• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBUTUHAN TAMAN KOTA RAMAH LANSIA DI KOTA BOGOR Eneng Dayu Saidah 1) ; Indarti Komala Dewi 2) ; Ni Made Esti Nurmani 3).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEBUTUHAN TAMAN KOTA RAMAH LANSIA DI KOTA BOGOR Eneng Dayu Saidah 1) ; Indarti Komala Dewi 2) ; Ni Made Esti Nurmani 3)."

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

KEBUTUHAN TAMAN KOTA RAMAH LANSIA DI KOTA BOGOR

Eneng Dayu Saidah

1)

; Indarti Komala Dewi

2)

; Ni Made Esti Nurmani

3)

.

Abstrak

Pada tahun 2050 penduduk perkotaan dunia didominasi oleh penduduk lansia, termasuk Indonesia. Sehingga dibutuhkan pembangunan perkotaan yang ramah lansia. Kota Bogor adalah salah satu kota yang berupaya dalam mewujudkan Kota Ramah Lansia melalui penyediaan taman kota yang digunakan untuk aktivitas lansia serta memiliki infrastruktur yang ramah lansia. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis luas taman kota ramah lansia yang diperlukan di Kota Bogor pada Tahun 2031, mengidentifikasi sebaran taman kota di Kota Bogor, dan menganalisis kebutuhan taman kota ramah lansia di Kota Bogor. Metode penelitian yang dilakukan antara lain metode pengumpulan data melalui studi kepustakaan, wawancara dengan instansi terkait, observasi lapangan untuk mengukur luas taman. Sedangkan metode analisis yang digunakan yaitu analisis kualitatif dengan mengacu pada kriteria taman kota di Kota Bogor dan analisis kuantitatif dengan memproyeksikan jumlah penduduk dan menghitung luas taman. Hasil penelitian yang telah dilaksanakan menghasilkan bahwa luas Taman Kota Ramah Lansia yang diperlukan yaitu 61.534 m2 dengan sebaran taman kota di Taman Heulang, Taman Sempur, dan Taman Kencana. Kebutuhan taman kota ramah lansia di Kota Bogor harus memperhatikan aktivitas yang biasa dilakukan lansia di taman kota yaitu sebagian besar untuk olahraga.

Kata kunci : Kota Ramah Lansia, Penduduk Lansia, Taman Kota Ramah Lansia.

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada tahun 2050 penduduk perkotaan dunia diperkirakan hampir dua kali lipat (Wunas, 2011). Peningkatan jumlah penduduk negara berkembang didominasi oleh penduduk lansia, termasuk Indonesia (Musa, 2012). Pada tahun 2002, WHO mengeluarkan pedoman kota ramah lanjut usia. Salah satu indikatornya adalah perlunya Gedung dan Ruang Terbuka yang ramah lansia (Musa, 2012).

Di Indonesia saat ini belum mengadopsi konsep kota ramah lansia. Namun, dengan isu global ini akan menjadi perhatian besar bagi pemerintah Indonesia. Salah satu upaya yang mengarah pada terwujudnya Kota Ramah Lansia di Indonesia yaitu pentingya mempertahankan ketersediaan Ruang Terbuka Hijau.

Kota Bogor adalah salah satu kota penyangga ibukota yang diperuntukan bagi permukiman sehingga penduduk yang bekerja di Jabodetabek, sebagian besar tinggal di Kota Bogor. Oleh sebab itu, laju pertumbuhan penduduk Kota Bogor semakin meningkat. Berdasarkan proporsi jumlah penduduk serta angka harapan hidup yang terus meningkat, maka beberapa tahun yang akan datang

penduduk lansia Kota Bogor akan semakin meningkat. Hal ini menjadi perhatian besar bagi Kota Bogor dalam mewujudkan kota yang pelayanannya dapat menunjang kebutuhan lansia. Salah satu pelayanan pemerintah Kota Bogor yang dapat dinikmati lansia yaitu penyediaan taman kota.

Melihat dari kondisi Kota Bogor yang diuraikan di atas, dapat dikatakan Kota Bogor mulai mengarah pada pemenuhan salah satu indikator Kota Ramah Lansia yaitu ruang terbuka dan bangunan dalam konteks ini yaitu Ruang Terbuka Hijau berupa taman kota. Saat ini, Kota Bogor telah memiliki beberapa taman kota. Namun, belum adanya informasi taman kota yang ramah lansia. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini berupaya untuk menganalisis kebutuhan Taman Kota Ramah Lansia di Kota Bogor.

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Menganalisis taman apa saja yang merupakan taman kota di Kota Bogor;

(2)

2. Menganalisis luas Taman Kota Ramah Lansia yang diperlukan di Kota Bogor pada Tahun 2031;

3. Menganalisis kebutuhan Taman Kota Ramah Lansia di Kota Bogor

1.3 Ruang Terbuka dalam Kota Ramah Lansia

Lansia (lanjut usia) merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya, kelompok yang dikategorikan lansia ini akan terjadi suatu proses yang disebut Aging Process atau proses penuaan (World Health Organization, 2007). Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia dalam Bab 1 Pasal 1 ayat 2 yang berbunyi bahwa “lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 (enam puluh) tahun ke atas” (Maryam, 2008).

Kota Ramah Lansia berdasarkan World Health Organization merupakan suatu konsep pembangunan Kota Ramah Lansia sangat konfrehensif. Berdasarkan pedoman kota ramah lanjut usia, indikator dalam pembangunan Kota Ramah Lansia antara lain sebagai berikut (World Health Organization, 2007):

a. Outdoor spaces and buildings (Ruang terbuka dan bangunan),

b. Transportation (Transportasi), c. Housing (Perumahan),

d. Social participation (Partisipasi sosial), e. Respect and social inclusion

(Penghormatan dan penghargaan dari lingkungan sosialnya),

f. Civic participation and employment (Partisipasi dan pekerjaan),

g. Communication and information (Komunikasi dan informasi),

h. Community support and health services (Dukungan masyarakat dan layanan kesehatan).

Dalam penelitian ini yang menjadi fokus objek penelitian adalah Outdoor spaces and buildings (Ruang terbuka dan bangunan) khususnya ruang terbuka berupa taman kota. Dalam Age Friendly Cities guideline Tahun 2012 disebutkan bahwa yang dimaksud dengan ruang terbuka dan bangunan merupakan suatu kondisi ruang publik dan bangunan yang memiliki dampak yang besar terhadap mobilitas, kemandirian dan kualitas hidup serta

mempengaruhi kemampuan para lansia. Pada kenyataannya, karakteristik lanskap perkotaan dan lingkungan binaan dapat memberikan kontribusi terhadap lansia.

1.4 Taman Kota Ramah Lansia

Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 05/PRT/M/2008 disebutkan bahwa Taman kota merupakan lahan terbuka yang berfungsi sosial dan estetik sebagai sarana kegiatan rekreatif, edukasi, atau kegiatan lain pada tingkat kota (Menteri Pekerjaan Umum, 2008).

1.5 Kebijakan Pengembangan Taman Kota

Adapun kriteria taman kota di Kota Bogor mengacu pada kebijakan sebagai berikut:

1. Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan (RTHKP)

2. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bogor Tahun 2011-2031

3. Taman Kota Berdasarkan Program Urban Park Connector (UPC)

4. Taman Kota Menurut Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Bogor

II. METODE PENELITIAN 2.1 Ruang Lingkup Wilayah

Ruang lingkup wilayah penelitian kebutuhan Taman Kota Ramah Lansia di Kota Bogor ini yaitu taman kota yang ada di Kota Bogor. Adapun pertimbangan pengambilan wilayah studi penelitian ini yaitu mengacu pada beberapa kriteria taman kota di Kota Bogor. Untuk lebih jelasnya mengenai ruang lingkup wilayah dapat dilihat pada Gambar 1.

2.2 Ruang Lingkup Materi

Ruang lingkup materi dalam penelitian ini yaitu Taman Kota Ramah Lansia di Kota Bogor. Adapun yang dimaksud ramah lansia yaitu taman kota yang dapat diakses seluruh penduduk Kota Bogor dan ramah dikunjungi penduduk lansia.

2.3 Metode Pengumpulan Data

1. Studi Literatur

Metode studi literatur adalah serangkaian kegiatan mengumpulkan data pustaka dengan membaca dan mencatat untuk diolah menjadi bahan penelitian.

(3)

Gambar 1. Peta Sebaran Taman Kota Berdasarkan Kriteria di Kota Bogor

2. Survei Instansi

Survei instansi merupakan teknik pengumpulan data sekunder yang dilakukan dengan mengumpulkan data-data dari instansi-instansi terkait, diantaranya adalah Direktorat Jenderal Penataan Ruang (Kementerian PU PERA), Badan Informasi Geospasial (BIG), Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Bogor, Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Bogor, Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bogor, dan Dinas Kesehatan Kota Bogor.

3. Observasi

Observasi dilakukan dengan mengamati langsung objek di lapangan serta melakukan pengambilan dokumentasi untuk mendukung kegiatan penelitian.

2.4 Metode Analisis

1. Analisis Sebaran Taman Kota di Kota Bogor

Dalam menganalisis sebaran taman kota di Kota Bogor dilakukan dengan mengkaji kebijakan yang terkait taman kota di Kota Bogor. Berikut ini merupakan rumusan kriteria

taman kota yang merupakan hasil kajian yang telah dilakukan terhadap berbagai kriteria taman kota di Kota Bogor.

Tabel 1.

Kriteria Taman Kota Berdasarkan Hasil Kajian

Kriteria/ Kebijakan Permen PU RTRW UPC DPP Luas 144.000 m2 5.000 m2 Lokasi Pusat Kota Pusat

Kota Pusat Kota Skala Pelayanan 480.000 jiwa Dikunjungi penduduk dari semua kecamatan

Sumber: PerMen PU Nomor: 05/PRT/M/2008; Perda Kota Bogor Nomor 11 Tahun 2011 tentang RTRW Kota Bogor, dan Hasil Survey Instansi

2. Analisis Luas Taman Kota Ramah Lansia yang Diperlukan di Kota Bogor pada Tahun 2031

Dalam menganalisis kebutuhan luas Taman Kota Ramah Lansia di Kota Bogor pada tahun 2031 dilakukan dengan cara memproyeksikan penduduk lansia Kota Bogor pada tahun 2031. Setelah mendapatkan jumlah penduduk lansia kemudian menghitung kebutuhan luas taman dengan mengacu pada kriteria taman kota dari Kementrian Pekerjaan Umum yaitu 0,3 m2 per jiwa. Dalam memproyeksikan jumlah penduduk lansia Kota Bogor selama 16 tahun yang akan datang digunakan dengan metode proyeksi penduduk bunga berganda. Dalam metode bunga berganda ini diperkirakan jumlah didasarkan atas adanya tingkat pertambahan penduduk pada tahun sebelumnya yang relatif berganda dengan sendirinya. Perhitungan proyeksi penduduk menurut metode bunga berganda dengan rumus sebagai berikut: Metoda bunga berganda berbasis pada rumus: dengan:

Pt = jumlah penduduk pada tahun 2031 Po = jumlah penduduk pada tahun 2015 r = angka pertumbuhan penduduk n = jangka waktu dalam tahun (16)

Selanjutnya dalam menentukan jumlah lansia Kota Bogor pada Tahun 2031 menggunakan asumsi proporsi lansia di Provinsi Jawa Barat tahun 2031 yaitu 14,22% dari total jumlah penduduk Jawa Barat Tahun 2031 (Bappenas, 2010). Dalam hal ini, diasumsikan bahwa perkembangan lansia di Kota Bogor sama dengan perkembangan lansia di Provinsi Jawa Barat. Perhitungan jumlah

(4)

penduduk lansia pada Tahun 2031 ialah sebagai berikut:

Diketahui:

Proporsi penduduk lansia Jawa Barat Tahun 2031 = 14,22%

Jumlah penduduk Kota Bogor Tahun 2031= 1.442.431

Maka, 14,22% * 1.442.431 = 205.114

Sehingga menghasilkan 205.114 jiwa penduduk lansia Kota Bogor pada Tahun 2031.

Keterangan:

PL = Penduduk lansia Kota Bogor tahun 2031

Pr = Proporsi jumlah lansia Jawa Barat ∑ P = Jumlah penduduk lansia Kota Bogor

Tahun 2031

Setelah menghasilkan penduduk lansia Kota Bogor Tahun 2031, kemudian menghitung kebutuhan luas Taman Kota Ramah Lansia sebagai berikut:

Keterangan:

L = Luas Taman Kota Ramah Lansia yang dibutuhkan

∑ PL = Jumlah penduduk lansia Tahun 2031

l = Luas minimal per jiwa (0,3 m2)

3. Analisis Kebutuhan Taman Kota Ramah Lansia di Kota Bogor

Dalam menentukan tercapainya tujuan terakhir dari penelitian ini yaitu kebutuhan Taman Kota Ramah Lansia di Kota Bogor, maka cara yang ditempuh dalam menghasilkan kebutuhan Taman Kota Ramah Lansia di Kota Bogor ini menggunakan metode analisis kuantitatif dan kualitatif. Metode yang digunakan pada penelitian ini merupakan metode pengambilan kesimpulan dari data-data atau hasil analisis yang dilakukan.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Sebaran Taman Kota di Kota Bogor

Penentuan taman kota dalam penenlitian ini dengan mempertimbangkan ke empat ketentuan yang telah dibahas sebelumnya yang kemudian dirumuskan ke dalam bentuk matriks. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

Tabel 2. berikut ini.

Tabel 2.

Analisis Penentuan Taman Kota

No Nama Taman Kebijakan Jumlah

RTRW UPC DPP 1 Heulang I I I 3 2 Lingkungan Malabar I I 2 3 Palupuh I 1 4 Situ Angalena I 1 5 Cipaku I 1 6 Peranginan I 1 7 Air Mancur I 1 8 Sempur I I I 3 9 Ekspresi I 1 10 Kencana I I 2

Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2017.

Berdasarkan Tabel 2. di atas, dapat diketahui bahwa taman yang memiliki kriteria paling banyak adalah Taman Heulang, Taman Lingkungan Malabar, Taman Sempur, dan Taman Kencana. Dari keempat taman tersebut, berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Bidang Pertamanan Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Bogor yang memegang kewenangan pengelolaan taman, diperoleh informasi bahwa Taman Lingkungan Malabar merupakan taman lingkungan walaupun memenuhi kriteria RTRW dan UPC. Berdasarkan kajian yang telah dilakukan, bahwa penetapan taman kota di Kota Bogor dalam RTRW (rencana) dengan fakta lapangan masih belum sesuai.

Di mana secara fakta lapangan, luas taman kota bukan satu-satunya ketentuan yang menjadi ukuran dalam penentuan taman kota. Dengan demikian, maka taman kota yang ditetapkan dalam penelitian adalah Taman Heulang, Taman Sempur dan Taman Kencana. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3. dan

Gambar 1.

Tabel 3.

Taman Kota di Kota Bogor

No Nama Taman Luas (m2) Lokasi Koordinat x y 1 Heulang 22.327,58 Pusat Kota 106° 48' 7,514" E 6° 34' 9,786" S 2 Sempur 19.253,41 Pusat Kota 106° 48' 0,455" E 6° 35' 30,018" S 3 Kencana 4.425,79 Pusat Kota 106° 48' 6,631" E 6° 35' 19,563" S TOTAL 46.006,78

Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2017.

Berdasarkan Tabel 3. di atas, dapat dilihat bahwa pada Tahun 2017 Kota Bogor memiliki PL = Pr * ∑ P

(5)

luas taman kota sebesar 46.006,78 m2. Ketiga taman tersebut perlu diukur kondisinya dengan mengacu pada kriteria Taman Kota Ramah Lansia di Kota Bogor dalam mengembangkan Taman Kota Ramah Lansia yang ideal.

Gambar 2. Peta Sebaran Taman Kota Wilayah Studi

3.2 Luas Taman Kota Ramah Lansia yang Diperlukan di Kota Bogor pada Tahun 2031

Dalam menghitung luas Taman Kota Ramah Lansia yang diperlukan di Kota Bogor pada tahun 2031 yaitu dengan menghitung jumlah lansia pada Tahun 2031 dengan cara memproyeksikan jumlah penduduk Kota Bogor pada Tahun 2031 dikali proporsi jumlah penduduk lansia Provinsi Jawa Barat yaitu 14,22% dari total jumlah penduduk Provinsi Jawa Barat Tahun 2031.

Diketahui:

Proporsi penduduk lansia Jawa Barat Tahun 2031 = 14,22%

Jumlah penduduk Kota Bogor Tahun 2031 = 1.442.431

Maka, 14,22% * 1.442.431 = 205.114

Sehingga menghasilkan 205.114 jiwa penduduk lansia Kota Bogor pada Tahun 2031.

Setelah mengetahui jumlah penduduk lansia pada Tahun 2031, kemudian menghitung luas taman kota dengan mengacu pada standar kriteria taman kota menurut Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan (RTHKP) yaitu 0,3 m2 per jiwa. Dengan demikian, jumlah penduduk lansia 205.114 jiwa dikali 0,3 m2, maka luas taman kota yang diperlukan yaitu 61.534 m2.

3.3 Kebutuhan Taman Kota Ramah Lansia di Kota Bogor

a. Kebutuhan Pengembangan Fasilitas 1) Taman Heulang

Hasil dari penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada 48 sampel di Taman Heulang menghasilkan bahwa aktivitas yang dilakukan lansia di Taman Heulang antara lain olahraga, duduk santai, olahraga dan duduk santai, olahraga dan bertemu kerbat, serta olahraga, duduk santai, dan bertemu kerabat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4. berikut.

Tabel 4.

Aktivitas Lansia di Taman Heulang

No Aktivitas Presentase

1 Olahraga 77,1 %

2 Duduk Santai 2,1 %

3 Olahraga dan Duduk Santai 8,3 % 4 Olahraga dan Bertemu Kerabat 8,3 % 5 Olahraga, Duduk Santai, dan

Bertemu Kerabat 4,2 %

Total 100 %

Sumber: Hasil Penyebaran Kuesioner, Tahun 2017 Berdasarkan pada Tabel 4. di atas dapat dilihat bahwa aktivitas lansia di Taman Heulang didominasi oleh olahraga yaitu mencapai 77,1% ditambah dengan aktivitas yang berbarengan dengan olahraga yaitu olahraga dan duduk santai, olahraga dan bertemu kerabat, serta olahraga, duduk santai, dan bertemu kerabat. Sedangkan aktivitas yang tujuannya untuk duduk santai saja hanya 2,1%. Adapun olahraga yang biasanya dilakukan lansia di Taman Heulang dapat dilihat pada

Tabel 5. berikut.

Tabel 5.

Jenis Olahraga Lansia di Taman Heulang

No Aktivitas Presentase 1 Jogging 37,0 % 2 Senam 32,6 % 3 Jalan Santai 21,7 % 4 Badminton 6,5 % 5 Bersepeda 2,2 % Total 100 %

(6)

Berdasarkan pada Tabel 5. di atas dapat dilihat bahwa jenis olahraga yang biasanya dilakukan lansia di Taman Heulang antara lain 37,0% jogging, disusul oleh senam yaitu 32,6%, jalan santai 21,7%, badminton 6,5%, dan bersepeda 2,2%. Olahraga jogging, jalan santai, badminton dan bersepeda bersifat pribadi, sehingga dilakukan sendiri-sendiri. Sedangkan olahraga senam bersifat kelompok yang biasanya dilakukan setiap hari minggu pagi hari pukul 07.00 WIB.

2) Taman Sempur

Hasil dari penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada 42 sampel di Taman Sempur menghasilkan bahwa aktivitas yang dilakukan lansia di Taman Sempur antara lain olahraga, duduk santai, bertemu kerbat, serta olahraga dan duduk santai. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 6. berikut.

Tabel 6.

Aktivitas Lansia di Taman Sempur

No Aktivitas Presentase

1 Olahraga 76,2 %

2 Duduk Santai 14,3 %

3 Bertemu Kerabat 2,4 % 4 Olahraga dan Duduk

Santai 7,1 %

Total 100 %

Sumber: Hasil Penyebaran Kuesioner, Tahun 2017 Berdasarkan pada Tabel 6. di atas, lansia di Taman Sempur didominasi oleh olahraga yaitu mencapai 76,2% ditambah dengan aktivitas yang berbarengan dengan olahraga yaitu olahraga dan duduk santai. Sedangkan aktivitas yang tujuannya untuk duduk santai saja mencapai 14,3% dan aktivitas yang tujuannya untuk bertemu kerabat hanya 2,4%. Adapun olahraga yang biasanya dilakukan lansia di Taman Sempur dapat dilihat pada Tabel 7. berikut.

Tabel 7.

Jenis Olahraga Lansia di Taman Sempur

No Aktivitas Presentase 1 Jogging 38,9 % 2 Senam 13,9 % 3 Jalan Santai 38,9 % 4 Terapi Kaki 8,3 % Total 100 %

Sumber: Hasil Penyebaran Kuesioner, Tahun 2017 Berdasarkan pada Tabel 7 di atas dapat dilihat bahwa jenis olahraga yang biasanya dilakukan lansia di Taman Sempur didominasi oleh

jogging dan jalan santai yaitu mencapai 38,9%. Kemudian olahraga lainnya yaitu senam mencapai 13,9 % dan terapi kaki hanya 8,3%. Olahraga jogging, jalan santai, dan terapi kaki bersifat pribadi, sehingga dilakukan sendiri-sendiri. Sedangkan olahraga senam bersifat kelompok yang biasanya dilakukan setiap hari senin-sabtu pagi hari pukul 07.00 WIB.

3) Taman Kencana

Hasil dari penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada 10 sampel di Taman Kencana menghasilkan bahwa aktivitas yang dilakukan lansia di Taman Kencana antara lain olahraga, duduk santai, bertemu kerbat, serta olahraga dan duduk santai. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 8 berikut.

Tabel 8.

Aktivitas Lansia di Taman Kencana

No Aktivitas Presentase

1 Olahraga 70 %

2 Duduk Santai 10 %

3 Bertemu Kerabat 10 %

4 Olahraga dan Duduk

Santai 10 %

Total 100

Sumber: Hasil Penyebaran Kuesioner, Tahun 2017 Berdasarkan pada Tabel 8. di atas dapat dilihat bahwa aktivitas lansia di Taman Kencana didominasi oleh olahraga yaitu mencapai 70% ditambah dengan aktivitas yang berbarengan dengan olahraga yaitu olahraga dan duduk santai. Sedangkan aktivitas yang tujuannya untuk duduk santai saja mencapai 10% dan aktivitas yang tujuannya untuk bertemu kerabat hanya 10%. Adapun olahraga yang biasanya dilakukan lansia di Taman Kencana dapat dilihat pada Tabel 9. berikut.

Tabel 9.

Jenis Olahraga Lansia di Taman Kencana

No Aktivitas Presentase

1 Senam 25 %

2 Jalan Santai 75 %

Total 100 %

Sumber: Hasil Penyebaran Kuesioner, Tahun 2017 Berdasarkan pada Tabel 9. di atas dapat dilihat bahwa jenis olahraga yang biasanya dilakukan lansia di Taman Kencana didominasi oleh jalan santai yaitu mencapai 75%. Olahraga jalan santai bersifat pribadi, sehingga dilakukan sendiri-sendiri.

(7)

Sedangkan olahraga senam bersifat kelompok yang biasanya dilakukan setiap hari jumat sore pukul 16.00 WIB. Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas lansia di taman kota pada umumnya adalah untuk berolahraga. Jenis olahraga yang sering dilakukan di Taman Heulang yaitu jogging, di Taman Sempur yaitu jogging dan jalan santai sedangkan di Taman Kencana yaitu jalan santai.

Dengan demikian, dalam mengembangkan Taman Kota Ramah Lansia di Kota Bogor perlu memperhatikan aktivitas yang biasa dilakukan lansia di taman tersebut. Mengacu pada aktivitas tersebut maka kebutuhan yang perlu menjadi prioritas pengembangan antara lain sebagai berikut:

 Pada Taman Heulang dibutuhkan jogging track khusus untuk lansia sehingga dapat memfasilitasi lansia yang melakukan aktivitas jogging di taman.

 Pada Taman Sempur dibutuhkan pengembangan jogging track yang sudah ada dengan memisahkan antara jogging track umum dan jogging track khusus lansia sehingga lansia merasa aman ketika melakukan aktivitas jogging di taman. Selain itu, untuk memfasilitasi aktivitas lansia lainnya yaitu jalan santai, perlu menyediakan jalur pejalan kaki yang ramah lansia dan dilengkapi tempat duduk yang letaknya tidak berjauhan satu sama lain.

 Pada Taman Kencana dibutuhkan penambahan tempat duduk di sepanjang jalur pejalan kaki agar lansia merasa nyaman ketika melakukan aktivitas jalan santai di Taman Kencana.

b. Kebutuhan Penambahan Luas Taman Kota Dalam upaya memenuhi kebutuhan luas Taman Kota Ramah Lansia di Kota Bogor pada Tahun 2031 dapat dilakukan dengan mengembangkan taman-taman kota yang termasuk ke dalam obyek studi dalam penelitian ini. Kemudian apabila kebutuhan luas Taman Kota Ramah Lansia belum terpenuhi, maka dapat ditambahkan dengan keberadaan taman lain yang termasuk dalam taman kota serta harus memenuhi kriteria Taman Kota Ramah Lansia. Luas taman yang menjadi wilayah studi dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 10 berikut ini.

Tabel 10.

Luasan Taman Kota di Kota Bogor

No Nama Taman Luas

(m2)

1 Heulang 22.327,58

2 Sempur 19.253,41

3 Kencana 4.425,79

TOTAL 46.006,78

Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2017.

Berdasarkan Tabel 10. di atas dapat dilihat bahwa luas taman kota yang menjadi wilayah studi dalam penelitian ini yaitu 46.006,78 m2, sedangkan luas yang diperlukan dalam memenuhi kebutuhan Taman Kota Ramah Lansia di Kota Bogor pada Tahun 2031 yaitu 61.534 m2. Dengan demikian luasan tersebut masih kurang, sehingga perlu penambahan luasan Taman Kota Ramah Lansia sebesar 15.527,34m2.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari analisis yang telah dilakukan untuk menjawab tujuan dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut:

1. Sebaran taman kota di Kota Bogor antara lain Taman Heulang, Sempur, dan Kencana.

2. Luas Taman Kota Ramah Lansia yang diperlukan di Kota Bogor pada Tahun 2031 sebesar 61.534 m2.

3. Kebutuhan Taman Kota Ramah Lansia di Kota Bogor harus memperhatikan aktivitas yang biasa dilakukan lansia di taman kota yaitu sebagian besar untuk olahraga. Luas Taman Kota Ramah Lansia yang diperlukan untuk tahun 2031 masih kurang besar 15.527,34 m2.

4.2 Saran

Berdasarkan hasil-hasil yang telah diperoleh dalam penelitian ini, maka penulis dapat memberikan saran-saran sebagai berikut :

1. Hasil kajian penentuan kriteria taman kota dalam penelitian ini dapat menjadi pertimbangan Pemerintah Kota Bogor dalam menetapkan kriteria taman kota di Kota Bogor.

2. Dalam memproyeksikan jumlah lansia Kota Bogor tahun 2031 seharusnya menggunakan metode cohort untuk mendapatkan data yang akurat karena melibatkan kelahiran dan kematian

(8)

penduduk. Namun, dikarenakan pada penelitian ini data sangat terbatas sehingga tidak bisa menggunakan metode cohort. Dengan demikian, maka apabila menemukan kasus yang sama dengan penelitian ini yaitu kurang data, maka dapat menggunakan metode asumsi jumlah penduduk lansia berdasarkan proporsi lansia Provinsi Jawa barat. 3. Penelitian ini menghasilkan bahwa luas

yang diperlukan untuk Taman Kota Ramah Lansia di Kota Bogor pada Tahun 2031 belum bisa dipenuhi oleh taman kota yang telah ditentukan, sehingga perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk menentukan taman kota lainnya yang dapat dikembangkan menjadi taman ramah lansia.

4. Kebutuhan taman yang ramah lansia tidak hanya diperlukan untuk Taman Kota saja tetapi seluruh taman yang ada di Kota Bogor harus ramah terhadap lansia baik taman skala RT, RW, maupun Kota. Dengan demikian, diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai penerapan taman lingkungan (skala RT atau RW) yang ramah terhadap lansia.

5. Penelitian ini menghasilkan kebutuhan Taman Kota Ramah Lansia di Kota Bogor yang masih umum, sehingga perlu penelitian lebih lanjut untuk mengembangkan konsep dan desain Taman Kota Ramah Lansia.

6. Perhatian besar terhadap lansia dalam pembangunan suatu kota di seluruh Kota di dunia ini sangat diperlukan dalam rangka mewujudkan Kota Ramah Lansia, sehingga perlu pengembangan seluruh ruang dan fasilitas publik yang ramah terhadap lansia salah satunya yaitu Taman.

DAFTAR PUSTAKA

1. Maryam, S. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika.

2. Musa. S. 2016. Kajian Kota Ramah Lansia di Kota Bekasi. Jurnal of Education – Universitas Riau 7 (1) : 61-70

3. Wunas, S. 2011. Kota Humanis Integrasi Guna Lahan dan Transportasi di Wilayah Suburban. Surabaya: Brilian Internasional. 4. [Men Sek Neg RI] Kementrian Sekretariat Negara Republik Indonesia. 1998. Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 13 Tahun 1998 Tentang Kesejahteraan Lanjut Usia. Jakarta: Kementrian Sekretariat Negara Republik Indonesia.

5. [Sekda Kota Bogor] Sekretaris Daerah Kota Bogor. 2011. Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bogor, Lembaran Daerah Kota Bogor Tahun 2011. Bogor: Sekretariat Daerah Kota Bogor.

6. [WHO] World Health Organization. 2007. Global Age-friendly Cities: A Guide. France: World Health Organization. 7. [Menteri Pekerjaan Umum] Departemen

Pekerjaan Umum. 2008. Peraturan Menteri

Pekerjaan Umum Nomor :

05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan. Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum. 8. [Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas,

Kepala BPS, dan UNFPA] Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Pusat Statistik/United Nations Population Fund. 2013. Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035. Jakarta: Badan Pusat Statistik

PENULIS :

1. Eneng Dayu Saidah, S.T. Alumni (2017) Program Studi Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Pakuan.

2. Dr. Ir. Indarti Komala Dewi, M.Si. Pembimbing I/Dosen Program Studi Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Pakuan. 3. Ir. Ni Made Esti Nurmani, M.Si.

Pembimbing II/Dosen Program Studi Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Pakuan.

Gambar

Gambar 1. Peta Sebaran Taman Kota  Berdasarkan Kriteria di Kota Bogor  2.  Survei Instansi
Gambar 2. Peta Sebaran Taman Kota Wilayah  Studi

Referensi

Dokumen terkait

Halimbawa nito ang "Nagpunta sa lalawigan ang mag-anak upang dalawin ang kanilang mga kamag- anak." [3] Karaniwan ding ginagamit sa pangungusap na mayroong pang-abay na

Tingginya bahan organik pada titik sampling 4 disebabkan karena pada titik sampling ini memiliki kandungan substrat lumpur yang paling tinggi dibandingkan titik

Janin (77 tahun), asal Desa Enggal, Kecamatan Tanjung Karang Pusat, Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung, Kloter 5 Embarkasi Jakarta-Pondok Gede (JKG), No. Jombang,

Sebagai salah satu Perguruan Tinggi yang terpandang di Indonesia, Universitas Brawijaya sudah sejak tujuh tahun telah melakukan adaptasi dan implementasi teknologi

Tingkat pemakaian kontrasepsi hormonal oleh akseptor Keluarga Berencana di kelurahan Muktiharjo Kidul kota Semarang yang tinggi diduga merupakan dampak tidak diberikannya informasi

merupakan bahan pengisi padat dengan densitas yang lebih tinggi dari matriks plastiknya sehingga dengan bertambahnya serat kaca tentu saja akan menaikkan densitas

Pada penelitian ini menggunakan variasi ukuran besar butiran Alumunium (Al-Si) sebanyak 30 spesimen. Dari masing- masing jenis variasi kampas rem digunakan untuk