• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bahan - PEMERIKSAAN DASAR MATA.doc

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bahan - PEMERIKSAAN DASAR MATA.doc"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PEMERIKSAAN MATA

PEMERIKSAAN MATA

Bambang Setiohadji

Bambang Setiohadji

RS Mata Cicendo

RS Mata Cicendo

Disampaikan pada pelatihan Emergensi Paramedis Disampaikan pada pelatihan Emergensi Paramedis

Bandung,

(2)

I. PENDAHULUAN I. PENDAHULUAN

Pemeriksaan mata pada klien yang datang dengan keluhan yang dirasakan pada Pemeriksaan mata pada klien yang datang dengan keluhan yang dirasakan pada ma

mata ta memempmpununyai yai peperaranan nan pepentntining g dadalalam m memenennentutukakan n peperjrjalalananan an penpenyayakikit t dandan  penyembuhan penyakit.

 penyembuhan penyakit.

Deteksi dini kelainan mata secara tepat sangat penting untuk mencegah kebutaan Deteksi dini kelainan mata secara tepat sangat penting untuk mencegah kebutaan akibat

akibat penyakipenyakit yang t yang tidak ttidak terdiaerdiagnosa dengnosa dengan tepat agan tepat atau tertau terlambalambat dirujt dirujuk, uk, sehinsehinggagga diper

diperlukan pemelukan pemeriksariksaan mata dasar untuan mata dasar untuk menegakkak menegakkan kemungkinn kemungkinan penyebab an penyebab dandan membantu ketepatan waktu dalam merujuk klien.

membantu ketepatan waktu dalam merujuk klien. Dalam pelayanann

Dalam pelayanannya, ya, parameparamedis dis merupmerupakan akan ujung tombak ujung tombak untuk menngetahuuntuk menngetahuii decara dini dan tepat serta dapat memberi gambaran dan informasi kepada penderita decara dini dan tepat serta dapat memberi gambaran dan informasi kepada penderita tentang pencegahan, pengobatan sert

tentang pencegahan, pengobatan serta pemahaman tentang kela pemahaman tentang kelainan ainan mata yang dijmata yang dijumpaiumpai serta

serta tindakan tindakan pertolongan pertpertolongan pertama yang ama yang diberikan diberikan kepada klien.kepada klien. II. ANATOMI DAN FISIOLOGI MATA

II. ANATOMI DAN FISIOLOGI MATA Secara

Secara anatomi anatomi mata mata terdiri terdiri dari dari bagian-bagian bagian-bagian sebagai sebagai berikut berikut :: 1.

1. SuSuprprasasililia (ia (alalis is mamatata))

Terletak ditepi atas rongga orbita, yang berfungsi sebagai penahan kotoran Terletak ditepi atas rongga orbita, yang berfungsi sebagai penahan kotoran dan kosmetik.

dan kosmetik. 2.

2. PaPalplpebebra ra (k(kelelopaopak mk matata)a)

Terdiri dari palpebra superior dan inferior (kelopak mata atas dan bawah) Terdiri dari palpebra superior dan inferior (kelopak mata atas dan bawah) yang berfungsi sebagai pelindung dari bola mata dimana dapat membuka dan yang berfungsi sebagai pelindung dari bola mata dimana dapat membuka dan menutup.

menutup. Mus

Muskulkulus orus orbikbikulaularis ris dapdapat meat menyenyebabkbabkan matan mata berka berkediedip p yanyang jugag juga menyebabkan sekresi glandula lakrimal (kelenjar air mata) yang membasahai menyebabkan sekresi glandula lakrimal (kelenjar air mata) yang membasahai mata. Muskulus levator palpebra menyebabkan kelopak mata dapat membuka mata. Muskulus levator palpebra menyebabkan kelopak mata dapat membuka dan menutup.

dan menutup. Kelenj

Kelenjar ar Meibom berfungsMeibom berfungsi i sebagasebagai i penghaspenghasil il cairacairan n lapislapisan an air mata,air mata, selain itu terdapat kelenjar Zeiss dan Molle yang bermuara di folikel pada selain itu terdapat kelenjar Zeiss dan Molle yang bermuara di folikel pada  bulu mata.

 bulu mata. 3.

3. KonKonjunjungtigtiva (sva (selaelaput lput lendiendir mar mata)ta)

Merupakan lapisan transparan yang terdiri dari konjungtiva tarsalis superior  Merupakan lapisan transparan yang terdiri dari konjungtiva tarsalis superior  dan inferior yang

dan inferior yang menutupi kelopak mata atas menutupi kelopak mata atas dan bawah, dan bawah, konjungtiva fornikskonjungtiva forniks serta konjungtiva bulbi yang menutupi bagian depan bola mata.

serta konjungtiva bulbi yang menutupi bagian depan bola mata.

Terdiri dari lapisan tipis yang banyak mengandung sel Goblet menghasilkan Terdiri dari lapisan tipis yang banyak mengandung sel Goblet menghasilkan zat yang menjadi lapisan dari air mata.

zat yang menjadi lapisan dari air mata. 4.

4. BuBulblbus ous okulkuli (i (bobola mla matata)a)

Merupakan bagiain yang terltak di rongga orbita yang dapat diperikda dari Merupakan bagiain yang terltak di rongga orbita yang dapat diperikda dari luar dengan

luar dengan bantuan lampu bantuan lampu senter senter yaitu bagian yaitu bagian bagian sebagai bagian sebagai berikut :berikut :

Kornea, Sklera bagian depan, Bilik mata depan (kamera okuli anterior), Pupil Kornea, Sklera bagian depan, Bilik mata depan (kamera okuli anterior), Pupil dan iris (Teling mata) dan Lensa.

dan iris (Teling mata) dan Lensa.

Sedang pemeriksaan badan kaca, retina dan Nervus II dapat dilakukan dengan Sedang pemeriksaan badan kaca, retina dan Nervus II dapat dilakukan dengan oftalmoskop, dengan Slit lamp dan Gonioskpi dapat diperiksa sudut bilik mata oftalmoskop, dengan Slit lamp dan Gonioskpi dapat diperiksa sudut bilik mata depan.

depan.

• Kornea (selaput bening mata) :Kornea (selaput bening mata) :

Merupa

Merupakan kan lapislapisan an yang jernih yang jernih /tra/transparansparan n yang merupakan mediayang merupakan media refraksi yang terdepan dari bola mata yang berfungsi sebagai jendela refraksi yang terdepan dari bola mata yang berfungsi sebagai jendela masuknya cahaya. Persarafan sensorisnya didapat dari serabut N VII masuknya cahaya. Persarafan sensorisnya didapat dari serabut N VII untuk sensai rasa nyeri.

untuk sensai rasa nyeri.

• Sklera (selaput putih mata)Sklera (selaput putih mata)

Mer

Merupakupakan an laplapisaisan n palpaling ing lualuar r dardari i dindindinding g bolbola a matmata a yang akanyang akan melan

melanjutkajutkan diri n diri ke bagke bagian belian belakang bakang bola mola mata ata yang tyang terdirerdiri dari i dari 33 (tiga) la[pisan yaitu sklera, koroid dan retina.

(tiga) la[pisan yaitu sklera, koroid dan retina.

• Uvea terdiri dari :Uvea terdiri dari :

Iris

Iris terlterletak meetak melingkalingkar membr membentuk puentuk pupil : pil : terditerdiri darri dari otot i otot sfinsfingter gter  unt

untuk uk gergerakaakan n miomiosis sis (pu(pupil pil menmengecgecil) il) dan dan otootot t dildilataatator tor unytunytuk uk  geraka

gerakan dilatasn dilatasi atau midriai atau midriasis, berfusis, berfungsi mengangsi mengatur tur jumljumlah cahayaah cahaya yang masuk ke dalam bola mata.

yang masuk ke dalam bola mata. Ba

Badadan n sisililiar ar memerurupapakakan n lalanjnjututan an iriris is di di babagigian an bebelalakakang ng dadann memproduksi

(3)

Di badan siliar terdapat otot otot yang berfungsi untuk akomodasi lensa yang penting untuk melihat dekat.

• Retina : lapisan yang meliputi 2/3 bagian dalam dari dinding bola

mata, terdiri dari lapisan sensoris yang secara dapat terlepas dari lapisan di bawahnya sehingga terjadi apa yang disebut ablasio retina.

• Akuos humor :

Merupakan cairan dalam bola mata yang berfubgsi selain sebagai cairan nutrisi juga untuk mempertahankan tekanan intra okular antara 10-20 mm Hg. Sirkulasi Humor akuos adalah dari bilik mata belakang melalui celah antara iris dan lensa masuk ke bilik mata depan. Selanjutnya ke saluran Schlemm yang terdapat disudut bilik mata depan . Bila sirkulasi tehgambat, tekanan intra okular (TIO) akan meninggi terjadi apa yang disebut glaukoma.

5. Lapisan airmata :

Terdiri dari 3 (tiga) lapisan yaitu lapisan lemak dari kelenjar Meibom, air  dari kelenjar lakrimal dan musin dari sel Goblet. Berfungsi untuk membasahi kornea , bersifat anti mikroba. Air mata kan disalurkan ke kanalikuli superior  dan inferior kemudian ke sakus lakrimalis, selanjutnya melalui duktus nasolakrimalis akan masuk ke rongga hidung.

6. Otot otot penggerak bola mata berfungsi untuk menggerakan bola mata ke madial, lateral, superioir dan inferior serta oblik. Masing masing mendapat  persarafan sebagai berikut.

a. Rektus medial - N III - ke medial b. Rektus lateral - N VI - ke temporal c. Rektus superior - N III - ke atas d. Rektus inferior - N III - ke bawah e Oblikus superior - N IV

f. Oblikus inferior - N III

III. PEMERIKSAAN MATA

Seperti pemeriksaan yang lain, pemeriksaan mata pun dimulai dari : 1. Keluhan utama .

2. Anamnesa : Riwayat perjalanan penyakit a.l. keluhan utama,sejak kapan,  bagaimana, dimana dan riwayat pengobatan sebelumnya

3. Pemeriksaan Umum Mata :

Keadaan umum dan pemeriksaan dasar mata Pemeriksaan dasar :

Alat pemeriksaan : Snellen Chart,E Chart Lampu senter 

Loupe (Magnifier loupe atau Loupe Monokuler) Funduskopi direk (Diagnostik set)

Pemeriksaan Visus :

Membandingkan ketajaman penglihatan penderita (yg diperiksa) dgn ketajaman  penglihatan orang normal, cara pemeriksaan sebagai berikut :

 Penderita duduk 5 m atau 6 m atau 20 feet didepan E Chart/Snellen Chart yg

diletakkan sejajar mata dan mendapat penerangan yg cukupl

 Pemeriksaan dilakukan pada masing-masing mata (mata kanan kemudian kiri),

menutup mata jangan ditekan.

 Orang normal 6/6 atau 5/5  Bila tidak bisa melihat Chart :

(4)

PENULISAN VISUS

 Tajam penglihatan/Visus dinyatakan dgn angka :

Jarak penferita dgn Snellen/E Chart

---Jarak huruf tersebut seharusnya dpt dibaca

 Contoh : Visus 6/30 berarti

Pada jarak 6 m penderita dapat membaca huruf-huruf seharusnya dapat dibaca pada  jarak 30 m

 Bila tidak dapatmembaca/melihat huruf terbesar Snellen/E Chart, penderita

diminta menghitung jari mulai jarak 6 m atau 5 m , Visus di tulis sbb: 6/60, dst4/60 3/60 , 2/60, 1/60

 Bila tidak dapat menghitung jari, pemeriksa menggerakan telapak tangannya dan

 penderita menyebutkan arah gerakan, bila menjawab dgn benar maka Visus : 1/300

 Bila tidak dapat melihat gerakan telapak tanagn, sinari dengan senter pada jarak 1

m, bila dapat melihat maka Visus : 1 /∼

• Tajam penglihatan/Visus Normal adalah 6/6 atau 5/5 • Visus 0 - 3/60 = buta ( WHO )

3/60 - 6/60,5/60 = buruk  6/60,5/60 - 6/18,5/15 = sedang 6/18,5/15 - 6/6 ,5/5 = baik 

Setelah dilakukan pemeriksaan visus kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaaan bagian- bagian mata yang dilakukan mulai dari :

- Palpebra superior dan inferior.

- Konjungtiva tarsalis superior dan inferior  - Konjungtiva bulbi.

- Sklera. - Kornea

- Bilik mata depan - Pupil/iris

- Lensa

- Funduskopi

Palpasi : Untuk memeriksa tekanan bola mata, bila mungkin dapatr dilanjutkan dengan pemeriksaan dengan tonometer Schiotz

Posisi primer bola mata : yaitu posisi bola mata pada pemeriksaan dimana pada orang normal disebut ortoforia, sedang bila terdapat kelainan dapat terjadi exotropia (juling ke arah luar/lateral),esotropia (juling kearah dalam/medial), hipertropia ( letak lebih kearah superior /atas) atau hipotropia. (letak lebih ke arah  bawah/inferior)

Pergerakan bola mata : versi dan duksi .

Versi dilakukan pada masing-masing mata (satu persatu), sedangkan duksi dilakukan pemeriksaan sekaligus pada kedua mata., dilakukan dengan menganjurkan penderita melihatr pada obyek yang ditunjukkan pemeriksa.

KASUS-KASUS YG PERLU DI RUJUK 

- Visus yang menurun tiba-tiba yang terdapat pada peradangan: seperti berikut : keratitis (peradangan kornea), iritis (peradangan iris) dan uveitis (pereadangan uvea)

- Glaukoma akut yaitu peninggian tekanan intra okular  - Kelainan retina : ablasio, kelainan pem. darah retina

- Kelainan Nervus Optikus : neuritis retrobulbar, papilitis, papil edema karena  peninggian tekanan intrakranial

(5)

- Ttrauma kimia yg berat

- Trauma palpebra/konjungtiva yang luas

- Penurunan visus yang lebih buruk dari 3/60 (buta menurut WHO) - Kelainan refraksi yang sulit dikoreksi

Skema pemeriksaan dasar mata : Visus

Normal Menurun

(1.0, 6/6, 5/5)

Status oftalmologis Tes lubang jarum (Pin hole)

Diagnosa :

T.a.k. . Blefaritis/Hordeolum Visus ber(+) : Visus tetap Emetrop . Konjungtivitis

. Skleritis Kelainan Refraksi Non Refraksi . Perdarahan sub . Miopia . Kornea

konjungtiva . Hipermetropia . Glaukoma . Astigmat . Hifema . Presbiopia . Iritis/Uveitis . Lensa(katarak) . Vitreus . Retina . N. Optikus

.

Xeroftalmia

IV. DIAGNOSA KERJA, GAMBARAN KLINIS DAN TERAPI

Diagnosis dan Gambaran Klinis : Terapi : Visus Normal :

Blefaritis: Peradangan tepi kelopak Salep a.biotik steroid (Cendomycos) mata SM a.biotik non steroid (C.Mycetine Hordeolum : Peradangan akut kelenjar Salep antibiotik steroid/non steroid

Meibom (C.Mycos/Xitrol/Mycetine/G.misin) Khalazion : Peradangan kronis Antibiotik oral, Antiinflamasi

Kelenjar Meibom Insisi dan bebat mata Konjungtivitis (lihat pengelolaan mata merah)

Skleritis : Peradangan lokal di sklera Salep mata steroid (C.Xitol/Mycos) Perdarahan subkonjungtiva Tetes/ salep mata exjuvantivus

(C.Mycetine/Kloramfenikol) Visus Menurun :

Miopia : Rabun jauh Koreksi lensa (-) Hipermetropia : Rabun dekat Koreksi lensa (+) Astigmat : Koreksi lensa silindris Presbiop : Rabun dekat krn usia Koreksi lensa (+) utk baca

(6)

DIAGNOSA MATA MERAH

Visus Tetap Visus menurun

Konjungtivitis non purulen . Keratitis /ulkus kornea . Alergika/vernalis . Glaukoma akut .

Iritatif/traumatika . Iritis/uveitis Konjungtivitis purulenta

. Purulenta GO/non GO

Diagnosa dan Gambaran Klinis Terapi Konjungtivitis non purulen

. Konj’tis vernalis Antialergi tetes mata (Conver/Optihis) . Iritatif/traumatika Bilas cairan netral,tetes/salep mata Sekret serosa,seromukosa, antibiotik, antiinflamasi oral

mukosa antihistamin.

Diagnosa dan Gambaran klinis Terapi Konjungtivitis purulenta

non GO :

. Sekret mukopurulen/purulen Salep/tetes mata antibiotik (C mycetine/ Gentamisisn/C.Fenikol

Konj’tis purulenta GO

. Sekret purulen banyak Lab: Gram Apus Sekret(+) GO . Biasanya bilateral Prokain Penisilin 50.000 IU/kg bb IM

Bilas sekret dengan lar. fisiologis

T.Ma.ibiotik (Gentamisin/Kloramfenikol) Isolasi

Keratitis/Ulkus kornea bakteri

.Fotofobia Tetes mata antibiotik non steroid spektrum . Kekeruhan dikornea s/d luas untuk Gram (+) dan Gram(-)

stroma (tes Fluoresen +) 1tetes tiap 2-3 jam (Gentamisin,Poligram, dengan Slit Lamp Salep mata a.biotik non steroid spektrum . Sensitivitas tetap luas malam hari

. Fotofobia Tetes sikloplegik (sulfas atropin) . Sekret serosa/seromukosa

. Hipopion Suntikan gol aminoglikosid (gentamisin) sub konjungtiva bila hipopion (+) 0,4 cc selama 4 hari (ulang bila respon kurang) Keratitis/Ulkus kornea o.k. virus

. Fotofobia Tetes/salep mata antivirus (IDU atau . Kekeruhan dikornea s/d asiklovir)

stroma (tes Fluoresen +) Tetes/salep antibiotik non steroid dengan Slit Lamp Bebat mata sampai lesi membaik   Sensitivitas menurun

. Fotofobia

. Discharge serosa/seromukosa Glaukoma akut

(7)

. TIO meninggi Carpin TM 3-4 x 1 tetes atau Timolol . Edema kornea 3 x 1 tetes

. Pupil mid dilatasi Infus Manitol (bila tsb di atas tidak efek   tif) 20 tetes/menit

Gliserol 50% 3x 50 cc p.o. Operasi trabekulektomi

Diagnosa dan gambaran klinis Terapi

Iritis/uveitis Tetes mata steroid 3-4 x 1 tetes . Fotofobia Antiinlamasi steroid oral

. Pupil iregular Midriatika/sikloplegik tetes mata . Flare/hipopion (+) Tapering off bila respon baik 

Cari focal infeksi/penyakit primer  KELAINAN NON INFEKSI

Hifema Traumatika Rawat dengan posisi semi fowler  Darah di bilik mata (setengah duduk) sampai hifema (-) depan Observasi Visus dan TIO

Lensa (katarak) Kekeruhan pada lensa

. Katarak imatur Terapiexjuvantivus TM anti katarak  Funduskopi : (Catarlent / Katalin)

Reflek fundus (+) atau bila visus cukup mengganggu dengan defek (+) dilakukan operasi

. Katarak matur Operasi . Katarak hipermatur Operasi

Penyulit : Glaukoma sekunder 

Vitreus opasiti

Kekeruhan badan kaca o.k Observasi, terapi penyakit primer (DM, . Perdarahan hipertensi)

. Peradangan Rujuk untuk vitrektomi Retina

. Retinopati Terapi penyakit primer 

Kasus berat rujuk RS Mata Cicendo untuk pemeriksaan FFA(foto fluoresin

angiografi) dan terapi laser.

. Oklusi pembuluh darah retina Observasi , kasus beratrujuk RS Mata Cicendo untuk FFA dan terapi laser  . Perdarahan retina Terapi penyakit primer 

. Ablasio retina Rujuk RS Mata Cicendo

. Retinitis pigmentosa Terapi exjuvantivus, prognosa ad malam Neuritis optik  Anti inflamasi steroid sampai respon (+)

RAPD (+),Lapang pandang menurun

Papilitis/papil edema Prednison / Dexametason dosis tinggi Oral atau parenteral

Atrofi Papil Prognosa ad malam

(8)

Xeroftalmia

Hemeralopia (buta senja) Hari I Vitamin A 200.000 IU Xerosis konjungtiva Hari II Vitamin A 200.000 IU (Konjungtiva kering)

Bercak Bitot 2 minggu kemudian Vit A 200.000 IU (Seperti busa sabun di sudut

mata Xerosis kornea Ulkus kornea Keratomalasia KELAINAN OKULOPLASTI Enteropion senilis

Palpebra melipat ke dalam Operasi Blefaroplasti Enteropion trakhomaatosa

Palpebra melipat ke dalam o,k Tarsotomi  penyakit trakhoma

Pterigium

Pertumbuhan konjungtiva dari Extirpasi limbus ke kornea

KEDARURATAN MATA Trauma tumpul

Palpebra Antiinflamasi dan analgetik, Kompres , Kornea Tetes mata anti inflamasi

Hifema Lihat di atas Trauma tajam non perforatum

dan perforatum

Palpebra, kornea, sklera Tetes mata antibiotik  

Antibiotik oral, antiinflamasi dan analge Tik Rujuk untuk reposisi palpebra, jahit kornea, jahit sklera

Trauma kimia

Asam Bilas secepatnya dengan cairan fisiologis Tetes antibiotik mata non steroid

C.fenikol/Gentamisin/Dibekacin

Basa Bilas secepatnya dengan cairan fisiologis Tetes mata antibiotik dan antiinflamasi steroid

C.Xitrol/Polydex/Mycos/Garason Observasi perbaikan visus

Bebat mata minimal 7 hari sampai lesi membaik 

Benda asing Tetes anestesi lokal TM, Angkat benda asing dari mata dengan kapas, pinset atau jarum 27 G bila perlu dengan lupr atau di bawah mikroskop

(9)

DIAGNOSA KATARAK 

Definisi :

Katarak adalah suatu penyakit degeneratif (kemunduran) fungsi lensa yang ditandai dengan kekeruhan lensa .

Penyebab :

Kekeruhan lensa pada katarak adalah karena proses degenerasi yang bisa disebabkan oleh usia, penyakit sistemik seperti DM, penyakit infeksi intra uterine, trauma dan penyakit mata lain .

Pembagian katarak :

1. Katarak senilis pada usia lebih dari 40 tahun.

2. Katarak juvenilis / presenilis pada usia kurang dari 40 tahun 3. Katarak kongenital merupakan katarak bawaan

4. Katarak traumatika

5. Katarak komplikata akibat penyakit sistemik atau penyakit mata lain. Gejala :

Penurunan ketajaman penglihatan (visus) berangsur-angsur tanpa disertai rasa nyeri Pada stadium awal penderita lebih mengeluh silau pada tempat terang dan merasa nyaman bila melihat di tempat teduh, kemudian visus berkurang dan melihat seperti ada asap atau kabut.

Gambaran klinik :

Lensa mata tampak keruh dari warna keabu-abuan sampai putih seperti kulit kerang, pada katarak yang telah lama bisa berubah menjadi kehitaman yaitu pada daerah  pupil (orang-orangan) mata. Pada pemeriksaan dengan senter tampak pupil berwarna

keruh (sebaiknya diperiksa di tempat agak gelap / teduh agar pupil melebar.) Pengobatan :

Karena katarak merupakan penyakit degeneratif , penyakit ini tidak dapat diobati,  bila visus sudah mengganggu dilakukan operasi. Operasi katarak dilakukan untuk 

mengangkat lensa yang keruh dan dapat dilakukan sekaligus dengan penanaman lensa  buatan (Lensa Intra Okuler=LIO/ Intra Ocular Lens=IOL).

Koreksi Visus penderita pasca operasi :

Pada penderita katarak yang dioperasi tanpa lensa tanam visus dikoreksi dengan sferis + 10 D, sedang pada penderita dengan pemasanagn LIO/IOL dikoreksi sampai mendapatkan visus terbaik.

SKRINING PENDERITA KATARAK 

Skrining dilakukan untuk penderita katarak yang akan dioperasi dengan hasil  pemeriksaan sebagai berikut :

Visus = 3/60 yaitu penderita dapat menghitung jari pada jarak maksimal 3 (tiga) meter dimana orang normal dapat mengitung jari pada jarak 60 meter.

Bila Visus 0 ( sama sekali tidak bisa melihat) maka prognosanya buruk  Tekanan Intra Okuler normal

Keadaan mata tenang, tidak ada tanda-tanda peradangan Tekanan Darah = normal (maksimal 160/90 mm Hg) Reduksi Urine = negatif 

Untuk penderita anak-anak atau yang tidak kooperatif dapat dilakukan dengan  pemberian obat penenang atau jika perlu dengan anestesi umum.

(10)

PERSIAPAN PENDERITA PRA BEDAH

Penderita pra bedah harus dipersiapkan sebagai berikut :

1. Mata yang akan dioperasi di beri tanda dan digunting bulu matanya.

2. Dilakukan pembilasan mata dengan cairan Iodium Povidon yang dilarutkan dengan cairan fisiologis steril.

3. Pupil dilebarkan dengan memberikan tetes midriatika (Midriatil) sampai lebar   pupil maksimal.

PERAWATAN PASCA BEDAH KATARAK 

Pembalut mata harus diganti setiap hari, harus menjaga kebersihan, mata jangan terkena air, debu dan jangan terkena benturan. Selama 2 (dua)minggu jangan membungkuk atau sujud, jangan tidur miring pada sisi mata yang dioperasi dan jangan terkena benturan.

Jangan mengangkat benda berat atau menggendong anak. Makanan sebaiknya makanan yang lunak atau buah-buahan supaya bila penderita BAB tidak mengejan terlalu kuat.

Penderita supaya kontrol ke Puskesmas/Dokter pada hari pertama pasca bedah, 1(satu) minggu dan 1(satu) bulan bila tidak ada komplikasi.

PEMERIKSAAN PASCA BEDAH

Pemeriksaan yang harus dilakukan :

Visus : Penderita Afakia (tanpa LIO) biasanya 1/60

Penderita Pseudofakia (dengan LIO) lebih dari 3/60 Palpebra apakah ada tanda pembengkakan/peradangan. Konjungtiva merah, ada pembengkakan atau tidak  Dibagian limbus superior diamati :

- Jahitan : apakah ada yang lepas

- Apakah ada penonjolan iris keluar (iris prolaps) Kornea jernih , keruh atau ada pus

Bila visus buruk dan timbul rasa nyeri, konjungtiva (selaput lendir mata) bengkak  dan palpebra bengkak harus segera dirujuk ke dokter mata.

Pemeriksaan dilakukan pada Hari 1 pasca bedah, 1 minggu pasca bedah dan 1  bulan pasca bedah.

Pengobatan : Tetes mata antibiotik dan balut mata sampai keadaan mata tenang

Kaca mata afakia diberikan 2-3 bulan pasca bedah. DAFTAR PUSTAKA :

1. Pavan Langston, Manual of Ocular Diagnosis and Therapy 1981, Little brown Company

(11)

DIAGNOSA DAN TERAPI

PENYAKIT MATA

Bambang Setiohadji

Perdami Jabar

Disampaikan pada pelatihan Dokter Keluarga Bandung, 9 Perbruari 2000

I. PENDAHULUAN

Pemeriksaan mata pada konsep dokter keluarga adalah pemeriksaan di mana seorang pasien berhadapan dengan seorang dokter (the doctor up front, the one sitting face to face with a patient).

Deteksi dini kelainan mata secara tepat sangat penting untuk mencegah kebutaan akibat penyakit yang tidak terdiagnosa dengan tepat atau terlambat dirujuk, sehingga diperlukan standar pmeriksaan mata dasar untuk menegakkan dignosa dan membantu dalam sistim rujukan. Dalam pelayanannya, dokter keluarga diharapkan dapat memberi gambaran dan informasi kepada penderita tentang pencegahan, pengobatan serta

(12)

 pemahaman tentang penyakit mata yang sering dijumpai serta perkembangan IPTEKDOK khususnya di dalam I.Penyakit Mata.

II. PEMERIKSAAN MATA DASAR 

Seperti pemeriksaan klinis yang lain, pemeriksaan mata pun dimulai dari : 4. Keluhan utama .

5. Anamnesa : Riwayat perjalanan penyakit a.l. keluhan utama,sejak kapan,  bagaimana, dimana dan riwayat pengobatan sebelumnya

6. Pemeriksaan Umum Mata :

Keadaan umum dan pemeriksaan dasar mata Pemeriksaan dasar :

Alat pemeriksaan : Snellen Chart,E Chart Lampu senter 

Loupe (Magnifier loupe atau Loupe Monokuler) Funduskopi direk (Diagnostik set)

Pemeriksaan Visus :

Membandingkan tajam penglihatan orang normal dengan penderita.

Cara pemeriksaan : Penderita duduk 5 atau 6 meter di depan Snellen Chart atau E Chart. Pemeriksaan visus dilakukan pada masing-masing mata.

 Nilai normal : 1.0, 6/6,5/5.

Buta menurut WHO : lebih buruk atau sama dengan 3/60 . Inspeksi dilakukan mulai dari :

- Palpebra superior dan inferior.

- Konjungtiva tarsalis superior dan inferior  - Konjungtiva bulbi.

- Sklera. - Kornea

- Bilik mata depan - Pupil/iris

- Lensa

- Funduskopi

Palpasi : Untuk memeriksa tekanan bola mata

Posisi primer bola mata : ortoforia, exotropia,esotropia, hiper atau hipotropia. Pergerakan bola mata : versi dan duksi .

Skema pemeriksaan dasar mata : Visus

Normal Menurun

(1.0, 6/6, 5/5)

Status oftalmologis Tes lubang jarum (Pin hole)

(13)

T.a.k. . Blefaritis/Hordeolum Visus ber(+) : Visus tetap Emetrop . Konjungtivitis

. Skleritis Kelainan Refraksi Non Refraksi . Perdarahan sub . Miopia . Kornea

konjungtiva . Hipermetropia . Glaukoma . Astigmat . Hifema . Presbiopia . Iritis/Uveitis . Lensa(katarak) . Vitreus . Retina . N. Optikus

.

Xeroftalmia

III. DIAGNOSA , GAMBARAN KLINIS DAN TERAPI

Diagnosis dan Gambaran Klinis : Terapi : Visus Normal :

Blefaritis: Peradangan tepi kelopak Salep a.biotik steroid (Cendomycos) mata SM a.biotik non steroid (C.Mycetine)

Cuci dengan sampo bayi)

Hordeolum : Peradangan akut kelenjar Salep antibiotik steroid/non steroid Meibom (C.Mycos/Xitrol/Mycetine/G.misin) Khalazion : Peradangan kronis Antibiotik oral, Antiinflamasi

Kelenjar Meibom Insisi dan bebat mata Konjungtivitis (lihat pengelolaan mata merah)

Skleritis : Peradangan lokal di sklera Salep mata steroid (C.Xitol/Mycos) Perdarahan subkonjungtiva Tetes/ salep mata exjuvantivus

(C.Mycetine/Kloramfenikol) Visus Menurun :

Miopia : Rabun jauh Koreksi lensa (-) Hipermetropia : Rabun dekat Koreksi lensa (+) Astigmat : Koreksi lensa silindris Presbiop : Rabun dekat krn usia Koreksi lensa (+) utk baca

DIAGNOSA MATA MERAH

Visus Tetap Visus menurun

Konjungtivitis non purulen . Keratitis /ulkus kornea . Alergika/vernalis . Glaukoma akut

.

Iritatif/traumatika . Iritis/uveitis Konjungtivitis purulenta

. Purulenta GO/non GO

Diagnosa dan Gambaran Klinis Terapi Konjungtivitis non purulen

. Konj’tis vernalis Salep/tetes mata steroid (C.Xitrol/Mycos) . Iritatif/traumatika Bilas cairan netral,tetes/salep mata

Sekret serosa,seromukosa, antibiotik, antiinflamasi oral mukosa antihistamin.

(14)

Diagnosa dan Gambaran klinis Terapi Konjungtivitis purulenta

non GO :

. Sekret mukopurulen/purulen Salep/tetes mata antibiotik (C mycetine/ Gentamisisn/C.Fenikol

Konj’tis purulenta GO

. Sekret purulen banyak Lab: Gram Apus Sekret(+) GO . Biasanya bilateral Prokain Penisilin 50.000 IU/kg bb IM

Bilas sekret dengan lar. fisiologis

T.Ma.ibiotik (Gentamisin/Kloramfenikol) Isolasi

Keratitis/Ulkus kornea bakteri

.Fotofobia Tetes mata antibiotik non steroid spektrum . Kekeruhan dikornea s/d luas untuk Gram (+) dan Gram(-)

stroma (tes Fluoresen +) 1tetes tiap 2-3 jam (Gentamisin,Poligram, dengan Slit Lamp Salep mata a.biotik non steroid spektrum . Sensitivitas tetap luas malam hari

. Fotofobia Tetes sikloplegik (sulfas atropin) . Discharge serosa/seromukosa

. Hipopion Suntikan gol aminoglikosid sub konjungti-va bila hipopion (+) 0,4 cc selama 4 hari (ulang bila respon kurang)

Keratitis/Ulkus kornea o.k. virus

. Fotofobia Tetes/salep mata antivirus (IDU atau . Kekeruhan dikornea s/d asiklovir)

stroma (tes Fluoresen +) Tetes/salep antibiotik non steroid dengan Slit Lamp Bebat mata sampai lesi membaik   Sensitivitas menurun

. Fotofobia

. Discharge serosa/seromukosa Glaukoma akut

. Nyeri kepala, mual muntah Asetazolamide 4 x 250 gram

. TIO meninggi Carpin TM 3-4 x 1 tetes atau Timolol . Edema kornea 3 x 1 tetes

. Pupil mid dilatasi Infus Manitol (bila tsb di atas tidak efek   tif) 20 tetes/menit

Gliserol 50% 3x 50 cc p.o. Operasi trabekulektomi

Diagnosa dan gambaran klinis Terapi

Iritis/uveitis Tetes mata steroid 3-4 x 1 tetes . Fotofobia Antiinlamasi steroid oral

. Pupil iregular Midriatika/sikloplegik tetes mata . Flare/hipopion (+) Tapering off bila respon baik 

Cari focal infeksi/penyakit primer  KELAINAN NON INFEKSI

Hifema Traumatika Rawat dengan posisi semi fowler  Darah di bilik mata (setengah duduk) sampai hifema (-) depan Observasi Visus dan TIO

(15)

Lensa (katarak) Kekeruhan pada lensa

. Katarak imatur Terapiexjuvantivus TM anti katarak  Funduskopi : (Catarlent / Katalin)

Reflek fundus (+) atau bila visus cukup mengganggu dengan defek (+) dilakukan operasi

. Katarak matur Operasi . Katarak hipermatur Operasi

Penyulit : Glaukoma sekunder 

Vitreus opasiti

Kekeruhan badan kaca o.k Observasi, terapi penyakit primer (DM, . Perdarahan hipertensi)

. Peradangan Rujuk untuk vitrektomi Retina

. Retinopati Terapi penyakit primer 

Kasus berat rujuk RS Mata Cicendo untuk pemeriksaan FFA(foto fluoresin

angiografi) dan terapi laser.

. Oklusi pembuluh darah retina Observasi , kasus beratrujuk RS Mata Cicendo untuk FFA dan terapi laser  . Perdarahan retina Terapi penyakit primer 

. Ablasio retina Rujuk RS Mata Cicendo

. Retinitis pigmentosa Terapi exjuvantivus, prognosa ad malam Neuritis optik  Anti inflamasi steroid sampai respon (+) Papilitis/papil edema Prednison / Dexametason dosis tinggi

Oral atau parenteral Atrofi Papil Prognosa ad malam

Diagnosa dan Gambaran klinis Terapi Xeroftalmia

Hemeralopia Hari I Vitamin A 200.000 IU Xerosis konjungtiva Hari II Vitamin A 200.000 IU

Bercak Bitot 2 minggu kemudian Vit A 200.000 IU Xerosis kornea

Ulkus kornea Keratomalasia

KELAINAN OKULOPLASTI Enteropion senilis

Palpebra melipat ke dalam Operasi Blefaroplasti Enteropion trakhomaatosa

Palpebra melipat ke dalam o,k Tarsotomi  penyakit trakhoma

Pterigium

Pertumbuhan konjungtiva dari Extirpasi limbus ke kornea

KEDARURATAN MATA Trauma tumpul

Palpebra Antiinflamasi dan analgetik, Kompres , Kornea Tetes mata anti inflamasi

(16)

Hifema Lihat di atas Trauma tajam non perforatum

dan perforatum

Palpebra, kornea, sklera Tetes mata antibiotik  

Antibiotik oral, antiinflamasi dan analge Tik Rujuk untuk reposisi palpebra, jahit kornea, jahit sklera

Trauma kimia

Asam Bilas secepatnya dengan cairan fisiologis Tetes antibiotik mata non steroid

C.fenikol/Gentamisin/Dibekacin

Basa Bilas secepatnya dengan cairan fisiologis Tetes mata antibiotik dan antiinflamasi

steroid

C.Xitrol/Polydex/Mycos/Garason Observasi perbaikan visus

Bebat mata minimal 7 hari sampai lesi membaik 

Benda asing Tetes anestesi lokal TM, Angkat benda asing dari mata dengan kapas, pinset atau

 jarum 27 G bila perlu dengan lupr atau di bawah mikroskop Bebat mata sampai lesi membaik.

DIAGNOSA KATARAK 

Definisi :

Katarak adalah kekeruhan lensa . Penyebab :

Kekeruhan lensa pada katarak adalah karena proses degenerasi yang bisa disebabkan oleh usia, penyakit sistemik seperti DM, penyakit infeksi intra uterine, trauma dan penyakit mata lain .

Pembagian katarak :

6. Katarak senilis pada usia lebih dari 40 tahun.

7. Katarak juvenilis / presenilis pada usia kurang dari 40 tahun 8. Katarak kongenital merupakan katarak bawaan

9. Katarak traumatika

10. Katarak komplikata akibat penyakit sistemik atau penyakit mata lain. Gejala :

Penurunan ketajaman penglihatan (visus) berangsur-angsur tanpa disertai rasa nyeri Pada stadium awal penderita lebih mengeluh silau pada tempat terang dan merasa

(17)

nyaman bila melihat di tempat teduh, kemudian visus berkurang dan melihat seperti ada asap atau kabut.

Gambaran klinik :

Lensa mata tampak keruh dari warna keabu-abuan sampai putih seperti kulit kerang, pada katarak yang telah lama bisa berubah menjadi kehitaman yaitu pada daerah  pupil (orang-orangan) mata. Pada pemeriksaan dengan senter tampak pupil berwarna

keruh (sebaiknya diperiksa di tempat agak gelap / teduh agar pupil melebar.) Pengobatan :

Karena katarak merupakan penyakit degeneratif , penyakit ini tidak dapat diobati,  bila visus sudah mengganggu dilakukan operasi. Operasi katarak dilakukan untuk 

mengangkat lensa yang keruh dan dapat dilakukan sekaligus dengan penanaman lensa  buatan (Lensa Intra Okuler=LIO/ Intra Ocular Lens=IOL).

Koreksi Visus penderita pasca operasi :

Pada penderita katarak yang dioperasi tanpa lensa tanam visus dikoreksi dengan sferis + 10 D, sedang pada penderita dengan pemasanagn LIO/IOL dikoreksi sampai mendapatkan visus terbaik.

SKRINING PENDERITA KATARAK 

Skrining dilakukan untuk penderita katarak yang akan dioperasi dengan hasil  pemeriksaan sebagai berikut :

Visus = 3/60 yaitu penderita dapat menghitung jari pada jarak maksimal 3 (tiga) meter dimana orang normal dapat mengitung jari pada jarak 60 meter.

Bila Visus 0 ( sama sekali tidak bisa melihat) maka prognosanya buruk  Tekanan Intra Okuler normal

Keadaan mata tenang, tidak ada tanda-tanda peradangan Tekanan Darah = normal (maksimal 160/90 mm Hg) Reduksi Urine = negatif 

Untuk penderita anak-anak atau yang tidak kooperatif dapat dilakukan dengan  pemberian obat penenang atau jika perlu dengan anestesi umum.

PERSIAPAN PENDERITA PRA BEDAH

Penderita pra bedah harus dipersiapkan sebagai berikut :

4. Mata yang akan dioperasi di beri tanda dan digunting bulu matanya.

5. Dilakukan pembilasan mata dengan cairan Iodium Povidon yang dilarutkan dengan cairan fisiologis steril.

6. Pupil dilebarkan dengan memberikan tetes midriatika (Midriatil) sampai lebar   pupil maksimal.

PERAWATAN PASCA BEDAH KATARAK 

Pembalut mata harus diganti setiap hari, harus menjaga kebersihan, mata jangan terkena air, debu dan jangan terkena benturan. Selama 2 (dua)minggu jangan membungkuk atau sujud, jangan tidur miring pada sisi mata yang dioperasi dan jangan terkena benturan.

Jangan mengangkat benda berat atau menggendong anak. Makanan sebaiknya makanan yang lunak atau buah-buahan supaya bila penderita BAB tidak mengejan terlalu kuat.

Penderita supaya kontrol ke Puskesmas/Dokter pada hari pertama pasca bedah, 1(satu) minggu dan 1(satu) bulan bila tidak ada komplikasi.

(18)

PEMERIKSAAN PASCA BEDAH

Pemeriksaan yang harus dilakukan :

Visus : Penderita Afakia (tanpa LIO) biasanya 1/60

Penderita Pseudofakia (dengan LIO) lebih dari 3/60 Palpebra apakah ada tanda pembengkakan/peradangan. Konjungtiva merah, ada pembengkakan atau tidak  Dibagian limbus superior diamati :

- Jahitan : apakah ada yang lepas

- Apakah ada penonjolan iris keluar (iris prolaps) Kornea jernih , keruh atau ada pus

Bila visus buruk dan timbul rasa nyeri, konjungtiva (selaput lendir mata) bengkak  dan palpebra bengkak harus segera dirujuk ke dokter mata.

Pemeriksaan dilakukan pada Hari 1 pasca bedah, 1 minggu pasca bedah dan 1  bulan pasca bedah.

Pengobatan : Tetes mata antibiotik dan balut mata sampai keadaan mata tenang

Kaca mata afakia diberikan 2-3 bulan pasca bedah. DAFTAR PUSTAKA :

1. Pavan Langston, Manual of Ocular Diagnosis and Therapy 1981, Little brown Company

2. Standar pelayanan medis mata RS Mata Cicendo, Edisi Pertama 1998.

I.

PEMERIKSAAN DASAR MATA

ANATOMI DAN FISIOLOGI MATA

1. ALIS MATA (SUPERCILIA) SEBAGAI

PELINDUNG/MENAHAN KOTORAN

2. KELOPAK MATA (PALPEBRA)

REFLEKS KEDIP

SEKRESI AIR 

MATA

PELINDUNG MATA

3. KONJUNGTIVA

SELAPUT LENDIR MATA

TRANSPARAN, KAYA PEMB. DARAH

(19)

AN AIR MATA

4. BOLA MATA (BULBUS OKULI)

-

KORNEA : SELAPUT BENING

MATA

JENDELA UNTUK 

MASUKNYA CAHAYA

-

SKLERA : SELAPUT PUTIH MATA

JAR. IKAT – PELINDUNG MATA

-

UVEA :

IRIS

MEMBENTUK PUPIL

MENGATUR CAHAYA YG

MASUK 

BADAN SILIAR 

PRODUKSI

HUMOR AKUOS DI BILIK MATA

DAN AKOMODASI

KOROID

LANJUTAN BADAN

SILIER 

(20)

-PENANGGULANGAN BUTA KATARAK

SEBAGAI MASALAH SOSIAL

KEBUTAAN

No 1 di ASEAN

KATARAK

(Kekeruhan lensa

kemunduran fungsi)

BUTA KATARAK

(USIA PRODUKTIF)

PRODUKTIVITAS

PENURUNAN SDM

TINDAK LANJUT

PEMERINTAH

MASYARAKAT

DONATUR

MASYARAKAT MISKIN

Miskin pengetahuan,

Miskin (tidak mampu bayar ke RS)

Miskin (betul-betul tidak ada biaya)

TEROBOSAN

100 % Gratis, Subsidi Silang

Dana mandiri (JPKM) Kota/Kab/Kec

LSM Lokal, Orang kaya di Indonesia

ANTISIPASI BILA BULAN MADU

DENGAN DONATUR BERAKHIR

(21)

Referensi

Dokumen terkait

Pelatihan adalah proses pendidikan jangka pendek yang menggunakan prosedur sistematis dan terorganisir, sehingga tenaga kerja nonmanajerial dapat mempelajari

Oleh sebab itu perusahaan harus bisa mendorong sumber daya manusia agar tetap produktif dalam mengerjakan tugasnya masing- masing yaitu dengan meningkatkan kepuasan kerja

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT terhadap hasil belajar matematika baik aspek kognitif, afektif maupun

Penerapan strategi reading aloud dalam pembelajaran Bahasa Indonesia materi membaca dongeng di kelas III MI Al- Hidayah Cepoko Gunung Pati Semarang Tahun Pelajaran

Pemeriksaan diagnostik lanjut perlu dilakukan pada wanita hamil yang mempunyai riwayat kelainan jantung, gejala yang melebihi kehamilan normal, bising patologi, tanda

terciptanya proses penyusunan rencana bisnis bank. 4) Mengkoordinasikan kegiatan Penyusunan RBB dalam rangka terciptanya proses penyusunan rencana bisnis bank.

Hal tersebut juga biasa disebut sebagai eksitensi.Abidin Zaenal (2007:16) menyebutkan bahwa “Eksistensi adalah suatu proses yang dinamis, suatu menjadi atau,

Berdasarkan data dan permasalahan di atas dilakukan analisis lanjut yang mempunyai tujuan mengetahui pola penyakit penyebab kematian bayi, akses ke pelayanan kesehatan dan