• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Antara Faktor Risiko Osteoartritis Lutut Dengan Nyeri, Disabilitas, Dan Berat Ringannya Osteoartritis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hubungan Antara Faktor Risiko Osteoartritis Lutut Dengan Nyeri, Disabilitas, Dan Berat Ringannya Osteoartritis"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR RISIKO OSTEOARTRITIS

LUTUT DENGAN NYERI,DISABILITAS, DAN BERAT

RINGANNYA OSTEOARTRITIS

JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan gunamencapai gelar sarjana strata-1 kedokteran umum

MAYA YANUARTY 22010110110125

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO 2014

(2)

ii

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL MEDIKA MUDA

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR RISIKO OSTEOARTRITIS LUTUT DENGAN NYERI,DISABILITAS, DAN BERAT RINGANNYA

OSTEOARTRITIS Disusun oleh MAYA YANUARTY 22010110110125 Telah disetujui Semarang, 24 Juli 2014 Pembimbing

dr. Bantar Suntoko, Sp.PD, K-R, FINASIM 19580604 198511 1 001

Ketua Penguji

dr. Edwin Basyar, M.Kes, Sp.B, Sp.BA 196209251992031002

Penguji

dr. Bambang Joni K., Sp.PD, K-Ger 196306021991011001

(3)

iii

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR RISIKO OSTEOARTRITIS LUTUT DENGAN NYERI, DISABILITAS, DAN BERAT RINGANNYA OSTEOARTRITIS

Maya Yanuarty*, Bantar Suntoko**

ABSTRAK

Latar Belakang : Osteoartritis merupakan jenis artritis yang paling sering terjadi dan osteoartritis lutut memiliki prevalensi yang cukup tinggi dibanding osteoartritis pada sendi-sendi lain. Berbagai faktor di antaranya indeks massa tubuh, penyakit komorbid, dan aktivitas fisik dapat meningkatkan risiko terjadinya osteoartritis lutut yang menimbulkan baik gejala maupun perubahan radiologis pada sendi lutut.

Tujuan Mengetahui hubungan antara faktor risiko osteoartritis lutut dengan nyeri, disabilitas, dan berat ringannya osteoartritis.

Metode : Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross sectional. Pengambilan subjek menggunakan teknik consecutive sampling. Pada penelitian ini dilakukan informed consent, wawancara, pengukuran tinggi dan berat badan, serta pencatatan terhadap penyakit komorbid dan berat ringan osteoartritis lutut berdasarkan kriteria Kellgren-Lawrence. Untuk menguji hipotesis digunakan uji Chi Square/two-sample Kolmogorov-Smirnov test.

Hasil : Didapatkan 50 responden wanita (76.9%) dan 15 responden pria (23.1%). Sebanyak 51 (78.5%) responden mengikuti fisioterapi. Indeks massa tubuh memiliki hubungan bermakna dengan nyeri dan disabilitas yang dirasakan (p = 0.016). Sementara penyakit komorbid menunjukkan hubungan yang signifikan dengan berat ringannya penyakit, dengan nilai p = 0.034. Aktivitas fisik tidak memperlihatkan hubungan yang bermakna dengan nyeri, disabilitas, dan berat ringannya osteoartritis lutut. Hal ini dapat disebabkan oleh bias karena sebagian besar responden menjalani fisioterapi.

Kesimpulan : Terdapat hubungan antara indeks massa tubuh dengan nyeri dan disabilitas yang dirasakan oleh penderita osteoartritis lutut. Penyakit komorbid berhubungan dengan berat ringannya osteoartritis lutut menurut kriteria Kellgren-Lawrence.

Kata Kunci : osteoartritis lutut, indeks massa tubuh, penyakit komorbid, nyeri, disabilitas, berat ringannya osteoartritis lutut.

*

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro **

Staf Pengajar Bagian Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro

(4)

iv

THE ASSOCIATION BETWEEN RISK FACTORS OF KNEE OSTEOARTHRITIS WITH PAIN, DISABILITY, AND THE DEGREE OF KNEE OSTEOARTHRITIS

Maya Yanuarty*, Bantar Suntoko**

ABSTRACT

Background : Osteoarthritisis the most common type of arthritis, and osteoarthritis of the knee has a high prevalence compared to osteoarthritis in other joints. Various factors such as body mass index, comorbid, and physical activity increase the risk of knee osteoarthritis incidence, which can perform both symptoms and radiological changes in the knee joint.

Aim : To find out the association between risk factors of knee osteoarthritis with pain, disability, and the degree of osteoarthritis.

Methods : This study was an observational study with cross sectional design. Subject sampling used the consecutive sampling method. Informed consent, interview, height and weight measurements, also recording the comorbidities and degree of knee osteoarthritis due to Kellgren-Lawrence criteria were done in this study. Chi Square/two-sample Kolmogorov-Smirnov test were used to test the hypothesis.

Results : There were 50 female respondents (76.9%) and 15 male respondents (23.1%). A total of 51 respondents (78.5%) experienced physiotherapy.Body mass index had a significant correlation with perceived pain and disability (p =0.016). As for comorbid showed a significant correlation with the degree of knee osteoarthritis, with p =0.034. Physical activity did not show significant correlation with pain, disability, and severity of knee osteoarthritis.

Conclusions : There is a correlation between body mass index with pain and disability experienced by people with osteoarthritis of the knee. Comorbid related to the degree of knee osteoarthritis due to Kellgren-Lawrence criteria.

Keywords : knee osteoarthritis, body mass index, comorbid, pain, disability, severity of knee osteoarthritis.

*Undergraduate student of Faculty of Medicine Diponegoro University

(5)

1

PENDAHULUAN

Osteoartritis (OA) merupakan penyakit sendi degeneratif kronik yang sering terjadi dan berkaitan dengan kerusakan kartilago sendi. Angka

kejadian OA di dunia terbilang cukup tinggi, termasuk di

Indonesia.Prevalensi OA di Malang pada usia antara 49-60 tahun cukup tinggi, yaitu sebesar 21.7%.1 Pada studi radiografi di Amerika dan Eropa pada penduduk usia 45 tahun ke atas didapatkan prevalensi OA lutut sebesar 14% pada pria dan 22.8% pada wanita.2

Secara garis besar, faktor-faktor yang dapat menyebabkan timbulnya OA lutut meliputi usia, jenis kelamin, kegemukan, penyakit metabolik, aktivitas fisik, dll.3 Penderita OA biasanya mengeluh nyeri pada saat beraktivitas atau jika ada pembebanan pada sendi yang terkena. Penderita OA dengan obesitas lebih sering mengeluhkan nyeri pada sendi lutut dibandingkan dengan penderita yang tidak obesitas.4 Hart et al juga menyebutkan bahwa obesitas meningkatkan risiko timbulnya gejala lutut dan osteofit pada pemeriksaan radiografi.5

Hampir semua pasien OA lutut menderita setidaknya satu penyakit penyerta. Adanya penyakit penyerta dan obesitas dikaitkan dengan keterbatasan dalam kegiatan atau rasa sakit.6 Sementara, Keith T. Palmer membuktikan bahwa aktivitas fisik (terutama berlutut, jongkok, mengangkat, atau mendaki) dapat menyebabkan dan/atau memperburuk OA lutut.7 Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui hubungan antara faktor risiko osteoartritis lutut dengan nyeri dan disabilitas, serta berat ringannya penyakit berdasarkan kriteria Kellgren-Lawrence.

METODE

Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatancross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di poliklinik Penyakit Dalam RSUP dr, Kariadi Semarang dan RSUD Kota Semarang pada bulan April sampai Juni 2014.Pengambilan subjek penelitian menggunakan metode non-probability sampling dengan cara consecutive sampling. Subjek penelitian adalah pasien OA

(6)

2

lutut yang datang ke poliklinik Penyakit Dalam RSUP dr, Kariadi Semarang dan RSUD Kota Semarang pada periode penelitian yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi penelitian ini meliputi pasien dengan diagnosis OA lutut bilateral dan berusia lebih dari 50 tahun, sedangkan kriteria eksklusinya adalah responden yang tidak bersedia mengikuti penelitian.

Setelah diberi informed consent pada responden, dilakukan wawancara untuk mengetahui aktivitas fisik, nyeri, dan disabilitas responden dengan menggunakan kuesioner WOMAC. Setelah itu dilakukan pengukuran tinggi dan berat badan responden untuk mengetahui indeks massa tubuhnya, serta dilakukan pencatatan dari rekam medis responden untuk mengetahui penyakit komorbid responden.

Data-data ini diuji menggunakan uji hipotesis Chi-Square. Pada beberapa variabel dimana syarat uji Chi-Square tidak terpenuhi, dilakukan penggabungan data atau dipakai uji alternatifnya yaitu uji Kolmogorov-Smirnov.

HASIL

Karakteristik Subjek Penelitian

Dari 65 subjek penelitian yang diteliti didapatkan 15 responden pria (23.1%) dan 50 responden wanita (76.9%). Data usia berdistribusi normal, dengan usia termuda 51 tahun dan tertua 76 tahun.Sebanyak 51 (78.5%) responden mengikuti fisioterapi. Indeks massa tubuh responden terbagi menjadi 5 kelompok berdasarkan kriteria Asia Pasifik.

Tabel 1. Karakteristik responden berdasarkan indeks massa tubuh penderita

Indeks Massa Tubuh n Persentase (%)

Underweight 3 4.6

Normal 8 12.3

Overweight 11 16.9

Obesitas derajat 1 22 33.8

(7)

3

Penyakit komorbid yang paling banyak dijumpai pada responden adalah hipertensi, yaitu 45 responden (69.2%), dislipidemia sebanyak 29 responden (44.6%), dan diabetes mellitus sebanyak 25 (38.5%) responden.

Tabel 2. Karakteristik responden berdasarkan komorbid penderita

Komorbid n Persentase (%)

Tidak ada penyakit komorbid 6 9.2

Memiliki 1 ± 3 penyakit komorbid 36 55.4

Memiliki > 3 penyakit komorbid 23 35.4

Dari hasil wawancara didapatkan 9 (13.8%) responden yang melakukan aktivitas weight bearing. Berdasarkan perhitungan menggunakan subskala nyeri dan disabilitas pada WOMAC diperoleh karakteristik responden sebagai berikut.

Tabel 3. Karakteristik responden berdasarkan nyeri yang dirasakan oleh penderita osteoartritis lutut

Nyeri n Persentase (%)

Ringan 32 49.2

Sedang 27 41.5

Berat 6 9.2

Tabel 4. Karakteristik responden berdasarkan disabilitas yang dirasakan oleh penderita osteoartritis lutut

Disabilitas n Persentase (%)

Ringan 30 46.2

Sedang 27 41.5

Berat 8 12.3

Berdasarkan kriteria Kellgren-Lawrence maka didapatkan distribusi responden berdasarkan berat ringannya osteoartritis lutut.

(8)

4

Tabel 5. Karakteristik responden berdasarkan berat ringannya osteoartritis

Derajat Osteoartritis Lutut n Persentase (%)

Grade 1 16 24.6

Grade 2 19 29.2

Grade 3 16 24.6

Grade 4 14 21.5

Analisis Hubungan antara Faktor Risiko Osteoartritis Lutut dengan Nyeri Tabel 6. Analisis hubungan antara faktor risiko osteoartritis lutut dengan nyeri yang dirasakan oleh penderita osteoartritis lutut

Variabel

Nyeri

(N = 65) p Ringan Sedang Berat

Indeks Massa Tubuh

Underweight 2 0 1 0.023*¼ Normal 5 2 1 Overweight 5 6 0 Obesitas derajat 1 15 6 1 Obesitas derajat 2 5 13 3 Penyakit komorbid Tidak ada 2 4 0 0.256¼

Memiliki 1 ± 3 penyakit komorbid 20 14 2

Memiliki > 3 penyakit komorbid 10 9 4

Aktivitas fisik Berat 3 6 0 0.954£ Sedang 29 21 6 Riwayat fisioterapi Ya 27 19 5 0.900£ Tidak 5 8 1 * Signifikan p < 0,05 ¼

Uji Chi Square (penggabungan data) £

(9)

5

Dari beberapa variabel yang ada, variabel indeks massa tubuh memiliki hubungan bermakna dengan nyeri pada penderita osteoartritis lutut. Nilai p yang didapatkan setelah dilakukan penggabungan data adalah p = 0.023. Sementara riwayat fisioterapi tidak menjadi variabel perancu karena didapatkan nilai p = 0.900 dengan uji Kolmogorov Smirnov 2 sampel.

Analisis Hubungan antara Faktor Risiko Osteoartritis Lutut dengan Disabilitas

Dari hasil pengukuran menggunakan subskala WOMAC diperoleh data disabilitas responden, yang terbagi menjadi disabilitas ringan, sedang, dan berat.

Tabel 7. Analisis hubungan antara faktor risiko osteoartritis lutut dengan disabilitasyang dirasakan oleh penderita osteoartritis lutut

Variabel

Disabilitas

(N = 65) p Ringan Sedang Berat

Indeks Massa Tubuh

Underweight 1 2 0 0.089¼ Normal 5 1 2 Overweight 7 3 1 Obesitas derajat 1 12 9 1 Obesitas derajat 2 5 12 4 Penyakit komorbid Tidak ada 3 2 1 0.488¼

Memiliki 1 ± 3 penyakit komorbid 22 8 6

Memiliki > 3 penyakit komorbid 5 17 1

Aktivitas fisik Weight bearing 4 5 0 0.997£ No weight bearing 26 22 8 Riwayat fisioterapi Ya 24 19 8 0.194¥ Tidak 6 8 0

(10)

6

¼

Uji Chi Square (penggabungan data) £

Uji Kolmogorov Smirnov 2 sampel ¥

Uji Chi Square

Berdasarkan analisis data di atas, tidak terdapat hubungan bermakna antara indeks massa tubuh, penyakit komorbid, maupun aktivitas fisik dengan disabilitas pada penderita osteoartritis lutut. Dalam hal ini, riwayat fisioterapi tidak menjadi variabel perancu karena didapatkan nilai p = 0.194 dengan uji Chi Square.

Analisis Hubungan antara Faktor Risiko Osteoartritis Lutut dengan Nyeri dan Disabilitas

Tabel 8. Analisis hubungan antara faktor risiko osteoartritis lutut dengan nyeri dan disabilitasyang dirasakan oleh penderita osteoartritis lutut

Variabel

Nyeri dan Disabilitas

(N = 65) p Ringan Sedang Berat

Indeks Massa Tubuh

Underweight 2 1 0 0.016*¼ Normal 5 1 2 Overweight 8 2 1 Obesitas derajat 1 14 8 0 Obesitas derajat 2 5 15 1 Penyakit komorbid Tidak ada 3 2 1 0.559¼ Memiliki 1 ± 3 penyakit komorbid 24 10 2

Memiliki > 3 penyakit komorbid 7 15 1

Aktivitas fisik

Weight bearing 4 5 0 1.000£

No weight bearing 30 22 4

Riwayat fisioterapi

(11)

7

Tidak 7 7 0

* Signifikan p < 0.05

¼

Uji Chi Square (penggabungan data) £

Uji Kolmogorov Smirnov 2 sampel

Dari beberapa variabel yang ada, hanya variabel indeks massa tubuh yang memiliki hubungan bermakna dengan nyeri dan disabilitas pada penderita osteoartritis lutut. Nilai p yang didapatkan setelah dilakukan penggabungan data adalah p = 0.016. Riwayat fisioterapi tidak menjadi variabel perancu karena memiliki nilai p > 0.05.

Analisis Hubungan antara Faktor Risiko Osteoartritis Lutut dengan Berat Ringannya Osteoartritis

Tabel 9. Analisis hubungan antara faktor risiko osteoartritis lutut dengan berat ringannya osteoartritis

Variabel

Berat ringannya Osteoartritis Lutut

(N = 65) p

Grade 4 Grade 3 Grade 2 Grade 1

Indeks Massa Tubuh

Underweight 0 1 1 1 0.553¼ Normal 0 3 2 3 Overweight 0 4 4 3 Obesitas derajat 1 5 5 8 4 Obesitas derajat 2 9 3 4 5 Penyakit komorbid Tidak ada 1 1 2 2 0.034*¼ Memiliki 1 ± 3 penyakit komorbid 10 9 10 7 Memiliki > 3 penyakit komorbid 3 6 7 7 Aktivitas fisik Weight bearing 2 2 3 2 1.000£

(12)

8 No weight bearing 12 14 16 14 Riwayat fisioterapi Ya 10 12 16 13 0.982£ Tidak 4 4 3 3 * Signifikan p < 0.05 ¼

Uji Chi Square (penggabungan data) £

Uji Kolmogorov Smirnov 2 sampel

Dari beberapa variabel yang ada, tidak didapatkan hubungan bermakna antara faktor risiko osteoartritis lutut dengan berat ringannya osteoartritis.

PEMBAHASAN

Pada penelitian ini didapatkan 50 responden wanita (76.9%), sesuai dengan beberapa penelitian sebelumnya dimana OA lutut lebih sering terjadi pada wanita. Sebanyak 43 responden memiliki obesitas (66.1%), dengan 22 responden berderajat 1 (33.8%) dan 21 responden berderajat 2 (32.3%). Hal ini serupa dengan penelitian Faradiana Rasyidi.8 Sebanyak 59 responden (90.8%) memiliki penyakit komorbid. Penyakit yang terbanyak diderita adalah hipertensi, sebanyak 45 responden (69.2%), sesuai dengan penelitian Murphy L et al.9 Penyakit komorbid lain terbanyak setelah hipertensi adalah dislipidemia, sebanyak 29 responden (44.6%).

Responden yang beraktivitas fisik berat (weight bearing) hanya 9 responden (13.8%). Sedikitnya jumlah responden dengan aktivitas fisik berat (weight bearing) disebabkan sebagian besar (51 responden) mengikuti fisioterapi, dimana dalam fisioterapi pasien diimbau untuk tidak melakukan aktivitas fisik berat (weight bearing). Derajat osteoartritis lutut terbanyak adalah derajat dua, yaitu sebanyak 19 responden (29.2%). Hal ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa pasien cenderung datang berobat pada derajat dua.

Terdapat hubungan yang bermakna (p = 0.023) antara indeks massa tubuh dengan nyeri pada penderita osteoartritis lutut. Menurut Alice Abath Leite et al, obesitas memiliki dampak nyeri pada penderita osteoartritis lutut baik melalui

(13)

9

stres mekanik maupun melalui inflamasi sistemik oleh mediator adipokinase, sitokin yang dihasilkan oleh adiposa jaringan.10

Pada analisis hubungan antara indeks massa tubuh dengan nyeri dan disabilitas secara bersamaan menunjukkan hubungan yang bermakna (p = 0.016). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Duygu Geler Kulcu.11 Sementara tidak didapatkan hubungan yang bermakna (p = 0.089) antara indeks massa tubuh dengan disabilitas penderita osteoartritis lutut. Pada beberapa individu dengan gangguan hambatan pasif terdapat strategi aktivasi neuromuskuler berbeda yang memainkan peran dalam menstabilkan.12 Dalam hal ini, tampaknya terdapat strategi aktivasi neuromuskuler pada lutut sehingga obesitas tidak terlalu berpengaruh terhadap disabilitas penderita osteoartritis lutut.

Indeks massa tubuh tampaknya tidak berhubungan dengan derajat osteoartritis lutut (p = 0.553), berbeda dengan hasil penelitian M Reijman et al

karena terdapat perbedaan metode penelitian serta jumlah sampel yang diikutsertakan.13 Hasil penelitian ini sesuai dengan kesimpulan dari Niu et al, bahwa walaupun obesitas merupakan faktor risiko timbulnya osteoartritis lutut namun tidak selalu berhubungan dengan progresivitas atau derajat osteoartritis lutut.14 Terdapat bukti-bukti yang bertentangan untuk hubungan antara indeks massa tubuh dengan progresivitas osteoartritis lutut.15

Tidak didapatkan hubungan bermakna antara penyakit komorbid dengan nyeri dan disabilitas yang dirasakan oleh penderita osteoartritis lutut (p = 0.256 dan 0.488). Menurut penelitian Kim KW et al, gangguan depresi pada subjek dengan komorbid mempengaruhi nyeri dan disabilitas pada penderita osteoartritis lutut grade 0 ± 3.16 Artritis dan penyakit-penyakit kronik lain memiliki beberapa

faktor risiko yang sama. Artritis juga dapat secara langsung menyebabkan berkurangnya aktivitas fisik, yang dapat menyebabkan obesitas dan berbagai penyakit kronik lain.17

Terdapat hubungan bermakna antara penyakit komorbid dengan berat ringannya osteoartritis lutut (p = 0.034), sesuai dengan penelitian Sabah J-M AL Rubiae dan Ali AL-Qazaz.18 Penjelasan yang mungkin mengenai keterkaitan ini meliputi etiologi dan fisiopatologis yang sama atau hasil dari proses penuaan

(14)

10

biologis. Terdapat faktor-faktor yang sama yang dapat memicu timbulnya penyakit komorbid dan osteoartritis lutut.17,18

Cimmino et al menemukan tingkat signifikan yang lebih tinggi dari glukosa plasma pada wanita di kelompok osteoartritis dibandingkan dengan kelompok kontrol.18 Hiperglikemia dapat memicu inflamasi sistemik kelas rendah, yang berhubungan dengan kehilangan tulang rawan.18 Perubahan metabolik pada otot lurik karena interaksi dari resistensi insulin dan peradangan sistemik dalam individu obesitas dengan sindrom metabolik akan menyebabkan timbulnya osteoartritis.9 Studi lain menemukan peningkatan kejadian osteofit pada radiograf subjek diabetes, ketika penyempitan ruang sendi atau sclerosis adalah sama antar kelompok.18 Pembahasan dari beberapa penelitian di atas memberikan penjelasan bahwa terdapat hubungan antara penyakit komorbid dengan berat ringannya osteoartritis lutut.

Tidak didapatkan hubungan antara aktivitas fisik dengan nyeri dan disabilitas penderita osteoartritis lutut. Hasil ini sesuai dengan penelitian Mansournia MA et al dimana aktivitas fisik tidak berpengaruh terhadap timbulnya rasa nyeri dan disabilitas pada osteoartritis lutut.19

Aktivitas fisik tidak memiliki hubungan bermakna (p = 1.000) dengan berat ringannya osteoartritis lutut. Hasil ini serupa dengan penelitian Belo J.N et al.15 Latihan/aktivitas fisik dapat memiliki efek baik merugikan ataupun menguntungkan pada sendi. Aktivitas fisik sedang yang bersifat rekreasi bahkan dikaitkan dengan penurunan risiko osteoartritis lutut yang membutuhkan artroplasti.20

Peneliti mendapatkan beberapa keterbatasan dalam melakukan penelitan mengingat adanya keterbatasan dana dan waktu penelitian. Beberapa keterbatasan tersebut diantaranya adalah adanya kemungkinan bias mengenai aktivitas fisik pasien karena sebagian besar pasien sedang mendapatkan fisioterapi. Dapat terjadi bias mengingat kembali karena menggunakan wawancara. Selain itu terdapat kemungkinan data mengenai penyakit komorbid kurang lengkap karena tidak dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh.

(15)

11

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Prevalensi osteoartritis lutut lebih tinggi pada wanita dibanding pria. Penyakit komorbid yang paling sering dijumpai pada penderita osteoartritis adalah hipertensi. Terdapat hubungan antara indeks massa tubuh dengan nyeri dan disabilitas pada penderita osteoartritis lutut. Selain itu juga terdapat hubungan antara penyakit komorbid dengan berat ringannya osteoartritis lutut menurut kriteria Kellgren-Lawrence.

Saran

Saran yang dapat peneliti berikan adalah perlunya dilakukan penelitian lanjutan yang lebih mendalam dengan menggunakan desain penelitian yang sesuai. Diperlukan penelitian mengenai jenis aktivitas fisik apa saja yang dapat mempengaruhi berat-ringannya osteoartritis lutut.

UCAPAN TERIMA KASIH

Peneliti mengucapkan terima kasih kepada dr. Bantar Suntoko, Sp.PD, K-R, FINASIM yang telah memberikan saran-saran dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini. Peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada dr. Edwin Basyar, M.Kes, Sp.B, Sp.BA selaku ketua penguji dan dr. Bambang Joni Karjono, Sp.PD, K-Ger selaku penguji, serta pihak-pihak lain yang telah membantu hingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

1. Nursyarifah, R.S. Hubungan antara obesitas dengan kejadian osteoartritis lutut di RSUP dr. Kariadi Semarang. Semarang: Universitas Muhammadiyah Semarang; 2012.

2. Andriyasa, K, Tjokorda Raka Putra. Korelasi antara derajat beratnya osteoartritis lutut dan cartilage oligomeric matrix protein serum. J Peny Dalam. 2012: 13(1):10.

(16)

12

3. Soeroso J, Isbagio H, Kalim H, Broto R, Pramudiyo R. Osteoartritis. In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, editors. Buku ajar ilmu penyakit dalam. 4th ed. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2006. p. 1195-1201. 4. M.A., Sabara-Saga. Diet intensif dan aktifitas fisik untuk wanita lansia

penderita osteoartritis dengan obesitas. Medula. 2013: 2(1):115.

5. Firestein Gary S, Ralph C.Budd, Edward D. Harris, Iain B.McInnes, Shaun Ruddy, John S.Sergent. .HOOH\¶V WH[WERRN RI UKHXPDWRORJ\ th

edition volume II. Canada: Saunders Elsevier; 2009.

6. Gabriella M van Dijk, Cindy Veenhof, Francous Shchellevis, Harry Hulsmans, Jan PJ Bakker, Henk Arwert, et al. Comorbidity, limitations in activities and pain in patients with osteoarthritis of the hip or knee. BMC Musculoskeletal Disorders. 2008;9:95.

7. Palmer, Keith T. Occupational activities and osteoarthritis of the knee.

British Medical Bulletin. 2012; 102:147-170.

8. Kalim, Handono, Sri Andarini, Faradiana Rasyidi. Hubungan indeks massa tubuh (IMT) dengan derajat nyeri pada penderita osteoartritis lutut. Malang: Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya; 2012.

9.

Murphy L, Bolen J, Helmick CG, Brady TJ. Comorbidities are very common among people with arthritis. Poster 43. 20th National Conference on Chronic Disease Prevention and Control, CDC. Feb 2009.

10.

Leite, Alice Abath,Aline Jurema Gesteira Costa et al. co morbidities in patients with osteoarthritis: frequency and impact on pain and physical function. Rev Bras Reumatol 2011;51(2):113-123.

11.Kulcu, Duygu Geler, Burcu Yanik, Hakan Atalar, Gulcin Gulsen.

Associated factors with pain and disability in patients with knee osteoarthritis. Turkish Journal of Rheumatology. 2010; 25(2):077-081. (Abstrak)

12.Schmitt, Laura C et al.Instability, laxity, and physical function in patients with medial knee osteoarthritis. Phys Ther. Dec 2008; 88(12): 1508-1516.

(17)

13

13.Reijman, M., H A P Pols, A P Bergink, J M W Hazes, J N Belo, A M Lievense et al. Body mass index associated with onset and progression of osteoarthritis of the knee but not of the hip: The Rotterdam Study. Ann Rheum Dis. 2007; 66:158-162.

14.Niu J, Zhang YQ, Torner J, Nevitt M, Lewis CE, Aliabadi P, et al. Is obesity a risk factor for progressive radiographic knee osteoarthritis. Arthritis Rheum. 2009 Mar 15;61(3):329-35.(Abstrak)

15.N. Belo J, Berger MY, Reijman M, Koes BW, Bierma-Zeinstra SM.

Prognostic factors of progression of osteoarthritis of the knee: a systematic review of observational studies.Arthritis Rheum. 2007 Feb 15;57(1):13-26.(Abstrak)

16.Kim KW, Han JW, Cho HJ, Chang CB, Park JH, Lee JJ et al. Association between comorbid depression and osteoarthritis symptom severity in patients with knee osteoarthritis. J Bone Joint Surg AM. 2011 Mar 16;93(6):556-63. (Abstrak)

17.Murphy L, Bolen J, Helmick CG, Brady TJ. Comorbidities are very common among people with arthritis. Poster 43. 20th National Conference on Chronic Disease Prevention and Control, CDC. Feb 2009.

18.Sabah J-M AL Rubiae, Ali AL-Qazaz. The frequency of comorbidities associated with knee osteoarthritis in men and women in Babylon and their impact on pain. Medical Journla of Babylon. 2014; 8:4.

19.Mansournia MA et al. Effect of physical activity on functional performance and knee pain in patients with osteoarthritis : analysis with marginal structural models. Epidemiology. 2012 Jul;23(4):631-40.

20.Manninen, P., H. Riihimäki, M. Heliövaara, O. Suomalainen. Physical

exercise and risk of severe knee osteoarthritis requiring

Gambar

Tabel 1. Karakteristik responden berdasarkan indeks massa tubuh penderita
Tabel 2. Karakteristik responden berdasarkan komorbid penderita
Tabel 5. Karakteristik responden berdasarkan berat ringannya osteoartritis
Tabel  7.  Analisis  hubungan  antara  faktor  risiko  osteoartritis  lutut  dengan
+3

Referensi

Dokumen terkait

Perancangan produk yang dihasilkan berupa busana Demi – Couture dengan menggunakan teknik Substraction Cutting yang diaplikasikan pada material Tenun Baduy Suat

If the spot rates one year from now reflect the current forward curve, the return of a two-year, zero-coupon bond over a one-year holding period will be closest to:.. Assume the

Honorarium, belanja ATK, bvelanja jasa kantor, belanja transportasi dan akomodasi, belanja penggandaan, belanja makanan minuma rapat serta belanja narasumber. Sleman (Kab.)

Melalui penelitian ini dilakukan pengkajian dari pemilihan jenis bahan perancah untuk pembuatan konstruksi beton, dengan tujuan untuk memilih jenis bahan perancah yang terbaik

Ibu Erniyati, S.Kp, MNS selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu untuk memberikan, masukan, arahan, bimbingan serta ilmu yang sangat bermanfaat

A Bangunan Kuno Penambah Daya Tarik Yogyakarta Garin Nugroho lewat teater Tusuk

spiritualitas wanita penderita kanker organ reproduksi di Ruang Rindu B1 RSUP. Adam

 Peserta didik mendiskusikan dengan cara mengamati dari gambar teknik modifikasi media tanam tanaman obat hidroponik berdasarkan jenis bahan, fungsi, bentuk produk,