• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN UMUM EKONOMI LAOS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GAMBARAN UMUM EKONOMI LAOS"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

I.

PENDAHULUAN

Sesuai arahan Presiden RI, Joko Widodo pada Rapat Kerja (Raker) Kepala Perwakilan Republik Indonesia dengan Kementerian Luar Negeri pada bulan Januari 2020 maka perwakilan RI di luar negeri harus mengupayakan Diplomasi Ekonomi. Untuk itu, Perwakilan RI perlu mencermati potensi ekonomi yang dimiliki oleh masing-masing negara yang dapat dimanfaatkan oleh Indonesia.

Diplomasi Ekonomi adalah diplomasi untuk mencapai tujuan-tujuan ekonomi melalui berbagai kerja sama seperti perdagangan, investasi, energi, perhubungan, pariwisata, pertanian, perikanan, perindustrian, keuangan, perpajakan, kerja sama ekonomi teknik.

Dalam mengupayakan diplomasi ekonomi, KBRI Vientiane telah menencermati potensi ekonomi yang dimiliki oleh Republik Demokratik Rakyat Laos (Laos) yang dapat dimanfaatkan oleh Indonesia. Informasi dan kajian hasil analisis di bidang ekonomi (perdagangan, keuangan, investasi, pariwisata, dan jasa) tersebut dituangkan dalam Data Economic Intelligence/Market Intelligence.

Adapun ruang lingkup Data Economic Intelligence/Market Intelligence KBRI Vientiane tahun 2020 adalah:

1. Gambaran Umum Ekonomi

Laos

2. Kebijakan Ekonomi di

Laos

3. Kiat Mengembangkan Bisnis di

Laos

4. Prospek ekonomi dan bisnis di

Laos

yang meliputi: Perdagangan, Perdagangan, Investasi, Pariwisata, Jasa dan kerja sama Keuangan dan Pembangunan

5. Kontak Informasi Bisnis

Penyusunan Data Economic Intelligence/Market Intelligence oleh KBRI Vientiane dimaksudkan untuk kiranya Kementerian Luar Negeri pusat dapat memperoleh pengetahuan akan Laos sebagai pasar non tradisional yang cukup prospektif di masa depan. Diharapkan juga stakeholders lainnya dapat menerima manfaat yang positif dari Data Economic Intelligence/Market Intelligence dimaksud.

(2)

II.

GAMBARAN UMUM EKONOMI LAOS

PROFIL NEGARA

Nama Negara : Republik Demokratik Rakyat Laos

Letak Geografis : Di kawasan Asia Tenggara, berbatasan langsung dengan Myanmar, RRT, Kamboja, Thailand dan Viet Nam

Ibu kota : Vientiane Bentuk Pemerintahan : Republik

Sistem Pemerintahan : Parlementer dengan sistem 1 partai (Lao People’s Revolutionary Party

– LPRP) Hari

Nasional/Kemerdekaan

: 19 Juli 1949 (dari Perancis)

Kepala

Negara/Presiden

: Bounnhang Vorachit (20 April 2016)

Kepala Pemerintahan : PM Thongloun Sisoulith (20 April 2016)

Ketua Parlemen : Mrs. Pany Yathoutu (dipilih kembali untuk masa jabatan kedua pada 20 April 2016)

Deputi Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri

: Saleumxay Kommasith (April 2016)

Luas Wilayah : 236.800 km²

Penduduk : 7.013.000 jiwa – pria 3.514.000 jiwa, wanita 3.499.000 jiwa (per 11 Maret 2020, Lao Statistics Bureau 2018)

Iklim : Tropis

Bahasa : Lao (resmi), Perancis, Inggris, dan berbagai bahasa daerah.

Masyarakat Asli : Lao 66%, Khmou 11%, Hmong 8%, lain-lain 15% (lebih dari 100 etnis) Agama : Budha 67%, Animisme 31,5%, lain-lain 1,5 % (Kristen, Islam, Bai,

Konfusianisme) Lagu Nasional : Pheng Xat Lao Tenaga Kerja –

Berdasarkan pekerjaan

: Pertanian: 75.1%, Industri dan Jasa: 24.9%

Mata Uang : Kip (kurs 1 U$D = 10,000 – 1 Nov 2020)

Mata uang Baht (Thailand) dan US$ juga diterima dalam transaksi sehari-hari

GDP : US$ 19.12 miliar (2019, IMF) GDP per kapita : US$ 2,660 (2018, World Bank)

Pertumbuhan GDP : 6.5 % (2019, Asian Development Outlook) Industri Unggulan Pertanian: beras, jagung, teh, kopi

Pertambangan: timah, tembaga, emas, bauksit, zinc Lain-lain: produk kayu, gula, kacang-kacangan

(3)

Ekspor Indonesia ke Laos

: kain tenunan dari kapas, sekop otomatis, kendaraan motor untuk penumpang (tidak termasuk sepeda motor) kendaraan bermotor untuk barang dan kawat elektrik dari tembaga.

Mitra Utama Ekspor : Thailand, RRT, Viet Nam, Uni Eropa, Jepang, Singapura, Amerika Serikat, Korea Selatan, Australia, dan Inggris (2019)

Komoditas Impor : Produk petroleum, gas, kendaraan dan spare part, peralatan konstruksi, makanan dan elektronik

Mitra impor utama : Thailand, RRT, Viet Nam,Uni Eropa, Jepang, Indiam Jerman, Hong Kong, Swiss, dan Amerika Serikat (2019)

Hubungan Diplomatik : Hubungan diplomatik Indonesia dengan Laos telah terjalin sejak tanggal 30 Agustus 1957

Perwakilan Diplomatik : Duta Besar Laos untuk RI H.E. Mr. Phomma Sidsenna (sejak 20 November 2019)

Duta Besar RI untuk Laos, H.E. Mr. R.P. Pratito Soeharyo (17 Mei 2018

– Sekarang ) Data Perdagangan RI

– Laos

(Data Kemdag RI)

: Volume Perdagangan RI-Laos

2016 US$ 10,07 juta

2017 US$ 16,10 juta

2018 US$ 32,97 juta

2019 US$ 37,96 Juta

s.d Sept 2020 US$ 36,23 Juta

Ekspor RI ke Laos

2016 US$ 5,87 juta

2017 US$ 4,2 juta

2018 US$ 7,29 juta

2019 US$ 6,84 Juta

s.d Sept 2020 US$ 3,67 Juta

Impor RI dari Laos

2016 US$ 4,20 juta

2017 US$ 11,9 juta

2018 US$ 25,67 juta

2019 US$ 25.68 juta

s.d Sept 2020 US$ 32,56 Juta

Neraca Perdagangan RI-Laos

2016 Surplus RI US$ 1,68 juta

2017 Defisit US$ 7,7 juta

2018 Defisit US$ 18,38 juta

2019 Defisit US$ 24,28,8juta

s.d Sept 2020 Defisit US$28,89 juta Ekspor Utama RI ke

Laos

(Data Kemdag RI)

: suku cadang kendaraan bermotor dan alat berat, mobil, elektronika, pakaian jadi dan aksesoris, konsentrat kopi dan teh, katun, kertas dan tembakau yang telah diproses, batu bara, dan mesin pertanian

(4)

Impor Utama RI dari Laos

(Data Kemdag RI)

: kopi, essential oils, kalsium, potassium, tembakau mentah, emas, dan aluminium kalsium

Investasi Langsung (FDI) Indonesia ke Laos

: Investasi Indonesia tercatat senilai lebih kurang mencapai USD 1,1 juta di sektor hiburan

Jumlah WNI di Laos (Data KBRI Vientiane)

: 316 jiwa (Januari 2020) Jumlah wisatawan Laos ke RI (ASEANStats) : 2018 3,809 wisatawan 2019 4,142 wisatawan (meningkat 8%) Jumlah wisatawan RI ke Laos (ASEANStats) : 2018 3,487 wisatawan 2019 5,161 wisatawan (meningkat 48%)

Laos merupakan satu-satunya negara yang terkurung daratan (Land-Lock Country) di Asia Tenggara. Hal ini sangat tidak menguntungkan bagi Laos, khususnya di bidang perdagangan internasional karena tidak mempunyai akses perdagangan lewat laut. Melihat kondisi tersebut, Pemerintah Laos bertekad untuk mengubah negara menjadi Land-linked dengan memposisikan Laos sebagai negara penghubung jalur perdagangan antara negara tetangga di kawasan yang didasari dengan Inisiatif Greater Mekong Subregion (GMS).

Guna mendukung gagasan land-linked country serta untuk mengoptimalkan posisi Laos yang strategis terletak di tengah mainland Asia Tenggara sebagai hub dan fasilitator bagi jalur ekonomi dan transportasi di sub kawasan, Pemerintah Laos melakukan pembangunan

(5)

dan Thailand. Diantaranya pembangunan jembatan persahabatan Laos-Thailand, Jembatan Persahabatan Laos-Myanmar dan pembangunan infrastruktur rel kereta Vientiane-Kunming (RRT) dengan menggandeng investor RRT. Laos juga berupaya untuk meningkatkan konektivitasnya di Kawasan dengan merencanakan pembangunan rel kereta api dari Vientiane

– Pelabuhan Vung Aung (Vietnam) dimana Pelabuhan Vung Aung akan menjadi pintu Laos untuk perdagangan internasional. Laos juga sedang membangun berbagai infrastruktur seperti jalan tol untuk meningkatkan kapasitasnya di bidang logistik dan transportasi

Dari segi pasar, Laos berada di pusat Greater Mekong Sub-Region (GMS), yang terdiri dari Kamboja, Myanmar, Thailand, Viet Nam dan propinsi Yunnan di RRT Selatan. Posisi geografis Laos sangat strategis berada di tengah-tengah mainland Asia Tenggara dimana Laos mempunyai akses langsung ke pasar dengan total 268 juta orang.

(6)

III.

KEBIJAKAN EKONOMI LAOS

Target pembangunan ekonomi Laos tertuang dalam 8th National Socio-Economic

Development Plan (NSEDP) 2016 – 2020 yang merupakan dokumen utama perencanaan

pembangunan nasional RDR Laos untuk tahun 2016 – 2020. Overall Objective NSEDP 2016 -2020 Laos adalah untuk mengurangi kemiskinan dan keluar dari status Least Developed

Countries (LDC) dengan tingkat pertumbuhan yang berkelanjutan dan iklusif melalui promosi

potensi nasional dan keuntungan komparatif, pemanfaatan dan pengelolaan efektif sumber daya alam serta integrasi nasional yang kuat.

Target pembangunan Laos adalah tingkat kemiskinan tidak lebih dari 7% pada tahun 2020, pertumbuhan ekonomi berkisar 7,5%-8% per tahun, GNI per kapita sebesar 1800 USD pada tahun 2020, defisit anggaran tidak lebih dari 5% dan investasi ditetapkan sebesar 30% dari GDP. Selain itu, NSEDP mencantumkan global and Regional Integration sebagai salah satu dari 6 (enam) visi pembanguan Laos menuju 2030 dan 5 (lima) tujuan utamanya. Laos juga ingin untuk menjadi upper-middle income country pada tahun 2030.

Laos melalui Dirjen Perencanaan Pembangunan menyebutkan bahwa pola perekonomian Laos sejak tahun 2016 sebagai “Socialist market-oriented economy and knowledge-based

economy”. Tidak ada paparan lebih rinci mengenai pola perekonomian dimaksud, hanya disampaikan bahwa hal tersebut mengacu pada pola perkonomian Tiongkok. Dalam konsep perekonomian Laos yang akan dijalankan tersebut, salah satu perubahan mendasar yang diadopsi adalah perubahan dari centrally planed economy menjadi market oriented economy, dimana pasar akan menjadi decisive factor dan tidak lagi hanya menjadi conditional factor

seperti saat ini.

Sebagai tindak lanjut untuk menjadikan ekonominya berorientasi ke pasar serta sebagai bentuk berubahnya idioogi ekonomi Laos sejak bergabung dengan WTO, Pemerintah Laos telah mengamandemen Undang – Undang Investasi untuk meningkatkan iklim investasi di Laos dengan memberikan beberapa insentif untuk menarik investor ke Laos. (akan di bahas lebih lanjut di bagian Investasi).

Strategi Peningkatan Kinerja Perekonomian RDR Laos secara singkat (dalam the 8th NSEDP

2016-2020) adalah sebagi berikut:

a. Meningkatkan produksi padi nasional,

b. Melanjutkan dan mempercepat proyek-proyek listrik untuk ekspor listrik, c. Mempertahankan pertumbuhan ekspor manufaktur,

d. Memelihara kondisi kondusif untuk menarik investor asing ke Laos khususnya yang berhubungan dengan jejaring produksi di kawasan,

e. Meningkatkan produksi consumption goods untuk melayani permintaan pasar domestik maupun ekspor,

f. Mengelola volatilitas harga kebutuhan pokok;

g. Membentuk lembaga monitoring yang dapat secara efektif mengawasi kinerja ekonomi Laos;

h. Melakukan upaya-upaya persiapan untuk dapat berintegrasi dengan pengaturan kerjasama ekonomi global dan regional

Laos dewasa ini berusaha untuk mengatur Sumber Daya Alamnya agar memberikan manfaat yang besar dan tidak hanya berupa barang mentah. Selama ini produk ekspor utama Laos seperti kayu dan mineral bumi lainnya diekspor dalam barang mentah dengan harga yang murah. Untuk mendukung hal tersebut, Pemerintah Laos melalui Instruksi Perdana Menteri 13 Mei 2015 melarang ekspor produk kayu gelondongan atau produk kayu lain yang masih berupa barang mentah seperti akar. Instruksi ini mewajibkan ekspor kayu harus melalui pengolahan di Laos sehingga harganya akan meningkat. Munculnya instruksi tersebut berhasil

(7)

meredam laju pembalakan kayu secara liar di Laos. Kayu Laos, seperti rosewood, sangat terkenal akan kualitasnya yang sangat tinggi.

Kebijakan lain yang patut mendapat perhatian adalah Pemerintah Laos memberlakukan moratorium penerbitan lisensi Sumber Daya Mineral dikarenakan banyaknya lisensi pertambangan yang disalahgunakan yang berujung kepada kerusakan alam di Laos. Sebagai catatan, khusus untuk Indonesia, sekiranya terdapat perusahaan asal Indonesia yang tertarik akan dipertimbangkan untuk mencabut moratorium secara case by case. Diharapkan juga agar perusahaan Indonesia yang tertarik untuk berinvestasi memiliki sistem pengolahan limbah yang baik.

Untuk menarik investasi domestik dan asing, pemerintah telah membuka pelayanan investasi satu pintu sejak 1 Oktober 2011 dengan tujuan untuk memfasilitasi investasi yang cepat dan transparan. Hingga saat ini terdapat 10 (sepuluh) zona ekonomi khusus di Laos. Berikut daftar 10 Zona Ekonomi Khusus di Laos:

Beberapa perusahaan telah beroperasi di zona-zona tersebut, antara lain yaitu Savanlo Tourism Service, Nikon Lao, Koyo Parts Cameras, Toyota Bushoku Assembles Vehicles, Essilor Ophthalmic Lenses, Aerowork Airplane Parts, Pasifica Streams Development, Aderans Wig Producers dan King Roman International Group.

(8)

IV.

KIAT MENGEMBANGKAN BISNIS DI LAOS

Seiring dengan semakin terbukanya ekonomi Laos, awareness akan partner perdagangan yang baru selain China, Thailand, dan Vietnam semakin meningkat. Pengusaha atau perusahaan asal Indonesia dapat memanfaatkan mulai jenuhnya masyarakat Laos akan perusahaan dari China, Thailand, dan Vietnam. KBRI Laos senantiasa mengadakan pameran perdagangan setiap tahun guna semakin meningkatkan awareness akan Perusahaan asal Indonesia.

Pendirian perusahaan di Laos akan sangat membantu bagi perusahaan asal Indonesia yang tertarik untuk menjajaki pasar Laos. Hal ini akan menunjukan bahwa perusahaan tersebut berkomitmen untuk berinvestasi dan memiliki keseriusan untuk masuk ke pasar Laos.

Untuk penyusunan pendirian perusahaan, umumnya perusahaan menggunakan pengacara asal Laos untuk membantu persiapan dokumen dan perizinan bagi perusahaan tersebut. Laos sendiri sedang dalam upaya untuk meningkatkan peringkat Ease of Doing Business (EODB) dari peringkat 141 menjadi peringkat di bawah 100 dengan melakukan berbagai upaya untuk menarik investor seperti perampingan birokrasi dan perizinan untuk investor.

Sekiranya perusahaan akan melakukan perdagagan dengan perusahaan Laos, sistem pengiriman barang yang umumnya digunakan di Laos adalah Free on Board (FOB) atau Cost and Freight (CFR). Lebih dari 70 persen perdagangan ke Laos menggunakan jalur perbatasan darat dimana barang yang akan diperdagangkan di impor dari pelabuhan di Vietnam atau Thailand. Secara umum lama transit barang dari pelabuhan Tanjung Priok Indonesia ke Laem Chabang (Thailand) berkisar selama 4 – 5 hari lalu ditambah 2 hari untuk sampai ke Dry Dock

di Thanaleng (Laos). Sementara perdagangan melalui pelabuhan di Vietnam jarang dilakukan karena menempuh waktu lebih lama dibandingkan dengan Thailand.

(9)

V.

PROSPEK EKONOMI DAN BISNIS DI

LAOS

A. PERDAGANGAN

Laos memiliki pangsa pasar yang kecil, namun demikian daya beli di Laos cukup tinggi terutama di daerah perkotaan seperti di Vientiane atau Champasak dimana kedua kota tersebut memiliki perbatasan langsung dengan Thailand dimana kebanyakan produk Laos di impor dari Thailand.

Laos sendiri tidak memiliki peraturan yang cukup ketat mengenai standardisasi produk. Namun demikian, Laos sebagai anggota ASEAN memiliki Mutual Recognition Agreement (MRA) yaitu MRA on Engineering, MRA on Nursing Services, MRA on Architectural Services, Framework Arrangement for the MRA on Surveying Qualifications, MRA on Medical

Practitioners, MRA on Dental Practitioners, dan MRA Framework on Accountancy Services.

Sampai saat ini peraturan yang baru dibahas kewajiban bagi produk makanan/minuman untuk menyediakan keterangan bahan yang digunakan dalam produk tersebut dalam Bahasa Laos. Namun demikian belum terjadi penyeragaman karena salah satu produk yang paling banyak diimpor (Kendaraan Bermotor) kebanyakan tidak memiliki Bahasa Laos sebagai manualnya. Komoditas ekspor utama Laos yaitu:

1. [27] Mineral fuels, mineral oils and products of their distillation; bituminous substances; mineral waxes

2. [26] Ores, slag and ash

3. [74] Copper and articles thereof

4. [85] Electrical machinery and equipment and parts thereof; sound recorders and reproducers; television image and sound recorders and reproducers, parts and accessories of such articles

5. [47] Pulp of wood or other fibrous cellulosic material; recovered (waste and scrap) paper or paperboard

6. [08] Fruit and nuts, edible; peel of citrus fruit or melons 7. [22] Beverages, spirits and vinegar

8. [01] Animals; live

9. [71] Natural, cultured pearls; precious, semi-precious stones; precious metals, metals clad with precious metal, and articles thereof; imitation jewellery; coin

10. [40] Rubber and articles thereof

Komoditas Impor Utama Laos yaitu

1. [27] Mineral fuels, mineral oils and products of their distillation; bituminous substances; mineral waxes

2. [85] Electrical machinery and equipment and parts thereof; sound recorders and reproducers; television image and sound recorders and reproducers, parts and accessories of such articles

3. [87] Vehicles; other than railway or tramway rolling stock, and parts and accessories thereof

4. [84] Nuclear reactors, boilers, machinery and mechanical appliances; parts thereof 5. [73] Iron or steel articles

(10)

6. [72] Iron and steel

7. [22] Beverages, spirits and vinegar 8. [01] Animals; live

9. [39] Plastics and articles thereof 10. [17] Sugars and sugar confectionery

Berdasarkan data di atas, mitra dagang Laos yang utama yaitu Thailand, RRT, Vietnam, EU, dan Jepang. Indonesia berada diurutan ke-18 berdasarkan Data Statistik ASEAN tahun 2019. Sedangkan jika dilihat dari nilai ekspor Laos, Indonesia berada diurutan ke-13.

No. Reporter Partner Total Export Import

Lao PDR WORLD [99] 11,606,796,276 5,797,445,916 5,809,350,361

1 Thailand [TH] 5,323,321,672 2,916,472,774 2,406,848,899

2 China (People's Republic of) [CN] 3,353,322,720 1,681,037,814 1,672,284,906

3 Viet Nam [VN] 1,506,368,174 451,468,498 1,054,899,677

4 European Union [EU] 374,631,277 139,046,612 235,584,665

5 Japan [JP] 211,773,020 118,205,706 93,567,314

6 India [IN] 125,270,162 34,662,515 90,607,647

7 Germany [DE] 112,045,815 30,273,397 81,772,418

8 United states [US] 107,413,541 77,882,362 29,531,179

9 Singapore [SG] 102,658,945 87,953,978 14,704,967 10 Hong Kong [HK] 90,746,682 32,056,275 58,690,407 11 Korea, Republic of [KR] 76,611,733 71,393,834 5,217,899 12 Switzerland [CH] 60,967,301 2,862,547 58,104,754 13 Australia [AU] 59,328,185 52,383,692 6,944,493 14 United Kingdom [GB] 58,404,642 35,661,402 22,743,241 15 Belgium [BE] 41,817,423 18,990,206 22,827,217 16 Malaysia [MY] 37,849,634 22,923,695 14,925,938 17 Italy [IT] 33,485,704 8,513,005 24,972,699 18 Indonesia [ID] 33,261,408 31,003,035 2,258,373 19 Taiwan [TW] 25,681,193 22,151,986 3,529,206 20 Sweden [SE] 23,878,908 1,199,836 22,679,072

No. Reporter Partner Total Export Import

Lao PDR WORLD [99] 11,606,796,276 5,797,445,916 5,809,350,361

1 Thailand [TH] 5,323,321,672 2,916,472,774 2,406,848,899

2 China (People's Republic of) [CN] 3,353,322,720 1,681,037,814 1,672,284,906

3 Viet Nam [VN] 1,506,368,174 451,468,498 1,054,899,677

4 European Union [EU] 374,631,277 139,046,612 235,584,665 5 Japan [JP] 211,773,020 118,205,706 93,567,314

6 Singapore [SG] 102,658,945 87,953,978 14,704,967

7 United states [US] 107,413,541 77,882,362 29,531,179 8 Korea, Republic of [KR] 76,611,733 71,393,834 5,217,899 9 Australia [AU] 59,328,185 52,383,692 6,944,493 10 United Kingdom [GB] 58,404,642 35,661,402 22,743,241 11 India [IN] 125,270,162 34,662,515 90,607,647 12 Hong Kong [HK] 90,746,682 32,056,275 58,690,407 13 Indonesia [ID] 33,261,408 31,003,035 2,258,373 14 Germany [DE] 112,045,815 30,273,397 81,772,418 15 Malaysia [MY] 37,849,634 22,923,695 14,925,938 16 Taiwan [TW] 25,681,193 22,151,986 3,529,206 17 Belgium [BE] 41,817,423 18,990,206 22,827,217 18 France [FR] 20,197,654 13,507,317 6,690,336 19 Austria [AT] 11,354,177 11,225,681 128,497

(11)

PELUANG INDONESIA

Neraca Perdagangan Indonesia dengan Laos Periode 2015 – 2020

URAIAN 2015 2016 2017 2018 2019 Trend (%) 15-19 Januari - September Perubahan (%) 20/19

2019 2020 TOTAL PERDAGANGAN 8.555,0010.071,00 16.103,70 32.977,20 37,958.7 51.68 28,967.2 36,234.3 25.09 MIGAS 0,00 0,00 0,00 0,00 3.3 0.00 3.3 0.0 0.00 NON MIGAS 8.555,0010.071,00 16.103,70 32.977,20 37,955.3 51.68 28,963.8 36,234.3 25.10 EKSPOR 7.745,20 5.873,90 4.212,50 7.299,60 6,837.0 -0.32 4,465.0 3,673.2 -17.73 MIGAS 0,00 0,00 0,00 0,00 3.3 0.00 3.3 0 0.00 NON MIGAS 7.745,20 5.873,90 4.212,50 7.299,60 6,833.6 -0.33 4,461.7 3,673.2 -17.67 IMPOR 809,80 4.197,10 11.891,20 25.677,60 31,121.7 148.66 24,502.1 32,561.1 32.89 MIGAS 0,00 0,00 0,00 0,00 0 0.00 0 0 0.00 NON MIGAS 809,80 4.197,10 11.891,20 25.677,60 31,121.7 148.66 24,502.1 32,561.1 32.89 NERACA PERDAGANGAN 6.935,40 1.676,90 -7.678,80 -18.377,90 -24,284.8 0.00 -20,037.1 -28,888.0 -44.17 MIGAS 0,00 0,00 0,00 0,00 3.3 0.00 3.3 0.0 0.00 NON MIGAS 6.935,40 1.676,90 -7.678,80 -18.377,90 -24,288.1 0.00 -20,040.5 -28,888.0 -44.15

(Nilai : Ribu US$) Sumber: BPS, diolah Pusat Data dan Sistem Informasi, Kementerian PerdaganganSesuai dengan

Menggunakan HS 2-digit, data dari Badan Statistik ASEAN mengidentifikasi bahwa 10 impor utama Indonesia dari Laos pada tahun 2019 yaitu:

1. [31] Fertilizers

2. [85] Electrical machinery and equipment and parts thereof; sound recorders and reproducers; television image and sound recorders and reproducers, parts and accessories of such articles

3. [24] Tobacco and manufactured tobacco substitutes 4. [64] Footwear; gaiters and the like; parts of such articles

5. [90] Optical, photographic, cinematographic, measuring, checking, medical or surgical instruments and apparatus; parts and accessories

6. [39] Plastics and articles thereof

7. [61] Apparel and clothing accessories; knitted or crocheted

8. [84] Nuclear reactors, boilers, machinery and mechanical appliances; parts thereof 9. [52] Cotton

10. [49] Printed books, newspapers, pictures and other products of the printing industry; manuscripts, typescripts and plans

(12)

Sedangkan 10 ekspor utama Indonesia ke Laos pada tahun 2019 yaitu:

1. [87] Vehicles; other than railway or tramway rolling stock, and parts and accessories thereof

2. [85] Electrical machinery and equipment and parts thereof; sound recorders and reproducers; television image and sound recorders and reproducers, parts and accessories of such articles

3. [84] Nuclear reactors, boilers, machinery and mechanical appliances; parts thereof 4. [55] Man-made staple fibres

5. [60] Fabrics; knitted or crocheted

6. [33] Essential oils and resinoids; perfumery, cosmetic or toilet preparations 7. [40] Rubber and articles thereof

8. [73] Iron or steel articles 9. [52] Cotton

10. [24] Tobacco and manufactured tobacco substitutes

No Commodity 2019 Export Import 2020 Export Import

0 [00] TOTAL (All Products) 37,958,694 6,836,966 31,121,728 25,030,004 2,661,836 22,368,168 1 [31] Fertilizers 27,112,039 27,112,039 19,757,486 19,757,486 2

[85] Electrical machinery and equipment and parts thereof; sound recorders and reproducers; television image and sound recorders and reproducers, parts and accessories of such articles

5,085,362 1,397,327 3,688,035 2,396,430 715,163 1,681,267 3 [24] Tobacco and manufactured tobacco substitutes 212,168 53,772 158,396 857,929 18,121 839,808 4 [64] Footwear; gaiters and the like; parts of such articles 102,085 23,234 78,851 47,680 22,785 24,895 5 [90] Optical, photographic, cinematographic, measuring, checking,

medical or surgical instruments and apparatus; parts and accessories 63,493 18,884 44,609 37,280 37,280 6 [39] Plastics and articles thereof 10,613 85 10,528 24,547 5,517 19,030 7 [61] Apparel and clothing accessories; knitted or crocheted 9,602 1,230 8,372 126 126 8 [84] Nuclear reactors, boilers, machinery and mechanical appliances;

parts thereof 1,205,647 1,199,944 5,703 146,572 146,175 397 9 [52] Cotton 65,856 61,331 4,525 110 110

10 [49] Printed books, newspapers, pictures and other products of the

printing industry; manuscripts, typescripts and plans 3,060 3,060 714 714

No Commodity 2019 Export Import 2020 Export Import

0 [00] TOTAL (All Products) 37,958,694 6,836,966 31,121,728 25,030,004 2,661,836 22,368,168 1 [87] Vehicles; other than railway or tramway rolling stock, and parts and

accessories thereof 1,965,891 1,965,631 260 649,799 649,749 50 2

[85] Electrical machinery and equipment and parts thereof; sound recorders and reproducers; television image and sound recorders and reproducers, parts and accessories of such articles

5,085,362 1,397,327 3,688,035 2,396,430 715,163 1,681,267

3 [84] Nuclear reactors, boilers, machinery and mechanical appliances;

parts thereof 1,205,647 1,199,944 5,703 146,572 146,175 397 4 [55] Man-made staple fibres 860,600 860,600 413,367 413,367

5 [60] Fabrics; knitted or crocheted 643,066 642,015 1,051 181,874 181,874 6 [33] Essential oils and resinoids; perfumery, cosmetic or toilet

preparations 199,107 196,446 2,661 265,869 263,793 2,076 7 [40] Rubber and articles thereof 161,819 161,774 45 93,952 93,922 30 8 [73] Iron or steel articles 112,732 112,732 4,279 4,279

9 [52] Cotton 65,856 61,331 4,525 110 110

(13)

Menurut Data dari Badan Statistik ASEAN, tahun 2020, produk yang potensial untuk dijual di Laos diantaranya adalah :

1. [30] Pharmaceutical products

2. [13] Lac; gums, resins and other vegetable saps and extracts

3. [34] Soap, organic surface-active agents; washing, lubricating, polishing or scouring preparations; artificial or prepared waxes, candles and similar articles, modelling pastes, dental waxes and dental preparations with a basis of plaster

4. [19] Preparations of cereals, flour, starch or milk; pastrycooks' products 5. [64] Footwear; gaiters and the like; parts of such articles

6. [39] Plastics and articles thereof 7. [18] Cocoa and cocoa preparations

8. [58] Fabrics; special woven fabrics, tufted textile fabrics, lace, tapestries, trimmings, embroidery

9. [48] Paper and paperboard; articles of paper pulp, of paper or paperboard 10. [63] Textiles, made up articles; sets; worn clothing and worn textile articles; rags Bagi pengusaha Indonesia yang ingin produknya masuk ke Laos disarankan untuk mencari partner lokal yang mengerti terutama bagi pemasaran dan penjualan produk tersebut. Hal ini juga akan membantu mengurangi resiko dalam memasuki pasar Laos.

UPAYA KBRI VIENTIANE

• Pada tanggal 28 – 31 Januari 2020 KBRI Vientiane telah mengikuti kegiatan Lao Food Festival 2020 di Chao Annouvong Park Vientiane, Laos. Dalam kegiatan ini KBRI Vientiane melibatkan DWP KBRI Vientiane dan 5 peserta pameran yang terdiri dari 3 UMKM Indonesia yang terdiri dari Batik Hatta, Batik House dan Enggar Collection yang berasal dari Provinsi DKI Jakarta dan Yogyakarta serta PT. Ardiya Dinara Indotrade (Ava Natural) sebagai produsen kosmetik berbahan baku alami serta Sabaidee Export Import yang menjadi distributor dari PT. Mayora Indonesia di Laos.

• Kegiatan ini dibuka oleh Presiden Lao Business Women’s Association, Ibu Chanthachone Vongsay dan dihadiri oleh Para Duta Besar Negara Sahabat, Para Spouse Pejabat Laos dan korps diplomatic serta diikuti oleh sekitar 200 peserta pameran yang terdiri dari berbagai usaha yang meliputi pangan, kerajinan dan perwakilan negara sahabat di Laos diantaranya Kedutaan Besar Filipina, Kamboja, Malaysia, Myanmar, Singapura dan Thailand.

• Total nilai transaksi selama acara berlangsung mencapai 90 juta rupiah. KBRI Vientiane juga memfasilitasi berbagai pertemuan bagi peserta pameran untuk bertemu dengan potential partner dari Laos dalam membahas potensi kerja sama bagi usaha mereka di masa mendatang.Sesuai dengan tujuan penyelenggaraan Lao Food Festival 2020, para peserta berharap dapat memanfaatkan momentum ini untuk membuka akses bagi produk Indonesia ke pasar Laos yang masih tergolong pasar Non-Tradisional.

(14)

B. INVESTASI

Menurut data statistik dari Kementerian Perencanaan dan Investasi Laos 10 negara yang memiliki investasi terbesar di Laos adalah RRT, Thailand, Vietnam, Korea Selatan, Perancis, Amerika Serikat, Jepang, Malaysia, Australia, dan Singapura. (Sumber

http://investlaos.gov.la/resources/statistics/ November 2020)

Sedangkan pada tahun 2019 investor terbesar di Laos adalah RRT, Vietnam, Thailand, Jepang, Rusia, Perancis, dan Australia.

Menurut dari statistik diatas, Investor Utama di Laos pada tahun 2019 adalah China dengan nilai investasi pada tahun 2019 mencapai USD 1 miliar. Adapun investasi di Laos paling banyak pada sector penyedia listrik yakni untuk pembangunan bendungan pembangkit listrik.

(15)

Investasi di Laos dinilai sangat menjanjikan mengingat Laos secara georgrafis menghubungkan negara tersebut dengan pasar sebanyak 268 juta jiwa. Laos juga menjadi bagian dari pembangunan kereta Cepat dari China yang akan menggabungkan Laos dalam skema One Belt one Road (OBOR) dimana arus keluar masuk barang dan manusia akan semakin dinamis.

Masuknya Laos ke OBOR akan membantu negara yang Land Locked tersebut untuk meningkatkan keterhubungannya dalam perdagangan. Pemerintah Laos juga sedang melakukan kajian pembangunan rel kereta dari Vientiane ke Pelabuhan Ving Ang (Vietnam) dimana pengelolaan pelabuhan tersebut dikonsesikan kepada Laos oleh Vietnam. Laos juga sedang melakukan kajian pembangunan jalan bebas hambatan dari Vientiane ke Hanoi. Dari segi regulasi, Laos sedang berupaya untuk meningkatkan peringkatnya dalam Ease of Doing Business dimana posisi Laos sekarang berada di no 141. Untuk lebih menarik investor asing, Laos telah melaksanakan amandemen Undang – Undang Investasi No – 14 bertanggal 17 November Tahun 2017. Secara umum undang – undang ini juga menyebutkan bahwa Investasi di Pertambangan dan Ekspor kayu log dilarang. Lisensi bagi pertambangan tidak lagi dikeluarkan oleh Pemerintah Laos.

Pada tanggal 7 November 2017, sebelum amandemen UU Investasi ini dikeluarkan, Pemerintah Laos melalui Nota No 2663/Cabinet/MOIC telah mengeluarkan peraturan yang menghapus keharusan investor asing untuk memiliki menyetor modal minimal 1 Milyar Kip (USD 120.000) untuk mendirikan bisnis pada bidang Bisnis Umum. Namun sampai sekarang implementasi dari peraturan ini masih dipertanyakan.

Pada Undang – Undang Investasi No-14 bertanggal 17 November Tahun 2017 banyak sektor yang dipromosikan di daerah yang sulit (hardship). Bidang yang dipromosikan diantaranya pertanian organik, produksi bibit padi, penggemukan ternak, produksi kemasan pertanian yang ramah lingkungan, handicraft, Pendidikan, pengembangan SDM, pelatihan tenaga kerja, produksi alat – alat Pendidikan, rumah sakit modern, pabrik obat – obatan, pabrik alat kesehatan, dan produksi obat – obatan herbal. Namun demikian, amandemen ini juga mengurangi periode konsesi investasi dari awalnya 99 tahun menjadi 50 tahun.

Pebisnis yang berinvestasi dan beroperasi di daerah yang sulit (disebut juga area I) dimana infrastrukturnya belum berkembang akan dibebaskan pajak keuntungan selama 10 tahun. Sebagai tambahan, apabila investasi bidang yang dipromosikan dan berada di daerah yang sulit akan mendapatkan 15 tahun pembebasan pajak keuntungan. Selanjutnya, investor akan mendapatkan insentif konsesi lahan selama 10 tahun dan 15 tahun bagi yang berinvestasi di sektor yang direkomendasikan.

(16)

Sementara bagi investor yang berencana untuk berinvestasi di daerah yang infrastrukturnya sudah baik (disebut sebagai area II) akan mendapatkan insentif berupa pembebasan pajak selama empat tahun dan apabila berinvestasi dan berproduksi di bidang yang dipromosikan akan mendapatkan total tujuh tahun pembebasan pajak dari keuntungan. Tambahan insentif lainnya berupa kemudahan konsesi lahan selama 5 tahun dan apabila bergerak di bidang yang direkomendasikan akan mendapatkan tambahan 3 tahun.

Insentif berupa tarif impor dan pembebasan pajak pertambahan nilai lain juga diberikan di sektor bisnis yang bergerak di bidang impor mobil dan mesin serta peralatan yang tidak diproduksi di Laos. selain itu, bahan bahan mentah untuk produksi, peralatan untuk produksi barang yang di ekspor dari Laos akan mendapatkan insentif penghilangan tarif ekspor dan pajak pertambahan nilai dari barang yang sudah jadi dan akan diekspor.

KERJA SAMA BUMN INDONESIA DENGAN PERUSAHAAN LAOS

Kerja Sama Infrastruktur Kereta dengan IRDC

- Pada tanggal 27 Juni 2019, telah ditandatangani Nota Kesepahaman antara IRDC yang terdiri dari PT INKA, PT KAI, PT LEN Industry dan PT Waskita Karya dengan Petrotrade Laos mengenai kerja sama dalam bidang pengembangan infrastruktur kereta api dari Provinsi Khammouan, Laos ke Pelabuhan Vung Ang di Vietnam.

- Indonesia Railway Development Consortium (IRDC) telah melakukan survei awal

dari Thakek sampai ke Pelabuhan Vung Ang (Vietnam) pada bulan Juni 2019. - Pembangunan jalur kereta api dari Thakek, Provinsi Khammouanne di Laos,

hingga ke ke perbatasan Laos-Vietnam sepanjang 150 km dan pembangunan jalur kereta apa dari perbatasan antara Laos-Vietnam Pelabuhan Vung Ang, Provinsi Ha Tinh, di Viet Nam sepanjang 120 km. Total 270 km. Pembangunan jalur kereta api mengikuti punggung gunung.

- Pada tanggal 15 Agustus 2019, telah dilakukan Penandatanganan Joint

Development Agreement antara IRDC, PetroTrade, dan HT Investment Group.

pembangunan jalur kereta diharapkan pada tahun 2023..

- Perkiraan Nilai Investasi USD 404,8 juta - USD 1,4 miliar (Rp 5,7 triliun - Rp 21 triliun). Pembangunan jalur kereta api sepanjang 270 km dari Provinsi Thakek (Laos) menuju Pelabuhan Ving Ang (Vietnam) akan menyesuaikan dengan kondisi geografis. Wilayah tersebut juga masih perlu dibersihkan dari ranjau darat (UXO) sisa dari Perang Vietnam.

Kerja Sama Pertanian Dengan PT PN, Pupuk Indonesia dan Perum BULOG - Pemerintah Laos telah menawarkan banyak peluang investasi pertanian dan

perkebunan di Laos yang dapat ditindaklanjuti oleh BUMN Indonesia. Lahan tersebut dapat dimanfaatkan untuk beras, tebu, jagung, dll. Adapun daerah yang telah diusulkan oleh pihak Laos adalah sebagai berikut:

o Lahan Pertanian dengan luas 100.000 ha di Provinsi Khammouane; o Lahan Pertanian dengan luas 140.000 ha di Provinsi Savannakhet; o Lahan Pertanian dengan luas 100.000 ha di Provinsi Bolikhamxay ; o Lahan Pertanian dengan luas 30.000 ha di Provinsi Bokeo.

- Penerintah Laos menargetkan peningkatan produksi beras dari 2 ton/hektar →8 ton/hektar

(17)

- Pada tanggal 27 Juni 2019 telah dilakukan penandatanganan Nota Kesepahaman antara Perkebunan Nusantara (PTPN) dan PT Pupuk Indonesia dengan Phaiboun Trading Import and Export mengenai kerja sama dalam bidang pengembangan pertanian untuk komoditas padi, tebu dan komoditas lainnya. Penandatanganan disaksikan oleh Perum Bulog.

- Perkiraan nilai investasi untuk Lahan Tebu dan Pabrik Gula USD 353,8 juta (Rp 5 triliun), sedangkan nilai bisnis per tahun USD 142 juta (Rp 2 triliun).

Kerja Sama Pertambangan dengan PT TIMAH dan PT Pupuk Indonesia

- Laos merupakan negara satu-satunya di Asia Tenggara yang memiliki potensi potassium. Pemerintah Laos telah menyampaikan terdapat peluang investasi potassium di Provinsi Khammouane. Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) telah melakukan kunjungan ke Laos pada Bulan Januari 2019 untuk menjajaki pembelian potasium dari Laos.

- Pada bulan Juni 2019 telah di tandatangani Nota Kesepahaman antara PT Timah dan PT Pupuk Indonesia dengan Petrotrade Laos mengenai kerja sama dalam bidang pertambangan Potasium, Timah dan mineral lain.

- Nilai bisnis per tahun untuk kerja sama tersebut yaitu USD 92 juta (Rp 1.3 triliun), berupa nilai Potash yang dikirim ke Indonesia untuk bahan baku pupuk.

Kerja Sama Pembelian Batubara dengan PT Bukit Asam

- Petrotrade Laos bermaksud membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batubara dengan kapasitas 2000MW di provinsi Khammouane, Laos. PT Bukit Asam merupakan perusahaan penghasil batubara yang memilik cadangan terbesar di Indonesia.

- Pada bulan Juni 2019 telah di tandatangani Nota Kesepahaman antara Petrotrade dengan PT Bukit Asam mengenai kerja sama perdagangan batubara. - Kontrak ekspor batu bara dari Indonesia ke Laos, sebesar 3 juta ton pada tahun

2023 dan 6,5 juta ton pertahun selanjutnya.

- Nilai transaksi yaitu Rp. 1 triliun (USD 71 juta), dengan harga GAR 5000 USD 53.25 ton/tahun (dibulatkan).

PELUANG INDONESIA

Diperkirakan pertumbuhan perekonomian Laos di masa mendatang akan banyak disumbangkan oleh sebagai berikut;

Investasi di sektor pertambangan

Meskipun saat ini sedang dilakukan moratorium, namun akan dipertimbangkan pencabutan moratorium pemberian lisensi pertambangan bagi investor asal Indonesia. Mineral yang potensial bagi investor di Laos adalah bijih besi, timah, dan potassium.

Investasi di sektor pertanian

Investasi pertanian untuk investor dari Indonesia sangatlah terbuka. Hal ini dikarenakan pengembangan sektor pertanian merupakan salah satu prioritas dalam

(18)

Peningkatan Kinerja Nasional Laos untuk tahun 2016 – 2020 dan masuk kepada salah satu prioritas investasi (produk padi organik) dari Undang Undang Investasi no 14. Laos merupakan penghasil utama beras organik di Kawasan Greater Mekong Subregion (GMS) dengan hasil produksi mencapai lebih dari 3 juta ton pertahun. Namun demikian, Laos masih memiliki banyak lahan pertanian yang subur terutama di daerah Khammouane dimana disampaikan komitmen pengusaha Laos untuk menyediakan lebih dari 10.000 hektar lahan pertanian.

Investasi di sektor perikanan

Laos juga menyimpan potensi di bidang perikanan darat dengan kondisi alamnya yang banyak sungai dan curah hujan yang cukup stabil sepanjang tahun sehingga cocok bagi pengembangan bisnis semua jenis perikanan darat.

Investasi di sektor jasa

Lingkungan bisnis di Laos dipandang menjanjikan terutama bagi produk-produk dan jasa yang memerlukan keahlian tertentu. Laos memprioritaskan produk-produk tertentu seperti furniture dan kerajinan tangan sebagai primadona ekspor Laos namun design dan keahlian pengrajin Laos masih belum banyak berkembang dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya.

Investasi di sektor pariwisata dan jasa boga

Di Laos masih banyak ceruk pasar dari sektor jasa yang dapat dikembangkan. Pariwisata merupakan sektor yang sangat menjanjikan karena banyak peluang yang dapat dimanfaatkan dengan jumlah turis asing dan domestik yang semakin meningkat tiap tahunnya. Selain itu, gaya hidup penduduk Laos yang senang melakukan perjalanan wisata dengan keluarga juga semakin populer. Peluang dalam bisnis akomodasi kelas menengah ke bawah masih sangat terbuka khususnya di beberapa daerah yang sektor pariwisatanya masih berkembang. Peluang untuk mengembangkan kawasan wisata juga masih terbuka, sebagai contoh sampai saat ini belum ada wahana atau taman-taman tematik lainnya yang menarik di Laos. Kondisi alam Laos yang bergunung-gunung dan banyak sungainya juga tentunya dapat dikembangkan lebih lanjut untuk atraksi-atraksi pariwisata. Peluang jasa boga khas Indonesia juga masih terbuka, tentunya dengan olahan panganan dan rasa yang disesuaikan dengan selera setempat.

(19)

C. PARIWISATA

Pariwisata merupakan salah satu primadona perekonomian Laos dimana setiap tahunnya terdapat lebih dari 4,8 juta pengunjung atau berjumlah sekitar 68% dari total populasi Laos sebanyak 7 juta jiwa. Menurut Data Statistik ASEAN Secretariat; pada tahun 2019 jumlah pengunjung ke Laos meningkat sebesar 14% dari asalnya 4,2 juta jiwa (2018) ke 4,8 juta jiwa (2019).

Karakteristik tempat wisata di Laos pada umumnya adalah wisata alam dan budaya dimana pusat kunjungan turis ke Laos adalah kota budaya Luang Prabang yang memiliki situs sejarah dan budaya terbanyak di Laos. Produk wisata yang dijual umumnya adalah kunjungan ke museum dan situs bersejarah lainnya. Produk wisata alam yang pada umumnya diminati

(20)

adalah canoeing, trekking, dan berkemah. Karakteristik turis yang dating apabila dari negara Korea Selatan atau Jepang akan menggunakan guide tour. Sementara itu, Laos juga sangat populer bagi turis Eropa dari segmentasi backpacker mengingat penginapan serta makanan secara umum di Vientiane dan Luang Prabang sangat terjangkau.

PELUANG BAGI INDONESIA

KBRI Vientaine merencanakan adanya penerbangan langsung dari Laos ke Indonesia yang dimulai dengan pesawat sewaan. Hal ini didasari dengan peningkatan yang signifikan jumlah wisatawan Indonesia yang mengunjungi Laos, yakni sebesar 48%, wisatawan pada tahun 2019 yaitu sebesar 5,161 orang, dari 3487 wisatawan pada tahun 2018.

Sementara sebaliknya, dari Laos ke Indonesia pada tahun 2019 tercatat sebanyak 4,142 wisatawan yang berkunjung. Jumlah ini meningkat sebesar 8% dari tahun 2018 yakni sebesar 3,809 wisatawan.

Dari segi populasi Laos hanya memiliki 7 juta jiwa sehingga bukan market yang besar untuk pariwisata. Namun demikian, peluang untuk penerbangan langsung kedua negara diharapkan terjadi setelah kereta cepat China tersambung dengan Laos pada tahun 2021/2022 dimana diharapkan turis dari Provinsi Kunming yang tidak memiliki penerbangan langsung dari daerahnya dapat terbang melalui bandara Laos ke Indonesia. Pengembangan paket wisata pantai di Indonesia sangat prospektif di Laos mengingat kebanyakan turis dari Laos utamanya ingin berkunjung ke Bali. Kondisi geografis Laos yang tidak memiliki Pantai merupakan peluang besar bagi Indonesia yang memiliki garis pantai yang sangat Panjang serta memiliki cost yang murah apabila dibandingkan dengan pantai di Thailand. Sebagai tambahan, Wisata ke Borobudur merupakan tujuan yang cukup populer mengingat kebanyakan masyarakat Laos beragama Buddha.

(21)

D. JASA

Total populasi yang bekerja yaitu1,8 juta orang bekerja, dimana 939 ribu adalah laki-laki dan 818 perempuan. Wanita yang bekerja agak lebih muda daripada pria. 18,6 persen wanita yang bekerja berusia 15 hingga 24 tahun dibandingkan 15,5 persen untuk pria.

Di perdesaan lebih banyak orang yang bekerja (979 ribu) dibandingkan di perkotaan (779 ribu). Kaum muda menyumbang proporsi pekerjaan yang lebih besar di daerah pedesaan sebesar 20,1 persen dibandingkan di daerah perkotaan sebesar 13,1 persen. (Sumber Labor Force Survey, Lao Statistic Bureau, Juni 2018)

Dari Biro Statistik Laos, didapatkan bahwa sektor jasa merupakan sektor terbesar dalam menyediakan pekerjaan bagi masyarakat Laos. Terjadi peningkatan hingga tahun 2018. Di tahun 2017, sektor jasa telah melakukan rekruitmen kepada 226.670 pekerja baru naik dari 124.000 pada tahun 2016. Menurut Biro Statistik Laos, sejak tahun 2016 sektor jasa merupakan penyumbang GDP terbesar di Laos dengan data sebagai berikut:

Jenis Bidang 2016 (Dalam $ juta) 2017 (Dalam $ juta) 2018 (Dalam $ juta) Pertanian 2.611 2.672 Industri 4.365 5.100 Jasa 6.439 6.886

Produk jasa yang paling banyak diminati tidak berubah dalam tiga tahun terakhir, jika diurutkan dari yang paling banyak menghasilkan pemasukan bagi negara diantaranya adalah kegiatan wholesale dan retail termasuk service perbaikan kendaraan bermotor; Real Estate, Administrasi Publik, dan Hospitality. Sektor Jasa Keuangan sebenarnya cukup prospektif mengingat sudah banyak bank asing masuk ke Laos dari Australia, China, Malaysia, Thailand, dan Vietnam.

Pekerja asing diperkirakan berjumlah sekitar 24.000 dengan komposisi didominasi oleh pekerja asal Vietnam, China, dan Thailand. Dikarenakan berhubungan dengan pembangunan kereta api cepat, jumlah pekerja dari China akan semakin bertambah terutama sampai dengan tahun 2021 dimana diperkirakan proyek OBOR akan selesai dikerjakan.

Sementara untuk pekerja dari Indonesia di Laos diperkirakan jumlahnya mencapai xxxx dengan kebanyakan bekerja di pertambangan Phubia Mining yang berada di Provinsi Xayxombone atau sekitar 3 jam dari Ibu Kota Vientiane. Para pekerja professional dari Indonesia kebanyakan bekerja di bidang Teknik pertambangan.

PELUANG BAGI INDONESIA

Diperkirakan berada pada bidang Pertambangan, Kontraktor Bendungan, dan Hospitality. Di sektor pertambangan, Laos memiliki Phibua Mining. Sementara untuk sektor hospitality, sekiranya kereta api cepat dari Yunnan sudah terkoneksi dengan Vientiane, diperkirakan sektor ini akan semakin membutuhkan tenaga kerja ahli dari luar Laos.

(22)

E. KERJA SAMA KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

KERJA SAMA KEUANGAN

Saat ini, Indonesia tidak memiliki kerja sama di bidang keuangan dengan Laos. Namun demikian, terdapat potensi kerja sama keuangan melalui Bank Exim dalam bidang pembelian alat utama sistem pertahanan (Alutsista), munisi, dan Pesawat Terbang buatan PT DI.

KERJA SAMA PEMBANGUNAN

Pada tanggal 27 Juni 2019, telah ditandatangani Nota Kesepahaman antara IRDC yang terdiri dari PT INKA, PT KAI, PT LEN Industry dan PT Waskita Karya dengan Petrotrade Laos mengenai kerja sama dalam bidang pembangunan infrastruktur kereta api dari Provinsi Khammouan, Laos ke Pelabuhan Vung Ang di Vietnam.

Pembangunan jalur kereta api dari Thakek, Provinsi Khammouanne di Laos, hingga ke perbatasan Laos-Vietnam sepanjang 150 km dan pembangunan jalur kereta apa dari perbatasan antara Laos-Vietnam Pelabuhan Vung Ang, Provinsi Ha Tinh, di Viet Nam sepanjang 120 km. Total 270 km. Pembangunan jalur kereta api mengikuti punggung gunung.

Indonesia Railway Development Consortium (IRDC) telah melakukan survei awal dari

Thakek sampai ke Pelabuhan Vung Ang (Vietnam) pada bulan Juni 2019.

Pada tanggal 15 Agustus 2019, telah dilakukan Penandatanganan Joint Development

Agreement antara IRDC, PetroTrade, dan HT Investment Group. Pembangunan jalur

kereta, diharapkan selesai pada tahun 2023.

Saat ini, pembangunan infrastruktur kereta api masih dalam pembahasan lebih rinci antar para tim teknis.

(23)

VI.

KONTAK INFORMASI BISNIS

1. Agriculture Development Export/Import Co.Ltd, Namor Tai Village, 13 Nua Rd. Oudomxay Province, (+856-20) 22020222 – Tea Producer

2. Agriculture Forestry Development Export-Import, Phonthan-Tai Village, Xaysettha District, Vientiane Capital T.+85621453148 F.+85621451837

3. Agriculture Export_Import. Co.Ltd. Thongkhankam Village, Chanthabouly District, Vientiane Capital, T.+85621216851 F.+85621216851 – Agriculture Products / food products

4. Chengsawang Export-Import Co.Ltd, No.239, Naseo Village, Sikerd-Dongdok Rd, Naxaythong District, Vientiane Capital, T.+85621941159/+8562022212152 – (rice Processing)

5. P.L.G Trading Import-Export Co.Ltd., no.49, Chomcheng Village, Keanthao Districy, Xaiyabuly Province, T.+8562055721550 F.+85674211829 – (cigarette Agency)

6. C.K Trading Import-Export Co.Ltd, Chommany Nua Village, Xaysetha District, Vientiane Capital, T.+85621416368 F.+85621413065 - (Vehicle spare parts and service, car trader)

7. New Vehicles and Spare Parts Co.Ltd, Sihom Village, Chanthabouly District, Vientiane Capital, T. +85621214514 F.+85621243332 – (Auto spare part and services)

8. Thip Trading Import-Export.Co.Ltd, Xangku Village, Xaythany District, Vientiane Capital, T. +85621770338-9 F.+85621740342 - (Auto spare parts and services)

9. D.M Construction Trading Co.Ltd, Phonxay Village, Xaysettha District, Vientiane Capital, T.+85621415219 F.+85621414474 – (Construction trading and consultation)

10. Phonsiri Group Co., Ltd, Anou Village, Chanthabouly District, Vientiane Capital, T.+85621261870 F. +85621222413

11. Lao Refrigel, 249/1, Thongtoum Village, Anouson Rd, Chanthabouly District, Vientiane Capital, T.+85621217146 F+85621264051 – (Air Condition and electrical equipment) 12. Khaun Meuang Trading Co.Ltd, Donekoy Village, sisattanak District, Vientiane Capital,

T.+85621351332 F.+85621330063 – (furniture)

13. Manivone Development Export, Nakham Village, Nakham Rd, Shikodthabong, Vientiane Capital, T.+85621520022 F.+85621520022 – (furniture)

14. Phoumsavanh Furniture, Nalong Village, Nong District, Savannakhet Province, T.+8562056609455

15. Alpilao International One Person Co.Ltd. Nongtha Nua Village, Nongtha Rd, Chanthabouly District, Vientiane Capital, T.+85621561634 F.+85621560431 – (Garment)

16. Creative Business Corp (Lao) Co.Ltd, Khamhoung Village, Xaithanny District, Vientiane Capital, T.+85621771196 F.+85621770312 – (Children wear)

17. Scavi Lao, Nongping Village, Sikhottabong District, Vientiane Capital, T.+85621540092 F. +85621540093 – (Garment – underwear)

18. Bari Jewelry, House No.370, Xiengyeun Village, Samsenthai Rd., Chanthabouly District, Vientiane Capital, T.+85621222891 – (Jewelry)

19. Dokmai Esport Co.Ltd, Thaphalanxai Village, Thadua Rd. Sisattanak District, Vientiane Capital T.+85621313738 f.+85621313738 email: bernadette@dokmaiexpert.com– (Lao Silk producer and exporter and tribal handicraft)

20. Fawatthana Co.Ltd, no 209, Thongkankham Village, Anou Rd. Chanthabouly District, Vientiane Capital T.+85621212266 F.+85621221115

21. Lao Gems and Jewelry, Hatsadi Village, Lanxang Rd. Chanthabouly District, Vientiane Capital, T.+85621218983 F.+85621264854

22. Sriram Export Co.Ltd, Thongtoum Village, Chanthabouly District, Vientiane Capital, T.+85621222463 F.+85621222463 – (Export diamond, rattan, coffee, non-timber forest products, agriculture product)

23. Tengkeo handicrafts, Nakao Village, 13 Nua Rd, PhonhongDistrict, Vientiane Capital T.+8562055410721 – (Export handicrafts from silk and rattan)

24. DATACOM, Sihom Village, Louangprabang Rd. Chanthobouly District, Vientiane Capital T.+85621250850 F.+85621250103 – (IT and Office Equipment)

(24)

25. Entreprise of Telecommunications Lao (ETL), Sailom Village, Chanthabouly District, Vientiane Capital, Saylom Rd. T.+85621260015 F.+85621260051 website

www.etllao.com– (telecommunication)

26. Lao Telecommunications (LTC), Sisaket Village, Chanthabouly District, Vientiane Capital. LanXang Rd. T.+85621216465-6 F.+85621219690 website www.laotel.com –

(Telecommunication, IDD, ID, land line phone, mobile phone)

27. Kanya Mittaphab Export-Import, Nongbon Village, Vientiane Capital T.+85621215273 F. +85621219264 – (pharmacy and science equipments retails, lab and mining

architecture)

28. Palamy Pharma Co.Ltd, no.145, Sithan Nua Village, Louangprabang Rd, Sikottabong District, Vientiane Capiptal, T.+85621212933 F.+85621218248 – (import medicine and medical equipments)

29. Viengthong Pharma Co.Ltd, 185/11, Sihom Village, Asian Rd, Chanthabouly District, Vientiane Capital, T.+85621214547 F.+85621214117 – (Pharmacy importer, medical equipment, cosmetic)

30. Lao Tobacco Ltd, Somvang Village, Thadua Rd. Hadxaiphong District, Vientiane Capital T.+85621352780 F.+85621313144

31. Vientiane Fisheries Association, Chaommani Village, Xaysettha District, Vientiane Capital T.+85621720488/+8562022233366

32. Alounny Export-Import, Hongka Village, Nongbon Road, Chanthabouly District, Vientiane Capital T. +85621250301 F.+85621216849 – (Organizing exhibition, advertising, import clothing)

33. BPTS Service, Chomphet Tai Village, Thadua Rd. Sisattanak District, Vientiane Capital T.+85621350194/+8562022228200 F.+85621350194 – (Rice Retailer and office

equipment)

34. C.K Trading Import Export. Ltd, Chommany Tai Village, Saysettha District, Vientiane Capital T.+85621413063-4 / +8562055513118 F.+85621413065 email

ckvandy@laotel.com

35. Charoen Phattana Group Co.Ltd, Haisok Village, Samsenthai Rd, Chanthabouly District, Vientiane Capital T.+85621243216/+8562055888286 F.+85621243216 email

charoenphattana@yahoo.com - (Investment consultation, auto services, retails and

farming

36. Daoheuang Group, Hatsadi Tai Village, Chanthabouly District, Vientiane Capital T.+85621241666 F.+85621242666 e,ail leuang@daoheuang.com website

www.daoheuangcoffee.com– (Export Coffee, comsumption products

37. Kesone Vongsouvanh Trading Export-Import Co.Ltd, Phonsavanh Village, Pakse District, Champasack Province, T.+8562055530117 – (wholesaler and retailer:

consumption products, food, coffee, tea, agriculture machinery, contruction’s materials, lectronic equipment, medicines, cosmetic)

38. Khaun Meuang trading Co.Ltd, Donkoy Village, Sisattanak District, Vientiane Capital T.+85621330062 F.+85621330063 email khamlankv@yahoo.com

39. KP Co.Ltd, Vatchan Village, Chanthabouly District, Vientiane Capital

T.+85621212391/+8562055512100 F.+85621217586 email virachit@kplao.com website

www.kplao.com– (Import food stuff, light product and consumer products)

40. Lao-IndoTiongkok Group Co.Ltd, Sibounheuang Village, Chanthabouly District, Vientiane Capital T.+85621262135/+8562022225599 F.+85621262158 email

laoimair@laopdr.com– (Import-export agriculture machinery, food, car spare part,

construction material and electronic equipment, cassava factory, cassava plantation) 41. Lao Distribution Co.Ltd, Hongkaikeo Village, Chanthabouly District, Vientiane Capital

T.+85621265203-4/+8562055512200 F.+85621223798 email

phosavang@lao-distribution.com website www.lao-distribution.com– (consumption production)

42. Lao Hungheuaung Co.Ltd, Salkham Village, Thadua Rd. Hadxaiphong District, Vientiane Capital, T.+85621812120/+8562055511342 F.+85621812185 email

pvkorasack@yahoo.com– (Duty free, warehouse, import luxury products; tobacco,

alcohol and cosmetic, animal food)

(25)

44. Mekong Lao Export-Import Co.Ltd, Naxai Village, Xaysetha District, Vientiane Capital T.+85621413455/+8562077777666 F.+85621413457 email mekong@hotmail.com

website www.mekonglao.com– (furniture products, agriculture products, mining and industry equipment)

45. Pakxong Development Export State Entreprise, Pakxong Village, Pakxong District, Champasak Province T.+85631251083/+8562055739903 F.+85631251172 email

pakxong-development@hotmail.com– (export vegetables and beans)

46. Phonesavanh Import-Export Co.Ltd, Xiengyuen Village, Chanthabouly District, Vientiane Capital T.+85621222647-+8562055511563 F.+85621241628 email

thatdamwines@gmail.com website www.wine-laos.com– (Food and drinks provider to

the hotels, restaurants, wine importers

47. Saikong Treading Import-Export Co. Ltd, Chaow Anou Village, Chanthabouly District, Vientiane Capital T.+85621212698 F.+85621261089 email saikong@laotel.com–

(Import food stuff, construction material)

48. State Foodstuff Entreprise of Vientiane Capitel, Sihom Village, Chanthabouly District, Vientiane Capital T.+85621215808, 214913/+8562055520062 F. +85621214913 – (food stuff)

49. Seneoudom trading Co.Ltd, Phonphapao Village, Xaysettha District, Vientiane Capital T.+85621452699/+8562022213272 F.+85621452698 email intong.oudom@gmail.com–

(asphalt importers, consumption products wholesaler)

50. Societe Somboun Kankha Export-Import, Nongdouang Tai Villager, Sikhottabong District, Vientiane Capital T.+85621216954 F.+85621213953

51. Theelakoun Pany Trading Sole.Co.Ltd, Vienchaleun Village, Xaysettha District,

Vientiane Capital T&F.+85621454270 – (Import food products, helathy products, export timber forest products)

52. TNK Service Procurement and Supply Equipment & Materials Trading Co.Ltd, Vatnak Village, Sisattanak District, Vientiane Capital T.+85621480951/+8562055511861 F.+85621480950 – (export wood production, agriculture, handicrafts and non timber forest products)

53. Vientiane Development Co.Ltd, Sihom Village, Chanthabouly District, Vientiane Capital T.+85621217191 F.+85621217191 email vdcbns@hotmail.com– (import food stuff, consumer products, office equipment. Export agriculture products and non timber forest products)

54. Vientiane Trading Co.Ltd, Anou Village, Chanthabouly District, Vientiane Capital T.+85621212181/+8562055516393 F.+85621212932 – (export eucalyptus, import consumer products)

55. Societe Commercial Lao Co., ltd, Khounboulom Street,Watchan Village, Chanthabuly, District, Vientiane Capital, Laos PDR. Mobile: 020 5551 3507

56. Lao Brewery Company Ltd., Km.12 Thadeua Road, Hatsayfong District, Vientiane LAO P.D.R., Mobile: 020 5555 4915

Email:Sounthone.Phommachack@beerlao.la

57. ACE Consultancy Co., Ltd & Manthaturath Printing Press., 10/2 Manthaturath rd, Vientiane, Laos. Mobile: 020 55516831. Email: phachanthavong@yahoo.com.

58. Luangpaseuth Construction Group.,Vientiane Capital, Lao PDR Mobile: 020 55515194 59. Lao Samay group Co., ltd, Salakham Tai Vallage, Hatsaiyfong District, Vientiane

Mobile: 020 55511342 Email: pvkorasack@gmail.com

60. Mittaphab Agriculture development limited, Salakham Tai Vallage, Hatsaiyfong District, Vientiane Tel: 020 55511342 Email: pvkorasack@gmail.com

61. Khamphay Sana Group Co.,ltd, Vientiane, Lao PDR, Mobile: 020 5551 1939

62. Douangchaleun group Construction Development Co., ltd, Phonthong Village, Xaysettha District, Vientiane Lao PDR Mobile: 020 2255 9999 Email: xay5058@gmail.com

63. NCX Co.,ltd,Wattat Yaithong, Sikhottabong District, Vientiane Capital, Lao PDR. Email: schounra@gmail.com. Tel: 021 513 050, Fax: 021 513 054

64. Petroleum Trading Lao public Company, Veintiane, saysettha district, Mobile: 020 55559035, www.petrotradelaos.com

65. KPG Furniture Wood Product Manufacture, Vientiane, Lao PDR Mobile: 020 55527686, email: vanpheng@kpgfurniture.com, www.kpgfurniture.com

(26)

66. B.K.N Company limited, 3rd Block Industry zone Saphangkhanong, Xaythani District, Vientiane Laos, Mobile: 020 55505268. Email: bounoumbkn@gamil.com

67. Asia Investment, Development & Construction Sole Co., LTD, NNN Building (5th Floor), Boulychan Rd, Phonesinuan, Sisattanak, Vientiane Lao PDR, Mobile: 020 5550 9800. Email: pheutsapha@aifslaos.com

www.aidclaos.com

68. Saythirath Group,Ban Phonthan, Saysettha District, Vientiane Capital Lao Mobile: 020 7777 7777

69. Maliny Group Co., ltd, Phonphanao Village, Saysetha District, Vientiane Mobile: 020 54444455 Email: mlngrp_21@yahoo.com

70. Lao Inter Clinic, Rue Lao Thai Road, North Sapanthong, Vientiane, Lao PDR, Mobile: 020 9831 4959

71. State agroculture industry development enterprise imp-exp & general services,

Luangprabang road , vientiane,Lao PDR . P.O.Box: 4619. Tel: 021 216646,214939. Fax: 021 216242. Mobile: 0205551 4091

72. C & A Lao Air Catering,

73. Nongnieng Rd, Saysetha District, Vientiane, Mobile: 5551 6668 Email: anousengvi15@gmail.com Somchith_vsa@yahoo.com

74. Soukvnany Home Center Public Company, Vientiane, Lao PDR Mobile: 020 2221 0952, www.souvanny.com

75. Simuong group company, Lane Xang ave, Chanthabouly District, Vientiane, Lao PDR. P.o.box: 3187. Tel: 213 531. Mobile: 020 5558 8888

76. Dokchampa hotel, Dokchampa Ice-Dring water, Luangnamtha Province 77. Houng Aloun Trainding imp-exp transporation.,ltd, Bokeo Province. Email:

sisavanh.hal@gmail.com. Mobile: 020 2299 5559, 020 5222 5559

78. Savan SENO Special Economic Zone C Savan Park, Savannakhet Province, Tel: +856 41 260241, Mobile: +856 20 56615256

79. Asia Investment, Development & Construction Sole Co., LTD, NNN Building (5th Floor), Boulychan Rd, Phonesinuan, Sisattanak, Vientiane Lao PDR

Referensi

Dokumen terkait

Sistem kontrol lubrikasi roda penyangga cooler sangat diperlukan untuk mengatur waktu pelumasan roda-roda tersebut sehingga tidak terjadi kemacetan atau keausan yang

Suatu perusahaan harus bisa menciptakan citra yang positif terhadap mereknya, karena seorang konsumen akan melakukan pembelian produk, mereka akan melihat terlebih dahulu

DOSEN : HASAN SULTONI, M.Pd.i MATA KULIAH : ILMU PENDIDIKAN. FAKULTAS : TARBIYAH DISUSUN OLEH : -

kitab Rut ini bagi kehidupan orang percaya, yaitu pemeliharaan Allah bagi kehidupan orang percaya, makna pernikahan levirat bagi kehidupan orang percaya, penebusan dalam

Kerajaan islam didirikan pada tahun 1687 oleh Raden Sulaiman, yang kemudian bergeral Sultan Muhammad Syafeiuddin I. terdapat perbedaan pendapat tentang asal usul

orang lain dengan baik, akan dapat menjadi lebih efektif dalam pekerjaan mereka. Dan hal ini dapat dilakukan melalui lima aspek kecerdasan emosional yakni: 1) Kesadaran diri,

Nmap dapat dipergunakan untuk menyiasati masalah diatas yaitu dengan melakukan scanning terhadap port yang terbuka dari host target.. Jika host yang menjadi target pemeriksaan

PT XYZ Merupakan perusahan yang bergerak dibidang produksi sepatu, untuk kelancaran produksi di perlukan langkah perbaikan dalam beberapa kegagalan produk, setelah