• Tidak ada hasil yang ditemukan

Financial Stressors, Financial Behavior, Risk Tolerance, Financial Solvency, Financial Knowledge, dan Kepuasan Finansial

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Financial Stressors, Financial Behavior, Risk Tolerance, Financial Solvency, Financial Knowledge, dan Kepuasan Finansial"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Abstrak

-

Penelitian ini dilakukan untuk meneliti hubungan yang ada antara kepuasan finansial dengan financial stressors, financial behavior, risk tolerance, financial solvency, dan financial knowledge. Penelitian ini menggunakan data yang diperoleh dari convenience sampling penduduk di daerah Sepanjang yang telah berusia kerja. Hubungan antara variabel-variabel yang ada diteliti secara parsial. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa dengan menggunakan crosstabulation dan chi-square Hasil dari penelitian ini menyatakan adanya hubungan yang signifikan antara financial stressors, financial behavior, risk tolerance, financial solvency, dan financial knowledge untuk masyarakat di daerah Sepanjang. Hasil penelitian menyarankan agar dilakukan usaha untuk meningkatkan financial knowledge dan memperbaiki financial behavior untuk meningkatkan kepuasan finansial.

Kata Kunci : Financial Behavior, Financial Knowledge, Financial Solvency, Financial Stressors, Kepuasan Finansial, Risk Tolerance

Abstract-This study aims to examine the relationship between financial satisfaction with financial stressors, financial behavior, risk tolerance, financial solvency, and financial knowledge. This study used data obtained from convenience sampling of Sepanjang resident that reaches working age. The relationship between existing variables examined independently. The methods used in this research are crosstabulation and chi-square The result of this study declare there is a significant relationship between financial satisfaction with financial stressors, financial behavior, risk tolerance, financial solvency, and financial knowledge of Sepanjang Resident. The result of this study suggest that Research finding suggest that an effort need to be made to increase financial knowledge level and improve financial behavior to increase financial satisfaction.

Keyword :Financial Behavior, Financial Knowledge, Financial Satisfaction, Financial Stressors, Financial Solvency, Risk Tolerance

1. PENDAHULUAN

Salah satu fenomena mengenai kepuasan finansial yang menjadi latar belakang penulisan tugas akhir ini adalah penelitian Adrian G. White (2007) mengenai subjective well-being (SWB). Penelitian tersebut berupaya mengukur SWB negara-negara di dunia dengan menggunakan beberapa faktor sebagai tolak ukur. Beberapa faktor terkuat yang mempengaruhi SWB adalah kesehatan, kekayaan, dan akses pendidikan. Berdasarkan pernyataan dalam jurnal tersebut, peneliti ingin meneliti lebih jauh faktor kekayaan atau finansial dalam mempengaruhi kepuasan finansial seseorang.

Menurut Joo & Grable (2004), kepuasan finansial seseorang dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Beberapa faktor yang terdapat dalam penelitian tersebut adalah : 1. Financial Stressors, 2. Financial Behavior, 3. Risk Tolerance, 4. Financial solvency, 5. Financial Knowledge.

Fenomena sehari-hari yang terjadi di sekitar kita seperti pernikahan, perceraian, kecelakaan, kerugian investasi, dan lain-lain disebut sebagai financial stressors. Fenomena tersebut disebut financial stressors karena semua kejadian tersebut merupakan tekanan yang dihadapi oleh sisi keuangan personal yang tentunya memerlukan dana untuk diselesaikan. Menurut Joo & Grable (2004), financial behavior dapat dijelaskan oleh beberapa faktor. Yang pertama adalah perilaku individu itu sendiri. Sikap dan perilaku seseorang di bidang keuangan inilah yang disebut financial behavior (Joo & Grable, 2004).

Rasio keuangan dan kemampuan membayar hutang (financial solvency) juga memiliki pengaruh terhadap kepuasan finansial. Orang dengan financial solvency positif cenderung puas dengan kondisi keuangannya dibandingkan yang memiliki financial solvency negatif (Joo & Grable, 2004).

Setiap investasi dan pekerjaan yang dimiliki seseorang pasti memiliki resiko, dan tiap individu memiliki respon yang berbeda dalam menanggapi resiko tersebut yang disebut risk tolerance (Roszkowski & Grable, 2007). Menurut penelitian yang dilakukan Joo dan Grable (2004), perbedaan dalam risk tolerance akan mempengaruhi pola dan hasil investasi seseorang. Perbedaan ini dapat menyebabkan perubahan pada tingkat kepuasan finansial. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara kepuasan finansial dengan financial knowledge. Penelitian menunjukkan bahwa orang dengan financial knowledge yang rendah masih belum mengetahui sisi positif dan negatif dari sebuah investasi secara keseluruhan (Joo & Grable, 2004). Selain itu orang dengan financial knowledge tinggi cenderung puas dengan keadaan finansial dan terus meningkatkan kualitas hidup karena mengerti sepenuhnya atas keadaan finansialnya saat ini dan cara memperbaikinya. Berdasarkan uraian di atas, penelitian akan lebih sesuai dilakukan di kota-kota besar dimana penduduknya lebih sering mengalami masalah terutama di bidang finansial. Salah satu kota besar di Indonesia adalah Surabaya, hal ini diukur dari jumlah penerimaan daerah dan perputaran usaha di kota tersebut. Menurut data BPS (2012), Surabaya adalah kota yang berperan paling dominan dalam pembentukan ekonomi Provinsi Jawa Timur yaitu sebesar 27.16% Hal ini dikarenakan karena Kota Surabaya menjadi pusat perdagangan untuk provinsi Jawa Timur dan sekitarnya (BPS, 2012).

Financial Stressors, Financial Behavior, Risk Tolerance,

Financial Solvency, Financial Knowledge,

dan Kepuasan Finansial

Yopie Kurnia Erista Halim dan Dewi Astuti

Program Manajemen Keuangan, Program Studi Manajemen

Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Petra

Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya

(2)

2. TEORI PENUNJANG

Kepuasan hidup seseorang ditentukan oleh berbagai macam faktor, namun tiga faktor yang paling berpengaruh adalah kesehatan, kekayaan atau finansial, dan pendidikan (White, 2007). Kepuasan dalam bidang kesehatan tentu dipengaruhi oleh sikap dan perilaku orang mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan dirinya. Hal tersebut juga berlaku dalam bidang kekayaan dan edukasi, namun peneliti akan membahas lebih lanjut mengenai bidang kekayaan atau finansial.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Sahi (2013), "financial satisfaction is the subjective measure of financial well-being and it indicates the level of satisfaction perceived by the individuals with regards to various aspects of their financial situation". Menurut Zimmerman (1995), Kepuasan finansial menunjukkan kepuasan seseorang dengan kondisi keuangan saat ini. Sedangkan menurut Williams(1983), kepuasan finansial adalah perasaan puas atas aspek fisik dan non-fisik dari keadaan keuangan seseorang.

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Financial Stressors

i. Financial stressors menurut Mccubin dan Patterson (1983), adalah peristiwa di dalam hidup yang menyebabkan perubahan pada sistem sosial dalam sebuah keluarga.

ii. Financial stressors disebabkan oleh tiga sumber : personal, family, dan financial stressors (Joo & Grable, 2004).

iii. Kejadian-kejadian tersebut memerlukan uang untuk dapat dikerjakan dan diselesaikan, hal ini dapat memicu timbulnya financial stress yang akan mempengaruhi kepuasan finansial (Freeman, Carlson, & Sparry, 1993).

b. Financial Behavior

i. Financial behavior adalah sikap dan perilaku seseorang dalam melakukan manajemen atas keuangannya (Hira & Mugenda, 1999).

ii. Dalam penelitian tersebut, disebutkan bahwa spending dan saving behavior digunakan sebagai tolak ukur atas financial behavior.

c. Risk Tolerance

i. Berdasarkan salah satu buku financial planning (Dalton & Dalton, 2004), Risk Tolerance adalah level risiko dimana seseorang merasa nyaman atau dengan kata lain suatu level risiko dimana investor mau melakukan sebuah investasi.

ii. Pengukuran risk tolerance yang dilakukan Roszkowski (1992) menggunakan berbagai proxy (faktor demografi, return, tujuan investasi) dan pertanyaan kuisioner yang bersifat subjektif seperti respon terhadap resiko, preferensi investasi dan reaksi terhadap portfolio saham.

d. Financial Solvency

i. Financial Solvency adalah kesanggupan seseorang untuk membayar seluruh hutangnya dengan kekayaan yang dimiliki.

ii. Untuk mengukur financial solvency biasanya digunakan berbagai rasio untuk mengukur perbandingan aset dan hutang.

e. Financial Knowledge

i. Financial knowledge adalah kemampuan untuk memahami, menganalisis dan mengelola keuangan

untuk membuat suatu keputusan keuangan yang tepat agar terhindar dari masalah keuangan.

ii. Menurut Volpe(1998), financial knowledge merupakan pemahaman seseorang dalam general personal finance knowledge, pengetahuan mengenai investasi, pengetahuan mengenai saving.

Berikut adalah kerangka berpikir untuk penelitian ini :

Gambar 1. Kerangka Berpikir

Hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut : Hipotesa 1 :

Terdapat hubungan signifikan antara Financial Stressors dengan kepuasan finansial.

Hipotesa 2 :

Terdapat hubungan signifikan antara Financial Behavior dengan kepuasan finansial.

Hipotesa 3 :

Terdapat hubungan signifikan antara Risk Tolerance dengan kepuasan finansial.

Hipotesa 4 :

Terdapat hubungan signifikan antara Financial Solvency dengan kepuasan finansial.

Hipotesa 5 :

Terdapat hubungan signifikan antara Financial Knowledge dengan kepuasan finansial.

3.METODOLOGI PENELITIAN

Berdasarkan jenisnya, peneliti menggunakan bentuk penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif adalah penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih(Sugiyono, 2007). Populasi yang dipakai dalam penelitian ini adalah penduduk Surabaya yang berusia kerja dan telah bekerja. Menurut data BPS 2012, jumlah penduduk Kota Surabaya yang berusia kerja dan telah bekerja adalah 1.347.680 jiwa.

Metode yang digunakan untuk pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah convenience sampling yang merupakan teknik sampling non-probabilitas. Menurut Santoso dan Tjiptono (2001). sampel yang diperlukan dalam penelitian ini adalah minimal sebanyak 100 responden dari penduduk

(3)

Surabaya yang telah bekerja dan memiliki pekerjaan dalam penelitian ini adalah:

(1)

= 1.347.680 / (1+(1.347.680 x (10%)2))

Keterangan:

n = jumlah respondedn penelitian

N = jumlah populasi investor saham di Surabaya e = error 10%

Dari 125 kuisioner yang akan disebarkan, akan dipilih minimal 100 kuisioner yang dianggap paling mendekati kriteria yang telah ditetapkan. Prosedur pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah dengan menggunakan kuisioner yang akan disebarkan di daerah perkantoran dan pusat perbelanjaan Kota Surabaya dan sekitarnya.

Dalam penelitian ini data yang terkumpul melalui hasil penyebaran kuesioner akan diseleksi dan diedit dengan bantuan program SPSS. Teknik analisa data yang akan digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut :

A. Analisa Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur. Sebuah item pertanyaan dikatakan valid jika nilai korelasinya lebih besar dari nilai korelasi tabel pada tingkat signifikan 5%

a) Hipotesa H0: skor butir/item tidak berkorelasi positif

dengan skor faktor

b) Hipotesa H1: skor butir/item berkorelasi positif

dengan skor faktor. Dasar pengambilan keputusan :

a) Terima H0 bila nilai Pearson Correlation > 0,5 dan

nilai sig.(2-tailed) > 0,05

b) Tolak H0 bila nilai Pearson Correlation < 0,5 dan

nilai sig.(2-tailed) < 0,05

B. Analisa Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian, atau keakuratan yang ditunjukkan oleh instrumen pengukuran. Analisis keandalan butir bertujuan untuk menguji konsistensi butir-butir pertanyaan dalam mengungkapkan indikator (mengetahui apakah jawaban dari responden tersebut konsisten dari waktu ke waktu). Teknik pengujian reliabilitas adalah dengan menggunakan nilai Cronbach Aplha yaitu sebesar 0,6. Dengan cara pengambilan keputusan:

1. Apabila nilai Cronbach Alpha lebih dari 0,6 maka alat ukur yang digunakan adalah realibel (handal),

2. Jika kurang dari 0,6 maka tidak realible.

C. Analisa Crosstabulation

Analisa Crosstabulation ini digunakan peneliti untuk mendeskripsikan jawaban responden atas setiap variabel dependen dengan variabel independen yang disajikan dalam bentuk tabulasi yang meliputi baris dan kolom dari perspektif karateristik responden. Variabel-variabel tersebutadalah: 1. Kepuasan Finansial, 2. Financial Stressors, 3. Financial Behavior, 4. Risk Tolerance, 5. Financial solvency, 6. Financial Knowledge.

Dengan demikian ciri dari crosstabulation adalah adanya dua variabel atau lebih yang mempunyai hubungan secara deskriptif.

D. Analisa Chi-Square

Analisa Chi-square adalah uji hubungan distribusi frekuensi data sampel dengan frekuensi harapan dari satu populasi. Untuk pengujian hipotesis dalam penelitian ini digunakan dengan prosedur :

Hipotesis:

i. H0: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara

tingkat kepuasan finansial dengan financial stressors, financial behavior, risk tolerance, financial solvency, dan financial knowledge secara parsial.

ii. H1: Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

kepuasan finansial dengan financial stressors, financial behavior, risk tolerance, financial solvency, dan financial knowledge secara parsial.

Dasar pengambilan keputusan:

1. Jika p-value <0,05 (lebih kecil dari alpha), maka tolak H0.

Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kepuasan finansial dengan financial stressors, financial behavior, risk tolerance, financial solvency, dan financial knowledge secara parsial.

2. Jika p-value >= 0,05 (lebih besar atau sama dengan alpha), maka terima H0.

Artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kepuasan finansial dengan financial stressors, financial behavior, risk tolerance, financial solvency, dan financial knowledge secara parsial.

4. ANALISA DAN PEMBAHASAN

Pada penelitian ini, peneliti mengumpulkan data dengan menyebarkan 125 kuesioner kepada penduduk Surabaya yang telah bekerja dan memiliki pekerjaan dan terdapat 119 kuesioner yang valid. Pengolahan data akan dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS dan Microsoft Excel. Adapun urutan pembahasan dalam bab ini adalah:

1. Deskripsi umum dari hasil pengolahan kuesioner 2. Uji data dengan menggunakan uji validitas dan

realibilitas

3. Deskripsi frekuensi variabel analisa data dengan menggunakan crosstabulation, chi-square, dan pengujian variabel secara parsial. Mayoritas jenis kelamin sampel adalah laki-laki dengan rentan usia 30-60 tahun dengan mayoritas pekerjaan sebagai wiraswasta.

4. Setelah melakukan pengolahan data dengan aplikasi SPSS untuk pretest, hasil analisa uji validitas dan realibilitas menunjukkan hasil yang positif.

5. Untuk analisa uji validitas, diketahui bahwa nilai Pearson Correlation > 0,50 dan nilai Sig. (2-tailed) dibawah nilai signifikansi (0,05) untuk seluruh variabel penelitian, sehingga pertanyaan dalam kuesioner dianggap layak untuk mengukur variabel-variabel yang ingin diketahui oleh peneliti.

(4)

Berikut adalah tabel hasil analisa uji validitas :

Tabel 1. Hasil Analisa Uji Validias

Untuk analisa uji realibilitas, nilai Cronbach's Alpha sebesar 0,872 untuk seluruh butir pertanyaan yang mewakili tiap variabel. Nilai Cronbach's Alpha berada diatas 0,60 yang menunjukkan bahwa 21 pertanyaan tersebut reliabel atau dapat diandalkan.

Setelah dilakukan uji validitas dan realibilitas, maka dilakukan uji Crosstabulation dan uji Chi-Square sebagai berikut :

Tabel 2.

Chi-square antara Kepuasan Finansial dengan, Financial Stressors, Financial Behavior, Risk Tolerance, Financial Solvency, dan Financial

Knowledge.

Hipotesis penelitian, berikut ini digunakan sebagai pembanding dalam pengambilan keputusan hasil penelitian. Hipotesis:

1. H0: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara

tingkat kepuasan finansial dengan financial stressors, financial behavior, risk tolerance, financial solvency, dan financial knowledge.

2. H1: terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

kepuasan finansial dengan financial stressors, financial behavior, risk tolerance, financial solvency, dan financial knowledge.

Berdasarkan tabel 4.12, seluruh variabel memiliki nilai Chi-Square di bawah 0,05 sehingga terdapat hubungan antara kepuasan finansial dengan financial stressors, financial behavior, risk tolerance, financial solvency, dan financial knowledge. Berikut ini adalah penjelasan hasil penelitian:

1. Hipotesis satu diterima artinya hipotesa penelitian satu diterima sehingga terdapat hubungan antara financial stressors dengan kepuasan finansial pada penduduk Surabaya yang telah berusia kerja.

Orang yang jarang mengalami financial stressors cenderung lebih puas dengan kondisi finansialnya demikian pula sebaliknya.

2. Selanjutnya hipotesa penelitian dua juga diterima sehingga hubungan signifikan antara risk tolerance dengan kepuasan finansial, orang yang memiliki financial behavior positif cenderung puas secara finansial daripada yang memiliki financial behavior negatif.

3. Hipotesa penelitian tiga diterima yang artinya terdapat hubungan signifikan antara risk tolerance dengan kepuasan finansial, orang dengan risk tolerance tinggi cenderung lebih puas dengan kondisi finansialnya dan orang dengan risk tolerance rendah cenderung tidak puas secara finansial.

4. Hipotesa penelitian empat diterima sehingga terdapat hubungan signifikan antara financial solvency dengan kepuasan finansial, orang yang menurut kuesioner berada pada kondisi defisit cenderung tidak puas dengan kondisi finansial. Kesimpulan lainnnya orang yang berada kondisi surplus cenderung puas dengan kondisi finansialnya.

5. Hipotesa penelitian lima diterima sehingga terdapat hubungan signifikan antara financial knowledge dengan kepuasan finansial, semakin tinggi tingkat financial knowledge seseorang maka cenderung akan lebih puas dengan kondisi finansial.

5. KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hipotesa yang terdapat pada bab dua dan analisa yang telah dipaparkan pada bab empat, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah hipotesa 1, 2, 3, 4, dan 5 diterima yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kepuasan finansial dengan financial stressors, financial behavior, risk tolerance, financial solvency, dan financial knowledge pada penduduk Surabaya yang telah berusia kerja.

Dari hasil analisa, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:

1. Bagi penduduk daerah Sepanjang

a. Sebaiknya penduduk Sepanjang lebih aktif dan positif dalam pengelolaan keuangan.

(5)

b. Selain itu penduduk Surabaya juga hendaknya meningkatkan pengetahuan mengenai bidang finansial agar lebih mengerti dalam pengelolaan keuangan.

Hal ini dikarenakan karena pengelolaan keuangan (financial behavior) dan pengetahuan keuangan (financial knowledge) penting untuk meningkatkan kepuasan dalam bidang finansial. Kepuasan dalam bidang finansial inilah yang nanti juga akan mempengaruhi tingkat kepuasan hidup secara keseluruhan.

2. Bagi pemerintah Surabaya

a.Pemerintah Surabaya hendaknya mewajibkan kurikulum pendidikan keuangan dan melakukan pelatihan pengelolaan keuangan untuk meningkatkan pengetahuan keuangan tidak hanya untuk penduduk Sepanjang tetapi juga untuk seluruh penduduk Surabaya.

b. Pengetahuan keuangan penting dilakukan agar penduduk Surabaya lebih maksimal dalam mengalokasikan dana yang dimiliki untuk kepuasan dan kesejahteraan dalam bidang finansial.

3. Bagi penelitian selanjutnya

Berikut adalah saran peneliti untuk penelitian selanjutnya: a.Penelitian selanjutnya diharapkan meneliti variabel lain selain dari kelima variabel yang berhubungan dengan kepuasan finansial.

b. Penelitian selanjutnya diharapkan meneliti mengenai pengaruh dari variabel yang mempengaruhi kepuasan finansial.

c.Penelitian selanjutnya diharapkan memperinci kriteria responden, misalnya jumlah income yang dimiliki, jenis kelamin, pekerjaan, dan lain-lain.

DAFTAR PUSTAKA

Chen, H., & Volpe, R. P. (1998). An Analysis of Personal Financial Literacy Among Colllege Students. Financial Services Reviews , 107- 128.

Freeman, C., Carlson, J., & Sparry, L. (1993). Adrelian Marital Therapy Strategies with middle income couple facing financial stress. The American Journal of Family Therapy , 324-332. Grable, J. E., & Joo, S. H. (2004). An Exploratory Framework of the Determinants of Financial Satisfaction. multiple pages. Hira, T. K., & Mugenda, O. M. (1999). The relationship between self-worth and financial beliefs, behavior, and satisfaction. Journal of Family and consumer Sciences, 76-82.

Joo, S.-h., & Grable, J. E. (2004). 2004. Journal of Family and Economic Issues, 25-50.

Mccubin, H. I., & Patterson, J. M. (1983). Stress : The Family Inventory of Life Events and Changes. Marriage and Family Assessment , 253-274.

Roszkowski, M. J., & Grable, J. E. (2007). How are Income and Net Worth related to Happiness? Journal of Financial Service Professionals, Multiple Pages.

Sahi, S. K. (2013). Demographic and socio-economic determinants of Financial Satisfaction. International Journal of Socio Economics , 127-150.

Santoso, S., & Tjiptono, F. (2001). Riset Pemasaran: Konsep dan Aplikasi dengan SPSS. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

White, A. G. (2007). A Global Projection of Subjective Well Being : A Challenge to Positive Psychology? 17-20.

Williams, F. L. (1983). Money income, nonmoney income, and satisfaction as determinants of perceived adequacy of income. Proceedings of the Symposium on Perceived economic Well-Being , 106-125.

Zimmermann, S. L. (1995). Understanding family policy : theories and applications (2nd ed). Thousand Oaks: CA : Sage.

Gambar

Gambar 1. Kerangka Berpikir

Referensi

Dokumen terkait

Ketika subyek merasa lelah dengan aktifitasnya sehari-hari subyek selalu meminta bantuan pada anaknya yang sudah dewasa untuk menemani Srf bermain dan mengajari Srf belajar,

Dari hasil penelitian ini, bisa menjadi bahan pertimbangan bagi para praktisi maupun instansi terkait, bahwa selain intensitas menonton yang tinggi, juga

Menjadi referensi bagi pengajar bahasa Jepang untuk mengetahui tingkat pemahaman mahasiswa dan kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam penggunaan ungkapan

Sebagai contoh asam hidroksisitrat (HCA, atau (-) - HCA) yang ditemukan pada buah GA merupakan penghambat kuat ATP-sitrat lyase yang dihubungkan dengan aktivitasnya

Semua staf Politeknik Besut Terengganu perlu mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang pelaksanaan pengurusan lean bagi memastikan konsep pengurusan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan perhitungan yang telah dilakukan peneliti, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1) Terdapat pengaruh financial attitude terhadap

Dalam perkemb&amp;ngan selanjutnya, Ary Ginanjar Agustian menggagas konsep baru yang menggabungkan kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual atau lebih dikenal