LAPORAN
KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK
KOMISI VIII DPR RI KE PROVINSI JAWA BARAT
MENGENAI “DUKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI DALAM
PENINGKATAN KUALITAS KEHIDUPAN BERAGAMA DAN
PENDIDIKAN KEAGAMAAN
DI JAWA BARAT”
MASA PERSIDANGAN II 2020-2021
19-21 NOVEMBER 2020
SEKRETARIAT KOMISI VIII DPR RI
JAKARTA
BAB I PENDAHULUAN
A. Umum
Dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi DPR RI khususnya pengawasan di bidang kehidupan keagamaan dan pendidikan keagamaan Islam, sesuai ketentuan peraturan Tata Tertib DPR RI, maka Komisi VIII DPR RI pada Masa Persidangan II Tahun Sidang 2020-2021 membentuk Tim Kunjungan Kerja ke Provinsi Jawa Barat.
B. Dasar Kunjungan Kerja
Pelaksanaan kunjungan kerja spesifik ke Provinsi Jawa Barat berdasarkan pada:
1. Pasal 20A ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, disebutkan bahwa Dewan Perwakilan Rakyat memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan.
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 Tentang Susunan dan Kedudukan Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Dan Dewan Perwakilan Daerah.
3. Peraturan Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia No 01/DPR RI/ 2020.
4. Keputusan rapat Internal Komisi VIII DPR RI.
C. Maksud dan Tujuan
1. Maksud
Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VIII DPR RI dalam rangka pengawasan mengenai dukungan Pemerintah Provinsi dalam peningkatan kualitas kehidupan beragama dan pendidikan keagamaan di Jawa Barat dimaksudkan untuk memperoleh informasi dan masukan mengenai aspek kehidupan beragama dan pendidikan keagamaan, termasuk dalam menindaklanjuti implementasi dari Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2019 tentang Pesantren dan isu-isu aktual lainnya sehingga dapat diperoleh solusi yang tepat sesuai dengan permasalahan yang dihadapi.
2. TUJUAN
a. Untuk memperoleh informasi dan data akurat mengenai aspek kehidupan
Barat sebagai salah satu daerah yang kedua terpadat di Indonesia dengan ragam permasalahan di bidang keagamaan.
D. Waktu Pelaksanaan
Kunjungan Kerja Komisi VIII DPR RI ke Provinsi Jawa Barat dilaksanakan pada tanggal 19-21 November 2020.
E. Daftar Nama Tim Kunjungan Kerja
Kunjungan Kerja Komisi VIII DPR RI ke Provinsi Jawa Barat diikuti oleh pimpinan dan anggota, sebagai berikut:
DAFTAR ANGGOTA PADA KUNKER SPESIFIK KE PROVINSI JAWA BARAT TANGGAL 19-21 NOVEMBER 2020
NOMOR
N A M A JABATAN FRAKSI DAPIL
URUT ANGG
1. 293 TB.H.ACE HASAN SYADIZLY,M.SI
WAKIL KETUA KOMISI VIII/KETUA TIM
PG JABAT II 2. 03 MARWAN DASOPANG WAKIL KETUA PKB SUMUT II 3. 154 DIAH PITALOKA, S.Sos., M.Si. ANGGOTA PDIP JABAR III 4. 172 SELLY ANDRIANY GANTINA, A.Md. ANGGOTA PDIP JABAR VIII 5. 231 IGN KESUMA KELAKAN, ST., M.Si. ANGGOTA PDIP BALI 6. 154 I KOMANG KOHERI, S.E. ANGGOTA PDIP LAMPUNG II 7. 272 H. JOHN KENEDY AZIS, S.H. ANGGOTA PG SUMBAR II 8. 298 Hj. ITJE SITI DEWI KURAESIN, S.Sos., MM. ANGGOTA PG JABAR IX 9. 125 Drs. H. SAIFUL RASYID, MM. ANGGOTA GERINDRA KALSEL I 10. 351 Dra. DELMERIA ANGGOTA NASDEM SUMUT II 11. 14 H. MAMAN IMANUL HAQ ANGGOTA PKB JABAR IX 12. 552 WASTAM, S.E. , S.H. ANGGOTA PD JATENG VIII 13. 437 H. NURHASAN ZAIDI, S.Sos. I ANGGOTA PKS JABAR IX 14. 510 Dr. M. ALI TAHER, S.H., M.Hum. ANGGOTA PAN BANTEN III 15. 473 H. IIP MIFTAHUL CHOIRY, S.Pd. I ANGGOTA PPP BANTEN I
16. - YUSUP KAMALUDIN SEKRETARIAT KOMISI VIII 17. - HARJA SAPUTRA, S.Sos., I.MM. TENAGA AHLI 18. CHASBI CHUSNA MULIA MEDSOS
BAB III
PELAKSANAAN KUNJUNGAN KERJA
Sesuai dengan agenda kunjungan kerja, Komisi VIII DPR RI melakukan pertemuan dengan Gubernur Jawa Barat, Bapak Ridwal Kamil, untuk membahas permasalahan kehidupan beragama dan pendidikan keagamaan di wilayah Jawa Barat, termasuk dalam menindaklanjuti kebijakan mengenai dukungan Pemerintah Provinsi dalam pengembangan Pesantren sesuai amanat Undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren dan isu-isu aktual lainnya sehingga dapat diperoleh solusi yang tepat sesuai dengan permasalahan yang dihadapi.
Dalam paparan mengenai maksud dari Kunjungan Kerja Komisi VIII DPR RI, Pimpinan Komisi VIII DPR RI selaku Ketua Tim Kunjungan Kerja menyampaikan beberapa hal sebagai berikut:
1. Tujuan kunjungan kerja ke Jawa Barat dilatarbelakangi oleh adanya kenyataan bahwa mayoritas penduduk di Jawa Barat adalah beragama Islam. Banyak
2. Dari komunikasi dengan Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Barat, terdapat beberapa aspirasi untuk memajukan bidang kehidupan beragama dan pendidikan keagamaan yaitu:
a. Kantor Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Barat tidak representative, perlu adanya pembenahan lokasi dan pengembangan sarana-prasarana di kantor Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Barat. Sudah ada rencana pembangunan Pusat Layanan Keagamaan di Jatinangor. Pembangunannya diarahkan melalui dana yang bersumber dari SBSN pembangunan, namun masih terkendala masalah tanah, mohon dukungan dari pihak Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk menghibahkan tanah ke Kementerian Agama RI agar dapat dibangun, sekitar 5 ha di Jatinangor. b. Ada usulan untuk membangun tempat yang terdapat khazanah al-Quran
Mushaf Sunda.
c. MAN Insan Cendekia di Jawa Barat belum ada. Sementara Jawa Barat berpenduduk terpadat kedua setelah Jawa Timur namun belum ada MAN Insan Cendekia. Akan diinisiasi pembangunannya di Jabar. Lulusan MAN Insan Cendekian 75% ke ITB dan sisanya ke luar negeri. Jawa Barat harus punya itu. Rencana akan dibangun di Kab Subang.
d. Direncanakan akan dibangun pusat observasi bulan di Subang.
e. Terkait pelaksanaan UU Pesantren. Pemerintah Provinsi sebagaimana diketahui telah menginisasi Raperda Pesantren.
f. Perlunya program Early Warning System pada Kerukunan Umat Beragama.
g. Terdapat banyak KUA di beberapa tempat di Jawa Barat yang tanahnya masih belum milik kemenag.
h. Komisi VIII DPR RI bermaksud sama-sama ingin bersinergi dengan Pemerintah Jawa Barat dalam memajukan kehidupan beragama dan pendidikan keagamaan.
i. Konflik kerukunan umat beragama di Jawa Barat dapat diredam jika ada Pusat Layanan Keagamaan.
Menanggapi maksud dari Kunjungan Kerja yang disampaikan Ketua Tim Kunker Komisi VIII DPR RI di atas, Gubernur Jawa Barat menyampaikan jawaban di antaranya sebagai berikut:
1. Misi Jawa Barat di masa kepempinan Ridwan Kamil adalah “Membentuk manusia Pancasila yang bertaqwa melalui peran masjid dan tempat ibadah yang berperadaban”.
2. Dari segi penduduk, Jawa Barat terdiri dari 90 persen Muslim. 10% lainnya dirawat dan dijaga dengan baik.
3. FKUB awalnya di Jawa Barat dan di-copy ke seluruh Indonesia.
4. Forum Komunikasi antar-agama merupakan kebutuhan. Hal ini karena relasi antar-agama belum beres.
5. Asas adil menjadi sebuah dasar atas kebijakan di Jabar.
6. Sejarah kehidupan keagamaan di Jawa Barat kerap dipenuhi dengan segala dinamikanya. Hal ini ditambah dengan adanya kenyataan karena penduduk yang padat dan lokasinya menempel ke Jakarta. Dinamika politik dan kehidupan keagamaan di Jakarta selalu berimbas ke Jawa Barat.
baik. Karena hal tersebut, maka Pemprov melakukan kebijakan untuk membawa setting kebijakan keagamaan pribadi ke ruang publik.
8. Dari segi anggaran, 600 M dibelanjakan utk kegiatan: hibah kepada Pondok Pesantren, acara keagamaan, untuk ormas, dan hibah ke Kemenag (27 M tahun).
9. Di samping dari APBD, Pemprov Jawa Barat juga melibatkan Bank BJB untuk terlibat dalam pengembangan ekonomi, yaitu untuk melawan rentenir dengan memberikan pinjaman untuk jemaah yang aktif di berbagai tempat ibadah. 10. Program Pemprov Jawa Barat di bidang pemberdayaan kehidupan
Keagamaan adalah: Program Maghrib Mengaji, Shubuh Berjamaah, Dakwah Digital (DKM harus punya tim Medsos).
11. Ke depan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat ingin masa depan kehidupan beragama dan pendidikan keagamaan lebih dialogis.
12. Selain itu, Pemprov Jawa Barat juga memiliki program pemberian kursus Baha Inggris untuk para pendakwah. Hal ini dilandasi dari adanya kenyataan bahwa ulama kita jarang berbahasa Inggris, maka dirancang program English for Ulama, dan lulusannya dikirim ke British Council, ke luar negeri, untuk melakukan dakwah, berdialog di forum Internasional.
13. Mohon dukungan Komisi VIII DPR RI agar program English for Ulama ini dapat lebih menasional. Hal ini didasarkan pada cita-cita diharapkan yang mendamaikan dunia adalah ulama-ulama Indonesia.
14. Dari aspirasi yang disampaikan mengenai lahan di Jatinangor untuk pembangunan Pusat Keagamaan sudah disiapkan, jadi tidak ada masalah. Lokasinya di belakang APDN sebelah tol Cisumdawuh. Hanya saja belum dikabari isinya mau dirancang seperti apa.
15. Atas usulan akan dibangunnya MAN IC di Jawa Barat, Pemerintah Provinsi mengatakan luar biasa dan akan didukung.
16. Dalam kesempatan itu, Gubernur Jawa Barat juga menyampaikan mengenai adanya informasi mengenai asrama Haji di Indramayu yang diproyeksikan dapat melayani haji tahun ini atau tahun 2021, tetapi ada informasi bahwa bandara Kertajati di tahun 2021 (penyelenggaraan haji tahun ini) tidak akan digunakan sebagai embarkasi haji. Komisi VIII DPR RI perlu memanggil Kementerian Perhubungan RI terkait hal tersebut. Pemprov Jawa Barat tetap berpendapat bahwa bandara haji harus di Kertajati.
17. Di Jawa Barat jumlah pesantrennya hampir 9000. Terbanyak di Indonesia, meskipun secara jumlah santri Jatim yang terbanyak.
18. Isu mengenai aliran kepercayaan, seperti sunda wiwitan ramai di beberapa tempat. Di masa kepemimpinan Ridwan Kamil, hal ini terus diperbaiki.
19. Terdapat program “Satu desa satu hafidz” dan “One Pesantren One Product”. Sudah ada 1000 pesantren yang ikut dalam program ini. Produk hasil Pesantren dIkirim ke Turki. Ada yang punya pabrik roti, pabrik sabun, dan di Ciwidey misalnya sudah ada Supermarket online yang dikelola oleh pesantren. Setelah paparan dari Gubernur Jawa Barat dilakukan diskusi. Para anggota tim kunjungan kerja menyampaikan beberapa hal dalam diskusi tersebut, di antaranya:
1. PR mengenai image Provinsi Jabar sebagai provinsi yang intoleran. Hal ini karena media banyak memberitakan hal tersebut. Radikalisme berawal dari kantung-kantung kemiskinan.
2. Pesantren yang dapat melakukan pelatihan vokasional sangat sedikit. Mohon diperlebar.
3. UU Cipta Kerja khususnya sertifikasi halal. LPH bisa dilakukan oleh lembaga dari organisasi masyarakat dan tidak harus dari MUI. Hal ini merupakan peluang untuk menumbuhkan peluang pekerjaan baru khususnya untuk Pesantren.
4. English for ulama dapat disinergikan dengan LPH. Prospek baru untuk para Lembaga Keagamaan yang dapat menjadi LPH.
5. Mengapresiasi program OPOP.
6. Adanya dualisme manajemen dari tempat wisata di wilayah Sunan Gunung Djati Cirebot. Perlu keterlibatan Pemerintah Jawa Barat dalam menertibkan Kawasan wisata Sunan Gunung Djati agar lebih rapi dan terarah.
7. Perlu dikembangkan untuk membuat tempat dalam menampung khazanah kitab-kitab Sunda (turats) warisan para ulama di Jawa Barat.
BAB IV REKOMENDASI
Berikut ini adalah beberapa rekomendasi dari hasil Kunjungan Kerja ke Provinsi Jawa Barat mengenai dukungan Pemerintah Provinsi di bidang Kehidupan Beragama dan Pendidikan Keagamaan:
1. Perlu ditindaklanjuti informasi dari Gubernur Jawa Barat mengenai adanya pernyataan dari Kementerian Perhubungan yang tidak akan menggunakan Bandara Kertajati di Majalengka sebagai embarkasi Haji. Komisi VIII DPR RI perlu mengundang Kementerian Agama RI dan Kementerian Perhubungan RI, terutama dalam Rapat pembahasan BPIH untuk mengkonfirmasi informasi tersebut.
2. Perlu disampaikan pada rapat Kerja dengan Menteri Agama RI dan RDP dengan Direktur Jenderal Pendidikan Islam dan Dirjen Bimas Islam serta stakeholders lainnya, mengenai perluasan program English for Ulama yang telah diinisiasi oleh Pemprov Jawa Barat agar dapat diimplementasikan secara luas ke daerah-daerah lain di Indonesia.
3. Perlu didalami mengenai sejauh mana Kementerian Agama RI telah menyiapkan Rancangan Peraturan Turunan yang diamanatkan oleh UU Pesantren, sehingga Pemerintah Daerah dapat mengalokasikan anggarannya untuk pengembangan pesantren.
4. Perlu dilakukan pengawasan spesifik ke daerah lain terobosan program kehidupan beragama dan pendidikan keagamaan sebagaimana yang diterapkan oleh Pemerintah provinsi Jawa Barat, sehingga Komisi VIII DPR RI memperoleh informasi yang cukup untuk merumuskan berbagai kebijakan yang relevan dalam setiap kebijakannya.