jumlah ceri yang

Program yang menunjang keberhasilan pencapaian kinerja sasaran strategis Kepatuhan auditan (stakeholder) terhadap hasil pengawasan meningkat, adalah program Peningkatan

Telah dilakukan analisis koreksi atenuasi diri cuplikan 166mHo dalam wadah marinelli pada daerah energi sinal gamma 80 -830 keY.. Pencacahan dilakukan menggunakan

Dari data-data basil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa dosimeter ll, CaSO4:Dy buatan P3KRBiN -BATAN dapat digunakan sebagai salah satu dosimeter ll, untuk

Permasalahan penglihatan yang akut memang sangat berpengaruh terhadap kemampuan membaca anak. Sebuah teori yang dikemukakan oleh Drs. Carl Ferrei dan Richard Wainwright

Ratna Setyaningsih, M.Si., selaku Kepala Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sebelas Maret, Surakarta yang telah

Hasil penelitian ditemukan bahwa Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Membina Akhlak Peserta didik Kelas VIII Di SMP Negeri 2 Tulang Bawang Tengah mengalami berbagai kendala

Teknik analisis data yang digunakan adalah: (1) mendiskripsikan, membandingkan dan membuat analisis untuk menarik kesimpulan tentang struktur organisasi, sistem otorisasi dan