MAKALAH MAKALAH
FARMAKOKINETIKA DASAR FARMAKOKINETIKA DASAR “ MODEL
“ MODEL FARMAKOKINETIKFARMAKOKINETIKAA DUADUA KOMPARTEMEN ”KOMPARTEMEN ”
OLEH: OLEH: ASTRI
ASTRI WIDYASTUTI WIDYASTUTI F1F1 F1F1 10 10 028028 DIAN
DIAN ARIASTIKA ARIASTIKA F1F1 F1F1 10 10 030030 ANGGUN
ANGGUN DWI DWI YANTI YANTI F1F1 F1F1 10 10 058058 RISKA
RISKA WILDA WILDA YANTI YANTI F1F1 F1F1 10 10 064064
JURUSAN FARMASI JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO UNIVERSITAS HALUOLEO KENDARI KENDARI 2012 2012
KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis memperoleh kesehatan melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis memperoleh kesehatan dan kekuatan untuk dapat menyelesaikan makalah Farmakokinetika Dasar yang dan kekuatan untuk dapat menyelesaikan makalah Farmakokinetika Dasar yang berj
berjudul “Model Farmakokinetika Duaudul “Model Farmakokinetika Dua Kompartemen” ini.Kompartemen” ini.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada seluruh pihak, khususnya Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada seluruh pihak, khususnya kepada dosen pembimbing atas kesediaannya dalam membimbing sehingga kepada dosen pembimbing atas kesediaannya dalam membimbing sehingga makalah
makalah ini daini dapat pat terselesaikan.terselesaikan.
Penulis menyadari sepenuhnya atas keterbatasan ilmu maupun dari segi Penulis menyadari sepenuhnya atas keterbatasan ilmu maupun dari segi penyampaian yang menjadikan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh penyampaian yang menjadikan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan dari semua pihak karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan dari semua pihak untuk sempurnanya makalah ini.
untuk sempurnanya makalah ini.
Kendari,
Kendari, Maret Maret 20122012
Penulis Penulis
DAFTAR ISI DAFTAR ISI KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan Penulisan 1.3 Tujuan Penulisan 1.4 Manfaat Penulisan 1.4 Manfaat Penulisan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB III PEMBAHASAN
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Model Farmakokinetika Dua Kompartemen 3.1 Model Farmakokinetika Dua Kompartemen 3.2 Pemberian Obat Intravena
3.2 Pemberian Obat Intravena
3.3 Parameter Model Dua Kompartemen 3.3 Parameter Model Dua Kompartemen 3.4 Data Darah 3.4 Data Darah BAB IV PENUTUP BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan 4.1 Kesimpulan 4.2 Saran 4.2 Saran DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA
BAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang
Kata "farmakokinetika" berasal dari kata-kata "pharmacon", kata Yunani Kata "farmakokinetika" berasal dari kata-kata "pharmacon", kata Yunani untuk obat dan racun, dan "kinetic". Jadi "farmakokinetika" adalah ilmu yang untuk obat dan racun, dan "kinetic". Jadi "farmakokinetika" adalah ilmu yang mempelajari kinetika obat, yang dalam hal ini berarti kinetika obat dalam tubuh. mempelajari kinetika obat, yang dalam hal ini berarti kinetika obat dalam tubuh. Proses-proses yang akan menentukan kinetika obat dalam tubuh meliputi proses Proses-proses yang akan menentukan kinetika obat dalam tubuh meliputi proses absorpsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi. Penelitian farmakokinetik suatu zat absorpsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi. Penelitian farmakokinetik suatu zat aktif merupakan penelitian identifikasi dan penetapan konsentrasi obat dalam aktif merupakan penelitian identifikasi dan penetapan konsentrasi obat dalam tubuh sebagai fungsi waktu sehingga dapat menggambarkan model parametrik tubuh sebagai fungsi waktu sehingga dapat menggambarkan model parametrik yang khas.
yang khas.
Nasib obat sesudah diminum adalah didistribusikan ke seluruh tubuh oleh Nasib obat sesudah diminum adalah didistribusikan ke seluruh tubuh oleh cairan tubuh (darah), tetapi kita tidak dapat mengetahui dengan pasti kemana dan cairan tubuh (darah), tetapi kita tidak dapat mengetahui dengan pasti kemana dan berapa jumlahnya pada jaringan penerima distribusi. Untuk mengirakan hal berapa jumlahnya pada jaringan penerima distribusi. Untuk mengirakan hal tersebut, maka secara farmakokinetika dibuatlah model-model yang melihat
tersebut, maka secara farmakokinetika dibuatlah model-model yang melihat tubuhtubuh sebagai kompartemen. Sebagai bapak dari model kompartemen adalah Teorell sebagai kompartemen. Sebagai bapak dari model kompartemen adalah Teorell yang mengatakan tujuan farmakokinetika adalah menurunkan persamaan yang mengatakan tujuan farmakokinetika adalah menurunkan persamaan matematika yang memungkinkan kita menerangkan kinetika dan distribusi obat matematika yang memungkinkan kita menerangkan kinetika dan distribusi obat dalam tubuh. Dikemukakan model satu kompartemen dan model multi dalam tubuh. Dikemukakan model satu kompartemen dan model multi kompartemen (yang terbanyak dua kompartemen dari model
kompartemen (yang terbanyak dua kompartemen dari model multi kompartemen).multi kompartemen). Dalam model dua kompartemen dianggap bahwa obat terdistribusi ke Dalam model dua kompartemen dianggap bahwa obat terdistribusi ke dalam dua kompartemen. Kompartemen kesatu, dikenal sebagai kompartemen dalam dua kompartemen. Kompartemen kesatu, dikenal sebagai kompartemen sentral, yaitu darah, cairan ekstraseluler dan jaringan-jaringan dengan perfusi sentral, yaitu darah, cairan ekstraseluler dan jaringan-jaringan dengan perfusi tinggi. Kompartemen-kompartemen ini secara cepat terdifusi oleh obat. tinggi. Kompartemen-kompartemen ini secara cepat terdifusi oleh obat. Kompartemen kedua merupakan kompartemen jaringan, yang berisi Kompartemen kedua merupakan kompartemen jaringan, yang berisi jaringan- jaringan
jaringan yang yang berkesetimbangberkesetimbangan an secara secara lebih lebih lambat lambat dengan dengan obat. obat. ModelModel kompartemen ganda diperlukan untuk menjelaskan adanya kurva kadar dalam kompartemen ganda diperlukan untuk menjelaskan adanya kurva kadar dalam plasma-waktu yang tidak menurun secara linier sebagai suatu proses laju order plasma-waktu yang tidak menurun secara linier sebagai suatu proses laju order kesatu setelah pemberian injeksi IV
1.2 Rumusan Masalah 1.2 Rumusan Masalah
1.
1. Apa yang dimaksud model Apa yang dimaksud model farmakokinetika dua kompartemen?farmakokinetika dua kompartemen? 2.
2. Bagaimana model dua kompartemen pada pemberian intravena?Bagaimana model dua kompartemen pada pemberian intravena? 3.
3. Apa parameter model Apa parameter model farmakokinetika dua kompartemen?farmakokinetika dua kompartemen? 4.
4. Bagaimana kadar obat dalam Bagaimana kadar obat dalam darah pada model dua darah pada model dua kompartemen?kompartemen? 1.3 Tujuan Penulisan
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini
Tujuan penulisan makalah ini adalah:adalah: 1.
1. Untuk memahami model farmakokinetika dua Untuk memahami model farmakokinetika dua kompartemen.kompartemen. 2.
2. Untuk mengetahui gambaran model dua kompartemen pada pemberianUntuk mengetahui gambaran model dua kompartemen pada pemberian intravena.
intravena. 3.
3. Untuk mengetahui parameter model farmakokinetika dua Untuk mengetahui parameter model farmakokinetika dua kompartemen.kompartemen. 4.
4. Untuk mengetahui gambaran kadar obat dalam darah pada model duaUntuk mengetahui gambaran kadar obat dalam darah pada model dua kompartemen.
kompartemen. 1.4 Manfaat Penulisan 1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan makalah ini
Manfaat penulisan makalah ini adalah:adalah: 1.
1. Memahami model farmakokinetika dua kompartemen.Memahami model farmakokinetika dua kompartemen. 2.
2. Mengetahui gambaran model dua kompartemen pada pemberian intravena.Mengetahui gambaran model dua kompartemen pada pemberian intravena. 3.
3. Mengetahui parameter model farmakokinetika dua kompartemen.Mengetahui parameter model farmakokinetika dua kompartemen. 4.
4. Mengetahui gambaran kadar obat dalam darah pada model duaMengetahui gambaran kadar obat dalam darah pada model dua kompartemen.
BAB II BAB II
TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA
Farmakokinetika adalah ilmu yang mempelajari penyerapan, penyaluran Farmakokinetika adalah ilmu yang mempelajari penyerapan, penyaluran dan pengurangan obat. Deskripsi tentang penyaluran dan pengurangan obat sangat dan pengurangan obat. Deskripsi tentang penyaluran dan pengurangan obat sangat penting untuk merubah permintaan dosis pada individu dan kelompok pasien. penting untuk merubah permintaan dosis pada individu dan kelompok pasien. Pada fase farmakokinetika, obat mengalami proses ADME yaitu absorpsi, Pada fase farmakokinetika, obat mengalami proses ADME yaitu absorpsi, distribusi, biotransformasi (metabolisme) dan ekskresi yang berjalan secara distribusi, biotransformasi (metabolisme) dan ekskresi yang berjalan secara stimulant langsung atau tak langsung meliputi perjalanan suatu obat melintasi sel stimulant langsung atau tak langsung meliputi perjalanan suatu obat melintasi sel membrane (Shargel & Yu, 1988).
membrane (Shargel & Yu, 1988).
Pengetahuan farmakokinetika berguna dalam berbagai bidang farmasi dan Pengetahuan farmakokinetika berguna dalam berbagai bidang farmasi dan kedokteran, seperti untuk bidang farmakologi. Pertama kali, dengan penelitian kedokteran, seperti untuk bidang farmakologi. Pertama kali, dengan penelitian farmakokinetika dapat dibantu diterangkan mekanisme kerja suatu obat dalam farmakokinetika dapat dibantu diterangkan mekanisme kerja suatu obat dalam tubuh, khususnya untuk mengetahui senyawa yang mana yang sebenarnya bekerja tubuh, khususnya untuk mengetahui senyawa yang mana yang sebenarnya bekerja dalam tubuh; apakah senyawa asalnya, metabolitnya atau
dalam tubuh; apakah senyawa asalnya, metabolitnya atau kedua-duanya. Jika efek kedua-duanya. Jika efek obat dapat dinilai secara kuantitatif, data kinetika
obat dapat dinilai secara kuantitatif, data kinetika obat dalam tubuh sangat pentingobat dalam tubuh sangat penting artinya untuk menentukan hubungan antara kadar/jumlah obat dalam tubuh artinya untuk menentukan hubungan antara kadar/jumlah obat dalam tubuh dengan intensitas efek
dengan intensitas efek yang ditimbulkannya.yang ditimbulkannya.
Dengan demikian daerah kerja efektif obat
Dengan demikian daerah kerja efektif obat (therapeutic window)(therapeutic window) dapatdapat ditentukan farmasetika, farmasi klinik, toksikologi dan kimia medisinal. Obat ditentukan farmasetika, farmasi klinik, toksikologi dan kimia medisinal. Obat berada dalam suatu keadaan dinamik dalam tubuh. Dalam suatu sistem biologik berada dalam suatu keadaan dinamik dalam tubuh. Dalam suatu sistem biologik peristiwa-peristiwa yang dialami obat sering terjadi secara serentak. Dalam peristiwa-peristiwa yang dialami obat sering terjadi secara serentak. Dalam menggambarkan sistem biologik yang kompleks tersebut, dibuat penyederhanaan menggambarkan sistem biologik yang kompleks tersebut, dibuat penyederhanaan anggapan
anggapan mengenai pergeramengenai pergerakan obat kan obat itu (Sriwidodo, 1985).itu (Sriwidodo, 1985). Model farmakokinetik berguna untuk (Shargel & Yu,
Model farmakokinetik berguna untuk (Shargel & Yu, 1988):1988): a)
a) Memperkirakan kadar obat dalam plasma, jaringan dan urine padaMemperkirakan kadar obat dalam plasma, jaringan dan urine pada berbagai pengaturan dosis
berbagai pengaturan dosis b)
b) Menghitung pengaturan dosis optimum untuk tiap penderita secaraMenghitung pengaturan dosis optimum untuk tiap penderita secara individual
individual c)
c) Memperkirakan kemungkinan akumulaMemperkirakan kemungkinan akumulasi obat dngan si obat dngan aktivitas farmakologiaktivitas farmakologi atau metabolit
d)
d) Menghibungakan kemungkinan konsentrasi obat dengan aktivitasMenghibungakan kemungkinan konsentrasi obat dengan aktivitas farmakologik atau toksikologik
farmakologik atau toksikologik e)
e) Menilai perubahan laju atau tingkat availabilitas antar Menilai perubahan laju atau tingkat availabilitas antar formulasiformulasi f)
f) Menggambarkan perubahan faal atau penyakit yang mempengaruhiMenggambarkan perubahan faal atau penyakit yang mempengaruhi absorbsi, distribusi dan eliminasi
absorbsi, distribusi dan eliminasi g)
g) Menjelaskan interaksi obatMenjelaskan interaksi obat
Pada model dua kompartemen, tubuh dianggap terdiri atas dua Pada model dua kompartemen, tubuh dianggap terdiri atas dua kompartemen yaitu kompartemen sentral dan kompartemen perifer.
kompartemen yaitu kompartemen sentral dan kompartemen perifer. KompartemenKompartemen sentral meliputi darah dan berbagai jaringan yang banyak dialiri darah seperti sentral meliputi darah dan berbagai jaringan yang banyak dialiri darah seperti jantung,
jantung, paru, paru, hati, hati, ginjal ginjal dan dan kelenjarkelenjar kelenjarkelenjar endokrin. endokrin. Obat Obat tersebar tersebar dandan mencapai kesetimbangan dengan cepat dalam kompartemen ini. Kompartemen mencapai kesetimbangan dengan cepat dalam kompartemen ini. Kompartemen perifer adalah berbagai jaringan yang kurang dialiri darah misalnya otot, kulit, dan perifer adalah berbagai jaringan yang kurang dialiri darah misalnya otot, kulit, dan jaringan
jaringan lemak lemak sehingga sehingga obat obat lambat lambat masuk masuk kedalamnyakedalamnya. . Model Model duadua kompartemen ini pada prinsipnya sama
kompartemen ini pada prinsipnya sama dengan model satu dengan model satu kompartemen, bedanyakompartemen, bedanya terdapat dalam proses distribusi karena adanya kompartemen perifer; eliminasi terdapat dalam proses distribusi karena adanya kompartemen perifer; eliminasi tetap dari kompartemen sentral (Oktavia, 2009).
tetap dari kompartemen sentral (Oktavia, 2009).
Parameter farmakokinetika adalah besaran yang diturunkan secara Parameter farmakokinetika adalah besaran yang diturunkan secara matematis dari model berdasarkan hasil pengukuran kadar obat utuh atau matematis dari model berdasarkan hasil pengukuran kadar obat utuh atau metabolitnya dalam darah, urin atau cairan hayati lainnya. Fungsi penetapan metabolitnya dalam darah, urin atau cairan hayati lainnya. Fungsi penetapan parameter farmakokinetika suatu obat adalah untuk memperoleh gambaran yang parameter farmakokinetika suatu obat adalah untuk memperoleh gambaran yang dapat dipergunakan untuk mengkaji kinetika absorpsi, distribusi dan eliminasi dapat dipergunakan untuk mengkaji kinetika absorpsi, distribusi dan eliminasi didalam tubuh (Shargel & Yu, 1988).
didalam tubuh (Shargel & Yu, 1988).
Bioavailabilitas obat ialah jumlah relatif obat atau zat aktif suatu produk Bioavailabilitas obat ialah jumlah relatif obat atau zat aktif suatu produk obat yang diabsorpsi, serta kecepatan obat itu masuk ke dalam sirkulasi sistemik. obat yang diabsorpsi, serta kecepatan obat itu masuk ke dalam sirkulasi sistemik. Obat dinyatakan
Obat dinyatakan ““availableavailable”” bila setelah diabsorpsi obat tersebut tersedia untuk bila setelah diabsorpsi obat tersebut tersedia untuk bekerja pada organ/jaringan/sel yang dituju dan memberikan efek farmakologis bekerja pada organ/jaringan/sel yang dituju dan memberikan efek farmakologis setelah sampai pada reseptor sel/jaringan/organ tersebut. Parameter yang setelah sampai pada reseptor sel/jaringan/organ tersebut. Parameter yang menetukan bioavailabilitas obat, yaitu waktu yang diperlukan sampai tercapai menetukan bioavailabilitas obat, yaitu waktu yang diperlukan sampai tercapai kadar puncak (tmaks), kadar puncak atau tertinggi dalam darah yang kadar puncak (tmaks), kadar puncak atau tertinggi dalam darah yang sesunggu
BAB III BAB III PEMBAHASAN PEMBAHASAN
3.1 Model Farmakokinetika Dua
3.1 Model Farmakokinetika Dua KompartemenKompartemen
Dalam model dua kompartemen dianggap bahwa obat terdistribusi ke Dalam model dua kompartemen dianggap bahwa obat terdistribusi ke dalam dua kompartemen. Kompartemen kesatu, dikenal sebagai kompartemen dalam dua kompartemen. Kompartemen kesatu, dikenal sebagai kompartemen sentral, yaitu darah, cairan ekstraseluler dan jaringan-jaringan dengan perfusi sentral, yaitu darah, cairan ekstraseluler dan jaringan-jaringan dengan perfusi tinggi. Kompartemen-kompartemen ini secara cepat terdifusi oleh obat. tinggi. Kompartemen-kompartemen ini secara cepat terdifusi oleh obat. Kompartemen kedua merupakan kompartemen jaringan, yang berisi Kompartemen kedua merupakan kompartemen jaringan, yang berisi jaringan- jaringan
jaringan yang yang berkesetimbangaberkesetimbangan n secara secara lebih lebih lambat lambat dengan dengan obat. obat. Model Model iniini mengangga
menganggap obat dieliminasi p obat dieliminasi dari kompartemen sentral.dari kompartemen sentral.
Bentuk umum kurva perkembangan kadar obat dalam darah menurut model satu Bentuk umum kurva perkembangan kadar obat dalam darah menurut model satu
kompartemen (A), model dua kompartemen (B), dan
kompartemen (A), model dua kompartemen (B), dan model tiga kompartemenmodel tiga kompartemen (C), pada pemberian obat secara injeksi intravaskular.
Konsentrasi obat dalam plasma dan dalam jaringan-jaringan dengan Konsentrasi obat dalam plasma dan dalam jaringan-jaringan dengan perfusi tinggi yang merupakan kompartemen sentral setelah diinjeksi IV
perfusi tinggi yang merupakan kompartemen sentral setelah diinjeksi IV menurunmenurun secara cepat karena obat didistribusi ke jaringan lain, yaitu jaringan-jaringan yang secara cepat karena obat didistribusi ke jaringan lain, yaitu jaringan-jaringan yang diperfusi secara lebih lambat. Penurunan awal yang cepat dari konsentrasi obat diperfusi secara lebih lambat. Penurunan awal yang cepat dari konsentrasi obat dalam kompartemen sentral dikenal sebagai fase distribusi dari kurva. Pada suatu dalam kompartemen sentral dikenal sebagai fase distribusi dari kurva. Pada suatu waktu, obat mencapai keadaan kesetimbangan antara kompartemen sentral dan waktu, obat mencapai keadaan kesetimbangan antara kompartemen sentral dan kompartemen jaringan yang diperfusi lebih kecil. Setelah kesetimbangan dicapai, kompartemen jaringan yang diperfusi lebih kecil. Setelah kesetimbangan dicapai, hilangnya obat dari kompartemen sentral merupakan suatu proses tunggal dari hilangnya obat dari kompartemen sentral merupakan suatu proses tunggal dari order kesatu sebagai keseluruhan proses eliminasi obat dari tubuh. Proses kedua order kesatu sebagai keseluruhan proses eliminasi obat dari tubuh. Proses kedua ini laju prosesnya lebih lambat dan dikenal sebagai fase
ini laju prosesnya lebih lambat dan dikenal sebagai fase eliminasi.eliminasi.
3.2 Pemberian Obat Intravena 3.2 Pemberian Obat Intravena
Model kompartemen ganda diperlukan untuk menjelaskan adanya kurva Model kompartemen ganda diperlukan untuk menjelaskan adanya kurva kadar dalam plasma-waktu yang tidak menurun secara linier sebagai suatu proses kadar dalam plasma-waktu yang tidak menurun secara linier sebagai suatu proses laju order kesatu setelah pemberian injeksi IV cepat. Dalam model kompartemen laju order kesatu setelah pemberian injeksi IV cepat. Dalam model kompartemen ganda, obat didistribusikan dengan laju reaksi yang tidak sama
ganda, obat didistribusikan dengan laju reaksi yang tidak sama ke dalam berbagaike dalam berbagai kelompok jaringan yang berbeda. Jaringan-jaringan yang mempunyai aliran
kelompok jaringan yang berbeda. Jaringan-jaringan yang mempunyai aliran darahdarah paling tinggi dapat berkesetimbangan dengan kompartemen plasma. paling tinggi dapat berkesetimbangan dengan kompartemen plasma. Jaringan- jaringan
jaringan dengan dengan perfusi perfusi tinggi tinggi ini ini begitu begitu juga juga darah darah dapat dapat dinyatakan dinyatakan sebagaisebagai kompartemen sentral.
kompartemen sentral.
(a) model 1 kompartemen, (b)
Sewaktu distribusi awal terjadi, obat dilepaskan ke satu atau lebih Sewaktu distribusi awal terjadi, obat dilepaskan ke satu atau lebih kompartemen perifer yang terdiri atas sekelompok jaringan dengan aliran darah kompartemen perifer yang terdiri atas sekelompok jaringan dengan aliran darah lebih sedikit tetapi jaringan-jaringan dalam kompartemen tersebut mempunyai lebih sedikit tetapi jaringan-jaringan dalam kompartemen tersebut mempunyai aliran darah dan afinitas yang sama terhadap obat. Perbedaan-perbedaan itu aliran darah dan afinitas yang sama terhadap obat. Perbedaan-perbedaan itu menyebabkan adanya kurva log konsentrasi obat dalam plasma-waktu yang non menyebabkan adanya kurva log konsentrasi obat dalam plasma-waktu yang non linier. Setelah terjadi kesetimbangan obat dalam jaringan perifer, maka kurva linier. Setelah terjadi kesetimbangan obat dalam jaringan perifer, maka kurva kadar dalam plasma-waktu mencerminkan eliminasi obat dari tubuh yang kadar dalam plasma-waktu mencerminkan eliminasi obat dari tubuh yang mengikuti order kesatu.
mengikuti order kesatu.
3.3 Parameter Model Dua
3.3 Parameter Model Dua KompartemeKompartemenn
Jika parameter-parameter model ditentukan, kadar obat dalam Jika parameter-parameter model ditentukan, kadar obat dalam kompartemen jaringan teoritik dapat dihitung. Konsentrasi obat dalam kompartemen jaringan teoritik dapat dihitung. Konsentrasi obat dalam kompartemen jaringan merupakan konsentrasi obat rata-rata dalam suatu kompartemen jaringan merupakan konsentrasi obat rata-rata dalam suatu kelompok jaringan dan bukan merupakan konsentrasi obat yang sebenarnya dalam kelompok jaringan dan bukan merupakan konsentrasi obat yang sebenarnya dalam tiap jaringan anatomik. Konsentrasi obat
tiap jaringan anatomik. Konsentrasi obat yang sebenarnya dalam jaringan kadang-yang sebenarnya dalam jaringan kadang-kadang dapat dihitung dengan penambahan kompartemen-kompartemen ke dalam kadang dapat dihitung dengan penambahan kompartemen-kompartemen ke dalam model sampai diperoleh suatu kompartemen yang menyerupai konsentrasi model sampai diperoleh suatu kompartemen yang menyerupai konsentrasi jaringan perco
jaringan percobaan.baan.
a. Volume Distribusi a. Volume Distribusi
Volume distribusi merupakan suatu parameter yang berguna yang Volume distribusi merupakan suatu parameter yang berguna yang mengaitkan konsentrasi plasma dengan jumlah obat dalam tubuh. Dalam mengaitkan konsentrasi plasma dengan jumlah obat dalam tubuh. Dalam kinetika kompartemen ganda kita dapat menganggap secara matematik kinetika kompartemen ganda kita dapat menganggap secara matematik volume hipotesa, seperti dari kompartemen sentral dan volume perifer atau volume hipotesa, seperti dari kompartemen sentral dan volume perifer atau volume kompartemen jaringan. Untuk suatu obat yang dianggap mengikuti volume kompartemen jaringan. Untuk suatu obat yang dianggap mengikuti model kompartemen dua terbuka, ada beberapa volume distribusi yang dapat model kompartemen dua terbuka, ada beberapa volume distribusi yang dapat diperhitungan.
Volume distribusi pada keadaan tunak Volume distribusi pada keadaan tunak
Obat masuk ke dalam
Obat masuk ke dalam kompartemen jaringan dari kompartemen sentralkompartemen jaringan dari kompartemen sentral adalah sama dengan laju obat yang ke luar dari kompartemen jaringan ke adalah sama dengan laju obat yang ke luar dari kompartemen jaringan ke dalam kompartemen sentral. Laju pemindahan obat
dalam kompartemen sentral. Laju pemindahan obat ini dinyatakan sebagai:ini dinyatakan sebagai: Dt K
Dt K2121= Dp K= Dp K1212
Jumlah total obat dalam tubuh pada keadaan tunak adalah sama dengan Jumlah total obat dalam tubuh pada keadaan tunak adalah sama dengan jumlah
jumlah obat obat dalam dalam kompartemen kompartemen jaringan, jaringan, Dt Dt dan dan jumlah jumlah obat obat dalamdalam kompartemen sentral, Dp. Karena itu volume distribusi obat pada keadaan kompartemen sentral, Dp. Karena itu volume distribusi obat pada keadaan tunak (Vd)ss adalah:
tunak (Vd)ss adalah:
Volume Distribusi
Volume Distribusi yang Diekstrapolasikanyang Diekstrapolasikan
Persamaan ini menunjukkan bahwa suatu perubahan dalam distribusi Persamaan ini menunjukkan bahwa suatu perubahan dalam distribusi obat yang teramati dengan adanya perubahan dalam harga Vp, akan obat yang teramati dengan adanya perubahan dalam harga Vp, akan mencerminkan perubahan (Vd)eksp.
mencerminkan perubahan (Vd)eksp.
Volume Distribusi dengan Area Volume Distribusi dengan Area
b. Volume Kompartemen Sentral b. Volume Kompartemen Sentral
Volume kompartemen sentral Vp, berguna untuk menggambarkan Volume kompartemen sentral Vp, berguna untuk menggambarkan perubahan konsentrasi obat, oleh karena kompartemen sentral umumnya perubahan konsentrasi obat, oleh karena kompartemen sentral umumnya merupakan kompartemen yang diambil sebagai kompartemen cuplikan. Vp merupakan kompartemen yang diambil sebagai kompartemen cuplikan. Vp berguna dalam penentuan klirens obat. Dan besaran Vp memberikan suatu berguna dalam penentuan klirens obat. Dan besaran Vp memberikan suatu petunjuk adanya distribusi obat dalam cairan tubuh. Seperti dalam model petunjuk adanya distribusi obat dalam cairan tubuh. Seperti dalam model kompartemen satu, Vp dapat ditentukan dari dosis dan konsentrasi sesaat obat kompartemen satu, Vp dapat ditentukan dari dosis dan konsentrasi sesaat obat dalam plasma.
Vp
Vp = = volume volume kompartemen kompartemen sentral sentral (ml)(ml) Do
Do = = jumlah jumlah obat obat yang yang masuk masuk ke ke dalam dalam tubuh tubuh (mg)(mg) Cpo
Cpo = = konsentrasi konsentrasi obat obat mula-mula mula-mula (µ(µg/ml)g/ml)
3.4
3.4 Data Data darahdarah
Grafik kadar obat dalam
Grafik kadar obat dalam darah lawan waktu setelah pemberian intravenadarah lawan waktu setelah pemberian intravena (a) model satu kompartemen, (b)
(a) model satu kompartemen, (b) model dua kompartemenmodel dua kompartemen
Model kompartemen-dua beranggapan bahwa pada t=0 tidak ada obat Model kompartemen-dua beranggapan bahwa pada t=0 tidak ada obat dalam kompartemen jaringan. Setelah dosis IV, obat secara cepat dipindahkan ke dalam kompartemen jaringan. Setelah dosis IV, obat secara cepat dipindahkan ke dalam kompartemen jaringan, sedangkan kadar dalam darah menurun dengan dalam kompartemen jaringan, sedangkan kadar dalam darah menurun dengan cepat
cepat sehubungan sehubungan dengan edengan eliminasi obat liminasi obat dan pedan pemindahan mindahan obat keluaobat keluar darir dari kompartemen sentral ke dalam berbagai jaringan. Kadar obat dalam jaringan kompartemen sentral ke dalam berbagai jaringan. Kadar obat dalam jaringan akhirnya akan mencapai puncak dan kemudian mulai menurun sehubungan akhirnya akan mencapai puncak dan kemudian mulai menurun sehubungan dengan perbedaan konsentrasi antara dua kompartemen yang kecil. Konsentrasi dengan perbedaan konsentrasi antara dua kompartemen yang kecil. Konsentrasi obat dalam kompartemen jaringan merupakan konsentrasi obat rata-rata dalam obat dalam kompartemen jaringan merupakan konsentrasi obat rata-rata dalam suatu kelompok jaringan, dan bukan merupakan konsentrasi obat yang sebenarnya suatu kelompok jaringan, dan bukan merupakan konsentrasi obat yang sebenarnya dalam tiap jaringan anatomik.
BAB IV BAB IV PENUTUP PENUTUP 4.1 Kesimpulan 4.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasa
Berdasarkan pembahasan, kesimpulan n, kesimpulan yang dapat diambil yang dapat diambil adalah:adalah: 1.
1. Dalam model dua kompartemen dianggap bahwa obat terdistribusi keDalam model dua kompartemen dianggap bahwa obat terdistribusi ke dalam dua kompartemen yaitu kompartemen sentral dan kompartemen dalam dua kompartemen yaitu kompartemen sentral dan kompartemen perifer.
perifer. 2.
2. Obat didistribusikan dengan laju reaksi yang tidak sama ke dalam berbagaiObat didistribusikan dengan laju reaksi yang tidak sama ke dalam berbagai kelompok jaringan yang berbeda.
kelompok jaringan yang berbeda. 3.
3. Parameter model dua kompartemen terdiri dari volume distribusi (volumeParameter model dua kompartemen terdiri dari volume distribusi (volume distribusi pada keadaam tunak, volume distribusi yang diekstrapolasikan distribusi pada keadaam tunak, volume distribusi yang diekstrapolasikan dan volume distribusi pada area) serta volume kompartemen sentral.
dan volume distribusi pada area) serta volume kompartemen sentral. 4.
4. Pada intravena obat secara cepat dipindahkan ke dalam kompartemenPada intravena obat secara cepat dipindahkan ke dalam kompartemen jaringan,
jaringan, akan akan mencapai mencapai puncak puncak dan dan mulai mulai menurun menurun sehubungan dengansehubungan dengan perbedaan konsentrasi antara dua kompartemen yang kecil.
perbedaan konsentrasi antara dua kompartemen yang kecil.
4.2 Saran 4.2 Saran
Saran yang dapat diberikan adalah: Saran yang dapat diberikan adalah: 1.
1. Untuk lebih memahami model farmakokinetika dua kompartemen, perluUntuk lebih memahami model farmakokinetika dua kompartemen, perlu dilakukan pembelajaran lanjutan tentang materi ini.
dilakukan pembelajaran lanjutan tentang materi ini. 2.
2. Pembaca sebaiknya menambah referensi berupa buku-buku yang relevan,Pembaca sebaiknya menambah referensi berupa buku-buku yang relevan, jurnal penelitian, ga
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA
Oktavia, RW., 2009,
Oktavia, RW., 2009, ““Pengaruh Seduhan Teh Hijau (Pengaruh Seduhan Teh Hijau ( Camellia sinensisCamellia sinensis) Terhadap) Terhadap Farmakokinetika Parasetamol Yang Diberikan Bersama Secara Oral Pada Farmakokinetika Parasetamol Yang Diberikan Bersama Secara Oral Pada Kelinci Jantan”,
Kelinci Jantan”, SkripsiSkripsi, Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah:, Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah: Surakarta.
Surakarta.
Shargel, L., dan Yu, AB., 1988,
Shargel, L., dan Yu, AB., 1988, Biofarmasetika Biofarmasetika Dan Dan Farmakokinetika Farmakokinetika Terapan,Terapan, Airlangga University Press: Surabaya.
Airlangga University Press: Surabaya. Sriwidodo, 1985,
Sriwidodo, 1985, Cermin Dunia KedokteranCermin Dunia Kedokteran, Pusat Penelitian , Pusat Penelitian dan Pengembangandan Pengembangan PT. Kalbe Farma: Jakarta.