• Tidak ada hasil yang ditemukan

T PKKH 1302960 Chapter5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T PKKH 1302960 Chapter5"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Annisa Nugraha Wahidah, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN BAHASA RESEPTIF DAN BAHASA EKSPRESIF PADA ANAK TUNARUNGU USIA SEKOLAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab IV, maka pada bab ini akan ditarik sebuah kesimpulan hasil dari penelitian dan pembahasan yang sudah dilakukan, serta akan dibahas mengenai rekomedasi dari hasil penelitian ini.

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Kondisi objektif instrumen perkembangan bahasa reseptif dan bahasa ekspresif anak tunarungu usia sekolah.

Kondisi objektif pengembangan instrumen asesmen bahasa reseptif dan bahasa ekspresif pada anak tunarungu usia sekolah menunjukkan bahwa belum tersedianya instrumen asesmen yang secara mendalam untuk membahas perkembangan bahasa reseptif dan bahasa ekspresif anak tunarungu sehingga perkembangan bahasa reseptif dan bahasa ekspresif belum tergambarkan dengan jelas. Kemampuan bahasa reseptif dan bahasa ekspresif anak tunarungu berbeda-beda dari anak tunarungu yang satu dengan anak tunarungu lainnya, hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan pada anak tunarungu dalam aspek bahasa reseptif dan bahasa ekspresifnya pun juga berbeda-beda, perkembangan bahasa reseptif dan bahasa ekspresif dipengaruhi oleh lingkungan sekitar anak tunarungu yang memberikan dampak, baik positif maupun negatif terhadap perkembangan bahasa reseptif dan bahasa ekspresif anak tunarungu.

(2)

103

Annisa Nugraha Wahidah, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN BAHASA RESEPTIF DAN BAHASA EKSPRESIF PADA ANAK TUNARUNGU USIA SEKOLAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dibandingkan dengan temannya yang lain, memalingkan muka saat diajak berkomunikasi,dan sebagainya.

2. Analisis hasil kondisi objektif dan literatur teori Myklebust dan teori Lewis

Penelitian yang dilakukan di tiga sekolah menunjukkan bahwa terdapat satu sekolah yang tidak memiliki instrumen asesmen, dan dua sekolah lainnya yang memiliki instrumen asesmen tetapi seluruh aspek perkembangan dikemas dalam satu instrumen asesmen termasuk aspek bahasa sehingga perkembangan anak tidak tergambar dengan jelas atau masih belum dapat tergali. Pada sekolah yang kedua terdapat kolom aspek bahasa pada instrumen asesmennya, namun hal yang diasesmen pada aspek bahasa ini hanyalah komponen mendengar, berbicara, dan penggunaan alat si saja tanpa adanya pengembangan dari komponen tersebut. Jika dilihat dari sudut pandang teori Myklebust maka hanya dua aspek saja sesuai dengan teori perkembangan bahasa reseptif dan bahasa ekspresif.. Dan di sekolah ketiga terdapat instrumen penelitian pada aspek bahasa namun hanya terdapat aspek bahasa verbal dan bahasa non verbal yang dikembangkan menjadi beberapa item instrumen sehingga aspek perkembangan bahasa belum cukup tergali dengan menggunakan asesmen tersebut.

Setelah mengetahui kondisi objektif instrumen asesmen perkembangan bahasa reseptif dan bahasa ekspresif yang belum tersedia disetiap sekolah, maka langkah selanjutnya peneliti melakukan studi literatur mengenai teori perkembangan bahasa reseptif dan bahasa ekspresif pada anak tunarungu yang dikemukakan oleh Myklebust dan Lewis.

(3)

104

Annisa Nugraha Wahidah, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN BAHASA RESEPTIF DAN BAHASA EKSPRESIF PADA ANAK TUNARUNGU USIA SEKOLAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

aspek dalam perkembangan bahasa reseptif dan bahasa ekspresif anak tunarungu usia sekolah yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan anak tunarungu dalam perkembangan bahasa reseptif dan bahasa ekspresifnya. 3. Fungsionalitas Instrumen Asesmen Bahasa Reseptif dan Bahasa Ekspresif

Pada Anak Tunarungu Usia Sekolah

a. Bentuk Draf Instrumen Asesmen Bahasa Reseptif dan Bahasa Ekspresif Pada Anak Tunarungu Usia Sekolah

Berdasarkan pengembangan instrumen asesmen bahasa reseptif dan ekspresif pada anak tunarungu usia sekolah yang peneliti amati, terlihat pentingnya kebutuhan akan adanya instrumen yang bisa menggali dan menemukan kebutuhan anak tunarungu usia sekolah dalam perkembangan bahsa reseptif dan bahasa ekspresif. Maka pada penelitian ini terumuskan draf pengembangan instrumen asesmen bahasa reseptif dan ekspresif pada anak tunarungu usia sekolah. Bentuk draf pengembangan instrumen asesmen bahasa reseptif dan ekspresif pada anak tunarungu usia sekolah, yaitu berbentuk angket dan dikemas menjadi buku panduan pelaksanaan asesmen yang diisi oleh guru, dan buku kerja anak yang diisi oleh anak daaat proses asesmen sedang dilakasanakan.

Terdapat tiga belas aspek perkembangan bahasa dalam instrumen, yaitu aspek fungsi simbol, penguasaan kosakata, menyelesaikan tugas, ketepatan bentuk, ketepatan tulisan, kesadaran bunyi, ketepatan pengucapan bunyi, komunikasi, kemampuan bertanya, kemampuan bercerita, artikulasi, membaca ujaran, dan berisyarat atau memberi tanda. Asperkembangan bahsa tersebut selanjutnya akan dijadikan indikator yang harus dicapai dalam instrumen asesmen bahasa reseptif dan bahsa ekspresif anak tunarungu usia sekolah.

(4)

105

Annisa Nugraha Wahidah, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN BAHASA RESEPTIF DAN BAHASA EKSPRESIF PADA ANAK TUNARUNGU USIA SEKOLAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Produk akhir penelitian ini adalah tersusunnya sebuah pengembangan instrumen asesmen bahasa reseptif dan ekspresif pada anak tunarungu usia sekolah yang dikemas menjadi sebuah buku panduan yang didalamnya terdapat cara melakukan asesmen dan instrumen asesmen perkembangan bahasa reseptif dan bahsa ekspresif, dan buku kerja siswa yang diisi oleh siswa dan didalamya terdapat soal daributir-butir instrumen siswa yang harus dikerjakan oleh siswa pada saat asesmen sedang berlangsung.

B. REKOMENDASI

Berdasarkan dari hasil uji keterlaksanaan yang telah peneliti lakukan, terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan dalam instrumen asesmen perkembangan bahasa reseptif dan bahasa ekspresif ini, maka berdasarkan pengalaman yang peneliti temui saat melakukan penelitian, peneliti memberikan beberapa rekomendasi pada beberapa pihak agar pengembangan instrumen asesmen bahasa reseptif dan bahasa ekspresif yang serupa dapat dirumuskan menjadi lebih baik lagi. Adapun rekomendasi yang diberikan kepada :

1. Pihak Sekolah

(5)

106

Annisa Nugraha Wahidah, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN BAHASA RESEPTIF DAN BAHASA EKSPRESIF PADA ANAK TUNARUNGU USIA SEKOLAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perkembangan bahasa reseptif dan bahasa ekspresif pada anak tunarungu usia sekolah.

2. Bagi Guru

Pada pihak guru khususnya, perlu menyadari pentingnya asesmen dan hasil asesmen, sehingga asesmen dilakukan pada setiap anak dan hasil asesmen akan dijadikan sebagai acuan dalam menyusun program pembelajaran selanjutnya agar kebutuhan anak tunarungu dalam bahasa reseptif dan bahasa ekspresif dapat terpenuhi. Hasil asesemen juga perlu untuk disampaikan pada guru selanjutnya yang akan mengajar ank tunarungu usia sekolah tersebut, agar guru selanjutnya mengetahui sejauh mana perkembangan bahasa reseptif dan bahasa ekspresif pada anak tunarungu usia sekolah yang akan menjadi peserta didiknya. Dalam menggunakan asesmen ini, hendaknya asesor berkolaborasi dengan orangtua. Asesmen sebaiknya digunakan diawal kali masuk sekolah, sehingga kelebihan dan hambatan dalam perkembangan bahasa reseptif dan bahasa ekspresif anak dapat segera diketahui dan intervensi segera diberikan.

3. Orang Tua

Bagi orang tua anak tunarungu usia sekolah dapat memberikan stimulus yang positif pada saat anak berada di rumah dengan mengajaknya ia berkomunikasi dan mengenal banyak hal yang ada di lingkungan sekitarnya, agar anak dapat lebih aktif dalam bersosialisasi. Dan sebaiknya orangtua menjalin komunikasi dengan guru di sekolah untuk mengetahui perkembangan pada anaknya.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

(6)

107

Annisa Nugraha Wahidah, 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN BAHASA RESEPTIF DAN BAHASA EKSPRESIF PADA ANAK TUNARUNGU USIA SEKOLAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk a) meningkatkan pemahaman siswa di Sekolah Menengah Kejuruan pada meteri TKJ (Teknik Komputer Jaringan), b) Bagaimana peningkatan kemampuan pemahaman

Bahan yang umumnya disebut humus meliputi asam humat merupakan bahan makromolekul polielektrolit yang memiliki gugus fungsional seperti –COOH, -OH fenolat maupun

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah beberapa jenis sampah organik, yaitu; sampah dan pasar, sampah rumah tangga, sam- pah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang ada

Sedangkan, Abdullah (2013) mengemukakan bahwa mendidik anak berkebutuhan khusus tidak sama seperti mendidik anak normal, sebab memerlukan pendekatan dan strategi khusus,

Poor 0 -10 Teks kurang dari 100 kata, banyak terdapat kesalahan tata bahasa dan mekanik, pemakaian kosa kata yang tidak tepat dan sulit dipahami, tidak akurat/tidak sesuai

(2014) Perbandingan hasil tembakan antara dribble jump shoot, dengan passing jumps shoot dalam permainan bola basket. Program Studi Ilmu Keolahragaan, Jurusan Pendidikan

(2) Batas usia pegawai BULOG yang akan diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dikecualikan bagi pegawai tertentu yang pada tanggal 31 Maret

PEMBUATAN KERIPIK ENYE PADA ANAK TUNARUNGU TINGKAT SMALB DI SLBN HANDAYANI KABUPATEN SUKABUMI..