DAERAH KABUPATEN ROKAN HULU
PENGARUH KARAKTERISTIK PEKERJAAN DAN KOMPENSASI TERHADAP DISIPLIN KERJA DAN DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA
PEGAWAI PADA DINAS PENDAPATAN DAN PENGELOLAAN ASSET DAERAH KABUPATEN ROKAN HULU
Ahok Alpa Beta1)
1)
Fakultas Ekonomi, Universitas Pasir Pengaraian
Abstract
This research entitles the effect of charakteristic of job and compensation trough dicipline and its impact on performance of Civil servant at Departemen of Revenue and Asset Areas Kabupaten Rokan Hulu. Method used in this research is survey method by using quantitative corelational approach, it was to study how is the correlation of free variabels (X1, X2, Y1) to relevant Variabel (Y2). This object of the research were civil servants at departemen of revenue and asset areas of Rokan Hulu regency, with population counted 81 people.
Key Words : Carakteristic of Job, Compensation, Dicipline, Performance
Abstrak
Penelitian ini berjudul Pengaruh Karakteristik Pekerjaan dan Komensasi terhadap Disiplin Kerja dan Dampaknya terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Asset Daerah Kabupaten Rokan hulu. Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Survey dengan menggunakan pendekatan kuantitatif korelational yaitu yang mengkaji seberapa besar hubungan variabel bebas (X1, X2, Y1) terhadap variabel terikat (Y2). Objek penelitian
ini adalah Pegawai Negeri pada Dinas Pendapatan dan Pengeloalaan Asset Daerah Kabupaten Rokan Hulu, dengan populasi sebanyak 81 orang.
Kata Kunci : Karakteristik Pekerjaan, Kompensasi, Disiplin Kerja, Kinerja Pegawai PENDAHULUAN
Sejak bergulirnya reformasi pada
tahun 1998 banyak kejadian yang
terjadi di republik ini antara lain
terjadinya perubahan sistem
pemerintahan yang dianut oleh negara kita dimana sejak Indonesia merdeka
pemerintah menerapkan sistem
pemerintahan yang bersifat sentralisasi yaitu suatu sistem penyelenggaraan pemerintahan dimana segala urusan
sepenuhnya diatur oleh pemerintah
pusat.
Apabila sistem pemerintahan ini terus dipertahankan kemungkinan besar tujuan negara yang tertuang dalam pokok-pokok pikiran yang tercantum
dalam Pembukaan Undang-undang
Dasar tidak akan terwujud, adapun pokok-pokok pemikiran tersebut adalah :1) Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dengan berdasarkan atas
persatuan dengan mewujudkan keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 2) Negara hendak mewujudkan keadilan bagi seluruh rakyat. 3) Negara yang berkedaulatan rakyat, berdasarkan atas
kerakyatan dan permusyawaratan
perwakilan. 4) Negara berdasarkan atas ketuhanan Yang Maha Esa menurut
dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab. (Pokok-pokok pikiran dalam "Pembukaan".)
Kabupaten Rokan Hulu sebuah
kabupaten pemekaran dengan
memperkerjakan tenaga kerja dari
berbagai latar belakang pendidikan
untuk menggerakkan roda
perekonomian, pemerintahan maupun roda pembangunan, di kabupaten ini ada beberapa peraturan baik peraturan
yang telah ditetapkan oleh pusat
maupun peraturan yang sengaja dibuat oleh kepala daerah (Perda) sebagai
peraturan tambahan yang dianggap
perlu dalam menjalankan dan
DAERAH KABUPATEN ROKAN HULU
dengan kinerja PNS dilingkungan
Pemerintah Daerah Rokan Hulu, Bupati
sebagai pimpinan kepala daerah
membuat peraturan dan kebijakan
untuk memberikan kompensasi berupa
tunjangan transportasi bagi setiap
pegawai sebagai motivasi agar pegawai bekerja lebih giat lagi, kompensasi
diberikan sesuai dengan golongan
masing-masing pegawai setiap
bulannya.
Faktor penting yang diduga dapat mempengaruhi orang dalam melakukan aktivitas seperti pekerjaan adalah dapat
dilihat dari kompensasi yang
diterimanya. Dari sudut pandang
instansi, pemberian kompensasi atau balas jasa merupakan biaya yang harus dikeluarkan oleh pihak instansi kepada para karyawannya untuk kelangsungan hidup bagi setiap karyawan, dengan terpenuhinya kompensasi maka disiplin
kerjapun akan berdampak terhadap
kinerja karyawan.
Kompensasi yang diberikan
terhadap pengorbanan dalam
melaksanakan suatu pekerjaan kadang kala menjadi tolak ukur keberhasilan pekerjaan tersebut, hal ini berkaitan dengan kecendrungan manusia untuk
memperoleh keberhasilan dan nilai
lebih dari pengorbanan yang
dilakukannya. Besarnya kompensasi
yang diberikan dapat mempengaruhi kinerja seseorang, apabila kompensasi telah memenuhi kebutuhan seseorang
pegawai maka akan menimbulkan
disiplin kerja pegawai. Besarnya
kompensasi tidak hanya untuk
memenuhi kebutuhan dasar seseorang pegawai, karena pegawai bekerja untuk
memenuhi keinginan untuk merasa
dihargai dan dihormati oleh rekan maupun pimpinan.
Penciptaan karakteristik
Peker-jaan, pemberian kompensasi yang layak serta tingkat disiplin kerja yang tinggi merupakan tugas dan tantangan bagi
Pemerintah Rokan Hulu. Bertitik tolak dari hal tersebut diatas penulis merasa perlu untuk melihat lebih dalam masa-lah karakteristik Pekerjaan, pemberian
kompensasi terhadap disiplin kerja
yang dampaknya terhadap kinerja
Pegawai Negeri Sipil terutama pada
Dinas Pendapatan dan Pengelolaan
Aset Pemerintah Rokan Hulu.
Sehubungan dengan hal tersebut
diatas maka penulis mencoba
menelitinya dengan mengambil judul “ Pengaruh Karakteristik Pekerjaan dan Kompensasi terhadap Disiplin Kerja
dan Dampaknya terhadap Kinerja
Pegawai pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaaan Aset Daerah Kabupaten Rokan Hulu
KAJIAN LITERATUR
Istilah kinerja berasal dari kataJob
Performance atau Actual Performance
(prestasi kerja atau prestasi
sesungguhnya yang dicapai oleh
seseorang). Pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas
dan kuantitas yang dicapai oleh
seseorang pegawai dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan
kepadanya (Mangkunegara, 2007:67). Kinerja mempunyai makna lebih luas, bukan hanya menyatakan sebagai
hasil kerja, tetapi juga bagaimana
proses kerja berlangsung. Kinerja
adalah merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan dengan tujuan
strategis organisasi, kepuasan
konsumen dan memberikan kontribusi ekonomi. Dengan demikian, kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan
tersebut. Menurut (Amstrong dan
Baron dalam Wibowo, 2007:7)
Kinerja adalah tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu.
Kinerja perusahaan adalah tingkat
mewu-DAERAH KABUPATEN ROKAN HULU
judkan tujuan perusahaan
(Siman-juntak, 2005:1), mengemukakan ada tujuh indikator kinerja diantaranya : 1. Tujuan, merupakan suatu keadaan
yang lebih baik yang diinginkan dimasa yang akan datang. Tujuan mewujudkan arah kemana kinerja harus dilakukan
2. Standar, kinerja seseorang
dikatakan berhasil apabila mampu mencapai standar yang ditentukan
atau disepakati bersama antara
bawahan dan atasan
3. Umpan balik, merupakan masukan yang dipergunakan untuk mengatur kemajuan kinerja. Dengan umpan balik dilakukan evaluasi terhadap kinerja dan sebagai hasilnya dapat dilakukan perbaikan kinerja
4. Alat atau sarana, merupakan faktor penunjang untuk pencapaian tujuan 5. Kompetensi merupakan persyaratan
utama dalam kinrja. Kompwtensi
memungkinkan seseorang
mewujudkan tugas yang berkaitan dengan pekerjaan yang diperlukan untuk mencapai tujuan
6. Motif, adalah alasan atau
pendorong bagi seseorang untuk melakukan sesuatu.
7. Peluang, pekerja perlu mendapatkan
kesempatan untuk menunjukan
prestasi kerjanya.
Suatu organisasi atau instansi
tidak mungkin berjalan tanpa adanya
karyawan atau pegawai, sebab
bagaimanapun pegawai adalah tumpuan organisasi atau instansi dalam mencapai tujuan. Pada umumnya setiap organsasi kerja mengharapkan agar pegawai atau karyawannya memperolah hasil yang memuaskan dalam pekerjaannya. Agar karyawan mempunyai kinerja sebagai-mana diharapkan oleh organisasi maka diperlukan usaha yang tepat untuk
memberdayakan para karyawan
tersebut. Dengan kinerja pegawai yang tinggi diharapkan dapat memberikan
sumbangan yang sangat berarti bagi kinerja dalam kemajuan organisasi.
Menurut Dharma (2009:54),
secara khusus manajemen kinerja
ditujukan untuk meningkatkan aspek-aspek kinerja yang meliputi: (1) sasaran yang dicapai, (2) kompetensi yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap, (3) efektivitas kerja.
Menurut Mangkunegara (2006:7),
“kinerja”karyawan (prestasi kerja)
adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugas-nya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
McClelland dalam
Mangku-negara (2007:22-23), mengemukakan 6 (enam) karakteristik dari pegawai yang memiliki motif berprestasi tinggi yaitu
pertama, memiliki tanggung jawab
peribad yang tinggi. Kedua, berani
mengambil resiko. Ketiga, memiliki
tujuan yang realistis. Keempat,
memili-ki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisaskan
tujuan-nya. Kelima, memamfaatkan umpan
balik (feed back) yang kongkrit dalam
seluruh kegiatan kerja yang
dilakukan-nya. Keenam. Mencari kesempatan
untuk merealisasikan rencana yang
telah dipergunakan.
Mangkunegara (2007:9), Menge-mukakan bahwa kinrja atau prestasi kerja secara kualitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksana-kan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Dari berbagai pengertian tersebut
di atas, pada dasarnya kinerja
menekankan apa yang dihasilkan dari fungsi-fungsi suatu pekerjaan atau apa yang keluar (out-come). Bila disimak lebih lanjut apa yang terjadi dalam sebuah pekerjaan atau jabatan adalah suatu proses yang mengolah in-put menjadi out-put (hasil kerja). Penggu-naan indkator kunci untuk mengukur
DAERAH KABUPATEN ROKAN HULU
hasil kinerja individu, bersumber dari fungsi-fungsi yang diterjemahkan dalm
kegiatan/tindakan dengan landasan
standar yang jelas dan tertulis.
Mengingat kinerja mengandung kom-ponen kompetensi dan produktifitas
hasil, maka hasilkinerja sangat
tergantung pada tingkat kemampuan individu dalam pencapaiannya.
Berdasarkan defenisi dan bebe-rapa pendapat ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja dipengaruhi oleh pekerjaan itu sendiri, kenyamanan
dalam menjalankan perintah atasan
yang berkaitan dengan tujuan dan sasaran yang ada diorganisasi tersebut
serta didukung oleh disiplin diri,
komunikasi, pengawasan, sarana dan prasarana yang tersedia.
Karakteristik Pekerjaan
Pengertian tentang karakteristik individu sebagai berikut: “Karakteristik
individu merupakan suatu proses
psikologi yang mempengaruhi individu
dalam memperoleh, mengkonsumsi
serta menerima barang dan jasa serta
pengalaman. Karakteristik individu
merupakan faktor internal
(inter-personal) yang menggerakan dan mem-pengaruhi perilaku individu”. Stephen
P. Robbins (2006:63), karakteristik
individu dalam organisasi mencakup : a. Usia
Hubungan kinerja dengan umur sangat erat kaitannya, alasannya adalah adanya keyakinan yang meluas bahwa kinerja merosot dengan meningkatnya usia. Pada karyawan yang berumur tua
juga dianggap kurang luwes dan
menolak teknologi baru. Namun di lain pihak ada sejumlah kualitas positif yang ada pada karyawan yang lebih tua,
meliputi pengalaman, pertimbangan,
etika kerja yang kuat, dan komitmen terhadap mutu Karyawan yang lebih muda cenderung mempunyai fisik yang
kuat, sehingga diharapkan dapat
bekerja keras dan pada umumnya
mereka belum berkeluarga atau bila
sudah berkeluarga anaknya relatif
masih sedikit. Tetapi karyawan yang
lebih muda umumnya kurang
berdisiplin, kurang bertanggung jawab
dan sering berpindah – pindah
pekerjaan dibandingkan karyawan yang lebih tua. Karyawan yang lebih tua
kecil kemungkinan akan berhenti
karena masa kerja mereka yang lebih panjang cenderung memberikan kepada mereka tingkat upah yang lebih tinggi,
liburan dengan upah yang lebih
panjang, dan tunjangan pensiun yang lebih menarik. Kebanyakan studi juga
menunjukkan suatu hubungan yang
positif antara kepuasan kerja dengan umur, sekurangnya sampai umur 60 tahun. Kepuasan kerja akan cenderung terus – menerus meningkat pada para
karyawan yang profesional dengan
bertambahnya umur mereka.
Sedangkan pada karyawan yang nonprofesional kepuasan itu merosot
selama umur setengah baya dan
kemudian naik lagi dalam tahun – tahun berikutnya. Kepuasan kerja akan cende-rung terus menerus meningkat pada para karyawan yang profesional dengan bertambahnya umur mereka, sedangkan pada karyawan yang nonprofesional kepuasan itu merosot selama umur setengah baya dan kemudian naik lagi dalam tahun – tahun berikutnya.
b. Jenis Kelamin
Tidak ada perbedaan yang
konsisten antara pria dan wanita dalam
kemampuan memecahkan masalah,
ketrampilan analisis, dorongan
kompetitif, motivasi, sosiabilitas, atau kemampuan belajar. Namun studi-studi
psikologi telah menemukan bahwa
wanita lebih bersedia untuk mematuhi wewenang, dan pria lebih agresif dan lebih besar kemungkinannya dari pada
DAERAH KABUPATEN ROKAN HULU
wanita dalam memiliki pengharapan untuk sukses. Bukti yang konsisten juga menyatakan bahwa wanita mempunyai tingkat kemangkiran yang lebih tinggi daripada pria.
c. Masa Kerja
Masa kerja dan kepuasan saling berkaitan positif. Memang, ketika usia dan masa kerja diperlakkan secara terpisah, tampaknya masa kerja akan menjadi indikator perkiraan yang lebih konsisten dan mantap atas kepuasan kerja daripada usia kronologis.
Masa kerja yang lama akan
cenderung membuat seorang karyawan
lebih merasa betah dalam suatu
organisasi, hal ini disebabkan
diantaranya karena telah beradaptasi
dengan lingkungannya yang cukup
lama sehingga seorang karyawan akan merasa nyaman dengan pekerjaannya. Penyebab lain juga dikarenakan adanya kebijakan dari instansi atau perusahaan mengenai jaminan hidup dihari tua.
Robert kreitner (Angelo Kinicki,
2003:31).
d. Tingkat Pendidikan
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan mempengaruhi pola pikir yang nantinya berdampak pada tingkat kepuasan kerja
Pendapat lain juga menyebutkan
bahwa semakin tinggi tingkat
pendidikan maka tuntutan-tuntutan
terhadap aspek-aspek kepuasan kerja di
tempat kerjanya akan semakin
meningkat. (Kenneth N. Wexley, Gary A. Yuki, 2003:149).
e. Status Perkawinan
Pernikahan memaksakan
pening-katan tanggung jawab yang dapat
membuat suatu pekerjaan yang tetap menjadi lebih berharga dan penting.
Berdasarkan beberapa pengertian karaktreristik individu di atas maka
dapat disimpulkan bahwa karakteristik individu adalah suatu proses psikologi
yang mempengaruhi individu yang
mencakup usia, jenis kelamin, tingkat
pendidikan, status perkawinan, dan
masa kerja dalam organisasi.
Agung Panudju (2003:6). Mende-finisikan karakteristrik pekerjaan seba-gai berikut “Menunjukkan seberapa
besar pengambilan keputusan yang
dibuat oleh karyawan kepada pekerja-annya, dan seberapa banyak tugas yang harus dirampungkan oleh karyawan”.
Penyataan tersebut memberikan
indikasi tentang peranan dari
karakteristik pekerjaan yang terdiri dari 5 (lima) inti pekerjaan dan pengaruhnya terhadap produktivitas, motivasi, dan kepuasan kerja. Dalam membuat suatu rancangan yang mampu memberikan
kontribusi optimal pada dasarnya
bukanlah pekerjaan yang mudah.
Banyak hambatan yang dialami oleh para sumber daya manusia dalam
menyelesaikan pekerjaan bukan
disebabkan oleh rendahnya kompetensi
yang dimiliki oleh sumber daya
manusia yang bersangkutan melainkan karena rancangan pekerjaan yang salah. Sebaliknya pula rancangan yang benar akan membuat penyelesaian pekerjaan
menjadi lebih mudah dan akan
memberikan dampak positif dari
sumberdaya manusia yang
bersangkutan terutama yang berkaitan dengan kepuasan kerja.
Kompensasi.
Gomes (2003:153), menyatakan kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima oleh para pekerja sebagai balas
jasa atas kerja mereka. Masalah
kompensasi berkaitan dengan
konsistensi internal dan konsistensi eksternal. Konsistensi internal berkaitan dengan konsep penggajian relatif dalam organisasi, sedangkan konsistensi eks-ternal berkaitan dengan tingkat relatif
DAERAH KABUPATEN ROKAN HULU
struktur penggajian dalam organisasi dibandingkan dengan struktur peng-gajian yang berlaku di luar organisasi.
Keseim-bangan antara konsistensi
internal dan eksternal dianggap penting
untuk diperhatikan guna menjamin
perasaan puas dan para pekerja tetap
termotivasi seta efektivitas bagi
organisasi secara keseluruhan.
Hadari (2008:316), membagi jenis jenis kompesasi sebagai berikut :
1. Kompensasi Langsung.
Kompenasi langsung adalah
penghargaan/ganjaran yang disebut gaji atau upah yang dibayar secara tetap
berdasarkan tenggang waktu yang
tetap. Sejalan dengan pengertian
tersebut, upah atau gaji juga diartikan sebagai pembayaran dalam bentuk uang secara tunai yang diperoleh pekerja untuk pelaksanaan pekerjaannya.
2. Kompensasi Tidak Langsung.
Kompensasi tidak langsung
adalah pemberian bagian keuntungan/ manfaat lainnya bagi para pekerja diluar gaji atau upah tetap, dapat berupa
uang, seperti: Komisi, Bonus,
Tunjangan Kesehatan, Tunjangan
Perumahan, Tunjangan Pendidikan,
Tunjangan Hari Raya dan lain-lain.
Menurut Handoko (2003:114),
kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima para karyawan sebagai balas
jasa untuk kerja mereka, dengan
melalui kompensasi tersebut karyawan
dapat meningkatkan prestasi kerja,
motivasi dan keputusan kerja serta meningkatkan kebutuhan hidupnya.
Kompensasi merupakan balas jasa
yang diberikan oleh organisasi/
perusahaan kepada karyawan, yang
dapat bersifat finansial maupun non
finansial, pada periode yang telah
ditetapkan. Sistem kompensasi yang baik akan memberikan keputusan bagi karyawan dan memungkinkan perusa-haan memperoleh, memperkerjakan dan mempertahankan karyawan.
Sedangkan menurut Hendri
Simamora (2006:4), mengatakan bahwa terminologi atau pembagian kompen-sasi adalah dalam bentuk kompenkompen-sasi. Finansial maupun nonfinansial. Kom-pensasi finansial terdiri komKom-pensasi dalam bentuk langsung, kompensasi
finansial langsung (direct finansial
compansasion) terdiri dari bayaran
(pay) yang diperoleh pegawai dalam
bentuk gaji, upah, bonus dan komisi. Kompensasi finansial tidak langsung
(inderct finansial compansasion) yang
disebut juga dengan tunjangan yang meliputi semua imbalan finansial yang
tidak mencakup dalam kompensasi
langsung. Kompensasi non finansial
(non finansial compensasion) terdiri
dari kepuasan yang diperoleh seseorang
dari pekerjaan itu sendiriatau dari
lingkungan psikologis dan atau fisik dimana orang itu bekerja.
Pendapat yang hampir sama
disampaikan oleh Djamaludin (2007:7),
membagi kompensasi atas:
1. Direct compensasion (kompensasi
langsung) yang meliputi:
Com-pensasion management ( gaji dan
upah ) danInsentif and Gainsharing
( pembayaran atas kerja )
2. Inderect Compensasion
(Kompen-sasi tidak langsung ). Yang meliputi
Benefit and Service dan Security,
safety and Health.
Kompensasi atau imbalan
merupakan masalah yang cukup sensitif karena selain dapat mendorong orang untuk lebih baik, juga berpengaruh terhadap moral dan disiplin tenaga kerja. Oleh sebab itu setiap organisasi
seharusnya dapat memberikan
kompensasi yang wajar dan seimbang dengan beban kerja yang dipikul oleh tenaga kerja.
Dari beberapa pendapat ahli
diatas dapat disimpulkan bahwa
kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima para pegawai sebagai balas
DAERAH KABUPATEN ROKAN HULU
jasa atas segala sesuatu yang
dilakukannya baik berupa gaji,
mamfaat pelayanan atau fasilitas dan senagainya yang dapat dinilai dengan uang yang diberikan secara berkala maupun secara tetap, yang diberikan secara wajar dan mampu menjamin
kepuasan anggota sehingga
menimbulkan perilaku positif antara lain peningkatan disiplin kerja.
Disiplin Kerja
Menurut Sastrohadiwiryo
(2004:291), menyatakan disiplin kerja dapat didefenisikan sebagai suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku baik yang tertulis maupun yang
tidak tertulis serta sanggup
menjalankannya dan tidak mengelak
untuk menerima sanksi-sanksinya
apabila ia melanggar tugas dan
wewenang yang diberikan kepadanya. Setiap adanya pelanggaran kerja
pasti memiliki sanksi pelanggaran.
Menurut Rivai (2004:831), sanksi
pelanggaran adalah hukuman disiplin yang dijatuhkan pimpinan organisasi
kepada pegawai yang melanggar
paraturan disipln yang telah diatur
pimpinan organisasi. Ada beberapa
tingkat dan jenis sanksi pelanggaran kerja yang umumnya barlaku dalam suatu organisasi :
a). Sanksi pelanggaran ringan, dengan jenis :Teguran lisan, Teguran
tertulis, Pernyataan tidak puas dengan
tertulis. b). Sanksi pelanggaran sedang, dengan jenis :Penundaan kenaikan gaji, Penurunan gaji, Penundaan kenaikan pangkat. c). Sanksi pelanggaran berat,
dengan jenis: Penurunan pangkat,
Pembebasan dari jabatan,
Pember-hentian, Pemecatan.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh karakteristik
kinerja dan kompensasi terhadap
disiplin kinerja dan dampaknya
terhadap kinerja pegawai di Dinas
Pendapatan dan Pengelolaan Aset
Daerah Kabupaten Rokan Hulu
provinsi Riau. Berdasarkan jenis
datanya, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode
Survey dengan menggunakan
pendekatan kuantitatif korelasional. Tabel 1. Karakteristik Skor Tingkat
Capaian Responden
No Skor interval Kategori
1 0.00 – 0.20 Rendah
2 0.21 – 0.40 Sedang
3 0.41 – 0.70 Tinggi
4 >0.70 Sangat Tinggi
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil penyebaran kuisioner bahwa responden yang djadikan objek penelitian di pegawai Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Asset Daerah Pasir
Pengaraian, dengan jumlah data
responden berdasarkan perhitungan
jumlah sampel yang mewakili populasi adalah sebanyak 81 orang. Dengan karakteristik data sebagai berikut : Tabel 2 : Diskriptif Karakteristik
Responden N o Umur (Tahun) Frekwensi (orang) Persenta se 1 < 30 6 7,40% 2 30 – 40 52 64,20% 3 40-50 18 22,20% 4 >50 5 6,20% Jumlah 81 100% N o Jenis Kelamin Frekwensi Persenta se 1 Laki-laki 47 58% 2 Perempuan 34 42% Jumlah 81 100%
DAERAH KABUPATEN ROKAN HULU
N o
Tingkat
Pendidikan Frekwensi Persentse
1 SMU 33 40,7% 2 D-3 11 13,6% 3 S-1 31 38,3% 4 S-2 6 7,4% Jumlah 81 100% N o Golongan /Kepang katan Frekwensi Persentse 1 IV/a 3 3,71% 2 III/a 7 8,64% 3 III/b 12 14,81% 4 III/c 12 14,81% 5 III/d 8 9,88% 6 II/a 5 6,17% 7 II/b 21 25,93% 8 II/c 6 7,41% 9 II/d 7 8,64% Jumlah 81 100%
Sumber : Dinas Pendapatan dan
Pengelolaan Asset Daerah Kab.Rokan Hulu 2013
Pembahasan
Hasil pengujian data yang
dilakukan menunjukan
variabel-variabel dalam penelitian ini
berpengaruh signifikan terhadap
variabel kinerja pegawai, atau dengan kata lain adanya hipotesis Ho yang ditolak dan Ha diterima. Selanjutnya
pembahasan mengenai hubungan
pengaruh variabel-variabel tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Hasil analisis jalur variabel Karak-teristik Pekerjaan terhadap Disiplin di Dinas Pendapatan dan Pengelo-laan Asset Daerah, menunjukan
bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan variabel Karakteristik
Pekerjaan tersebut terhadap
Disiplin, Beberapa pendapat
mengatakan bahwa karakteristik
pekerjan berpengaruh terhadap
Disiplin dan mengatakan bahwa
karakteristik pekerjaan itu
“Merupakan sifat dan tugas yang meliputi tanggung jawab, macam tugas dan tingkat kepuasan yang diperoleh dari pekerjaan itu sendiri.
Pekerjaan yang secara instrik
memberikan kepuasan akan lebih memotivasi bagi kebanyakan orang dari pada pekerjaan yang tidak memuaskan”. Ni Made Gunastri (2009). Begitu juga halnya dalam penelitian ini didapat data yang
cukup memberikan gambaran
bahwa terdapat hubungan positif
antara karakteristik pekerjaan
terhadap Disiplin. Hal ini
disebabkan karena ketidak sesuaian
karakteristik pekerjaan dapat
mengakibatkan penggunaan tenaga kerja dan waktu terbuang lebih
banyak dan tidak mendukung
sistem kerja yang efisien, sehingga
kinerja menjadi tidak optimal.
Namun, jika karakteristik pekerjaan dirasakan sangat baik dan dapat
mendukung pegawai dalam
melaksanakan aktifitasnya, maka
kinerjanya akan lebih optimal.
2. Hasil analisis jalur variabel
Kompensasi terhadap Disiplin di
Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Asset Daerah, juga menunjukan
bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan variabel Kompensasi
tersebut terhadap Disiplin, Hal ini sesuai Rachmawati (2008), yang
mengatakan bahwa kompensasi
dirancang secara benar untuk
mencapai keberhasilan bersama
sehingga karyawan merasa puas dengan jerih payah mereka dan termotivasi untuk mencapai tujuan dan sasaran bersama manajemen. Tingkat kompensasi akan menen-tukan skala kehidupan ekonomi karyawan, sedangkan kompensasi relatif menunjukan status dan harga karyawan. Dengan demikian apabi-la karyawan memandang bahwa
DAERAH KABUPATEN ROKAN HULU
bila kompensasi tidak memadai maka produktivitas, prestasi kerja dan kepuasan kerja menurun.
Pengaruh kompensasi terhadap
disiplin kerja ini dapat juga
disebabkan oleh terpenuhnya
kebutuhan-kebutuhan hidup
pegawai, seperti pendapatan yang memadai, kepastian dalam promosi
jabatan atau karir, adanya
pengembangan pegawai dengan
pelatihan-pelatihan yang diberikan,
tantangan kerja yang membuat
pegawai bersemangat dalam
melaksanakan pekerjaan tersebut
dengan kedisiplinan yang tinggi.
3. Hasil analisis jalur variabel
Disiplin kerja terhadap Kinerja
Pegawai di Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Asset Daerah, juga
menunjukan bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan variabel
Disiplin kerja tersebut terhadap
Kinerja pegawai, hal ini juga
disesuaikan dengan pendapat para
ahli mengatakan “disiplin kerja
dapat didefinisikan sebagai suatu
sikap menghormati, menghargai,
patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak untuk menerima
sanki-sankinya apabila ia
menlanggar tugas dan wewenang
yang diberikan kepadanya.
Sastrohadiwiryo (2003).
Pengaruh disiplin kerja ini dapat juga dilihat dari jawaban responden tertinggi yaitu “Saya selalu datang
dan pulang tepat waktu sesuai
dengan jam kerja dinas” artinya pegawai menyadari akan aturan dan sanki yang akan ditanggung akibat ketidak disiplinan dalam bekerja.
Hasil analisis jalur terhadap
Karakteristik Pekerjaan, Kompensasi dan Disiplin Kerja secara bersamaan
terhadap Kinerja Pegawai di Dinas
Pendapatan dan Pengelolaan Asset
Daerah Kabupaten Rokan Hulu,
menunjukan bahwa ketiga variabel
tersebut memberikan pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja Pegawai. Hal ini menunjukan adanya hubungan positif terhadap kinerja pegawai, atau dengan kata lain bahwa kinerja pegawai sangat tergantung dari kontribusi dari
ketiga variabel tersebut, yaitu
Karakteristik Pekerjaan, kompensasi
dan Disiplin Kerja. KESIMPULAN
Hasil penilitian dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Variabel karakteristik pekerjaan
berpengaruh signifikan terhadap
variabel disiplin kinerja.
2. Variabel kompensasi berpengaruh signifikan terhadap variabel disiplin kinerja.
3. Variabel disiplin kinerja
berpengaruh signifikan terhadap
variabel kinerja pegawai.
4. Karakteristik pekerjaan dan
kompensasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai.
5. Karakteristik pekerjaan,
kompensasi dan disiplin kinerja
berepngaruh secara langsung
terhadap kinerja pegawai.
Dari hasil perhitungan diketahui bahwa pengaruh karakteristik pekerjaan melalui disiplin kinerja lebih besar
dibandingkan pengaruh kompensasi
terhadap kinerja pegawai pada Dinas
Pendapatan dan Pengelolaan Asset
Daerah Kabupaten Rokan Hulu. Namun dari hasil penelitian terdapat indikasi
bahwa karakteristik pekerjaan dan
kompensasi yang ada belum memadai dan menunjang sepenuhnya sehingga mempengaruhi kinerja pegawai.
DAERAH KABUPATEN ROKAN HULU
DAFTAR PUSTAKA
Agung Panudju. 2003. Pengaruh
Kompensasi dan Karakteristik
Perkerjaan Terhadap Kepuasan
Kerja Karyawan Unit Produksi
PT. X Palembang, Jurnal
Manajemen & Bisnis Sriwijaya Vol. 1 No. 2, Oktober 2003.
Dharma. 2009. Manajemen Sumber
Daya Manusia. Penerbit Pustaka
Setia. Jakarta.
Gomes, Faustino Cardoso. 2003.
Manajemen Sumber Daya
Manusia. Edisi Kedua. Penerbit
Andi Offset, Yogyakarta.
Hadari Nawawi. 2008. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Cetakan
ketujuh, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Handoko, T.Hani. 2003, Manajemen
Personalia dan Manjemen
Sumber Daya Manusia, Edisi 2,
Penerbit BPFE, Yogjakart.
Kenneth N wexley, Gery A Yuki,
2003. Manajemen Sumber Daya
Manusia,Andi offset Yogyakarta.
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2006.
Edisi Kinerja SDM.. Aditama,
Bandung.
Mangkunegara. 2009. Evaluasi Kinerja
Manajemen Sumber daya
Manusia Perusahaan. Penerbit
Refika Aditama, Bandung
Rachmawati, 2008. Manajemen Sumber
Daya Manusia. Penerbit: CV.
Andi Offset. Yogyakarta..
Robbins, Stephen, P. 2006. Perilaku
Organisasi Edisi Kesepuluh.
Indonesia: PT. Macanan Jaya
Cemerlang.
Robert Kreitner, Angelo Kinicki, 2003.
Prilaku Organisasi, Edisi ke
Delapan. PT. Prehalindo. Jakarta.
Sastrohadiwiro, 2004. Manajemen
Tenaga Kerja Indonesia, Jakarta: Bumi Aksara.
Simanjuntak. 2005. Kinerja
Perusahaan.Yogyakarta
Simamora, Henry. 2006. Manajemen
Sumber Daya Manusia, Edisi III, Cetakan Kedua, STIE YKPN, Yogyakarta.