• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDETEKSIAN KESULITAN BELAJAR SISWA BERDASARKAN TRANSCRIPT BASED LESSON ANALYSIS DALAM PROSES PEMBELAJARAN BAGI GURU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENDETEKSIAN KESULITAN BELAJAR SISWA BERDASARKAN TRANSCRIPT BASED LESSON ANALYSIS DALAM PROSES PEMBELAJARAN BAGI GURU"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 1712 Gede Nugraha Sudarsana1, Ni Ketut Suarni2

ABSTRACT

ABSTRAK

PENDAHULUAN

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kehidupan dan membentuk watak serta peradaban bangsa, mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Undang-Undang No 20, 2003). Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut, pemerintah berusaha semaksimal mungkin

membenahi berbagai hal, baik dalam segi kualitas maupun kuantitas di bidang pendidikan yang merupakan permasalahan utama. Untuk mencapai misi dan tujuan tersebut, maka proses pembelajaran hendaknya mencerminkan sebuah proses pendidikan nilai yang harus disadari lebih menekankan pencapaian tujuan belajar yang lebih efektif serta adanya peningkatan prestasi belajar siswa (Gasong, 2018). Demikian pula iklim lingkungan belajar siswa di sekolah atau di kelas hendaknya diciptakan suasana yang sesuai dengan upaya pencapaian misi dan tujuan di atas. Salah satunya adalah

PENDETEKSIAN KESULITAN BELAJAR SISWA BERDASARKAN

TRANSCRIPT BASED LESSON ANALYSIS DALAM PROSES

PEMBELAJARAN BAGI GURU

1,2Program Studi Bimbingan dan Konseling FIP UNDIKSHA

Email: nugraha.sudarsana@undiksha.ac.id

The purpose of this community service implementation is to improve the ability of Guidance and Counseling teachers at SMP Negeri Singaraja in detecting student learning difficulties based on the transcript based lesson analysis. This service is carried out through providing training in the detection of student learning difficulties based on transcripts of the results of observations or observations produced in the form of recordings. The detection of learning difficulty is carried out through stages such as recording, transcript, word protocol, word protocol articulation, and articulation relationships. The results showed: 1) the ability of teachers to detect student learning difficulty was increased; 2) the growth of creativity and innovation of Guidance and Counseling teachers in helping students overcome learning difficulties according to their needs. This has implications for the fulfillment of student growth and development in various fields of life as well as to help solve problems according to their needs.

Keywords: Learning Difficulties, Transcript Based Lesson Analysis

Tujuan pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk meningkatkan kemampuan guru Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri Singaraja dalam mendeteksi kesulitan belajar siswa berdasarkan transcript based lesson analysis. Pengabdian ini dilakukan melalui pemberian pelatihan pendeteksian kesulitan belajar siswa berdasarkan transkrip hasil observasi atau pengamatan yang dihasilkan dalam bentuk rekaman. Deteksi kesulitan belajar dilakukan melalui tahap-tahap seperti perekaman, transkrip, protokol kata, artikulasi protokol kata, dan hubungan artikulasi. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa: 1) meningkatnya kemampuan guru Bimbingan dan Konseling dalam mendeteksi kesulitan belajar siswa; 2) tumbuhnya kreativitas dan inovasi guru Bimbingan dan Konseling dalam membantu siswa mengatasi kesulitan belajar sesuai dengan kebutuhannya. Hal tersebut berimplikasi terhadap pemenuhan tumbuh kembang siswa dalam berbagai bidang kehidupan serta membantu mengatasi masalah siswa sesuai dengan kebutuhannya.

(2)

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 1713 bagaimana dapat diciptakan lingkungan belajar

yang mencerminkan adanya interaksi dialogis antara guru dan siswa dan antara siswa dalam iklim belajar yang demokratis dengan memberikan porsi pada peran aktivitas atau partisipasi kolaboratif antar siswa dalam bimbingan guru sebagai motivator. Hal ini guru dan siswa mempunyai peran yang sama dalam menciptakan proses belajar yang kondusif dan interaktif.

Berdasarkan beberapa informasi data yang dihimpun, tidak semua siswa mencapai keberhasilan yang sesuai dengan kemampuan dan usahanya. Masih banyak siswa yang berhasil studi hanya pada standar minimal, dan bahkan masih banyak siswa yang tidak berhasil karena di bawah standar minimal. Dengan demikian dalam mencapai tujuan pembelajaran pasti dijumpai adanya siswa yang mengalami kesulitan atau masalah belajar. Hal tersebut didukung oleh temuan Purwanita, dkk bahwa siswa sering merasa jenuh dan sulit memahami materi (Purwanita, Dantes, & Setuti, 2013). Banyak ditemukan di beberapa sekolah khususnya di Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Singaraja, beberapa siswa yang mengalami kesulitan belajar cenderung menunjukkan sikap antisosial dengan lingkungan sekitarnya, disebabkan oleh rasa minder dalam dirinya yang membuat siswa cenderung menarik diri dari lingkungan sekitarnya. Secara emosional siswa menunjukkan sikap yang agresif. Bahkan sebaliknya, siswa yang menyadari dirinya mengalami kesulitan belajar tak segan untuk melakukan hal-hal negatif dengan menyakiti orang-orang di sekitarnya.

Terkait dengan permasalahan ini para Guru semestinya mengetahui kesulitan yang dihadapi oleh siswa dalam pembelajaran, sehingga para guru dapat mencari solusi penanganan atau alternatif pemecahan masalah yang sesuai untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi siswa dalam pembelajaran. Banyak cara yang dapat digunakan oleh guru untuk mendeteksi kesulitan belajar yang dialami siswa. Kesulitan belajar yang dilihat dan

dirasakan oleh guru biasanya dideteksi dari rendahnya hasil yang diperoleh oleh siswa atau bahkan hasil tidak sesuai dengan yang diharapkan (Wenno, Esomar, & Sopacua, 2016). Ciri-ciri lain yang menggambarkan siswa mengalami kesulitan belajar adalah ketidaksesuaian intelegensi dengan kemampuan yang dimiliki, hasil belajar di bawah KKM, hasil belajar di bawah rata-rata hasil kelompok atau kelasnya, dan menunjukkan perilaku-perilaku yang tidak mendukung proses pembelajaran seperti sulit berkonsentrasi, acuh tak acuh terhadap pembelajaran di kelas, dan perilaku negatif lainnya.

Kesulitan belajar adalah ketidakmampuan belajar, istilah kata yakni disfungsi otak minimal (Suryani, 2010). Hal ini disebabkan oleh gangguan di dalam sistem saraf pusat otak (gangguan neorubioligis) yang dapat menimbulkan gangguan perkembangan seperti gangguan perkembangan bicara, membaca, menulis, pemahaman, dan berhitung. Kesulitan belajar adalah beragam bentuk kesulitan yang nyata dalam aktivitas mendengarkan, bercakap-cakap, membaca, menulis, menalar, dan/atau dalam berhitung (Hammill, Leigh, McNutt, & Larsen, 1988). Gangguan tersebut berupa gangguan intrinsik yang diduga karena adanya disfungsi sistem saraf pusat. Kesulitan belajar bisa terjadi bersamaan dengan gangguan lain (misalnya gangguan sensoris, hambatan sosial, dan emosional) dan pengaruh lingkungan (misalnya perbedaan budaya atau proses pembelajaran yang tidak sesuai). Gangguan-gangguan eksternal tersebut tidak menjadi faktor penyebab kondisi kesulitan belajar, walaupun menjadi faktor yang memperburuk kondisi kesulitan belajar yang sudah ada. Kesulitan belajar (learning difficulty) adalah suatu kondisi dimana kompetensi atau prestasi yang dicapai tidak sesuai dengan kriteria standar yang telah ditetapkan. Kondisi yang demikian umumnya disebabkan oleh faktor biologis atau fisiologis, terutama berkenaan dengan kelainan fungsi otak yang lazim disebut sebagai kesulitan dalam belajar spesifik, serta faktor psikologis yaitu kesulitan belajar yang

(3)

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 1714 berkenaan dengan rendahnya motivasi dan

minat belajar.

Dalam dunia pendidikan digunakan istilah

educationally handicapped karena anak-anak

ini mengalami kesulitan dalam mengikuti proses pendidikan, sehingga mereka memerlukan layanan pendidikan secara khusus

(special education) sesuai dengan bentuk dan

derajat kesulitannya (Hallahan, Kauffman, & Pullen, 1991). Setiap individu memang tidak ada yang sama. Perbedaan individual ini pula yang menyebabkan perbedaan gaya belajar dikalangan peserta didik. Hal ini terkadang menjebak seorang siswa dalam keadaan tersulit dalam belajar, yaitu keadaan dimana peserta didik tidak dapat belajar sebagaimana mestinya. Oleh karena itu, perlu dilakukan deteksi kesulitan belajar sebagai upaya untuk memahami jenis, karakter, dan latar belakang kesulitan-kesulitan belajar.

Setiap siswa pada prinsipnya tentu berhak memperoleh peluang untuk mencapai kinerja

akademik yang memuaskan. Namun

kenyataannya, tampak jelas bahwa setiap siswa itu memiliki perbedaan dalam hal kemampuan intelektual, kemampuan fisik, latar belakang keluarga, kebiasaan dan pendekatan belajar yang terkadang sangat mencolok antara seorang siswa dengan siswa yang lain (Ristiyani & Bahriah, 2016).

Ada beberapa ciri-ciri kesulitan belajar secara umum yang ditunjukkan oleh siswa, diantaranya: 1) prestasi belajar rendah, yaitu nilai yang dicapai dibawah rata-rata siswa sekelas; 2) hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan; 3) peserta didik lambat dalam mengerjakan tugas-tugas belajar; 4) peserta didik menunjukkan tingkah laku yang kurang wajar, seperti acuh, mudah tersinggung; 5) peserta didik bertingkah laku yang tidak seperti biasanya, seperti murung, sedih, menyendiri dari temannya; 6) peserta didik mendapatkan penurunan yang drastis dari prestasi yang diperoleh sebelumnya; 7) peserta didik sering tidak masuk tanpa keterangan; 8) Peserta sering meninggalkan pelajaran tanpa alasan/bolos

Deteksi kesulitan belajar adalah salah satu cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk melihat mengetahui tingkat kesulitan belajar peserta didik. Ketidakberhasilan dalam proses belajar mengajar untuk mencapai suatu ketuntasan materi tidak dapat dilihat hanya pada satu faktor saja, akan tetapi banyak faktor yang terlibat dan mempengaruhi dalam proses belajar mengajar. Faktor yang dapat dipersoalkan adalah siswa yang belajar, jenis kesulitan yang dihadapi dan kegiatan-kegiatan dalam proses belajar. Jadi, yang terpenting dalam kegiatan proses diagnosis kesulitan belajar adalah menemukan letak kesulitan belajar dan jenis kesulitan belajar yang dihadapi siswa agar pengajaran perbaikan (learning corrective) yang dilakukan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien (Sugiyanto, 2016).

Diperlukan ketelitian guru dalam membantu siswa memahami keadaan dirinya, selain secara akademis tetapi juga secara psikologis. Kemungkinan yang mungkin saja terjadi adalah siswa tidak menyadari bahwa dirinya mengalami kesulitan belajar. Terkait hal ini diperlukan kepedulian dan kedekatan seorang guru terhadap siswa. Salah satu cara yang dapat digunakan yaitu Transcript Based Lesson

Analysis (TBLA). TBLA adalah metode

analisis hasil belajar dengan menggunakan transkrip hasil percakapan siswa-siswa, siswa guru dalam aktivitas pembelajaran, yang diketahui dengan melakukan indepth

observation atau pengamatan yang mendalam.

Dalam pengabdian ini TBLA dihasilkan dari proses pengamatan atau perekaman dari proses pembelajaran.

Guna menunjukkan kepedulian yang lebih pada siswa, guru haruslah mampu menciptakan proses pembelajaran yang efektif untuk memenuhi tujuan pembelajaran yang diraih. Salah satu caranya adalah melakukan pendeteksian terhadap kesulitan belajar yang terjadi pada siswa. Hal ini dapat dilakukan dengan metoda analisis terhadap transkrip pembelajaran itu dikenal dengan metode

Transcript Base Lesson Analysis (TBLA).

(4)

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 1715 meningkatkan pembelajaran yang dilakukan

oleh guru yaitu dengan menganalisis pertanyaan guru, umpan baik, dan respon siswa di kelas (Janah, Nahadi, Hendayana, & Tresnasih, 2019). Tahapan kegiatan dalam melakukan analisis terhadap transcript pembelajaran menurut Matsubara (Supriatna, 2018) adalah perekaman, transkrip, protokol kata, artikulasi protocol kata, dan hubungan artikulasi. Pada saat proses pembelajaran berlangsung, dilakukan perekaman dengan menggunakan

handycam atau smartphone bagaimana cara

guru mengajar dan melibatkan siswa dalam pembelajaran juga direkam interaksi siswa dan komunikasi kelas pada saat pembelajaran. Setelah proses pembelajaran direkam melalui video pembelajaran maka ditranskrip untuk diterjemahkan ke dalam tulisan sesuai dengan semua aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran melalui video pembelajaran. Hal ini meningkatkan kemampuan guru dalam menganalisis transkrip dan ada bukti yang dapat dilihat dari pembelajaran yang mungkin terlewatkan. Pada Protokol kata ini dilakukan

lesson analysis dengan mencatat urutan

komentar, waktu dan isi dari pernyataan. Setelah data pada protokol dianalisis maka perlu ada artikulasi. Adanya hubungan antara satu transkrip yang telah dianalisis dengan menggunakan pendekatan analisis lainnya seperti :a) Analisis kasus individual; b) Analisis pertanyaan guru; c) Analisis perbedaan cara berpikir siswa; d) Analisis kesenjangan antara rencana guru dan aktivitas siswa; e) Analisis suasana; dan f) Analisis tujuan. Perbaikan pembelajaran berikutnya sebagai hasil dari analisis pembelajaran (TBLA) merupakan data penting dalam menemukan model pembelajaran yang cocok untuk peserta didik.

Sehingga pengabdian ini bertujuan untuk membantu mendeteksi kesulitan belajar siswa berdasarkan transcript based lesson analysis

dalam proses pembelajaran pada guru-guru Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri Singaraja. Pengabdian ini dilakukan melalui pemberian pelatihan pendeteksian kesulitan belajar siswa berdasarkan transkrip hasil

observasi atau pengamatan yang dihasilkan dalam bentuk rekaman.

METODE

Khalayak sasaran pengabdian pada masyarakat ini adalah guru-guru Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri Singaraja. Permasalahan yang menjadi prioritas dalam pengabdian kepada masyarakat ini adalah mengenai pengembangan kemampuan guru BK dalam mendeteksi kesulitan belajar siswa berdasarkan transcript

based lesson analysis dalam proses

pembelajaraan. Upaya yang dilakukan untuk memecahkan masalah tersebut adalah melalui pelatihan dan pendampingan. Secara umum prosedur pelaksanaan pelatihan pengabdian kepada masyarakat ini adalah

a. Identifikasi kesulitan belajar siswa melalui ciri-ciri yang ditunjukkan oleh siswa

b. Dilakukan perekaman terkait cara guru mengajar dan melibatkan siswa dalam pembelajaran juga direkam interaksi siswa dan komunikasi kelas pada saat pembelajaran.

c. Video pembelajaran yang diperoleh selanjutnya ditranskrip untuk diterjemahkan ke dalam tulisan sesuai dengan aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran. d. Melakukan protokol kata melalui lesson

analysis dengan mencatat urutan komentar, waktu dan isi dari pernyataan.

e. Analisis hubungan hubungan antara satu transkrip yang telah dianalisis dengan menggunakan pendekatan analisis lainnya seperti : a) Analisis kasus individual; b) Analisis pertanyaan guru; c) Analisis perbedaan cara berpikir siswa; d) Analisis kesenjangan antara rencana guru dan aktivitas siswa; e) Analisis suasana; dan f) Analisis tujuan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan dalam bentuk pemberian pelatihan dan pendampingan kepada guru-guru

(5)

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 1716 Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri

Singaraja. Pemberian pelatihan ini dirancang melalui beberapa tahapan pelaksanaan.

Tahap persiapan adalah tahap awal identifikasi kebutuhan. Identifikasi kesulitan belajar siswa ditentukan melalui ciri-ciri yang ditunjukkan oleh siswa sebagai berikut:

a. Ketidaksesuaian intelegensi dengan kemampuan yang dimiliki siswa.

b. Hasil belajar siswa di bawah rata-rata hasil kelompok atau kelasnya.

c. Hasil belajar siswa di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

d. Siswa menunjukkan perilaku-perilaku negatif yang tidak mendukung proses belajar.

Setelah ditentukan identifikasi atau ciri-ciri siswa yang mengalami kesulitan belajar, selanjutnya didesain sebuah pelaksanaan pelatihan yang akan diberikan kepada guru-guru Bimbingan dan Konseling. Pelaksanaan pelatihan ini diberikan dengan melihat keahlian ilmu guru BK yaitu menganalisis perilaku-perilaku yang ditunjukkan siswa khususnya dalam belajar. Kesulitan belajar yang dialami siswa terkadang tidak semuanya dapat diidentifikasi dengan hasil belajar saja, akan tetapi perilaku yang ditunjukkan siswa juga memberikan pengaruh yang besar terhadap proses identifikasi awal kesulitan belajarnya. Sebab terkadang siswa juga tidak menyadari bahwa dirinya sedang mengalami kesulitan belajar. Maka dari itu identifikasi kesulitan belajar ini sangat dibutuhkan untuk mencegah terjadinya kesulitan belajar akut yang menyebabkan menurunnya hasil belajar siswa.

Transcript based lesson analysis (TBLA)

adalah metode analisis yang sedang hangat diperbincangkan oleh para pakar pendidikan untuk mengidentifikasi perilaku siswa dalam proses pembelajaran. Pada tahap persiapan juga ditentukan sekolah-sekolah yang akan dijadikan subjek pelatihan diantaranya SMP Negeri 1 Singaraja, SMP Negeri 2 Singaraja, SMP Negeri 3 Singaraja, SMP Negeri 4 Singaraja, SMP Negeri 5 Singaraja, SMP Negeri 6 Singaraja, dan SMP Negeri 7 Singaraja.

Melalui koordinasi yang dilakukan oleh tim pengabdi dengan Kepala Sekolah, ditentukanlah guru-guru Bimbingan dan Konseling yang ditugaskan untuk mengikuti pelatihan ini oleh Kepada Sekolah.

Tahap pelaksanaan pelatihan ini diawali dengan penyamaan persepsi mengenai kesulitan belajar yang dialami siswa. Selain itu pemberian pemahaman awal kepada guru mengenai

transcript based lesson analysis (TBLA).

Metode ini masih dirasa baru oleh para guru maka dibutuhkan pendalaman yang baik untuk memahami setiap aspek di dalamnya. Kreativitas guru dalam mengajar juga tampaknya sangat mempengaruhi keberhasilan suatu pencapaian tujuan pembelajaran. TBLA adalah kegiatan perekaman aktivitas pembelajaran dengan melakukan analisis pembelajaran secara mendalam sehingga diperoleh fakta secara mendalam dan otentik mengenai keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Dengan demikian Lesson

Analysis lensa belajar sehingga dapat

memperoleh insight, pengetahuan dan wawasan mendalam tentang karakteristik peserta didik dalam pembelajaran. Sedangkan bagi guru dapat bermanfaat sebagai cerminan perbaikan pembelajaran kedepannya dengan memperoleh pendalaman pemahaman mengenai karakteristik siswa dalam belajar.

Guru dapat membuat full transcript saat menganalisis rekaman pembelajaran. Yang perlu diingat bahwa analisis pembelajaran dilakukan melalui observasi rekaman pembelajaran, dan pengisian transkrip tersebut tidak dapat dilakukan secara langsung saat pembelajaran. Hal tersebut akan mengakibatkan

pecahnya konsentrasi guru dalam

mengobservasi perilaku yang ditunjukkan oleh siswa. Dengan menggunakan rekaman video, guru akan mudah mem-pause setiap detik untuk menuliskan percakapan yang disampaikan guru dan siswa. Serta secara detail dapat melihat gerak-gerik siswa dalam pembelajaran.

Setelah dilakukan pemberian pelatihan ini, tahap selanjutnya adalah pendampingan pembuatan transcript based lesson analysis

(6)

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 1717 (TBLA). Guru diberikan sebuah video

pembelajaran dan diminta untuk menganalisis video tersebut. Karena kondisi yang tidak memungkinkan dilakukannya pertemuan secara langsung akibat pandemic Covid-19 ini, koordinasi lanjut dilaksanakan melalui pertemuan daring (menggunakan aplikasi Zoom). Koordinasi ini bertujuan untuk melihat kemajuan yang dilakukan oleh guru dalam membuat transcript based lesson analysis

(TBLA). Serta mengukur sejauh mana pemahaman guru dalam membuat transcript

based lesson analysis (TBLA) setelah

diberikannya pelatihan.

1. Meningkatnya kemampuan guru Bimbingan dan Konseling dalam mendeteksi kesulitan belajar siswa

Pencapaian keberhasilan pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat ini terdiri dari beberapa aspek evaluasi yaitu

a. Berdasarkan aspek kehadiran. Saat pelaksanaan, peserta mengisi daftar hadir atau presensi. Adapun tingkat capaiannya yaitu 100% guru-guru Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri Singaraja hadir dan berpartisipasi dalam kegiatan pengabdian yang terdiri dari pelaksanaan pelatihan dan pendampingan yang dilakukan untuk membuat full transcript hingga benar dan tepat untuk mendeteksi kesulitan belajar siswa.

b. Berdasarkan aktivitas atau respon peserta. Saat pelaksanaan pelatihan dan pendampingan dilakukan pengamatan

langsung terhadap perkembangan

pemahaman peserta. Adapun tingkat capaiannya yaitu 100% guru-guru Bimbingan dan Konseling yang menjadi peserta menunjukkan antusiasme yang sangat baik. Kedisiplinan yang tinggi dalam mengikuti pelatihan dan pendampingan. Ketekunan guru-guru dalam mengikuti kegiatan ini juga ditunjukkan dengan keaktifannya mencatat segala materi yang disampaikan oleh penyaji. Peserta juga tidak segan untuk bertanya jika ada hal yang dirasa kurang dipahami dan membutuhkan

penjelasan ulang. Peserta memberikan pertanyaan-pertanyaan yang sangat

membangun dan memperluas

pemahamannya mengenai transcript based

lesson analysis (TBLA) ini.

c. Berdasarkan pemahaman dan keterampilan peserta. Saat pelaksanaan pelatihan dan pendampingan dilakukan pengamatan

langsung terhadap perkembangan

pemahaman peserta. Adapun tingkat capaian yang diperoleh secara umum mencapai 96% guru-guru Bimbingan dan Konseling mampu memanfaatkan transcript based lesson

analysis untuk mendeteksi kesulitan belajar

siswa. Kesulitan belajar yang dialami siswa diketahui berdasarkan perilaku atau gerak-gerik yang ditunjukkan oleh siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Seperti halnya analisis yang telah dilakukan guru bahwa berdasarkan transcript based lesson

analysis diketahui ada siswa sulit

memusatkan perhatiannya dalam belajar, terus menerus bergerak, perhatian mudah teralih dan pelupa, sulit duduk diam dalam waktu yang lama, sering memotong pembicaraan teman, tidak sabar menunggu giliran ditunjuk. Berdasarkan deteksi tersebut guru Bimbingan dan Konseling selanjutnya berusaha untuk merencanakan pemberian layanan kepada siswa untuk mengatasi masalah tersebut. Rencana pemberian layanan tersebut disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Penelitian yang dilakukan Atieka menjelaskan bahwa bimbingan kelompok efektif digunakan untuk mengatasi kesulitan belajar siswa SMP Negeri 2 Sungkai Utara, terlihat perubahan belajar dan kemampuan peserta didik dalam memahami materi pelajaran, memiliki kebutuhan dan dorongan untuk belajar serta mampu mengingat materi dengan baik (Atieka, 2016).

Dari hasil pengumpulan full transcript yang dibuat oleh guru-guru BK diperoleh hasil yang sangat baik. Secara umum guru sudah memahami transcript based lesson analysis

(7)

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 1718 (TBLA) dengan baik dan mampu membuat full

transcript dengan tepat.

2. Tumbuhnya kreativitas dan inovasi guru Bimbingan dan Konseling dalam membantu siswa mengatasi kesulitan belajar sesuai dengan kebutuhannya

Selama pelaksanaan pelatihan ini, guru-guru sangat antusias dan tertarik terhadap pelaksanaan metode ini. Di awal penjelasan, guru merasa kesulitan dan terlihat rumit karena harus menyalin setiap perkataan yang diucapkan guru dan siswa dalam bentuk tulisan. Tetapi setelah dijelaskan lebih mendalam mengenai manfaat dan hal yang bisa dilihat lebih jauh dari transkrip tersebut, guru-guru memberikan perhatian yang lebih. Sebab selama ini guru merasa kesulitan menganalisis perilaku siswa secara langsung dan kadang sering terlewatkan sehingga analisis perilaku sulit dilakukan. Namun dengan adanya metode

transcript based lesson analysis (TBLA) ini,

memberikan kemudahan bagi guru untuk secara detail memperoleh informasi mengenai kebutuhan siswa.

Pendampingan yang dilakukan melalui daring atau jarak jauh dapat dikategorikan berhasil untuk mengembangkan pemahaman dan kemampuan guru dalam menginovasi proses

pembelajaran dan menemukan cara

mengentaskan masalah-masalah dalam belajar. Pemantauan perilaku siswa tidak hanya sebatas apa yang dilihat saja, tetapi dapat diinterpretasikan melalui gerak-gerik yang dapat menggambarkan keadaan siswa pada saat itu. Sehingga guru tidak sembarangan membuat sebuah kesimpulan analisis, namun dibuktikan dengan adanya data otentik transkrip yang diperoleh melalui kegiatan pembelajaran. Saat guru membutuhkan data untuk dilihat kembali pada kurun waktu tertentu, data detail siswa yang berkaitan dengan kesulitan belajarnya tersaji dalam bentuk analisis mendetail. Serta bentuk komunikasi yang dilakukan antara pendidik dan siswa dapat terlihat sehingga nantinya dapat berfungsi sebagai bentuk

evaluasi guru dalam membangun

profesionalitas guru untuk membentuk pembelajaran yang lebih efektif.

SIMPULAN

Deteksi kesulitan belajar dilakukan berdasarkan

transcript based lesson analysis yang dilakukan

melalui tahap-tahap seperti perekaman, transkrip, protokol kata, artikulasi protokol kata, dan hubungan artikulasi. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa: 1) meningkatnya kemampuan guru Bimbingan dan Konseling dalam mendeteksi kesulitan belajar siswa; 2) tumbuhnya kreativitas dan inovasi guru Bimbingan dan Konseling dalam membantu siswa mengatasi kesulitan belajar sesuai dengan kebutuhannya. Hal tersebut berimplikasi terhadap pemenuhan tumbuh kembang siswa dalam berbagai bidang kehidupan serta membantu mengatasi masalah siswa sesuai dengan kebutuhannya.

Melalui hasil pengabdian kepada masyarakat ini diharapkan guru-guru Bimbingan dan Konseling di Kota Singaraja dapat meningkatkan kemampuan untuk mendeteksi kesulitan belajar siswa sejak dini sehingga tidak menghambat perkembangan siswa dalam berbagai bidang kehidupannya. Sedangkan untuk siswa dapat memenuhi kebutuhan pembelajaran abad 21 yaitu memiliki beberapa kompetensi seperti kemampuan berpikir kritis, kemampuan kolaborasi, kemampuan inovasi, kemampuan IT serta kemampuan komunikasi. Dengan terpenuhinya kebutuhan tersebut, diharapkan siswa dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi segala tantangan di era society 5.0.

DAFTAR RUJUKAN

Atieka, N. (2016). Upaya Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa Melalui Layanan Bimbingan Kelompok di SMP Negeri 2 Sungkai Utara Lampung Utara. Jurnal Lentera Pendidikan Pusat Penelitian

LPPM UM Metro, 1(August), 91–99.

Gasong, D. (2018). Belajar dan pembelajaran. Deepublish.

(8)

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 1719 Hallahan, D. P., Kauffman, J. M., & Pullen, P.

C. (1991). Exceptional Children: Introduction to Special Education. New Prentice Hall Internationa.

Hammill, D. D., Leigh, J. E., McNutt, G., & Larsen, S. C. (1988). A New Definition of Learning Disabilities. Learning

Disability Quarterly, 11(3), 217–223.

https://doi.org/10.2307/1510766

Janah, N., Nahadi, N., Hendayana, S., & Tresnasih, N. (2019). Using transcript-based lesson analysis to determine teacher discourse move in science lesson.

Journal of Physics: Conference Series,

1157(2). https://doi.org/10.1088/1742-6596/1157/2/022062

Purwanita, N. W. H., Dantes, N., & Setuti, N. M. (2013). Motivasi Belajar Siswa Yang Mengalami Kesulitan. Jurnal Pendidikan

Dan Kejuruan, 8(1), 40–50. Retrieved

from

https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/ JJBK/article/viewFile/908/778

Ristiyani, E., & Bahriah, E. S. (2016). Analisis Kesulitan Belajar Kimia Siswa Di Sman X Kota Tangerang Selatan. Jurnal

Penelitian Dan Pembelajaran IPA, 2(1),

18.

https://doi.org/10.30870/jppi.v2i1.431 Sugiyanto. (2016). Diagnostik Kesulitan

Belajar. Universitas Negeri Jogyakarta, (274), 1–20. Retrieved from www.uny.ac.id%0Asugiyanto@uny.ac.id Supriatna, A. (2018). Kegiatan Lesson Study sebagai Upaya Guru untuk Menemukan Pembelajaran yang Memenuhi Keperluan Anak Hidup pada Zamannya (Era Revolusi Industri 4.0). Edusainstek, 1(1), 1–5.

Suryani, Y. E. (2010). Kesulitan Belajar.

Magistra, (73), 33–47.

Undang-Undang No 20. Sistem Pendidikan Nasional (2003).

Wenno, I. H., Esomar, K., & Sopacua, V. (2016). Analisis Kesulitan Belajar Dan Pencapaian Hasil Belajar Siswa Melalui Strategi Pembelajaran Inkuiri. Jurnal

Cakrawala Pendidikan, 35(3), 378–385.

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil pengujian didapatkan untuk time constant (τ) pada motor sebesar 1,5 detik dan delay pada jaringan sebesar 500 ms, kontroler dapat bekerja dengan baik pada saat

Berdasarkan pengembangan dan analisis data yang dilakukan maka dapat diperoleh kesimpulan yaitu dihasilkan produk berupa CD interaktif untuk materi sistem ekskresi pada

Intuisi merupakan suatu kemampuan seseorang melalui perasaan yang secara spontan mengungkapkan sikap atau gagasannya tentang sesuatu tanpa melalui penalaran yang

Pada kajian ini dipaparkan uji aktivitas antioksidan terhadap wedelolakton hasil isolasi dari daun urang aring yang diperoleh dari fraksi etil asetat menggunakan

Di dalam praktiknya, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi cara guru melaksanakan pembelajaran terpadu. Hal ini mengakibatkan terdapatnya beraneka macam bentuk

Salah satu unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman padi selama pertumbuhannya adalah silika atau silicon (Si). Pupuk Si merupakan pupuk anorganik yang dahulu selalu

dapat mengatasai terbatasnya alat bantu peraga dengan cara menggabungkan objek 3D yang bersifat virtual dengan dunia nyata sehingga memudahkan pengguna untuk

Heterogenitas bahwa orang yang memiliki pengetahuan berbeda memungkinkan mereka untuk menggabungkan dan sebagai sumber daya tukar, meningkatkan probabilitas perusahaan dari