ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI
”R”
”R”
DENGAN BBLR
DENGAN BBLR
DI BANGSAL PERINATOLOGI RSUD SLEMAN
DI BANGSAL PERINATOLOGI RSUD SLEMAN
Asuhan Keper
Asuhan Keperawatan Ini Di
awatan Ini Disusun Untuk Me
susun Untuk Memenuhi Tugas Indi
menuhi Tugas IndividuPrakti
viduPraktik Klinik
k Klinik
Keperawatan Anak II
Keperawatan Anak II
Disusun oleh :
Disusun oleh :
BAB I
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN
1. Pengertian
1. Pengertian
Bayi berat badan lahir rendah ( BBLR ) adalah bayi baru lahir yang berat badan
Bayi berat badan lahir rendah ( BBLR ) adalah bayi baru lahir yang berat badan
lahirnya pada saat kelahiran kurang dari 2500 gram. Dahulu neonatus dengan berat
lahirnya pada saat kelahiran kurang dari 2500 gram. Dahulu neonatus dengan berat
badan lahir kurang dari 2500 gram atau sama dengan 2500 gram disebut prematur.
badan lahir kurang dari 2500 gram atau sama dengan 2500 gram disebut prematur.
Pada tahun 1961 oleh WHO semua bayi yang baru lahir dengan berat lahir kurang
Pada tahun 1961 oleh WHO semua bayi yang baru lahir dengan berat lahir kurang
dari 2500 gram disebut Low Birth W
dari 2500 gram disebut Low Birth Weight Infants ( BBLR).
eight Infants ( BBLR).
Berdasarkan pengertian di atas maka bayi dengan berat badan lahir rendah dapat
Berdasarkan pengertian di atas maka bayi dengan berat badan lahir rendah dapat
dibagi menjadi 2 golongan:
dibagi menjadi 2 golongan:
1. Prematuritas murniBayi lahir dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu dan
1. Prematuritas murniBayi lahir dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu dan
mempunyai berat badan sesuai dengan berat badan untuk masa kehamilan atau
mempunyai berat badan sesuai dengan berat badan untuk masa kehamilan atau
disebut Neonatus Kurang Bulan Sesuai Masa Kehamilan ( NKBSMK
disebut Neonatus Kurang Bulan Sesuai Masa Kehamilan ( NKBSMK
2. Dismaturitas. Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya
2. Dismaturitas. Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya
untuk masa kehamilan, dismatur dapat terjadi dalam preterm, term, dan post term.
untuk masa kehamilan, dismatur dapat terjadi dalam preterm, term, dan post term.
Dismatur ini dapat juga: Neonatus Kurang Bulan - Kecil untuk Masa Kehamilan
Dismatur ini dapat juga: Neonatus Kurang Bulan - Kecil untuk Masa Kehamilan
(NKB- KMK). Neonatus Cukup Bulan-Kecil Masa Kehamilan ( NCB-KMK ),
(NKB- KMK). Neonatus Cukup Bulan-Kecil Masa Kehamilan ( NCB-KMK ),
Cacat bawaan, infeksi dalam rahim
d. Faktor yang masih belum diketahui
3. Komplikasi
a. Sindrom aspirasi mekonium, asfiksia neonatorum, sindrom distres respirasi,
penyakit membran hialin
b. Dismatur preterm terutama bila masa gestasinya kurang dari 35 minggu
c. Hiperbilirubinemia, patent ductus arteriosus, perdarahan ventrikel otak
d. Hipotermia, Hipoglikemia, Hipokalsemia, Anemi, gangguan pembekuan darah
e. Infeksi, retrolental fibroplasia, necrotizing enterocolitis (NEC)
f. Bronchopulmonary dysplasia, malformasi konginetal
4. Penatalaksanaan
a. Resusitasi yang adekuat, pengaturan suhu, terapi oksigen
b. Pengawasan terhadap PDA (Patent Ductus Arteriosus)
Kebutuhan oksigen menurun
Nafas spontan, adekuat
Tidak sesak.
Tidak ada retraksi
Intervensi
Berikan posisi kepala sedikit ekstensi
Berikan oksigen dengan metode yang sesuai
Observasi irama, kedalaman dan frekuensi pernafasan
Diagnosa Keperawatan 2 :
Gangguan pertukaran gas b/d kurangnya ventilasi alveolar sekunder terhadap
defisiensi surfaktan
Tujuan Pertukaran gas adekuat
Kriteria :
Turgor kulit elastik
Tidak ada edema
Produksi urin 1-2 cc/kgbb/jam
Elektrolit darah dalam batas normal
Intervensi :
Observasi turgor kulit.
Catat intake dan output
Kolaborasi dalam pemberian cairan intra vena dan elektrolit
Kolaborasi dalam pemeriksaan elektrolit darah.
Diagnosa Keperawatan 4 :
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak adekuatnya
persediaan zat besi, kalsium, metabolisme yang tinggi dan intake yang kurang adekuat
Tujuan :
Nutrisi adekuat
Kriteria :
BAB II
A. Pengkajian Keperawatan
Hari / tanggal : Senin, 18 Oktober 2010
Waktu
:09.00 WIB
Metode
: Wawancara, Observasi, Pemeriksaan Fisik dan Studi
Dokumen.
Sumber data : klien, keluarga, tenaga kesehatan lain, status kesehatan klien
Tempat
: bangsal perinatologi RSUD SLEMAN
Oleh
: Bekti Utami
1. Identitas
a. Anak
Nama
: By “R”
Umur
: 6 hari
Jenis kelamin
: laki-laki
Agama
: Islam
Jumlah
kunjungan:
ibu
klien
mengatakan
rutin
memeriksakan kandungannya setiap 25 hari sekali
Bidan / dokter : ibu klien memeriksakan kandungannya ke
bidan praktek
Penkes yang didapat : makan-makanan bergizi, banyak
makan sayur hijau. ibu klien mengatakan bahwa ia belum
pernah menyusui dan belum paham cara menyusui yang
benar.
Usia kehamilan : 40 minggu 2 hari
Komplikasi obat : ibu klien mengatakan tidak memiliki alergi
terhadap obat
Obat-obat yang mempengaruhi janin : tidak ada
Riwayat hospitalisasi : ibu klien mengatakan, belum pernah
di rawat dirumah sakit
b) Natal
Bayi lahir pada tanggal 12 Oktober 2010, jam 6.40 menit,
ditolong oleh bidan lahir spontan, air ketuban bewarna jernih.
Keterangan :
= laki-laki
= Garis keturunan
= perempuan
= garis p’kawinan
= Bayi “R”
= tinggal serumah
2) Kesehatan keluarga
Ibu klien mengatakan tidak ada keluarganya yang menderita
penyakit menurun ataupun penyakit menular.
3. Riwayat sosial
a. Sistem pendukung/keluarga dekat yang dapat dihubungi
c. Anak yang lain
Klien adalah anak pertama sehingga belum mempunyai saudara
kandung
d. Lingkungan rumah
Ibu klien mengatakan dia dan suaminya tinggal di dekat mertuanya,
rumahnya terletak di daerah ramai.
e. Problem social dan ekonomi yang penting
Ibu klien mengatakan ayah klien bekerja di jara perentalan,
sedangkan ibu klien sendiri bekerja di counter HP, tetapi kemudian
berhenti karena hamil. Ibu klien mengatakan tetap bersyukur meski
keadaan ekonominya pas-pasan.
4. Keadaan kesehatan saat ini
a. Diagnosa medis : BBLR, CB, KMK, SPT
b. Status nutrisi : saat dilakukan pengkajian klien mendapatkan ASI
perahan sebanyak 2 cc/2 jam.
c. Obat-obatan : amobiotik (amoxicilin 3x0,3)
IVFD 6 tpm
c. Mata : mata simetris,sklera tidak ikterik, bersih.
d. THT : telinga bersih,simetris, ditumbuhi bulu-bulu halus.
e. Mulut : bibir simetris, kecil, tidak kering, terpasang selang OGT
f. Punggung : tidak terdapat luka dekubitus
g. Abdomen :
Inspeksi : tidak ada lesi, kulit abdomen
Auskultasi : peritaltik 12 x/menit
Palpasi : saat di palpasi bayi tidak menangis, tidak keras
Perkusi : tidak kembung
h. Thoraks
Inspeksi : kulit dada tipis, terlihat penonjolan tulang dada
Palpasi : ssat di palpasi bayi tidak menangis
Perkusi : pekak
Auskultasi : suara nafas vesikuler
i. Umbilikus : tali pusat bewarna kecoklatan
j. Integumen : kulit klien tipis, kulit ari mengelupas, di tumbuhi
bulu-bulu halus.
B. Analisa Data
DATA
MASALAH
PENYEBAB
DS :
-DO :
pada daerah bokong
bewarna kemerahan karena
iritasi popok.
klien menggunakan diapers.
kerusakan
integritas
kulit
Ekskresi
tubuh
(urin,
feses)
DS :
Ayah klien mengatakan
ibu klien belum bisa
memberikan ASI secara
langsung karena sedang
demam.
Menyusui tidak efektif
Terhentinya
proses
menyusui
Ayah klien mengatakan
ibu klien belum bisa
memberikan ASI secara
langsung
DO:
saat dilakukan pengkajian
klien mendapatkan ASI
perahan sebanyak 2 cc/2
jam.
terpasang selag OGT
sejak tanggal 12 Oktober
2010
Ketidakseimbangan
Cairan Dan Elektrolit
adekuat
DS:
ibu klien mengatakan
bahwa ia belum pernah
menyusui dan belum
Kurang
pengetahuan
tentang cara menyusui
Kurang
terpaparnya
informasi
C. Diagnosa
1. Menyusui tidak efektif berhubungan dengan Terhentinya proses menyusui
ditandai dengan:
DS :
Ayah klien mengatakan ibu klien belum bisa memberikan ASI secara
langsung karena sedang demam.
DO :
terpasang selag OGT
klien mendapatkan ASI perahan sebanyak 2 cc/2 jam.
2. Resiko Ketidakseimbangan Cairan Dan Elektrolit berhubungan
dengan asupan cairan yang tidak adekuat ditandai dengan :
DS:
Ayah klien mengatakan ibu klien belum bisa memberikan ASI secara
langsung
DO:
5. Kurang pengetahuan tentang cara menyusui berhubungan dengan Kurang
terpaparnya informasi ditandai dengan :
DS:
ibu klien mengatakan bahwa ia belum pernah menyusui dan belum
paham cara menyusui yang benar.
ibu klien mengatakan bahwa ia belum pernah menyusui dan belum
paham cara menyusui yang benar.
DO:
Diagnose keperwatan Perencanaan
Tujuan Intervensi Rasional
Senin,18 Oktober 2010 Pukul 09.00 WIB
1. Menyusui tidak efektif berhubungan dengan Terhentinya proses menyusui ditandai dengan:
DS :
Ayah klien mengatakan ibu
klien belum bisa memberikan ASI secara langsung karena sedang demam.
DO :
terpasang selag OGT klien mendapatkan ASI
perahan sebanyak 2 cc/2 jam.
Senin,18 Oktober 2010 Pukul 09.00 WIB
Setelah dilakukan tindakan keperawatanselama 1x24 jam, orang tua klien bisa menyusui :
Bayi mendapatkan ASI
secara langsung
Ibu klien terlihat menyusui Bayi tidak rewel karena
haus
Senin,18 Oktober 2010 Pukul 10.00 WIB
1. Observasi residu OGT
2. Berikan ASI lewat selang OGT setiap 2 jam (2 cc)
3. Anjurkan pada ibu klien untuk memerah ASI nya sebelum meningglkan rumah sakit
4. Kelola pemenuhan kebutuhan cairan infus per hari
1. Adanya residu yang berlebih menandakan ASI tidak di cerna dengan baik 2. Pemberian nutrisi lewat
OGT adalah jalan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi Selama ibu klien belum dapat menyusui bayinya,
3. Menghindari kekurangnya ASI, bila ibu klien tidak
menunggi bayi
4. Cairan fisiologis sesuai program untuk pemenuhan kebutuhan cairan bayi
Senin, 18 Oktober 2010 Pukul : 09.00 wib
2. Resiko Ketidakseimbangan Cairan Dan Elektrolit
Senin, 18 Oktober 2010 Pukul : 09.00 wib
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x 24 jam ,
Senin, 18 Oktober 2010 Pukul : 09.00 wib
1. Kaji tanda-tanda
kekurangan cairan 1. Sebagai data awal untuk mengetahui adanya ketidakseimbangan cairan
berhubungan dengan asupan cairan yang tidak adekuat ditandai dengan :
DS:
Ayah klien mengatakan
ibu klien belum bisa memberikan ASI secara langsung
DO:
saat dilakukan pengkajian
klien mendapatkan ASI perahan sebanyak 2 cc/2 jam.
terpasang selag OGT
sejak tanggal 12 Oktober 2010
kebutuhan cairan dan elektrolit klien tercukuoi dengan seimbang dengan criteria :
Tidak ada tanda-tanda
dehidrasi (biir kering, turgor kulit buruk)
Klien mendapatkan
pemasukan ASI yang adekuat
Klien tidak muntah Tidak terdapat residu
selang OGT yang berlebihan
2. Hitung kebutuhan cairan per hari
3. Anjurkan pada ibu klien untuk memerah ASI untuk diberikan lewat OGT 4. Kelola pmberian cairan per
infuse
2. Sebagai dasar pemberian cairan perhari sesai kebutuhan tubuh 3. Mengantisipasi
kontinyuitas pemberian ASI jika ibu pulang
4. Cairan fisiologis sesuai program untuk pemenuhan kebutuhan cairan bayi
3. kerusakan integritas kulit berhubungan dengan eksresi tubuh (urine, feses) ditandai dengan :
Senin,18 Oktober 2010 Pukul 09.00 WIB
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam
Senin,18 Oktober 2010 Pukul 09.00 WIB
1. observasi keadaan kulit 1. Mendeteksi dini terjadinya infeksi
DS : -DO :
pada daerah bokong
bewarna kemerahan karena iritasi popok.
klien menggunakan
diapers.
kerusakan integritas kulit klien dapat berkurang, dengan kriteria :
kemerahan pada bokong
berkurang dan tidak meluas
tidak terdapat tanda-tanda
dekubitus pada bagian tubuh yang lain
bayi yang terkena tekanan seperti punggung, bokong 2. jaga agar pengalas sprei
untuk bayi tetap bersih, kering, dan tidak berkerut 3. ajarkan kepada keluarga
tentang perawatan kulit bayi
4. kelola pemberian salep
2. meminimalkan berkembangnya bakteri 3. Meminimalkan pertumbuhan bakteri 4. meminimalkan terpajannya paparan bakteri dari pengunjung.
4. resiko infeksi berhubungan dengan tindakan infasif ditandai dengan :
DS : -DO :
terpasang selag OGT sejak
tanggal 12 Oktober 2010
terpasang infuse di kaki
kanan
tali pusat bewarna
kecoklatan
Senin,18 Oktober 2010 Pukul 09.00 WIB
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama bayi dirawat di rumah sakit klien tidak infeksi dengan kriteria :
1. Balutan infuse bersih 2. Tidak ada peningkatan
kadar leukosit
3. Tidak terdapat tanda-tanda infeksi (tumor, rubor, kalor, fungsio laesa) 4. Tali pusat kering tanpa
komplikasi
Senin,18 Oktober 2010 Pukul 09.00 WIB
1. observasi tanda – tanda infeksi (kalor, dolor, rubor dan tumor)
2. gunakan prinsip steril saat melakukan peraatan bayi di incubator
3. penuhi kebutuhan personal higiene klien 4. anjurkan keluarga untuk
menggunakan jas
pelindung dan juga sandal saat menjenguk klien
1. Mendeteksi dini terjadinya infeksi 2. meminimalkan berkembangnya bakteri 3. Meminimalkan pertumbuhan bakteri 4. meminimalkan terpajannya paparan bakteri dari pengunjung.
5. kelola pemberian antibiotik (Cefotaxime 2 x175 mg lewat IV)
5. membantu mencegah dan meminimalkan terjadinya infeksi
Senin, 18 Oktober 2010 Jam : 09.00
5. kurang pengetahuan ibu tentang cara menyusui berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi, ditandai dengan : DS: ibu klien mengatakan bahwa ia belum pernah menyusui dan belum paham cara menyusui yang benar. DO: Riwayat kehamilan Senin, 18 Oktober 2010 Jam : 09.00
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x60 menit tingkat pengetahuan kien meningkat dengan krieria ;
Ibu klien mengatakan
paham cara menyusui yang benar
Ibu klien terlihat menyusui
dengan benar
Senin, 18 Oktober 2010 Jam : 09.00
1. Kaji tingkat pendidikan dan tingkat pengtahuan ibu 2. Upayakan bayi untuk
belajar menyusui
3. Ajarkan ibu cara meneteki yang benar
4. Tingkat pendidikan ibu mempengaruhi tehnik yang akan di gunakan tenaga kesehatan untuk mengajaran ibu tentang cara menyusui yang benar. 5. Memungkinkan bayi untuk
mencari puting ibu, menjadikan ibu bisa blajar berinteraksi dengan bayi, 6. Tatacara meneteki yang
benar memungkinkan bayi mendapatkan ASI yang adekuat.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI No.
DX
Hari/ tgl/jam Implementasi Evaluasi
1 Senin 18 oktober 2010 08.00 wib 11.00 wib 14.00 wib Selasa , 19 oktober 2010 20.00 wib 23.00 wib 04.00 wib
1. Mengobservasi residu OGT
2. Memberikan ASI lewat selang OGT setiap 2 jam (2 cc)
3. Menganjurkan pada ibu klien untuk memerah ASI nya sebelum meningglkan rumah sakit 4. Mengelola pemenuhan kebutuhan cairan infus
per hari
Bekti utami
1. Mengobservasi residu OGT
2. Memberikan ASI lewat selang OGT setiap 2 jam (2 cc)
3. Mengelola pemenuhan kebutuhan cairan infus per hari
S : -O :
- tidak ada residu - Klien tidak muntah A : Tujuan tercapai sebagian
P :
- Lanjutkan intervensi no 1,2,4 - Observasi adanya muntah - Amati reflex hisap bayi
Bekti utami
S:-O:
- Tidak ada residu - Tidak ada muntah - Reflex hisap bayi baik A: tujuan tercapai sebagian
P:
- ajarkan ibu cara meneteki
Rabu,20 Oktober 2010 14.00 WIB 1.30 WIB Kamis , 21 Oktober 2010 11.00 wib 10.00 wib 12.00 wib Bekti utami
1. Mengajarkan ibu cara meneteki yang benar 2. Mengobservasi keadekuatan pemasukan ASI
Bekti Utami
1. Mengobservasi keadekuatan pemberian ASI 2. Melepas infuse 3. Meepas OGT Bekti utami Bekti utami S: -O:
- bayi mau menyusu ibunya - reflex hisap kuat
- bayi tidak rewel karena haus A: Tujuan tercapai sebagian
P:
- lepas OGT - lepas infuse
- observasi keadekuatan pemasukan ASI
bekti Utami S:
-O:
- Refleks hisap bayi baik - OGT dilepas
- Infuse dilepas A: tujuan tercapai
Hentikan intervensi Bekti utami 2 Senin , 18 oktober 2010 08.00 wib 12.00 wib 14.00
1. mengkaji tanda-tanda kekurangan cairan 2. menghitung kebutuhan cairan per hari
S; -O:
- Tidak ada tanda-tanda kekurangan cairan (bibir kering, turgor kulit buruk)
Selasa, 19 Oktober 2010 20.00 wib 20.10 wib 21.00 wib 22.00 wib 22.10 wib
3. menganjurkan pada ibu klien untuk memerah ASI untuk diberikan lewat OGT
4. mengelola pmberian cairan per infuse
bekti utami 1. mengkaji tanda-tanda kekurangan cairan 2. memmberikan cairan sesuai dengan program 3. mengelola pmberian cairan per infuse 4. mengobservasi pemberian ASI 5. Mengoberservasi reflek hisap bayi
Bekti utami
- Ibu memberikan ASI perahan untuk diberikan pada bayi A : tujuan tercapai sebagian
P: lanjutkan intervensi
- Observasi keadekuatan pemberian ASI - Observasi reflex hisap bayi
bekti utami S:
-O:
- Tidak ada tanda-tanda kekurangan cairan (bibir kering, turgor kulit menurun )
- Kebutuhan cairan 2cc/2jam - Reflex hisap bayi baik A: tujuan tercapai
P: hentikan intervensi Bekti utami 3 Senin, 18 Oktober 2010 09.00 wib 10.00 wib 10.00 wib Selasa, 19 Oktober 2010 20.00 wib 23.00 wib Rabu ,20 oktober 2010
1. mengobservasi keadaan kulit bayi yang terkena tekanan seperti punggung, bokong 2. menjaga agar pengalas sprei untuk bayi tetap
bersih, kering, dan tidak berkerut 3. mengelola pemberian salep gentamicin
bekti utami
1. mengobservasi keadaan kulit bayi yang terkena tekanan seperti punggung, bokong 2. menjaga agar pengalas sprei untuk bayi tetap
bersih, kering, dan tidak berkerut
S: -O:
- Kulit bayi pada daerah bokong bewarna kemerahan A: tujuan tercapai sebagian
P: lanjutkan ontervensi,
- Observasi keadaan kulit bayi,
- Penuhi kebutuhan personal hygiene mandi, - Ganti popok secara teratur
Bekti utami S:
-O:
- Kemerahan didaerah bokong sudah berkurang - Diapers bersih, telah diganti
05.00 wib 06.00 wib 06.10 wib
3. memandikan bayi 4. menganti diapers bayi
5. mengelola pemberian salep gentamicin
bekti utami
A: tujuan tercapai P: Hentikan intervensi Bekti utami 4 Senin, 18 Oktobe 2010 08.00 wib 10.00 wib 12.00 wib Selasa, 19 Oktober 2010 20.00 wib 22.00 wib Rabu , 20 oktober 2010 05.00 wib 05.10 wib Kamis , 21 Oktober 2010 08.00 wib 10.00 wib
1. mengobservasi tanda – tanda infeksi (kalor, dolor, rubor dan tumor)
2. gunakan prinsip steril saat melakukan perawatan bayi di incubator
3. menganjurkan keluarga untuk menggunakan jas pelindung dan juga sandal saat menjenguk
klien
bekti utami 1. mengobservasi tanda – tanda infeksi (kalor,
dolor, rubor dan tumor)
2. gunakan prinsip steril saat melakukan perawatan bayi di incubator
3. memandikan bayi
4. melakukan prawatan tali pusat
bekti utami 1. mengobservasi tanda – tanda infeksi (kalor,
dolor, rubor dan tumor)
2. gunakan prinsip steril saat melakukan perawatan bayi di incubator
bekti utami S: -O:
- tidak ada tanda-tanda infeksi - balutan infuse bersih
A: Tujuan tercapai sebagian
P: lanjutkan intervensi selama infuse masih terpasang , - lakukan perawatan tali pusat
- mandikan bayi
bekti utami S:
-O:
- tidak ada tanda-tanda infeksi - balutan infuse bersih
- tali pusat bewarna coklat , kering A: tujuan tercapai sebagian
P : lanjutkan intervensi
Bekti utami S :
-O:
- Infuse sudah dilepas
- Tali pusat bewarna coklat, kering A: tujuan tercapai sebagian
Jum’at 22 Oktober 2010 08.00 wib 10.00 wib
1. mengobservasi tanda – tanda infeksi (kalor, dolor, rubor dan tumor)
2. gunakan prinsip steril saat melakukan perawatan bayi di incubator
bekti utami
P: lanjutkan intervensi
bekti utami S;
-O;
- Infuse sudah dilepas
- Tali pusat bewarna coklat, kering A; Tujuan tercapai sebagian
P: lanjutkan intervensi - Infuse sudah dilepas
- Tali pusat bewarna coklat, kering
bekti utami 5 Senin, 18 Oktober 2010 09.00 wib Selasa , 19 Oktober 2010 21.00 wib
1. mengkaji tingkat pendidikan dan tingkat pengtahuan ibu
2. mengupayakan bayi untuk belajar menyusui bekti utami
1. mengajarkan ibu cara meneteki yang benar 2. menobservasi keadekuatan pemasukan ASI
S:
- ibu klien mengtakan dia lulusan SMA, biasa menggunakan bahasa jawa dalam keseharian nya
- ibu klien mengatakan belum mengetahui cara meneteki yang benar
O:
- wajah ibu Nampak bingung saat pertama kali meneteki bayinya
A: tujuan tercapai sebagian P: lanjutkan intervensi ,
- ajarkan ibu cara meneteki bayi yang benar
bekti utami S:
- Ibu klien mengatakan paham cara meneteki bayi O:
bekti utami - bayi tidak rewel
- bibir bayi melekat di putting ibu - peut bayi menghadap perut ibu A: tujuan tercapai
P: hentikan intervensi