• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGKAJIAN PENINGKATAN NILAI TAMBAH ANEKA PRODUK TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA LOKAL UNGGULAN BENGKULU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGKAJIAN PENINGKATAN NILAI TAMBAH ANEKA PRODUK TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA LOKAL UNGGULAN BENGKULU"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKHIR TAHUN

PENGKAJIAN PENINGKATAN NILAI TAMBAH

ANEKA PRODUK TANAMAN PANGAN DAN

HORTIKULTURA LOKAL UNGGULAN BENGKULU

Wilda Mikasari

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU

BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

KEMENTERIAN PEiRTANIAN 2013

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat karunia-Nyalah Laporan Akhir Tahun Kegiatan Pengkajian Peningkatan Nilai Tambah Aneka Produk Tanaman Pangan dan Hortikultura Lokal Unggulan Bengkulu dapat diselesaikan. Laporan inii berisi hasil pelaksanaan kegiatan Pengkajian Peningkatan Nilai Tambah Aneka Produk Tanaman Pangan dan Hortikultura Lokal Unggulan Bengkulu tahun 2013.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Kepala BPTP Bengkulu atas bimbingan dan arahannya dalam kegiatan ini, demikian juga kepada rekan-rekan anggota tim yang telah memberikan tenaga dan pikiran sehingga kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik. Harapan kami semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bengkulu, Desember 2013 Penanggungjawab Kegiatan

Wilda Mikasari, S. TP, M.Si NIP. 19690812 199803 2 001

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul RPTP : Pengkajian Peningkatan Nilai Tambah Aneka

Produk Tanaman Pangan dan Hortikultura Lokal Unggulan Bengkulu

2. Unit Kerja : BPTP Bengkulu

3. Alamat Unit Kerja : Jl. Irian Km.6.5 Kel. Semarang Kota bengkulu 38119

4. Sumber Dana : DIPA BPTP Bengkulu

5. Status Penelitian (L/B) : Baru

6. Penanggung jawab :

a. Nama : Wilda Mikasari, S.TP,M.Si

b. Pangkat/Golongan : Penata Tk.I III/d

c. Jabatan : Peneliti Muda

7. Lokasi : Kab.Rejang Lebong dan Kab. Lebong

8. Agroekosistem : -

9. Tahun Mulai : 2013

10. Tahun Selesai : 2013

11. Output tahunan : -

12. Output Akhir : 1. Paket teknologi aneka produk olahan

tanaman pangan dan hortikultura lokal unggulan Bengkulu

2. Peningkatan nilai tambah paket teknologi aneka produk tanaman pangan dan

hortikultura lokal unggulan Bengkulu 3. Terdiseminasikannya hasil kajian ke

stakeholder dan pengguna

13. Biaya : Rp. 80.000.000 ( Delapan Puluh Juta

Rupiah)

Koordinator Program

Dr. Dr. Ir. Wahyu Wibawa,MP NIP.19690427 199803 1 001

Penanggung Jawab RPTP

Wilda Mikasari, S. TP, M.Si

NIP. 19690812 199803 2 001 Mengetahui,

Kepala BBP2TP,

DR. Ir. Agung Hendriadi, M.Eng

NIP. 196108021989031002

Kepala BPTP Bengkulu,

Dr. Ir. Dedi Sugandi, MP NIP. 19590206 198603 1 002

(4)

DAFTAR ISI halaman KATA PENGANTAR ... ii DAFTAR ISI ... iv DAFTAR TABEL... vi RINGKASAN ... vii I. PENDAHULUAN ... 1 1.1. Latar Belakang ... 1 1.2. Dasar Pertimbangan ... 2 1.3. Tujuan ... 3 1.4. Keluaran ... 3

1.5. Perkiraan Manfaat dan Dampak ... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 4

III. METODOLOGI ... 7

3.1. Ruang Lingkup Kegiatan... ... 7

3.2. Bahan dan metode Pelaksanaan Kegiatan ... 7

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 13

4.1. Tahap Persiapan ... 13

4.2. Pelaksanaan Penelitian ... 18

4.3. Penelitian utama dan penerapan Pembuatan Tortila Chips, Es krim pisang Curup dan Selai Jeruk Gerga lebong di tingkat petani ... 20

4.4. Pelaksanaan ekspose dalam rangka diseminasi pengkajian peningkatan nilai tambah aneka produk tanaman pangan dan hortikultura lokal unggulan Bengkulu ... 25

V. KESIMPULAN ... 32

(5)

VIII. ANALISIS RESIKO ... 26

8.1. Daftar Resiko ... 26

8.2. Daftar Penanganan Resiko ... 26

IX. JADUAL KERJA ... 27

X. PEMBIAYAAN ... 38

A. Rencana Anggaran Belanja ... 38

B. Realisasi Anggaran ... 39

(6)

DAFTAR TABEL

halaman

Tabel 1. Analisis Nilai Tambah Metode Hayami et.al ... 11

Tabel 2. Luas Panen dan Produksi Jagung di Propinsi Bengkulu Tahun 2010 ... 13

Tabel 3. Produk Unggulan Komoditas Tanaman Pangan dan Hortikultura Lokal di Kabupaten Bengkulu Utara ... 14

Tabel 4. Produk Unggulan Komoditas Tanaman Pangan dan Hortikultura Lokal di Kabupaten Rejang Lebong ... 15

Tabel 5. Perlakuan Penelitian Pendahuluan Pembuatan Selai jeruk Gerga Lebong ... 18

Tabel 6. Hasil Penelitian Pembuatan Tortila Chips Jagung ... 20

Tabel 7. Pelaksanaan Uji Coba dan Pengkajian Peningkatan Nilai Tambah Aneka Produk Tanaman Pangan dan Hortikultura Lokal Unggulan Bengkulu. ... 21

Tabel 8. Hasil Analisis Kimia Jeruk Gerga Lebong Segar... 22

Tabel 9. Hasil Analisis Kimia Selai Jeruk Gerga Lebong... 22

Tabel 10. Hasil Analisis Kimia Selai Jeruk Gerga Lebong... 22

Tabel 11. Hasil Analisis Kimia Jeruk Gerga Lebong Segar Ice Cream Pisang Curup ... 22

Tabel 12. Rata-rata skor hasil uji hedonik terhadap sampel selai dengan berbagai perlakuan dengan jumlah panelis sebanyak 30 orang... 23

Tabel 13. Nilai tambah, R/C ratio dan titik impas pengolahan tortilla jagung, selai jeruk Gerga, dan es krim pisang Curup... 24

(7)

Ringkasan

1 Judul : Pengkajian Peningkatan Nilai Tambah Aneka

Produk Tanaman Pangan dan Hortikultura Lokal Unggulan Bengkulu

2 Unit kerja : BPTP Bengkulu

3 Tujuan : 1. Mengidentifikasi berbagai jenis produk

olahan tanaman pangan dan hortikultura lokal unggulan di Provinsi Bengkulu

2. Meningkatkan diversifikasi produk olahan tanaman pangan dan hortikultura lokal unggulan Bengkulu.

3. Mengkaji dan menganalisa nilai tambah aneka produk olahan tanaman Pangan dan Hortikultura lokal unggulan Bengkulu

4. Mendiseminasikan hasil kajian ke

stakeholder dan pengguna

4 Keluaran : 1. Teridentifikasinya jenis produk olahan

tanaman pangan dan hortikultura lokal unggulan di Provinsi Bengkulu

2. Paket teknologi aneka produk olahan tanaman pangan dan hortikultura lokal unggulan Bengkulu

3. Peningkatan nilai tambah paket teknologi aneka produk tanaman pangan dan hortikultura lokal unggulan Bengkulu 4. Terdiseminasikannya hasil kajian ke

(8)

5 Metodologi : Kegiatan Pengkajian Peningkatan Nilai Tambah Aneka Produk Tanaman Pangan dan

Hortikultura Lokal Unggulan Bengkulu

dilaksanakan di Laboratorium Pascapanen BPTP Bengkulu dan diintroduksikan kepada kelompok tani di lokasi pengkajian kabupaten Rejang Lebong dan kabupaten Lebong. Ruang lingkup kegiatan Pengkajian meliputi : 1)

Persiapan, 2) Pengkajian Pendahuluan

(Laboratorium Pascapanen BPTP Bengkulu) berupa produk olahan dari komoditas tanaman pangan yaitu jagung dan komoditas hortikultura yaitu jeruk Gerga Lebong dan pisang Curup), 3) Pengkajian Utama (ujicoba dan di lanjutkan pengkajian yang di introduksikan kepada kelompok tani), data yang dihasilkan dianalisa secara statistik dengan uji anova dan dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan (DMRT) pada taraf 5% (Steel dan Torrie,1995), parameter yang diamati dari masing-masing produk olahan adalah sifat fisik dan sifat kimia berupa kadar air, kadar serat, kadar gula, kadar lemak, kadar protein, kadar abu,kadar karbohidrat (AOAC, 1990) dilanjutkan dengan analisis karakter kimia produk, uji organoleptik, analisis kelayakan ekonomi produk, dan analisis nilai tambah produk.

(9)

6 Capaian : Paket Teknologi aneka produk olahan tanaman pangan dan hortikultura lokal unggulan Bengkulu

7 Manfaat : Tersedianya teknologi hasil olahan tanaman

pangan dan hortikultura lokal unggulan Bengkulu

8 Dampak : Meningkatnya nilai guna dan nilai ekonomi

tanaman pangan dan hortukultura lokal unggulan Bengkulu

9 Jangka Waktu : 1 (satu) tahun

(10)

Summary

Title : Assesment of Added Value Increasing of

Bengkulu Superior Local Crops and Horticulture Products

Unit : AIAT Bengkulu

Objectives : 1. To identify various types of Superior Crops and

Horticulture Refined Products in Bengkulu Province.

2. Increasing diversification of Bengkulu Superior Local Crops and Horticulture Products.

3. Reviewing and Analyzing Added Value of Various Bengkulu Superior Local Crops and Horticulture.

4. To disseminate the result of study to stakeholders and users.

Output : 1. Identification various types of Superior Crops

and Horticulture Refined Products in Bengkulu Province.

2. Increasing diversification of Bengkulu Superior Local Crops and Horticulture Products.

3. Added Value of Various Bengkulu Superior Local Crops and Horticulture reviewed and analyzed.

4. Dissemination the result of study to stakeholders and users.

Methodology : Assesment of Added Value Increasing of

Bengkulu Superior Local Crops and Horticulture was performed in Postharvest Laboratory of AIAT Bengkulu introduced to farmer group in Rejang Lebong and Lebong Districs. The assesment include : 1) Preparation, 2) Pre Assesment

(11)

(Postharvest Laboratory of AIAT Bengkulu) that consist of formulation crops product that was corn and horticulture comodities. They were Gerga citrus and Curup banana. 3) Main assesment (testing and continued assesment that intrduced to farmer group), data of result was analyzed by statistical method with ANOVA continued by Duncan post hoc tect at trus level 95%(Steel dan Torrie,1995), analysis products consist of physical and chemical characteristics include water content, crude fiber content, sugar content, fat conten, protein content, ash content , and carbohydrate content (AOAC, 1990) continued with organoleptic testing, added value analysis.

Achievements : Technology package of Various Bengkulu Superior

Local Crops and Horticulture Products

Benefit : Technology package of Various Bengkulu Superior

Local Crops and Horticulture Products

Impact : Increasing benefit and economic value of

Bengkulu Superior Local Crops and Horticulture.

Period : One year.

(12)

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Kegiatan pascapanen merupakan bagian integral dari pengembangan agribisnis, yang dimulai dari aspek produksi bahan mentah sampai pemasaran produk akhir. Peran kegiatan pascapanen menjadi sangat penting, karena merupakan salah satu subsistem agribisnis yang mempunyai peluang besar dalam upaya meningkatkan nilai tambah produk agribisnis. Dibanding dengan produk segar, produk olahan mampu memberikan nilai tambah yang cukup tinggi. Daya saing komoditas Indonesia masih lemah, karena selama ini hanya mengandalkan keunggulan komparatif dengan kelimpahan sumber daya alam, sehingga produk yang dihasilkan didominasi oleh produk primer atau bersifat natural recources-based.

Di provinsi Bengkulu terdapat beberapa komoditas tanaman pangan dan hortikultura lokal unggulan yang mempunyai potensi nilai ekonomi yang cukup baik bila diberi sentuhan teknologi pengolahan untuk meningkatkan nilai tambahnya, seperti jagung, jeruk Gerga Lebong, pisang Curup, labu kuning (prenggi), kentang merah, terung dan tomat, yang tersedia sepanjang musim dengan harga di tingkat petani yang masih sangat rendah.

Sentra produksi komoditas jagung, pisang Curup, dan prenggi terdapat di kabupaten Rejang Lebong sedangkan sentra buah jeruk Gerga Lebong terdapat di kabupaten Lebong. Namun komoditas tersebut belum dimanfaatkan secara optimal. Sebagai contoh, jagung yang saat ini lebih banyak dimanfaatkan sebagai pakan ternak, sementara pisang Curup yang bertekstur lembut mengalami proses pematangan yang cepat serta mudah terkena infeksi dan penyakit pascapanen sehingga memiliki daya simpan yang rendah, dan labu kuning yang masih banyak terbuang karena hasil yang melimpah dengan nilai komoditas yang rendah.

Jeruk Gerga Lebong pemasarannya sudah cukup luas. Namun, terdapat permasalahan budidaya jeruk Gerga Lebong yakni banyaknya buah yang rontok akibat berbagai faktor salah satunya pengaruh iklim. Peristiwa rontok buah

(13)

sebesar ±20% sehingga menyebabkan kerugian yang tidak sedikit bagi petani produsen. Dengan luas areal pertanaman jeruk Gerga Lebong sekitar 500 ha dan masih dilakukan pengembangan areal tanam oleh pemerintah daerah setempat hingga menjadi 6000 ha dalam kurun 5 tahun kedepan.

Oleh karena itu, untuk meningkatkan pemanfaatan jagung dan pisang Curup serta mengurangi kerugian pada budidaya jeruk Gerga Lebong, perlu dilakukan pengolahan komoditas tersebut menjadi aneka produk olahan. Dengan Pengolahan komoditas tanaman pangan dan hortikultura lokal unggul Provinsi Bengkulu ini menjadi aneka produk olahan, dapat meningkatkan nilai tambah komoditas jagung, jeruk Gerga Lebong, dan pisang Curup.

1.2. Dasar Pertimbangan

Sentra produksi komoditas jagung, pisang Curup, dan prenggi yang terdapat di kabupaten Rejang Lebong dan buah jeruk Gerga Lebong terdapat di kabupaten Lebong merupakan komoditas lokal unggulan. Namun komoditas tersebut belum dimanfaatkan secara optimal. Jagung yang saat ini lebih banyak dimanfaatkan sebagai pakan ternak, sementara pisang Curup yang bertekstur lembut mengalami proses pematangan yang cepat serta mudah terkena infeksi dan penyakit pascapanen sehingga memiliki daya simpan yang rendah, dan labu kuning yang masih banyak terbuang karena hasil yang melimpah dengan nilai komoditas yang rendah.

Sedangkan jeruk Gerga Lebong mempunyai pemasarannya sudah cukup luas. Namun, terdapat permasalahan budidaya jeruk Gerga Lebong yakni banyaknya buah yang rontok akibat berbagai faktor salah satunya pengaruh iklim. Peristiwa rontok buah sebesar ±20% sehingga menyebabkan kerugian yang tidak sedikit bagi petani produsen. Untuk mengurangi kerugian produsen dari buah rontok tersebut maka diperlukan pengolahan untuk memanfaatkan buah jeruk yang rontok untuk diolah menjadi selai, sirup dan juga sari buah.

Kegiatan pengkajian pengolahan komoditas tanaman pangan dan hortikultura lokal unggulan Bengkulu meliputi pengolahan jagung menjadi

(14)

tortila chips, pengolahan jeruk Gerga Lebong menjadi selai, pengolahan pisang Curup menjadi es krim.

Dengan menghasilkan produk olahan baru yang dapat meningkatkan nilai tambah tanaman pangan dan hortikultura lokal unggulan Bengkulu merupakan salah satu alternatif dalam memperluas diversifikasi produk, serta menciptakan peluang usaha baru, menunjang peningkatan kesejahteraan masyarakat, disamping meningkatkan nilai sosial komoditas.

1.3. Tujuan

1. Mengidentifikasi berbagai jenis produk olahan tanaman pangan dan hortikultura lokal unggulan di Bengkulu

2. Meningkatkan diversifikasi produk olahan tanaman pangan dan hortikultura lokal unggulan Bengkulu.

3. Mengkaji dan menganalisa nilai tambah aneka produk olahan tanaman Pangan dan Hortikultura lokal unggulan Bengkulu

4. Mendiseminasikan hasil kajian ke stakeholder dan pengguna

1.4. Keluaran:

1. Teridentifikasinya jenis produk olahan tanaman pangan dan hortikultura lokal unggulan di Provinsi Bengkulu

2. Paket teknologi produk olahan tanaman pangan dan hortikultura lokal unggulan Bengkulu

3. Peningkatan nilai tambah paket teknologi aneka Produk Tanaman Pangan dan Hortikultura Lokal unggulan Bengkulu

4. Terdiseminasinya hasil kajian ke stakeholder dan pengguna

1.5. Perkiraan Manfaat dan Dampak

1. Tersedianya teknologi hasil olahan tanaman pangan dan hortikultura lokal unggulan di Provinsi Bengkulu

2. Meningkatnya nilai guna dan nilai ekonomi tanaman pangan dan hortukultura lokal unggulan Bengkulu

(15)

II. TINJAUAN PUSTAKA

Strategi pembangunan pertanian pada saat ini lebih banyak diarahkan pada usaha meningkatkan produksi pertanian. Upaya peningkatan produktivitas dan produksi pertanian belum menunjukkan keberhasilan pembangunan pertanian seutuhnya, terutama dalam peningkatan kualitas hidup petani. Peningkatan produktivitas belum menjamin terjadinya peningkatan pendapatan petani, selama ini petani hanya mampu menjual hasil panennya dalam bentuk bahan mentah/segar. Pemasaran hasil dalam bentuk bahan mentah/segar, memiliki beberapa kelemahan diantaranya nilai tambahnya rendah, mudah rusak, daya simpan terbatas, dan konsistensi mutu sulit dijamin (Badan Litbang Pertanian, 2007)

Peran agroindustri di pedesaan dalam meningkatkan nilai tambah komoditas pertanian terwujud dalam penciptaan nilai tambah, penyerapan tenaga kerja, produktivitas tenaga kerja, dan keterkaitan dengan sektor lain. Namun, pengembangan agroindustri masih menghadapi sejumlah kendala, antara lain: (1) rendahnya jaminan ketersediaan dan mutu bahan baku; (2) mutu produk agroindustri belum mampu memenuhi persyaratan yang diminta pasar, khususnya pasar internasional; (3) sumber daya manusia belum profesional; (4) sarana dan prasarana belum memadai; (5) teknologi pengolahan belum berkembang; (6) sumber pendanaan masih kecil; (7) pemasaran belum berkembang; dan (8) belum ada kebijakan riil yang mampu mendorong berkembangnya agroindustri di dalam negeri (Anonim, 2008).

Kegiatan pengolahan tanaman pangan dan hortikultura lokal unggulan Bengkulu di tingkat rumah tangga dan industri kecil berkembang sangat lambat dan cenderung tidak berkembang. Umumnya petani masih menjual dalam bentuk bahan baku primer dan membeli hasil olahan industri besar dengan harga yang jauh lebih mahal.

Teknologi pengolahan jagung sudah banyak berkembang menghasilkan beraneka ragam produk olahan jagung. Produk olahan jagung terdiri atas produk primer (bahan baku) dan produk instan jagung. Jagung dapat disiapkan

(16)

menjadi bahan setengah jadi (primer) sebagai bahan baku industri. Bentuk produk ini umumnya bersifat kering, awet, dan tahan disimpan lama, antara lain beras jagung, tepung, dan pati. Produk instan jagung dapat berupa beras jagung instan atau tepung jagung instan, produk ini berbentuk granulat (Richana dan Suarni, 2010).

Pengolahan dengan teknologi sederhana yakni pengolahan jagung pipil menjadi produk makanan ringan (snack) seperti marning, kerupuk (tortila chips) dan emping jagung. Proses pembuatan produk-produk tersebut hampir sama, relatif sederhana dan tidak memerlukan peralatan yang rumit. Bahan baku jagung yang digunakan untuk membuat marning, kerupuk (tortila chips), dan emping jagung adalah jenis jagung pulut karena mengandung amilosa yang rendah, dan kandungan amilopektin yang tinggi (Suarni, 2003 diacu dalam Richana, 2010).

Selain komoditas tanaman pangan seperti jagung, Provinsi Bengkulu juga memiliki komoditas hortikultura unggulan yakni jeruk Gerga Lebong, pisang Curup, dan labu kuning. Jeruk Gerga Lebong termasuk jenis jeruk keprok yang berasal dari Israel, melalui Thailand kemudian ditanam di Kabupaten Karo Sumatra Utara, dibawa dan dikembangkan oleh Bapak Gerga ( Gelora Bukit) di Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu (Supriyanto, A. 2011). Jeruk Gerga Lebong mempunyai keunggulan kompetitif diantaranya memiliki buah berbentuk bulat panjang, warna kulit buah kuning orange, warna daging buah orange, rasa daging buah manis asam segar, ukuran buah tinggi 4,9-6,9 cm dan diameter 6,7-9,6 cm, berat buah 173-347 gram, kadar gula 10.51%, kandungan vitmin jumlah buah pertanaman 535-617 buah serta berbuah sepanjang tahun dengan ketinggian adaptasi wilayah 900 – 1.200 m dpl.

Jeruk Gerga Lebong dapat diolah menjadi selai, sari buah dan sirup. Buah jeruk Gerga lebong sebagai bahan baku pembuatan selai harus memiliki kematangan yang optimum karena akan menentukan flavor, warna, nilai gizi, kandungan padatan dan keasaman sari buah. Selain itu, buah yang digunakan juga harus masih segar, tidak busuk dan tidak berkapang.

(17)

Komoditas pisang Curup merupakan jenis pisang Ambon yang hanya dijumpai di Kabupaten Rejang Lebong. Pisang ini memiliki rasa dan aroma yang khas, sehingga apabila dibudidayakan di tempat lain ciri khasnya tidak sama dengan pisang ambon yang ditanam di Kabupaten Rejang Lebong. Areal tanam pisang tersebut meliputi daerah dengan ketinggian 500-1500 di atas permukaan laut. Selain memiliki rasa yang manis dan aroma yang harum, pisang Curup juga memiliki bentuk buah yang khas dan daging buah yang halus dan lunak (Mukhtasar, dkk., 2005 diacu dalam Silsia, dkk., 2011).

(18)

III. METODOLOGI 3.1. Ruang Lingkup kegiatan

Kegiatan pengkajian dilaksanakan di kelompok pengolah komoditas pertanian yaitu kelompok tani di kabupaten Rejang Lebong dan kabupaten Lebong selama tahun anggaran 2013 (bulan Januari hingga Desember 2013). Pengkajian dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan.

Pada tahap persiapan dilakukan koordinasi dengan instansi terkait dan mengidentifikasi berbagai jenis produk hasil olahan tanaman pangan dan hortikultura lokal unggulan di Bengkulu yaitu Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu, Dinas Pertanian Kabupaten, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Koperasi, Badan Ketahanan Pangan dan Balai Besar Pascapanen Bogor guna menentukan lokasi kegiatan yang tepat.

Pada tahap pelaksanaan merupakan lingkup kegiatan pengkajian meliputi pengkajian pendahuluan di laboratorium Pascapanen dan dilanjutkan dengan Pengkajian Utama (ujicoba dan dilanjutkan pengkajian yang di introduksikan kepada kelompok tani), data yang dihasilkan dianalisa secara statistik dengan uji anova dan dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan (DMRT) pada taraf 5% (Steel dan Torrie,1995), parameter yang diamati dari masing-masing produk olahan adalah sifat fisik dan sifat kimia berupa kadar air, kadar serat, kadar gula, kadar lemak, kadar protein, kadar abu,kadar karbohidrat (AOAC, 1990) dilanjutkan dengan analisis karakter kimia produk, uji organoleptik, analisis kelayakan ekonomi produk, dan analisis nilai tambah produk.

3.2. Bahan dan metode pelaksanaan kegiatan

a. Pengolahan Jagung Lokal Bengkulu Menjadi Kerupuk Jagung (Tortila Chips)

Tortila jagung termasuk dalam makanan yang berbahan baku jagung, bersifat renyah sehingga cukup disukai oleh masyarakat. Teknologi pembuatan tortila jagung sudah lama berkembang di Meksiko. Produk

(19)

yang serupa di Indonesia dikonsumsi sebagai makanan cemilan (snack). Pembuatan tortila merupakan gabungan dari proses perebusan, perendaman, penggilingan, pencetakan, penjemuran dan penggorengan.

Bahan :

Bahan-bahan yang diperlukan pada pembuatan tortila jagung antara lain jagung pipil lokal, garam, bawang putih, ketumbar, minyak goreng, kemasan kombinasi plastik-alufo, perasa (flavour).

Alat :

Peralatan yang dibutuhkan dalam pembuatan tortila jagung adalah mesin penggiling, dandang pengukus, kompor, baskom, para-para penjemuran, wajan penggorengan, alat penggiling adonan mie, dan sealer.

Perlakuan :

Perlakuan pada pembuatan tortila jagung terdiri atas dua taraf, 3 kali ulangan yakni :

a. bentuk jagung : jagung pipil utuh dan jagung beras b. Pemasakan: direbus, dikukus

Parameter Pengamatan :

Parameter yang diamati pada pembuatan tortila jagung adalah rendemen, penampilan visual produk, kadar air, kadar lemak, kadar abu, dan kadar protein tortilla jagung.

b. Pengolahan Jeruk Gerga Lebong Selai Jeruk Gerga Lebong

Bahan

Bahan yang digunakan dalam pembuatan selai jeruk Gerga Lebong adalah buah jatuh yang kondisinya baik, gula pasir, asam sitrat, natrium benzoat, formula penghilang rasa pahit, kemasan botol.

Alat

Alat yang digunakan adalah timbangan, baskom, ekstraktor buah, panci stainless steel, pengaduk, termometer, kompor, dan lemari pendingin.

(20)

Perlakuan :

Perlakuan pada pengkajian terdiri atas 2 taraf dan 3 kali ulangan yakni : a. Konsentrasi lama perendaman jeruk dalam formula penghilang rasa

pahit

b. Jenis bentuk bubur Buah: diiris, dicincang,diparut

Parameter pengamatan

Parameter yang diamati pada pembuatan selai adalah kadar gula, kalori,kadar air, kadar lemak, kadar abu, citamin C serta penampilan visual produk selai.

c. Pengolahan Pisang Curup Es krim pisang Curup Bahan :

Bahan-bahan yang diperlukan pada pembuatan es krim pisang Curup adalah pisang Curup masak, gula, whipecream, susu, air dan bahan kemasan.

Alat :

Peralatan yang dibutuhkan dalam pembuatan es krim pisang Curup adalah baskom, pisau, freezer,panic, kompor, mixer.

Perlakuan :

Perlakuan pada pembuatan es krim pisang Curup terdiri atas 2 taraf dengan 3 kali ulangan yakni :

(A) : Konsentrasi buah pisang (10, 20, ,40%) (B) : Penggunaan bahan penstabil

Parameter Pengamatan :

Parameter yang diamati pada produk es krim pisang Curup selain pengamatan visual (warna) juga dilakukan uji proksimat dan kandungan energi es krim.

(21)

d. Penentuan Produk Terbaik (Uji Organoleptik)

Penentuan produk terbaik dilakukan dengan pengujian organoleptik. Uji organoleptik melibatkan 25 orang panelis. Contoh disajikan secara acak dan panelis diminta untuk menguji tingkat kesukaan terhadap warna, aroma, rasa, tekstur (mouthfeel), dan keseluruhan produk olahan tanaman pangan dan hortikultura lokal unggulan Bengkulu. Pengujian dilakukan satu persatu atau secara bersamaan dan tanpa melakukan pembandingan antar sampel akan tetapi merupakan respon spontan terhadap kesukaan produk olahan tanaman pangan dan hortikultura lokal unggulan Bengkulu. Skor kesukaan panelis meliputi 7 kisaran skala yakni skala 1 (sangat tidak suka), skala 2 (tidak suka), skala 3 (agak tidak suka), skala 4 (netral), skala 5 (agak suka), skala 6 (suka), dan skala 7 (sangat suka).

e. Analisis Nilai Tambah, R-C Ratio, dan Titik Impas (Break Event Point) Aneka Produk Tanaman Pangan dan Hortikultura Lokal Unggulan Bengkulu

Analisis nilai tambah dilakukan untuk mengkaji besarnya peningkatan nilai tambah produk yang dihasilkan dibandingkan dengan bahan baku segar. Analisis nilai tambah mengacu pada metode Hayami, et all. Sementara itu, analisis R-C Ratio dilakukan untuk mengetahui tingkat keuntungan yang diperoleh dari pengolahan produk tanaman pangan dan hortikultura lokal unggulan Bengkulu dan analisis titik impas (Break Event Point) merupakan suatu titik atau keadaan dimana suatu usaha tidak memperoleh keuntungan dan tidak mengalami kerugian. Berdasarkan analisis titik impas, dapat diketahui berapa volume atau penjualan minimum produk agar perusahaan tidak mengalami kerugian atau tidak memperoleh keuntungan.

(22)

 Analisis Nilai Tambah

Tabel 1. Komponen perhitungan nilai tambah keripik pisang Jantan dalam satu kali proses produksi mengikuti Metode Hayami (Hayami et al., 1987 diacu dalam Slamet, 2005).

No. Variabel (Output, Input, Harga) Notasi

1. Hasil produksi (kg/proses) a

2. Bahan baku (kg/proses) b

3. Tenaga kerja (orang/proses) c

4. Faktor konversi (1/2) a/b = m

5. Koefisien tenaga kerja (3/2) c/b = n

6. Harga produk rata-rata (Rp./kg) d

7. Upah rata-rata (Rp./kg) e

8. Harga bahan baku (Rp./kg) f

9. Sumbangan input lain (Rp./kg)* g

10. Nilai produk (Rp./kg) (4x6) m x d = k

11. a. Nilai tambah (Rp./kg) (10-8-9) k – f – g = l

b. Rasio nilai tambah (%) (11a/10) l/k % = h%

12. a. Imbalan tenaga kerja (Rp./hk) (5x7) n x e = p

b. Bagian tenaga kerja (%) (12a/11a) p/l% = q%

13. a. Keuntungan (Rp.) (11a-12a)** L – p = r

b. Tingkat keuntungan (%) (13a/11a) r/l% = 0%

 Keuntungan (R/C Ratio) dan Titik Impas (Break Event Point)

Perhitungan keuntungan diketahui dengan menggunakan analisis Revenue Cost Ratio (R-C Ratio). R-C Ratio dihitung dengan persamaan sebagai berikut:

Keterangan :

Nilai R-C Ratio = 1 : usaha tidak untung/rugi

R-C Ratio > 1 : usaha menguntungkan/efisien

R-C Ratio <1 : usaha tidak menguntungkan/efisien

Penerimaan

R-C Ratio =

(23)

 Analisis titik impas (Break Event Point)

Titik impas produksi (BEP-produksi) dan titik impas biaya (BEP-biaya) dihitung dengan persamaan:

Total Biaya Tetap (TFC) BEP Produksi =

Harga produk per satuan (P) – Total biaya variabel (TVC) Total Biaya Tetap (TFC)

BEP Biaya =

Total Biaya Variabel (TVC) Penerimaan (R) 1 _ _ _ _ _-

(24)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tahapan Kegiatan Pengkajian Peningkatan Nilai Tambah Aneka Produk Tanaman Pangan dan Hortikultura Lokal Unggulan Bengkulu yang telah dilaksanakan dari bulan Januari sampai bulan Desember 2013 dimulai dari tahap persiapan, penelitian pendahuluan, dan penelitian utama serta kegiatan diseminasi melalui ekspose.

4.1. Tahap Persiapan

a. Identifikasi sentra produksi Jagung, pisang Curup, dan jeruk Gerga Lebong di Propinsi Bengkulu

Identifikasi sentra produksi jagung, pisang curup dan jeruk Gerga Lebong dilakukan dengan cara penelaahan data produksi jagung, pisang Curup dan jeruk Gerga Lebong di Propinsi Bengkulu tahun 2010 (Tabel 2). Produksi jagung terbanyak berasal dari Kabupaten Rejang Lebong dengan total produksi 17.919 ton. Sementara, sentra produksi pisang curup dan jeruk Gerga Lebong hanya terdapat di kabupaten Rejang lebong dan Kabupaten Lebong. Hal ini dikarenakan produksi kedua hasil hortikultura tersebut merupakan komoditas hortikultura lokal unggulan di masing-masing kabupaten tersebut.

Tabel 2. Luas Panen dan Produksi Jagung di Popinsi Bengkulu Tahun 2010

Kabupaten Luas Panen (ha) produksi (ton)

Rejang Lebong 4.949 17.919 Kepahiang 1.720 6.267 Bengkulu Utara 3.399 12.356 Bengkulu Tengah 1.187 4.294 Kota Bengkulu 223 808 Seluma 3.051 11.017 Lebong 152 551 Seluma 3.051 11.017 Bengkulu Selatan 1.771 6.424 Kaur 438 1.587 Muko-muko 3.626 13.109 Jumlah 20.516 74.331

(25)

b. Koordinasi dengan instansi yang terkait

Koordinasi dilakukan dengan instansi terkait yaitu Dinas Pertanian, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Koperasi dan UKM serta Badan Ketahanan Pangan di kabupaten dan kota. Kordinasi dilakukan untuk mengidentifikasi produk unggulan berbasis tanaman pangan dan hortikultura lokal serta mengidentifikasi kelompok petani dan UKM pengolah makanan di Propinsi Bengkulu. Identifikasi tersebut dilaksanakan di Kota Bengkulu, Kabupaten Rejang Lebong, Kabupaten Lebong, Kabupaten Bengkulu Utara, dan Kabupaten Bengkulu Tengah. Berdasarkan hasil koordinasi dengan Dinas Pertanian Kabupaten Bengkulu Utara, diperoleh informasi bahwa potensi komoditas unggulan tanaman pangan adalah ubi kayu sedangkan komoditas unggulan hortikultura adalah pisang. Produk olahan yang dikembangkan merupakan kelompok P2KP dengan olahan produk yang disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Produk Unggulan Komoditas Tanaman Pangan dan Hortikultura Lokal di Kabupaten Bengkulu Utara.

No Kelompok Usaha Komoditas Produk Olahan

1 Kube ayundia Gunung Selan Pisang Jahe Keripik pisang Jahe instan

2 Pertiwi Ubi kayu Tepung singkong

3 Berkah jaya-Sumber Agung Durian Lempuk durian

4 Putrid Hijau-Air Muring Pisang Keripik pisang

5 Pal 30-Lais Kelapa Gula kelapa

6 Padang Jaya Salak -

7 Pulau Enggano Melinjo

Pisang Kepok

Emping melinjo Keripik pisang Pulau Enggano memiliki potensi komoditas spesifik seperti pisang kapok dan buah melinjo. Namun dikarenakan akses transportasi yang masih minim sehingga menjadi kendala bagi petani memasarkan hasil

(26)

pertaniannya karena banyak yang rusak selama diperjalanan, sebaiknya dilakukan pembinaan intensif bagi masyarakat setempat untuk mengolah komoditas tersebut menjadi berbagai bentuk olahan makanan kering sehingga mempunyai umur simpan yang panjang dan tahan lama dan mudah dibawa. Selain memberikan nilai tambah bagi komoditas itu sendiri juga dapat memberikan peningkatan pendapatan bagi petani tersebut.

Di Kabupaten Rejang Lebong dilakukan kordinasi dengan Dinas Pertanian. Potensi komoditas tanaman pangan adalah ubi jalar, ubi kayu dan jagung, sedangkan komoditas hortikultura adalah sayuran dan buah yaitu terong, kentang merah, tomat, cabe merah, wortel, papaya, pisang curup. Komoditas tanaman pangan dan hortikultura sudah banyak diolah menjadi produk olahan makanan yang sudah dipasarkan di kios oleh-oleh di sekitar kota Curup dan di Kota Bengkulu.

Tabel 4. Produk Unggulan Komoditas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Lokal Unggulan Kabupaten Rejang Lebong.

No Kelompok Usaha Komoditas Produk Olahan

1. Kube Kriuk Zahra

Pisang, bayam,ubi jalar, ubi kayu, jagung

Sale pisang basah dan kering, marning, keripik bayam, stik ubi jalar, kare-kare 2. Tani Bangun

Karya-Desa

Kentang Keripik kentang

3. Baiduri Tomat, terong ungu,

ubi jalar, papaya

Manisan terong, manisan tomat, permen papaya, dodol terong, dodol papaya, permen tomat, stik ubi jalar, macaroni ubi jalar.

(27)

Untuk kabupaten Bengkulu Tengah kordinasi dilakukan dengan Dinas Pertanian, Dinas Prindustrian dan Perdagangan dan UKM serta Badan Ketahanan Pangan. Produk unggulan kabupaten Bengkulu Tengah adalah sirup jeruk kalamansi. Namun sekarang sedang dikembangkan perluasan areal penanaman durian bentara dan tanaman ganyong dan garut. Kedua komoditas ini sangat potensial untuk diolah menjadi aneka produk olahan baik dlam bentuk setengah jadi seperti tepung-tepungan ataupun dalam bentuk produk jadi seperti emping garut, kue kering dll. Kelompok pengolah makanan masih sedikit yang tetap berproduksi yaitu kelompok harapan Makmur di kecamatan Pondok Kubang, untuk kedepan Dinas Pertanian dan dinas terkait untuk dapat menguatkan kelembagaan bagi kelompok pengolah makanan agar potensi komoditas unggulan dapat diolah dan dipasarkan sebagai makanan ringan ataupun sebagai makanan oleh-oleh khas Bengkulu Tengah.

Kordinasi dengan Dinas Pertanian kabupaten Lebong didapatkan informasi bahwa produk unggulan lokal hortikultura adalah jeruk gerga lebong dan jeruk siam. Namun belum ada kelompok wanita pengolah hasil jeruk sedangkan pemerintah daerah sedang mengembangkan 6000 ha penanaman jeruk gerga lebong. Untuk tanaman pangan ubi kayu sudah banyak diolah menjadi produk olahan seperti keripik ubi, tape dan opak oleh kelompok pengrajin di daerah Gandung, Lebong Donok dan Lebong Tambang dan sebagian kecil desa Semelako kecamatan Lebong Tengah.

c. Penetapan Lokasi Pengkajian

Lokasi pengkajian ditetapkan berdasarkan beberapa kriteria yakni daerah yang memiliki komoditas tanaman pangan dan hortikultura lokal unggul yang berpotensi untuk dikembangkan dan diolah menjadi aneka produk makanan yang akan memberikan nilai tambah bagi komoditas tanaman pangan dan hortikultura lokal unggul tersebut sehingga akan memberikan pendapatan keluarga bagi petani setempat. Kedekatan lokasi dengan sumber bahan baku, tingginya jumlah produksi bahan

(28)

baku serta sarana pendukung yang dimiliki oleh kelompok juga sebagai bahan pertimbangan lokasi pengkajian. Ditetapkan dua lokasi pengkajian yang memenuhi kriteria tersebut yakni di Kabupaten Rejang Lebong dan Lebong. Untuk kabupaten Rejang Lebong lokasi pengkajian adalah Kube Zahra (Gapoktan Sido Rukun), Desa Teladan Curup, dan Kelompok Manisan terong Baiduri untuk komoditas tanaman pangan jagung dan komoditas hortikultura adalah pisang curup, sedangkan lokasi di dikabupaten Lebong adalah di kelompok pengolah makanan Maju Besamo untuk kododitas hortikultura lokal unggulnya adalah jeruk gerga lebong.

Kabupaten Rejang Lebong

Kabupaten Rejang Lebong merupakan daerah penghasil pisang curup dan jagung lokal unggulan propinsi Bengkulu sehingga lokasi ini memenuhi untuk dijadikan sebagai lokasi pengkajian peningkatan nilai tambah aneka produk tanaman pangan dan hortukultura lokal unggulan Bengkulu. Komoditas Pisang Curup merupakan jenis pisang Ambon yang hanya dijumpai di Kabupaten Rejang Lebong. Pisang ini memiliki rasa dan aroma yang khas, sehingga apabila dibudidayakan di tempat lain ciri khasnya tidak sama dengan pisang ambon yang ditanam di Kabupaten Rejang Lebong. Areal tanam pisang tersebut meliputi daerah dengan ketinggian 500-1500 di atas permukaan laut. Selain memiliki rasa yang manis dan aroma yang harum, pisang Curup juga memiliki bentuk buah yang khas dan daging buah yang halus dan lunak. Untuk komoditas jagung lokal di Rejang Lebong pengolahan makanannya dibuat snak marning sehingga masih berpotensi untuk dikembangkan dalam menganekaragamkan olahan jagung lokal menjadi olahan makanan dalam bentuk lain.

(29)

Kabupaten Lebong

Kabupaten Lebong memiliki komoditas lokal unggulan yaitu jeruk gerga lebong, jeruk ini hanya mempunyai cita rasa dan aroma yang khas bila ditanam di daerah kabupaten Lebong saja, bila ditanam di tempat lain maka cita rasa, aromanya tidak sama lagi. Pemerintah daerah sedang mengembangkan areal pertanaman jeruk gerga lebong sebanyak 6000 ha sehingga perlu dipersiapkan teknologi pengolahan jeruk gerga lebong agar pada saat panen raya tidak terjadi kelebihan produksi yang busuk dan penurunan harga pasar.

4.2. Pelaksanaan Penelitian a. Selai Jeruk Gerga Lebong

Penelitian awal bertujuan mencari formula penghilang rasa pahit pada kandungan buah jeruk Gerga Lebong sehingga hasil selai jeruk Gerga Lebong tidak terlalu pahit. Bahan baku yang digunakan pada pembuatan selai adalah buah jeruk Gerga lebong yang telah masak (mature) warna kulit jeruk sudah kuning orange 100%.

Tabel 6. Perlakuan Penelitian Pendahuluan Pembuatan selai jeruk Gergah Lebong.

N

o Buah jeruk Larutan formula 20-30%

Lama

perendaman formula

Warna

selai Tekstur Rasa

1 Jeruk utuh Garam 12 jam Kuning

gelap

Lembut Agak pahit

Soda 2 jam kuning Lembut Tidak

terlalu pahit 2 Dipisahkan

jeruk dg kulit

Garam 12 jam Kuning

gelap Lembut Agak

pahit

Soda 2 jam kuning lembut Tidak

terlalu pahit

(30)

b. Pengolahan es krim pisang Curup

Penelitian awal dilakukan di laboratorium Pascapanen BPTP Bengkulu. Tahap penelitian awal bertujuan untuk menentukan formula terbaik pembuatan es krim pisang Curup. Bahan baku yang digunakan pada pembuatan es krim adalah pisang Curup

Perlakuan :

Perlakuan pada pembuatan es krim terdiri atas: a. Konsentrasi jumlah buah pisang Curup

b. Tingkat kemanisan dan penstabil es krim ( persentase gula)

Parameter Pengamatan :

Parameter yang diamati pada pembuatan es krim adalah penampilan visual produk, kadar air, kadar lemak, dan kadar kalori produk es krim terbaik.

c. Pengolahan Jagung Lokal Bengkulu Menjadi Kerupuk Jagung (Tortila Chips)

Penelitian awal dilakukan di laboratorium Pascapanen BPTP Bengkulu. Tahap penelitian awal bertujuan untuk menentukan formula terbaik pembuatan tortilla chips. Bahan baku yang digunakan pada pembuatan tortilla chips adalah jagung pipil lokal.

Perlakuan :

Perlakuan pada pembuatan tortila jagung terdiri atas dua taraf, 3 kali ulangan yakni :

a. Bentuk jagung : jagung pipil utuh dan jagung beras b. Pemasakan: direbus, dikukus

Parameter Pengamatan :

Parameter yang diamati pada pembuatan tortila jagung adalah rendemen, penampilan visual produk, kadar air, kadar lemak, kadar abu, dan kadar protein produk tortila terbaik.

(31)

Tabel 5. Hasil Penelitian Pembuatan Tortila chips jagung

No Jenis jagung

Lama

perendaman Direbus Dikukus Warna tortila

1 2 3 4 5 6

1 Jagung

pipil 12 jam V Kuning kecoklatan

6 jam V Kuning

kecoklatan

2 Jagung

beras 12 jam V Kuning

12 jam V Kuning

4.3. Penelitian utama dan Penerapan teknologi Pembuatan selai jeruk Gerga lebong, es krim pisang curup dan Tortila chips di tingkat Petani

Hasil Penelitian awal dilanjutkan pada penelitian utama dan diterapkan pada pengkajian di kelompok tani. Tahapan yang dilakukan pada penerapan teknologi pembuatan tortilla chips, es krim pisang curup dan selai jeruk Gerga lebong di tingkat petani ini terdiri dari sosialisasi, ujicoba, penerapan pengkajian dan pembinaan kelompok.

a. Sosialisasi

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman petani/UKM bagaimana prosedur pelaksanaan pengkajian yang dilakukan di kelompok mereka mulai dari pemilihan bahan baku, sortasi bahan baku, prosesing persiapan bahan baku mulai dari proses pembuatan/prosedur kerja setiap pengkajian sampai pengemasan produk jadi.

Setelah dilakukan sosialisasi petani dapat mempraktekkan pembuatan produk serta proses penanganan bahan baku mulai dari sortasi bahan, pembuatan produk dan pengemasan produk. Dengan dilakukannya kegiatan ini kita dapat menilai tingkat penerapan teknologi

(32)

oleh petani kooperator berdasarkan keterampilan dalam melakukan proses produksi tersebut.

b. Pembinaan pada kelompok petani kooperator/UKM

Kegiatan ini laksanakan pada petani koperator yang melaksanakan pengkajian. Pembinaan dilakukan mulai dari penyiapan bahan baku, penanganan produk segar, pemilihan dan penggunaan bahan pendukung yang berkualitas baik agar hasil produk jadi dapat diterima pasar dan disukai konsumen serta bagaimana cara dan pemilihan bahan kemasan produk yang baik, menarik dan dapat menyimpan produk lebih lama dan tetap terjaga kualitasnya.

c. Ujicoba dan Penerapan Pengkajian

Ujicoba pembuatan produk dilakukan untuk melihat optimalisasi dan kerja cara pembuatan produk jadi pada petani sesuai bahan baku lokal yang tersedia. Dilakukan pembuatan tortila chips, es krim dan selai dari bahan baku jagung, pisang Curup dan jeruk Gerga Lebong berdasarkan dari hasil penelitian awal di laboratorium Pascapanen BPTP bengkulu dengan formula terbaik yang dihasilkan. Hasil analisa kimia produk hasil olahan masih dalam proses pengujian di laboratorium BB Pascapanen Bogor.

Tabel 7. Pelaksanaan ujicoba dan pengkajian peningkatan nilai tambah aneka produk tanaman pangan dan hortikultura lokal unggulan Bengkulu.

No Lokasi Pengkajian Produk Olahan

1 Kabupaten Rejang Lebong

Kelompok Kriuk Zahra - Es krim pisang curup

- Tortila chips

Kelompok Manisan Baiduri - Es krim pisang curup

- Tortila chips

2 Kabupaten Lebong

(33)

Tabel 8. Hasil Analisis Kimia Jeruk Gerga Lebong Segar

Nama

Komoditas Protein Kadar (%) Kadar Lemak (%) Karboh idrat (%) Energi

(Kkal/100g) Total Gula (%) Serat Pangan (%) Jeruk Gerga lebong 1,38 0,21 11,35 52,80 6.92 1,62

Tabel 9. Hasil Analisis Kimia Selai Jeruk Gerga Lebong

Nama

Komoditas Kadar Gula Total (%) Kadar Lemak (%) Serat Pangan (%) Vit C (mg) Protein Kadar (%) KH (%) Energi (kkal/ 100g) Selai Jeruk Gerga Lebong 34.75 0.07 4.76 5.28 0.71 77.56 313.71

Tabel 10. Hasil Analisis Kimia Selai Jeruk Gerga Lebong

Perlakuan Sifat Kimia

Pektin (%) Vitamin-C (mg)

Perendaman Soda 3 gr + kulit 25% 2,98 2,40

Perendaman Soda 3 gr + kulit 50% 2,98 2,40

Perendaman Soda 3 gr + kulit 75% 2,98 2,40

Perendaman Soda 5 gr + kulit 25% 2,64 1,60

Perendaman Soda 5 gr + kulit 50% 2,78 1,76

Perendaman Soda 5 gr + kulit 75% 2,34 0.80

Kontrol 1,98 0,64

Pembanding - -

Tabel 11. Hasil Analisis Kimia Jeruk Gerga Lebong Segar Ice Cream pisang Curup

Nama

Komoditas Protein Kadar (%)

Kadar Lemak (%)

Karbohidrat

(%) (%) Air Total Gula (%) Abu (%) Pangan Serat (%) Ice cream pisang curup 8,21 2,39 22,74 63,48 35 0.51 2,67 d. Uji Hedonik

Produk yang dihasilkan dengan berbagai perlakuan dilakukan uji hedonik dengan mutu organoleptik untuk mengetahui tingkat kesukaan konsumen terhadap berbagai perlakuan yang telah diuji. Hal ini

(34)

dimaksudkan untuk memilih perlakuan terbaik yang paling disukai konsumen berdasarkan mutu organoleptik yakni warna, rasa, aroma, tekstur/kekentalan, dan penampilan produk secara keseluruhan. Rata-rata hasil uji organoleptik terhadap selai jeruk Gerga dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Rata-rata skor hasil uji hedonik terhadap sampel selai dengan berbagai perlakuan dengan jumlah panelis sebanyak 30 orang Perlakuan Warna Rasa Aroma Sifat Organoleptik Kekentalan Penampilan

Scr Umum Perendaman Soda 3 gr + kulit 25% 5,93 5,17 4,80 5,47 5,43 Perendaman Soda 3 gr + kulit 50% 5,57 4,80 4,63 4,97 4,93 Perendaman Soda 3 gr + kulit 75% 5,47 4,23 4,37 4,60 4,50 Perendaman Soda 5 gr + kulit 25% 5,53 3,73 4,90 5,27 4,83 Perendaman Soda 5 gr + kulit 50% 5,73 4,70 4,90 5,30 5,20 Perendaman Soda 5 gr + kulit 75% 5,13 4,33 4,77 4,37 4,60 Kontrol 5,27 4,67 4,83 4,50 4,77 Pembanding 5,47 5,03 4,60 4,93 5,03

Berdasarkan hasil uji hedonik didapat perlakuan terbaik dalam pembutan selai jeruk Gerga Lebong yakni dengan perlakuan perendaman dengan soda 5 gram dan penambahan kulit 50 % yang layak dijadikan acuan untuk dikembangkan berdasarkan tingkat kesukaan konsumen terhadap berbagai perlakuan yang telah diujikan.

(35)

4.4. Analisis Nilai Tambah dan Kelayakan Ekonomi Tortilla Jagung, Selai Jeruk Gerga, dan Es Krim Pisang Curup

Tabel 13. Nilai tambah, R/C ratio dan titik impas pengolahan tortilla jagung, selai jeruk Gerga, dan es krim pisang Curup

No. Variabel (Output,

Input, Harga) Tortilla Jagung Selai Jeruk Gerga Es Krim Pisang Curup 1. Hasil/Produksi 60 kg 50 kg 3.000 cup 2. Bahan baku (kg/proses) 50 20 buah/proses 100 3. Tenaga kerja (orang/proses) 5 3 3 4. Faktor konversi 1.20 2.50 30

5. Koefisien tenaga kerja 0.10 0.15 0.03

6. Harga produk rata-rata

(Rp/kg) 50.000 25.000 2.000

7. Upah rata-rata (Rp/kg) 30.000 30.000 30.000

Pendapatan dan keuntungan 8. Harga bahan baku

(Rp/kg) 15.000 15.000 800

9. Sumbangan input lain

(Rp/kg) 17.000 25.000 28.000

10. Nilai produk (Rp/kg) 60.000 62.500 60.000

11. a. Nilai tambah

(Rp/kg) 28.000 22.500 31.200

b. Rasio nilai tambah

(%) 0.47 0.36 0.52

12. a. Pendapatan tenaga

kerja (Rp/Hok) 3.000 4.500 900

b.Bagian tenaga kerja (%) 0.11 0.20 0.03

13. a. Keuntungan (Rp/kg) 25.000 18.000 30.300

b. Tingkat keuntungan

(Rp) 0.89 0.80 0.97

14. R/C ratio 1.59 1.52 1.75

15. a.Titik impas Produksi 93.54 kg 135.33 kg 7800 cup

b.Titik impas Biaya (Rp) 4.665.094 4.446.428 15.600.000

Sumber: Data primer diolah, 2013

Hasil perhitungan nilai tambah dan kelayakan ekonomi (Tabel 12), menunjukkan bahwa pengolahan jagung menjadi tortilla menghasilkan nilai tambah sebesar Rp. 28.000,00, sementara pengolahan jeruk Gerga menjadi selai memberikan nilai tambah sebesar Rp. 22.500,00 . Nilai tambah yang lebih tinggi yakni sebesar Rp. 31.200,00 diperoleh dari

(36)

pengolahan pisang Curup menjadi es krim. Hal ini karena harga bahan baku pisang Curup lebih rendah daripada produk yang lain. Selain itu, proses pembuatan es krim juga relatif lebih mudah, hanya membutuhkan waktu dan tenaga kerja yang lebih sedikit dibandingkan pembuatan tortilla jagung dan es krim pisang Curup.

Selain itu, usaha pengolahan tortilla jagung, selai jeruk Gerga, dan es krim pisang Curup memiliki nilai R/C ratio masing-masing sebesar 1.59, 1.52 dan 1,75. Nilai tersebut menunjukkan bahwa setiap pengeluaran sebesar 1 rupiah akan diperoleh penerimaan sebesar Rp 1.59 pada proses pembuatan tortilla jagung, Rp 1.52 pada proses pembuatan selai jeruk Gerga, dan Rp. 1,75 pada pembuatan es krim pisang Curup. Walaupun ketiga produk tersebut memiliki nilai R/C ratio > 1 namun usaha es krim pisang Curup lebih layak dikembangkan dibandingkan dengan tortilla jagung dan selai jeruk Gerga.

Berdasarkan hasil perhitungan titik impas, BEP pengolahan tortilla jagung, selai jeruk Gerga, dan es krim pisang Curup akan tercapai apabila masing-masing produk telah terjual sebanyak 93.54 kg dengan penerimaan sebesar Rp. 4.665.094,00 untuk proses pembuatan tortilla jagung, dan 135.33 kg dengan penerimaan sebesar Rp 4.446.428,00 untuk proses pembuatan selai jeruk Gerga, serta 7800 cup es krim pisang Curup dengan penerimaan sebesar Rp. 15.600.000,00.

4.4. Pelaksanaan Ekspose dalam rangka diseminasi Pengkajian Peningkatan Nilai Tambah Aneka Produk Tanaman Pangan dan Hortikultura Lokal Unggulan Bengkulu

Tujuan Ekspose dan pameran Pengkajian Peningkatan Nilai Tambah Aneka Produk Tanaman Pangan dan Hortikultura Lokal Unggulan Propinsi Bengkulu adalah untuk mendiseminasikan Teknologi pembuatan produk tanaman pangan dan hortikultura lokal unggulan Propinsi Bengkulu. Sehingga diharapkan dapat tersampaikannya informasi tentang Teknologi pembuatan produk tanaman pangan dan

(37)

hortikultura lokal unggulan Propinsi Bengkulu sebagai salah satu pemanfaatan hasil buah lokal unggulan di kabupaten Rejang Lebong dan Lebong untuk dapat meningkatkan nilai tambah produk tanaman pangan dan hortikultura lokal unggulan di propinsi Bengkulu kepada pengunjung ekspose.

Kegiatan Ekspose Pengkajian Peningkatan Nilai Tambah Aneka Produk Tanaman Pangan dan Hortikultura Lokal Unggulan Propinsi Bengkulu telah dilaksanakan pada PEDA KTNA ke XIV propinsi Bengkulu pada tanggal 22 Juni – 27 Juni 2013 bertempat di kabupaten MukoMuko.

Kegiatan Ekspose Pengkajian Peningkatan Nilai Tambah Aneka Produk Tanaman Pangan dan Hortikultura Lokal Unggulan Propinsi Bengkulu dihadiri undangan yaitu Seluruh Bupati/Walikota se Propinsi Bengkulu, Kepala Dinas SKPD dan perangkatnya di 10 kabupaten/kota, Perguruan Tinggi, KTNA, Penyuluh dan stakeholders instansi terkait. Pembukaan kegiatan pada tanggal 22 Juni 2013 dibuka secara resmi oleh Gubernur Bengkulu Bapak Junaidi Hamzah S.Pd, MM dan dihadiri juga Bapak Kepala BBP2TP Dr. Agung Hendriadi, M.Eng. Dalam kesempatana tersebut berkenan beliau mengunjungi stand Ekspose pada pondok “Infotek dan Produk Olahan hasil Pengkajian” dan mencoba beberapa produk olahan aneka tanaman pangan dan hortikultura lokal unggulan propinsi Bengkulu.

Pada kegiatan Ekspose Pengkajian Peningkatan Nilai Tambah Aneka Produk Tanaman Pangan dan Hortikultura Lokal Unggulan Propinsi Bengkulu di tampilkan produk hasil olahan tanaman pangan dan hortikultura yaitu tortilla chips, selai jeruk Gerga lebong, sari buah jeruk gerga lebong, sari buah tomat, manisan tomat, manisan terung dan sirup bembam. Dan disiapkankan bahan informasi yang disebarkan berupa leaflet semua produk yang ditampilkan, buku saku, baner pengolahan selai jeruk Gerga lebong, tortilla chips dan sirup bembam.

(38)

4.5. Pelaksanaan Kegiatan Temu Koordinasi Peneliti Perekayasa Penyuluh dan Pustakawan (TEKORLITSALUH-KAWAN) Lingkup Badan Litbang Pertanian.

Kegiatan ini dilaksanakan di Bandung tanggal 28 Februari-4 Maret

2013. Tema pada acara ini adalah Konsolidasi Manajemen

Litkajibang-diklatluh-rap Mempercepat Operasionalisasi Program Terobosan Inovasi Pertanian. Peserta terdiri dari Peneliti,

penyuluh, perekayasa, pustakawan lingkup balit Komoditas, BPTP wilayah Sumatera dan sebagian jawa (DKI,Banten dan Jabar), dan BPTP Kalbar sebanyak 570 orang.

Arahan Kepala Badan Litbang Pertanian Dr. Haryono bahwa Era pembangunan yang makin kompetitif menuntut Badan Litbang Pertanian selalu berupaya mengoperasionalisasikan kegiatan penciptaan teknologi pertanian yang memiliki nilai tambah ekonomi yang tinggi untuk mewujudkan peran litbang dalam pembangunan pertanian (impact recognition) dan nilai ilmiah tinggi (scientific recognition). Mencermati dinamika pembangunan pertanian, Badan Litbang Pertanian sejak berdiri tanggal 26 Agusutus 1974 telah berperan signifikan dalam pembangunan pertanian, antara lain sejak era 1974 – 2005 melakukan investasi sarana prasarana litbang, pengembangan SDM, dan konsolidasi manajemen mendukung penciptaan varietas unggul berdaya saing, serta teknologi pendukungnya. Program dan kegiatan pada era 1974 hingga tahun 2000 an sebagai era pertumbuhan kurva pertama Badan Litbang Pertaian terus-menerus dievaluasi dan disempurnakan. Sejak 2005 yang ditengarai sebagai awal kurva II pertumbuhan Badan Litbang Pertanian, telah dirumuskan reorientasi manajemen penelitian, pengkajian, pengembangan, dan penerapan inovasi teknologi pertanian yang lebih fokus pada penguatan program pengembangan infrastruktur dan SDM, serta pemantapan manajemen korporasi (corporate management) Badan Litbang Pertanian.

(39)

Dalam menghadapi tantangan masa depan (2nd Curve) dan past

experiences (learning process-1st Curve), Badan Litbang Pertanian selalu

berupaya mengoperasionalisasikan kegiatan penciptaan teknologi pertanian yang memiliki nilai tambah ekonomi yang tinggi untuk mewujudkan peran litbang dalam pembangunan pertanian (impact recognition) dan nilai ilmiah tinggi (scientific recognition). Mencermati dinamika pembangunan pertanian, Badan Litbang Pertanian sejak berdiri tanggal 26 Agusutus 1974 telah berperan signifikan dalam pembangunan pertanian, antara lain sejak era 1974 – 2005 melakukan investasi sarana prasarana litbang, pengembangan SDM, dan konsolidasi manajemen mendukung penciptaan varietas unggul berdaya saing, serta teknologi pendukungnya. Program dan kegiatan pada era 1974 hingga tahun 2000 an sebagai era pertumbuhan kurva pertama Badan Litbang Pertaian terus-menerus dievaluasi dan disempurnakan. Sejak 2005 yang ditengarai sebagai awal kurva II pertumbuhan Badan Litbang Pertanian, telah dirumuskan reorientasi manajemen penelitian, pengkajian, pengembangan, dan penerapan inovasi teknologi pertanian yang lebih fokus pada penguatan program pengembangan infrastruktur dan SDM, serta pemantapan manajemen korporasi (corporate management) Badan Litbang Pertanian. Dalam menghadapi tantangan masa depan (2nd

Curve) dan past experiences (learning process-1st Curve), Badan Litbang

Pertanian berupaya meningkatkan sinergisme program dan pengelolaan dan pemanfaatan aset yang dimiliki agar lebih berhasil dan berdaya guna dalam mendukung pencapaian target sukses pembangunan pertanian melalui aplikasi korporasi manajemen. Aset yang perlu dikelola adalah aset tangible (produk dan infrastruktur) dan aset intangible (properti, jasa, dan kepakaran). Ke depan, peran Badan Litbang Pertanian sebagai lembaga riset pertanian nasional selalu akan berhadapan dengan tuntutan dan tantangan dinamika lingkungan strategis baik domestik maupun global. Pembahasan program litbang ke depan, secara holistik perlu dilaksanakan, baik dalam kerangka penuntasan kinerja litbang

(40)

2010-2014 mendukung pembangununan pertanian, maupun dalam konteks analisis program dan kegiatan Badan Litang Pertanian ke depan (2015-2019).

4.6. Pelaksanaan Pelatihan Pembuatan selai Jeruk Gerga lebong di Kabupaten Lebong dan Pelatihan Pembuatan Tortila dan Es Krim Pisang Curup di kabupaten Rejang lebong untuk Peningkatan Nilai Tambah Aneka Produk Tanaman pangan dan Hortikultur Lokal Unggulan Bengkulu

Pelatihan Pembuatan Selai Jeruk Gerga Lebong di Kabupaten Lebong

Pelatihan Pembuatan selai Jeruk Gerga lebong di kabupaten lebong bertujuan untuk memberikan inovasi teknologi pengolahan Jeruk Gerga lebong menjadi produk olahan agar memberikan nilai tambah bagi komoditas dan kelompok taninya. Pelatihan ini dilkaksanakan pada kelompok tani pengkajian dan kelompok tani disekitarnya yaitu kelompok tani Swarang, kelompok tani Rimbo jaya, Maju Bersama, Tebo Naning, Rimbo lestari di Desa Rimbo pengadang Kabupaten Lebong tanggal 19 Juli 2013. Kegiatan pelatihan dihadiri oleh kepala Pertanian kecamatan Rimbo Pengadang, Koordinator BP3K, Penyuluh pertanian, PPU Hortikultura BP3K Air Dingin, Staf Dinas Pertanian kabupaten lebong serta 38 orang peserta dari 4 klompok tani di desa rimbo pengadang.

Tahapan pelatihan meliputi perkenalan alat dan bahan yang diperlukan serta proses pembuatannya yaitu persiapan bahan baku, proses pengolahan jeruk Gerga lebong menjadi selai, dan pengenalan kemasan dan proses pengemasan. Dan karena permintaan peserta yang menginginkan bentuk pengolahan lain dari jeruk Gerga lebong maka pelatihan ditambah dengan teknologi pembuatan sari buah jeruk Gerga lebong dengan tahapan pelaksanaan sama pada pembuatan selai . Secara umum, kegiatan pelatihan direspon baik oleh peserta karena sebagian besar petani belum mendapatkan informasi inovasi teknologi

(41)

olahan produk jeruk dalam meningkatkan nilai tambah buah jeruk Gerga lebong yang menjadi komoditas primadona di desa Rimbo Pengadang dan merupakan komoditas lokal unggulan di kabupaten Lebong.

Pelatihan Pembuatan Es Krim Pisang Curup dan Tortila Chips (Kerupuk jagung) di Kabupaten Rejang Lebong.

Pelatihan pembuatan Es krim pisang curup dan tortila chips dilaksanakan di dua tempat yaitu di kelompok wanita tani Anggrek desa Air Meles dan Kelompok wanita tani Kriuk Zahra di Desa Teladan kabupaten Rejang Lebong.

Pelatihan di Kelompok Wanita Tani Anggrek di desa Air Meles

Pelatihan dilaksanakan pada tanggal 22 Oktober 2013 di rumah kelompok wanita tani Anggrek Air Meles Atas kabupaten Rejang lebong.

Pelatihan Pembuatan es krim pisang dan tortila chips jagung bertujuan untuk memberikan inovasi teknologi pengolahan pisang curup dan jagung lokal unggulan di kabupaten Rejang lebong agar dapat diolah menjadi produk olahan yang dapat memberikan nilai tambah bagi komoditas pisang curup dan jagung lokal dan menambah pendapatan kelompok taninya. Pelatihan ini dihadiri juga oleh kelompok Wanita Tani disekitar desa Air Meles Atas yaitu kelompok Wanita Tani Anggrek 2, Kelompok Wanita tani Anggrek 3 dan kelompotk Wanita Tani Usaha bersama sebanyak 30 orang peserta. Kegiatan pelatihan dihadiri oleh Petugas Lapang desa Air meles Atas Bapak Dasman dan dua orang staf Dinas Pertanian kabupaten Rejang Lebong.

Tahapan pelatihan meliputi perkenalan alat dan bahan yang diperlukan serta proses pembuatannya yaitu persiapan bahan baku, proses pengolahan bahan baku hingga menjadi produk es krim dan tortila dan pengenalan kemasan dan proses pengemasan. Secara umum, kegiatan pelatihan direspon baik oleh peserta karena sebagian

(42)

besar petani belum mendapatkan informasi inovasi teknologi olahan jagung lokal menjadi tortila dan es krim pisang curup.

Pelatihan di Kelompok Wanita Tani Kriuk Zahra di desa Teladan

Pelatihan dilaksanakan pada tanggal 31 Oktober 2013 di rumah Kelompok Wanita Tani Kriuk Zahra desa Teladan kabupaten Rejang Lebong.

Pelatihan Pembuatan es krim pisang dan tortila chips jagung bertujuan untuk memberikan inovasi teknologi aneka pengolahan pisang curup dan jagung lokal unggulan di kabupaten Rejang Lebong agar dapat diolah menjadi produk olahan yang dapat diunggulkan dan menjadi maskot bagi kabupaten Rejang lebong sebagai oleh-oleh bagi wisatan yang berkunjung, serta dapat memberikan nilai tambah bagi komoditas pisang curup dan jagung lokal dan menambah pendapatan kelompok taninya. Pelatihan ini dihadiri juga oleh kelompok Wanita Tani disekitar desa Teladan yaitu Kelompok Wanita Tani Kenangan, Kelompok Wanita Tani Lembur Kuring sebanyak 30 orang peserta.

Tahapan pelatihan meliputi perkenalan alat dan bahan yang diperlukan serta proses pembuatannya yaitu persiapan bahan baku, proses pengolahan bahan baku hingga menjadi produk es krim dan tortila dan pengenalan kemasan dan proses pengemasan. Secara umum, kegiatan pelatihan direspon baik oleh peserta karena sebagian besar petani belum mendapatkan informasi inovasi teknologi olahan jagung lokal menjadi tortila dan es krim pisang curup.

(43)

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

1. Pengkajian Peningkatan Nilai Tambah Aneka Produk Tanaman Pangan dan Hortikultura Lokal Unggulan Bengkulu di kabupaten Rejang Lebong dan Lebong cukup memiliki potensial untuk diterapkan dan dikembangkan oleh kelompok tani, karena bahan baku cukup mudah didapatkan di pasar dan harganya cukup murah.

2. Penerapan pengkajian Peningkatan Nilai Tambah Aneka Produk Tanaman Pangan dan Hortikultura Lokal Unggulan Bengkulu di kabupaten Rejang Lebong dan Lebong di tingkat petani perlu dukungan dengan memberikan pembinaan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam memproses pembuatan aneka produk tanaman pangan dan hortikultura lokal unggul mulai dari penanganan buah segar sebagai bahan baku, sortasi buah, persiapan mulai dari pengupasan, pengirisan, perendaman, pemasakan hingga pengemasan agar produk yang dihasilkan berkualitas tinggi dan dapat diterima konsumen.

3. Kegiatan Ekspose Pengkajian Peningkatan Nilai Tambah Aneka Produk Tanaman Pangan dan Hortikultura Lokal Unggulan Bengkulu merupakan salahsatu cara untuk mendiseminasikan teknologi pengolahan aneka produk tanaman pangan dan hortikultura lokal unggulan Bengkulu sebagai salah satu pemanfaatan hasil komoditas lokal unggulan daerah dan dapat meningkatkan nilai tambah produk kepada pengunjung ekspose.

(44)

B. SARAN

1. Melakukan pengkajian lanjutan menganekaragmkan hasil olahan jeruk Gerga Lebong menjadi sari buah, sirup, permen, pure.

2. Melakukan pengkajian penanganan pascapanen pengemasan dan penyimpanan dingin di tingkat petani untuk mengantisipasi hasil pengembangan penanaman jeruk Gerga lebong dalam 2 tahun kedepan yang sudah mulai menghasilkan buah jeruk Gerga Lebong agar hasil panen jeruk Gerga lebong tetap berkualitas baik dan segar sampai ke tangan konsumen.

3. Untuk mendukung program Pemerintah Daerah kabupaten Lebong dalam pengembangan agribisnis jeruk Gerga lebong perlu dilakukan pengkajian yang dapat memberikan rekomendasi kebijakan pengembangan agribisnis jeruk Gerga lebong di kabupaten Lebong.

(45)

DAFTAR PUSTAKA

AFRC Institute of Fruit Research. 1989. Home Preservation of Fruit and Vegetables. diacu dalam Marta, H., Asri, W., Tati, S. 2007. Pengaruh Penggunaan Jenis Gula Dan Konsentrasi Saribuah Terhadap Beberapa Karakteristik Sirup Jeruk Keprok Garut (Citrus Nobilis Lour). Laporan Penelitian Dasar, Lembaga Penelitian Fakultas Teknologi Industri Pertanian, Universitas Padjadjaran.

Astawan, M. 2010. Snack Kedelai Hambat Penuaan. http ://cybermed.cbn.net.id [30 April 2013]

David, J. Dan Rahmat, E. M. 2011. Kajian Lama Penyimpanan Terhadap Mutu dan Preferensi Konsumen Terhadap Sari Buah dan Sirup Buah Jeruk Siam Pontianak. Di dalam Prosiding Seminar Nasional Pengkajian dan Diseminasi Inovasi Pertanian Mendukung Program Strategis Kementerian Pertanian. 2011. Hendayana, R., dkk (eds). Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Goel, R.K. 1975. Technology of Food Products : Small Business Publications. Diacu dalam Marta, H., Asri, W., Tati, S. 2007. Pengaruh Penggunaan Jenis Gula Dan Konsentrasi Saribuah Terhadap Beberapa Karakteristik Sirup Jeruk Keprok Garut (Citrus Nobilis Lour). Laporan Penelitian Dasar, Lembaga Penelitian Fakultas Teknologi Industri Pertanian, Universitas Padjadjaran.

Hayami, Y. T., Y. Kawagoe., Marooka dan M. Siregar. 1987. Agricultural Marketing and processing in Upland Java, A Perspective From A Sunda Village. Diacu dalam Wiradisastra, F. A. 2008. Analisis Nilai Tambah Pemasaran Ayam Broiler (Kasus Pedagang Pemotong di Pasar Baru Kota Bogor). Skripsi. Departemen Sosial Ekonomi Industri Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Jumadi. 2008. Pengkajian Teknologi Pengolahan Tortila Jagung di dalam Buletin Teknik Pertanian. 2008. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian. Vol 13 (2) : 73-74

Mukhtasar, Fahrurrozi, dan Dian Hanom. 2005. Pertumbuhan Bit Pisang Curup pada Konsentrasi dan Lama Perendaman dalam Larutan Asam Salisilat. Diacu dalam Silsia, D. Rosalina, Y., Muda, F. 2011. Pemanfaatan Asap Cair

untuk Mempertahankan Kesegaran Buah Pisang Curup.

(46)

Richana dan Suarni. 2010. Teknologi Pengolahan Jagung di dalam Jagung : Teknik Produksi dan Pengembangan. Badan Litbang Pertanian, Kementerian Pertanian. p : 386-409.

Setyadjit, dkk. 2006. Teknologi Pengolahan Jeruk Siam. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian, Badan Litbang Pertanian, Departemen Pertanian.

Suarni. 2003. Jagung pulut: Pemanfaatan dan pengolahan sebagai pangan lokal potensial di Sulawesi Selatan. Diacu dalam Richana dan Suarni. 2010. Teknologi Pengolahan Jagung di dalam Jagung : Teknik Produksi dan Pengembangan. Badan Litbang Pertanian, Kementerian Pertanian. p : 386-409.

Supriyanto, A. 2011. Jeruk Rimau Gerga Lebong, Unggulan Lokal yang Siap Menuju Pasar Nasional. Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika. www.balitjestro.litbang.deptan.go.id [29 April 2013]

(47)

ANALISIS RESIKO

Daftar Resiko

No. Resiko Penyebab Dampak

1. Kegiatan berjalan

kurang lancer Petani/kwt kurang kooperatif dalam kegiatan

Hasil kegiatan kurang optimal

2. Waktu pelaksanaan

yang tidak tepat Anomali iklim berdampak pada

ketersediaan komoditas

Waktu tidak sesuai dengan jadwal palang

Daftar Penanganan Resiko

No. Resiko Penyebab Dampak Penanganan

1. Kegiatan berjalan kurang lancar Petani/kwt kurang kooperatif dalam kegiatan Hasil kegiatan kurang optimal - Sosialisasi kegiatan mengena - Mencari kwt/petani sasaran dengan kebutuhan yang dapat dijawab dengan kegiatan ini 2. Waktu pelaksanaan kurang tepat Perubahan/anomaly

iklim Komoditas yang

digunakan belum/kurang tersedia di lokasi pengkajian Mencari alternatif lain dengan mengambil bahan penelitian dari daerah lain

(48)

JADUAL KERJA

Jadwal Palang Pelaksanaan :

No Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Persiapan dan

penyusunan ROPP X X

2 Seminar dan perbaikan

ROPP X

3 Membuat Juknis dan

persiapan operasional X X 4 Pelaksanaan X X X X X X X X X 5 Monitoring X X 6 Evaluasi X X 7 Pelaporan,penggandaan X X 8 Seminar hasil X

Gambar

Tabel  1.  Komponen  perhitungan  nilai  tambah  keripik  pisang  Jantan  dalam  satu  kali  proses  produksi  mengikuti  Metode  Hayami  (Hayami et al., 1987 diacu dalam Slamet, 2005)
Tabel  2.  Luas  Panen  dan  Produksi  Jagung  di  Popinsi  Bengkulu  Tahun   2010
Tabel 3. Produk Unggulan Komoditas Tanaman Pangan dan Hortikultura      Lokal di Kabupaten Bengkulu Utara
Tabel 4. Produk Unggulan Komoditas Tanaman Pangan Dan Hortikultura  Lokal Unggulan Kabupaten Rejang Lebong
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kapasitas pengadaan air saat sekarang serta kebutuhan air ditunjukkan pada Tabel-4.10.. Sumber-sumber air akan dikembangkan di lokasi hulu dari wilayah pemakai untuk penyaluran

Pada tahap perencanaan tindakan, peneliti sebagai guru bidang studi bersama dengan kolaborator (guru kelas) melakukan diskusi untuk mengadakan kegiatan sebagai

Pada tahap pengamatan siklus I dilakukan saat pembelajaran sedang berlangsung dan dilakukan oleh guru mata pelajaran bahasa Indonesia.Data yang diperoleh

Anggaran yuran keseluruhan program akademik KUIS dan juga anggaran jumlah pinjaman PTPTN (untuk Warganegara Malaysia sahaja) atau Tabung Tajaan Khas KUIS (TKK) dalam

memiliki jawaban sangat tidak setuju ada 2 orang atau 2,1% dari jumlah.

95 Kajian Waktu Fermentasi dan Warna Kulit Buah Kopi terhadap Karakteristik Fisik Biji Kopi Hasil Fermentasi pada Buah Kopi Jenis Robusta (Studi Kasus di Desa

[r]

14 SIMPANG PEUT Maya Julianti Nurmasyitah, SHI Surya Darma 12 ALUE KUMBANG Roby Wahyudi. Nurhafni Umi Taibah 13 SIMPANG ANEUH