• Tidak ada hasil yang ditemukan

Program Kerja Komite Etik Rs

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Program Kerja Komite Etik Rs"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PROGRAM KERJA KOMITE ETIK DAN HUKUM RUMAH SAKIT HARUM SISMA MEDIKA

A. PENDAHULUAN

Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap warga negara. Agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Untuk itu perlu ditingkatkan upaya guna memperluas dan mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan mutu yang baik dan biaya terjangkau. Selain itu dengan semakin meningkatnya pendidikan dan keadaan sosial ekonomi masyarakat, maka sistem nilai dan orientasi dalam masyarakatpun mulai berubah. Masyarakat mulai cenderung menuntut pelayanan umum yang lebih baik, lebih ramah, lebih bermutu termasuk pelayanan kesehatan. Dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan rumah sakit, maka fungsi pelayanan Rumah Sakit Harum Sisma Medika secara bertahap perlu terus ditingkatkan agar menjadi efektif dan efisien serta memberi kepuasan dan kenyamanan kepada pasien, keluarga maupun masyarakat.

Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap warga negara. Agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional, perlu ditingkatkan upaya untuk memperluas dan mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan mutu yang lebih baik dan biaya terjangkau. Selain itu dengan semakin meningkatnya pendidikan dan keadaan sosial ekonomi masyarakat, maka sistem nilai dan orientasi dalam masyarakatpun mulai berubah Masyarakat cenderung menuntut pelayanan umum yang lebih baik, lebih ramah, lebih bermutu termasuk pelayanan kesehatan. Dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan rumah sakit, maka fungsi pelayanan RS. Rumah Sakit Harum Sisma Medika secara bertahap perlu terus ditingkatkan agar menjadi efektif dan efisien serta memberi kepuasan dan kenyamanan kepada pasien, keluarga maupun masyarakat.

(2)

B. LATAR BELAKANG

Komite Etik dan Hukum adalah suatu bagian pelayanan kesehatan yang berada didalam struktur organisasi Rumah Sakit Harum Sisma Medika . Agar Rumah Sakit Harum Sisma Medika mampu melaksanakan fungsi yang demikian kompleks, maka diperlukan sumber daya manusia yang profesional di bidang teknis medis maupun administrasi kesehatan. Untuk menjaga dan meningkatkan mutu, Rumah Sakit Harum Sisma Medika mempunyai suatu aturan yang menjamin peningkatan mutu, keselamatan pasien dan optimalisasi fasilitasi di RS

Rumah Sakit Harum Sisma Medika adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang kompleks, padat karya dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena pelayanan kesehatan menyangkut berbagai fungsi pelayanan, pendidikan dan penelitian, serta mencakup berbagai tingkatan maupun jenis disiplin. Agar Rumah Sakit Harum Sisma Medika mampu melaksanakan fungsi yang demikian kompleks, maka diperlukan sumber daya manusia yang profesional di bidang teknis medis maupun administrasi kesehatan. Untuk menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan, Rumah Sakit Harum Sisma Medika mempunyai suatu aturan yang menjamin peningakatan mutu di semua tingkatan.

C. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Terselenggaranya kegiatan hukum Rumah Sakit yang efektif dan berkualitas. 2. Tujuan Khusus

Memberikan masukan dan pertimbangan kepada Direktur Utama dalam hal :

a. Penyusunan dan perumusan medicoetiklegal dan kode etik pelayanan rumah sakit.

b. Menyelesaikan masalah etik rumah sakit dan pelanggaran terhadap kode etik pelayanan rumah sakit.

c. Pemeliharaan etik penyelenggaraan fungsi rumah sakit, Hospital Bylaws dan Medical Staff Bylaws

d. Sebagai gugus tugas dalam penanganan masalah hukum di Rumah Sakit Harum Sisma Medika

(3)

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

1. Mengadakan rapat koordinasi Komite Etik dan Hukum dengan Komite Medik dan Komite Keperawatan setiap 2 bulan sekali.

2. Memberikan penyuluhan kepada pasien dan keluarga pasien tentang hak dan kewajiban antara pasien dan dokter.

3. Membantu Direktur Utama menyusun dan merumuskan medicoetiklegal dan kode etik pelayanan rumah sakit.

4. Menyelesaikan masalah pelanggaran etik dan hukum terhadap pegawai di Rumah Sakit Harum Sisma Medika

5. Menyelesaikan masalah pelanggaran etik dan hukum antara pasien dan Rumah Sakit Harum Sisma Medika.

6. Menyelesaikan konflik etik yang timbul antar profesi di Rumah Sakit Harum Sisma Medika.

7. Program akreditasi RS. Program akreditasi Rumah Sakit Harum Sisma Medika a. Menetapkan unit kerja yang bertanggung jawab terhadap persiapan akreditasi

RS . Brayat Minulya Surakarta. 1. Nama dan kedudukan.

2. Personalia : Dr, Drg, Perawat, tenaga medis dan non medis.

3. Tugas: mengelola persiapan akreditasi Rumah Sakit Harum Sisma Medika. b. Menyusun jadwal persiapan akreditasi Rumah Sakit Harum Sisma Medika. c. Melakukan sosialisasi konsep dan standar akreditasi rumah sakit.

d. Melakukan koordinasi dan komunikasi antar bagian dalam rangka persiapan akreditasi Rumah Sakit Harum Sisma Medika.

8. Program Keselamatan Pasien Rumah Sakit Harum Sisma Medika a. Menetapkan unit kerja yang bertanggung jawab mengelola :

1. Nama dan kedudukan

2. Personalia : Dr, Drg, Perawat, tenaga medis dan non medis.

3. Tugas: mengelola program KPRS, menjadi pusat informasi KPRS.

4. Memilih “Penggerak/Champion” di unit-unit atau tetapkan Supervisor Keselamatan Pasien yang berkeliling, tersedia dalam 3 shift.

5. Menyiapkan dukungan sarana administrasinya. b. Menyusun Program KPRS jangka pendek 1 – 2 tahun

1. Konsep dan program KPRS bersifat dinamis, banyak hal baru akan timbul dalam jangka pendek

2. Sebaiknya program disusun setelah sosialisasi umum dan staf mendapat pelatihan KPRS

c. Melakukan sosialisasi Konsep dan Program KPRS

1. Sosialisasi konsep secara umum dapat dilakukan sebelum pelatihan dan penyusunan program

(4)

2. Sosialisasi konsep dan program ditujukan pada Jajaran Managemen: Kepala Bidang/Bagian/Unit, dsb, Komite Medis-Kelompok SMF, Perawat, Penunjang Medis, Psikolog, Rohaniawan, termasuk tenaga Non Medis. d. Mengadakan pelatihan KPRS bagi Jajaran Managemen dan Staf

1. Pelatihan KPRS dapat dilakukan dengan berbagai alternatif: in house training , pelatihan staf di luar dalam grup besar atau kecil, terdiri dari dokter, perawat, dan tenaga lain sesuai kebutuhan

2. Pelatihan yang diperlukan antara lain : konsep KPRS dan Managemen Resiko RS, 7 langkah KPS, Standar dan Instrumen Akreditasi sasaran Keselamatan Pasien, Alat Analitik dalam KPRS dan Managemen Resiko Klinis : RCA, FMEA, Risk Grading, Konsep Komunikasi/Pemberdayaan Pasien, dsb.

e. Menetapkan Sistem Pelaporan Insiden (Kejadian Keselamatan Pasien): 1. Buat/susun : Formulir laporan insiden, SPO.

2. Formulir dapat bersifat anonim, namun untuk analis yang memadai dibutuhkan nama terkait dengan insiden

3. Prinsip penting lainnya: pelaporan harus dalam kurun waktu 24-48 jam. Laporan tidak boleh difotocopy, hanya ada di kantor Tim KPRS. Tidak boleh disimpan file status.

4. Contoh hal yang perlu dilaporkan: salah diagnosa dan berakibat buruk bagi pasien, kejadian yang terkait dengan pembedahan, kejadian yang terkait dengan pengobatan dan prosedur, kejadian yang terkait dengan pengobatan dan prosedur, kejadian yang terkait dengan darah, kejadian yang terkait dengan intra vena, medication error follow up yang tidak memadai, pasien jatuh, benda asing tertinggal pada pasien, kejadian lain yang berakibat terhadap pasien/pengunjung sehingga menyebabkan cidera.

f. Menetapkan 7 langkah menuju KPRS

1. Pelajari dan diskusikan secara kelompok : “7 langkah menuju KPRS”. 2. Mula-mula pilih langkah-langkah yang paling strategis dan visible

/terjangkau untuk dilaksanakan, kemudian kembangkan langkah-langkah lainnya yang belum dilaksanakan.

g. Menerapkan standar KPRS dan lakukan self assesment dengan Instrumen Akreditasi Pelayanan KPRS

1. Pelajari struktur – proses – hasil KPS pada standar KPRS.

2. Terapkan standar tersebut dengan “bantuan” menerapkan Instrumen Akreditasi Sasaran Keselamatan Pasien.

(5)

3. Secara periodik lakukan self sssesment dengan instrumen Akreditasi Sasaran Keselamatan Pasien (penilaian dan skor).

h. Program Khusus KPRS

1. Bebebrapa program praktis KPRS dapat bermanfaat bagi tahap awal penerapan KPRS.

2. Contoh : Prosedur “time out” di kamar Bedah, Ronde Keselamatan Pasien (RKP), Program “Hand Hygiene” WHO dengan cairan “alcohol based hand rub”, dsb.

i. Evaluasi Periodik Pelaksanaan Program KPRS dan KTD

1. Metode dan frekuensi evaluasi perlu perlu ditetapkan agar proses

pembelajaran berjalan intensif, sehingga perbaikan/perubahan terlaksana secara berkesinambungan.

2. Kirimkan kasus/laporan insiden yang penting ke KKP agar bermanfaat untuk pembelajaran bagi Rumah Sakit-Rumah Sakit di Indonesia.

3. Program Pelaksanaan Root Cause Analysis (RCA)

a. Menetapkan tim RCA sesuai dengan laporan insiden keselamatan pasien (kejadian KNC/KTD/sentinel event).

b. Melakukan investigasi kejadian KNC /KTD/sentinel Event. c. Melakukan analisis akar masalah (Root Cause Analysis). d. Memberikan rekomendasi alternatif penyelesaian akar masalah. e. Membuat laporan RCA dan mengirimkan ke Sekretariat KKP-PERSI. 4. Program pelaksanaan FMEA

a. Menetapkan tim FMEA sesuai dengan topik FMEA yang ditetapkan oleh Tim Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien.

b. Melakukan analisa FMEA minimal 1 topik dalam 1 tahun.

c. Memberikan rekomendasi alternatif penyelesaian masalah ke Tim Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien.

5. Program pelaksanaan Clinical Pathway

a. Menetapkan Clinical Pathway minimal 5 penyakit yang bersifat High Risk, High cost, High volume.

1. Fraktur Femur 2. Fraktur cruris 3. Fraktur humerus. 4. Fraktur antebrachii. 5. Fraktur collum Femur.

b. Membuat laporan pelaksanaan clinical pathway setiap bulan ke Tim Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien

6. Program upaya peningkatan mutu pelayanan 6 area prioritas RS.Ortopedi Prof.Dr.R Soeharso Surakarta

(6)

a. Meningkatkan upaya peningkatan mutu pelayanan 6 area prioritas di Rumah Sakit Harum Sisma Medika:

1. Instalasi bedah sentral. 2. Instalasi Rawat Inap. 3. Ruang HCU/ICU. 4. Instalasi gawat darurat. 5. Instalasi rehabilitasi medik. 6. Instalasi farmasi.

b. Menetapkan indikator mutu Rumah Sakit Harum Sisma Medika dari area upaya klinis, area upaya managemen dan sasaran keselamatan pasien.

c. Menetapkan sistem pelaporan indikator mutu Rumah Sakit Harum Sisma Medika secara periodik

7. Program pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial di Rumah Sakit Harum Sisma Medika

a. Menyusun prosedur tetap terkait program pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial.

b. Pemantauan terus menerus (surveilans) di ruang perawatan, unit sanitasi, unit sterilisasi dan binatu Rumah Sakit Harum Sisma Medika. c. Melakukan pemeriksaan mikrobiologik

d. Pemberian materi pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial pada saat orientasi karyawan baru Rumah Sakit Harum Sisma Medika. 8. Program managemen resiko klinis

a. Menetapkan program-program managemen resiko klinis Rumah Sakit Harum Sisma Medika.

b. Mengimplementasikan program managemen resiko klinis dalam pelaksanaan Upaya Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit Harum Sisma Medika.

9. Program penilaian staf (dokter, perawat dan tenaga kesehatan) Rumah Sakit Harum Sisma Medika

Berkoordinasi dengan bagian SDM dalam melaksanakan program penilaian kinerja dokter, perawat dan tenaga kesehatan lainnya.

10. Program pendidikan dan pelatihan mutu dan keselamatan pasien Berkoordinasi dengan bagian SDM dalam melaksanakan program

(7)

E. METODE PELAKSANAAN KEGIATAN

Dari masing-masing kegiatan di atas diuraikan metodenya (cara-caranya)

1. Metode penyelengaraan rapat koordinasi Komite Etik dan Hukum dengan Komite Medik dan Komite Keperawatan :

a. Menghubungi Sekretaris RS untuk mempersiapkan Ruang Rapat. b. Membuat undangan rapat Komite Medik dan Komite Keperawatan. c. Membuat notulen hasil rapat, dilaporkan ke Direktur Utama.

2. Metode penyuluhan kepada pasien dan keluarga pasien tentang hak dan kewajiban antara pasien dan dokter :

a. Menghubungi Tim PKRS untuk jadwal kegiatan penyuluhan.

b. Menyiapkan materi penyuluhan, berupa hak dan kewajiban antara pasien dan dokter, sesuai dengan Undang-Undang nomor 4 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.

c. Membuat dokumentasi dan notulen hasil penyuluhan, dilaporkan ke Direktur Utama.

3. Membantu Direktur Utama menyusun dan merumuskan medicoetiklegal dan kode etik pelayanan rumah sakit.

4. Menyelesaikan masalah pelanggaran etik dan hukum terhadap pegawai di Rumah Sakit Harum Sisma Medika

5. Menyelesaikan masalah pelanggaran etik dan hukum antara pasien dan Rumah Sakit Harum Sisma Medika.

6. Menyelesaikan konflik etik yang timbul antar profesi di Rumah Sakit Harum Sisma Medika.

7. Program akreditasi Rumah Sakit Harum Sisma Medika Surakarta.

a. Menetapkan unit kerja yang bertanggung jawab terhadap persiapan akreditasi Rumah Sakit Harum Sisma Medika.

- Panitia Akreditasi diangkat dengan Surat Keputusan Direktur Utama RS. Rumah Sakit Harum Sisma Medika.

(8)

- Panitia Akreditasi yang terbentuk menyusun persiapan-persiapan terkait dokumentasi dan implementasi standar akreditasi RS. Rumah Sakit Harum Sisma Medika.

c. Melakukan sosialisasi konsep dan standar akreditasi RS. Rumah Sakit Harum Sisma Medika.

- Panitia Akreditasi melakukan sosialisasi persiapan akreditasi rumah sakit kepada karyawan RS. Rumah Sakit Harum Sisma Medika.

d. Melakukan koordinasi dan komunikasi antar bagian dalam rangka persiapan akreditasi RS. Rumah Sakit Harum Sisma Medika.

- Panitia Akreditasi melakukan koordinasi dan komunikasi secara berkala dalam rangka persiapan akreditasi RS. Rumah Sakit Harum Sisma Medika. 8. Program keselamatan pasien RS. Rumah Sakit Harum Sisma Medika.

a. Menetapkan unit kerja yang bertanggung jawab mengelola KPRS.

- Tim KPRS yang terbentuk menyusun program KPRS dan ditetapkan RS. Rumah Sakit Harum Sisma Medika.

b. Menyusun Program KPRS jangka pendek 1 – 2 tahun.

- Tim KPRS yang terbentuk menyusun program KPRS dan ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Harum Sisma Medika.

c. Melakukan sosialisasi konsep dan program KPRS.

- Tim KPRS melakukan sosialisasi program KPRS kepada karyawan Rumah Sakit Harum Sisma Medika.

d. Mengadakan pelatihan KPRS bagi jajaran managemen dan staf.

- Tim KPRS bekerjasama dengan bagian Diklat Rumah Sakit Harum Sisma Medika mengadakan pelatihan KPRS bagi jajaran managemen dan staf Rumah Sakit Harum Sisma Medika.

d. Menetapkan sistem pelaporan insiden (Kejadian Keselamatan Pasien): - Tim KPRS menyusun SPO sistem pelaporan insiden.

e. Menerapkan Standard KPRS dan lakukan self assessment dengan instrumen akreditasi Sasaran Keselamatan Pasien.

f. Program Khusus KPRS :

- Tim KPRS berkoordinasi dengan bagian masing-masing dimana program khusus tersebut dilaksanakan.

g. Evaluasi Periodik Pelaksanaan Program KPRS

(9)

a. Menyusun tim RCA.

b. Melakukan investigasi dengan tehnik wawancara, analisa kronologi kejadian, analisa prosedur tetap dan survey ke lokasi.

c. Melakukan analisa akar masalah.

d. Menyusun altematif penyelesaian akar masalah.

e. Menyusun rekomendasi ke Tim Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien. 10. Program pelaksanaan FMEA

a. Menetapkan topik FMEA.

b. Menyusun tim FMEA sesuai dengan topik FMEA. c. Melakukan analisa FMEA

d. Menyusun rekomendasi penyelesaian masalah ke Tim Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien.

11. Program pelaksanaan Clinical Pathway a. Menetapkan 3 Clinical Pathway

1. Demam Berdarah Dengue. 2. Appendicitis.

3. Demam Tifoid.

b. Melakukan pengawasan pelaksanaan Clinical Pathway. Indikator :

1. Jumlah hari rawat.

2. Kepatuhan dokter dalam melaksanakan terapi.

3. Kepatuhan pemakaian antibiotika /obat-obat yang digunakan. 4. Kepatuhan pemeriksaan penunjang.

c. Membuat laporan bulanan pelaksanaan clinical pathway ke Komite mutu dan keselamatan pasien.

12. Program Upaya Peningkatan Mutu dan keselamtan pasien

Managemen dan Tim Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit Harum Sisma Medika berkoordinasi menetapkan Indikator Mutu Rumah a. 11 Indikator Area Kinis.

b. 9 Indikator Area Managemen.

c. 6 Indikator Area Sasaran Keselamatan Pasien. d. 5 Indikator International Library measure F. SASARAN/TARGET YANG INGIN DICAPAI

Diuraikan target masing-masing indikator G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

NO PROGRAM/

KEGIATAN

JADWAL PELAKSANAAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

(10)

2 Promosi kesehatan X X X X X X X X X X X X 3 Persiapan acara Rumah Sakit X X 4 Kegiatan rapat komite medik X X X X X X X X X X X X

5 Rapat Tim Mutu dan PPI Rumah Sakit

X X X X X X

6 Rapat Indikator Mutu dan evaluasi laporan IKP

X X X X X X X X X X X X

7 Evaluasi Program PKRS

X X X X

Referensi

Dokumen terkait

Di dalam proses peningkatan kualitas jaminan mutu pelayanan rumah sakit, komite medik mengadakan kerjasama dengan pihak-pihak terkait dari bidang profesi lain sesuai dengan

Salah satu upaya rumah sakit dalam menjalankan tugas dan Salah satu upaya rumah sakit dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya untuk menjaga keselamatan

Semakin kritisnya masyarakat akan tuntutan terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas, maka fungsi pelayanan kesehatan rumah sakit perlu ditingkatkan termasuk dalam

Peran dan fungsi Komite Medik di rumah sakit adalah menegakkan etik dan mutu profesi medik.Yang dimaksud dengan etik profesi medik disini adalah mencakup Kode Etik

Peran dan fungsi Komite Medik di rumah sakit adalah menegakkan etik dan mutu profesi medik.Yang dimaksud dengan etik profesi medik disini adalah mencakup Kode

Peraturan Menteri Kesehatan ini bertujuan untuk mengatur tata kelola klinis (clinical governance) yang baik agar mutu pelayanan medis dan keselamatan pasien di rumah sakit

Kinerja kesehatan, keselamatan, kemanan dan lindungan adalah nilai-nilai inti dari rumah sakit dan akan di kelolah sebagai bagian yang tak terpisahkan dari bisnis

P* Peningkatan mutu pelaanan rumah sakit )eterli'atan )omite *edik di rumah sakit.